Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------

Cerita 09 – Bawahan yang Nakal

Tina

Pagi ini
aku sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta.. aku punya janji dengan bawahanku yang harusnya menemuiki di sana.
Tubuhku lumayan tegap karena memang aku suka berolahraga.. ditambah rupa yang juga cukup menawan.. gantenglah kira-kira.. hehe..
Jadi keberadaanku di dekat pintu masuk saat itu rupanya mampu menyedot perhatian para wanita yang sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta. Hehe..

Berkali-kali para wanita di Bandara itu melirik ke arahku.. aku tidak menyadari hal tersebut..
Sebab aku sedang sibuk dengan memandangi taxi-taxi yang berhenti menurunkan penumpangnya.

O iya.. Perkenalkan. Namaku Hendra. Aku adalah seorang manajer pemasaran di sebuah perusahaan di Jakarta.
Masih bujangan.. dan saat itu umurku sekitar 28 tahun.

Di kantorku.. aku cukup terkenal di kalangan para wanita.. Kata orang sih.. aku orangnya sangat supel.
Lantaran memang aku juga tidak pernah memandang sebelah mata kepada wanita yang punya tampang pas-pasan, mau jelek atau cantik..
Para wanita itu selalu mendapatkan perlakuan sama olehku.. terutama saat mereka berbicara denganku. Itu salahsatu kiatku. Hehe..

Tinggi tubuhku sekitar 175cm.. dengan dada bidang. Ada yang bilang kalo aku jadi dambaan para wanita di kantorku..
Emang sihi.. nggak yang jelek, yang cantik, yang single dan yang sudah bersuamipun selalu senang saat berbincang denganku..
termasuk Anna dan Tina yang kini menjadi bawahanku.

Apalagi mereka selalu coba kubimbing dan kubantu dalam hal penjualan.. Hmm.. bukan mereka saja sih..
seluruh bawahankupun mendapatkan bantuan yang sama jika mereka meminta tolong kepadaku untuk mendampingi mereka..
dalam hal nego ataupun presentasi.
------------

Kupandangi setiap penumpang yang turun.. tapi yang kutunggu belum juga datang.. sesekali aku melihat ke arah jam tanganku.
Kira-kira setengah jam kemudian mataku menangkap 2 orang wanita catik yang turun dari taxi.. Kemudian kuhampiri ke 2 wanita tersebut.

Melihat aku menghampiri ke arah mereka.. kedua wanita itu tersenyum dan melambaikan tangannya.
“Lama betul kalian.. kukira kalian masih tidur..” kusapa kedua wanita tersebut.
“Hehehe.. maklum perempuan..” kata salah seorang wanita tersebut.

“Sudah lama, mas..?” Tanya wanita yang satunya lagi.
“He-eh.. udah mau bulukan gua nungguin kalian nich..” jawabku.

“Yee.. gak segitunya kali..” sahut kedua wanita itu serempak.
“Yuu, kita check-in..” kataku.

Kami bertiga berjalan menuju ke pintu masuk Bandara.. setelah melewati pemeriksaan sekuriti.. menuju ke Counter Check-in..
setelah selesai proses check-in kami menuju ke arah ruang tunggu.

“Mas, jam berapa pesawat kita take-off..?” Tanya salahsatu wanita tersebut.
“Mmm.. kira-kira 1 jam-an lagi..”

“Hmmm.. berarti kita bisa sarapan dulu nich..” lanjut wanita yang tadi bertanya.
“Yup.. gua juga mau minum kopi dulu..” lanjutku.

Kamipun lalu menuju ke salahsatu resto yang berada di area Bandara dan langsung memesan makanan serta minuman..
setelah menghempaskan pantat di kursi resto tersebut.

“Tin, kamu sudah mempersiapkan semuanya..?” Tanyaku kepada salahsatu wanita. Namanya Tina.
“Sip.. beres semuanya boss..” sahut Tina sambil tersenyum.

“Kalau kamu, An..?” Tanyaku ke wanita yang satunya lagi.
“No problem everything under control..” sahut wanita bernama Anna.. dengan logat dicadelkan pada saat menyebutkan control.

“Busyet, dah, Anna.. Anna.. sepertinya udah lama yach gak dibawa yang begituan..?” Kataku sambil tertawa menanggapi gurauan Anna.
Anna yang mendapatkan ledekan dariku tersebut hanya mencibirkan bibirnya sambil kemudian tersenyum.

“Kalau iyach udah lama gak dapat begituan.. memangnya bossku yang cakep ini mau ngasih..?” Balas Anna sambil mengedipkan matanya.
“Hahahaha..” aku hanya bisa tertawa menanggapi gurauan Anna tersebut.

“Kalau kamu sama, Tin..?” Tanyaku pada Tina yang sedang mengutak-atik sesuatu di dalam tas tangannya.
“Sama apanya..?” Tina balik bertanya padaku.

“Itu.. yang Anna bilang tadi..” lanjutku.
“Yang mana..? Soalnya Anna kan dari tadi ngoceh melulu..” Tina malah kembali bertanya.
“Ah dasar Tina.. yang suka bermain dengan kata-kata..” aku berkata sambil mencibirkan bibir.

“Hihihihi.. bossku yang ganteng ini bisa juga emosi, aku gak suka bermain dengan kata-kata..
tapi aku lebih suka bermain dengan .. Hihihi..” jawab wanita yang kupanggil Tina sambil mencibirkan bibirnya.

“Ternyata kalian berdua sama..” ujarku pura-pura sebal.
“Sama apanya..?” Sahut Anna dan Tina berbarengan.

“Hehehhe.. sama ceweknya..” sahutku.
“Hhhmmmmm..” sahut Anna dan Tina berbarengan.

Obrolan kami terhenti saat pesanan kami tiba, bertiga kamipun menikmati sarapan pagi kami.
--------------

Anna adalah seorang tenaga penjualan di bawah komandoku. Sudah 4 tahun Anna menikah.. tapi sampai saat ini Anna belum dikarunia anak.
Tubuhnya mungil.. kira-kira 155 cm, dengan bagian dada berukuran 34C.. dan tonjolan pantat yang cukup besar.

Aku kadang-kadang meledekinya dengan julukan si bebek pada saat Anna berjalan..
Itu karena bila Anna berjalan pantatnya selalu bergoyang seperti bebek yang berjalan.. hehe..

Anna yang berwajah cantik.. dengan diimbangi kulit yang kuning langsat dan mulus.. membuat mata para lelaki yang menatapnya menelan air liur..
Ya.. seperti saat ini pun banyak para lelaki yang melirik-lirik ke arah Anna untuk menikmati belahan payudaranya.

Anna adalah salahsatu sales yang paling kuandalkan.. karena penjualannya yang bagus.. juga karena ia paling mau mendengarkan saran dan kritik dariku.
Di usianya yang ke 27 satu tahun.. lebih muda dariku.. Anna terlihat matang dan dewasa.

Sering ia juga memberikan saran dan kritik kepadaku untuk kebaikan perusahaan.
Tina juga bekerja di bawah naunganku.. dan termasuk salahsatu sales yang juga kuandalkan.
Berdua dengan Anna.. mereka selalu silih berganti menjadi top sales.

Tina juga selalu mendengarkan saran dan kritik yang kulontarkan padanya..
perbedaannya dengan Anna adalah.. Tina masih sendiri dan kulitnya yang berwarna coklat muda..
sehingga jika Anna dan Tina berjalan berdua sungguh kontras.

Aku sering meledeki mereka dengan julukan Black & White. Tapi kerjasama Anna dan Tina selalu berhasil menggoalkan proyek-proyek yang cukup besar..
sehingga penjualan mereka berdua selalu jauh di atas rekan-rekan mereka.

Usia Tina saat ini baru menginjak 24 tahun.. dengan wajah yang manis.. sedikit menggoda..
Juga dengan postur tubuh yang hanya lebih tinggi sedikit dari dari Anna, mempunyai daya tarik sendiri untuk dipandang.

Tina memang tidak mempunyai payudara sebesar Anna.. dadanya mempunyai ukuran 34B..
tapi tubuhnya lebih ramping dari Anna dan juga pantatnya Tina tidak sebesar pantat Anna.
--------------

Setelah selesai menikmati sarapan kami.. bertiga kami menuju ke ruang tunggu keberangkatan,, untuk menantikan panggilan naik ke pesawat kami.
Aku dan kedua anak buahku ini akan menuju ke Surabaya.

Untuk pertamakalinya aku melakukan perjalanan bisnis ini ditemani oleh anak buahku. Biasanya aku melakukannya sendiri.
Tapi karena kali ini perusahaan kami mengikuti salahsatu pameran yang diselenggarakan di Surabaya..

Oleh karena itu aku mengajak anak buahku untuk mendampingi di pameran tersebut.
Sengaja aku mengajak top salesku untuk mendampingi.. dengan harapan penjualannya di pameran tersebut akan membuahkan hasil.

Setibanya di Bandara Juanda di Surabaya.. kami dijemput oleh mobil jemputan dari salahsatu hotel bintang lima yang berada di Surabaya.
Setelah itu bertiga kami memberikan KTP kami kepada receptionist hotel sesaat kami tiba di hotel tersebut.
Setelah mendapatkan kunci.. dengan dibantu oleh bell-boy kami menuju ke kamar masing-masing.

Kamar kami semua berada dalam satu lantai.. dan secara kebetulan kamarku bersebelahan dengan kamar Anna dan Tina..
Jadi posisi kamarku diapit oleh kamar Tina dan Anna.. kanan dan kiri.

Setelah merapikan bawaan kami.. kami bertiga menuju ke area pameran yang memang diadakan di hotel tersebut.
Kamipun langsung mempersiapkan plot pameran kami.

Tanpa terasa waktupun berlalu dengan cepat.. tugas mempersiapkan plot pameran kamipun akhirnya selesai.
Kulihat jam di tanganku.. saat itu waktu menunjukkan pukul 15.00 sore.

Kemudian kuajak Anna dan Tina untuk makan siang di restoran yang ada di hotel itu.
Selesai makan siang.. kami bertigapun beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Akupun merebahkan tubuhku di atas tempat tidur.. kuraih remote TV di samping tempat tidur lalu kupilih salahsatu saluran TV local.
Saat mataku menatap TV.. aku baru menyadari bahwa kamarku mempunyai pintu yang berhubungan dengan kamarnya Anna.

Menyadari hal itu segera matakupun beralih ke samping tempat tidur..
dan juga baru keketahui bahwa ternyata kamarku juga berhubungan dengan kamar Tina.

Hmm.. ternyata kamarku ini bukan hanya diapit oleh oleh kamar Anna dan Tina.. tapi juga saling berhubungan.. batinku.
Rupanya kamar yang kami tempati sekarang biasanya selalu digunakan oleh para keluarga yang menginap..
untuk memudahkan untuk mengontrol anak-anak mereka.

Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, jam di tanganku menunjukkan pukul 16.30 sore.
Ahh.. Gerah sekali tubuhku terasa.. jadi kuambil keputusan untuk berenang.

Akupun segera melucuti seluruh pakaian dan mengenakan celana renang yang memang kubawa.
Aku terbiasa selalu membawa pakaian renang bila melakukan perjalanan bisnis.

Karena renang menurutku selalu dapat meredakan ketegangan otot-ototku sehabis pertemuan-pertemuan bisnis yang melelahkan.
Jadi semacam terapi rileksasi bagiku.

Dengan mengenakan jubah mandi untuk menutupi tubuhku yang hanya berbalut celana renang saja..
akupun beranjak menuju kolam renang hotel yang berada di lantai 4. Kolam renang hotel tersebut memang berada di lantai 4 tetapi letaknya di luar.

Setibanya di kolam renang yang saat itu memang sepi tidak ada penghuni hotel satupun yang berenang..
Juga tidak ada satupun pelayan hotel yang berada di kolam renang.

Setelah melakukan sedikit pemanasan.. aku lalu mulai berenang mengelilingi kolam renang tersebut.
Kolam renang tersebut memang tidak terlalu panjang.. sehingga aku berenang mengelilinginya.

Entah beraapa lama aku asyik menikmati air kolam itu..
sehingga tidak menyadari saat sesosok tubuh yang berbalut jubah mandi sedang menghampiri kolam renang tersebut.

Aku baru menyadari kehadiran sosok tubuh itu saat ia sedang beristirahat di pinggiran kolam renang tersebut..
dan saat kedua mataku ditutup oleh kedua belah tangan sosok tubuh itu.

Sontak aku terkejut saat kedua tangan tersebut menutup mataku.
Aku berusaha melepaskan kedua tangan yang menutupi mataku.. kubalikkan badannya untuk mengetahui si empunya tangan yang iseng.

“Iseng betul kamu, Tin..” kataku setelah mengetahui si empunya tangan itu adalah Tina.
“Hihihihi.. habisnya berenang pake acara ngelamun sich..” jawab Tina geli.

“Kamu mau ngapain..?” Tanyaku
“Yach si Boss pake nanya lagi.. orang ke sini yach mau berenang dong.. masa mau nongkrong..?”
Jawab Tina tersenyum sambil menanggalkan jubah mandinya.

Blass..! Mataku sontak tidak berkedip saat melihat tubuh Tina yang hanya mengenakan bikini.. Nyutt.. kemaluanku tanpa kuperintah mulai menggeliat.
Dapat kulihat kedua payudara Tina yang tidak terlalu besar itu masih mengkal.. nampaknya jarang disentuh oleh tangan lelaki..

Sementara bikini berwarna putih yang dikenakan Tina sungguh kontras dengan warna kulit Tina yang coklat muda itu.
Bentuk tubuhnya yang ramping betul-betul pemandangan yang bisa membangkitkan gairah lelaki yang menatapnya.

“Eh.. pak Hen.. sudah-sudah.. itu matanya, iihh.. serem.. kaya mau nerkam aja, hihihi..”
kata Tina saat ia menyadari mataku yang tidak berkedip saat menatapi tubuhnya.

“Eh..eh.. eh.. siapa yang ..?” Jawabku terbata-bata.
“Hihihihi.. mau gak ngaku, iihh..” Tina berkata sambil melangkahkan kaki memasuki kolam renang.

Aku hanya dapat terdiam malu karena ketauan menatap lekuk tubuh Tina..
Tapi tubuh Tina yang indah dan sexy itu sangat sayang untuk dilepaskan oleh kedua mataku.. haha..

Sesekali kucuri-curi pandang untuk melihat bongkahan payudara Tina.
Saat itu Tinapun sudah berada di sampingku.. dan sebetulnya Tina sudah mengagumi tubuhku yang tegap dan mempunyai dada yang bidang.

Tina membayangkan seandainya tubuh itu mendekapnya erat-erat, alangkah indahnya dunia ini..
(itu dia jelaskan setelah kami jadi lebih 'intim..' ).

Kami berdua berdiri berdampingan di pinggir kolam renang, sudut mata Tina melirik ke tubuhku dan Tina melihat tonjolan di balik celana renangku.
Air kolam renang yang sedang tenang itu tidak dapat menutupi tonjolan di selangkanganku..
Apalagi ketinggian air di pinggiran kolam tersebut hanyalah sebatas pinggangku. Kuperhatikan sekilas Tina tersenyum melihat hal itu.

“Pak.. ayo kita berenang lagi..” ajak Tina memecahkan kesunyian.
“Eh..eh.. ayoo.. tapi kita berenangnya memutari kolam renang ini..” jawabku

Aku kemudian mendahului berenang.. yang lalu diikuti oleh Tina.. kami berdua berenang memutari kolam renang tersebut.
Setelah 4 putaran.. Tina kemudian berhenti di salahsatu sudut yang ada tangga-tangganya..
sementara aku yang tidak mengetahui bahwa saat itu Tina sudah berhenti berenang, masih terus melanjutkan putaranku.

Saat itu Tina yang sedang beristirahat dengan duduk di tangga.. tubuhnya masih terendam di dalam kolam..
dengan kedua sikunya bertumpu di anak tangga dan tubuhnya sedikit rebah, melihatku yang saat itu melintas di tempat ia beristirahat.

Aku masih asyik berenang memutari kolam renang tanpa menyadari bahwa Tina sudah tidak berada di belakangku lagi.
Rupanya timbul niat iseng Tina, kemudian Tinapun menunggu kedatanganku melintas di tempat istirahatnya tersebut.

Tempat istirahat Tina yang memang agak tersembunyi tidak terlihat dari arah jalurku berenang dan juga tidak terlihat dari arah manapun..
apalagi dengan banyaknya pepohonan yang berada di pinggiran kolam renang.

Saat itu aku yang masih asyik berenang mulai melewati tempat istirahat Tina..
Tina yang melihatku sedang berenang melintasi tempatnya dengan tersenyum nakal.

Tina menerkam punggungku.. kedua tangannya dengan sigap segera memeluk leherku.
Mendapatkan terkaman tiba-tiba.. aku terkejut dibuatnya.. tubuhku tenggelam ke dalam kolam renang..
untungnya daerah tersebut tidaklah terlalu dalam hanya setinggi pinggangku.

Tapi serangan mendadak Tina cukup membuatku gelagapan mencoba untuk berdiri..
apalagi kedua kaki Tina yang menggaet pinggangku, cukup membuatku kesulitan untuk berdiri.

“Gila.. uhuk..uhuk.. Tin, mau bikin gua mampus yach..!?” Seruku terbatuk-batuk saat ia berhasil berdiri.
“Hihihihi.. masa segitu aja tenggelam..kan cetek..” bisik Tina sambil ketawa geli di telingaku.

Aku yang merasakan nafas Tina di telingaku.. jadi merinding.. sisi lain juga kurasakan tonjolan payudara Tina menempel erat di punggungku.
Sontak saja membuat kemaluanku perlahan-lahan mulai menggeliat.

“Ayo..turun.. Tin, seperti anak kecil aja, nemplok di punggungku..” kataku sedikit terengah-engah..
entah karena masih kaget atau karena nafsu birahiku yang mulai terangsang.
“Gak mau aaahhh.. mau digendong..” jawab Tina manja, sambil tubuhnya naik turun seolah-olah anak kecil yang lagi ngambek minta digendong.

Ughh.. Kurasakan payudara Tina menggeser-geser di punggungku.. terbangkitlah nafsu birahiku semakin menjadi.. kemaluanku semakin mengeras.
Tonjolan di celana renangku semakin terlihat nyata tak mampu lagi kusembunyikan.

Rupanya hal ini dirasakan oleh Tina yang saat itu kakinya sedang mengait pinggangku.
Kedua kakinya yang melingkar itu merasakan sesuatu yang keras di selangkanganku.
Tinapun tersenyum mengetahui bahwa batang kemaluanku sudah menegang.

“Ayoo.. mundur.. ccckkkk.. cckkkk..” Tina berkata seolah-olah ia sedang menaiki kuda..
tubuhnya sepertinya dengan sengaja semakin ia tempelkan ke tubuhku.

“Memangnya gua kuda ya..? Pake ckck segala..?”
Kataku meradang sambil merasakan desakan payudara Tina di punggungku yang semakin menempel dengan erat.

Saat itu posisi tubuhku sudah berada dekat dengan anak tangga.
Tinapun melepaskan kaitan tangan dan kakinya.. kemudian ia duduk sambil sedikit merebahkan tubuhnya..
bertumpu dengan kedua sikunya di samping kiri dan kanan tubuhnya, posisinya seolah-olah menantangku untuk menerkamnya.

Sementara itu.. aku yang merasakan kaitan tangan dan kaki Tina lepas membalikkan tubuh..
melihat tubuh Tina yang sedang duduk dan agak sedikit rebah.. serta payudaranya yang membusung ke depan..
seolah-olah dia menantang untuk diremas-remas.

Glekk.. mau tak mau aku menelan air liurku melihat semua itu. Kemaluanku semakin menegang..
Celana renangku hampir tidak dapat menutupi geliat batang kemaluanku.

Ternyata Tina melihat kepala kontolku sedikit menyembul dari celana renang yang kukenakan.
“Hihihihihi.. pak Hen, malu tuch si otongnya nyembul..!” Tina tertawa genit.

“Iya,, Gara-gara kamu nich.. punyaku jadi mau keluar. Ayo.. kamu harus tanggungjawab..!”
Kataku yang juga menyadari kepala kontolku mencoba keluar dari jepitannya.

“Hihihihi.. enak aja.. masa' gara-gara aku..? Dia-nya aja yang ganjen..” sahut Tina sambil meleletkan lidahnya.

“Eeh..jelas-jelas gara-gara kamu.. yang nemplok di punggungku.. pake gesekin teteka ke punggungku lagi.. jadi aja si otongku bangun.
Sekarang.. ayo tanggungjawab..” kataku sambil menghampiri Tina yang sedang duduk itu.. sehingga selangkanganku tepat berada di hadapan Tina.

“Hhmmmm.. hihihihihihi.. ya udah.. salahku dech.. Maaf.. tapi jangan terlalu dekat begini dong. Tuch.. si otongnya tambah kelihatan dech.
Sepertinya si otongnya minta keluar tuch.. hihihihihi..”
Goda lagi Tina sambil tertawa geli melihat kepala kontolku yang tersembul dari celana renang.. seolah-olah minta keluar.

“Biarin.. biar tambah kelihatan sama kamu.. suruh siapa si otong lagi tidur kok disuruh bangun..?”
Ssahutku sambil tetap tidak bergeming dari posisi berdiriku.

“Hihihihi.. pak Hen genit ach.. Iiiihhh.. masa' gak malu si otongnya kelihatan..? Kan aku udah minta maaf..” kata Tina sambil tetap tertawa geli..
Tangan kanan Tina berusaha menutupi kedua matanya agar tidak melihat kepala kontolku yang sedang menyembul itu.

Tapi dengan cepat kuraih tangan Tina tersebut agar tidak bisa menutupi wajahnya..
begitupula dengan tangan kiri Tina yang mencoba menggantikan tangan kanannya untuk menutupi wajahnya.

Kedua tangan Tina sekarang berada dalam cengkramanku.. sehingga membuat tubuh Tina yang tadinya sedikit rebahan menjadi tertarik ke depan..
sehingga kepala Tinapun tepat sekali berhadapan dengan selangkanganku.

Sementara itu Tina yang sedikit kaget dengan gerakanku ia agak sedikit terkejut..
apalagi sekarang ini jarak antara bibirnya dengan kepala kontolku sangat dekat sekali.

Sepertinya nafsu birahinya semakin meninggi.. nafasnya mulai terdengar memburu.. Tina sudah terangsang saat payudaranya bergesekan dengan punggungku.. semakin terangsang dengan semakin dekatnya Tina melihat kepala kontolku itu.

“Pak..Hen.. aaahhh.. pak.. ini si otongnya sudah terlalu dekat dengan bibirku.. mundur pak.. nanti ada yang lihat...” kata Tina dengan nafas yang memburu.
“He-eh.. suruh siapa kamu kasih bangun naga yang sedang tidur..? Gak ada orang yang lihat, hehehehe..
Tempat ini gak terlihat dari arah manapun kecuali kalau ada yang berenang..” kujawab sambil tetap memegangi kedua tangan Tina.

“Iiihhh..pak Hen, ngotot.. Memangnya mau diapain si otongnya..? Hihihi.. Gimana kalau kujilatin aja yach..?”
Sahut Tina genit sambil lidahnya mulai menjulur ke arah kepala kontolku.

Ahh.. sama sekali aku tidak menyangka Tina akan berani menjilati kepala kontolku.. padahal kalau tadi Tina masih menolak untuk bertanggungjawab.
Aku akan melepaskan peganganku di kedua tangan Tina.. tapi kunikmati jilatan-jilatan Tina di kepala kontolku.

Ughh.. Mataku merem melek menikmati jilatan Tina tersebut..
Sementar kedua tanganku.. tidak memegangi tangan Tina lagi.. tapi langsung meremas-remas rambut Tina.

Tina yang kedua tangannya terlepas semakin bertambah nakal. Ikatan celana renangku dilepaskannya..
Kemudian.. Tuinkk..! Batang kemaluanku dikeluarkan dari celana renangku, sehingga batang kemaluanku terpampang seluruhnya

Haapt..! Slrupp.. Dia jilati batang kemaluanku.. sambil kadang-kadang mulutnya menyelomoti batang kejalku hingga ke pangkalnya.
Wuahhh..! Tentu saja tingkah Tina ini semakin membuatku terangsang, kontolku semakin mengeras.

“Ooghhh.. Tin.. ooooooghhh.. enaaakk.. selomotanmu enaaakk.. Tin..” aku 'terpaksa' mengerang lirih keenakan.
“Hhhmmm.. sslrrrppp.. hhhmmmm.. ssslrrrrrpp.. kontolmu besar pak Hen..” Tina bergumam sambil tetap mengulum-ngulum kontolku.

Akupun tidak mau diam saja menerima serangan Tina di kemaluanku.. tangan kananku mulai menyerang payudara Tina.
Segera saja kedua payudara Tina bergantian kuremas-remasnya.. kedua putingnya pun silih bergantian kupilin-pilin.

Itu membuat nafsu birahi Tina semakin bertambah.. nafasnya semakin memburu.. selomotannya semakin bertambah gila.
Tapi aku tidak mau kontolku menyemburkan sperma hanya dengan selomotan Tina saja..
Sudah kepalang basah.. mandi sekalian.. aku juga ingin merasakan lubang vagina Tina menjepit batang kontolku.. pikirku.

Nah.. karena posisi kami yang saat ini sedang berada di kolam renang..
maka segera kuhentikan Tina yang sedang menyelomoti kontolku dengan penuh nafsu.
“Sssstttt.. Tin, kita lanjutkan di kamar saja.. gak bebas di sini.. tar ada yang lihat..” kataku sambil menarik kontolku dari cengkraman tangan dan mulut Tina.

“Iiihhh..pak Hen.. nanggung. Kita lanjutin di sini aja.. hitung-hitung sport jantung juga.. hihihihi.. Kalau ada yang lihat.. paling juga pengen ikutan..”
Tina berkata dengan genit sambil membetulkan bikini bagian atasnya yang tadi terkuak karena ulah tanganku yang beraksi di payudaranya.

Kami segera beranjak meninggalkan kolam renang tersebut, sambil tidak lupa mengenakan jubah mandi.
Di dalam lift kami berciuman dengan penuh nafsu.. lidah saling menari-nari bergantian di dalam rongga mulutku dan Tina.
Ciuman nafsu kami terpaksa berhenti saat lift berhenti di lantai di mana kamar kami berada.

Setelah berada di kamarku dan kukunci pintu kamar. Dengan penuh nafsu mulai mencumbu Tina.. mulut kami berpagutan dengan penuh nafsu.
nafas kami makin memburu.. lidah kamipun silih berganti menari di rongga mulut kami.. air liur kami telah menjadi satu.
Jubah mandi yang menutupi tubuh kami sudah tergeletak di lantai.

Kedua tanganku mulai meremas-remas payudara Tina dan kedua putingnya pun tidak luput dari seranganku..
Tak lama berselang desahan-desahan Tina mulai ramai terdengar saat mulut kami berpagutan dengan erat.

Tubuh Tina menggelinjang merasakan geli saat kedua payudaranya kuremas-remas gemas.
“Hhhhmmmm.. ssslrrppp.. hhhmmmm.. sllrrrppp..” desah Tina.

Tinapun tidak mau pasrah menerima seranganku.. kedua tangannya mulai merayap mengarah ke selangkanganku.
Jreng..! Kontolkupun dikeluarkan dari bekapan celana renang.. tangan kanannya langsung meremas-remas dan mengocok-ngocok..
sementara tangan kirinya meremas-remas biji pelernya.

Perbuatannya itu membuatku tak sanggup untuk tidak mendesah keenakan akibat permainan tangan Tina di selangkanganku..
Semakin aku bernafsu menciumi Tina dan meremas-remas kedua payudara Tina.

“Hhhmmmmm.. sslrrrppp.. hhmmm.. sslrrrppp..” akupun mendesah.
Sambil menikmati remasan-remasan tangan Tina di kemaluanku, kedua tangankupun semakin gencar melancarkan serangan di kedua payudara Tina.

Tubuh Tina yang bersandar di tembok semakin menggelinjang kegelian mendapat serangan gencarku..
tapi kedua tangannya tidak mau melepaskan genggamannya di kemaluanku.

Tangannya semakin aktif mengocok-ngocok kontolku tersebut.
Remasan-remasan tangannya di biji pelerkupun semakin gencar.. kami dua insan yang sedang dilanda birahi jadi saling serang.

Mulutku mulai beralih menelusuri leher Tina.. jilatan-jilatanku di lehernya membuat Tina semakin menggelinjang antara geli dan enak..
sementara tanganku mulai merayap turun ke bawah ke arah selangkangannya.

Bikini Tina mulai kulucuti, tali temali yang mengikat bikini di sebelah kiri dan kanan pinggulnya kulepaskan..
sehingga bikini tersebut meluncur turun ke lantai, tangan kananku langsung mengarah ke bibir vagina dan kelentitnya Tina.

Kurasakan vagina Tina sudah basah akibat nafsu birahinya yang menggelegak.. tanganku pun mulai aktif mengelus-ngelus itilnya.
"Nghhh.. aahh.. pak Henddhh..." Tina mengerang dan merintih keenakan kuperlakukan demikian.

“Ohhh.. pak Hendhh.. Ohh.. terus.. terus.. elus itilku.. isap..isap..tetekku.. oohhh.. pak Hendhh.. hhhmmm.. oohh..”
Tina merintih-rintih keenakan akibat ulah tanganku di itilnya ditambah dengan serangan mulutku di payudaranya.

Tangan Tina terlepas saat aku mulai menciumi dan menjilati payudaranya.. posisi tubuhku yang agak sedikit membungkuk..
mengakibatkan terlepasnya batang kemaluanku dari genggaman tangannya.
Tina hanya bisa menerima dan menikmati seranganku di payudara dan kemaluannya.

Semakin gencar kuciumi.. kujilati dan mengisap-isap kedua buah payudara Tina bergantian kiri dan kanan, kedua putingnyapun tak luput dari seranganku.
Yang kiri kuisap dan kujilati.. yang kanan kupilin-pilin dengan jemari tangan..
Saat yang kanan kujilati dan isap-isap.. giliran yang kiri mendapatkan pilinan dari jemari tanganku.

Kemudian kutambahi seranganku dengan mengelus-elus kelentit dan bibir vagina Tina. Tina semakin merintih-rintih keenakan.
“Oohh.. sssshhhh.. aaachhh.. pak Hen, teruss.. pak Hen, oohh.. sssshhh .. puaskan aku.. ohh.. pak Hen.. ssshhhh.. aaaachhhh..” Tina merintih-rintih keenakan.

Remasan tangan kiriku di payudara kanannya.. ditingkahi dengan pilinan-pilinan di putingnya..
disertai dengan isapan-isapan mulutku yang menyerang payudara sebelah kirinya.. ditambah dengan serangan tangan kananku yang bermain di kelentitnya.. membuat vagina Tina semakin basah oleh cairan birahinya.

Tangankupun kurasakan menjadi basah oleh cairan birahi Tina itu. Akupun mulai melesakkan jari tengah ke dalam rongga vagina Tina.
Clepp..! Aksiku membuat Tina sedikit terhenyak. "Auhh.. okhh.. pak Hendhh.." rintihnya makin ramai.

Jari tengahku mulai menekan bagian dalam vagina Tina yang terletak di belakang kelentitnya.. sementara jempolku mengelus-ngelus kelentitnya.
Tina kurasakan semakin meradang.. karena nafsu birahinya yang semakin memuncak. Vaginanya semakin basah dan mulai membanjiri tanganku.

“Sshhhh.. ahh.. sshh.. aahh.. sshhh.. aaahhh.. paakk.. Heeeennn..” sementara erangan Tina semakin menjadi.
“Ssshhh.. sudah.. sudah.. pak Hen.. aakuu.. gak kuat lagi.. cepat..masukin kontolmu.. pak..!
Memekku.. pengen ngerasain.. kontolmu..itu.. Oohh pak.. jangan siksa..aku.. Aaachhh pak.. cepat.tusuk aku..” Tina merintih-rintih dan memohon.

Tiba-tiba Tina melepaskan diri dari seranganku.. dengan cepat ditariknya batang kemaluanku sambil berjalan ke arah tempat tidur..
Kemudian Tina merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Aku yang ditarik kontolku itu terpaksa mengikuti gerakan Tina.

Tina yang sudah tidak sabar ingin merasakan lesakan batang kemaluanku segera mengarahkan batang kejalku yang te;lah tegang ke lubang vaginanya.
Plepp.. plepp.. [lepp.. Dioles-oleskannya batang kemaluanku di bibir vaginanya.

Erghhh.. Aku menggigil saat kepala kontolku bersentuhan dengan itil dan bibir vagina Tina yang telah membasah.
Tinapun lalu mulai menyelipkan kepala kemaluanku di bibir vaginanya. Sleeeepppp..! Kepala kontolkupun terjepit di lubang vagina Tina.

“Ooohhh.. pak Hen.. tekaann..kontolmu.. cepat pak Hen.. aku ingin merasakan memekku disodok-sodok..kontolmu itu..”
erang Tina yang menyuruhku untuk segera melesakkan kontolku ke dalam lubang senggamanya.

Tanpa menunggu Tina mengulangi permintaannya.. aku mulai mendorong masuk kontolku ke dalam rongga persenggamaan Tina.
Tina terhenyak saat batang kemaluanku mulai melesak masuk ke dalam lubang senggamanya.

Slebb..! “Aaaaghhhh..! Kontolmu besaar sekalii pak Hen.. Oohhh..pelaaannn.. aaaghhh. robek memekku..!”
Tina menjerit merasakan perih pada lubang vaginanya.

“Memekmu memang udah robek.. Tin, kamu bukan perawan kan..?” Aku bertanya khawatir.
“Bukaannn.. tapi kontolmu pak Hen, besar sekali.. Aaaaaghhh.. punya pacarku.. tidak sebesar punyamu.. Oooghhhh.. pelan..pelann.. pak Hen..”
Tina menjawab sambil merintih.

Blessebb..! Kembali kudorong kontol masuk lebih dalam ke lubang vagina Tina.
“Pak Heeennn.. oooghhhh..memekku.. sakit.. kontolmu sich besar sekali.. aacchh. Pak Hen.. sakiiittt tapi enaaakkk..” Tina kembali merintih.

Aku mendorong lebih dalam kontolku ke dalam lubang senggama Tina.. Blesss.. kontolku sudah separuhnya masuk di dalam lubang memek Tina.
Tinapun semakin merintih kesakitan dan keenakan merasakan memeknya yang penuh oleh kontolku.

Aku merasakan sempitnya lubang vagina Tina yang menjepit sangat erat pada kontolku..
Ughh.. kurasakan juga dinding lubang vagina Tina berdenyut-denyut dengan kuat.. seperti meremas batangku yang dijepitnya di dalam sana.

Kudiamkan sebentar kontolku dalam jepitan lubang vagina Tina.
Kurengkuh tubuh Tina dalam pelukanku.. bibirnya kupagut dengan penuh nafsu yang disambut oleh Tina juga dengan penuh nafsu.

Lidahku menyeruak masuk ke dalam rongga mulut Tina, mencari lidah Tina.. lidah kami saling bertautan dan saling bersentuhan.
Sambil asyik berciuman, aku mulai mendorong masuk lagi kontolku ke dalam lubang vagina Tina. Sleebb.. dan Jlebbh..!!

Hentakan terakhirku berhasil membenamkan seluruh kontolku tenggelam dalam lubang senggama Tina..
Itu membuat mata Tina membelalak.. sehingga hanya matanya nampak putihnya saja.

Tinapun menggigit bibirku menahan sakit akibat lesakan kontolku di lubang memeknya.
“Hhhmmmm.. hhhmmmm.. hhhmmmmm.. hhhmmmmm..” Tina bergumam antara sakit dan enak sambil mengigit bibirku.

Tina membuka kakinya lebar-lebar untuk mengurangi sakitnya dan kemudian kedua kakinya itu ia kaitkan di belakang pinggangku.
Sementara itu aku mulai menarik perlahan-lahan kontolku dari jepitan lubang memek Tina dan melesakkannya lagi perlahan-lahan.

Ssssrrrtttt.. Bleessss.. Sssrrrrtttt.. bleesssss.. sssrrttttt.. bleeesss..! Gerakan keluar-masuk kontolku sangat perlahan-lahan akibat peretnya memek Tina.
Dapat kurasakan betul kuatnya cengkraman dinding vagina Tina. Clebb.. clebb.. clepp.. clebb.. clepp.. clepp.. clepp.. "Ngghh.. hhh.."

Perlahan tapi pasti gerakan keluar-masuk kontolku itu mulai sedikit lancar.. akibat semakin banyaknya getah bening..
yang keluar dari memek Tina dan dari kontolku.. membuat kontolku semakin gampang keluar-masuk di lubang memek Tina.

Tinapun mulai dapat lebih menikmati genjotan-genjotanku, memeknya sudah dapat menyesuaikan dengan besarnya batang kemaluanku.
Dari mulutnya yang masih asyik berciuman denganku mulai keluar erangan-erangan keenakan.

“Hhhmmm.. ssslrppp.. pak Hen.. kontolmu,.. ssslrpp.. hhmmm..enak.. besar.. hhmmm.. ssslrrpp.. puaskan aku.. ohh.. hhmmm sslrrrppp..,"
Tina mengerang-ngerang menahan derita kenikmatan yang menderanya.

“Oooghh.. hhmmm.. ssslrrrppp.. memekmu sempit sekali.. ssslllrrppp.. peret Tinn..hhh.. Kontolku ssslrrrppp.. kaya diremas-remas.. hhhmmm..”
Tak berbeda.. akupun 'terpaksa' mengerang keenakan akibat remasan dan pijatan liang memek Tina.

Batang kemaluanku semakin gencar keluar-masuk di lubang memek Tina.. terlihat bibir memek Tina ikut keluar-masuk..
seiring dengan keluar-masuk kontolku, tangan Tinapun semakin kuat mencengkram punggungku saat menikmati persetubuhan ini.

Erangan dan rintihan keenakan kamipun semakin sering terdengar. “Pak.. Hen.. oohh.. puaskan aku.. ohhh.. aaacchhh..
Pak Hen.. akkkuu.. mau keluar pak Hen.. Oooh.. enaknya.. kontolmu besar sekali pak Hen.. Ohh.. tekan yang dalam.. ohh.. pak Hen..
tekaaannnn yang dalammm.. pak.. aaakuu.. mau keluar..” Tina mengerang-ngerang merasakan puncak kenikmatannya yang hamper ia capai.

“Sebentar.. aaku.. juga mau keluaarrhh.. kita barengann oogghhh.. enaknya memekmu ini.. Tin..
Ooooghhh.. peret.. seret.. aaagghhhh.. aaakuu.. mau.. keluar .. Tinaaaaaa.. oooghhhh..” aku juga mengerang keenakan.

Beberapa saat kemudian kurasakan batang kontolku makin membesar.. lalu suatu tekanan dari dalam seperti memaksa keluar..
Erghh.. itu tanda aku segera mencapai klimaksku. Dan.. Cccrreeeetttt.. sssssrrrrr.. Ccreeeettt.. ssssrrrr.. creeeettt.. Sssrrrrrr..!

Hampir bersamaan kedua kemaluan kami saling menyemprotkan lahar kenikmatannya masing-masing.
Aku merasakan semburan hangat pada batang kemaluanku.. sementara Tina merasakan terjangan hangat sperma pada dinding ujung rahimnya.

Kudiamkan batang kemaluanku dalam genggaman lubang memek Tina.. sampai batang kemaluanku melepaskan tetes terakhir spermanya..
Kuciumi Tina dengan lembut dan mesra.. dibalas dengan pagutan dan ciuman lembut oleh Tina..
yang saat itu juga sedang merasakan sisa-sisa kenikmatan persetubuhan kami.

Perlahan-lahan kontolku mulai menciut dan terlepas dengan sendirinya dari jepitan memek Tina..
seiring dengan itu terlihat aliran lahar putih mulai mengalir keluar dari lubang memek Tina.

Aku membaringkan tubuhku di samping tubuh Tina sambil tersenyum puas. Begitupula dengan Tina di wajahnya terukir senyum puas.

Pertarungan kami berlanjut sampai subuh. Berbagai gaya kami coba..
Hingga kami berdua berhasil merengkuh kepuasan berkali-kali.. sampai tubuh kami lemas dan terkapar namun penuh kepuasan. Ahhh.. (. ) ( .)
------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
-----------------------------------------------------------

Cerita 09 – Bawahan yang Nakal

Anna

Ini adalah hari kedua
kami di Surabaya dan hari pertama kami di pameran. Pameran dibuka sekitar jam 10 pagi.
Kegiatan kami hari ini cukup menguras tenaga.. stand kami banyak dikunjungi.. terutama oleh para lelaki.
Kebanyakan dari mereka hanya sekedar ingin berbincang dengan Tina dan Anna..

Ada juga beberapa yang serius bertanya tentang produk-produk kami.. tapi lebih banyak lagi yang bertanya tentang no HP Anna dan Tina..
Untungnya kedua gadis cantik salesku itu ahli dalam menghadapi para lelaki usil tersebut.

“Tin, sini sebentar.. aku mau tanya..” kupanggil Tina untuk mendekatiku.
“Ada apa Boss..? Pengen lagi yach..?” Tina berkata lirih.. begitu dia sudah berada di dekatku.

“Bukan itu.. tapi kemaren kan waktu berhubungan ak -kan keluarnya di dalam.. aku takut kamu hamil aja..” bisikku membalas.
“Ohh.. itu.. gak usah takut boss. Seperti Anna bilang.. everything under control.. hihihihi.. Kirain minta nambah lagi..”
jawab Tina sambil berlogat cadel seperti Anna saat mengucapkan ‘Control’.

“Uihhh.. lega dah.. emangnya masih mau ngerasain si otong gua ini..?” Jawabku sambil melepaskan nafas lega.
“Hhhmmmm.. memekku masih gatal pengen digaruk lagi sama si otong.. tapi badanku masih lemes dan kurang tidur.." jelas Tina.

"Hmm.. pengen sih.. tapi tidak malam ini.. hihihihi. Mau istirahat dulu. Kalau besok malam pasti kulayani lagi si otong tuch.. sampe pagi..”
tambah Tina lagi genit sambil mengedipkan matanya.
“Hehehehe.. oke.. sip dach..” jawabku lega sekaligus senang.

Kami kemudian kembali disibukkan melayani pengunjung yang kembali memenuhi stand kami.
Hingga tanpa terasa jam menunjukkan pukul 13.00.. kamipun bergantian untuk makan siang.

Anna dan Tina menyuruhku untuk makan terlebih dahulu.. karena kata mereka aku kan bossnya.. jadi harus makan terlebih dahulu.
Yang mendapatkan bagian ke-2 untuk makan adalah Anna.. karena Tina ngotot yang tua lebih dulu makan.. takut pingsan katanya,
Shit.. Tina memang anaknya suka bercanda, usil dan ceriwis juga.

Saat itu Tina yang mendapatkan giliran terakhir makan siang baru saja meninggalkan stand.. dan para pengunjungpun sudah mulai sepi..
Terlihat Anna menggerakkan kepalanya sambil tangannya memijat-mijat pundaknya.

Melihat hal itu kuhampiri dia. “Kenapa An, cape yach..?” Tanyaku penuh perhatian.
“Ho-oh nih.. pegel-pegel.. pundak dan leherku tegang. Terus yang paling parah ini nich.. betisku. Kebanyakan berdiri..” keluh Anna lagi.

“Lagian kamu pake sepatu hak tinggi begitu sih.. jelas aja pegel..” kataku.
“Iya. Aah.. salah pake nich.. seharusnya pake yang gak ada haknya..” Anna membetulkan perkataanku.

“Mau kupijitin gak..?” Aku menawarkan bantuan.
“Bener nich..? Mau dong. Tapi jangan di sini.. gak enak kelihatan sama pengunjung. Nanti aja setelah acara ini selesai mas Hen pijitin aku yach.
Makasih sebelumnya..” Anna setuju tawaranku untuk memjatnya.

“Sip dach.. pokoknya buat Anna yang cantik apa saja kan kulakukan..” rayuku sambil bercanda.
“Uuuhh.. mulai dah rayuan gombalnya. Inget.. aku tuh udah punya suami.. jangan genit lho. Ntar kulaporkan sama suamiku.. hihihihi..”
Anna berkata menggodaku.
“Eits.. siapa yang genit.. gak takut dilaporkan sama suaminya.. lha aku kan cuma nolongin mijit istrinya yang cuantik ini biar gak sakit..” kataku lagi.

Senda gurau kami terhenti karena ada beberapa pengunjung yang mendatangi stand kami..
Dari kejauhan kulihat Tina sedang bergegas mendatangi kami.. kamipun kembali disibukkan dengan kegiatan kami lagi.
-----------

Tepat pukul 6 sore pameran hari inipun ditutup. Kamipun berbenah merapikan stand kami.
Jam 6.30 tuntas sudah kami merapikan stand kami.. kamipun melangkah ke restoran di hotel tersebut untuk makan malam.

Kami bertiga kembali ke kamar kami masing-masing setelah selesai menyantap hidangan malam kami.
Langsung kurebahkan tubuhku setelah aku masuk ke dalam kamarku dengan tak lupa mengunci pintu kamar.
Setelah rasa lelah dan pegalku reda.. aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Rasa segar kurasakan setelah kuselesai mandi.. kukenakan celana boxerku dengan tanpa mengenakan dalaman.
Aku memang terbiasa dengan hanya mengenakan celana boxer saja, tanpa CD.. soalnya lebih bebas kurasakan.
Juga yang sudah menjadi kebiasaanku adalah aku tidak pernah mengenakan pakaian atau kaos untuk menutupi bagian atasku..
aku lebih suka bertelanjang dada.

Aku kemudian merebahkan tubuhku sambil menonton acara TV lokal.. selang beberapa menit kudengar ketukan di pintu.
Dengan malas-malasan kulangkahkan kakiku ke pintu kamarku. Kuintip lubang yang berada di pintu untuk memastikan siapa yang datang.

Kulihat di koridor depan pintu kamarku tidak nampak seseorangpun.
Kurang ajar nich orang.. gak ada kerjaan pake ngetuk-ngetuk pintu orang.. batinku menggerutu.

Saat kembali ke tempat tidur.. kembali kudengar ketukan pintu..
Astaga.. baru kusadari.. ternyata bunyi ketukan itu berasal dari pintu yang menghubungkan kamarku dengan kamarnya Anna.

Kuhampiri pintu tersebut dan kubuka.. di hadapanku terlihat pintu yang terletak di kamar Anna setengah terbuka..
Wajah Anna yang melongok dari balik pintu tersebut. “Ada apa, An..?” Tanyaku

“Iihhh.. lupa dia, jadi gak mau tolongin aku..?” Kata Anna sambil cemberut.
“Oohhh.. yang mijitin kamu itu..?” Kataku memastikan.

“Ya..iyalah.. memangnya minta tolong apalagi..” kata Anna masih cemberut
“Oohh.. kukira gak jadi, hehehe..” kataku sambil tertawa,

“Tapi An.. aku-kan sudah terbiasa bertelanjang dada begini.. kamu gak risih kan..? Soalnya males nich kalau mau pake kaos lagi..” tanyaku.
“Hhmmm.. yach udah, gak apa-apa dech, tapi bener yach mas Hen, jangan genit yach..” kata Anna.

“Masa' aku dibilang genit sich..? Emang kapan kamu kugenit-in, eh..?” Tanyaku lagi.
“Belom pernah sich..” kata Anna membuka pintunya lebar-lebar.

Akupun melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar Anna.. mengikuti langkah Anna yang menuju tempat tidurnya.
Dari belakang.. kulihat pantat Anna yang cukup besar itu bergoyang.. terjiplak bayangan garis CDnya terlihat dari balik dasternya yang berwarna kuning..
Sementara di sebelah atas kulihat juga garis BHnya tercetak dengan jelas di dasternya itu.

“Mas Hen, aku tengkurap atau telentang nich..” Anna bertanya tentang posisinya.
“Tengkurap dong neng.. kalau telentang nanti aku bukannya mijit.. hehehe..” kataku menggodanya.

“Tuch kan.. mas Hen mulai genit dech..” Anna merengut.
“lha iya kan..? Barusan kamu tanya mo telentang apa tengkurap..?” jawabku kekeuh,

Anna mencibirkan bibirnya.. setelah itu ia membalikkan tubuhnya dan tengkurap di atas tempat tidur.
Akupun segera naik ke tempat tidur.. lalu duduk di dekat kakinya Anna.. kemudian aku mulai memijat-mijat telapak kaki Anna.

“Mas Hen, kok pintar sich mijatnya..?” Tanya Anna setelah merasakan pijatan-pijatanku di telapak kakinya.
“Hehehehe.. gini-gini aku kan pernah belajar bela diri..” jawabku.

“Hihihihi.. ditanya pintar mijat, malah jawabnya pernah belajar bela diri.. gimana sih..?” Anna tertawa geli.
“Iya.. maksudku.. saat belajar bela diri itu aku juga diajarin untuk bisa membetulkan otot-otot yang keseleo..”
jawabku sambil tetap tanganku memijat-mijat telapak kakinya.
“Ohh.. gitu.. tapi bener-bener enak mas, pijatannya..” kata Anna.

Sambil memijat mataku tidak pernah beralih dari bongkahan pantat Anna yang montok. Pikiranku membayangkan meremas-remas pantat Anna.
Telapak kaki selesai kupijat, akupun beralih memijat-mijat betisnya Anna.

Kurasakan kulit Anna yang lembut, yang membuatku semakin membayangkan kehalusan kulit Anna di tempat yang lainnya.
Kudengar Anna beberapakali memuji pijatanku yang dirasakannya enak sekali..
Telapak kakinya yang sudah selesai kupijat dirasakan olehnya sudah tidak berat seperti tadi siang.

Tanganku mulai merayap ke arah paha Anna.. setelah kurasakan otot-otot betisnya Anna tidak terlalu tegang.
Dengan lembut kupijat-pijat paha Anna. Anna semakin mendesah keenakan merasakan pijatanku.

“Ooohh.. Mas Hen.. enak betul pijatanmu. Alangkah beruntungnya gadis yang mendapatkanmu..” kata Anna mulai meracau.
“Hehehehe.. apa hubungannya bisa mijat sama gadis..?” Kataku sambil tertawa.

“Adalah mas.. kan tiap malam bisa minta dipijatin sama suami..” kata Anna membalas.
“Wah.. itu sich enak di dia gak enak di gua.. udah kerja seharian eh.. pulang ke rumah disuruh mijatin. Emang suaminya tukang pijat yach..? Hehe..”
kataku sambil tertawa dongkol.
“Hihihihi.. marah dia, kan gak tiap hari mas, kalau istrinya pegal-pegal ajah..” lanjut Anna.

Pijatankupun beralih ke arah punggung Anna.. tapi aku agak kesulitan memijat punggungnya..
karena daster yang dikenakan oleh Anna berbahan satin.. sehingga saat memijat-mijat punggungnya dasternya ikut tertarik-tarik.

Rupanya Anna merasakan hal yang sama.. ia juga tidak merasakan enak saat dipijat punggungnya tersebut.
“Kok gak enak mas..? Gak seperti saat mijat betis dan pahaku..?” Anna bertanya heran.
“Ini nih.. dastermu yang bikin susah.. selalu ngikutin gerakan tanganku..” jelasku belum bertendensi.

“Eeehh.. jadi harus gimana dong mas..? Punggung dan pinggangku juga pegal-pegal nih..” tanya Anna.
“He-eh.. mana kutau. Kecuali kalau dasternya dicopot.. baru dah tanganku leluasa memijat-mijat pinggang dan punggungmu..”
kataku sambil berharap Anna mau melepaskan dasternya.

“Waduh.. kalau dicopot.. berarti aku telanjang dong..!? Wah bahaya.. kalau mas Hen genit.. ckckckck.. Gak ah..” kata Anna.
“Telanjang sih gak juga, An. Kan masih ada BH dan CDmu..” kataku kembali sambil masih tetap mengharap Anna melepaskan dasternya.

“Wahh.. malu mas.. tapi.. Hhhhmmm.. mas ambilin handuk dong di kamar mandi..”
Anna kembali berkata sambil meminta tolong padaku untuk mengambilkan handuk.

Segera kuambilkan handuk tersebut dan kuserahkan pada Anna.
“Mas Hen, balik badan dong.. aku mau buka dasterku nich, jangan ngintip yach..” Anna berkata saat ia menerima handuk.

Tapi Anna lupa.. di depan tempat tidurnya itu terletak cermin yang besar.. sehingga biarpun aku membalikkan badan..
tapi bentuk tubuhnya yang hanya berbalut CD dan BH saja nampak di hadapanku..
Yahh.. walaupun cuma sebentar.. tapi cukuplah untuk menggeliatkan si otongku. Haha..

Dari cermin kulihat Anna sudah kembali tengkurap dengan handuk yang menutupi bagian pantatnya dan sebagian punggungnya.
“An, sudah belum..?” Aku pura-pura bertanya.
“Sudah mas Hen, tapi mas Hen janji yach gak nakal yach..” jawab Anna sambil memohon.

“Iyach..ach.. aku gak akan nakal, cuman badung ajach..” candaku
“Iiihh.. mas Hen.. iiihh jangan dong..” kata Anna sedikit ketakutan.
“iyach..aku bercanda kok..” kataku menenangkan Anna.

Lalu tanganku mulai bersentuhan dengan punggung Anna,
Tapi gerakan tanganku saat memijat punggung Anna masih tidak dapat dengan leluasa karena terhalang oleh BH Anna.

“An, sorry yach.. kaitan BHnya kulepas yach, kalau gak tanganku susah buat mijatnya nich..” kataku.
“hhmmmm.. iyach dech.. tapi janji yach mas, mas Hen gak akan nakal kan..?” Anna mengiakan permintaanku.

Ctekk..! Kulepaskan kaitan BHnya.. karena BH yang dikenakan oleh Anna adalah BH tanpa tali.. jadi begitu kulepaskan kaitannya..
gumpalan payudara Anna kulihat di samping kiri dan kanan punggungnya tersebut.

Aku kemudian mengambil hand body Anna.. lalu punggungnya mulai kulumuri hand body..
tanganku mulai bergerak perlahan memijat-mijat punggung Anna.

Nah.. agar lebih mudah memijatnya.. maka kuubah posisiku.. kukangkangi tubuh Anna.
Kedua lututku tepat berada di samping kiri dan kanan pinggang Anna.. dan pantatku bersentuhan dengan pantat Anna.
Tuinkk..! Tak pelak si otongpun mulai menggeliat bangun, melihat kemulusan punggung Anna dan merasakan empuknya pantat Anna.

Dengan lembut tubuh Anna mulai kupijat-pijat.. jari jemariku mulai menari-nari di bagian tengah punggung Anna..
mulai dari sekitar pinggang sampai ke leher.

Sambil tanganku sibuk memijat-mijat punggung Anna.. mataku sibuk juga melirik gumpalan payudara Anna yang meluap ke pinggir.
Dari posisiku sekarang ini gumpalan payudara Anna itu terlihat di samping kiri dan kanan punggungnya, kontolku semakin menegang.

Dari tengah sedikit demi sedikit jari jemariku kuarahkan ke samping kiri dan kanan punggungnya..
sampai jari jemariku mulai menyentuh pinggiran payudara Anna.

Saat jemariku mulai menyentuh pinggiran payudara Anna itu.. kulirik wajah Anna untuk melihat adakah perubahan di wajahnya.
Kulihat kedua mata Anna tertutup.. dari mulutnya kudengar desahan lirih.
Setelah yakin tidak ada perubahan dan tidak ada penolakan dari Anna.. jemariku semakin sering menyentuh pinggiran payudara Anna tersebut.

Beberapa saat berselang.. setelah kurasakan cukup memijat-mijat punggung dan pinggiran payudara Anna..
tanganku beralih ke bongkahan pantat Anna.. kemudian kuremas-remas lembut kedua bongkah pantat Anna yang montok itu.

Tanpa Anna sadari.. terlebih dahulu kusingkirkan handuk yang menghalangi gerakan dan pandanganku..
Nah.. saat kuremas-remas pantatnya.. kulihat paha Anna sedikit mengejang.. perlahan-lahan tanganku turun ke arah paha bagian dalamnya.

Kupijat-pijat lembut di daerah itu, kedua kakinya yang tadinya rapat mulai terbuka sedikit demi sedikit.. seiring dengan pijatan-pijatanku di kedua pahanya.
Silih berganti kupijat paha dan pantatnya Anna, semakin sering pula kudengar Anna mendesah.

Ketika kaki Anna semakin terbuka lebar.. kulihat CDnya Anna di bagian kemaluannya sedikit basah.
Saat itu tanganku sedang memijat-mijat pantat Anna.. dengan perlahan-lahan jari jempolku kuarahkan di dekat pangkal paha Anna..

Slepp.. jari jempolku mulai menekan area tersebut.. sementara jari yang lainnya masih memijat-mijat pantat Anna.
“An, CDnya ngalangin nich.. kubuka yach.. biar pijatanku lebih enak..” kataku sambil tidak menghentikan pijatanku.

Kulihat Anna cuma menganggukkan kepalanya. Melihat anggukan Anna.. CD Anna segera kulepaskan..
Hampir berbarengan.. tidak lupa juga kulepaskan celana boxerku.. saat itu kulihat kepala kontolku sudah mengeluarkan cairan pelicin juga.

Setelah itu aku kemudian bersimpuh di antara paha Anna dan melanjutkan pijatanku.
Kedua jempolku kembali kutekankan di pangkal paha Anna.. tepatnya di bibir vagina Anna.

Kulihat vagina Anna yang gembung.. garis bibir vaginanya terlihat masih bagus.
Jdut.. jdut.. Kutekan-tekan beberapalali dengan lembut kedua pinggiran vaginanya tersebut dengan jempolku..
\sementara jemari yang lain secara bersamaan meremas-remas pantatnya.

"Ngghh.. ughh.. ohhh.. hhh.." Anna semakin mendesah-desah nikmat..
Pantatnya mulai terangkat sedikit demi sedikit.. kedua kakinyapun semakin terbuka lebar seolah ingin memberikan ruang untukku.

Gerakan jempolku mulai berputar di kedua pinggiran vagina Anna.. sehingga lubang vagina Anna mulai terlihat karena gerakan berputar jempolku tersebut.
Ingin rasanya kusedot dan kujilati vagina Anna yang berwarna merah muda itu..
Tapi kutahan hasratku tersebut.. karena takut akan membuat Anna kaget.. bisa hilang nanti burung yang hampir dalam genggamanku.

Gerakan jempolku yang berputar merambat perlahan-lahan ke arah kelentitnya Anna..
lalu dengan bergantian jempol kiri dan kananku mulai mengelus dan menekan kelentit Anna.

Kelentit Annapun mulai terlihat oleh mataku.. warnanya merah muda.. bentuknya kecil sebesaran kacang kedelai.
Erghh.. ingin rasanya kujilati kelentit itu.. tapi lagi-lagi kutahan hasratku untuk melakukan hal itu.
Sementara itu.. kontolku sudah mengeras sekali.. sudah sangat siap untuk menerobos masuk ke dalam lubang senggama Anna.

Kurasakan kedua jempolku sudah semakin basah oleh cairan birahi Anna..
nampaknya sudah waktunya untuk melakukan keinginanku yang dari tadi kutahan.

“An.. Anna.. enak pijatanku..?” Tanyaku dengan nafas yang sedikit memburu.. karena menahan birahiku.
“Hhhmmm.. hhhmmmm..” gumam Anna sambil menganggukkan kepalanya.

Melihat Anna yang sudah pasrah itu, akupun semakin berani. “Mau yang lebih enak lagi An..?” Tanyaku kembali.
Anna tidak menjawab pertanyaanku.. tapi kulihat kepalanya sedikit terangguk.

Hehe.. Melihat hal itu.. akupun tidak mau membuang kesempatan emas tersebut..
Tanpa membuang waktu lagi.. kontolku kuarahkan ke lubang vaginanya Anna.

Keinginanku untuk menjilati kelentitnya Anna terpaksa kutunda dahulu.. takut nanti Anna berubah pikiran saat merasakan jilatan lidahku di kelentitnya.
Sleppp..! Kepala kontolku mulai terjepit di lubang vagina Anna dan tanpa menunggu lebih lama lagi.

Blesss..! Kontolku mulai menyeruak masuk ke dalam rongga senggama Anna.. perlahan tapi pasti kontolku mulai terbenam sedikit demi sedikit.
Jlebbh..! Kutekan lagi kontolku masuk ke dalam rongga vagina Anna.. sehingga terbenam seluruhnya.

Kurasakan vagina Anna ini sempit.. tapi tidak sesempit punya Tina..
karena kontolku yang besar ini dapat dengan mudah menerobos masuk walaupun sedikit peret.

“Ooogghhh.. An, memekmu sempit juga.. ahhh..” Aku mengerang merasakan jepitan memeknya Anna.
“Hhhmmmm.. ohhh.. mas Hen.. hhh..” Anna mendesah merasakan lesakan kontolku di memeknya.

Pantat Anna semakin menungging ke atas.. sementara tubuh bagian atasnya tetap menempel di tempat tidur.
Setelah mendiamkan sebentar kontolku di dalam lubang vagina Anna yang berdenyut-denyut seperti menyedot itu.

Clebb,, clebb.. clepp.. clepp.. clebb.. kemudian dengan bertumpu pada kedua tanganku.. kontolku mulai keluar-masuk di memek Anna.
Kulihat kontolku yang keluar-masuk di memek Anna mulai mengkilap karena cairan birahi Anna yang melumurinya.

“Hhhmmm.. ssshhh.. aaaaahhh.. hhhmmmm.. ssshhh..” Anna mendesah keenakan merasakan sodokan-sodokan kontolku di memeknya.
Kulihat kedua mata Anna terpejam dan kedua tangannya mencengkram kain seprei, dari mulutnya semakin terdengar rintihan-rintihan nikmat.

Kurasakan memek Anna semakin basah dan kontolku semakin leluasa keluar-masuk..
Gerakan keluar-masuk kontolku semakin kupercepat.. dan kulihat cengkraman Anna semakin kuat mencengkram kain sprei.

“Ouuughhhh.. ssshhh.. aaaahhh.. ssshhh.. aaahhh.. mas Hen..” Anna merintih-rintih penuh nikmat.
“Enaaakk.. An.. sayang.. kontolku..enak..” akupun mendesah.. memancing gairah kami.
“Ohh.. sshhh.. hhhheeehhh..ssshhhh.. aaaahhhh..” kembali Anna mendesah seolah menjawab pertanyaanku.

Tak lama kemudian kurasakan tubuh Anna.. pantatnya serta kakinya mengejang seolah orang kena penyakit ayan.
Mengetahui hal itu.. aku semakin mempercepat gerakanku.. karena kutau sebentar lagi Anna akan mencapai puncak kenikmatannya.

Perkiraanku betul selang beberapa detik setelah kupercepat genjotanku, Annapun melengking,
“Maaaasss.. Heeenn.. aakuuu.. keluaaarr.. ohhh..aaaaahhh.. ssshhh..”

Anna melengking menyambut kedatangan puncak kenikmatannya. Ssssrrrrr.. Sssssrrrrr.. Srrrrrr.. Srrrrr..!!
Kurasakan kontolku menjadi hangat oleh siraman cairan kepuasan Anna.. dinding-dinding vaginanya terasa berdenyut dengan cepat..
seolah-olah sedang meremas-remas batang kontolku di dalam sana.

Sengaja.. kontolku yang barusan kubenamkan dalam-dalam saat Anna mencapai puncak itu tidak kugerakkan..
karena aku ingin menikmati sensasi kedutan dinding vagina Anna.

Kuciumi kuduk, leher dan telinga Anna, untuk memberikan sensasi nikmat yang lebih,
“Mas Heen jahat.. aku jadi berkhianat sama suamiku..” kata Anna dengan nafas masih tersengal-sengal.
“Ehh.. jahat apa..? Hehehe.. Kan kutanya tadi.. apa mau lebih enak lagi..?” Jawabku pura-pura bego.

“Iyaah.. tapi pijatannya mas Hen itu bikin orang terangsang sih..” Anna berkata lagi.
“Hhmmm.. ya kalau gitu kan bukan salahku, iya kan..?” Jawabku berkelit.

“Tau aaah.. mas Hen nakal, aaauuugghhh..!” Kata Anna sambil menjerit lirih.. karena saat itu kontolku mulai kugerakkan lagi.
“Sudah.. sudah.. mas Hen.. masa’ gak cukup satukali..?” Kata Anna mencoba untuk menghentikan aksiku.

“Hehehe.. jangan curang dong sayang.. yang sudah puas kan baru kamu aja.. aku kan belum keluar..”
kataku sambil tetap menggerakkan kontolku dan mulai menciumi kuduk, leher dan telinga Anna.

“Mas.. Hen.. jangan..! Gelliiii.. aaaawwww..! Mas Hen belum keluar.. ooohh.. awww.. geli. kukira sudah keluar juga.. mas.. geli.. mas Hen nakal yach..”
Anna berkata sambil kegelian akibat ciumanku.

“Hhmmm.. sslrrrppp.. iya.. puaskan aku An..” kataku sambil menjilati dan mengisap lehernya Anna.
“Mas Hen.. jangan .. mas.. geli.. jangan ciumi leherku.. ooohh.. mas..” Anna memohon padaku untuk tidak menciumi lehernya.

“Sudah.. mas.. sudah.. aku pasrah.. mau diapain juga.. tapi jangan leherku.. mas.. oohhh.. memekku nanti semakin basah..”
Anna mulai mendesah-desah antara geli dan nikmat.

Dengan perlahan-lahan tubuhnya mulai kuangkat, dengan berlutut aku mulai menggenjot Anna yang juga berlutut..
sementara tubuhnya bersandar pada tubuhku, kedua tanganku mulai aktif meremas-remas kedua payudaranya yang montok.

Dengan perlahan-lahan aku mulai memutarkan tubuh kami.. sehingga posisi tubuh kami menghadap ke arah cermin..
Sekarang dapat kulihat kedua payudara Anna yang montok dihiasi dengan kedua putingnya yang berwarna merah muda.

Sungguh jauh berbeda dengan warna putingnya Tina yang coklat..
Dengan gemas kuremas-remas kedua payudara itu dan kedua putingnyapun tidak luput dari aksiku.. Anna semakin mendesah.

“Oohh.. mas Hen.. oooohh.. ssshhhh.. mas.. ssshhhh.. puaskan.. aku.. lagi.. mas..” Anna merintih-rintih minta dipuaskan lagi.
Tubuh Annapun mulai bergerak seirama dengan gerakan keluar-masuknya kontolku.

Anna mendorong mundur pantatnya saat kontolku melesak masuk dan ia menarik maju pantatnya saat kontolku keluar dari lubang vaginanya.
Bukan itu saja.. Anna juga memutar-mutarkan pantatnya saat maju-mundur.

Aku merasakan enak yang sangat akibat putaran-putaran pantat Anna, kontolku seperti dipilin-pilin oleh dinding vaginanya.
Kulihat di cermin Anna dengan mulut setengah terbuka dan mata yang terpejam, nampaknya Anna betul-betul menikmati sodokan-sodokan kontolku.

“Oohhh.. ssshhh.. enaakk.. mas.. enaaakk.. diputar.. putar.. b egini.. aku enaakk juga.. kontolmu..mas.. Hen..besaaarr.. paanjaanng..” rintih Anna meracau.
“Hheehh.. enaak..An, terus putaaar.. saayang.. teruss..” akupun mengerang menikmati goyangan Anna.

Keringat kami semakin banyak dan menimbulkan bunyi kecipak saat pantat Anna beradu dengan perutku..
Bebunyian itu membuat kami semakin terangsang.. gerakan kami semakin menggila..
Annapun semakin cepat memutar pantatnya sementara aku sendiri semakin cepat mengeluar-masukkan kontolku di vagina Anna.

Rintihan, erangan dan desahan kami saling bersahutan.. Anna yang pada babak pertama tadi hanya bisa pasrah saja..
pada ronde kedua ini aksinya sungguh bertolak belakang, rintihannya semakin sering terdengar.

“Oohhh.. mas .. genjot kontolmu..! Yaaaaa.. yyaaaa.. aaahhh.. enaaaakk..!! Tekan yang.. dalammm.. yang kkuaaatt mas Heeennn..!!
Oohh.. sshhhh.. enaakk.. ahhh.. ahhh..” Anna merintih-rintih keenakan

Akupun semakin menghentakkan kontolku dalam-dalam di lubang vagina Anna.. sampai kurasakan kepala kontolku bersentuhan dengan dinding rahimnya.
sambil tanganku tetap aktif meremas-remas payudara Anna.

Kadan-kadang payudara Anna kucengkram dengan kedua telapak tanganku saat aku menghentakkan kontolku..
Sontak Anna pun menjerit nikmat ketika pintu dinding rahimnya tersodok oleh ujung kontolku.

“Aaawwww..!! Sssshhh.. aaaaahhhh.. ssshhh.. awwww enaaakkk .. aaawww, terusss mas Hen..! Terusss.. ahhh.. puaskan aku dengan kontolmu itu..
Aawwww.. ssshh aaahhh.. yang kuat mas Hen..! Cobloss yang dalam..mhhhhh..!!”Jerit Anna mulai seperti histeris.

“Oooghhh.. enak.. An.. enaakkk.. kontolku.. memekmu.. juga .enak.. sayang.. oooghh.. aaaaghhh..” akupun mengerang keenakan.

Gerakan kami semakin lama semakin tidak beraturan.. tanda-tanda puncak kenikmatan kami hampir tiba..
Aku merasakan desakan-desakan kuat hendak menerobos keluar dari dalam kontolku.

Kurasakan Annapun mengalami hal yang sama.. putaran-putarannya tidak teratur lagi.. tubuhnya mulai mengejang-ngejang.
Aku pun tidak dapat membendung gelombang nikmat yang berusaha menerobos keluar dari ujung kontolku..

Maka beberpa detik kemudian .. Crrett.. crett.. crett.. ccrett..! Kontolku memuntahkan sperma dengan kuat di lubang memek Anna.
“Aaannnnaaa, aakkkuuu keeluuaar.. ohh.. memekmu enaaakk.. Annn..” erangku melepas kenikmatan.
Aku mengerang menyambut datangnya puncak birahiku.. jlebb.. kontolku kubenamkan dalam-dalam di lubang memek Anna.

“Akkkuu juga maaass.. oohh.. aakkuuu keeluuaarrr jugaa.. aaahhh.. mass..” Anna mengerang saat memeknya mulai menyemburkan cairan birahinya.
Sssssrrrrr.. sssrrrrr.. sssrrrrr.. ssrrrrrr..!
Kembali kurasakan hangatnya cairan birahi Anna membasahi kontolku yang sedang berkedut-kedut menyemprotkan air maniku.

Setelah air maniku dan cairan birahi Anna meneteskan tetes terakhirnya.. tubuh kami ambruk kelelahan..
sementara kontolku masih berada dalam jepitan lubang vagina Anna, kuciumi leher dan telinga Anna.

“Enak.. An.. sayang.. puas..kamu..?” Tanyaku.
“He-eh..” jawab Anna lemas sambil menganggukkan kepalanya.. berusaha menahan geli atas ciumanku.

“Mana enak dientot olehku.. atau dientot suamimu..?” Tanyaku lagi
“Ahhh.. gak tau. Kok nanyanya gitu sih..?” Jawab Anna malu sambil membenamkan kepalanya di tempat tidur.

“Hehhee.. hanya sekedar ingin tahu saja, mana hebat suamimu atau aku kalau di atas ranjang..?” tanyaku penasaran.
“Gak tau.. gak tau..” Anna menjawab dengan penuh rasa malu.

“Iya udah deh.. kalau kontolnya besaran dan panjangan punya siapa..?” Tanyaku lagi.
“Iiihh.. mas Hen nakal.. genit.. ganjen..Rrahasiaa..” jawab Anna malu.

Menyaksikan Anna yang malu-malu seperti itu.. membuatku terangsang kembali.
Kontolku yang sudah lemas dan masih dalam jepitan lubang vagina Anna, mulai menggeliat kembali.

“Eeeehhh.. bangun lagi..!?” Anna kaget merasakan kontolku mulai menegang kembali di dalam liang memeknya.
“Hehehehe.. minta nambah nih. Habis enak dan legit sih memekmu katanya..” jawabku.
“Haah..!? Busyet dach.. Bisa mati lemas aku disodok-sodok kontolmu itu..” Anna terpekik mendengar jawabanku.

Akhirnya pertarungan itu kami lanjutkan kembali dengan Anna yang memegang kendali.
Kami bertarung sampai kami kelelahan.. dan baru kami sadari jam saat itu menunjukkan pukul 2.30 dinihari.

Akhirnya kamipun tidur berpelukan.. dengan Anna yang tidur di atas tubuhku..
Sementara kontolku.. masih dalam jepitan lubang vagina Anna..
hingga lemas mengecil dan lepas dengan sendirinya dari kepitan vagina Anna. Aughh..!! (. ) ( .)
--------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
-------------------------------------------------------------

Cerita 10 – Ketika Suami Dinas ke Luar Kota

Part 1

Masih dengan aku.. Hendra.

Kali ini aku ingin mengisahkan apa yang menjadi latar belakang hari-hariku penuh dengan petualangan seks.
Semua karena seorang ‘dukun’.. yang ‘menyervis’
kemaluanku menjadi sebesar dan sepanjang seperti sekarang ini.

Ya.. kemaluanku ini dibuat besar dan panjang setelah diberi ajian-ajian oleh sang dukun.
Aku semakin mempercayai sang dukun.. sebab telah kubuktikan kemaluanku ini telah banyak membuat para wanita bertekuk lutut..

Bukan hanya itu.. batang kejalku itu akan membuat mereka merindukan kemaluanku menyetubuhi dan mengobok-obok kemaluan mereka lagi..
Meskipun – mungkin..– pada saat pertama wanita itu merasa terpaksa..

Tetapi jika batang kemaluanku sudah dan masuk terendam di dalam lubang vagina mereka..
untuk selanjutnya mereka akan selalu merindukan kemaluan mereka diterobos oleh kemaluanku.

Sekalipun para wanita itu adalah istri-istri yang setia dan tidak pernah selingkuh..
bila kemaluan mereka sudah merasakan diterobos batang kemaluanku.. mereka akan tidak setia lagi dan akan selalu selingkuh dengan diriku.

Satu lagi.. dukunku itu juga berkata bahwa staminaku dan daya tahanku saat menyetubuhi perempuanpun akan berbeda.
Kemaluanku akan bertahan lama bila bersetubuh dengan perempuan.. tergantung dengan jalan pikiranku.

Bila aku menginginkan si perempuan puas sampai tigakali..
maka kemaluanku tidak akan menyemburkan spermanya sampai kemaluan perempuan itu menyemburkan lahar kenikmatannya sebanyak tigakali..
Dan jika pikiranku ingin memuaskan dua orang perempuan..
maka kemaluanku akan muncrat bila kedua perempuan itu telah mencapai puncak kenikmatan mereka.

Atau kalau aku menginginkan kemaluanku bisa membuat puas 3 perempuan dan setiap perempuan itu sampai duakali mencapai kepuasannya..
maka kemaluanku akan menyemburkan spermanya setelah ketiga perempuan itu berhasil duakali mencapai kepuasannya.

Dukun itu berkata.. bahwa aku tidak akan merasa kelelahan atau kecapaian bila melakukannya..
karena ramuan yang dia berikan padaku akan bertahan selamanya.

Perkataan dukun itu sudah terbukti semuanya. Kemaluanku menjadi panjang dan besar. Aku berhasil memuaskan setiap perempuan yang kusetubuhi.
Dan perempuan-perempuan itu yang pada dasarnya istri-istri setia.. tidak pernah selingkuh.. namun selalu siap sedia bila aku ingin menyetubuhi mereka.

Mereka jadi selalu merindukan kemaluanku untuk menerobos kembali kemaluan mereka.
Kadang-kadang karena tidak tahan ingin merasakan kemaluanku menerobos di kemaluannya..
mereka mendatangiku untuk merasakan kemaluanku menerobos kemaluan mereka.

Aku menjadi teringat kembali saat aku mendatangi dukun tersebut.
---------------------

Kilas Balik..

Hari itu
setelah perjalananku ke Surabaya.. lalu berhasil menikmati tubuh Tina dan Anna.
Dalam perjalanan ke kantor aku terjebak kemacetan yang sangat parah..

Para pedagang asongan terlihat sibuk mendatangi setiap mobil menawarkan dagangannya masing-masing.
Ada yang menawarkan rokok dan permen.. ada yang menawarkan kerupuk.. ada yang menawarkan koran dan majalah.. dll dsb.

Saat pedagang asongan yang menawarkan koran dan majalah menawarkan padaku.. kulihat dari balik jendela beberapa koran dan majalah dia perlihatkan..
saat itulah aku agak tertarik dengan majalah yang ia tawarkan.. sebuah majalah misteri.

Aku lalu membuka jendela untuk menanyakan harga majalah tersebut dan membayar pedagang tersebut setelah dia menyebutkan sejumlah harga.
Jalanan masih macet.. kendaraan tidak bergerak sedikitpun.. aku mulai membuka majalah yang kubeli.

Kubuka halaman demi halaman dan kubaca sekilas-sekilas. Isinya hampir kebanyakan cerita-cerita misteri dan horor..
juga banyak iklan-iklan tentang paranormal yang menawarkan pusaka-pusaka untuk keagungan.. kekayaan dan lain sebagainya.

Mataku terhenti saat kubaca sebuah iklan yang isinya berbeda dari iklan-iklan yang lainnya:
– Anda ingin stamina anda hebat.. daya tahan tubuh anda hebat dan selalu dirindukan para wanita..? Hubungi saya di no 08************-

Begitulah bunyi iklan tersebut.. singkat dan yang jelas adalah berbeda dengan iklan-iklan yang lainnya.
Itu membuatku penasaran. Kuambil HPku dan kutekan nomor yang tertera di iklan tersebut.

“Halo..” kata orang di nomor yang kutekan tadi.
“Halo, pak..” kataku.

“Ah.. jangan panggil bapak, nak.. panggil saja saya aki..” katanya.
“Eeh.. baiklah, Ki.. saya lihat iklannya aki.. saya pengen stamina saya seperti yang aki bilang di iklan.. bagaimana caranya ya.. Ki..?” Tanyaku.

“Ohh.. itu. Gampang nak. Sekarang kamu ada di mana..? Kalau kamu mau seperti yang aki bilang di iklan.. kamu harus ke tempat aki..” katanya lagi.
“Saya ada di Jakarta, Ki. Bisa. Saya pasti bisa ke tempat aki. Di mana tempatnya..? Terus apa harus sekarang ya, Ki..?” Tanyaku lagi.
“Iya.. harus sekarang. Soalnya pengobatannya bisa memakan waktu seharian, nak. Alamat aki di desa ********** di bawah kaki gunung ******..” katanya lagi.

“Oh saya tau tempatnya aki itu, tapi.. hhhmmmm.. baiklah Ki, saya akan kesana sekarang..”
kataku setelah memutuskan untuk pergi kesana dan terpaksa aku harus bolos dari kantorku.
“Baik, aki tunggu kedatanganmu..” katanya sambil memutuskan hubungan telepon.

Aku segera menelpon kantorku untuk memberitaukan bahwa hari ini aku tidak masuk kerja.. karena aku sedang terjebak macet yang sangat parah.
Lalu dengan susah payah aku mengeluarkan mobilku dari antrean macet yang tidak bergerak sama sekali..
aku kemudian memutar arah dan masuk ke jalan tol menuju ke arah luar kota.. tepatnya Bogor dan menuju ke arah gunung yang disebutkan aki tadi.

Satu setengah jam perjalanan kutempuh.. akhirnya mobilku tiba di tempat tujuan.
Aku melihat sebuah rumah dengan pekarangan yang besar dan hanya di pagari dengan pagar bambu.
Rumahnyapun sangat sederhana.. terbuat dari bilik dan bambu.

Setelah mengunci pintu mobil.. aku melangkah mendekati pintu rumah tersebut dan mengetuknya.
Perlahan pintu rumah itu terbuka.. tampak seraut wajah tua dengan senyum tersungging di mulutnya.

“Selamat pagi Ki.. saya Hendra yang tadi telpon..” kataku mengenalkan diri.
“Iyach nak, silahkan masuk..” katanya.

“Perkenalkan nama saya Aki Jaya, nak..” lanjutnya sambil mengasongkan tangannya.
Aku menyambut tangannya tersebut dan kurasakan genggaman tangannya cukup kuat.

Ki Jaya menyilakan aku masuk dan duduk, akupun memasuki rumahnya dan duduk disebuah kursi rotan yang ada di dalam rumahnya ini.
“Begini, Ki, maksud saya mau meminta aki untuk membuat staminaku itu jadi prima seperti yang aki bilang di iklan..” kataku.

“Iyach aki sudah tau itu, aki juga sudah tau bahwa kamu ini bukan hanya stamina saja yang ingin jadi prima.. tapi kamu juga ingin yang lainnya..
seperti daya tahan kamu jadi hebat. Maksud aki daya tahan bila berhubungan dengan perempuan.
Terus kamu juga pengen tau gimana caranya biar diri kamu ini selalu di rindukan oleh perempuankan..” katanya menjelaskan.

“Eeehh.. iyach.. ki..” kataku mengiyakan sambil aku heran darimana dia bisa tau jalan pikiranku ini.
“Gak usah kaget nak, aki tau apa yang ada di pikiran kamu sekarang. Saat bicara tadi di telpon aki sudah tau keinginan kamu semuanya..
dan aki merasa cocok dengan kamu.. makanya aki tadi kasih alamat aki ke kamu.
Kalau aki tidak cocok.. aki tidak akan memberikan alamat aki ke kamu..” katanya lagi panjang lebar.

“Begini nak.. saya panggil nama saja ya boleh..?” Katanya lagi
“Iya ki.. boleh aki panggil nama saya saja..” kataku takjub merasakan 'kesaktian' kakek tua ini.

“Begini nak Hendra.. saya akan menjadikan kamu menjadi murid saya. Saya tidak sembarangan menjadikan orang untuk menjadi murid.
Kamu tidak perlu belajar kesaktian saya.. saya hanya memberi istilah kamu sebagai murid..
adalah untuk memudahkan saya membuat kamu jadi lelaki yang diidam-idamkan perempuan..” katanya lagi.

“Baiklah Ki.. saya menurut apa kata aki saja..” kataku sambil menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Baik.. kalau begitu kamu buka seluruh pakaianmu. Saya akan memulai ritualnya..” katanya lagi.

Tanpa dua kali diperintah oleh Ki Jaya.. akupun melucuti semua pakaianku hingga telanjang bulat.
Melihat aku yang sudah telanjang bulat dan melihat kemaluanku.. Ki Jayapun tersenyum simpul.

Dia lalu menyuruhku untuk telentang di atas dipan yang ada di ruangan itu.. akupun mengikuti perintahnya tersebut.
Sementara itu Ki Jaya meninggalkan aku yang telentang di dipannya.. kulihat dia memasuki sebuah ruangan.
Agak lama juga aku berbaring di dipannya dengan telanjang bulat.

Terlihat Ki Jaya keluar dari ruangan tadi, dia membawa sebuah tampah.. dan di atas tampah tersebut nampak bermacam-macam bunga..
sebuah tempat yang tidak kuketahui namanya.. tapi kulihat asap tipis keluar dari tempat tersebut.

Ki Jaya meletakkan tampah tersebut di sampingku. Aku juga melihat sebuah bambu yang terbelah dua dan beberapa utas tali rami.
Setelah meletakkan tampah tersebut.. Ki Jayapun naik kemudian duduk bersila di sampingku.

“Karena saya suka sama kamu.. saya akan buat kamu akan selalu dirindukan oleh para wanita yang sudah disetubuhi oleh kamu..
kamu juga akan bertahan bila melakukan persetubuhan dengan para wanita itu.. selama yang kamu inginkan.
Misalkan saat kamu menyetubuhi perempuan.. kamu menginginkan perempuan tersebut mencapai kepuasannya sampai duakali..
maka kemaluanmu akan mencapai kepuasannya jika perempuan itu sudah duakali mengeluarkan lahar kenikmatannya..” jelas Ki Jaya.

Aku mengangguk senang mendengar penjelasan Ki Jaya itu.
Memang seperti itulah yang aku inginkan. Aku akan bisa membuat puas perempuan manapun.

“Dan bukan hanya daya tahan kemaluanmu saja.. tapi staminamupun akan menjadi kuat..
walaupun kamu meladeni 2 atau 3 atau berapapun wanita saat kamu bersetubuh..
jadi bila kamu sedang melayani 2 orang wanita.. staminamu tidak akan anjlok.
Kamu akan bisa memuaskan para wanita itu sesuai dengan keinginanmu.
Jadi kalau kamu menghendaki perempuan-perempuan itu puas.. kamu bisa memuaskan perempuan-perempuan itu..
kemaluanmu akan muncrat saat kedua perempuan itu mencapai puncak kepuasan mereka.. mengerti..?” Kata Ki Jaya melanjutkan.

“Mengerti Ki..” jawabku sambil tersenyum.

“Jadi.. bila kamu ingin kedua perempuan itu mencapai kepuasan sebanyak 2 kali..
maka kemaluanmu akan mengeluarkan sperma setelah perempuan-perempuan itu memuntahkan lahar kenikmatan mereka sebanyak 2 kali..
Tergantung dari pikiranmu. Jika kamu ingin salahsatu perempuan itu puas 2 kali dan yang satunya cukup 1 kali saja.. maka terjadilah..” lanjutnya lagi.

“Dan bukan hanya itu saja yang akan saya lakukan padamu.. setiap perempuan yang pernah disetubuhi olehmu..
baik itu secara sukarela atau suka sama suka.. ataupun saat kamu setubuhi perempuan itu sedikit kamu paksa..
maka para perempuan itu akan selalu merindukan kemaluanmu.
Mereka akan selalu menginginkan kemaluanmu untuk menerobos lagi di kemaluan mereka..
biarpun para perempuan itu sudah bersuami.. dan mereka adalah istri-istri setia sekalipun..” jelas Ki Jaya melanjutkan.

Aku semakin senang mendengar penjelasan-penjelasannya.
Aku sudah membayangkan kehidupan seksku akan berubah.. dan yang pasti aku bisa melakukan hubungan seks setiap hari tanpa kenal lelah.

“Satu lagi yang aku mau ubah di tubuhmu ini.. aku akan mengubah kemaluanmu menjadi jauh lebih besar dan lebih panjang dari sekarang..
Hehehehehehe.. biar para wanita itu akan kelojotan menerima terobosan kemaluanmu..” kata Ki Jaya menambahkan.

Wuahh.. bukan main gembiranya aku mendengar kata-kata Ki Jaya yang terakhir ini. Kemaluanku akan lebih panjang dan besar dari ukurannya sekarang ini.
Aku sudah membayangkan akan banyak perempuan yang merintih-rintih menikmati kemaluanku yang sudah menjadi besar dan panjang.

“Pasti itu. Itu sudah pasti.. kamu punya wajah yang ganteng.. perempuan banyak yang suka sama kamu..
ditambah kamu mempunyai kemaluan yang besar dan panjang.. juga kamu bisa memuaskan setiap perempuan..” kata Ki Jaya membaca pikiranku.

Wuaduh.. Aku menjadi malu sendiri.. karena pikiranku yang menerawang jauh ke depan diketahui oleh Ki Jaya yang sakti ini.

Ki Jaya memulai ritualnya. Kulihat mulutnya komat kamit.. dia menaburkan sesuatu ke atas tempat yang mengeluarkan asap tipis itu..
kulihat asapnya semakin bertambah tebal dan banyak.. kucium juga bau kemenyan..
Ki Jaya lantas mengambil tempat itu dan mengitarkannya ke seluruh tubuhku.. sambil mulutnya tetap berkomat-kamit membaca mantera.
Kulihat keanehan yang belum pernah kulihat selama ini.. asap yang keluar dari tempat itu, menyelubungi seluruh tubuhku.
Asap itu tidak buyar oleh angin yang masuk ke dalam rumah itu.. karena aku merasakan sedikit dingin oleh angin itu.

Yang lebih anehnya.. ialah asap itu tidak naik ke atas seperti kebanyakan asap-asap yang lainnya.. tapi asap ini seolah masuk ke dalam tubuhku.
Asap yang tadinya menyelubungi seluruh tubuhku dari ujung kepala hingga keujung kaki.. perlahan-lahan menghilang masuk ke dalam tubuhku.
Wahh.. aku betul-betul terpana dengan kesaktian Ki Jaya ini.. yang bisa membuat asap menyelubungi tubuhku dan masuk ke dalam tubuhku..
tanpa kurasakan apapun.

“Hehehehe.. gak usah heran nak Hendra.. bukan hanya kamu yang terheran-heran dengan kesaktianku ini.
Dulu pernah ada perempuan yang heran juga dengan kesaktian aki ini.. hehehehehe.. sekarang ini dia bahagia menikmati kesaktian aki..” kata Ki Jaya.

“Perempuan Ki..?” Tanyaku.

“Iya.. perempuan. Nanti kamu akan kukenalkan sama dia.. tapi itu nanti saja. Kamu adalah orang yang kedua yang mendapatkan ajian-ajianku.
Soalnya.. selama ini aku belum pernah menemukan ada yang cocok lagi selain kalian berdua..” kata Ki Jaya.

“Oh.. jadi saya adalah orang kedua Ki, yang beruntung mendapatkan ajian-ajian dari aki..?” Kataku bangga.
“Iya.. kamu orang kedua. Yang pertama seorang perempuan seperti tadi aku jelaskan. Sekarang kita lanjutkan dengan ritual yang kedua..” katanya
“Baik, Ki..” kataku.

Ki Jaya kemudian mengambil gelas yang telah berisi cairan seperti jamu nampaknya.. karena warnanya coklat pekat.
Dia kemudian memutar-mutarkan perlahan di atas tempat yang masih mengeluarkan asap..
kemudian kulihat dia mengambil sejumput kemenyan dan menaburkannya ke atas tempat itu..
Wuss.. Terlihat asap yang keluar mulai menebal tapi tidak setebal tadi, asap itu berkumpul di bawah gelas.

Kembali keajaiban muncul yang susah untuk dicerna oleh otakku. Asap itu terlihat seolah merambat di gelas dan memasuki gelas yang berisi cairan itu.
Kulihat mulut Ki Jaya masih berkomat-kamit.. lalu perlahan-lahan asap yang keluar dari tempat itu menghilang semuanya ke dalam gelas..
persis seperti kejadian tadi.. asapnya menghilang ke dalam tubuhku.

Mulut Ki Jaya masih komat-kamit membaca mantera.. tak lama kemudian Ki Jayapun selesai merapal manteranya dan memberikan gelas itu..
Lalu menyuruhku untuk meminum semua cairan di dalam gelas itu.

Tanpa ragu aku langsung meminumnya. Rasanya pahit.. manis dan agak sepat.
Beberapa saat kemudian.. rasa hangat menjalar di kerongkonganku.. lalu perutku..

Dari perut.. rasa hangat itu perlahan turun ke arah selangkanganku..
Aku merasakan batang kemaluanku dijalari rasa hangat.. juga kedua biji pelerku ikut merasakan rasa hangat itu.

Setelah menunggu sesaat.. Ki Jaya kemudian mengambil bambu yang ada di atas tampah.. mulutnya kembali komat-kamit..
tangannya meraup bunga-bunga di atas tampah dan menaruhnya di bambu tadi.. lalu tangannya kulihat menjumput kemenyan kembali..
kemudian ia menaburkannya di atas tempat yang mengeluarkan asap tadi.. asap mulai menebal kembali.

Ki Jaya memutarkan kedua bambu yang sudah terisi bermacam-macam bunga itu di atasnya..
Wuss.. kembali asap tebal menyelubungi kedua bambu itu.. dan perlahan-lahan asap tadi menghilang ke dalam bambu.

Mulut Ki Jaya terus merapalkan mantera-manteranya.. setelah selesai merapal manteranya..
Ki Jaya meletakkan salahsatu bambu itu di bawah batang kemaluanku.. lalu menutupkan bambu yang satunya lagi di atas batang kemaluanku..
Kini batang kemaluanku hilang terbungkus oleh batang bambu itu.

Aku merasakan dingin pada batang kemaluanku.. Kulihat Ki Jaya meraih tali rami yang berada di atas tampah..
kemudian mulai membelitkankannya di bambu yang sedang membungkus kemaluanku itu. Sambil membelitkan.. kulihat Ki Jaya kembali merapal mantera..

Saat tali rami selesai di belitkan di bambu.. Ki Jaya masih merapal mantera..
aku melihat bambu itu mempunyai diameter sekitar 5-6cm dengan panjang sekitar 25cm.

Wihh.. aku langsung membayangkan kemaluanku menjadi sebesar bambu yang sedang menutupi kemaluanku itu..
Aihh,, aku menjadi geli sendiri membayangkannya.

Ki Jayapun selesai merapal manteranya.. dia lalu meneruskan lagi ritualnya.
Kulihat dia mengambil mangkuk yang berada di atas tampah tadi dan mengambil sejumput kemenyan lagi..
Seperti tadi.. kemenyan itu dia taburkan ke atas tempat yang mengeluarkan asap itu.. asap tebal kembali keluar dari tempat itu.

Ki Jaya memutar-mutarkan mangkuk itu di atas tempat itu.. sambil mulutnya kembali komat-kamit merapalkan mantera-manteranya..
asap mulai berkumpul di bawah mangkuk.. perlahan asap itu mulai merambat naik dan masuk ke dalam mangkuk..
sampai asap yang tebal itu hilang seluruhnya masuk ke dalam mangkuk.

Setelah selesai merapal manteranya.. Ki Jaya menaruh mangkuk itu di samping tubuhku. tangannya masuk ke dalam mangkuk.
Kulihat tangannya mengkilat penuh dengan cairan. Aku menebak cairan tersebut adalah sejenis minyak.

Kemudian kedua tangannya mulai mengusapkan minyak dalam mangkuk itu ke seluruh tubuhku..
mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.. tidak ada yang terlewat sedikitpun.

Kecuali satu tempat saja yang tidak dia olesi dengan minyak itu, yaitu kemaluanku yang masih diselubungi bambu..
sementara biji pelerku yang tidak diselubungi bambupun diolesi minyak itu.

Tubuhku jadi sangat berminyak.. tapi anehnya aku tidak merasakan lengket oleh minyak tersebut.. rambutkupun tidak menjadi lengket.
Yang aku rasakan adalah rasa hangat dan dingin silih berganti menyerang tubuhku.

Aku merasakan tubuhku menjadi hangat saat Ki Jaya baru saja selesai mengolesinya dengan minyak yang di dalam mangkuk tadi..
Lima menit kemudian.. aku merasakan dingin melanda tubuhku.. lima menit berikutnya kurasakan hangat kembali mendera tubuhku.
Begitulah.. rasa hangat dan dingin silih berganti menyerang tubuhku.. akupun heran dengan yang menimpa keadaan tubuhku ini.

“Gak usah heran nak Hendra.. itu tandanya ajianku sedang bekerja di seluruh tubuhmu.. ototmu.. uratmu dan nadi-nadimu..”
Kata Ki Jaya menjelaskan setelah selesai merapal manteranya, kembali aku dibuat kagum dengan kesaktiannya.

“Sekarang ini kalau kamu merasa ngantuk.. nak Hendra bisa tidur saja. Biar semuanya bekerja dengan sendirinya.
Nanti kalau nak Hendra bangun.. akan merasakan perbedaan di tubuhmu..” kata Ki Jaya.

“Iya Ki.. saya memang merasa mengantuk betul..” kataku.. dan tanpa kusadari bahwa jamu yang kuminum itu mengandung sejenis obat tidur alami..
yang memang di sengaja oleh Ki Jaya agar tubuhku menjadi santai dan ajian-ajian serta minuman yang kuminum tadi bekerja.

Mataku terasa berat sekali.. selang tak lama akupun tertidur. Sebelum aku jatuh tertidur kulihat Ki Jaya sedang sibuk merapal mantera.

Aku terbangun saat aku merasakan tepukan-tepukan di tubuhku.
Mataku terbuka dan aku melihat Ki Jaya sedang tersenyum padaku sambil tangannya menepuk-nepuk tubuhku.
Kulihat cahaya lampu menerangi rumah Ki Jaya.. berarti hari sudah malam.. rupanya aku tertidur cukup lama juga.

“Waduh, Ki. Maafkan saya,, tidurnya kelamaan nih Ki..” kataku.
“Hehehehe.. gak apa-apa. Bagus kamu bisa tidur biarpun beralaskan dipan saja. Ayo.. sekarang kamu mandi air kembang dulu.. biar tuntas sudah ritualnya..”
kata Ki Jaya menyuruhku.

“Iya, Ki..” kataku sambil bangkit mengikuti dia ke arah belakang rumahnya.

Kamar mandi Ki Jaya terletak di luar.. dan hanya di tutupi oleh anyaman bambu saja..
pintunyapun terbuat dari bambu dan hanya diangkat saja untuk menutupi kamar mandinya itu.

Di dalam kamar mandi terletak sebuah ember besar yang berisi air kembang.. di dalam kamar mandi Ki Jaya itu kulihat Ki Jaya merapal mantera lagi..
lalu bambu yang menutupi kemaluanku mulai dia lepaskan tali rami yang membelitnya.

Aku kagum dengan kesaktian Ki Jaya setelah melihat langsung hasil karyanya.
Aku melihat kemaluanku biarpun masih dalam keadaan 'tertidur'.. tapi besar dan panjangnya sudah 2 kali lebih besar dan panjang..
dari ukuran kemaluanku sebelum dipermak oleh Ki Jaya.

“Hehehehe.. kagumnya nanti saja nak Hendra.. sekarang nak Hendra mandi dulu. Seluruh tubuhmu di gosok jangan sampai ada yang terlewat ya..
Saya hanya akan membasuh tubuhmu sebanyak 3 kali.. setelah itu kamu teruskan sendiri..”
kata Ki Jaya sambil mulai mengguyur tubuhku sebanyak 3 kali dan mulutnya kembali merapal mantera.

Akupun lalu mulai menyirami tubuhku dan mengosok-gosok semua bagian tubuhku menggunakan air tersebut..
tidak ada satupun bagian dari tubuhku yang terlepas dari gosokan-gosokanku.
Setelah air di dalam ember tersebut habis.. akupun mengeringkan tubuhku menggunakan kain sarung yang Ki Jaya berikan tadi.

Dengan membelitkan sarung itu.. aku melangkah masuk ke dalam rumah Ki Jaya dan menemui Ki Jaya yang sedang asyik menyedot rokoknya.
Melihat aku sudah selesai.. Ki Jaya menyuruhku mengenakan pakaianku..
Setelah selesai mengenakan pakaianku lagi, Ki Jaya menyuruhku untuk duduk di hadapannya.

“Nah, nak Hendra.. hari ini ritual yang kamu jalani sudah selesai.. Saya mau beri tau kamu soal pantangan yang harus kamu hindari selama satu minggu ini..”
kata Ki Jaya.
“Ooohh.. ada pantangannya Ki..?” Kataku.

“Hahahahaha.. gak usah takut.. pantangan itu hanya untuk satu minggu ini saja. Setelah itu tidak ada pantangan apapun..”
kata Ki Jaya yang seperti biasa dapat membaca pikiranku.
“Ohh.. begitu Ki.. Jadi pantangan apa saja Ki..?” Tanyaku lagi.

“Baik.. dengarkan baik-baik. Kamu tidak boleh melanggar pantanganku ini.. karena tidak bagus untukmu.
Kalau kamu patuhi larangan-laranganku ini.. kamu akan menikmati hasilnya nanti.
Pertama adalah.. kamu selama satu minggu ini dilarang melakukan hubungan seksual dengan siapapun.
Hari ini hari kamis.. jadi Kamis depan kamu baru boleh melakukan hubungan seksual.. mengerti..?” Kata Ki Jaya.

“Iya, Ki.. saya mengerti..” kataku sambil menyimak.

“Yang kedua.. kamu tidak boleh melakukan onani.. walaupun kemaluanmu sedang ngaceng.
Biarkan kemaluanmu ngaceng.. jangan sekali-sekali kamu kocok-kocok sampai mengeluarkan sperma.
Kalau cairan bening yang keluar dari kemaluanmu.. itu tidak apa-apa..” katanya lagi.

“Jangan berhubungan dengan perempuan.. maksudku kamu jangan sekali-sekali berciuman atau meraba-raba tetek dan kemaluan perempuan.
Ini juga selama satu minggu ini.. mengerti..?” Lanjut Ki Jaya menegaskan.
“Mengerti Ki..” kataku.

“Kalau bisa.. lebih baik kamu hindari yang namanya perempuan selama satu minggu ini.. agar tidak terjadi kesalahan, ya.
Terus yang keempat.. selama satu minggu ini hindari kamu makan terung.. kamu tau terung kan..?
Itu yang panjang dan berwarna ungu.. Pantang untuk dimakan selama satu minggu ini..” papar Ki Jaya.

“Yang kelima.. selama satu minggu ini kamu dilarang meminum minuman yang mengandung soda dan alkohol.
Lebih baik kamu meminum air putih saja selama satu minggu ini. Jangan minum teh, kopi, susu dan lain-lainnya. Minum air putih saja..!” Tegas Ki Jaya lagi.
“Baik Ki..” kataku lagi.

“Ada dua hal yang harus kamu ketahui nak Hendra.. kamu tidak boleh mengatakan kejadian ini kepada orang lain..
karena saya tidak mau disibukkan oleh orang-orang yang belum tentu akan cocok dengan saya.. jadi jangan bilang-bilang tentang ini ke siapapun, ya..!?
Satu lagi.. tubuhmu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan-perempuan.. walaupun mereka setia pada suaminya..
tapi kalau kamu dekati dan kamu goda.. walaupun pertamanya mereka menolak.. tetapi setelah mereka merasakan batangmu..
mereka akan mengikuti kehendakmu..” ujar Ki Jaya menutup pejelasan mengenai pantangan yang harus kuikuti.

“Hehehehe.. sudah itu saja. Sekarang kamu boleh pulang. Jangan lupa pantangan dan laranganku harus kamu perhatikan, ya nak Hendra..”
kata Ki Jaya lagi menekankan soal pantangan.. larangannya untuk aku patuhi dan hal yang harus kuketahui.

“Baik Ki.. Kalau begitu saya pamit untuk pulang. Terus Ki.. berapa saya harus membayar semuanya ini..?” Tanyaku tanpa tedeng aling-aling.
“Hahahahaha.. nak Hendra.. terserah nak Hendra saja. Saya sudah anggap kamu sebagai muridku.
Jadi terserah nak Hendra mau berapa memberikan uang jajan buat saya. Oh ya.. satu lagi aku hampir lupa..
batang kemaluanmu itu bisa beradaptasi dengan lubang kemaluan perempuan atau lubang anusnya perempuan.
Jadi jika perempuan itu lubangnya masih sempit.. dia akan menyesuaikan dengan besarnya lubang perempuan itu..
begitupun sebaliknya.. bila perempuan itu mempunyai lubang yang lebih besar kemaluanmu akan menyesuaikan dengan besar lubangnya.
Singkatnya.. dinding kemaluan perempuan yang kamu masuki akan menempel ketat di batang kemaluanmu..” kata Ki Jaya lagi.

“Waduh.. Ki.. terimakasih banyak atas semuanya,
Saya jadi malu dan susah lagi.. saya sudah sangat beruntung sekali mendapatkan ajian-ajian dari aki ini..” kataku.
“Gak usah sungkan. Kamu sudah saya anggap muridku sendiri..” kata Ki Jaya lagi.

Perkataan Ki Jaya dan sifatnya yang tidak mata duitan membuatku susah dan malu.
Aku menjadi susah untuk memberikan harga kepadanya.. karena aku sudah sangat beruntung sekali mendapatkan perubahan yang sangat luar biasa ini,
Ki Jaya tidak seperti dukun-dukun lainnya yang mata duitan.. kerjanya tidak bagus.. tapi kalau sudah urusan duit mereka akan minta setinggi-tingginya.

Aku mengeluarkan dompetku dan memeriksa keadaan keuanganku. Kulihat uang yang berada di dompetku tidak cukup 2 juta.
Uangku hanya tersisa 1,8 jutaan saja.. dan aku perlu untuk membeli bensin dan membayar tol.
Mau ambil di ATM gak mungkin.. karena gak ada mesin atm di daerah sini. Akhirnya kuambil uangku 1,5 juta dan kuberikan kepada Ki Jaya.

“Ki.. bukannya aku tidak menghargai hasil kerja aki.. tapi berhubung uangku baru ada segini..
tapi aku janji besok aku datang dan memberikan lagi kepada aki, yach..” kataku sedikit malu.

“Hahahahha.. nak Hendra, kan sudah kubilang daritadi.. berapapun yang nak Hendra berikan aki mengucapkan terimakasih banyak.
Gak usah besok nak Hendra balik lagi ke sini.. nak Hendra balik lagi ke sini kalau nak Hendra sudah mencobai hasil kerja aki saja..” Ki Jaya menjawab.

“Oohhh.. berarti bisa minggu depan dong Ki, apa aki percaya sama saya..?” Tanyaku penasaran dengan sifat Ki Jaya yang tidak mata duitan ini.
“Percaya..percaya.. Nak Hendra.. Sudah.. gak usah pusing masalah uang.. kalau nak Hendra puas, nak Hendra boleh balik lagi ke sini..” kata Ki Jaya.

“Baiklah, Ki. Kalau begitu saya pamit pulang yach Ki, permisi, selamat malam, Ki..” kataku sambil berpamitan pada Ki Jaya.
“Selamat malam, hati-hati di jalan nak..” kata Ki Jaya.

Aku meninggalkan rumah Ki Jaya dengan perasaan campur aduk, antara takjub, senang, bahagia, gembira, tak percaya dan puas atas hasil kerja Ki Jaya..
Juga sifat Ki Jaya yang sudah jarang ada di dunia seperti sekarang ini.. dan aku merasa sangat beruntung sekali dapat menikmati buah karya Ki Jaya..
yang tidak sembarangan orang mendapatkannya.. seperti penuturan Ki Jaya tadi.

Karena selama ini Ki Jaya baru memberikan ajian-ajian pada dua orang saja.. satu kepadaku dan satu lagi kepada seorang perempuan..
yang lupa aku tanyakan tadi karena rasa gembiraku yang sangat.
------------

Hari ini hari Jumat.. berarti aku sudah genap memenuhi pantangan dan larangan Ki Jaya.
Sudah selama lebih dari satu minggu ini aku menghindari semua larangan-larangan yang diberikan oleh Ki Jaya..
Sekarang aku ingin merasakan kehebatan dari ajian Ki Jaya.. Kalau soal bentuk kemaluanku.. aku sudah tidak meragukan lagi..
karena aku sudah melihat batang kemaluanku yang sedang ngaceng..

Kemaluanku sekarang mempunyai ukuran sekitar 25cm panjang.. dan sekitar 6cm diameter lingkarannya.
Kalau melihat kemaluanku yang sedang ngaceng itu aku tersenyum sendiri..
Sebab aku membandingkan dengan bintang-bintang film porno yang mempunyai ukuran kemaluan yang luar biasa.

Hari ini di kantorpun aku tidak terlalu konsentrasi dengan pekerjaanku..
Aku lebih konsentrasi memikirkan siapa gerangan yang akan kucoba merasakan kemaluanku yang baru ini.
Hampir setiap karyawati di kantor kuperhatikan satu-per satu.. kutimbang-timbang dengan seksama.. kira-kira siapa yang mau bersetubuh denganku.

Sampai siang ini belum satupun yang masuk ke dalam pikiranku. Sampai jam makan siang ini tak satupun nama yang menempel di dalam otakku.
Waktupun berlalu dengan cepat.. akupun menyibukkan diri dengan pekerjaanku..
sehingga tanpa terasa pikiranku tentang mencoba batang kemaluanku yang baru inipun hilang karena kesibukanku.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.45.. saat pekerjaan terakhir rampung kuselesaikan dan saat itu juga pintu ruanganku terbuka.
Aku menengok ke arah pintuku yang terbuka itu.. ternyata Maya sekretarisku.. yang membuka pintu ruanganku.
Kuberi tanda untuk masuk dan duduk. Mayapun melangkah mendekati meja kerjaku dan duduk di hadapanku.

“Kamu belum pulang, May..?” Tanyaku.
“Belum pak.. baru aja selesai. karena kutau pak Hendra belum pulang.. jadi kutanya mungkin ada kerjaan yang lainnya yang harus selesai hari ini..?”
Tanya Maya balik.

“Hhhmmm.. gak ada tuch, ini aku juga udah selesai, kamu kok pulang malam, apa suamimu tidak mencarimu nanti..?” Kataku lagi.
“Gak pak, suamiku sedang tugas keluar kota..” ungkapnya.

“Ohh.. kamu pulang pakai apa..? Udah makan malam belum..?” Tanyaku lagi serius.
“Ya pakai angkotlah pak.. Belum pak.. paling nanti di rumah..” jawab Maya.

“Kalau kita makan malam dulu bagaimana..? Nanti pulangnya kuantar. Kan arah rumahmu searah dengan rumahku..” tawarku.
“Eeehhhh.. baik dah pak. Lumayan.. saya gak perlu masak dulu begitu sampai rumah. Kalau gak ngerepotin sich.. boleh ajach pak.
Lumayan dapat makan gratis dan tumpangan gratis.. hihihihihi..” Maya menyetujui ajakanku.

“Ya sudah.. kita berangkat sekarang aja yuk, biar gak terlalu malam..” kataku sambil mematikan Laptopku.
“Baik pak, saya sih tinggal ambil tas aja.. soalnya komputer sudah saya matikan tadi..” jawabnya.

Kami berdua lantas beranjak meninggalkan ruangan kami menuju pelataran parkir..
Tak lama mobilku bergerak meninggalkan area parkiran menuju sebuah rumah makan..
Nah.. pada saat kami menikmati makan malam kami.. tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Selesai makan malam.. kamipun bergegas kembali ke mobil.. hujan masih turun dengan derasnya.. membuat pakaian kami basah.
BH dan CD Maya yang berwarna merah terbayang di balik gaun terusan berwarna putih.

Glekk.. aku terpaksa menelah ludah melihat bayangan BH dan CDnya.
Kulihat juga bayangan payudara Maya membayang di balik gaunnya yang basah kena air hujan.

Batang kemaluanku sedikit menggeliat.. melihat belahan payudaranya itu membayang di balik roknya..,
aku menebak-nebak berapa kira-kira ukuran payudara Maya.. 34B, 34C, 36B atau 36C..?

Susah juga untuk menebak kalau hanya melihat payudara hanya dari luarnya saja.
Tapi yang jelas ukuran payudara Maya cukup lumayan besar., dan pasti kenyal.. hehe..

Sesampai di depan rumah Maya.. keadaan rumahnya masih gelap gulita.. sementara itu keadaan di kompleks perumahannyapun sangat sepi.
Hujan masih turun dengan derasnya.. sehingga membuat orang-orang malas untuk keluar rumah.

Saat itu Maya sedang menatapku dan ia melihat keadaanku yang basah.
“Pak, mampir dulu ke rumah.. aku buatkan kopi sambil mengeringkan badan dulu..” katanya menawarkan aku untuk singgah dulu.

“Gak apa-apa, May.. gak enak kan kalau aku mampir sama tetanggamu. apalagi suamimu sedang tidak ada di rumah..”
kataku pura-pura menolak padahal dalam hatiku ingin sekali untuk singgah dulu di rumahnya.

“Ah.. gak apa-apa, pak.. lagian juga tetanggaku gak ada yang lihat.. hujan deras begini mana ada orang yang mau keluyuran keluar rumahnya..?
Soal suamiku sih kan dia gak tahu..” katanya lagi.

“Kalau begitu sih baiklah.. aku singgah dulu buat menikmati kopi buatanmu sambil mengeringkan badanku ini. Tapi betul gak apa-apakan May..?”
Kataku mengiyakan sambil memastikan lagi.

“Gaklah, Pak.. aku turun dulu ya buat buka gerbang dan garasinya.. pak Hendra langsung masukkan mobilnya ke garasi aja..”
“Eh.. nanti kamu tambah basah.. biar aku saja yang buka gerbang dan garasinya.. kuncinya aja berikan sama aku..”

“Gak usah pak, kalau aku kan bisa langsung ganti baju dan mandi..” katanya sambil turun dari mobilku.
Aku belum sempat menjawab.. Maya sudah keluar dari mobil. Kulihat dia membuka gerbangnya dan melangkah masuk membuka pintu garasinya.

Tubuhnya yang sekarang basah kuyup.. terkena sinar lampu mobilku.. membuat batang kemaluanku menggeliat kembali melihat siluet tubuhnya.
Pakaian yang ia kenakan menempel pada tubuhnya..
sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya dan bayangan CD dan BHnya semakin tercetak pada pakaiannya yang basah itu.

Walaupun hanya dari arah belakang saja.. namun sudah cukup membuat batang kemaluanku menggeliat bangun.
Apalagi saat setelah dia membuka pintu garasinya dan memberi jalan pada mobilku..
tubuh bagian depannya terkena sorot lampu mobilku.. plass.. kulihat BH dan CDnya tercetak dengan jelas di pakaiannya yang basah itu.

Mobilku sudah masuk di garasi rumahnya.. kulihat Maya sudah selesai menutup gerbangnya..
Kemudian dengan sedikit berlari kecil dia masuk ke dalam garasinya
lalu menutup pintu garasinya dari arah dalam keadaan garasi menjadi gelap saat pintu garasi itu tertutup.

Dengan merayap Maya berjalan menghampiri posisiku yang berada di samping mobil..
saat itu kurasakan tubuh basah Maya bersentuhan dengan tubuhku.

Karena ruang yang tersisa hanya cukup untuk satu orang saja.. sementara aku sedang berdiri di samping mobilku..
sedangkan Maya berjalan ke arah pintu yang menghubungkan garasi dengan bagian dalam rumahnya..
itu membuat tubuh kami berdua menjadi beradu dan menempel.

Jdepp.. Aku merasakan kedua payudara Maya yang masih terbungkus BHnya di dadaku. Rrrbb.. batang kemaluanku semakin menggeliat.
Aku yakin bahwa saat itu Maya merasakan batang kemaluanku yang sedang bangun..
karena aku merasakan batang kemaluanku menempel dan bergesekan dengan tubuh Maya.

Aku tidak dapat melihat bagaimana wajah Maya saat itu.. karena keadaan garasi yang gelap dan kejadian itu hanya sekejap saja..
karena aku merasakan tubuh Maya sudah melewati tubuhku.. tak lama kemudian lampu dalam garasi menyala..
Maya menoleh lalu memberikan tanda dengan kepalanya untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah.. akupun mengikuti langkahnya.

Setelah menyalakan lampu di dalam rumahnya dan lampu terasnya..
aku melihat pintu garasi Maya ini berhubungan langsung dengan ruangan keluarganya.

Kulihat Maya menuju ke kamar tidurnya.. tubuh Maya tak terlihat lagi olehku setelah dia menutup pintu kamarnya..
sementara itu aku berdiri di ruangan keluarganya dengan baju dan celanaku yang basah. Aku tidak berani beranjak karena keadaanku yang basah ini.

Tak lama berselang kulihat pintu kamar Maya terbuka.. hanya dengan mengenakan handuk yang dibelitkan di tubuhnya dan di kepalanya..
Maya keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah handuk kering dan celana boxer.. lalu memberikan handuk dan celana boxer itu padaku.

“Ini pak.. handuk untuk mengeringkan tubuh dan ini ada celana boxer suamiku buat sementara.. sampai baju dan celana bapak kering..
lumayan daripada nanti masuk angin kan..?”Ujarnya sambil menyodorkan.
“Oh iya.. makasih May..” kataku sambil menerima handuk dan celana boxer itu.

Maya menunjukkan kamar mandi untuk aku berganti baju.. Akupun melangkah memasuki kamar mandi tersebut.
Kulucuti semua pakaian yang menempel di badanku.. termasuk celana dalamku yang ikut basah juga.

Setelah itu kukeringkan badanku lalu kukenakan celana boxer suaminya. Agak longgar sih celana tersebut..
tapi lumayanlah.. daripada aku kedingingan mengenakan pakaian yang basah.
Untungnya.. kemaluanku sudah tertidur lagi.. sehingga celana boxer yang kukenakan tidak menonjol oleh batang kemaluanku.

Akupun melangkah keluar kamar mandi dan menghampiri Maya yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk yang tadi melilit kepalanya..
sementara tubuhnya masih dililiti handuk.
Melihat aku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan celana boxer suaminya yang agak sedikit kebesaran..
Maya tersenyum melihat celana boxer suaminya itu seperti melorot saat kukenakan.

“Hihihihi.. pak Hen.. maaf ya.. celana suamiku sedikit kebesaran..” katanya sambil tertawa geli.
“Ah.. gak apa-apa May.. daripada kedinginan pakai pakaian yang basah..”

“Duduk sini pak, maaf ya.. ruangan keluargaku ini tidak memiliki sofa.. jadi kita terpaksa lesehan aja..” katanya menyilakan.
“Ah.. gak apa-apa May. Enak begini.. kita duduk di bawah..” kataku sambil menaruh pantatku di atas karpet.

Kurasakan karpetnya ini cukup tebal.. di tengahnya diletakkan sebuah meja kaca.. sementara di atas karpet banyak sekali bantal-bantal besar..
rupanya Maya dan suaminya menyukai tiduran di atas karpet ini saat menyaksikan acara TV.

Saat itu setelah mempersilakan aku duduk.. Maya beranjak ke arah dapur yang letaknya hanya bersebelahan dengan ruangan keluarga ini..
Karena ruangan dapur dan ruangan keluarganya tidak memakai tembok pembatas.. jadi kulihat tubuh Maya yang sedang membuatkan aku secangkir kopi.

Saat itu kulihat bongkahan pantat Maya yang tidak mengenakan celana dalam..
karena saat itu Maya sedang mencoba meraih gelas yang berada di bagian atas kitchen setnya..

Rrrbb.. Sontak kemaluanku menggeliat kembali ketika melihat belahan pantat Maya yang polos itu.
Ingin aku segera menghampirinya dan memeluknya dari belakang sambil menggeser-geserkan kontolku ke belahan pantatnya itu..
tapi aku menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut.

Lalu kulihat Maya menaruh ceret yang berisi air di atas kompornya dan menyalakan kompor..
kemudian kembali dia meninggalkanku di ruangan keluarga.

Kulihat dia masuk kembali ke dalam kamarnya..
hanya dalam hitungan menit saja kulihat Maya keluar dari kamarnya.. tubuhnya sudah mengenakan daster.

Dia kembali menuju ke dapur karena saat itu ceret airnya berbunyi.. dia menuangkan air dalam ceret ke gelas kopi yang sudah ia siapkan tadi..
Kudengar denting sendok beradu dengan gelas saat dia sedang mengaduk kopi..

Tak lama Maya terlihat menghampiriku dengan membawa sebuah nampan yang berisi 2 gelas kopi. To be Conticrott..
-----------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
--------------------------------------------------------------

Cerita 10 – Ketika Suami Dinas ke Luar Kota

Part 2

Seketika aku terbelalak.. Rrrbb.. sontak saja batang kemaluanku jadi semakin menegang..
Hingga tanpa kusadari.. membuat tonjolan yang sangat jelas sekali di celana boxer yang kukenakan.

Saat kulihat kedua payudara Maya yang tergantung dengan indahnya..
karena saat itu Maya sedang membungkuk untuk meletakkan gelas kopi yang dibawanya.. setelah itu Mayapun duduk di sebelah kiriku.

“Diminum kopinya, pak. Tapi hati-hati ya masih panas..” katanya sambil tersenyum.. sementara kulihat bola matanya melirik ke arah selangkanganku.
“E-ehh.. iya.. thanks.. May..” kataku sedikit malu saat kusadari tonjolan di celana boxerku makin menjulang.

Aku menunduk merasa malu karena kulihat batang kemaluanku yang sudah ngaceng.. menonjol di celana boxerku..
dan ketika aku melirik ke arah tubuh Maya.. jelas saja batang kemaluanku semakin mengeras dan terlihat makin mengembung.

Karena.. entah disengaja atau tidak.. Maya saat itu duduk tidak seperti kebanyakan perempuan yang kedua kakinya dilipat ke arah tubuhnya..
tetapi Maya duduk dengan posisi bersila.. sementara itu dasternya sedikit terangkat..
sehingga bayangan hitam di selangkangannyapun terlihat sedikit oleh mataku.

Belum lagi saat itu Maya mengangkat tangan kanannya untuk meraih gelas di meja..
karena daster yang dikenakannya tanpa lengan dan lubang di bagian tangannya itu sangat lebar..
sehingga payudaranya yang tidak mengenakan BH itupun kembali terpampang di hadapanku.

Kalau tadi kedua payudaranya terpampang karena Maya membungkukkan tubuhnya.. sehingga kedua bulatan payudaranya terlihat menggantung..
sementara saat ini hanya sebelah kanan payudaranya saja yang terlihat olehku dari arah samping..
Ugh.. terlihat bentuk payudaranya belum terlalu jatuh.. mungkin karena dia belum mempunyai anak atau jarang diremas-remas tangan suaminya.

“Oh ya.. May.. kamu sudah berapa lama nikah..?”
“Oh.. sekitar 3 tahunan.. memangnya kenapa..?” Jawab Maya sambil balik bertanya.

“Ach gak apa-apa.. hanya heran kok sampai saat ini belum punya momongan..”
“Ya.. belum dikasih sama yang di atas..” jawabnya sambil senyum.

“Belum dikasih sama yang di atas.. atau jarang ditengokin sama suaminya..?” Tanyaku iseng memancing.
“Hihihihihi.. pak Hendra pengen tau aja..” katanya lagi belum mau menjawab terbuka.

“Eeh.. bukannya pengen tau, tapi heran aja kok udah 3 tahun masih belon punya momongan.. bisa aja kan kalau suamimu jarang nengokin..” kataku lagi.
“Gak juga ah.. suamiku rutin nengokin kalau dia ada di Jakarta..” jawabnya

“Ach masa’ sih..?” Kataku penasaran.
“Iyalah.. kok masa’..? Memangnya pak Hendra tau kalau aku ditengokin atau tidaknya..?” Tanyanya balik.

“Ya gak taulah.. emangnya kalau suamimu ada di Jakarta terus lagi begituan sama kamu aku nonton di sampingmu..? Kan nggak..” selorohku lagi.
“Lha kok yakin kalau aku jarang ditengokin..?” Tanyanya lagi.

“Hehehehe.. maaf ya.. soalnya terlihat dari bentuk itumu tuh.. yang masih mengkal dan muncung..” kataku sambil mencibirkan bibirku ke arah payudaranya.
“Eh.. berarti daritadi ngeliatin iniku ya..?” Todong Maya lagi sambil menunduk melihat ke arah payudaranya.

“Maaf.. bukan ngeliatin.. tapi kelihatan. Soalnya daritadi terlihat terus.. biarpun tidak mau melihat.. tapi kalau kelihatan kan sayang..
ada pemandangan bagus dilepaskan begitu saja..” kataku mulai panas.

“Iiihhh.. pak Hendra nakal, nanti kulaporkan yach..” katanya sambil berusaha mencubit pinggangku.
“Eits.. mau dilaporkan sama siapa..? Istri aku belon punya..” kataku lagi sambil menangkap tangannya yang berusaha mencubit pinggangku.

“Eeehhh.. pak Hendra lepasin tanganku.. iiihhh.. pak Hendra nakal.. pasti lagi ngelamunin yang jorok-jorok ya..?”
Katanya lagi berusaha meronta melepaskan tangannya yang terpegang oleh tanganku.

“Gak akan kulepaskan.. soalnya nih tangan mau nyubitku sih.. jadi kupegangin aja biar gak bias nyubit.. Iya gak tuh..?
Aku gak ngelamunin yang jorok-jorok..” kataku membela diri.

“Iiihhh.. pak Hendra bohong.. tuh buktinya.. celananya menonjol gitu.. pasti lagi ngebayangin yang tidak-tidak ya..?”
Katanya lagi masih berusaha melepaskan tangannya.. kali ini tangan satunya berusaha membantu melepaskan peganganku.

“Ohh.. ini bukan karena ngebayangin yang tidak-tidak.. tapi gara-gara melihat pemandangan yang mempesona tadi.. jadi punyaku bangun dah..”
kataku sambil memegangi tangan yang satunya lagi yang sedang berusaha melepaskan genggamanku.

“Hayo sekarang masih mau nyubit gak..?” Lanjutku setelah kedua tangannya berhasil kupegangi.
“Gak.. pak.. gak.. janji.. aku gak akan nyubit pak Hendra.. tapi lepasin tanganku dong..” katanya manja.

Saat itu tubuh Maya tepat berhadapan dengan tubuhku.. aku sengaja menggeser posisi dudukku.. sehingga tubuhku tepat berhadapan dengan dia.
Kedua tangannya masih kupegangi.. tanpa kusengaja kedua tangannya itu kuletakkan di selangkanganku.

Wajah kami begitu dekat.. dan tiba-tiba aku sedikit tersentak kaget karena batang kemaluanku yang sedang tegang itu ada yang merabai.
Aku menunduk.. dan melihat telapak tangan Maya sedang merabai batang kemaluanku.. kulihat Maya tersenyum dengan mata yang sayu.

“Pak Hend.. punyamu sudah sangat tegang sekali..” katanya sendu.
Aku tidak menjawab perkataan Maya.. aku hanya bisa menikmati telapak tangan Maya yang masih kupegangi itu mengusap-usap batang kemaluanku itu.

“Kasihan nih kejepit celana boxernya.. kubantu ya pak biar gak kejepit sama celananya..”
katanya lagi sambil kedua tangannya yang masih terpegang oleh tanganku menarik karet celana boxerku ke bawah.

Jderr..! Mata Maya terbelalak melihat bentuk batang kemaluanku yang panjang dan besar itu..
untuk pertamakalinya dia melihat bentuk kemaluan yang panjang dan besar secara nyata.

Mungkin dia pernah melihat kemaluan yang sebesar dan sepanjang punyaku di film-film porno.. tapi untuk melihat secara langsung dia belum pernah.
Ini kali pertama dia melihat secara nyata kemaluan dengan panjang sekitar 25cm dan diameter sekitar 6cm.

“Busyeeettttt.. punyamu pak..!? Panjang dan besar seperti kemaluan negro di film-film porno.. hhhhiiiiiiiii.. merinding aku melihat punyamu ini pak..”
kata Maya sambil kedua tangannya makin menggenggam batang kemaluanku.

Maya takjub melihat kemaluanku yang besar dan panjang bercampur ngeri, dia sudah lupa akan dirinya yang sudah bersuami.
Selama ini tidak pernah terlintas dirinya akan selingkuh..
tapi setelah melihat kemaluanku yang besar dan panjang ini.. Maya penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya kemaluannya diterobos.

Dia seolah sudah lupa akan dirinya.. pikirannya sudah dipengaruhi oleh nafsu birahinya..
pikirannya sudah dipenuhi oleh keinginan mencobai rasanya dientot oleh batang kemaluan yang besar dan panjang ini.

Aku tersenyum melihat mata Maya yang hampir tak berkedip memandangi batang kemaluanku..
Sementara kedua tangannya yang meremas-remas dan mengocok-ngocok perlahan batang kemaluanku itu.
Jubiarkan dia asyik memainkan batang kemaluanku itu.

Perlahan Maya memposisikan tubuhnya di hadapan kemaluanku.. bagian atas tubuhnya miring menghadap kemaluanku..
sementara bagian bawah tubuhnya telentang menghadap ke atas..
tubuh bagian atasnya terganjal oleh bantal besar.. sehingga kemaluanku tepat berhadapan dengan mulutnya.

Kedua tangannya masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku dengan perlahan.. mulutnya mulai ikut bermain dengan menciumi batang kemaluanku.
Aku sendiri tidak mau tinggal diam.. sambil menikmati permainan tangan dan mulut Maya..
tangan kananku mulai meluncur turun ke arah selangkangan Maya.

Seperti yang kulihat tadi.. Maya tidak mengenakan celana dalam.. jadi.. saat tanganku sampai di selangkangannya kurasakan jembut hitamnya.
Maya menggesek telapak tanganku.. kuangkat bagian bawah dasternya ke atas.. sehingga belahan memeknya terlihat dengan jelas olehku.

Glekk.. kembali aku menelan ludahku menyaksikan belahan memeknya Maya.
Hmm.. nampaknya memeknya Maya ini jarang dipakai oleh suaminya.. terlihat dari bentuknya yang belum begitu bergelambir bibir memeknya.

Tak menunggu lama.. segera kuelus-elus belahan memeknya Maya dengan lembut.
“Ooooough.. paakkk.. geliii.. hhhmmmmm.. sssllrrrr pppp.. hhhmmmm.. sslllrrrpppp.. hhhhmmmm.. sslllrrrpppp .. aaaahhh.. oohh..”
Maya melenguh sambil mulutnya asyik mengemut-emut kepala kontolku dan kedua tangannya mengocok-ngocok batang kemaluanku.

“Teruuusss.. Mayy.. terusss.. emut.. aaaahhh.. enaaaakkk..” akupun mengerang merasakan enak.
Tanganku terus menerus mengelus-elus belahan memeknya Maya.. perlahan-lahan belahan memeknya mulai kurasakan melembab.

Jari-jemariku mulai agak licin oleh cairan precumnya Maya.. dengan lembut perlahan-lahan jari tengahku kudorong masuk ke dalam vaginanya..
"Nghhh.." kudengar Maya melenguh merasakan jari tengahku menerobos masuk di lubang vaginanya.

Jari tengahku mulai bergerak keluar-masuk dalam lubang memeknya yang sudah mulai basah oleh cairan precumnya.
Kadang-kadang kugeser-geserkan jari tengahku di dinding vaginanya, membuat Maya mendesah dan mengangkat pantatnya.

“Oohh.. paakkk.. geeelliiii.. ooohh.. ssshhh.. hhhhmmm .. ssslllrrpppp.. ssshhh.. aaahhhh.. hhhmmmm.. ssllrrppp.. aaa ahhh.. sshhhh..”
Desah Maya merasakan geli nikmat atas permainan jari tengahku di lubang vaginanya.. sambil mulutnya tetap asyik mengemut-emut kepala kontolku.

Maya sudah semakin lupa akan suaminya.. dia sudah lupa bahwa dirinya sudah melakukan perselingkuhan..
bahwa dia sudah mulai mengkhianati suaminya.. bahwa dia sudah mulai menodai janji suci perkawinannya..
Buat Maya saat sekarang adalah menikmati permainan jari-jemariku di lubang vaginanya dan menikmati kegagahan kontolku di mulutnya.

Maya pasti juga merasakan betapa kontolku semakin mengeras dan semakin menegang..
mulutnya penuh oleh jejalan kepala kontolku, kedua tangannya sibuk mengocok-ngocok batang kemaluanku.

“Paakk.. ohh.. aku.. sudaaahh.. tidaakk.. taaahaaa nnn.. lagiiii.. oohh.. paakkk.. aku.. pengen.. ngerasain.. kontolmu.. masuk.. di-memekku..
Oooohh paaaakkkk.. ssuud ddaaaahhhh.. geellliii.. oohh.. ssuuddaaahhh..”
Maya mendesah memohon padaku untuk segera memasukkan kontolku ke dalam lubang memeknya.

Aku tersenyum mendengar rintihan-rintihannya yang memohon padaku untuk segera mengentot dirinya.
Segera kuhentikan aksi jari tengahku di lubang memeknya.. kutarik tubuh Maya.. sehingga selangkangannya berhadapan dengan selangkanganku

Kuletakkan bantal besar di pinggangnya.. lalu kontolku mulai kuarahkan di lubang senggamanya dan.. Sssllleepp..!
Kepala kontolku mulai menyelinap masuk di lubang vagina Maya. "Nggghhh..aaahhh.."
Mayapun melenguh panjang merasakan lesakan kepala kontolku yang menyeruak masuk di lubang memeknya.

“Hhheeeeeggghhhh.. gillaaaaa.. bessaaarrr.. sekaaal iii.. punyamuuu.. paaakk.. ohh.. robeekk.. meemekkku.. paaakkk.. ough.. tahan..paakk..
jangaan..didorong.. duluuuu.. ough..” Maya mengerang panjang merasakan perih yang menerpa memeknya akibat terjangan kontolku.

Slebb.. Kudorong perlahan batang kemaluanku tanpa memperdulikan jerit kesakitan Maya..
Slebb.. slepp.. sedikit demi sedikit batang kemaluanku mulai menghilang.. terbenam di dalam lubang senggama Maya.

Mayapun mengerang tanpa hentinya merasakan perih di lubang memeknya.
Mungki ia merasakan lubang memeknya robek oleh terjangan batang kemaluanku yang perlahan-lahan masuk ke dalam liang nikmatnya itu.

Maya pasti merasakan memeknya perih seperti saat dia untuk pertamakalinya disetubuhi..
perih yang dirasakan oleh memeknya sama seperti perih saat untuk pertamakalinya lubang memeknya dimasuki kontol suaminya..

Yang membedakan adalah:
Saat pertama memeknya mengeluarkan bercak darah.. sementara sekarang ini tidak ada bercak darah yang keluar dari lubang memeknya.

“Hheeghhhh.. pak.. Hendraaaa.. aaadduuhhhh.. perih..pak.. memekku.. periiihhhh.. koontolllmuuu.. besaaaar.. seekaaliiii..
Oough.. aaaaddduuuhhh.. pelan.. paakkk.. pelaaann.. arghh..” Maya mengerang kesakitan di memeknya akibat terjangan kontolku.

Sementara aku sendiri merasakan enak sekali. Kontolku betul-betul terjepit sekali oleh lubang memek Maya.
Erghhh.. kurasakan betapa sempitnya memek Maya ini dan begitu ketatnya dinding (vagina) memeknya melingkari batang kemaluanku.

Nghh.. agak sedikit susah aku melesakkan kontolku ke dalam lubang senggamanya Maya..
Karena memeknya Maya cukup sempit sekali.. entah karena jarang dipakai oleh suaminya atau punya suaminya yang berukuran kecil.. entahlah.

Tapi ini adalah sebuah keuntungan buatku..
karena selain aku dapat mencobai ukuran kontolku yang baru ini aku juga dapat merasakan memeknya Maya yang sempit.
“Aaaaahhhh.. Maaay.. memekmu sempit sekali, ohh.. enaakkk.. peret..” aku mengerang merasakan peretnya lubang vagina Maya.

Blesebb..! Kontolku semakin masuk lebih dalam lagi ke dalam lubang senggama Maya..
Kini sudah lebih dari setengah panjangnya kontolku yang berada di dalam lubang vagina Maya yang memang sangat rapat.

Dengan gemas karena ingin memasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang memeknya Maya..
Jlebb.. kuhentakkan kontolku menerobos .. menyeruak masuk ke dalam lubang senggama Maya..

Sontak Maya mengerang panjang.. “Aaaiiiieeeee.. aaaadduuuuuhhhh.. hheeggghhh.. Paaaakkk.. aaaccchhhh.. saakiittt.. per riiiihhh.. pelaaaaan.. aaadduuuuhhh.. memekkkuu.. aad-dduuuhhhh.. ough..” erang Maya merasakan sakit dan perih di memeknya saat aku menghentakkan kontolku..
hingga terbenam seluruhnya di dalam lubang vaginanya yang sangat sempit.

Aku mendiamkan sebentar kontolku yang sudah terbenam seluruhnya di lubang vagina Maya itu..
Memberikan kesempatan pada Maya untuk membiasakan diri dengan besarnya ukuran kontolku yang sedang menjejali lubangnya dengan penuh sesak.

Sara erangan-erangan kesakitannya masih terdengar olehku. “Adduuuhhh.. sssshhhhh.. aaaduuuuhhhh.. sssshhhh.. aaaduu uuhhh.. ssshhhh.. periiihh.. memekku.. robeeekk.. memekku .. aaaddduuuhhh..” erang Maya.

Aku masih meresapi kenikmatan kontolku yang sedang terbenam dan terjepit dengan erat oleh dinding vaginanya Maya..
betul-betul nikmat kurasakan jepitan dinding vagina Maya yang melingkari dengan ketatnya batang kemaluanku ini.

Untuk pertamakalinya aku merasakan lubang kemaluan perempuan dengan senjataku yang baru ini.. baru dalam ukuran.
Ki Jaya tidak berbohong padaku.. ini terbukti saat ini, begitu mudahnya Maya kutaklukkan..
juga begitu mudahnya tubuh dan memeknya Maya bisa kunikmati sekarang.

Terlebih yakin lagi setelah Maya merasakan kontolku masuk ke dalam lubangnya..
biarpun dia merasakan kesakitan tapi dia tidak meronta untuk melepaskan diri dari terjangan kontolku, betul-betul hebat ilmunya Ki Jaya ini.

Aku merasakan dinding vagina Maya berdenyut-denyut perlahan..
seolah-olah sedang membiasakan diri dengan ukuran kemaluanku yang sedang berada dalam jepitannya.

Erangan kesakitan Maya tidak lagi kudengar.. dan kurasakan pantatnya Maya mulai bergoyang perlahan..
dengan perlahan-lahan Maya memutar-mutarkan pantatnya.

Erghh.. Kontolku yang sedang terjepit dengan ketat oleh dinding vaginanya seolah-seolah dipilin-pilin oleh dinding vaginanya..
Mau tak mau aku melenguh penuh nikmat merasakan pilinan-pilinan dinding vagina Maya yang mendera batang kemaluanku itu,.

“Oooohhhh.. Maaayyy.. enaaakkk.. kontolku.. seperti.. dipilin-pilin.. ooohhh.. hebaat.. kamuuu Maaayyy..
Goyangan pantatmu seperti goyangan pantat Inul yang lagi goyang ngebor.. Oough.. sedaaaappppp..
Teruuuuusss.. Maa ayyyy.. goyang terus.. putar.. terusss..” aku melenguh menikmati goyangan Maya.

“Ooohh.. Pak.. Henndraaa.. akuuu.. jugaaa.. enaaakkk.. Kontolmu penuh sesak mengisi memekku.. Ooohhh.. periiihhh..tapiii.. sudah mulai enaaakkk..
Oohhh ssshhh.. aaahhh.. kontolmu terasa betul menyentuh dinding rahimku.. paaakk.. oohhhh..” rintih Maya sambil terus memutar-mutar pantatnya.

Dengan posisi yang memeluk tubuh Maya.. sambil meresapi goyangan pantat Maya.. aku mulai mencumbunya..
bibirku mulai sibuk menciumi bibirnya Maya, yang disambut dengan penuh nafsu olehnya.

Lidahku kujulurkan menerobos rongga mulutnya.. lidahku bersentuhan dengan lidah Maya.
Kedua lidah kami mulai menari-nari di rongga mulut Maya..
sementara mulut kami sibuk berciuman Maya masih tetap aktif terus-menerus menggoyang pantatnya.

Gerakan memutarnya mulai bervariasi.. dia memutar searah jarum jam.. saat pantatnya memutar ke kiri.. pantatnya dia turunkan ke bawah..
dan saat pantatnya berputar ke kanan.. pantatnya dia angkat ke atas.

Wuihh.. Aku merasakan enak yang sangat luar biasa.. batang kemaluanku seolah-olah dipilin-pilin.. dari
mulai pangkal batang kemaluanku sampai ke leher kemaluanku. “Oohh.. Maayyyy.. hebaat.. kamu.. hebaaat.. goyanganmu bikin kontolku enaaak..
Oough Maaayyy.. terusss.. enaaak.. hhhmmmm.. ssssll lrrppp.. hhhmmm..” aku melenguh keenakan sambil tetap menciumi bibirnya.

“Iyyaahh.. aakuu.. jugaaa..enaaakk.. Kontolmuu.. bess aaarrr.. ssiicch.. hhhmm.. ssslllrrrppp.. hhmm.. penuuh.. seesaakkk.. memekkku.. dibuaaatnyyaaa.
Hhhmmm.. ssslllrrpppp.. hhhmmm.. periiihhh.. memekkuuuu.. tapiii.. sudaahhh..mulai.. enaaaakkk..” erang Maya penuh nikmat.

Akupun mulai mengimbangi permaianan Maya..
Saat dia menarik turun pantatnya.. aku juga menarik kontolku.. dan saat Maya menaikkan pantatnya.. aku menekan kontolku masuk.

Gerakan yang kami lakukan itu seirama dan perlahan.. membuat keenakan yang kami rasakan menjadi luar biasa.
Desahan.. lenguhan.. erangan dan rintihan yang keluar dari mulut kami membuat suasana di ruangan keluarga Maya menjadi ramai..
Tapi keriuhan suara kami tidak terdengar keluar.. karena hujan yang masih turun dengan deras dan ruangan keluarga Maya yang terletak di dalam.

Mata Maya mulai terbeliak.. yang nampak olehku bola mata hanyalah berwarna putih..
Mulutnya terlepas dari pagutanku dan mulai mengeluarkan lenguhan-lenguhan.. gerakan memutar pantatnya semakin bertambah cepat.

Tubuh Maya mulai bergetar dengan hebatnya.. ritme gerakan pantatnya mulai tak beraturan lagi..
Kini kurasakan gerakan pantat Maya mulai mengejat-ngejat,

“Oouugghh.. sshhhhhh.. aaaahhh.. ohh.. paaa akkk.. Heeendraaaaa.. aakuuuu.. sudaah..tidak..tahan lagi aku mau keluar.. oohh.. ssshhh..aaahhhh..
sshhh aaaccchh.. enaaaakkk.. oohh.. paakk.. akuu uu.. tidaaaakk.. kuat lagi.. akuuuuu.. kkeluaaaarr.. Ooohhh.. enaaakkk.. ppuaa aasss.. akuuuu.. dientot oleh kontolmu yang besar ini paaak.. aaahhh.. ssshhhh.. nikmaaaattt..” Maya melenguh menyambut puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh.

Srrrr.. srrrr.. sssrrrr.. sssrrr.. ssrrrr.. Memeknya memuntahkan lahar kenikmatannya..
Menyirami seluruh batang kemaluanku yang terbenam di dalamnya. Pantatnya ambruk ke bawah.

Akupun mengikuti gerakan pantatnya yang turun ke bawah itu dengan menghujamkan sedalam-dalamnya kontolku di relung senggamanya.
Kemudian kudiamkan.. untuk memberikan kesempatan padanya menikmati puncak kenikmatan yang berhasil dia rengkuh.

Hmm.. dapat kurasakan batang kemaluanku menjadi hangat oleh siraman lahar kenikmatannya itu..
Dinding vaginanya berdenyut sangat kuat saat menyemprotkan cairan kenikmatannya.. kontolku seperti sedang dipijat-pijat saja rasanya.

Matanya terpejam.. nafasnya memburu.. pipinya merona merah, kucium kedua pipinya dan bibirnya dengan lembut.
Diapun mengerang manja menerima ciuman-ciumanku.. di bibirnya terulas senyum kepuasan.

Gerakan otot vaginanya kurasakan betul-betul dengan ukuran kontolku sekarang ini..
biarpun memeknya sudah sangat basah.. tapi memeknya ini masih peret saja kurasakan.

“Oooohhh..pak..Hendra.. terimakasih pak sudah membuat aku puas. Terus terang saja pak.. ini pertama kalinya aku berhasil mencapai kepuasan..
gara-gara kontol pak Hendra yang besar ini sih.. ooohh.. geli..pak.. remas..tetekku pak.. geli-geli enak..” Maya mengerang pelan.

“Ooohh.. pak Hendraaa.. belum keluar yach pak..? Buat aku puas lagi dong pak.. entot aku lagi dong dengan kontol gedemu ini..
Ooohhh.. pelaaaannn paakk.. pelaaannn.. masih agak sakit dan perih sedikit memekku. Pak Hendra sih kontolnya kegedean..
jadi aja memekku seperti robek.. aaaahhhh.. ssshhhh.. enaaaakkk.. paaak.. enaaakkk.. ough.. remas terus toketku paakkk..
Aaaahh.. yaaacchhhh.. oohhh.. geliiiii.. enaaaakkkk.. aauuhhhh.. periiiihhhh.. pelaa aannn..”
Maya mengerang menikmati remasan kedua tanganku di payudaranya dan kontolku yang mulai keluar-masuk lagi di memeknya.

“Tenang aja May.. aku akan buat kamu kelojotan menikmati kontolku ini. Aku belum ngecret.. nanti aku ngecretnya..
kalau kamu betul-betul sudah puas sekali oleh sodokan-sodokan kontolku ini... ku masih ingin terus merasakan jepitan memekmu..
yang sempit dan peret ini.. hehehehhehe.. Sekarang kamu nikmati aja yach enjotan kontolku ini..” kataku.

“Hhhheeemm.. iyaaaahhhh.. paaakk.. iyaaaahhh.. mal am ini tubuhku ini sepenuhnya milikmu.. Oohhh.. tekaaan.. yang dalam pak kontolmu itu,
Aku pengen ngerasain terus dinding rahimku kena sodok kepala kontolmu yang panjang dan besar ini oooough.. sssshhhh.. aaaahhhh..
Enaakk.. betul dientot olehmu.. paaaakkk.. aaaahhhhh.. ssshhhh.. oohh..” Maya kembali merintih keenakan.

Lubang senggama Maya semakin basah, kontolkupun semakin lancar keluar-masuk di lubang memeknya yang sempit itu..
Ssssssrttttt.. bbbllleeessss.. sssrrrrtttt.. bbblleee sss.. sssrrrtttttt.. bbblleeeesssss..
Setiap kontolku menerobos masuk ke dalam lubang vaginanya dan ujung kepala kontolku menyundul dinding rahimnya Maya.

Maya selalu melenguh dan matanya terbeliak merasakan sundulan di dinding rahimnya itu..
Setiapkali saat kudorong masuk kontolku ke dalam lubang senggamanya itu.. aku selalu menghujamkan kontolku itu dengan sekali sentakan..
Dan selalu membuat tubuhnya agak terdorong ke atas. Kedua payudaranya kulihat bergoyang seirama dengan doronganku..

Dengan gemas kembali kuraih dan kuremas-remas kedua payudara Maya itu.. Maya semakin melenguh menikmatinya.
“Ooooouuggghhhhh.. ooohh.. ssshhhhh.. kkkontolmuuu.. panjaaang.. sekaliiii.. paak.. oohhh.. mentooookkkk.. rahimkuuuu.. oohhh.. ssshhhh..
Aahhhh paaakk.. geliiii.. ooohh..teeerruuusss.. remaaasss.. tetekkkuuu.. ohh.. ssshhhh.. ohhhh.. paaakkk.. aaaacchhhh.. kontolllmuuuu.. aaacchhh..
besaaaaarrrr.. enaaakkk.. aaaacchhh.. nikmaaattt.. oohh.. di..entttooot.. oleh.. kontoolll..besaaarr.. aacchhhhh.. ssshhhhh.. oohh.. teruuusss..
sodokk..memekkkuuuu.. teruusss.. ohh.. yang.. cepaaatt.. aaahhh.. yang.. keraaass.. ohh.. sshhhh..” lenguh Maya makin ramai.

“Ohhhh.. Maaaayy.. enaaaknya.. memekmuuu.. ohhh.. sempiittt.. pereeett.. sshhhhh.. ohh.. enaaaknya.. nge ntotin.. kamu.. Maya.. oooooooohh..”
akupun mendesah keenakan.

“Hiiiyaaaahhh.. aaaahhh..aaku..juga.. enak.dientot.. kontolmu yang besaaarrr ini.. ooohh pak Hendraaaa.. aaahhhh.. kontolmu nikmat.. enaak..
teruss..paakk.. teruss.. tambah cepaaatt.. pak.. yang dalam.. pak..tekan.. kontolmu yang dalam.. oohhhh.. ssshhh nikmaaaattttt.. aaaahhh.. ssshhhhh..
aaahhhh.. ssshhhh.. aaahhhh..” desahan Maya semakin sering terdengar.

Aku semakin gencar dan semakin dalam menyodokkan kontolku di dalam lubang senggamanya..
Kepala kontolku semakin sering menyundul-nyundul dinding rahim Maya.

Mata Maya semakin terbeliak menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang memeknya..
Mulutnya mengeluarkan desahan-desahan nikmat merasakan kontolku yang keluar-masuk di lubang memeknya.

Kedua tanganku yang sedang sibuk meremas-remas kedua bukit kembar Maya itu menjadi peganganku..
juga saat aku menghujam-hujamkan kontolku menyeruak masuk di dalam lubang senggama Maya.

Kulihat matanya Maya hanya nampak bagian putihnya saja saat menikmati pompaan kontolku ini..
Lenguhan dan desahan nikmat Maya terus menerus terdengar..
sehingga membuatku semakin bersemangat memompa kontolku keluar-masuk di lubang senggamanya.

Kedua tangannya mencengkram kuat lengan-lenganku.. sementara itu lubang vaginanya kurasakan semakin basah oleh cairan-cairan
yang keluar dari memeknya dan kontolku.. bunyi kecipak beradunya kemaluan kamipun semakin menambah ramai suasana di ruangan keluarga ini..
Hal itu semakin membuatku bertambah gencar memompa kontolku keluar-masuk di lubang memeknya.

“Oooohhh.. ssshhhh.. aaaahhhh.. teruuuusss.. paaak.. t eruuusss.. enttoottt.. akuu.. ohh.. ssshhh.. aaahhh.. sssh hh.. oohhh.. ssshhhh.. aaahhh..
Paaakkk Hendraaaa.. kontol muuuu.. enaaaakkkk.. besaaaarr.. panjaaang.. aaahhhh.. sss hhhh.. enaaak.. nikmaaatt.. aaahhhh.. ohh.. sshhhhh..
yang.. dalam.. paaak.. yang.. cepat..ahhhhh.. ssshhhh..” lenguh Maya kenikmatan menikmati sodokan-sodokan kontolku di lubang vaginanya.

“Oough.. paaak.. aaaaaaaccchhhh.. paaakkk.. aaaaahhh.. ssshhhh.. enaaaaakkkk.. sekaaaaliiii.. aaaku uuu..tidak..tahan.. lagiiii.. paaaakkk.. Hendraaaaa..
Oooohhh.. sssshhhh.. aaaakuuu.. mmauuu.. aaaahhh.. oohh.. pak.. akuu..keluaaaaarrr.. lagiiii.. ohh.. aakkuuu.. puaaasss.. lagiiiii..
Ooohhh.. enaaaakknya.. di..entotmuuuuu.. ohh.. ssshhhh.. aakuuuu.. aaaaahhh .. aaakuuu.. aaahhh.. ssshhhhh.. ohhhhhhh..”
Maya melenguh panjang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih untuk kedua kalinya.

Mendengar erangan Maya saat dia mencapai puncak kenikmatannya.. dengan sekali sentakan kuat kutekan dalam-dalam kontolku di lubang memeknya..
lalu kudiamkan untuk memberikan kesempatan pada Maya menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil dia raih untuk keduakalinya itu.

Sssssrrr.. sssrrrrr.. sssrrrrr.. sssrrrrr.. sssrrrrrrr.. memeknya kembali menyemburkan lahar kenikmatannya..
Aku merasakan dinding memeknya berdenyut kuat.. dan aku juga merasakan kontolku menjadi hangat oleh siraman cairan kenikmatannya.

Kuasakan juga untuk keduakalinya.. kontolku seolah-olah sedang dipijat-pijat oleh dinding memeknya..
otot-otot dinding vaginanya berdenyut begitu kuatnya saat menyemburkan lahar kenikmatannya,
sehingga membuatku menikmati denyutan-denyutan memeknya itu.

“Ooohhh.. Maayyyaaa.. memekmu.. enaaakk.. bisa ngempot, akuuuu.. aaahhhh kontolkuuu.. aaaahhh.. seperti dipijat.. oohhh..”
aku mengerang menikmati empotan-empotan memeknya.

“Kontolmuuu.. juga enak pak, hheeehhhh.. aku puas, aku betul-betul puas di entotmu pak Hendra, oohhh.. nikmat..
Pak Hendra hebat bisa membuatku 2 kali kelojotan mencapai kepuasan, tapi pak Hendra belum 1 kalipun muncrat.. oooohh..” kata Maya.

Aku tersenyum mendengar kata-kata Maya.
Aku puas dengan hasil kerja Ki Jaya. Ki jaya telah berhasil bukan saja membuat batang kemaluanku menjadi besar..
namun juga berhasil membuat kontolku tahan lama saat bersetubuh dengan perempuan.

Dan yang paling hebatnya.. lama atau sebentarnya kontolku ini muncrat.. tergantung juga oleh pikiranku.
Jadi bila pikiranku ingin memuaskan perempuan yang kusetubuhi sampai perempuannya mencapai puncak kepuasannya sampai 3x ..
maka kontolku akan muncrat bila sudah membuat si perempuan kelojotan mencapai kepuasannya sampai 3x.

“Hehehehe.. tenang saja May. Aku akan buat kamu puas malam ini. Aku akan buat kamu kelojotan lagi.. sampai kamu betul-betul merasa puas kuentot..”

“Heeemmmm.. terimakasih pak.. kamu telah membuatku puas saat bersetubuh. Aku sangat menikmati dientot oleh kontolmu yang besar dan panjang ini.
Aku juga mau disetubuhi terus menerus oleh kontolmu ini pak.. buat aku puas sepanjang malam ini.. buat aku menikmati persetubuhan malam ini.
Aku ingin lagi puas dientot kontolmu pak..” kata Maya.

“Pasti sayangku.. pasti.. Aku akan membuat kamu tidak akan melupakan malam ini.. dan tidak akan melupakan keperkasaan kontolku.. hehehehe..
Kamu sudah siap untuk babak ketiga..?” Tanyaku.

“hheeeemmmmm.. entot aku lagi pak.. buat aku puas lagi, buat aku kembali mencapai puncak kenikmatanku..
aku ingin dipompa lagi oleh kontolmu yang perkasa itu, aku sudah siap untuk menerima sodokan-sodokan kontolmu lagi..
memekku sudah siap untuk di terobos oleh kontolmu itu..” kata Maya.

“Kamu mau di atas.. atau kamu mau di sodok dari belakang..?” Tanyaku pada Maya.
“Hhheeeemmmm.. aku.. hhheeeemmmm.. aku pengen nyobain di atas.. aku pengen merasakan menaiki kontolmu..” jawab Maya terengah.

Aku tersenyum mendengar perkataannya Maya.. Kurengkuh tubuhnya.. kutarik naik tubuhnya tanpa melepaskan kontolku dari dalam lubang memeknya.
Maya melenguh saat tubuhnya tertarik ke atas.. karena secara tidak langsung kontolku makin melesak masuk dalam-dalam..
dan menyundul dinding rahimnya saat tubuhnya itu naik.

Setelah tubuhnya berada dalam pelukanku.. aku mulai perlahan-lahan berdiri dengan tubuh Maya yang menempel ketat.
Kedua tangan Maya melingkar di leherku.. sementara kedua tanganku mulai beralih ke pantatnya.. memegangi bongkahan pantat Maya.

Kemudian aku mulai menempatkan pantatku di sofa.. dengan memposisikan pantatku tepat di pinggirannya..
Setelah itu kuarahkan tanganku ke payudara Maya yang tepat berada di hadapan wajahku.

Maya membetulkan posisinya. Sekarang ini dia menduduki pahaku dengan kontolku yang terbenam di dalam lubang memeknya.
Kudengar kembali Maya melenguh lirih saat dia membetulkan posisi tubuhnya itu..
karena kembali dia merasakan gesekan-gesekan kontolku di dinding vaginanya.

Kedua kakinya bersimpuh dan posisinya tepat di samping luar kedua pahaku. Aku dapat melihat jembut Maya yang hitam menempel di jembutku.
Selangkangan kami beradu.. sambil menikmati remasan-remasan tanganku di payudaranya Maya kembali mendesah.

Tedua tangannya bertumpu di pundakku.. lalu dengan perlahan Maya mulai menggerakkan pantatnya maju-mundur..
sehingga kontolku mulai keluar-masuk di lubang memeknya..

Gerakan Maya yang maju-mundur itu membuat kelentitnya bergesekan dengan jembutku.
Maya kembali melenguh menikmati kontolku yang sedang keluar-masuk di memeknya dan menikmati gesekan-gesekan jembutku yang menerpa itilnya.

“Ooohhhh.. enaaaaakkkk.. geeelliiiiiiii.. iitiiill llkuuuuuuu.. aaaddduuuhhh.. geliiiii.. kena.. jembutmu pak..
Ahhh.. kontolmu betul-betul enaaaaakkk.. pak Hendraaaaa.. aaacchh ssshhhhhh.. aaaaacchhhhh..” lenguh Maya.

Aku juga merasakan enak saat Maya menggeser-geserkan pantatnya maju mundur itu.
Kedua payudaranya yang sedang dalam remasan kedua tanganku bergoyang seirama dengan gerakan maju mundurnya.

Aku menjadi gemas.. dengan lahap mulutku mulai menyerbu kedua payudara itu.. kiri dan kanan silih berganti kuemut.. kuisap dan kujilati..
kedua putingnya yang sudah sangat mencuat itupun mulai basah oleh air ludahku.

“hhhhmmmm.. ssslllrrrppppp.. hhhhmm.. sssllllrrrpppp.. hhh hhmmmm.. ssslrrrppp..” gumamanku mulai terdengar.

Maya semakin merintih kenikmatan mendapatkan serangan tambahan dari mulutku.. matanya terpejam menikmati sedotan-sedotan mulutku..
dan remasan-remasan tanganku di kedua payudaranya serta kontolku yang keluar-masuk di memeknya.

“Ooough.. paaakkk.. Hendraaaa.. geeeliiiii .. ohh.. nikmaaatt..teruuuss paakkk.. teruusss.. emut.. tetekku.. hisaaaappp.. tete ekkuuu.. ohh.. ssshhhh..
Aaahhhhhh.. enaaaakkk.. ooohh.. ssshhh.. ohh.. ssss hhhh.. oohh.. remaaaassss.. tetekkkkuuuu.. aaaauuuuuu ggghhhh.. ohh..” Maya merintih-rintih.

Aku semakin bernafsu meremas-remas dan mengisap-isap kedua payudara Maya..
kedua putingnya silih berganti kutarik-tarik dengan bibirku.. membuat kedua putingnya semakin mencuat..
kedua putingnya semakin mengeras.. Maya semakin merintih-rintih keenakan.

“Paaakkkk Heennndraaaaa.. aaauuugghhh.. enaaakkk.. paaakk.. teruuussss.. paakkk.. ohhh.. ssshhhh.. aaahhh.. kontooolllmuuu.. enaaaakkk.. paaakkk..
Ssshh.. aaahhh.. ssshhh.. aaahh.. issaappp.. putingku.. paaakk.. teruuusss.. Ooohhh.. sssh hhhhh.. oughh.. aaauuugghhhhhh..” rintih Maya nikmat.

Mulutnya merintih-rintih keenakan.. pantatnya semakin gencar maju mundur..
matanya setengah terpejam menikmati kontolku yang keluar-masuk di lubang senggamanya.

Aku merasakan lubang memek Maya yang semakin basah oleh cairannya yang kembali keluar dari lubang memeknya..
juga cairanku yang mengalir keluar dari kontolku.
Aku sendiri merasakan nikmat merasakan jepitan memeknya Maya yang masih saja menjepit ketat di batang kemaluanku..

Ingin segera kutuntaskan permainan kali ini.. aku ingin segera menumpahkan spermaku di dalam lubang rahimnya Maya..
aku ingin mencapai puncak kenikmatanku berbarengan dengan Maya.

Kedua tanganku mulai beralih ke bongkahan pantat Maya yang masih asyik maju-mundur memompa keluar-masuk kontolku di lubang senggamanya.
Mulutku masih asyik dengan mengemut-emut kedua teteknya.. dan kedua putingnya Maya.
Kuremas kedua bongkahan pantat Maya dengan gemas.. sambil kedua tanganku juga ikut membantu gerakan maju-mundur pantat Maya itu.

Sementara aku juga menggerakkan pantatku naik-turun seirama dengan gerakan maju-mundur pantat Maya..
saat Maya memundurkan pantatnya aku menarik pantatnya mundur dan menaikkan pantatku..
sehingga kontolku menyelusup lebih dalam lagi.. hingga kepala kontolku menyundul dinding rahimnya..

Dan saat Maya memajukan pantatnya.. tanganku mendorong maju pantatnya dan akupun menurunkan pantatku ke bawah.
“Aauughhh.. ssshhh.. oough.. enak pak.. enakk.. terusss pak.. teruusss.. enaaakkk.. oohhh.. ssshhhhh.. aaahhhhh..” Maya merintih-rintih keenakan.

“Aaauuuwwwww.. pak Hendra.. kontolmu mentok di memekku.. aaaaahhhhh.. enaaakk pak.. ohh.. ssshhh.. ohh.. pak Hendra.. aku sudah gak tahan lagi..
aku mau keluar pak.. oohh.. ssshhh.. enaaakkk.. sekaaaliii.. oohhh.. puaaaasss.. aaakuu.. puuaasss.. memekkuu.. disodok kontolmuuu pak Hendraaa..
Aacchhh.. aaakuu.. mauuu.. keluaar..” Maya mengerang sambil gerakan maju-mundur pantatnya semakin bertambah cepat.

“Tahhhaann Maya.. tahaannn.. kitaaa.. samaaannn.. aaku juga sudah mau keluar.. oohhh May.. memekmuuu.. juga.. enak.. sempit.. rapet.. oohhh.. sshhh.. aaahhh.. Mayaaaa.. kallauu.. maauu.. keluaarrr.. sekaaanggg.. keluaaarinn.. aaahhh.. Mayyaaaa.. enaaaknya ngentotin kamu..”

Aku mengerang menyambut puncak kenikmatanku.. sambil kedua tanganku menekan pantat Maya ke bawah dan menekan pantatku sendiri ke atas..
Jlebb.. kontolkupun melesak ke dalam lubang memeknya Maya.

“Iyaahhhh.. aaduuuuuhhh.. enaaakknyaaa.. aaahhh .. akuuu.. keluaaaarrr pak..Hendraa.. aahhh.. mmeeemekkuu.. puaaaasss.. dirojok-rojok kontolmu.. pak..
ooohhh.. sssshhhh.. aaaahhhh.. memekku.. muncraaaattt.. lagii.. pakk.. aku orgasme lagi.. paaaakkk.. Hendraaaaaa.. nikmaaaaattttt..”

Maya mengerang menyambut puncak kenikmatannya yang untuk ketigakalinya berhasil dia rengkuh.
Maya menekankan pantatnya ke bawah kuat-kuat.. sehingga kontolku kembali menyundul dinding rahimnya dengan kuat.
Soantak matanya terbeliak merasakan sundulan kepala kontolku itu.

Ccett.. ssrrr.. ccrett.. ssrrrr.. crett.. sssrrrr.. crett.. srrr.. crett.. Kedua kemaluan kami saling balas menembakkan cairan kenikmatannya.
Maya merasakan rahimnya menjadi hangat oleh semprotan spermaku..

Aku sendiri merasakan hal yang sama.. hangat menyelimuti batang kemaluanku saat memeknya Maya menyemburkan cairan kenikmatannya.
Kami bersetubuh kembali sampai pagi.. Maya rupanya tidak mau membuang waktu dengan percuma untuk merasakan memeknya diterobos oleh kontolku.

Maya berhasil merengkuh puncak kenikmatannya sampai delapankali.. sementara aku berhasil mencapai puncak kenikmatanku sebanyak duakali.
Persetubuhan kami diakhiri dengan mandi bareng sambil kami melakukan kembali permainan seks kami itu di kamar mandi.

Maya betul-betul puas merasakan sodokan-sodokan kontolku di liang memeknya.
Aku juga puas.. karena untuk pertamakalinya aku merasakan kontolku yang sudah berubah itu menyeruak dan menerobos masuk di memek.

Kebetulan itu adalah memeknya Maya.. teman atau kolega.. atau bawahanku sendiri di kantor.
Dan aku betul-betul puas dapat merasakan betapa sempitnya memek Maya karena besarnya batang kemaluanku itu.

Kami berdua tertidur dengan pulasnya.. dan terbangun saat matahari sudah tinggi. Akupun bergegas meninggalkan rumah Maya. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd