-------------------------------------------------------------
Cerita 10 – Ketika Suami Dinas ke Luar Kota
Part 1
Masih dengan aku.. Hendra.
Kali ini aku ingin mengisahkan apa yang menjadi latar belakang hari-hariku penuh dengan petualangan seks.
Semua karena seorang ‘dukun’.. yang ‘menyervis’ kemaluanku menjadi sebesar dan sepanjang seperti sekarang ini.
Ya.. kemaluanku ini dibuat besar dan panjang setelah diberi ajian-ajian oleh sang dukun.
Aku semakin mempercayai sang dukun.. sebab telah kubuktikan kemaluanku ini telah banyak membuat para wanita bertekuk lutut..
Bukan hanya itu.. batang kejalku itu akan membuat mereka merindukan kemaluanku menyetubuhi dan mengobok-obok kemaluan mereka lagi..
Meskipun – mungkin..– pada saat pertama wanita itu merasa terpaksa..
Tetapi jika batang kemaluanku sudah dan masuk terendam di dalam lubang vagina mereka..
untuk selanjutnya mereka akan selalu merindukan kemaluan mereka diterobos oleh kemaluanku.
Sekalipun para wanita itu adalah istri-istri yang setia dan tidak pernah selingkuh..
bila kemaluan mereka sudah merasakan diterobos batang kemaluanku.. mereka akan tidak setia lagi dan akan selalu selingkuh dengan diriku.
Satu lagi.. dukunku itu juga berkata bahwa staminaku dan daya tahanku saat menyetubuhi perempuanpun akan berbeda.
Kemaluanku akan bertahan lama bila bersetubuh dengan perempuan.. tergantung dengan jalan pikiranku.
Bila aku menginginkan si perempuan puas sampai tigakali..
maka kemaluanku tidak akan menyemburkan spermanya sampai kemaluan perempuan itu menyemburkan lahar kenikmatannya sebanyak tigakali..
Dan jika pikiranku ingin memuaskan dua orang perempuan..
maka kemaluanku akan muncrat bila kedua perempuan itu telah mencapai puncak kenikmatan mereka.
Atau kalau aku menginginkan kemaluanku bisa membuat puas 3 perempuan dan setiap perempuan itu sampai duakali mencapai kepuasannya..
maka kemaluanku akan menyemburkan spermanya setelah ketiga perempuan itu berhasil duakali mencapai kepuasannya.
Dukun itu berkata.. bahwa aku tidak akan merasa kelelahan atau kecapaian bila melakukannya..
karena ramuan yang dia berikan padaku akan bertahan selamanya.
Perkataan dukun itu sudah terbukti semuanya. Kemaluanku menjadi panjang dan besar. Aku berhasil memuaskan setiap perempuan yang kusetubuhi.
Dan perempuan-perempuan itu yang pada dasarnya istri-istri setia.. tidak pernah selingkuh.. namun selalu siap sedia bila aku ingin menyetubuhi mereka.
Mereka jadi selalu merindukan kemaluanku untuk menerobos kembali kemaluan mereka.
Kadang-kadang karena tidak tahan ingin merasakan kemaluanku menerobos di kemaluannya..
mereka mendatangiku untuk merasakan kemaluanku menerobos kemaluan mereka.
Aku menjadi teringat kembali saat aku mendatangi dukun tersebut.
---------------------
Kilas Balik..
Hari itu setelah perjalananku ke Surabaya.. lalu berhasil menikmati tubuh Tina dan Anna.
Dalam perjalanan ke kantor aku terjebak kemacetan yang sangat parah..
Para pedagang asongan terlihat sibuk mendatangi setiap mobil menawarkan dagangannya masing-masing.
Ada yang menawarkan rokok dan permen.. ada yang menawarkan kerupuk.. ada yang menawarkan koran dan majalah.. dll dsb.
Saat pedagang asongan yang menawarkan koran dan majalah menawarkan padaku.. kulihat dari balik jendela beberapa koran dan majalah dia perlihatkan..
saat itulah aku agak tertarik dengan majalah yang ia tawarkan.. sebuah majalah misteri.
Aku lalu membuka jendela untuk menanyakan harga majalah tersebut dan membayar pedagang tersebut setelah dia menyebutkan sejumlah harga.
Jalanan masih macet.. kendaraan tidak bergerak sedikitpun.. aku mulai membuka majalah yang kubeli.
Kubuka halaman demi halaman dan kubaca sekilas-sekilas. Isinya hampir kebanyakan cerita-cerita misteri dan horor..
juga banyak iklan-iklan tentang paranormal yang menawarkan pusaka-pusaka untuk keagungan.. kekayaan dan lain sebagainya.
Mataku terhenti saat kubaca sebuah iklan yang isinya berbeda dari iklan-iklan yang lainnya:
– Anda ingin stamina anda hebat.. daya tahan tubuh anda hebat dan selalu dirindukan para wanita..? Hubungi saya di no 08************– -
Begitulah bunyi iklan tersebut.. singkat dan yang jelas adalah berbeda dengan iklan-iklan yang lainnya.
Itu membuatku penasaran. Kuambil HPku dan kutekan nomor yang tertera di iklan tersebut.
“Halo..” kata orang di nomor yang kutekan tadi.
“Halo, pak..” kataku.
“Ah.. jangan panggil bapak, nak.. panggil saja saya aki..” katanya.
“Eeh.. baiklah, Ki.. saya lihat iklannya aki.. saya pengen stamina saya seperti yang aki bilang di iklan.. bagaimana caranya ya.. Ki..?” Tanyaku.
“Ohh.. itu. Gampang nak. Sekarang kamu ada di mana..? Kalau kamu mau seperti yang aki bilang di iklan.. kamu harus ke tempat aki..” katanya lagi.
“Saya ada di Jakarta, Ki. Bisa. Saya pasti bisa ke tempat aki. Di mana tempatnya..? Terus apa harus sekarang ya, Ki..?” Tanyaku lagi.
“Iya.. harus sekarang. Soalnya pengobatannya bisa memakan waktu seharian, nak. Alamat aki di desa ********** di bawah kaki gunung ******..” katanya lagi.
“Oh saya tau tempatnya aki itu, tapi.. hhhmmmm.. baiklah Ki, saya akan kesana sekarang..”
kataku setelah memutuskan untuk pergi kesana dan terpaksa aku harus bolos dari kantorku.
“Baik, aki tunggu kedatanganmu..” katanya sambil memutuskan hubungan telepon.
Aku segera menelpon kantorku untuk memberitaukan bahwa hari ini aku tidak masuk kerja.. karena aku sedang terjebak macet yang sangat parah.
Lalu dengan susah payah aku mengeluarkan mobilku dari antrean macet yang tidak bergerak sama sekali..
aku kemudian memutar arah dan masuk ke jalan tol menuju ke arah luar kota.. tepatnya Bogor dan menuju ke arah gunung yang disebutkan aki tadi.
Satu setengah jam perjalanan kutempuh.. akhirnya mobilku tiba di tempat tujuan.
Aku melihat sebuah rumah dengan pekarangan yang besar dan hanya di pagari dengan pagar bambu.
Rumahnyapun sangat sederhana.. terbuat dari bilik dan bambu.
Setelah mengunci pintu mobil.. aku melangkah mendekati pintu rumah tersebut dan mengetuknya.
Perlahan pintu rumah itu terbuka.. tampak seraut wajah tua dengan senyum tersungging di mulutnya.
“Selamat pagi Ki.. saya Hendra yang tadi telpon..” kataku mengenalkan diri.
“Iyach nak, silahkan masuk..” katanya.
“Perkenalkan nama saya Aki Jaya, nak..” lanjutnya sambil mengasongkan tangannya.
Aku menyambut tangannya tersebut dan kurasakan genggaman tangannya cukup kuat.
Ki Jaya menyilakan aku masuk dan duduk, akupun memasuki rumahnya dan duduk disebuah kursi rotan yang ada di dalam rumahnya ini.
“Begini, Ki, maksud saya mau meminta aki untuk membuat staminaku itu jadi prima seperti yang aki bilang di iklan..” kataku.
“Iyach aki sudah tau itu, aki juga sudah tau bahwa kamu ini bukan hanya stamina saja yang ingin jadi prima.. tapi kamu juga ingin yang lainnya..
seperti daya tahan kamu jadi hebat. Maksud aki daya tahan bila berhubungan dengan perempuan.
Terus kamu juga pengen tau gimana caranya biar diri kamu ini selalu di rindukan oleh perempuankan..” katanya menjelaskan.
“Eeehh.. iyach.. ki..” kataku mengiyakan sambil aku heran darimana dia bisa tau jalan pikiranku ini.
“Gak usah kaget nak, aki tau apa yang ada di pikiran kamu sekarang. Saat bicara tadi di telpon aki sudah tau keinginan kamu semuanya..
dan aki merasa cocok dengan kamu.. makanya aki tadi kasih alamat aki ke kamu.
Kalau aki tidak cocok.. aki tidak akan memberikan alamat aki ke kamu..” katanya lagi panjang lebar.
“Begini nak.. saya panggil nama saja ya boleh..?” Katanya lagi
“Iya ki.. boleh aki panggil nama saya saja..” kataku takjub merasakan 'kesaktian' kakek tua ini.
“Begini nak Hendra.. saya akan menjadikan kamu menjadi murid saya. Saya tidak sembarangan menjadikan orang untuk menjadi murid.
Kamu tidak perlu belajar kesaktian saya.. saya hanya memberi istilah kamu sebagai murid..
adalah untuk memudahkan saya membuat kamu jadi lelaki yang diidam-idamkan perempuan..” katanya lagi.
“Baiklah Ki.. saya menurut apa kata aki saja..” kataku sambil menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Baik.. kalau begitu kamu buka seluruh pakaianmu. Saya akan memulai ritualnya..” katanya lagi.
Tanpa dua kali diperintah oleh Ki Jaya.. akupun melucuti semua pakaianku hingga telanjang bulat.
Melihat aku yang sudah telanjang bulat dan melihat kemaluanku.. Ki Jayapun tersenyum simpul.
Dia lalu menyuruhku untuk telentang di atas dipan yang ada di ruangan itu.. akupun mengikuti perintahnya tersebut.
Sementara itu Ki Jaya meninggalkan aku yang telentang di dipannya.. kulihat dia memasuki sebuah ruangan.
Agak lama juga aku berbaring di dipannya dengan telanjang bulat.
Terlihat Ki Jaya keluar dari ruangan tadi, dia membawa sebuah tampah.. dan di atas tampah tersebut nampak bermacam-macam bunga..
sebuah tempat yang tidak kuketahui namanya.. tapi kulihat asap tipis keluar dari tempat tersebut.
Ki Jaya meletakkan tampah tersebut di sampingku. Aku juga melihat sebuah bambu yang terbelah dua dan beberapa utas tali rami.
Setelah meletakkan tampah tersebut.. Ki Jayapun naik kemudian duduk bersila di sampingku.
“Karena saya suka sama kamu.. saya akan buat kamu akan selalu dirindukan oleh para wanita yang sudah disetubuhi oleh kamu..
kamu juga akan bertahan bila melakukan persetubuhan dengan para wanita itu.. selama yang kamu inginkan.
Misalkan saat kamu menyetubuhi perempuan.. kamu menginginkan perempuan tersebut mencapai kepuasannya sampai duakali..
maka kemaluanmu akan mencapai kepuasannya jika perempuan itu sudah duakali mengeluarkan lahar kenikmatannya..” jelas Ki Jaya.
Aku mengangguk senang mendengar penjelasan Ki Jaya itu.
Memang seperti itulah yang aku inginkan. Aku akan bisa membuat puas perempuan manapun.
“Dan bukan hanya daya tahan kemaluanmu saja.. tapi staminamupun akan menjadi kuat..
walaupun kamu meladeni 2 atau 3 atau berapapun wanita saat kamu bersetubuh..
jadi bila kamu sedang melayani 2 orang wanita.. staminamu tidak akan anjlok.
Kamu akan bisa memuaskan para wanita itu sesuai dengan keinginanmu.
Jadi kalau kamu menghendaki perempuan-perempuan itu puas.. kamu bisa memuaskan perempuan-perempuan itu..
kemaluanmu akan muncrat saat kedua perempuan itu mencapai puncak kepuasan mereka.. mengerti..?” Kata Ki Jaya melanjutkan.
“Mengerti Ki..” jawabku sambil tersenyum.
“Jadi.. bila kamu ingin kedua perempuan itu mencapai kepuasan sebanyak 2 kali..
maka kemaluanmu akan mengeluarkan sperma setelah perempuan-perempuan itu memuntahkan lahar kenikmatan mereka sebanyak 2 kali..
Tergantung dari pikiranmu. Jika kamu ingin salahsatu perempuan itu puas 2 kali dan yang satunya cukup 1 kali saja.. maka terjadilah..” lanjutnya lagi.
“Dan bukan hanya itu saja yang akan saya lakukan padamu.. setiap perempuan yang pernah disetubuhi olehmu..
baik itu secara sukarela atau suka sama suka.. ataupun saat kamu setubuhi perempuan itu sedikit kamu paksa..
maka para perempuan itu akan selalu merindukan kemaluanmu.
Mereka akan selalu menginginkan kemaluanmu untuk menerobos lagi di kemaluan mereka..
biarpun para perempuan itu sudah bersuami.. dan mereka adalah istri-istri setia sekalipun..” jelas Ki Jaya melanjutkan.
Aku semakin senang mendengar penjelasan-penjelasannya.
Aku sudah membayangkan kehidupan seksku akan berubah.. dan yang pasti aku bisa melakukan hubungan seks setiap hari tanpa kenal lelah.
“Satu lagi yang aku mau ubah di tubuhmu ini.. aku akan mengubah kemaluanmu menjadi jauh lebih besar dan lebih panjang dari sekarang..
Hehehehehehe.. biar para wanita itu akan kelojotan menerima terobosan kemaluanmu..” kata Ki Jaya menambahkan.
Wuahh.. bukan main gembiranya aku mendengar kata-kata Ki Jaya yang terakhir ini. Kemaluanku akan lebih panjang dan besar dari ukurannya sekarang ini.
Aku sudah membayangkan akan banyak perempuan yang merintih-rintih menikmati kemaluanku yang sudah menjadi besar dan panjang.
“Pasti itu. Itu sudah pasti.. kamu punya wajah yang ganteng.. perempuan banyak yang suka sama kamu..
ditambah kamu mempunyai kemaluan yang besar dan panjang.. juga kamu bisa memuaskan setiap perempuan..” kata Ki Jaya membaca pikiranku.
Wuaduh.. Aku menjadi malu sendiri.. karena pikiranku yang menerawang jauh ke depan diketahui oleh Ki Jaya yang sakti ini.
Ki Jaya memulai ritualnya. Kulihat mulutnya komat kamit.. dia menaburkan sesuatu ke atas tempat yang mengeluarkan asap tipis itu..
kulihat asapnya semakin bertambah tebal dan banyak.. kucium juga bau kemenyan..
Ki Jaya lantas mengambil tempat itu dan mengitarkannya ke seluruh tubuhku.. sambil mulutnya tetap berkomat-kamit membaca mantera.
Kulihat keanehan yang belum pernah kulihat selama ini.. asap yang keluar dari tempat itu, menyelubungi seluruh tubuhku.
Asap itu tidak buyar oleh angin yang masuk ke dalam rumah itu.. karena aku merasakan sedikit dingin oleh angin itu.
Yang lebih anehnya.. ialah asap itu tidak naik ke atas seperti kebanyakan asap-asap yang lainnya.. tapi asap ini seolah masuk ke dalam tubuhku.
Asap yang tadinya menyelubungi seluruh tubuhku dari ujung kepala hingga keujung kaki.. perlahan-lahan menghilang masuk ke dalam tubuhku.
Wahh.. aku betul-betul terpana dengan kesaktian Ki Jaya ini.. yang bisa membuat asap menyelubungi tubuhku dan masuk ke dalam tubuhku..
tanpa kurasakan apapun.
“Hehehehe.. gak usah heran nak Hendra.. bukan hanya kamu yang terheran-heran dengan kesaktianku ini.
Dulu pernah ada perempuan yang heran juga dengan kesaktian aki ini.. hehehehehe.. sekarang ini dia bahagia menikmati kesaktian aki..” kata Ki Jaya.
“Perempuan Ki..?” Tanyaku.
“Iya.. perempuan. Nanti kamu akan kukenalkan sama dia.. tapi itu nanti saja. Kamu adalah orang yang kedua yang mendapatkan ajian-ajianku.
Soalnya.. selama ini aku belum pernah menemukan ada yang cocok lagi selain kalian berdua..” kata Ki Jaya.
“Oh.. jadi saya adalah orang kedua Ki, yang beruntung mendapatkan ajian-ajian dari aki..?” Kataku bangga.
“Iya.. kamu orang kedua. Yang pertama seorang perempuan seperti tadi aku jelaskan. Sekarang kita lanjutkan dengan ritual yang kedua..” katanya
“Baik, Ki..” kataku.
Ki Jaya kemudian mengambil gelas yang telah berisi cairan seperti jamu nampaknya.. karena warnanya coklat pekat.
Dia kemudian memutar-mutarkan perlahan di atas tempat yang masih mengeluarkan asap..
kemudian kulihat dia mengambil sejumput kemenyan dan menaburkannya ke atas tempat itu..
Wuss.. Terlihat asap yang keluar mulai menebal tapi tidak setebal tadi, asap itu berkumpul di bawah gelas.
Kembali keajaiban muncul yang susah untuk dicerna oleh otakku. Asap itu terlihat seolah merambat di gelas dan memasuki gelas yang berisi cairan itu.
Kulihat mulut Ki Jaya masih berkomat-kamit.. lalu perlahan-lahan asap yang keluar dari tempat itu menghilang semuanya ke dalam gelas..
persis seperti kejadian tadi.. asapnya menghilang ke dalam tubuhku.
Mulut Ki Jaya masih komat-kamit membaca mantera.. tak lama kemudian Ki Jayapun selesai merapal manteranya dan memberikan gelas itu..
Lalu menyuruhku untuk meminum semua cairan di dalam gelas itu.
Tanpa ragu aku langsung meminumnya. Rasanya pahit.. manis dan agak sepat.
Beberapa saat kemudian.. rasa hangat menjalar di kerongkonganku.. lalu perutku..
Dari perut.. rasa hangat itu perlahan turun ke arah selangkanganku..
Aku merasakan batang kemaluanku dijalari rasa hangat.. juga kedua biji pelerku ikut merasakan rasa hangat itu.
Setelah menunggu sesaat.. Ki Jaya kemudian mengambil bambu yang ada di atas tampah.. mulutnya kembali komat-kamit..
tangannya meraup bunga-bunga di atas tampah dan menaruhnya di bambu tadi.. lalu tangannya kulihat menjumput kemenyan kembali..
kemudian ia menaburkannya di atas tempat yang mengeluarkan asap tadi.. asap mulai menebal kembali.
Ki Jaya memutarkan kedua bambu yang sudah terisi bermacam-macam bunga itu di atasnya..
Wuss.. kembali asap tebal menyelubungi kedua bambu itu.. dan perlahan-lahan asap tadi menghilang ke dalam bambu.
Mulut Ki Jaya terus merapalkan mantera-manteranya.. setelah selesai merapal manteranya..
Ki Jaya meletakkan salahsatu bambu itu di bawah batang kemaluanku.. lalu menutupkan bambu yang satunya lagi di atas batang kemaluanku..
Kini batang kemaluanku hilang terbungkus oleh batang bambu itu.
Aku merasakan dingin pada batang kemaluanku.. Kulihat Ki Jaya meraih tali rami yang berada di atas tampah..
kemudian mulai membelitkankannya di bambu yang sedang membungkus kemaluanku itu. Sambil membelitkan.. kulihat Ki Jaya kembali merapal mantera..
Saat tali rami selesai di belitkan di bambu.. Ki Jaya masih merapal mantera..
aku melihat bambu itu mempunyai diameter sekitar 5-6cm dengan panjang sekitar 25cm.
Wihh.. aku langsung membayangkan kemaluanku menjadi sebesar bambu yang sedang menutupi kemaluanku itu..
Aihh,, aku menjadi geli sendiri membayangkannya.
Ki Jayapun selesai merapal manteranya.. dia lalu meneruskan lagi ritualnya.
Kulihat dia mengambil mangkuk yang berada di atas tampah tadi dan mengambil sejumput kemenyan lagi..
Seperti tadi.. kemenyan itu dia taburkan ke atas tempat yang mengeluarkan asap itu.. asap tebal kembali keluar dari tempat itu.
Ki Jaya memutar-mutarkan mangkuk itu di atas tempat itu.. sambil mulutnya kembali komat-kamit merapalkan mantera-manteranya..
asap mulai berkumpul di bawah mangkuk.. perlahan asap itu mulai merambat naik dan masuk ke dalam mangkuk..
sampai asap yang tebal itu hilang seluruhnya masuk ke dalam mangkuk.
Setelah selesai merapal manteranya.. Ki Jaya menaruh mangkuk itu di samping tubuhku. tangannya masuk ke dalam mangkuk.
Kulihat tangannya mengkilat penuh dengan cairan. Aku menebak cairan tersebut adalah sejenis minyak.
Kemudian kedua tangannya mulai mengusapkan minyak dalam mangkuk itu ke seluruh tubuhku..
mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.. tidak ada yang terlewat sedikitpun.
Kecuali satu tempat saja yang tidak dia olesi dengan minyak itu, yaitu kemaluanku yang masih diselubungi bambu..
sementara biji pelerku yang tidak diselubungi bambupun diolesi minyak itu.
Tubuhku jadi sangat berminyak.. tapi anehnya aku tidak merasakan lengket oleh minyak tersebut.. rambutkupun tidak menjadi lengket.
Yang aku rasakan adalah rasa hangat dan dingin silih berganti menyerang tubuhku.
Aku merasakan tubuhku menjadi hangat saat Ki Jaya baru saja selesai mengolesinya dengan minyak yang di dalam mangkuk tadi..
Lima menit kemudian.. aku merasakan dingin melanda tubuhku.. lima menit berikutnya kurasakan hangat kembali mendera tubuhku.
Begitulah.. rasa hangat dan dingin silih berganti menyerang tubuhku.. akupun heran dengan yang menimpa keadaan tubuhku ini.
“Gak usah heran nak Hendra.. itu tandanya ajianku sedang bekerja di seluruh tubuhmu.. ototmu.. uratmu dan nadi-nadimu..”
Kata Ki Jaya menjelaskan setelah selesai merapal manteranya, kembali aku dibuat kagum dengan kesaktiannya.
“Sekarang ini kalau kamu merasa ngantuk.. nak Hendra bisa tidur saja. Biar semuanya bekerja dengan sendirinya.
Nanti kalau nak Hendra bangun.. akan merasakan perbedaan di tubuhmu..” kata Ki Jaya.
“Iya Ki.. saya memang merasa mengantuk betul..” kataku.. dan tanpa kusadari bahwa jamu yang kuminum itu mengandung sejenis obat tidur alami..
yang memang di sengaja oleh Ki Jaya agar tubuhku menjadi santai dan ajian-ajian serta minuman yang kuminum tadi bekerja.
Mataku terasa berat sekali.. selang tak lama akupun tertidur. Sebelum aku jatuh tertidur kulihat Ki Jaya sedang sibuk merapal mantera.
Aku terbangun saat aku merasakan tepukan-tepukan di tubuhku.
Mataku terbuka dan aku melihat Ki Jaya sedang tersenyum padaku sambil tangannya menepuk-nepuk tubuhku.
Kulihat cahaya lampu menerangi rumah Ki Jaya.. berarti hari sudah malam.. rupanya aku tertidur cukup lama juga.
“Waduh, Ki. Maafkan saya,, tidurnya kelamaan nih Ki..” kataku.
“Hehehehe.. gak apa-apa. Bagus kamu bisa tidur biarpun beralaskan dipan saja. Ayo.. sekarang kamu mandi air kembang dulu.. biar tuntas sudah ritualnya..”
kata Ki Jaya menyuruhku.
“Iya, Ki..” kataku sambil bangkit mengikuti dia ke arah belakang rumahnya.
Kamar mandi Ki Jaya terletak di luar.. dan hanya di tutupi oleh anyaman bambu saja..
pintunyapun terbuat dari bambu dan hanya diangkat saja untuk menutupi kamar mandinya itu.
Di dalam kamar mandi terletak sebuah ember besar yang berisi air kembang.. di dalam kamar mandi Ki Jaya itu kulihat Ki Jaya merapal mantera lagi..
lalu bambu yang menutupi kemaluanku mulai dia lepaskan tali rami yang membelitnya.
Aku kagum dengan kesaktian Ki Jaya setelah melihat langsung hasil karyanya.
Aku melihat kemaluanku biarpun masih dalam keadaan 'tertidur'.. tapi besar dan panjangnya sudah 2 kali lebih besar dan panjang..
dari ukuran kemaluanku sebelum dipermak oleh Ki Jaya.
“Hehehehe.. kagumnya nanti saja nak Hendra.. sekarang nak Hendra mandi dulu. Seluruh tubuhmu di gosok jangan sampai ada yang terlewat ya..
Saya hanya akan membasuh tubuhmu sebanyak 3 kali.. setelah itu kamu teruskan sendiri..”
kata Ki Jaya sambil mulai mengguyur tubuhku sebanyak 3 kali dan mulutnya kembali merapal mantera.
Akupun lalu mulai menyirami tubuhku dan mengosok-gosok semua bagian tubuhku menggunakan air tersebut..
tidak ada satupun bagian dari tubuhku yang terlepas dari gosokan-gosokanku.
Setelah air di dalam ember tersebut habis.. akupun mengeringkan tubuhku menggunakan kain sarung yang Ki Jaya berikan tadi.
Dengan membelitkan sarung itu.. aku melangkah masuk ke dalam rumah Ki Jaya dan menemui Ki Jaya yang sedang asyik menyedot rokoknya.
Melihat aku sudah selesai.. Ki Jaya menyuruhku mengenakan pakaianku..
Setelah selesai mengenakan pakaianku lagi, Ki Jaya menyuruhku untuk duduk di hadapannya.
“Nah, nak Hendra.. hari ini ritual yang kamu jalani sudah selesai.. Saya mau beri tau kamu soal pantangan yang harus kamu hindari selama satu minggu ini..”
kata Ki Jaya.
“Ooohh.. ada pantangannya Ki..?” Kataku.
“Hahahahaha.. gak usah takut.. pantangan itu hanya untuk satu minggu ini saja. Setelah itu tidak ada pantangan apapun..”
kata Ki Jaya yang seperti biasa dapat membaca pikiranku.
“Ohh.. begitu Ki.. Jadi pantangan apa saja Ki..?” Tanyaku lagi.
“Baik.. dengarkan baik-baik. Kamu tidak boleh melanggar pantanganku ini.. karena tidak bagus untukmu.
Kalau kamu patuhi larangan-laranganku ini.. kamu akan menikmati hasilnya nanti.
Pertama adalah.. kamu selama satu minggu ini dilarang melakukan hubungan seksual dengan siapapun.
Hari ini hari kamis.. jadi Kamis depan kamu baru boleh melakukan hubungan seksual.. mengerti..?” Kata Ki Jaya.
“Iya, Ki.. saya mengerti..” kataku sambil menyimak.
“Yang kedua.. kamu tidak boleh melakukan onani.. walaupun kemaluanmu sedang ngaceng.
Biarkan kemaluanmu ngaceng.. jangan sekali-sekali kamu kocok-kocok sampai mengeluarkan sperma.
Kalau cairan bening yang keluar dari kemaluanmu.. itu tidak apa-apa..” katanya lagi.
“Jangan berhubungan dengan perempuan.. maksudku kamu jangan sekali-sekali berciuman atau meraba-raba tetek dan kemaluan perempuan.
Ini juga selama satu minggu ini.. mengerti..?” Lanjut Ki Jaya menegaskan.
“Mengerti Ki..” kataku.
“Kalau bisa.. lebih baik kamu hindari yang namanya perempuan selama satu minggu ini.. agar tidak terjadi kesalahan, ya.
Terus yang keempat.. selama satu minggu ini hindari kamu makan terung.. kamu tau terung kan..?
Itu yang panjang dan berwarna ungu.. Pantang untuk dimakan selama satu minggu ini..” papar Ki Jaya.
“Yang kelima.. selama satu minggu ini kamu dilarang meminum minuman yang mengandung soda dan alkohol.
Lebih baik kamu meminum air putih saja selama satu minggu ini. Jangan minum teh, kopi, susu dan lain-lainnya. Minum air putih saja..!” Tegas Ki Jaya lagi.
“Baik Ki..” kataku lagi.
“Ada dua hal yang harus kamu ketahui nak Hendra.. kamu tidak boleh mengatakan kejadian ini kepada orang lain..
karena saya tidak mau disibukkan oleh orang-orang yang belum tentu akan cocok dengan saya.. jadi jangan bilang-bilang tentang ini ke siapapun, ya..!?
Satu lagi.. tubuhmu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan-perempuan.. walaupun mereka setia pada suaminya..
tapi kalau kamu dekati dan kamu goda.. walaupun pertamanya mereka menolak.. tetapi setelah mereka merasakan batangmu..
mereka akan mengikuti kehendakmu..” ujar Ki Jaya menutup pejelasan mengenai pantangan yang harus kuikuti.
“Hehehehe.. sudah itu saja. Sekarang kamu boleh pulang. Jangan lupa pantangan dan laranganku harus kamu perhatikan, ya nak Hendra..”
kata Ki Jaya lagi menekankan soal pantangan.. larangannya untuk aku patuhi dan hal yang harus kuketahui.
“Baik Ki.. Kalau begitu saya pamit untuk pulang. Terus Ki.. berapa saya harus membayar semuanya ini..?” Tanyaku tanpa tedeng aling-aling.
“Hahahahaha.. nak Hendra.. terserah nak Hendra saja. Saya sudah anggap kamu sebagai muridku.
Jadi terserah nak Hendra mau berapa memberikan uang jajan buat saya. Oh ya.. satu lagi aku hampir lupa..
batang kemaluanmu itu bisa beradaptasi dengan lubang kemaluan perempuan atau lubang anusnya perempuan.
Jadi jika perempuan itu lubangnya masih sempit.. dia akan menyesuaikan dengan besarnya lubang perempuan itu..
begitupun sebaliknya.. bila perempuan itu mempunyai lubang yang lebih besar kemaluanmu akan menyesuaikan dengan besar lubangnya.
Singkatnya.. dinding kemaluan perempuan yang kamu masuki akan menempel ketat di batang kemaluanmu..” kata Ki Jaya lagi.
“Waduh.. Ki.. terimakasih banyak atas semuanya,
Saya jadi malu dan susah lagi.. saya sudah sangat beruntung sekali mendapatkan ajian-ajian dari aki ini..” kataku.
“Gak usah sungkan. Kamu sudah saya anggap muridku sendiri..” kata Ki Jaya lagi.
Perkataan Ki Jaya dan sifatnya yang tidak mata duitan membuatku susah dan malu.
Aku menjadi susah untuk memberikan harga kepadanya.. karena aku sudah sangat beruntung sekali mendapatkan perubahan yang sangat luar biasa ini,
Ki Jaya tidak seperti dukun-dukun lainnya yang mata duitan.. kerjanya tidak bagus.. tapi kalau sudah urusan duit mereka akan minta setinggi-tingginya.
Aku mengeluarkan dompetku dan memeriksa keadaan keuanganku. Kulihat uang yang berada di dompetku tidak cukup 2 juta.
Uangku hanya tersisa 1,8 jutaan saja.. dan aku perlu untuk membeli bensin dan membayar tol.
Mau ambil di ATM gak mungkin.. karena gak ada mesin atm di daerah sini. Akhirnya kuambil uangku 1,5 juta dan kuberikan kepada Ki Jaya.
“Ki.. bukannya aku tidak menghargai hasil kerja aki.. tapi berhubung uangku baru ada segini..
tapi aku janji besok aku datang dan memberikan lagi kepada aki, yach..” kataku sedikit malu.
“Hahahahha.. nak Hendra, kan sudah kubilang daritadi.. berapapun yang nak Hendra berikan aki mengucapkan terimakasih banyak.
Gak usah besok nak Hendra balik lagi ke sini.. nak Hendra balik lagi ke sini kalau nak Hendra sudah mencobai hasil kerja aki saja..” Ki Jaya menjawab.
“Oohhh.. berarti bisa minggu depan dong Ki, apa aki percaya sama saya..?” Tanyaku penasaran dengan sifat Ki Jaya yang tidak mata duitan ini.
“Percaya..percaya.. Nak Hendra.. Sudah.. gak usah pusing masalah uang.. kalau nak Hendra puas, nak Hendra boleh balik lagi ke sini..” kata Ki Jaya.
“Baiklah, Ki. Kalau begitu saya pamit pulang yach Ki, permisi, selamat malam, Ki..” kataku sambil berpamitan pada Ki Jaya.
“Selamat malam, hati-hati di jalan nak..” kata Ki Jaya.
Aku meninggalkan rumah Ki Jaya dengan perasaan campur aduk, antara takjub, senang, bahagia, gembira, tak percaya dan puas atas hasil kerja Ki Jaya..
Juga sifat Ki Jaya yang sudah jarang ada di dunia seperti sekarang ini.. dan aku merasa sangat beruntung sekali dapat menikmati buah karya Ki Jaya..
yang tidak sembarangan orang mendapatkannya.. seperti penuturan Ki Jaya tadi.
Karena selama ini Ki Jaya baru memberikan ajian-ajian pada dua orang saja.. satu kepadaku dan satu lagi kepada seorang perempuan..
yang lupa aku tanyakan tadi karena rasa gembiraku yang sangat.
------------
Hari ini hari Jumat.. berarti aku sudah genap memenuhi pantangan dan larangan Ki Jaya.
Sudah selama lebih dari satu minggu ini aku menghindari semua larangan-larangan yang diberikan oleh Ki Jaya..
Sekarang aku ingin merasakan kehebatan dari ajian Ki Jaya.. Kalau soal bentuk kemaluanku.. aku sudah tidak meragukan lagi..
karena aku sudah melihat batang kemaluanku yang sedang ngaceng..
Kemaluanku sekarang mempunyai ukuran sekitar 25cm panjang.. dan sekitar 6cm diameter lingkarannya.
Kalau melihat kemaluanku yang sedang ngaceng itu aku tersenyum sendiri..
Sebab aku membandingkan dengan bintang-bintang film porno yang mempunyai ukuran kemaluan yang luar biasa.
Hari ini di kantorpun aku tidak terlalu konsentrasi dengan pekerjaanku..
Aku lebih konsentrasi memikirkan siapa gerangan yang akan kucoba merasakan kemaluanku yang baru ini.
Hampir setiap karyawati di kantor kuperhatikan satu-per satu.. kutimbang-timbang dengan seksama.. kira-kira siapa yang mau bersetubuh denganku.
Sampai siang ini belum satupun yang masuk ke dalam pikiranku. Sampai jam makan siang ini tak satupun nama yang menempel di dalam otakku.
Waktupun berlalu dengan cepat.. akupun menyibukkan diri dengan pekerjaanku..
sehingga tanpa terasa pikiranku tentang mencoba batang kemaluanku yang baru inipun hilang karena kesibukanku.
Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.45.. saat pekerjaan terakhir rampung kuselesaikan dan saat itu juga pintu ruanganku terbuka.
Aku menengok ke arah pintuku yang terbuka itu.. ternyata Maya sekretarisku.. yang membuka pintu ruanganku.
Kuberi tanda untuk masuk dan duduk. Mayapun melangkah mendekati meja kerjaku dan duduk di hadapanku.
“Kamu belum pulang, May..?” Tanyaku.
“Belum pak.. baru aja selesai. karena kutau pak Hendra belum pulang.. jadi kutanya mungkin ada kerjaan yang lainnya yang harus selesai hari ini..?”
Tanya Maya balik.
“Hhhmmm.. gak ada tuch, ini aku juga udah selesai, kamu kok pulang malam, apa suamimu tidak mencarimu nanti..?” Kataku lagi.
“Gak pak, suamiku sedang tugas keluar kota..” ungkapnya.
“Ohh.. kamu pulang pakai apa..? Udah makan malam belum..?” Tanyaku lagi serius.
“Ya pakai angkotlah pak.. Belum pak.. paling nanti di rumah..” jawab Maya.
“Kalau kita makan malam dulu bagaimana..? Nanti pulangnya kuantar. Kan arah rumahmu searah dengan rumahku..” tawarku.
“Eeehhhh.. baik dah pak. Lumayan.. saya gak perlu masak dulu begitu sampai rumah. Kalau gak ngerepotin sich.. boleh ajach pak.
Lumayan dapat makan gratis dan tumpangan gratis.. hihihihihi..” Maya menyetujui ajakanku.
“Ya sudah.. kita berangkat sekarang aja yuk, biar gak terlalu malam..” kataku sambil mematikan Laptopku.
“Baik pak, saya sih tinggal ambil tas aja.. soalnya komputer sudah saya matikan tadi..” jawabnya.
Kami berdua lantas beranjak meninggalkan ruangan kami menuju pelataran parkir..
Tak lama mobilku bergerak meninggalkan area parkiran menuju sebuah rumah makan..
Nah.. pada saat kami menikmati makan malam kami.. tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
Selesai makan malam.. kamipun bergegas kembali ke mobil.. hujan masih turun dengan derasnya.. membuat pakaian kami basah.
BH dan CD Maya yang berwarna merah terbayang di balik gaun terusan berwarna putih.
Glekk.. aku terpaksa menelah ludah melihat bayangan BH dan CDnya.
Kulihat juga bayangan payudara Maya membayang di balik gaunnya yang basah kena air hujan.
Batang kemaluanku sedikit menggeliat.. melihat belahan payudaranya itu membayang di balik roknya..,
aku menebak-nebak berapa kira-kira ukuran payudara Maya.. 34B, 34C, 36B atau 36C..?
Susah juga untuk menebak kalau hanya melihat payudara hanya dari luarnya saja.
Tapi yang jelas ukuran payudara Maya cukup lumayan besar., dan pasti kenyal.. hehe..
Sesampai di depan rumah Maya.. keadaan rumahnya masih gelap gulita.. sementara itu keadaan di kompleks perumahannyapun sangat sepi.
Hujan masih turun dengan derasnya.. sehingga membuat orang-orang malas untuk keluar rumah.
Saat itu Maya sedang menatapku dan ia melihat keadaanku yang basah.
“Pak, mampir dulu ke rumah.. aku buatkan kopi sambil mengeringkan badan dulu..” katanya menawarkan aku untuk singgah dulu.
“Gak apa-apa, May.. gak enak kan kalau aku mampir sama tetanggamu. apalagi suamimu sedang tidak ada di rumah..”
kataku pura-pura menolak padahal dalam hatiku ingin sekali untuk singgah dulu di rumahnya.
“Ah.. gak apa-apa, pak.. lagian juga tetanggaku gak ada yang lihat.. hujan deras begini mana ada orang yang mau keluyuran keluar rumahnya..?
Soal suamiku sih kan dia gak tahu..” katanya lagi.
“Kalau begitu sih baiklah.. aku singgah dulu buat menikmati kopi buatanmu sambil mengeringkan badanku ini. Tapi betul gak apa-apakan May..?”
Kataku mengiyakan sambil memastikan lagi.
“Gaklah, Pak.. aku turun dulu ya buat buka gerbang dan garasinya.. pak Hendra langsung masukkan mobilnya ke garasi aja..”
“Eh.. nanti kamu tambah basah.. biar aku saja yang buka gerbang dan garasinya.. kuncinya aja berikan sama aku..”
“Gak usah pak, kalau aku kan bisa langsung ganti baju dan mandi..” katanya sambil turun dari mobilku.
Aku belum sempat menjawab.. Maya sudah keluar dari mobil. Kulihat dia membuka gerbangnya dan melangkah masuk membuka pintu garasinya.
Tubuhnya yang sekarang basah kuyup.. terkena sinar lampu mobilku.. membuat batang kemaluanku menggeliat kembali melihat siluet tubuhnya.
Pakaian yang ia kenakan menempel pada tubuhnya..
sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya dan bayangan CD dan BHnya semakin tercetak pada pakaiannya yang basah itu.
Walaupun hanya dari arah belakang saja.. namun sudah cukup membuat batang kemaluanku menggeliat bangun.
Apalagi saat setelah dia membuka pintu garasinya dan memberi jalan pada mobilku..
tubuh bagian depannya terkena sorot lampu mobilku.. plass.. kulihat BH dan CDnya tercetak dengan jelas di pakaiannya yang basah itu.
Mobilku sudah masuk di garasi rumahnya.. kulihat Maya sudah selesai menutup gerbangnya..
Kemudian dengan sedikit berlari kecil dia masuk ke dalam garasinya
lalu menutup pintu garasinya dari arah dalam keadaan garasi menjadi gelap saat pintu garasi itu tertutup.
Dengan merayap Maya berjalan menghampiri posisiku yang berada di samping mobil..
saat itu kurasakan tubuh basah Maya bersentuhan dengan tubuhku.
Karena ruang yang tersisa hanya cukup untuk satu orang saja.. sementara aku sedang berdiri di samping mobilku..
sedangkan Maya berjalan ke arah pintu yang menghubungkan garasi dengan bagian dalam rumahnya..
itu membuat tubuh kami berdua menjadi beradu dan menempel.
Jdepp.. Aku merasakan kedua payudara Maya yang masih terbungkus BHnya di dadaku. Rrrbb.. batang kemaluanku semakin menggeliat.
Aku yakin bahwa saat itu Maya merasakan batang kemaluanku yang sedang bangun..
karena aku merasakan batang kemaluanku menempel dan bergesekan dengan tubuh Maya.
Aku tidak dapat melihat bagaimana wajah Maya saat itu.. karena keadaan garasi yang gelap dan kejadian itu hanya sekejap saja..
karena aku merasakan tubuh Maya sudah melewati tubuhku.. tak lama kemudian lampu dalam garasi menyala..
Maya menoleh lalu memberikan tanda dengan kepalanya untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah.. akupun mengikuti langkahnya.
Setelah menyalakan lampu di dalam rumahnya dan lampu terasnya..
aku melihat pintu garasi Maya ini berhubungan langsung dengan ruangan keluarganya.
Kulihat Maya menuju ke kamar tidurnya.. tubuh Maya tak terlihat lagi olehku setelah dia menutup pintu kamarnya..
sementara itu aku berdiri di ruangan keluarganya dengan baju dan celanaku yang basah. Aku tidak berani beranjak karena keadaanku yang basah ini.
Tak lama berselang kulihat pintu kamar Maya terbuka.. hanya dengan mengenakan handuk yang dibelitkan di tubuhnya dan di kepalanya..
Maya keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah handuk kering dan celana boxer.. lalu memberikan handuk dan celana boxer itu padaku.
“Ini pak.. handuk untuk mengeringkan tubuh dan ini ada celana boxer suamiku buat sementara.. sampai baju dan celana bapak kering..
lumayan daripada nanti masuk angin kan..?”Ujarnya sambil menyodorkan.
“Oh iya.. makasih May..” kataku sambil menerima handuk dan celana boxer itu.
Maya menunjukkan kamar mandi untuk aku berganti baju.. Akupun melangkah memasuki kamar mandi tersebut.
Kulucuti semua pakaian yang menempel di badanku.. termasuk celana dalamku yang ikut basah juga.
Setelah itu kukeringkan badanku lalu kukenakan celana boxer suaminya. Agak longgar sih celana tersebut..
tapi lumayanlah.. daripada aku kedingingan mengenakan pakaian yang basah.
Untungnya.. kemaluanku sudah tertidur lagi.. sehingga celana boxer yang kukenakan tidak menonjol oleh batang kemaluanku.
Akupun melangkah keluar kamar mandi dan menghampiri Maya yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk yang tadi melilit kepalanya..
sementara tubuhnya masih dililiti handuk.
Melihat aku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan celana boxer suaminya yang agak sedikit kebesaran..
Maya tersenyum melihat celana boxer suaminya itu seperti melorot saat kukenakan.
“Hihihihi.. pak Hen.. maaf ya.. celana suamiku sedikit kebesaran..” katanya sambil tertawa geli.
“Ah.. gak apa-apa May.. daripada kedinginan pakai pakaian yang basah..”
“Duduk sini pak, maaf ya.. ruangan keluargaku ini tidak memiliki sofa.. jadi kita terpaksa lesehan aja..” katanya menyilakan.
“Ah.. gak apa-apa May. Enak begini.. kita duduk di bawah..” kataku sambil menaruh pantatku di atas karpet.
Kurasakan karpetnya ini cukup tebal.. di tengahnya diletakkan sebuah meja kaca.. sementara di atas karpet banyak sekali bantal-bantal besar..
rupanya Maya dan suaminya menyukai tiduran di atas karpet ini saat menyaksikan acara TV.
Saat itu setelah mempersilakan aku duduk.. Maya beranjak ke arah dapur yang letaknya hanya bersebelahan dengan ruangan keluarga ini..
Karena ruangan dapur dan ruangan keluarganya tidak memakai tembok pembatas.. jadi kulihat tubuh Maya yang sedang membuatkan aku secangkir kopi.
Saat itu kulihat bongkahan pantat Maya yang tidak mengenakan celana dalam..
karena saat itu Maya sedang mencoba meraih gelas yang berada di bagian atas kitchen setnya..
Rrrbb.. Sontak kemaluanku menggeliat kembali ketika melihat belahan pantat Maya yang polos itu.
Ingin aku segera menghampirinya dan memeluknya dari belakang sambil menggeser-geserkan kontolku ke belahan pantatnya itu..
tapi aku menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut.
Lalu kulihat Maya menaruh ceret yang berisi air di atas kompornya dan menyalakan kompor..
kemudian kembali dia meninggalkanku di ruangan keluarga.
Kulihat dia masuk kembali ke dalam kamarnya..
hanya dalam hitungan menit saja kulihat Maya keluar dari kamarnya.. tubuhnya sudah mengenakan daster.
Dia kembali menuju ke dapur karena saat itu ceret airnya berbunyi.. dia menuangkan air dalam ceret ke gelas kopi yang sudah ia siapkan tadi..
Kudengar denting sendok beradu dengan gelas saat dia sedang mengaduk kopi..
Tak lama Maya terlihat menghampiriku dengan membawa sebuah nampan yang berisi 2 gelas kopi. To be Conticrott..
-----------------------------------------------