Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Siapa wanita misteri itu?

Kenapa dia mau membantu ratih?

Moga ratih ngak diperkosa...huhu
Nggak tahu juga suhu... kalo ratih pake gaun pink arwah juga ikut nafsu lihat nya hehehe...
 
Cuplikan part 23...
.
.
.
"Ratih....?!".

"Oh....!!"
.

Aku terlonjak kaget mendengar seruan itu.

Seseorang berdiri di depan kamar ku, membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dulu.

Aku sempat berdiri dan hendak lari ke sudut kamar, ketika orang itu tadi menyebut nama ku secara tiba-tiba dengan nada terkejut.

Untung aku segera menyadari bahwa yang datang kali ini adalah Raka, dengan baju basah kuyup dari rambut sampai ujung kaki.

"Gila kamu... Bikin aku jantungan, Raka...!".

Aku mengumpat dengan dongkol karena Raka mengagetkan ku.
.
.
.
"Bukankah....Bukankah kamu tadi yang membukakan pintu untuk ku? Lalu aku berjalan lebih dulu ke mari karena ingin mengambil handuk ku yang tertinggal di kamar ini. Tapi, mengapa kamu sudah berada di sini? Lalu, siapa yang mengunci pintu di ruang tamu sana? Apakah bukan kamu?

Biar penasaran dengan kelanjutan nya...Tunggu di update selanjut nya besok...

Salam semprot.

rad76
 
updatenya keren suhu.. feel nya okeh banget. mantap merinding.. hah ah a monggo di lanjut suhu
 
updatenya keren suhu.. feel nya okeh banget. mantap merinding.. hah ah a monggo di lanjut suhu
 
Untuk part selanjut nya nanti ane update besok lagi ya...

Selamat membaca....

Hati-hati lihat ke belakang....
Lha wong baca nya sambil tiduran Om Suhu Rad... Malah liat kiri ada istri ku... Ixixixixi bojoku galak... Malah lebih serem hahahaha... Keren Om Rad keep nulis yo...
 
Maljum Om Rad... Sekarang aja sekalian merinding... Daripada ga d kasih jatah... (Halah curhat)... Kalo besok Malming... Malah heppi ga serem loh Hu .. Xixixi:Peace::mantap:
 
Timing ane selalu salah baca ni cerita
Jd kerasa bner horor ny wkwk
Mantan hu lanjutkan sampe tamat
 
sumpaaaahh keren abis ceritanya gan..alur jelas semuanya,....***k grusa grusu alis buru2. bakat ente kayanya bikin novel gan, yg semangat gan....kali ja ngluarin buku novel by penerbit bonafit.....
 
PART 23

4394176182_oe8c82322d.jpg

Ratih Puspa Sari Aka Ratih

images_1.jpg

Raka Priambudi Gemilang aka Raka


Pov Ratih


"Kau....! Siapa...? Siapa kau sebenarnya?". Aku agak menjauh karena ketakutan.

Gadis itu tersenyum, "kau heran tidak menemukan wujud ku dalam cermin, bukan?".

"Kenapa bisa begitu?".

"Aku ada diantara yang tiada....".

Gadis misterius itu menyunggingkan senyum manis, ada lesung pipit di pipi nya, serupa sekali dengan senyum ku.

Aku semakin heran. Tangis ku mulai mereda, tapi aku masih bersungut-sungut keheranan.

"Aku tidak mengerti maksud mu", kata ku.

"Aku adalah saudara kembar mu sendiri".

Kerutan di dahi ku semakin tajam.

"Aku....Aku tidak pernah punya saudara. Aku anak tunggal".

"Ya, memang kau anak tunggal. Tapi, mungkin kau tidak ingat, bahwa aku terkubur saat kau lahir".

"Kau....Kau terkubur? Saat aku lahir?".

Gadis itu mengangguk. Senyum nya tetap menghias lembut.

"Jadi....dulu aku lahir sebagai anak kembar?".

"Tidak", jawab gadis itu menggeleng.

"Setiap orang akan mempunyai saudara yang terkubur pada saat ia lahir. Aku memang lahir bersama mu. Tapi wujud ku bukan seperti bayi. Bukan seperti kamu. Lalu, ayah kita memasukkan aku ke dalam suatu tempat, membungkus ku dengan kain mori, dan mengubur ku di belakang rumah kita di kampung".

Aku merinding mendengar ini semua.

Gadis itu tersenyum sambil berkata lagi.

"Kau tidak perlu takut, Ratih. Aku tidak jahat pada mu. Sebelum ayah meninggal, sebelum saat beliau kecelakaan itu, ayah sempat bicara di atas kubur ku, agar aku menjaga mu sepanjang waktu. Demikian pula dengan ibu, sehari sebelum ibu meninggal, ibu sempat berkata kepada ku, bahwa aku harus menyertai mu ke mana pun kau pergi. Karena kau lahir tunggal, dan hanya akulah saudara mu. Sebab itu, aku selalu hadir jika kau dalam keadaan bahaya, karena pesan ayah dan ibu adalah keramat bagi ku. Wajib ku kerjakan".

Aku termenung dengan menyeringai ngeri.

Ada perasaan haru yang melintas di lubuk hatiku, manakala aku ingat kasih sayang ibu, karena sejak kecil aku sudah ditinggal mati ayah ku.
Kedua orang tuaku ternyata sangat menyayangi ku hingga ia berpesan kepada saudari ku yang terkubur untuk menjaga ku.

Aku ingat, tetangga ku melahirkan, tetangga itu juga mengubur sesuatu di samping rumah. Waktu itu ibu menjelaskan, yang terkubur itu adalah ari-ari dari bayi yang lahir bersama nya.

"Kau....Jadi kau ari-ari ku...?".

Gadis itu tersenyum dan berkedip ramah.

"Aku saudara sejati mu...".

Bel tiba-tiba terdengar nyaring. "Ting-Tong".

Aku masih termangu-mangu merenungkan kenyataan yang ku hadapi hari ini. Semuanya bagai sebuah mimpi bagi ku.

"Pintu kamar misterius itu, mayat dalam peti kaca, dan gadis yang mengaku sebagai saudara kembar ku yang terkubur itu, seperti sebuah dongeng yang nyaris tidak masuk akal".

Aku masih terkesima oleh ingatan ku tentang gaun pengantin dan gaun tidur berwarna pink berbahan sutra, indah, mengesankan, tapi membawa maut".


Beberapa saat aku masih memandangi gaun pengantin tersebut yang kini tergeletak di lantai. Aku takut menyentuh nya. Bahkan sempat terbayang dalam benak ku, kalau-kalau mayat perempuan dalam peti kaca itu tahu-tahu muncul dan mengambil gaun nya itu.

"Ratih....?!".

"Oh.....!!". Aku terlonjak kaget mendengar seruan itu.

Seseorang berdiri di depan kamar ku, membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu.

Aku sempat berdiri dan hendak berlari ke sudut kamar, ketika orang itu tadi menyebut nama ku secara tiba-tiba dengan nada terkejut.

Untung aku segera menyadari bahwa yang datang kali ini adalah Raka, berbadan basah kuyup dari rambut sampai kaki.

"Gila kamu..... Bikin aku jantungan,Raka.....!".

Aku mengumpat dengan dongkol karena Raka mengagetkan ku.

Wajah Raka kelihatan tegang memandang ku tanpa berkedip. Ia seperti tidak percaya apa yang dilihat nya saat ini.

Aku sendiri jadi heran melihat wajah Raka dalam ketegangan dengan mata membelalak.

"Raka....? Kamu tidak apa-apa, kan?".

Aku menghampiri nya dengan perasaan cemas.

"Kamu....? Kamu benar Ratih?".

Kening ku semakin berkerut.

"Kenapa....?".

"Bukankah....Bukankah kamu tadi membukakan pintu untuk ku? Lalu aku berjalan lebih dulu ke mari karena ingin mengambil handuk ku yang tertinggal di kamar ini. Tapi, mengapa kamu sudah berada di sini? Lalu, siapa yang mengunci pintu di ruang tamu sana? Apakah bukan kamu?".

"Apakah kamu yakin itu aku?".

"Ya. Aku yakin itu kamu. Wajah nya, potongan tubuh nya, suara nya dan..... ciuman nya adalah milik mu. Hanya..... Ia mengenakan gaun putih bersih".

"Dia mencium mu juga?", ucap ku bernada cemburu.

"Ya". Jawab Raka singkat dan tegas.

Ia masih dalam kebingungan.

"Kamu suka?".

"Hei, apa maksud mu berkata begitu?". Tanya Raka kaget.

Aku tersenyum dingin. Hati ku sedikit dongkol dan marah.

Aku tahu, saudara sejati ku yang membukakan pintu untuk Raka.

Gadis misterius itu, tapi aku sedikit kesal terbakar cemburu karena gadis itu pakai cium Raka segala.

"Ah, pasti itu suatu lelucon gaya roh halus", pikir ku. Aku pun tertawa geli.

Sambil geleng-geleng kepala dan tertawa kecil, aku memandang Raka yang kedinginan serta juga kebingungan.

Secara singkat aku menceritakan tentang pertemuan ku dengan gadis misterius yang mengaku sebagai saudara ku yang terkubur.

Raka bisa mengerti maksud ku.

Hanya saja tentang cerita mayat dalam peti kaca itu, ia masih meragukan cerita ku.

Apakah mayat perempuan itu adalah tante nya sendiri? Tante Henny? Raka belum dapat mengambil kesimpulan.

Tetapi mengenai gaun penghantar maut itu sendiri, ia punya rencana sendiri.

"Besok kita bisa menempati rumah itu. Aku sudah membayar nya lunas untuk kontrak selama setengah tahun dulu. Kalau kamu tidak setuju dengan lingkungan nya, kamu bisa tinggalkan tempat itu. Yang jelas, kamu harus segera meninggalkan tempat ini, Ratih. Dan.... Biar kedua gaun itu ku bakar sekarang juga! Gaun pembawa sial!".

"Jangan, Raka! Aku takut ada efeknya yang membahayakan", cegah ku.

"Kurasa tidak ada! Sama halnya baju-baju mereka yang telah mati. Di jual atau pun dibuang, tidak mempunyai efek apa-apa".

"Raka..... Jangan ambil resiko. Kita taruh saja gaun itu di gudang, lalu besok kita pindah dari sini!".

Raka diam, mengangguk-angguk, merenungkan segala perkataan ku.

Hujan masih deras dan lebat, namun petir tidak lagi menyambar-nyambar.

Raka menuju kamar nya, kamar tamu. Ia mengambil pakaian kering, dan aku mengikuti nya.

Aku tidak enak berada di kamar sendiri sementara kedua gaun itu belum disingkirkan.

"Apa kita perlu berkemas mulai sekarang, Raka?".

"Ide bagus, tidak ada salah nya kita berkemas sekarang, Tih", jawab Raka seraya mengambil kaos tebal dari koper nya.

"Sepertinya aku mau sakit, Tih! Nggak tahan dingin".

"Aku punya balsem dan minyak kayu putih. Mau?".

"Minyak kayu putih saja, Tih. Kamu bersedia menggosok punggung ku?".

Aku menyunggingkan senyum.

"Gosokin sekujur tubuh mu pun aku mau". Jawab ku menggoda nya.

Dan aku pun segera kembali ke kamar ku.

Sebotol minyak kayu putih ukuran sedang ku ambil dari laci meja. Mendadak aku teringat sesuatu dan jadi bingung.

Ketika aku keluar mengikuti Raka, gaun pengantin itu masih tergeletak di lantai, dekat lemari.

Tapi saat aku membuka lemari, gaun sutra berwarna pink sudah tidak ada.

"Lho, kemana gaun malam itu?", pikir ku.

"Mungkin seseorang telah mengambil nya? Siapa? Raka? Tidak. Aku tahu persis Raka tidak membawa gaun itu, sebab ketika aku keluar dari kamar, ia sudah berada di ruang tengah, dan gaun sutra pink itu masih di dalam lemari, Raka pasti tidak tahu soal gaun pink itu".

Aku menjadi merinding ketika terbayang dalam benak ku.

"Jangan-jangan mayat perempuan dalam peti kaca itu yang mengambil nya. Atau, roh-roh mereka yang terkuci dalam kamar misterius bersama peti kaca?".

Aku buru-buru keluar melangkah keluar kamar menuju kamar Raka dengan diliputi perasaan takut dan cemas.

Setelah melihat Raka di dalam kamar nya. Aku memburu nya dan memeluk tubuh nya.

"Ada apa, Ratih? Kenapa dengan mu?", tanya Raka penuh kebingungan dan ikut panik.

"Raka..... Gaun itu telah hilang".




Bersambung.....
 
Sudah ane update part 23...

Utk part 24 belum sempat nulis...

Kecapean pengen istirahat dulu... Hehehe...

Selamat membaca...
 
Lha wong baca nya sambil tiduran Om Suhu Rad... Malah liat kiri ada istri ku... Ixixixixi bojoku galak... Malah lebih serem hahahaha... Keren Om Rad keep nulis yo...

Maljum Om Rad... Sekarang aja sekalian merinding... Daripada ga d kasih jatah... (Halah curhat)... Kalo besok Malming... Malah heppi ga serem loh Hu .. Xixixi:Peace::mantap:
Sudah ane update om... selamat baca... Malam jum'at nih om...hehehehe
 
Bimabet
Timing ane selalu salah baca ni cerita
Jd kerasa bner horor ny wkwk
Mantan hu lanjutkan sampe tamat
Wah suhu Dobit 77 ikutan baca juga...makasih sudah mengikuti cerita acak kadul ini... semoga bisa bikin merinding...:Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd