Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Episode 9​


Tugas Pertama



“ Koh kita harus ngomong “







Pagi itu saat aku iseng-iseng turun ke Meikarta Plaza untuk beli sarapan , Jisun tiba-tiba muncul. Ia tiba-tiba duduk di mejaku, meraih tasnya dan tiba-tiba ia meletakkan uang 10 juta itu ke atas mejanya. Rupanya tas coach bekas berwarna merah itu bukanlah tas Dian, tapi tas Jisun. Aku pun ingat kalau tas Dian bermerk gucci , bukan Coach.







“ ini uang apa koh? “ ia menatapku serius. Mungkin ia terkejut bagaimana bisa uang 10 juta bisa ada di tasnya







“ enggak , itu uang bonus dari Boss Kokoh , maksudnya kokoh kasih ke tas kamu karena karena kokoh kira tas kamu itu tas nya Dian. Kan Dian yang urus sewa apartemen? “ jawabku entang. Namun Jisun masih terlihat tidak senang







“ Kokohkan kerjanya cuma satpam. Masa baru kerja sebulan udah dapet bonus 10 juta? Jujur kokoh abis ngapain? “ Ia mungkin tahu karena itu bukan pertama kalinya aku mendapat uang panas. Sebelumnya aku sudah beberapa kali mencopet dan kali ini mungkin ia tahu aku sudah melakukan hal lebih buruk







“ Pokoknya kamu jangan risau. Uang itu bukan hasil yang aneh-aneh kok “ jawabku membela diri.







“ Koh, aku gak masalahin uang ini. Tapi aku cuma takut kokoh melakukan hal-hal yang berbahaya lagi. Maaf sebelumnya, kami semua sudah tahu kalau Kokoh yang singkirin orang aneh itu. Dan hasilnya, lihat sendiri di berita koh. Aku cuma mau bilang , kalau aku gak suka kokoh melakukan hal yang berbahaya. “ Waktu itu aku bingung. Kenapa ia merisaukan aku seperti itu? Namun tak lama Xiao xiao muncul.







“ Nihao!! Boleh minta uangnya? “ Tiba-tiba saja Xiao xiao terlihat ceria dan tidak jutek di depanku. Ia lalu duduk bersama kami , dan meminum susu bantal yang ia beli di Super Indo.







“ Ini uang sewa apartemen tau! Sini aku minta susu bantalnya “ Dan mereka pun berbagi susu bantal itu. Melihat mereka meminum susu bantal itu , rasanya seperti melihat sepasang anak remaja yang masih 15 tahun. Astaga mereka seperti tidak pernah dewasa. Setelah susu bantal itu habis, mereka pergi bersamaan ke tempat kerja mereka. Jisun meninggalkan uang 10 juta itu di mejaku, jadi kurasa mereka menolaknya.







Tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan tugas pertamaku. Pagi itu juga, aku mendapat pesan elektronik di akun plasa, yang berisi detail mobil yang harus aku bawa pulang , lengkap dengan lokasi dan data pemiliknya. Lokasinya di Bogor, jadi saat itu juga aku naik MRT dari Plaza ke Bogor. Sangat jauh karena aku harus naik jalur ke Jakarta terlebih dahulu. Dan sampai di bogor, aku masih harus menyewa taxi elektrik ke tempat yang tak jauh dari lokasi.







Mobil yang akan kucuri adalah Mercedes benz SLS amg , seharga 180 ribu Euro. Cukup mahal bukan? Tapi tidak semahal 918 yang aku antarkan kemarin. Pemilik mercedes itu adalah seorang Gestapo ( polisi Fasis di masa depan ) dan itulah masalah yang harus kuhadapi. Ditambah lagi sedang ada pertemuan anggota perkumpulan pemilik SLS AMG , sehingga ada banyak orang disekitarnya. Aku melihat pemilik mobil itu. Bersandar di mobilnya. Aku harus mengalihkan perhatian mereka jika tak mau berurusan dengan mereka.







“ Alice? “ Dan tiba-tiba saja saat aku masih mengintai mangsaku, Alice , gadis asing yang genjot-genjot kemarin , entah bagaimana muncul disebelahku.







“ Bagaimana bisa?”







“ Tidak aku datang siapa tahu kau butuh bantuan.” Jawabnya.







“ Kau tahu urusan ini? Ini bukan main-main!” Tapi dengan tenangnya ia menjawab







“ sekali kau datang ke spa kami , ya segala urusanmu pasti terbongkar. Termasuk pesan elektrik itu” aku tercengang







“ Kamu meretas akun plasa aku? “







“ Udah itu tidak penting , aku cuma bisa bantu satu hal .... “







Dan lima menit kemudian







“ Aku tlah tahu kita memang tak mungkin

Tapi mengapa kita selalu bertemu

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar

Namun kenyataan ku tak bisa

Maafkan aku terlanjur mencinta”








Tidak , Alice tidak membantu apa-apa. Malah justru ia ikut tercengang. Suara itu benar-benar merdu. Aku menoleh. Semua orang menoleh. Suara itu berhasil menyita perhatian semua orang. Aku tersenyum. Ia mungkin satu penyanyi tercantik yang pernah aku lihat. Dia muncul , Xiao xiao , bernyanyi dengan anggunnya diatas panggung sementara Jisun mengiringinya dengan alunan gitar.



Semua orang terpana melihat sosok yang berdiri di atas panggung itu. Ia benar-benar legenda. Saking terpananya, mereka tak sadar bahwa aku sudah mencekik dan mematahkan leher Polisi Gestapo (polisi fasis Indonesia) pemilik mobil ini. Aku memang sempat terpana , namun aku sadar saat lagu melewati reff pertama . Kubajak pintu mobil mercedes itu , dan aku masuk tanpa rasa berdosa sedikit pun. Beruntung aku mengenakan masker sehingga ia tidak mengenaliku. Beruntung pula ia terlalu khusuk bernyanyi sehingga ikut tak menyadari apa yang terjadi. Aku berhutang pada Xiao xiao , karena kecantikannya bisa membuat orang tidak sadar jika aku telah membunuh dan melarikan mobil itu dari lapangan. Alice ikut masuk ke dalam mobil dan kami langusng melarikan diri.







“ Edi , lihat dibelakang kita “







Aku melihat tiga mobil mercedes C63 berwarna hitam dibelakangku. Mobil itu mendekat dengan kecepatan tinggi namun aku masih tetap tenang agar tidak menarik perhatian. Namun saat mereka cukup dekat, mereka tiba-tiba saja menembaki mobil kami.







“ DOR!! DOR! DOR!! “







“ KYAAAAAA!!”







Alice memekik ketakutan. Langsung kupacu mercedes itu dengan kecepatan penuh , dijalanan yang sempit dan cukup ramai. Satu mobil musuh tak sengaja menabrak Taxi elektrik , saat berusaha menyalip mengejarku. Aku pun beberapa kali menabrak mobil lainnya. Masih ada dua mobil lagi dan cara menyetir mereka cukup profesional . Mereka terus menembaki mobilku dan beberapa kali peluru mereka nyaris mengenai roda mobil. Saat aku lewat di pertigaan , langsung saja kubanting stir , dan menukik di jalanan yang ramai dan sempit itu.







Satu mobil lagi tidak mampu menukik sempurna dan akhirnya menabrak masuk ke dalam ruko dipinggir jalan. Namun mobil yang terakhir masih mengejar kami. Sayangnya ia sudah terlampau jauh dan tidak bisa mengejar kecepatanku. Akhirnya aku berhasil melarikan diri. Untungnya kami tidak harus menyetir sampai ke Jakarta karena anak buah Bung Hendra , sudah menunggu di salah satu bengkel kosong di kota Bogor.







“ sudah kubilang , pekerjaan ini berbahaya “ Alice justru tersenyum genit seolah tidak terjadi apa-apa.







“ Tapi aku suka hal-hal yang berbahaya. “ Kami bercumbu singkat sebelum turun dari mobil yang sudah penuh dengan lubang-lubang peluru.







Anak buah Bung Hendra langsung mengambil alih SLS AMG yang baru saja aku curi. Miris mobil ini hampir menjadi peti matiku. Aku tak ingin tahu bagaimana mereka membawa mobil itu nanti ke Gudang , namun kami langsung menjauh dari bengkel itu dan naik taxi elektrik menuju stasiun MRT, sebelum polisi tiba dan merusak semuanya.







“ Kak Edi ? Siapa cewek itu ? “ Nahasnya aku bertemu Peggy , Nadia dan Kirana di Stasiun MRT itu.







“ dia temen kerja kakak ... “ jawabku singkat. Alice sempat menyenyumi mereka , tapi ketiga gadis itu cuma tersenyum palsu. Mereka terlihat tidak senang. Seakan mereka tahu kalau aku pernah tidur dengan gadis ini.







“ Edi aku duluan yah, makasih udah nemenin aku ke rumah tante aku. “ Alice langsung turun dan naik kereta ke Jakarta. Ketiga gadis itu langsung mengerubungiku.







“ GENIT! HMPH!” ucap mereka bersamaan. Mereka lalu keluar meninggalkan stasiun MRT.







“ Jadi Kalian ngambek?”







Aku benar-benar ketinggalan berita. Mereka hari ini jalan-jalan ke bogor karena Jisun mengajak gadis-gadis ini menonton mereka berdua manggung. Sekaligus, merayakan kalau Istri Bang Imran rupanya mewarisi harta peninggalan Bang Imran berupa Griya Tawang Mobil , Mercedes Benz C200 , PERMONAS Montero ( Pajero ) , dan tabungan sebesar 18 Miliar. Bajingan itu ternyata masih cinta istrinya. Mereka baru mendapat kabar pagi ini , dan rupanya Istri Bang Imran sudah menunggu lebih dulu dengan gadis-gadis Asia , di Mall yang tak jauh dari Stasiun MRT.







Namun mereka tidak jadi menonton Xiao xiao dan Jisun karena terjadi kasus pembunuhan dan pencurian di tempat kejadian. Mereka bilang tersangka mengenakan Hoody berwarna hitam, mengenakan masker hitam dan kaca mata hitam. Beruntung aku sudah membakar hoody , masker dan kaca mata itu di bengkel. Dan mereka juga bercerita bahwa sempat terjadi penembakan yang diduga berkaitan dengan pencurian mobil itu.







“ Ihh serem sekali ya, kasian Xiao xiao pasti dia ketakutan “ Ujar Dian.







“ Hey itu Xiao xiao “ Tak lama temannya Anna menunjuk Xiao xiao dan Jisun yang baru datang ke Mall , ditemani oleh si Bella. Seolah tak terjadi apa-apa , aku menemani mereka belanja keliling Mall. Mereka tidak membeli apa-apa , hanya sekedar cuci mata karena mereka sudah terlanjur sampai di Bogor. Namun aku masih terus berpikir untuk apa Alice tiba-tiba muncul di Bogor.







Saat menjelang Sore, aku mentraktir mereka makan di Restoran khas Bali. Walaupun mulanya banyak yang menolak, tapi Kirana dan Nadia berhasil membujuk mereka. Jisun beberapa kali melirikku , seolah dia tahu ada yang salah denganku hari itu. Dian juga duduk disampingku, dan tak henti-hentinya bermanja-manja denganku. Peggy , Kirana dan Nadia seperti biasa makan paling banyak dan yang paling rakus.







Kami naik MRT ke Jakarta sekitar setelah matahari terbenam. Lalu pindah jalur ke Meikarta sehingga kami tiba di Meikarta Plaza hampir pukul 9. Sungguh perjalanan yang jauh. Aku tidak mendapat apa-apa dari aksi berbahaya hari itu. Namun apa yang kulakukan menjadi Viral di TV dan media sosial. Di hari itu juga Gestapo mengumumkan bahwa mereka kehilangan empat anggota gestapo yang gugur saat mengejar pelaku pembunuhan. Mobil-mobil hitam itu mungkin rekan-rekan korban yang sempat mengejarku bahkan hampir membunuhku. Mereka tidak akan tinggal diam, mereka pasti akan terus mencariku. Sungguh resiko yang sangat berbahaya namun miris aku bahkan hampir tidak dibayar setelah apa yang terjadi hari ini.







Tertekan dengan apa yang terjadi hari ini, aku meraba selangkangan Peggy dan Nadia yang duduk di kanan dan kiriku. Kami sedang menonton TV waktu itu , dan mereka terkejut dengan apa yang baru saja aku lakukan. Kedua tanganku menyusup ke balik celana mereka , lalu kumasukkan keduanya ke dalam vagina mereka. Jemari-jemariku kemudian mulai mengocok-ngocok vagina mereka.







“ ahhhh genit kamu mmhh “ lirih Peggy. Ia lalu mendekatkan wajahnya , dan mulai mencumbu bibirku. Nadia lalu meraih daguku, menyingkirkan pipi Peggy dan langsung mencumbu bibirku. Kucumbu bibir mereka secara bergantian sambil terus mengocok vagina mereka. Nadia mulai menyusupkan jemarinya ke celanaku dan mulai mengocok-ngocok kencang penis besarku.







Lagi-lagi Bella melihat apa yang terjadi . Ia lalu mendekat dan langsung menurunkan celanaku sehingga Nadia makin leluasa mengocok-ngocok penisku. Bella lalu mulai menghisap buah zakarku , sementara Nadia terus mempercepat kocokannya. Jemariku bergerak makin cepat karena aku makin terangsang. Wajah mereka makin memerah dan vagina mereka sudah sangat basah. Pinggul mereka bergoyang-goyang hebat. Bella pun sudah melepaskan seluruh pakaiannya , lalu kembali mengemut buah zakarku.











Tak tahan Nadia lalu membuka lubang vaginanya lebar-lebar , lalu ia mengapit wajahku diantara kedua pahanya. Lidahku dengan leluasa mulai bermain-main , menyentil-nyentil klirotisnya. Nadia memekik hebat. Sedangkan Peggy , tiba-tiba saja sudah menunggangi penisku dengan memek basahnya. Bella yang sudah lama tidak ML, lalu menduduki jemariku dan membiarkannya mengocok-ngocok memeknya.







Desahan kami menggema hebat. Tak tahan dengan jilatan lidahku, Nadia makin merapatankan jempitan pahanya. Peggy terus menggenjot-genjot pinggulnya dengan kecepatan penuh. Dan Bella terus mendesah-desah dan makin menjepit jemariku yang sedang mengocok memeknya. Nadia yang lebih dahulu memekik panjang dan akhirnya orgasme hebat tepat di wajahku. Sedangkan genjotan peggy makin mengencang. Saat Nadia turun dari wajahku, aku turunkan Peggy di atas karpet , lalu aku cabut kembali penisku dari memeknya.







Kutangkap Bella , lalu kugulingkan ia tepat disamping Peggy , Kutusukkan penisku ke dalam vagina sempitnya lalu mulai kugenjot sekuat tenaga. Ia mulai mendesah-desah keenakan. Pinggulnya ikut bergoyang membalas genjotan. Aku mencabut kembali penisku lalu aku kembali menggenjot Peggy yang berada di sebelahnya.







Peggy makin mengerang nikmat tepat di tengah malam. Kepalanya menggeleng-geleng dan wajahnya sudah sangat memerah. Nafsuku sangat liar malam itu . Kucabut kembali penisku setelah beberapa lama dan kembali menggenjot Bella. Kugenjot-genjot memek mereka secara bergantian dan saat penisku hendak meledak , kucabut penisku dan kusemprotkan air maniku ke tubuh mereka berdua. Air maniku memuncrat membasahi perut , toked dan wajah mereka. Kami bertiga puas dan akhirnya memutuskan untuk mengulangi ML nikmat itu untuk kedua atau ketiga kali.
 
Episode 10​


DERITA



Sore hari esoknya, aku menemani cewek-cewek girlband ke toko barang bekas di lantai delapan Meikarta Plaza. Biasanya mereka tidak hanya membeli , tapi juga menjual atau membarter barang-barang milik mereka. Tidak hanya menjual pakaian bekas dan elektronik, Toko ini juga menjual barang-barang yang dilarang dipasaran, termasuk salah satunya senjata api bekas dan peluru. Saat gadis-gadis itu sibuk mencari-cari pakaian dan handphone bekas, aku berjalan menghampiri kasir dan bertanya







“ Ada peluru 38 ? “ bisikku sambil mengantonginya uang 200 ribu.







“ Ada. “ iya lalu mengeluarkan dua dus kecil kaliber 38







“ mau yang remington atau lokal punya ? “ tanya si kokoh penjaga kasir







“ Remington lah , saya ambil dua dus “ bisikku







“ remington saya kasih murah 250 satu dus, dua saya kasih 400 lah “ Aku langsung memberi si kokoh uang 400 ribu.







“ Deal.. oh iya jual 9 mili juga?”







“ Gak jual per dus , jarang yang beli . “ akhirnya aku terpaksa beli 500 peluru sekaligus untuk pistol FN ku. Dan tak lama aku melihat wajah yang tak asing.







“ Jual sepatu koh , “ Orang itu menenteng satu karung yang berisi lima pasang sepatu bermerek yang sepertinya curian.







“ Ada enam pesang, saya ambil 600. “ Orang itu tampak kecewa ketika sepatu-sepatu itu dihargai semurah itu.







“ Waduh koh, ini sepatu ori punya semua. Nih ada Bally , Ada Aldo, louis Vitton , Ada hugo boss, ada Bally Lagi, bahkan ada Berlutti nih. Berlutti itu barunya ribuan Euro lho koh.” Si kokoh cuma geleng-geleng kepala.







“ Aiya , Abang pintar saya tawar 1 juta. Deal? “







“ Tambah satu dus peluru 38. Deal?” Si Kokoh cuma geleng-geleng kepala. Ia lalu mengeluarkan Uang tunai 1 juta dan satu dus peluru 38 buatan lokal. Aku langsung menyapa orang itu







“ Kamil? “ Kamil langsung menoleh .







“ Edi?! MASYAALLAH! SAMA SIAPA?! KERJA DIMANA SEKARANG?” Kami langsung saling merangkul. Tak kusangka kami akan bertemu di toko barang bekas. Aku bilang aku bekerja dengan Bung Hendra , dan raut wajahnya langsung berubah







“ oh gitu..... kapan-kapan kumpul bareng lah. Banyak anak-anak lain yang selamet. “ Sayangnya Kamil sedang buru-buru. Ia langsung mengambil uang dan peluru itu , lalu kami sempat bertukar nomor handphone. Ia langsung pergi secepat mungkin bahkan tidak menyapa Kirana yang sempat meliriknya. Setelah gadis-gadis ini selesai belanja, Kami langsung pulang ke Apartement. Aku hanya menaruh barang belanjaanku, mengisi ulang kedua senjata curianku, lalu pergi ke Jakarta dengan MRT.







Aku sempat berpikir keras mengapa raut wajah Kamil langsung berubah waktu kubilang aku bekerja dengan Bung Hendra, langganan Bengkel kami. Ia pun buru-buru pergi seolah dikejar sesuatu. Ia membeli peluru 38 , yang artinya dia juga menyimpan senjata api , yang mana meski sekarang sangat murah , tapi masih tabu bagi orang Indonesia. Ada apa sebenarnya.







Malam itu aku ditugaskan mengantar LaFerrari curian , ke komplek ruko-ruko kosong di sekitar Jakarta Selatan. Warna , nomor polisi , sampai nomor rangka juga sudah dirubah agar menghindari kepolisian. Tidak ada kendala sepanjang perjalanan, namun ketika aku sampai, aku tidak melihat siapa-siapa kecuali sepasang remaja yang mungkin baru lulus kuliah.







“ HUEEE INI MOBIL BARU KITA DIK!!!” Mereka sepertinya kakak beradik. Mereka sangat terkejut begitu melihat LaFerrari yang mereka beli cum seratus ribu Euro.







“ Keren bukan? Sekarang mana 100 ribu Euronya?” mereka membuka laptop mereka dan menunjukkan nominal uang yang baru saja mereka kirimkan. Aku sempat menelpon Boss, apakah uang sudah di dapat dan ternyata memang sudah. Aku tak menyangka mengirim 100 ribu Euro bisa secepatu itu.







“ Kalian tahu hal seperti ini gak aman kan? Tadi dealnya kan tunai? “ Tapi mereka hanya tertawa. Dan ketika mereka hendak masuk mobil. Dua mobil polisi tiba-tiba muncul di Lokasi.







“ POLISI ANGKAT TANGAN!” Mereka bukan polisi biasa. Mereka berseragam tempur lengkap serba hitam dengan senapan SSV5. Mereka dari tim Boa Metro Meikarta. Kedua kakak beradik itu ketakutan bukan main.





“ Ya ampun, “





aku benar-benar terkejut namun aku sekali tidak takut. Lima polisi tim Boa turun dari dua mobil itu, salah satunya sepertinya Gestapo ( polisi fasis di Masa Depan ) Aku sempat berpikir bagaimana caranya aku kabur dan akhirnya aku sadar caranya cuma satu , membunuh mereka. Kutarik nafas dalam-dalam, kupejamkan mata , dan ketika aku hembuskan kembali lalu membuka mata, waktu seolah berhenti. Kucabut revolver Taurus 82 dengan tangan kananku, lalu kutembak kepala mereka semua







“DOR DOR DOR DOR DOR!” Kelima polisi itu langsung mati ditempat. Aku membunuh Personel Tim Boa dan seorang Polisi Gestapo. Kedua remaja itu menangis ketakutan. Sadar polisi-polisi itu sudah tewas , mereka langsung tancap gas dan melarikan diri.







Aku segera berlari. Suara sirine polisi terdengar. Motor-motor Tim Boa bermunculan. Mereka bidik senapan mereka dan melepas tembakan. Aku berlindung di sebuah mobil. Peluru mereka menembus kaca-kaca mobil. Aku membidik dan melepas tembakan.



“ Dor! Dor!”



Satu motor tertembak. Motor itu terjatuh dan dua polisi tewas ditempat. Mereka membalas tembakan dan aku berlindung. Aku berlari menghindari hujanan tembakan senapan-senapan mereka. Mobil-mobil polisi bermunculan. Aku membalas tembakan dan



“ Dor! Dor! Dor! Dor!”



Aku berhasil menembak dua motor yang mengejarku. Ada tiga sampai empat mobil polisi yang mengejarku. Beruntung aku berhasil bersembunyi di dalam mobil Perudua Axia merah ( Ayla) dan diam selama beberapa menit di mobil itu. Mobil-mobil itu pergi, aku hidupkan mesin mobil dan langsung melarikan diri dari lokasi.



Lagi-lagi aku terpaksa membunuh demi menyelamatkan diri. Kemarin Empat gestapo dan sekarang empat polisi serta seorang gestapo. Aku berkendara menuju stasiun MRT terdekat , namun aku tidak langsung pulang.







Membunuh di medan perang , itu mudah. Tapi membunuh Ayah dari seorang anak , apalagi mereka termasuk tidak bersalah , itu membuatku seolah terlihat sangat jahat. Tapi memang benar. Orang lain mungkin akan menyerah karena mereka sudah menangkapku basah dan mengacungkan pistol mereka ke kepalaku. Namun demi egoku ingin menyelamatkan diri, aku membunuh mereka. Jujur aku hanya seorang pengecut yang tidak mau dipenjara lagi. Namun kali ini jika aku tertangkap lagi, kurasa aku bisa dihukum mati karena sudah membunuh begitu banyak polisi.







Mereka , Kepolisian , mungkin sudah merencanakan penggrebekan itu. Tapi apakah mereka tahu kalau aku akan menembak mereka tepat di antara kedua mata mereka? Kurasa tidak. Aku langsung kiriman uang lima belas juta dari Bung Hendra tak lama setelah aku berhasil melarikan diri ke Stasiun MRT. Tapi apakah sepadan dengan apa yang kulalui? Kurasa tidak.







Malam itu aku menyewa hotel dan untuk pertama kali tidur di kasur yang empuk setelah sekian lama. Namun sayangnya , tidurku tidak terlalu nyenyak. Pagi itu aku berjalan kaki meninggalkan hotel, ke sebuah tempat , yang sempat menjadi masa laluku. Lalu aku berdiri disana , mengenakan masker hitam agar mereka tidak mengenaliku.







Aku berdiri tepat di rumah yang dahulunya rumahku. Aku diam di sana. Bahkan mobilku masih disana. Dan ketika ia keluar, rasanya hatiku runtuh saat itu juga. Putri, mantan istriku, tengah bermain dengan putra putrinya , buah hati Putra.



Air mataku berlinang. Aku tersenyum dan menangis. Bertahun-tahun berlalu, dan hidupnya makin membaik. Sedangkan hidupku , justru makin memburuk. Putra dan putri ada di halaman itu, tepat 10 meter di depanku. Aku bisa saja menembak dan membunuh mereka berdua serta anak-anak mereka dengan pistol Revolverku. Namun apakah itu akan mengakhiri penderitaanku? Aku tidak sejahat itu. Itu hanyalah jawaban dari amarahku saat itu.







“ Mama , om itu kok liatin kita terus ya? “







Akhirnya aku tiba di satu keputusan. Membiarkan mereka bahagia. Hidupku yang makin memburuk ini, mungkin bukanlah kesalahan mereka, namun kesalahanku sendiri. Aku biarkan orang yang aku cintai bahagia, sedangkan aku makin memburuk di lubang kegelapan. Dan ditengah jalan itu, aku melihat dia, salah satu wanita tercantik yang pernah kukenal. Ia tersenyum ketika melihatku , namun aku diam membatu. Wajahnya , senyumnya, astaga , itu saja cukup untuk menenangkan aku saat ini.







“ Edi? Kamu di sini? “ Sapanya sambil tersenyum manis untukku.



“ kamu lagi”



Xiao hanya tersenyum. Ia tidak menjawab apa-apa. Aku tatap dia serius lalu ia pun terdiam.



“ kau kenapa?



Tanyanya polos. Aku tersenyum. Hari itu aku berdiri sedekat itu di depan Xiao. Air mataku berlinang. Wajahnya berubah serius. Aku tarik tangannya, dan sambil kudekap tubuhnya erat-erat , kucumbu mesra bibir merahnya yang manis.



“Waktu pertama kali

Kulihat dirimu hadir

Rasa hati ini inginkan dirimu”



“Hati tenang mendengar

Suara indah menyapa

Geloranya hati ini tak kusangka”



Xiao menutup matanya. Tak kusangka ia membalas ciumanku. Lucu, kami baru kenal. Kami tidak terlalu dekat. Tapi ciuman itu, seolah membuatku merasa kalau aku sangat dekat dengannya. Sungguh ciuman yang polos, penuh kasih sayang , dan tanpa hawa nafsu sedikit pun.



Rasa ini tak tertahan

Hati ini selalu untukmu”



Waktu seolah berhenti ketika aku memeluk dan menciumnya. Kurasa itulah kebodohan terindah yang pernah kulakukan saat itu. Pagi itu , aku mencium Xiao xiao saat kami tidak sengaja bertemu di dekat rumahku dulu.



“ Terimalah lagu ini

Dari orang biasa

Tapi cintaku padamu luar biasa”



“Aku tak punya bunga

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia

Tulus padamu”




Air mata menetes dari wajah Xiao. Ia menangis. Ia memelukku dan kami terus bercumbu.



“ Bao an, ini aku. Aku disini”



Aku tak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. Tapi aku tahu dan ingat apa yang aku rasakan saat itu. Segala penderitaan yang baru saja kulalui rasanya lenyap begitu saja. Sungguh kepuasan yang lebih tak ternilai.
 
Gan saran kalo bisa tiap mau ada adegan ++ dikasih mulustrasi cewenya biar lebih dapet hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd