Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Instant Action

Bimabet
jos gandos........selesai baca maraton.....
 
Malam Natal
Luna menerima emas batangan pemberianku dan akhirnya ia dan bibinya pindah ke Bandung. Aku mengantar mereka ke stasiun Kereta api, dua hari setelah kami resmi menjadi kekasih. Mereka naik KRL Padjajaran, kereta listrik bertenaga surya yang beroperasi sejak zaman salju putih. Kereta ini langsung menuju bandung , lewat Cianjur , tanpa harus memutar lewat Jakarta. Jalur ini dibangun dengan mengorbankan nyawa 3000 tahanan republikan. Dua hari kemudian , Luna mengirimiku surat untuk mengabari kalau mereka sudah pindah dan tinggal di salah satu rumah teras di Bandung.



“....... aku bertemu dengan teman lamaku di sekolah dahulu , dan kami tinggal berdekatan sekarang , cepatlah kemari , aku tunggu kedatanganmu sebelum malam natal. Karena kau , bagaikan salju putih , yang kutunggu-tunggu , saat malam natal. Sebuah keajaiban , yang selalu aku impi-impikan , sebelum aku terlelap tidur. Luna “



Aku sibuk mencari uang dengan berburu rusa saat aku menerima surat itu di kantor pos. Ia juga mengirimiku sebuah paket , yang isinya syal untuk kupakai saat perjalanan ke bandung. Aku berniat pindah ke bandung setelah aku menjual hasil buruanku. Dan itu tepat tujuh hari setelah kami resmi menjadi kekasih.



“ Hei! Teganya kamu berpacaran dengan sahabatku sendiri! Aku merasa dikhianati!!!! “



Pada malam sebelum aku pergi , aku sempat minum-minum di tempat pemandian bersama Mia. Ia tidak berniat pindah , karena masih ingin bekerja di Puncak. Kami minum-minum bersama sebelum berpisah. Ia duduk tanpa busana di atas kasur , berdampingan denganku.



“ Kau harusnya bersyukur aku masih datang untuk pamit denganmu “ sahutku sambil menepuk pundaknya



“ Memangnya apa kurangku? Apa aku kurang cantik!! Apa aku kurang seksi!! Ah ! aku tahu!! Mungkin karena kalian seumuran , sedangkan aku sudah hampir berkepala tiga!! Iya kan!!” “ gluk! Gluk gluk!! “ Ia meneguk secangkir whisky sampai habis. Lalu ia isi kembali cangkirnya , dan kembali ia minum sampai habis.



“ mungkin karena ciumannya lebih manis “ godaku memanas-manasi Mia.



“ hmph! Ciumannya boleh lebih manis!! Tapi bibir Luna pasti tidak mampu melakukan ini!! Baiklah! Malam ini , aku buat engkau menyesal!! “


Dan seketika ia berlutut diantara selangkanganku, lalu ia kocok-kocok penisku dengan gemas. Lalu ia julurkan lidahnya, lalu menjilat-jilat kepala penisku. Lidah terus berputar membasahi kepala penisku untuk beberapa saat , lalu matanya terpejam dan ia pun mulai mengulum-ngulum kepala penisku



“Slllrpp! Sllrrp!! Sllrpp! Sllrppp!”



Ia menghisap-hisap kepala penisku sementara jemarinya mengocok-ngocok batang penisku. Sesekali lidahnya masih berputar di kepala penisku. Bibirnya terus memompa dan menghisap, sedangkan mataku sudah menjelit dan tanpa sadar aku mulai mendesah keenakan. Bibirnya lalu memompa-mompa penisku yang sudah sangat memerah , dan jemarinya masih terus mengocok batang penisku. Penisku berkedut dan air maniku akhirnya memuncrat deras di dalam mulutnya.



Mia tidak menghentikan kulumannya. Ia membiarkan penisku meledak-ledak di dalam mulutnya dan menghisap seluruh air mani yang keluar. Lidahnya menyapu bersih penisku dari air maniku sendiri. Kuremas kepalanya, menikmati sensasi wow yang ia berikan. Ia lepaskan penisku saat sudah mengempis di dalam mulutnya. Ia tersenyum nakal dan berbisik



“ Bagaimana ? kau pasti menyesal kan ? “



Lima menit kemudian



“ oohhh !ohhh ! mmpphhh ! ahhhh! Ahh!!”



Mia menungging di atas kasur sedangkan aku terus menggenjot-genjot vaginya dari belakang. Kupegang pinggangnya kuat-kuat dan mempercepat hujaman penisku. Desahannya makin kuat hingga ke luar kamar. Lelah , ia lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur , dan membiarkan menindih dan terus menggenjotnya dari atas.



“ ahhH! Ahhh ! Edi!! Ahhh! “



Kepalanya bergeleng-geleng saat penisku menghujam-hujam vaginanya. Jemarinya meremas kasur itu kuat-kuat , dan ia membiarkan bibirku mengecup-ngecup lehernya. Kasur berdecit-decit keras akibat permainan kasur kami berdua. Pinggulnya ikut bergoyang sehingga suara tepukan kedua kemaluan kami menggema keras. Tak lama, Mia mendongakkan kepalanya dan akhirnya mencapai puncak kenikamatannya.



“ cukup... aku gak kuat... ngghh”



Namun aku terus menggenjot-genjot vaginanya. Ia mendorong-dorong tubuhku namun aku masih menindih tubuhnya. Wajahnya makin memerah dan desahannya makin tak karuan. Ia terus menepuk-nepuk dadak sementara penisku masih menggenjot vaginanya. Penisku akhirnya mulai berkedut dan akhirnya mulai memuncratkan air mani di dalam vaginanya



“ahh... ahh ... ahh... Edi.... ehh “


Nafasnya terengah-engah . Aku berbaring di sampingnya dan ia langsung memelukku. Kami kembali istirahat , sebelum kembali minum-minum , lalu mengulangi perbuatan bejat itu. Kami bersetubuh empat sampai lima kali sebelum aku terbangun kurang lebih pukul 5 pagi.



“ aduh Edi... kepala aku sakit banget... ahhh “



Ia memegangi kepalanya saat kami bangun tidur. Nafsu , kami akhirnya kembali bersetubuh singkat di pagi hari sebelum mandi bersama di kolam pemandian. Ia membantuku mengenakan pakaian , lalu mengenakan kembali bikininya.



“ sudah ! pergi sana! Kamu udah kesiangan tahu!! “ gemas , aku sempat memeluknya sebelum kami berpisah, aku sempat memberinya uang sebelum aku pergi memulai perjalanan ke bandung



Salju sudah mulai menyelimuti puncak. Bencana besar tujuh puluhan tahun yang lalu itu, sempat membuat Indonesia tertutup salju selama bertahun-tahun dan akhirnya menjadi empat musim ketika musim panas kembali. Aku tidak mengerti kenapa karena aku bukan ahli geologi. Yang Pasti hari itu , aku berkuda dari puncak ke Bandung, dengan suhu dibawah 0 derajat. Aku mengenakan jaket bulu pemberian luna dan satu lagi yang membantuku tetap hangat adalah Whisky.



Perjalanan memakan waktu tiga belas jam. Aku tiba di Bogor pukul 8 malam , tepat saat malam natal. Aku menyewa kandang kuda untuk menaruh kudaku karena sangat dingin di luar sana. Lalu aku jalan kaki ke rumah Luna dan tiba di sana pukul 10, dua jam terlambat dari waktu yang kurencanakan.



“ Sayang!!!” Luna langsung memelukku ketika ia membukakan pintu untukku. Kami bercumbu sejenak dan ia pun bergelayutan manja dipelukanku.



“ Malam sekali sampainya??? Kukira kau bermalam di jalan “ ucapnya manja



“ Tidak , aku berangkat kesiangan “ sahutku



“ah begitu , ayo masuk sayang. Di luar kan dingin “ ia mengajakku masuk ke dalam rumah



“ ah ada nak Edi, ini sudah saya siapkan teh dan supnya”



Bibi menyiapkan makan malam untukku. Sup dan teh hangat , untuk mengisi perutku setelah lama di jalan. Aku makan malam berdua dengan Luna , karena ia belum makan malam cuma demi menungguku. Sekilas aku lihat rumah mereka. Kokoh , hangat dan nyaman , walau tidak terlalu mewah. Berbeda sekali dengan gubuk mereka dahulu. Aku senang mereka lebih baik . Luna bercerita kalau ia akhirnya bekerja sebagai penyanyi di restoran bintang lima , dan Bibinya bekerja di toserba.



“ Kamu di sini sampai tahun baru kan?” Luna mengajakku menginap sampai tahun baru , aku menganggup dan menjawab



“ Iya , aku menginap sampai tahun baru “



“ YEY! 我喜欢你 (aku cinta kamu ) “ Ia memelukku dan mencium pipiku dengan manja. Sejenak, jantungku berdegup kencang. Aku akhirnya merasakan cinta , setelah sekian lama mengembara sendiri. Aku ingat , Bona pernah memeluk dan menciumku lalu berkata persis seperti itu , namun rasanya berbeda. Cinta yang diberikan Bona waktu itu, seperti cinta antara anak dan orangtua, sedangkan cinta yang diberikan Luna , seperti cinta antara dua pasang kekasih , yang mampu membuat musim dingin ini terasa hangat. Kucium pipinya lalu aku menjawab



“我喜欢你 , Luna “



Dan saat itu juga , Bibi menghidupkan lampu di pohon natal yang terletak di ruang tengah. Saat itu juga , teman-teman Luna datang ke rumah dan serempak mereka dan Luna berteriak



“ KEJUTAAAAN!!” sambil menentang kotak-kotak hadiah. Luna mengambil salah satu kotak , dan memberikannya kepadaku



“ Selamat natal sayang “



Aku tidak merayakan Natal , tapi itu pertama kali setelah sekian lama, seseorang memberiku hadiah. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan suasana hatiku saat itu. Hatiku bertambah Lunak, dan musim dingin itu , benar-benar terasa sangat hangat. Kuterima hadiah darinya , lalu kubuka di depannya. Ia memberiku , jam perak mahal , yang akhirnya aku kenakan kemanapun aku pergi. Natal itu adalah natal paling indah , dan paling kukenang , meskipun sebenarnya aku tidak merayakan natal. Hanya satu kata yang kuucapkan padanya saat itu



“ Terima kasih , sayangku “



Satu kata yang akhirnya membuat ia tersenyum malu di depan teman-temannya.
 
Liburan di Paris

Pagi itu , aku seperti terbangun menjadi Edi yang baru. Salju telah menyelimuti kota bandung. Anak-anak kecil bermain-main di jalan. Boneka – boneka salju menghiasi pekarangan-pekarangan rumah. Aku tidak pernah merasakan ini karena setiap musim dingin tiba , aku selalu berada di rumah yang jauh dari kota bogor. Di dekat kampung yang sama sekali tidak merayakan natal. Jadi seperti ini rasanya. Hiasan-hiasan di pinggir jalan. Boneka salju , pohon natal hampir di setiap rumah.







“ Pagi sayang “







Luna menyapaku yang berdiri di dekat pintu. Ia sudah mandi , sudah wangi , dan sudah rapi. Bibi nya pun begitu. Ia taruh sarapan itu di dekat sofa tempat aku tidur , dan ia menawarkannya kepadaku







“ Selamat natal sayang , ayo sarapan dulu “







Aku mengangguk dan tersenyum. Kami sarapan berdua. Dengan roti dan secangkir kopi hangat. Suhu diluar mencapai -10. Bumi menjadi lebih dingin setelah bencana salju putih. Tapi tidak menghentikan semua orang bersenang-senang.







“ Apa kau bekerja hari ini? “ Luna menggelengkan kepalanya







“ Tidak , hari ini , kita bersenang-senang!!!! “







Hari itu , kami jalan-jalan menikmati musim dingin di kota bandung. Luna menggunakan mantel musim dingin dan rok panjang berwarna hitam , serta tak lupa dengan sebuah topi musim dingin di kepalanya. Aku menggunakan jaket bulu pemberiannya , serta celana celana jeans dan topi panama berwarna hitam. Kami bergandengan tangan di tengah turunnya salju , menuju taman di mana orang bermain skating







“ Wah , lumayan ramai yah “







Banyak orang yang bermain skating di hari raya ini. Kebanyakan keluarga atau muda-mudi yang sedang berkencan, seperti kami. Aku tidak ingat , tempat apa ini sewaktu abad 21 dulu. Bandung sudah sangat asing karena seluruh bangunan lama , mulai dari gubuk reot sampai Mall dan hotel, sudah dibumi hanguskan dan diganti dengan bangunan baru. Sekarang , ada banyak rumah teras dan townhouse sejauh mata memandang, dengan satu atau dua toko kecil diantaranya. Kerajaan berhasil mengubah Bandung , seperti Paris van java yang sebenarnya di abad 22. Ada kurang lebih 2 juta jiwa menetap di Bandung , menjadikan kota ini salah satu kota terpadat di zaman itu.







“ Lunaaaa!!” dan teman-teman Luna tiba-tiba muncul di taman itu. Mereka melihat kami berduaan , berpegangan tangan , sehingga sontak saja mereka menggoda kami berdua.







“CIEEEEEEEE!! Cuit! Cuit!!!”







“ norak ah! Biasa aja kali!! “ gerutu Luna. Aku cuma tersenyum melihat mereka.







“ Yuk yuk main! Jangan gangguin orang lagi pacaran” dan mereka meninggalkan kami berdua karena tidak ingin mengganggu kami pacaran







“ hey! Apaan sih! “







Luna mengejar mereka dan akhirnya aku menemani Luna bermain dengan temannya. Aku agak kesulitan bermain skating karena memang aku belum pernah bermain ini sebelumnya. Mereka terkejut mengetahui itu. Luna akhirnya menuntunku , agar aku tidak terjatuh. Tapi disanalah aku senang , karena aku bisa mengukir kenangan baru bersamanya.







“ Maaf ya , abisnya kamu gak bilang kalau kamu gak bisa main skating “ Luna takut aku marah karena ia mengajakku bermain skating. Aku cuma tersenyum geli.







“ Gak papa , justru aku seneng “ lalu aku mencium pipinya di depan teman-temannya







“ cieeeee! Uhuk-uhuk! Uhuk-uhuk! Kami masih di sini lo!!!” goda mereka







“ ihh kamu... “ ia mencubit lenganku dan pipinya memerah karena malu. Kamu bermain sampai tengah hari , dan makan siang di cafe tidak jauh dari taman skating itu.







Aku memesan masakan khas sunda , ayam goreng parahyangan , namun ternyata harganya mahal sekali. Teman-teman Luna mengira aku orang ningrat. Karena aku membawa pistol kemana-mana , dan makan-makanan tradisional yang harganya jelas mahal sekali. Muda-mudi di abad 22 rupanya kebanyakan makan-makanan seperti roti , biskuit , atau sesekali , sapi panggang dan sayap ayam goreng. Mereka akhirnya memesan teh , kopi , sayap ayam goreng dan roti bakar. Aku membayar makan siang itu, karena aku dan Luna baru berpasangan.







“ pintar kamu cari jodoh, udah ganteng kaya...”







“ Dia anak saudagar ya, Luna? Keturunan ningrat ya? Ganteng... gentlemen pula. “







“ apaan sih... biasa aja . Dia bukan orang kaya kok. Dia tuh ngerti kita ngomong apa.... “ Luna memberi tahu mereka kalau aku mengerti walaupun mereka berbicara dengan bahasa mandarin.







“ oh? Hehehehehe .... bisa mandarin juga ya ? “ Aku mengangguk. Salah satu teman Luna bernama Jinny tertawa malu ketika ia tahu aku mengerti yang mereka gosipkan.







Makan siang itu pun usai. Kami naik trem , menuju ke pusat perbelanjaan terdekat. Trem di Bandung saat itu , tidak menggunakan listrik , melainkan ditarik oleh dua kuda. Tujuannya, tentu saja dalam rangka hemat energi.







Gedung Pusat perbelanjaan itu , terletak kurang lebih 4 km dari taman skating. Lagi-lagi aku lupa di daerah apa pusat perbelanjaan ini karena lingkungan sekitarnya sudah benar-benar berubah. Pusat perbelanjaan itu sangat besar , dan arsitekturnya , sangat meniru Le Bon Marche di Paris. Pusat perbelanjaan ini adalah pusat perbelanjaan terbesar dan termegah yang dibangun pada zaman Kerajaan. Di dalamnya , masih ada brand seperti DnG , Gucci , Prada , Hugo Boss, dan brand-brand mahal lain yang juga dijual di dunia kalian. Ada juga brand terbaru keluaran kerajaan, termasuk toko senjata Remington , kebanggaan Kerajaan.







“ Luna , telepon itu katanya bisa mengambil gambarkan? Ayo kita ambil gambar sama-sama!!”







“ Boleh , bisa merekam juga loh... “







Luna sangat senang hari itu. Dan aku juga ikut senang. Mereka berfoto bersama, merekam video bersama, dan orang disekitar kami kebingungan dengan benda yang dipegang Luna. Kebanyakan orang berfoto pada zaman itu , adalah dengan kamera film. Hanya aparat Militer yang mempunyai kamera digital , ataupun teknologi sekelas smartphone.







“ Makasih ya sayaaang. Aku seneeeeng banget “







Ia pun tersenyum dan memelukku. Kebahagian ini , akhirnya kurasakan kembali , sejak Xiao xiao meninggal di hong kong 70 tahun yang lalu. Aku pun sangat bahagia hari itu. Mungkin inilah petualangan yang seharusnya aku cari dan aku dapatkan. Sebuah cinta yang mampu menghapus kepedihan , dan memulai lembar baru dikehidupanku. Kami pulang sebelum matahari mulai terbenam. Namun saat kami hendak pulang ,







“ AW!! TASKU!!!”







Seseorang mencopet tas Luna. Aku berlari mengejar pencopet itu, mengejar begundal itu hingga ke lorong-lorong sempit. Larinya cukup cepat , namun sayangnya aku lebih cepat. Kuterbab dia lalu kupukul sekuat-kuatnya berulang-ulang kali.







“ Edi koboi? “







Dan ketika aku menoleh , beberapa orang beramput cepak sudah berdiri di belakangku. Mereka bertiga , berambut cepak, tidak berjanggut dan semuanya menentang senjata. Bukan remington , melainkan senjata yang sangat tidak biasa di masa itu, pistol FN. Dengan kaliber 9x19 mm , dan ketiganya sudah diacungkan kepadaku.







“ Kau yang membunuh teman kami? Martin Silalahi? “ aku meludah dan menjawab







“ siapa nanya?” “DOR!! DOR! DOR!” tanpa ambil pusing aku membunuh mereka bertiga, tanpa sempat mereka berkedip apalagi menekan pelatuk. Kusimpan kembali remington itu kesarung pistol ku , dan tak lupa, kucengkram orang yang tadinya mencopet Luna.







“ Jadi mereka yang nyuruh kamu?” ancamku







“ Ampun mas ... saya cuma diancam , saya...” “ Prak” Kupatahkan lehernya sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Berambut cepak, tidak berjanggut kurasa aku tahu mereka. Penegak hukum Kerajaan memiliki kebiasaan menumbahkan janggut dan kumis , berbeda dengan jagoan-jagoan ini. Aku membunuh pencopet itu karena ia juga berambut cepak, lalu aku kembali menemui Luna yang menunggu di dekat halte trem.
 
Tatapannya Malam itu
Dua hari sudah sejak jalan-jalan kami di hari natal itu. Luna membangunkan dan membuatkan aku sarapan setiap pagi , dan pada sore hari , sekitar jam 4 , ia jalan kaki , lalu naik trem ke tempat kerjanya . Sore itu , aku berjalan mengantarnya lalu ikut naik trem ke tempat kerjanya

“ nah , ini tempat kerja aku. Kalo mau makan disini , biasanya orang pesan meja dari dua atau tiga hari sebelumnya . Kamu kalau mau masuk , nanti bilang sama temen aku aja , nanti lewat pintu belakang. “



“ boleh , nanti bisa diatur. “

Restoran itu restoran khas Eropa , yang menyajikan masakan Francis , Italia , jerman , tapi kebanyakan Francis . Aku lihat di menu dan menu paling murah harganya 80 ribu. Sangat mahal untuk kantong rakyat biasa bahkan rakyat menengah sekalipun. Restoran itu mungkin dikhususkan untuk kaum elite. Tapi demi melihat Luna , aku rela keluar uang banyak

Mulanya , aku pergi ke butik terdekat dan membeli satu setel pakaian formal seharga 200 ribu . Tidak perlu bermerek , yang penting rapi dan elegan. Top formal , jas hitam , rompi hitam , celana hitam, aku persis seperti mafia. Aku lalu masuk dan duduk kurang lebih pukul delapan malam , dengan mengaku sebagai orang lain. Malam itu , aku mengambil meja milik tuan Aditya.

Luna tersenyum dan nyaris tertawa saat aku duduk tidak jauh darinya . Rencanaku hanyalah memesan satu cangkir minuman mahal seharga 200 ribu , lalu kabur dari restoran itu. Luna lalu mengambil mic , dan mulai menyanyikan sebuah lagu .

“ I don't want a lot for Christmas

There's just one thing I need

I don't care about the presents

Underneath the Christmas tree

I just want you for my own

More than you could ever know

Make my wish come true


All I want for Christmas
Is you “



“ I don't want a lot for Christmas

There is just one thing I need

I don't care about the presents

Underneath the Christmas tree

I don't need to hang my stocking

There upon the fireplace

Santa Claus won't make me happy

With a toy on Christmas day

I just want you for my own

More than you could ever know

Make my wish come true

All I want for Christmas is you “

mariah carey - all i want for christmas is you

Aku suka sekali lagu itu , ia tersenyum dan aku juga tersenyum. Ketika aku hendak beranjak dari meja itu dan pergi , seorang bangsawan masuk ke restoran itu , seorang bangsawan yang paling dihormati di kadipaten Pajajaran , Sang Adipati muda yang aku temui di pemandian itu

Tatap mata Luna berubah ketika ia melihat adipati itu. Dan Sang Adipati muda , juga menatap Luna dengan tatapan berbeda. Ia berjalan perlahan dan duduk di mejanya. Aku sadar ada yang berbeda dengan tatap mata itu. Ada membaca ada sesuatu diantara kami berdua. Luna lalu menghapus air matanya dan kembali menatapku , lalu ia pura-pura tersenyum. Aku segera membayar dan keluar sebelum pemilik meja ini datang dan duduk di mejanya.

“ sayaaaang , kamu tadi kok bisa masuk siiih!“

Saat pulang kerja , Luna pura-pura tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Aku pun begitu , aku ikut tersenyum. Mobil Adipati masih di terparkir di luar restoran. Saat Sang Adipati tiba dengan istrinya , aku dapat melihat tatapan yang berbeda dari mata Luna. Matanya sempat berkaca-kaca , walaupun ia sempat menghapusnya dan tersenyum kepadaku. Mungkin ada sesuatu diantara mereka berdua , namun apapun itu aku harap ia telah menghapusnya dan sudi memulai lembar baru denganku.

Sayang .... ambillah seluruh kekuatan yang tersisa di dalam diriku. Kembalilah menjadi anak muda, hidup bahagialah , dan lupakan semua dendammu , dan kerinduanmu kepada diriku. “


“ Xiao xiao .... “

Dua hari setelah tahun baru , aku kembali mimpi buruk. Aku terbangun di sofa itu , sekitar pukul setengah 5 pagi. Bayang-bayang Xiao kembali muncul di kepalaku. Aku kembali ingat perkataannya. Cairan itu , apakah miliknya? Apakah karena itulah aku kembali muda seperti ini?

Pagi itu langit bergemuruh. Semua orang yang berada di dalam , maupun di luar , melihat ke langit yang sedang bergemuruh. Aku pun begitu . Suara itu sangat keras sehingga hampir semua orang mendengarnya. Aku melihat mesin terbang itu melintas di langit. Satu dari sedikit mesin terbang yang masih beroperasi di masa Kerajaan. Semua anak-anak rela keluar di tengah suhu yang dingin , demi melihat seperti apa mesin terbang itu. Mesin terbang yang dirancang dan dibuat pada zaman Salju putih , Gundala. Bentuknya meniru pesawat vtol XC-142 buatan AS , dan mesin terbang ini mampu menempuh jarak 6000 km serta mengangkut 32 prajurit sekaligus. Mesin terbang ini disebut-sebut sebagai mesin terbang terbesar dan tercanggih yang pernah dibuat pada zaman kerajaan. Biasanya , mesin terbang ini mengangkut orang-orang penting seperti Adipati , Pangeran , Jendral dan panglima perang.

Pagi itu masih pukul 5 dan suhu di luar mencapai -22. Trem tidak beroperasi lagi karena terlalu dingin dan salju yang terlalu tebal. Namun becak orang dan dokar masih nekat beroperasi. Kebanyakan orang jalan kaki sambil mengenakan baju kutup ke tempat kerja. Pagi itu , aku berjalan menujToserba tempat Bibinya Luna bekerja.

“ mereka masih belum tiba , bagaimana ini! Bukannya seharusnya kemarin sore sudah sampai? “

Aku melihat Jinny , sahabat baik Luna , gelisah karena sesuatu. Aku sebenarnya datang untuk membeli kopi dan Roti. Dan ketika aku masuk , di pagi-pagi buta itu. Jinny langsung berjalan menghampiriku.

“ Edi kan? Anu.... aku.... aku boleh minta tolong ? “ ia bertanya dengan bahasa mandarin .

“ kenapa tidak? Ada apa ? “ aku mengangguk dan bersedia menolongnya.

“ begini , kakakku , kemarin pagi seharusnya berangkat dari Cianjur dengan gerobak kuda , buat mengantar persediaan dari gudang. Harusnya mereka sampai kemarin sore , tapi sampai sekarang mereka belum sampai. Kamu mau bantu aku? Ke cianjur buat mastiin kakak udah berangkat atau belum? Aku takut , kakak kenapa-napa?”

Berbeda seperti jaman modern , tidak semua orang punya telepon yang berfungsi di zaman ini. Jinny cuma tahu kalau biasanya , beberapa hari sekali , kakaknya berangkat ke Bandung dari Cianjur untuk mengantar persedian buat toko mereka. Dan kemarin sore , kakaknya belum sampai di Bandung. Tentu saja , Jinny ingin aku pergi ke Cianjur untuk memastikan apakah kakaknya sudah berangkat, atau belum? Dan jika terjadi apa-apa , ia ingin aku mencari kakaknya.

“ ini , ambillah , untuk kamu “ ia sempat menyodorkan uang 100 ribu sebagai uang muka tapi aku menolaknya.

“ ah tidak usah , aku berangkat dulu , lebih cepat lebih baik. “

Aku meminjam jaket kutub dari toko Jinny dan langsung berjalan kaki ke kandang kuda. Sekitar satu jam kemudian , ketika matahari sudah terbit, aku langsung berkuda ke Cianjur. Biasanya butuh waktu 5 sampai 8 jam untuk ke sana dengan kuda. Tergantung seberapa cepat kalian memacu kuda. Kupacu kudaku agar bisa sampai secepatnya.
 
Teman Lama


Dua setengah jam kemudian , ketika aku meninggalkan Stasiun dan kantor pos Cipatat, aku melihat kepulan asap dari kejauhan. Kepulan asap seperti itu , biasanya adalah kemah para pemburu atau yang lebih buruk perampok. Orang-orang biasanya akan mengacuhkannya , karena tidak ingin mengambil resiko. Termasuk para Penegak hukum kerajaan. Mereka tidak akan melakukan apa-apa jika tidak ada perintah dari atasan.





Aku berkuda mendekati kepulan asap itu. Sekitar empat kilo kemudian, lewat teropong , aku melihat sekelompok orang bersenjata laras panjang berkemah ditengah-tengah hutan. Aku melihat sebuah gerobak yang penuh dengan persediaan seperti gandum , gula , kopi , roti dan lain sebagainya, dan aku juga melihat tumpukan mayat Penegak hukum di mana salah seorang penegak hukum di gantung di pohon dalam keadaan hangus terbakar. Mereka bukan perampok biasa. Mereka keji dan seperti terlatih. Ada 16 orang di kemah itu dan mereka menggunakan senapan mauser 98, dan shotgun pompa , mungkin hasil rampasan dari penegak hukum kerajaan. Tak sengaja , ditengah kemah itu , aku melihat adipati muda , Mandala Putra.





Lalu sepucuk pistol tiba-tiba menyentuh belakang kepalaku. Kutaruh teropong itu dan mengangkat kedua tanganku. Aku sudah siap merebut pistol itu dan membanting orang yang menodongku dari belakang itu , namun seketika ia berbisik





“ Edi? Kenapa kau di sini?” Suara gadis itu...





“ Bona?” aku berbalik dan rupanya gadis itu benar-benar Bona.





“ Sedang apa kau di sini? “ tanyaku bingung





“ Memburu penjahat! Mau apa lagi!” jawabnya kesal





“ kau menjadi pemburu bayaran?” Bona mengangguk





“ begitulah. Kau tidak tahu siapa mereka? Mereka Kacang Ijo!! Harganya mahal! “





Bona menggunakan revolver Schofield milikku. Mereka ternyata bukan perampok , tapi para tentara gadungan yang menganggap diri mereja “TNI” . Sama seperti Martin , mereka merasa mereka semua tentara sungguhan dan menyerbu lalu merampok semua penduduk dan pedagang Kerajaan. Menurut mereka Kerajaan adalah separatis yang sebenarnya. Aku tidak memihak Kerajaan atau Kacang Ijo ini, aku hanya ingin menyelamatkan Kakak Jinny yang mungkin di sandera di sana.





Sebenarnya ada empat orang patroli tapi Bona sudah membunuh mereka semua. Kini tinggal 16 orang , dua penembak Jitu , dengan senjata SPR-2 berkeliber .50 , Dan dua senapan mesin berkaliber .50. Sisanya seperti yang kubilang sebelumnya, bersenjata Mauser 98 dan shotgun pompa. Sedangkan kami, hanya bermodal revolver Remington, revolver Schofield , satu senapan mauser , dan satu shotgun pompa.





“ Bona, mereka dilatih secara militer sejak lahir, dan sangat menguasai senjata. Meskipun harga kepala mereka sangat tinggi , tapi mereka bersenjata lebih lengkap dan bisa jadi lebih berpengalaman” aku berusaha memperingati Bona dan mungkin menyusun rencana yang matang untuk menyusup ke sana





“ Tenang , mereka tidak sekuat yang kau kira. Aku sudah membunuh empat teman mereka , lupa? “ Bona tiba-tiba mengendap maju sambil menenteng dua revolvernya. Sudah terlambat untuk mundur. Aku maju sampai tiba di jarak tembak senapanku , lalu kubidik dua penembak jitu yang sedang bersiaga memperhatikan sekita.





Aku tidak menggunakan teropong sedangkan senapannya di lengkapi teropong yang memungkin dia untuk menembak musuh sejauh 2 km. Kami beruntung ia tidak melihat kami. Ketika cukup dekat, kubidik ia dengan senapan mauserku , dan saat itulah ia melihat kami berdua.





“DOR!!DOR!!”





Sayangnya mereka kalah cepat. Aku menembak, dua penembak jitu itu dan suara senapanku membuat mereka terkejut. Bona berlindung di sebuah batu. Senapan mesin itu hampir membunuhnya namun beruntung





“DOR!!DOR!!”





Aku menembak keduanya. Bona keluar dari batu itu dan menembak empat musuh sekaligus. Aku menembak dua lagi dari jarak jauh dan Bona juga membunuh dua orang lagi. Bona melangkah maju dan aku juga ikut melangkah maju. Namun tiba-tiba





“JEDAR!!”





“BONA!!”





Beruntung tembakan mereka meleset. Kutembak dia dari kejauhan dan Bona ikut menembak dua orang yang berhadapan dengannya. Namun tiba-tiba





“ JEDAR!!”





Kapten mereka menembak Bona. Beruntung tembakannya hanya menyerempet lengan Bona. Aku hendak menembaknya namun ia juga menembakku. Aku tertembak di lengan kiri sedangkan ia tertembak di perut. Aku masih maju dan mengejarnya dengan Remington. Namun seketika ia muncul dari tempat persembunyiannya , sambil menodongkan revolvernya ke kepala seorang pria.





“ Kamu kira saya takut sama kamu? Kamu tidak tahu siapa saya hah?”





Ia sudah sangat tua , mungkin sudah berusia Delapan puluhan memasuki 90. Tapi raganya masih kuat. Ia mungkin berusia remaja saat bencana terjadi. Dialah , Iwan Codet, salah satu penembak cepat paling mematikan di seluruh Kerajaan. Aku lihat dari matanya , ia hendak menembak pria itu tepat di kepala lalu menembakku dengan revolver legendarisnya. Revolver yang ia pegang , Ruger Bowen .500 Maximum , atau lebih dikenal ruger. Model dan namanya meniru sebuah revolver antik dari masa lalu , dan revolver itu terkenal sebagai Revolver terbesar yang pernah dibuat di masa kerajaan. Pertarungan antar koboi terjadi, saat jemarinya hampir menekan pelatuk





“JEDAR!!”





Ia arahkan revolver itu ke kepalaku namun sayangnya lagi-lagi aku lebih cepat. Ia masih sempat menembakku namun terjangan peluru itu membuat tembakannya meleset. Ia terhempas dan meninggal di tempat. Aku menang. Kuambil revolver Ruger itu lalu aku kubantu orang itu berdiri





“ Apakah Kisana kakanda saudari Jinny ? “ Ia menggeleng kepalanya.





“ bukan, hamba hanya dibayar , untuk mengantar gerobak ini ke Bandung. Dan karena sempat tertidur, hamba kemalaman di jalan... Kakanda di rumahnya , sedang sakit. “ Ternyata orang ini hanya kusir bayaran. Kakak Jinny ternyata tidak berangkat ke bandung karena sakit.





“ permisi , apa tidak ada yang mau menolong saya? “ Bona lalu bangkit dan segera melepaskan Adipati Mandala dari ikatannya. Aku bantu kusir itu menyatukan kembali kuda dengan keretanya , dan setelah siap , kami berkendara ke stasiun cipatat. Tak lupa , Bona menelungkupkan mayat Iwan Codet ke punggung kudanya. Di sepanjang perjalanan , Adipati Mandala tak berhenti bercerita





“ Bajingan-bajingan itu menyergap kami ketika kami sedang berburu dalam rangka tahun baru. Mereka belum pernah sejauh ini sebelumnya. Mereka hampir membunuhku. Nanti malam , mereka berencana membajak kereta dan meledakkan satu gerbong dynamit di tengah kota bandung. Ratusan orang bisa mati! Tapi beruntung kalian tiba di saat yang tepat. Aku tahu dimana mereka menyimpan dymanit-dynamit itu.”





Saat tiba di cipanas, Penegak hukum-penegak hukum kerajaan langsung berlarian dari pos mereka ketika melihat Adipati terluka berat. Mereka berusaha menolong Adipati , namun Adipati menepis-nepis tangan mereka. Di depan semua orang , sang Adipati berkata





“ Kalau bukan karena orang ini, aku mungkin sudah mati dan kota Bandung mungkin sudah menjadi lautan api. Sebutkan hadiah kalian , wahai pendekar-pendekar pemberani “





“ sesuai janji , saya ingin 1 tahil emas , untuk kepala Iwan Codet. “ Sahut Bona lantang





“ Beres. “ Adipati berbisik pada salah satu Penegak hukum untuk mengantar Bona ke bank terdekat





“ Edi , kurasa ini saatnya kita berpisah. “





Kuangkat topiku sebagai salam perpisahan, dan kami akhirnya berpisah. Aku tidak meminta apa-apa dari Adipati , aku langsung mengawal kusir bayaran itu agar segera tiba di Bandung. Kami sampai dengan selamat di Bandung pada sore hari, dan Luna ternyata sudah berangkat ke tempat kerjanya.
 
Cinta oh Cinta
“ Sayang , kamu kemana saja? Lain kali , kalau ingin pergi , kabari aku dulu. Tadi aku sangat khawatir”



Aku tidak sempat mengabari Luna jadi wajar saja ia sangat khawatir. Ia memelukku dan kami sempat bercumbu sekejap di pinggir jalan. Lalu kami berjalan kaki bersama ditengah dinginnya hembusan hawa dingin malam yang lebih dingin dari es. Tapi disampingnya, hawa dingin itu terasa begitu hangat. Kami tiba di rumah , setelah kurang lebih berjalan satu jam.



Aku memasak air hangat sementara Luna menyiapkan makan malam. Lalu seperti biasa , kami makan malam bertiga dengan bibinya . Kemudian Luna mandi lebih dahulu, menghangatkan tubuhnya dengan air hangat yang baru aku masak. Bibi menatapku cukup lama sampai beliau akhirnya tersenyum



“ Kamu dan Luna itu , pasangan yang serasi sekali. Aku iri. “ Tak ayal aku pun malu mendengar perkataannya.



“ Terima kasih Bibi “ sahutku ramah.



“ ini mungkin tiba-tiba , tapi apakah kau dan Luna , sudah merencanakan sesuatu? “ Lalu kujawab



“ Sejauh ini belum Bi... “ dan Bibi agak terlihat kecewa



“ Ah begitu ... “ dan tak lama Luna keluar dari kamar mandinya.



“ Sayang? Kamu mau mandi sekarang ? “ tanyanya manja



“ ah tidak , mungkin nanti , aku ingin menghabiskan teh buatanmu dulu “



Luna membuat teh cukup banyak sehingga ketika teh itu habis, Luna sudah tertidur di kamarnya. Ketika aku ingin mandi , bukan cuma tidak hangat lagi , namun air di kamar mandi sudah habis tidak ada lagi. Seperti biasa Bibi suka sekali membuang-buang air



“ Ah, kurasa besok pagi-pagi aku menimba air lagi “ gerutuku. Tapi aku tetap harus mandi setelah petualangan konyolku siang tadi. Aku akhirnya menumpang mandi di toserba milik Jinny.



“ Malam Jinny , aku mau menumpang mandi.” Namun bukan langsung menjawab, tapi Jinny justru sempat terdiam lama. Wajahnya memerah dan tak lama ia pun tersadar dari lamunannya.



“ ah iya , mandi cukup sepuluh ribu aja. Kamarnya di belakang ya.”




Jinny​

Aku langsung ke belakang dan masuk ke kamar mandi. Setidaknya ada bathup dan airnya sudah panas dingin. Yah walaupun cukup mahal , sepuluh ribu sekali mandi, setidaknya aku bisa memanjakan diri setelah membunuh begundal-begundal itu. Namun tak lama , Jinny masuk ke kamar mandi, hanya dengan mengenakan handuk.



“ mau aku bantu? “



“ Bo...leh “



Jinny hanya mengenakan handuk sehingga aku dapat melihat pangkal paha dan belahan dadanya. Aku dapat merasakan sentuhan jemarinya , menggosok-gosok tubuhku. Ketika ia menungging, aku bahkan dapat melihat selangkangan dan vagina perawannya. Lalu ketika jemarinya menyentuh batang kemaluanku.



“ aduh...”



“ eh? Kenapa? Sakit ya? “ Jinny terkejut ketika aku berteriak. Ia masih perawan dan jika aku jahat , aku bisa saja memperkosanya. Namun aku tahu aku tidak akan melakukannya. Jemarinya kembali menyentuh penisku dan ia pun dengan sengaja mengocok-ngocoknya. Tak lama , handuknya tak sengaja terlepas sehingga terlihatnya tubuh bugilnya yang indah.



“ Jinny .... “ dengan manjanya ia menjawab



“ Ya? ” Dan saat itulah air maniku menyembur di genggaman tangannya. Ia terus mengocok penisku , dan membiarkan jemarinya penuh dengan air maniku. Ia memanjakanku dengan kocokan jemarinya yang masih sangat halus. Beberapa menit kemudian, ia justru ikut masuk ke dalam bath up dan akhirnya kami minum-minum whisky bersama.



“ Ya gitulah kak, kadang aku heran. Kenapa sih cowok pada suka sama Luna, sedangkan aku , sampe sekarang aja , gak ada cowok yang suka “ gerutunya. Ia curhat soal dirinya , panjang lebar sambil meneguk whisky-whisky itu. Ia juga bercerita kalau ia dan Luna juga sempat suka dengan lelaki yang sama. Namun lelaki itu lebih memilih Luna . Dan sekarang , saat sedang mabuk, ia tak sengaja mengucapkan itu padaku.



“ Aku suka cowok kayak kamu , gagah , macho , tapi bisa lucu juga, bisa diajak curhat juga. Tapi aku heran, cowok kayak kamu tuh, kok pasti sukanya ama Luna. Iri akutu sama Luna, ia dulu selalu cerita kalau nanti ia jadi nikah sama cowok itu, ia bakal jadi nyonya. Punya rumah , punya pelayan , punya barang-barang bahal, punya emas. Dulu aku iri banget dengernya. Tapi... waktu Luna diputusin... aku... aku juga sedih.... “ kesal, ia menyiram-nyiram tubuhku dengan air baik.



“ Benci! Benci! Benci! Aku juga cantik tahu! “



Anak ini sudah terlalu mabuk dan aku sempat berpikir untuk memperkosanya. Namun akhirnya, alih-alih membantuku mandi, justru aku yang harus membersihkan tubuhnya dan mengeringkannya , dan menggendongnya ke kamar. Aku beruntung dia tinggal sendiri sehingga satu-satunya saksi , adalah remaja laki-laki yang berjaga di kasir.



“ Kamu gak lihat apa-apa? Okey?”



“ Okey om!!!!!” Dan aku harus membayarnya 10 ribu untuk uang tutup mulut.



Luna dan Jinny , ternyata sempat menyukai pria yang sama. Namun sepertinya , Jinny mengalah , dan akhirnya Luna yang mendapatkan pria itu. Tapi pada akhirnya Luna dan pria itu berpisah, sehingga Luna akhirnya bekerja di Bogor menjadi Pelayan. Gadis-gadis yang malang.



Aku istirahat total setelah apa yang aku lalui kemarin. Aku sarapan dengan Luna , lalu seharian aku istirahat di sofa. Ketika sore hari , Luna berangkat kerja dan aku masih istirahat di rumah, aku merasa seluruh tulangku remuk. Belum lagi bekas tembakan itu masih terasa nyeri. Luna masih belum melihatnya dan aku tidak ingin ia tahu.



Aku lalu sengaja jalan kaki ke tempat kerja Luna , untuk menjemputnya. Pagi itu , sebelum berangkat , ia sempat bilang kalau ia ingin melamar kerja di theater musical. Ia sangat ingin menjadi artis musikal dan sudah menjadi tugasku untuk menyemangatinya, namun apa yang kulihat malam itu, sungguh menghancurkan hatiku.



“ Sudah ! Sudah kubilang jangan ganggu aku lagi! Aku sudah bahagia!!”



“ Secepat itukah kau melupakanku! Sudah kubilang , aku pergi, bukan untuk meninggalkanmu adindaku! Kau tahu saat itu aku tidak bisa menikahi rakyat jelata! Tapi sekarang berbeda! Aku bisa menikahi siapa saja! Dan aku ingin kamu!!” Pria itu, kekasih pertama Luna, ternyata adalah Adipati Mandala yang baru saja naik tahta. Aku hanya melihat dan mendengar percakapan mereka dari kejauhan.



“ kau tak tahu apa yang aku lalui saat aku kehilangan kamu. Aku menjual harga diriku, karena memang kupikir , aku sudah tak punya lagi. Aku kesepian , aku merasa menjadi orang paling hina karena kau merenggut kehormatanku dan lari. Kau tahu bagaimana nasib wanita hina sepertiku di negeri ini! Kau tahu! Sekarang aku sudah bahagia , jadi kumohon jangan ganggu aku lagi. “ Luna ingin pergi tapi Mandala menahan lengannya



“ Menikahlah denganku adinda Luna. Hanya kau lah yang aku cintai. Tak seharipun berlalu tanpa aku memikirkanmu , sayangku “ Jijik , rasanya ingin kucaput Revolver Ruger di pinggangku itu , lalu kutembakkan ke kepalanya. Aku cemburu. Tentu saja aku cemburu. Mata Luna berkaca-kaca , dan mata lelaki itu pun ikut berkaca-kaca. Dari tatap mata itulah , aku sadar , bahwa yang ia masih lebih mencintai kekasih pertamanya.



“ Tak seharipun berlalu tanpa aku memikirkanmu kakanda. Aku... aku masih mencintai. Dan sampai kapan pun begitu. Tapi kurasa, biarlah cinta itu berlalu karena sekarang aku sudah baha... “ Dan saat itulah Mandala menariknya dan mencumbu bibirnya di depanku. Jantungku terasa hancur.



“ LO ITU MANJA!! LO ITU LEMAH!!!!”



Kata-kata dari masa lalu itu seketika menghantui pikiranku sehingga aku tak mampu mencabut revolverku. Mataku berkaca-kaca dan seperti anak ingusan, aku menangis. Luna menyadari kehadiranku dan segera berlari mengejarku.



“ EDI!!!!! TIDAK!! EDI!!!!” Dan ia sempat memegang tanganku



“ TIDAK EDI!! AKU HANYA MENCINTAIMU!! AKU .... AKU CUMA PUNYA KAMU EDI! MANDALA... MANDALA BUKAN SIAPA SIAPA!” Dibelakangnya aku melihat Mandala yang baru saja mencium dan mencumbunya di depan mataku.



“ Luna... kurasa.... lebih baik kita akhiri saja. Kau tidak perlu memaksakannya. Tatap matamu itu, aku paham , kau masih sangat mencintainya “ aku berbalik dan lagi-lagi , Luna kembali berusaha menghentikanku



“ EDI!!!! Jangan sok tahu dulu!!!” dan saat itulah , dia muncul.



“ sejari saja kau sentuh laki-laki itu, maka timah panasku yang akan melubangi dahimu “ Bona tiba-tiba muncul, dan sudah menodongkan revolver schofield tepat ke kepala Luna. Mandala mencabut pistolnya dan saat itu juga



“ JEDAR!!” hantaman peluru Bona , membuat pistol Mandala terpelanting



“ Edi... siapa perempuan ini...” dengan dinginnya , aku menjawab



“ Selamat tinggal Lunaku ..... “



Dan aku langsung berbalik meninggalkannya. Jinny juga hadir malam itu dan aku sempat melihatnya. Cintaku dan Luna , tak kusangka akan berakhir seperti cintaku dan putri. Aku sempat mengira , kalau aku dapat bahagia dan hidup tenang , bersama gadis mungil , gadis cantik yang aku selamatkan di rumah bordir itu. Rupa-rupanya , aku salah. Bukan ciuman itu yang aku tangiskan , namun api asmara masa lalunya , yang membuatku memilih pergi. Aku berkuda meninggalkan Bandung , dan kembali ke bogor bersama Bona.
 
Pelabuhan Ratu




Beberapa hari kemudian , aku mendegar kabar dari jalanan kalau Adipati telah menemukan Selir baru. Aku sudah tahu , akhirnya aku kehilangan Luna. Aku sedih , sakit tapi tidak terlalu menunjukkannya. Aku justru terkesan tidak peduli. Justru Bona yang sangat khawatir dan selalu berusaha menguatkan aku.







Pisah dari Luna , bukan berarti aku harus bermusuhan dengan orang terdekatnya. Aku masih sering berkirim surat dengan Jinny , dan kembali menemui Mia. Yah , walaupun ia agak kaget setelah melihatku kembali. Aku masih berkemah di hutan , walaupun sangat dingin di alam bebas. Petualanganku tetap harus berjalan , dengan atau tanpa Luna. Aku menjadi pemburu bayaran , seperti Bona. Target kami selanjutnya adalah Benny Pitak, pemerkosa , pembunuh bayaran , dan seorang psikopat. Ia dan komplotannya bersembunyi di surga Prostitusi dan judi nomor satu di Kerajaan , Pelabuhan Ratu. Kepalanya dijual, 5 juta rupiah , hidup atau mati.







Aku dan Bona berkuda sebelum mata hari terbit dari rumahku , beberapa kilo dari Bogor. Perjalanan yang ekstrem karena suhu sangat amat dingin di luar sana. Aku masih mengenakan jaket pemberian Luna. Meski kami berpisah aku tidak lantas membencinya. Justru kenanan indah bersama Luna , tetap akan aku simpan. Meski sekarang ia milik orang lain. Kami tiba di pelabuhan Ratu , satu jam sesudah Isya.







Kota itu lebih besar dari yang kuingat. Ada banyak gedung bertingkat , antara 3 sampai 8 lantai , dan ada beberapa resort mahal di tepi pantai. Lampunya begitu terang benderang di malam hari. Dan jika di masa kalian tidak sampai 100 ribu jiwa tinggal di kota ini, di zaman kerajaan , kurang lebih 500 ribu orang menetap di sana , tidak termasuk turis. Kerajaan menjadikan kota ini kota khusus pelacuran dan judi terbesar di kerajaan.







“ kita berkemah di sini? Atau menyewa penginapan di bawah sana?” tanya Bona.







“ menurutmu? Kau tahu aku lebih suka alam bebas. “ sahutku.







“ Bagaimana kalau kita ke bawah sana? “ Dan akhirnya malam itu , kami turun ke pelabuhan Ratu dan berkuda ke hotel four seasons, gedung 12 lantai , yang merupakan hotel dan situs prostitusi termewah di sana.







“ Dari mana kau punya uang? Bukannya sehari di hotel ini bisa sampai 1 juta? “ tanyaku bingung. Xiao lalu mengeluarkan sebuah tas kecil , satu gepok uang 100 ribu dari jaketnya.







“ kau lupa pekerjaanku apa?” Xiao membayar hotel untuk dua malam dan ketika kami ingin naik ke kamar.







“ kau mau ke mana? Kamar itu milikku! Kau sewa kamar sendiri sana!!” bentak Xiao.







“ tunggu! Apa!!!” dan dia naik lift tanpa mengajakku. Ah , sudah kuduga. Seharusnya kami berkemah di hutan saja. Aku tidak mau membayar 1 juta untuk semalam , jadi aku naik ke lantai 12 , di mana situs pelacuran termewah itu berada.







“ selamat datang di lantai 12 , tarif masuknya 30 juta semalam “







“ tunggu! Apa!!!!”







Itu menjijikkan. Pantas saja tidak banyak orang yang naik ke lantai ini. Namun aku mencoba siasat yang sebenarnya mustahil berhasil jika dicoba untuk ke dua kalinya.







“ Nona kenal Bapak yang di depan saya itu? Anu... dia yang bayar ... hahahahaha” dan gadis itu pun ikut tertawa.







“ ah begitu rombongan pak Dewa ya haha , kenapa tidak bilang . Dengan bapak apa? “ lekas saja aku menyebut nama paling umum di kerajaan saat itu.







“ Deden “







“ oh pak Deden , maaf ya pak atas “gangguannya” , silahkan tanda tangan di sini , “ dan aku memalsukan tanda tangan itu. Naasnya , aku tahu hampir setiap Deden di negeri ini , memiliki tanda tangan yang hampir mirip.







“ silahkan masuk Pak Deden , jangan lupa , senjata dan pakaiannya di lepas dahulu. “ dan dengan wajah tanpa dosa, aku masuk tanpa membayar uang sepersen pun. Kebanyakan yang masuk , adalah pria hidung belang yang usianya 40 tahunan ke atas , sehingga aku jadi pengunjung paling muda disana.







“ Pak Deden? Usaha bagus ya pak , tapi Pak Deden yang asli sudah datang .”







“ apa!! Saya Pak Deden yang asli, saya naik dokar dari Bogor dan baru sampai sekarang , dan ini perlakuan kalian pada saya!!!”







“ saya tidak peduli , lagipula di sini tertulis anda masih 19 tahun.”







“ apa!! Aku mengarang itu agar tetap terlihat muda!!! Aku cuma mengarangnya!!! “







“ Opsir , tolong usir Deden gadunga ini “







Dan Deden yang asli justru di usir dari lantai 12.







“ lo tahu itu Deden yang asli kan?” ujar resepsionis yang satu lagi.







“ Iya tapi cowok yang tadi itu... ganteng banget....maaf aku khilaf... kelamaan kerja disini aku jadi khilaf liat cowok kayak itu”







“ alah elo tuh! Ganjen “ dan aku pun nyaris tertawa mendengar bisikan mereka. Segera kulepaskan seluruh pakaianku , melilit tubuhku dengan handuk , lalu memulai petualangan malam itu.







Saat aku baru saja masuk, aku mengetahui kenapa mereka rela membayar 30 juta semalam demi tempat ini. Ada ratusan gadis-gadis cantik , dan kalian bebas memilih sesuka kalian. Mereka semua cantik , mereka semua menggairahkan , tapi entah kenapa aku tidak begitu selera meniduri mereka. Kurang lebih mereka mirip seperti Mia , sehingga menurutku , mereka masih biasa saja.







“ 30 juta untuk mandi di air hangat sambil minum Whisky? Yang benar saja ... “ gerutuku. Semua orang mandi sambil dikeloni satu atau dua gadis-gadis cantik , sedangkan aku mandi sendirian karena bingung mau pilih yang mana. Aku terus meminum Whisky itu sendirian sampai aku melihat seorang terapis yang berhasil menarik perhatianku.







“ wow.... “ tubuhnya langsing , betisnya ramping , pokoknya ia benar-benar sempurna. Dan yang paling penting , ia masih muda dan imut , mungkin baru 20an awal.







“ permisi Nona... mengerti bahasa mandarin?” Wajah gadis itu memerah. Dengan malu-malu ia menjawab







“ Iya ... hehehehe.... “ jawabnya malu.







“ maukah kamu menemaniku minum Whisky?” sambil tertawa malu gadis itu menjawab







“ tentu , kenapa tidak , hehehehe “ lalu ia melepas handuknya sehingga nampaklah tubuh polosnya yang indah. Ia lalu meraih cangkir kosong , lalu kutuangkan Whisky itu ke cangkirnya







“ kamu masih terlalu muda , berapa umur kamu? “ tanyanya penasaran.







“ delapan belas ... “ lalu ia pun tertawa







“ ternyata masi tuaan aku, masi kecil udah belajar nakal ya kamu “ ejeknya. Ia menjulurkan tangannya lalu , memperkenalkan namanya.







“ Wulan”







“ Edi “







Lalu kami pun berjabat tangan











Wulan​







“ hey anak itu... katanya dia ikut rombongan kita? “







“ apa benar??”







Dan karena aksiku hampir ketahuan aku mengajak Wulan untuk melayaniku di kamar secepatnya .







“ cepat sekali? Katanya tadi mau minum-minum dulu? “







“ tidak usah , kita masuk ke kamar saja.







Dan kami segera keluar kolam , menutup tubuh kami dengan handuk , lalu berjalan ke kamar. Tidak lupa , aku memesan 3 lwhisky lagi dan semuanya gratis.







“ satu Whisky ini harganya satu setengah juta lho , kamu pasti kaya sekali. “ goda Wulan







“ tidak juga , temanku yang membayarnya” sahutku. Ia pun menatapku genit.







“ kalau begitu kamu beruntung. Dia lah yang mempertemukan kita “ bisiknya nakal.







“ nah sekarang , ceritakan tentang dirimu”







dan aku mulai menceritakan tentang diriku , sambil minum-minum Whisky di kamar . Tidak banyak yang aku ceritakan karena aku tidak mungkin menceritakan kalau aku eyang-eyang yang kembali menjadi remaja. Aku hanya menceritakan kalau aku pernah bertemu dengan seorang pramuria muda yang imut bernama Luna. Aku ceritakan dari awal kami bertemu , sampai aku melihatnya berciuman dengan mantan pacarnya.







“ begitu... jadi menurutmu , Luna ini masih mencintai mantan pacarnya? “ aku suka gadis ini , ia santai , berparas imut , tapi berhati dewasa.







“ yah begitulah , dan seperti anak kecil , aku cemburu buta dan memilih lari . Mungkin benar aku anak manja “ gerutuku yang ketika itu sudah mabuk







“ tidak juga , siapapun pasti akan sakit melihat kekasihnya bercumbu dengan orang lain. Rasanya sakit , tapi tidak berdarah. Tapi aku pikir , mungkin ... ketika itu , akan lebih baik jika kalian membicarakannya baik-baik. Ah , andai temanmua Bona itu tidak muncul” dan di cerita itu , aku bilang Bona adalah teman baikku sesama pemburu bayaran. Lalu Wulan meneguk secangkir Whisky sampai habis. Dari kata-katanya , raut wajahnya , aku menerka mungkin Wulan pernah mengalami hal yang sama..







“ begitulah , jujur.... kadang aku menyesal , mengapa hari itu , aku memilih berlari. Padahal banyak hal lain yang bisa kulakukan “ lalu aku meneguk habis satu botol Whisky.







“ benar... begitulah hidup ... astaga , kita tambah lagi yuk Whisky nya “ lalu tanpa perintah dariku , Wulan memesan dua botol Whisky lagi.







“ kenapa sih .. kamutu ceritanya malah yang sedih-sedih . Aku kira kamu bakalan cerita tentang tembak-tembakan gitu . Cowok kan biasanya gitu.....” lalu aku tepuk-tepuk gemas pipi Wulan.







“ Hey.... aku tahu... kau tidak suka cerita seperti itu kan? “ godaku.







“ Benar , lagi pula , aku tidak suka kekerasan.... tapi aku suka pria yang gagah dan pemberani... kayak kamu... “







lalu ia mencumbu bibirku. Ia rebahkan tubuhku diatas kasur , kemudian jemarinya mulai meremas batang penisku. Jemarinya mulai naik turun memompa-mompa penisku , sedangkan bibirnya masih terus melumat-lumat bibirku.







Bibirnya lalu turun mengecup leherku. Jemarinya masih mengocok-ngocok kepala penisku. Kupeluk ia dan membiarkan Wulan melanjukan permainannya. Ia hentikan kecupannya lalu menempatkan wajahnya tepat dihadapan penisku.







Ia menjilat buah zakarku lalu mulai mengecup dan menghisapnya. Jemarinya masih terus mengocok-ngocok penisku. Kocokannya semakin kencang dan kecupannya semakin liar. Tak lama , penisku berkedut dan meledak di tangannya. Ia mendiamkan jemarinya sejenak dan membiarkan penisku berkedut memuntahkan air main di jemari manisnya. Lalu lidahnya naik , dan tiba di kepala penisku. Bibirnya lalu mulai mengemut dan menghisap-hisap sisa-sisa air mani yang keluar dari penisku. Kuremas kepalanya dan terpejam menikmati permainannya.







Permainan tidak hanya berhenti sampai di sana , ia lalu duduk tepat di atas wajahku dan membiarkan lidahku menjelajah lubang kemaluannya. Ia mendongakkan kepalanya dan mulai mendesah-desah. Pinggulnya bergoyang di atas wajahku dan lubang kemaluannya mulai basah.







Desahannya semakin menjadi-jadi. Lidahku terus menyentil-nyentil klirotisnya sehingga bibir vaginanya semakin bertambah basah. Kedua pahanya semakin menjepit wajahku. Ia dongakkan kepalanya ke atas lalu memekik panjang ketika mencapai puncak kenikmatannya.







Ia tertawa puas , wajahku kini penuh dengan cairan kepuasannya. Ia jilat dan kecup wajahku , lalu ia kembali turun menghampiri penisku yang kembali berdiri tegak. Lalu ia menjilati pangkal penisku dan kemudian penisnya naik dan naik hingga menyentuh kepala penisku. Lidahnya berputar-putar membasahi kepala penisku lalu ia mulai mengecup dan mengulum penisku







Kulumannya seketika membuat penisku makin menegang dan memerah. Sesekali lidahnya berputar di kepala penisku dan kulumannya semakin kencang. Kuremas-remas rambutnya dan terpejam menikmati kuluman dahsyatnya , lalu tiba-tiba Wulan menghentikan kulumannya dan bersiap untuk permainan yang sebenarnya.







Wulan lalu naik ke atasku , lalu ia pegang penisku dengan jemari lentiknya. Ia tuntun penisku menuju lubang kemaluannya lalu perlahan ia tusukkan ke dalam lubang vaginanya. Aku tak sengaja mendesah karena lubang itu masih sangat sempit. Penisku menghujam makin dalam dan ia pun ikut mendesah. Ketika penisku tenggelam sempurna, kuraih pinggangnya lalu kugenjot-genjot kemaluannya dengan kecepatan penuh.







“ ahhh ahh ahhh ahh “ ia mendesah keras. Wajahnya memerah dan matanya ikut terpejam. Ia letakkan kedua tangannya di perutku dan ikut menggoyangkan pinggulnya.







Suara tepukan kemaluan kami terdengar keras. Ia dekatkan wajahnya lalu mengkalungkan kedua tangannya di leherku. Dan kami pun bercumbu liar. Penisku terus menghujam-hujam dengan kecepatan penuh dan ia masih mengerang sambil mencumbu liar bibirku.







Kubalikkan tubuhnya sehingga ia kini aku menindih tubuh indahnya. Ia meremas kasur kuat-kuat dan membiarkan penisku terus menghujam vaginanya. Tak lama ia mengerang keras dan akhirnya ia mencapai puncak kenikmatan yang kedua.







“ ampun... sayang... stop aku gak kuat... “ aku lalu menghentikan hujamanku dan mencabut penisku dari kemaluannya. Lalu aku dekati wajahnya dan ia kumasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ia mulai memompa-mompa penisku dan aku pun ikut menghujam-hujam bibir manisnya. Ketika penisku mulai berkedut hebat, kucabut penisku lalu air maniku pun memuncrat tepat di hadapan wajahnya.



Wulan membiarkan wajahnya penuh dengan air maniku. Ia buka mulutnya , lalu mengulum dan menelan sisa-sisa air maniku, sampai mengempis di dalam mulutnya. Kami pun berpelukan , lalu mengulangi adegan ranjang itu hingga kami tertidur.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd