hari kedua
"hati-hati di jalan paah...", ucapku dari atas meja makan dan sambil tetap di setubuhi reza, melepas pandanganku ke pada suamiku yang berlalu berangkat kerja, tubuhnya menghilang di balik pintu. aku kembali menoleh memandang reza yang memandangku dan ku dekatkan wajahku yang disambut bibirku dengan bibirnya dan saling berpagutan penuh kenikmatan, nafasku semakin terengah dengan birahiku semakin terbakar, bayangan suamiku yang menghilang di balik pintu tadi juga menghilang dari kepalaku dengan birahi yang semakin membakar akal sehatku, aku mereguk kenikmatan ini dengan penuh dahaga.
"oaaah... reeeez... ", lenguhku menggelinjang nikmat, kurebahkan tubuhku diatas meja makan ini. hujaman-demi hujaman batang kontol besarnya membuatku semakin melayang jauh keatas hingga tak lagi dapat ku bendung.
"ooossshhh... rezaaaaaa.. kkooonnn... toooooll....", pekikku dan sesaat kemudian aku mengejang nikmat mencapai puncak orgasmeku lagi.
"oooaaahhk......", pekikku dengan nafas tersengal, menggelepar dengan rasa ngilu dengan batang kontolnya yang masih mengaduk-aduk liang vaginaku tanpa ampuun.
"aah.. ha ha.. uuhhghh... enak kan wii...", ujarnya sayup terdengar oleh ku dengan rasa nikmat yang kembali tak dapat ku bendung beberapa saat setelah kurasakan hentakan hebat pinggul reza yang ternyata mencapai orgasmenya dengan menyemburkan spermanya di dalam rahimku.
"aku... keluaaaar... lagi...", pekikku dan tubuhku ikut mengejang bersama reza yang juga mengejang mencapai orgasmenya.
nafasku masih tersengal saat reza mengecup bibirku.
"uuhhgh... ", geramnya dengan nafasnya yang juga masih tersengal saat perlahan kurasakan batang kontolnya beringsut keluar dari lubang vaginaku.
seperti kemarin, hari ini pun aku tak berpakaian, kubiarkan tubuhku tetap telanjang mengerjakan segala sesuatu di dalam rumah atau hanya sekedar nonton tv bersama reza atau bermesraan dengannya dan beberapa kali aku disetubuhinya di kamar, di ruang tamu, di dapur, di meja makan, di kamar mandi.
*-*
ku pandangi wajah dewi yang cantik, masih secantik seperti dulu, tubuhnya putih mulus dan seksi kini semakin matang seperti bunga yang mekar dengan indahnya, terbesit rasa sesal karena tak bisa menikah dengannya tapi aku beruntung bisa menikmatinya saat ini walau sesaat, menyesal dulu kenapa tak ku perawani, pikirku sambil terduduk di sofa, kubimbing agar ia mengangkangiku dan memasukan kontolku ke memek nikmatnya yang nikmat ini. tangan lentiknya meraih kepala kontolku yang di arahkannya ke lubang memek.
"ooooohhh....", lenguhnya saat tubuhnya mulai diturunkannya sehingga batang kontolku terjejal nikmat di memeknya dan amblas di telannya. kulingkarkan tangannku di pinggulnya sambil kuremas bokongnya yang duduk diatas pangkuanku. wajah cantiknya memandangku dan kusambut bibirnya yang mencium bibirku, kulumat dan ku hisap dengan gemas. satu tanganku berpindah meremas buah dadanya, ku mainkan putingnya dan pinggulnya mulai bergoyang nikmat.
"oosshhh... ", lenguhnya dengan seksi.
"ugghh..", sambil kupandangi wajah cantiknya tanganku kian kemari menjamah, meremas seluruh tubuhnya.
"aauuuhh... kontol gede... ehh.. enak banget...", ucapnya sering terdengar kata-kata kotornya yang membuatnya semakin seksi dari bibir mungilnya.
"enak ya wiii.... gak kaya kontol mas mu... kecil... he he he ", ujarku membuatnya mencubit lenganku sambil terus menggoyangkan pinggulnya. kulihat kontolku yang menghilang hanya nampak bulu jembutnya yang berbentuk garis tegak lurus menyatu dengan bulu jembutku.
"uuuggh... ", geramku sambil ku nikmati empotan memeknya yang begitu nikmat.
"ayo kontol gede... keluarin di dalam aku...", ucapnya menyemangatiku dengan ucapan kotornya.
"oogh...", lenguhku.
"enak kan memek aku rez..?!!...", ucapnya..
"oogh... enak banget wiii...", eluhku.
"uh.. nikmati memek aku rez... entot memek aku... sampe kontol kamu crot enak di memek aku...", ucapnya bertubi-tubi membuatku tak lagi dapat menahan.
"terus goyang wiiii... uuuuaaghh...", geramku dan semburan pertama menghentak hebat sambil ku cengkeram pangkal pahanya ku buat agar pinggulnya terus bergoyang sementara aku semprotkan spermaku di dalam memeknya berkali-kali.
"enak rez...?", ucap dewi lembut mengecup bibirku, yang masih menduduki kontolku yang terbenam di dalam memeknya. kedutan kontolku mulai mereda saat dewi mengangkat tubuhnya dan menjulurlah kontolku dari lubang memeknya yang basah dengan spermaku yang meleleh keluar. aku hanya terduduk diam mengatur nafasku yang masih tersengal nikmat sambil memandanginya. kedua kakinya mengangkang lebar di sofa dan sehelai tisu ditangannya membersihkan memeknya yang merekah kemerahan dari spermaku. kulihat itilnya yang mengeras terlihat masih menegang walau sudah beberapa kali ku buat ia orgasme.
*-*
menjelang sore aku di mandikannya, tangannya selalu saja liar menjelajahi seluruh tubuhku dan aku hanya melenguh nikmat pasrah sampai dibasuhnya tubuhku dengan air dari busa sabun yang dibalurinya tadi.
"kalo suami kamu cuckold.... berarti kamu juga pernah sama cowok lain ? ", pertanyaannya yang membuatku terdiam sesaat.
"ya kan wi...?, pasti kamu pernah di suruh ML sama cowok lain...sama suamimu...?", tanyanya lagi.
"iya...", jawabku ringan tak ingin terlalu terbuka kepadanya.
"kamu menikmatinya ?", tanyanya lagi sambil tangannya membasuhi vaginaku dengan air. aku mengangguk.
"awalnya sih tegang... jadi gak menikmati... emang kenapa kalo menikmati...", lanjutku.
"ya gak apa-apa kalo kamu menikmati... jadi gak terpaksa...". ucapnya dan kuceritakan awal pertama saat aku dengan seorang brondong pilihan suamiku. saat pertama kali aku berciuman dengan si brondong di hadapan suamiku, kemudian saling mencumbu hingga satu-persatu membuka baju sampai telanjang berdua dan bergumul penuh napsu di ranjang. dan pertamakali itulah saat kontol selain milik suamiku menghujam vaginaku, dan kurasakan sesuatu yang berbeda, lebih besar, lebih panjang dan lebih nikmat kurasakan hingga aku bisa menikmati persetubuhan ku di saksikan oleh suamiku sendiri.
*
hari menjelang sore kembali mengulang kejadian seperti kemarin , di sore hari, di ruang tamu kembali aku sedang di disetubuhi reza saat suamiku pulang dari kantor melihat sesaat dan hanya berlalu membiarkan aku dan reza melanjutkan persetubuhanku tanpa keikutsertaannya walau hanya menonton seperti kemarin atau sekedar menyaksikan sambil mengocok sendiri.
"ooh.. paah...", sapaku sambil terengah dan memandang suamiku yang berlalu kedalam dan menghilang di pintu kamar. aku meminta reza untuk berhenti sebentar hanya sekedar menyuguhkan makan sore dan minum untuk suamiku di meja makan. aku beranjak dengan tubuh telanjangku menyuguhkan suamiku di meja makan.dan kembali ke pelukan reza yang sudah berpindah duduk di sofa dan kembali menyetubuhiku di saksikan suamiku yang duduk di hadapan meja makan dengan wajah menegang dengan tangan mengelus kontolnya yang menyembul di balik celananya.
"ayo rezz... keluarin.. ..", ujarku agar ia cepat menyelesaikan persetubuhan ini sementara aku sudah mengalami orgasme 2x olehnya.
"iya wi... biar diliat mas mu...", ujarnya seraya membalikan tubuhku untuk menungging. dari belakang reza menyetubuhiku dengan penuh birahi disaksikan suamiku yang sudah mengocok kontolnya sendiri di hadapan meja makan.
"liat mas... nikmati... saya entot dewi... mas...", ucap reza dengan provokatif kepada suamiku. tiba-tiba plak.. plak... plak... reza memukul-mukul bokongku sambil berkata.
"bilang enak kontol gede wii... enak dientot kontol gede kan wii...?!!".
"oooh... eessh... iya pah enak... banget kontol gede nya reza...", ucapku menuruti keinginan reza yang memintaku tadi.
"memek dewi masih sempit banget mas.... karena gak biasa dapet kontol gede...", ucap reza dan kulhat suamiku semakin cepat mengocok kontol kecilnya.
"papah suka liat aku di entot kontol kan paah...?", desahku ikut memancing suasana.
*-*
"aaah... ", aku hanya bisa melenguh dengan mulut menganga melihat keganasan reza dan kebinalan istriku yang bersetubuh di depanku dengan birahi semakin bergelora, membuatku semakin mendidihkan birahiku.
"dari pagi aku dientot reza... aku udah ketagihan kontol reza... paah...", ucap istriku membuat campur aduk rasa di dadaku, sambil ku kocok kontolku yang hanya setengah berdiri. bokong istriku seakan beradu dengan pingguk reza dengan nampak terlihat kontol panjangnya keluar masuk vagina istriku. apalagi saat satu kaki istriku di angkatnya menghadapku hingga semakin jelas vagina istriku di hujam-hujam kontolnya yang besar dan panjang itu. aku hendak meminta kesempatan untuk menyetubuhi istriku sebentar namun tiba-tiba tanpa sadar hanya baru selangkah maju aku sudah tak dapat menahan lagi orgasmeku.
"aaaaahgggghh...", geramku sambil ku kocok dengan cepat dan menyemburlah spermaku di lantai di hadapan istriku dan reza.
aku kembali duduk sambil mengelus kontolku yang menjadi layu, sambil tetap kusaksikan persetubuhan istriku dengan reza yang semakin ganas menyetubuhi istriku, dan dari mulut istriku semakin liat merancau kata-kata kotornya.
"uggh... mas... liat mas... biar saya hamilin dewi ya mas...", ucap reza kepadaku dan membuatku kembali bernapsu sambil kukocok kontol layuku.
"mas... saya hamilin dewiii..", ucapan reza kepadaku membuatku tak lagi menahan spermaku yang mengalir keluar begitu saja dengan sedikit kedutan nikmat yang kurasakan bersamaan dengan reza yang menumpahkan spermanya di dalam vagina istriku.
hari kedua ini, vaginaku sudah penuh dengan sperma reza, saat suamiku sudah menyemburkan spermanya di lantai sambil melihat persetubuhanku sebelum tidur malam. tanpa diberi kesempatan untuk menyetubuhiku. aku tertidur dalam pelukan reza smementara suamiku tidur di sofa. sepertinya aku benar-benar sudah menjadi milik reza, suamiku tak menyentuhku dan aku tau suamiku ikut menikmati semua ini.
Bersambung ke Halaman 24 <<<----------------------------