Aku mendorong masuk kembali penisku, menancap, menarik, dan menancapkannya kembali. Santi merintih-rintih. Aku menggeram. Ingin memasuki Santi lebih, menjadikannya tubuhku sendiri, daging dari dagingku, tulang dari tulangku. Memenuhi lubang yang ada padanya. Aku masuk semua, menekan Santi ke bawah, beralas ranjang. Perempuan ini membuka kedua pahanya yang indah, halus panjang, mengangkang lebar. Membuka jalan bagiku untuk masuk sesenti lebih dalam lagi, dan di sanalah aku memuntahkan semua kerinduanku. Saat itu juga Santi menjerit lirih, sekali lagi mengalami orgasmenya