mangNirwana
Guru Besar Semprot
hari ke tiga
di hari ke tiga aku masih menginap di rumah dewi, puas rasanya bisa memerkan kegagahanku menyetubuhi dewi di hadapan suaminya yang cuckold. aku seperti layaknya pengantin baru yang sedang berbulan madu namun bedanya aku melakukannya dengan bangga di hadapan suaminya yang tak lemah. dengan bebas aku setubuhi berkali-kali dan berkali-kali juga aku menyiramkan benih spermaku di rahim dewi dengan harapan aku bisa membuatnya hamil dengan benih dariku.
pagi hari, seperti biasa dewi menyuguhkan sarapan pagi untuk suaminya di meja makan dengan tubuh seksinya yang kuminta untuk telanjang berdua bersamaku. kubiarkan dewi menemani suaminya sarapan sementara aku duduk di sampingnya yang sambil ku rangkul, ku elus dan sesekali kucium dengan mesra. kadang tanganku membelai buah dadanya yang ranum di hadapan suaminya. kadang ku elus bokongnya saat dewi berdiri, kadang ku belai memeknya dengan leluasa sambil melihat reaksi suaminya yang hanya memandang dengan penuh birahi.
"eessshhh...", lenguh dewi dengan kaki kurentangkan di kursi tamu, dan aku menjilati itilnya yang basah berkilat.
"eesshhh.... berangkat paah...?!". ucapnya kepada suaminya yang melangkah ke pintu dengan tatapan wajah yang tegang melihatku menjilati memek istriku.
"cium aku paah...", pinta dewi seperti yang kuminta saat sebelum suaminya pergi agar suaminya bisa melihat lebih dekat perbuatanku dengan lidahku yang menjulur menyapu itil istrinya.
"ooohhh....", lenguh dewi saat bibirnya terlepas dari bibir suaminya yang menciumnya.
"haaduuh.. geli banget rezzz....", eluh dewi kepadaku tanpa menghiraukan suaminya yang terkesima melihat kearah selangkangannya melihat lidahku yang menjulur dan menjilat-jilat itilnya. dengan provokatif aku menjilat, melumat itil mungil dewi yang terus menggelinjang.
"ooaaah...eessshh... ak..kuu gaaak...kuaaat....", lenguhnya di hadapan suaminya yang berdiri mematung memperhatikan tubuh bugil istrinya yang menggelinjang. ku benamkan jari telunjuk dan jari tengahku menusuk lubang vaginanya yang banjir sambil terus ku lumat itilnya semakin membuat dewi menggelepar liar.
*-*
"oaaaahhh... esssshhh....", lenguhku seraya ku renggut rambut reza yang berada di selangkanganku, kurasakan lidahnya menjilati itilku dengan liarnya bahkan sesekali mulutnya menghisap dan melumatnya dengan ganas membuatku menggelinjang hebat. ku abaikan kehadiran suamiku yang baru saja mengecupku hendak berpamit berangkar kerja.
"eeessshh... geliiii... geli banget rezzzz....", eluhku sambil ku coba untuk terus mengangkangkan kedua kakiku. kurasakan jarinya mencolok lubang vaginaku.
"rezaaaaa aaaahhh... ", lenguhku kunikmati tusukan jarinya yang keluar masuk mengocok lubang vaginaku yang semakin basah saja dibuatnya. bergantian antara jari dan lidah yang menggelitik itilku dengan nikmatnya. sayup kulihat wajah suamiku yang berdiri terpaku memandangiku dengan wajah begitu tegang dengan sorot mata penuh kecemburuan dan birahi yang berkobar di dalamnya, melhat aku yang menggeliat dengan kedua kakiku yang mengangkang di hadapan wajah reza, mantan kekasihku dulu.
"udah berapa kontol yang udah masuk ke memek kamu wi...?", tanyanya sambil jarinya terus keluar masuk lubang ku.
"eeshh... ", aku tak dapat menjawab hanya memandang kearah suamiku yang menatapku dengan penuh arti.
"berapa wi...?", desak reza menghentikan jarinya.
"eehh... 7.....mungkin aku lupa...", jawabku sekenanya.
"masa wi...?.... ", ucap reza memandangku dan memalingkan pandangannya ke arah suamiku.
"udah berapa orang yang ngentotin dewi mas...?", ucap reza kepada suamiku yang hanya tertegun dengan wajah gugup memerah.
"ah....", tak ada kata yang terucap dari mulut suamiku yang hanya menganga.
"dewi udah dientot berapa orang, mas....?", desak reza seraya meraih kedua pahaku melingkar di pinggangnya sambil menatap wajah suamiku yang tergagap.
"se... eh.. sepuluh mungkin... eh..", terbata suamiku menjawab dengan wajah merunduk.
"wah banyak juga ya.... tapi memek dewi masih sempit gini mas....". ujar reza sambil tangannya membelai belahan bibir vaginaku membuatku menggelinjang, wajah tampannya memandangiku dengan tersenyum.
"mas suka ya... suka kalo liat dewi dientot orang lain...?", tanya reza lagi suamiku hanya mengangkat wajahnya dan mengangguk 2 kali kepada reza.
"mas suka liat memek dewi dientot kontol orang lain...?". ucap reza lagi dan suamiku kembali mengangguk.
"jawab mas... jangan cuma ngangguk.... ", sergah reza.
"iii.. iya... ". jawab suamiku dengan suara bergetar.
"iya apa mas....?", kejar reza lagi.
"iya sa... saya suka liat istri saya dientot laki-laki lain...", ucap suamiku seraya menatapku dengan mata penuh gelora birahi.
"sayang banget mas.... tau gitu saya aja yang entotin dewi mas...". ujar reza.
"berarti besok-besok saya aja yang entot dewi mas.... biar mas yang liat aja....", ujar reza lagi.
"bilang wi...", ujar reza kepadaku seraya mengedipkan sebelah matanya dan aku mengerti seperti yang dia ajarkan semalam untuk memancaing birahi suamiku.
"rez... kontol gede kamu masukin... ", ucapku seraya ku rentangkan kedua kakiku.
"bilang sama suamimu wi...", ujar reza aku berpaling menatap suamiku yang masih berdiri mematung.
"paah... aku minta ijin... dientot reza... ya paah....", ucapku.
"aah....", sergah suamiku wajahnya menegang penuh birahi dengan mengangguk gugup kepadaku.
"boleh mas...?", tanya suamiku.
"bo... boleh.. ", jawab suamiku tergagap.
"boleh apa mas...?", desak reza lagi.
"boleh.... di... eh.. dientot...", ucap suamiku.
"gak jelas mas.... coba ikutin kata-kata saya...", ujar reza kepada suamiku dengan wajah sinis.
"silahkan dientot memek dewi, istri saya...rez... coba bilang gitu...", paksa reza kepada suamiku.
"si.. silahkan dientot memek dewi, istri saya rez...", ucap suamiku membuat reza tetawa puas.
"oaahhsss.... ooohh... ", lenguhku saat reza mulai menyetubuhiku sambil ku ucapkan kata-kata vulgar di depan suamiku.
"reez... kontol gede kamu enak banget...", ucapku.
"enak kan wi... enakan mana sama kontol suamimu wi...?", ucap reza sambil memandang suamiku yang berdiri dengan kontol menjulur dari celananya. kontol kecil yang di kocoknya sendiri.
"enak kontol kamu rez...", ujarku memandang suamiku yang memerah wajahnya.
"bilang ke suamimu wi...", pinta reza.
"esshh... paah... kontolnya reza enak banget paah...", ucapku.
"aah... say.. aaang...", terdengar terputus dari mulut suamiku.
"ooh... kontol nya gede paah... jadi enak...". ujarku lagi.
"bilang kontol suamimu kecil wi...", ujar reza kepadaku.
"paah... eessh... enakan kontol gedenya reza... kontol papah kecil... kurang enak...", ucapku sesuai permintaan reza.
*-*
rasa cemburuku menggelegar didadaku namun napsuku meledak membuyarkan rasa cemburuku, berbaur menjadi satu di dadaku, menyaksikan istriku disetubuhi lagi oleh reza. ku kocok kontolku sendiri terdengar ucapan-ucapan istriku yang membuat birahiku semakin bergelora.
"liat paah... memek aku dientot kontol gede reza...", ucapnya dan mataku tertuju pada vaginanya yang terjejal kontol reza yang bergerak keluar masuk menghujam-hujam.
"uughh...", geramku ada sensasi nikmat melihat istriku di setubuhi orang lain yang kunikmati sambil ku kocok kontolku yang masih setengah berdiri, menegang tak terlalu keras.
suasana seakan terdiam, hanya desahan nafas yang berat saat mulut istriku di lumat reza yang memagutnya dengan pinggul terus bergoyang dan aku semakin cepat mengocok kontolku ku coba untuk menahan orgasmeku namun aku tak bisa, terlalu nikmat melihat pemandangan ini, melihat istriku yang sedang disetubuhi laki-laki lain selain aku suaminya.
croooth... crootthh...crotthh... berkali-kali aku menyemburkan spermaku di lantai dan aku bersimpuh lemas merasakan sisa-sisa kedutan orgasmeku dihadapan reza dan istriku yang masih bersetubuh.
"cepet banget keluarnya mas...", ujar reza kepadaku dengan wahjah sini tertawa.
"gimana dewi bisa puas mas...", ujarnya lagi aku beranjak ke dalam untuk membersihkan diri yang terdengar hanya desahan kenikmatan istriku. usai membersihkan diri aku bergegas melewati ruang tamu dimana istriku dan reza masih bersetubuh dengan posisi menungging.
*-*
aku hanya tersenyum melihat suami dewi yang bergegas melewati ruang tamu sambil aku terus mengayun pinggulku dengan posisi dewi yang masih menungging melambaikan tangannya kepada suaminya yang berlalu berangkat ke kantor.
"wiii... ke kasur yu...", ajakku kucabut kontolku yang berlendir seraya kuremas bokong montok dewi yang kenyal. kurangkul tubuh telanjang nya menuju kamar tidur. kedua buah dadanya bergoyang di sampingku, tanganku mengelus bokongnya yang bergoyang melangkah disampingku. ku rebahkan dewi terlentang dengan kedua kakinya kuangkat di pundakku dan kembali kubenamkan kontolku ke vaginanya. tak terbayang 10 kontol laki-laki telah mengaduk-aduk vagina cantik ini, sungguh bodoh suaminya, pikirku lagi. perempuan secantik dewi dengan tubuh mulus dan seksi dibiarkan disetubuhi laki-laki lain.
"ooaassshhh.. ooohh.. rezaaaaa....", lenguh dewi berkali-kali yang bertanda akan mencapai orgasmenya, ku ayun lebih deras pinggulku membuatnya menggelepar liat dalam dekapan tubuhku dan sesaat kemudian tangannya mencengkeram pundakku dan memekik hebat.
"ohhee eg egegehegegegee....", erangnya mencapai orgasmenya dan kususul dengan orgasmeku yang ku tuntaskan sekalian dengan menyemburkan spermaku di dalam vaginanya seperti biasa.
Bersambung ke Halaman 25 <------------------------------
di hari ke tiga aku masih menginap di rumah dewi, puas rasanya bisa memerkan kegagahanku menyetubuhi dewi di hadapan suaminya yang cuckold. aku seperti layaknya pengantin baru yang sedang berbulan madu namun bedanya aku melakukannya dengan bangga di hadapan suaminya yang tak lemah. dengan bebas aku setubuhi berkali-kali dan berkali-kali juga aku menyiramkan benih spermaku di rahim dewi dengan harapan aku bisa membuatnya hamil dengan benih dariku.
pagi hari, seperti biasa dewi menyuguhkan sarapan pagi untuk suaminya di meja makan dengan tubuh seksinya yang kuminta untuk telanjang berdua bersamaku. kubiarkan dewi menemani suaminya sarapan sementara aku duduk di sampingnya yang sambil ku rangkul, ku elus dan sesekali kucium dengan mesra. kadang tanganku membelai buah dadanya yang ranum di hadapan suaminya. kadang ku elus bokongnya saat dewi berdiri, kadang ku belai memeknya dengan leluasa sambil melihat reaksi suaminya yang hanya memandang dengan penuh birahi.
"eessshhh...", lenguh dewi dengan kaki kurentangkan di kursi tamu, dan aku menjilati itilnya yang basah berkilat.
"eesshhh.... berangkat paah...?!". ucapnya kepada suaminya yang melangkah ke pintu dengan tatapan wajah yang tegang melihatku menjilati memek istriku.
"cium aku paah...", pinta dewi seperti yang kuminta saat sebelum suaminya pergi agar suaminya bisa melihat lebih dekat perbuatanku dengan lidahku yang menjulur menyapu itil istrinya.
"ooohhh....", lenguh dewi saat bibirnya terlepas dari bibir suaminya yang menciumnya.
"haaduuh.. geli banget rezzz....", eluh dewi kepadaku tanpa menghiraukan suaminya yang terkesima melihat kearah selangkangannya melihat lidahku yang menjulur dan menjilat-jilat itilnya. dengan provokatif aku menjilat, melumat itil mungil dewi yang terus menggelinjang.
"ooaaah...eessshh... ak..kuu gaaak...kuaaat....", lenguhnya di hadapan suaminya yang berdiri mematung memperhatikan tubuh bugil istrinya yang menggelinjang. ku benamkan jari telunjuk dan jari tengahku menusuk lubang vaginanya yang banjir sambil terus ku lumat itilnya semakin membuat dewi menggelepar liar.
*-*
"oaaaahhh... esssshhh....", lenguhku seraya ku renggut rambut reza yang berada di selangkanganku, kurasakan lidahnya menjilati itilku dengan liarnya bahkan sesekali mulutnya menghisap dan melumatnya dengan ganas membuatku menggelinjang hebat. ku abaikan kehadiran suamiku yang baru saja mengecupku hendak berpamit berangkar kerja.
"eeessshh... geliiii... geli banget rezzzz....", eluhku sambil ku coba untuk terus mengangkangkan kedua kakiku. kurasakan jarinya mencolok lubang vaginaku.
"rezaaaaa aaaahhh... ", lenguhku kunikmati tusukan jarinya yang keluar masuk mengocok lubang vaginaku yang semakin basah saja dibuatnya. bergantian antara jari dan lidah yang menggelitik itilku dengan nikmatnya. sayup kulihat wajah suamiku yang berdiri terpaku memandangiku dengan wajah begitu tegang dengan sorot mata penuh kecemburuan dan birahi yang berkobar di dalamnya, melhat aku yang menggeliat dengan kedua kakiku yang mengangkang di hadapan wajah reza, mantan kekasihku dulu.
"udah berapa kontol yang udah masuk ke memek kamu wi...?", tanyanya sambil jarinya terus keluar masuk lubang ku.
"eeshh... ", aku tak dapat menjawab hanya memandang kearah suamiku yang menatapku dengan penuh arti.
"berapa wi...?", desak reza menghentikan jarinya.
"eehh... 7.....mungkin aku lupa...", jawabku sekenanya.
"masa wi...?.... ", ucap reza memandangku dan memalingkan pandangannya ke arah suamiku.
"udah berapa orang yang ngentotin dewi mas...?", ucap reza kepada suamiku yang hanya tertegun dengan wajah gugup memerah.
"ah....", tak ada kata yang terucap dari mulut suamiku yang hanya menganga.
"dewi udah dientot berapa orang, mas....?", desak reza seraya meraih kedua pahaku melingkar di pinggangnya sambil menatap wajah suamiku yang tergagap.
"se... eh.. sepuluh mungkin... eh..", terbata suamiku menjawab dengan wajah merunduk.
"wah banyak juga ya.... tapi memek dewi masih sempit gini mas....". ujar reza sambil tangannya membelai belahan bibir vaginaku membuatku menggelinjang, wajah tampannya memandangiku dengan tersenyum.
"mas suka ya... suka kalo liat dewi dientot orang lain...?", tanya reza lagi suamiku hanya mengangkat wajahnya dan mengangguk 2 kali kepada reza.
"mas suka liat memek dewi dientot kontol orang lain...?". ucap reza lagi dan suamiku kembali mengangguk.
"jawab mas... jangan cuma ngangguk.... ", sergah reza.
"iii.. iya... ". jawab suamiku dengan suara bergetar.
"iya apa mas....?", kejar reza lagi.
"iya sa... saya suka liat istri saya dientot laki-laki lain...", ucap suamiku seraya menatapku dengan mata penuh gelora birahi.
"sayang banget mas.... tau gitu saya aja yang entotin dewi mas...". ujar reza.
"berarti besok-besok saya aja yang entot dewi mas.... biar mas yang liat aja....", ujar reza lagi.
"bilang wi...", ujar reza kepadaku seraya mengedipkan sebelah matanya dan aku mengerti seperti yang dia ajarkan semalam untuk memancaing birahi suamiku.
"rez... kontol gede kamu masukin... ", ucapku seraya ku rentangkan kedua kakiku.
"bilang sama suamimu wi...", ujar reza aku berpaling menatap suamiku yang masih berdiri mematung.
"paah... aku minta ijin... dientot reza... ya paah....", ucapku.
"aah....", sergah suamiku wajahnya menegang penuh birahi dengan mengangguk gugup kepadaku.
"boleh mas...?", tanya suamiku.
"bo... boleh.. ", jawab suamiku tergagap.
"boleh apa mas...?", desak reza lagi.
"boleh.... di... eh.. dientot...", ucap suamiku.
"gak jelas mas.... coba ikutin kata-kata saya...", ujar reza kepada suamiku dengan wajah sinis.
"silahkan dientot memek dewi, istri saya...rez... coba bilang gitu...", paksa reza kepada suamiku.
"si.. silahkan dientot memek dewi, istri saya rez...", ucap suamiku membuat reza tetawa puas.
"oaahhsss.... ooohh... ", lenguhku saat reza mulai menyetubuhiku sambil ku ucapkan kata-kata vulgar di depan suamiku.
"reez... kontol gede kamu enak banget...", ucapku.
"enak kan wi... enakan mana sama kontol suamimu wi...?", ucap reza sambil memandang suamiku yang berdiri dengan kontol menjulur dari celananya. kontol kecil yang di kocoknya sendiri.
"enak kontol kamu rez...", ujarku memandang suamiku yang memerah wajahnya.
"bilang ke suamimu wi...", pinta reza.
"esshh... paah... kontolnya reza enak banget paah...", ucapku.
"aah... say.. aaang...", terdengar terputus dari mulut suamiku.
"ooh... kontol nya gede paah... jadi enak...". ujarku lagi.
"bilang kontol suamimu kecil wi...", ujar reza kepadaku.
"paah... eessh... enakan kontol gedenya reza... kontol papah kecil... kurang enak...", ucapku sesuai permintaan reza.
*-*
rasa cemburuku menggelegar didadaku namun napsuku meledak membuyarkan rasa cemburuku, berbaur menjadi satu di dadaku, menyaksikan istriku disetubuhi lagi oleh reza. ku kocok kontolku sendiri terdengar ucapan-ucapan istriku yang membuat birahiku semakin bergelora.
"liat paah... memek aku dientot kontol gede reza...", ucapnya dan mataku tertuju pada vaginanya yang terjejal kontol reza yang bergerak keluar masuk menghujam-hujam.
"uughh...", geramku ada sensasi nikmat melihat istriku di setubuhi orang lain yang kunikmati sambil ku kocok kontolku yang masih setengah berdiri, menegang tak terlalu keras.
suasana seakan terdiam, hanya desahan nafas yang berat saat mulut istriku di lumat reza yang memagutnya dengan pinggul terus bergoyang dan aku semakin cepat mengocok kontolku ku coba untuk menahan orgasmeku namun aku tak bisa, terlalu nikmat melihat pemandangan ini, melihat istriku yang sedang disetubuhi laki-laki lain selain aku suaminya.
croooth... crootthh...crotthh... berkali-kali aku menyemburkan spermaku di lantai dan aku bersimpuh lemas merasakan sisa-sisa kedutan orgasmeku dihadapan reza dan istriku yang masih bersetubuh.
"cepet banget keluarnya mas...", ujar reza kepadaku dengan wahjah sini tertawa.
"gimana dewi bisa puas mas...", ujarnya lagi aku beranjak ke dalam untuk membersihkan diri yang terdengar hanya desahan kenikmatan istriku. usai membersihkan diri aku bergegas melewati ruang tamu dimana istriku dan reza masih bersetubuh dengan posisi menungging.
*-*
aku hanya tersenyum melihat suami dewi yang bergegas melewati ruang tamu sambil aku terus mengayun pinggulku dengan posisi dewi yang masih menungging melambaikan tangannya kepada suaminya yang berlalu berangkat ke kantor.
"wiii... ke kasur yu...", ajakku kucabut kontolku yang berlendir seraya kuremas bokong montok dewi yang kenyal. kurangkul tubuh telanjang nya menuju kamar tidur. kedua buah dadanya bergoyang di sampingku, tanganku mengelus bokongnya yang bergoyang melangkah disampingku. ku rebahkan dewi terlentang dengan kedua kakinya kuangkat di pundakku dan kembali kubenamkan kontolku ke vaginanya. tak terbayang 10 kontol laki-laki telah mengaduk-aduk vagina cantik ini, sungguh bodoh suaminya, pikirku lagi. perempuan secantik dewi dengan tubuh mulus dan seksi dibiarkan disetubuhi laki-laki lain.
"ooaassshhh.. ooohh.. rezaaaaa....", lenguh dewi berkali-kali yang bertanda akan mencapai orgasmenya, ku ayun lebih deras pinggulku membuatnya menggelepar liat dalam dekapan tubuhku dan sesaat kemudian tangannya mencengkeram pundakku dan memekik hebat.
"ohhee eg egegehegegegee....", erangnya mencapai orgasmenya dan kususul dengan orgasmeku yang ku tuntaskan sekalian dengan menyemburkan spermaku di dalam vaginanya seperti biasa.
Bersambung ke Halaman 25 <------------------------------
Terakhir diubah: