-----------------------------------------------------------------------------------
Cerita 61 – Rahasia Office Lady [Part 2]
Flora senyam-senyum saja sambil memberikan selembar amplop.
“Ini.. katanya dari bagian IT buat Mbak Vita..” Vita langsung tahu; pasti dari Soleh.
Mendadak perasaan Vita jadi kacau. Bakal disuruh apa dia..?
Di dalam amplop itu ada earphone kecil sekali yang bisa diselipkan ke telinga.
Karena Vita biasa menggerai rambut, earphone itu tidak akan kelihatan kalau dipakai.
Selain earphone, Vita menemukan secarik kertas.
Tertulis:
‘Pakai earphone itu terus.. jangan sekali-sekali dilepas. Kalau dilepas..
semua bukti pelanggaran akan sampai ke Bu Brenda. Bekerja saja seperti biasa hari ini..
tapi kalau mendengar perintah kami, segera turuti..’
Vita berdebar-debar ketika mengenakan earphone itu. Beberapa menit kemudian terdengar suara Soleh.
“Tes, tes.. Vita bisa dengar..? Kalau bisa dengar, berbalik, lalu acungkan telunjuk.”
Vita mengikuti perintah itu.
Dia berbalik badan, lalu mengacungkan telunjuk kanan.. lalu suara Soleh terdengar lagi.
“Bagus. Hari ini kamu kerja seperti biasa ya, tapi jangan lupa tiap ada perintah kamu harus lakukan.
Ingat, mata kami ada di mana-mana..”
Sesudah itu Soleh diam lagi. Vita ketakutan. Dia benar-benar merasa diawasi.
Hari itu dia memulai kerja seperti biasa, tapi dia tak bisa konsentrasi.
Untung dia tidak harus ikut rapat, hanya merekap cek yang siap ditanda tangan Bu Brenda sesuai anggaran..
serta merapikan berkas-berkas permohonan dana proyek yang terlampir.
Sejam kemudian Vita mencopot earphone.. HP Vita langsung berbunyi.
“HAYO..! Siapa suruh lepas earphone-nya..?”
Terdengar Junaedi si Satpam menghardik ketika Vita menerima panggilan yang masuk.
Vita buru-buru memutus panggilan dan memasang lagi earphone.
Kedua pemeras itu tidak main-main ketika mereka bilang punya mata di mana-mana.
Mereka tau kalau Vita mencopot earphone —pasti lewat kamera CCTV.
“Jangan coba-coba lepas earphone selama di kantor. Kamu baru boleh lepas sesudah pulang kantor nanti sore..
dan besok pagi kamu harus udah pake waktu masuk..” kata Soleh lewat earphone.
Sesudahnya.. sepanjang hari itu earphone lebih banyak diam.
Tapi Vita sudah keburu yakin bahwa dia tak akan bisa lepas dari pengawasan Soleh dan Junaedi.
Setiap beberapa lama.. Soleh atau Junaedi bakal menyuruh Vita melakukan sesuatu yang sederhana;
seperti mengambil dan mengisi gelas.. membuka lalu menutup jendela.. atau mengajak bicara Flora.
Vita heran.. kenapa dia disuruh melakukan hal-hal seperti itu..? Iseng sekali mereka berdua.
Tapi karena tidak berbahaya.. dia lakukan saja semuanya.
Satukali.. Vita tidak melakukan perintah Junaedi untuk ‘ketik ‘JUNAEDI’ di komputer lalu print’.
Tidak terjadi apa-apa..? Limabelas menit kemudian Soleh muncul di bagian keuangan..
membawa sejumlah CD dan kaset, bergegas ke arah ruangan Bu Brenda.
Vita membelalak ketakutan. Buru-buru dia lakukan perintah Junaedi, ketik dan print.
Soleh ternyata tidak menuju ke ruangan Bu Brenda..
malah pada saat-saat terakhir berbelok ke meja Flora dan memberikan satu CD.. kemudian berbalik.
Waktu melewati meja Vita.. Soleh tersenyum jahat. Vita langsung pucat pasi.
Rupanya semua perintah biasa itu adalah untuk mengetes kepatuhan.
Munculnya Soleh menunjukkan bahwa sekali dia tidak patuh..
biar pun ketika disuruh melakukan sesuatu yang biasa..
kedua pemerasnya tak segan-segan akan melakukan apa yang mereka ancam.
“Mbak Vita, kenapa..? Mbak kok pucat..?” Flora mendekat.
Vita yang masih shock.. karena mengira tadi Soleh benar-benar mau memberikan barang bukti ke atasannya..
berusaha menenangkan diri.
“Gak.. gak kenapa-napa kok Flo.. Eh itu tadi CD apa yang dikasih sama Soleh..?”
“CD kosong buat back up data.. Aku minta dari IT..” kata Flora datar.
“Lho, Mbak udah kenal sama yang datang tadi..?”
“Hah..!?” Vita kaget.
“Eh. Iya. Udah kenal. Emm.. ketemu waktu makan siang kemarin..”
“Ooo..” Flora cuma menjawab seperti itu, lalu kembali lagi ke mejanya.
Vita juga kembali ke kursinya, terhenyak.
Dua orang itu benar-benar sudah mencengkeramnya, tiada jalan keluar.
Apa lagi yang bisa dia lakukan..?
-----oOo-----
Selasa sore
Satu jam sebelum jam kantor berakhir. Ketika Vita mengira tidak akan terjadi apa-apa lagi, earphone berbunyi.
Soleh: “Vita, beresin kerjaan kamu, dan sekarang juga pergi ke ruang rapat lantai 2..”
Vita seharian terus-menerus mengerjakan perintah-perintah kecil dari Soleh dan Junaedi..
sehingga dia lama-lama jadi terbiasa sendiri.
Toh belum ada permintaan mereka yang aneh-aneh..
Hal itu sedikit membuat Vita tak curiga.
Vita segera melakukan apa yang disuruh, lalu meninggalkan meja kerja menuju ruang rapat lantai 2.
Di depan ruang rapat lantai 2.. ada tanda ‘Sedang Ada Rapat’. Ruang rapatnya sedang dipakai..?
“Masuk aja..” terdengar suara Soleh. Vita membuka pintu ruang rapat.
Ternyata kosong.. tidak ada rapat yang sedang berlangsung di ruangan cukup besar itu..
hanya ada Soleh yang sendirian dengan laptop-nya.
Seperti layaknya ruang rapat, di sana ada meja besar yang dikelilingi kursi.. dan layar untuk proyektor.
Soleh duduk di dekat pintu, menghadap layar; ketika Vita masuk, Soleh langsung mengunci pintu.
Vita diam saja, tak tau apa yang akan dilakukan Soleh.
Soleh bertanya..
“Udah ngapain aja hari ini..?” Vita menjawab dengan ragu-ragu bahwa dia bekerja seperti biasa.
“Bukan. Dari tadi udah disuruh apa aja..?”
“Emm..” Vita lalu menjelaskan semua yang sudah dilakukan.
“Oke..” kata Soleh. “Bagus. Budak yang baik mesti nurut sama tuannya, heh heh heh..”
Soleh memencet keyboard laptop, dan terdengar lantunan musik.
“Sekarang..” perintah Soleh.. “Naik ke meja di depan layar itu..”
Vita menurut. Dia membuka sepatu hak tinggi-nya dan naik ke meja, lalu berdiri di atas meja.
“Oke Vita..”
Soleh mengatur.. sehingga musik yang mengalun terdengar lebih keras. Lagu ‘Naughty Girl’ Beyonce.
“Sekarang kamu striptis di sana..” Vita merinding. Dia belum pernah melakukan striptis sebelumnya..
dan sekarang dia berada di depan seorang maniak komputer cabul yang akan menyaksikan setiap gerak-geriknya.
Karyawati muda yang cantik itu memejamkan mata dan mulai bergoyang membangkitkan gairah seiring musik.
Dia tak percaya dia akan berani melakukan ini, tapi tubuhnya seperti terhanyut oleh lagu yang sensual itu.
Vita pelan-pelan mulai membuka kancing blus putih tipisnya.
Satu kancing.. dua kancing.. tiga kancing lepas.. sehingga bra putih berenda-nya terlihat.
Soleh bersuit-suit nakal. Anunya sudah memberontak minta jatah..
dan dia sudah membayangkan tubuh jelita Vita menggeliat-geliat di bawah tubuh kerempengnya.
Setelah semua kancing terlepas.. Vita mengeluarkan bagian bawah blusnya yang dimasukkan ke rok.
Selagi Vita mencopot kancing lengan blus..
Soleh bisa melihat bra putih di celah di antara kedua bagian blus, juga kulit mulus dada dan perut Vita.
Vita menyadari bahwa dia akhirnya harus mencopot seluruh blusnya.
Dengan ragu.. dia memandangi Soleh, tapi Soleh memasang tampang serius dan berkomentar pendek..
“Buka..!”
Vita berbalik dan membiarkan blusnya meluncur turun dari bahunya.
Soleh memandangi punggung atas Vita yang tinggal tertutup tali bra dan menunggu Vita berbalik.
Dia ingin melihat payudara Vita yang masih ada dalam bra.
Vita memutar-mutar blusnya ke atas bagai koboi memutar tali laso.. seiring tubuhnya juga yang berputar.
Selagi berputar.. pinggiran rok Vita terangkat tinggi-tinggi, memamerkan kemulusan pahanya.
Vita tak merasa dirinya telah terbawa irama.
Vita selesai berputar dan kembali menghadap Soleh.. dan Soleh tak kecewa dengan apa yang dilihatnya.
Payudara Vita yang montok sekarang tampak di depannya dalam bra putih berenda.
Bra itu berbelahan rendah di depan.. menunjukkan lengkung indah sepasang buah dada..
Dan Soleh menikmati sekali pemandangan itu..
tau bahwa sebentar lagi penutup dada yang menghalangi akan lepas.
Sementara itu.. wajah si karyawati sudah merah padam karena Soleh bersuit-suit terus menonton dirinya..
tapi diam-diam dia senang juga karena merasa dikagumi.
Vita kembali berbalik dan membuka kaitan bra di punggungnya sambil menghentakkan kakinya.
Dia berhenti bergerak..
meloloskan bra dari tubuhnya dengan tangan terjulur ke atas.. lalu diputar-putar juga bra itu di udara.
Soleh berteriak.. “Ke sini’in Non.. lempar ke sini..!”
Sambil menutup payudaranya dengan sebelah lengan.. Vita melempar branya ke wajah Soleh..
sengaja dengan sedikit keras.
Soleh hanya menyeringai. Dia tau Vita benci dikerjai seperti ini.. namun si karyawati tak punya pilihan.
Soleh dengan mesumnya memperhatikan tubuh Vita yang sudah setengah telanjang.
Mulutnya menganga, air liurnya menetes dari ujung bibir.
Saat itu Vita menyilangkan kedua lengan di depan dada.. malu membuka payudaranya yang telanjang.
“Udah.. ga usah malu.. tunjukin aja Non..!” Kata Soleh.
Vita menurunkan lengannya dan merasa mukanya makin memerah selagi Soleh mengomentari payudaranya.
“Wueisss.. cakep tuh susunya.. putih mulus. Udah ga sabar nih pengen cobain kenyal-kenyalnya..”
Sejak menjerat Vita.. Soleh sudah membayang-bayangkan tubuh Vita..
Tapi baru kali ini dia melihat langsung..
dan dia tidak kecewa karena tubuh Vita memang indah seperti bayangannya.
“Ayo dilanjut bawahnya..!” Suruh Soleh.. melihat Vita sempat terdiam.
Tinggal roknya yang masih tersisa.
“Goyang lagi dong..!”
Soleh mengeraskan musik, agar Vita kembali menggerakkan badan.
Vita yang sudah terbawa irama kembali menggoyang badannya..
kali ini berbalik membelakangi Soleh dan membungkuk.
Sambil membungkuk.. ia melepas kaitan rok.. menarik turun resleting..
Srett.. dan jatuhlah rok itu di sekeliling kaki. Soleh semakin gencar mengocok kejantanannya.
Kini tinggal celana dalam G-string yang menutupi tubuh Vita..
bongkah pantat Vita pun bebas dipandang. Soleh yang gemas sempat bangun dan spanking.
Plakk..! Vita memekik kecil ketika pantatnya ditepuk seperti itu.. “Awh..!!”
Dalam hati ia menyukai perlakuan Soleh.. meski itu melecehkannya.
Vita malah menumpukan kedua tangannya ke bawah, di atas meja.
Sambil mengocok penis.. Soleh maju dan berinisiatif..
menarik turun G-string Vita dengan sekali sentakan kasar.. hingga turun sampai betis Vita
“Goyang pantat kamu Non.. posisi tetap gitu..!” Suruh Soleh.
Vita menggoyang pinggulnya.. perlahan seperti mengaduk adonan.
Soleh manggut-manggut menyaksikan aksi goyang pinggul persis di depan mukanya itu.
Dia akhirnya gemas dan meremas pantat Vita.
“Sini Non, udah cukup tariannya.. Non udah berhasil bikin saya ngaceng berat..!”
Soleh tidak hanya bicara begitu, tapi langsung menunjukkan barang bukti perkataannya itu.
“Sini duduk..!” Suruh Soleh. Vita patuh dan duduk di tepi meja meeting itu.
Soleh juga menyuruh Vita membuka kedua paha, sambil terus mengocok kejantanannya.
Vita menumpukan kedua tangan ke belakang, wajahnya menoleh ke samping..
pipinya merona.. karena belahan kemaluannya kini ditatap Soleh nanar.
Soleh mencapit sepasang bibir vagina Vita.. membuat si cantik itu menjerit kaget plus terangsang.
Tangannya refleks menahan lengan Soleh.
“Enggak boleh nih..? Hmm.. inget..!!” Mata Soleh melotot, marah karena hobinya dilarang.
Vita kembali menarik tangan dan memalingkan wajahnya.
Kaki Vita mengayuh ke kiri dan kanan, geli bibir kemaluannya dipegang orang.
Pangkal paha Vita sedikit merapat saat melihat Soleh mendekatkan wajah ke kemaluannya.
Tanpa perlawanan berarti, hidung Soleh mendekat sampai hanya beberapa senti dari vagina Vita.
Pipi Vita semakin merona ketika Soleh menghirup dalam-dalam.. seperti menghirup udara segar di pegunungan.
Soleh tak hanya puas dengan mengendus-endus kewanitaan Vita.
Dia menjulurkan lidahnya. Clrupp..!! “Asyiiik..!!” Seru Soleh.
Slrupp.. slrupp.. slrupp..!! Pelan-pelan dia menjilat vagina Vita, dimulai dari bawah.
Lidah itu menelusup ke liang, mencelup dengan perlahan.
Vita ingin menjambak Soleh, tapi dia masih ragu dan takut membuat Soleh marah.
Soleh sepertinya bukan amatir dalam hal jilat-menjilat, dia memain-mainkan lidahnya dari bawah ke atas.
Menjelajah seluruh bagian luar bibir vagina Vita..
Bahkan mencucup seputar selangkangan dan menjilat pangkal paha Vita.
Peluh Vita semakin bercucuran..
menambah indah pemandangan karena membasahi lekuk-lekuk tubuh Vita.
“Ohhh..!!” Vita tak menduga.. desahan penuh nafsu keluar dari mulutnya..
tubuhnya serasa merinding menerima sensasi dijilat oleh Soleh.
Si karyawati menggigit bibir, berusaha menahan malu.. —dia tak mau mengakui..
bahwa tubuhnya mulai menikmati rangsangan yang diberikan laki-laki bertampang culun..
yang sedang melahap selangkangannya.
Mendengar itu, Soleh makin semangat.. makin liar saja aksinya melahap kemaluan Vita.
Lidahnya menemukan dan mulai menggoda klitoris Vita.
Vita semakin merebah ke belakang..
pasrah saat Soleh memapah kedua belah kakinya menyilang ke belakang leher Soleh.
Soleh semakin bernafsu menyorongkan wajah. Tanpa sadar..
Vita merapatkan kedua pahanya.. seolah menarik muka Soleh makin dekat, tak mau melepaskan.
Soleh tersenyum mesum di selangkangan Vita, merasa si korban telah jatuh dalam genggaman.
Jantung Vita berdebar makin cepat..
tubuh atasnya yang sudah telanjang menggeliat-geliat di atas meja rapat.
Soleh terus menciumi dan menjilati bibir bawah Vita, menjelajahi seluruh bagian luarnya.
Sesekali dia menowel-nowel klitoris Vita dengan lidahnya. Vita menjerit kecil karena nikmat.
Tubuhnya terasa panas.. putingnya mengeras.
“Hhmmmm mnmmm.. Asyikkk ketemu itilnya.. Bleph.. mhlm..”
Soleh mengoceh sambil merajalela di kemaluan Vita.
Dia terus menggoda bagian itu dengan mulut dan lidahnya.
Vita merasakan sesuatu memuncak dalam tubuhnya..—
“Terus Maas, Aaawhh.. dikit lagi, dikit lagiii..”
Soleh semakin menyeringai di selangkangan Vita.. tau Vita akan menuju orgasme.
Dan dengan kurang ajarnya.. Soleh berhenti.
“Mas Hhh, Hhh.. ke-kenapa ber..henti..?”
“He he he he he.. Enak di elu ga enak di gue..!” Jawab Soleh.
“Tolong Mas.. emh, te-terusinh..” pinta Vita.
“Terusin apa, Non Vita sayang..?”
Wajah Vita sudah demikian sayu.. matanya redup..
tangannya meremas payudaranya sendiri karena nafsu yang tak tertuntaskan.
Dengan membuang rasa malu.. ia berkata.. “Terusin.. yangh.. tadi..!”
“Yang tadi mana..?” Goda Soleh lagi.
“.. Itu tadi..”
“Tadi apa..? Kalo pake Bahasa Indonesia yang jelas dong..!” Soleh terus memancing.
Vita malu mengatakannya.. tapi apa daya nafsu sudah keburu memuncak.
“Jilatin memekku mas..!” Yukas Vita dengan pipi merona.
Soleh tertawa mendengarnya, serasa jadi pemenang.
“Nya ha ha ha ha.. Dasar perek..! Minta Jilmek..!”
“Tapi ..” sambung Soleh.. “Ogah..! Lidah gue pegel..! Sekarang giliran yang lain..!”
“Tolong Maaaaaaasshh..” Vita merengek sambil merangsang vaginanya sendiri.
“Nah Non, yang ini aja disuruh ngejilat.. dijamin lebih enak..!”
Soleh berkata itu sambil menunjuk kontolnya. “Tapi Non Vita mesti minta.. Ya?”
Vita terhenyak mendengarnya, dia merasa dilecehkan namun kondisi birahi mengalahkannya.
“Mi-minta gimana Mas..?” Kata Vita.
“Minta dientot sama Tuan Soleh..” kata Soleh.
“Kamu mintanya yang bener, ya! Gini ta’ ajarin.. Tuan Soleeeh~”
Vita terdiam.
“Ayo ikutin, gimana sih..!?”
Soleh tadi meniru nada bicara yang genit mendayu, seperti pelacur menggoda laki-laki.
“I-iya.. Tuan Soleeeh..” kata Vita dengan terpaksa.
“Sudikah Tuan mengentot sayaa..?” Ajar Soleh.
Dengan pipi merona merasa dipermalukan, Vita mengikuti apa kata Soleh.
“Sudikah Tuan.. me-mengentot.. saya..”
“Tunggu tunggu tunggu.. Kelewat formal kok gue malah jadi il-fil.. Kurang ganjen..!
Ayo diulang..! Improvisasi sendiri kalo perlu..!” Soleh memprotes.
Memang nada bicara Vita tadi datar dan malu-malu.
Vita kaget mendengar perkataan Soleh. Ia terhimpit antara pelecehan dan birahi.
“Ayo cepetan..!” Perintah Soleh tak sabar. Vita meredam rasa malunya
“Tuan.. entot saya Tuaan.. saya mau kontol Tuan di memek saya.. puasin saya Tuan.
Tuan juga boleh entot saya sesuka Tuan..!”
“WHUA HA HA HA HA..!!” Soleh tak menyangka kata-kata Vita malah bisa sebinal itu.
Tapi memang Soleh sudah menyangka ada kebinalan yang disembunyikan Vita..
dilihat dari chatting nakalnya; makanya Soleh tidak heran mendengar kata-kata kotor Vita.
“Gak nyangka Non Vita doyan ngentot juga..” kata Soleh.
“Baik.. karena sudah diminta..” katanya menggantung kalimat.
“Baiklah.. karena Non Vita maksa.. apa boleh buat..!”
Pria IT berkacamata tebal itu bangkit berdiri dari duduknya.
“Jadi gimana Non, jelasnya..?” Soleh lanjut mengejek, sambil mengocok tombaknya.
Vita mengangkang dan memohon.. “Ma-ma..sukin..”
“Masukin apa..?? Ke mana..??” Kata Soleh lagi dengan suara lebih keras.
“Itu..” Vita menunjuk kejantanan Soleh.
“Itu apa..? Pake bahasa yang jelas dong..! Tadi udah bener..!”
“Ko..kontol Mas..” wajah Vita semakin memerah.
“Bagus.. yang tegas.. jangan ragu.. oke, kontol saya ke..? Ke mana..?”
“Ke-ke si..ni..” Vita melebarkan bibir vaginanya.
“Oh ke situ, ya ya.. ehem. Itu berarti.. saya masukin kontol saya ke.. apa..?”
“Memek.. memek..ku Mas..”
Vita memalingkan wajahnya sejauh mungkin..
malu dengan kata-kata joroknya sendiri.. malu melihat wajah Mupeng Soleh.
“Iya deh.. yuk..!?” Kata Soleh menempelkan kepala penisnya.. namun insting wanitanya..
membuat Vita refleks menjauhkan vaginanya dari penis Soleh yang menurutnya asing.
“Lho.. kok ..!?” Soleh menatap tajam.
“Eh iya Mas, ma-maaf..” kata Vita, kembali melebarkan kakinya yang sempat merapat.
“Ga papa.. justru dari situ kelihatan.. seberapa polos kamu sebenarnya.
Kedua bawahan kamu malah lebih jalang dari kamu..” komentar Soleh..
”Berarti, memek Non Vita.. paaaasti sempit, hehehe.”
Selesai berkata itu, Soleh membentangkan kedua paha Vita lebih lebar.
“Cepet buka Non..!” Soleh meraih tangan Vita, menuntun ke vaginanya.
Vita merentang belahan kemaluan miliknya.. terlihatlah gemerintil daging merah muda di dalamnya.
Soleh yang sudah sedari tadi menahan nafsu, mulai menekan kejantanannya. Slebb..!!
“Mampus gue.. susah banget..!! Lu pernah dientot ga sih..? Punya memek kayak gini.. Hhhhhggg..!!”
Slopp.. cclopp.. slebb.. Soleh mati-matian mendorong masuk.
Tangan Vita yang beberapakali menghalangi laju penis ditangkapnya.
Soleh menjauhkan tangan Vita agar tidak ada lagi yang menghalangi.
“.. Hhhhh..” Soleh mendesis keenakan ketika kepala burungnya mulai menerobos vagina Vita.
Vita menggigit bibir menahan rasa malu ketika akhirnya dia dipenetrasi Soleh.
Rrrbbb..!! Soleh terus mendesak masuk.. slebb..
Dan mendapati bahwa sebenarnya bukan dia laki-laki pertama yang pernah masuk ke sana.
“Egghh.. wah segelnya udah ada yg nge..buka nih..?? Sebodo amat.. masih nggigit ini.. asoyy..!!”
Tak puas dengan hanya memasuki vagina Vita.. Soleh juga merapatkan tubuhnya ke Vita..
bibirnya berkeliaran ke puting Vita yang sudah keras.
“Aaa~hhh..!?” Vita kaget ketika Soleh menjilati payudaranya..
sambil tangannya bergerilya ke mana-mana.
Tubuh kurus Soleh membungkuk menindih tubuh Vita..
lidahnya yang menjijikkan menjilati dada dan leher Vita.
Dan di bawah.. seluruh bagian penisnya sudah masuk ke vagina Vita.
“Amm.. nyam.. hleeh..” keluar bunyi-bunyian tak jelas dari mulut Soleh..
yang menikmati ‘hidangan’ empuk di dada Vita, ditingkahi desahan Vita.
Pinggul Soleh mulai bergerak maju-mundur, membuat Vita memekik.
Soleh bergerak pelan-pelan..
karena masih konsentrasi di tubuh bagian atas Vita yang sebenarnya juga mau dia nikmati.
“Eh.. Tau gak..” bisik Soleh sambil menjilati telinga Vita..
“Enak juga ya bibir bawah lu.. biar udah ga perawan tapi tetep peret..!”
Kemudian.. Soleh mulai menggenjot makin kencang.. sambil sesekali mencengkeram dada Vita.
“Aah.. ah.. Ahh..” Vita tak kuasa menahan suaranya.
Di ruangan yang sepi itu kini hanya terdengar suara Vita dan Soleh yang dilanda nafsu..
serta hentakan tubuh mereka yang beradu.
“Mestinya ga heran sih kalo kamu udah pernah ginian..” Soleh terus mencerocos.
“Kalo masih perawan baik-baik mana mau diajak chatting mesum ama orang ga jelas, ha ha ha..!”
Vita sudah tidak peduli lagi apa kata Soleh.. dia malu mengakuinya.. tapi sudah begitu lama..
sejak ada laki-laki menyetubuhinya.. dan biar pun yang sekarang ini seorang yang jelek lagi brengsek..
tetap saja dia mulai merasakan kenikmatan badan.
Ia terima hujaman demi hujaman Soleh yang semakin terasa sambil merintih seksi.
Soleh semakin bernafsu berkat reaksi Vita, diciuminya betis Vita yang dicengkeramnya.
“Yahhhhh, ouhhh..!” Desah Vita, saat lidah Soleh menyapu betis putih padatnya.
Itu karena Soleh tanpa sengaja menyentuh satu titik sensitif Vita..
dan si karyawati jadi terkaget merasakan kenikmatan karena disentuh di sana.
Soleh menaikkan betis Vita ke bahunya.. memeluk erat paha Vita yang merapat ke perutnya.
Vita menggigit jarinya di sela rintihan.. Soleh memenjet puting Vita dan menggodanya dengan puntiran.
Rintihan pun semakin keras..
Soleh juga menyodok semakin keras, karena tau Vita tak lama lagi meraih klimaksnya.
“Aahhh.. Ahhhh.. Ahhhh.. Aaaaahhhhhhh..!” Vita mencengkeram lengan Soleh.
Soleh yang mengerti menghentikan sodokan sambil tersenyum mengejek.
“Errmm..” Vita menggigit bibir bawahnya, tubuhnya terhentak-hentak.
Kakinya yang jenjang mengejang. Nafas Vita berdengus cepat tak beraturan selesai itu.
Soleh menurunkan kakinya dan.. slopp.. menarik lepas penis.
Ia tersenyum bangga melihat barangnya mengkilap, terselimut jus cinta Vita.
Vita melonjorkan kakinya, ingin beristirahat sejenak.
Tapi Soleh malah membalikkan tubuh Vita hingga tengkurap.
“Iyaah..!!” Reaksi Vita, saat Soleh menarik tubuhnya turun dari meja setengah badan.
Plakk..!! Tamparan mendarat di pantat Vita. “Enak ya.. keluar, Hah..!?” Leceh Soleh.
Pantat Vita menjadi sasaran tampar beberapakali..
dan Soleh menyepak kaki Vita membuka.. agar lebih mudah memasuki tubuh Vita.
Soleh meremas-remas pantat Vita..
sambil menggesekkan penisnya ke bibir vagina yang sudah banjir tak keruan itu.
Clebbb.. Blesskk..!! “Ouh, Sssstthh..!!” Vita mendesis perlahan lalu menggigit bibirnya..
seirama dengan kejantanan Soleh yang membelahnya perlahan dari belakang.
Erangan kemudian terdengar ketika Soleh melanjutkan sodokan dengan penuh nafsu.
Sodokan Soleh semakin lama semakin brutal. Clabb-clabb-clopp-clobb-clebb-clebb-clebb..!!
Rintihan Vita semakin keras pula jadinya, si cantik itu mencengkeram pinggiran meja.
Vita terus terdorong hingga mentok ke pinggiran meja..
buah dadanya yang menempel di meja terayun seirama goyangan meja.
Soleh mencengkram bahu Vita dan memeluknya dari belakang.
Sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Vita.. Soleh menghirup harum rambut Vita..
sambil meremas payudara Vita..
Dan tentunya tidak lupa menggempur liang kemaluan Vita sekencang-kencangnya.
Mata Vita terpejam.. mulutnya menganga.. menjeritkan kenikmatan tanpa suara.
Vita tidak menyangka.. ternyata Soleh lama sekali bisa menahan untuk tidak keluar.
Nyaris lima menit tanpa henti batang Soleh keluar-masuk kewanitaan Vita..
menggesek dinding-dindingnya sampai Vita ngilu.. namun Soleh seperti tidak ada habisnya.
Yang tak bisa ditolak Vita.. adalah kenyataan bahwa dia tetap merasakan kenikmatan..
Walau pun dia sedang disetubuhi dengan paksa. Bahkan bisa dibilang diperkosa.
Walau pun dia sudah ada pengalaman sebelumnya.. dia belum pernah mengalami yang seperti ini.
Soleh akhirnya memeluk tubuh Vita erat-erat dan.. jleghh.. menusuk dalam sekali.
Drrrtt.. drrttt.. drrtttt..!! Vita merasakan penis Soleh kejang-kejang di dalam vaginanya.. Gawat..!
“Ahhh..!” Jerit Vita, menyadari apa yang terjadi. “Jangan di dalem Mas.. Plis Mas, jangan..!”
Pinta Vita sambil meronta, berusaha melepaskan diri dari rangkulan Soleh.
Vita berhasil mendorong Soleh yang tak konsentrasi..
karena sedang asyik memuntahkan lahar panasnya.
Plupp..!! Penis Soleh pun keluar dari dalam vagina Vita dalam keadaan masih muncrat..
sehingga sebagian spermanya terciprat ke pantat Vita.
Tapi tadi keburu ada sedikit yang sempat dikeluarkan di dalam.
Vita merasakan tubuhnya lemas.. ingin dia lari dari sana saat itu juga..
ke kamar mandi atau ke mana pun..
di mana dia bisa mencuci bersih benih tak diundang yang terbuang dalam rahimnya.
Soleh terduduk ke satu kursi.. dan tertawa-tawa seperti orang gila.
“Huahahahah.. Enak banget memek lonte baru gue.. Apalagi kalo bisa dikeluarin di dalem kayak tadi..”
Sedikit keberanian muncul dalam diri Vita untuk meminta.
“MAS.. Udah puas kan..? Aku.. boleh pulang..?”
Dia mengatakan itu sambil menatap dengan benci ke arah Soleh yang lemas keenakan.
Soleh cuma nyengir melihat korbannya yang telanjang, bersimbah keringat.. dan ternoda peju itu.
“Ya udah.. Buat hari ini udahan dulu..!
Makasih ya cantik.. tadi enak banget.. sumpah.. mendingan kamu daripada dua yang lain itu..!”
Vita tak peduli kancing blusnya belum terpasang rapi.. dan dia pun belum memakai pakaian dalamnya.
Hanya mengenakan blus dan rok serta menggenggam pakaian dalam, Vita berlari keluar dari ruang rapat.
Dia menuju toilet terdekat yang untungnya memiliki ruang shower kecil.
Di situ.. Vita kembali melepas bajunya.. dan pertama-tama langsung membasuh kemaluannya.
Dia tak mau dia jadi mengandung gara-gara perbuatan Soleh tadi.
-----oOo-----
Di ruangan CCTV..
Junaedi.. si Satpam, duduk sambil menyaksikan rekaman adegan striptease Vita di ruang rapat.
Dia dan Soleh memang sengaja menyuruh Vita ke ruang rapat lantai 2..
karena di sana dia sudah memasang kamera pengawas dengan kualitas paling bagus.
Demi menjerumuskan Vita lebih jauh, mereka merencanakan membuat video semacam itu.
“Gila.. bagus amat bodinya si Vita..” kata Junaedi sambil ngiler.
Dia hanya menyalakan kamera sampai Vita selesai striptease saja;
tidak merekam apa yang terjadi selanjutnya.. karena sudah tau Soleh sedang menikmati tubuh si cantik itu.
Hari ini giliran Soleh melahap Vita.. besok giliran dia. Tidak apa-apa. Yang penting videonya sudah jadi.
Dan Junaedi sudah ngaceng dari tadi menikmati liukan tubuh Vita. Dia sudah tak tahan.
“Uahh.. gue mau ngecrot nih..!” Di ruangan itu juga ada.. Flora.. bawahan Vita..
yang berlutut di depan selangkangan Junaedi dan sejak tadi mengoral penis si Satpam.
Junaedi mencengkeram belakang kepala Flora dan memaksa Flora men-deepthroat anunya..
selagi dia menyemburkan cairan benihnya.
Gadis kurus berambut pendek itu tak bisa berbuat apa-apa,,
selain menerima semburan cairan hangat di mulutnya.
“Mmmpphhh..!!” Teriaknya tertahan.
“Uooohh..!!” Seru Junaedi.
Setelah puas.. barulah Junaedi melepas cengkeraman.
Flora langsung menarik kepalanya dan terbatuk-batuk, tersedak mani Junaedi.
“Uhk.. uuhkk..!!” Sebagian mani tercecer dari bibir Flora.
Flora langsung menutup mulutnya dengan tangan dan memuntahkan sperma yang masih tersisa di mulutnya.
“Kasar amat..” keluhnya.
“Banyak bacot lu..!” Omel Junaedi.
“Tuh lihat, akhirnya kita berhasil. Dia mau juga tuh digituin.
Berapa hari ke depan juga dia bakal dijadiin kayak elu.. jadi lonte kami.
Ahh.. tuh kan.. gue udah ga sabar pengen nyobain memek si Vita.
Giliran gue baru besok tapiii. Ya udah. Ayo nungging..!”
Flora pasrah dan berbalik badan.. lalu menungging membokongi Junaedi.
Si Satpam nyengir dan langsung menyiapkan senjatanya. Lalu.. Blesskk..!!
-----oOo-----
Vita selesai membersihkan vaginanya yang baru dinodai Soleh.. dan telah memakai lagi pakaiannya.
Ketika dia keluar kamar mandi, ternyata Soleh menunggu di luar. Soleh menyuruhnya pulang.
“Hati-hati di jalan ya. Oiya. Dandanan kamu hari ini oke juga. Tapi masih nanggung ya.
Besok mesti bisa lebih seksi lagi. Bisa kan..?”
Vita cuma mengangguk lemah.. pikirannya sudah capek karena dikerjai Soleh.
Tapi dia tak punya pilihan. Dia sudah tau apa yang bisa dilakukan kedua bangsat itu.
Dengan langkah lemas Vita kembali ke ruangannya.. mengambil tas.. lalu pergi meninggalkan ruangan.
-----oOo-----
Pos Satpam dekat pintu keluar, pukul 8 malam.
“Udah sono pulang, sebentar lagi kereta lewat..” kata Pak Chaerul.. kepala keamanan..
yang membawahi semua Satpam gedung, kepada Andy.. si wakil manajer produksi..
yang sedang menemaninya duduk-duduk di depan pos Satpam.
“Ga usah mikirin kerjaan terus, mikir yang laen napa.. misalnya calon istri..
kamu kan udah waktunya cari jodoh..”
“Yang itu biar gimana jalan ke depan aja deh Pak..” kata Andy sambil melihat Pak Chaerul..
yang rambutnya sudah beruban semua tapi tetap bertampang tegas.
Andy baru selesai lembur..
tapi karena menunggu jadwal kereta lewat jadi dia ngobrol dengan Pak Chaerul.
Andy sebenarnya kurang suka bergaul dengan orang..
tapi sekalinya bertemu teman yang cocok seperti Pak Chaerul, dia bisa ngobrol banyak dan lama.
Sifatnya yang terkesan kaku itu hanya kepada orang yang kurang dikenal saja.
“Ah, kamu mah kebanyakan mikir, makanya ga maju-maju..” Pak Chaerul menyindir.
Andy membalas, “Tetep aja mesti mikir Pak, daripada dapet yang kayak kemarin lagi..”
Nada bicara Andy berubah jadi suram.
“.. Kirain dia cewek setia, nggak taunya pengkhianat. Tampang baik-baik juga nggak jaminan..”
Pak Chaerul menyikut pelan Andy. “Itu yang namanya kebanyakan mikir, tau..” sanggahnya.
“Kamu mesti ngambil risiko, kalau nggak sampai tua ga kawin-kawin loh.
Jelek-jelek gini.. Bapak udah punya istri dari umur 20.
Ga usah banyak mikir urusan perempuan, kalau ada kesempatan, hajar aja.. Eh ada yang baru pulang tuh..?”
Di depan mereka, Vita melintas.. berjalan dengan lesu.. setelah akhinya diperbolehkan pulang oleh Soleh.
Perasaannya campur aduk, dan dia pun membayangkan besok harus menjalani hari seperti ini lagi.
Pak Chaerul menarik Andy sampai bangun lalu mendorong Andy agar menghampiri Vita.
“Sono samperin..!” Perintahnya.
Andy tidak bisa menolak dan berjalan mendekat ke Vita.
“Emm.. Vita dari bagian keuangan kan..?” Andy menyapa.
“Baru pulang..? Abis lembur juga ya..?”
“Eh.. I..iya..” Vita kaget.. tak menyangka bakal dihampiri orang.
Tapi perasaannya masih kalut.. sehingga kedatangan Andy yang tiba-tiba membuat dia waswas.
“Mas.. Andy kan..? Iya.. abis lembur..”
Keduanya berjalan bareng sampai ke luar pagar. Tanpa bicara.
Vita masih panik dan takut.. Andy belum pede untuk mengajak bicara Vita yang kurang dikenalnya.
Akhirnya.. “Ke arah mana..?” tanya Andy.
“Ke ..” Vita menyebut satu daerah pinggir kota.
“Mas Andy ke.. mana..?” Balas Vita.
Andy menjawab daerah lain yang agak jauh dari tujuan Vita. “Aku mau ke stasiun..” kata Andy.
“Ya.. nggak sejalan nih.. ya udah aku duluan ya Mas Andy..”
Vita buru-buru pergi meninggalkan Andy.. dia malu menghadapi karyawan lain dengan keadaan seperti itu.
Andy kelamaan bereaksi.. dia cuma melongo melihat Vita yang langsung pergi.
Tapi Andy bisa melihat.. Vita seperti sedang bermasalah. (. ) ( .)
-----------------------------------------------oOo---------------------------------------------