Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Prolog
Zaman Modern telah runtuh . Indonesia telah runtuh. Australia dan New Zealand telah runtuh. Cina sudah kembali menjadi Kekaisaran dan di Eropa, Hampir semua pemerintahan menjadi satu kesatuan menjadi Uni Eropa. Pemerintahan lama untuk sementara dilebur. Bencana dahsyat terjadi pada pertengahan abad 21. Meletusnya Gunung api super, Gempa bumi dan tsunami terjadi hampir di seluruh belahan dunia, dan suhu dunia sempat turun drastis. Indonesia runtuh hanya beberapa jam setelah gempa besar itu terjadi, dan terbitlah zaman kegelapan di bawah pimpinan seorang Prabu bernama Jampang , yang bergelar Prabu Kertanegara. Ia mendirikan kerajaan bernama Kekaisaran Indonesia, yang ia sebut sebagai penerus Kerajaan Majapahit.





Dunia sudah berubah namun aku masih seperti dahulu. Terjebak di kesedihan masa lalu. Aku hidup sendirian , menunggu mati, ditemani sebuah pistol revolver tua yang kudapat dari temanku. Aku sudah tua saat bencana besar terjadi dan kukira perjalananku tidak lama lagi. Namun tidak setelah aku menemukan gadis itu , gadis Rusia yang mengingatkanku dengan kekasihku dulu, Bona Kusetnov



Ia masih remaja saat aku menemukannya. Cantik , manis , dan ia tersesat tanpa arah di tengah hutan , dengan kudanya yang sudah mati. Ia seperti permata di tengah keruhnya dunia ini. Usiaku saat itu sudah lebih dari seratus tahun saat aku menemukannya. Namun karena dia lah , rasanya aku ingin hidup seratus tahun lagi.



Kehadirannya membuatku mengenang kembali , dan menulis apa yang aku lalui di masa mudaku dulu. Dan membuatku ingin memperbaiki kembali benda-benda peninggalan masa mudaku dulu. Semua karena aku ingin ia merasakan bagaimana rasanya hidup di zaman modern dahulu. Dan suatu malam , aku menemukan sebuah botol misterius yang kukira jamu yang kubeli untuk kebugaranku. Kuminum beberapa teguk dan aku langsung tertidur. Namun saat bangun dari tidurku, tiba-tiba saja , aku kembali menjadi diriku di masa remaja dahulu . Dan di sanalah , hidupku yang sebenarnya di mulai.

Episode 23

Masa Muda kedua[/B]
[/CENTER]
“ SIAPA KAMU?! MANA KAKEK!!”



Itulah kalimat yang pertama kali diucapkan Bona saat pertama kali melihatku. Aku tahu menjadi muda kembali memang menyenangkan. Namun salah satu resikonya adalah orang terdekat kalian mungkin tidak akan mengenali kalian. Ia todongkan revolver Schofield itu ke kepalaku dan dari tatap matanya , aku tahu ia akan menembakku. Kenapa? Karena aku sendiri yang mendidiknya



“ Tenang Bona, tenang , ini Ka...”



Matanya berair karena mungkin ia mengira aku membunuh Kakeknya , perlahan aku mendekat untuk menenangkannya namun seketika aku sadar kalau jemarinya sudah siap menekan pelatuk itu.



“DOR!”



Aku sempat menghindar tepat sebelum ia menembak . Kuterbab revolver itu namun ia justru berbalik menendangku. Aku tersungkur. Ia tijak dadaku dan sambil berlinang air mata , ia todongkan revolvernya ke kepalaku.



“ Bona ini aku” rintihku pelan. Namun ia tidak mendengar



“TUNGGU!!” Beruntung tak lama datang dua orang penegak hukum ke kediamanku.



“ Turunkan senjata Anda Nona. Biarkan kami yang mengurus begundal ini.” Ucap salah seorang Penegak hukum itu.



“ Tapi ini rumah..”



“BUK!!” Dan Bona memukul kepalaku hingga tak sadarkan diri. Saat aku terbangun , sekujur tubuhku sudah diikat dengan tali dan aku sudah ditengkurapkan di punggung kuda seperti seeokor babi hutan buruan.



“ Hei ! Ini kesalahan!! Lepaskan aku bocah sialan!!” Bentakku



“BUK!!” “Hei bajingan kecil! Siapa yang kamu panggil bocah hah? Aku ini jauh lebih tua darimu bodoh” Penegak hukum sialan itu memukul dan membentakku.



“ Terserah. Suit! Suit!” Aku sempat beberapa kali bersiul keras. Mereka sempat bingung. Dan ditengah kebingungan itu, tiba-tiba muncul seekor anjing Husky besar dan langsung melompat menerkam Kaki sang penegak hukum.



“ ARRRGGG!!” Anjing Husky itu menariknya turun dari kuda. Kuda itu ketakutan dan langsung berlari kencang ke hutan. Aku pun terjatuh dari kuda itu dan rasanya nyeri sekali. Sang penegak hukum yang satu lagi bisa saja menembak Anjing besar itu dengan revolvernya , namun sayangnya kudanya ikut meringkik ketakutan



“ HEY!!! HEY!!” “ BRUK!!”



Ia terjatuh dari kudanya. Saat itu juga , Anjing itu berlari dan langsung menerkam wajahnya. Penegak hukum itu mati di tempat. Anjing itu menatapku tajam. Anjing itu besar , berbulu putih dan sangat menakutkan seperti seekor serigala. Bahkan aku ragu peluru mampu menghentikannya. Namun aku beruntung , anjing itu adalah anjingku yang sangat setia. Ia melepaskan ikatanku sehingga aku kembali bebas dari penegak hukum sialan itu.



“ Anak pintar... ternyata kau masih mengenaliku ya”



“ Gug! Gug!” Aku langsung mengelusnya.



“ nah sekarang kembali dan jaga Bona “ anjingku langsung berlari dan kembali ke arah kediamanku.



Langsung kupungut revolver , topi bundar , sepatu, tas dan uang tunai milik Penegak hukum-penegak hukum itu lalu aku berjalan menghampiri salah satu kuda mereka. Seragam dan gaya Penegak hukum Kekaisaran di masa ini, kurang lebih sama seperti tentara kolonial di abad 19. Karena kembali menjadi muda, aku jadi kehilangan koleksi senjata dan seluruh uang tunai beserta emas yang kusimpan. Aku terpaksa memakai revolver jelek buatan Kerajaan untuk membela diri. Mereka menamakannya Remington. Modelnya meniru Remington Model 1875 dan pelurunya menggunakan .44 yang lebih dikenal peluru remington. Hampir semua orang menggunakan revolver ini karena murah. Tapi tentu saja tidak sebagus revolver peninggalan zaman wild west yang kusimpan dirumah. Selain revolver remington, biasanya Penegak hukum kerajaan dibekali shotgun pompa atau senapan mauser 98 , Bahkan terkadang , senapan karkano. Tapi kurasa mereka tidak membawanya karena pangkat mereka masih rendahan. Kutunggangi kuda itu dan berkendara menuju kota Bogor.



Uang dikantungku cuma ada 50 ribu. Perbandingan uang di zamanku dengan uang di zaman kalian adalah 1 berbanding sepuluh. Jadi 50 ini sama saja seperti uang 500 ribu di zaman kalian. Tapi aku agak kesal karena gara-gara kembali muda, aku jadi kehilangan uang tabungan yang kusimpan di rumah. Namun sisi positifnya , ketika aku tiba di jalanan kota Bogor. Banyak gadis-gadis yang melirikku karena maklum, Jarang sekali ada laki-laki muda yang sudah menunggangi Kuda. Kuda dan revolver , menjadi lambang kemapanan saat itu. Kebanyakan jalan kaki atau bersepeda. Tren menunggang kuda dimulai oleh sang Prabu sendiri. Jadi kalau kalian punya keduanya , berarti kalian sudah mapan.



“ Hai tampan! “ “ Mampir dulu mas!!” “ Gagahnya....” goda mereka. Tapi tentu saja banyak pria pria yang iri , jijik bahkan meremehkan ketika mereka melihat penampilanku.



Jadi muda kembali juga artinya aku harus sementara berpisah dengan Bona karena ia tidak mengenaliku. Sayang sekali aku harus meninggalkan anak sekecil itu. Ia terlalu muda dan terlalu cantik untuk kutinggal begitu saja. Dunia ini pun terlalu keras untuk orang seperti Bona. Tapi jika aku mendekatinya , sudah pasti ia akan menembakku dengan revolver pemberianku sendiri. Ah , semoga saja dia bisa menjaga dirinya baik-baik.



Aku berkendara di jalanan kota Bogor yang sudah sangat berbeda jika dibandingkan dengan Bogor di dunia kalian. Bangunan-bangunan peninggalan zaman modern sudah di bumi hanguskan. Tentu saja kecuali , stasiun kereta dan Istana Bogor, Istana yang dulunya adalah tempat tinggal presiden RI. Sekarang Istana Bogor sudah menjadi tempat tinggal Prabu. Kebanyakan bangunan di bogor saat itu , dibangun dengan meniru gaya-gaya arsitektur bangunan-bangunan di eropa pada zaman Victoria.



Berbeda dengan kota Jakarta yang dipenuhi semak belukar dan gedung-gedung peninggalan zaman modern, Kota Bogor di abad 22 , mirip sekali dengan kota-kota di Eropa pada zaman Victoria. Kebanyakan gedung tingginya empat sampai enam lantai , namun ada juga beberapa gedung tingginya mencapai belasan lantai. Biasanya kantor atau hotel bintang lima. Ada beberapa rumah Villa , dan ada satu atau dua rumah , yang dibuat ala keraton-keraton jawa. Rumah-rumah itu adalah kediaman bangsawan dan saudagar-saudagar kaya . Masih ada satu atau dua mobil yang melintas di jalanan , itu pun biasanya milik orang penting di kerajaan. Kebanyakan orang saat itu , menunggangi kuda , mengendarai kereta kuda, jalan kaki atau bersepeda.



Tidak banyak orang yang di tinggal di kota ini. Kebanyakan orang di abad 22 , tinggal di perkebunan mereka sendiri , di kemah tengah hutan, dan yang paling banyak di reruntuhan peninggalan zaman modern. Mereka adalah bangsa nomaden, Penduduk mayoritas saat itu. Kebanyakan orang di bogor adalah orang desa yang ingin menjual hewan ternak , hewan buruan dan hasil panen mereka , atau pun anak remaja yang berniat melamar kerja , meskipun menjadi jongos sekalipun. Petualangan baruku di masa mudaku yang kedua, akhirnya bermula di sebuah rumah bar dua lantai , di dekat stasiun kereta menuju Jakarta.



“ KAMU ITU UDAH TIGA HARI GAK DAPET-DAPET PELANGGAN! BUKANNYA CARI REJEKI MALAH DUDUK MALES-MALESAN KAYAK TUAN PUTRI. “



Pemandangan pertama yang kulihat adalah seorang Muncikari yang sedang memarahi seorang gadis pelacur yang masih 18 tahun. Tujuanku kesini sebenarnya bukanlah untuk bersenang-senang dengan gadis muda. Aku kesini untuk mencuri uang bajingan-bajingan hidung belang.



“ mau langsung naik Aa’ ? “

“ Itu yang gaun hijau , saya pilih yang gaun hijau “ “ BAH! TAMBAH LAGI BIRNYA!”



Dan ketika mereka asik menuruti nafsu bejat mereka, aku berhasil meraup kurang lebih 500 rupiah (ingat 1 banding 10 ) .



“ permisi , mau aku temenin Aa’ ? “ lalu tiba-tiba salah seorang pelayan menghampiriku.



“ Ah tidak , saya ingin sendirian “ Pelayan muda itu lalu melirik ke perempuan tua yang menjadi muncikarinya, dengan raut wajah ketakutan. Aku pun sadar jika gadis ini adalah hostes yang pertama kali aku lihat itu. Sudah pasti ia akan ditegur keras , jika saja kali ini dia gagal lagi.



“ Tunggu , sebenarnya saya agak pegal-pegal “ Wajah gadis itu seketika berubah riang.



“ Serius!! Mau Luna pijit? “ luna jadi itu namanya.



“ Boleh , kita langsung naik saja “



Hostes muda itu langsung mengajakku ke atas. Seperti biasa aku harus membayar muncikari mata duitan itu , sebelum aku masuk kamar. Aku bayar 200 ribu agar dia tidak menggangguku semalaman. Luna pun duduk di kasur dan menatapku dengan wajah manjanya. Aku tak percaya gadis secantik dan semanis ini , bisa bekerja di tempat sekotor ini. Oh , Abad 22.




Luna





“ ini ambil “ Kasihan , aku memberinya uang 50 ribu .



“ untuk apa ini ? “ jawabnya polos.



“ bangunkan aku kalau sudah pagi. “ tentu saja aku tidak mengaku kalau aku kasihan padanya.



“ Kita gak jadi campur? “ tapi aku langsung tertidur. Di malam pertama sebagai anak muda, aku belum bisa menghilangkan kebiasaan tidur cepatku itu. Aku sangat ingin tidur nyenyak malam itu namun sayangnya



“ MANA BOCAH INGUSAN ITU!! BERANINYA DIA MENCURI UANG KU!!!”



“ BELUM PERNAH NELAN PELURU ANAK ITU!!”



“ DUK!DUK!DUK!” “OY BUKA!!!”



Dan dengan santainya aku bangun dari tidurku. Luna sudah ketakutan bukan main. Bahkan saking ketakutannya ia sudah bersembunyi di bawah meja.



“ Mukamu kenapa? “ tanyaku santai. Tapi tak sempat ia menjawab



“BRUK!!” Kerumunan pemarah itu masuk ke dalam kamarku. Aku langsung berdiri.



“ BOCAH TENGIK!! MAKAN INI! HYAAAT!!”



“BUK!” Sayangnya aku langsung memukul wajahnya lebih dahulu. Bajingan berjanggut panjang itu langsung pingsan.



“ Huh Payah...” gerutuku kesal. Namun saat itu juga mereka langsung mengeroyokku dan perkelahian pun terjadi.



Seseorang mencekikku dan hampir menjatuhkanku ke lantai. Spontan saja , kuterjang biji pelirnya dan ketika ia menjerit saat itu juga kupatahkan lehernya. Dua orang tiba-tiba merangkul tanganku , lalu seseorang mencekikku dari belakang. Satu orang lagi berdiri di depanku dan hampir menusukku dengan pisau. Kuterjang orang di depanku itu sekuat-kuatnya sehingga ia terjatuh, lalu kuhantam wajah orang di belakangku dengan kepalaku sendiri.



Bajingan itu termundur sambil memegangi wajahnya. Aku pun berhasil melepaskan diri dari kedua orang yang mengunci tanganku dan aku langsung memukul wajah mereka sekuat tenaga. Seseorang hampir menusukku dari belakang dengan pisau belatiku , namun aku spontan menerbab lengannya lalu membantingnya ke lantai. Lalu aku mencekiknya sampai mati. Satu orang pingsan dan dua orang mati di tempat , tiga orang melarikan diri . Bukan karena mereka takut , namun karena



“ PRIIIT!! PRIIIIT!! Jangan ada yang beregerak!!“



Pluit itu tanda Penegak hukum Kerajaan datang untuk mengamankan dan menangkap kami semua. Mereka berlari demi menyelamatkan diri. Lagi-lagi spontan , aku buka jendela dan berniat kabur dengan melompat ke bawah. Lalu aku menatap Luna yang sedang ketakutan. Jika aku tinggalkan dia di sini, ia pasti akan sengsara. Kuterbab tubuhnya lalu langsung kugendong dia,



“KYAA!!! ADA APA INI!!!!” Dan aku langsung loncat dari lantai dua



“ BRUK!!!!” “ AW!!!! “ “ MAMA...... “



Luna menangis kesakitan . Lututnya sedikit berdarah. Rupanya kamar itu jauh lebih tinggi dari yang kukira. Kakiku pun terasa sakit. Beruntung ada kuda tak jauh dari tempat kami jatuh. Sambil terpincang-pincang , kugendong gadis itu lalu kunaikkan ke atas kuda. Lalu kami langsung melarikan diri sebelum penegak hukum kerajaan sempat mengejar kami.
 
Episode 24



Desa Kecil di Dataran Tinggi



“ Bao An !!” “ dor! Dor!!”







Puluhan tahun setelah kejadian itu , tiba-tiba saja aku mimpi buruk lagi. Aku memimpikan Xingqiao. Aku tidak pernah mimpi buruk sejak aku bersama Xiao xiao namun malam itu , setelah puluhan tahun. Aku lagi-lagi mimpi buruk







Kami tidur di taman , lebih tepatnya di bawah pohon rindang. Saat aku bangun , Luna tidur bersandar di pohon. Kami beruntung saat ini musim panas jadi kami tidak kedinginan. Saat aku terbangun gara-gara mimpi itu , ia pun ikut terbangun.







“ Pagi... “ sapaku







“ orang-orang itu .... kau membunuhnya “ rintih Luna. Aku tertawa







“ mereka bukan orang baik nak , mereka mungkin pembunuh perampok dan pemerkosa”







“ Ayahku juga mati dengan cara seperti itu. Itu pula yang orang katakan ketika beliau mati . Dan berhenti memanggilku nak , kita kan seumuran “ Luna menundukkan wajahnya.







“ maaf , aku turut berduka. Tapi setidaknya aku menyelamatkanmu “







“ aku yang ingin bekerja di sana . Aku tidak punya pilihan . Sekarang aku tidak punya pekerjaan “ Kesal , Luna memalingkan wajahnya.







“ kalau begitu aku antar kau pulang ke kampung halamanmu “







“ Terserah kau saja “







Luna bilang ia lahir dan dibesarkan di Cisarua. Berbeda dengan di dunia kalian , Cisarua di zaman kami sangatlah dingin. Di musim panas , suhu di bogor sekitar 16 , sedangkan di cisarua sekitar 8 sampai 10 derajat. Di musim dingin, suhu di bogor mencapai 0 derajat sedangkan di puncak mencapai -20 dan sudah pasti tertutup salju. Jadi meski sekarang musim panas , kami tetap butuh baju musim dingin agar tidak kedinginan. Kami membelinya di toko terdekat , lalu kami berkuda ke Cisarua.







Cisarua saat itu sebenarnya tempat pelarian para saudagar dan bangsawan ketika akhir pekan. Bangunan peninggalan zaman modern sudah dibumi hanguskan , dan diganti dengan bangunan-bangunan baru. Banyak sekali Villa bernuansa Victoria, mediterania , bahkan ala keraton jawa. Namun Luna , tinggal jauh dari jalan utama, lebih tepatnya di perkampungan kumuh.







“ Permisi , benda apa yang berkilauan di kantungmu itu? “ Di tengah perjalanan , Luna menunjuk Handphone tenaga surya yang sudah bertahun-tahun aku simpan itu. Handphone itu selalu di celanaku dan tidak sengaja terbawa saat para Penegak hukum mencidukku.







“ ah ini? Ini namanya Telepon pintar Iphone T bertenaga surya “







“ Telepon pintar? Maksudnya ? Teleponnya bisa berhitung gitu? “ aku tertawa geli







“ Bukan cuma berhitung , telepon ini bisa memutar lagu , memutar video , film , bisa menangkap dan merekam gambar , dan masih banyak lagi , coba aja “ Kukeluarkan Iphone bertenaga surya itu lalu kuberikan padanya.







“ Video ? Kalo film aku tahu , yang sering diputar waktu Natalan itu kan? “ Dengan polosnya ia membolak balik iphone itu karena ia bingung cara menggunakannya.







“ Siri , tolong putarkan video lagu untuk anak ini “







“ Memutar Video “ Dan tak lama Siri memutarkan lagu Arianna Grande ,







“ I've been here all night





I've been here all day





And boy, got me walkin' side to side “






“ Wow !! Jadi ini namanya Video !! Lagunya bagus sekali !”







Luna langsung menyukai lagu itu. Aku tersenyum, selain senang melihat reaksinya , aku jadi ingat kalau Xiao xiao pernah menari dan bernyanyi lagu itu di Diskotik Bang Toni. Akhirnya , Luna asik memainkan Handphone itu berjam-jam , memutar lagu , memutar video , dan belajar mengambil gambar.







“ tunggu , orang di gambar bergerak ini , kok mirip kamu ya? “ Dan tak sengaja ia membuka video kenanganku bersama Xiao xiao. Aku tersenyum dan tak sengaja meneteskan air mata karena haru.







“ mungkin cuma mirip saja “ jawabku







“ wah wanita ini cantik sekali . “ Bahkan ia juga terpesona begitu melihat Xiao xiao. Dan seketika itu juga aku teringat anak angkatku Bona.







“ Pasti enak ya , kalo kita hidup di zaman purbakala. Bisa punya automobil , punya telepon pintar , bisa nonton film. Cowoknya ganteng-ganteng juga “ Dan lagi-lagi aku tertawa







“ Tidak juga... tidak seenak itu“ gerutuku. Dan aku dengar dunia luar baik-baik saja. Teknologi sangat dibatasi oleh rezim Prabu demi mencegah kembalinya Indonesia.







“ memangnya kamu pernah hidup di zaman purbakala? Terus gimana kamu menemukan telepon ini? “ Aku langsung membela diri







“ Tentu saja tidak , aku menemukan telepon itu di reruntuhan “ sahutku







“ heh, bisa dibaca “







Kami tiba di cisarua waktu asar. Berbeda dengan masa lalu , jalanan puncak sangat sepi , tidak ada mobil dan motor. Adanya kuda , sado , dokar, andong , gerobak kuda dan becak orang. Kami terus berkuda ke tempat yang lebih tinggi , lalu berbelok ke jalanan tanah. Tidak ada kuda yang masuk ke jalanan tanah itu karena jalanan itu adalah tanda-tanda pemukiman kumuh.







Sekitar lima menit , kami tiba di pemukiman kumuh , dimana rumah-rumahnya kurang lebih mirip seperti gubuk-gubuk kumuh di Jakarta dulu. Terbuat dari kardus dan papan jelek , banyak sampah , dan bau. Aku tidak menyangka Luna berasal dari tempat seperti ini. Setahuku mereka adalah keturunan orang-orang miskin korban bencana dari Jabodetabek , yang bermukim di puncak untuk menghindari peperangan antara Penegak hukum kerajaan dan TNI pada masa Salju Putih. Sekarang , mereka kebanyakan pekerja kebun teh , buruh bangunan , atupun bandit-bandit jalanan.







Mereka menjeliti kami karena jarang sekali ada orang berkuda berbaju rapi yang masuk ke kampung itu. Mereka tidak memiliki senjata api , tapi mereka ahli senjata tajam. Aku tidak berniat cari gara-gara di kampung ini karena maksudku adalah mengantar Luna sampai ke rumahnya. Namun tiba-tiba saja sekelompok begundal bergaya seperti bandit berdiri menghalangi kami







“ mau kemana lu? Orang luar gak boleh masuk!” bentak si pemuda berbaju loreng







“ Saya cuma antar anak ini . “ Sahutku dingin







“ Cuih! Maksudmu pelacur ini? Luna Tan? Masih berani dia pulang ke kampung ini? “ dan aku langsung geram dengan ucapannya itu.







“ hati-hati nak , terkadang perkataan kita bisa menjerumuskan kita ke neraka “ Aku bisa saja menembak mereka semua namun sudah kubilang aku tidak cari gara-gara







“ Anjing ! Gue lebih tua dari lo ******! Lu gak tahu siapa gue?” Ia langsung mencabut pisaunya dan saat itu jujur aku nyaris mencabut pistol dan membunuh mereka







“ Saya tahu. Martin ABRI. TNI gadungan , anak preman nomor satu di puncak! Ayah kamu mati ditembak Penegak hukum kan? “ Sama seperti ayahnya , Martin ABRI jago melempar pisau dan menguasai berbagai jurus silat. Ia belajar dari Ayahnya , meski mereka bukan keturunan TNI. Bermodal senjata full automatis, M4 tactical rampasan dari Amerika Serikat, Mereka menjadi oknum yang sok berkuasa, meski Indonesia sudah lama runtuh. Ia buronan kerajaan karena sudah lusinan penegak hukum yang ia bunuh dengan pisaunya







“ nah itu tahu , mau gue lempar pisau ini ke kepala elo! Muter sekarang!! Cuma Luna yang boleh lewat!”







“ Sudahlah , biar sampai sini aja. “ Luna langsung turun dari kuda







“ Dan ingat jangan kembali lagi “ bisiknya sebelum berjalan pergi.







“Luna!” dia pun kembali menoleh, langsung kuambil Iphone yang baru saja ia kembalikan lalu kulemparkan kepadanya







“ Ambil ini, buat kamu “ Ada banyak kenangan bersama Xiao di dalamnya tapi sudahlah, aku memang berniat untuk memulai hidup baru. Lagi pula aku masih punya satu lagi , Iphone milik Xiao yang sekarang menjadi milik Bona.







“ terima kasih ... mas... “ dan sepertinya ia lupa namaku







“ Edi... Edi koboi “ semua orang tertawa karena nama itu adalah milik kakek-kakek tua yang sudah hidup sejak zaman modern. Mereka tidak tahu kalau akulah kakek-kakek itu. Kuputar kudaku dan berjalan meninggalkan kampung itu







“ HEI! LUNA TAN!! MASIH BERANI PULANG KAU YA!! KENAPA!! UDAH GAK LAKU LAGI KAU DI SANA HAH!”







Dan aku mendengar seseorang membentak Luna. Orang itu menamparnya , lalu menyeret Luna ke rumahnya yang sangat kecil. Gadis cantik yang malang . Mungkin lebih baik kalau aku tidak membawanya pergi dari rumah bordir itu.
 
Episode 24



Desa Kecil di Dataran Tinggi



“ Bao An !!” “ dor! Dor!!”







Puluhan tahun setelah kejadian itu , tiba-tiba saja aku mimpi buruk lagi. Aku memimpikan Xingqiao. Aku tidak pernah mimpi buruk sejak aku bersama Xiao xiao namun malam itu , setelah puluhan tahun. Aku lagi-lagi mimpi buruk







Kami tidur di taman , lebih tepatnya di bawah pohon rindang. Saat aku bangun , Luna tidur bersandar di pohon. Kami beruntung saat ini musim panas jadi kami tidak kedinginan. Saat aku terbangun gara-gara mimpi itu , ia pun ikut terbangun.







“ Pagi... “ sapaku







“ orang-orang itu .... kau membunuhnya “ rintih Luna. Aku tertawa







“ mereka bukan orang baik nak , mereka mungkin pembunuh perampok dan pemerkosa”







“ Ayahku juga mati dengan cara seperti itu. Itu pula yang orang katakan ketika beliau mati . Dan berhenti memanggilku nak , kita kan seumuran “ Luna menundukkan wajahnya.







“ maaf , aku turut berduka. Tapi setidaknya aku menyelamatkanmu “







“ aku yang ingin bekerja di sana . Aku tidak punya pilihan . Sekarang aku tidak punya pekerjaan “ Kesal , Luna memalingkan wajahnya.







“ kalau begitu aku antar kau pulang ke kampung halamanmu “







“ Terserah kau saja “







Luna bilang ia lahir dan dibesarkan di Cisarua. Berbeda dengan di dunia kalian , Cisarua di zaman kami sangatlah dingin. Di musim panas , suhu di bogor sekitar 16 , sedangkan di cisarua sekitar 8 sampai 10 derajat. Di musim dingin, suhu di bogor mencapai 0 derajat sedangkan di puncak mencapai -20 dan sudah pasti tertutup salju. Jadi meski sekarang musim panas , kami tetap butuh baju musim dingin agar tidak kedinginan. Kami membelinya di toko terdekat , lalu kami berkuda ke Cisarua.







Cisarua saat itu sebenarnya tempat pelarian para saudagar dan bangsawan ketika akhir pekan. Bangunan peninggalan zaman modern sudah dibumi hanguskan , dan diganti dengan bangunan-bangunan baru. Banyak sekali Villa bernuansa Victoria, mediterania , bahkan ala keraton jawa. Namun Luna , tinggal jauh dari jalan utama, lebih tepatnya di perkampungan kumuh.







“ Permisi , benda apa yang berkilauan di kantungmu itu? “ Di tengah perjalanan , Luna menunjuk Handphone tenaga surya yang sudah bertahun-tahun aku simpan itu. Handphone itu selalu di celanaku dan tidak sengaja terbawa saat para Penegak hukum mencidukku.







“ ah ini? Ini namanya Telepon pintar Iphone T bertenaga surya “







“ Telepon pintar? Maksudnya ? Teleponnya bisa berhitung gitu? “ aku tertawa geli







“ Bukan cuma berhitung , telepon ini bisa memutar lagu , memutar video , film , bisa menangkap dan merekam gambar , dan masih banyak lagi , coba aja “ Kukeluarkan Iphone bertenaga surya itu lalu kuberikan padanya.







“ Video ? Kalo film aku tahu , yang sering diputar waktu Natalan itu kan? “ Dengan polosnya ia membolak balik iphone itu karena ia bingung cara menggunakannya.







“ Siri , tolong putarkan video lagu untuk anak ini “







“ Memutar Video “ Dan tak lama Siri memutarkan lagu Arianna Grande ,







“ I've been here all night





I've been here all day





And boy, got me walkin' side to side “






“ Wow !! Jadi ini namanya Video !! Lagunya bagus sekali !”







Luna langsung menyukai lagu itu. Aku tersenyum, selain senang melihat reaksinya , aku jadi ingat kalau Xiao xiao pernah menari dan bernyanyi lagu itu di Diskotik Bang Toni. Akhirnya , Luna asik memainkan Handphone itu berjam-jam , memutar lagu , memutar video , dan belajar mengambil gambar.







“ tunggu , orang di gambar bergerak ini , kok mirip kamu ya? “ Dan tak sengaja ia membuka video kenanganku bersama Xiao xiao. Aku tersenyum dan tak sengaja meneteskan air mata karena haru.







“ mungkin cuma mirip saja “ jawabku







“ wah wanita ini cantik sekali . “ Bahkan ia juga terpesona begitu melihat Xiao xiao. Dan seketika itu juga aku teringat anak angkatku Bona.







“ Pasti enak ya , kalo kita hidup di zaman purbakala. Bisa punya automobil , punya telepon pintar , bisa nonton film. Cowoknya ganteng-ganteng juga “ Dan lagi-lagi aku tertawa







“ Tidak juga... tidak seenak itu“ gerutuku. Dan aku dengar dunia luar baik-baik saja. Teknologi sangat dibatasi oleh rezim Prabu demi mencegah kembalinya Indonesia.







“ memangnya kamu pernah hidup di zaman purbakala? Terus gimana kamu menemukan telepon ini? “ Aku langsung membela diri







“ Tentu saja tidak , aku menemukan telepon itu di reruntuhan “ sahutku







“ heh, bisa dibaca “







Kami tiba di cisarua waktu asar. Berbeda dengan masa lalu , jalanan puncak sangat sepi , tidak ada mobil dan motor. Adanya kuda , sado , dokar, andong , gerobak kuda dan becak orang. Kami terus berkuda ke tempat yang lebih tinggi , lalu berbelok ke jalanan tanah. Tidak ada kuda yang masuk ke jalanan tanah itu karena jalanan itu adalah tanda-tanda pemukiman kumuh.







Sekitar lima menit , kami tiba di pemukiman kumuh , dimana rumah-rumahnya kurang lebih mirip seperti gubuk-gubuk kumuh di Jakarta dulu. Terbuat dari kardus dan papan jelek , banyak sampah , dan bau. Aku tidak menyangka Luna berasal dari tempat seperti ini. Setahuku mereka adalah keturunan orang-orang miskin korban bencana dari Jabodetabek , yang bermukim di puncak untuk menghindari peperangan antara Penegak hukum kerajaan dan TNI pada masa Salju Putih. Sekarang , mereka kebanyakan pekerja kebun teh , buruh bangunan , atupun bandit-bandit jalanan.







Mereka menjeliti kami karena jarang sekali ada orang berkuda berbaju rapi yang masuk ke kampung itu. Mereka tidak memiliki senjata api , tapi mereka ahli senjata tajam. Aku tidak berniat cari gara-gara di kampung ini karena maksudku adalah mengantar Luna sampai ke rumahnya. Namun tiba-tiba saja sekelompok begundal bergaya seperti bandit berdiri menghalangi kami







“ mau kemana lu? Orang luar gak boleh masuk!” bentak si pemuda berbaju loreng







“ Saya cuma antar anak ini . “ Sahutku dingin







“ Cuih! Maksudmu pelacur ini? Luna Tan? Masih berani dia pulang ke kampung ini? “ dan aku langsung geram dengan ucapannya itu.







“ hati-hati nak , terkadang perkataan kita bisa menjerumuskan kita ke neraka “ Aku bisa saja menembak mereka semua namun sudah kubilang aku tidak cari gara-gara







“ Anjing ! Gue lebih tua dari lo ******! Lu gak tahu siapa gue?” Ia langsung mencabut pisaunya dan saat itu jujur aku nyaris mencabut pistol dan membunuh mereka







“ Saya tahu. Martin ABRI. TNI gadungan , anak preman nomor satu di puncak! Ayah kamu mati ditembak Penegak hukum kan? “ Sama seperti ayahnya , Martin ABRI jago melempar pisau dan menguasai berbagai jurus silat. Ia belajar dari Ayahnya , meski mereka bukan keturunan TNI. Bermodal senjata full automatis, M4 tactical rampasan dari Amerika Serikat, Mereka menjadi oknum yang sok berkuasa, meski Indonesia sudah lama runtuh. Ia buronan kerajaan karena sudah lusinan penegak hukum yang ia bunuh dengan pisaunya







“ nah itu tahu , mau gue lempar pisau ini ke kepala elo! Muter sekarang!! Cuma Luna yang boleh lewat!”







“ Sudahlah , biar sampai sini aja. “ Luna langsung turun dari kuda







“ Dan ingat jangan kembali lagi “ bisiknya sebelum berjalan pergi.







“Luna!” dia pun kembali menoleh, langsung kuambil Iphone yang baru saja ia kembalikan lalu kulemparkan kepadanya







“ Ambil ini, buat kamu “ Ada banyak kenangan bersama Xiao di dalamnya tapi sudahlah, aku memang berniat untuk memulai hidup baru. Lagi pula aku masih punya satu lagi , Iphone milik Xiao yang sekarang menjadi milik Bona.







“ terima kasih ... mas... “ dan sepertinya ia lupa namaku







“ Edi... Edi koboi “ semua orang tertawa karena nama itu adalah milik kakek-kakek tua yang sudah hidup sejak zaman modern. Mereka tidak tahu kalau akulah kakek-kakek itu. Kuputar kudaku dan berjalan meninggalkan kampung itu







“ HEI! LUNA TAN!! MASIH BERANI PULANG KAU YA!! KENAPA!! UDAH GAK LAKU LAGI KAU DI SANA HAH!”







Dan aku mendengar seseorang membentak Luna. Orang itu menamparnya , lalu menyeret Luna ke rumahnya yang sangat kecil. Gadis cantik yang malang . Mungkin lebih baik kalau aku tidak membawanya pergi dari rumah bordir itu.
makasih sudah selalu tepat janji suhu....
 

Si Cantik dan Masa Lalu

Aku berkuda menuju hutan , dan berburu kelinci di sana. Aku mendapat beberapa lalu segera mendirikan kemah sebelum matahari tenggelam. Ketika malam tiba , aku dan anjingku duduk di depan api unggun , sambil membakar daging kelinci hasil buruan kami. Lalu dua orang penegak hukum menghampiriku, masing-masing sambil menghisap sebatang rokok







“ Selamat malam Opsir “ sapaku.







“ Malam nak “ sahut penegak hukum yang lebih tua.







“ mau nyicip sate kelinci Pak? Enak lho “ aku menawari mereka sate kelinci







“ tidak tidak silahkan , kami cuma ingin ikut bersantai saja “ tapi mereka menolaknya







“ Tadi siang kami lihat , kisana masuk ke kampung itu “ mereka menanyakan tentang kampung itu







“ iya , saya Cuma mengantar teman saya. Ada apa Pak?”







“ Bagaimana? Kisana bertemu dengan kacang Ijo itu? “







“ Kacang Ijo? Siapa Pak ? “ tanyaku bingung.







“ itu , si Martin ABRI cucu TNI itu.“ (istilah kacang Ijo adalah untuk orang yang mengaku sebagai TNI atau keturunan TNI gadungan)







“ ketemu sih , saya disuruh muter ga boleh masuk “ jawabku







“ Berarti kisana beruntung. Tempo hari bapak ini mengirim lima Anggota , yang pulang cuma tiga. Duanya tinggal mayat “ dan Penegak hukum yang lebih tua kembali berkomentar.











“ Iya benar , dan tadinya saya pikir kalau kisana berani , mungkin kisana tertarik menyeret Martin ABRI ke Pos Keamanan , si tentara gadungan, perampok kereta api itu, hidup atau mati “ Rupanya mereka ingin meringkus Martin Abri tapi mereka tidak punya nyali.







“ Tak Perlu Risau , pasti kami bayar “







“ Berapa Pak? “ mereka pun menjawab







“ 500 ribu “ setara lima juta di dunia kalian. Ah kurasa nyawa anak itu masih tidak ada harganya. Biasanya , kriminal kelas kakap harganya dua juta rupiah atau setara 20 juta di dunia kalian.







“ Nanti kalau saya ke sana lagi , saya seret anak itu ke Posko Keamanan “ sahutku.







“ Cukup soal kerjaan. Jadi siapa gadis manis yang kau bonceng itu? “







“ ah cuma teman biasa Pak “ Dan pembicaraan pun beralih ke soal wanita. Mereka tidak percaya Luna tinggal di kampung itu karena biasanya, warga di sana berpakaian kumuh. Dan wajahnya pun sangat bersih. Aku jawab kalau Luna memang bekerja di Bogor dan aku hanya mengantarnya pulang ke kampungnya. Mereka pun akhirnya mencicipi sate kelinci yang kubakar dan tak lama kemudian , mereka pamit untuk kembali ke posko mereka.







Aku tertidur di api anggun tak lama setelah mereka pergi. Sedikit pun sebenarnya aku tidak berminat untuk menangkap apalagi membunuh bocah angkuh itu. Esok harinya , aku memilih berburu rusa karena menurutku lebih menarik. Hanya bermodal tali dan pisau , aku menyusuri hutan dari pagi-pagi buta untuk berburu rusa .







“ ah itu dia “ setelah beberapa jam bergeriliya , aku menemukan mangsa yang luar biasa. Rusa Bawean , yang harga perekornya , mungkin 200 ribu. Kulemparkan tali tambang itu lalu







“Hap!!” “ Dapat!!” Tali itu berhasil melilit lehernya. Ia berusaha melarikan diri namun aku menariknya. Seperti seorang koboi sungguh , kutarik tali itu , mengerahkan seluruh tenaga mencegah ia melarikan diri . Aksi ini sangat berbahaya bagi orang biasa karena biasanya , rusa ini akan membanting kalian dan menyeret kalian hingga ratusan meter. Rasanya seperti bermain tarik tambang. Namun ketika cukup dekat.







“cuss “ aku berhasil menggulingkan dan menggorok lehernya. Aku bernafas lega karena itu salah satu perburuan terkasar yang aku lakukan. Biasanya aku menggunakan busur panah namun busur itu tertinggal di rumahku. Beberapa jam setelahnya kuhabiskan untuk menguliti dan memotong-motong segala yang bisa kupotong sebelum kunaikkan hasil buruan itu ke atas kuda. Selanjutnya , aku berkuda santai menuju kemahku.







Tidak ada hukum yang melarang untuk menjual daging buruan. Aku tidak begitu suka daging buruan jadi aku hanya mencicipi sedikit , lalu menjual hasil buruanku ke pasar. Sekitar beberapa hari setelah perburuan itu , aku mendapat kurang lebih 250 ribu. (2,5 juta di dunia kalian) . Sedangkan dari bagian kepala , aku mendapat 150 ribu. Tentu saja orang akan membelinya untuk hiasan dinding, Jadi semuanya sekitar 400 ribu.







“ Mobil siapa itu? “







“ Wah ada juragan baru ya? “







“ Cantik sekali !! “







“ Kok bajunya mirip orang Republikan ya?”







Aku melihat banyak orang berkurumun di dekat mobil Innova yang tiba-tiba saja terparkir di pasar. Mereka melihat sesosok gadis yang sedang berjalan menaiki tangga ke masjid. Masjid itu sudah tua dan sangat sepi sehingga jarang sekali ada orang yang naik ke sana. Aku ingat dulu jika orang berlibur ke puncak, mereka pasti ke mesjid ini. Namun beberapa orang masih sering naik untuk mendapat pemandangan alam yang indah. Aku mengenali mobil itu dan aku mengenali gadis cantik itu.







“ Bona... “







Gadis Rusia, asal Kaspia, yang aku anggap anakku sendiri. Sejenak aku lupa tujuan saat aku kembali muda. Aku kehilangan arah dan bingung ingin aku apakan masa remajaku yang kedua ini. Namun saat melihat Bona, aku seakan kembali menjadi sosok seorang kakek lagi. Sedih , karena sudah pasti ia tidak mengenaliku. Aku dapat melihat wajah kesedihannya. Kami sangat dekat , jadi sangat lumrah jika ia sangat merasa kehilangan. Ia dikawal oleh dua orang penegak hukum berkuda. Pakaiannya modern dan sangat mencolok, sehingga banyak orang yang mengira ia seorang republikan ( sebutan untuk orang pendukung NKRI ). Memang , saat itu , kebanyakan orang mengenakan baju adat , atau baju-baju ala eropa seperti zaman kolonial.







Ia memegang Iphone Xiao Xiao dan mengambil gambar masjid , serta pemandangan. Sama seperti Xiao xiao , Bona juga mengagumi Islam , pemandangan , dan keindahan alam. Ia menanyakan sesuatu kepada sang penegak hukum sambil menunjuk mesjid tua itu. Sang Penegak hukum mengangguk dan tak lama ia melepas sepatunya dan masuk ke dalam.







“ anak itu masuk masjid!! Jelas sekali pasti Republikan!! “ Gerutu salah seorang ibu-ibu bergaun biru. Karena proganda Rezim Jampang dan keturunannya, semua orang benci Indonesia. Aku tidak kaget. Manusia cenderung membenci apa yang mereka tidak kenal







“ Ibu gak tahu , dia kan cucu Edi Koboi! “







“ oh gitu , Edi Koboi kan kaya sekali. Cantik juga ya cucunya. Sudah pasti juga dia Republikan. Edi koboi kan simpatisan republikan “





“ Sok Tahu! Edi Koboi veteran Pasukan Koalisi tahu! Dia berjasa di perang Palembang”





Sebagian besar warga di kerajaan adalah penganut kepercayaan. Jadi wajar jika mereka kaget. Tadinya aku ingin ikut naik , tapi aku tidak punya nyali menghampirinya. Aku terdiam di sana dan tak lama ia kembali keluar. Ia berjalan dan mulai menuruni tangga dan saat itu lah , kedua mata kami bertemu.







Rasanya seperti saat pertama aku melihat Xiao-xiao. Ia sama cantiknya. Sama mempesonanya , dan sama manisnya. Entah apa yang ia rasakan namun saat itu ia juga ikut terdiam. Ia bisa saja berteriak dan menyuruh penegak hukum untuk menangkapku di tempat. Tapi ia tidak melakukannya. Sama seperti saat kami bertemu di tepi jalan itu , aku melihat Xiao xiao di balik tatap mata itu. Mataku berair, dan saat itu juga aku mundur dan berbalik. Ia tidak mengatakan apa pun apalagi berteriak. Ia kembali berjalan turun dan saat aku sudah cukup jauh, mobil itu berjalan meninggalkan pasar.







Ketika aku melihat gadis Rusia itu dan ia melihatku , kenangan-kenangan xiao-xiao kembali menyambar pikiranku. Aku pun sadar , masa remaja yang kedua ini bukanlah hadiah , melainkan hukuman untuk menyiksa batinku lebih dalam lagi. Aku harus terjebak dengan kenangan-kenangan indah bercampur sakit , sementara orang disekitarku sudah mati atau pun tidak mengenaliku lagi. Saat Bona melihatku , rasanya aku ingin kembali menua , agar aku dapat memeluk dan mencium kening anak angkatku itu lagi. Aku mampir ke tempat pemandian umum , selain untuk membersihkan tubuh , juga untuk menangkan pikiranku.
 

Pemandian Air Hangat


“ Aku mengenalmu ..... kau hanyalah beban bagi keluargamu ..... “







Dahulu , aku tidak pernah mimpi buruk karena aku sudah memutuskan untuk membuka lembar baru. Namun sejak aku kembali muda , aku mengalaminya. Dihantui oleh bayang-bayang , dan kenangan buruk masa lalu.







“ Diaaaam!”







Aku seketika terbangun tanpa busana di kolam pemandian itu.







“ wow Bung , santai , kisana mengigau sangat keras. Santai , tenangkan pikiran , minumlah whisky ini “







Pria muda itu menawarkan Whisky mahalnya padaku.







“ ah terima kasih Bung “ kuterima tawarannya lalu kuteguk Whisky itu. Aku mengenal orang itu. Raden Mas Mandala Putra , Adipati Bogor yang baru 20 tahun.







Kolam pemandian sebenarnya adalah tempat bersenang-senang para bangsawan . Tempat para bangsawan lari dari kesibukannya , dan bersantai tanpa busana di kolam hangat.







“ Nuhun Kang , boleh kita bantu? “







Dan dua terapis manis berdarah timur lalu menghampiri kami. Tempat pemandian memang sering menjadi sarana prostitusi bagi para bangsawan. Para terapis sebenarnya hanya bertugas mencuci dan memijat tubuh pengunjung , namun tentu saja mereka bersedia melayani pengunjung dengan sedikit uang tambahan. Dalam hal ini , biasanya mulai dari 200 ribu. Para terapis biasanya hanya mengenakan bikini , dan sesekali mengenakan lingerie. Kebanyakan terapis biasanya berdarah timur , karena gadis lokal lebih banyak bekerja di rumah bordir







“ tentu , kenapa tidak.” Adipati muda itu lalu memilih terapis bertubuh semok







“ Akang temen Luna kan? Aku temennya Luna , Mia Wong. “ terapis itu sebenarnya jauh lebih tua dari Luna , jadi aku cuma tertawa sambil mengangguk-ngangguk saja.





Mia Wong​



“ Kisana kenal dengan gadis ini? “ tanya sang Adipati







“ begitulah “







Dan tanpa aku menerima tawarannya , Mia langsung duduk manja di atas pangkuanku. Itu artinya aku harus membayarnya paling tidak 200 ribu. Mia lalu menuangkan Whisky itu kecangkirku lalu ia minumkan ke mulutku dengan centil dan manja. Lalu ia oper whisky itu ke temannya dan temannya pun ikut meminumkan Whisky itu kepada Sang Adipati.







“ Mari kita pesta , tolong pesankan sebotol Whisky lagi”







Dan akhirnya kami pun akhirnya minum-minum bersama di kolam pemandian. Sang Adipati bercerita tentang kesehariannya. Ia tinggal di gedung 20 lantai setinggi 100 meter , yang merupakan bangunan beton tertinggi yang pernah dibuat pada zaman kerajaan. Kediamannya sendiri berada di lantai paling atas. Dia sudah memiliki istri dan empat selir , namun ia mengaku masih tertarik untuk mencari selir baru. Ia pun mengaku masih perlu menyesuaikan diri , karena ia baru saja diangkat menjadi Adipati. Ayahnya gugur lima tahun yang lalu , ketika menumpas separatis republikan di Malang , Jawa Timur. Selama lima tahun itu pula, gelar Adipati dipegang oleh pamannya , dan dikembalikan ketika ia cukup dewasa.







“ Tapi cukup tentangku , ayolah ceritakan kami sepatah atau dua patah tentang dirimu “ Adipati muda itu memintaku untuk menceritakan sedikit tentang diriku. Aku bilang







“ aku bukan siapa-siapa Tuanku. Hanya seorang pria yang gemar menikmati alam liar “ jawabku







“ haha , menikmati alam di usia yang masih muda. Kisana memang luar biasa “ pujinya







“ Sepertinya , saya harus naik lebih dahulu , jadi , permisi Tuan..... “







“ Edi , nama saya Edi “ sahutku.







“ Baiklah , permisi Tuan Edi .....” Ia naik ke kamarnya dengan gadis itu. Ia sangat mabuk dan sepertinya sudah tak mampu lagi birahinya. Mia lalu mengalungkan kedua lengannya , kemudian berbisik dengan manja.







“ Kamu juga mau aku pijit di kamar? “ aku mengangguk. Mia lalu menutup kemuluanku dengan handuk , kemudian menuntunku naik ke kamarku. Ia kunci pintu kayu itu , lalu melepaskan bikininya. Ia lepaskan handukku , dan ia baringkan tubuhku di atas matras. Ia lumuri tubuhku dengan minyak dan ritual pemijatan pun di mulai.







“ Jarang sekali ada pemuda yang mampir ke pemandian ini. Biasanya adipatilah yang paling muda. Dan jarang pula ada pemuda yang punya nyali untuk masuk ke kampung kami .... “ Mia sepertinya tinggal di kampung yang sama dengan Luna. Ia melihatku mengantar Luna ke kampung itu , dan ia rupanya masih mengenaliku waktu kami bertemu di kolam .







“ Bisa bahasa mandarin ? Kamu tinggal di kampung itu ? “ aku bertanya dengan bahasa mandari agar lebih akrab dengannya







“ aku bisa bahasa mandarin , hokkien , kantonis pun aku bisa. Sejak lahir aku tinggal di kampung itu. “ Sahutnya dengan bahasa mandarin yang baik dan benar.







“ Kamu dan Luna tinggal berdekatan ya? “ tanyaku







“ Bukan lagi , aku dan Luna itu sangat dekat. Walaupun sebenarnya umur kita tu beda ampir sepuluh tahun. Tapi Luna itu udah kayak adik aku. Dan dia jadi kayak gitu, juga gara-gara aku.” Dan nada bicaranya pun menurun. Ia menghentikan pijatannya .







“ lho? Kenapa?”







“ Dulu , waktu dia masih di sekolah rakyat, Luna sempet naksir cowok. Mereka pacaran waktu Luna tamat sekolah rakyat. Tapi dua tahun pacaran , mereka putus. Kira-kira tiga hari setelah Luna ulang tahun. Luna tahu cowok itu sudah punya jodoh, tapi waktu mereka lulus, Luna masih mau waktu si cowok nembak duluan. Eh dua tahun pacaran , setelah Luna hilang perawannya , mereka putus cuma gara-gara si cowok gak bakal bisa nikahin Luna. Luna kepukul banget . Sampe-sampe , dia bilang dia mau gabung kerja di tempat pemandian aja. Tapi di sini pun dia di tolak. Dan itulah kira-kira dua bulan lalu , dia jalan kaki ke bogor , cuma bela-belain mau kerja di rumah Bordir.... “







Begitulah kira-kira yang ia ceritakan waktu itu. Aku sedikit kesulitan dalam menuliskannya kembali karena ada beberapa kata yang tidak bisa aku terjemahkan. Ada beberapa kata dari bahasa Hokkien dan kantonis yang sulit aku artikan. Namun disini aku dapat menarik kesimpulan kalau







“ Luna itu... kayaknya dia kecil hati waktu dia tidak bisa menikah dengan pria itu? “







“ Iya bener” sahut Luna.







“ Kamu tahu kan ya perawan itu berarti banget buat cewek , yah walaupun di zaman kayak gini. Luna itu emang sering cerita sama aku tentang cowok itu. Dan aku selalu peringatin kalau dia itu orang ningrat , ganteng pula , pasti udah punya jodoh. Tapi namanya anak muda mabuk cinta , susah dibilangin. Dia bangga banget waktu punya cowok orang ningrat , eh waktu putus , barudeh dia cerita kalau dia udah ditidurin ama itu cowok. Cowok kaya mah gitu , habis manis sepah dibuang “







Yah , jadi bisa dibilang kalau di zaman apa pun , pria-pria bajingan itu tetap ada. Pacarin , tidurin , tinggalin. Mendengarnya saja , aku menjadi simpati dengan Luna.







“ Aku ramal , kamu kayaknya sama kayak cowok itu. Masih cilik tapi hobinya nidurin anak orang. Hayo ngaku!!!” Dan tiba-tiba ia membentakku sambil meremas buah zakarku keras-keras.







“ ARRRGHHH!! AMPUN!” teriakku







“ Aduh! Aduh! Maaf! Kekerasan ya? Aku cuma becanda kok .....” Dan mia pun langsung meminta maaf.







“ Yah begitulah , kurasa kucing mana yang tidak suka makan ikan ? Tapi seenggaknya aku gak pernah ngebuang cewek begitu aja , kayak bajingan itu “ sahutku santai. Mia tertawa geli. Sambil mulai mengocok-ngocok batang penisku , ia pun menjawab







“ udah aku duga... “ lalu sambil terus mengocok-ngocok penisku , perlahan ia dekatkan wajahnya ke leherku, lalu ia kecup dengan penuh gairah. Ciumannya meninggalkan tanda di leherku. Bibirnya terus mengecup-ngecup leherku dan kocokan jemarinya semakin menyepat







Mia lalu duduk tepat di atas kedua penisku. Sambil menggosok-gosokkan bibir vaginanya dengan penisku , bibirnya naik lalu mengecup bibirku. Kami bercumbu liar. Jemariku mulai meremas-remas buah dada mungilnya. Bibirnya mengecup-ngecup liar bibirku. Pinggulnya terus bergoyang-goyang , menggesek-gesekkan vaginanya dengan batang penisku.







Aku dapat merasakan bibir vaginanya yang mulai basah. Bibirnya lalu turun dan mulai mengecup-ngecup putingku. Sedangkan jemarinya kembali mengocok-ngocok penisku. Ia mainkan lidahnya , jemarinya , dan ketika penisku sudah memerah dan menegang sempurna, ia melirik dan tersenyum nakal. Kami kembali bercumbu dan ia mulai menggenggam lalu memasukkan penisku ke dalam vaginanya.







“ Ahhhh Edi..... “ ia sempat mendesah menyebut namaku. Ketika penisku tenggelam di dalam vaginanya , kupegang pinggulnya dan mulai menggenjot vaginanya dengan kecepatan penuh.







“ Oohhhh ohhhh ohhh” “ plok plok plok plok “







Mia mendesah sambil memejamkan matanya. Ia letakkan kedua jarinya di atas dadaku dan ikut menggenjot-genjot pinggulnya. Matras itu berdecit-decit karena suara genjotan kami yang dahsyat. Suara tepukan kemaluan kami juga terdengar keras. Kugenjot penisku makin kencang dan aku ikut mendesah bersamanya.







“ mmmhhh Edi!!”







Ia jatuh ke dalam pelukannku. Kami kembali bercumbu dan genjotanku pun semakin menyepat. Ia memeluk kuat-kuat dan desahannya semakin menjadi-jadi. Tak lama , penisku mulai berkedut-kedut hebat dan akhirnya memuncrat hebat di dalam vaginanya.







“oohhhh ohhhhhh “







Mia juga mencapai puncak kenikmatannya. Kami bernafas lega dan saling berpelukan. Air maniku menyemprot deras di dalam vaginanya dan ia membiarkannya. Ia jatuh ke pelukanku dan kami sempat beristirahat sejenak. Sungguh sensasi yang sudah lama tidak aku rasakan. Kami mengulangi adegan ranjang itu dua atau tiga kali , sampai kami puas dan lemas di atas matras.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd