Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
CHAPTER 11
Pelarian


"ah iya pak ..." jawab Tono terkejut melihat pak Anta di depan pintu

"ayo ayo masuk mari" kata pak Anta mengajak Tono dan teman temannya masuk

"ah tidak pak, ka kami mau ke luar pak, kebetulan mau mengerjakan tugas" jawab Tono gugup

"yah kenapa tidak mengerjakan di sini saja toh" jawab pak Anta

" a.. y .. ya kami mau ke kosan teman saya dulu pak hahaha" Tono bingung memikirkan alasan yang pas

"sudah ayo duduk sebentar minum teh abis itu pergi" pak Anta mendorong Tono untuk masuk ke dalam


Tono, Andri, dan Dewi mau tidak mau masuk ke dalam mengikuti ajakan pak Anta. Mereka pun segera duduk di atas sofa ruang tamu.


"jadi ini teman temannya Tono di sini yah ?" tanya pak Anta sambil melipat kakinya

"ah iya pak, sa sa ya Andri pak, yang ini Dewi" jawan Andri pelan pelan

"i iya pak.. saya Dewi pak" Dewi menimpal

"pada tinggal dimana nih ? di sini masih ada kamar kosong loh ! hahaha!" kata pak Anta sambil tertawa terbahak bahak

"ka.. kami di dekat kampus pak tinggalnya" jawab Andri sambil melirik ke arah Tono

"oalahh, kan di sini dekat kampus juga, manatau nanti mau ke sini biar bisa kumpul kan haha" kata pak Anta

"ii ya pak hehe" jawab Andri gugup

"tenang disini pria, wanita, kucing, anjing, makhluk halus juga bisa nginep kok, dijamin aman, hahahaha!!" pak Anta kembali tertawa

"he.. he .. he.." Tono Anri dan Dewi mencoba untuk tertawa dengan candaan pak Anta

"ohhh iya iyaa, .. maaa.. maaaa.. tolong buatkan minuman untuk Tono dan teman temannya nih" seru pak Anta berteriak ke arah belakang namun tidak ada jawaban.

"mana nih ya si ibu ?? ... sebentar saya ke belakang nyari si ibu yah" kata pak Anta


Pak anta pun berdiri dan berjalan ke arah belakang untuk mencari bu Tati. Mata Tono Dewi dan Andri langsung saling bertatapan. Mereka setuju untuk segera pergi dari tempat itu. Mereka segera berlari ke arah pintu mencoba untuk membuka pintu tersebut.


krak.. krakk ..


"pintunya gak bisa di buka" kata Tono sambil menekan gagan pintu, mencoba untuk membukanya berulang ulang namun tidak terbuka.

"yang bener dong Ton .... " kata Dewi dengan nada cemas

"Ayo cepet Ton !!, mana sini coba gw buka" Andri berjalan ke depan mendorong Tono ke pinggir untuk mencoba membuka pintu tersebut

"gak bisa kan ?" jawab Tono

"duh gimana ini ya, gimana ini ..." kata Dewi dengan mata berkaca kaca

"mampus kita nih Ton, di kunci pintunya" Andri berdiri di depan pintu mematung

"tenang tenang, kita harus tenang" kata Tono sambil menarik nafas

"gimana bisa tenang kaya gini" jawab Dewi sambil meneteskan air mata

" gimana kalau kita ke belakang, manatau ada pintu di belakang" kata Tono sambil menarik Dewi dan Andri

Mereka pun berjalan masuk ke dalam untuk mencari pintu di belakang. Tono bergerak dengan cepat sambil menarik tangan Dewi yang nampak ketakutan sementara Andri mengikuti mereka dari belakang.

..

"MAU KEMANA ?" tiba tiba suara pak Anta muncul dari belakang mereka ketika berjalan keluar dari ruang tamu menuju ke belakang

"a. .a .. mau ke kamar pak" jawab Tono sambil melangkah perlahan menjauhi pak Anta

"wah kok buru buru sekali nampaknya" kata pak Anta berjalan perlahan maju ke depan sambil tersenyum lebar

"ti,.. tidak kok pak" Tono semakin menjaga jarak diikuti Andri dan Dewi

"ya sudah silahkan kalau mau ngerjain tugas" kata pak Anta mempersilahkan mereka menuju ke kamar, wajahnya nampak berubah serius memandang Tono

"ma, mari pak" jawab Tono membalikkan badannya sambil berjalan menuju kamar diikuti Andri dan Dewi

..

.

Tak..

TAK...

TAKK TAKK TAKK !

...

Mereka mendengar suara langkah kaki cepat dari belakang. Tono segera melihat kebelakang, tenyata pak Andri tiba tiba berlari mengejar mereka dengan tali tambang di tangannya. Tono yang terkejut segera berlari dengan cepat.

"ANJRIT !!, ayo lari oi" teriak Tono ke Dewi dan Andri

"hah kenapa Ton ?" tanya Andri sambil melihat ke belakang

"udah cepet ayoo" teriak Tono

Andri terkejut melihat pak Anta yang berlari mendekati mereka dan mecoba untuk berlari mengejar Tono, namun dirinya menabrak Dewi di depannya.

Andri dan Dewi terjatuh sementara Tono sudah jauh berlari di depan

Tono terpaksa meninggalkan Dewi dan Andri yang terjatuh. Pak Anta nampak mendekati mereka dengan tersenyum, sambil menatap Tono dari kejauhan. Dewi mencoba untuk berteriak kencang, namun pak Anta segera menutup mulutnya dengan tangan.

"cup cup cup.. tenang yah jangan teriak teriak di sini, nanti di dengar tetangga" kata pak Anta sambil menutup mulut Dewi

"mmm.. mmmm..." Dewi memberontak, menggeliat saat pak Anta mencoba untuk mengikat dirinya

"DIAM kamu, kalau tidak ingin hal aneh yang terjadi !!" kata pak Anta marah sambil memasukkan kain ke dalam mulut Dewi.

Pak anta pun mengikat kedua tangan mereka dengan tali tambang yang ia bawa, sementara Tono terus berlari ke depan menuju ke kamarnya.
Ketika sampai di depan kamarnya ia melihat bu Tati sedang berdiri di depan kamarnya.


"halo Ton" kata bu Tati melihat Tono berlari

"b bu Tati .. ?" jawab Tono terengah engah

"kenapa kok lari lari ?" Tanya bu Tati dengan tersenyum

"BU, KENAPA SIH BU ? ADA APA SIH INI ?" Tono nampak marah dengan semua yang terjadi

"kenapa, apa Ton ?" jawab bu Tati sambil mendekati Tono dengan wajah yang bingung

"ibu gak usah pura pura gak tau, pak anta, kenapa, teman saya di kejar, kami dikejar pak anta ??" tanya Tono dengan nada tinggi

"hah masa sih ? kalian di kejar gimana" jawab bu Tati sambil mendekati Tono

"kami dikejar saat ingin ke kamar bu ?, kenapa pak Anta bu ?, foto kenapa foto bu foto di laci ?" Tono kembali bertanya ke bu Tati

"hah foto apa Ton ?" jawab bu Tati dengan mata membelalak, menyadari bahwa Tono sudah melihat album foto di ruang tamu

"album foto di ruang tamu itu bu, sebenarnya foto apa itu bu ?" tanya Tono kembali

"foto yang mana yahh .." bu Tati semakin mendekati Tono

Bu Tati mendekati Tono dengan perlahan ke depan. Tono terus berteriak dan bertanya tentang hal yang terjadi kepadanya. Bu Tati tidak menjawab pertanyaan Tono, hanya mengangguk dan tersenyum. Tono yang curiga mulai mundur perlahan kebelakang satu dua langkah ketika bu Tati mendekat.

"kenapa kamu menjauh Ton ?" bu Tati bertanya ketika mendekati Tono

Belum sempat menjawab tiba tiba bu Tati mengangkat tangan kanannya ke atas, nampak sebilah pisau tergenggam di tangannya. Bu Tati mencoba menusuknya. Tangan bu tati terayun ke depan dengan cepat. Tono mencoba menghindar ke sebelah kanan. Beruntung pisau tersebut hanya merobek bajunya.

Bu Tati kembali mengambil ancang ancang, kali ini ia memegang pisau itu ke arah depan, mencoba untuk menusuk dada Tono. Tono mencoba untuk tetap tenang. bu Tati mengayunkan kembali pisau di tangannya

'TAK' Tono berhasil menanggap tangan bu Tati

"arhhh" kata bu Tati ketika Tono meremas pergelangan tangannya

Tono berhasil menangkap pergelangan tangan bu Tati, tenanganya lebih kuat, ia meremas tangan bu Tati dengan sangat kuat hingga ia berteriak. Pisau itu pun terjatuh dari pergelangan tangan bu Tati. Tono mendorong badan bu Tati hingga ia terjatuh ke tanah. Kepala bu Tati terbentur ke lantai, sementara pisau yang ia genggam terjatuh. Tono segera mengambil pisau tersebut dan berlari ke depan.

Sesampainya di belakang Tono mencoba mencari pintu ataupun jalan keluar, namun yang ia dapati hanya tembok tembok yang tinggi. Tono berlari ke pojok kiri dan pojok kanan, namun ia tidak melihat jalan keluar.

"ARGGGHHHHHH !!!!" teriak Tono sambil memukul tembok di depan wajahnya
 
CHAPTER 12
Terikat


"ma, ma, kenapa kamu ma" pak Anta memukul bahu bu Tati mencoba untuk membangunannya

Bu Tati jatuh tersungkur di bawah, kepalanya membentur tanah ketika Tono mendorongnya tadi, darah sedikit keluar dari belakang kepalanya, menetes membasahi semen pasir di bawah.

Perlahan lahan mata bu Tati membuka setelah pak Andri mencoba untuk membangunkannya. bu Tati memegang belakang kepalanya dan mengusapnya berulang kai. Pak Anta memanggil manggil namanya, namun bu Tati hanya mengusap ngusap kepalanya.

"ma .. ma .. MAA !!" pak Andri berteriak memanggil bu Tati sambil mengguncangkan badannya

"hah, iya iya" jawab bu tati. Perlahan kesadaran bu Tati kembali

"kenapa kau ma ? kok bisa begini !?" tanya pak Anta

"Tono tadi yah, ibu coba tangkap dia, namun lolos" jawab bu Tati sambil melihat tangannya yang berlumuran darah

"bangsat si Tono, kemana dia lari ?" tanya pak Anta dengan geram sambil meremas baru bu Tati

"tenang yah . . . hati hati, dia ambil pisau ibu tadi" jawab bu Tati lemas

"untung saja teman temannya bisa ayah tangkap tadi"

"dimana mereka sekarang yah ?" tanya bu Tati

"sudah ayah ikat di ruang tamu kita ma, semua jadi berantakan" jawab pak Anta sambil mencoba membantu bu Tati untuk berdiri

"baguslah .. tenang yah kita masih ada waktu sampai besok subuh" jawab bu Tati sambil mencoba untuk berdiri

"sekarang Tono harus kita apain ma ?" Tanya pak Anta sambil melihat ke kepala belakang bu Tati

"hmm.. dia pasti bersembunyi sekarang .., kita yang akan kelelahan jika mengejarnya" jawab bu Tati

Bu Tati dan pak Anta pun terdiam mencoba untuk memikirkan langkah selanjutnya yang harus mereka ambil.

"sudah ayo kita ke depan dulu yah .." kata bu Tati dengan lemah

"HAII TONO !!!, kalau kau dengar ini, ingat temanmu ada di ruang tamu depan !!" tiba tiba pak Anta berteriak kencang sambil menuntun bu Tati berjalan masuk ke dalam ruang tamu dengan perlahan.

Setibanya di ruang tamu, bu Tati langsung terduduk di atas sofa, kepalanya masih terasa pusing setelah benturan yang di alami karena dorongan Tono. Sementara di depannya terduduk Dewi dan Andri yang terikat di atas kursi kayu dengan mulut yang tersumpal kain.

Pak Anta pun mendekati mereka sambil berjalan mengelilingi mereka.

"teman teman Tono .. kasian sekali kalian jadi terlibat di dalam ini semua, ataukah ini juga merupakan jalan takdir" kata pak Anta sambil mengitari Dewi dan Andri

"mmmm mmm" Andri memberontak, menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan

"kenapa ? mau berbicara ?" kata pak Anta sambil mendekati wajah Andri

Pak Anta pun mendekati wajah Andri dan menarik kain yang di sumpal ke wajahnya. Andri langsung meludah dua kali ke wajah pak Anta ketika kain tersebut dibuka.

Pak Anta pun mengusap ludah yang ada di pipinya dengan tangannya kemudian melihat ke arah Andri dengan tersenyum.



PLAKK !! PLAKK !! PLAKK !! PLAKK !!


"ANAK ANJING !! KAU !! BANGSAT" teriak pak Anta menampar pipi Andri kiri dan kanan berkali kali dengan penuh amarah

"Yah, sudah YAH sudah !!!" teriak bu Tati dari sofa di belakang pak Anta


PLAKK !! PLAKK !! PLAKK !! PLAKK !!


"ANAK ANJING SEPERTI INI PERLU DI KASIH PELAJARAN MA!" jawab pak Anta sambil terus menampar wajah Andri hingga berwarna merah

"tenang yah, tenang, kita masih ada satu tugas lagi, sudah" kata bu Tati tiba tiba menahan tangan pak Anta dari belakang

"hah hah .. hah ... iya betul ma .. " kata pak Anta menghentikan tamparannya.

"hei kau, lihat kemari, sekali lagi seperti itu, habis kau ku buat !" kata pak Anta sambil memegang dagu Andri dan mengarahkan wajahnya kepadanya.

Andri hanya terdiam lesu, pipinya kemerahan, hidungnya menetes darah setelah ditampar berulang kali oleh pak Anta. Dewi yang melihat hal tersebut ketakutan. Air mata menetes dari pipinya. Pak Anta pun melihat ke arahnya.

"kenapa kamu menangis sayang ?" tanya pak Anta kepada Dewi

"mm.. mm.." Dewi menggeleng gelengkan kepalanya melihat wajah pak Anta

"kasian kamu jangan menangis yah" pak Anta mendekat ke arah Dewi sambil mengusap kepala dan wajahnya

"hhmmm ... kalau dilihat cantik juga kamu yah" kata pak Anta sambil menatap wajah Dewi

"wah ayah, jangan bandel yah" kata bu Tati sambil kembali duduk ke sofa

"iya ma, temen Tono yang ini cantik juga, kayanya Ayah bisa senang senang sambil nunggu Tono kemari ma" kata pak Anta sambil memegang dagu Dewi

"yah terserah ayah saja lah, kepala mama lagi pusing .." kata bu Tati sambil memejamkan matanya

Pak Anta pun menatap wajah Dewi, kemudian membuka sumpalan mulutnya. Dewi tidak mampu berkata apa apa, ia nampak sangat ketakutan.

"kamu jangan takut ya, bapak tidak apa apa in kok" kata pak Anta sambil merapikan jilbab Dewi

Jari jari pak anta mulai menjelajah tubuh dewi, dari dahi dewi, menuju pipinya, tepi bibir, leher, hingga menyentuh dada Dewi. Dewi mulai meronta ketika tangan pak Anta mulai menjelajah dadanya, namun pak Anta nampak menikmatinya. Tangannya mulai bergerak menjelajah bagian atas payudara dewi sebelah kanan ke sebelah kiri.

"ampun pak .. jangan pak .." Dewi menangis ketika pak Anta mulai meremas payudara sebelah kanannya

"tenang saja sayang, nikmati saja ya" kata pak Anta sambil mulai meremas payudara Dewi

Tangan pak Anta mulai meremas payudara Dewi sebelah kanan dan kiri, setelah itu pak anta pun merobek kaos Dewi secara perlahan. Dewi meronta ronta menolak perlakukan pak Anta, namun kekuatannya kalah dengan pria hitam itu.

Nampak bra berwana hitam di balik baju dewi. Pak Anta terkejut ternyata payudara Dewi berukuran lumayan besar dan padat.

"wah wah wah" kata pak Anta takjub melihat tubuh Drwi

"ahhh pakkk ... ampun paaaak, jangan paaak" Dewi berteriak meronta ronta

"ha ha ha, ternyata tete kamu besar juga ya, tangan bapak sampe gak muat megangnya" kata pak Anta sambil membuka bra dan meremas payudara Dewi

Kemudian pak anta pun membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya menjilat jilat dan menghisap payudara Dewi. lidahnya bergerak dari puting sebelah kiri dan puting sebelah kanan, kemudian naik ke leher Dewi, menjilat pipinya, dan menuju ke Bibirnya

"mmh.. jangan pak .. akh, jangaaan pak" Dewi memberotak ketika pak Anta mencoba untuk menciumnya

"sudah jangan melawan !!" kata pak Anta sambil menahan kepala dewi

"ahhkkk, mmm" Dewi menangis terisak ketika pak Anta menicum bibirnya

Bu Tati hanya terdiam menonton kelakukan suaminya dari sofa, sementara Andri melihat ke arah Dewi dengan tatapan yang kosong. Setelah puas melumat bibir Dewi, pak Anta menurunkan resleting celananya. Keluar penis pak Anta yang sudah menegang keras di hadapan Dewi. Kemudian pak Anta mengarahkan penis tersebut ke arah wajah Dewi. Di gerakkan penis tersebut di daerah pipi dewi, menuju ke arah bibi Dewi naik dan turun.

"ayoo lihat ini sayang, buka mata kamu" kata pak Anta sambil menggesekkan penisnya di bibir Dewi

"mmm.. mmm !!" Dewi menutup mata dan mulutnya sambil menggelengkan kepala

"ayo cepat buka mulut kamu !!" teriak pak Anta sambil memegang rambut Dewi

"mmm !!!" Dewi hanya menggelengkan kepalanya, menolak permintaan pak Anta

"cepatt buka !!" kata pak Anta sambil menutup hidung Dewi

Dewi yang kehabisan nafas pun membuka mulutnya. Pak Anta langsung memasukkan penisnya ke dalam mulut Dewi. Penis tersebut keluar masuk di mulut Dewi hingga dalam, sampai dewi hampir tersedak. Pak Anta terus menggerakkan pinggangnya sambil menggenggam kepala Dewi.

"ahh iya, ayo hisap sayang" kata pak Anta sambil menggerakkan penisnya di dalam mulut Dewi

"hahaha liat itu yah, ada yang ikutan ngaceng" kata bu Tati melihat ke arah Andri

"oalah, dasar gendut, ngaceng juga dia ngeliat temennya nyepong!" kata pak Anta melihat ke arah Andri

"kasian pah, dia udah kamu tampar sekarang kamu bikin sange" kata bu Tati

"iya juga mah, ayo kamu layanin dia mah, manatau ini pertama dan terakhir buat dia ma" kata pak Anta sambil menikmati mulut Dewi

"hi hi hi, ayah bandel deh, mama jadi pingin juga kan ..." kata bu Tati seraya berdiri dari sofanya menuju ke arah Andri

Bu Tati kemudian jongkok di depan Andri. Tangannya mulai bergerak dari badan Andri turun ke arah selangkangannya, mengelus elus penis Andri dari luar celananya. kemudian ia mulai membuka kancing celana Andri dan menurunkan celananya.

"hi hi hi, kecil pa .. " kata Bu Tati tertawa kecil ketika melihat penis Andri yang tegang

"hahahaha gak kaget papa ma !" jawab pak Andri

"haloo" kata Tati ketika mulai memegang kepala penis Andri

Andri hanya terdiam ketika bu Tati mulai mengelus penisnya, dan mengocoknya perlahan. Tangan bu Tati bergerak naik turun di penis Andri sementara satunya mengelus vaginanya sendiri.

Setelah puas dengan mulut Dewi pak Anta penasaran dengan vagina Dewi. Pak Anta bergerak turun ke paha Dewi. Tangannya langsung membuka kancing celana Dewi dan langsung menariknya turun. Dewi nampak terdiam kelelahan sehabis menerima penis pak Anta di mulutnya. Pak Anta lansung membuka lebar paha Dewi dan memegang vaginanya.

"memek ABG nih" kata pak Anta sambil memegang vagina Dewi

"ih keenakan nih ayah yah !!" kata bu Tati kesal sambil mengocok penis Andri

Pak Anta kemudian mulai menjulurkan lidahnya ke arah vagina Dewi dan mulai menjilatnya. Dewi nampak mulai geli ketika lidah pak Anta menjilat jilat klitorisnya. Bu tati yang melihat hal tersebut tidak mau kalah, ia pun langsung memasukkan penis Andri ke dalam mulutnya, dan menghisapnya naik turun.

"ahh.." tiba tiba Dewi meringis ketika lidah pak Anta masuk ke dalam vaginanya

"kenapa sayang ? enak kan ?" kata pak Anta sambil memainkan vagina Dewi

"mm !!!" Dewi hanya menggeleng geleng kepala, sambil menggigit bibirnya

"tenang sayang yang ini akan lebih enak" kata pak Anta berdiri sambil mengarahkan penisnya ke arah vagina Dewi

"tidak pak, jangan pakk !!" kata Dewi mencoba untuk melawan

"rasakan ini sayang.." Pak Anta mencoba memasukkan kepala penisnya ke dalam vagina Dewi yang masih rapat

"aahh.!!!!" kata Dewi ketika kepala penis pak Anta masuk kedalam vaginanya

"gila sempit banget" kata pak Anta sambil mecoba memasukkan seluruh penisnya ke dalam

"ahh jangan paak" teriak Dewi ketika pak Anta menggerakkan penisnya ke dalam dan ke luar

"ahh pak .. mmhh ... ah .." Dewi mendesah ketika pak Anta semakin mempercepat permainannya

"gimana enak kan ?" tanya pak Anta

"enggak !!! ahh .... mm.." Dewi menggeleng menjawab pertanyaan pak Anta

"hahaha, gak enak tapi pinggul kamu ikut bergerak !! HAHAHA !!" pak Anta bersemangat menstubuhi Dewi

Pak Anta semakin bersemangat melihat gerakan panggul dan desahan Dewi, keringat mereka bersatu malam itu, tangannya meremas payudara dewi, sementara Dewi memejamkan matanya. Desahan desahan kecil mulai keluar dari mulut nya. Pak Anta pun semakin mempercepat gerakannya.

"ah !! AH!! gila !! Sempit bangett !!! aku keluar sayang !!" kata Pak Anta sambil mencabut penisnya dan mengarahkannya ke mulut Dewi. Sperma pak Anta menyembur ke dalam mulut Dewi. Dewi pasrah menerima penis pak Anta.

"hahhh..." kata pak Anta menghela nafas, sementara Dewi hanya terpaku diam dengan pandangan yang kosong. "loh mah, udah ?" tanya pak Anta melihat bu Tati sudah duduk duduk di belakang

"sudah yah, baru sekali hisap udah keluar, hah !" kata bu Tati

"hahahahaha, sudah sudah, kita harus siap siap, mana ini si Tono bangsat itu, apa perlu papa cari yah" kata pak anta sambil membersihkan penisnya dengan tissue

"tidak usah pah, nanti dia juga yang datang ke sini" jawab bu Tati








'anjing!'

Tono ternyata sudah di balik pintu belakang ruang tamu terdiam, menunggu, menanti untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia muak melihat semua yang pak Anta lakukan. Tono mencoba mengumpulkan keberanian mencari saaat yang tepat untuk masuk ke dalam.
 
Terakhir diubah:
Wuih up tengah malam. Thanks huu
 
wuih keren alurnya tidak tertebak suhu.. makasih suguhan ceritanya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd