Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
part 23







saat pintu itu terbuka , senyum lebar menghiasi wajah nya. dengan sedikit tergopoh, dia menghampiri kami yang masih berada di luar pagar. jari nya dengan lincah membuka kunci pagar.

" kangen nya akuuuuu...!!" rosa langsung memeluk rani yang masih duduk di atas kereta. lalu mencium kedua pipi nya. kemudian , di sambung dengan memeluk dan mencium indu dan yang lain nya.

aku semakin gemetaran. tangan ku tak berhenti menyeka keringat yang menggantung di dagu ku.

" ga disuruh masuk nih...!??" diana bersuara.

" hihihihi...! yok., masuk.!" ajak nya kemudian. lalu berjalan mendahului kami.

aku mencari cara hendak melarikan diri. dan mulai berfikir untuk mengemukakan alasan yang logis. hingga..

" hayuuk masuk. koq diam aja..!?" suara indu yang masih berada di boncengan, langsung membuyarkankan ku.
Jantungku semakin begemuruh dengan hebat nya. Batang kerongkongan terasa sangat kesat dan kering. Namun, buah jakun tak berhenti naik turun. Ibarat piston kereta yang bergerak laju.

" abyy.. Koq bengong..!?" kembali suara lembut nya mendayu di telingaku.

Akhirnya, aku memasukkan kereta hingga ke depan teras rumah rosa.
Aku pasrah dengan apa yang akan tejadi.

" silahkan masuk..! Anggap aja rumah sendiri. " rosa berucap dengan riang nya.

aku memberi kode senyap ke dody agar kami duduk di teras. Tak usah masuk ke dalam.
Dody menangkap maksud ku. Dan untung nya, indu dan yang lain nya tak bertanya dan langsung menyelonong masuk.

" makanya, ga usah cari penyakit..! " dody berucap, seraya memasang tampang mencibir yang menjengkel kan.
Aku diam tak merespon.

Belum ada lima menit kami duduk...

" koq ga masuk.? Ngapai di luar.!? " rosa berdiri di ambang Pintu.

Sambil menggaruk kepala dan nyengir kuda, dody berdiri dan melangkah masuk kedalam.

" ngapai sendirian di luar.!? " tanya rosa lagi. Karena melihat aku yang tak beranjak dari duduk ku.

Aku menatap nya dengan mengiba.

"masuukk.!!! " tegasnya nya lagi dengan mimik Garang dan nada yang dalam namun pelan.

Aku tetap tak bergeming. Menggeleng pelan sambil memasang wajah yang lebih mengiba.

Hingga...

Kulihat dia tersenyum geli. Sampai dia menutupi mulut nya menahan tawa.
Lalu., rosa menoleh kebelakang ( ke dalam rumah). Kemudian, kembali menoleh ke arah ku.
" orang rumah semua pergi " ucapnya pelan. Sambil tersenyum menahan geli. Yang kemudian langsung masuk kedalam rumah.

"ffiiuuhh...! " aku menghempaskan nafas lega.

Saat aku masuk kedalam rumah, Tak kulihat mereka di dalam.
Hingga, sayup ku dengar suara cekikikan tawa dari arah belakang rumah.

Kulihat mereka duduk beralaskan tikar di halaman belakang. Di bawah pohon mangga yang cukup rindang.
Saat aku berjalan mendekat, si bunga anggrek menoleh ku. Dengan sisa senyuman yang masih melekat di wajah nya.
Dia sedikit bergeser. Memberi ruang duduk untuk ku di sisi kanan nya.

" sini." Ucap nya sambil menepuk tikar.

Aku segera mengambil posisi duduk di samping nya.
Karena sedari tadi sudah sport jantung, aku menyandarkan sedikit tubuhku yang lemah ke tubuh nya.

" kenapa.?" Tanya indu heran.

" ga fafa.. dekat kamu, bawaan nya pengen lengket aja." Jawab ku berkilah.

Sambil tertawa pelan, indu mencubit lembut lengan ku.

-----------------------------

Di tempat lain..

Bandung. 21.30 WIB.

Seorang gadis belia baru saja keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamar nya.
Dengan handuk yang melilit di atas kepala yang membungkus rambut basah nya, dia berjalan dan langsung menuju ke kasur nya.
Pantat montok nya yang bulat berisi, menghenyak kasur empuk yang membuat pegas kasur itu bekerja dengan lembut.

Dengan memutar sedikit pinggang ramping nya, tangan kanan nya meraih purse bag berwarna merah maroon yang teronggok di atas side table yang berada di sisi kiri kasur nya.

Hingga, saat jemari lentik nya baru saja meraih dan mengeluarkan sesuatu dari dalam purse bag nya...

" tok..tok..tokk.!! " suara pintu kamar nya yang di ketok dari luar.

" iyaaahh...!" Sahut nya.

Belum sempat dia memasukkan kembali sesuatu itu kedalam purse bag nya, daun pintu kamar nya sudah terkuak lebar.
Seorang perempuan yang tak kalah cantik nya langsung masuk dan menghampiri nya.
Dengan sedikit gerakan, gadis itu hanya mampu menutupi sesuatu itu dengan telapak tangan nya.

" ummi.." sapa nya dengan lembut ke perempuan itu.
Si ummi membalas nya dengan senyuman.

" koq belum boboq.. " tanya ummi.

" sebentar lagi ummi.. baru selesai mandi. Nunggu rambut kering." Jawab nya.
Ummi tersenyum mengangguk. Lalu, matanya menangkap sesuatu di balik himpitan jemari putri nya itu.

" apa itu .? " tanya beliau.

" ehh.. apa..? Mana..!?" Dia kembali bertanya. Seolah olah tak menangkap apa yang di tanyakan oleh ummi nya.

Dengan senyum cantik nya, si ummi memajukan bibirnya ke arah telapak tangan putri nya.

" enggak.. ngga ada apa apa.." ucapnya. Masih berusaha menyembunyikan.

" anak gadis ummi udah mulai menyembunyikan sesuatu..? Sudah mulai main rahasia rahasia an sama ummi..!?" Ucap perempuan itu .
Lalu, perempuan itu menghenyakkan bongkahan pantat nya di pinggir kasur.

Dengan perasaan yang tak karuan , gadis itu mengangkat telapak tangan nya. lalu, menyerahkan sesuatu itu ke ummi nya.

Begitu ummi melihat gambar di foto itu, ummi tersenyum simpul. Beliau kembali meletakkan foto itu ketangan anak gadis nya.
Setidak nya, dia sudah mengetahui punca perubahan yang terjadi pada putri nya itu, semenjak perjalanan pulang kemarin.
Seorang ibu, pasti dapat melihat perubahan yang ada pada anak nya. Meski itu cuma secuil.
Semenjak perjalanan pulang kemarin, beliau menangkap perubahan ekspresi yang kentara. Wajah putri nya yang selama ini nampak tegas, terlihat lebih melembut. Bibir nya juga sedikit lebih lentur untuk membentuk sebuah senyuman.

" ummi apa sihh... koq ngelihatin nya gitu amat..!" Dia sedikit jengah, ketika ummi nya menatap nya seperti itu.

" ummi tau, dia memang tampan. Walau sekilas, ummi juga tau dia anak baik. Tapi, sebesar itu kah pengaruh nya..!?" Ucap ummi tersenyum simpul. Menggoda putri cantik nya

Iman berusaha kuat agar tak menampak kan senyum lebar nya. Yang mengakibatkan tulang pipi nya mem blushing.

" he is a man..! He,s a real men..!!" Iman berucap sambil membalas tatapan sang ummi. Tatapan yang menunjukkan kesungguhan ucapan nya.

" baru bersama sebentar, kamu sudah bisa menilai..!??" Tanya sang ummi menyelidik.

Iman menjawab dengan senyum cantik nya.

" subhanallah..! Tak pernah ummi melihat senyum ini.!" Ummi hampir tak percaya dengan apa yang di lihat nya.

" ikhh ummii..! Bohong banget kalau bilang ga pernah lihat senyum aku.!" Iman menangkal ucapan ummi.

" iyaa.. ummi sering lihat"
" tapi., ummi tak pernah melihat senyum yang seperti ini..!" Ucap ummi, sambil menunjuk wajah putri nya itu.

" ummmiii....!!" Rengek nya dengan manja.
Iman kemudian bergeser kebelakang ummi nya. Lalu, memeluk sambil melabuhkan dagu nya di atas pundak ummi. Tak ingin ummi nya melihat perubahan ekspresi wajah nya.

" hihihi...!" Ummi terkikik geli.

" ada perasaan khusus ke dia..? " tanya ummi. Mencoba tuk mengorek isi terdalam hati sang putri.

Iman tak menjawab. Hanya merespon, dengan mengeratkan pelukan nya di pinggang ummi.

Tanpa menoleh, ummi menangkap sebelah pipi putri nya yang sedikit menghangat.
" tapi kan., dia itu... "

" iya ummi.... iman tau.! Iman juga bisa lihat koq..!" Iman memotong ucapan sang ummi.
Ummi mengelus lembut pergelangan tangan iman yang masih melingkar di pinggang nya.
" ya sudah.. ummi mau kembali ke kamar. " ucap ummi.

' cupp..' iman mengecup pipi ummi nya.
" met boboq ummi..!" Ucap nya.
Ummi pun membalas dwngan melakukan hal yang sama ke putri nya itu.

Setelah ummi nya berlalu dan keluar kamar, iman turun dari tempat tidur nya. Meraih buku dan pena yang tersusun rapi di atas meja belajar nya. Kemudian, dia kembali naik ke atas tempat tidur.
Duduk bersandar di dinding, iman mulai mencoret coret buku dengan pena bertinta hitam yang sedikit basah.

*************************

P.o.v. aby.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan juga karena hampir satu harian kami disini, akhirnya kami pamit pulang ke rosa.

Tapi, ketika kami mulai beranjak dari duduk..

" ehh., tapi kan, orang rumah belum pada pulang..! Kakak ga fafa , kalau kita tinggal..!??" RaNi menyuarakan kegelisahan hati ku.
Bagaimana pun, aku memang kuatir meninggalkan nya sendiri disini.

" ehh..!" Semua tersadar, dan seperti nya mereka tampak enggan untuk beranjak.

" hihihi... perhatian nya adek kuuu.!!" Rosa memeluk rani dengan gemas. Lalu mencium pipi nya.

" mmm... ya udah lahh, kita tungguin dulu lah ya, ??" Kali ini, indu bersuara. Sambil melihat ke arah kami secara bergantian.
Diana, dody, eva dan juga ecy mengangguk.

" hehehe.. makasih ya..!" Rosa tersenyum riang.
" tapi, ga usah..! Mereka kayak nya lama lagi nih pulang nya. Nti kalian kemalaman..! " rosa menolak.
" lagian, kakak ga sendirian koq. Ntar lagi sepupu kakak datang. Nemenin kakak disini.." ucap rosa lagi.

" serius..!??" Rani tak percaya.

" iya sayaaaang....!" Ucap rosa.
Lalu, kulihat dia menatapku sambil tersenyum dengan sedikit mengangguk. Dengan artian, tak perlu khawatir. Dan itu membuat ku lebih tenang.

" mmm.. ya udah. Kita balik ya..!" Ucap rani lagi.
Rosa mengangguk tersenyum. Kemudian, rosa menghantarkan kami sampai ke depan pagar.

" dadaaah...! "
" titi dj..!" Ucap rosa.

**

Saat kereta ( motor ) kami jalan beriringan...

" kakak boboq ama kita..!?" Tanya indu ke si manja.

" ngggg.... kayak nya kakak ga bisa.." si manja merasa tak enak karwna menolak ajakan indu.
" kakak nya kakak habis melahirkan. Jadi, gantian ama mami jagain nya..!" Ucap si manja lagi. Memberikan alasan penolakan nya.

Indu tersenyum mengangguk.
" ya udah, kita antar kakak dulu ya.." ucap indu.

" ga usah ahh..! Nanti kalian jauh mutar nya. " si manja kembali menolak.
" jam segini masih ramai koq.! Kita misah di simpang xxx aja nanti !" Sambung nya.

" nanti kenak culik lhoo..! " kali ini diana bersuara.

" hihihi... ya enggak lahh..! " si manja tertawa, menanggapi guyonan diana.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan sambil bersenda gurau. Hingga, sampai lah di persimpangan jalan menuju rumah si manja, kami memisah.
Lalu, lanjut menuju kerumah si mahluk halus.
Seperti yang dikatakan indu ke aku tadi, malam ini mereka tidur di rumah si mahluk halus.

Namun, saat di jalan...
" adek ama ecy duluan aja ya..! Kakak mau kerumah dulu..! ( ke rumah nya indu )" UcaP indu ke eva dan ecy.

" kakak mo pacaran..!!? " si mahluk halus nampak tidak terima.
" dah satu harian pun sama..! Masak malam malam mo pacaran lagi..!!"
Saat mengatakn itu, pandangan nya sinis menatap ku.
Melihat itu, aku pun mulai memainkan peran yang sangat ku sukai.

" ya iyyyya lllaaahh...!! " ucap ku. Seraya meraih sebelah telapak tangan indu yang sedari tadi berlabuh di atas paha ku. Lalu , Menempelkan nya di depan perut ku. Yang membuat gestur indu seolah olah memeluk ku.
" nanti kita mojok bentar ya sayang..!?" Ucapku sambil melirik ke si mahluk halus itu sekilas. Lalu aku membuang pandangan ku.
Aku tak tahu, bagaimana rupa tatapan nya saat ini. Namun, aku mendengar kikikan tawa indu yang tertahan.

" mulai ya, cari gaduh..!" Ucap indu pelan. Sambil mencubit lembut perut ku.

" enggak deeek.. kakak cuma mau ambil baju tidur koq.!"
" bis itu, kita langsung kerumah kamu ..!" Indu menjelaskan.

Aku tersenyum, sambil menoleh ke si mahluk halus yang raut wajah nya sedikit mulai melunak dan kemudian mengangguk.

" hati hati..!" Ucap desy, ketika kami jalan beda arah.

Baru beberapa menit kami berpisah, tiba tiba saja tetesan gerimis mulai berjatuhan. Dan akupun mulai menaikkkan kecepatan kereta. Mencoba tuk mengalahkan laju nya turun hujan yang s3makin deras.
Tangan ku semakin kuat memulas gas kereta.
Hingga., kurasakan tepukan lmbut di pundak ku.

" aby.. jangan kencang kencang byy...!" Ucap rindu.
Namun, aku tak menggubris ucapannya. Tak ingin aku dan dirinya basah kuyup di malam hari ini.

" abyy.....!" Indu kembali bersuara.

" dah makin lebat ni hujan nya. Nanti kita kuyup..!" Balas ku.

" jangan kencang kencang byyy...!! Ga fafa kita kehujanan. Kalau kuyup juga biarin..!" Ucap indu sedikit berteriak.
Indu mengencangkan pelukan nya.
" sayaaang..! " indu bersuara di dekat kuping ku , yang kali ini sangat lembut.
" aku lebih memilih kita basah kuyup kehujanan, dari pada nanti kita kecelakaan atau pun terjatuh.
" hujan ini hanyalah air. Nanti sampai dirumah kita bisa keringin dan ganti baju." Sambung nya.

Mendengar itu, aku mengendurkan pulasan gas. Dan secara perlahan, laju kereta yang kubawa mulai melambat.

" yakin., kamu ga fafa kalau kita kehujanan.!?" Tanya ku.

" iyaaa, ga fafa..! Dari pada nanti kita kecelakaan.." jawab nya sambil mempererat pelukan nya.
Dan betul saja, belum ada seratus meter sejak aku melambatkan jalan kereta, deras nya hujan langsung membuat tubuh kami basah kuyup.

**

Begitu kami sampai di depan rumah nya, indu langsung turun dari kereta. Dan dengan tergesa , dia membuka pintu pagar yang terkunci.

" kereta kamu naikin ke teras aja " ujar indu.
Ku tongkatkan keretA. Dan menyusul indu yang tengah membuka rumah yang terkunci.

" haa, tengok kaaan..! Kamu basah kuyup aaang..!" Ucap ku, yang melihat keadaan nya .
Indu hanya tersenyum. Tanpa membalas perkataan ku.
Begitu pintu terbuka, indu membawaku masuk. Langsung menuju ke dapur.
Indu mengeluarkan toples plastik dari dalam lemari dapur. Mencubit sedikit isi nya, lalu mengarahkan ke mulutku.

" aaaaakk... " menyuruhku membuka mulut.
Yang ternyata adalah garam.

" koq di kasih garam..!??" Tanya ku heran.

" kata orang orang tua, kalau kita kena hujan, baik nya makan garam sedikit. Supaya kepala ga pusing " indu menjelaskan.

" haissshh..! PercYa aja ama cerita takhyul kayak gitu..!" UCapku menyangkal.
Imdu terenyum sambil menggeleng pelan.

" ya udah, mandi dulu gih.." indu menarikku ke ke kamar mandi.
" bentar, aku ambilin anduk. " sambung nya, lansung melangkah meninggal kan ku.

Aku menutup pintu kamar mandi. Melepas semua pakaian ku yang sudah basah kuyup. Lalu mulai mengguyur tubuh ku dengan air.
Tak lama setelah aku menyabuni seluruh tubuh ku, ..
' tok..tok..!'

" abyy... "
ketukan pintu dan suara indu memanggilku.
Aku membuka sedikit daun pintu.

" nihh..!" Indu menyodorkan handuk. Dan juga celana trening ( joger pant).
*
*
*
*

Dengan hanya mengenakan celana trening, aku keluar dari kamar mandi.
Ketika aku melangkah sampai ke ruang keluarga, kulihat indu keluar dari dalam kamar.
Rambut panjang nya yang basah tergerai, tersenyum hangat. Seakan membungkus tubuh ku yang tengah kedinginan.

" koq ga pakai baju..!? " tanya nya, yang masih memegang handle daun pintu.

" baju nya kan basah aaangg...!" Jawab ku.

" ehh., iya..! "
" bentar !" Kembali masuk ke kamar nya

Tak lama, dia keluar. Menghampiri ku yangbmasih berdiri.

" pakai ini aja ya. Kayak nya muat koq ke kamu. " ucap nya, seraya menyodorkan sweater berbahan rajut.

" papa mama kamu mana..?? Ga kelihatan ? " tanya ku. Menyambut uluran tangan nya.

" belum pulang. Dari siang tadi keluar nya." Jawab nya.

Belum sempat aku mengenakan baju, telefon yang tak jauh dari kami berdering. suara deringan nyA Mencoba mengalahkan riuh nya suara hujan yang semakin deras.

" ya., hallo..." indu menjawab telefon

" ................... "

" kakak dah dirumah koq.. "
" iya.. nunggu hujan nya reda dulu.." sambung nya.

' si mahluk halus tu pasti.!' Batin ku.

" iya.. bedua nih ama aby. Mama ama papa belum pulang." Ucap nya lagi memberi tahu.

" ......................"

" ihhh adeeek., apa sihh..." tersenyum geli sambil menatap ku.
Saat dia menatap ku dengan senyuman cantik nya itu, dadaku seakan bergetar.
Sudah sering dia memberikan senyum nya itu padaku. Namun, entah kenapa dadaku selalu bergetar saat melihat nya.
Saat dia tak lagi menatap ku, aku berjalan mendekati nya.
Aku mengambil posisi tepat di belakang nya.
Masih dengan bertelanjang dada, aku memeluk nya dari belakang. Melingkarkan tangan di perut nya.
Indu membalas dengan mengelus pergelangan tangan ku.

" iyaa... begitu hujan berhenti, kita langsung kesana koq..!" Ucap indu ke telefon.

"................"

" iya adeeek..... iyaa... " ucap nya lagi. LaLu kemudian meletakkan gagang telefon.
Setelah itu, aku membalikkan tubuhnya menghadap ku.
Indu mentap ku dengan tatapan yang tak dapat ku artikan. Kedua telapak tangan nya menggapai pundak ku.

" koq baju nya ga di pakai..!? " tanya nya .
Matanya yang tadi menatap ku beralih ke dada telanjang ku.
" ga kedinginan..!?" Tanya nya lagi.
Tangan bergeser, menangkap bahu ku. Kemudian begeser lagi ke lengan atas ku.
Lalu secara perlahan bergeser lagi, dengan gerakan meraba menuju dada ku.
Beberapa detik, kedua jempol nya mengelus pelan cekungan yang terbentuk alami di pertengahan dadaku. Lalu, turun ke perut ku.

" hhmmhh..."efek dari perbuatan nya itu, tanpa sadar, lenguhan pelan keluar dari mulut ku.
Seketika itu juga, indu kembali menatapku dengan tersipu.
Semburat merah mulai terlihat di kedua pipi nya. Kemudian melingkarkan tangan nya di pinggang ku , dan melabuhkan separuh wajah di antara ceruk leher dan pundak ku.

" kamu kedinginan..!? " aku melontarkan pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan nya tadi.
Kepalanya yang bersandar bergerak mengangguk.

Aku mulai memakai baju pemberian nya tadi.
Karena indu masih memeluk ku, otomatis, tubuh nya juga ikut terbungkus.
Tubuhnya terkurung, dan semakin menggenjet dengan ku. Membuat bongkahan dada yang besar semakin menghimpit dada ku.

Indu menarik kepalanya sedikit ke belakang. Lalu memandang ku dengan senyum yang menahan tawa. Mungkin merasa geli dengan posisi kami saat ini.
Aku membalasnya dengan mengeluarkan rambut nya dari jepitan leher baju yang membungkus kami berdua.
Masih berdiri, kedua telapak tangan ku menangkup pipi nya.

" hhhiiii...!" Kulihat dia bergidik.
" tangan kamu dingiiiin.!" Ucap nya.
Lalu , wajah nya kembali menempel di pundak ku. Dan..
" masukin kayak gini. Biar hangat..!" Ucapnya lagi. Sambil tangan nya membelai punggung ku.

" masukin ke dalam baju kamu..!??" Tanya ku tak percaya.

Indu mengangguk. Sambil menahan rasa malu yang mengakibatkan warna merona di pipi nya semakin terserlah.

Aku menatap wajah nya. Serasa tak percaya dengan apa yang di ucapkan nya.

" biar terasa lebih adil." Ucap nyA.
" karena saat ini, aku tengah menikmati kehangatan tubuh mu. " sambung nya.
Kedua telapak tangan nya tak berhenti mengelus dan membelai punggung ku.

Kedua tangan ku memegang sisi kepala nya. Mengarahkan wajahnya padaku.
Indu tersenyum malu.
Ekspresi wajah nya ini selalu dia tunjukkan ketika aku hendak mencium nya. Padahal, sudah sering kami berciuman. Namun, sikap malu malu nya tak pernah hilang.

" cupp..!" Aku mengecup bibir nya sekilas. Lalu, kembali menatap nya.
Walau wajah kami saling berhadapan, namun arah matanya terjatuh kebawah.

" aaang..." panggil ku.
Indu kembali menatap ku.

" kamu., ga menganggap aku kurang ajar kan..!? " tanya ku.

Indu menggeleng.
Aku menatap nya, sambil menaikkan sedikit alis mata ku. Meminta kepastian lebih.

Indu teraenyum menahan tawa.
" karena., aku pacar kamu byy.."

" lagian..." indu jeda sebentar.
Kemudian
" aku juga mau.." lanjut nya. Lalu menunduk malu.

Aku menjepit dagu nya dengan jempol dan jari telunjuk ku. Mengarahkan bibir nya pada ku.
' cupp..!' Kembali ku kecup bibir nya.
Lalu, kusambung dengan melumat bibir atas nya.
Indu merespon dengan memiringkan sedikit wajah nya. Lalu , di balasnya dengan memagut bibir bawah ku.

' mmmcchh....!' Kami saling menjepit dan melumat bibir.

Kalau biasa nya kami berciuman hanya dengan saling melumat , kali ini , aku memberanikan diri menjulurkan lidah ku.
Respon indu ? sungguh tak ku sangka.
Dia ikut memainkan lidah nya. Walau terasa masih canggung.
Sambil menjepit bibir ku, lidah nya juga ikut memoles.

Aku sudah mulai terbawa arus.
Tangan ku yang sedari pasif, kini mulai bergerak. Telapak tangan ku Turun, berlabuh di kedua sisi pinggul nya. Lalu secara perlahan menyelinap masuk melalui hujung bawah sweater nya. Dan sevara langsung menyentuh kulit pinggang nya.

" emmmhhh..!" Lenguhan indu mulai terdengar. Di iringi dengan gelinjangan kecil tubuh nya.
Mungkin gerakan spontan, efect dari dingin nya telapak tangan ku yang menyentuh kulit nya
Tangan indu semakin erat melilit di pinggang ku. Tak memberikan jarak 1milli pun di tubuh kami yang semakin menggencet.
Empuk nya payudara indu yang menekan dadaku, semakin membuat ku terhanyut.
Jemari ku pun mulai aktif bermain disekitaran pinggang dan punggung nya.

" emmhhh..!" Suara lenguhan nya kembali terdengar. Dan itu semakin memacu birahi ku.
Jemariku semakin aktif. Dengan pelan dan lembut, mulai merambah naik ke atas. Menyentuh bagian bawah pengkait bra nya.
Kedua jempol ku dengan pantas nya bergerak kedepan. Bersentuhan satu sama lain, tepat di bawah gumpalan payudara nya. Lalu, meluncur pelan kebawah . Dan berhenti tepat di pusar nya.

" hhhnnggg....!'' Erang nya lagi. Lalu, indu melepas pagutan nya. Dengan cepat, indu melabuhkan wajahnya di antara ceruk leher dan pundak ku.
Saat kedua jempol ku menekan pusat nya dengan lembut, jemariku yang lain menari nari di kedua sisi pinggang nya.
" ouwwchh.." indu mendesah.
Hembusan nafas nya terasa kencang dan menderu di kulit leher ku.
" abyyyy..." bisik nya di telinga ku. Sambil tangan nya meremas punggung ku.
Seketika itu juga aku tersadar.
Dengan segera aku mengeluarkan tangan ku dari balik baju nya. Lalu , membelai dan mengelus lembut punggung nya. Menetralkan gejolak nya yang mungkin ikut meninggi.

Hampir 2 menit, kurasakan pelukan indu mulai mengendur. Hembusan nafas nya juga mulai normal.
Tak lama, indu menarik wajah nya dari pundak ku. Menatap ku dengan tersenyum malu.
Aku menangkap wajah nya. Mengelus pipi nya dengan jempol ku.

" maaf.." ucap ku.
" aku., hampir hilang kontrol.!" Sambung ku.

Indu kembali tersenyum
" kayak nya., aku juga..!" Ucap nya malu.

Aku membalas senyum nya.
" ga capek berdiri.?" Tanya ku, yang menyadari, sudah hampir aetengah jam kami berdiri.

Indu menggeleng.

" duduk yoq.!" Ajak ku , sambil menoleh ke sofa yang berada tak jauh di belakang ku.

Indu mengangguk.

Saat aku hendak menaikkan baju yang membungkus nya, indu menggelengkan kepala.

" biar kayak gini aja..!" Ucap nya.

Mendengar itu , secaRa perlahan aku melangkah mundur. Yang juga di ikutin indu , dengan posisi tubuh kami yang masih menempel.

Saat hujung tumit ku menyentuh bagian bawah sofa, aku menghentikan langkah mundurku.

" cemana duduk nya ini, kalau kayak gini..!?? " tanya ku ke indu, melihat posisi kami yang masih menempel seperti ini.
Indu menatap ku dengan tersenyum geli. Lalu, dia mendorong ku pelan , hingga aku jatuh terduduk di sofa.

Lain hal nya dengan indu. Dia menekuk lutut nya di hujung nagian depan sofa.
Tak lama, dia kembali mendorong ku. Hingga kami berbaring di atas sofa dengan posisi menyamping saling berhadapan.
Bongkahan payudara nya masih menghimpit dada ku.

Aku menyingkap rambut indu yang menutupi wajah nya. Lalu menangkap sebelah wajah. Dan, kembali mengelus pipi nya.

Sungguh., siapa pun orang nya, tak kan pernah bosan untuk memandang wajah cantik nya.
Sama seperti diriku.

" aaangg...." ucap ku memanggil nya.

" iyaaah.. " sahut nya dengan lembut.

" hujan nya udah berhenti.." ucapku, yang memang tak lagi mendengar ada nya suara deru hujan yang menghantam genteng rumah.
Kini, yang terdengar hanya suara kodok dan jangkrik yang saling beesahutan.

" masih gerimis.." jawab nya.

Aku diam. Tak lagi membalas ucapan nya. Namun, jemari ku masih bermain di area kepalanya.
Menepis untain halus rambut nya yang terlalu sering terjatuh menutupi sebagian wajah nya.
Sambil terkadang menyisir nya dengan dua hujung jari ku.

" abyy..." panggil nya. Kepalanya sesikit mendongak menatap ku.

" yaa... " sahut ku. Masih asyik bermain dengan helaian rambut nya

" mmm.... kenapa, kamu memanggil aku dengan panggilan ang.!? Padahal kan, ga ada dekat dekat nya ama nama ku..!? " tanya nya.

" kamu ga suka ya, aku panggil kek gitu.!? " tanya ku balik.

" enggak... bukan ga suka..! Pengen tau aja. Itu, maksud nya apa.? "
" apa ada arti nya..!?" Tanya nya lagi.

Aku berhenti memainkan rambut nya.
" anggrek.." ucap ku.
" aku singkat menjadi ang.." ucap ku lagi.

Indu menatap ku.

" ga tau kenapa, aku sangat suka dengan anggrek. Aku merasa, kecantikan dan ke indahan nya tiada satu bunga pun yang dapat menandingi..! "
Hujung Jari telunjuk ku menyentuh kening nya. Lalu bergerak, menggores ke pelipis., tulang pipi., dan berhenti di tepi hujung dagu nya.
" sama seperti kamu.! Kecantikan dan keindahan paras mu, tiada yang..

' hmppp'
Ucapan ku terhenti karena gerakan indu yang tiba tiba.
Dia kembali membenamkan wajah nya di antara leher dan pundak ku.

" dan...

" sudah..! Stop..!!" Indu menyela ucapan ku.
" jangan di terusin. Aku ga kuat..!" Ucap nya kemudian.

Beberapa detik kami terdiam, indu menarik wajah nya. Menatap ku.
Tangan nya yang tadi memeluk punggungu, menyembul melalui celah lubang leher baju yang ku pakai.
Indu memegangi wajah ku.

" abyy..."
" kamu jangan gombalin perempuan lain ya..!" Ucap nya, yang membuat ku tersenyum geli.
" aku takut, mereka ga kan kuat. Mereka ga akan bisa menahan efect nya..! " sambung nya.

" hahaha... ada ada aja..!" Ucap ku geli.

" serius abyyy...!" Kedua jempol nya bergerak di tulang pipi ku.
" jangan yaa.. " ucap nya lagi.

Aku tersenyum menahan tawa.
" iya aang.. iya...!" Aku meng iya permintaan nya. Karena memang, aku tak pernah sekalipun menggombal perempuan. Bahkan, untuk kedua perempuan ku yang lain, aku tak pernah menggombali mereka.

Indu tersenyum cantik. Lalu mendekatkan wajah nya. Mengecup dan mengulum lembut bibir ku.



*
*
*
*


Sampai di depan rumah eva, indu turun dari boncengan.
Begitu kami melangkah di teras depan, pintu rumah nya terbuka. Sosok tubuh yang mungil menyambut kami dengan wajah cemberut nya.
Melihat itu, aku dan indu sama sama tersenyum geli.

" lama ya..? " ucap indu ke eva.

Mahluk halus itu tak menyahut. Matanya menatap sinis padaku.

" hujan nya baru behenti deeek..!" Ucap indu lagi, sambil menguyel uyel pipi eva.

" kayak nya, hujan dah berhenti 1jam yang lalu.!" Balas eva dengan muncung yang memanjang.

Indu memeluk tubuh mungil itu.

" ya udah., aku balek ( pamit ) lah ya.. " ucap ku ke mereka berdua.

Indu tersenyum mengangguk. Berbeda terbalik dengan mahluk halus itu.

" mau kemana lagi..!? " tanya eva, saat indu melangkah menghampiri ku. Hendak mengantar ke kereta yang terparkir di depan pagar.

" mau....

" ga usahh..!!. " eva memotong, sambil menahan tangan indu
" ga usah di antar, biar dia jalan sendiri..!" Sambil menatap ku dengan sinis.

Indu tersenyum tak enak hati pada ku. Ku balas dengan senyum mengangguk.

" hati hati.." sambil melambai padaku.

**

Di jalan, aku teringat dengan perempuan ku yang satu lagi. Perasaanku masih tak enak, karena meninggalkan nya sendirian dirumah nya. Maka, aku memutuskan untuk menyinggahi nya.




' teng..teng..teng..!' Menggunakan seketul batu, aku mengetuk besi pagar rumah nya. Di keheningan malam ini, suara ketukan ku begitu nyaring terdengar.

'Teng.. teng..teng..!' Kembali aku mengetuk, sambil melihat ke kamar nya yang berada di lantai atas.
Tak lama, pintu balkon yang merupakan teras kamar nya terbuka. Menampilkan siluet tubuh manusia yang berdiri. Lalu, kembali masuk. Dengan pintu yang masih terbuka.

Tak sampai 1 menit, pintu depan rumah nya terbuka. Bersamaan dengan aku melihat kembali 1 siluet yang berdiri di depan balkon kamar nya.

Sambil berlari kecil, rosa menghampiri ku. Lalu membuka gembok pintu kamar.
Begitu pintu pagar terbuka, rosa langsung menarik tangan ku.
Dia membawa ku ke halaman samping rumah nya. Dan langsung memeluk ku.
Pelukan nya terasa amat erat melilit di pinggang ku.
Aku membalas dengan merengkuh bahu nya.

" kangen yaaaang..! Kangeeeeen..!" Ucap nya sambil menggoyang goyang kan kepalanya yang bersandar di dada ku.

' cupp..!'aku mengecup pucuk kepalanya.
Rosa mendongak menatap ku.
Tak menunggu lama, aku langsung melumat bibir nya.

Saat ciuman kami terlepas, rosa menatap ku dengan senyum sumringah.
" kenapa kamu balik kemari lagi..!?"
" khawatir ya, ama aku..!?" Dia bertanya, dia pula yang menjawab.

Aku mengangguk mengiyakan.

Rosa tersenyum geli.
" sepupu aku dah datang koq..!" Beritahu nya.

aku mengangguk, karena tadi melihat sosok yang berdiri di balkon nya

" kangen ga ama aku..!?" Tanya nya lagi.

" bangat..!" Jawab ku.

" kirain lupa ama aku..!" Ucap nya.

Aku tak membalas ucapan nya. Namun, kembali melumat bibir nya. Lalu, kedua tangan ku bergerak. Menuju ke satu objek yang paling di rindukan.

Rosa melepas kuluman nya, lalu menatap ku, saat kedua telapak tangan ku meremas bongkahan pantat nya.

" kangen ini juga..!" Ucap ku tersenyum geli.

'Buggh..!' Rosa memukul dadaku, lalu ikut tertawa pelan.

" ya udah., kamu dah ada kawan dirumah. Aku pulang ya..!" Ucap ku. Mengingat malam yang semakin larut.

" bentar...!" Rosa langsung memeluk ku Kembali, dan menyandarkan kepala nya di dada ku.

" masih kangen yaaaang..! 5 meniiiit aja..! Ya..?" Pinta nya.

" hmmm..." sambil membelai kepala nya.






*
*
*
*
*
*
*
*





Di tempat lain....



- Manhattan, UNITED STATE of AMERICA.

Seorang lelaki paruh baya terlihat memasuki sebuah kamar. Kamar yang teramat sangat luas untuk seorang lelaki tua renta yang tengah berbaring lemah di atas kasur nya.

Lelaki paruh baya itu melangkah mendekati orang tua itu. Dia duduk di sofa yang berada di sisi kanan lelaki tua itu.

" father.." ucap nya pelan dan berhati hati.
" mereka sudah bertemu..!" Lanjut nya.

Lelaki tua renta itu perlahan membuka mata. Lalu menoleh ke arah nya. Sinar dari iris mata nya yang hitam pekat, menyembunyikan fakta, bahwa dia sudah melihat dunia ini terlalu lama.

" si sulung dan adik nya" sambung lelaki paruh baya itu.

lelaki tua itu tersenyum, sambil mengangguk lemah.

" apa ini sudah waktu nya,,!? " tanya lelaki paruh baya itu.

" no..! not yet...! " jawab si lelaki tua dengan lirih.

" sampai kapan..!?

'' until., three of them met each other on their own." ucap lelaki tua itu.

" tanpa ada nya campur tangan dari kita..!" sambung nya.

" but..." ucapan lelaki paruh baya itu terhenti, disaat melihat gelengan kepala dari lelaki tua itu.

" Farza..... don't be woried...! umur ku, masih sanggup untuk menunggu mereka..!" ucap lelaki tua itu.

" yeahh.. i know...!" lelaki paruh baya yang di panggil faeza itu tersenyum sinis. namun, lelaki tua renta itu membalas dengan senyum lembut nya. lalu, tangan renta nya terangkat ke atas. si lelaki paruh baya itu dengan cepat menyambut nya. menggenggam nya dengan lembut dan mengecup nya dengan penuh kasih sayang.

" so... what we'll gona do next...??" tanya farza.

" nothing..! " jawab lelaki tua itu.

" just., keep watching..! awasi, dan jaga mereka..! seperti sebelum nya " sambung nya.

" tapi ingat..! "

" jangan melakukan kontak mata..! apa lagi fisik,,!" ucap mereka bersamaan. di lanjutkan dengan tawa geli mereka.

" oh ya., putri mu apa kabar,!?" tanya lelaki tua itu.

seketika itu juga, mimik wajah farza berubah. tulang rahang nya mengeras seketika.

" ohhh., came on..! dia adalah putri mu satu satu nya.! bersikap lunak lah sedikit padanya..!" ucap lelaki tua itu.

" dasar perempuan keras kepala..! aku betul betul tak tau apa yang di ingin kan nya..!" ucap farza dengan kesal.

" hehehehe.." lelaki tua itu tertawa mengejek.

" aku tau, kau tau apa yang di ingin kan nya..! itu yang menyebabkan kalian menjadi seperti ini..!" sambung nya.

kembali, mimik wajah farza berubah. kali ini, tampak kesedihan di mata nya.

" jika itu memang sudah menjadi keinginan nya., dan ., takdir nya, kau tak akan bisa mencegah,,!" ucap lelaki tua itu lagi.

farza memaksakan senyum nya.

" call her. ! suruh dia kembali.!"

" ckk., andai bisa semudah itu..!" farza tersenyum sinis.

" beritahu dia, aku yang menyuruh nya pulang. aku yang ingin bertemu dengan nya.!" ucap lelaki tua itu.

farza mengangguk, mengiyakan.





*

*

*

*

*

*

*







sebuah mobil sport berwarna hitam pekat, berhenti tepat di depan pagar sebuah rumah yang di kelilingi oleh panjaga. melihat itu, tiga orang penjaga berbadan kekar yang mengawal pintu pagar langsung besiap siaga. memasang wajah sangar nan beringas. senjata laras panjang mereka mengkilap di terpa cahaya mentari pagi.

namun, saat melihat orang yang turun dari dalam mobil, wajah sangar mereka langsung melunak. dan , tanpa menunggu wanita itu bersuara, salah satu dari mereka langsung memberikan akses masuk.

tanpa menghentikan langkah nya, wanita yang berpenampilan tomboy itu langsung melewati pintu pagar yang sudah terbuka lebar.

saat dia berjalan membelakangi para pengawal itu, tampak oleh mereka Rajah seni tergores yang menghiasi tulang leher belakang, tengkuk., serta bagian belakang di kedua lengan nya.

*

wanita yang baru saja menjajaki umur kepala dua itu bertekuk lutut di samping tubuh tua renta yang tengah berbaring di kasur nya.

kedua tangan nya menggenggam lembut telapak tangan yang sudah rentan . lalu, di kecup nya berulang kali.

" father.." ucap nya lembut.

mata lelaki tua itu perlahan terbuka. di barengi dengan senyum lembut nya.

" kau sudah datang.." ucap lelaki tua itu.

wanita itu mengangguk. sambil menempelkan sebelah pipi nya ke punggung telapak tangan yang terlihat layu itu.

" aku merindukan mu,,!" ucap lelaki tua itu.

" hohoho...!" wanita itu terkekeh.

" jangan kau fikir aku tak tau. kau menyuruh ku pulang, karena ada sangkut paut nya dengan lelaki itu kan,,!? " ucap wanita itu mengejek.

" faeza.. dia itu ayah mu..! berdamailah dengan nya..!" ucap lelaki tua itu.

wanita itu mendengus kesal.

" dia., hanya ingin memanfaatkan waktu yang masih ada dengan mu.! dengan putri kecil nya..!" ucap lelaki tua itu.

" i'm not child anymore..!" balas wanita itu.

" justru itu..! itu yang dia takut kan.! "

" kau tak lagi putri kecil nya. kau sudah menjelma menjadi gadis dewasa. dan, dia menyadari, waktu mu untuk nya tak lama lagi.! " sambung lelaki tua itu.
wanita itu menatap nya bertanya.
lelaki tua itu tersenyum
" dia menyadari, tak lama lagi, kau akan menjadi hak orang lain.!" lanjut nya lagi.
wanita itu menggeleng. berusah menampik, apa yang di ucap kan oleh lelaki tua itu.
" dari seorang putri kecil, kau akan menjadi seorang istri..!" ucap lelaki itu lagi.
'' hohoho... kalau itu yang dia risaukan, katakan pada nya, tak usah risau...! walau aku menjadi istri orang, aku tak akan pergi kemana mana..! aku tetap disini, dirumah ini.! di keluarga ini..! tak kan ada yang bisa mencegah" ucap nya.
lelaki tua itu tersenyum menggeleng.
" adab dan adat mereka seperti itu..! mereka akan membawa mu.! mereka memiliki hak setuhnya atas mu..!" lelaki tua itu memberi tahu.
" mereka..!? siapa mereka..!? apa mereka mempunyai keberanian untuk membawa ku..!? apa mereka berani menghadapi mu.!? "
lelaki tua itu hanya tersenyum. tersenyum menatap wanita muda itu dengan lembut nya.


" ohh god..!!! NO...! NO..! '' wanita itu menyadari arti dari tatapan dan senyum lelaki.
" jangan katakan, kalau mereka itu..... mereka...'' wanita itu tak melanjutkan ucapan nya.
" dua, dari tiga bersaudara itu sudah bertemu,,!" ucap lelaki itu.
" ooouwwhh...!" wanita itu menutupi mulutnya yang terkejut.
" seriously..!?" ucap nya tak percaya.
lelaki tua itu hanya tersenyum.
" kau, akan menjadi istri salah satu dari mereka..! "
'' ingat..,! kau mempunyai peran penting untuk menyatukan KELUARGA ini...!!!








besambung......
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd