Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah ANDI ( bermula )

Dia berdiri dan menjauh dari tubuhku. Tapi dia masih berdiri dan mengulurkan tangannya. Kuraih tangan itu, dan berdiri untuk permainan selanjutnya.

Kulihat letisya masih asyik mengguyur badannya. Dan tersenyum saat aku dan mbak yanti datang menghampirinya. Dia langsung membesarkan aliran airnya. Hingga tak butuh waktu lama untuk sabun di tubuhku luruh. Tangan letisya dengan lincahnya turut membersihkan tubuhku. Bagian selangkanganku seolah menjadi tempat favoritnya.

"Aww"

Mbak yanti terkejut saat aku menyentuh tubuhnya. Ya, memamg dia sedang memejamkan matanya dan tengadah menghadap pipa shower. Mungkin suaraku saat balik kanan teredam derasnya air, sehingga dia tidak tahu.

Sadar kalau yang menjamahnya adalah aku, dia malah mengangkat tangannya dan menaruhnya di belakang kepala. Persis seperti orang yang di tangkap polisi. Lirikan dan senyumannya jelas sekali menyiratkan tantangan.

"Aaahhhh.... Ouummm... Eemmm"

Langsung saja aku sambar kedua payudaranya dengan tanganku. Aku remas - remas agak kuat. Dia melenguh setengah terkejut karena aku meremas sekaligus memelintir kedua pentilnya. Baru saja melenguh, langsung aku sumpal bibirnya dengan bibirku. Jadilah lenguhannya tertahan.

"Eemm... Ouummm"

Dia tampak menikmati remasan dan pilinanku. Aku juga menikmati setiap sentuhan telapak tanganku pada kulit payudaranya. Mulus, kenyalnya tak kalah dengan payudara letisya. Mungkin karena sama - sama belum punya anak.

"Sssshh... Aaahhh... Ndiii"

Kurasakan payudaranya sudah kesat, aku memindahkan pagutan bibirku. Aku gelitik bagian belakang telinganya dengan lidahku. Turun ke bawah aku mencucupi kulit lehernya. Rambut panjangnya dia kibaskan hingga mendarat di pundak kanannya. Jadilah muncul pemandangan sensual, tersibaknya leher jenjangnya bagian kiri.

"Ndiiiiii"

Mbak yanti melenguh lagi.

"Eemmhhh"

Aku juga ikut melenguh. Ternyata letisya tak tahan berdiam diri, melihatku bermain adegan panas di depannya. Dia turun, berjongkok di belakang pantatku. Dan dia menjilati bola pelerku. Kubiarkan saja dia bermain di bawah sana. Kurenggangkan kedua kakiku agar letisya dapat memjangkau seluruh selangkanganku. Sedangkan aku, masih asyik menjilati payudara montok ini. Kubuat angka delapan menelusuri pinggiran payudara itu. Dan perlahan mulai menanjak menuju puncak.

"Mas andiiii"

Dia memanggil namaku. Tapi nadanya seperti nada kecewa. Bukan tanpa alasan. Karena aku mulai memainkan tanganku menelusuri paha dalamnya. Naik, naik, naik, seiring naiknya jilatanku. Tapi aku hanya menyentuh pangkal pahanya tanpa menyentuh bibir vaginanya. Seperti lidahku yang susah hampir sampai di puncak, tapi malah turun lagi. Begitulah, tanganku kembali turuh, tapi kepalaku tak dibiarkannya turuh. Dia menahan kepalaku dengan kedua tangannya. Aku tertawa geli melihat kelakuannya.

"AAAAHHH"

Bagai kesetrum, dia berteriak kencang. Letisya sampai terkejut dibuatnya. Aku tertawa lagi. Usahaku mengagetkannya sukses besar. Dengan sekali serang, mulutku dan tangan kananku mencaplok dan memelintir kedua pentilnya. Bersamaan dengan itu , jari tengah kiriku aku tusukkan ke dalam liang birahinya.

"YES YES YES YES.... "

Dia melenguh seirama kocokan jariku di dalam vaginanya. Kupindah posisi, karena aku kagok mengocok vagina dengan tangan kiri.

"AAAAHHHHH.... AH AH AH AH AH"

Gantian pentil kirinya aku caplok dan pentil kanannya aku pelintir. Sedangkan lubang beceknya aku kocok dengan jari kananku.

"ADUH... ADUH... ADUH... ADUH... "

Aku tak peduli dengan lenguhannya. Aku merasa tertantang untuk menaklukkan janda muda ini dengan kocokan jariku. Kutambahi dua jari lagi.

"PEJUH... JEMBUT.... KENAPA DITAMBAHIN JARINYA MAAASS"

Dia meracau dan mengumpat. Aku tak peduli. Lendie birahinya semakin banyak keluar. Derasnya air washtafel tak lantas menghilangkan lendir itu dari tanganku

"ADUH.... ADUH... ADUH... MEMEK... MEMEK.... MEMEKKU BOCOOOOOORRR"

"SROOOOOTTT"

"AAAAAAHHHHH... GILAAAAA"

"SROOOTTTT"

"ADUH COLMEEEEKKK"

"SEERRRR"

"Aduuuuhhhh.... "

Tiga semprotan sukses membat tubuh mbak yanti bergetar. Dia ambruk menimpa tubuhku. Untung aku siap menerimanya. Kini dia bergelayut manja di dadaku.

"Pinter banget kamu mas. Baru ini memek mbak bocor cuman dicolmekin doang" katanya lirih di telingaku.

"Enak nggak mbak?"

"Banget. Bakal ketagihan aku"

"Ha? Masa ketagihan di colmek?"

"Hahaha... Ya kan abis dicolmek masih bisa diewek. Toh cewek nggak perlu gaceng kan? Hehe"

"Bener juga sih"

Tiba - tiba kurasakan guyuran air shower berhenti. Ternyata letisya mematikannya. Kulihat dia agak cemberut, dan ada guratan birahi yang belum tuntas.

"Bisa bopong mbak, nggak? Kasihan istrimu masih sange" tanya mbak yanti.

"Istri? Kenal juga baru sebulan" kilahku

"Baru kenal juga udah ngentot. Apa dong kalo bukan istri? Gendakan?"

"His, mbak ini" kilahku lagi

"Hahaha"

Kubopong dia menuju kamar. Ternyata letisya sudah lebih dulu masuk kamar. Dia membentangkan jubah mandi di ranjang. Di situlah mbak yanti aku letakkan.

"Cie... Yang punya mas andi, ngambeek" ledek mbak yanti. Letisya mengernyitkan dahinya.

"Iya deh, maaf, mbak nyolong start. Abis, enak banget sih colmekannya" lanjut mbak yanti.
Belum juga menjawab, aku sudah langsung mendorong tubuh letisya ke bawah. Dia sempat terkejut, tapi tak menolak. Hanya matanya mendelik padaku. Aku tersenyum sambil menyodorkan penisku ke bibirnya.

"ADOOOW"

Aku terkejut merasakan penisku dicubitnya. Letisya tersenyum geli melihatku kesakitan.

"Ouummm"

"Ssshhhh"

Belum sempat aku berkomentar, rasa sakitku akibat cubitan telah diganti letisya dengan kenikmatan. Tanpa pemanasan, dia langsung mencaplok penisku. Matanya masih lekat padaku. Seolah tak ingin melewatkan setiap ekspresi wajahku akan belaian yang dia berikan. Dan jujur saja, kulumannya membuatku melayang.

"Ah ah ah ah ah"

Aki menggoyangkan pinggulku maju mundur. Letisya sama sekali tak menolak mulutnyabaku genjot. Bahkan sama sekali dia tidak memegang pahaku. Tangannya dia letakkan di belakang keaplanya, persis seperti yang dilakukan mbak yanti.

"Ah ah ah ah ah"

Aku menggoyang mulut letisya sambil tersenyum pada mbak yanti. Dan mbak yanti tersenyum juga, dia paham kalau letisya ingin bilang bahwa dirinya juga bisa sehebat dirinya. Bahkan lebih hebat, karena dia yang memberikan kenikmatan, bukan sekedar menikmati.

"AAAHH"

Letisya memekik terkejut. Serta - merta aku cabut penisku dari mulutnya. Lalu aku tarik dia agar berdiri. Dan aku baringkan dia di ranjang. Kutarik kakinya agar selangkangannya berada di tepi ranjang.

"Kontoolll.... Pelan nd.... AAAAAA"

Letisya menggelinjang saat aku mulai menusukkan palkonku. Kata vulgar sempat keluar dari bibir tipisnya. Dia sempat menegurku, tapi belum selesai dia menegur, aku langsung menghajar vaginanya dengan penisku. Tak ayal dia menjerit. Kudiamkan sejenak penisku, agar vagina becek ini beradaptasi.

"Ah ah ah ah ah"

Rasa gatal di penisku sudah semakin menumpuk. Tak tahan lagi aku berdiam diri. Kugoyangkan pinggulku langsung ke tempo sedang. Mbak yanti penasaran, dia bangkit dan mendekati kita.

"Gila, sampe melar gitu memek kamu sya" komentar mbak yanti.

"Hehe... Ah ah ah ah... "

Letisya hanya bisa tertawa kecil, itupun sesaat. Perhatiannya terlalu banyak tersita oleh kenikmatan di selangkangannya.

"AAAAHHH"

Terdengar suara wanitaku memekik. Dia terkejut mendapatkan rangsangan lain. Ternyata mbak yanti ikut dalam permainan kita. Dia berada di atas kepalanya letisya, dan dia menghisap pentil payudaranya. Pantas saja dia memekik. Tahu tahu dihisap kuat. Belum pilinan di pentil satunya.

"Ah ah ah ah ah ah"

Letisya semakin menggeliat, kutahan kakinya agar dia tidak jatuh ke bawah.

"Eemmhh"

Mbak yanti ikut melenguh. Payudaranya yang sama - sama bebas tanpa penutup menjadi sasaran letisya.

"Eum eum eum eum eum"

Payudara itu mampu menutupi wajah letisya, sehingga lenguhannya teredam bongkahan montok itu.

"Yees yeees yeess yeees"

Aku sendiri semakin bernafsu melihat kebinalan mereka. Tak kusangkanmbak yanti mau melakukan adegan lesby. Kalau letisya, aku sudah punya kecurigaan ke situ.

"PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK" aku mempercepat ritme genjotan.

"ANDIIII.... PELAN AJAAAA"

"PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK"

"Emh emh emh emh emh emh"

"Ah ah ah ah ah... Memek kamu enak banget sya"

"AAAHHH"

Letisya memekik lagi. Mbak yanti memang usil. Sekarang dia bergerak lebih maju, dan gantian itil letisya dia kulik.

"Aduh... Aduh... Aduh... Aduh... Jangan dikobel mbaaaakk" rengek letisya.

"Cuuppp... Cuuuppp"

mbak yanti tidak menjawab, dia malah menyodorkan bibirnya untuk aku cipok. Jadilah sekarang menikmati bibir bawah dan bibir atas sekaligus, tapi beda orang.

"Aduh.... Aduh... Aduh... Mbak... Jangan di.. kob... Emmmmm"

"Hahaha"

Letisya terliat kepayahan. Saat dia protes lagi karena itilnya dikobel, malah mulutnya dibungkam sama selangkangan. Memang usil pembantu simbah ini. Aku tertawa melihat kelakuannya.

"Eemm... Eemmm... Eeemmm"

Letisya masih mencoba protes, tapi goseran vagina mbak yanti di mulutnya membuat suaranya tak bisa keluar.

"Cuup... Cuppp... " Bibirku masih asik berkenyot ria dengan bibirnya.

"Clik clik clik clik"

suara kobelan tangan mbak yanti di itil letisya semakin nyaring terdengar. Menambah padu harmoni birahi.

"Eeuummm... Eeuum.... "

Letisya pun akhirnya mengalah. Dia lebih memilih berdamai dengan yang lebih senior. Sekilas kulihat dia asyik menjilati vagina mbak yanti. Membuat mbak yanti bergelinjang.

"Pinter juga istrimu jllilatin memek. Jangan - jangan"

"Jangan - jangan apa?"

"Dia biseks" bisiknya di telingaku.

"Terus?"

"Asyik dong. Ada kontol ada mem... AAAAAHHH" mbak yanti memekik

"Kenapa mbak?"

"Lonte... Memekku ditusuk dua ja... AH AH AH AH AH... LONTE KAMU SYY... AH AH AH AH"

gantian letisya mengerjai mbak yanti. Belum juga selesai dia mengumpat, vaginanya langsung dikocok dengan kecepatan tinggi. Mbak yanti sampai mendongak merem - melek.

"CLIK CLIK CLIK CLIK"

"PLO PLOK PLOK PLOK"

"AH AH AH AH AH... KAMU JUGA LONTE MBAK YAAAANN... "

"AH AH AH AH.... IYA.... IYA... IYA... LONTE.... LONTE... CEPETIN NGOCOKNYA, PEREEKK" sahut mbak yanti.

"AH AH AH AH AH... CEPETIN JUGA NGICLIKNYA, BISPAK" kata letisya.

"AH AH AH AH AH... CEPETIN NDI.. CEPETIN... LONTEMU MAU BOCOR ITU"

"PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK"

"AH AH AH AH AH... LONTE SEMUA KALIAAAAN... " teriak letisya kencang.

"NYUUUT"

"AAAHHH" terasa kedutan di penisku.

"PLAK PLAK PLAK PLAK" terus kugenjot tempo tinggi.

"KAMU JUGA LONTE... PEREEEEEKKKK"

"JEMBUUUUUUTTTT"letisya berteriak kencang.

"NYUUUTTT" kedutan vaginanya terasa mencengkeram

"Aaahh" akupun tinggal sedikit lagi.
"SEEERRRR" terasa ada siraman hangat mengenai penisku.

"KONTOOOOOOLLLLL.... AKU BOCOOOOORRRR" mbak yanti ikut teriak

"SEEERRRR"

"ITIIIILLLLLL" letisya berteriak lagi.

"NYUUUT" vaginanya berkedut lagi

"Ahhhh... BAWOOOOOKKKK"

"SEERRR" lendie birahi letisya mengalir lagi.

"NYUUUT.... NYUUUTT... NYUUUTT" penisku hanya berkedut.

"AAAAHHHH"

mbak yanti masih menyemprotkan lendir lubang beceknya.

Kita bertiga memdapatkan orgasme nyaris bersamaan. Pengalaman luar biasa kudapatkan lagi. Masih tetap kubenamkan penisku di dalam vagina letisya. Kedutannya masih terasa nikmat bagiku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd