Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .


°°°°°


Tubuh Joko terjun bebas ke bawah dengan deras.

Hebatnya Joko masih tetap membuka matanya seakan tak takut maut akan menjemputnya sebentar lagi di dalam kawah magma yang membakar.

Hanya sekian detik lagi dari air yang mendidih barulah dia memejamkan matanya.

Tapi terjadi keanehan yang di luar jangkauan akal sehat.

Tepat sekejap tubuhnya akan menyentuh lautan magma…muncul suara asing berkata-kata entah darimana datangnya yang terdengar begitu agung sekaligus sangat misterius !!!!!!

........
"...Ini Bukanlah Akhir...Karena Tidak Ada Akhir..."
.......
"...Kematian...Kehidupan...Penghancuran...Penciptaan..."
.......
"...Semuanya Saling Terikat Satu Sama Lain..."

........


Lalu segalanya terasa dingin dan ringan.

……!!!!?????

Joko merasakan dirinya seakan masuk ke dalam air yang sejuk dan menyegarkan bukan di dalam air panas magma yang melelehkan. Sungguh mengherankan….!!!

Lalu fenomena aneh lagi…meski terasa di dalam air ia tak merasa basah.

Tak lama kemudian tubuhnya serasa diangkat oleh suatu kekuatan tak kasat mata.

Joko yang sangat terkejut antara sadar dan tidak hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi seraya perlahan membuka kedua matanya selang beberapa waktu berlalu

Mata anak muda ini membelalak dengan tatapan heran tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ia kini seakan berada di awang-awang lautan angkasa luar tak bertepi dengan awan kosmik, nebula dan berjuta bintang gemintang serta planet-planet terhampar di segala penjuru mengelilinginya.


Joko Sembrani di Alam Kosmik

Ada sekian menit anak muda ini hanya bisa terpaku menyadari keadaan dirinya saat ini.

Ia melongok ke bawah dan lagi-lagi matanya menatap hampa tak mengerti apa yang telah terjadi.

Betapa dia kini seakan berdiri melayang di ruang angkasa tanpa batas dengan Planet Bumi tempatnya tinggal selama ini terlihat tengah berotasi perlahan tepat di bawah telapak kakinya.

Mata anak muda ini sontak menatap jauh ke sisi kanan di mana matahari bersinar nampak begitu jelas dan begitu besar di pelupuk matanya.

Sungguh pemandangan yang sangat mengejutkan dan amat tak masuk akal.

Joko yang mencoba sadar hanya terkaget manakala ia mencoba menepuk pipinya sendiri.

Pukkkk….!

“Ahh…sakiit…?!!

Jadi…jadi ini bukanlah mimpi…?!! Lalu di manakah dia berada saat ini…? Bukankah baru saja dia terjun ke dalam kawah Gunung Simongan yang menggelegak. Seharusnya dia sudah mati tertelan magma panas yang luar biasa itu…!!

Joko berusaha menggerakkan tangan dan kakinya. Yah, dia mampu melakukannya tapi karena tak memiliki pijakan alias hanya di awang-awang saja maka dia tak mampu bergerak lebih dari itu.

Dia tetap melayang di tempatnya kini sambil celingak-celinguk mencoba memahami apa yang sesungguhnya terjadi kepada dirinya.

Sesaat anak muda ini masih berkutat dengan kebingungannya tiba-tiba muncul cahaya terang tepat di atasnya.

Cahaya itu seakan muncul dari kerlip berjuta bintang di hadapannya hingga ia pun silau akan sinarnya.

Joko yang masih tak paham akhirnya dikejutkan suara yang terdengar begitu berwibawa.

Bukan suara laki-laki ataupun wanita.

Ah, sulit menjelaskannya.

L
Yang pasti ia belum pernah mendengar suara se-anggun dan se-kharismatik ini sebelumnya. Suara yang menggema bagaikan merasuk ke dalam kalbu dan menggetarkan sukma.

Om Shanti Shanti Om….”

Joko menoleh ke sana kemari tapi tak jelas di mana sosoknya pemilik suara itu.

Yang ada hanyalah kehampaan ruang angkasa nan luas bagai tak bertepi.

Dicobanya lagi melihat cahaya di atasnya tapi ia tak sanggup menatapnya saking silaunya.

Suara itu terus menggema bak menyebar ke seantero jagat begitu menggetar tapi sekaligus menentramkan.

Aku di sini anakku…lihatlah di atasmu..”

Kembali suara itu terdengar seakan memanggilnya.

Joko menoleh kembali ke arah atas di mana cahaya menyilaukan itu berada dan kini sinarnya seolah meredup.



Bersamaan redupnya cahaya ajaib itu sekonyong-konyong munculah satu sosok menyerupai manusia turun melayang perlahan tepat di depan Joko

Sosok itu….sosok itu…Aaahhh….!!!

Joko tak bisa mengetahui persisnya apakah dia seorang manusia ataukah bukan.

Karena…karena sosok yang melayang dihadapannya ini memiliki tangan berjumlah 4 buah alias dua pasang…!!

Tubuhnya memancarkan cahaya cemerlang yang anggun dengan sorot mata yang teduh menenangkan.

Ia duduk di atas singgasana berbentuk bunga lotus / teratai sedang mekar dengan pose setengah kaki terjuntai ke bawah dan kaki lainnya bersila.

Wajah menyerupai manusia itu belum terlampau jelas kelihatan tertutup cahaya keemasan. Tapi nampak senyumnya terlihat memperlihatkan sinar keramahan dan kasih sayang.

Sebentar sosok itu telah berada cukup dekat dengan Joko mengambang sedikit di atas.

"Kau siapa….?”
".......
“...apakah kau Tuhan ? Apa kau seorang Malaikat…?” tanya Joko mengalir begitu saja dari bibirnya.

Sosok itu diam hanya tersenyum tipis ketika ditanya Joko.

Aku bukanlah yang kau sebut tadi…”
"......
“...semua itu hanyalah sebutan nama dari manusia kepada entitas yang diyakininya memiliki kuasa atas dirinya…”
“.......
"Aku datang dari Gunung Kailash di Himalaya…”

“Manusia menyebutku dengan banyak nama. Tapi aku lebih dikenali dengan panggilan…Shiwa…"
“......
"Mendekatlah anakku….jangan kau takut…,"


Joko yang semula hanya mampu menggerakkan kedua tangan dan kaki saja mendadak bisa berjalan mendekat.

Langkah kakinya seakan menapak lantai. Berpijak pada pekatnya ruang hampa angkasa luar yang menakjubkan.

Sekali lagi ia melihat dengan seksama bahwa dirinya masih mengambang di atas angkasa raya dengan pemandangan ruang kosmis begitu spektakuler terhampar jelas.



Bintang, planet bahkan galaksi berpadu dengan kabut gas raksasa bernama Nebula mengisi ruang kosong nan gelap bagai tanpa batas.

Setelah mendekat dan makin dekat. Terkejutlah pemuda ini. Dalam posisinya sekarang makin jelas terlihatlah sosok pria ini ternyata begitu luar biasa.



Bertangan empat dimana masing-masing membawa ; Trisula, Camara (Kabut lalat), Tasbih/Aksamala dan Kendi.

Di dahinya terlihat tiga garis putih atau Tripundra lambang kebijaksanaan spritual dalam posisi horizontal dimana terdapat sebuah kelopak mata lagi tengah terpejam.

What's….!!!!!!!!

Benar, Joko tak salah melihat.

Pria ajaib ini memiliki tiga mata di wajahnya alias Trinetra.



Rambutnya panjang dan gimbal bergelung dengan hiasan kepala berbentuk Ardha Chandra / Bulan Sabit.

Berikat pinggang dari kulit harimau dengan hiasan leher berupa ular kobra.

Tubuhnya memancarkan sinar pelangi yang menggetarkan.

Sungguh Joko sangat takjub dibuatnya.

Keduanya masih terdiam dalam hening.

Kenapa kau sampai di sini….?” tanya pria bercahaya dan ajaib itu kalem penuh wibawa.

Joko menceritakan semuanya…

"Karma dan ujian memang harus dijalani baik suka ataupun tidak. Hanya buah kesabaran dan keikhlasan yang bisa merubah karma buruk menjadi baik dan mengubah takdir seseorang dengan membawanya bereinkarnasi secara sempurna menuju kebahagiaan yang hakiki…"ucapnya setelah Joko bercerita.

Kau tahu siapa dirimu....?” kembali bertanya sosok bernama Shiwa itu.

“Saya…Joko Sembrani dari Desa Sawojajar…”

Dia tesenyum kecil lalu satu tangannya yang membawa tasbih menyapu di muka Joko.

“Aaakhhh…”

Pelan namun pasti Joko merasa tubuhnya menghangat lalu seiring pekiknya perlahan dari dalam tubuhnya keluar sosok lain berjalan keluar dan kini tepat berada di depannya.

Sosok itu lalu berbalik dan kini nampak jelas keduanya saling berhadapan.

Joko memandang mulai dari kaki terus naik ke kepala.

Joko pun terpaku menyadari bahwa wajah dan tubuh pemuda ini bak cermin dirinya.

Hanya bedanya tubuh kekar pria ini setengah terbuka berhiaskan manik-manik indah dan etnik bak kesatria jaman kerajaan dahulu.


Raden Soma


“Kauuu.…? Tanya Joko seperti tengah mengingat sesuatu.

Pemuda itu diam sesaat lalu menjura sambil tersenyum.

“Aku adalah engkau, Joko Sembrani. Namaku Raden Soma…”jawab pria tampan dihadapannya yang ternyata adalah Raden Soma.

“Raden Soma…!” Kata Joko tak percaya.

Dia seperti pernah bertemu sebelumnya dengan sosok bernama Raden Soma ini.

“Betul…akulah Raden Soma…”
"........
“....kita sudah beberapa kali bertemu meski dalam situasi kurang baik…bukan begitu, Joko Sembrani…”kata Raden Soma kembali tersenyum.

Kau berhasil Raden…kau telah menyelesaikan karmamu….”ucap pria di atas bunga lotus kembali bersuara dengan suaranya yang khas bak berpaduan pria dan wanita. Terdengar penuh kharisma sekaligus begitu agung.

Raden Soma memutar tubuh lalu bersimpuh seraya menjura di hadapan Shiwa.

“Terima kasih Batara Agung…kalu begitu bolehkah aku berkumpul kembali bersama keluargaku…?

Shiwa tersenyum lalu menyilahkan Raden Soma ke sisinya.

Tiba-tiba sebuah gerbang gaib berukuran raksasa tiba-tiba muncul di hadapan Raden Soma dan Joko disusul pintu gerbang itu terbuka perlahan.

Kemilau cahaya teduh muncul disusul penampakan sebuah alam lain nampak jelas dibaliknya.

Hamparan sabana dan padang rumput nan asri dengan pepohonan serta bunga-bunga indah terlihat jelas.

Tak lama dari kejauhan terlihat kedua orang tua Raden Soma yakni Maharaja Ning Swara dan permaisuri Dewi Anjali memanggil Raden Soma dengan penuh suka cita.

Bersama mereka terlihat kedua kakak perempuannya terlihat begitu cantik sehat dan sempurna tanpa cacat penuh sukacita.


Maharaja Ning Swara & Permaisuri Dewi Anjali


Raden Soma berbalik lalu menepuk bahu Joko

“Terima kasih atas segala pengorbananmu....”
"........
“....sudah lama kuimpikan saat-saat seperti ini…kuharap kau pun akan bahagia, Joko Sembrani…”ucap Raden Soma tersenyum lalu melangkah masuk ke dalam gerbang dan disambut ayah ibunya.

Gerbang ajaib itu pun lenyap tanpa bekas.

Joko yang makin penasaran segera mengarah ke hadapan Shiwa yang begitu tenang penuh kasih.

"Aku tak peduli siapa kau sebenarnya….”
"........
“Tapi jika kau bisa melakukan segalanya…aku…aku ada permintaan kepadamu…"

"Katakanlah Anakku…"

"Aku telah mencelakakan orang-orang yang kukasihi…mereka…mereka meninggal karena menolongku dan juga karena ulahku…bisakah kau menghidupkan mereka kembali….?”

Setelah mendengarnya Shiwa lantas tersenyum.

"Tentu saja, Joko…aku Shiwa Mahadewa Sang Mahakala, sang penguasa waktu…masa lalu..masa kini dan masa depan..”

“...akulah yang mengatur perputaran kosmis di alam semesta termasuk mengatur penciptaan dan kehancuran..."
“Aku jualah pemilik segala wahyu dan anugerah...sumber dari segala ilmu…”

“...Tak ada yang tak mungkin bagiku…
"ucap beliau dengan senyumnya begitu menenangkan

Shiwa memejamkan mata sejenak sebelum Trisula di tangannya bergerak.

"Semua orang yang kau maksud sudah hidup kembali…”

"Aku ingin bukti…”tanya Joko.seolah tak percaya.

Dibukalah cermin ajaib di hadapan Joko dan terlihat Aini, bibinya serta Pakde Toyo telah hidup kembali tengah dikerumuni oleh Budhe Ginah, Pak Harsoyo dan aparat keamanan yang bertugas.

Mata Joko sontak berkaca-kaca.

Ia tak mampu berkata-kata melainkan sebuah desahan lirih di bibirnya yang gemetar saking terharunya.

"Bibi…bibi…oohhh bibi…”tangis haru Joko menyeruak.

Apalagi permintaanmu, anakku Joko Sembrani…? Tanya sosok pria bertangan empat itu kemudian.

"Aku…aku sangat menyayangi bibi…dan aku ingin mendambakan kekasih seperti dirinya….ehmmm tidaaakkk…aku ingin…aku ingin bibi Ai menjadi istriku…bisakah…???"

Sang Mahadewa tersenyum kembali.

Tentu saja…tapi itu berarti bibimu harus kumatikan kembali. Baru kau akan bertemu perempuan yang seperti dia…"

Joko terpaku…

Lama terdiam Joko pun menyahuti sambil menggelengkan kepala berulang kali seraya mengangkat tangannya.

“…Tidak perlu Shiwa…!”
…...
“...biarkan semua seperti sekarang…Bibi Ai harus bahagia…buatlah dia bahagia dengan pria yang mencintainya dan sebaliknya bibi pun mencintainya…bisakah kau buat bibi hidup bahagia nantinya…”

Kebahagiaan itu bukan aku yang membuatnya anakkku melainkan harus diusahakan oleh manusia itu sendiri. Aku hanya membantu….”kata Shiwa mengangguk sambil tersenyum.

“Satu lag Shiwa…”ucap Joko.

“Aku telah berbuat nista kepada banyak perempuan…termasuk Mbak Utari dan tanpa sengaja telah menyebabkan dua orang terbunuh karena itu…aku khawatir…hemmm…”

"Jangan risau Anakku…semua kembali ke muasal. Tapi Fadholi dan Utari tidak bisa hidup kembali karena bagian dari lingkaran karmanya sendiri. Samsara yang harus mereka jalani..”

Joko yang mendengarnya merasa lega bukan main meski Utari tak bisa hidup kembali.

Ia hendak meminta lagi namun Sang Mahadewa hanya menggeleng.

Sudah cukup anakku….semuanya sudah kau minta…sekarang kau harus kembali…”
.....
“Temuilah mereka…sayangilah mereka yang kau cintai….jagalah mereka dengan setulus hatimu semurni cintamu…”

......
Jalani hidupmu yang baru nanti dengan penuh suka cita…”
.......
“Jadikan budi pekerti nan luhur sebagai penuntun hidupmu niscaya semesta alam raya dan seisinya akan membantumu mewujudkan semua keinginanmu…."
ucap Hyang Shiwa.

Joko terdiam lalu menjura kepada Shiwa Sang Mahadewa.

"Aku masih merasa ragu. Apakah dengan itu semua…maksud saya…dengan budi nan luhur yang kau katakan akan membawaku menuju apa yang ku impikan…??"
"....termasuk…termasuk mendapatkan istri sebaik dan secantik seperti Bibi Aini…?”tanya Joko penuh harap.

Mahadewa diam sambil memandang Joko penuh kasih.

"Kau bisa memegang kata-kataku, Joko Sembrani…."ucap Beliau.

Mendengarnya perasaan Joko sontak serasa begitu bahagia. Raut mukanya begitu sumringah.

"Satu lagi Joko…sebelum kau kukembalikan akan kucabut benda di dalam tubuhmu…benda yang bukan menjadi hakmu…benda yang membawa petaka bagi umat manusia…."kata Mahadewa.

Tangannya yang membawa Kendi mengarah ke muka dan tiba-tiba dua cahaya masing biru dan merah seakan tersedot keluar dari dalam tubuh Joko lalu jatuh tepat di hadapannya.

Sebentar kemudian menjelma menjadi dua orang gadis jelita berpakaian indah nan gemerlap dengan sepasang mahkota cantik di kepalanya. (Lihat episode 1 : Kelahiran Sang Joko https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani-dari-sawojajar.1441724/



"..Dewi Cipta Hening dan Dewi Cipta Resmi, kembalilah kalian kepada junjunganmu, Dewi Lakshmi…"ucap Hyang Shiwa sambil tersenyum lembut. Ke-empat tangannya yang membawa pusaka bergerak lembut.

"...kami turut…kami patuhi…"ucap kedua wanita jelita itu sambil menjura hormat lalu melesat berupa cahaya lalu menghilang ke sisi langit timur.

Seiring keluarnya kedua cahaya gaib tadi Joko merasa tubuhnya sempat lemas dan terasa lunglai.

"Tadi adalah esensi pusaka Kristal Cakrakembang yang telah kuambil dari tubuhmu. Kau akan kembali normal seperti yang lain, anakku…"kata Shiwa lalu memandang Joko dengan tatapan teguh.

"Dengan pengorbananmu, bibimu dan tercabutnya pusaka Lakshmi dari tubuhmu...sekarang akan ku bersihkan dirimu, lahir batinmu dari segala pengaruh jahat dan turunlah ke dunia

“....jadilah pria sejati yang membawa dharma dan kebajikan bagi alam semesta…

“....Memayu Hayuning pribadi…memayu Hayuning sasomo…memayu Hayuning kaluwarga…memayu Hayuning Buana…

“....Om Shanti Shanti Shanti Om…Rahayu Mulyaning Jagat Pramudita…

Keempat tangan Siwa Mahadewa bergerak dengan gerakan ritmik bersamaan muncul bola-bola cahaya aneka rupa berpendar warna-warni begitu menggetarkan berputar di atas Mahadewa.

Bola cahaya yang melambangkan aspek-aspek kedewataan di bawah kendali Siwa Mahadewa.








Waktu, kehidupan, kematian, kebijakan spiritual, pencerahan diri, realitas, harmoni keseimbangan alam semesta dll.

Suaranya menggema begitu dahsyat tak terbayangkan ke seantero jagat semesta bersamaan keempat buah tangannya bergerak membentuk sebuah pola.

Sontak langit seakan terbelah…bumi berguncang…

Suara gaung yang terdengar begitu mistis meresap serta menggetarkan relung jiwa keberadaan segala makhluk di bumi.

Manusia, flora dan fauna begitu jauh hingga ribuan mil.

Burung -burung sontak menghentikan kepak sayapnya seraya mendongak. Pun dengan hewan-hewan lainnya. Kucing, anjing, kuda…dsb turut bersamaan menatap dengan tenang ke atas langit bersamaan.

Suara gaung yang membuat suasana alam raya sekejap terasa begitu hening menghanyutkan itu seperti mengucapkan kalimat yang sama…om Shanti Shanti Shanti Om….Rahayu…Rahayu…Rahayu…

(arti : Semoga selamat dan semoga damai di hati, damai di bumi, damai selalu".....selamat ..selamat…selamat….)



Sementara jauh di angkasa raya para astronot yang mengamati bumi dari stasiun ruang angkasa terkejut bukan main.

Mereka melihat jelas awan putih yang menutupi sebagian permukaan bumi seluas sebuah benua membentuk sosok mirip manusia bertangan empat tengah duduk bersila.

Sementara seiring suara itu mengalun dada Joko bergemuruh keras…tubuhnya merinding dan seiring kalimat terakhir Joko merasa dihempaskan begitu kuat jauh ke bawah sana.

Melesat jatuh masuk ke dalam atmosfer Planet Bumi yang berada di bawah telapak Joko hingga Joko pun kontan berteriak keras tapi anehnya tak keluar suara apapun dari mulutnya.

Sampai kemudian….

Tap….!!!

Kakinya tiba-tiba telah menjejak bumi dengan lembutnya.


Joko Menjejak Bumi


Joko cepat melihat sekelilingnya.

Cuaca terang dengan matahari cerah menyinari tempatnya berdiri. Angin sejuk berhembus sepoi-sepoi mengipasi tubuhnya yang tegap hingga rambut indahnya yang sedikit gondrong terurai dengan lembutnya.

Joko terus menatap area sekitarnya dengan sorot penuh keheranan.


Gunung Simongan


Yah, ia ternyata persis berada di tempatnya semula di tepian kawah Gunung Simongan.

Namun terjadi kembali fenomena yang sangat mengejutkan Joko.

Kawah Simongan yang semula bergolak sangat mengerikan dengan segala kekacauan yang ditimbulkannya mendadak sunyi.

Tak ada asap…tak ada getaran mencurigakan apalagi magma yang menakutkan itu.

Situasi begitu hening…senyap…nyaman dan begitu damai.

Betul-betul membuat Joko tak habis pikir.

Joko sontak melihat ke atas langit. Awan berarak seperti biasanya dengan burung-burung terbang beriringan di atas sana seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu kepada gunung ini.

Bibi…!!”
Pekik Joko yang baru teringat akan bibinya segera berjalan cepat menuruni Puncak Simongan yang kini nampak begitu tenang dan permai.

Dalam perjalanan pulang menuruni lereng gunung mata Joko berkaca-kaca penuh haru.

Sungguh ia tak bisa membayangkan apa yang akan ia lakukan ketika bertemu dengan sang bibi tercintanya.

Bibi Ai, Joko akan menjagamu dan menyayangimu sampai matiku…meski tak mungkin Joko memilikimu sebagai sepasang kekasih…”
"......

Bibi tetaplah wanita terbaik untukku…biarlah semua kujalani dengan kelapangan dan keikhlasan jiwa seperti ucapan Shiwa…”kata Joko lirih menahan rasa sesak di dadanya dengan mata sembab.

Namun di sepanjang jalan menuruni lereng lagi-lagi Joko dibuat heran dengan apa yang dilihat dan dirasakannya.

Warga masyarakat petani terutama yang berada di lereng kaki Gunung Simongan terlihat tenang dan nampak beraktivitas normal seperti biasa.

Bertani berkebun dan memelihara ternak.

Joko masih merasa heran dan semakin bingung setelahnya ia sampai di tempat yang dituju.

Sesampainya di penginapan Banyu Mili Joko terhenyak mendapati semuanya tak seperti sewaktu ia tinggalkan

Lagi-lagi semuanya dalam kondisi tenang aman terkendali.

Hanya sebuah foto besar seorang pria yang begitu ia kenal di depan pintu penginapan nan mewah itu begitu menarik perhatiannya.

Bersamanya nampak sejumlah untaian karangan bunga ucapan dukacita.

Tertulis di situ….



Joko melotot tak percaya dengan apa yang bacanya.

“Pak Fadholi meninggal dunia seminggu yang lalu , Mas...karena musibah kecelakaan pesawat terbang .”ucap seorang pegawai

“Oohhh….”ucap Joko terbengong masih dengan keheranan.

Bukankah Fadholi tewas tersambar petir. Kenapa jadi begini…???

“Ya Mas, padahal rencananya beliau akan menikah minggu depan dengan Mbak Aini, si bunga desa yang cantik jelita itu..."
"...eman tenannn..."
"...kasihan beliau….aaakhh dasar nasib....”kata sang pegawai sambil membersihkan lantai penginapan.

Joko terpaku sebelum ia memekik kecil.

Bibi…Bibiii Aiiinii…!!!

Joko seketika berlari keluar dari penginapan.

Yah, betapa kaget hatinya bercampur rasa bahagia yang tak menentu mendapati kenyataan bahwa Fadholi meninggal dunia sebelum melangsungkan pernikahan.

Ini berarti…ini berarti bibinya tercinta, Aini tiddakk…tidak jadi menikah !!!!!????

Mendapati kenyataan ini perasaan Joko seketika berkecamuk tak karuan membuncah dalam dada.

Aakhhhhh…Bibiiiii…."batin anak muda ini dengan mata berkaca-kaca.

Tak ayal bulir air matanya jatuh berderai membasahi pipinya yang langsung lenyap tersapu angin seiring motornya melaju kencang menuju desanya tercinta, Sawojajar.

Beberapa saat kemudian sesampainya di Desa Sawojajar..

Joko dibuat bingung manakala Pakde Toyo dan Budhe Ginah muncul dihadapannya sambil memberikannya rantang nasi yang biasanya diberikan Aini untuk makan siang pakde.

“Kooo…kebetulan kamu lewat….”
“...budhe mau ngembalikan rantang nasi seperti biasa ke bibi kamu…”
“...sama tolong kasih tahu ke Aini…sayur lodehnya…kurang gulaaa…hehehehe…”kata Budhe Ginah sembari melirik ke arah Pakde Toyo.

Pakde Toyo hanya mesem saja balas memandang adik angkatnya ini.

Dipandangnya Joko penuh haru lalu pakde memeluk Joko.

“Pakde sangat bangga dirimu akan menjadi bintang film terkenal , Ngger…”
“Tidak sia-sia…orang tuamu menggemblengmu sedari kecil…”
“....
“Sampaikan salam pakde dan budhemu untuk ayahmu dan ibumu ya…”kata pakde lalu berlalu bersama budhe menaiki motor tuanya.

Apaaa !!!!…ayah…ibu…??!!!!

Lagi-lagi Joko terhenyak dengan raut muka bingung.

Perasaan Joko makin tak karuan.

Apa yang sebenarnya telah terjadi….??!!!

Sesampainya di halaman rumah Joko tak lantas masuk tapi justru berdiri di depan pintu halaman rumahnya yang luas dan asri.

Tak berubah sama sekali.

Dilihatnya sebuah motor ninja warna hijau terparkir rapi di beranda rumah.



Yah, Joko ingat sekali.

Motor itu adalah Kawasaki Ninja 250R hadiah kenaikan kelasnya yang diberikan oleh Bu Ratna Antika.

Joko perlahan melangkah masuk dengan dada berdebar-debar.

Sampai akhirnya matanya membentur foto besar di lemari ruang tamu.

Terlihat jelas foto dirinya tengah berdiri bersama sang bibi mengapit dua orang pria wanita paruh baya berpakaian batik dimana mereka nampak melempar senyuman.

Joko meraba foto itu dengan tangan gemetar.

Sorotnya perlahan melihat beberapa foto yang lain.

Laki-laki dan perempuan paruh baya yang ada di foto itu terlihat bersamanya saat menerima penghargaan sebagai Siswa Teladan di SMA Negeri 1 Loh jinawi.

Joko terdiam lama dengan sorot nanar.

Tertulis di situ…Bapak Waskito dan Ibu Sumini.

Sejauh ini ia telah mendapati kenyataan yang sama sekali berbeda dengan apa yang ia tahu dan ia alami.

Aneh sekali….!!!!!!?

Keanehan itu akhirnya mencapai klimaksnya ketika suara wanita yang begitu lembut merdu mendayu hinggap di telinganya bersama sentuhan tangan nan halus mulus di lengan kekarnya.

Suara perempuan yang amat dikenalinya dan begitu melekat di benaknya.

Wanita yang sangat ia kasihi dan ia cintai.

“Ayah dan ibumu masih menghadiri pernikahan putra pertama Bu Camat, Ko…”
".......
“...paling sebentar lagi kembali…”

Joko perlahan menoleh dan alangkah terkejutnya dia melihat sosok yang baru saja berkata-kata.

Mata biru Joko melotot dengan bibir menganga begitu tahu siapa yang barusan berbicara.



Seraut wajah ayu jelita nan putih mulus tanpa cela menatapnya lembut sambil meraba paras gantengnya.

“Jangan lupa ya, ponakan ganteng bibi ini besok lusa harus balik ke Jakarta buat syuting film…”
"......
“....sampaikan salam bibi buat Bu Lisa…..yaaa…muaacchhh…”ucap wanita muda jelita itu sembari mengecup lembut pipi macho sang pemuda tampan ini.

Senyuman manisnya begitu indah bersamaan dirinya menerima rantang nasi yang tadi dibawa Joko.

“Aahhhh…pakde itu memang aneh-aneh saja mintanya…,”
".......
“Kemaren dibilang terlalu manis…. kemarennya lagi malah keasinan…hu..uuh…sudahlah…”ucapnya setengah merengut lalu balik kembali ke dapur.

Tubuhnya yang sintal berpinggang ramping berikut kemolekan bongkah pantatnya nan indah dan kencang bergetar seksi seiring langkah mungilnya meninggalkan sang pemuda dalam keterpanaan.

Bibi Aini….??!!!!!!”

Joko tak mampu berkata-kata mendapati kenyataan yang terhampar jelas di pelupuk matanya.

Pasti ini bukan mimpi…

Joko menepuk dan mencubit lengannya sendiri bahkan membenturkan kepalanya ringan beberapa kali ke dinding rumah.

“Aauuuwww…ssakiitttt…!”erang Joko sembari meringis.

Tapi kalo ini bukan mimpi terus apaa…!!!!!

Joko yang tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi terburu-buru kembali ke luar pekarangan rumahnya.

Ditatapnya langit cerah di atasnya seakan hendak bertanya kepada Dia…yah Dia.

Siapa lagi kalau bukan…Shiwa Mahadewa.

Joko hendak bertanya dengan berteriak keras sembari menatap langit sebelum sudut matanya melihat penampakan yang begitu menarik perhatiannya.

Dia pun melangkahkan kaki ke sudut semak belukar yang cukup jauh.

Joko melangkah pelan sendirian ke ujung dan segera saja tercium bau harum yang memikat indera penciumannya.

Anehnya bau ini sama sekali tak asing di hidungnya.

Tak lama nampaklah sebuah penampakan bunga yang begitu indah. Begitu luar biasa mencolok dan sangat menarik perhatiannya..



Sesampainya di sana Joko terhenyak berusaha mengingat bahwa rasa-rasanya ia pernah melihat bunga ini jauh sebelumnya.

“Bunga ini…bungaaa ini…??”
...........
“...bunga ini sama persis dengan yang kulihat waktu itu bersama Bibi sewaktu ziarah di makam ayah dan Ibu…”katanya lirih dengan tatapan nanar saking terpesonanya. (Lihat Episode 7 : Benih Cinta dan Bunga Ajaib https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani-dari-sawojajar.1441724/page-49#post-1907183646)

Joko menatap takjub akan bunga indah yang terasa ajaib itu.

Kelopaknya mengeluarkan cahaya pelangi 🌈 yang sangat misterius sekaligus menggetarkan. Sementara serbuk sarinya nampak melayang-layang di atas kelopaknya tak terpengaruh gravitasi. Jua tak hanyut terbawa angin.

Sungguh menakjubkan….!!!

Spontan Joko mengulurkan tangannya dan sesaat jarinya yang terlihat gemetar menyentuh pucuk kembang sarinya yang berwarna keemasan mengeluarkan cahaya begitu menawan itu.

Slapppp…

“....Aaaakkhhh…!!”

Joko memekik kecil seperti tersetrum dan semuanya berputar cepat.

Joko merasa pening luar biasa lalu mengeluh pendek sebelum akhirnya ambruk ke Bumi.

Apakah yang sebenarnya terjadi…!!?????

Apa kiranya Joko belum lepas dari pusaran karmanya dan kembali bernasib naas…?!!


……….

Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani-dari-sawojajar.1441724/page-170#post-1909297074
.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd