Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------

Cerita 13 – Saya Merasa Bersalah

Inne

Kisah ini
terjadi ketika saya bekerja di kantor pusat salahsatu bank swasta nasional terkenal.
Ketika itu saya bertugas di bagian system analyst. Pekerjaan saya cukup menyenangkan dan menantang bagi saya..
Hingga saya rela bekerja sampai larut malam. Sejak saya masuk ke bagian ini, jam tidur saya jadi praktis berkurang.

Sebenarnya saya sungguh beruntung. Penghasilan saya lumayan besar dan karir saya sungguh bagus.
Banyak yang mengatakan saya ‘is on the right track’.

Istri yang saya nikahi setengah tahun yang lalu juga sangat mencintai saya.. demikian pula saya mencintainya sepenuh hati saya.
Rasanya saya tidak akan pernah bisa mencintai wanita lain seperti istri saya sekarang.

Karir saya dan istri saya menyebabkan kami belum bisa bergabung dalam satu atap.
Saya dan istri saya tinggal di dua kota yang terpisah cukup jauh. Kami saling kunjung-mengunjungi secara bergantian setiap 2 minggu sekali.

Sungguh pun keadaannya demikian.. kami merasa bahagia. Kehidupan seks kami berdua sangat baik.
Saya merasa bersyukur istri saya bukanlah wanita yang anti seks.

Ia sangat aktif dalam seks, bahkan cenderung memiliki nafsu seks yang sangat besar, demikian pula dengan saya.
Seks bagi kami adalah suatu yang indah, nikmat dan sakral.

Istri saya sangat pandai memuaskan keinginan seks saya.
Seperti juga saya.. ia sangat antusias dengan eksperimen-eksperimen dalam hubungan seksual sepanjang masih dalam norma kesopanan dan kewajaran.

Dalam berhubungan seks saya dan istri saya selalu mendapatkan orgasme..
dan kami selalu berusaha agar kami berdua sama-sama menikmati puncak dari hubungan seks ini yang tidak dapat kami lakukan setiap hari.
Biasanya.. istri saya lebih banyak mendapatkan orgasme dari saya, karena selain ia lebih aktif, prinsip yang kami anut adalah ‘lady first’.

Dari eksperimen-eksperimen yang kami lakukan berdua.. saya jadi mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman..
bagaimana membuat seorang wanita mencapai orgasme saat berhubungan seksual.

Mulai dari persiapan.. foreplay.. pemilihan posisi dan pengaturan waktu..
agar si wanita dapat lebih dulu atau setidaknya bersamaan dengan saya mendapatkan orgasme.
Pendek kata.. tidak ada yang salah dalam kehidupan seksual saya dan istri saya.

Dua minggu sekali kami bertemu 2 hari penuh dan sepanjang hari kami melakukan aktivitas seksual tanpa jemu 5 – 15 kali.
Bukankah itu sama saja dengan melakukannya setiap hari sekali..?

Saya tidak pernah tertarik mendalam secara seksual terhadap wanita lain dan tidak pernah berusaha untuk itu.
Saya sudah merasa lebih dari cukup dengan istri saya saja.

Sampai suatu hari ada kejadian yang akhirnya mengubah semuanya. Saya mendapatkan pimpinan baru di divisi saya.
Ia seorang wanita yang setelah beberapa hari saya bergaul dengannya.. bekerjasama dalam berbagai project..
Saya menjadi kagum terhadap kepandaian.. ambisi dan kerja kerasnya.

Secara fisik ia adalah seorang wanita yang menarik.. dengan kulit putih mulus..
Wajahnya bisa dikatakan sensual.. karena bentuk bibirnya sangat indah dan selalu tersenyum.. tubuhnya tidak tinggi tapi proporsional dan seksi.
Tetapi saya tidak pernah berpikir ke arah seksual.. karena selain saya hormati ia sebagai atasan saya.. ia juga sudah memiliki suami.

Ia memiliki kegemaran bekerja di kantor sampai larut malam.. sama dengan kebiasaan saya.
Jadilah sekarang setiap malam saya selalu berdua dengannya di kantor bekerja hingga larut malam.

Suaminya dengan setia menjemputnya setiap pukul 22.00. Saya pun biasanya pulang sekitar jam yang sama.
Saya tidak pernah membayangkan hubungan saya dan bos saya itu berkembang lebih jauh dari sekedar hubungan bawahan dan atasan.
Saya paling benci selingkuh antar teman sekantor. Saya merasa itu tidak mungkin terjadi pada diri saya. Saya yakin tidak mungkin.

Malam itu.. saya dan dia seperti biasa bekerja hingga larut malam.. karena ada system baru yang akan diimplementasikan.
Malam itu agak panas dan saya merasa penat sekali. Saya ingin mandi air hangat di kamar mandi kantor, seperti sering saya lakukan sehari-hari.

Saya mengambil kunci kamar mandi dan pamit ke pada Inne, nama atasan saya itu.
Saya katakan saya ingin mandi dahulu. Ia cuma memandang sambil tersenyum penuh arti. Saya tidak tau apa sebabnya.

Mandi air hangat begitu mengasyikan. Rasanya pori-pori di kulit jadi terbuka, kotoran dan rasa penat hilang.
Saya suka berlama-lama diguyur air panas dari shower.

Tiba-tiba saya dengar ketukan di pintu, saya tunggu sebentar sebelum menjawab, terdengar suara dari luar. Suara Inne.
Ia mengatakan ingin meminjam kunci kamar mandi untuk masuk ke kamar mandi wanita.. di sebelah kamar mandi yang saya gunakan.
Wuahh.. Saya gugup karena saya masih telanjang bulat.

Akhirnya saya buka pintu sedikit dan saya tetap bersembunyi di balik pintu..
sementara tangan saya mengulurkan kunci kamar mandi kepada Inne.

Di luar dugaan saya.. saya merasa tangan Inne menggenggam erat tangan saya.. dan tiba-tiba pintu kamar mandi saya terdorong ke dalam.
Sebelum saya sadar.. ternyata Inne sudah di dalam kamar mandi dan telah menutup serta mengunci pintu kamar mandi.

Bujubuneng.. Saya salah tingkah.. saya tidak mengenakan penutup badan apa-apa. Dengan panik saya membalikkan badan saya.
Tapi itu tidak ada gunanya, di depan saya terpasang cermin besar dan Inne bebas mengamati ketelanjangan saya.
Semenjak saya beranjak dewasa.. belum ada wanita lain selain istri saya yang melihat tubuh saya dalam keadaan telanjang bulat.

Masih dalam kegugupan saya.. Inne mendekat dan langsung merangkul saya dari belakang.
Tangannya tiba-tiba meremas kemaluan saya. Jderr..! Saya tersentak dan berusaha menolak. Saya ingat istri saya.

Tapi tiba-tiba badan saya dibalik dan sepasang bibir yang ranum milik Inne mendarat di bibir saya.
Inne menciumi saya dengan penuh nafsu, sementara tangannya tidak henti meremas..
dan mengelus batang kemaluan saya yang otomatis menegang dan makin keras.

Saya masih berusaha mencoba ‘menolak’.. “Jangan Inne, ini salah..” berusaha mengingatkan.
Tapi Inne seperti seorang pemangsa yang tidak ingin melepas buruannya.
Saya merasa jadi korbannya. Ya, saya di bawah kekuasaannya. Saya adalah bawahan dia adalah atasan.

Tapi lama-kelamaan perasaan ini.. juga perasaan bersalah kepada istri saya.. makin lama makin hilang..
Segera tertutup oleh nafsu saya yang dibangkitkan oleh tindakan Inne. Saya lupa segalanya. Naluri seksual saya sebagai lelaki akhirnya bicara.

Beberapa detik kemudian saya balas ciumannya dengan nafsu juga.. tangan saya mulai meraba-raba bagian sensitif dari tubuh Inne..
Mulai dari dadanya yang tidak terlalu besar tapi bagus bentuknya.. pantat, paha, sampai akhirnya ke kemaluannya.

Pelan-pelan saya membuka pakaiannya.. mulai dari blazernya.. trus blusnya.. lalu rok panjang ketatnya.
Inne secara cooperative membantu saya melucuti pakaian yang menempel di badannya.

Kini ia tinggal memakai pakaian dalam saja.. –BH dan celana dalam– Bodinya memang menggiurkan.
Saya tidak mengatakan bodinya lebih bagus dari istri saya..
Tapi dalam keadaan seperti ini.. saya menjadi semakin bernafsu karena keindahan tubuh yang terpampang di hadapan saya.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, BH-nya pun saya lepas.
Dua buah payudara yang berukuran sedang tapi indah bentuknya karena terawat muncul.

Saya tidak tahan dan segera saya mulai menjilati, mencium dan memainkan payudara dan putingnya yang mulai mengeras.
Inne mengerang pelan setiap saya isap puting payudaranya.

Saat mengerang, tangannya meremas kemaluan saya lebih kuat.
Matanya terpejam dan dagunya terangkat menandakan Inne benar-benar menikmati permainan ini.

Sementara saya memainkan puting payudara, tangan saya juga berkelana meraba celana dalamnya.
Basah dan lembab. Ah, Inne rupanya nafsu sekali.

Jari saya, saya masukkan ke celana dalamnya sampai saya menemukan belahan kemaluannya. Clitorisnya saya gosok secara pelahan.
Hasilnya nyata.. Inne makin liar mengerang dan badannya mulai mengejang.

Tiba-tiba semua kegiatan saya terhenti.. karena Inne menarik kepala saya dari dadanya dan menarik keluar tangan saya dari celana dalamnya.
“Ada apa, Inne..?” Tanya saya. Inne cuma tersenyum penuh arti.

Tiba-tiba ia berlutut di hadapan saya dan meraih batang kemaluan saya.
Secepat kilat.. ia langsung menciumi batang saya yang sudah benar-benar mengeras tanda siap tempur.

Clrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp.. Batang kemaluan saya dijilati dari ujung sampai ke pangkal penis.
Ughhhh.. saya mengerang-erang karena sensasi kenikmatan.

Belum cukup ia menjilati kemaluan saya, penis saya dikulum dan diisap-isap.
Sensasi kenikmatan akibat sedotan mulutnya menjalar ke seluruh tubuh saya.

Inne menggerakkan kepalanya maju-mundur.. jadi saya merasakan penis saya seperti saat sedang coitus.
Saya merasa saatnya hampir tiba. Jika saya teruskan maka saya akan orgasme.

Slapp..! Saya berhasil menarik penis saya tepat pada waktunya.. sehingga saya sempat menarik nafas panjang..
untuk meredakan ketegangan dan menetralisir keadaan penis saya yang hampir kolaps.

Inne tampaknya mengerti dan setuju bahwa permainan belum usai. Secepat ia berdiri.. secepat itu pula saya berlutut..
dan langsung menarik turun celana dalam satin berwarna pink yang sudah begitu basahnya oleh cairan vaginanya.

Jrengg..! Kini di hadapan saya tampak kemaluan Inne ditutupi dengan bulu-bulu halus yang tampaknya terawat dengan baik.
Crlup.. Langsung saya cium daerah pubisnya.. refleks Inne membuka kedua kakinya..
dan dengan bersandar di dinding kamar mandi ia berdiri mengangkangi kepala saya.

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.. langsung saya jilati kemaluannya.. clitorisnya saya jilat dan saya isap pelan-pelan.
Basah dan tambah basah kemaluannya akibat perpaduan antara cairan vaginanya dengan ludah saya.

Vaginanya beraroma khas sekali.. dan saya sangat menyukai aroma ini karena membuat saya makin nafsu.
Sementara Inne semakin liar dan setengah berteriak kenikmatan sambil tangannya menjambak kuat rambut saya.

Kira-kira tiga menit kemudian, badan Inne tiba-tiba mengejang kuat dan Inne berteriak setengah tertahan.
Otot-otot di vaginanya saya rasakan berkontraksi secara ritmis.. dan jambakan di rambut saya makin kuat.

Inne orgasme selama 20 detik. Peluh di sekujur badannya dan ia bersandar lemas di dinding.
Saya berdiri dan menatap wajahnya. Matanya setengah terbuka dan bibir tersenyum. Saya cium bibirnya dengan lembut.

Inne langsung mendekap saya dan berbisik.. “Kamu hebat. Terimakasih. Ini nikmat sekali..” ujarnya puas.
Pelukannya makin erat, dadanya menekan dada saya. Ah, betapa lembut dada indahnya Inne.

Inne berbisik.. “Kamu belum, Er..?”
“Enggak apa-apa. Kamu kelihatannya capek. Saya senang kalau kamu menikmatinya..” balas saya.

“Enggak. Kamu juga harus dapet..” kata Inne, sambil tiba-tiba mencium bibir saya dengan nafsu. Badannya tidak lemas lagi.
Entah mengapa saya ingat istri saya. Saya terdiam. Pasif.

Inne mengetahuinya bertanya.. “Kenapa..? Kamu ingat istri kamu..?”
Saya mengangguk lemah. Inne membalas.. “Kalau gitu kita tidak usah coitus, kita lakukan petting saja..”

“Apa bedanya..” sergah saya.
Inne tidak mau kalah dan menerangkan bahwa paling tidak kami 100% tidak berkhianat.. karena kita tidak melakukan coitus.

Sebelum sempat saya berbantah lagi, ia menarik tubuh saya.. sambil meraih penis saya dan mengarahkan ke kemaluannya..
kemudian menjepit penis saya di kemaluannya dengan dua pahanya.

Inne menggerak-gerakkan pinggulnya dan saya merasakan bibir kemaluannya yang tebal dan basah menggosok-gosok penis saya.
Tak lama saya jadi nafsu sekali dan akhirnya saya ikut menggerakkan pinggul saya seirama dengan gerakan pinggul Inne.

Sekitar 3 menit kami lakukan petting dalam keadaan berdiri.. sampai saya berinisiatif mengangkat badan Inne..
lalu mendudukkan di meja toilet, kemudian kembali melakukan petting dengan posisi kaki inne di atas pundak saya.

Untuk mempertahankan sentuhan penis saya pada clitoris dan bibir kemaluannya, Inne menggunakan jarinya menekan penis saya.
Uhh.. kami berdua berpacu dalam perjalanan menuju puncak kenikmatan. Saling mengerang. Nikmat sekali.

Tanpa saya sadari.. tangan Inne memegang penis saya dan mengarahkan ke lubang vaginanya dan.. Slepph..!
Jlebb.. Ughhhh..! Penis saya telah menerobos masuk ke dalam lubang yang licin itu.

Ahh.. liang vaginanya masih kencang sekali.. sehingga saya merasa seperti diremas-remas saat saya meneruskan gerak maju-mundur pinggul saya.
Saya dan Inne sudah lupa janji saya tadi.

Kami asyik berpacu sampai akhirnya tubuh Inne kembali mengejan kuat dan dari mulut Inne keluar jerit tertahan..
“Aaaaahhhhhhh..!” Inne orgasme lagi.. dan itu berlangsung selama setengah menit..
selama itu pula vaginanya berkontraksi seperti memijat penis saya.

Saya merasa inilah saatnya saya orgasme. Saya percepat gerak saya dan tepat sebelum sperma saya tumpah..
penis saya tarik keluar vagina dan sperma saya semprotan ke atas perut Inne. Sprrtt.. crrttt.. crrtt.. crrrtttt.. crett..!

“Ugh.. ugh.. uuuuugh..” Banyak sekali sperma saya yang keluar. Tubuh saya langsung lemas, begitu pula Inne.

Kita saling berpelukan sampai akhirnya.. saya berinisiatif mengajaknya membersihkan badan kita dengan air hangat.
Berdua kami mandi bersama di bawah siraman air hangat.

Ketika kami berpakaian, Inne bertanya.. “Kamu menyesal..?”
Saya jawab tidak. Tidak ada yang patut disesali. Semua telah terjadi.

Saya dan Inne sama-sama mendapatkan apa yang kita cari. Saya hanya ingin ini tidak terjadi lagi.
Saya merasa berdosa pada istri saya.

Tetapi secara jujur saya akui pengalaman yang saya lalui tadi dengan Inne merupakan suatu hal yang membuat saya terhanyut.
Saya menyukai gaya Inne yang aktif.. seperti istri saya juga.

Saya dan Inne kembali ke tempat kerja kami dan berbuat seolah tidak terjadi apa-apa.
Inne menunggu sampai suaminya menjemput. Kami pulang bertiga bersama-sama. Syukurlah suaminya tidak curiga.

Di mobil selama perjalanan dari kantor ke rumah, saya menangis. Menangis karena saya telah mengkhianati istri saya.
Saya merasa bersalah pada istri saya yang telah dengan setia mendampingi saya..
dan memberikan service terbaik yang mungkin tidak semua suami bisa mendapatkannya.

Maafkan saya, istriku. Saya berjanji.. ini adalah yang pertama dan terakhir.
----------------------

Sejak
peristiwa saya dan Inne di kamar mandi kantor malam itu, hidup saya menjadi tidak tenang rasanya.
Tindakan saya mengkhianati istri benar-benar menjadi beban dalam pikiran.

Saya tidak tau apakah saya masih punya muka untuk bertemu dengan istri saya nanti.
Saya yakin saya bisa menutupi hal ini ke istri saya, tetapi hati nurani saya tidak bisa kompromi.

Haruskah saya menyalahkan Inne, sementara saya juga punya andil dalam kejadian itu. Sayalah suami yang mengkhianati cinta istrinya.
Hal yang paling membuat saya makin merasa bersalah adalah di balik semua penyesalan saya..
saya ternyata menikmati dan menginginkan peristiwa itu terulang.

Saya memang berjanji untuk tidak melakukannya lagi.. tapi alangkah sulitnya berurusan dengan nafsu.
Makin saya berusaha melupakan, makin timbul keinginan saya untuk mereguk kenikmatan yang terlarang bersama Inne.

Benar kata orang, janganlah berbuat dosa.. karena sekali kita berbuat dosa akan sangat sulit bagi kita untuk keluar darinya.
Hal itu terjadi pada diri saya.

Di kantor.. saya berusaha seprofesional mungkin.. saya tidak mau kejadian malam itu tercium oleh rekan-rekan sekerja saya.
Saya serba salah juga.
Inne adalah atasan saya.. tapi begitu memandangnya langsung saja saya teringat tubuh telanjangnya yang pernah saya nikmati.

Inne sering secara sembunyi-sembunyi menatap saya dengan pandangan nafsunya.
Sering juga ia mengelus tangan saya. Sepertinya ia menunggu kesempatan untuk memangsa saya.
Jujur saja.. saya juga berdebar menanti kesempatan ini. Oh, betapa bejatnya diri saya.

Seperti biasa malam itu Inne dan saya bekerja hingga larut malam. Saya asyik di depan komputer di ruang saya.
Ruang saya hanyalah sebuah partisi setinggi 1.5 meter.. sementara ruang Inne berupa sekat permanen tanpa pintu.

Di ruangan divisi saya hanya ada satu ruang kerja yang tertutup dengan pintu milik kepala divisi saya..
– atasan langsung Inne..– lainnya hanyalah partisi biasa dan sekat permanen tanpa pintu.

Inne datang menghampiri saya. Ia membawa sesuatu di tangannya.. ternyata sebuah VCD.
– pada masa itu baru ada VCD yaa..– Saya tebak pasti sejenis blue film.

Tebakan saya tidak salah. Inne mengambil tempat duduk dan duduk di sebelah saya, dekat sekali.
“Er.. setel ini dong. Kata temen filemnya oke. Ada ceritanya.. enggak asal main saja. Saya pingin nonton nih..” pinta Inne.

“Kenapa kamu enggak nonton di rumah saja sama suamimu..?”
“Iihh, boro-boro.. suami saya benci sekali filem seperti ini. Ia bilang tidak realistis.. tipuan.. dibuat-buat dan sebangsanya.
Pokoknya dia selalu nolak kalo saya ingin nonton ini bersamanya. Jadi sama kamu saja yah. Khan komputer kamu multimedia..”
Inne berkata sambil meletakkan tangannya pada selangkangan saya dan sedikit meremasnya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, saya melaksanakan keinginannya. VCD itu saya setel, kami berdua menonton.
Filem yang kami setel memang bagus. Sangat membangkitkan nafsu.
Ditambah lagi atmosfer yang ada di antara kami berdua sudah berselaputkan nafsu.

Kami berdua mulai saling merangsang. Tangan Inne membuka ritsleting celana panjang saya..
kemudian dengan terampil mencari-cari barang berharga milik saya yang ada di balik celana dalam saya.

Setelah ketemu.. jemari yang halus itu mulai digosok-gosokkan ke penis saya yang sudah mulai mengeras.
Uhh.. saya merasa nikmat sekali.

Saya pun tidak mau kalah. Tangan saya telah masuk ke sela-sela blusnya dan bra-nya mulai saya jelajahi mencari-cari puting payudaranya.
Inne menggeliat-geliat ketika putingnya saya permainkan. Film yang kami tonton makin membuat kami makin hanyut dalam nafsu.

Tangan saya mulai beralih menyibak rok mini Inne sambil mengelus-elus pahanya yang putih mulus..
mulai mencari-cari jalan masuk ke balik celana dalam Inne yang sudah begitu basah oleh cairan vagina Inne.
Saya jadi teringat bau khas vagina Inne yang memabukkan saya.

Bibir kami pun bertautan dan saling mencium dengan penuh nafsu.
Ciuman bibir memang sangat efektif untuk membangkitkan nafsu.. dan sangat pribadi sifatnya ketimbang hubungan seks itu sendiri.

Seorang pekerja seksual tidak keberatan untuk melakukan hubungan seks dengan setiap orang yang membayarnya..
Tapi jangan coba-coba minta ciuman bibir. Belum tentu ia bersedia. Ciuman bibir hanya bisa terjadi jika kedua pihak telah saling percayai.

Makin meninggi nafsu yang muncul pada diri kami masing-masing akibat ciuman bibir itu.
Lidah saya dan lidahnya saling bertautan, sementara kedua bibir kami makin erat.

Saya kemudian melepaskan bibir saya dari bibir Inne, lalu berlutut.
Kepala saya masuk di sela-sela paha yang telah terbuka karena rok mininya telah saya singkap.

Saya cium-cium selangkangannya. Hmmmm.. bau vagina ini benar-benar saya suka. Rasanya sampai naik ke ubun-ubun.
Dengan hidung saya mainkan kemaluannya yang masih ditutup celana dalam.

“Uh..uh..uh..” suara Inne melenguh seirama dengan gerakan hidung saya. Inne benar-benar menikmati yang saya perbuat.
Dengan kedua tangan saya.. celana dalam Inne saya perosotkan sampai pergelangan kaki.

Inne membuka pahanya lebar-lebar dan saya melihat dengan jelas kemaluannya yang masih sangat terawat itu.
Dengan lembut saya melakukan oral seks dan dibantu jari-jari saya.

Clitorisnya yang tegak menantang saya jilat dan isap-isap, sementara jari saya bermain di sekitar lubang vaginanya.
Vaginanya makin basah dan bau vagina itu juga makin keras sehingga saya makin bersemangat melakukan oral seks.

Kedua tangan Inne mencengkeram kuat kedua sandaran tangan di kursi tempat ia duduk.
Badannya menggelinjang-gelinjang diselingi sesekali badannya mengejang menahan sensasi luar biasa nikmatnya.

Benar seks itu nikmat dan saya pun semakin bersemangat untuk merangsang alat kelamin Inne dengan bibir, lidah dan tangan saya.
Lidah saya dengan nakal bermain-main di sekitar clitoris yang makin menegang.

Tubuh Inne bergerak liar sampai akhirnya dengan pantat terangkat dari kursi, tubuhnya mengejang kuat disertai dengan teriakan tertahan.
Cengkraman tangannya makin kuat. Inne mendapatkan orgasme, puncak dari kenikmatan seksual.

Saya pun tidak mau kehilangan kesempatan langka ini dengan tetap melepaskan mulut dan lidah saya dari kemaluannya saat Inne orgasme.
Istri saya juga tidak pernah keberatan dengan oral seks, tapi sangat jarang baginya mendapatkan orgasme saat kami melakukan oral seks.

Istri saya jauh lebih mudah orgasme dengan petting dan coitus. Saya juga jarang berhasil membuatnya orgasme dengan rangsangan tangan.
Itulah sebabnya bagi saya membuat wanita orgasme dengan oral seks adalah suatu hal yang luar biasa. Saya merasa saya pria paling jantan di dunia ini.

Sekitar 10 detik tubuhnya kaku menikmati saat-saat paling indah ini, sampai akhirnya Inne terduduk lemas.
Saat itu saya berikan ciuman lembut di bibir Inne.

Mata Inne terpejam. Inne membalas ciuman saya dengan lembut pula, kemudian ia berbisik di telinga saya..
“Er.. makasih. Kamu memberikan saya hal yang luar biasa..” katanya memuji dan berterimakasih.

Inne sepertinya kelelahan sekali. Hal yang aneh.. saya mulai berpikir untung rugi. Saya belum mendapatkan apa-apa.

Saya balas berbisik.. “Saya belum dapet, nih. Kamu capek yah..?”
“He-eh..” jawab Inne.

Tapi saya tidak peduli. Inne saya seret ke ruang kepala divisi yang memiliki pintu tertutup.
Dengan lemas Inne menurut. Pintu ruang kepala divisi saya tutup dan saya kunci.

Tubuh lemas Inne saya baringkan di atas meja.. sementara celana dalam Inne yang masih ada di pergelangan kakinya saya lepas.
Saya memerosotkan celana panjang saya dan celana dalam saya turunkan sepaha.. sampai penis saya yang sudah mengacung kuat terbebas.

Srpp.. srtt.. srtt.. Ujung penis saya geser-geserkan di bibir kemaluan Inne yang masih basah.
"Nghhh.." Spontan Inne menggelinjang kegelian.

Ctap.. Tangan Inne meraih penis saya dan membimbing masuk ke lubang vaginanya. Clebb..
"Nghhh.."
"Erghhhh.."
Sama-sama kemi berdua mengerang dan melenguh nikmat ketika dua kelamin kami menyatu.

Beberapa saat kemudia saya memulai kayuhan cinta ini. Slebb.. clebb.. slebb.. clebb.. slebb.. crebb.. crebb..
Penis saya keluar masuk vaginanya yang licin tapi erat. Saya nikmati benar-benar kerapatan liang vaginanya.
Ahh.. Pemandangan yang sangat exciting.

Uggghh.. Penis saya seperti dipijat-pijat oleh dinding daging empuk nan hangat di dalam liang nikmat Inne.
Sementara itu jari Inne ikut memainkan clitorisnya sendiri.. menambah kenikmatan untuk dirinya.

Inne sangat menikmati setiap gerakan penis saya keluar-masuk ke dalam vaginanya.
Kembali Inne mengelinjang. Ia bilang.. “Er.. nanti saya dapet lagi..” sembari mendesis nikmat.

Saya bilang.. “Enggak pa-pa, saya juga sebentar lagi..”
Saya baru merasa benar-benar puas jika dalam berhubungan seks, lawan saya mendapatkan kepuasan lebih banyak dari saya.

Bukan berarti saya adalah tipe pelayan seks. Bukan. Ini semata-mata hanya untuk memuaskan ego saya sebagai laki-laki.
Bagi saya, hanya laki-laki jantanlah yang mampu membuat wanita menikmati hubungan seks. Makin sering ia membuat wanita orgasme makin jantanlah ia.

Gerakan penis saya menusuk vagina Inne makin saya percepat.. Crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb..
Makin cepat.. seiring dengan rintihan dan lenguhan Inne yang makin cepat seirama dengan gerakan saya.

Saya merasa saat saya sudah dekat.. tetapi melihat Inne belum juga terlihat mendekati puncak..
saya berusaha meredam ketegangan yang merambati penis saya.

Saya konsentrasi dan menarik nafas panjang agar orgasme saya dapat tertunda.
Tiba-tiba tangan Inne menarik pinggul saya rapat ke arah tubuhnya.. sehingga saya tidak dapat melanjutkan gerak saya.

“Ada apa Inne..?” Tanya saya heran.
“Saya ingin ganti posisi..” kata Inne. Saya menjawab dengan anggukan kepala.

Seiring dengan bangunnya Inne dari meja tempat ia berbaring.. Plop.. saya melepaskan batang kemaluan saya dari vaginanya.
Ugh.. saya dapat kesempatan untuk menenangkan ketegangan penis saya yang sudah siap menumpahkan sperma.

Inne membalikkan badannya membelakangi saya dan dengan kaki tetap berpijak di lantai ia menelungkupkan badannya di meja.
Hmm.. Rupanya Inne ingin posisi doggy style.

Saya menyambut posisi itu dengan langsung mengarahkan penis saya ke bibir kemaluannya..
Plepp.. Ujung penis saya pelan-pelan menemukan lubang vaginanya. Kemudian.. Slebb.. Jlebb.. menyodok masuk.

Slebb.. clrebb.. clebb.. clebb.. crebb... crebb.. crebb.. Kembali saya menggenjot tubuh Inne dari belakang.
Mula-mula pelahan. Makin lama makin cepat. Crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb..

Inne melenguh dan merintih dengan nikmatnya. “Iiih.. ahh.. uhh..” terlontar dari bibir Inne.. mengiringi tiap tusukan penis saya di vaginanya.
Sesekali saya membungkukkan badan saya, rambut Inne saya jambak ke belakang dan bibir ranum Inne saya lumat dengan nafsu.

Inne pun membalas dengan nafsu yang tak kalah besar.
"Arghhh..!" Inne tiba-tiba menjerit. Walaupun ia berusaha menahan.. namun jeritan itu tetap saja keluar.

Inne kelihatan berusaha sekuat tenaga menahan diri agar tidak bersuara, namun rasa yang menguasai tubuhnya tak tertahankan.
Kembali Inne mendapatkan orgasme.. saya tandai dari tubuhnya yang kejang-kejang secara ritmis. Itu berlangsung kurang lebih lima detik.

Saya masih tetap meneruskan kayuhan penis saya maju-mundur.. namun lebih lambat.. Clobb.. clobb.. slobb.. slobb.. slebb.. slebb..
Vaginanya yang makin basah akibat orgasme membuat bunyi berdecak pada saat penis saya bergesekan dengan dinding vagina.

Tidak berapa lama kemudian, Inne menjerit dan mengejang lagi. Tubuhnya bergerak-gerak secara ritmis selama 10 detik.
Inne mengalami orgasme beruntun.. dan yang kedua kelihatannya lebih kuat ketimbang yang pertama.

Suara-suara yang keluar dari bibirnya yang sensual benar-benar membuat saya ingin cepat-cepat merasakan orgasme juga.
Crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb.. Saya makin percepat gerakan ayun saya.

Makin cepat makin kuat sampai saya merasa saatnya akan datang bagi saya. Ughh.. Saya hampir sampai di puncak kenikmatan.
Saat saya sedang menimbang apakah sperma saya akan saya keluarkan di dalam vaginanya atau di luar..
tiba-tiba saja kami mendengar pintu masuk ruang divisi terbuka dan kedengaran ada langkah seseorang.

Sialan..! Saya baru saja mau dapat orgasme, enggak jadi deh.
Kami berdua dengan secepat kilat tanpa suara segera membenahi pakaian kami masing-masing.
Untung baju-baju kami terbuat dari bahan anti wrinkle jadi tidak ada bekas kusut.

Inne segera merapikan rambutnya. Sementara otak saya berputar mencari cara;
Bagaimana agar kami tidak tertangkap basah oleh siapa pun orang itu yang memasuki ruang divisi kami.
Terdengar gumamam.. “U-uh, si Inne mana yah..?” Suara suami Inne, Harry.

Saya berunding secara berbisik-bisik dengan Inne bagaimana kami bisa keluar dari ruangan..
tempat saya dan Inne berada secara bergantian tanpa kecurigaan suami Inne.

Saya memutuskan keluar terlebih dahulu sambil memikirkan cara Inne keluar dari situ dengan aman.
Bagian selanjutnya akan sangat tergantung dari improvisasi saya dan Inne.

Setelah Inne berada di balik pintu dan kami saling menilai pakaian dan keadaan kami sudah tidak mengundang kecurigaan..
saya dengan hati-hati memutar anak kunci tanpa suara.. dan langsung membuka pintu ruangan kepala divisi..
keluar dari ruangan itu dengan langkah yang saya usahakan sewajar-wajarnya.

Pintu ruang otomatis menutup sendiri. Pura-pura saya terkejut dan berkata..
“Eh, mas Harry. Cari Inne yah..? Wah, Inne tadi katanya ke lantai 4 mengambil print out data..”
“Oh, ya..?” Kata Harry datar.

“Mau dicari, mas..? Mari saya temani. Saya sebenarnya juga ingin mengambil hasil download data..”
saya berharap Harry mau ikut saya dan Inne bisa keluar dengan selamat tanpa ketahuan.

Tapi.. “Enggak usah, deh. Saya tunggu saja di sini.. nanti Inne khan ke sini.. janjiannya khan saya jemput di sini.
Kalo nanti saya ke bawah malah bisa jadi seperti main petak umpet..” jawaban Harry memupuskan harapan saya.
Waduh.. Saya harus cari jalan lain nih. Batin saya lagi.

Sejalan saya telah mengatakan akan ke lantai 4, saya berarti harus meninggalkan ruang ini.
Saya meninggalkan ruang itu sambil berpikir keras dan mencari jalan keluar dari ‘big problem’ secara mulus.

Waswas juga saya. Jangan sampai Harry iseng membuka pintu ruang kepala divisi. Aduh jangan deh.
Di lantai 4.. dengan tanpa harapan saya memandang ke luar ke pelataran parkir. Saya melihat mobil Inne parkir di tempat yang agak gelap.

Timbul ide nakal saya. Saya telpon Satpam lantai 6 tempat ruangan saya.. dan saya katakan saya Satpam lantai dasar;
Minta tolong dia untuk mencari pemilik mobil mazda familia merah.. mobil Harry..
yang ada di ruang system analyst untuk memindahkan mobilnya ke tempat yang lebih aman dekat lobi.

Untungnya Satpam yang saya telepon percaya. Saya menunggu sampai akhirnya melihat Harry berjalan ke mobilnya.
Langsung saya bergegas ke lantai 6.

Sampai di sana saya langsung membuka ruang kepala divisi.. Inne terkejut dan pucat..
Tapi begitu sadar yang membuka pintu adalah saya dan saya memberikan isyarat aman, ia langsung bertanya.. “Gimana, Er..?”
“Udah. Entar kalo Harry datang lagi ke sini. Kompak saja kita bilang tadi ketemu di lantai 4.. dan kamu baru saja ambil report di mainframe..” jawab saya.

Kami berdua langsung mengatur posisi duduk di ruang kerja masing-masing.. di saat genting itu Inne masih sempat mencium bibir saya.
Sialan nih orang. Enggak tau keadaan gawat. Gerutu saya dalam hati.

Harry datang lagi. Kelihatannya ia tidak curiga karena Inne langsung menyambut dengan mesra.
Syukurlah. Mereka berbenah dan pamit kepada saya.

“Er.. saya duluan, yah. Eh.. pekerjaan kamu yang tadi belum selesai, yah.. nanti deh saya bantu menyelesaikannya..”
Inne berkata begitu kepada saya sambil menatap penuh arti.. tapi mimiknya membuat saya mengerti arti kata-katanya.

“No problem. Masih panjang kok waktunya. Thanks..” jawab saya sekenanya sambil tersenyum.
Duh.. Inne memang menyukai menyerempet bahaya rupanya.

Ketika saya tinggal sendirian di ruangan. Saya kembali ingat istri saya. Lagi-lagi saya tak mampu menahan hasrat ini. Inne menggairahkan sekali.
Saya teringat pesan salahsatu direksi saat saya mau menikah dan memutuskan untuk tinggal terpisah dengan istri saya.

Katanya yang namanya suami istri itu haruslah jadi satu. Bahaya jika terpisah jauh.
Suami istri adalah satu kesatuan. Jika salahsatu lebih dekat dengan pihak ketiga, di situ pasti muncul masalah.

Saya kini telah membuktikan kebenaran kata-katanya. VCD yang saya putar di Komputer telah habis.
Saya merenung.. inikah yang kehidupan yang saya pilih.

Saya benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari Inne. Secara seksual kami saling membutuhkan.
Tidak lebih dari itu. Saya yakin di antara kami berdua tidak ada perasaan ingin memiliki.
Kami memiliki keluarga sendiri-sendiri.. dan kami tidak ingin merusak segala yang ada. Tentu saja terlalu mahal untuk dipertaruhkan.

Saya putar CD di komputer saya.. lagu milik Tom Grant mengalun dengan lembut dan manis.
Sementara pikiran saya makin tidak tenang.. “Bagaimana saya bisa menatap wajah istri saya di akhir minggu ini..?” Duh.. (. ) ( .)
----------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
------------------------------------------------------

Cerita 14 – Karena Itu


Part 1 – Bandung Kota Kenangan
Sehubungan dengan sekretarisku yang mengundurkan diri karena menikah.. aku meminta bagian kepegawaian untuk mencarikan sekretaris baru.
Nah.. untuk menghemat keuangan perusahaan, aku minta dicarikan dari internal perusahaan saja.
Bagiku terserah.. dari bagian mana saja.. yang pasti dari bagian lain yang berminat untuk menjadi sekretaris.

Di antara beberapa karyawan yang ditawarkan padaku.. ada satu yang menarik perhatianku.
Namanya Evi.. staf bagian administrasi. Umurnya saat itu 30 tahun.. yang berarti 5 tahun di bawah umurku.

Dari hasil interview dengannya.. aku rasa dia cekup memenuhi semua kriteria yang aku inginkan.
Orangnya smart.. wajahnya cantik. Dan yang membikin aku tertarik padanya adalah bentuk tubuhnya yang bahenol.

Tubuh bagian atasnya menonjol oleh sepasang payudara yang cukup besar..
Sementara tubuh bagian bawahnya tampak pantanya yang bulat dan besar.
Sungguh bentuk tubuh yang begitu menawan yang dapat mebangkitkan gelora birahi bagi setiap lelaki yang memandangnya.

Pada awalnya Evi merasa canggung.. sehingga sering sekali berbuat salah dan merasa kurang nyaman kalau harus menghadap aku.
Mungkin salahsatu yang membuatnya kurang nyaman adalah tatapan mataku yang sangat tajam..

Juga terkadang seperti sedang menelanjangi tubuh indahnya.
Ya.. itu karena memang aku sangat terpesona dengan bentuk tubuhnya yang bahenol tersebut.

Namun berkat keramahan.. ketelatenan serta kesabaranku dalam membimbing dia.. kini dia sudah tidak canggung lagi.
Dan hubunganku dengannya juga semakin dekat.

Evi termasuk tipikal orang yang cerdas.. sehingga dalam waktu singkat apa yang aku ajarkan dapat dia kuasai.
Dengan cepat pula dia dapat mengetahui dan menyesuaikan dengan kebiasaanku.

Hingga akhirnya dia dapat aku andalkan untuk mengatur agenda kerjaku..
Juga menyiapkan segala sesuatu yang aku butuhkan berkaitan dengan pekerjaanku.

Karena kepandaiannya disertai prestasi kerjanya yang bagus.. aku tidak ragu mempromosikannya.. sehingga gajinya naik hampir duakali lipat.
Sejak mendapat promosi tersebut.. ada satu perubahan yang Evi alami.. yaitu dia berusaha tampil lebih menarik setiap hari.. Untukkukah..?

Hal itu membuat aku menjadi semakin betah berada didekatnya. Hubunganku dengan Evi semakin lama semakin akrab dan dekat.
Kini Evi bahkan mulai berani Curhat tentang kehidupan pribadinya kepadaku.

Mulai dari pengalamannya sebelum bekerja di tempatku sampai urusan rumah tangganya.
Bahkan sampai masalah kehidupan seksualnya dengan mantan suaminya.. tanpa ragu dia ceritakan padaku.

Dari oborlan tersebut.. akhirnya aku mengetaui kalau Evi seorang janda dengan satu anak.
Mantan suaminya seorang pilot yang meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang.

Setelah dekat dan mengetahui latar belakang kehidupannya.. terutama masalah kehidupan seksualnya..
aku tau Evi tipikal perempuan yang mempunyai libido seksual tinggi.
Hal tersebut membuat aku jadi terobsesi untuk dapat meniduri sekretaris baruku tersebut.

Aku membayangkan alangkah nikmatnya seandainya aku dapat meniduri Evi..
Dapat menikmati tubuh sekretarisku yang bahenol yang cukup menarik bagiku.. walaupun dia sudah tidak muda lagi dan bukan gadis perawan.

Akhirnya kesempatan untuk mewujudkan keinginan itu terjadi. Suatu hari aku ditugaskan oleh kantorku untuk bertemu klien di Bandung.
Karena banyak yang harus aku persiapkan dalam pertemuan tersebut.. maka aku putuskan untuk mengajak Evi dalam tugas tersebut.

Kami akhirnya menginap di sebuah hotel bintang lima. Sebenarnya aku ingin pesan satu kamar saja.. agar aku dapat berduaan sekamar dengan Evi..
namun karena sebelumnya aku belum mengkonfirmasi keinginanku tersebut pada Evi.. jadi aku tidak yakin kalau Evi akan menyetujui keinginanku itu.

Akhirnya aku putuskan untuk memesan dua kamar.. namun yang ada pintu penghubung antar kamar.
Awalnya Evi ragu.. namun setelah aku jelaskan alasannya: agar sewaktu-waktu aku butuh dirinya.. tinggal ketok pintu penghubung gak perlu keluar kamar.

Begitu juga bila dia butuh konsultasi hasil kerjanya denganku tinggal masuk melalui pintu penghubung tersebut.
Dan agar lebih menyakinkan Evi maka kunci pintu penghubung aku minta agar Evi yang menyimpan. Begitulah.

Hari pertama agenda meeting benar-benar padat. Meeting berlangsung dari pagi sampai malam. Hal itu membuat aku capek sekali.
Begitu selesai meeting aku minta Evi agar jangan lupa menyiapkan bahan buat besok pagi.
Sementara.. karena kondisiku yang agak kurang fit hari itu.. begitu tiba di kamar aku langsung tidur.

Hal serupa juga terjadi pada hari kedua meeting dengan klienku.
Agenda pada hari kedua juga masih padat.. sehingga menguras banyak stamina dan pikiran.

Baru pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir.. agenda meeting tidak terlalu padat.
Hanya membuat resume hasil meeting yang akan ditandatangani keduabelah pihak. Akhirnya tepat pukul 13.00 meeting selesai.

Selesai meeting, aku santai di dalam kamar hotel. Tiba-tiba pintu penghubung antara kamarku dan kamar Evi terbuka.
Evi mengetuk pintu dan wajahnya yang manis nongol dari balik pintu.

"Pak boleh saya masuk..?” Tanya Evi dengan sopan.
“Eh.. kamu Vi. Masuk aja..” kataku.

Wuiihh..! Aku sangat terkejut begitu Evi sudah ada di dalam kamarku. Dia memakai gaun terusan yang sangat ketat..
sehingga walaupun seluruh tubuhnya tertutup.. namun lekuk-lekuk tubuhnya yang menawan itu tercetak dengan jelas.

“Kenapa, Pak..? Ada yang salah dengan Evi.. sampai Bapak tidak berkedip gitu melihat Evi..?”
Kata Evi sambil tersenyum.. seakan-akan dia tau aku terpesona melihat tubuhnya yang bahenol tersebut.

"Ngg.. Lagi ngapain Pak..? Kayaknya daritadi serius banget liatin Tab-nya..?” Tanya Evi lagi.
"Biasa.. lihat-lihat berita di twit**ter dan update status FB..” jawabku santai.

"Kirain .. Biasanya sih cowok kalau lagi asyik dengan Tab-nya.. gak jauh-jauh dari lihat foto-foto telanjang cewek.. atau lihat video porno..”
ujar Evi sambil duduk di tepi tempat tidur.
Plass..! Aku sempat melirik belahan payudaranya yang besar tersebut.

"Ooo.. Kalau itu sih banyak Vi di laptop aku..” balasku iseng.
"Ah.. yang bener Pak..? Evi mau liat dong.. itung-itung buat refreshing..” ujar Evi sedikit mengejutkanku.

"Serius nih..? Kalau mau.. aku nyalain laptopku..” kucoba memancing keseriusan Evi.
Ternyata Evi serius. Ia mengangguk malu. Makan.. langsung saja kubuka Video XXX Jepang – JAV..–berformat MP4.

Hmm.. Kesempatan nih.. untuk merangsang libido seksual Evi.. sehingga nantinya aku dapat menyetubuhi dirinya sesuai keinginanku selama ini..
Gumanku dalam hati.

Setelah beberapa lama Video kuputar.. tiba-tiba Evi berkomentar.. "Iihhh.. Kontol cowoknya gede banget Pak..!” Seru Evi.
Jderr..! Kaget juga aku dengan perkataan Evi tersebut.. sehingga aku menoleh ke arahnya.
“Maaf pak.. Evi kelepasan ngomong jorok..” kata Evi sambil membekap mulutnya sendiri.. saat melihat aku menoleh ke arahnya.

Namun komentar tersebut tidak aku tanggapi. Aku kembali membaca twit**ter dan FB ku namun sebenarnya aku sudah tidak konsen lagi.
Aku sudah tidak sabar untuk cepat-cepat menyetubuhi tubuh bahenol Evi.

Kayaknya Evi sudah mulai terangsang. Dia sudah tidak malu-malu lagi menyebut kata ‘kontol’ secara terus terang.
Tinggal menunggu waktu nih aku akan dapat menyetubuhinya..
kataku lagi dalam hati.

Setelah berjalan beberapa menit.. aku melihat ke arah Evi yang sedang menikmati adegan demi adegan yang ada dalam video tersebut.
Kemudian aku mendekatinya.. "Kamu pernah posisi gitu ga Vi..?” Tanyaku saat melihat adegan doggy style di video tersebut.

Evi menggelengkan kepala.
"Gak pernah Pak.. semenjak nikah seks kami biasa saja. bahkan Evi jarang digauli Pak. Mantan suami Evi kan pilot pak, jadi jarang ketemunya.
Setiap ketemu harapan Evi dapat melampiaskan dahaga seksual Evi.. dan mendapatkan kepuasan biologis karena jarang digauli..
tapi ternyata mantan suami Evi tidak mampu memberi kepuasan yang Evi inginkan. Padahal sebenarnya nafsu seks Evi itu tinggi Pak..!”
Lanjutnya sambil matanya seolah tidak berkedip melihat adegan demi adegan di layar Laptopku.

"Gimana rasanya ya kalau memek diisep kayak tadi..?” Tiba-tiba tanpa sadar Evi berbicara.
"Hmm.. kalo Evi mau ngerasain memeknya diisep.. aku mau kok ngisep memek Evi..?” Candaku nekat.

"Emang Bapak mau ngisep memek Evi..?” Tanya Evi lagi keceplosan.. sepertinya birahinya memang sudah semakin tinggi.
Tanpa menjawab pertanyaan Evi.. aku langsung melumat bibirnya.

Mulanya Evi kaget.. namun akhirnya dia membalas ciumanku. Evi benar-benar sudah dikuasai nafsu birahinya.
Saat ini dia ingin menyalurkan gejolak birahinya yang selama ini terpendam.

Sekaranglah saatnya baginya untuk melampiaskan nafsu seksnya yang begitu menggelora yang tidak tersalurkan sepeninggal suaminya.
Evi sudah tidak mempedulikan lagi bahwa yang sedang melumat bibirnya adalah aku.. yang tidak lain adalah Bosnya.

Saat ini kesempatan baginya melampiaskan nafsu seksnya yang tinggi tersebut..
Dan bagiku.. saat ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkan keinginanku menyetubuhi Evi yang sudah lama aku pendam.

Beberapa saat berselang.. Evi melepaskan bibirnya dari lumatan bibirku. Lalu dia berdiri melepaskan gaunnya hingga tinggal mengenakan CD dan BH saja.
CD Evi model bikini yang tipis dan minim.. sehingga semuanya terlihat dengan jelas.

Pantatnya yang bahenol terlihat bulat dan mulus.. sedangkan bagian depannya tampak bukit memeknya yang tembem..
dihiasi bulu-bulu jembut yang cukup lebat.. hingga sebagian terlihat keluar dari samping kanan dan kiri serta atas CD Evi.
Di bagian dada.. BH yang dikenakan Evi tak sanggup menampung sepasang payudaranya yang cukup besar.

Begitu menyaksikan tubuh montok Evi yang hanya mengenakan CD dan BH tersebut..
akupun segera melepas pakaian yang aku kenakan hingga aku tinggal mengenakan CD yang membungkus kontolku yang besar.

Bagian depan CDku tampak menyembul akibat kontolku yang mulai tegang melihat tubuh Evi yang seksi tersebut.
Sesaat Evi melirik ke arah depan CDku yang tampak menyembul besar menyembunyikan batang kontolku di dalamnya.

Mungkin menyaksikan hal itu.. Evi merasakan kelentitnya berdenyut-denyut dan liang memeknya terasa mulai basah..
oleh cairan akibat rangsangan birahi yang menderanya.

Dengan nafsu yang berkobar-kobar Evi memeluk erat tubuhku. Dengan ganas bibirnya kembali mencium bibirku.
Dengan tidak kalah ganasnya aku membalas pagutan bibir Evi dan memilin-milin lidah Evi di dalam mulutku.

Kemudian tangan Evi masuk ke dalam CDku, dan menemukan batang kontol yang besar.
Perlahan tangan Evi mulai mengocok batang kontolku.. sehingga dia merasakan denyut-denyut batang kontolku yang perlahan-lahan mulai tegak berdiri.

Tampaknya Evi semakin tak kuasa menghadapi kenyataan tersebut. Memeknya pasti semakin terasa gatal..
Ditambah denyutan cairan kental dan licin semakin memenuhi seluruh rongga yang ada di dalam liang memeknya..
– itu kuketahui setelah kami bercinta..–

Evi melepas bibirnya dari pagutan bibirku, lalu jongkok tepat didepan selangkanganku. Srtt.. Diplorotkannya CD yang membungkus kontolku.
Dengan berpegangan pada pundak Evi aku mengangkat sebelah kakiku.. sehingga CDku terlepas dan jatuh di lantai.

Begitu CDku telah copot.. Tuink..! Batang kontolku yang sudah tegang sejak tadi langsung meloncat keluar.
"Eesstt.. uukhh.. Paaak.. gede banget kontolnya. Evi jadi pingin dipuasin dengan kontol bapak yang gede ini..”
desah Evi ketika rangsangan birahinya semakin tinggi saat melihat batang kontolku yang panjang besar dan bengkok itu telah tegak dan keras.

Segera dikocoknya dengan lebut batang kontolku.. sehingga batang kontolku semakin keras dan tegak.
Tiba-tiba Evi bangun dari posisi jongkoknya. Dengan cepat Evi mencopot BH dan CD yang masih melekat di tubuhnya.

Dengan keadaan tubuh telanjang bulat.. Evi merebahkan tubuh bahenolnya di tempat tidur.
Tubuh bahenol Evi yang selama ini hanya dapat aku nikmati dalam balutan pakaian seksinya..
kini dapat aku nikmati dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai kain yang menutupinya.

Pada bagian memek sampai sebatas pusarnya, bulu-bulu jembut yang hitam dan keriting tumbuh lebat..
sehingga menutupi bukit memeknya yang tembem tersebut.
Sementara di dadanya menggantung indah sepasang payudara besar yang dihiasi puting yang berwama kecoklatan.

Glekk.. Aku menelan air ludah, menahan nafsu yang membara.
Begitupun Evi. Tubuhnya bergetar dan jantungnya berdegub kencang mengguncang dadanya.

Saat kedua tangan Evi menyibakkan bulu-bulu jembut yang menutupi memeknya tersebut.. tampak permukaan bibir memeknya yang tebal..
Kelentitnya yang tampak menonjol telah basah oleh cairan yang keluar dari liang memeknya akibat rangsangan birahinya.

Evi membuka kedua belah kakinya lebar-lebar.. sehingga isi di dalam memeknya semakin tampak jelas olehku.
Aku menelan air ludah menahan nafsu ketika melihat isi di dalam memek Evi yang tampak berkilat dan berwarna kemerahan.

Degub jantungku semakin kencang.. tubuhku gemetaran saat pandangan mataku menatap ke arah lubang memek Evi..
Ughh.. tampak menganga indah di antara lebatnya bulu-bulu jembut yang menutupi memek tembemnya tersebut.
Tampaknya Evi ingin agar aku segera mengoral memeknya.

Namun tentu saja aku tidak langsung mengoral memeknya.. aku ingin memberikan rangsangan yang maksimak pada Evi..
sehingga dia dapat benar-benar merasakan kenikmatan dan kepuasan seksual saat ML bersamaku.

Dengan lembut aku kecup bibir Evi sambil kedua telapak tanganku bergerak meraba-raba payudaranya yang besar.
Akibat aksiku tersebut.. tubuh Evi menggelinjang hebat merasakan sentuhan lembut di tubuh bagian atasnya.

Mulut Evi mendesah. Kepalanya mendongak ke atas. Kedua matanya terpejam.
Kedua payudara Evi bergerak-gerak disaat tubuhnya menggeliat-geliat eratis.. sehingga membuat aku semakin terangsang.

Lalu perlahan-lahan aku mendekatkan bibirku ke payudara kiri Evi. Slepp..
Dengan lembut ujung lidahku mengulasi puting payudara Evi yang mencuat ke atas tersebut..
kemudian menuju puting payudara yang tampak merah agak kecoklatan itu aku lumat dan aku isap-isap.

"Ooouuww.. uukhh.. eesstss.. aduh Paaakkk.. ssshhh.. geliiiii.. Paaaaakk.. ssshhh..” terdengar erangan manja dari mulut Evi.

Tanpa mempedulikan suara erangan tersebut.. selesai menjilat.. melumat serta mengisap puting payudara bagian kiri..
mulutku pindah ke puting payudara sebelah kanan.. sambil tanganku meremas-remas payudara kirinya..
sehingga tubuh Evi semakin menggeliat-geliat menahan nikmat yang luar biasa.

“Oohhh Paaaaaakkk.. enaaak bangeeet Paaaakk.. oooouuhhh.. teruuus Paaaaakk..” rintihan Evi saat menikmati aksiku pada payudaranya.

Puas bermain dengan payudara Evi.. cumbuanku mulai merambat turun. Hingga akhirnya wajahku tepat berada di selangkangan Evi.
Aku langsung mendekatkan mulutku ke permukaan bibir memek Evi. Swing..! Semerbak bau harum memek Evi seketika tercium olehku.

Setelah bibirku dekat dengan permukaan bibir memek Evi.. sambil menyibakkan bulu-bulu jembut yang menutupi belahan bibir memeknya..
secara perlahan-lahan aku mengeluarkan ujung lidahku.

Dengan perlahan pula belahan bibir memek Evi itu aku ulas-ulas dengan ujung lidahku. Jilatan lidahku semakin merambat ke atas ke arah kelentit Evi..
Begitu kelentitnya tersentuh ujung lidahku.. "Nghh.." seketika itu pula Evi memegang kepalaku sambil merintih merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Aku terus menggesekkan lidahku di atas kelentit Evi.. sehingga kelentit tersebut makin lama makin membengkak dan keras.
Karena merasakan nikmat yang luar biasa tersebut.. tanpa terasa Evi menggoyangkan pantatnya.
kadang dia angkat.. kadang dia goyang ke kiri dan ke kanan.

Selang beberapa saat kemudian.. kulakukan sedotan kecil di kelentit Evi.. lalu kelentit tersebut kupermainkan kembali dengan ujung lidahku.
Akibat aksi sedot dan jilat yang aku lakukan pada kelentitnya.. membuat kenikmatan yang Evi dapatkan menjadi semakin luar biasa.

Gerakannya makin tak terkendali. Evi mengangkat pantatnya tingi2.. sehingga bibir memeknya menempel erat di bibirku.
"Oooowwwww.. eeessstss.. Paaak.. aduh.. Paaaakkk.. enaaaaakkk..” desah Evi berkepanjangan.

Tubuhnya ketika itu serasa terguyur air yang menyejukkan dan sejuta perasaan nikmat menyelubungi tubuhnya.
Dengan gemas aku terus mengulas-ulas ujung lidahku di belahan bibir memek Evi.

Srrr.. srrr.. srrrr.. Cairan kental dan agak licin kian menguncur dari pelupuk liang memek Evi membuat memek Evi menjadi semakin becek.
Namun aku tidak peduli. Aku mau membuat Evi orgasme terlebih dahulu.. karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dari memeknya.

Ketika aku melihat lubang memek Evi telah basah oleh cairan kental dan agak licin yang bercampur dengan air liurku..
perlahan-lahan jari tengah tangan kananku bergerak masuk mengulas-ulas bagian dalam memek Evi yang mengkilat basah dan berwarna kemerahan.

Di saat ujung jari tanganku menyentuh benda lembut dan licin di dalam liang memek Evi..
tiba-tiba dinding-dinding liang memek Evi seakan-akan menjepit erat jari-jari tanganku tersebut dan berdenyut-denyut.
Ughhh.. Jari tanganku serasa dipijat dan diisep di dalam liang memek Evi.

Sambil ujung lidahku menjilati kelentit Evi, jari tanganku perlahan-lahan keluar-masuk di liang memek Evi.
Gerakan jari tanganku di memek Evi yang basah itu sampai menimbulkan bunyi.. crrek.. crrrk.. crekkk.. crekk.. crrek..

Aku semakin mempercepat kocokan jari-jariku di memek Evi, sambil terus menjilat dan mengenyot kelentit Evi.
Sesekali mataku melirik ke wajah Evi. Mata Evi merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut menahan nikmat.

Crekk.. Crrkk.. Crekk.. Crekk.. Crekk.. Crokk.. Crokk.. Bunyi yang keluar dari kocokan jariku di memek Evi semakin terdengar keras.
Aku mempertahankan kocokan tersebut.

Untuk menambah rangsangan pada diri Evi.. sambil terus mengocok liang memek Evi dengan jariku.. tanganku yang lain meremas-remas payudara Evi.
Hal tersebut semakin membuat birahi Evi tambah memuncak. Tubuhnya semakin bergetar.

Rupanya aksi yang aku lakukan tersebut semakin membuat Evi merasakan nikmat yang sangat luar biasa.
“Ouughhhh.. Paaaaakkk.. eenaaaakkk.. aakkkuuu mau kelluaarr..” rintih Evi.

Tubuhnya menggeliat-liat. Menyadari hal tersebut aku semakin mempercepat kocokan jariku di liang memek Evi.
“Ssshhh.. aagghhhh.. Paakkk.. aakkkuu keluaarrr..!” Pekik Evi pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri dan ke kanan.

Ssssrr.. sssrrrr.. ssssrrrr.. memek Evi kembali memuntahkan lahar kenikmatannya.
Tubuhnya mengejang, aku merasakan hangatnya air kenikmatan Evi yang membasahi jari tanganku.

Beberapa detik kemudian Evi terbaring lemas di atas tempat tidur. Matanya memejam rapat.
Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat.

Kocokan jari tanganku di memeknya pun kuhentikan. Kubiarkan jariku tertanam dalam memeknya sampai jepitan dinding memeknya terasa lemah.
Setelah lemah. jari tanganku kucabut dari memeknya. Lalu dengan bergantian aku dan Evi menjilati cairan yang membasahi jari tanganku tersebut.

Setelah istirahat beberapa saat sambil menikmati orgasmenya.. Evi bangkit dari tidurannya. Tubuhku didorongnya.. sehingga posisiku jadi terlentang.
Evi lantas duduk di antara selangkanganku.. lalu digenggamnya batang kontolku yang telah ngaceng itu dengan telapak tangannya.

Perlahan-lahan Evi merundukkan tubuhnya.. sehingga kini mulutnya tepat berada di depan batang kontolku.
"Evi isep kontolnya ya pak..? Evi mau ngerasain kontol bapak yang super gede ini..! Gedenya jauh melebihi kontol mantan suamiku..”
kata Evi sambil tangan kirinya menggenggam batang kontolku dan tangan kanannya mengusap-usap biji pelirku.

Tanpa menunggu jawabanku.. kemudian.. sluppp.. batang kontolku masuk ke dalam mulut Evi yang hangat.
Batang kontolku dikulum dan diisep-isep di dalam mulut Evi. Sesekali Evi menjilati kepala kontolku dengan ujung lidahnya.

Mulut Evi yang mungil tersebut hanya mampu menampung setengah dari batang kontolku.
Kepala Evi mengangguk-angguk mengeluar-masukkan batang kontolku di mulutnya.

"Oooww.. aaakhh.. Viii.. ssssshhh.. Enak sekali Viiii..” desahku sambil menggeliat seraya mengangkat kepalaku menghadap langit-langit kamar.
Bukan main nikmat yang aku rasakan saat itu.

Evi mengeluarkan batang kontolku dari dalam mulutnya. Digenggamnya batang kontolku kemudian dengan bibirnya yang mungil itu,
Evi menjilati dan melumat kepala kontolku yang besar tersebut.

Perlahan-lahan jilatan ujung lidahnya turun dari bagian atas batang kontolku ke bagian bawah.
Lidah dan bibir Evi menyapu bersih setiap jengkal bagian batang kontolku dengan ujung lidahnya.

Setelah beberapa saat lamanya, setiap bagian batang kontolku sudah terjilat oleh ujung lidah Evi.
Batang kontolku tampak bersih dan mengkilat karena basah oleh air ludah Evi.

Kemudian sambil telapak tangannya mengurut-urut batang kontolku, Evi menjilati kedua biji pelirku.
Hal itu yang membuat aku semakin menggeliat hebat. ”Oughhh.. sssshhhh.. enakh.. Viii..!”
'Terpaksa' aku melenguh dengan mata terpejam.. menikmati aksi mulut dan tangan Evi pada kontolku.

Cukup lama Evi melakukan jilatan-jilatan lidahnya pada kontolku.
Aku semakin menggeliat-geliat hebat karena menahan rangsangan yang semakin meninggi.

Evi menghentikan aksinya. Kemudian Evi kembali telentang di atas ranjang dengan kedua belah pahanya direntangkannya lebar-lebar..
sehingga bagian bibir memeknya itu tampak terkuak memperlihatkan isi di dalamnya yang berwama kemerahan dan berkilat.

"Pak.. Evi sudah ga tahan, masukin aja kontolnya Pak..” pinta Evi.
Tanpa banyak pikir, aku mengambil posisi berada di antara kedua paha Evi. Kedua kaki Evi aku letakkan di atas pundakku.

Sebelum aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya..
Slepp.. slepp.. kutempelkan kugesek-gesekkan ujung kepala kontolku pada kelentitnya yang berada tepat di atas bibir memeknya.
Wuihh.. Tampak kini kelentit Evi sudah sedemikian bengkaknya.

Evi merasakan sensasi yang begitu nikmat yang belum pernah dia rasakan.
”Oooh.. Paaaak..! Cepat masukin kontolnya Pak..! Buruan entoti Evi.. Evi udah nggak tahan lagi..”

Evi sudah tak bisa tahan lagi ingin segera kusetubuhi.
Memeknya yang sudah lama tidak dimasukin kontol lelaki.. rupanya sudah sangat gatal pingin digaruk dengan kontolku.

Perlahan aku mendorong pantatku.. Slebb.. kepala kontolkupun perlahan mulai membelah celah di antara bibir memek Evi..
Blessepp.. perlahan masuk ke dalam liang memeknya.

Evi menaikkan pantatnya ke atas menyambut kontolku sambil tangannya menekan pantatku..
sehingga batang kontolku dapat masuk dalam memeknya dengan sempurna.

”Auuuu paaaak.. sakit pakk.. pelan-pelan pak.. Aaarrrghhh..!”
Evi menjerit ketika batang kontolku yang besar itu menembus liang memeknya. Beberapa detik Evi tidak bergerak.

Dia merasa liang memeknya penuh sesak dan perih.. liang memeknya belum beradaptasi dengan ukuran kontolku yang besar dan panjang.
Apalagi bila dibandingkan dengan milik suaminya.. ditambah lagi liang memeknya sudah lama tidak kemasukkan batang kontol.

Setelah kontolku tertanam beberapa saat di dalam liang memeknya, rasa perih yang Evi rasakan perlahan berubah menjadi rasa nikmat.
"Ooouuww.. aoukhhh.. eessstts.. enak Pak!..” lenguh Evi dengan mata terpejam-pejam dan kepala mendongak menghadap ke atas.

”Ayo, Vi! Goyangkan pantatmu!..” perintahku. Evi menuruti perintahkuku.
Evi mencoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang aku lakukan.

Dan efeknya sungguh luar biasa, saat kontolku menggesek bagian dalam lubang memek Evi yang licin dan nikmat..
Ergghh.. kurasakan lalu kunikmati kedutan-kedutan di dalam memek Evi.

Batang kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot di dalam memek Evi.
"Uuukhh.. Viii.. Ya begitu..!! Terus goyangkan pantatmu..!!! Ssshhh.. ooohh..” desahku dengan mata terpejam-pejam menikmati empotan memek Evi.

Evipun juga menikmati tusukan mantap batang kontolku.
Bahkan dia memeluk tubuh kekarku dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan nikmat ini.

“Ouughhh.. Paakkk.. teeruusss.. tusuk lebih dalam lagi.. aaggghhhh.. Paakkk.. puaskan Evi dengan kontol gede Bapak.. ssshhhh.. aahhh..!”
Evi mengerang kenikmatan menikmati tusukan batang kontolku yang terus masuk ke lubang senggamanya.

Kudorong pinggulku ke bawah dan terus ke bawah.. sehingga bleeeesss.. kontolku masuk semua ke dalam memek Evi.
Sampai bulu kemaluan kami saling beradu, sedangkan kedua belah mata kami terpejam merasakan kenikmatan luar biasa yang sama2 kami rasakan.

”Ooohh.. Pak.. Ssstt.. enak Pak.. rasanya memek Evi penuh banget. Kontol bapak mentok di dalam memek Evi..”
erang Evi saat kontolku sudah amblas masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Evi merasakan nikmat yang sungguh luar biasa. Baru kali ini ia merasakan batang kontol yang besar dan panjang bukan main..
sehingga membuat dirinya seakan¬-akan tengah berada di awang-awang.

“Ooooh.. Viiii jepitan memekmu nikmat sekali.. ahhh..” aku tak kuasa untuk tidak mendesis-desis merasakan jepitan dinding-dinding..
di dalam lubang senggama Evi.. ketika kontolku tertancap amblas di lubang memeknya.
Ughhh.. Kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot di dalam lubang tersebut.

Slkk.. Perlahan-lahan aku menarik kontolku sebatas bagian kepalanya.. slebb.. lalu perlahan-lahan aku menekan pantatku..
Blessebb.. lebih dalam lagi.. sampai batang kontolku amblas di dalam memek Evi yang makin mengempot-empot.

Kemudian aku tarik lagi lalu aku tekan lagi. Begitu berulang-ulang. Awalnya perlahan-lahan lalu semakin lama semakin cepat.
Keadaan lubang memek Evi sudah sangat basah oleh cairan pelumas yang selalu menguncur deras dari dalam memeknya.

Semakin tergesek lubang memeknya oleh batang kontolku, semakin banyak pula menguncur cairan tersebut..
sehingga memperlancar gerakan keluar-masuknya kontolku di dalam lubang memeknya.

Clebb.. Clebb.. Clebb.. decak bunyi pergesekan kelamin kami berdua..
seakan-akan turut bersenandung di antara desah nafsu birahi kami yang semakin meniti naik ke puncak.

Bunyi decakan itu seakan-akan memberikan semangat dan spirit untuk kian melaju menuju puncak orgasme. Hingga akhirnya,
“Ouughhh.. Paaaakkk.. aaaakkkkuuu.. kkeeelluuarrr..!” Evii mengerang tubuhnya mengejang.
Ssssrr.. ssssrrrr.. ssssrrrr.. memek Evi memuntahkan cairan kenikmatannya.

Dengan batang kontolku yang masih berada di dalam lubang memek Evi, sejenak aku menghentikan sodokan kontolku..
memberikan kesempatan bagi Evi menikmati orgasmenya sambil menikmati kedutan-kedutan dari dalam lubang memeknya..
memijit-mijit dan melumat-lumat batang kontolku. Erghhh.. Sungguh nikmat terasa.

“Gimana Viii..? Enak..?” Tanyaku.
“Enak banget pak.. rasanya nikmat sekali. Memek Evi terasa sesak kemasukan kontol bapak.. Abis gede banget sih..”
Evi menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.

Tubuh Evi terasa lemas setelah mencapai puncak orgasmenya. Wajahnya berbinar karena napsunya telah terpuaskan.
Aku hanya tersenyum sambil membelai wajahnya lalu mengecup keningnya.

Kemudian aku melumat payudara Evi dengan batang kontol yang masih terbenam di dalam memeknya.
Mendapat serangan pada kedua titik sensitifnya, membuat gairah Evi bangkit kembali.

"Ayo Pak.. Evi sudah napsu lagi.. pengen ngerasain kontol bapak keluar-masuk di memek Evi lagi.." kata Evi sambil menggoyangkan pantatnya.

Mendengar permintaan Evi tersebut.. akupun kembali memompa kontolku keluar-masuk lubang senggama Evi yang sangat nikmat menjepit kontolku.
Evi pun mengimbangi gerakanku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya.

Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb.. Aku terus memompa kontolku keluar-masuk lubang senggama Evi.
Kemudian dengan tanpa mencabut kontolku dari dalam memek Evi, aku membalikkan posisi.. sehingga Evi sekarang menindihku.

Mulanya Evi tengkurap di atas tubuhku, tetapi kemudian dia menduduki batang kontolku karena dengan begitu dia merasa leluasa mengontrol gerakannya.
Evi memaju-mundurkan pantatnya. Dan saat Evi memutar-mutar pantatnya, batang kontolku terasa seperti diremas-remas di dalam memek Evi.

Ahhh.. Memek Evi memang tergolong memek yang nikmat disetubuhi.
Jepitan dan cengkraman memeknya di batang kontolku terasa nikmat sekali.
“Oohhh.. Viiii.. nikmat banget empotan memek kamu..” erangku menikmati jepitan dan empotan memek Evi pada batang kontolku..

“Kencang sekali empotannya.. ssssshhhh Viiii.. nikmat.. Viiii..!”
Aku terus mendesah merasakan empotan memek Evi yang luar biasa nikmatnya.

Tak lama kemudian, kurasakan otot-otot dalam lubang senggama Evi mulai mengencang, menandakan dia akan segera mencapai orgasmenya kembali.
Evi pun semakin liar menggoyangkan pantatnya maju mundur hingga akhirnya Evipun kembali mendapatkan orgasmenya.

“Oohhhhh.. Paaaaakkkkk.. Evi kluaaaaarr laaaggiii.. ahh hhhhhhh..!” Evi menekan pantatnya kuat-kuat.
Sssrrrrr.. sssrrrr.. sssrrrr.. sssrrrrr.. memek Evi kembali menyemburkan lahar kenikmatannya, membasahi batang kontolku.

Evi ambruk setelah mendapat orgasmenya.
Biasanya wanita yang baru saja mengalami orgasme maka untuk mencapai orgasme berikutnya sangatlah mudah.

Hal itu pula yang dialami Evi. Hanya dalam waktu beberapa menit saja Evi telah mendapatkan kembali orgasmenya.
“Aduh pak rasanya nikmat banget dan lemes banget..” kata Evi.

Sebenarnya tadi saat Evi menggoyang patatnya naik turun dan memutar pinggulnya ke kiri dan ke kanan, aku sudah hampir mendapatkan ejakulasiku.
Namun belum sempat aku mendapatkan ejakulasiku, ternyata Evi sudah lebih dulu mendapatkan orgasmenya.

Maka agar aku pun dapat segera memperoleh ejakulasiku, kuminta Evi tengkurap dan menaikkan bagian pinggulnya.
Jlebb.. Memeknya kusodok dari belakang. Terasa nikmat sekali cengkraman lubang senggama Evi ketika perlahan-lahan kubenamkan batang kontolku.

Dengan posisi tersebut jepitan lubang senggama Evi pada batang kontolku semakin kuat terasa.
Hal tersebut semakin membuat diriku merasa nikmat. Aku pun semakin gencar menyodokkan batang kontolku ke dalam lubang senggama Evi.

“Ouughhh.. Paaak.. akkuuu mauuu keellluuaaarrr lagi.. oohhhhh.. enaaak sssekkaaallliii.. Paaaakkkk..!” Evi mengerang.

Ternyata dengan posisi DS tersebut, sodokan batang kontolku dari belakang menyundul-nyundul titik G-Spot Evi..
sehingga membuat dia dengan cepat akan mencapai puncak kenikmatannya lagi.

Sementara itu jepitan dan cengkraman lubang senggama Evi pada kontolku semakin erat kurasakan..
membuat aku merasa akan mencapai puncak kenikmatanku.

“Oughhhh.. Viiii.. Akkkhhuu juga mau kelluaaarrr.. aagghhhh.. enaaak sekaaalliiiii.. ooougghhhh.. Viiii.. aku gak taaahhaann laggiii..” erangku.
Dengan satu hentakan keras.. Jleghh..! Kusodokkan batang kontolku ke dalam lubang senggama Evi kuat-kuat.. setandasnya.

“Viiii.. aaakkkuuuu kelluaaaarrr.. aaaagghhhhhh..!” Aku menjerit merasakan puncak orgasmeku.
Crottt.. crottt.. crottt..
Sssrrr.. sssrrr.. sssrrr...

Kusemprotkan pejuhku di dalam memek Evi. Cairan spermaku menyiram hangat rahim Evi.
Pada saat aku ejakulasi.. ternyata Evi pun mendapatkan orgasmenya kembali.

Memek Evi kembali menyemprotkan cairan kenikmatannya.
Dapat kurasakan hangat di batang kontolku karena disiram oleh cairan kenikmatan Evi tersebut.

Setelah kontolku berhenti menyemprotkan spermaku, akupun mencabut batang kontolku dari dalam memek Evi.
Plopp.. Begitu batang kontolku tercabut, tampak cairan putih kental meleleh keluar dari lubang memek Evi.

Cairan itu merupakan campuran antara spermaku dan cairan orgasme Evi.
Akupun kemudian merebahkan tubuhku di samping tubuh Evi. Sesaat kemudian Evi memelukku dengan mesra.

“Makasih Pak. Bapak telah memberikan Evi kepuasan yang belum pernah Evi dapatkan sebelumnya..” Evi berkata sambil mengecup pipiku.
“Sama-sama Vi.. aku juga puas banget ngentot dengan kamu. Memek kamu nikmat banget.. empotannya terasa banget..”
kataku memujinya sambil memberikan kecupan di keningnya.

Kemudian kami berdua berpelukan. Karena tubuhnya yang amat lemas akibat beberapakali mencapai orgasme.. Evi pun tidak kuat menahan kantuknya.
Dan sebentar kemudian Evipun sudah tertidur pulas.

Tak terasa ternyata 2 jam lamanya aku dan Evi berpacu dalam birahi.
Persetubuhan siang itu cukup melelahkan dan menyita stamina kami berdua namun penuh dengan kepuasan.

Aku bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi membersihkan diriku dan sekeluarnya dari kamar mandi aku membawa handuk basah yang hangat.
Dalam keadaan tertidur pulas, memek Evi aku bersihkan dari sisa-sisa spermaku dan cairan orgasmenya yang sampai meleleh keluar dari memeknya.

Begitu pulasnya Evi tertidur, sampai-sampai saat memeknya aku bersihkan dia tidak bangun sama sekali.
Setelah bersih.. badan Evi yang masih telanjang aku tutupi dengan selimut tebal. Evi sudah mendengkur halus.

Kemudian dalam keadaan masih telanjang.. akupun ikut masuk ke dalam selimut. Tak lama kemudian aku pun sudah tertidur. To be Contiecrott..
------------------------------------------------------
 

-------------------------------------------------------

Cerita 14 – Karena Itu

Part 2 – Penuntasan Hasrat

Kira-kira pukul 8 aku terbangun.. ketika merasa ada yang meremas-remas batang kontolku.
Ugghh.. Kulihat Evi sedang menelungkup di kakiku. Kontolku dielus dan diremas-remasnya.

"Pak.. Evi pengen lagi..” pintanya manja ketika melihat aku sudah terbangun dari tidurku.
“Jangan khawatir Vi.. aku akan memuaskanmu. Masih banyak waktu. Mendingan sekarang kita mandi lalu makan.
Biar segar dan cukup tenaga buat melanjutkan permainan kita selanjutnya..” ajakku.

Karena aku ingin agar secepatnya dapat menggeluti tubuh bahenol Evi kembali.. maka aku mengusulan pesan makanan lewat hotel saja.
Evi setuju dengan usulanku. “Ok pak Evi setuju banget dengan usul Bapak. Biar gak usah repot-repot keluar cari makan.
Lagian Evi juga sudah pingin segera dipuasin sama kontol super Bapak..” jawab Evi.

Segera kutelpon room service untuk memesan makanan dan minuman. Setelah itu kuajak Evi menuju ke kamar mandi.
Kami berpelukan mesra di bawah kucuran air hangat yang memancar dari shower. Dengan telatennya Evi menggosok setiap jengkal tubuhku.

Saat tangan-tangan halus Evi menggosok-gosok kontolku, batang kontolkupun mulai ngaceng. Aku menikmati elusan tangan Evi pada batang kontolku. Namun aku segera sadar bahwa aku tidak boleh larut dengan perlakuan Evi.. maka tangan Evipun aku tarik dari kontolku.

Lalu akupun mulai menggosoki tubuh Evi. Mula-mula tanganku menggosok bagian leher.. lalu turun kebagian dada Evi.
Dengan lembut aku menggosok kedua payudara Evi yang besar dan kencang tersebut.

Kemudian gosokanku turun hingga akhirnya sampai dibagian selangkangan Evi. Memek Evi dengan hati-hati aku bersihkan.
Puas dengan saling gosok, kami berdua kemudian membersihkan busa sabun yang menempel ditubuh kami dengan guyuran air shower yang hangat.

Terdengar bel pintu.. aku segera mengeringkan tubuhku.. lalu menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi.
Ternyata room service membawa makanan dan minuman yang aku pesan.

Setelah itu aku kembali ke kamar mandi.. shower sudah dimatikan dan Evi lagi mengeringkan badannya dengan handuk.
Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan Evi dengan tubuh terbungkus handuk.

Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi.
Dalam keadaan yang hampir telanjang hanya berbalut handuk, kita duduk di sofa menikmati makanan yang telah aku pesan.

Selesai makan, Evi menyandar di dadaku. "Pak, nikmat sekali ngentot dengan bapak. Rasanya Evi mulai ketagihan ngentot dengan Bapak..” kata Evi
“Aku juga nikmat sekali ngentot sama kamu, Vi. Gimana.. masih mau lagi..?” Tanyaku sambil tersenyum.

“Mau banget.. Evi ingin ngerasain dientot Bapak sampai lemas..” jawab Evi. Lalu sambil berpelukan, bibir kami sudah saling berciuman dengan mesra.
Sambil tetap berciuman, tanganku menarik ikatan handuk yang menutupi tubuh Evi.. sehingga sepasang payudara Evi yang besar itu menggantung bebas.

Perlahan kuremas sepasang payudara tersebut. Saat ciumanku beralih ke tengkuk Evi.. tubuh Evipun semakin menggelinjang.
Tangan Evipun tidak tinggak diam. Ditariknya lilitan handukku dan kemudian diraihnya batang kontolku lalu dikocoknya dengan lembut..
sehingga perlahan-lahan batang kontolku mulai ngaceng dan tegak berdiri.

Tubuh Evi semakin menggelinjang hebat ketika tanganku yang satunya lagi mulai merabai selangkangannya.
“Pak, di tempat tidur aja yuk..?” Ajak Evi.
“Sudah nggak sabar ya..?” Kataku menggodanya.

Saat tubuhku sudah ada di pinggiran tempat tidur.. Evi mendorong tubuhku ke ranjang hingga jatuh telentang.
Evi pun segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusulku. Kami berdua kembali berciuman dengan buas.

Tak lama kemudian Evi mendorong kepalaku ke dadanya. Ia ingin aku mengerjai payudaranya.
Aku menurut karena aku pun juga ingin merasakan lembutnya sepasang payudara Evi yang montok itu.

"Ohhh.." Evi mendesah sambil meremas rambutku saat mulutku mulai menjilati dan mengisap salahsatu puting payudaranya..
sedangkan tanganku dengan lembut meremas payudara yang satunya.

Dapat kurasakan payudara Evi yang lembut perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang semakin mengeras.
“Oh.. Paaaakkk...! Gelii.. terus paaaaakkk.. ssssshhh.. aaaakh..” erang Evi merasakan nikmat saat kedua payudaranya mendapat rangsangan dariku.

Sambil tanganku yang satu terus merabai payudara Evi.. tanganku satunya lagi mulai merambat turun hingga tepat berada kembali di selangkangan Evi.
Evi menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

“Aaaahh.. terus paaaakkk!..” desis Evi ketika jemariku mulai menyentuh memeknya.
Jemariku dengan perlahan menyusuri bukit yang ditumbuhi oleh bulu-bulu jembut yang lebat yang dibaliknya terdapat bibir lembut yang lembab.

Evi semakin menggelinjang ketika ujung jariku menyentuh kelentitnya.
Kini mulut dan tanganku secara bersamaan memberikan rangsangan kepada Evi.. wanita yang telah lama menahan dahaga seksnya..
Hmm.. Evi sangat menikmati setiap jilatan dan rabaanku tersebut.

Setelah puas menjilati kedua payudara Evi, perlahan mulutku mulai bergerak ke bawah menyusuri perut mulusnya.. lalu berhenti di pusarnya.
Evi menggelinjang kegelian ketika lidahku menjilati pusarnya.

Evi rupanya tidak mau merasakan nikmat sendiri. Ditariknya pinggulku ke arah kepalanya. Aku paham maksudnya.
Dengan segera aku kangkangi kepala Evi di antara kedua pahaku.. dengan batang kontolku yang menegang keras tepat di atas mukanya.

Slrupp.. Evi menjilati batang kontolku.. sementara jari-jari tangannya bermain di bulu-bulu jembut dan biji pelirku.
Jilatan Evi makin menggila dan akhirnya batang kontolku masuk ke dalam mulutnya. Dengan penuh nafsu Evi mengulum batang kontolku.

Ia mengisap kontolku seperti anak kecil mengisap es mambo. Ketika dia mengisap kepala kontolku, jari-jarinya menggosok-gosok batang kontolku.
Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeliat.

Aku membalas serangan Evi pada kontolku dengan merundukkan kepalaku yang berada di antara paha Evi yang mengangkang..
sehingga mulutku tepat di atas bukit memeknya.
Dengan menyibakkan bulu-bulu jembutnya yang lebat. mulutku pun mulai menjilati celah lembab yang harum milik Evi.

"Ouughh.. ssssshhh.. aahhh..” Evi mengerang sambil melepas kuluman pada batang kontolku.
Lidahku terus mengulas-ulas celah memek Evi yang sudah lembab dan basah..

Ketika jempol tanganku menggosok-gosok kelentit Evi yang sudah semakin mengembang dan keras.. Evi menggelinjang dan menjerit kecil,
“Uuhhg.. oohh.. sssshhhh.. oohhh.."

Kami berdua dengan penuh nafsu terus saling merangsang. Evi yang telah lama ditinggal oleh suaminya, bertahun-tahun menyimpan hasrat seksualnya..
sehingga sekarang seakan-akan merupakan kesempatan baginya untuk menumpahkan nafsu terpendamnya tersebut.

Demikian juga dengan aku.. walaupun sudah banyak perempuan yang aku tiduri.. bagiku Evi mempunyai banyak kelebihan.
Tubuhnya mulus dan montok.. sepasang payudaranya besar juga montok.. Memeknya.. hmm.. masih terasa sempit serta empotannya sangat kuat..
sehingga aku merasakan sensasi yang sangat berbeda dari yang pernah aku alami sebelumnya.

“Paaaakkkk..!!! Ouuuhhh.. eemhh, entoti Evi paaaakkk.. ouhh..!” Diantara desahannya Evi meminta aku segera menyetubuhinya.
Rupanya Evi sudah tak tahan menahan gejolak birahinya.

Segera kuhentikan jilatanku lalu mengatur posisi. Evi telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar..
Seolah menantikan hujaman batang kontolku pada lubang memeknya yang telah semakin basah mengkilat dan berdenyut-denyut.

Dada Evi berdebar kencang, teringat pada malam-malam ketika dirinya disetubuhi oleh suaminya.
Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya rasa kecewa.
Persetubuhan itu berlangsung sebentar.. karena suaminya cepat ejakulasi.. sementara dia belum mencapai orgasmenya.
Terbayang wajah suaminya yang tersenyum dengan wajah penuh kepuasan.. tanpa menghiraukan dirinya yang belum meraih puncak kenikmatannya.

Evi tersentak dari lamunannya ketika terasa benda hangat menyentuh celah bibir memeknya.
Segerqa direngkuhnya tubuhku ketika perlahan batang kontolku yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

“Akh...! enak Paaaakkk..” desis Evi penuh nikmat.
Tangannya menekan pinggulku.. meminta agar batang kontolku itu masuk seluruhnya.

Akupun juga merasakan nikmat. Memek Evi yang masih terasa sempit dan seret itu mencengkeram erat batang kontolku.
Ughh.. kembali kurasakan empotan memek Evi pada batang kontolku yang berada di liang senggamanya.

Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan naik-turun.. dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Evi.
Kami berdua terus berpacu menggapai nikmat.

“Ayo Paaaakkk enjot terusss.. paaaakkk!..” desis Evi kembali merasakan nikmatnya enjotan batang kontolku di memeknya.
Aku menggerakkan pinggulku semakin cepat dan keras. Sesekali kusentakkan kedepan.. sehingga batang kontolku masuk seluruhnya ke dalam memek Evi.

“Oh.. Pakkk...! Evi.. ohhh sudahh.. mmmhhh nggakkhh.. tahaaan.. ohhh.. koonntoolll bapppakkk mentthookkhhh.. aaauhhhh.. Evi nggaakkhh tahaannn..
Oohhh.. ohhh.. ooohh.. ohhh.. yyaaa.. yaaa.. uuuhhh.. Evi.. ngaaakk.. tahhh.. ooohhh..”

Begitulah erangsn Evi ketika merasakan kemikmatan setiapkali aku melesakkan dalam-dalam kontolku di dalam liang senggamanya.
Terasa batang kontolku menyodok dasar memek Evi yang terdalam.

Semakin sering melakukan gerakan tersebut.. semakin bertambah nikmat yang dirasakan Evi.. sehingga pada hentakan yang kesekian..
Evi merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantatku agar hujaman bantang kontolku semakin dalam.

“Terushhh Paakkk.. aahhh.. enakhhh.. Eviii nggaaa taahaann.. Evi keluaarr.. ahh.. keluaarr..!!” Jerit panjang Evi ,merasakan orgasme pertamanya malam ini.
Ssssrr.. ssssrrrr.. ssssrrrr.. memek Evi menyemburkan cairan orgasmenya dan lubang memeknya terasa berdenyut-denyut.
Evi merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Sejenak aku berhenti mengenjotkan batang kontolku di liang senggama Evi.. sambil menikmati empotan memek Evi pada batang kontolku.
Bebera saat kemudian, aku yang belum keluar menggerakkan kembali pinggulku dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

Karena sodokan kontolku yang terus menerus pada memeknya.. membuat nafsu Evi kembali bangkit.
Evi berusaha mengimbangi gerakanku. Diangkatnya kedua kakinya ke atas dan dipegang dengan kedua tangannya..
sehingga pinggulnya sedikit terangkat.. membuat memeknya semakin menjengkit.

Dengan posisi Evi seperti itu.. menyebabkan hujaman kontolku semakin dalam.
Aku yang berusaha mencapai kenikmatan, merasa lebih nikmat dengan posisi Evi seperti itu.

Demikian juga dengan Evi.. kenikmatan yang dia peroleh perlahan membuat nafsunya semakin naik.
Evi mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundakku.. sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Aku memeluk kedua kaki Evi.. tubuhnya setengah berdiri. Kurasakan jepitan memek Evi lebih terasa..
hingga gesekan batang kontolku di liang memeknya menjadi semakin nikmat.

Semakin menghentakkan pinggulku ketika kenikmatan puncak sudah semakin dekat kurasakan. Jlebb-jlebb-jlebb-jlebb-jlebb-jlebb..
“Oohhhhhhhhh..” aku rebah menimpa tubuh Evi dan memeluknya.. sambil menghujamkan kontolku sekuat-kuatnya.

Ujung kontolku terasa mentok di dalam sana sampai dasar liang senggama Evi.
Tanpa sadar aku berteriaak panjang.. “Aaaahh.. esssshhhhh.. akuuuu.. keluaarrrrr Viiiii.. ahhhhhhhhh..!”
“Aaahhhhh.. Eviiii juugaaaaa.. keellluuaarrr.. hhhh..!” Jerit Evi untuk keduakali merasakan orgasme berturut-turut.

Evi mendekapku erat,, aku ambruk di atas tubuh montok Evi. Kontolku masih berada di liang senggama Evi.
Keringat mengucur dari tubuh kami berdua. Nafas kami saling memburu. Crottt.. crottt.. crottt.. Sssrrr.. sssrrr.. sssrrr...

Kontolku menyemprotkan pejuh banyak sekali ke dalam memek Evi..
Hampir dalam waktu hampir bersamaan.. memeknya juga menyemburkan cairan orgasmenya.

Kami berdua saling berdekapan.
“Makasih Pak, makasih. Luar biasa nikmatnya kontol bapak.. Evi puas banget..” kata Evi terbata-bata di antara nafasnya yang memburu.

Kami sibuk mengatur nafas masing-masing. Evi mendekapku erat, aku ambruk keatas tubuh montok Evi yang catik itu.
Pelan-pelan kulepaskan kontolku yang mulai melemas dari memek Evi.
Tubuh kami yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepuluh menit kami saling berdekapan.. batang kontolku yang telah lepas dari lubang memek Evi.. mulai dirabai dan diremas-remasnya.
Hmm.. Rupanya Evi sudah ingin dientot lagi nih. Hehe..

Aku tersenyum.. Lembur nih malam ini!.. kataku dalam hati. Memang Evi sudah bangkit lagi hasratnya.
Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali.. meskipun baru terpenuhi.
Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan yang ada untuk bercinta sebanyak mungkin denganku.

Begitupula denganku.. yang tak bosan-bosannya menikmati memek Evi yang benar-benar nikmat..
sehingga kami berdua ingin terus berpacu merasakan kenikmatan persenggamaan berdua.

Evi mendekati tubuhku.. lalu dengan penuh nafsu kontolku yang masih berlepotan pejuhku dan cairan orgasmenya.. dia kulum.
Kontolku tersebut dikenyot-kenyot di dalam mulutnya.. sambil tangannya meremas-remas biji pelirku.
Jelas saja mendapat rangsangan tersebut kontolkupun mulai tegak dan ngaceng kembali.

Setelah kontolku cukup tegang.. kemudian Evi telentang di sampingku. Ia mengakangkan pahanya lebar lebar..
Memperlihatkan belahan memeknya yang telah mekar.. Evi sudah tidak sabar pingin buru-buru memeknya disodok kontol superku.

“Ayo Paaak.. Entot Evi lagi.. Udah gatel lagi nih memek Evi.. pingin digaruk lagi sama kontol Bapak..”
Ujar Evi sambil mengusap usap belahan memeknya yang sudah mekar dan basah akibat nafsu birahinya yang sudah memuncak.

“Sabar Vi.. aku capek banget..” ujarku sambil menarik nafas panjang. Aku memang capek sekali setelah mengalami pertempuran melawan Evi barusan.
Kali ini aku mendapatkan lawan yang sebanding. Evi benar benar telah menguras tenagaku.

Rupanya Evi yang sudah benar-benar dalam birahi tinggi tidak mau menerima alasanku. “Ayo Paaakk. Cepetan.. aku sudah kepingin dientot lagi.
Lihat nih.. memek Evi sudah mekar begini. Kalau Bapak biarkan terus begini, Evi bisa mati menahan nafsu birahi Evi..”
Evi terus merengek rengek agar aku segera menimpanya.

Karena akupun juga sudah bernafsu ingin segera menimpa kembali tubuh bahenol Evi.. maka aku pun lantas bangkit..
Merangkak di atas tubuh Evi yang sudah siap menerima. Slepp.. slepp.. kugosok-gosokkan kepala kontolku di belahan memek Evi.

“Ohhh.. Paaakkk.. Evi sudah tidak tahan lagi. Buruan masukin kontolnya Pak. Ohhh.. sekarang Paaaakkk.. Ssssshhhhh..”
Pinta Evi agar aku segera ngentoti dirinya.

Aku pun kemudian menempatkan kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memek Evi.
Slebb.. Lalu kutekan kontolku ke dalam memek Evi.. yang disambut oleh Evi dengan mengangkat bokongnya.

Blesssepp.. melesaklah kontolku ke dalam belahan daging memek Evi.. sampai mata Evi melotot menahan semua itu.
“Auwwww Paaaakkk.. sssssshhhhh.. enaaaak Paaakkk.. oohhhh..” Evi mulai mendesah sambil merem-melek menikmati tusukan kontolku.

“Ayo Paaaak.. enjot yang kuat.. Tusuk yang dalam.. Ssshhh.. mmmm..!”
Evi memintaku untuk semakin cepat dan kuat mengenjotkan kontolku di dalam memeknya.

Aku pun mengayun-ayunkan pantatku.. sehingga kontolku yang luar biasa gedenya itu menghujam bertubi-tubi diliang senggama Evi.
Keringat mulai mengucur membasahi tubuh kami berdua. Desahan nafas birahi kami berdua semakin memburu.

Kepala Evi mendongak ke atas dengan disertai mata yang terpejam-pejam.. menggeleng ke kiri ke kanan..
membuat rambutnya menjadi acak-acakan tak menentu.

Aku terus menggoyangkan pantatku turun-naik.. ke atas ke bawah.. membuat kontolku terus keluar-masuk liang senggama memek Evi.
Evi yang berada di bawah tubuhku, mengimbangi gerakan keluar-masuk kontolku dengan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan..
seperti penari striptease. Gerakannya sungguh erotis.

"Oooohh.. ssshhhh.. Uuuuhhh.. nik.. maaaat.. sssshhhh.. ahhh..” desah Evi dengan mata terpejam-pejam.
Sambil terus menggoyangkan pantatnya membuat batang kontolku serasa dipinjat-pijat dan diremas-remas di dalam liang senggama memek Evi.

"Sssshhhh.. Viiiii.. ohhhh.. Empotan memekmu.. enak banget.. ssshhhh.. ohhhh..”
akupun mengerang merasakan nikmatnya empotan memek Evi yang sungguh luar biasa nikmatnya.
Clebb.. clobb.. clebb.. clobb.. bunyi decak suara pergesekan kelamin kami berdua. Semakin memacu nafsu kami berdua.

Hingga bibir memek Evi mengempot-empot mengikuti helaan kontolku yang menghujam keluar-masuk memeknya..
Lama-kelamaan bibir memek Evi itu akhimya tampak memerah dan mengkilat.

Hal tersebut juga terjadi pada batang kontolku yang keluar-masuk di dalam liang senggama memek Evi..
batang kontolku yang terjepit erat oleh sempitnya liang senggama memeknya.. membuat batang kontolku tampak memerah dan berkilat licin..
seperti piston yang telah diberi minyak pelumas.

"Ssssshhhh.. Paaaakkk.. Enaaaaak.. enjot yang cepat Paaaak..” rengek Evi sambil terus mengempot-empotkan otot memeknya.
Aku pun menjadi blingsatan karena remasan otot memek Evi.. sehingga enjotanku menjadi makin cepat dan makin keras.

"Iya.. gitu.. ohhh.. Paaaaak.. aduuuuuh.. enak banget Paaaak.. terus Paaaaak.. terasa banget gesekan kontol Bapak di memek Evi.. nancepnya dalem banget..
Ohh.. terus Pak.. yang cepat.. sssshhhh.. ahhh..” kata Evi terengah-engah keenakan.

Aku mempercepat enjotan kontolku.. membuat Evi menjadi semakin liar.. pantatnya menggelinjang saking nikmatnya..
Evi terus merintih kenikmatan.. sampai akhirnya dia tidak dapat menahan lebih lama,

"Paaaak.. Evi gak tahan lagi Paaaaak.. Evi keluuuaaarrr Paaaaak.. aahhhh..!!!” Jerit Evi. Tubuhnya mengejang. Dengan nafas yang terengah engah.
Seerr.. seeerr.. seerrrr.. seeeeerrrr.. memek Evi kembali menyemburkan cairan orgasmenya banyak sekali membasahi batang kontolku.

Terasa olehku memek Evi berkedut-kedut kuat sekali meremas kontolku yang masih keras itu.
Evi memeluk tubuhku erat-erat sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya.

Evi menikmati enaknya orgasme oleh enjotan kontolku. Kutahan gerakan kontolku di dalam memek Evi.
Kubiarkan Evi menikmati orgasmenya. Pelan pelan tubuh Evi lunglai, lemas.. sehingga pelukannya pun makin melemah.

Setelah kurasa cukup memberi kesempatan bagi Evi untuk menikmati orgasmenya.. aku mulai menarik kontolku perlahan-lahan.
Rrrbb.. Tampak bibir memek Evi monyong mengikuti tarikan batang kontolku.

Kemudian aku mendorong kontolku kembali perlahan-lahan ke dalam liang senggama memek Evi.
Bibir memek Evipun ikut terdorong bersama kontolku. Perlahan-lahan aku tarik kembali kontolku lalu aku dorong kembali.

"Enak Vi..?” Tanyaku menggoda Evi yang sedang menikmati sodokan kontolku di memeknya.
"Oohhhh.. Enaaaaak banget Paaaak..” jawab Evi.

Kugenjotkan kontolku semakin cepat sambil meremas payudara Evi. Clekk-clekk-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clekk-clekk..
"Aow.. Paaaaak..!!!” Jerit Evi lirih.. ketika kontolku kembali menghujam memeknya.

Cengkraman memek Evi terasa erat sekali pada kontolku yang besar dan panjang. Kontolku keluar-masuk memek Evi dengan cepat dan keras.
"Ouuuhhhh Pak.. terus Paaaaak.. tusuk yang kuat.. Paaaaak.. Evi mau nyampe lagi Pak..!!!” Teriak Evi.

Aku mempercepat enjotanku. Crekk-crekk-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clekk-clekk..
"Paaaaak..!! Aku keluaaaarrr lagiiiii.. aahhh..!!!” Jerit Evi saking nikmatnya.

Seerr.. seeerr.. seerrrr.. seeeeerrrr.. memek Evi menyemburkan cairan orgasmenya.
Memek Evi mengejang-ngejang ketika dia mendapatkan orgasmenya.

Setelah beristirahat sejenak, menyadari bahwa aku masih belum ada tanda-tanda mau keluar.
Plopp.. Evi berdiri.. sehingga kontolku terlepas dari jepitan memek Evi.

"Pak, gantian Evi yang service Bapak, Evi main di atas, ya..?” Kata Evi sambil mengurut-urut kontolku.
Tanpa menjawab.. aku merebahkan diriku. Evi menduduki tubuhku. Kedua paha Evi dibuka lebar-lebar di atas selangkanganku.

Liang memek Evi tepat di atas kontolku. Evi menggenggam batang kontolku yang masih tegak sempurna.
Plepp.. plepp.. Pelan Evi menggosok-gosokkan kepala kontolku ke belahan memeknya yang sudah agak kering..
karena sebelumnya telah dia lap dengan handuk. Saat kepala kontolku bergesekan dengan kelentitnya, Evi terasa geli-geli nikmat.

Pelan-pelan Evi menurunkan pantatnya ke bawah. Blessepp.. seketika kontolku pun amblas tertelan lubang memek Evi yang hangat dan lembut.
Ughhh.. Terasa nikmat bukan main. Evi pun merasakan kenikmatan tersebut. Matanya merem melek merasakan kenikmatan tersebut.

Dalam posisi WOT Evi jadi lebih leluasa mengontrol keluar-masuknya kontolku dalam memeknya.
Dia juga lebih leluasa memainkan otot-otot liang senggama memeknya.. empotan memeknya lebih terasa olehku.. hingga membuat aku merintih-rintih.

“Viiii, memekmu nikmat sekali Viiiii.. peret banget, kerasa sekali cengkeramannya. Empotannya bikin kontolku serasa diisap-isap di dalam memekmu..
Ahh.. Viiiiiii.. Enaaaaakkkk..” erangku merasakan jepitan dan empotan memek Evi pada kontolku.. memberikan kenikmatan yang luar biasa.

Evi menaik-turunkan pantatnya sambil menggoyang dan memutar-mutarkan pantatnya.. sehingga kontolku keluar-masuk liang senggama memeknya.
Aku meremas-remas kedua payudara Evi.

Dengan posisi WOT.. Evi merasakan lebih nikmat.. karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian memeknya termasuk kelentitnya.
Akibat goyangan Evi dan empotan dalam memeknya.. membuat aku tidak tahan lagi untuk segera menembakkan pejuku.

Kepalaku menggeleng-geleng menahan nikmat.. sebentar lagi tampaknya pejuku akan keluar.
Dan ternyata benar.. aku memberikan aba-aba pada Evi bahwa aku akan keluar.

“Viiiiiiiii.. nikmat banget Viiiiii.. aku mau keluar.. sssshhhh.. ahh..” desisku.
“Tahan Pak.. Kita keluar sama-sama Pak.. Sssshhhh.. oohhhhh.. Evi juga mau nyampe lagi..” rintih Evi sambil mempercepat goyangan pantatnya.
Nampaknya dia juga merasakan sebentar lagi akan mendapatkan orgasmenya kembali.

“Aahhhh.. Viiiiiii.. aku keluaaarrrr..” Aku mengerang hebat sambil menekan kuat-kuat pantat Evi ke bawah lalu menahannya..
sehingga kontolku amblas seluruhnya dalam liang senggama memek Evi.

Crott.. Crott.. Crott.. Crott.. menyemburlah pejuku dalam memek Evi banyak sekali. Bersamaan dengan itu, Evipun kembali mendapatkan orgasmenya.
“Aahhh.. Paaaaak.. aku juga keluaarr..!” Jerit Evi. Memeknya berkedut-kedut. Ser.. seerr.. seerrr.. memek Evi menyemburkan kembali cairan orgasmenya.

Pejuku dan lendir memek Evi bercampur menjadi satu.. membanjiri memek Evi.
Kami berdua akhirnya terkulai lemas di atas tempat tidur. Evi tengkurap di atas tubuhku.

“Makasih Pak. Bapak kuat banget mainnya. Evi berkali-kali nyampe.. bapak baru keluar.. Udah gitu.. kontol Bapak terasa sekali gesekannya.
Abis gede banget dan panjang lagi..” kata Evi sambil mencium bibirku.

"Sama-sama Vi.. aku juga sangat puas sekali. Nikmat banget ngentotin kamu. Memek kamu enak banget.. sudah peret..
empotannya itu.. bikin gak tahan. Ughh.. erasa banget deh..” jawabku memujinya.

Setelah batang kontolku mengecil.. Evi menarik pantatnya.. Plupp.. kontolku tercabut dari memeknya.
Kontolku berlumuran lendir memek Evi dan pejuku sendiri.

Dengan sisa-sisa tenaganya.. Evi membaringkan tubuhnya di sampingku.. terkapar lemas setelah puas mencapai puncak kenikmatan berulangkali.
Akupun kemudian memeluknya sambil menikmati sisa-sisa kepuasan yang kudapatkan darinya.

Gak terasa hari sudah hampir tengah malam.. akhirnya kami tertidur sambil berpelukan.
-----------------

Tepat pukul empat pagi.. alarm dari HPku berbunyi. Setiap hari aku memang memasang alarm tepat pukul empat pagi..
agar aku punya banyak waktu untuk siap-siap ke kantor.. karena jarak dari rumahku ke kantor lumayan jauh.

Terbangun dari tidurku.. dengan mata yang masih agak redup akibat bangun dari tidur.. kulihat tubuh bugil Evi di sampingku.
Pandanganku jadi begitu nanar ketika menatap ke arah selangkangan Evi.

Bukit memeknya membukit indah dengan bibir memeknya ditutupi oleh lebatnya bulu-bulu jembut yang hitam keriting.
Sementara di dadanya menggantung dua payudara besar yang padat dan sekal dengan putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman.

Melihat pemandangan tersebut.. seketika nafsuku bangkit. Perlahan aku mulai menjilati kedua payudara tersebut, bergantian.
Puting kiri dan kanannya kuisep dan kukulum.

Merasakan ada yang mengerjai kedua payudaranya.. Evi perlahan membuka matanya.
Begitu dilihatnya aku sedang menjilati kedua payudaranya, dia tersenyum dan ketika kusedot putingnya agak keras dia melenguh.

”Oohhhh.. Pak.. terus isep putingnya Pak.. enak Pak..” tangan Evi memegang belakang kepalaku dan ditekannya kepalaku..
sehingga mulutku menekan kuat pada payudaranya.
Akibat jilatan dan sedotanku pada kedua puting payudara Evi, puting payudara tersebut lama kelamaan menjadi membesar dan mengencang.

Tiba-tiba Evi membalikkan tubuhku.. sehingga kini tubuhnya berada di atas tubuhku. Kemudian dia menggeser ke bagian bawah tubuhku..
hingga kepalanya berada di antara selangkanganku.

Dengan cepat tangannya mulai memegang kontolku yang masih lembek dan kemudian mengocoknya dengan lembut.
“Kontol Bapak memang luar biasa.. belum ngaceng aja sudah segede ini.
Pantas saja memek Evi terasa penuh ketika kontol Bapak masuk dalam liang memek Evi..” kata Evi.

Akibat kocokan dan elusan tangan Evi tersebut kontolku perlahan-lahan mulai ngaceng dan mengeras. Evi mu;lai menjilati kontolku.
Aku mulai menggelinjang dan melenguh. Kontolku keluar-masuk dalam mulut Evi. Gerakanku pun semakin tidak karuan juga.

Semakin cepat dan kuat Evi mengisap kontolku.. maka aku pun semakin keras mengerang..
sambil tanganku mulai mengelus dan mengkobel-kobel memek dan kelentit Evi.. membuat memeknya mulai basah kembali.

Mulut Evi masih penuh dengan kontolku yang keluar-masuk mulutnya. Sesekali tanganku juga meremas kedua payudara montok Evi..
Merasa geli yang hebat.. Evi melepas kontolku dari mulutnya.. kemudian kontolku dikocok naik-turun dan diisap lagi berulang-ulang.

Saat aku kegelian.. aku kobel memeknya dalam dalam. “Aaaaahh.. Paaak.. geli..” kata Evi sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.
“Vi.. aku pingin ngentoti kamu dari belakang.. tapi kamunya berdiri sambil pegangan meja rias itu..” ajakku sambil menunjuk tempat yang aku inginkan.

Tanpa banyak bicara.. Evii kemudian turun dari tempat tidur dan berdiri di depan meja rias. Aku pun segera menyusulnya.
Aku peluk Evi dari belakang sambil memciumi punggungnya.. perlahan kusuruh ia menungging dengan kedua tangan berpegangan pada tepian meja rias.

Di saat Evi sudah membungkukkan tubuhnya.. kedua tanganku meremas-remas kedua payudaranya sambil menciumi leher dan punggungnya.
Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Evi.. kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Sambil mengusap-usap permukaan bibir memek Evi, aku mendekatkan kepala kontolku yang sudah tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek.
Slepp.. Perlahan kepala kontolku menguak bibir memek Evi.

Di saat bibir memek itu sudah terkuak.. clebb.. kepala kontolku kusodokkan ke dalam liang senggama memek Evi.
Sesaat setelah kepala kontolku terjepit oleh bibir memek Evi.. perlahan kutekan pantatku ke depan sambil kedua tanganku memegangi pinggang Evi.

Blesss.. kontolku yang besar dan panjang itu kembali membelah bibir memek Evi dan menyelinap masuk liang senggamanya.
Sontak membuat Evi menggeliat dan memekik pelan. "Aahh.. Ssshhh.. Ohhh..” rintih Evi dengan kepala mendongak ke atas.. matanya terpejam.

"Uuuuukkhhhh.. uuufhhh..” suaraku serak-serak parau.
Pantatku bergerak perlahan-lahan semakin kutekan semakin dalam batang kontolku masuk ke dalam liang senggama memek Evi.

Lambat laun akhirya semua batang kontolku amblas masuk tanpa tersisa lagi dalam liang memek Evi.. sampai bulu jembutku bertemu bulu jembut Evi.
Ahh.. Bukan main nikmatnya perasaanku ketika kontolku amblas seluruhnya ke dalam liang senggama Evi.
Sementara itu Evi menggeliat-geliat tak menentu.. mendesah-desah dan tubuhnya terasa bergetar hebat.

Desah nafas kami berdua semakin terdengar. Tubuh kami berdua mulai basah terguyur oleh kucuran air keringat.
Pantatku yang berada di belakang Evi yang membungkuk memegang tepian meja rias tersebut.. terus bergoyang maju mundur.

Kedua tanganku memegang erat pinggang Evi. Sedangkan Evi mengimbangi hempasan pantatku yang maju-mundur..
dengan cara memutar-mutar pinggulnya.. menggoyang ke kiri dan ke kanan. Gerakannya tampak erotis sekali.

"Oohhh.. sssshhhh.. aahhh..” desah suara Evi tak henti-henti dengan kedua matanya terpejam-pejam..
sedangkan kepalanya yang terdongak ke atas bergerak ke kiri dan ke kanan, merasakan kenikmatan yang luar biasa.

"Oohhh.. aaaaahh.. uuukhh.. eesst.. uuufffh..!”
Suaraku dengan kepala terdongak ke atas langit-langit.. bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti helaan pantat Evi yang maju-mundur itu.

Jleeb.. jlob.. jleeb.. jlob.. jleeb.. jloob.. bunyi pergesekan dinding kontolku di liang memek Evi..
Terus menghujam keluar-masuk di antara banyaknya cairan yang kian membanjir membasahi liang senggama memek Evi.
Hmm.. terasa licin dan hangat bagian dalam liang senggama memek Evi tersebut.

Tidak ada kenikmatan lain.. selain kenikmatan yang kami rasakan saat itu.
Saat aku menyodokkan kontolku ke dalam memek Evi.. Evi menyambut dengan menghentakkan pantatnya ke belakang.

Evip tak henti-hentinya menggoyang dan memutar pantatnya.. membuat kontolku yang berada di dalam liang memeknya..
terasa bagaikan dipijit dan diperas-peras oleh dinding-dinding liang senggama memek Evi.

Setelah berkali-kali liang senggama memek Evi kemasukan kontolku.. kini memeknya telah beradaptasi dengan besarnya kontolku..
sehingga kali ini Evi dapat mengendalikan orgasmenya agar tidak cepat sampai.
Akupun juga tidak ingin buru-buru ejakulasi. Aku ingin berlama-lama menikmati legitnya liang senggama memek Evi.

Setelah sekitar duapuluh menitan bertarung.. barulah aku mulai merasakan adanya perubahan pada Evi.
Tubuhnya semakin terasa menegang. Kedutan memeknya terasa semakin kencang.

“Oohhhh.. Paaaaak.. sssshhhh.. Evi gak tahan Paaaaak.. Evi mau nyampai Paaaaak.. sssshhhh.. ahhhh..!” Erang Evi nikmat.
“Aku juga Vi.. ssshhhh.. oohhhh.. nikmatnyaaaaa..!” Akupun mengerang merasakan nikmatnya persetubuhan tersebut.

Aku merasakan adanya denyut-denyut sel yang bergerak ke ujung kepala kontolku.
Akupun semakin memperkuat hempasan pantatku yang maju-mundur.

Sedangkan dari depan.. Evi semakin mempercepat goyangan pantatnya yang tak ubahnya bagai seorang penari striptease..
Hingga bunyi decakan akibat pergesekan kedua klamin kami semakin terdengar keras.

Jleb.. jlob.. jleb.. jlebb.. jlob.. bebunyian itu seakan memberikan semangat dan rangsangan bagi kami berdua untuk cepat-cepat mencapai puncak orgasme.
Tak lama setelah itu.. tubuh kami berdua semakin terasa menegang.

Hempasan pantatku maju mundur semakin cepat dan kuat.. batang kontolkupun semakin cepat keluar-masuk liang senggama memek Evi..
Menyodok.. menusuk sedalam-dalamnya di liang senggama memek Evi.

"Oohhh.. Paaaaak.. Evi keluuuaaarrr.. sssshhhhhh.. ahhh..!” Rintih Evi setengah memekik.
Tubuhnya mendadak tegang, dengan kepala menghadap ke atas.. bersamaan dengan cairan orgasmenya memancar keluar dari liang memeknya.

Ser.. Seeer.. Seeer.. semburan cairan hangat dan kental seketika memenuhi rongga di liang senggama memeknya.
Setelah itu tubuh Evi nyaris terjerembab jatuh karena lemas akibat orgasme yang baru saja dia alami.

Dengan cepat kupegang kuat bagian pinggang Evi. Aku juga merasakan ejakulasiku sudah semakin dekat.
Maka.. semakin kupercepat keluar-masuknya batang kontolku di liang senggama Evi dengan mempercepat hempasan pantatku maju mundur.

Akibat banjirnya liang senggama memek Evi oleh cairan orgasmenya.. semakin mudah bagi kontolku untuk keluar-masuk memeknya.
Dan tak lama setelah itu tiba-tiba tubuhku terasa tegang. “Viiiiii.. aku keluuuaaaaar.. sssshhhh.. aahhhh..!” Aku memekik.
Crott.. crott.. crott.. crott.. pejuku muncrat.. semakin memenuhi rongga liang memek Evi yang baru saja tersiram oleh cairan orgasmenya sendiri.

Dan ketika semburan pejuku yang memancar keluar dari kontolku berhenti.. tiba-tiba tubuhku yang semula tegang mendadak menjadi lemas tak berdaya. Aku peluk erat-erat tubuh Evi yang sama-sama lemas akibat orgasme yang dialaminya.

Desah nafas kami berdua terdengar jelas di telinga kami masing-masing.
Keringat yang menguncur deras.. membasahi tubuh kami berdua yang sedang menikmati sisa-sisa orgasme kami masing-masing.

Setelah beberapa saat lamanya terdiam.. tubuh kami mulai terasa agak segar.. kami berdua bergerak naik ke atas ranjang.
Agar kami dapat beristirahat dengan nyaman dari semua rasa lelah.
Di atas tempat tidur.. sambil berbaring.. tubuh Evi yang montok kudekap erat-erat.. To be Contiecrott..
-------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd