------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita 65 β Lintas Generasi
Bu Ida
Mulai masuk di kota dingin Bandung Ini.. ketika aku mulai sekolah di SMA.
Di masa itu aku mempunyai teman karib namanya Ova.. berasal dari Sumatera Barat.
Di sana dia menumpang di rumah tantenya. Kebetulan antara aku dan Ova mempunyai hoby yang sama..
Seperti naik gunung.. lintas alam.. atletik.. lempar lembing.
Aku sering bertandang ke rumahnya.. makin lama makin sering.
Karena aku juga naksir sama Ike, adik sepupu Ova atau anak tantenya.
Walau aku sudah menjadi akrab dengan keluarganya.. tapi Ike tak kunjung kupacari..
masih tahap pedekatelah kira-kira.. hehehe..
Setelah selesai SMA.. Ova melanjutkan studi di Singapura.. sementara aku tetap di kota B.. sekolah teknik.
Tapi aku mencoba untuk bertandang ke rumah Ike.. tapi jarang ketemu.
Namun perjalanan waktu menentukan lain bagi Ike.. ayahnya yang wakil rakyat itu meninggal.
Sekarang ini ibunya mencari nafkah sendiri.. dengan memegang beberapa perusahaannya..
yang memang sudah dirintis cukup lama.. sebelum terpilih menjadi wakil rakyat.
Harapanku memacari Ike tetap ada di dada.. Walau pun saat aku berkunjung justru bu Ida..
βibunya Ike/tantenya Ova,,β yang sering menemuiku.
Karena Ike ada kesibukan di Jakarta.. sehubungan dengan keikutsertaannya dalam sekolah presenter..
di sebuah stasion teve swasta di sana.
Tapi sebenarnya kalau mau jujur.. Ike masih kalah dengan ibunya.
Bu Ida lebih cantik.. kulitnya lebih putih bersih.. dewasa dan tenang pembawaannya.
Sementara Ike agak sawo matang.. nurun ayahnya kali..?
Seandainya Ike seperti ibunya: tenang pembawaannya.. keibuan dan penuh perhatian.. baik juga.
Sekarang.. di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ida dan seorang pembantu.
Ova sudah tidak di situ.. sementara Ike sekolah di ibukota.. paling-paling seminggu pulang.
Akhirnya aku disuruh bu Ida untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya.
Untungnya aku memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya.. yang aku tekuni sejak SMA.
Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ida..
aku lalu menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer.. dan bu Ida setuju bahkan senang.
Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb. Aku menyukai pekerjaan ini.
Yang jelas bisa menambah uang sakuku.. bisa untuk membantu kuliah.. yang saat itu baru semester dua.
Bu Ida memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran aku.
Pegawai bu Ida ada tiga cewek di kantor.. tambah aku... belum termasuk yang di lapangan.
Aku sering bekerja setelah kuliah.. sore hingga malam hari. Datang menjelang pegawai yang lain pulang.
Itu pun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu.. deh.
Bagiku ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.
Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai.. hubunganku dengan bu Ida semakin akrab.
Semula sih biasa saja.. lambat-laun menjadi seperti sahabat.. Curhat.. dan sebagainya.
Aku sering dinasehati.. bahkan saking akrabnya.. bercanda.. aku sering pegang tangannya.
Mencium tangan.. namun tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain.
Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.
Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku.
. betapa pun dan siapa pun bu Ida.. dia mampu menggetarkan dadaku.
Walau pun sudah cukup umur.. wanita ini tetap jelita.
Kukira siapa pun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik.. bahkan cantik sekali.
Dasar pandai merawat tubuh.. karena ada dana untuk itu.. rajin fitnees.. di rumah disediakan peralatannya.
Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat.. uhhh.. sangat sedap dipandang.
Ini sudah aku ketahui sejak aku SMA dulu.
Tapi karena aku kepingin mendekati Ike.. hal itu aku kesampingkan.
Data-data pribadi bu Ida aku tau betul.. karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya.
Tingginya 161 cm.. usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun lima bulan.. dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.
Pada suatu hari aku lembur.. karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender.
Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai.. tapi aku agak terhibur bu Ida mau menemaniku sambil mengecek pekerjaanku.
Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda.
Bahkan kalau minumanku habis.. dia tidak segan-segan yang menuang kembali.. aku malah menjadi kikuk.
Dia tak enggan pegang tanganku.. mencubit. Namun aku tak berani membalas.
Apalagi bila sedang mencubit dadaku.. aku sama sekali tidak akan membalas.
Dan yang cukup surprise.. tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.
βCapek ya..? Saya pijit, nih..β katanya.
Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga.. dipijit janda cantik. Hehehehe..
Apalagi yang kurasakan dadanya.. pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang.
Ahhhh.. kurasakan nyaman juga.
Lama-lama pipiku sengaja aku pepetkan dengan tangannya yang mulus.. ah.. dia diam saja.
Dia membalas membelai-belai daguku yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang.
Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan.. aku membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ida.
Wah.. wanita ini betul-betul seorang pekerja keras.. gumanku dalam hati.
Aku bersiap-siap untuk pulang.. tapi dibuatkan kopi.. mau tak mau jadi kembali minum.
βKamu sudah punya pacar Na..?β Tanyanya.
βEh.. Belum Bu..β jawabku sedikit kaget.
βMasaβ sih..? Pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng..β katanya.
βBelum Bu, sungguh kok..β kataku lagi mulai berdebar.
Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah dengan penerangan yang agak redup.
Entah siapa yang mendahului.. kami berdua saling berpegangan tangan.. lalu saling meremas lembut.
Yang jelas semula aku sengaja menyenggol tangannya..
Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu..
dan terdengar derum mobil melintas di jalan raya.. serta sayup-sayup suara binatang malam..
Aku dan bu Ida hanyut terbawa oleh suasana romantis.
Bu Ida yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu.
Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.
Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku.
Dalam kondisi yang baru kualami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung..
Tapi anehnya nafasku makin memburu..
kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu.
Aku menjadi bergemetaran.. dan tak mampu berbuat banyak.. walau tanganku tetap memegang tangannya.
βDingin ya Na..!?β Katanya sendu.
Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya.. yang memang tanpa lengan baju itu.
βIya.. Bu dingin sekali..β jawabku.
Terasa dingin.. sementara tangannya juga merangkul pinggangku.
Bau wewanginan semerbak di sekitar aku duduk.. menambah suasana romantis
βKalau ketahuan Darti βpembantunya,,β gimana Bu..?β Kataku gemetar.
βDarti tidak akan masuk ke sini.. pintunya terkunci..β katanya. Mendengar itu aku merasa aman.
Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini.. dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya.
Tanpa diajari atau diperintah oleh siapa pun.. kukecup bibir indahnya.
Dia menyambut dengan senyuman.. kami saling berciuman bibir saling melumat bibir.
Lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing.
Tanganku pun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ida..
Dia pun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku.
Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini. Sejenak jeda..
Kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis.. dibanding waktu-waktu sebelumnya.
Kami berangkulan kembali.. seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan..
padahal antara majikan dan pegawainya.
Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut.. sementara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya.
Pertama pantatnya.. kemudian bergeser dan menjalar ke pinggulnya.
βKamu tau.. sejak kamu ke sini dengan Ova dulu.. saya sudah berpikir:
βGanteng banget ini anakβ..β katanya setengah berbisik.
βAh.. ibu ada-ada saja..β kataku mengelak walau pun aku senang mendapat sanjungan.
βSaya tidak merayu.. sungguh..β katanya lagi.
Kami makin merangsek bercumbu.. birahiku makin menanjak naik.. dadaku semakin bergetar.
Demikian juga dada bu Ida. Dia pun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.
Kemudian aku beranjak berdiri dan menarik tangan bu Ida yang supaya ikut berdiri.
Dalam posisi ini dia aku dekap dengan hangatnya.
Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan βmembelahβ celana yang aku pakai.
Lalu aku bimbing dia ke kamarnya.. bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ida menurut saja.
Kami berbaring bersama di spring bed.. kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.
βGimana kalau saya tidur di sini saja, Bu.. Boleh..?β Pintaku lirih.
Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada aku.
βIni pakai punya saya..β dia menyodorkan pakaian tidur.
Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.
Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam aku terbangun lagi.
Dalam kondisi begini.. jelas aku susah tidur. Udara terasa dingin.. aku mendekapnya makin kencang.
Dia menyusupkan kaki kanannya di selangkangan aku. Penisku makin bergerak-gerak..
Sementara cumbuan berlangsung.. Ughhhh..!!
Penisku semakin menjadi-jadi kencangnya yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.
Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana..? Apakah aku lanjutkan atau diam saja..?
Lama aku berpikir untuk mengatakan tidak..! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat..
Nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku..
Bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku.
Walau pun aku diamkan beberapa saat.. tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat.
Memang aku sadar.. wanita yang ada di dekapanku adalah majikanku.. tantenya Ova.. mamanya Ike.
Tapi sebagai pria normal dan dewasa.. aku juga merasakan kenikmatan..
bibir dan rasa perasaan bu Ida sebagai wanita yang sintal.. cantik dan mengagumkan.
Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya..
Meski pengalaman ini baru pertamakali kualami.
Aku tak kuasa berkeputusan. Dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran..
Antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu.
Lamat-lamat kuperhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed.. sengaja aku lihat lama dari dekat.
Aihh..! Wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita di depan lelaki dewasa.
Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya.. meraba pahanya.
Dia mengeliat pelan.. aku tidak tau apakah dia tidur atau pura-pura tidur.
Kucium lembut bibirnya.. dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur.
Kusingkap gaun tidurnya kemudian kulepas. Dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih.
Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ida.. putih dan indah banget.
Kuraba-raba tubuhnya.. dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu.
Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku.
Lalu pakaianku terlepas. Kini aku pun hanya pakai cede saja.
βKamu ganteng banget, Na.. tinggi badanmu berapa, ya..?β Bisiknya. Aku tersenyum senang.
βMakasih. Ada 171an. Bu Ida juga cantik sekali..β mendengar jawabanku dia hanya tersenyum.
Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya..
kemudian keplorotkan celana dalamnya..
sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini.
Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar. Betapa tidak..!?
Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah..
Sesuatu yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja.
Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba.
Wanita yang selama ini aku lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah..
bagian kaki dan bagian lengan ini.. sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa.
Menakjubkan..! Darahku semakin mendidih melihat pemandangan nan indah itu.
Di saat aku masih bengong.. pelan-pelan aku melorot cedeku..
Kini aku dan bu Ida sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya.
Kami berdua berdekapan.. saling meraba dan membelai.
Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek.
Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ida.
Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya..
Erggghh.. yang tentu saja membawa efek nikmat luar biasa.
Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya.
Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu..
Aku meraba selakangannya.. ada rerumputan di sana.. tidak terlalu lebat jadi enak dipandang.
"Nghhhh..!!" Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya.
Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut kemudian mengedot putingnya..
yang berwarna coklat kemerah-merahan.. lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya.
Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya.
"Ahhhh.. ssshhhh..!!" Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya.
Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran.
Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu.
Aku penasaran.. lalu kubuka kedua pahanya..
kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya.
Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku.
Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali.
"Auhhh.. eehhhh.." Bu Ida mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya.
Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya.
Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.
βAyo Na.. aku tak tahan..!!β Katanya berbisik
Dan merangkulku ketat sekali.. sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.
Aku mulai menindih tubuh sintal itu.. sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku..
supaya ia tidak berat menopang tubuhku. Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya.
Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main.. getaran jantungku makin tidak teratur.
Sambil menciumi bibirnya dan lehernya.. tanganku meremas-remas lembut susunya.
Slepp.. slepp.. slepp.. sleppp..!! Penisku menggesek-gesek sekalangannya.. ke arah atas βperut..β
kemudian turun berulang-ulang.. menimbulkan nikmat yang luar biasaa..!!
Tak lama kemudian kakinya direnggangkan.. lalu pinggul kami berdua beringsut..
untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya.
Beberapakali kami beringsut.. tapi belum juga sampai kepada sasarannya.
Ughhhh..!! Penisku belum juga masuk ke vaginanya
βAlot juga..β bisikku. Bu Ida yang masih di bawahku tersenyum.
βSabar-sabar..β katanya.
Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya.
βSudah.. Ditekan.. pelan-pelan saja..β katanya mengarahkan.
Aku pun menuruti saja, menekan pinggulku.. Slebb.. "Unghhhh..!!"
Blessskk..!! Masuklah penisku, agak seret.. tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah..!
Pada saat masuk itulah.. rasa nikmatnya amat sangat kurasakan.. seolah 'menghantam'.
Seolah aku baru memasuki dunia lain.. dunia yang sama sekali baru bagiku.
Aku memang pernah melihat film orang beginian.. tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini.
Ohhhh..!! Ternyata rasanya enak.. nyaman.. mengasyikkan. Wonderful..!!
Betapa tidak.. dalam usiaku yang ke 23.. baru ini merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.
Gerakanku mengikuti naluri lelakiku.. mulai naik-turun.. naik-turun, kadang cepat kadang lambat..
Sambil memandang ekspresi wajah bu Ida yang merem-melek..
Mulutnya sedikit terbuka.. sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah.
Merasakan kenikmatannya sendiri. βAhh.. uhh.. ehh.. hemf.. ehmm.. ohh..!!"
Ketika aku menekankan pinggulku.. dia menyambut dengan menekan pula ke atas..
supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya.
Oughhh..!! Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan..
berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.
Di tengah peristiwa itu bu Ida berbisik.. βKamu jangan terlalu keburu nafsu.. nanti kamu cepat capek.
Santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya..β ketika aku mulai menggenjot dengan semangatnya.
βYa Bu, maaf..β aku pun menuruti perintahnya.
Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya..
mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan.
Ehm.. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati.
Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku..
atau kemudian dibuka lebar-lebar.. bahkan kadang dirapatkan..
Slebb.. clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crebb.. crebb..
Gesekan kulit batang penis dengan dinding-dinding vaginanya terasa nikmat sekali.
Sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret.
Gerak apa pun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri.
Setelah lebih dari sepuluh menit.. aku menikmati tubuhnya dari atas..
dia membuat suatu gerakan dan aku tau maksudnya.. dia minta di atas.
Aku lantas tiduran terlentang.. kemudian bu Ida mengambil posisi tengkurap di atasku..
sambil menyatukan alat vital kami berdua.. bleesskk..!! Bersetubuhlah kami kembali.
Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam.
Sampai beberapa saat bu Ida menggerakkan pinggulnya..
Payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku.
Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang.
Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot.
Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku.
Kadang seperti orang berenang.. atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai.
Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang.
Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan.
Ugghhh..!! Benar-benar lintas generasi..!
Adegan ini berlangsung lebih dari limabelas menit. Kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya.
Nafasnya kian tidak teratur.. sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja.
Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya..
sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya.
Rasanya enak sekali.
Setelah kerja keras.. majikanku itu mendesah sejadi-jadinya..
βAhhh.. uhhh.. ehhh.. akkkhhu, ke..llluaarrr..Naaa.. hhhhh..!!β Rupanya ia orgasme.
Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku..
nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya.
Nafasnya berkejar-kejaran.. gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam.
Ia menjadi lemas di atasku.. sambil mengatur nafasnya kembali.
Aku mengusap-usap punggung mulusnya.
Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali..
merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya.
Beberapa menit dia masih menindih aku.
Setelah pulih tenaganya.. dia berbaring terlentang kembali.. siap untuk aku 'tembak' lagi.
Kini giliran aku menindihnya.. dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi.
Gerakanku pelan juga.. dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk.
Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa.. apalagi dia bisa menjepit-jepit.. sampai beberapakali.
Arggghhh..!! Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ida. Ruaar biasa..!
Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai di ujung senjataku.. Aliran darah..
Energi dan perasaan terpusat di sana.. yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara.
Energi itu menekan-nekan kemudian memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan..
Saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa..
Menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah..
yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona.
Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa..
Suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan.
Crattt.. crattt.. cratt.. cratt..!! Air maniku terasa keluar tanpa kendali..
Menyemprot deras memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ida.
βAhh.. egh.. egh.. uhh..!!β Suara.. lenguhan.. dan desahan kami bersahut-sahutan.
Bibir indah itu kembali kulumat makin seru.. dia pun makin merapatkan tubuhnya..
Terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya..
βAkkhhu.. kelluuuar Bu..β kataku terengah-engah.
βAku juga Na..β suaranya agak lemah.
βLho keluar lagi, tadi kan sudah..!? Kok bisa keluar lagi..!?β Tanyaku agak heran.
βYa, bisa duakali..β jawabnya sambil tersenyum puas.
Kami berdua berkeringat.. walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga..
bagai habis naik gunung saja.. lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh.
Tapi aku masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.
Selang beberapa menit.. setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek..
aku mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang.
Ahh..!! Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya.
Perempuan punya bentuk tubuh indah itu pun terlihat puas..
Seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya.
Aku lihat selangkangannya, ada ceceran air maniku..
Putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya.
Pengalaman malam itu sangat menakjubkan.. hingga sampai berapakali aku menaiki bu Ida.. aku lupa.
Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.
-----oOo-----
Keesokan harinya
Busa-busa sabun memenuhi bathtub.. aku dan bu Ida mandi bersama.
Kami saling menyabun dan menggosok.. seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri..
termasuk bagian yang paling pribadi.
Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut.
Aku senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.
βSaya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Monas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi..!?"
Katanya sambil menimang-nimang tititku.
βKan Ibu yang bikin begini..β jawabku. Kami tersenyum bersama.
Sehabis mandi.. kuintip lewat jendela kamar.. Darti sedang nyapu halaman depan..
kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketauan. Waktu baru pukul setengah enam.
Tetapi senjata ini belum juga turun.. tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali.
Kembali meletup-letup.. jantung berdetak makin kencang.
Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi.
Aku agak membungkuk.. karena aku lebih tinggi.
Bau wewangian semerbak di sekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi.
Lalu ku lepas gaunnya.. kutanggalkan behanya dan kuplorotkan celana dalamnya.
Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur.
Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu.. kembali mengulangi kenikmatan semalam.
Ia terbaring dengan manisnya..
pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan.. pangkal paha..
dan rerumputan sedikit di tengah menutup samar-samar huruf βVβ.. tanpa ada gumpalan lemaknya.
Aku buka dengan pelan kedua pahanya.
Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya.
Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku.
Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana.
Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu..
mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali.
Bu Ida bergelinjangan, tangannya makin erat memegang tititku.
Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi.
Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas.. bagai bunga mawar yang merekah.
Beberapa saat aku melakukan permainan ini..
dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ida, yang menghebohkan semalam.
Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami..
saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran.
Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua.
Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat.
Sebuah kejutan..
tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi diurut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya.
Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.
Rasanya aku diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan.
Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang.. sementara
aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan aku.
Slebbb..! Clebb..!! Aku mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ida..
yang tadi sudah aku βpelajariβ bagian-bagiannya secara seksama itu.
Ahh..!! Benda ini memang rasanya tiada tara.
Ketika kumasukkan batang penisku.. tidak hanya aku yang merasakan enaknya penetrasi..
tetapi juga bu Ida merasakan kenikmatan yang luar biasa..
Itu terlihat dari ekpresi wajahnya.. dan desahan lembut dari mulutnya.
βAhhh..β desahnya setiapkali aku menekan senjataku ke arah selangkangannya..
sambil ia juga menekankan pula pinggulnya ke arah tititku.
Kami berdua mengulangi mengarungi samudra birahi yang menakjubkan, pagi itu.
-----oOo-----
Ketika semuanya sudah selesai..
aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan.. saat Darti mencuci di belakang.
Dalam perjalanan pulang aku termenung,
Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat..
Tanpa liku-liku.. tanpa terpikirkan sebelumnya.
Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya.
Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus.. semulus paha bu Ida.
Singkat.. cepat dan mengalir begitu saja.. namun membawa kenikmatan yang menghebohkan.
Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ida secara utuh..
Orang yang selama ini menjadi majikanku.
Menyaksikan rona wajah bu Ida yang memerah jambu.. kepasrahannya dalam ketelanjangannya..
Menunjukkan kedahagaan seorang wanita yang membutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria.
-----oOo-----
Hari berganti minggu.. minggu berganti bulan..
Si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu.
Dan bunga itu masih segar saja.. bahkan rasanya makin segar menggairahkan.
Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.
Pernah pada suatu kesempatan bu Ida bertandang ke kos-kosanku.
Waktu itu pagi sekitar pukul 09.00.. aku sedang kerjakan tugas.
Kepada induk semang aku akui dia sebagai tanteku.
Karena kira-kira sudah ada dua mingguan tidak begituan.. aku sangat ngebet, kepingin sekali.
Kuciumi dia dan kulumat bibir indahnya.
Lalu aku plorotkan celana panjangnya sekalian dengan cedenya, aku tembak di kamarku.
Belum sampai selesai.. terdengar ada sepeda motor masuk pintu gerbang. Shit..!! Itu teman kos aku.
Kami cepat-cepat mengakhirinya. Kulihat bu Ida pucat pasi wajahnya.
Seperti biasanya temanku nyelonong masuk ke kamar..
Tapi karena kami berdua sudah kelihatan beres.. tidak ada yang mencurigakan. Jadi tidak ada masalah.
Itulah permainan kami yang paling singkat. Sialann..!! Kentang banget deh jadinya..!! (. ) ( .)
---------------------------------------------------oOo--------------------------------------------