Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa Tokoh Favorit di Series KKB


  • Total voters
    1.128
Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 64 | Pertemuan Tak Terduga


“Maa, ternyata dokternya masih ada tindakan. Ada pasien yang tiba-tiba perlu penanganan.” Ucap Ciello setelah memeriksa update jadwal Citra ke meja resepsionis,”Sepertinya, bakal makin lama nih kita nunggu jadwal panggilnya.”

“Yaudah kalo gitu, kita bisa apa?” Jawab Citra pasrah
“Gapapa Ma?”
“Habis. Mau gimana lagi coba Sayang..?”
“Semisal besok lagi gitu? Gabisa ya Maa?”

“Kamu mau? Waktu kamu kebuang lagi gara-gara kita pindahin jadwal periksa Mama?” Balas Citra tersenyum. “Kita udah terlanjur datang, Sayang. Lagian, ini khan jadwal pereksa terakhir Mama sebelum lahiran . Dan lagi, apa kamu gak mau ngelihat? Gimana perkembangan kondisi anakmu ini?”

“Ya pengen sih. Pengen banget malah. Hanya saja, Ciello kasihan ama Mama. Udah capek-capek nunggu dari pagi, eh dokternya malah pergi”
“Huussh. Ga boleh gitu, Sayang. Sabar. Palingan cuman sebentar” Ucap Citra menenangkan.

“Kalo tahu gitu, tadi harusnya, kita dateng lebih siang aja ya Ma? Kan lumayan, waktunya bisa kepake buat jualan online” Rutuk Ciello.
“Ya ga gitu juga, Sayang. Coba deh kalo semisal pasien yang perlu tidakan tuh Mama? Kamu mau? Mama yang harus nunggu penanganan?”
“Ya jangan Ma. Amit amit dah”
“Yaudah mangkanya, kita tunggu aja dokternya disini”

KRRUUUYYUUUKKKK
Suara lapar perut Ciello mendadak terdengar begitu membahana

“Makan dulu gih sana. Cacing-cacing perut kamu udah pada mulai demo tuh, Sayang. Hihihi” Kekeh Citra mendengar suara lapar perut putranya.
“Hehehe. Denger aja sih Mama.” Ucap Ciello sedikit malu-malu, “Emang sih, aku belom makan apapun dari tadi pagi”
“Astaga. Yaudah sana, kekantin dulu gih. Isi perut biar kamu selalu fit dan setrong”
“Pastinya Maa. Setrong buat muasin Mama ya? Hehehe” Goda Ciello.

“Dih. Anak mesum Mama” Lewek Citra.
“Abisan mo gimana coba Ma? Punya mama cantik seksi nan bohay gini, sayang banget kalo ga dipake atau diapa-apain. Hehehehe” Rayu Ciello sambil mencium pipi Citra. “Mama nitip nggak?”

Citra hanya tersenyum dan menggelengkan kepala
“Kalo gitu, Ciello pergi kekantin dulu ya Ma…”



***

Ketika ke kantin, Ciello langsung memesan nasi goreng, 2 telur ceplok tambahan, serta segelas teh lychee. Setelah itu, seperti kebiasaan Ciello ketika berada di tempat umum, ia segera mencari tempat duduk di tempat yang paling tersembunyi.

“Disitu saja” Batin Ciello ketika mendapati sudut gelap yang ada di ujung kantin. Tertutup oleh tembok, dan tanaman yang cukup tinggi. Begitu terpencil sehingga sedikit tak terlihat oleh lalu lalang pelanggan. Hanya saja, ketika ia sudah dekat di sudut itu, ada sepasang muda-mudi yang sudah menempatinya terlebih dahulu. Walhasil, Ciello pun memilih tempat duduk yang ada diseberangnya kedua muda-mudi itu.

“Om, udah ah. Jangan disini. Malu, banyak orang. Hihihihi” Ucap cewek tersebut kegelian.
“Ayolah Sayang, dikit saja kok. Om lagi pengen ngerasainnya lagi “ Jawab seorang lelaki kekar dengan nada tak sabar.

“Iiiiiiihhhs. Tadi pagi khan sudah. Masa Om masih mau minta lagi?” Tanya gadis itu sambil meraba payudaranya pelan, “Ntar aja ya Om. Tetek Nia masih ngilu…”

“Nia?” Tanyaku dalam hati sambil sedikit melirik ke arah kemesuman mereka berdua.

“Hehehe. Abisan enak sih. Dikit aja kok. Yaaaa…?”
“Ehhmmmhhh. Iya dah” Erang wanita itu yang akhirnya mengiyakan.

CUUP CUPPP. SLUUP SLUURRP CUP CUP
Tak beberapa lama kemudian, terdengarlah suara hisapan dan cucupan basah di telinga Ciello.

“Hmmm. Ada yang sedang berbuat mesum di tempat umum nih” Tebak Ciello sambil mengucap kalimatnya lumayan kencang.

CUPPP. SLUUP SLUURRP CUP CUP CUUP
“Jangan dicupangin ya Om. Nia takut ngebekas. Pleaseeee” Ucap Citra khawatir
“Sepertinya, aku kenal pemilik siapa yang sebenarnya” Ucap Ciello langsung mencoba melihat, mengecek siapa kira-kira, orang yang sedang duduk tepat diseberangnya.

“Papa? Ama siapa tuh?” Batin Ciello ketika melihat dengan mata kepalanya, sosok lelaki yang sedang berusaha menyeruput puting wanita yang ada disamping suaminya. Dan, ketika Ciello melirik kearah lawan main Mike, ia mendapati jika gadis yang sedang hamil besar itu adalah, “Karnia?”

Tak pernah disangka dan dikira, jika di RS ini, Ciello dipertemukan dengan Mike dan Karnia. Dua sosok manusia yang membuat keluarganya hancur berantakan seperti ini.

Mike, yang berada di posisi tak jauh dengannya, sedang terlihat begitu sibuk. Menyeruput dan menghisap, lelehan ASI yang menetes dari puting payudara Karnia. Iya, Mike melakukan apa yang juga Ciello lakukan kepada adik dan ibunya dulu. Ia suka sekali menghisapi ASI dari payudara wanita hamil.

“Udah ah Ooom…. Sshhh. Jangan disini Ooohhh...” Larang Karnia, sedikit mendorong wajah mike dari payudaranya, “Ntar Nia sange “
“Hehehe. Kalo kamu sange, ya dilampiasin dong…”
“Ihhhhssss… Om Mike maaaaah, susah banget ya dbilanginnya” Gerutu Karnia.
“Yeeee. Keseksian kamu tuuuh, yang susah banget diabaikan. Hehehe” Jawab Mike sekenanya.

CUPPP. CUPPP… SLUURRP CUP CUP CUUP
“Hmmmm. Enak banget ASImu Sayang” Ucap Mike terus menghisap payudara keponakannya.

“Ooohhhhhhh. Oooommmm. Udah ah yaaaa, Nia jadi beneran sange nih”
“Yaudah, kalo kamu sudah sange, kita keluar cari tempat aja yuk”
“Tapi bentar lagi Nia dipanggil pereksa, Om”
“Hmmm.. Kalo gitu, kita cari yang deket-deket aja deh” Ucap Mike yang kemudian celingukan, mencari kemungkinan tempat yang bisa ia gunakan.

Melihat Mike yang tiba-tiba menjulurkan kepalanya guna mencari tempat kesegala arah, Ciello buru-buru menurunkan lidah topinya. Menyembunyikan wajahnya dari pandangan ayah kandungnya.

“Kalo. Hmmm. Di toilet saja gimana?” Tanya Mike sedikit mengusulkan.
“Nggak aah, Om. Dirumah aja ya. Abis kita periksa nanti…”
“Shhhh. Kalo nunggu sampe dirumah, kelamaan Sayang. Hehehe” Ucap Mike yang tanpa meminta persetujuan Karnia, langsung menggeret gadis semok tersebut keluar kantin,“Sepertinya, kalo ngentot disini, bakalan lebih seruuu!”
“Iihhhssss… Susah nih. Kalo punya suami ngacengan kaya Om gini. Bawaannya ngentot mulu” Omel Karnia yang mau-tak mau, akhirnya menuruti tarikan tangan Mike ke arah toilet.

“Hmmm. Aku harus terus mengawasi gerak-gerik Papa. Dan aku juga harus memberitahukan hal ini ke Mama” Kata Ciello yang buru-buru mengikuti kearah Mike pergi.

Namun, begitu putra kandung Mike itu hendak beranjak dari kursinya, nasi goreng pesananannya keburu datang. “Nasi goreng, 2 ekstra telur, dan 1 gelas es lychee” Ucap pramusaji kantin itu ramah.

“Duhh. Kenapa pesanannya kudu nongol sekarang sih Mba?” Geram Ciello sekaligus bingung, antara mengintip, atau menyantap sajian di hadapannya. “Taruh situ dulu aja deh mba” Sambung Ciello sambil celingukan mencari kemana arah tujuan Mike tadi.
“Mas mau kemana? Kabur ya?” Celetuk mba pramusaji itu ketika melihat gelagat Ciello ”Kalo mau ditinggal, makanan ini harus dibayar dulu, Mas”
“Eh. Ntar aku bayar, Mba. Ini aku mau ketoilet dulu” Ucap Ciello makin gemas.
“Ga bisa nanti, Mas, Harus sekarang”
“Hhhhhhhhh. Oke oke. Nih” Sebal Ciello menarik nafas panjang. Lalu, tanpa meminta bon, ia langsung memberikan beberapa lembar uang ratusan ke pramusaji itu. “Dah, taruh ini dimeja aku dulu. Ambil kembaliannya” Sambungnya sambil mengejar ketertinggalannya.

“Duh. Mereka pergi ke toilet yang mana ya?” Bingung Ciello tak tahu arah, kemana ia harus mencari. Karena Rumah Sakit ini, memiliki 4 lantai, dan setiap lantai punya 3 area toilet umum.

Satu persatu, toilet di setiap lantai, Ciello masuki. Dari lantai satu, hingga lantai 4, semua ia periksa. Namun, sejauh mata memandang, tak ia temukan barang satupun toilet yang mencurigakan. Akhirnya, karena merasa tak membuahkan hasil sama sekali, Ciello pun memutuskan untuk kembali ke kantin dengan berat hati. Membiarkan ayah dan sepupunya, berasyik-asyik, entah dimana.

“Tapi, kalo dengan badan yang dalam kondisi hamil tua, harusnya Karnia ga bakalan mencari toilet sampai lantai 4. Itu akan terlalu melelahkan” Pikir Ciello masih terus mengulik keberadaan sepupunya itu. “Pasti, ia akan mencari tempat, deket dengan kantin, yang sangat tersembunyi” Sambungnya lagi sambil berpikir.

GUBRAK. GABRUK
Dan benar, ketika Ciello hampir tiba didekat kantin, ia dikejutkan oleh suara-suara yang berasal dari sebuah ruang kecil, disamping toilet lantai 1.

“Astaga, kenapa tak terpikirkan olehku ya. Mereka pasti ada disana” Girang Ciello ketika melihat sebuah pintu bertuliskan kata ‘GUDANG’ yang jauh dari akses lalu lalang pengunjung Rumah Sakit.

PLAK PLAK PLAK
Suara kepakan tubuh terdengar samar-samar. Disertai desahan lirih dua manusia yang sedang dimabuk birahi.

“Benar, mereka pasti ada didalam sini” Ucap Ciello yang dengan gerakan super hati-hati, ia meraih gagang pintu gudang itu, dan memutarnya pelan

CKLEK
“Ah kampreeeett, pintunya dikunci dari dalam” Geram Ciello ketika tak bisa membuka pintu tersebut. Untuk sejenak, Ciello menatap kearah pintu itu. Mencoba mengintip dari sela bawah pintu.
“Ga kelihatan” Serunya lagi karena hanya bisa melihat bayangan-bayangan kaki.

Tak puas disitu saja, Ciello menempelkan telinganya ke daun pintu. Berusaha menangkap suara dari dalam sana.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Ooohhhhh. Oommmm. Oooohhhhh…..”
“Ssshh.. Enak Sayang?”
“Bangeeet”

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Terus entot memek Nia, Om.. Teruuuussss”

“Gila. Mereka beneran ngentot disini” Batin Ciello sebal, karena tak dapat melihat apa yang sedang dilakukan ayah dan sepupunya digudang itu, “Dasar Papa bejat, dan sepupu murahan!”

Mendengar desahan Karnia dari dalam toilet, mendadak rasa gelisah dihati Ciello menyeruak. Entah kenapa, ia begitu ingin melihat persetubuhan yang sedang terjadi pada sepupunya itu. Otaknya berpikir keras. Mencari cara, supaya ia bisa mendokumentasikan persetubuhan di tempat umum itu.

Hingga akhirnya, sebuah ide cemerlang, muncul di otak Ciello.
“Dengan handphone” Serunya yang kemudian menyalakan camera video di handphonenya. Mematikan lampu flash, lalu menyelipkan ke celah dibawah pintu gudang. Ciello tahu, jika hasil dari video ini pasti tak dapat mengambil gambar secara jelas, tapi paling tidak, suara ayah dan sepupunya bisa terekam dengan baik.

PLAK PLAK PLAK
“Sssshhhh…. Ommm. Nia mau keluar ini omm. Ohh. Ngentottt” Erang Karnia tiba-tiba dengan lantang.
“Ohh Iya Sayang... Sama. Om juga mau keluar… Ohhh Enak banget memekmu Sayang. Ohh. Jepitan memekmu, bikin Om mau keluar jugaaa. Ooohhh...”

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
“Sshhh… Iya Om. Keluarin aja.. Sembur pejuhmu Ommm.. Ooohhh Enaaakkk”
“Nia, Sayang. Om mau keluar nih. Ohhh Ngentot. Enak banget memekmu Sayang….. Ooohhh…”
“Bareng ya Oomm. Nia juga mau KELUUUUAAAARRRRR… OOOHHHH NGEEENTOOOOTTT”

CREET CREEETTT CREEECEEETT CREEEET CREEEETTT
“OMM MIKEEE OHHH OOOMMM NIA KELUAAR DULUAN NIIHH OOOMMM…. OOOHHH… OOOMM MIKEEEEE….” Erang Karnia tanpa malu. Berteriak begitu lantang seiring denyut kenikmatan orgasmenya.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

“OOOHH. NIAAA. . OOOHHH OM JUGA JUGA IKUT KELUAR NIH SAYAANGG.. OHHH. ANJIIINNGGGG… ENAK BANGEEET MEMEKMUUU NIAAAA.. SSSHHH” Erang Mike yang sepertinya juga mendapatkan ejakulasi nikmatnya

CROOT CROOOOOT CROOOCOOOT CROOOT CROOOTT
“ANJING oooohh ANJING … ENAK banget INI MEMEEEKKK” Erang Mike sambil menghentak-hentakkan pinggulnya kearah keponakannya.

Suara tepukan tubuh, perlahan-lahan terdengar melambat. Hanya terdengar suara desahan dan kecupan-kecupan. Setelah itu, hening.

Merasa sudah tak ada aktifitas mesum lainnya, Ciello segera menarik handphonenya dan buru-buru kabur. Kembali ke kantin untuk menyantap makan siangnya.

***

“Karnia?” Sapa Ciello ketika melihat sepupunya kembali ke meja kantinnya, “Karnia Prameswari? Kok? kamu ada disini?” Sambung Ciello pura-pura kaget, ketika melihat gadis hamil itu berjalan gontai kearahnya.
“Loh? Kak Ciello?” Jawab Karnia terkejut sekaligus kikuk. Buru-buru, ia merapikan rambut dan menyeka keringat yang membasahi dahinya. “Kak Ciello kok ada disini juga?”

“Hooh. Kamu disini sama siapa? Sendirian aja?” Tanya Ciello yang kemudian mengamit tangan Karnia, lalu memintanya duduk di kursi kantin sebelahnya

“Nia ama… Ngggg…. Om Mike” Sahut Karnia kikuk karena menerima ajakan Ciello.
“Oh…. Dimana dia sekarang?”
“Gatau Kak… Nggg.. Mungkin Om Mike sedang ngerokok” Sejenak, Karnia celingukan sekedar menghindar dari tatapan mata buas Ciello. “Kak Ciello, disini dalam rangka apa?” Sambung Karnia, yang perlahan, harus mulai menyunggingkan senyumnya. Berusaha sedikit mengusir rasa jengah diantara mereka berdua.
”Dalam rangka upacara bendera” Balas Ciello sambil tersenyum.
“Ihhhhsss. Maksudnya tuh, Kakak kesini sedang berobat? Atau sedang apa?” Ucap Karnia dengan wajah sebal

Melihat perubahan wajah Karnia, mendadak ada rasa aneh yang berdesir di dada Ciello. Terlebih, setelah mengetahui kemesuman ayah dan sepupunya barusan, membuat Ciello makin berpikir yang tidak-tidak.

“Balas dendam sedikit boleh lah ya?” Senyum Ciello sambil berpikir. Apa rencana terbaik untuk bisa ia lakukan, guna melampiaskan rasa kesal ke ayah kandungnya.

“Kakak disini sengaja mau nemenin kamu kok, Nia” Ucap Ciello sambil tersenyum.
“Ihhhsss. Mulai deh ga jelasnya. Ngapain juga Kak Ciello nemenin Nia? Khan Nia udah ada Papa Kak Ciello yang ngejagain”
“Gapapa. Kali aja kamu lagi butuh temen tambahan” Ucap Ciello sambil melirik ke belahan payudara Karnia, yang membusung di depannya. “Jadi khan kita bisa main bertiga”

Mendengar kalimat Ciello, muka Karnia langsung memerah. Malu karena sikap sepupunya yang begitu berani itu.

“Kak Ciello kesini pasti sedang periksa juga? Periksain Clara atau Tante?” Tanya Karnia yang buru-buru mengalihkan pembicaraan.
“Kakak lagi nemenin Mama periksa.”
“Oh iya, Clara khan baru aja lahiran kemarin ya? Emang Tante lehiran kapan?”
“Hooh. Rencananya sih bulan depan. Kalo kamu?”
“Minggu-minggu ini Kak. Ini juga lagi nunggu Dokternya balik dari jenguk pasien”
“Hmmm. Kalo bentar lagi lahiran, berarti kudu sering-sering ditengokin juga ama Papanya loh. Biar lancar lahirnya. HIhihihi. “ Kekeh Ciello mulai sedikit menggoda.

Lagi-lagi, muka Karnia makin memerah.
Karnia, tak membalas apapun. Ia hanya berdiam diri sambil menatap lalu-lalang orang di rumah sakit.
Setelah itu, suasana kembali hening. Walau Ciello terus menatap kearah Nia, tapi tetap saja, tak ada sepatah katapun yang keluar dari keduanya.

“Kak? Ngapain sih senyum-senyum gitu liat Nia?” Tanya Karnia yang akhirnya merasa, jika ia tak bisa didiamkan lebih lama.
“Kamu ternyata cantik ya? Kakak baru sadar” Rayu Ciello
“Issshh. Apaan sih Kak? Mulai deh ngegombalnya” Sahut Karnia yang langsung terlena akan perlakuan sepupunya itu. Senyum teduh ditambah rupa damai di wajah Ciello, membuat Karnia mulai larut.

“Ga nyangka ya?” Ucap Ciello dan Karnia hampir bersamaan.
“Eeeh? Hahaha” Tawa mereka bareng mendengar kalimat mereka barusan.

“Kamu dulu“ Jawab Ciello spontan
“Hehehe. Ga nyangka ya, kita bisa jadi seperti ini…” Sahut Karnia
“Iya. Kamu hamil, Clara hamil, Mama hamil. “ Ucap Ciello yang melirik kearah perut bulat sepupunya “Kalian semua hamil dalam waktu berdekatan. Walau, yaah. Kamu tahu sendirilah jadinya gimana hubungan Papa ama Mama kakak sekarang”,
“Iya Ya Kak. Kadang Nia ngerasa gaenak juga sih. Gara-gara Nia, keluarga Kak Ciello jadi seperti ini”

“Halah. Yaudahlah. Apa yang udah terjadi, biarkanlah itu terjadi. Toh emang kontol Papa juga sih yang kegatelan. Sering ‘nembak’ sana sini.” Ucap Ciello sok bijak.
“iya, dan ini buktinya.” Ucap Karnia sambil mengelus perutnya yang membulat besar.

“Eh iya, BTW, Om Tito ama Tante Nanda gimana? Tahu kamu hamil anak papa gini?” Selidik Ciello.
“Hhmmmm. Nia sih bodo amat ya Kak, ama Ayah atau Mama. Yang jelas, ketika om Mike dateng buat ngambil Nia kerumah Ayah kemarin, Ayah udah ngijinin Nia kok. Buat dijadikan istri kedua Om Mike. Tapi, gatau juga sih, Ayah dikasih imbalan apa dari Om Mike, ”
“Ohh gitu, Imbalan ya?” Ucap Ciello sambil berpikir, “Trus kalo Tante Nanda?”
“Mama sih kalo Nia lihat, lebih santai. Dia mah ngikut-ngikut aja, apapun keputusan Ayah” Jelas Karnia lagi, “Eh iya Kak. Boleh Nia tanya sesuatu?”

“Tanya?” Heran Ciello melihat raut wajah Karnia yang begitu antusias ”Mo nanya apa?”
“Hmmmm. Kak Ciello jangan marah yaa…? Hehehe”
“Apaan sih?”

”Nia mau nanya. Om Mike tuh… Hmmm. Kalo ama tante Citra… Emang beneran buas ya?” Tanya Karnia malu-malu
“Buas? Maksudnya?”
“Iya, kalo lagi.. Hmmm. Itu tuh. Kakak taulah. “
“Ngewe?” Sebut Ciello dengan dada berdebar-debar.
“Iyaaaa. Om Mike tuh ga ada capeknya ya? Pengen ngajakin begituan terus?”

“Ya kalo dapet ponakan kaya kamu mah, siapa juga yang bisa nolak?” Jelas Ciello yang terus menatap payudara besar Karnia lekat-lekat. Sambil meraih tangan Karnia lalu mengecup punggung tangannya dengan lembut. Membuat wajah gadis yang sedang hamil tua itu, semakin merona karenanya.

“Ihhhhs. Ga Ayah, ga anak, sama aja pinter ngegombalnya” Ucap Karnia yang mencoba menarik tangannya dari genggaman Ciello. Namun, lagi-lagi, Ciello mengecup tangan Karnia. Yang kali ini, lebih lama dari sebelumnya.

“Karnia Prameswari, Kamu tuh ya. Bener-bener ngegoda deh. Udah cantik, seksi, semok, duhhhh. Bikin pusing lah jadinya kalo dipikirin melulu. Apalagi barusan, Kakak kayanya, ngelihat kamu ama Papa di gudang samping toilet. Kira-kira, abis apa ya gubrak-gabruk disana? Sampe-sampe kedengeran banget dari luar gudang” Sambung Ciello yang merasa sudah tak sanggup lagi menutup-nutupi pergerakan di tengah selangkangannya, segera membetulkan arah batang kemaluannya yang bengkok terjepit celana.

“Ihhhhhhssss kok Kak Ciello bisa tau sih? Khan jadi malu Nia jadinya” Ucap Karnia yang pada akhirnya, melirik kearah selangkangan Ciello. “Salahin Om Mike tuh Kak, ga tahu diri kalo minta jatahnya”

“Hahahaha. Wajar kok. Itung-itung nengokin dedek bayinya khan ya?” Ucap Ciello yang terus merogoh batang penisnya secara terang-terangan. Seolah sengaja membiarkan mata Karnia menatap cetakan batang penis yang semakin menggelembung besar di kain celananya.

“Nggg. Kak Ciello…. Kira-kira, Kakak masih suka cewek-cewek bertetek besar gak?” Tanya Karnia mulai terbawa suasana. Sengaja menggoda Ciello yang terus menatap kearah payudaranya.
“Masih dong. Khan aku cowok normal…” Jawab Ciello sambil senyum “Apalagi ama tetek yang bisa keluar asinya seperti punya kamu itu”
“Ehhh. Sumpah. Kok Kak Ciello bisa tahu kaya gitu sih?” Heran Karnia sambil meraba payudaranya
“Tahulah. Khan Clara ama Mama, juga ngalamin hal yang sama seperti kamu”
“Keluar ASInya gitu?”

“Iya. Bahkan, Kakak juga sama seperti Papa tadi. Suka ngejilatin sisaan ASI yang tumpah dari tetek”
“Ihhhssss. Emang ya… Kak Ciello dan Om Mike tuh bener-bener mirip. Nggak mesumnya, nggak tingkahnya. Bener-bener plek ketiplek.”

“Nggak lah, punyaku lebih besar. Hehehe” Goda Ciello yang kali ini, memasukkan tangan kanannya kedalam karet celana pendek yang ia kenakan. Lalu, dengan satu gerakan cepat, ia meluruskan batang batang penisnya yang tertekuk tadi. “Uuuuuh. Legaaaaaa”

“Ihhhsss. Kak Ciello Jorok…!“ Ucap Karnia kegelian namun belagak polos.
“Abisan. Ini juga Gara-gara kamu..”
“Yeeeeeee… Enak aja. Yang ngaceng siapa. Yang disalahin siapa”

“Duh. Makin semok aja kamu, Nia. Pantes Papa demen banget ngajakin ngewe dimana aja” Goda Ciello yang kali ini, secara terang-terangan mulai mengelus batang penisnya dari luar celana. Sengaja membuat Karnia makin gelisah karena ulahnya.

“Ahh. Kak Ciello bisa aja”
“Beneran, Nia. Kamu bikin kepala Kakak pusing” Desah Ciello terus mengusap cetakan penis diselangkangannya. “Kalo ga percaya, nih. Pegang aja” Sambung Ciello yang kali ini, sengaja mengarahkan tangan lembutnya ke selangkangannya.

“Ehhh. Kak?”
“Tuh. Kontol Kakak bengkak gara-gara ngelihat kecantikan dan keseksianmu, Nia”. Ucap Ciello mencoba terus bermain api. Bahkan, karena tak mendapat penolakan dari sepupunya, Ciello makin berani mengusap-usapkan tangan Karnia ke batang selangkangannya.

“Keras Kak” Desah Karnia yang secara otomatis, menggerak-gerakkan tangannya sendiri. Mengelus penis Ciello dari luar celana.
“Iya. Itu gara-gara kamu” Jawab Ciello sambil mulai meraba paha Karnia.

“Ehh?” Kaget Karnia ketika Ciello mulai merabai paha mulusnya.
“Wuiiihh. Mulus banget paha kamu, Nia. Pantes aja Papa demen banget ama kamu.” Lanjud Ciello makin meraba naik keatas, kearah tengah selangkangan sepupunya itu.

“Ehhh. Kak. Jangan ah” Desah Karnia mencoba menahan laju tangan Ciello yang terus menggerayangi paha dalamnya. “Ntar diliat orang”
“Nggak ada yang liat. Posisi kita khan kehalang pager taneman itu” Ucap Ciello makin merogoh paha Karnia lebih dalam lagi.

Dan, ketika Ciello memasukkan tangannya keselangkangan Karnia, tiba-tiba ia merasa suatu kelembutan di ujung tangannya. Yang polos, tanpa penghalang samasekali.

“Nia? Kamu ga pake celana dalam?” Tanya Ciello spontan.
“Ngggg. Celana dalem aku basah kena pejuh Om Mike, Kak” Jawab Karnia malu-malu
“Trus? Sekarang ada dimana tuh celana?”
“Aku buang”
“Uhh. Sumpah. Nafsuin banget sih kamu….” Ucap Ciello yang entah mendapat keberanian darimana, tiba-tiba ia menurunkan celananya hingga ke mata kali. Membuat batang penisnya yang sudah tegang maksimal, menjelepat keatas saking kerasnya.

“KAK CIELLO? GILA. KAMU MAU APA?” Jerti Karnia dengan mata melotot melihat tingkah nekat sepupunya.
“Bantu Kakak, Nia. Kakak udah sange banget karena ulahmu bareng Papa tadi” Pinta Ciello sambil mengamit tangan Karnia, dan mengarahkan ke selangkangannya. “Keseksianmu bener-bener bikin kontol Kakak pusing”


bersambung,
by Tolrat
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd