Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
Hehehe..m sory omm... sory omm.. cerita nya udah ready koq.. belum sempat aja ngetiknya... kemarin janji up date 12k., baru siap ngetik 10k... sabr y sifhu.m

Kadang tuk daerah yg fakir sinyal seperti tempat saya, mau buka 12k malah susah.... Di update aza yg 10k duluan suhu @Rayhandy , sisanya diupdate besoknya jejejej
 
p.o.v EVA

EVA OCTAVIA



aku terkesiap, mencoba memahami kata katanya. ' menjadi mayoret drum band '.
apakah ini sebuah lelucon yang bermaksud hendak mengolok olok ku..!
" kalau kau berminat, nanti jam tiga sore datang kemari. kita latihan.!" ucapnya.
" kakak yakin..!? ga lagi ngerjain aku kan..!? "
" kalau yakin sihh, belum..! tapi, kalau mengajak kau, iya.. aku serius..! makanya nanti kau datang. kita mau lihat dulu..!" katanya lagi.
sejenak aku terdiam. memandanginya. mencoba tuk melihat keseriusannya.
" mmm.. ok., nanti aku datang.!" ucapku sedikit ragu.
" ok... jangan lupa ya., jam 3.! " ucapnya, dan langsung berbalik pergi.
ku lihat kak ecy senyam senyum memandangku.
" hihihi... udaaahh., coba aja., kan dia yang ngajak.! berarti, 50% dia yakin..! " kata kak ecy.
" iyaaa., tapi, kenapa aku..!? kakak pernah melihat mayoret berbadan kecil..!? " tanyaku padanya.
kak ecy menganggukkan kepalanya.
"ni sekarang di depan aku..! kecil., imut ., mungil., halus..! " ucapnya tersenyum
" ikhhhh.... serius kaaaaak....! " ucapku sedikit kesal.
kak ecy menutupi mulutnya menahan tawa
" udaaah.. ikutin aja. supaya kau ada kegiatan. biar ga ingat sama indu melulu..! " ucapnya.
" yaa..." ucapku.
kami keluar kelas. menuju ke kantin.
" kak indu suka ya, sama si gait itu..!? " tanyaku, sesampainya kami di kantin.
" kayaknya sih, iya...! " ucapnya.
" pernah lihat kakak mu bertingkah seperti itu...!?" tanya nya lagi.
aku menggelengkan kepala. karena memang, selama ini kak indu ga pernah bertingkah seperti itu di depan cowok.
tersipu., malu malu.,
dan juga, cara dia memandang si gait itu memang berbeda. berbeda dengan kebanyakan laki laki lain yang mencoba mendekatinya.
sampai kak indu mau di pegang pegang tangannya juga.. coba dengan orang lain..! habis dah tu orang..!
" kalau aku lihat., zayn anaknya baik koq. ga neko neko..!" ucapnya lagi
" baik apa..!! gait gitu..! tukang gombal...!
" hihihi.. adek kenapa sih..!? koq kayaknya anti banget ama dia...!? "
" bukan gitu kaak..! aku lihat, dia kayaknya cuma main main aja tu ama kak indu si tukang gombal itu..!!"
" main main kekmana..!?" tanyanya
" ya cuma main main., ga serius..! pernah ga dia ngapelin ka indu kerumah..!? ngajak keluar.. jalan jalan gitu..! ga pernah kan..! taunya cuma gombal doang..!"
" justru itu..! makanya aku bilang, dia ge neko neko. " kata kak ecy.
" lihat aja kalau orang lain yang deketin dia. baru kenal satu hari aja, dah mo ngajak keluar. jalan jalan lahh., ngajak ini lah., ngajak itu lahh..! terus, kamu ga lihat tatapan mereka saat memandang indu, kayak mo nerkam..! tatapan nafsu..! apalagi ngelihat 99nya, ampek ga bekedip tu mata..! untungnya aja indu ga pernah mau kalau di ajakin mereka. " ucap kak ecy panjang.
ya.,, memang selama ini, belum pernah ada satu lelaki pun yang pernah merebut hatinya. belum ada yang pernah di tanggapin serius. sampailah datang si gait itu..!!!.
" apa sih kelebihan si gait itu..!? apa kali dia rupanya..!!" ucapku jengkel.
" hihihhi... masa adek ga bisa lihat..!? dia ganteng kan..!?
aku mengangguk mengiyakan.
" dah itu, cem yang aku bilang tadi, dia baik... ga neko neko, anaknya juga sopan. terus., pintar kan..!??" katanya lagi.
" pintar gombal..!" ucapku ketus.
" enggak koq...!" katanya yang masih membela si gait itu.
" koq, kak ecy belain dia terus...!!!? " tanyaku tak senang dengan pembelaan nya. juga heran dengan sikapnya yang terus terusan membela, dan seakan akan sudah kenal lama dengan si gait itu..!
" hihihi.. bukan belain loh deek..!"
" terus itu, apa itu..!? dari tadi kakak muji muji dia terus..!"
" emmm.. gini, aku mau nanya nihh. emang, siapa aja yang di gombalinnya..!?"
" kak indu tu..! tiap ari..! tiap ketemu., pasti di gombalin...!"
" terus., siapa lagi yang di gombalinnya.!?"
aku terdiam. berfikir sejenak. lalu menggeleng lemah, tak puas hati..!
" cuma kakak kau itu aja kan..!? yang lain ga pernah kan..!? ucapnya.
" adek lihat ga di kelas kita, banyak yang curi curi pandang ke dia. aku yakin, disekolah kita, pasti banyak yang suka ama dia..! aku ga pernah lihat dia gombalin orang, selain indu..!" ucapnya lagi.
" di luar kan kita ga tau...! ga lihat, entah siapa siapa yang di gangguinnya..!!" ucapku masih tak terima, atas pembelaan kak ecy ke dia.
"ehhh., ada koq..! aku pernah lihat dia gangguin yang lain..!" katanya dengan kening mengkerut, seperti menguingat ingat.
" tuh kaaan...! betul kan...!" kataku puas.
kulihat dia tersenyum aneh memandangku. aku menatapnya heran. perasaanku tiba tiba jadi ga enak..!
" kau kan...!!" ucapnya tersenyum kuda, yang sangat jelek kulihat.
" haaaa....!!!? "
" iya... adek...! selain indu., yang pernah di gangguin zayn, adek kan...!!?" ucapnya.
aku sedikit terkejut.
" ehh., ngg.. itu... engga koq..! itu... dia... dia tu menganggu...! jahil..! buat adek marah., tau ga...! ngeselin...!!"
kak ecy senyum... senyumnya yang paling jelek yang pernah kulihat.
" hahaha... kalian lucu kalau gaduh.. kayak lakik binik ( suami istri ). ."
" ihh... kak ecy apaan sihh...!! dah ahh.., yok ke kelas..!" kataku sambil berdiri.
aku sedikit ga nyaman dengan perkataannya.

...........................................
..........................................
di kelas., aku tak fokus ke pelajaran. hati dan fikiranku masih ke kak indu. jiwa ku mencari cari keberadaannya.
aku mengenalnya sudah cukup lama. di awal perkenalan kami, dulu sewaktu masih di taman kanak kanak, aku selalu berada dekat dengannya. juga dengan kak ecy. aku tak pernah jauh darinya.
aku tak betah., ga nyaman jika berjauhan dengan mereka berdua.
aku suka gelisah jika sehari saja tak melihat mereka..
aku sudah terbiasa dekat dengannya...
aku sudah terbiasa dimanja olehnya... oleh mereka berdua.
dirumah, selain mamak dan bapak, aku tak punya siapa siapa.. mereka lah sahabatku., saudaraku., sekaligus kakak kakak ku.
ya., aku adalah anak tunggal., ' boru sakkibung ' . begitu juga dengan mereka. kak indu dan kak ecy juga anak semata wayang. mungkin itu yang membuat kami sangat dekat. membuat mereka menjadi kakak ku, dan membuat aku menjadi adik bagi mereka.
.........................
........................
' tet.. teet.. teeeeeeeett..!'
tak terasa, bel tanda sekolah usai sudah berbunyi. kami semua mulai grasak grusuk. bersiap hendak menhambur keluar dari kelas.
aku dan kak ecy, berjalan di tengah lapangan. agak sedikit aneh, karena kami biasa bertiga,
kak ecy kulihat biasa biasa aja. yahh., mungkin dia bisa dan dapat mengontrol emosinya. ku akui, diantara kami bertiga, kak ecy lah yang paling bisa bersikap[ dewasa. pemikiran dan pemahamannya juga dewasa.
" kaaak..!" aku memanggil kak ecy.
" hemmm..." sahutnya.
" nanti, kawani aku ya...!"
" kemana..?"
" kemari., nanti sore. yang disuruh kakak itu tadi ( rani )
" koq minta kawani..! kek anak kecil aja dikawani..!"
" aku kan memang masih kecil..! hehehe... " ucapku, dengan gaya dan tawa yang kubuat se imut mungkin.
" hihihi... iya...." ucapnya menyanggupi.
.............................
...........................
pukul 3sore tepat, aku dan kak ecy sudah tiba di sekolah. namun, keadaan sekolah sangat sepi. tak ada seorangpun yang kulihat disini.
aku menjadi ragu dengan perkataan kakak kelas ku tadi.
" koq sepi ya...!? betulnya kakak itu tadi..!" kataku sambil memandang kak ecy.
" entahlah... mungkin belum ada yang datang.." ucapnya.
aku diam. namun, ada sedikit keraguan dihatiku. pelan, kami mulai melangkah meninggalkan parkiran. tak jauh kami melangkah, aku menangkap sosok perempuan melambaikan tangan kekami dari depan ruangan T.U.
" tuh orangnya...!" ucap kak ecy memajukan muncungnya kearah sosok yang melambaikan tangan tersebut.
kami melangkah cepat kearahnya.
" baru nyampe..?" tanya nya ke kami yang sudah berada di depannya.
" iya kak.." ucapku tersenyum.
" koq sepi kak..!? belum ada yang datang ya ...? " tanyaku.
" emang ga ada yang datang....! ucapnya.
" dah.. masuk dulu yok...!" ucapnya lagi menyuruh kami masuk ke ruang T.U
" hari ini, memang cuma kita aja., khusus untuk melihat kamu..!" katanya.
aku hanya diam mengangguk.
" bentar ya.., kita tunggu kak rosa datang..' ucapnyaa lagi.
kami bertiga duduk, ngobrol ini itu sambil menunggu datangnya kak rosa.
" tinggal dimana..? " tanya kak rani.
" aku tinggal di jalan xxx.. kalau kak ecy, di jalan xxy.." terangku.
" oh iya., kita belum kenalan ya... Rani...! " ucapnya sambil mengulurkan tangan ke kak ecy.
" desy., kak.." ucap kak ecy tersenyum.
" hmm... kalian yang biasanya selalu bertiga kan..!? " ucapnya bertanya.
" hehehe.. iya kak. cuma , yang satunya lagi pergi. ikut paskibra ke medan.. " kataku, yang kembali teringat sama kak indu.
" kalian, kek nya akrab kali ya.. . ! dah lama bekawan..!? " tanyanya.
" lumayan lah kak., kita bekawan dari kecil. dah sejak dati T.K. ..! " ucap kak ecy.
" waww... pantesan akrab. dah kayak kakak beradik kalian ku tengok..!"
" hihihi.. iya kak., kalau Rindu anak sulung, aku yang tengah.. terus, yang kecil imut ni si bungsu..! adek kesayangan ni..! makanya jadi manja..! kemari aja minta kawani..!" ucap kak ecy yang mulai mengolok olok ku.
" ihh.. kak ecy..! mana ada manja..! " ucapku berkilah.
"hahahaha..!" mereka berdua tertawa melihatku.
" ohh ya kak., dia juga punya abang lohh disini.! abang angkat sihh.." ucap kak ecy sambil melirikku.
tersungging senyum jahil di bibir dan mimik wajahnya. aku memandangnya heran.
' abang..!? sejak kapan pulak lahh aku punya abang angkat..!' batinku bertanya heran.
" oh yaa...!? dah lama juga kenalnya..!? pasti akrab juga lah ya..!? " ucap kak rani, yang entah kenapa, senyum dan mimik wajahnya, sama seperti kak ecy.
cem bersekongkol pulak lah orang itu ku tengok yang mau menjahili ku.!
"kalau kenalnya sih, baru aja... sejak masuk kesekolah ini lahh.! tapi, mereka cepat akrab." ucap kak ecy yang membuatku semakin heran.
" pasti di manjain ya., makanya sepat akrab..! ehh., orang nya ganteng ga...!? kalau iya, mau dong di kenalin...!!" ucap kak rani, yang kali ini memasang senyum dan mimik wajah yang lebih parah, dari yang tadi mereka pasang.
" eng..." baru aku hendak menyangkal, kak ecy langsung memotong.
" wiiihhh... kalau gantengnya, jangan ditanyak lah kak., ganteng banget...! banyak yang naksir koq..! " ucapnya yang memotong perkataanku.
aku kembali menatap kak ecy. mencoba tuk membaca arah dan perkataannya. tiba tiba, perasaanku menjadi tak enak..!
" mereka, akrab nya 'lain' kak...! kalau sama kita berdua, eva ni kan biasa manja., disayang., apalagi sama kakaknya yang satu itu..! tapi, kalau sama abangnya ini, mereka akrabnya karena sering gaduh..! tiap hari..! setiap berjumpa, pasti gaduh..! ada aja yang di gaduhkan..!" ucap kak ecy. dia kembali melirikku nakal.
" kak ecyyyyy...!!! " ucapku tak terima.
aku sudah menangkap, siapa sosok mahluk yang dimaksudkannya sebagai abang angkatku.
" bohong..! bohong...! kak ecy ngarang ihhh...! kakak jangan percaya...!" ucapku ke kak rani.
" siapa yang bohong..!? emang betul kan..!!"
" bohongg...!!!" ucapku lagi tak terima.
" hahahaha...!" mereka berdua tertawa. puas menjahiliku.
"ehh... lagi asyik nihh..!? " tiba tiba, terdengar suara dari pintu masuk.
setelah melihat sumber suara, ternyata kak rosa, orang yang kami tunggu dari tadi.
" hahaha... iya kak. lucu nih anggota baru kita..! " ucap kak rani.
" ouwhh.. jadi, ini dia orang nya..? " bu rosa berjalan kearahku.
" iya bu... saya eva.." ucapku sambil mengulurkan tanganku padanya.
" diluar jam sekolah, panggil kakak aja ya..!" ucapnya tersenyum menyambut uluran tanganku.
" ehh.. i. iya kak...!"
lalu, beliau memasuki salah satu ruangan, dan tak lama kemudian, beliau kembali menghampiri kami.
" yokk., kita mulai..!' ucapnya mengajak kami.
dan, disaat kami jalan beriringan.,
" kamu jalan didepan...!" ucap bu rosa padaku.
aku memandangnya heran, namun, tetap melangkahkan kakiku mendahului mereka.
" kita keruangan tempat penyimpanan peralatan. disebelah ruang laboratorium.." ucapnya lagi.
sesampainya didepan ruangan, beliau membuka pintu yang terkunci, lalu memasukinya. dan tak lama kemudian, beliau keluar dan membawa sesuatu benda panjang berwarna hitam. seperti tongkat, namun lebih panjang. dan di bagian paling bawahnya. terdapat bulatan seperti bola kasti yang terbuat dari bahan stainlees steel.
" nihh.. pegang..!" ucapnya menyerahkan benda tersebut padaku.
' cringg.. cringg... klentingg..!'. tongkat itu berbunyi disaat bergoyang ketika aku meraihnya.
" ini stick mayoret., alat kamu untuk perform dan mengatur pasukan...!" ucapnya menjelaskan.
aku hanya mengangguk, memperhatikan sambil menimbang nimbang berat stick itu.
" ok... kita mulai dari gerakan dasar dulu., dan juga kode untuk mengatur bentuk barisan dan urutan lagu..' ucapnya lagi.
kami meninggalkan ruangan, dan berjalan menuju lapangan basket.
dilapangan basket, kak rani memberitahu dan mengajariku membaca dan memberi kode ke pasukan.
salam waktu 1jam, baru aku dapat mengingat dan menghafal semua kode.
baru setelah itu, kak rosa menunjukkan dan mengajariku cara memegang dan membawa stick.
disini ini, aku agak kepayahan membawa stick yang panjang dan lumayan berbobot untuk ukuran badan sepertiku.
" bukan karena badan kamu kecil., karena belum terbiasa aja..! nanti, lama kelamaan, kamu pasti terbiasa..! " ucap kak rosa yang mungkin dapat mamahami feeling ku.
" ya kak.." ucapku tersenyum padanya.
aku sedikit terhibur dengan perkataannya. setidaknya, aku tahu, bahwa kesulitan yang kuhadapi, bukan karena faktor tubuhku yang mungil.
aku kembali mencoba. berjalan dengan membawa sambil mengayun dan mengangkat stick.
setelah 1jam lamanya, akhirnya fisik dan staminaku menyerah.! aku berdiam diri. mengatur nafasku yang ngos ngosan, sambil memutar dan memijit bahuku pelan. bahuku terasa amat sakit. hampir mau lepas rasanya..!!
" sini..!" kak rosa memanggilku sambil tersenyum.
" maaf kak....!" ucapku merasa bersalah, karena tak mampu berlatih secara maksimal.
" kenapa minta maaf...!? " tanyanya yang masih tersenyum.
aku menunduk, diam tak menjawab. kak rosa meraih tangan kananku dan menyingsingkan lengan bajuku. lalu, dia menyapukan sesuatu ke lengan dan bahuku. kemudian, beliau mengurut dan memijitnya.
" badan kamu kecil, tapi kuat...!" ucapnya.
aku hanya memandangnya sepintas, dan kembali menunduk. aku merasa, ucapannya hanya sekedar untuk menghiburku saja.
" kalu di bandingkan dengan mereka dulu, kamu jauh lebih kuat. ! mereka dulu, cuma setengah jam, udah menyerah..!" ucapnya lagi, yang masih tetap mengurut dan memijit bahuku.
aku menatapnya tak percaya. lalu, aku melihat kak rani mengangguk.
" aku ga nyangka., kau bisa tahan sampai 1jam lebih.!" kak rani menimpali.
" kakak cuma menghibur hatiku aja kan..!?? " tanyaku yang masih tak percaya. mereka berdua menggeleng.
" gestur dan langkah kamu juga di atas ekspektasi saya..! tinggal melatih gerakan improvisasi kamu aja..!" ucap kak rosa yang sudah menghentikan pijitannya di bahuku.
" masih sakit..!? " tanyanya, sambil menurunkan lengan bajuku.
" mmm... dah lumayan kak..! " ucapku sambil memutar mutar bahuku yang kurasa sudah mendingan. tak sesakit yang kurasakan tadi.
" ok.. sekarang., kamu resmi menjadi mayoret leader drum band kita..!" ucapnya.
seketika, aku menghentikan gerakan memutar bahu ku. aku termangu,! menatapnya tak percaya.
' mayoret leader..!! ' apa aku tak salah dengar..!? aku mengira, aku hanya akan menjadi mayoret pendamping..! tapi....
ku alihkan pandanganku ke kak ecy., kulihat dia tersenyum riang sambil bertepuk tangan. dan aku melihat kak rani mengangguk menahan tawa nya.
" hihihi.... ternyata, benar apa yang dikatakannya..! " ucap kak rani, yang tak ku mengerti.
" apa yang dikatakannya..!? " tanyaku heran.
" kamu makin imut...! makin ngegemesin kalau lagi terkejut gini..!" ucap kak rani sambil mencubit kedua pipi ku.
aku malu., di puji oleh perempuan secanti dia.!
'ehhh.., tapi, siapa yang dimaksud kaka rani tadi ya..!!?'
................................................
...............................................
'huufft..'
aku menghembuskan nafas panjang. selesai mandi, aku langsung berbaring. melepas lelah. setelah tadi, hampir 3jam berlatih.
kini aku sudah dirumah kak ecy. di dalam kamarnya, atau bisa di bilang, kamar kami. malam ini, dan juga besok, aku tidur dirumah kak ecy.
tadi, selama perjalan pulang sehabis latihan, kak ecy tak henti hentinya menggodaku. di samping rasa malu, aku juga merasa sangat senang..! gimana ga senang, kini aku, eva octavia. perempuan kecil yang dari dulu selalu diolok olok karena badyku yang mungil, mejadi seorang mayoret,.... mayoret leader.. tempat/ posisi yang sangat di inginkan dan di idam idamkan, hampir semua perempuan di sekolah.
aku amat., sangat dan teramat senang..! kalau dulu, bermimpi saja aku tak berani..!
tapi., ada satu hal yang mengganjal di fikiranku. yaitu, kenapa aku..!? kenapa aku yang menjadi pilihan mereka..!? padahal, kalau di fikir fikir, banyak lho siswa perempuan yang cantik, yang memiliki postur tubuh yang lebih mumpuni dari ku.
dan juga., yang semakin membuatku bertanya tanya, aku tak kenal dengan kak rani. bahkan tak pernah bertemu dan bertegur sapa dengan nya. tapi, kenapa dia bisa tiba tiba saja menjumpai dan mengajakku..!?
............................................
............................................

besoknya., di sabtu sore, aku kembali latihan. masih ditemani oleh kak ecy.
tidak seperti semalam, sore ini, semua anggota drum band ikit berlatih. namun, aku masih latihan terpisah. masih di bimbing oleh kak rosa, kami menuju ke pelataran olah raga, di area lompat jauh. yang medannya di penuhi dengan pasir.
disini, aku berlatih melempar / melontarkan stick.
dan di awal awal, kak rosa memberikan contoh, melemparkan stick keatas, dengan posisi stick yang tegak lurus.
aku memperhatikan dengan seksama. cara dia berjalan, gaya nya yang berlenggak lenggok sambil memutar mutar dan melemparkan stick keatas.
aku sempat tercengang., tanpa menoleh keatas, dia dengan mudahnya dapat menagkap stick yang sudah dekat dengan tubuhnya.
setelah menunjukkan skill., juga beberapa gerakan dan sedikit tarian., baru kemudian beliaumenyuruh ku untuk membuat gerakan ku sendiri, dengan sedikit improvisasi menurut cara dan gayaku.
dan yang menjadi kendala terberatku adalah, ketika hendak menangkap stick yang kulpntarkan keatas. ada sedikit keraguan ketika hendak menangkapnya.
untungnya, di sela sela latihan, kak rosa dengan sabar mengajariku kiat kiat dan caranya.
denag tekad dan semangat pantang menyerah, akhirnya aku dapat melakukannya. walau tak se ekspert dan selihai kak rosa.
di akhir latihan, kami rehat sejenak. kulihat kak rani senyum senyum sumringah padaku. kunaikkan kedua alisku padanya.
" hebat ya kamu...!" ucapnya padaku.

" ikhh.. apanya yang hebat kak...!? " kataku malu.

" dalam waktu sekian jam, kamu udah bisa menguasai tekhnik basic nya. mungkin, dalam beberapa hari kedepan, kamu udah bisa menguasai semua dengan lancar..!" ucap kak rani.
aku hanya tersenyum malu mendapat pujian darinya.
cukup lama kami bercerita ini itu, hingga waktu menunjukkan pukul 6 sore.

" kakak pulang duluan ya... dah mau masuk maghrib nih..!" ucap kak rosa seraya bangkit dari duduknya.

" bubye...! besok pagi ingat,! jangan terlambat..!" ucapnya lagi mengingatkan sambil melambaikan tangan.

" besok pagi, kakak ga bisa ikut ya...! " ucap kak rani saat kami berjalan keluar dari kantin.

" ishhh... kak ecy., kog gitu..!?" tanyaku

" besok hari minggu.., ibadah..! " ucapnya mengingatkan kealpaan ku.

" lahh... iya...! " aku menepuk jidat. lupa dengan kewajibanku.

" kekmana ini kak...!? aku juga ke kereja loh besok...! " ucapku melihat kak rani.
aku sedikit bingung., jadwal latihan, kebentur dengan kewajiban.

" hmmm.. adek di gereja mana...!? " tanya kak rani.

" di gereja xxx.." jawabku.

" lah.... sama dong..! kakak juga disitu. tapi kakak masuk sore. ya udah., bareng sama kakak aja. kita ibadah sore." ucap kak rani memberi solusi.
aku melirik kak ecy., dia mengangguk mengiyakan. aku pun mengangguk tersenyum ke kak rani.

" nanti malam, kalian kemana..!? " tanya kak rani sesampainya kami di tempat parkiran.

" ga kemana mana kak... dirumah aja kog..!" kak ecy menjawab.

" emm., nanti malam, kakak main ke tempat kalian ya..." pintanya.

" ehh.. silahkan kak., dengan senang hati kami terima.." ucap kak ecy sambil merentangkan tangannya.

" ya., ke rumah kak ecy aja., aku malam ini juga tidur disana...!" ucapku.

" wookkehh... ! yuk., kakak ikut kalian dlu., biar tahu rumahnya ecy dimana.." ajaknya.
perlahan, kereta kami berjalan., meninggalkan lokasi sekolah.
dijalan, kami kembali cerita ini itu sambil bersenda gurau.
...................................
..................................


RANI



DESY



'' tingg..nongg...! tingg..nong...! "
saat kami tengah makan malam, suara bel berbunyi dari depan.
mpok ijah ( asisten rumah tangga kak ecy ) segera keluar membuka pintu pagar. tak lama, beliau kembali masuk.

" itu., ada anak gadis. katanya teman desy..!" ucap mpok ijah.
( didaerah saya, tidak ada sebuta NON atau ADEN untuk panggilan anak majikan . )

" ohh., suruh masuk aja pok.." ucap mama.

" dah pok.. biar aku aja..! " ucap kak rani seraya bangkit dari kursi makan.
tak lama, kak ecy kembali. dia terlihat seperti memaksa kak rani untuk ikut gabung bersama kami di meja makan. terlihat dengan cara nya yang menarik lengan kak rani.

" udaaah.. ayoook..! kita makan bareng....! " ajak kak ecy sambil menggeser kursi makan dan mendudukkan kak rani secara paksa.

" ga usah deeek... kakak udah makan...! " tolaknya halus. mungkin sungkan dengan mama dan papa yang ikut makan bersama kami.
tanpa sengaja, aku melihat mama dan papa saling pandang. lalu, mama menghentikan makannya. kemudian, mama berdiri dan berjalan ke dapur.
tak lama, mama kembali, dengan membawa piring dan mangkuk.

" makan sikit aja..!" ucap mama sambil menyendok sup dan menuangkan ke mangkuk.

" nih cobain., tadi mama yang masak...!" ucapnya lagi.

" ehh...i,,iya tante..! " ucap kak rani tak berani menolak.

" hushh... ! jangan panggil tante..! panggil mama...! " ucap mama tersenyum sambil mengibaskan tangannya.
aku beradu pandang dengan kak ecy. sama sama merasa aneh dengan tingkah dan kelakuan mama.

" hehehe... iya ma...!" kak rani terlihat malu malu.

" teman sekolah ecy..? " kini, giliran papa bertanya ke kak rani.

" iya omm... tapi, aku...."

" papa....!" belum selesai kak rani menjelaskan, papa memotong perkataannya.

" haa...? " kak rani sedikit heran

" panggil papa...! jangan panggil omm...!! "

" ohh.. ehh.. i. iya pa...!"
kembali aku saling pandang dengan kak ecy.

" teman sekolah., tapi, kita ga satu letting., kak rani senior kita..!" ucap kak ecy menjelaskan.
papa mengangguk faham.
suasana makan malam kami menjadi ramai. papa dan mama banyak bertanya ini itu ke kak rani. papa juga terkadang menggoda dan menjahili kami dengan leluconnya. lelucon yang jarang dan amat jarang kami dengar darinya.
selesai makan, kami bertiga beranjak ke depan teras. sementara, papa dan mama masuk ke kamar, bersiap siap. ada acara di luar dengan teman, katanya.

" kalian ga pacaran.....!? malam mingguan..!? jalan jalan gitu " kak rani bertanya ke kita.

" kita jarang keluar kak..! paling, kalu ada perlu aja, baru keluar. and., kita belum punya pacar..! hehehe..." ucap kak ecy.

" lagi ga mood keluar ka..!" aku menimpali

" dia ga semangat. karena kakak tersayang nya ga ada..! biasa, kita kalau keluar tu bertiga..!' ucap kak ecy mulai menggoda ku.

" ihhh.. cantik cantik gini, masa belum punya pacar..!? ga ada yang dekatin..!!? ga yakin aku...! " ucap kak rani.

" hehehe.. kalau yang dekatin, ada sihh..! cuma, kita nya aja belum mau..! "

" mereka sering koq maen kemari., ngajak jalan.. apa lagi kalau indu disini..! cuman, ya gitu., kita ga terlalu nyeriusin..! kalau pun keluar., ya cuma setakat jajan dan nongkrong doang..! " kak ecy menjelaskan.

" lahh., kakak ndiri, koq ga pacaran...!? masa gadis secantik ini ga punya pacar..!? " kak ecy balik menggoda kak rani.

" ni.. kemari mo nyari pacar...!" kak rani mengerling padaku. senyum cantik nya tiba tiba saja membuat perasaanku menjadi ga enak.

" haaah..! nyari pacar..!? disini mana ada laki laki..! " ucap kak rani. kami menatapnya heran.
kak rani memandangku. kembali memasang senyum cantik yang menggemaskan. dan, perasaanku menjadi bertambah ga enak.

" aku kemari mo kenalan ma abang mu deeek...!" ucapnya.

" haaah...! abang...!? aku mana punya abang..! " jawabku heran.

" ishhh.... itu loohh., yang kemarin di ceritain ecy..! abang angkat mu itu deeek...!!" ucapnya lagi.

" ehh...! " aku terkejut. ternyata kak rani menanggapi serius gurauan kak ecy.

" ngg... itu.. a. anu... i.itu.. sebenarnya.... " aku bingung. tak tau harus kekmana menjelaskannya ke kak rani.

" kenalin dooong...! suruh datang kemari... bilangin ke dia, ada cewe mo kenalan...!" ucapnya sambil mengedip ngedipkan matanya.
aku bertambah bingung. ku alihkan pandangan ku ke kak ecy yang senyum senyum nakal. aku memelas., meminta pertolongan darinya.

"ngg... kalau sekarang, ga bisa kak...! dia ga disini..! dia salah satu yang ikut paskibra ke medan..." kak ecy menjelaskan.
aku menatap tajam padanya. aku tak nyaman dengan perkataannya yang mengatakan ' kalau sekarang , ga bisa..'
seolah olah memberi harapan, dengan maksud ' tunggu pulang kemari, nanti di kenalin..'
makin ga enak akunya..!
ishhh.. kak ecy ni., tinggal bilang aja kalau itu bohong..! cuma canda canda an.. ! kan selesai..!! habis cerita..!

" hahh..!! serius...!? yang mana satu tuh orangnya..!? " tanya nya makin bersemangat.

" yang paling ganteng nya lahh kak..! hihihi..! " ucap kak ecy sambil melirikku.

" kyaaaaa.... ! yang itu ya...!? kalau itu mah, di atas ganteng levelnya..! macho itu mah...!! machoo bangeeeett...!!! " kak rani seperti hendak melompat kegirangan. mengetahui siapa laki laki yang dimaksud kak ecy.
melihat ekspresinya, aku terkesima. dia menopang dagu di atas telapak tangannya yang di kepalkan, sambil menggoyang goyang badannya.

" mau dooong....! adek kenalin ke kakak yah....! boleh dong..!? ya... ya... ya.. ya...!? " ucapnya dengan gaya memelas manja. sambil memegang dan menggoyang goyangkan tanagnku. seperti anak anak yang minta di belikan peremen.
aku menatapnya. jantungku berdegup kencang saat melihat keseriusan yang nyata di bola matanya.
' ya tuhaaan..!'
aku mengalihkan pandanganku ke kak ecy. kulihat dia menutup mulut, menahan tawa.
aku menatap lemas dan memelas padanya....!
........................................................
.......................................................



P.O.V. RINI MEICHAN



saat aku keluar dari kamar mandi, kulihat suamiku duduk menyandar di lantai.
" papi kenapa..? " tanyaku saat melihat raut wajahnya yang tak biasa. sambil mengeringkan rambut dengan handuk, aku melangkah mendekatinya.

" sini...!" ucapnya menepuk lantai di samping tempatnya duduk.
aku mengikuti ajakannya. duduk menelongsor di lantai. untungnya saja lantai kami lantai papan. bukan semen ataupun tehel. dia meraih kepalaku, menyandarkan di pundakknya.

' cupp..!' di kecupnya pelan keningku.
saat bibirnya terlepas dari keningku, aku menoleh kearahnya.

' cupp..!" aku membalas dengan mencium pipinya.

" tadi..., tadi papi mimpi....!" ucapnya sambil membelai rambutku yang basah.

" hmmm... mimpi apa..!? " tanyaku.

" haris...!" jawabnya singkat.
' hufftt..' dia menghembuskan nafas. menyandarkan kepalanya kedinding, dengan pandangan mata ke langit langit kamar kami.
aku memeluk erat lengannya. dapat kurasakan kegetiran.. rasa bersalah dan berdosanya saat menyebutkan nama ' seseorang' yang hadir di mimpinya itu.
begitupun dengan ku., rasa rindu menyelimuti hatiku.

" mami sudah ngomong dengan irma..!? " tanyanya.

" sudah." jawabku singkat.

" terus..!? " tanyanya lagi sambil menolehku.
aku mengggeleng tak bersuara. tanpa diminta, air mataku jatuh mengalir.
dengan lembut, suamiku menghapus air mata yang membanjiri pipiku.

" sabar...! kita bujuk pelan pelan..! " ucapnya meyakinkanku.

" dia sudah terlalu membenciku...!" ucapku getir.
kulihat suamiku menggeleng tersenyum.

"dia tak pernah membenci mami..! tak mungkin dia membenci orang yang paling dia sayang...! dia sayang mami..!" ucap suamiku.
aku mentapnya. meminta kesungguhan dari perkataannya.

" kalau dengan ' kita kita' , mungkin dia bisa membenci dan dendam. tapi, tidak dengan ' kalian ' . terutama dengan mami..! perempuan yang paling dia sayang..! perempuan yang selalu memanjakannya..!

" diantara kita semua yang pernah membujuknya., hanya dengan mami saja dia mau ngomong..! " ucapnya meyakinkanku.
aku kembali teringat, saat kemarin , perjumpaan pertama kami. setelah sekian lama tak bersua.




*** flashback>>> <<< wan weeek ago..

" mi... mami...! " kudengar suamiku memanggilku.
dengan berat, kubuka mataku.

" hmm.. papi dah pulang..!? '' ucapku pelan.
dia mengangguk, lalu mencium pipiku.

" bangun dulu yok..! " ajaknya.

" jam berapa pi..!? " tanyaku sambil mengangkat badanku.

" jam 4.. !" jawabnya.
" bangun dulu., terus mandi..!" ucapnya lagi.
aku menyipitkan mataku yang memang cipit. manatapnya heran.

" mo ngapai..!? " tanyaku.

" temani papi keluar.. jalan jalan..! " ucapnya tersenyum.
aku menatapnya tajam.

" jam 4 pagi., papi banguni mami, untuk jalan jalan..!!? " ucapku yang semakin tajan menatapnya,

" udah... jangan banyak tanya...! " ucapnya yang sudah menarik tanganku agar turun dari tempat tidur..


.........................
suamiku menjalankan mobil, keluar dari pekarangan rumah.
" papi ga buang tabiat kan...!? " ucapku bertanya jahil.
( buang tabiat = melakukan hal hal aneh yang diluar kebiasaan, menjelang ajal menjemput )

" husshh... mami ini...!! " ucapnya memencet hidungku.

" habisnya.. papi siihh...! ga pernah pernahnya...! ''
dia diam tak menjawab. sekitar 15menit kami saling diam.,

'' papi mau nunjukin sesuatu..! " ucapnya tiba tiba.

" tunjukin apa...!? " tanyaku.
namun, suamiku diam tak menjawab.
" papi..!! " panggil ku sedikit kesal. rasa penasaran menghinggapi ku.
dia masih tak menggubris ku., hingga tiba tiba, suamiku melambatkan laju mobil. lalu, muncungnya meruncing, dan kepalanya sedikit naik keatas, menunjuk kearah didepan kami.
pandanganku beralih ke arah yang ditunjukkannya. berjarak sekitar +- 10meter di depan kami, aku melihat dua manusia berjalan sambil menjunjung buntalan di atas kepala mereka.
selain tak faham mengapa suamiku memperlihatkan dua manusia itu padaku., aku juga tak begitu dapat melihat nya dengan jelas. karena keadaan subuh yang lumayan gelap, mereka juga berjalan membelakangi kami.
lalu kemudian, suamiku kembali menjalankan mobil dengan laju, hingga kami meleawati dua manusia yang barjalan itu. setelah tak jauh di depan orang yang berjalan itu, suamiku membelokkan dan memberhentikan mobil di depan deretan ruko yang masih tertutup. kembali aku menatapnya, masih tak faham dengan tujuannya.
kembali dia meruncingkan muncungnya kearah jalan.
' deg degh,,!!!'
setelah berdetak kencang., beberapa setik kemudian, jantung ku seolah olah berhenti berdetak.
di bawah lampu jalan yang terang benderang, aku dengan jelas dapat melihat dua manusia yang tengah berjalan tadi. dua sosok manusia yang sangat kukenal. terlebih yang perempuan.
air mataku langsung mengalir deras. aku sampai menutup mulut menahan isak. lalu, aku menatap suamiku. dia mengangguk, tersenyum kecut.
aku kembali menoleh kearah dua manusia tadi. kini, mereka sudah berada depat di belakang mobil kami. pandanganku masih mengikuti arah langkah mereka yang sudah melewati dan membelakangi kami.
tiba tiba, aku mersakan sesak di dadaku. aku baru manyadari, detakan jantungku yang berhenti, berhenti karena tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat.
aku memukuli dadaku dengan kuat. berharap dapat mengembalikan detakan jantung ku.

" mi... mami..!!!"
suamiku terlihat panik. lalu tanpa ku sadari, dia sudah berdiri di sampingku. lalu, tiba tiba , suamiku membekap mulut dan hidungku. dan kemudian, dia membungkukkan sedikit badanku dan menepuk nepuk punggung ku.
aku meronta ronta mencoba melepas bekapannya. dan tak lama kemudian.,

" hheeeeeeekhh.... hhuuuuuhh... hheeeeeekhh... hhuuuuhh... "
seiring terlepasnya tangan yang membekapku, aku kembali dapat menghirup udara dan mengisi jantung dan paru paru ku.
aku meraih pinggang suamiku yang berdiri di sampingku. menempelkan wajahku di perutnya dan kembali menagis terisak.
" hiks... itu... hiks,.... itu... tadi..." aku tak dapat melanjutkan ucapan ku.

" shhh... mami tenang dulu..! kendalikan emosi...! " ucapnya sambil membelai rambut ku.
aku mengeratkan pelukanku. dan tak lama kemudian, baru aku dapat menenangkan diriku.
suamiku kembali masuk dan duduk di sampingku. mobil kembali berjalan, dan tak lama, memasuki area pasar yang sudah ramai di penuhi oleh manusia yang melakukan segala aktifitas.
mobil berhenti di area parkiran.

" mami tahan diri ya... kendalikan emosi..! jangan sampai kejadian seperti tadi..! " ucap suamiku mengingatkan ku.
aku tak menjawab. hanya mengangguk lemah.
kulihat suamiku meruuncingkan muncungnya lagi. mataku mengikuti arah tunjuk bibirnya.
kembali aku melihat pemandangan yang tak meng enakkan hati dan fikiranku.
aku melihat pemuda itu. pemuda yang tadi menjunjung bantalan bersama ibunya. pemuda yang beberapa tahun ini menghiasi mimpiku dan juga mimpi putri kecil ku.
hatiku terenyuh., terenyuh melihat senyum nya. senyum nya yang tertatih.! tertatih, mencoba melewati lintasan orang orang yang terkadang menghambat laju roda kereta sorongnya.
air mataku tak bisa ke bendung, kembali terjatuh tanpa ku minta.
aku tak menyangka, bahwa pemuda itu adalah anak dari orang yang paling teramat aku sayangi. anak dari orang yang pernah mengisi hari hari indah dan buruk ku.

" irma dimana...!? " tanyaku di sela sela jariku yangmencoba tu menghentikan laju air mataku.

" yuk..." ajak suamiku sembari keluar dari mobil.
aku membuka pintu mobil dan mengikuti langkahnya.
kami berjalan, meneluduri pasar. tak jauh kami berjalan, suamiku menghentikan langkahnya. mataku mengikuti arah pandangannya.
seketika, tubuhku limbung. lututku melemah, tak mampu menopang berat tubuhku yang melunglai.

" mami....!!" suamiku merangkul tubuhku.
" kan tadi papi sudah bilang... kuasai diri.. jangan terbawa emosi..! " ucapnya.
cemana aku tak terbawa emosi., aku melihat pemandangan yang menyayat nyayat hatiku.! pemandangan yang mengusik ego ku.!
aku melihatnya berjongkok, menyusun barang dagangannya yang berupa sayuran yang hanya beberapa jenis. itupun cuma diletakkan di pinggiran aspal dan juga hanya beralaskan goni plastik yang sudah teramat lusuh.!
hatiku semakin pedih melihat senyum nya yang mengembang. senyum yang mengharap, dapat menghentikan langkah orang orang yang melintas di depannya, untuk sekedar singgah dan memilih barang dagangannya.
dengan gontai, aku melangkahkan kakiku tuk menghampirinya. namun, baru tiga tapak kakiku melangkah, suamiku menahan tanganku.

" pelan pelan ya mi..!! " . ucapnya mengingatkan ku.
aku hanya tersenyum kecut. tak yakin dengan hatiku.
aku kembali melangkahkan kakiku. di perjalanan menghampirinya, hati dan perasaanku menjadi tak karuan.
aku menghentikan langkahku di depannya. aku diam, menunggunya selesai melayani pembeli yang tadi duluan menghampirinya.
dia tak menyadari keberadaanku, karena sibuk menyusun sayuran yang berserakan karena di bongkar si pembeli tadi.

" incum....." panggilku lirih.
bibirku bergetar saat memanggilnya dengan panggilan sayangku padanya dulu.
kulihat dia seperti terkejut. seketika, dia menghentikan kegiatannya yang menyusuni sayuran. namun, dia tak mengalihkan pandangannya, tetap menunduk, seolah olah tengah berbicara dengan sayuran yang berserakan itu.

"ir......." panggilku yang masih tak di gubrisnya.
air mataku mulai tak terbendung. aku sudah tak sanggup untuk menahan nya lebih lama lagi. bukan hanya mataku yang menangis, tapi, hatiku juga turut menangis pilu.
hatiku menangis pilu, bukan karena dia tak menggubris ku., hatiku menangis karena melihat keadaan nya yang sekarang ini.
menangis karena, sedari tadi masih membayangkan kehidupannya yang tak pernah kubayangkan akan menjadi seperti ini,

" adeeek....!" panggilku lagi saat kulihat dia kembali menata sayurannya yang sedari tadi sudah tersusun rapi.
dan akhirnya., dia menadahkan wajahnya, dan dia tersenyum melihatku.
melihat itu., hatiku sejuk seperti tersiram embun pagi. melihat senyum nya, hatiku yang tadi tersayat sayat, seperti mengalami healing metamorfosis.

" ya bu... ibu cari sayur apa...!? silahkan di pilih bu....! " ucapnya.
'jlebbh.!"
hatiku yang tadi sempat bermetamorfosis, kembali hancur luluh lantak, mendengar ucapannya yang datar tanpa memiliki rasa.
seketika, lututku lemas tak bertenaga, jatuh hingga menyentuh aspal yang sudah tak rata dan sedikit becek.
aku terduduk dengan tumitku yang menjadi penyangga buah pantatku.
" incum....! hiks...hiks... ! ini kakak deeek...! hikss... kak mei...! ini kak mei mei deek...! hiks... " ucapku terisak sambil meraih dan menggenggam tangannya yang dari tadi terlalu sibuk memindah mindahkan sayurannya.
dia tak menepis tanganku yang meraih tangannya. namun, dia menunduk. masih enggan untuk menatap wajahku.

" ramai orang...! malu..! jika harus seperti ini, lebih baik jangan pernah menjumpai ku...! " ucapnya pelan.
lalu, kulihat setetes buliran air, jatuh dari kelopak matanya sedikit berkerut menua. namun, walau setetes, sudah bisa menyirami dan menyejukkan hatiku...
walau cuma setetes, mampu menghentikan laju deraian air mata dan isak tangis ku.

" kakak minta maaf dek.... kakak minta maaf....!! " pintaku tulus padanya.

" maaf...! aku lagi berjualan. lagi mencari sesuap nasi...! jika tidak ada keperluan, silahkan pergi...! " ucapnya dingin.
aku bangkit berdiri, secara perlahan, genggaman tangan ku terlepas darinya.

" iya... maaf..! kakak pergi..! izinkan kakak menjumpai mu lagi. besok..! " pintaku.
dia diam, tak menjawab atau mengiyakan. namun, tak juga melarangku.
perlahan, aku berbalik dan melangkah pergi.


.......................
sampai di parkiran, kulihat suamiku sudah duduk di dalam mobil menunggu ku. dia kemudian membukakan pintu mobil.
di perjalan pulang, kami diam tak bersuara.
aku kembali mengingat ngigat apa yang kulihat tadi.
bayangan mereka yang berjalan sambil menjinjing buntalan....
bayangan aby yang membawa kereta sorong.... irma yang berjongkok menjual sayuran, terus bersiliweran di pelupuk mataku.
seketika, amarahku memuncak.

"sejak kapan...!!!? " tanpa menoleh, aku bertanya ke suamiku.
dapat ku lihat, dia menatap ku, mungkin tak mengerti dengan arah pertanyaanku.

" SEJAK KAPAN MEREKA SEPERTI ITU...!!!?? ". suaraku mulai meninggi.
suamiku memelankan laju mobil, lalu kemudian memberhentikannya di tepi jalan.

" mi....." ucapnya pelan.

' plakk....! '. aku menepis tangan nya yang hendak meraih ku.
" aku tanya, sejak kapan mereka seperti itu...!!!? " tanyaku dengan pelan. namun, dadaku bergemuruh menahan amarah. aku sudah membahasakan diriku dengan ' AKU' ke suamiku.

" sejak..... sejak haris meninggal.." ucap nya pelan. namun, sangat memekak kan telingaku.
telingaku berdengung mendengar ucapannya.

' plakk...! gedebak....! bugh.! bagh.! gebugh...!!. aku memukulinya bertubi tubi dengan sekuat tenagaku.
'' SEJAK HARIS MENINGGAL...!!! bugh.! plak.! plakk.!! gebugh,,,!!
" KALIAN MEMBIARKAN MEREKA HIDUP SEPERTI ITU SEJAK HARIS MENINGGAL.......!!! HAAA...!!!" kembali aku memukulinya. bahkan mencakar nya...
aku kalap., aku tak lagi memendangnya sebagai suamiku. ingin rasanya aku mencabik cabik tubuhnya.
" BINATANG KALIAN SEMUA.....!!! "

' tapp...! tap.!' . suamiku menangkap kedua tanganku yang hendak mencakar wajahnya.

" mi.....! sabar mi,.....! dengar dulu....! "

" LEPAS....!! LEPASKAAAAAAN....!!! " aku meronta ronta, mencoba tuk melepaskan cengkraman tangannya.

" dengar dulu mi......!! " ucapnya lagi, mencoba tuk menenangkan ku.
cukup lama dia menahanku yang meronta, hingga kurasakan tenaga ku mulai melemah. barulah dia melepaskan cengkeraman tangannya.
kembali, air mataku mengalir deras. aku menutupi wajah dengan kedua telapak tangan ku.

" huuuu....!! hhuuuu....! kalain.... kalian..... " aku tak sanggup meneruskan ucapanku. tertahan oleh isak tangisku.
setelah agak lama aku menangis tersedu, barulah aku kembali sedikit tenang.
" kalian tak punya perasaan....!! selama ini kalian membiarkan mereka..!! kalian tega melihat kehidupan mereka yang seperti itu..!! " ucapku dengan sisa sisa isak tangis ku.

" kita sudah coba mi....! kita semua sudah berusaha membujuknya...!!
" selama ini, kami sudah coba segala cara. tapi, mami tahu sendiri kan, sifatnya irma gimana."
aku menatapnya tajam.
" jangan kan berbicara, melihat wajah kami saja, dia tak mau...! "

" kenapa baru sekarang aku di beri tahu...!? "

" selama ini, kita sembunyikan dari mami. karena kita tau respon mami akan seperrti ini. makanya, kami mencoba tuk membujuknya dulu. berharap agar dia mau menerimanya. tyo bahkan rela memberikan semua miliknya.. memberikan semua yang dia punya..! " ucapnya menjelaskan.
" tyo...!? semua milik nya...!!? sampai sekarang, dia merasa itu semua miliknya....!!!? kalian semua, merasa kalau harta kalian itu ' milik ' kalian...!!!" hehh..!" aku berkata sinis.
"akhirnya, aku tau mengapa irma tak ingin memandang wajah kalian...! bisa bisa nya...! " ucapku lagi

***flashback end---
...........................................



" maafin mami ya pi....!" ucapku penuh penyesalan. saat mengingat kejadian, dimana aku memukulinya.
suamiku tersenyum mengangguk.
' cup....! emhhh.....'
...................................
..................................


" mami....!''
kudengar suara putriku memanggil. kulirik jam di dinding, ' pukul 8'. pantes, dia sudah bangun.

" ya deek...! " . sahutku dari dalam.
cepat cepat aku mengenakan kimono ku, tanpa mengenakan dalaman. segera aku bergegas keluar. begitu aku keluar kamar, putriku langsung menghampiri dan memeluk ku.

" kog ga ke kemar adek..!? ' tanya nya cemberut.

"mami ketiduran..! hihihi....! " ucapku berbohong.
dia langsung membenamkan wajahnya di dadaku. tapi tak lama. kemudian, dia menjauhkan wajahnya dari dadaku, dan menatapku tajam.

" kenapa..!? " tanyaku heran.

" bau iler...!! "

" ihh... mana ada..! mami ga ileran...! " ucapku tak terima.

" iya... bukan iler mami. tapi, iler nya papi...!! " ucapnya yang kini tersenyum jahil.

" ehh... ngg,,, itu... masa sihh...!? " ucapku kaget, sambil mencoba menghidu tubuhku.

" hihihi..... mami 'maen' ya...!? " tanya nya frontal, dengan senyum nakalnya.

" ikhhh... adeeek....! udah ahh... mandi sana....!! mami siapin sarapan dulu..! " ucapku malu. sambil mendorongnya menjauh.

" hihihi....." dia tertawa cekikikan, sambil berlari kecil menuju kamarnya.
...................................
..................................
" lusa, papi berangkat ke medan..! " ucap suamiku, setelah menghabiskan sarapan pagi nya.

" hahh..! ke medan..!? adek ikut...!! " ucap putriku begitu antusias, saat mendengar papi nya akan pergi ke medan.
" ishhh... ngapain ikut..!? " tanyaku.
dia diam tak menjawab. namun, berhenti mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

" mmm.... pengen aja...! " jawabnya.

" pengen., atau kangeeen...!? " tanya ku menggodanya.
aku tau pasti, maksud dan tujuannya yang hendak ikut ke medan.

" baru berapa hari juga...! " ucapku lagi, makin menggoda nya.
kulihat dia salah tingkah.

" kalau adek ikut, mami sendirian dong..! kamu tega, ninggalin mami sendirian...!? " suamiku menengahi.

" lagian, adek kan lagi sibuk sibuk nya latihan. masa mau pergi..!? " . ucapku.

" iyaaah... ga jadi ikut...! " ucapnya merajuk dan memajukan muncungnya.
aku berdiri mrndekatinya. kuraih tubuhnya, dan menempelkan kepalanya di perutku.

" sabar ya sayang...! dia ga lama kog disana...! " ucapku menenangkan nya.
dia mengangguk lemah.

" hmm.., ya udah, adek pergi dulu ya..! " ucapnya di saat aku melepas dekapanku.

" hati hati di jalan..! " ucap suamiku sambil mencium pipi putri kecilnya itu.

" iyaaaah.." ucapnya seraya berbalik dan melangkah pergi.


..................................
...............................,.

" mi..... " panggil suamiku.
" hemmm..." sahut ku.
" nanti disana, tahan diri ya mi....! jangan emosi...! " suamiku mengingatkan ku.
aku diam tak menjawab. tak yakin dengan hatiku.
saat ini, kami di perjalanan, menuju rumah tyo. Tyo sembiring. dirumah nya nanti, kami semua berkumpul. berkumpul untuk membahas tentang irma.
"tadi malam., papi lihat Rani di rumahnya cindy.." ucap suamiku, mengalihkan topik.
' huftt...!'
aku menghela nafas panjang.
" mereka sudah mengenal, satu sama lain..! " ucapnya lagi.
" putri mu terlalu manja pi....! mami takut, kejadian itu akan terulang kembali...! " ucapku getir.
suamiku meraih dan menggenggam tangan ku.
" semoga saja tidak...! " ucapnya tersenyum.
........................................

SOFHIA



LIZA



CINDY



mobil kami memasuki pekarangan sebuah rumah. rumah dinas, dari instansi pemerintah daerah. cukup luas, untuk sebuah rumah dinas biasa.
" melihat rumah dinas nya, kayaknya jabatan tyo udah tinggi ya...! " tanyaku ke suamiku.
suamiku tersenyum kecut, melihat ekspresi dari wajah dan nada pertanyaan ku.
kami turun dari mobil, dan melangkah menuju pintu rumah. di situ, kulihat dua perempuan berdiri di depan pintu, dan satu lagi duduk menunduk di kursi teras.
salah satu perempuan yang berbaju syar'i, melangkah menghampiri ku, dan diikuti oleh perempuan yang tadi berdiri di sampingnya.
" kak mei....! " ucapnya, dan langsung memeluk ku.
aku membalas pelukan dan mengelus punggung nya. cukup lama kami berpelukan. hingga, terdengar suara sumbang dari belakangnya.
" gantian woii...! " suar acempreng itu berhasil membuat sofhia melepas pelukannya dan bergeser sedikit ke samping.
kulihat perempuan kecil, senyum cengengesan di depan ku.
" kaaaaak....! " ucapnya seraya memeluk ku.
" masih imut aja ya...! " ucapku mengelus rambutnya.
dia menggoyangkan kepalanya yang bersandar, repat di belahan dada ku. LIZA., diantara kami berlima, dia yang badan nya paling kecil
" ouwhhh....!' aku melenguh kecil, saat merasakan remasan di dada kiri ku.
' plak...!' aku memukul tangan nya yang meremas tete' ku
" ini tangan., gait nya ga hilang ya...! " ucapku mencubit telapak tangan nya.
" hihihi....! habis nya., ini tete', makin bulat aja..! masih keras juga lagi...! " ucapnya yang kali ini, meremas kedua tete' ku.
" isshhhhh.... sudah..! sudah....! ini, kalau di biarin, ga bakalan berhenti...! " sofhia menarik liza ke sampingnya.
lalu, kulihat sofhia melirik kearah seseorang yang sedari tadi duduk menunduk.
aku melangkah, mendekatinya yang masih tatap menunduk.
" cindy...! " panggilku ketika berdiri di hadapannya.
cindy mengangkat kepalanya. kulihat air mata membasahi pipi nya.
kurentangkan kedua tangan ku di hadapan nya. cindy segera berdiri dan menghambur ke pelukan ku.
" hiks.... kaaak... aku... hiks...! " ucapnya terbata.
" sudah... sudah...! jangan menangis...! " ucapku menggosok gosok punggung nya.
cindy menggoyang goyangkan kepalanya.
" a. aku.... aku minta maaf....! aku minta maaf kak...! hiks,,,! " ucapnya lagi sambil terisak.
" iyaaaa.... kakak juga minta maaf...! " ucapku yang mengingat pertengkaran 'kecil' kami dulu.
" ma....! " kulihat tuo berdiri di ambang pintu, memanggil istrinya sofhia.
dia kemudian senyum mengangguk padaku, sebelum berbalik dan masuk ke dalam.
" dah ahh... kita ke dalam yukk...! " sofhia melerai pelukanku dan cindy. kami berempat, melangkah masuk ke dalam rumahnya.
kami duduk melingkar, mengelilingi meja makan yang di penuhi dengan berbagai macam hidangan.
aku belum memasukkan satu suap pun ke dalam mulutku. tangan ku sedari tadi hanya mengadk aduk makanan yang ada di depan ku.
" kog ga dimakan mi....!? " ujar suamiku yang duduk di samping ku.
" kakak ga selara makan..!? " sofhis yang duduk di depan ku bertanya.
aku mengangguk mengiyakan.
" maaf,.... cuma masakan ala kadar nya..! " ucapnya lagi.
aku menggeleng. menampik ucapannya.
" aku ga tau.., entah dia sudah makan apa belum....!
" aku ga tau., apakah mereka juga bisa makan makanan seperti ini....!
" aku ga tau.., berapa banyak, atau berapa lama dia menjual sayurannya untuk bisa memasak masakan yang kau bilang cuma 'ala kadar' nya ini..!!" ucapku sedikit terisak.
" mii.....!" suamiku mengelus punggung ku,. mencoba tuk menenangkan ku
" kalian tau, berapa kali mereka makan satu hari...!? "
" kalian tau., makanan seperti apa yang mereka makan...!? " ucapku ku lagi.
kembali aku teringat dengan kehidupan berat yang di lalui irma dan putra nya. kembali aku teringat dengan kesusahan mereka.
aku berdiri dari duduk ku. melangkah pergi meninggalkan mereka. sesak di dada sudah tak tertahankan. aku melangkah menuju ke mobil. didalam, aku menangis sejadi jadinya. meraung seouas hati ku.
cukup lama aku menangis, hingga aku merasa sedikit lebih tenang. lalu, seseorang membuka pintu mobil di sampingku. aku masih menundukkan wajahku di dashboard mobil.
" kaaak....! kita kedalam yok...! " kudengar suara sofhia mengajak ku, dan kurasakan usapan lembut di kepalaku.
aku mengangkat kepalaku. mengangguk, mengiyakan ajakannya, sambil membersihkan sisa air mataku.
aku kembali masuk kerumahnya. sampai didalam, sofhia membawaku masuk ke kamarnya. kulihat cindy dan liza sudah ada disitu. sofhia menuntunku duduk di tepi ranjang.
" maafkan kami kaaak...! maafkan kami...! kami pantas mendapat amukan dari kakak..!! kami pantas mendapatkannya. ! '' ucap sofhi lirih.
aku menggeleng.
" aku tidak marah dengan kalian.... aku marah dengan diriku sendiri...! marah dengan ke alpaan ku dengan kehidupan mereka..!! aku marah dengan ketidak tahuan ku..! " ucapku.
kulihat wajah sendu mereka yang menunduk. tak berani menatap ku. aku tahu., bahwa mereka juga , sama sedihnya seperti ku.
" udah ahh.... ga usah di terusin sedihnya...! sini...!! aku rindu dengan adik adik ku...! " ucapku merentangkan tangan. coba tuk menghibur mereka.
mereka bertiga dengan cepat menghambur, memeluk ku...!
........................................
.......................................
" hati hati di jalan...! " ucapk ku melambaikan tangan.
suamiku membalas dengan memberikan kecupan jauh dari dalam mobil yang sudah keluar dari pekarangan rumah.
' tin..tiiinn...!' baru aku hendak berbalik., sebuah mobil membunyikan klakson dan masuk ke pekarangan rumahku.
cukup lama aku menunggu. kulihat emak emak berbadan kecil, mengenakan pakaian yang cukup modis, turun dari mobil nya.
mengenakan T-shirt putih yang kebesaran, yang panjangnya hampir menutupi skirt pendek di atas lutut yang dia kenakan. juga sepatu skets converse yang menutupi hingga ke mata kaki nya.
" mei mei......! " teriaknya, sambil berlari kecil ke arahku.
'dasar emak emak tak tahu diri..!' batin ku. dia langsung memelukku.
" kau kenapa...!? mo ngapai...!?" tanyaku tanpa membalas pelukannya.
" kangeeeen.....!! " ucapnya.
" kangen ini...!" ucapnya sambil menggoyang goyangkan kepalanya di dadaku.
" hehhh...!" aku menjauhkan kepalanya dari tete' ku
" kangen ini juga...!" ucapnya lagi meremas bongkahan buah pantat ku.
" ishhhh.....!" kembali aku melepaskan remasan tangannya di pantat ku.
lalu., tangannya naik ke atas, melingkar di leherku dan menariknya ke bawah. membawa wajahku mendekat ke arahnya., hingga....
' cup...!' liza mengecup bibirku.
' ehmmmchhh....!' lanjutnya lagi yang sudah melumat bibirku.
aku meraih tangan yang melingkar di leherku dan melepaskan, kemudian menaikkan kepalaku.
secara perlahan, bibirku terlepas dari pagutan nya.
" dasar emak emak tak tahu diri....! " ucapku sambil menampar pelan pipi nya. lalu, berbalik , berjalan masuk kerumah ku.
kedengar cekikikan tawanya yang juga mengikuti ku dari belakang.
aku terus melangkah menuju dapur. membuka kulkas dan mengambil syrup. kulihat dia duduk menyandar di sofa ruang keluarga.
" kakak yakin, nyuruh yona datang kemari...!?? " tanya nya , disaat aku baru saja mendaratkan pantatku di sofa. tepat di samping dia duduk.
" aku ga nyuruh dia kemari., dia yang kemarin nelfon, katanya kangen dengan mamaknya dan juga 'adik adik' nya.." ucapku serayamenyerahkan gelas berisi syrup dingin.
liza meraihnya, lalu meminum seteguk, sebelum meletakkan ke meja kecil di samping sofa.
" kakak nyuruh yona, buat ngebujuk irma...!? " tanya nya sambil melihatku.
aku menggeleng.
" seandainya bisa...!! aku mau, yona dan 'adik' nya membujuk irma...!" ucapku pelan.
" tapi, kamu maasih ingat kan., dengan pesan haris..!" ucapku lagi mengingatkan nya.
" jangan sampai, anak anak kita, terkontaminasi oleh masalah dan problematika kita..! " ucapnya.
aku tersenyum mengangguk
" tapi kan., ini juga demi kebaikan mereka..!! tak ada salah nya kita mencoba. aku yakin, yona dan 'adik' nya pasti bisa meluluhkan hati irma..!" ucapnya antusias.
aku menggeleng berat.
" itu akan semakin memperparah keadaan...!
" bisa kamu bayangkan, cemana lagi murka nya irma, jika kita mengikut sertakan anak anak itu ke dalam masalah kita..!!? "
" engga...! aku ga berani... marahnya saat ini saja sudah sangat menyakitkan hatiku....! " ucapku tak bisa membayangkan , bagaimana akhirnya. mungkin se umur hidup, aku tak akan bisa dekat dengannya lagi ...
liza mengangguk faham.
" aku iri dengan kalian...! kalian cukup beruntung...!" ucapnya menunduk.
kulihat bahunya sedikit bergetar.
" walau dia sudah tidak ada., tapi setidaknya, dia meninggalkan bagian dari dirinya pada kalian..!!
" kakak...!. irma....! dan juga...... " liza tak meneruskan ucapannya.
kulihat air mata sudah mengalir deras di pipi nya. aku meraih tubuh mungilnya., ku dekap dalam pelukanku.
" kamu kangen dia...!? " tanyaku.
dia mengangguk cepat
" aku kangen 'kita bertiga' ..!" ucapnya.
dia tertawa dalam tangisnya. aku tersenyum, memencet hidung bangir nya.
" sempat sempat nya ya kamu ingat 'itu' ! " ucapku, mengetahui arah ucapan nya.
dia tersenyum, sambil menghapus pipinya. ku sentuh wajahnya dengan telapak tangan ku. jempolku bergerak, membersihkan sisa buliran air yang tertinggal di kelopak matanya.
' nyoott.!'. dengan gerak cepat, tangannya sudah mendarat dan meremas tete' ku.
' plakk..!' aku memukul tangan nakal nya
" kebiasaan..! main serobot aja...! " ucap ku kesal.
" hihihi.... sama aja kan..!? nanti juga bakalan di remas remas...!! " ucapnya terkikik.
" nanti,,,,!? ishhh.... siapa yang mau...!? ga selera aku sama emak emak...! dah tua lagi..! " ucap ku sinis, menjahilinya.
" kakaaaak...! " ucapnya manja, sambil mencoba memeluk ku.
" ishh.... sana sana......!!! " aku mendorong tubuhnya menjauh. lalu berdiri dan berlari menuju kamarku.
" mei mei.....!!! " jeritnya, ikut berdiri dan mengejarku.
' bugh..!' tubuhku jatuh telentang di atas kasur. dengan cepat, dia naik dan mengangkangi pahaku. lalu, dia menunduk dan memegangi wajahku. liza mencoba tuk mencium ku. namum, aku meronta, menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. menghindari ciuman nya.
karena tak berhasil mencium ku, dia sedikit kesal dan dengan kuat, dia menahan kepalaku.
" diam...!! tabok nanti..!! " ucapnya sambil mengangkat sebelah tangan nya.
" berani..!! coba aja..! " ancamku sambil menaikkan sedikit wajah ku.
" hehehe... engga kakak ku sayyaaang.....! " ucapnya yang sudah membelai pipiku. dan....
' cup...! cup....! cup....! " liza menciumiku dengan bertubi tubi. hingga.,..,
' emmchh.... emchh..." bibirnya melumat bibirku.
' enghh... engh..." aku membalas lumatannya.
sambil berciuman, tangan mungilnya menelusup ke perut, dari bawah baju ku.
" mmuuach...! " liza melepas pagutannya di bibir ku
" ouch... hemmm...! " wajah innucent nya sudah menempel di kulit perut ku yang ter ekspose
' cup...! cup...! cup...! ' sambil menciumi perutku, tangan nya menggeser bajuku ke atas. melewati kepala ku hingga terlepas.
" haishh..... ouwhh.......! " aku bergidik, saat lidahnya menyapu permukaan kulit perutku, menuju dada, hingga ke leher dan berhenti di hujung dagu ku.
senyum innocent nya terpampang di hadapan ku saat aku membuka mata yang terpejam karena menikmati sapuan lidahnya.
saat tangan mungilnya membelai pelipis dan pipiku, kulihat kedua matanya mulai memerah. lalu, sebutir untaian air matanya jatuh, tepat di hujung hidung ku.
" miss you sist.....!" ucapnya lembut, masih tetap membelai pipiku.
" miss you too.....! " balasku sambil menarik kepalanya dan melumat bibirnya.
kami kembali berpagutan. lidah kami saling bersilang dan mendorong. mencoba tuk meng eksplore ruang di rongga mulut.
tangan nya yang tadi di wajahku, kini sudah berpindah ke punggung ku. aku yang mengerti maksudnya, menaikkan badanku sedikit ke atas. jari jari imutnya, berhasil melepas kaitan BH ku.
dengan sangat pelan, liza menurunkan tali BH dan melepaskan penutup tete' ku. ketika buah dada ku terpampang di hadapannya, seketika kulihat muncungnya meruncing dan wajahnya yang cemberut.
" kenapa...!? " dengan sedikit ter engah, aku bertanya heran melihat ekspresi nya.
matanya melirik tajam kearah ku.
" emang dasar, nenek sihir...!! " gumamnya pelan. namun, masih dapat ku dengar.
" APAA...!!! "
" ini tetek...! kog ga ada melar nya...!! ini pentil., kog masih kecil aja...!! " ucapnya geram sambil meremas dan memilin pelan tete' dan pentil ku.
" si herman, kalau ngentot, ngapain aja sih....!? ini tete' ga di remas...!? ini pentil, ga di kenyot..!!? " ucapnya lagi seolah olah bertanya pada dirinya sendiri.
" hehehe.....! " aku tertawa renyah. faham akan maksud dari ucapannya.
suami dan anak anak ku juga sering mengatakannya. mereka bilang, bahwa wajah dan tubuhku seperti tak mengalami penuaan. terlebih herman, suamiku, yang sudah sering melihat dan menikmati tubuh ku.
entah lahh.., aku juga tak tahu, apakah ini sebuah anugrah, ataupun sebuah kutukan buatku.
Segera kutarik tangannya,, Kemudian kucium bibirnya. Kulumat bibirnya cukup lama,, lidahnya menyambut lidahku, dia menyedot lidahku dengan bibirnya itu,, sungguh nikmat sekali. Sampai aku meremas payudaraku sendiri,,
beberapa saat Kemudian dia melepas ciumanku,,
" sshhh.... zaaa....! " paduan antara hembusan nafas dan sapuan lidahnya di daun telingaku, membuatku melayang.
tangan ku dengan reflek menarik bajunya keatas. ku raba dan ku belai perut dan punggungnya, lalu...
" ouwhhh.... heehmm...." erangan nya begitu manja terdengar saat tanganku menangkup dan meremas payudaranya.
bajunya terlepas dan kubuangkan ke samping tempat tidur. kerja sama antara jempol dan jari telunjukku berhasil melapas pengait bra nya, ku lolosi dari kedua bilah tangannya dan kulepaskan penutup buah dadanya.
liza masih asyik menjilati leher dan telingaku. tak mau kalah, tanganku turun ke bokongnya yang masih di lapisi skirt pendek nya.
' click., sreeeeeet...!" aku menggeser resleting rok pendeknya dan menaikkan sampai ke pinggang nya.
' plak..!' ku tepok bongkahan pantatnya dan meremasnya kuat.
' ouuhhhh.... iyaahh... remas yang kuat mei.....!" ucapnya.
'hheehhmmmm....' kini, kurasakan hembusan nafasnya di hujung pucuk payudara ku. dan ..
'slruupp...!'
'ouwhhh... izaaa....!" bibir dan juga lidahnya bermain main di pentil tetek ku.

tanganku berpindah, menjangkau payudaranya.
. erangnya.
tanpa ku duga, liza memegang kedua tanganku dan melepaskan nya dari payudaranya. lalu, dia menjilati setiap inchi kulit perutku.
" ouhh..shhhh.... ouh..shhh...'' geli dan nikmat menjadi satu, saat hujung lidahnya berputar putar di dalam pusarku.
dan tanpa kusadari, celana pendek dan juga CD ku sudah turun samapai ke mata kaki ku. dengan sedikit gerakan aku melepaskan melewati hujung jari kaki ku.
lalu, ..
kembali, lidahnya yang tak pernah berhenti bergerak, menjilati bibir vaginaku.
"oh my god"
"shitt.." lidahnya seperti belut, meliuk liuk masuk ke lubang memek ku. tak sampai disitu, jari nya kurasakan menusuk dan menoel lubang pantat ku.
pinggul ku bergerak tak karuan. ke atas.. kebawah.. dan terkadang melingar, melawan arah putaran lidahnya.
lalu, liza mengangkat wajahnya, melepaskan lumatan bibir dan sapuan lidahnya di memek ku. aku menatapnay heran, dia tersenyum puas melihat eksprsiku,. dan..
" ouchhhh......!" dua jarinya masuk, membelai dan menggaruk di dalam lobang vagina ku. juga jempolnya menggesek gesek clitorisku.
" zaaaa... ssshhhh.... ouwhhhhhhhh....... izzaaaaaaa..........!!'' di tengah rintihan, aku memanggil namanya.
dia tersenyum.. senyum manis nya menjadi bingkai di antara rintihan dan desahanku.
tak puas hanya memainkan vaginaku, liza kembali mendaratkan bibir dan lidahnya di telingaku. telinga adalah salah satu tempat sensitiv di tubuhku. liza sudah sangat hafal spot spot dan titik titik sensitiv di tubuhku.
" enak.......!? " tanyanya disela sela jilatannya.
aku tak menjawab. karena mulai merasakan desiran desiran nikmat yang mulai mengalir ke bawah pusarku.
'' adddeeeeeek..........! ooohhhh..... sshhh....."
aku menangkap wajahnya... kupandangi dia yang juga menatapku dengan tersenyum... rasa itu semakin dekat...
" ahhh... zaaaaa...... izaaaaa...... ouchh... aaaaaahhhhhhhhhhhhhh.............................!" badanku terangkat dengan sendirinya,,, aku telah mencapai puncak kenikmatan itu.
aku menutup mata, meresapi detik detik kenikmatan itu... kurasakan belaian halus di kepala dan wajahku., dan
' cup..! cup...! cup,, cup.....!! " liza menghujaniku dengan kecupan kecupan kecil. mulai dari kening., mata.. pipi.., hidung.. dagu.. dan bibir ku.
setelah getaran itu mereda., aku membuka mata. senyum manis nya menghiasi akhir kenikmatan ini.
kuraih tubuhnya kedalam pelukanku.,
' cup..! cup..! cup..! ' gantian., kini aku yang menghujani wajahnya dengan kecupan..
kubalikkan tubuhnya., kini, tubuh mungilnya berada di bawahku.
Perlahan kedua tanganku bergerak menuju payudaranya,, liza melihatku , dia sedikit tersenyum.. Dan akhirnya kedua tanganku menempel dikedua payudaranya. tanpa mengenai putingnya.
Aku mengusap sisi sisi kedua payudaranya,,
" sshhh... mei..." desisnya
"achhh..." desah liza saat kupilin kedua putingnya...
Setelah beberapa menit tanganku bermain di payudaranya, liza bangun dari rebahannya,, dia duduk menghadapku. Nafasnya sudah mulai tidak teratur... kupeluk tubuhnya lalu kucumbu lehernya..
Kedua mata kami bertemu,, aku langsung mencium bibirnya,, kami berciuman panas dengan posisi duduk dan kupegang kepalanya,,, pinggulnya bergerak gerak menggesek pinggangku.
kembali aku mendorong tubuhnya. liza jatuh telentang, dengan posisi kakinya yang mengangkang. kuraih kaki kirinya. kunaikkan keatas pundakku.
'cup..! cup...cup...!" kukecup dan kuberi sedikit hisapan di sepanjang betis menuju kepangkal pahanya. kuraih lagi kaki kanan nya. kini , kedua kaki nya berada di pundakku. kubelai dan kukecup kedua kaki nya itu.
aku menarik pinggulnya, selangkangan nya yang masih tertutup CD barada tepat di depan wajahku..
'happ.. mmhh...!'' kubenamkan wajahku di antara kedua pangkal pahanya.
" oucchh....! sshhh,,.. ouh.. terus meii... iyahh... terus,...."
jariku menyelip di kedua sisi pinggangnya. dengan perlahan, kutarik tepian celana dalam nya dan kulolosi melewati kedua tungkai kakinya. selangkangan nya yang berbulu lebat terpampang di hadapanku.
aku menurunkan jkedua kakinya dari pundakku. aku bergeser ke samping tubuhnya yang telentang.
" haaa....!? " liza menatap ku heran, karena tak melanjutkan aksiku.
" kaaak.... lagi dong,....! " rengeknya
" males....!" ucapku ketus.
" hahh.... kenapa...!" tanyan pelan.
" jembut mu lebat kali...!! malas aku...!!" ucapku lagi. menggoda nya..
" ikhh.. kakaaaaak....! biarin isshh... nanggung nihh.....!" rengeknya.
" enggaaa...!" ucapku lagi.
kulipat tangan di depan dadaku. membuang muka, seolah olah enggan melihatnya.
" MEI MEIIII...............!!!" jeritnya memanggil ku.
aku tak peduli. aku berpura pura hendak turun dari tempat tidur. dengan cepat dia menangkap lengan ku dan menarik nya keras. entah tenaga dari mana, dengan tubuh mungilnya, liza menghempaskanku kembali ke pembaringan. liza menduduki paha ku.
'hihihihi..!' batinku tertawa geli melihat ekspresi wajahnya.
" jangan coba coba pergi...!! atau mau aku mutilasi tubuh bohay mu ini....!!" ucapnya garang.
kulihat kilatan cahaya kemarahan di iris matanya.
aku tetap tak menggubris nya, ku palingkan wajahku dari tatapannya.
lalu, kurasakan tubuhnya sedikit bergetar.. kutolehkan pandanganku ke arahnya. kulihat dia menutup wajah dan terisak.
kunaikkan badanku, dan memeluknya yang duduk mengangkangi ku.
" hehehe... canda loh sayang.....!" ucapku memeluknya. kubelai rambut halusnya . coba tuk menenangkannya.
dia balas memelukku, melingkarkan tangan nya di leherku.
Perlahan kedua tanganku bergerak menuju payudaranya,..
"achhh..." desah liza saat kupilin kedua putingnya...
kembali aku menghentikan aksiku, liza menatapku sendu..
" bersihin dulu jembut mu...!" ucapku lagi tersenyum.
liza meruncingkan muncungnya dan merengut.
" mau ga....!!? kalau ga mau ya udah.. !!? " ucapku santai.
" gimana bersihin nya mei meiii.....!!? di cabutin satu satu....!!? " ucapnya kesal sambil mencubit kedua pipi ku.
" hihihihihi... turun dulu...! aku mau ambil alat nya..." ucapku mendorong tubuhnya.
liza mengangkat tubuhnya. melepas tindihan nya di pahaku.
aku turun dari tempat tidur, berjalan menuju side table di samping tempat tidurku. aku membuka laci dan mengeluarkan alat cukur listrik dan alat cukur manual, yang biasa di gunakan suamiku untuk mencukur kumis dan janggutnya.
" nihh,,.. bersihin sana...!" ucapku menyerahkan alat cukur padanya.
" bersihiiin....!" pintanya manja..
" hiiiihh.....! " ucapku geram memencet hidung bangir nya.

aku membawa nya ke kamar mandi, dan mendudukkannya di atas closet. aku berjongkok dihadapannya. dan membuka pahanya.
' ngungg... ngung.... nguuuungg..!' bunyi cukur listrik saat aku menekan tombol 'ON' .
" hihihi.... geliii....!" ucapnya saat aku mulai mencukur bulu jembutnya.
lalu aku menyabuni memeknya yang sudah pendek. dan...
'sreek... srreekk.. sreeek...' bunyi pisau cukur saat aku mulai membotaki memek nya.
tak lama kusiram memeknya yang kini sudah plontos abis...
' plak..pakk..' aku menepuk nepuk memeknya.
" gini kan enak lihat nya...!" ucapku sambil membersihkan memeknya dengan handuk.
kami kembali menuju tempat tidur. liza tidur telentang. menunggu aksiku selanjutnya. dia menatapku heran, karena melihatku masih memegang alat cukur listrik.
' nguuung.. ngunngg... nguuuung...' kembali terdengar suara dengung dan getar dari alat cukur listrik yang sudah ku on kan..
" kan udah bersih....!? " ucapnya saat aku mengarahkan alat cukur ke selangkangan nya
" itu.., itil mu kan masih panjang tuh... biar di potong sekalian.....!! " ucapku sekenanya
" MEI MEIIII....!!! '' teriaknya takut sambil menutup memeknya dengan kedua tangannya dan merapatkan pahanya.
" hahahaaha.......! " tawaku puas karena berhasil mengerjainya.
aku makin mendekatkan alat itu padanya
" MEIIII......!!! " jeritnya lagi..
" hehehe,.. ga koq.. ! mau enak ga....!!" ucapku sambil membuka paha nya yang terkapit
" percaya ma aku...!" ucapku meyakinkannya, karena masih takut takut membuka pahanya.
dengan masih ragu ragu, liza perlahan melebarkan paha nya.
" awas aja kalau kepotong..! betul betul aku mutilasi kau....!!" ucapnya mengancam
aku tak membalas. hanya tersenyum melihatnya.
'' oucchh....! '' pinggul nya tersentak . saat alat cukur yang bergetar itu menyentuh clitoris nya.
aku semakin menekan alat itu .
" enaaaak...!? " tanya ku.
liza mengangguk dengan mata sayu nya. pinggul nya mulai di gerak gerakkan.
" meeiii......" getaran suaranya yang bercampur dengan birahi, yang kurasa semakin meninggi.
di raihnya belakang leherku, dan di tariknya supaya mendekat ke wajahnya.
" emmmuach.... emmuachhh...." liza melumat bibirku dengan cepat. lidahnya mulai masuk dan menggelitik rongga mulut ku.
" ouchhh.....! " liza melepas lumatannya saat aku memasukkan dua jariku ke lubang kenikmatannya.
pandangan matanya semakin nanar menatapku.
ku maju mundurkan jari ku secara pelan dan perlahan
" ouhhhhh... iyaaa... terusshhhh....."
kutekan alat cukur yang semakin kuat bergetar. dan jemariku mulai menggaruk garuk area yang sedikit kasar di lubang memeknya. gerakan jariku semakin cepat dan intens mengobok obok vagina nya.
" aaahhhh... meii... mei meiii.....! ouuhhh.... ouuwhwhhhhhhhh.......!!!" liza memelukku. pinggulnya berhenti bergerak. kurasakan rembesan cairan hangat membasahi telapak tanganku.
liza sudah mendapatkan puncak kenikmatan nya.
" hekhh....!" liza melotot menatapku. dahinya berkerut, saat menyadari alat cukur itu masih melekat dan bergetar di memeknya. juga dua jariku yang masih bersarang di lubang vaginanya yang masih berkedut.
liza menatapku nanar , menggelengkan kepalanya. menyuruhku berhenti. namun tak kuperdulikan. semakin kutekan alat cukur itu.., jariku juga mulai beraksi, membelai dan menggaruk garuk isi vaginanya.
" sshhh... kakaaaaak...!! " matanya sayu, dengan tatapan memelas dan memohon. tetap tak ku perdulikan..
aku semakin mempercapat gerakan jariku.
" hoooohh.... ahhhh.... essshhh......! mei mei... sedikit lagi mei...!! sedikit lagi.....!"
" haaaaaaaahh.. haaaaah.. ouwhhh.... mei... mei meii.........! aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh...................!!! "
' sseeeerrrrrr.. seeeerrrrrr..... sseeerrrrrrrr..........!!!' tembakan cairannya membuncah begitu deras saat aku melepaskan jariku,
tangan nya memelukku sangat erat.. dua tungkai kakinya melingkar dan menjepit pinggangku , badannya terangkat, seperti hendak memanjat tubuhku.
" hashhhh... hashhh... hahhhhhh....!" gemuruh helaan nafasnya meniup daun telingaku.
liza menghempaskan tubuhnya kembali ke ranjang, setelah tadi cukup lama memeluk dan memanjat tubuhku.
" hihihi... hahh.. hmmm.. shh.. hihiihi.. hikss.. hikss...!! " tawanya bercampu dengan isak tangis dan senyuman.
ku seka wajahnya yang di banjiri peluh dan air mata.
'cup... cup... cup... cup...!' ku hujami wajahnya dengan kecupan kecupan lembut.
kucurahkan rasa sayangku melalui ciuman itu padanya. liza membalas dengan mencium keningku.
.........................................................
........................................................
.........................................................

p.o.v. DESY HANDAYANI



sama seperti hari sebelumnya, saat ini, aku berdiri didepan sebuah ruko. ruko yang menjual bahan bahan sembako. sementara, mama membeli sayuran yang temopatnya tak jauh dari tempat aku berdiri,
sudah lebih dari seminggu ini, mama mangajakku berbelanja ke pajak ( pasar ). dan selama itu pula, aku selalu disuruhnya menunggu disini, disaat dia membeli sayuran.
tak pernah sekalipun dia mengajakku kesana.
yang menjadi perhatianku, setiap mama kembali dari tampat itu, kulihat matanya agak sembab. seperti habis menangis..!
selama satu minggu ini pula, hatuku selalu bertanya tanya..
kenapa aku selalu disuruhnya menunggu disini.......!?
kenapa sekembalinya dari situ, mama selalu menangis....!?
pernah sekali kutanyakan, di hari ketiga aku dibawanya ke pasar. namun, mama hanya tersenyum. tak menjawab pertanyaan ku.
dan.,
"ehhh....!" kulihat mama melambaikan tangannya ke arahku. lambaian tangan yang mengisyaratkan , agar aku mendatanginya,
perlahan, dengan menenteng dua plastic assoy ( kantongan plastic ) berisi barang belanjaan. aku berjalan mendekati mama.

" mau sayur kangkung kan.....!? " mama bertanya , saat aku sudah berdiri di sampingnya. aku mengangguk mengiyakan.

' tumben nih orang tua bertanya...!' batinku terheran.

kulihat si ibu penjual menatapku, lalu berpindah menoleh ke mama.
mama mengangguk tersenyum ke si ibu penjual. kembali si ibu memandangku. namun, dengan tatapan yang sendu.
karena di pandangi seperti itu, aku merasa sedikit kikuk. aku tersenyum mengangguk padanya.
beliau membalas senyum ku dengan senyuman yang., teramat manis..!
senyuman manisnya , terasa sangat akrab dan familiar di mataku.
sekilas, kulihat pandangan matanya jatuh kearah leherku.

" dah yok.... kita pulang..!" ajak mama.
mama mengambil sayur kangkung yang tadi di pilihnya. lalu menyerahkan duit bayaran.

" terima kasih....!" ucap mama ke si ibu.

si ibu tak membalas., dia masih tetap memandangiku.
aku dan mama berbalik, melangkah pergi.
beberapa langkah kami berjalan, entah kenapa, aku menoleh ke belakang. aku melihat si ibu tadi menunduk, menutupi matanya, menggunakan kain jilbab panjangnya yang terlihat lusuh dan sedikit kotor.
rasa penasaranku semakin tajam. .
melihat perihal tingkah dan laku mama dan si ibu tadi, hatiku semakin kuat bertanya tanya..
aku bertekad untuk untuk mencari tau....!!


...............................................bersambung..
 
Terakhir diubah:
Bimabet
p.o.v EVA

EVA OCTAVIA



aku terkesiap, mencoba memahami kata katanya. ' menjadi mayoret drum band '.
apakah ini sebuah lelucon yang bermaksud hendak mengolok olok ku..!
" kalau kau berminat, nanti jam tiga sore datang kemari. kita latihan.!" ucapnya.
" kakak yakin..!? ga lagi ngerjain aku kan..!? "
" kalau yakin sihh, belum..! tapi, kalau mengajak kau, iya.. aku serius..! makanya nanti kau datang. kita mau lihat dulu..!" katanya lagi.
sejenak aku terdiam. memandanginya. mencoba tuk melihat keseriusannya.
" mmm.. ok., nanti aku datang.!" ucapku sedikit ragu.
" ok... jangan lupa ya., jam 3.! " ucapnya, dan langsung berbalik pergi.
ku lihat kak ecy senyam senyum memandangku.
" hihihi... udaaahh., coba aja., kan dia yang ngajak.! berarti, 50% dia yakin..! " kata kak ecy.
" iyaaa., tapi, kenapa aku..!? kakak pernah melihat mayoret berbadan kecil..!? " tanyaku padanya.
kak ecy menganggukkan kepalanya.
"ni sekarang di depan aku..! kecil., imut ., mungil., halus..! " ucapnya tersenyum
" ikhhhh.... serius kaaaaak....! " ucapku sedikit kesal.
kak ecy menutupi mulutnya menahan tawa
" udaaah.. ikutin aja. supaya kau ada kegiatan. biar ga ingat sama indu melulu..! " ucapnya.
" yaa..." ucapku.
kami keluar kelas. menuju ke kantin.
" kak indu suka ya, sama si gait itu..!? " tanyaku, sesampainya kami di kantin.
" kayaknya sih, iya...! " ucapnya.
" pernah lihat kakak mu bertingkah seperti itu...!?" tanya nya lagi.
aku menggelengkan kepala. karena memang, selama ini kak indu ga pernah bertingkah seperti itu di depan cowok.
tersipu., malu malu.,
dan juga, cara dia memandang si gait itu memang berbeda. berbeda dengan kebanyakan laki laki lain yang mencoba mendekatinya.
sampai kak indu mau di pegang pegang tangannya juga.. coba dengan orang lain..! habis dah tu orang..!
" kalau aku lihat., zayn anaknya baik koq. ga neko neko..!" ucapnya lagi
" baik apa..!! gait gitu..! tukang gombal...!
" hihihi.. adek kenapa sih..!? koq kayaknya anti banget ama dia...!? "
" bukan gitu kaak..! aku lihat, dia kayaknya cuma main main aja tu ama kak indu si tukang gombal itu..!!"
" main main kekmana..!?" tanyanya
" ya cuma main main., ga serius..! pernah ga dia ngapelin ka indu kerumah..!? ngajak keluar.. jalan jalan gitu..! ga pernah kan..! taunya cuma gombal doang..!"
" justru itu..! makanya aku bilang, dia ge neko neko. " kata kak ecy.
" lihat aja kalau orang lain yang deketin dia. baru kenal satu hari aja, dah mo ngajak keluar. jalan jalan lahh., ngajak ini lah., ngajak itu lahh..! terus, kamu ga lihat tatapan mereka saat memandang indu, kayak mo nerkam..! tatapan nafsu..! apalagi ngelihat 99nya, ampek ga bekedip tu mata..! untungnya aja indu ga pernah mau kalau di ajakin mereka. " ucap kak ecy panjang.
ya.,, memang selama ini, belum pernah ada satu lelaki pun yang pernah merebut hatinya. belum ada yang pernah di tanggapin serius. sampailah datang si gait itu..!!!.
" apa sih kelebihan si gait itu..!? apa kali dia rupanya..!!" ucapku jengkel.
" hihihhi... masa adek ga bisa lihat..!? dia ganteng kan..!?
aku mengangguk mengiyakan.
" dah itu, cem yang aku bilang tadi, dia baik... ga neko neko, anaknya juga sopan. terus., pintar kan..!??" katanya lagi.
" pintar gombal..!" ucapku ketus.
" enggak koq...!" katanya yang masih membela si gait itu.
" koq, kak ecy belain dia terus...!!!? " tanyaku tak senang dengan pembelaan nya. juga heran dengan sikapnya yang terus terusan membela, dan seakan akan sudah kenal lama dengan si gait itu..!
" hihihi.. bukan belain loh deek..!"
" terus itu, apa itu..!? dari tadi kakak muji muji dia terus..!"
" emmm.. gini, aku mau nanya nihh. emang, siapa aja yang di gombalinnya..!?"
" kak indu tu..! tiap ari..! tiap ketemu., pasti di gombalin...!"
" terus., siapa lagi yang di gombalinnya.!?"
aku terdiam. berfikir sejenak. lalu menggeleng lemah, tak puas hati..!
" cuma kakak kau itu aja kan..!? yang lain ga pernah kan..!? ucapnya.
" adek lihat ga di kelas kita, banyak yang curi curi pandang ke dia. aku yakin, disekolah kita, pasti banyak yang suka ama dia..! aku ga pernah lihat dia gombalin orang, selain indu..!" ucapnya lagi.
" di luar kan kita ga tau...! ga lihat, entah siapa siapa yang di gangguinnya..!!" ucapku masih tak terima, atas pembelaan kak ecy ke dia.
"ehhh., ada koq..! aku pernah lihat dia gangguin yang lain..!" katanya dengan kening mengkerut, seperti menguingat ingat.
" tuh kaaan...! betul kan...!" kataku puas.
kulihat dia tersenyum aneh memandangku. aku menatapnya heran. perasaanku tiba tiba jadi ga enak..!
" kau kan...!!" ucapnya tersenyum kuda, yang sangat jelek kulihat.
" haaaa....!!!? "
" iya... adek...! selain indu., yang pernah di gangguin zayn, adek kan...!!?" ucapnya.
aku sedikit terkejut.
" ehh., ngg.. itu... engga koq..! itu... dia... dia tu menganggu...! jahil..! buat adek marah., tau ga...! ngeselin...!!"
kak ecy senyum... senyumnya yang paling jelek yang pernah kulihat.
" hahaha... kalian lucu kalau gaduh.. kayak lakik binik ( suami istri ). ."
" ihh... kak ecy apaan sihh...!! dah ahh.., yok ke kelas..!" kataku sambil berdiri.
aku sedikit ga nyaman dengan perkataannya.

...........................................
..........................................
di kelas., aku tak fokus ke pelajaran. hati dan fikiranku masih ke kak indu. jiwa ku mencari cari keberadaannya.
aku mengenalnya sudah cukup lama. di awal perkenalan kami, dulu sewaktu masih di taman kanak kanak, aku selalu berada dekat dengannya. juga dengan kak ecy. aku tak pernah jauh darinya.
aku tak betah., ga nyaman jika berjauhan dengan mereka berdua.
aku suka gelisah jika sehari saja tak melihat mereka..
aku sudah terbiasa dekat dengannya...
aku sudah terbiasa dimanja olehnya... oleh mereka berdua.
dirumah, selain mamak dan bapak, aku tak punya siapa siapa.. mereka lah sahabatku., saudaraku., sekaligus kakak kakak ku.
ya., aku adalah anak tunggal., ' boru sakkibung ' . begitu juga dengan mereka. kak indu dan kak ecy juga anak semata wayang. mungkin itu yang membuat kami sangat dekat. membuat mereka menjadi kakak ku, dan membuat aku menjadi adik bagi mereka.
.........................
........................
' tet.. teet.. teeeeeeeett..!'
tak terasa, bel tanda sekolah usai sudah berbunyi. kami semua mulai grasak grusuk. bersiap hendak menhambur keluar dari kelas.
aku dan kak ecy, berjalan di tengah lapangan. agak sedikit aneh, karena kami biasa bertiga,
kak ecy kulihat biasa biasa aja. yahh., mungkin dia bisa dan dapat mengontrol emosinya. ku akui, diantara kami bertiga, kak ecy lah yang paling bisa bersikap[ dewasa. pemikiran dan pemahamannya juga dewasa.
" kaaak..!" aku memanggil kak ecy.
" hemmm..." sahutnya.
" nanti, kawani aku ya...!"
" kemana..?"
" kemari., nanti sore. yang disuruh kakak itu tadi ( rani )
" koq minta kawani..! kek anak kecil aja dikawani..!"
" aku kan memang masih kecil..! hehehe... " ucapku, dengan gaya dan tawa yang kubuat se imut mungkin.
" hihihi... iya...." ucapnya menyanggupi.
.............................
...........................
pukul 3sore tepat, aku dan kak ecy sudah tiba di sekolah. namun, keadaan sekolah sangat sepi. tak ada seorangpun yang kulihat disini.
aku menjadi ragu dengan perkataan kakak kelas ku tadi.
" koq sepi ya...!? betulnya kakak itu tadi..!" kataku sambil memandang kak ecy.
" entahlah... mungkin belum ada yang datang.." ucapnya.
aku diam. namun, ada sedikit keraguan dihatiku. pelan, kami mulai melangkah meninggalkan parkiran. tak jauh kami melangkah, aku menangkap sosok perempuan melambaikan tangan kekami dari depan ruangan T.U.
" tuh orangnya...!" ucap kak ecy memajukan muncungnya kearah sosok yang melambaikan tangan tersebut.
kami melangkah cepat kearahnya.
" baru nyampe..?" tanya nya ke kami yang sudah berada di depannya.
" iya kak.." ucapku tersenyum.
" koq sepi kak..!? belum ada yang datang ya ...? " tanyaku.
" emang ga ada yang datang....! ucapnya.
" dah.. masuk dulu yok...!" ucapnya lagi menyuruh kami masuk ke ruang T.U
" hari ini, memang cuma kita aja., khusus untuk melihat kamu..!" katanya.
aku hanya diam mengangguk.
" bentar ya.., kita tunggu kak rosa datang..' ucapnyaa lagi.
kami bertiga duduk, ngobrol ini itu sambil menunggu datangnya kak rosa.
" tinggal dimana..? " tanya kak rani.
" aku tinggal di jalan xxx.. kalau kak ecy, di jalan xxy.." terangku.
" oh iya., kita belum kenalan ya... Rani...! " ucapnya sambil mengulurkan tangan ke kak ecy.
" desy., kak.." ucap kak ecy tersenyum.
" hmm... kalian yang biasanya selalu bertiga kan..!? " ucapnya bertanya.
" hehehe.. iya kak. cuma , yang satunya lagi pergi. ikut paskibra ke medan.. " kataku, yang kembali teringat sama kak indu.
" kalian, kek nya akrab kali ya.. . ! dah lama bekawan..!? " tanyanya.
" lumayan lah kak., kita bekawan dari kecil. dah sejak dati T.K. ..! " ucap kak ecy.
" waww... pantesan akrab. dah kayak kakak beradik kalian ku tengok..!"
" hihihi.. iya kak., kalau Rindu anak sulung, aku yang tengah.. terus, yang kecil imut ni si bungsu..! adek kesayangan ni..! makanya jadi manja..! kemari aja minta kawani..!" ucap kak ecy yang mulai mengolok olok ku.
" ihh.. kak ecy..! mana ada manja..! " ucapku berkilah.
"hahahaha..!" mereka berdua tertawa melihatku.
" ohh ya kak., dia juga punya abang lohh disini.! abang angkat sihh.." ucap kak ecy sambil melirikku.
tersungging senyum jahil di bibir dan mimik wajahnya. aku memandangnya heran.
' abang..!? sejak kapan pulak lahh aku punya abang angkat..!' batinku bertanya heran.
" oh yaa...!? dah lama juga kenalnya..!? pasti akrab juga lah ya..!? " ucap kak rani, yang entah kenapa, senyum dan mimik wajahnya, sama seperti kak ecy.
cem bersekongkol pulak lah orang itu ku tengok yang mau menjahili ku.!
"kalau kenalnya sih, baru aja... sejak masuk kesekolah ini lahh.! tapi, mereka cepat akrab." ucap kak ecy yang membuatku semakin heran.
" pasti di manjain ya., makanya sepat akrab..! ehh., orang nya ganteng ga...!? kalau iya, mau dong di kenalin...!!" ucap kak rani, yang kali ini memasang senyum dan mimik wajah yang lebih parah, dari yang tadi mereka pasang.
" eng..." baru aku hendak menyangkal, kak ecy langsung memotong.
" wiiihhh... kalau gantengnya, jangan ditanyak lah kak., ganteng banget...! banyak yang naksir koq..! " ucapnya yang memotong perkataanku.
aku kembali menatap kak ecy. mencoba tuk membaca arah dan perkataannya. tiba tiba, perasaanku menjadi tak enak..!
" mereka, akrab nya 'lain' kak...! kalau sama kita berdua, eva ni kan biasa manja., disayang., apalagi sama kakaknya yang satu itu..! tapi, kalau sama abangnya ini, mereka akrabnya karena sering gaduh..! tiap hari..! setiap berjumpa, pasti gaduh..! ada aja yang di gaduhkan..!" ucap kak ecy. dia kembali melirikku nakal.
" kak ecyyyyy...!!! " ucapku tak terima.
aku sudah menangkap, siapa sosok mahluk yang dimaksudkannya sebagai abang angkatku.
" bohong..! bohong...! kak ecy ngarang ihhh...! kakak jangan percaya...!" ucapku ke kak rani.
" siapa yang bohong..!? emang betul kan..!!"
" bohongg...!!!" ucapku lagi tak terima.
" hahahaha...!" mereka berdua tertawa. puas menjahiliku.
"ehh... lagi asyik nihh..!? " tiba tiba, terdengar suara dari pintu masuk.
setelah melihat sumber suara, ternyata kak rosa, orang yang kami tunggu dari tadi.
" hahaha... iya kak. lucu nih anggota baru kita..! " ucap kak rani.
" ouwhh.. jadi, ini dia orang nya..? " bu rosa berjalan kearahku.
" iya bu... saya eva.." ucapku sambil mengulurkan tanganku padanya.
" diluar jam sekolah, panggil kakak aja ya..!" ucapnya tersenyum menyambut uluran tanganku.
" ehh.. i. iya kak...!"
lalu, beliau memasuki salah satu ruangan, dan tak lama kemudian, beliau kembali menghampiri kami.
" yokk., kita mulai..!' ucapnya mengajak kami.
dan, disaat kami jalan beriringan.,
" kamu jalan didepan...!" ucap bu rosa padaku.
aku memandangnya heran, namun, tetap melangkahkan kakiku mendahului mereka.
" kita keruangan tempat penyimpanan peralatan. disebelah ruang laboratorium.." ucapnya lagi.
sesampainya didepan ruangan, beliau membuka pintu yang terkunci, lalu memasukinya. dan tak lama kemudian, beliau keluar dan membawa sesuatu benda panjang berwarna hitam. seperti tongkat, namun lebih panjang. dan di bagian paling bawahnya. terdapat bulatan seperti bola kasti yang terbuat dari bahan stainlees steel.
" nihh.. pegang..!" ucapnya menyerahkan benda tersebut padaku.
' cringg.. cringg... klentingg..!'. tongkat itu berbunyi disaat bergoyang ketika aku meraihnya.
" ini stick mayoret., alat kamu untuk perform dan mengatur pasukan...!" ucapnya menjelaskan.
aku hanya mengangguk, memperhatikan sambil menimbang nimbang berat stick itu.
" ok... kita mulai dari gerakan dasar dulu., dan juga kode untuk mengatur bentuk barisan dan urutan lagu..' ucapnya lagi.
kami meninggalkan ruangan, dan berjalan menuju lapangan basket.
dilapangan basket, kak rani memberitahu dan mengajariku membaca dan memberi kode ke pasukan.
salam waktu 1jam, baru aku dapat mengingat dan menghafal semua kode.
baru setelah itu, kak rosa menunjukkan dan mengajariku cara memegang dan membawa stick.
disini ini, aku agak kepayahan membawa stick yang panjang dan lumayan berbobot untuk ukuran badan sepertiku.
" bukan karena badan kamu kecil., karena belum terbiasa aja..! nanti, lama kelamaan, kamu pasti terbiasa..! " ucap kak rosa yang mungkin dapat mamahami feeling ku.
" ya kak.." ucapku tersenyum padanya.
aku sedikit terhibur dengan perkataannya. setidaknya, aku tahu, bahwa kesulitan yang kuhadapi, bukan karena faktor tubuhku yang mungil.
aku kembali mencoba. berjalan dengan membawa sambil mengayun dan mengangkat stick.
setelah 1jam lamanya, akhirnya fisik dan staminaku menyerah.! aku berdiam diri. mengatur nafasku yang ngos ngosan, sambil memutar dan memijit bahuku pelan. bahuku terasa amat sakit. hampir mau lepas rasanya..!!
" sini..!" kak rosa memanggilku sambil tersenyum.
" maaf kak....!" ucapku merasa bersalah, karena tak mampu berlatih secara maksimal.
" kenapa minta maaf...!? " tanyanya yang masih tersenyum.
aku menunduk, diam tak menjawab. kak rosa meraih tangan kananku dan menyingsingkan lengan bajuku. lalu, dia menyapukan sesuatu ke lengan dan bahuku. kemudian, beliau mengurut dan memijitnya.
" badan kamu kecil, tapi kuat...!" ucapnya.
aku hanya memandangnya sepintas, dan kembali menunduk. aku merasa, ucapannya hanya sekedar untuk menghiburku saja.
" kalu di bandingkan dengan mereka dulu, kamu jauh lebih kuat. ! mereka dulu, cuma setengah jam, udah menyerah..!" ucapnya lagi, yang masih tetap mengurut dan memijit bahuku.
aku menatapnya tak percaya. lalu, aku melihat kak rani mengangguk.
" aku ga nyangka., kau bisa tahan sampai 1jam lebih.!" kak rani menimpali.
" kakak cuma menghibur hatiku aja kan..!?? " tanyaku yang masih tak percaya. mereka berdua menggeleng.
" gestur dan langkah kamu juga di atas ekspektasi saya..! tinggal melatih gerakan improvisasi kamu aja..!" ucap kak rosa yang sudah menghentikan pijitannya di bahuku.
" masih sakit..!? " tanyanya, sambil menurunkan lengan bajuku.
" mmm... dah lumayan kak..! " ucapku sambil memutar mutar bahuku yang kurasa sudah mendingan. tak sesakit yang kurasakan tadi.
" ok.. sekarang., kamu resmi menjadi mayoret leader drum band kita..!" ucapnya.
seketika, aku menghentikan gerakan memutar bahu ku. aku termangu,! menatapnya tak percaya.
' mayoret leader..!! ' apa aku tak salah dengar..!? aku mengira, aku hanya akan menjadi mayoret pendamping..! tapi....
ku alihkan pandanganku ke kak ecy., kulihat dia tersenyum riang sambil bertepuk tangan. dan aku melihat kak rani mengangguk menahan tawa nya.
" hihihi.... ternyata, benar apa yang dikatakannya..! " ucap kak rani, yang tak ku mengerti.
" apa yang dikatakannya..!? " tanyaku heran.
" kamu makin imut...! makin ngegemesin kalau lagi terkejut gini..!" ucap kak rani sambil mencubit kedua pipi ku.
aku malu., di puji oleh perempuan secanti dia.!
'ehhh.., tapi, siapa yang dimaksud kaka rani tadi ya..!!?'
................................................
...............................................
'huufft..'
aku menghembuskan nafas panjang. selesai mandi, aku langsung berbaring. melepas lelah. setelah tadi, hampir 3jam berlatih.
kini aku sudah dirumah kak ecy. di dalam kamarnya, atau bisa di bilang, kamar kami. malam ini, dan juga besok, aku tidur dirumah kak ecy.
tadi, selama perjalan pulang sehabis latihan, kak ecy tak henti hentinya menggodaku. di samping rasa malu, aku juga merasa sangat senang..! gimana ga senang, kini aku, eva octavia. perempuan kecil yang dari dulu selalu diolok olok karena badyku yang mungil, mejadi seorang mayoret,.... mayoret leader.. tempat/ posisi yang sangat di inginkan dan di idam idamkan, hampir semua perempuan di sekolah.
aku amat., sangat dan teramat senang..! kalau dulu, bermimpi saja aku tak berani..!
tapi., ada satu hal yang mengganjal di fikiranku. yaitu, kenapa aku..!? kenapa aku yang menjadi pilihan mereka..!? padahal, kalau di fikir fikir, banyak lho siswa perempuan yang cantik, yang memiliki postur tubuh yang lebih mumpuni dari ku.
dan juga., yang semakin membuatku bertanya tanya, aku tak kenal dengan kak rani. bahkan tak pernah bertemu dan bertegur sapa dengan nya. tapi, kenapa dia bisa tiba tiba saja menjumpai dan mengajakku..!?
............................................
............................................

besoknya., di sabtu sore, aku kembali latihan. masih ditemani oleh kak ecy.
tidak seperti semalam, sore ini, semua anggota drum band ikit berlatih. namun, aku masih latihan terpisah. masih di bimbing oleh kak rosa, kami menuju ke pelataran olah raga, di area lompat jauh. yang medannya di penuhi dengan pasir.
disini, aku berlatih melempar / melontarkan stick.
dan di awal awal, kak rosa memberikan contoh, melemparkan stick keatas, dengan posisi stick yang tegak lurus.
aku memperhatikan dengan seksama. cara dia berjalan, gaya nya yang berlenggak lenggok sambil memutar mutar dan melemparkan stick keatas.
aku sempat tercengang., tanpa menoleh keatas, dia dengan mudahnya dapat menagkap stick yang sudah dekat dengan tubuhnya.
setelah menunjukkan skill., juga beberapa gerakan dan sedikit tarian., baru kemudian beliaumenyuruh ku untuk membuat gerakan ku sendiri, dengan sedikit improvisasi menurut cara dan gayaku.
dan yang menjadi kendala terberatku adalah, ketika hendak menangkap stick yang kulpntarkan keatas. ada sedikit keraguan ketika hendak menangkapnya.
untungnya, di sela sela latihan, kak rosa dengan sabar mengajariku kiat kiat dan caranya.
denag tekad dan semangat pantang menyerah, akhirnya aku dapat melakukannya. walau tak se ekspert dan selihai kak rosa.
di akhir latihan, kami rehat sejenak. kulihat kak rani senyum senyum sumringah padaku. kunaikkan kedua alisku padanya.
" hebat ya kamu...!" ucapnya padaku.

" ikhh.. apanya yang hebat kak...!? " kataku malu.

" dalam waktu sekian jam, kamu udah bisa menguasai tekhnik basic nya. mungkin, dalam beberapa hari kedepan, kamu udah bisa menguasai semua dengan lancar..!" ucap kak rani.
aku hanya tersenyum malu mendapat pujian darinya.
cukup lama kami bercerita ini itu, hingga waktu menunjukkan pukul 6 sore.

" kakak pulang duluan ya... dah mau masuk maghrib nih..!" ucap kak rosa seraya bangkit dari duduknya.

" bubye...! besok pagi ingat,! jangan terlambat..!" ucapnya lagi mengingatkan sambil melambaikan tangan.

" besok pagi, kakak ga bisa ikut ya...! " ucap kak rani saat kami berjalan keluar dari kantin.

" ishhh... kak ecy., kog gitu..!?" tanyaku

" besok hari minggu.., ibadah..! " ucapnya mengingatkan kealpaan ku.

" lahh... iya...! " aku menepuk jidat. lupa dengan kewajibanku.

" kekmana ini kak...!? aku juga ke kereja loh besok...! " ucapku melihat kak rani.
aku sedikit bingung., jadwal latihan, kebentur dengan kewajiban.

" hmmm.. adek di gereja mana...!? " tanya kak rani.

" di gereja xxx.." jawabku.

" lah.... sama dong..! kakak juga disitu. tapi kakak masuk sore. ya udah., bareng sama kakak aja. kita ibadah sore." ucap kak rani memberi solusi.
aku melirik kak ecy., dia mengangguk mengiyakan. aku pun mengangguk tersenyum ke kak rani.

" nanti malam, kalian kemana..!? " tanya kak rani sesampainya kami di tempat parkiran.

" ga kemana mana kak... dirumah aja kog..!" kak ecy menjawab.

" emm., nanti malam, kakak main ke tempat kalian ya..." pintanya.

" ehh.. silahkan kak., dengan senang hati kami terima.." ucap kak ecy sambil merentangkan tangannya.

" ya., ke rumah kak ecy aja., aku malam ini juga tidur disana...!" ucapku.

" wookkehh... ! yuk., kakak ikut kalian dlu., biar tahu rumahnya ecy dimana.." ajaknya.
perlahan, kereta kami berjalan., meninggalkan lokasi sekolah.
dijalan, kami kembali cerita ini itu sambil bersenda gurau.
...................................
..................................


RANI



DESY



'' tingg..nongg...! tingg..nong...! "
saat kami tengah makan malam, suara bel berbunyi dari depan.
mpok ijah ( asisten rumah tangga kak ecy ) segera keluar membuka pintu pagar. tak lama, beliau kembali masuk.

" itu., ada anak gadis. katanya teman desy..!" ucap mpok ijah.
( didaerah saya, tidak ada sebuta NON atau ADEN untuk panggilan anak majikan . )

" ohh., suruh masuk aja pok.." ucap mama.

" dah pok.. biar aku aja..! " ucap kak rani seraya bangkit dari kursi makan.
tak lama, kak ecy kembali. dia terlihat seperti memaksa kak rani untuk ikut gabung bersama kami di meja makan. terlihat dengan cara nya yang menarik lengan kak rani.

" udaaah.. ayoook..! kita makan bareng....! " ajak kak ecy sambil menggeser kursi makan dan mendudukkan kak rani secara paksa.

" ga usah deeek... kakak udah makan...! " tolaknya halus. mungkin sungkan dengan mama dan papa yang ikut makan bersama kami.
tanpa sengaja, aku melihat mama dan papa saling pandang. lalu, mama menghentikan makannya. kemudian, mama berdiri dan berjalan ke dapur.
tak lama, mama kembali, dengan membawa piring dan mangkuk.

" makan sikit aja..!" ucap mama sambil menyendok sup dan menuangkan ke mangkuk.

" nih cobain., tadi mama yang masak...!" ucapnya lagi.

" ehh...i,,iya tante..! " ucap kak rani tak berani menolak.

" hushh... ! jangan panggil tante..! panggil mama...! " ucap mama tersenyum sambil mengibaskan tangannya.
aku beradu pandang dengan kak ecy. sama sama merasa aneh dengan tingkah dan kelakuan mama.

" hehehe... iya ma...!" kak rani terlihat malu malu.

" teman sekolah ecy..? " kini, giliran papa bertanya ke kak rani.

" iya omm... tapi, aku...."

" papa....!" belum selesai kak rani menjelaskan, papa memotong perkataannya.

" haa...? " kak rani sedikit heran

" panggil papa...! jangan panggil omm...!! "

" ohh.. ehh.. i. iya pa...!"
kembali aku saling pandang dengan kak ecy.

" teman sekolah., tapi, kita ga satu letting., kak rani senior kita..!" ucap kak ecy menjelaskan.
papa mengangguk faham.
suasana makan malam kami menjadi ramai. papa dan mama banyak bertanya ini itu ke kak rani. papa juga terkadang menggoda dan menjahili kami dengan leluconnya. lelucon yang jarang dan amat jarang kami dengar darinya.
selesai makan, kami bertiga beranjak ke depan teras. sementara, papa dan mama masuk ke kamar, bersiap siap. ada acara di luar dengan teman, katanya.

" kalian ga pacaran.....!? malam mingguan..!? jalan jalan gitu " kak rani bertanya ke kita.

" kita jarang keluar kak..! paling, kalu ada perlu aja, baru keluar. and., kita belum punya pacar..! hehehe..." ucap kak ecy.

" lagi ga mood keluar ka..!" aku menimpali

" dia ga semangat. karena kakak tersayang nya ga ada..! biasa, kita kalau keluar tu bertiga..!' ucap kak ecy mulai menggoda ku.

" ihhh.. cantik cantik gini, masa belum punya pacar..!? ga ada yang dekatin..!!? ga yakin aku...! " ucap kak rani.

" hehehe.. kalau yang dekatin, ada sihh..! cuma, kita nya aja belum mau..! "

" mereka sering koq maen kemari., ngajak jalan.. apa lagi kalau indu disini..! cuman, ya gitu., kita ga terlalu nyeriusin..! kalau pun keluar., ya cuma setakat jajan dan nongkrong doang..! " kak ecy menjelaskan.

" lahh., kakak ndiri, koq ga pacaran...!? masa gadis secantik ini ga punya pacar..!? " kak ecy balik menggoda kak rani.

" ni.. kemari mo nyari pacar...!" kak rani mengerling padaku. senyum cantik nya tiba tiba saja membuat perasaanku menjadi ga enak.

" haaah..! nyari pacar..!? disini mana ada laki laki..! " ucap kak rani. kami menatapnya heran.
kak rani memandangku. kembali memasang senyum cantik yang menggemaskan. dan, perasaanku menjadi bertambah ga enak.

" aku kemari mo kenalan ma abang mu deeek...!" ucapnya.

" haaah...! abang...!? aku mana punya abang..! " jawabku heran.

" ishhh.... itu loohh., yang kemarin di ceritain ecy..! abang angkat mu itu deeek...!!" ucapnya lagi.

" ehh...! " aku terkejut. ternyata kak rani menanggapi serius gurauan kak ecy.

" ngg... itu.. a. anu... i.itu.. sebenarnya.... " aku bingung. tak tau harus kekmana menjelaskannya ke kak rani.

" kenalin dooong...! suruh datang kemari... bilangin ke dia, ada cewe mo kenalan...!" ucapnya sambil mengedip ngedipkan matanya.
aku bertambah bingung. ku alihkan pandangan ku ke kak ecy yang senyum senyum nakal. aku memelas., meminta pertolongan darinya.

"ngg... kalau sekarang, ga bisa kak...! dia ga disini..! dia salah satu yang ikut paskibra ke medan..." kak ecy menjelaskan.
aku menatap tajam padanya. aku tak nyaman dengan perkataannya yang mengatakan ' kalau sekarang , ga bisa..'
seolah olah memberi harapan, dengan maksud ' tunggu pulang kemari, nanti di kenalin..'
makin ga enak akunya..!
ishhh.. kak ecy ni., tinggal bilang aja kalau itu bohong..! cuma canda canda an.. ! kan selesai..!! habis cerita..!

" hahh..!! serius...!? yang mana satu tuh orangnya..!? " tanya nya makin bersemangat.

" yang paling ganteng nya lahh kak..! hihihi..! " ucap kak ecy sambil melirikku.

" kyaaaaa.... ! yang itu ya...!? kalau itu mah, di atas ganteng levelnya..! macho itu mah...!! machoo bangeeeett...!!! " kak rani seperti hendak melompat kegirangan. mengetahui siapa laki laki yang dimaksud kak ecy.
melihat ekspresinya, aku terkesima. dia menopang dagu di atas telapak tangannya yang di kepalkan, sambil menggoyang goyang badannya.

" mau dooong....! adek kenalin ke kakak yah....! boleh dong..!? ya... ya... ya.. ya...!? " ucapnya dengan gaya memelas manja. sambil memegang dan menggoyang goyangkan tanagnku. seperti anak anak yang minta di belikan peremen.
aku menatapnya. jantungku berdegup kencang saat melihat keseriusan yang nyata di bola matanya.
' ya tuhaaan..!'
aku mengalihkan pandanganku ke kak ecy. kulihat dia menutup mulut, menahan tawa.
aku menatap lemas dan memelas padanya....!
........................................................
.......................................................



P.O.V. RINI MEICHAN



saat aku keluar dari kamar mandi, kulihat suamiku duduk menyandar di lantai.
" papi kenapa..? " tanyaku saat melihat raut wajahnya yang tak biasa. sambil mengeringkan rambut dengan handuk, aku melangkah mendekatinya.

" sini...!" ucapnya menepuk lantai di samping tempatnya duduk.
aku mengikuti ajakannya. duduk menelongsor di lantai. untungnya saja lantai kami lantai papan. bukan semen ataupun tehel. dia meraih kepalaku, menyandarkan di pundakknya.

' cupp..!' di kecupnya pelan keningku.
saat bibirnya terlepas dari keningku, aku menoleh kearahnya.

' cupp..!" aku membalas dengan mencium pipinya.

" tadi..., tadi papi mimpi....!" ucapnya sambil membelai rambutku yang basah.

" hmmm... mimpi apa..!? " tanyaku.

" haris...!" jawabnya singkat.
' hufftt..' dia menghembuskan nafas. menyandarkan kepalanya kedinding, dengan pandangan mata ke langit langit kamar kami.
aku memeluk erat lengannya. dapat kurasakan kegetiran.. rasa bersalah dan berdosanya saat menyebutkan nama ' seseorang' yang hadir di mimpinya itu.
begitupun dengan ku., rasa rindu menyelimuti hatiku.

" mami sudah ngomong dengan irma..!? " tanyanya.

" sudah." jawabku singkat.

" terus..!? " tanyanya lagi sambil menolehku.
aku mengggeleng tak bersuara. tanpa diminta, air mataku jatuh mengalir.
dengan lembut, suamiku menghapus air mata yang membanjiri pipiku.

" sabar...! kita bujuk pelan pelan..! " ucapnya meyakinkanku.

" dia sudah terlalu membenciku...!" ucapku getir.
kulihat suamiku menggeleng tersenyum.

"dia tak pernah membenci mami..! tak mungkin dia membenci orang yang paling dia sayang...! dia sayang mami..!" ucap suamiku.
aku mentapnya. meminta kesungguhan dari perkataannya.

" kalau dengan ' kita kita' , mungkin dia bisa membenci dan dendam. tapi, tidak dengan ' kalian ' . terutama dengan mami..! perempuan yang paling dia sayang..! perempuan yang selalu memanjakannya..!

" diantara kita semua yang pernah membujuknya., hanya dengan mami saja dia mau ngomong..! " ucapnya meyakinkanku.
aku kembali teringat, saat kemarin , perjumpaan pertama kami. setelah sekian lama tak bersua.




*** flashback>>> <<< wan weeek ago..

" mi... mami...! " kudengar suamiku memanggilku.
dengan berat, kubuka mataku.

" hmm.. papi dah pulang..!? '' ucapku pelan.
dia mengangguk, lalu mencium pipiku.

" bangun dulu yok..! " ajaknya.

" jam berapa pi..!? " tanyaku sambil mengangkat badanku.

" jam 4.. !" jawabnya.
" bangun dulu., terus mandi..!" ucapnya lagi.
aku menyipitkan mataku yang memang cipit. manatapnya heran.

" mo ngapai..!? " tanyaku.

" temani papi keluar.. jalan jalan..! " ucapnya tersenyum.
aku menatapnya tajam.

" jam 4 pagi., papi banguni mami, untuk jalan jalan..!!? " ucapku yang semakin tajan menatapnya,

" udah... jangan banyak tanya...! " ucapnya yang sudah menarik tanganku agar turun dari tempat tidur..


.........................
suamiku menjalankan mobil, keluar dari pekarangan rumah.
" papi ga buang tabiat kan...!? " ucapku bertanya jahil.
( buang tabiat = melakukan hal hal aneh yang diluar kebiasaan, menjelang ajal menjemput )

" husshh... mami ini...!! " ucapnya memencet hidungku.

" habisnya.. papi siihh...! ga pernah pernahnya...! ''
dia diam tak menjawab. sekitar 15menit kami saling diam.,

'' papi mau nunjukin sesuatu..! " ucapnya tiba tiba.

" tunjukin apa...!? " tanyaku.
namun, suamiku diam tak menjawab.
" papi..!! " panggil ku sedikit kesal. rasa penasaran menghinggapi ku.
dia masih tak menggubris ku., hingga tiba tiba, suamiku melambatkan laju mobil. lalu, muncungnya meruncing, dan kepalanya sedikit naik keatas, menunjuk kearah didepan kami.
pandanganku beralih ke arah yang ditunjukkannya. berjarak sekitar +- 10meter di depan kami, aku melihat dua manusia berjalan sambil menjunjung buntalan di atas kepala mereka.
selain tak faham mengapa suamiku memperlihatkan dua manusia itu padaku., aku juga tak begitu dapat melihat nya dengan jelas. karena keadaan subuh yang lumayan gelap, mereka juga berjalan membelakangi kami.
lalu kemudian, suamiku kembali menjalankan mobil dengan laju, hingga kami meleawati dua manusia yang barjalan itu. setelah tak jauh di depan orang yang berjalan itu, suamiku membelokkan dan memberhentikan mobil di depan deretan ruko yang masih tertutup. kembali aku menatapnya, masih tak faham dengan tujuannya.
kembali dia meruncingkan muncungnya kearah jalan.
' deg degh,,!!!'
setelah berdetak kencang., beberapa setik kemudian, jantung ku seolah olah berhenti berdetak.
di bawah lampu jalan yang terang benderang, aku dengan jelas dapat melihat dua manusia yang tengah berjalan tadi. dua sosok manusia yang sangat kukenal. terlebih yang perempuan.
air mataku langsung mengalir deras. aku sampai menutup mulut menahan isak. lalu, aku menatap suamiku. dia mengangguk, tersenyum kecut.
aku kembali menoleh kearah dua manusia tadi. kini, mereka sudah berada depat di belakang mobil kami. pandanganku masih mengikuti arah langkah mereka yang sudah melewati dan membelakangi kami.
tiba tiba, aku mersakan sesak di dadaku. aku baru manyadari, detakan jantungku yang berhenti, berhenti karena tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat.
aku memukuli dadaku dengan kuat. berharap dapat mengembalikan detakan jantung ku.

" mi... mami..!!!"
suamiku terlihat panik. lalu tanpa ku sadari, dia sudah berdiri di sampingku. lalu, tiba tiba , suamiku membekap mulut dan hidungku. dan kemudian, dia membungkukkan sedikit badanku dan menepuk nepuk punggung ku.
aku meronta ronta mencoba melepas bekapannya. dan tak lama kemudian.,

" hheeeeeeekhh.... hhuuuuuhh... hheeeeeekhh... hhuuuuhh... "
seiring terlepasnya tangan yang membekapku, aku kembali dapat menghirup udara dan mengisi jantung dan paru paru ku.
aku meraih pinggang suamiku yang berdiri di sampingku. menempelkan wajahku di perutnya dan kembali menagis terisak.
" hiks... itu... hiks,.... itu... tadi..." aku tak dapat melanjutkan ucapan ku.

" shhh... mami tenang dulu..! kendalikan emosi...! " ucapnya sambil membelai rambut ku.
aku mengeratkan pelukanku. dan tak lama kemudian, baru aku dapat menenangkan diriku.
suamiku kembali masuk dan duduk di sampingku. mobil kembali berjalan, dan tak lama, memasuki area pasar yang sudah ramai di penuhi oleh manusia yang melakukan segala aktifitas.
mobil berhenti di area parkiran.

" mami tahan diri ya... kendalikan emosi..! jangan sampai kejadian seperti tadi..! " ucap suamiku mengingatkan ku.
aku tak menjawab. hanya mengangguk lemah.
kulihat suamiku meruuncingkan muncungnya lagi. mataku mengikuti arah tunjuk bibirnya.
kembali aku melihat pemandangan yang tak meng enakkan hati dan fikiranku.
aku melihat pemuda itu. pemuda yang tadi menjunjung bantalan bersama ibunya. pemuda yang beberapa tahun ini menghiasi mimpiku dan juga mimpi putri kecil ku.
hatiku terenyuh., terenyuh melihat senyum nya. senyum nya yang tertatih.! tertatih, mencoba melewati lintasan orang orang yang terkadang menghambat laju roda kereta sorongnya.
air mataku tak bisa ke bendung, kembali terjatuh tanpa ku minta.
aku tak menyangka, bahwa pemuda itu adalah anak dari orang yang paling teramat aku sayangi. anak dari orang yang pernah mengisi hari hari indah dan buruk ku.

" irma dimana...!? " tanyaku di sela sela jariku yangmencoba tu menghentikan laju air mataku.

" yuk..." ajak suamiku sembari keluar dari mobil.
aku membuka pintu mobil dan mengikuti langkahnya.
kami berjalan, meneluduri pasar. tak jauh kami berjalan, suamiku menghentikan langkahnya. mataku mengikuti arah pandangannya.
seketika, tubuhku limbung. lututku melemah, tak mampu menopang berat tubuhku yang melunglai.

" mami....!!" suamiku merangkul tubuhku.
" kan tadi papi sudah bilang... kuasai diri.. jangan terbawa emosi..! " ucapnya.
cemana aku tak terbawa emosi., aku melihat pemandangan yang menyayat nyayat hatiku.! pemandangan yang mengusik ego ku.!
aku melihatnya berjongkok, menyusun barang dagangannya yang berupa sayuran yang hanya beberapa jenis. itupun cuma diletakkan di pinggiran aspal dan juga hanya beralaskan goni plastik yang sudah teramat lusuh.!
hatiku semakin pedih melihat senyum nya yang mengembang. senyum yang mengharap, dapat menghentikan langkah orang orang yang melintas di depannya, untuk sekedar singgah dan memilih barang dagangannya.
dengan gontai, aku melangkahkan kakiku tuk menghampirinya. namun, baru tiga tapak kakiku melangkah, suamiku menahan tanganku.

" pelan pelan ya mi..!! " . ucapnya mengingatkan ku.
aku hanya tersenyum kecut. tak yakin dengan hatiku.
aku kembali melangkahkan kakiku. di perjalanan menghampirinya, hati dan perasaanku menjadi tak karuan.
aku menghentikan langkahku di depannya. aku diam, menunggunya selesai melayani pembeli yang tadi duluan menghampirinya.
dia tak menyadari keberadaanku, karena sibuk menyusun sayuran yang berserakan karena di bongkar si pembeli tadi.

" incum....." panggilku lirih.
bibirku bergetar saat memanggilnya dengan panggilan sayangku padanya dulu.
kulihat dia seperti terkejut. seketika, dia menghentikan kegiatannya yang menyusuni sayuran. namun, dia tak mengalihkan pandangannya, tetap menunduk, seolah olah tengah berbicara dengan sayuran yang berserakan itu.

"ir......." panggilku yang masih tak di gubrisnya.
air mataku mulai tak terbendung. aku sudah tak sanggup untuk menahan nya lebih lama lagi. bukan hanya mataku yang menangis, tapi, hatiku juga turut menangis pilu.
hatiku menangis pilu, bukan karena dia tak menggubris ku., hatiku menangis karena melihat keadaan nya yang sekarang ini.
menangis karena, sedari tadi masih membayangkan kehidupannya yang tak pernah kubayangkan akan menjadi seperti ini,

" adeeek....!" panggilku lagi saat kulihat dia kembali menata sayurannya yang sedari tadi sudah tersusun rapi.
dan akhirnya., dia menadahkan wajahnya, dan dia tersenyum melihatku.
melihat itu., hatiku sejuk seperti tersiram embun pagi. melihat senyum nya, hatiku yang tadi tersayat sayat, seperti mengalami healing metamorfosis.

" ya bu... ibu cari sayur apa...!? silahkan di pilih bu....! " ucapnya.
'jlebbh.!"
hatiku yang tadi sempat bermetamorfosis, kembali hancur luluh lantak, mendengar ucapannya yang datar tanpa memiliki rasa.
seketika, lututku lemas tak bertenaga, jatuh hingga menyentuh aspal yang sudah tak rata dan sedikit becek.
aku terduduk dengan tumitku yang menjadi penyangga buah pantatku.
" incum....! hiks...hiks... ! ini kakak deeek...! hikss... kak mei...! ini kak mei mei deek...! hiks... " ucapku terisak sambil meraih dan menggenggam tangannya yang dari tadi terlalu sibuk memindah mindahkan sayurannya.
dia tak menepis tanganku yang meraih tangannya. namun, dia menunduk. masih enggan untuk menatap wajahku.

" ramai orang...! malu..! jika harus seperti ini, lebih baik jangan pernah menjumpai ku...! " ucapnya pelan.
lalu, kulihat setetes buliran air, jatuh dari kelopak matanya sedikit berkerut menua. namun, walau setetes, sudah bisa menyirami dan menyejukkan hatiku...
walau cuma setetes, mampu menghentikan laju deraian air mata dan isak tangis ku.

" kakak minta maaf dek.... kakak minta maaf....!! " pintaku tulus padanya.

" maaf...! aku lagi berjualan. lagi mencari sesuap nasi...! jika tidak ada keperluan, silahkan pergi...! " ucapnya dingin.
aku bangkit berdiri, secara perlahan, genggaman tangan ku terlepas darinya.

" iya... maaf..! kakak pergi..! izinkan kakak menjumpai mu lagi. besok..! " pintaku.
dia diam, tak menjawab atau mengiyakan. namun, tak juga melarangku.
perlahan, aku berbalik dan melangkah pergi.


.......................
sampai di parkiran, kulihat suamiku sudah duduk di dalam mobil menunggu ku. dia kemudian membukakan pintu mobil.
di perjalan pulang, kami diam tak bersuara.
aku kembali mengingat ngigat apa yang kulihat tadi.
bayangan mereka yang berjalan sambil menjinjing buntalan....
bayangan aby yang membawa kereta sorong.... irma yang berjongkok menjual sayuran, terus bersiliweran di pelupuk mataku.
seketika, amarahku memuncak.

"sejak kapan...!!!? " tanpa menoleh, aku bertanya ke suamiku.
dapat ku lihat, dia menatap ku, mungkin tak mengerti dengan arah pertanyaanku.

" SEJAK KAPAN MEREKA SEPERTI ITU...!!!?? ". suaraku mulai meninggi.
suamiku memelankan laju mobil, lalu kemudian memberhentikannya di tepi jalan.

" mi....." ucapnya pelan.

' plakk....! '. aku menepis tangan nya yang hendak meraih ku.
" aku tanya, sejak kapan mereka seperti itu...!!!? " tanyaku dengan pelan. namun, dadaku bergemuruh menahan amarah. aku sudah membahasakan diriku dengan ' AKU' ke suamiku.

" sejak..... sejak haris meninggal.." ucap nya pelan. namun, sangat memekak kan telingaku.
telingaku berdengung mendengar ucapannya.

' plakk...! gedebak....! bugh.! bagh.! gebugh...!!. aku memukulinya bertubi tubi dengan sekuat tenagaku.
'' SEJAK HARIS MENINGGAL...!!! bugh.! plak.! plakk.!! gebugh,,,!!
" KALIAN MEMBIARKAN MEREKA HIDUP SEPERTI ITU SEJAK HARIS MENINGGAL.......!!! HAAA...!!!" kembali aku memukulinya. bahkan mencakar nya...
aku kalap., aku tak lagi memendangnya sebagai suamiku. ingin rasanya aku mencabik cabik tubuhnya.
" BINATANG KALIAN SEMUA.....!!! "

' tapp...! tap.!' . suamiku menangkap kedua tanganku yang hendak mencakar wajahnya.

" mi.....! sabar mi,.....! dengar dulu....! "

" LEPAS....!! LEPASKAAAAAAN....!!! " aku meronta ronta, mencoba tuk melepaskan cengkraman tangannya.

" dengar dulu mi......!! " ucapnya lagi, mencoba tuk menenangkan ku.
cukup lama dia menahanku yang meronta, hingga kurasakan tenaga ku mulai melemah. barulah dia melepaskan cengkeraman tangannya.
kembali, air mataku mengalir deras. aku menutupi wajah dengan kedua telapak tangan ku.

" huuuu....!! hhuuuu....! kalain.... kalian..... " aku tak sanggup meneruskan ucapanku. tertahan oleh isak tangisku.
setelah agak lama aku menangis tersedu, barulah aku kembali sedikit tenang.
" kalian tak punya perasaan....!! selama ini kalian membiarkan mereka..!! kalian tega melihat kehidupan mereka yang seperti itu..!! " ucapku dengan sisa sisa isak tangis ku.

" kita sudah coba mi....! kita semua sudah berusaha membujuknya...!!
" selama ini, kami sudah coba segala cara. tapi, mami tahu sendiri kan, sifatnya irma gimana."
aku menatapnya tajam.
" jangan kan berbicara, melihat wajah kami saja, dia tak mau...! "

" kenapa baru sekarang aku di beri tahu...!? "

" selama ini, kita sembunyikan dari mami. karena kita tau respon mami akan seperrti ini. makanya, kami mencoba tuk membujuknya dulu. berharap agar dia mau menerimanya. tyo bahkan rela memberikan semua miliknya.. memberikan semua yang dia punya..! " ucapnya menjelaskan.
" tyo...!? semua milik nya...!!? sampai sekarang, dia merasa itu semua miliknya....!!!? kalian semua, merasa kalau harta kalian itu ' milik ' kalian...!!!" hehh..!" aku berkata sinis.
"akhirnya, aku tau mengapa irma tak ingin memandang wajah kalian...! bisa bisa nya...! " ucapku lagi

***flashback end---
...........................................



" maafin mami ya pi....!" ucapku penuh penyesalan. saat mengingat kejadian, dimana aku memukulinya.
suamiku tersenyum mengangguk.
' cup....! emhhh.....'
...................................
..................................


" mami....!''
kudengar suara putriku memanggil. kulirik jam di dinding, ' pukul 8'. pantes, dia sudah bangun.

" ya deek...! " . sahutku dari dalam.
cepat cepat aku mengenakan kimono ku, tanpa mengenakan dalaman. segera aku bergegas keluar. begitu aku keluar kamar, putriku langsung menghampiri dan memeluk ku.

" kog ga ke kemar adek..!? ' tanya nya cemberut.

"mami ketiduran..! hihihi....! " ucapku berbohong.
dia langsung membenamkan wajahnya di dadaku. tapi tak lama. kemudian, dia menjauhkan wajahnya dari dadaku, dan menatapku tajam.

" kenapa..!? " tanyaku heran.

" bau iler...!! "

" ihh... mana ada..! mami ga ileran...! " ucapku tak terima.

" iya... bukan iler mami. tapi, iler nya papi...!! " ucapnya yang kini tersenyum jahil.

" ehh... ngg,,, itu... masa sihh...!? " ucapku kaget, sambil mencoba menghidu tubuhku.

" hihihi..... mami 'maen' ya...!? " tanya nya frontal, dengan senyum nakalnya.

" ikhhh... adeeek....! udah ahh... mandi sana....!! mami siapin sarapan dulu..! " ucapku malu. sambil mendorongnya menjauh.

" hihihi....." dia tertawa cekikikan, sambil berlari kecil menuju kamarnya.
...................................
..................................
" lusa, papi berangkat ke medan..! " ucap suamiku, setelah menghabiskan sarapan pagi nya.

" hahh..! ke medan..!? adek ikut...!! " ucap putriku begitu antusias, saat mendengar papi nya akan pergi ke medan.
" ishhh... ngapain ikut..!? " tanyaku.
dia diam tak menjawab. namun, berhenti mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

" mmm.... pengen aja...! " jawabnya.

" pengen., atau kangeeen...!? " tanya ku menggodanya.
aku tau pasti, maksud dan tujuannya yang hendak ikut ke medan.

" baru berapa hari juga...! " ucapku lagi, makin menggoda nya.
kulihat dia salah tingkah.

" kalau adek ikut, mami sendirian dong..! kamu tega, ninggalin mami sendirian...!? " suamiku menengahi.

" lagian, adek kan lagi sibuk sibuk nya latihan. masa mau pergi..!? " . ucapku.

" iyaaah... ga jadi ikut...! " ucapnya merajuk dan memajukan muncungnya.
aku berdiri mrndekatinya. kuraih tubuhnya, dan menempelkan kepalanya di perutku.

" sabar ya sayang...! dia ga lama kog disana...! " ucapku menenangkan nya.
dia mengangguk lemah.

" hmm.., ya udah, adek pergi dulu ya..! " ucapnya di saat aku melepas dekapanku.

" hati hati di jalan..! " ucap suamiku sambil mencium pipi putri kecilnya itu.

" iyaaaah.." ucapnya seraya berbalik dan melangkah pergi.


..................................
...............................,.

" mi..... " panggil suamiku.
" hemmm..." sahut ku.
" nanti disana, tahan diri ya mi....! jangan emosi...! " suamiku mengingatkan ku.
aku diam tak menjawab. tak yakin dengan hatiku.
saat ini, kami di perjalanan, menuju rumah tyo. Tyo sembiring. dirumah nya nanti, kami semua berkumpul. berkumpul untuk membahas tentang irma.
"tadi malam., papi lihat Rani di rumahnya cindy.." ucap suamiku, mengalihkan topik.
' huftt...!'
aku menghela nafas panjang.
" mereka sudah mengenal, satu sama lain..! " ucapnya lagi.
" putri mu terlalu manja pi....! mami takut, kejadian itu akan terulang kembali...! " ucapku getir.
suamiku meraih dan menggenggam tangan ku.
" semoga saja tidak...! " ucapnya tersenyum.
........................................
mobil kami memasuki pekarangan sebuah rumah. rumah dinas, dari instansi pemerintah daerah. cukup luas, untuk sebuah rumah dinas biasa.
" melihat rumah dinas nya, kayaknya jabatan tyo udah tinggi ya...! " tanyaku ke suamiku.
suamiku tersenyum kecut, melihat ekspresi dari wajah dan nada pertanyaan ku.
kami turun dari mobil, dan melangkah menuju pintu rumah. di situ, kulihat dua perempuan berdiri di depan pintu, dan satu lagi duduk menunduk di kursi teras.
salah satu perempuan yang berbaju syar'i, melangkah menghampiri ku, dan diikuti oleh perempuan yang tadi berdiri di sampingnya.
" kak mei....! " ucapnya, dan langsung memeluk ku.
aku membalas pelukan dan mengelus punggung nya. cukup lama kami berpelukan. hingga, terdengar suara sumbang dari belakangnya.
" gantian woii...! " suar acempreng itu berhasil membuat sofhia melepas pelukannya dan bergeser sedikit ke samping.
kulihat perempuan kecil, senyum cengengesan di depan ku.
" kaaaaak....! " ucapnya seraya memeluk ku.
" masih imut aja ya...! " ucapku mengelus rambutnya.
dia menggoyangkan kepalanya yang bersandar, repat di belahan dada ku. LIZA., diantara kami berlima, dia yang badan nya paling kecil
" ouwhhh....!' aku melenguh kecil, saat merasakan remasan di dada kiri ku.
' plak...!' aku memukul tangan nya yang meremas tete' ku
" ini tangan., gait nya ga hilang ya...! " ucapku mencubit telapak tangan nya.
" hihihi....! habis nya., ini tete', makin bulat aja..! masih keras juga lagi...! " ucapnya yang kali ini, meremas kedua tete' ku.
" isshhhhh.... sudah..! sudah....! ini, kalau di biarin, ga bakalan berhenti...! " sofhia menarik liza ke sampingnya.
lalu, kulihat sofhia melirik kearah seseorang yang sedari tadi duduk menunduk.
aku melangkah, mendekatinya yang masih tatap menunduk.
" cindy...! " panggilku ketika berdiri di hadapannya.
cindy mengangkat kepalanya. kulihat air mata membasahi pipi nya.
kurentangkan kedua tangan ku di hadapan nya. cindy segera berdiri dan menghambur ke pelukan ku.
" hiks.... kaaak... aku... hiks...! " ucapnya terbata.
" sudah... sudah...! jangan menangis...! " ucapku menggosok gosok punggung nya.
cindy menggoyang goyangkan kepalanya.
" a. aku.... aku minta maaf....! aku minta maaf kak...! hiks,,,! " ucapnya lagi sambil terisak.
" iyaaaa.... kakak juga minta maaf...! " ucapku yang mengingat pertengkaran 'kecil' kami dulu.
" ma....! " kulihat tuo berdiri di ambang pintu, memanggil istrinya sofhia.
dia kemudian senyum mengangguk padaku, sebelum berbalik dan masuk ke dalam.
" dah ahh... kita ke dalam yukk...! " sofhia melerai pelukanku dan cindy. kami berempat, melangkah masuk ke dalam rumahnya.
kami duduk melingkar, mengelilingi meja makan yang di penuhi dengan berbagai macam hidangan.
aku belum memasukkan satu suap pun ke dalam mulutku. tangan ku sedari tadi hanya mengadk aduk makanan yang ada di depan ku.
" kog ga dimakan mi....!? " ujar suamiku yang duduk di samping ku.
" kakak ga selara makan..!? " sofhis yang duduk di depan ku bertanya.
aku mengangguk mengiyakan.
" maaf,.... cuma masakan ala kadar nya..! " ucapnya lagi.
aku menggeleng. menampik ucapannya.
" aku ga tau.., entah dia sudah makan apa belum....!
" aku ga tau., apakah mereka juga bisa makan makanan seperti ini....!
" aku ga tau.., berapa banyak, atau berapa lama dia menjual sayurannya untuk bisa memasak masakan yang kau bilang cuma 'ala kadar' nya ini..!!" ucapku sedikit terisak.
" mii.....!" suamiku mengelus punggung ku,. mencoba tuk menenangkan ku
" kalian tau, berapa kali mereka makan satu hari...!? "
" kalian tau., makanan seperti apa yang mereka makan...!? " ucapku ku lagi.
kembali aku teringat dengan kehidupan berat yang di lalui irma dan putra nya. kembali aku teringat dengan kesusahan mereka.
aku berdiri dari duduk ku. melangkah pergi meninggalkan mereka. sesak di dada sudah tak tertahankan. aku melangkah menuju ke mobil. didalam, aku menangis sejadi jadinya. meraung seouas hati ku.
cukup lama aku menangis, hingga aku merasa sedikit lebih tenang. lalu, seseorang membuka pintu mobil di sampingku. aku masih menundukkan wajahku di dashboard mobil.
" kaaak....! kita kedalam yok...! " kudengar suara sofhia mengajak ku, dan kurasakan usapan lembut di kepalaku.
aku mengangkat kepalaku. mengangguk, mengiyakan ajakannya, sambil membersihkan sisa air mataku.
aku kembali masuk kerumahnya. sampai didalam, sofhia membawaku masuk ke kamarnya. kulihat cindy dan liza sudah ada disitu. sofhia menuntunku duduk di tepi ranjang.
" maafkan kami kaaak...! maafkan kami...! kami pantas mendapat amukan dari kakak..!! kami pantas mendapatkannya. ! '' ucap sofhi lirih.
aku menggeleng.
" aku tidak marah dengan kalian.... aku marah dengan diriku sendiri...! marah dengan ke alpaan ku dengan kehidupan mereka..!! aku marah dengan ketidak tahuan ku..! " ucapku.
kulihat wajah sendu mereka yang menunduk. tak berani menatap ku. aku tahu., bahwa mereka juga , sama sedihnya seperti ku.
" udah ahh.... ga usah di terusin sedihnya...! sini...!! aku rindu dengan adik adik ku...! " ucapku merentangkan tangan. coba tuk menghibur mereka.
mereka bertiga dengan cepat menghambur, memeluk ku...!
........................................
.......................................
" hati hati di jalan...! " ucapk ku melambaikan tangan.
suamiku membalas dengan memberikan kecupan jauh dari dalam mobil yang sudah keluar dari pekarangan rumah.
' tin..tiiinn...!' baru aku hendak berbalik., sebuah mobil membunyikan klakson dan masuk ke pekarangan rumahku.
cukup lama aku menunggu. kulihat emak emak berbadan kecil, mengenakan pakaian yang cukup modis, turun dari mobil nya.
mengenakan T-shirt putih yang kebesaran, yang panjangnya hampir menutupi skirt pendek di atas lutut yang dia kenakan. juga sepatu skets converse yang menutupi hingga ke mata kaki nya.
" mei mei......! " teriaknya, sambil berlari kecil ke arahku.
'dasar emak emak tak tahu diri..!' batin ku. dia langsung memelukku.
" kau kenapa...!? mo ngapai...!?" tanyaku tanpa membalas pelukannya.
" kangeeeen.....!! " ucapnya.
" kangen ini...!" ucapnya sambil menggoyang goyangkan kepalanya di dadaku.
" hehhh...!" aku menjauhkan kepalanya dari tete' ku
" kangen ini juga...!" ucapnya lagi meremas bongkahan buah pantat ku.
" ishhhh.....!" kembali aku melepaskan remasan tangannya di pantat ku.
lalu., tangannya naik ke atas, melingkar di leherku dan menariknya ke bawah. membawa wajahku mendekat ke arahnya., hingga....
' cup...!' liza mengecup bibirku.
' ehmmmchhh....!' lanjutnya lagi yang sudah melumat bibirku.
aku meraih tangan yang melingkar di leherku dan melepaskan, kemudian menaikkan kepalaku.
secara perlahan, bibirku terlepas dari pagutan nya.
" dasar emak emak tak tahu diri....! " ucapku sambil menampar pelan pipi nya. lalu, berbalik , berjalan masuk kerumah ku.
kedengar cekikikan tawanya yang juga mengikuti ku dari belakang.
aku terus melangkah menuju dapur. membuka kulkas dan mengambil syrup. kulihat dia duduk menyandar di sofa ruang keluarga.
" kakak yakin, nyuruh yona datang kemari...!?? " tanya nya , disaat aku baru saja mendaratkan pantatku di sofa. tepat di samping dia duduk.
" aku ga nyuruh dia kemari., dia yang kemarin nelfon, katanya kangen dengan mamaknya dan juga 'adik adik' nya.." ucapku serayamenyerahkan gelas berisi syrup dingin.
liza meraihnya, lalu meminum seteguk, sebelum meletakkan ke meja kecil di samping sofa.
" kakak nyuruh yona, buat ngebujuk irma...!? " tanya nya sambil melihatku.
aku menggeleng.
" seandainya bisa...!! aku mau, yona dan 'adik' nya membujuk irma...!" ucapku pelan.
" tapi, kamu maasih ingat kan., dengan pesan haris..!" ucapku lagi mengingatkan nya.
" jangan sampai, anak anak kita, terkontaminasi oleh masalah dan problematika kita..! " ucapnya.
aku tersenyum mengangguk
" tapi kan., ini juga demi kebaikan mereka..!! tak ada salah nya kita mencoba. aku yakin, yona dan 'adik' nya pasti bisa meluluhkan hati irma..!" ucapnya antusias.
aku menggeleng berat.
" itu akan semakin memperparah keadaan...!
" bisa kamu bayangkan, cemana lagi murka nya irma, jika kita mengikut sertakan anak anak itu ke dalam masalah kita..!!? "
" engga...! aku ga berani... marahnya saat ini saja sudah sangat menyakitkan hatiku....! " ucapku tak bisa membayangkan , bagaimana akhirnya. mungkin se umur hidup, aku tak akan bisa dekat dengannya lagi ...
liza mengangguk faham.
" aku iri dengan kalian...! kalian cukup beruntung...!" ucapnya menunduk.
kulihat bahunya sedikit bergetar.
" walau dia sudah tidak ada., tapi setidaknya, dia meninggalkan bagian dari dirinya pada kalian..!!
" kakak...!. irma....! dan juga...... " liza tak meneruskan ucapannya.
kulihat air mata sudah mengalir deras di pipi nya. aku meraih tubuh mungilnya., ku dekap dalam pelukanku.
" kamu kangen dia...!? " tanyaku.
dia mengangguk cepat
" aku kangen 'kita bertiga' ..!" ucapnya.
dia tertawa dalam tangisnya. aku tersenyum, memencet hidung bangir nya.
" sempat sempat nya ya kamu ingat 'itu' ! " ucapku, mengetahui arah ucapan nya.
dia tersenyum, sambil menghapus pipinya. ku sentuh wajahnya dengan telapak tangan ku. jempolku bergerak, membersihkan sisa buliran air yang tertinggal di kelopak matanya.
' nyoott.!'. dengan gerak cepat, tangannya sudah mendarat dan meremas tete' ku.
' plakk..!' aku memukul tangan nakal nya
" kebiasaan..! main serobot aja...! " ucap ku kesal.
" hihihi.... sama aja kan..!? nanti juga bakalan di remas remas...!! " ucapnya terkikik.
" nanti,,,,!? ishhh.... siapa yang mau...!? ga selera aku sama emak emak...! dah tua lagi..! " ucap ku sinis, menjahilinya.
" kakaaaak...! " ucapnya manja, sambil mencoba memeluk ku.
" ishh.... sana sana......!!! " aku mendorong tubuhnya menjauh. lalu berdiri dan berlari menuju kamarku.
" mei mei.....!!! " jeritnya, ikut berdiri dan mengejarku.
' bugh..!' tubuhku jatuh telentang di atas kasur. dengan cepat, dia naik dan mengangkangi pahaku. lalu, dia menunduk dan memegangi wajahku. liza mencoba tuk mencium ku. namum, aku meronta, menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. menghindari ciuman nya.
karena tak berhasil mencium ku, dia sedikit kesal dan dengan kuat, dia menahan kepalaku.
" diam...!! tabok nanti..!! " ucapnya sambil mengangkat sebelah tangan nya.
" berani..!! coba aja..! " ancamku sambil menaikkan sedikit wajah ku.
" hehehe... engga kakak ku sayyaaang.....! " ucapnya yang sudah membelai pipiku. dan....
' cup...! cup....! cup....! " liza menciumiku dengan bertubi tubi. hingga.,..,
' emmchh.... emchh..." bibirnya melumat bibirku.
' enghh... engh..." aku membalas lumatannya.
sambil berciuman, tangan mungilnya menelusup ke perut, dari bawah baju ku.
" mmuuach...! " liza melepas pagutannya di bibir ku
" ouch... hemmm...! " wajah innucent nya sudah menempel di kulit perut ku yang ter ekspose
' cup...! cup...! cup...! ' sambil menciumi perutku, tangan nya menggeser bajuku ke atas. melewati kepala ku hingga terlepas.
" haishh..... ouwhh.......! " aku bergidik, saat lidahnya menyapu permukaan kulit perutku, menuju dada, hingga ke leher dan berhenti di hujung dagu ku.
senyum innocent nya terpampang di hadapan ku saat aku membuka mata yang terpejam karena menikmati sapuan lidahnya.
saat tangan mungilnya membelai pelipis dan pipiku, kulihat kedua matanya mulai memerah. lalu, sebutir untaian air matanya jatuh, tepat di hujung hidung ku.
" miss you sist.....!" ucapnya lembut, masih tetap membelai pipiku.
" miss you too.....! " balasku sambil menarik kepalanya dan melumat bibirnya.
kami kembali berpagutan. lidah kami saling bersilang dan mendorong. mencoba tuk meng eksplore ruang di rongga mulut.
tangan nya yang tadi di wajahku, kini sudah berpindah ke punggung ku. aku yang mengerti maksudnya, menaikkan badanku sedikit ke atas. jari jari imutnya, berhasil melepas kaitan BH ku.
dengan sangat pelan, liza menurunkan tali BH dan melepaskan penutup tete' ku. ketika buah dada ku terpampang di hadapannya, seketika kulihat muncungnya meruncing dan wajahnya yang cemberut.
" kenapa...!? " dengan sedikit ter engah, aku bertanya heran melihat ekspresi nya.
matanya melirik tajam kearah ku.
" emang dasar, nenek sihir...!! " gumamnya pelan. namun, masih dapat ku dengar.
" APAA...!!! "
" ini tetek...! kog ga ada melar nya...!! ini pentil., kog masih kecil aja...!! " ucapnya geram sambil meremas dan memilin pelan tete' dan pentil ku.
" si herman, kalau ngentot, ngapain aja sih....!? ini tete' ga di remas...!? ini pentil, ga di kenyot..!!? " ucapnya lagi seolah olah bertanya pada dirinya sendiri.
" hehehe.....! " aku tertawa renyah. faham akan maksud dari ucapannya.
suami dan anak anak ku juga sering mengatakannya. mereka bilang, bahwa wajah dan tubuhku seperti tak mengalami penuaan. terlebih herman, suamiku, yang sudah sering melihat dan menikmati tubuh ku.
entah lahh.., aku juga tak tahu, apakah ini sebuah anugrah, ataupun sebuah kutukan buatku.
Segera kutarik tangannya,, Kemudian kucium bibirnya. Kulumat bibirnya cukup lama,, lidahnya menyambut lidahku, dia menyedot lidahku dengan bibirnya itu,, sungguh nikmat sekali. Sampai aku meremas payudaraku sendiri,,
beberapa saat Kemudian dia melepas ciumanku,,
" sshhh.... zaaa....! " paduan antara hembusan nafas dan sapuan lidahnya di daun telingaku, membuatku melayang.
tangan ku dengan reflek menarik bajunya keatas. ku raba dan ku belai perut dan punggungnya, lalu...
" ouwhhh.... heehmm...." erangan nya begitu manja terdengar saat tanganku menangkup dan meremas payudaranya.
bajunya terlepas dan kubuangkan ke samping tempat tidur. kerja sama antara jempol dan jari telunjukku berhasil melapas pengait bra nya, ku lolosi dari kedua bilah tangannya dan kulepaskan penutup buah dadanya.
liza masih asyik menjilati leher dan telingaku. tak mau kalah, tanganku turun ke bokongnya yang masih di lapisi skirt pendek nya.
' click., sreeeeeet...!" aku menggeser resleting rok pendeknya dan menaikkan sampai ke pinggang nya.
' plak..!' ku tepok bongkahan pantatnya dan meremasnya kuat.
' ouuhhhh.... iyaahh... remas yang kuat mei.....!" ucapnya.
'hheehhmmmm....' kini, kurasakan hembusan nafasnya di hujung pucuk payudara ku. dan ..
'slruupp...!'
'ouwhhh... izaaa....!" bibir dan juga lidahnya bermain main di pentil tetek ku.

tanganku berpindah, menjangkau payudaranya.
. erangnya.
tanpa ku duga, liza memegang kedua tanganku dan melepaskan nya dari payudaranya. lalu, dia menjilati setiap inchi kulit perutku.
" ouhh..shhhh.... ouh..shhh...'' geli dan nikmat menjadi satu, saat hujung lidahnya berputar putar di dalam pusarku.
dan tanpa kusadari, celana pendek dan juga CD ku sudah turun samapai ke mata kaki ku. dengan sedikit gerakan aku melepaskan melewati hujung jari kaki ku.
lalu, ..
kembali, lidahnya yang tak pernah berhenti bergerak, menjilati bibir vaginaku.
"oh my god"
"shitt.." lidahnya seperti belut, meliuk liuk masuk ke lubang memek ku. tak sampai disitu, jari nya kurasakan menusuk dan menoel lubang pantat ku.
pinggul ku bergerak tak karuan. ke atas.. kebawah.. dan terkadang melingar, melawan arah putaran lidahnya.
lalu, liza mengangkat wajahnya, melepaskan lumatan bibir dan sapuan lidahnya di memek ku. aku menatapnay heran, dia tersenyum puas melihat eksprsiku,. dan..
" ouchhhh......!" dua jarinya masuk, membelai dan menggaruk di dalam lobang vagina ku. juga jempolnya menggesek gesek clitorisku.
" zaaaa... ssshhhh.... ouwhhhhhhhh....... izzaaaaaaa..........!!'' di tengah rintihan, aku memanggil namanya.
dia tersenyum.. senyum manis nya menjadi bingkai di antara rintihan dan desahanku.
tak puas hanya memainkan vaginaku, liza kembali mendaratkan bibir dan lidahnya di telingaku. telinga adalah salah satu tempat sensitiv di tubuhku. liza sudah sangat hafal spot spot dan titik titik sensitiv di tubuhku.
" enak.......!? " tanyanya disela sela jilatannya.
aku tak menjawab. karena mulai merasakan desiran desiran nikmat yang mulai mengalir ke bawah pusarku.
'' adddeeeeeek..........! ooohhhh..... sshhh....."
aku menangkap wajahnya... kupandangi dia yang juga menatapku dengan tersenyum... rasa itu semakin dekat...
" ahhh... zaaaaa...... izaaaaa...... ouchh... aaaaaahhhhhhhhhhhhhh.............................!" badanku terangkat dengan sendirinya,,, aku telah mencapai puncak kenikmatan itu.
aku menutup mata, meresapi detik detik kenikmatan itu... kurasakan belaian halus di kepala dan wajahku., dan
' cup..! cup...! cup,, cup.....!! " liza menghujaniku dengan kecupan kecupan kecil. mulai dari kening., mata.. pipi.., hidung.. dagu.. dan bibir ku.
setelah getaran itu mereda., aku membuka mata. senyum manis nya menghiasi akhir kenikmatan ini.
kuraih tubuhnya kedalam pelukanku.,
' cup..! cup..! cup..! ' gantian., kini aku yang menghujani wajahnya dengan kecupan..
kubalikkan tubuhnya., kini, tubuh mungilnya berada di bawahku.
Perlahan kedua tanganku bergerak menuju payudaranya,, liza melihatku , dia sedikit tersenyum.. Dan akhirnya kedua tanganku menempel dikedua payudaranya. tanpa mengenai putingnya.
Aku mengusap sisi sisi kedua payudaranya,,
" sshhh... mei..." desisnya
"achhh..." desah liza saat kupilin kedua putingnya...
Setelah beberapa menit tanganku bermain di payudaranya, liza bangun dari rebahannya,, dia duduk menghadapku. Nafasnya sudah mulai tidak teratur... kupeluk tubuhnya lalu kucumbu lehernya..
Kedua mata kami bertemu,, aku langsung mencium bibirnya,, kami berciuman panas dengan posisi duduk dan kupegang kepalanya,,, pinggulnya bergerak gerak menggesek pinggangku.
kembali aku mendorong tubuhnya. liza jatuh telentang, dengan posisi kakinya yang mengangkang. kuraih kaki kirinya. kunaikkan keatas pundakku.
'cup..! cup...cup...!" kukecup dan kuberi sedikit hisapan di sepanjang betis menuju kepangkal pahanya. kuraih lagi kaki kanan nya. kini , kedua kaki nya berada di pundakku. kubelai dan kukecup kedua kaki nya itu.
aku menarik pinggulnya, selangkangan nya yang masih tertutup CD barada tepat di depan wajahku..
'happ.. mmhh...!'' kubenamkan wajahku di antara kedua pangkal pahanya.
" oucchh....! sshhh,,.. ouh.. terus meii... iyahh... terus,...."
jariku menyelip di kedua sisi pinggangnya. dengan perlahan, kutarik tepian celana dalam nya dan kulolosi melewati kedua tungkai kakinya. selangkangan nya yang berbulu lebat terpampang di hadapanku.
aku menurunkan jkedua kakinya dari pundakku. aku bergeser ke samping tubuhnya yang telentang.
" haaa....!? " liza menatap ku heran, karena tak melanjutkan aksiku.
" kaaak.... lagi dong,....! " rengeknya
" males....!" ucapku ketus.
" hahh.... kenapa...!" tanyan pelan.
" jembut mu lebat kali...!! malas aku...!!" ucapku lagi. menggoda nya..
" ikhh.. kakaaaaak....! biarin isshh... nanggung nihh.....!" rengeknya.
" enggaaa...!" ucapku lagi.
kulipat tangan di depan dadaku. membuang muka, seolah olah enggan melihatnya.
" MEI MEIIII...............!!!" jeritnya memanggil ku.
aku tak peduli. aku berpura pura hendak turun dari tempat tidur. dengan cepat dia menangkap lengan ku dan menarik nya keras. entah tenaga dari mana, dengan tubuh mungilnya, liza menghempaskanku kembali ke pembaringan. liza menduduki paha ku.
'hihihihi..!' batinku tertawa geli melihat ekspresi wajahnya.
" jangan coba coba pergi...!! atau mau aku mutilasi tubuh bohay mu ini....!!" ucapnya garang.
kulihat kilatan cahaya kemarahan di iris matanya.
aku tetap tak menggubris nya, ku palingkan wajahku dari tatapannya.
lalu, kurasakan tubuhnya sedikit bergetar.. kutolehkan pandanganku ke arahnya. kulihat dia menutup wajah dan terisak.
kunaikkan badanku, dan memeluknya yang duduk mengangkangi ku.
" hehehe... canda loh sayang.....!" ucapku memeluknya. kubelai rambut halusnya . coba tuk menenangkannya.
dia balas memelukku, melingkarkan tangan nya di leherku.
Perlahan kedua tanganku bergerak menuju payudaranya,..
"achhh..." desah liza saat kupilin kedua putingnya...
kembali aku menghentikan aksiku, liza menatapku sendu..
" bersihin dulu jembut mu...!" ucapku lagi tersenyum.
liza meruncingkan muncungnya dan merengut.
" mau ga....!!? kalau ga mau ya udah.. !!? " ucapku santai.
" gimana bersihin nya mei meiii.....!!? di cabutin satu satu....!!? " ucapnya kesal sambil mencubit kedua pipi ku.
" hihihihihi... turun dulu...! aku mau ambil alat nya..." ucapku mendorong tubuhnya.
liza mengangkat tubuhnya. melepas tindihan nya di pahaku.
aku turun dari tempat tidur, berjalan menuju side table di samping tempat tidurku. aku membuka laci dan mengeluarkan alat cukur listrik dan alat cukur manual, yang biasa di gunakan suamiku untuk mencukur kumis dan janggutnya.
" nihh,,.. bersihin sana...!" ucapku menyerahkan alat cukur padanya.
" bersihiiin....!" pintanya manja..
" hiiiihh.....! " ucapku geram memencet hidung bangir nya.

aku membawa nya ke kamar mandi, dan mendudukkannya di atas closet. aku berjongkok dihadapannya. dan membuka pahanya.
' ngungg... ngung.... nguuuungg..!' bunyi cukur listrik saat aku menekan tombol 'ON' .
" hihihi.... geliii....!" ucapnya saat aku mulai mencukur bulu jembutnya.
lalu aku menyabuni memeknya yang sudah pendek. dan...
'sreek... srreekk.. sreeek...' bunyi pisau cukur saat aku mulai membotaki memek nya.
tak lama kusiram memeknya yang kini sudah plontos abis...
' plak..pakk..' aku menepuk nepuk memeknya.
" gini kan enak lihat nya...!" ucapku sambil membersihkan memeknya dengan handuk.
kami kembali menuju tempat tidur. liza tidur telentang. menunggu aksiku selanjutnya. dia menatapku heran, karena melihatku masih memegang alat cukur listrik.
' nguuung.. ngunngg... nguuuung...' kembali terdengar suara dengung dan getar dari alat cukur listrik yang sudah ku on kan..
" kan udah bersih....!? " ucapnya saat aku mengarahkan alat cukur ke selangkangan nya
" itu.., itil mu kan masih panjang tuh... biar di potong sekalian.....!! " ucapku sekenanya
" MEI MEIIII....!!! '' teriaknya takut sambil menutup memeknya dengan kedua tangannya dan merapatkan pahanya.
" hahahaaha.......! " tawaku puas karena berhasil mengerjainya.
aku makin mendekatkan alat itu padanya
" MEIIII......!!! " jeritnya lagi..
" hehehe,.. ga koq.. ! mau enak ga....!!" ucapku sambil membuka paha nya yang terkapit
" percaya ma aku...!" ucapku meyakinkannya, karena masih takut takut membuka pahanya.
dengan masih ragu ragu, liza perlahan melebarkan paha nya.
" awas aja kalau kepotong..! betul betul aku mutilasi kau....!!" ucapnya mengancam
aku tak membalas. hanya tersenyum melihatnya.
'' oucchh....! '' pinggul nya tersentak . saat alat cukur yang bergetar itu menyentuh clitoris nya.
aku semakin menekan alat itu .
" enaaaak...!? " tanya ku.
liza mengangguk dengan mata sayu nya. pinggul nya mulai di gerak gerakkan.
" meeiii......" getaran suaranya yang bercampur dengan birahi, yang kurasa semakin meninggi.
di raihnya belakang leherku, dan di tariknya supaya mendekat ke wajahnya.
" emmmuach.... emmuachhh...." liza melumat bibirku dengan cepat. lidahnya mulai masuk dan menggelitik rongga mulut ku.
" ouchhh.....! " liza melepas lumatannya saat aku memasukkan dua jariku ke lubang kenikmatannya.
pandangan matanya semakin nanar menatapku.
ku maju mundurkan jari ku secara pelan dan perlahan
" ouhhhhh... iyaaa... terusshhhh....."
kutekan alat cukur yang semakin kuat bergetar. dan jemariku mulai menggaruk garuk area yang sedikit kasar di lubang memeknya. gerakan jariku semakin cepat dan intens mengobok obok vagina nya.
" aaahhhh... meii... mei meiii.....! ouuhhh.... ouuwhwhhhhhhhh.......!!!" liza memelukku. pinggulnya berhenti bergerak. kurasakan rembesan cairan hangat membasahi telapak tanganku.
liza sudah mendapatkan puncak kenikmatan nya.
" hekhh....!" liza melotot menatapku. dahinya berkerut, saat menyadari alat cukur itu masih melekat dan bergetar di memeknya. juga dua jariku yang masih bersarang di lubang vaginanya yang masih berkedut.
liza menatapku nanar , menggelengkan kepalanya. menyuruhku berhenti. namun tak kuperdulikan. semakin kutekan alat cukur itu.., jariku juga mulai beraksi, membelai dan menggaruk garuk isi vaginanya.
" sshhh... kakaaaaak...!! " matanya sayu, dengan tatapan memelas dan memohon. tetap tak ku perdulikan..
aku semakin mempercapat gerakan jariku.
" hoooohh.... ahhhh.... essshhh......! mei mei... sedikit lagi mei...!! sedikit lagi.....!"
" haaaaaaaahh.. haaaaah.. ouwhhh.... mei... mei meii.........! aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh...................!!! "
' sseeeerrrrrr.. seeeerrrrrr..... sseeerrrrrrrr..........!!!' tembakan cairannya membuncah begitu deras saat aku melepaskan jariku,
tangan nya memelukku sangat erat.. dua tungkai kakinya melingkar dan menjepit pinggangku , badannya terangkat, seperti hendak memanjat tubuhku.
" hashhhh... hashhh... hahhhhhh....!" gemuruh helaan nafasnya meniup daun telingaku.
liza menghempaskan tubuhnya kembali ke ranjang, setelah tadi cukup lama memeluk dan memanjat tubuhku.
" hihihi... hahh.. hmmm.. shh.. hihiihi.. hikss.. hikss...!! " tawanya bercampu dengan isak tangis dan senyuman.
ku seka wajahnya yang di banjiri peluh dan air mata.
'cup... cup... cup... cup...!' ku hujami wajahnya dengan kecupan kecupan lembut.
kucurahkan rasa sayangku melalui ciuman itu padanya. liza membalas dengan mencium keningku.
.........................................................
........................................................
.........................................................

p.o.v. DESY HANDAYANI



sama seperti hari sebelumnya, saat ini, aku berdiri didepan sebuah ruko. ruko yang menjual bahan bahan sembako. sementara, mama membeli sayuran yang temopatnya tak jauh dari tempat aku berdiri,
sudah lebih dari seminggu ini, mama mangajakku berbelanja ke pajak ( pasar ). dan selama itu pula, aku selalu disuruhnya menunggu disini, disaat dia membeli sayuran.
tak pernah sekalipun dia mengajakku kesana.
yang menjadi perhatianku, setiap mama kembali dari tampat itu, kulihat matanya agak sembab. seperti habis menangis..!
selama satu minggu ini pula, hatuku selalu bertanya tanya..
kenapa aku selalu disuruhnya menunggu disini.......!?
kenapa sekembalinya dari situ, mama selalu menangis....!?
pernah sekali kutanyakan, di hari ketiga aku dibawanya ke pasar. namun, mama hanya tersenyum. tak menjawab pertanyaan ku.
dan.,
"ehhh....!" kulihat mama melambaikan tangannya ke arahku. lambaian tangan yang mengisyaratkan , agar aku mendatanginya,
perlahan, dengan menenteng dua plastic assoy ( kantongan plastic ) berisi barang belanjaan. aku berjalan mendekati mama.

" mau sayur kangkung kan.....!? " mama bertanya , saat aku sudah berdiri di sampingnya. aku mengangguk mengiyakan.

' tumben nih orang tua bertanya...!' batinku terheran.

kulihat si ibu penjual menatapku, lalu berpindah menoleh ke mama.
mama mengangguk tersenyum ke si ibu penjual. kembali si ibu memandangku. namun, dengan tatapan yang sendu.
karena di pandangi seperti itu, aku merasa sedikit kikuk. aku tersenyum mengangguk padanya.
beliau membalas senyum ku dengan senyuman yang., teramat manis..!
senyuman manisnya , terasa sangat akrab dan familiar di mataku.
sekilas, kulihat pandangan matanya jatuh kearah leherku.

" dah yok.... kita pulang..!" ajak mama.
mama mengambil sayur kangkung yang tadi di pilihnya. lalu menyerahkan duit bayaran.

" terima kasih....!" ucap mama ke si ibu.

si ibu tak membalas., dia masih tetap memandangiku.
aku dan mama berbalik, melangkah pergi.
beberapa langkah kami berjalan, entah kenapa, aku menoleh ke belakang. aku melihat si ibu tadi menunduk, menutupi matanya, menggunakan kain jilbab panjangnya yang terlihat lusuh dan sedikit kotor.
rasa penasaranku semakin tajam. .
melihat perihal tingkah dan laku mama dan si ibu tadi, hatiku semakin kuat bertanya tanya..
aku bertekad untuk untuk mencari tau....!!


...............................................bersambung..
makasih huu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd