Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

---------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 59 – Memori Dalam Tugas


Chapter One

Jalan Asia-Afrika saat itu lengang. Lampu mercury menerangi jalan yang basah oleh hujan..
yang berhenti beberapa menit yang lalu. Pukul 23.30 waktu itu.

Aryo memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. "If I ever loose my faith in you..”
Sting berteriak dari speaker mobil Mercedes E 320 Masterpice keluaran tahun '95.
Empuk sekali bunyinya, membuat Aryo ikut bersenandung.

"Masih seperti dulu.. tenang, indah, nyaman, sejuk..” gumam Aryo yang pada saat itu..
melewati dua hotel bersejarah di Bandung dan kantor harian umum terkenal di kota itu.

Pedagang nasi goreng dan bubur ayam masih saja berjualan sekitar kantor harian umum itu..
sejak Aryo meinggalkan Bandung 4 tahun yang lalu, untuk bekerja di Jakarta sebagai konsultan periklanan.

"God, I miss my city so much..!!" Seketika itu juga pikiran Aryo menerawang ke masa lalu.
Terkenang Melinda, Sylvana dan Diana, yang pernah mengisi relung hati Aryo yang paling dalam.

Segudang cerita yang terkubur muncul kembali membawa kisah suka dan luka hati mendalam..
yang pernah dialami Aryo kala merajut cinta dengan mereka.

"Hmmh..” Aryo menarik nafas panjang, ketika lagu Sting fade out dan menyanyi lagu berikutnya.

"I Looked out across.. the river today..” begitu bait pertama dinyanyikan Sting..
Aryo tidak hanya bersenandung, dia kini bernyanyi.

Beat yang agak cepat membuat Aryo melupakan kenangan masa lalunya sejenak.
Terlihat lampu-lampu menghiasi Mesjid Agung Bandung.. temaram.. namun indah dipandang..
walau pembangunan mesjid itu belum rampung.

Aryo tersenyum nakal, manakala mobilnya melaju ke arah jalan Alkateri..
tempat menghabiskan biaya kenakalannya masa kuliah dulu di jurusan komunikasi..
di salahsatu perguruan tinggi ternama.

Dibelokkannya MB berlabur cat diamond black ke Alkateri. Kacanya agak diturunkan sedikit..
untuk menikmati pantat bahenol para penjaja cinta kelas ABG yang pernah dia nikmati dulu.
Tentunya sekarang mereka telah berganti generasi.

Pemandangannya tidak berubah, walaupun banyak ABG-ABG baru yang berkumpul..
Cekikikan dan melambaikan tangan pada mobil Aryo. Sedikit pelan Aryo menjalankan mobilnya.

"Sendirian Mas..?” Sapa seorang ABG. Kira-kira umur 16 tahunan, namun berbodi aduhai.
Celana merah ketat dengan tube top hitam serasi dipakainya.

"Ee.. sini dong berhenti..” katanya lagi sambil sedikit berlari mengejar mobil Aryo.
Aryo hanya menoleh sedikit di spion dan lekas memacu kembali mobilnya.
Terdengar gerutuan yang tidak jelas dari si ABG tadi.

"Hahaha.. dasar murahan,,!" Aryo tekekeh melihat ulah ABG tadi.
Padahal, waktu saat kuliah dulu..
pasti Aryo telah menghentikan mobilnya dan membiarkan ABG tadi masuk ke mobilnya.

Aryo memang telah berubah. Kini di Jakarta..
perempuan eksekutif beberapa perusahaan yang menjadi kliennya, adalah mainannya.

Kedatangan Aryo ke Bandung adalah untuk keperluan eksekusi program promosi berupa event kliennya..
produsen consumer goods paling top di Indonesia.
Beberapa produknya sering di handle Aryo.. selaku account executive perusahaan iklan tempatnya bekerja.

Saat itu produk minuman lemon tea yang dia handle.
Rencananya hari Minggu event itu dilaksanakan di Balai Kota.

Dan Aryo memilih hotel yang dekat dengan tempat pelaksanaan event tersebut..
sebuah hotel bintang lima belakang salahsatu mall pertama di Bandung.

Setelah mengurus prosedur chek in.. Aryo merebahkan diri di ranjang ukuran king size berseprai putih.
Menatap langit-langit tatkala ingatannya membuka kembali lembaran masa lalu..
yang sempat tertunda gara-gara ABG tadi.

Lama Aryo menerawang hingga akhirnya Aryo mengambil ponsel Nokia 9210i dari pinggangnya.
"HI, BELUM TIDUR? AKU DI BANDUNG! CALL ME IF U'RE NOT SLEEP YET. MISS U MUCH"
Begitulah Aryo mengetik SMS dan kemudian dikirim ke 08xxx0387xx.

Melinda.. ya.. nomor HP Melinda.. perempuan yang menaklukan hati Aryo.. ketika bertemu di fitness..
salahsatu hotel bersejarah di Bandung. Dia pacaran hanya 1 tahun dengannya.

10 menit berlalu semenjak Aryo kirim SMS tadi.
Aryo terlelap dengan jaket kulit masih membungkus tubuhnya.
Dinginnya AC menambah nikmatnya Aryo memejamkan mata, sehabis berkendaraan dari Jakarta.

Tok.. tok.. tok..! Tiga ketukan..
membuat Aryo terperanjat dan memandang jendela kamar yang tertembus sinar mentari pagi.

"Shit! udah siang ya..?"
"Sebentar. siapa ya..? Aryo bergegas menuju pintu.
"Room service..!” Aryo kemudian menghampiri pintu dan membukanya.

"Sarapan pagi Pak..!” Aryo baru sadar, pada malam ketika check in, makan paginya minta diantar.
"O, ya.. masuklah..!” Jawab Aryo seiring dengan membukakan pintu lebih lebar..
dan memberi jalan room service masuk dengan dorongannya.

"Silakan Pak dinikmati.. kalau ada pesanan lain, jangan ragu menghubungi kami kembali..!
Oh, terima kasih Pak..”
Sambil sedikit membungkuk room service menerima selembar sepuluh ribuan dari Aryo.

Empat miss caled dari Melinda..!
"Shit..! Lupa gue balikin ke mode general..! How stupid I am..!” gerutu Aryo.

Saat hendak menelpon kembali terdengar bunyi telepon kamar.
Aryo mengurungkan niatnya menelepon Linda.

"Ya..” jawab Aryo singkat.
"Pak Aryo ada tamu menunggu di Lobby..”

"Siapa..?"
"Ibu Senny dan Ibu Risma dari EO lokal katanya Pak..”
"Naik saja ke kamarku..” jawab Aryo lagi.

"Perasaan gua gak ada janji.. pagi ini.." gumamnya mengingat-ingat
"Sial.. sial. mandi belum.. makan belum.. Melinda, oh my God.. how stupid I am..”
masih saja Aryo menggerutu.

Terdengar bunyi ketukan pelan pintu. Aryo hanya cuci muka dan merapikan rambut sebisanya.
Jins dan kemeja di balik jaket kulit yang masih dipakainya, dirapikannya pula.

Beruntung Aryo memilih Junior Suite.. walau anggaran perusahaan tidak cukup untuk itu.
Mark up budgetlah yang menolong Aryo mendapatkan kamar mewah laksana boss perusahaan besar.

Dua gadis cantik masuk dengan senyum tesungging di bibirnya.
"Senny.. dan ini Risma..” ucapnya memperkenalkan diri.

Tidak seperti Ibu-ibu yang kupikirkan.. hahaha.. Pikir Aryo lagi.

"Kami diutus Pak Ferry untuk menemani Bapak, jadi LO Bapak, maksudnya..” kata Senny.
Risma hanya diam dan tersenyum saja sambil mengangguk.

Senny dan Risma duduk di sofa ruang tamu, berhadap-dadapan dengan Aryo.
Senny dan Risma terlihat masih muda. Rambut keduanya diikat ke belakang.

Kedua leher jenjangnya membuat darah Aryo berdesir. Dasar cowok buaya.
"Menemani saya..?” Tanya Aryo heran sekaligus senang mendengarnya.

"Iya Pak, Pak Ferry bilang begitu.. Kami LO-nya Pak Aryo.. siapa tau Pak Aryo butuh bantuan kami..
kalo-kalo ada yang mesti disiapkan sebelum event nanti. Atau kalo Pak Aryo butuh kami..
untuk menunjukkan jalan-jalan di Bandung, kalo Pak Aryo butuh sesuatu..” jawabnya.

"Hahaha.. nggak perlulah.. aku ini kuliah di Bandung. Bandung tuh nggak pernah berubah..
semenjak lima tahun lalu aku selesai kuliah.. but anyway.. thank you jika anda berdua mau menemani saya..”
Aryo menjawab sambil tersenyum.

"Kalian udah makan..?”
"Mmm.. Sudah Pak, Pak Aryo belum makan..?” Senny balik bertanya.

"Aku belum, kalian bangunin aku sih tadi pagi. Temenin aku makan ya..
Kamu boleh bikin kopi atau teh.. atau.. check aja mini bar di sana..” kata Aryo menawari mereka berdua.

"Dan satu hal, panggil aku Mas saja.. nggak usah Pak.. aku masih 30 tahunan kurang dikit lho.. Sen..”
Tawaran Aryo disambut anggukan mereka.

Sambil makan Aryo ngobrol dengan mereka ke sana ke mari.
Senny terlihat paling aktif sementara Risma, hanya menanggapi saja.

Aryo sesekali memperhatikan mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Memang cewek Bandung tidak ada yang mengalahkan, dari sisi kecantikan.

Obrolan mereka makin santai dan mengarah kepada hal-hal pribadi.
Sepertinya mereka sudah lama kenal.

Pribadi Aryo yang mengagumkan dalam urusan berbicara dengan wanita membuat mereka nyaman.
Malah di antara mereka berdua.. Risma yang mulai kelihatan duduk agak berbaring.

"Jam berapa aku harus ketemu Pak Ferry..?” Tanya Aryo.
"Santai saja Mas.. lagian Mas khan baru nyampe Bandung tadi malam. Pak Ferry bilang..
segala persiapan hari Sabtu ini udah di handle kita. Jadi Mas Aryo nggak usah khawatir..
cuman tinggal hearing dengan Polwiltabes aja kok nanti, habis makan siang.
Nah, Mas Aryo harus hadir di sana..” dengan panjang lebar Senny menjelaskan.

Gaya manjanya mulai kelihatan.
Tangannya kadang mengusap atau mencubit pinggiran sofa yang didudukinya.

"Kalo Mas Aryo mau jalan-jalan dulu, kami siap menemani koq..”
ujar Risma yang sedari tadi diam dan hanya menangapi.

"Bener nih.. kalo kalian kuajak tidur gimana..?”
Tanya Aryo yang sudah mulai bisa membaca situasi yang mulai santai.

Mereka berdua berpandangan satu sama lain. Kemudian tertawa.
"Iiih.. Mas Aryo genit deh..” balas Senny sambil melempar bantal sofa ke arah Aryo.
Aryo berkelit.. hingga bantal tersebut jatuh di belakang sofa Aryo.

"Aku mandi dulu ya. O ya.. Tolong ketikin surat undangan buat Kapolwiltabes..
untuk makan malam resmi di hotel ini.. sehabis event ya, kalian bisa ngetik khan..?”

"Pake notebook-ku tuh, ambil aja deket tempat tidur di ruang sebelah..”
"Ih.. Mas Aryo kok belum mandi..” Senny berkata sambil mengerenyitkan dahi dan menutup hidungnya.

"Apa.. mau ikut mandiin aku juga..? Dengan senang hati Sen..” goda Aryo.
"Week..!!” Senny mengeluarkan lidahnya. Aryo masuk kamar mandi. Dan mereka mulai mengetik.

Ketika Aryo keluar dengan berbalut handuk sampai batas pusar..
kedua gadis tadi tertegun di hadapan note book Aryo.

Risma mengusap lehernya sendiri.. sedangkan Senny mengapit dua telapak tangannya di pahanya.
Dari bayangan cahaya di wajah mereka.. terlihat mereka sedang melihat film. Terdengar pula suara desahan.
Aryo memang hobi download film-film pendek dari internet, film porno.

"Heh, sudah selesai belum ngetiknya..? Koq malah nonton sih..?”
"Mas, asyik-asyik juga ya filmnya...” kata Risma.

Keduanya sudah membuka blazernya masing-masing.
Terlihat pemandangan indah yang tak mungkin Aryo lewatkan.

Tank top putih ketat membungkus tubuh mereka..
dengan bayangan daleman hitam melingkar di daerah dada.

Kontan terlihat tonjolan yang muncul dari handuk yang dipakai Aryo.
"Jadi merinding nih..” ujar Risma mengusap-usap lehernya sendiri.

"Abis lihat Mas Aryo kayak gitu sih..”
Senny menimpali sambil matanya tertuju pada tonjolan di balik handuknya Aryo.

Tubuh Aryo memang mengagumkan, dadanya bidang, sedikit berbulu.
Tinggi 180 centi ditambah bentuk proporsional dengan perut rata berelief kotak enam.
Aryo memang rajin fitness.

Glek..!! Aryo menelan ludahnya sendiri. Aryo menghampiri kedua gadis itu.
Senny dan Risma memandang Aryo dengan penuh tanda tanya.

Muka Aryo mendekati kedua gadis itu.. yang memang duduk berhimpitan..
di depan notebook yang masih memutar klip porno dari internet.

Semakin dekat.. Hingga kedua gadis itu dapat merasakan nafas Aryo yang terkesan memburu.
Mata Aryo saling betatapan dengan kedua gadis itu, bergantian.

Mulut mereka sedikit terbuka..
seperti tengah manyambut bibir Aryo mendarat di bibir mereka masing-masing.

"Sudah selesai belum Mbak-Mbak..?" Tanya Aryo memecah keheningan.
Seketika itu juga mereka kaget.

"Ehhmm.. ss.. sudah.. Pak eh Mas..” Senny terbata-bata terkejut.
"I..ii. iya Mas, tinggal di print aja kok..” ujar Risma menimpali.

"Kalo begitu, printlah, tunggu apalagi..?” Aryo bergerak menjauhi mereka sambil tersenyum.
Yess..!! Dalam hati Aryo bersorak kegirangan.

Ternyata mudah saja menaklukan mereka.. pikirnya.
Dasar yesterday afternoon child (anak kemaren sore)..”

Sementara itu Senny segera memasangkan kabel printer di port notebook.
Risma mulai mencetak dokumen yang baru diketiknya berdua.

Aryo berdiri di depan kaca sambil menyemprotkan Bvlgari di beberapa titik di tubuhnya.. ketiak, leher serta dadanya.
Bayangan dua gadis itu terlihat. Sesekali mereka menoleh ke arah Aryo yang sedang berkaca.

Aryo tertawa dalam hati. Timbul niat iseng Aryo mengerjai mereka berdua.
Aryo kemudian duduk di ranjang, masih memakai handuk yang masih melilit di pinggangnya.

"Coba bawa kemari...” perintah Aryo kepada Senny. Senny berjalan mendekati Aryo.
"Duduk sini..” perintahnya kembali kepada Senny.

Senny duduk di ranjang, sebelah Aryo.. namun agak sedikit jauh.. sambil menyerahkan print out.
Aryo menarik lengan Senny untuk mendekat ke arahnya.

Di luar dugaan.. karena Senny tidak siap.. Senny terjatuh di pangkuan Aryo.
Kepalanya jatuh tepat di dadanya Aryo dan menghadap ke atas.

"Mas, kita nggak boleh begi ..” Belum sempat Senny menyelesaikan kata-katanya..
Aryo kemudian mendaratkan ciumannya di bibir Senny.

Mata Senny terbelalak menerima ciuman penuh gairah dari Aryo.. tapi kemudian Senny memejamkan mata..
dan menikmati sentuhan lembut bibir Aryo di bibirnya.

Senny kemudian merangkul leher Aryo. Geliat tubuhnya menandakan Senny sudah mulai terangsang.
Cukup lama mereka melakukan french kiss.

Sementara itu Risma hanya bisa diam terpaku, melihat ulah dua manusia diliputi nafsu.
Sesekali Risma mengigit bibir bawahnya. Tak tau apa yang harus diperbuatnya.

Terus terang Risma merasa risih melihat kelakuan temannya. Namun di sisi lain Risma mengakui..
bahwa dia terangsang hebat melihat adegan yang baru pertamakali dilihatnya secara live.

Risma semakin tertegun. Dadanya berdegup kencang.
Sementara itu tank top Senny sudah terlepas. Tali transparan bra hitamnya pun diturunkan Aryo perlahan.

Ritsleting jins Senny pun terbuka. Kini Aryo menciumi leher Senny.
Desah nafas senny semakin terdengar kuat.

Telapak tangan Senny bergerak mengusap centi demi centi dada bidangnya Aryo.
Sambil menciumi leher Senny, Aryo melirik Risma yang masih terpaku.

Tangan kiri Aryo melambaikan tangan mengajak Risma untuk bergabung.
Risma mulanya menggeleng.. namun beberapa detik kemudian ..
ragu-ragu risma berdiri dari tempat duduknya.

Berjalan perlahan dia naik ke tempat tidur..
merangkak menghampiri Aryo yang tengah sibuk membuka jins Senny.

Ciuman Aryo kirni beralih ke bibir Risma. Sementara tangan Senny masih bergelayut di leher Aryo..
Senny menciumi dada Aryo dan mengisap putingnya. Kini Senny hanya memakai daleman hitam.

Berpindah posisi di kanan Aryo.. sementara Aryo mulai sibuk dengan Risma di samping kirinya.
Mereka pun berciuman, sambil tangan Aryo membuka tank top putihnya Risma.

Sedikit demi sedikit handuk Aryo teringkap dan terlepas.
Kemaluan Aryo mencuat dari handuk yang tersingkap, membuat Senny menghampirinya.

Ctapp..!! Digenggamnya erat kemaluan Aryo dan mulut Senny pun bergerak..
mendekati kepala kemaluan Aryo yang seperti topi baja.

Lidah Senny menari-nari di kepala burungnya Aryo. Lihai benar Senny.
Helai demi helai pakaian Risma tanggal sudah, tinggal menyisakan celana dalam satin hitam menggoda.

Kini Aryo berbaring. Kepalanya persis di bawah kemaluan Risma yang masih terbungkus celana dalam hitam..
dengan noda basah di sekitar kemaluannya.

Dengan jarinya.. Aryo membuat jalan dengan menyingkapkan celana dalam Risma..
Membuat bibir kemaluan Risma terlihat. Merah, basah dan segar kelihatannya.

"Ahh.. Mas Arryoo..aahh.. Eehhmm.. sst.. ahh.."
Risma mendesah.. sambil meramas-remas bongkahan gunung kembarnya sendiri.

Sementara Senny masih sibuk menenggelamkan menara Aryo di mulutnya, turun-naik.
Bunyi kecipak terdengar nyaring memberi tambahan rangsangan di jantung Aryo.

Sesaat kemudian kain penutup itu telah lepas dari selangkangan Risma.
Risma pun membungkukkan badannya.. mendekati Senny yang masih sibuk dengan batanya Aryo.

Risma pun bergabung dengan Senny, silih berganti menjilati benda vital Aryo.
Terkadang mereka pun saling menjilat lidah.
Aryo masih membuat penetrasi dengan lidahnya di lubang kemaluan Risma.

Himpitan paha Risma semakin kuat dirasakan kepala Aryo.. dan beberapa detik kemudian..
terdengan desahan berulang dengan irama yang semakin cepat dan nada yang meninggi..
Diakhiri terikan namun tertahan.. tanda puncak kepuasan telah diraih Risma.

Risma terkulai dan menjatuhkan diri di ranjang.
Butir-butir keringat di wajahnya menambah manis wajah risma yang masih didera kenikmatan tiada tara.

Aryo bangun dan merebahkan Senny. Dia lepas pengait bra Senny.
Seketika itu juga muka Aryo terbenam di dua gundukan daging milik Senny. Begitu kenyal dan kencang.

Puting Senny yang sudah berdiri, digigitnya perlahan.. membuat Senny menggelinjang kiri kanan tak karuan.
"Mass.. Ahh.. Gigit lagi yang kuat mass..” ratap Senny.

Aryo semakin menjadi. Satu puting digigitnya..
sementara tangan kiri yang masih bebas meremas buah dada Seny satunya lagi.

Beberapa saat kemudian.. Ayo bangkit dan melorotkan celana dalam Senny.
Gadis itu pun memandang Aryo dengan penuh harap.

Kini batang Aryo bagai pedang terhunus. Perlahan Aryo mendekatkan batangnya di kemaluan Senny.
Plepp..! Sentuhan pertama membuat Senny tengadah.

Slebb..!! Sedikit demi sedikit disertai tekanan.. batang itu pun tenggelam dilumat kemaluan Senny.
Senny pun semakin tengadah, sambil mendesah keenakan.

"Aah.. ahh.. ahh.. Mmaass.. aah.. jangan siksa aku Masshh..!!”
Desahnya seirama dengan keluar-masuknya batang Aryo di kemaluannya.

Aryo tenang berwibawa. Genjotan pantatnya mantap sesekali berputar seperti Inul sedang action.
Kaki Senny pun melingkar di pinggang Aryo.. memberi tekanan lebih pada penetrasi batangnya Aryo.

Beberapa saat kemudian.. mereka berpindah posisi. Senny dan Aryo berhadap-hadapan menyamping.
Kaki Senny masih melingkar di pinggang Aryo sementara satunya lurus.

Paha Aryo menyilang, di kaki Senny sehingga berada di selangkangan Senny.
Keduanya saling neggerakkan pantat. Goyangan pantat Senny semakin liar.

"Mas.. Mass.. akkhu.. akkhhuu.. ngakhh khhuatt.. ehmm..” seperti mengejang..
Senny meraih puncak kenikmatannya, disertai muka yang menyeringai. Aryo kemudian berganti posisi.

Dibaliknya tubuh Senny yang terkuai lemas, sehingga pantat seksi Senny berada di atas.
Agak sedikit diangkat pantat Senny,

Aryo megarahkan burung yang masih berdiri tegak itu ke kemaluan Senny.
Clebb.. Blesskk..! Burung Aryo pun keluar-masuk sangkarnya.

Senny semakin meracau tak karuan.. menerima hujaman-hujaman batang Aryo.
Kondisi fisik Aryo yang prima memang membuat Aryo dapat menahan laju sperma..
untuk dimuntahkan di liang kemaluan Senny lebih lama.

Namun beberapa saat kemudian, Aryo semakin mempercapat gerakan maju-mundurnya.
"Ahh.. Ahh.. Senn.. Senn.. AAHH..!” Crattt.. cratt.. cratt..!!

Aryo melesakkan cairan kental putih itu, di dalam kemaluan Senny.
Aryo pun ambruk di ranjang setelah mencabut kemaluan dari liang Senny.

Senny yang masih telungkup berdampingan dengan Aryo berkata..
"Mass.. Senny sukhaa.. indaah sekali Mas.. Makasih telah bikin Senny bahagia hari ini..”

Senny menitikkan air mata, dengan mimik bahagia terpancar dari wajahnya.
Aryo mencium kening Senny.

Risma yang perlahan bangkit dari memulihkan tenaganya.. menyibakkan rambut..
yang sedikit acak-acakan dan merangkak menghampiri Aryo.. melewati Senny yang masih telungkup.

"Makasih Mas.. walau ini bukan pengalaman pertama,, Risma hepi banget hari ini..”
Ujarnya sambil kemudian mencium bibir Aryo. Risma berbaring di dada Aryo, damai.

Tiba-tiba, HP Aryo berbunyi. Aryo meraih HP yang berada di meja dekat ranjang kenikmatan yang telah berlalu.
Sylvana.. putus dengan Aryo karena dijodohkan Ortunya dengan pengusaha lokal yang sukses.

"Halo..” sapa Aryo.
"Halo say..! Kamu di mana..?" jawab Sylvana dari seberang sana.

"Aku di Bandung.. lagi ada ..”
"Apa..? Tega deh.. kok nggak bilang-bilang sih amu ada di Bandung..!? Kok kamu diem-diem aja sih..?
Kamu sekarang di mana..? Nginep di mana.. lagi ngapain sekarang..? Sama siapa kamu say..?”
Sylvana nyerocos seperti biasanya.

Aryo sangat kehilangan cerocosan imutnya Sylvana. "Stop.. stop.. kamu itu kayak polisi interogasi maling aja deh..
Aku masih di hotel, nginep di H**** sendirian koq.. baru mau berangkat ketemu klien..!” jawab Aryo berbohong.

Aryo bangkit dari ranjangnya dan berdiri mengghadap cermin besar.
"BOHONG..! Pasti ada cewek cantik di situ ya, pasti abis gituan ya..? Aku khan paling tau belangnya kamu..!
Siapa sih ceweknya..? Orang mana..? Cantikan mana sama aku..?"
Terdengar cerocosan lagi dari seberang.. sampai Aryo agak sedikit menjauhkan HP-nya.

Aryo berjalan mendekati jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Bandung dari lantai 10.
Mata Risma dan Senny mengikuti Aryo, yang masih polos tanpa busana.
Benar-benar mengagumkan tubuh telanjang Aryo.. dalam pikiran mereka.

"Suwer sayang, aku sendirian, gak ada siapa-siapa lagi di sini..” kata Aryo sambil memberi tanda..
pada Risma dan Senny untuk diam tak bersuara. Playboy juga nih Aryo.. pikir mereka berdua.

"Aku kangen sayang..!” Rengek Sylvana dari seberang sana.
"Lho.. Suamimu ke mana..?"

"Kang Sendy lagi ke Filipina.. ada proyek di sana. Sudah tiga hari di sana..
dan rencana pulang empat hari lagi, khan BT..”

"Kangen sama aku atau sama suamimu..?” Balas Aryo menggoda.
"Ya kamu dong say..! Ketemuan Yuuk..!?” Sylvana merengek.
"Oke.. nanti aku telepon balik yaa. Aku agak sedikit sibuk hari ini.. mungkin nanti agak maleman dikit ya..?”

"Bener lho say, awas kalo nggak..!"
"Emang kalo nggak mau diapain..? Hehehe..” Aryo terkekeh.

"Pokoknya kupotong punyamu..!”
"Kamu nggak akan dapet lagi dong.."

"Biarin.. khan udah ada di aku.. mau aku goreng. Mentahnya aja enak.. apalagi yang digoreng.. pasti lezaat..!"
Telepon pun diputuskan Sylvana. Aryo menggaruk-garuk kepalanya sendiri.

Risma dan Senny yang sedari tadi memperhatikan.. tersenyum melihat kelakuan Aryo.
Aryo menoleh ke arah keduanya.

"Udah deh.. kalian beres-beres dulu sana.. kalo mau mandi, mandi aja..
Masih ada satu handuk bersih kok di kamar mandi..” kata Aryo, sambil meraih Handuk bekasnya.

Kedua gadis yang masih ranum itu saling berpandangan dan menghambur ke Arah Aryo..
"Mandiin..!!” Sambil menyeret Aryo yang masih telanjang ke kamar mandi.

Dan entah apa yang mereka lakukan di kamar mandi luas..
dengan bath tub ala whirlpool yang cukup untuk 4 orang itu. CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------oOo------------------------------------------
 
---------------------------------------------------------------------------------

Cerita 59 – Memori Dalam Tugas

Chapter Two


Ke mana-mana Aryo masih ditemani Risma dan Senny.
Pelayanan all in kedua gadis itu tidak disia-siakan oleh Aryo.

Bercinta.. bercinta dan bercinta.. setiap ada kesempatan.
Entah kalo memang Pak Ferry menyediakan dua gadis itu untuk all in atau sebatas LO saja.

Tapi dilihat dari senyuman Pak Ferry ketika Aryo telah bersama dua gadis itu.. Aryo hanya menebak saja:
bahwa memang Pak Ferry sengaja ‘menyuap’ Aryo..

Walau dari sisi persiapan Event yang dilakukan Pak Ferry tidak ada masalah sama sekali.
Atau mungkin juga client service.

Saat itu Aryo sedang bersama Pak Ferry.. bos EO lokal.. di kantor EO tersebut di bilangan Antapani.
Terlihat kesibukan crew.
Mereka mempersiapkan item-item yang harus dibawa ke Balai kota nanti malam.

Pukul 14. 30 HP Aryo berbunyi.. Sylvana lagi..!
"Oh my god, gue LUPA..!” sambil menepuk dahinya Aryo menyesali kelupaannya.

"Hal ..” belum sempat selesai berucap.. Aryo dipotong.
"Mana janji kamu..!? Dasar tukang boong..!!” Sylvana marah-marah.

"Aduh.. maaf Sil.. aku sibuk banget..” Aryo kembali berkilah.
Mendapatkan dua kenikmatan sekaligus membuat Aryo lupa dengan janjinya pada Sylvana.

"Bener ya.. kupotong nanti punyamu..!?” Jawab Sylvana dengan nada geram.
"Oke-Oke deh.. aku selesai 10 menit lagi kok.. mau ketemuan di mana..?”

"Jemput ke rumahku dong..”
"Lho.. nanti kalo ada yang tau gimana..?”
"Aku jamin gak bakalan ada yang tau deh..”

"SMS deh, alamat rumah kamu, aku nggak tau khan d imana kamu tinggal sekarang..” kata Aryo lagi.
"OK.. awas kalo mangkir lagi..!” Ancam Sylvana lagi.

HP pun ditutup, dua menit kemudian terdengar bunyi SMS masuk.
"Ooo.. daerah atas rupanya..” Aryo manggut-manggut.

Sesaat kemudian Aryo meluncur.. setelah pamit pada Pak Ferry.. dengan alasan family business.
30 menit kemudian Aryo telah berada di daerah yang dimaksud, Hegarmanah.

Hingga akhirnya Aryo telah sampai pada rumah yang dimaksud.
"Hmm.. Gede juga rumahnya.. hebat betul si Sendy..” Rumah besar asri bergaya mediteranean.

Pagar tembok dengan relief batu kali ber vernish, dihiasi tumbuhan rambat..
menambah segar suasana rumah ini. Gerbangnya tinggi. Tiba-tiba, pintu gerbang terbuka sendiri.

Aryo bengong.. namun akhirnya sadar.. karena di atas tembok gerbang sebelah kanan terdapat kamera..
yang bergerak mengikuti gerak mobil Aryo, ketika mobilnya memasuki gerbang rumah Sylvana.

Halaman cukup luas.. yang pasti lebih besar dari rumah kontrakan Aryo di bilangan Gatot Subroto Jakarta.
Pohon cemara dan bambu tinggi menghiasi pinggiran tembok halaman rumah Sylvana.

Belum habis bengong Aryo.. kini dia disuguhi lagi kecanggihan teknologi.. pintu garasi terbuka ke atas.
Terlihat dua mobil berjejer, sebuah Mercedes Benz seri SLK 600 dan sebuah Jaguar S-type.

Aryo memarkirkan mobilnya di celah antara kedua mobil mewah tadi.
Aryo agak minder.. walaupun memakai Mercedes Benz E320 Masterpiece..
mobil dia nggak ada apa-apanya dibandingkan kedua mobil tagi.

Sylvana terlihat berdiri di pintu yang menghubungkan garasi dengan dalam rumahnya..
sambil memegang remot yang kemudian dipencetnya untuk menutup gerbang luar dan garasinya.

"Halo sayang..!” Sapa Sylvana lembut manja. Aryo kemudian keluar dari mobil dan menutup pintu.
JREB.. cuit.. cuit..! Bunyi alarm terdengar.

Aryo menghampiri Sylvana yang masih berdiri menyender di kusen pintu.
Kulit putih terbungkus tanktop krem..

Dengan celana hipster warna senada sebatas lutut menambah seksi Sylvana saat itu.
Apalagi dengan pusar Sylvana yang turut mengintip di antara tank top dan celananya.

Sylvana menyambutnya dengan pelukan. Aryo agak tidak tenang dengan perlakuan itu.
Diciumnya pipi Sylvana dan Sylvana membalasnya. Tercium bau rambut Sylvana yang khas.

Kini Sylvana berambut panjang hingga punggung.
Bando krem lebar menghiasi rambutnya membuat Sylvana semakin cantik.
Mirip AGB gaul, namun terlihat anggun.

Sylvana berubah.. semakin cantik. Beda ketika saat Aryo meninggalkan Sylvana 6 tahun lalu.
Dada Aryo berdegup keras.

"Kok mobilku disuruh masuk..? Bukankah kita mau keluar..?" Tanya Aryo bingung.
"Mending di sini aja.. kamu khan belum pernah ke rumahku..?"

Jawab Sylvana, berjalan bersamaan Aryo saling memeluk pinggang, menuju ruang tengah.
"Katanya disuruh jemput..?” Tak ada jawaban.

Sylvana, melepaskan Aryo dan merebahkan diri di sofa kulit warna hitam..
bergaya kontemporer modern dari Da Vinci. Aryo duduk di sebelahnya.

Dia mengamati sekeliling ruang tengah. Di depan sofa terdapat TV plasma 56 inch..
lengkap dengan perangkat home theater dan Hi-Fi canggih.

Hiasan patung-patung kontemporer pun turut menghiasi ruangan yang tertata rapi.
Karpet tebal warna biru cocok dengan tembok warna biru langit..
yang menambah kesejukan ruang tengah rumah Sylvana.

"Sendirian..?” Tanya Aryo, memecah keheningan. "Nggak ada pembantu..?"
"Mereka kusuruh pulang. Rumah mereka deket kok, di kampung belakang rumah ini..”
Jawab Sylvana singkat.

"Suamimu kapan pulang..?" Tiba-tiba Sylvana bangkit dan mendorong dada Aryo hingga rebah di Sofa.
Sylvana menindih Aryo. Mata mereka saling berpandangan.

Desah nafas bergemuruh hingga terasa di masing-masing wajah dua manusia itu.
Bibir mereka makin mendekat akhirnya bersentuhan. Mesra sekali.

Kini Aryo berani memeluk Sylvana. Bibir mereka kini telah bersatu..
melepas rindu empat tahun tidak bertemu.

Kepala mereka bergerak saling silang.. memainkan irama cinta yang makin menggelora..
membuat ruangan sejuk itu menjadi hangat.

Ciuman Aryo bergeser ke leher Sylvana.. membuat Sylvana mendesah..
menikmati sensasi yang masih diingatnya empat tahun lalu.
"Ahh.. yo.. ehmm..” desah Sylvana, menggoda.

Sylvana melepaskan kancing-kancing kemeja Aryo. Dada bidang itu terbukalah sudah.
Sudah pasti ciuman dan jilatan lidah Sylvana menari-nari di sana.

Pikiran Aryo kembali ke masa empat tahun lalu.. saat mesih mereguk manisnya cinta dengan Sylvana.
"Sil.. ahh.. I miss you a lot..” Aryo balas mendesah.

Seketika itu juga Aryo menarik tanktop Sylvana hingga lepas dan dilemparkannya, entah ke mana.
Kini dua dada bertemu dan merapat erat sekali.

Sylvana memeluk Aryo dan merka kembali berciuman ala orang Perancis.
Keadaan berbalik.. kini Aryo berada di atas Sylvana..
melancarkan serangan-serangan indah ke leher dan dada Sylvana.

Dijamahnya dada Sylvana, diremasnya lembut. Walau tidak begitu besar..
namun Aryo masih ingat, lingkaran yang mengisi penuh telapak tangan Ayo.

Sesekali puting kecil kemerahan Sylvana dijepitnya di antara telunjuk dan dari tengahnya..
membuat Sylvana tengadah dan menggeliat liar.

Lidah Aryo pun menyapu di dada kiri dan kanan Sylvana.
Tampak basah dan mengkilat diterpa cahaya yang masuk dari jendela..
sehingga menambah kesan estetis, atau mungkin erotis tepatnya.

Aryo kemudian menanggalkan sepatunya..
kemudian dilanjutkan dengan membuka kaitan celana dan menurunkan ritsleting Sylvana.

Sylvana hanya terdiam, menunggu apa yang akan dilakukan Aryo selanjutnya.
Dilepaskannya celana krem hipster dengan sekali terik namun gentle.

Paha putih mulus Sylvana diusapnya ke arah kemaluan..
yang masih terbungkus celana dalam satin putih berenda di bagian atasnya.
Bulu-bulu halus Sylvana mencuat keluar dari balik renda transparan.

Aryo kemudian menciumi perut Sylvana.
Dimainkannya lidah Aryo di area pusar Sylvana yang beranting.

"Oooh.. Aryoohh.. ehmm.. ssp.. aahh..” kembali terdengar desah Sylvana..
manakala sapuan lidah Aryo bergerak semakin ke bawah menuju tepian celana dalam Sylvana.

Dipeganginya kepala Aryo dan diusap-usap rambutnya. Aryo kemudian menarik celana dalam Sylvana.
Dilemparkannya sembarang dan menyagkut di satu patung yang menghias ruang tengah itu.

Bulu halus Sylvana tercukur rapi membentuk huruf V.
Aryo mengendus-endus bulu pubis Sylvana, membuat Sylvana menggelinjang kegelian.

Sampailah kini Aryo pada labia mayoranya Sylvana.
Lidah Aryo menari-nari di sana, namun beberapa saat kemudian ditepisnya kepala Aryo.

Sylvana mendorong Aryo hingga kembali Aryo rebah di pinggiran sofa.
Dengan bernafsu dilepasnya ikat pinggang Aryo dan ditariknya juag celana Aryo.

Terlihat batang yang masih tertutup..
berdenyut seakan ingin berontak merobek celana dalam yang masih menutupinya.

Perlahan lidah Sylvana menari di atasnya. Aryo diam mengamati perlakuan Sylvana kepadanya.
Sesekali Aryo pun tengadah menikmati tarian gemulai lidah Sylvana.

Sesaat kemudian Sylvana berhasil menarik lepas celana dalam Aryo..
Hingga batang aryo pun mencuat ke atas. Bulu lebatnya menghiasi daerah sekitar kemaluan Aryo.

Kenyataan ini tak disia-siakan Slivana menyusuri setiap centi kemaluan Aryo dengan ujung lidahnya..
membuat Aryo mendesah kenikmatan.
Zakar Aryo pun tak luput terkena sapuan lidah Sylvana yang semakin menggila.

Sylvana menghentikan kegiatannya dan menarik Aryo untuk bangkit.
Setengah berlari kecil Sylvana menuntun Aryo menuju ke kamarnya tidak jauh dari ruang tengah..
lewat tangga kecil yang dibawahnya terdapat kolam ikan koi bermacam warna.

Bunyi gemericik air mancur kecil membuat damai suasana ruang tengah tadi.
Kini Aryo rebah di ranjang besar kamar Sylvana.

Terpampang di sana foto ukuran 20 R Sylvana dengan Sendy. Aryo tidak ambil peduli dengan foto itu.
Yang hanya ia pedulikan adalah sentuhan-sentuhan Sylvana yang sempat hilang empat tahun lamanya.

Ctapp..!! Diraihnya batang kemaluan Aryo yang sedari tadi tegak seperti menara Eiffel Paris itu.
Sedikit mengocok.. Sylvana mengkombinasikannya dengan kuluman-kuluman lembut dan gesekan giginya.

Tangan Aryo meremas sprei putih pertanda kegelian yang ditahannya.
Irama turun-naik kepala Sylvana terlihat indah sekali.
Semakin cepat.. semakin tak kuasa Aryo menahan sensasinya.

"Mmmphh.. mmphh.. mmphh..” terdengar Sylvana menggumam..
karena mulutnya penuh dengan batang kemaluan Aryo.

Aryo tidak ingin kenikmatan itu cepat berakhir.
Diangkatnya kepala Sylvana dan dibaliknya Sylvana hingga berbaring.

Aryo kemudian bergerak ke atas Sylvana dan berbalik.
Kini mulut Aryo berhadapan dengan kemaluan Sylvana yang merah merekah dan mengkilat karena basah.

Sylvana pun tak menyia-nyiakan kemaluan Aryo yang menggantung di hadapannya.
Keduanya saling menjilat, menyedot, mencium dan melakukan beberapa variasi lainnya.

Hingga akhirnya, Sylvana berteriak keras.
"Aaauugghh..!! Aahh.. Arryyoohh.. God.. hngg.. ghhhh..!!” Sedikit tengadah Sylvana teriak.

Giginya mengatup. Panjang sekali lenguhan kenikmatan yang terdengan.
Mulut Aryo tak luput dari semburan cairan kenikmatan Sylvana.

"Stop.. Stop.. please Stop yo.. aku nggak mau dapet duakali dengan cara ini..” Sylvana memohon.
Aryo berbaring,, sedangkan Sylvana berada di atasnya, ditopang lutut.

Sylvana memegang kemaluan Aryo dan mengusap-usapkannya di Bibir kemaluannya, hingga akhirnya..
Slebbb.. Blessepp..! Sedikit demi sedikit kemaluan Aryo hilang di telan kemaluan Sylvana.

Jlebb.. clebb.. clebb..! Sylvana bergerak turun-naik dan memutar-mutarkan pinggulnya.
Aryo yang sedari tadi diam.. mulai melakukan penetrasi dari bawah..
Hingga lengkaplah kenikmatan yang diterima Sylvana.

Setelah puas dengan posisi itu.. kini Aryo bangkit dan membiarkan Sylvana menungging.
Aryo kemudian menyodok kemaluan Sylvana dari belakang.

Pantat Aryo bergoyang maju-mundur.
Perut Aryo yang menempel di pantat Sylvana, menimbulkan bunyi berulang-ulang.

Satu tangan Aryo memegang pinggul Sylvana dan satunya lagi menarik rambut Sylvana ke belakang.
Sylvana menjadi tengadah, sambil menjilati tangannya sendiri.

Sesekali tangan yang telah dijilat diusapkannya ke clitorisnya..
sehingga menambah rangsangan di daerah miliknya tersebut.

"Mmphh.. Ayoo.. Aryoohh.. hmm.. ahh.. Hmmphh..” gumam Sylvana.
Nama Aryo dipanggil berulangkali.
Gumaman Sylvana seirama dengan keluar-masuknya kemaluan Aryo di vaginanya.

Aryo kemudian membalik Sylvana, sehingga Sylvana rebahan.
Ditusuknya lagi lubang merah merekah itu dengan batang Aryo.

Kaki Sylvana menempel di dada Aryo,,
sehingga memudahkan Aryo utnuk melakukan penetrasi lebih dalam lagi. Hingga akhirnya..

"Sill.. I want to cum.. I want to cum..!!” kata Aryo setengah berteriak.
"Cum inside me honey, I want your juice so bad..” balas Sylvana.

"Kkiita bbarenganhh.. sayhh.. Aaarrgghh.. Aryoohh..!”
Lanjut Sylvana yang ditutup dengan teriakan nikmat tanda puncak kedua telah diraihnya.

"Aaarrgghh..!” Bersamaan dengan teriakan Sylvana Aryo pun berteriak..
Cratt.. cratt.. cratt..!! Ada 3 - 4 kali semprotan sperma hangat masuk ke dalam vagina Sylvana.

Dua semprotan menyembur di perut hingga dada Sylvana.
Sylvana kemudian mengusapkannya ke seluruh permukaan payudaranya.
Dijilatnya jari-jari bekas usapan di dadanya.

Aryo terkulai lemas dan ambruk di sisi Sylvana. Keduanga berciuman mesra.
Butiran keringat di muka Sylvana membasahi rambutnya juga. Dada Aryo pun mengkilat berkeringat.

Sylvana turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.
Sesaat kemudian kembali Sylvana naik ke ranjang dan menarik bed cover tebal dan hangat..
sehingga menutupi keduanya hingga batas dada.

Kepala Sylvana bersimpuh di dada Aryo dan sesekali menciumi dadanya.
Lama Aryo termenung menatap langit-langit putih kamar Sylvana.
Pikirannya kembali lagi ke masa empat tahun ke belakang.

"Apa yang kamu pikirkan Yo..?" Tanya Sylvana memecah keheningan.
"Kamu nggak berubah..” jawab Aryo sambil mengusap-usap rambut Sylvana.

"Apanya yang gak berubah..?” Tanya Sylvana lagi.
"Aku nggak mau berubah.. aku cinta dan sayang sama kamu Yo..” lanjutnya lagi.

"Suamimu..?” Aryo balik bertanya lagi, sambil melihat foto yang terpampang tadi.
"You know I never love him as much as I love you.. I really love you, Aryo..!”
Jawab Sylvana, sambil menguatkan pelukannya ke Aryo.

"Kasihan dia..” balas Aryo singkat.
Sylvana melonggarkan pelukannya dan menjauhkan kepalanya dari dada Aryo.

Tangannya meraih bungkus Marlboro Light di meja samping ranjagnya.
Sylvana menyalakan rokok itu dan memberikannya ke Aryo. Aryo mengisapnya.

Kemudian Sylvana menyalakannya lagi utnuk diisapnya sendiri.
"Pffuhh..” kepulah asap keluar dari mulut imut Sylvana.

Sylvana duduk dengan memeluk dua kakinya. Selimut yang menutupi dadanya tersingkap.
"Kamu jahat..!” Ujar Sylvana mengumpat.

"Kamu lebih kasihan sama suamiku.. kamu nggak sayang sama aku.
Aku ditinggal terus sendirian, batinku menjerit Yo.. kamu nggak peduli perasaanku.
Coba pikir.. di mana seharusnya aku mendapatkan kepuasan batin dari suamiku..
aku dapatkan dari batangan-batangan plastik oleh-oleh Sendy dari Eropa.
Aku masih simpan foto kamu Yo..” Sylvana mulai lagi dengan cerocosannya.

Air matanya mulai mengalir membasahi pipi mulus kemerahan.
"Hu.. huu.. huu..” tak kuasa menahan perasaan Sylvana mulai menangis.

"Setiap perasaan sepi itu muncul, setiap keinginan itu timbul..
aku terus menipu diri sendiri dengan hadirnya kamu di sini.
Cuma foto itu yang aku punya yo, penis palsu itu yang jadi pemuasku..!”

Menangis terisak Sylvana melanjutkan, sambil mematikan rokok yang belum habis setengahnya diisap.
Aryo tertegun, sejenak. Ditariknya tubuh Sylvana kembali ke dadanya.

Sylvana memeluk erat kembali tubuh Aryo.
"Sil.. sama denganku, 12 November.. ingat..?" Aryo mengajak Sylvana flash back.

"Kamu nggak pernah balas SMS-ku.. kamu nggak pernah bisa dihubungi.
Keluargamu seakan-akan menjauhkan kamu dari aku, what did I have..? Nothing..!”
Aryo mulai membela diri.

"Kita adalah korban keadaan Syl, kita nggak mungkin bersatu.
Hanya ini yang kita punya, perasaan yang sama..”
Sambil mengusap-usap rambut Sylvana, Aryo melanjutkan.

Sylvana kemudian tengadah, menghadap wajah Aryo. "Promise me..!” Sylvana memohon.
"Promise you what..?" Aryo membalas.

"Kita akan sering bertemu.. please..!”Sylvana memohon..
sambil menyusupkan tangannya ke balik bed cover yang jadi selimut mereka berdua..
mencari-cari kemaluan Aryo dan menggenggamnya erat.

Aryo sedikit menegang kegelian. Batangnya mulai tegang kembali.
"Oke.. aku janji..” jawab Aryo tersenyum..
merasa sedikit terancam gara-gara batangnya dipegang Sylvana.

"Awas, kalo nggak.. kupotong punyamu.. buat gantiin yang plastik..!”
Ancam Sylvana.. dengan mata melotot namun kemudian tersenyum.

Aryo tertawa terkekeh.. dan selanjutnya menindih tubuh Sylvana..
Untuk kemudian mereguk madu cinta kedua yang sempat tertunda empat tahun lamanya. CONTIECROTT..!!
--------------------------------------------------oOo---------------------------------------------
 

---------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 59 – Memori Dalam Tugas [Chapter Three]

Meluncur dengan MB E320 MP-nya, di Jl. Cihampelas dinihari sepulang dari rumah Sylvana..
Aryo menyetel keras-keras ‘Mad About You’-nya Sting.

Terlihat ramai saat itu di pusat perbelanjaan Premier, kala Aryo melewatinya.
Orang-orang baru turun dugem dari Studio East, sebuah kelab malam terkenal di Bandung.

Jalanan pun agak sedikit macet..
karena di bawahnya lagi masih terhadang mobil-mobil yang baru keluar dari pelataran parkir S*** L***.

Pikiran Aryo kembali menerawang pada kejadian barusan di rumah Sylvana.
Hehe.. dapet lagi nih, Sylva..! Pikirnya.
Lumayan kalo gue ada tugas ke Bandung lagi. Nggak usah cari hotel..
Lanjutnya membatin.

Saat itu masih terjadi antrean, tiba-tiba dua orang gadis mengetuk kaca mobilnya.
"Mas.. Mas Aryoo..!!” Ternyata Risma dan Senny.

"Ngapain kalian di sini..?” Tanya Aryo bingung. Aryo menepikan sedikit mobilnya di kanan.
Bunyi klakson dari mobil belakang terdengar. Tak dipedulikan Aryo.

"Kami abis dugem sama anak-anak EO lainnya, tuch.. pada ngumpul di sana..!”
"Bukannya mereka siap-siap..?” Tanya Aryo lagi.

"Iyaa.. semua udah siap kok Mas, orang security yang kami sewa jaga di Balai Kota..
kita-kita diajak Pak Ferry, katanya sih biar fresh besoknya..” jawab Senny.
"Kita sih seneng-seneng aja diajakin..” Risma menimpali.

"Dari mana sih, Mas..? Mau balik ke hotel lagi..?” tanyanya lagi.
"Ya.. balik ke hotel..” "Ikut dong nginep dong Mas..” rengek Senny.

"Soalnya udah pagi nih, kagok kalo pulang dulu ke rumah.
Kita bilangnya nginep di kantor sih sama ortu..” kata Risma menimpali.

"Naiklah..” jawab Aryo kegirangan.
"Ee.. bentar ya Mas, ngambil dulu tas di mobil temen..” kata Senny sambil berlari menuju restoran.
Dan mobil pun kembali meluncur ke arah hotel.

Sesampainya di kamar, Aryo membuka baju dan celana tanpa risih..
di hadapan Risma dan Senny dan berganti dengan kaos oblong ketat dan celana pendek.

Risma dan Senny menelan ludah sendiri.
"Heh.. bengong..! Udah.. tidur sana..!" kata Aryo memberi perintah.

Keduanya lantas mengeluarkan baju ganti dari tasnya masing-masing..
Kemudian berjalan menuju kamar mandi. Terdengar bunyi keran air dihidupkan.

Aryo yang sudah terlihat mengantuk. langsung merebahkan diri di ranjang..
sambil mengecek schedule untuk besok di HP-nya.

Pintu kamar mandi pun terbuka.
Risma hanya mengenakan kaos tanpa lengan warna putih tipis yang longgar..
sehingga memperlihatkan tonjolan payudara tanpa bra.. dengan g-string warna hitam.

Sedangkan Senny.. mengenakan atasan baby doll satin warna pink hingga batas pinggul..
dengan bawahan dihiasi CD warna senada dengan potongan high cut.
Dia pun tidak memakai bra.

Batang kemaluan Aryo yang terasa pegal bangkit dari tidurnya..
hingga terasa makin pegal akibat percintaan tadi siang hingga malam dengan Sylvana.

Keduanya tersenyum ke arah Aryo dan langsung meloncat ke ranjang.
Aryo tertawa kecil melihat kelakuan mereka yang seperti anak kecil.

Keduanya menciumi pipi Aryo, sambil mengelus-elus dada Aryo.
Malah Risma sempat menelusuri batang kemaluan Aryo dengan tangannya.

Aryo sebenarnya ingin menikmati lagi kemolekan tubuh mereka..
namun badannya terasa luluh lantak.

"Heh, gadis-gadis manis.. Aku capek..! Tidur aja yuuk..!?”
Kata Aryo sambil menarik selimut menutupi dua per tiga badan mereka.

Dan malam pun berlalu tanpa ada pergumulan birahi di antara mereka.
------oOo------

Minggu pagi. Ketiganya masih terlelap tidur.
Selimut yang menutupi tubuh mereka telah tersingkap.

Kaos tipis yang dipakai Risma melelet ke samping lepas dari bahunya..
sehingga satu tonjolan dadanya mencuat.. walau putingnya masih sedikit tertutup.

Baby doll Senny tersingkap ke atas sampai dadanya.. sehingga bagian bawah dadanya terlihat.
Begitupula paha mulus dan sexy mereka yang memang terekspos..
menambah indahnya pemandangan bagi yang melihatnya.

Aryo menggeliat dan membuka matanya.
Melihat sekeliling dan akhirnya matanya tertuju pada pemandangan dua gadis tadi.

Muncul niat iseng Aryo untuk membangunkan mereka.
Disingkapkannya lagi ke atas baby doll Senny..
sehingga dua bukit kembar mulus itu makin terlihat indahnya.

Slrupp.. clrupp.. clrupp..!! Dijilatinya satu per satu.
Senny menggeliat dan mendesah. "Ehmmhh..” desahnya.

Begitu sadar dikerjai Aryo, Senny tersenyum. "Selamat pagi Mas..” sapa Senny.
Diciumnya bibir Aryo. Aryo pun membalas dengan penuh nafsu.

Satu payudara Senny diremasnya, menimbulkan suara desahan manja.
Risma terbangun gara-gara suara desahan Senny.

Begitu matanya terbuka dan melihat apa yang dilakukan Aryo dan Senny..
Risma segera tersadar.. bahwa pemandangan yang dilihatnya akan membawa kembali Risma..
mengalami hal terindah yang pernah dia alami berdua dengan Senny.

Seketika itu juga Risma memelorotkan celana pendek Aryo..
yang sedari tadi telah memperlihatkan tonjolan batang Aryo yang keras.

Clrupp.. slrupp..!!
Ujung lidah Risma menari di kepala kemaluan Aryo. Aryo pun mendesah keenakan.
"Ohh.. ahh.. ssph.. aahh..” meluncur desahan nikmat itu dari mulut Aryo.

Kini dada mulus Senny terekspos dengan jelas..
setelah Aryo membuka baby doll pink yang dikenakan Senny.

Lidah Aryo pun menyapu seluruh bagian dada Senny..
hingga menjalar ke perut dan akhirnya ke daerah selangkangan Senny.

Aryo kini menungging.. membuat Risma berbaring di bawah kemaluan Aryo..
dan bebas memperlakukan kemaluan Aryo sepuasnya.

Aryo perlahan menyingkapkan memelorotkan CD Senny.
Slrupp.. slrupp..!! Dengan lahapnya Aryo menyapu bibir vagina yang telah basah.

Sesekali lidah Aryo melakukan penetrasi ke dalam vagina Senny..
membuat Senny bergerak-gerak menggelinjang menikmati sensasi yang ditimbulkan lidah Aryo.

Risma sibuk dengan permainannya.
Kuluman mulutnya dikombinasikan dengan genggaman mengocok di kemaluan Aryo.

Jilatan Aryo di bibr vagina Senny semakin menggila. Senny pun semakin mendesah..
dan meremas-remas payudaranya sendiri, sambil sesekali putingnya dipilin.

Senny semakin tegang.. himpitan paha mulus Senny di kepala Aryo semakin menguat.
"Mas.. akkhu.. nggak tahannh.. akhu ngg.. AAhh..!!” Hingga akhirnya Senny melenguh panjang.

Pantatnya sedikit terangkat untuk memaksimalkan kenikmatan yang sedang diraihnya.
Mulut Aryo banjir dengan cairan puncaknya Senny. Sampai akhirnya Senny pun terkulai lemas.

Saat itu tidak disia-siakan Aryo. Aryo bangkit dan membuka paha Senny.. membuat Senny mengangkang.
Kemaluannya diarahkan ke vagina Senny.

Slepp.. slepp.. slepp..!! Diusap-usapkannya sebentar dan perlahan.. Clebbh..!!
“Nghhhh..aaahhh..!!” Batang itu amblas.. sedikit demi sedikit di vagina Senny.

Beberapa tusukan berikutnya dilakukan dengan lembut dan lambat.. lalu makin cepat.
Crebb-clebb-clebb-clebb-crekk-crekk..!! Aryo mempercepat gerakan maju-mundurnya.

Risma menghampiri Senny, berbaring di sisi Senny.
Lidahnya menjilati payudara Senny dan satunya lagi diremasnya.
Senny berteriak minta ampun pada Aryo.

Melihat Senny sudah kepayahan.. lantas Aryo menyuruh Risma menungging.
Tubuhnya berada di atas Senny dan mukanya tepat berada di atas dua gunung kembar Senny.

Tak menunggu waktu lagi.. Slebb..!! Aryo membenamkan penisnya..
Bukan di vagina Risma.. tetapi di anus Risma..!
Setelah sebelumnya, ludah Aryo membasahi seluruh kemaluan Aryo.

Blessepp..! Sedikit-demi sedikit batang besar berurat itu masuk menyeruak di anus Risma.
Risma sedikit berteriak, menengadahkan mukanya dan tidak jadi melumat payudara Senny.

Gerakan maju-mundur Aryo semakin cepat.
Risma semakin berteriak tak karuan.. seperti sedang menangis.

Senny yang berada di bawah Risma.. beringsut mundur dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang.
Melihat pemandangan yang indah itu.. Senny pun ikut terangsang..

Ia tanpa sadar melakukan masturbasi.. dengan mengusap-usap vaginanya..
Sesekali menusukkan jarinya dan tangan satunya lagi meremas payudara montoknya.

Aryo merasa puncaknya sudah dekat.. mempercepat gerakannya.
Risma yang masih menungging kepalanya rebah ke ranjang.

Risma terlihat pasrah.. dengan lenguhan-lenguhan panjang terputus-putus keluar dari mulutnya.
Hingga akhirnya Aryo mengejang dan memuntahkan cairan kenikmatannya di anus Risma.

Panjang benar puncak yang diraih Aryo. Sleppp..!!
Perlahan Aryo mencabut penisnya, yang berlumuran sperma.

Cairan yang berada di dalam anus Risma pun berleleran keluar..
mengalir perlahan menyusuri paha mulus Risma.. manakala Aryo mencabut batangya.

Aryo pun rebah ke ranjang. Risma yang masih belum mendapatkan puncaknya..
mencoba memasukkan batang Aryo yang masih tegak dan basah.

Risma bergerak-gerak turun-naik dengan cepat..
Ia tidak mau menyia-nyiakan batang Aryo yang masih tegak.. yang sebentar lagi akan melemas.

Aryo semakin merasa pegal pada kemaluannya.
Tadinya dia tidak ingin meneruskan.. namun kasihan pada Risma yang telah ia sodomi.

Nasib baik berpihak pada Risma.
Akhirnya Risma pun mendapatkan puncaknya dan rebah di samping Aryo kecapean.

Aryo meraih jam tangannya. Pukul 08.45, 45 menit lagi menjelang pelaksanaan event.
Aryo tenang saja.. toh karena lokasi pelaksanaan iven itu tidak jauh dari hotel tempatnya menginap.

Aryo bangkit dan mengajak dua gadis yang masih terkulai lemas tiu untuk mandi bersama.
"Girls c'mon.. waktunya tinggal dikit lagi nih.. ntar kalian dimarahi Pak Ferry lho..”

"Ntar dong Mas, nyawaku nih masih melayang.. Lagian kami khan masih capek..!
Koq Mas Aryo nggak capek sih..?”
Tanya Senny sambil tersenyum menyiratkan kebahagiaan sejati masih dia alami.

Aryo hanya tersenyum saja dan merasa bersyukur bahwa selama ini..
fitness yang dilakukannya dua hari sekali sangat bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuhnya.

"Aku nggak kunci kamar mandinya yaa..” kata Aryo sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.
"Ikuut..!” Balas mereka lagi.. sambil menghambur mengejar Aryo yang berlari juga menuju kamar mandi.
Silakan bayangkan apa yang terjadi di sana. Hehehe..

Siang itu di Balai Kota. Aryo terlihat sporty, mengenakan jins stone whased, dengan atasan kaos oblong.
Kacamata hitam turut menghiasi wajahnya, menutupi teriknya matahari Bandung saat itu.

Terlihat Aryo sedang berbincang dengan Pak Ferry.. pemilik EO lokal..
dan sesekali berbincang juga dengan para crew.. memberi perintah.. di samping panggung.

Hingar-bingar musik mewarnai panasnya hari itu di Balai Kota.

Anak-anak ABG di depan panggung berjingkrak-jingkrak di depan panggung dengan semangat..
dan berteriak-teriak memberi support pada band-band yang tampil di depan panggung..
yang tidak lain adalah teman-teman mereka juga.

Aryo melihat sekeliling.. tentunya mencari pemandangan indah.
Cewek-cewek Bandung yang terkenal cantik.

Toh.. walau pun punya pengalaman dengan beberapa cewek saat kuliah di Bandung..
cewek-cewek Bandung tidak pernah membuat Aryo bosan.

Saat melihat-lihat sekeliling penonton yang memang ramai..
mata Aryo tertuju kepada seorang wanita.. rambut panjang berbando lebar.

Memakai kaos putih lengan panjang ketat.. dengan tas kecil bertali menyilang di dadanya.
Memang dia agak berada di luar kerumunan.. saat Aryo melihatnya.

Diana..!! Teriak Aryo dalam hati.
Aryo lantas berjalan dengan sedikit berlari mencoba menghampiri Diana..

Menembus kerumunan penonton. Berjuang.. di antara desakan penonton yang histeris.
Malah sempat kaki Aryo terinjak oleh salahsatu penonton yang berjingkrak.

Ketika sampai pada tempat yang dituju.. Aryo kehilangan Diana.
Aryo kembali celingukan.. mencari Diana, di antara kerumuan penonton.. tapi tak mendapatkan hasil.

Kembali Aryo harus berjuang untuk menuju depan panggung.
Terduduk Aryo di samping panggung. Aryo menyalakan Marlboro merahnya.
"Pffuhh..” asap putih mengepul keluar dari mulutnya.

Pikirannya menerawang kembali seperti ketika bertemu dengan Sylvana.
Ahh.. sudahlah.. romantisme jaman dulu.. ujarnya dalam hati.
Kembali Aryo melanjutkan aktivitasnya mensupervisi iven tersebut.

Sore menjelang malam.. Naif menutup iven itu dengan meriah.
Penampilan David saat itu memang gila.

Dengan pakaian gaya Seventies dan muka dihiasi kacamata lebar.. membuat lucu penampilannya.
Penonton pun puas dengan penampilan mereka.

Seiring dengan berakhirnya lagu yang bertajuk 'Aku Rela'.. penonton pun bersorak..
bertepuk tangan riuh. Penonton pun bubar.. hengkang dari tempat itu sedikit-demi sedikit.

Akhirnya hanya tersisa crew panggung dan acara yang sedang membereskan perlengkapan dan area sekitar.
Aryo berbincang kembali dengan Pak Ferry. Senyum puas pun tersungging di wajah Aryo.

"Oke, Mas Aryo, laporannya akan saya siapkan besok ya, berangkat jam berapa besok ke Jakarta..?”
Tanya Pak Ferry.
"Nggak usah buru-buru Pak, saya masih punya dua hari lagi di Bandung.

"O.. Iya..! Oke deh Mas.. aku meeting evaluasi dulu yaa, bareng anak-anak.. mereka dah menunggu..”
Kata Pak Ferry dan meninggalkan Aryo sendirian.

Aryo melipat tangannya di dada. "Hmm.. What a busy days.. " gumam Aryo.
Ya.. busy with love.. busy with ladies.. busy with all of the past romances things.. and that is Aryo.

Saat Aryo melamun sendiri menghadap panggung yang sedang dibereskan..
terasa seseorang menepuk bahunya dari belakang.

Aryo menoleh.. Diana..! "Halo Om Yo..!" Sapa Diana lembut.
Masih mengenakan setelan yang sama seperti tadi siang. Diana terlihat cantik.

Aryo terpaku dengan mata berbinar.
Tak sepatah kata pun muncul dari mulut Aryo. Lama sekali.

"Hallo.. Om Aryo.. Earth calling Aryo..!! Earth calling Aryo.. commin Arryo..!!”
Kata Diana yang memang suka bercanda.

"Ha.. ha.. ha.. ha..!!” Aryo terbahak. "Dasar anak Gila..!” Kata Aryo sambil memencet hidung Diana.
"Aduh, sakiit..!!”

"Biarin.. biar pesek hidungmu.. biar enak kalo lagi nyium kamu..”
"Iih.. Om Aryo masih genit deh..” balas Diana memencet hidung Aryo.

Diana kini telah menjadi gadis dewasa. Saat Aryo meninggalkan Melinda, Diana masih seperti ABG.
Ya.. Diana adalah keponakan Melinda.

"Kok tau aku di sini..?”
"Aku tau Om yang ngerjain ini..”

"Tau dari mana..?”
"Orang iklan pasti tau Om.. aku kerja di periklanan di Bandung.. kantor kecil sih.. diajakin temen.
Tapi aku suka Om.. bayak tantangan.. lihat aja Om sendiri..!” Kata Diana menjelaskan.

"Jadi apa kamu di sana..?"
"Jadi AE.. sama kayak Om.."

"Salah. Aku Senior Account Executive.
Dua tingkat di atas kamu, setelah Associate.. hehehe..!” Jawab Aryo.

"Tapi yang penting tugasnya sama.. gaet klien.. pelihara dan di maintain.
Apalagi kalo kliennya cakep..” jawab Diana.

"Anak pinter..” ucap Aryo kembali memencet hidungnya Diana.
"Auu.. sakiit.. Om..!” Rengeknya lagi.

Diana.. kini 26 tahun. Berubah menjadi gadis yang sangat cantik.
Beda cuman 5 tahun dari tantenya Melinda. Dulu masih imut, dengan dandanan gaya anak ABG.

Mereka berdua berjalan ke pinggir.. dekat dengan pembatas parkir mobil dan duduk di sana.
"Apa kabar tantemu..?” Tanya Aryo mengalihkan pembicaraan ke arah yang lebih private.

"Baik.. Malah dia bilang Om Aryo SMS dua hari yang lalu..”
"Kamu tau..?”

"Tau.. tante Mel cerita koq. Malah juga dia cerita Om Aryo nggak angkat HP-nya waktu tante Mel nelepon balik..”
"Aku ketiduran.. Trus kelupaan mau nelepon balik, sibuk..” sergah Aryo merasa diingatkan kembali.

"Iya, Om.. aku taunya kemaren kok.. waktu aku mampir ke rumah Tante Mel..”
"Trus, kamu kok nggak ajak Tante Mel ke sini..?”

"Nggak ah.. daripada aku jadi kambing congek.. Pasti Om Aryo sama tante Mel nggak mau diganggu..
Trus aku jadi kambing congek deh.. khan bete.. digituin..!” Jawabnya lagi.

Diana memang tau bagaimana cintanya Aryo sama tantenya.
Tapi dia pun kagum juga dengan laki-laki itu.. walau pun tau Aryo sudah sepenuhnya milik tantenya.

Namun di luar dugaan.. Aryo pun menyambut kemolekan tubuh Diana dengan senang hati.
Diana tidak kecewa dengan keadaan itu.

Yang penting.. berada di pelukan kekasih tantenya membuat dia merasa nyaman dan terlindungi.
Terlebih.. kebutuhan seksualnya selaku ABG yang kala itu menggelora terpenuhi..!

Daripada harus dipuaskan dengan anak-anak sebayanya.. yang hanya mengandalkan nafsu semata.

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------oOo-------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd