Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------

Cerita 082 – “Bener Gak, Sih..!?”

[Part 1] – Gairah di Toko Bangunan

Sengat matahari
lumayan menyiksa kulit siang ini.
Tapi tidak bagi Ruslan. Ini sudah menjadi sarapan sehari-hari.

Dengan cepat dia bergerak mengangkat balok-balok kayu dari truk..
kemudian memindahkan ke tempat penyimpanan di gudang belakang.

Dia sengaja bergegas cepat memindahkannya..
karena akan ada semen satu truk lagi yang akan masuk sebentar lagi.

“Istirahat dulu, Ale..!!” Teriak Pak Wandi sambil duduk dan mengisap rokok.
“Santai Be..” sahut Ruslan.

Ale merupakan panggilan akrabnya.
Karena dia memang asli dari daerah Maluku. Tepatnya daerah Ternate.

Kulitnya hitam khas orang-orang timur.. ditambah lagi ibunya dari Buton.
Maka lengkap sudah gelapnya kulit Ruslan

Tanpa mempedulikan Pak Wandi dan Kebot yang duduk sambil merokok dan minum..
Ale tetap mengerjakan tugasnya.. hingga semua balok rapi tersusun di gudang belakang.

Lalu dia berpindah ke samping lagi, mengangkat beberapa sak semen dan disusun rapi..
agar jika semen baru masuk bisa dengan mudah peletakannya.

Ale lalu jalan ke depan dan laporan ke majikannya
“Ci, balok semua sudah dipindahkan trus nanti jam 1 semen mau masuk..”
ujarnya Ale dengan dialek timurnya yang tidak pernah lepas

“Oke Ale, gudangnya sudah lu rapiin kan..?” Tanya sang majikan
“Sudah Ci.. beres”

Ale segera berlalu ke belakang lagi sambil membawa 2 bon dari meja etalase depan..
untuk menyiapkan pesanan yang sudah masuk..
Nanti dimuat di mobil pickup lalu diantar ke pelanggan yang sudah memesannya.

PROLOG
Toko bangunan Maju Jaya ini merupakan milik toko bangunan milik Alvin Suryadi..
Atau suka dipanggil Koh Alvin. Usianya sudah di kepala 5.. tepatnya 55 tahun.

Selain toko Maju Jaya ini.. Koh Alvin juga memiliki bengkel motor dan toko sparepart..
yang letaknya kurang lebih 5 km dari toko bangunannya yang diberi nama Bengkel Karya Unggul.

Istrinya bernama Stefany.. 37 tahun usianya. Memiliki tinggi 163 cm..
Dengan badan yang masih langsing.. membuat Ci Fany.. –panggilan akrabnya..– terlihat begitu mempesona.

Berbeda dengan suaminya yang sudah terlihat tuanya dan suka berpakaian seadanya..
Maka Stefany selalu terlihat licin, wangi dan menarik..
Disamping dikarunia kulit putih mulus dan wajah cantik ala wanita oriental.

Mereka berdua sudah menikah selama hampir 10 tahun.. namun belum juga memiliki keturunan.
Setelah menikah mereka memilih untuk membuka usaha sendiri yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal mereka.

Koh Alvin sehari-harinya mengelola usaha bengkel dan toko sparepart..
Sedangkan Ci Fanny mengelola toko bahan bangunan.

Di bengkel tersebut ada 4 orang pegawai. Satu bagian administrasi dan kasir.
Dan 3 lagi teknisi bengkel yang mengurusi perbaikan hingga perawatan motor.

Di Toko bangunan sendiri selain Fany yang bertugas menjaga toko sekaligus boss di sana..
ada 3 anak buahnya yang ikut membantunya.

Yang pertama Pak Wandi. Sudah 60 tahun usianya.
Merupakan pegawai lama dari zaman Koh Alvin baru buka toko bangunan ini.. merangkap sopir pickup.

Lalu ada Rivai yang suka dipanggil Kebot. Baru 3 bulan kerja sebagai kenek.
Dan terakhir ialah Ruslan.. atau yang suka dipanggil Ale.

Ale sudah bekerja selama 6 bulan. Paling rajin dan tidak pernah diam orangnya.
Bisa dibilang toko bangunan ini menjadi rapi.. teratur dan juga tertata semua berkat Ale.

Gudang yang berantakan semua ditata dan dirapikan.. agar barang-barang dan material mudah dicari..
dan gampang dihitung saat opname. Pasir dan kerikil juga dibuatkan sekat dari kayu dan papan bekas..
agar tidak berhamburan ke mana mana.

Dia juga bisa menyetir dan jika Pak Wandi berhalangan.. maka Ale yang mengambil alih.
Sehingga sedikit banyak bisa dibilang Ale ini tangan kanannya Koh Alvin dan Ci Fany di toko bangunan ini..
dan itu sangat membantu sekali kedua majikannya.

Suatu ketika Fany baru selesai mandi.. sambil melilitkan handuk dia keluar dari kamar mandi..
yang jadi satu dengan kamarnya.. masuk ke wardrobe room.. pilihin baju dan dalaman buat dipakai hari ini.
Lalu masuk ke kamar tidurnya untuk pakai baju.

Dia masuk ke ruang tidur.. dan suaminya Alvin masih di kamar.
“Fan..” sambil senyam-senyum Alvin memandang Fany.

Hmmmmm.. Fany sudah mengerti apa mau suaminya.

“Pantas belum jalan.. ada maunya ternyata..” sungut Fany.
“Hehehehe.. yuk..!?” Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya.

Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah.. perutnya yang rata dan mulus..
serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul.

Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus.
“Pintu sudah dikunci..?” Tanya Fany.
"Sudah..” Jawab Alvin di sela mulutnya sedang mengenyot puting pink milik istrinya.
“Nyalain AC dulu..” suruh Fany lagi.

Sambil melepas sedotannya.. Alvin meraih remote AC lalu memencet tombol ON.
Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan.

Buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya..
membuat Alvin makin rakus melumatnya.

Sambil menurunkan celana pendek dan celana dalamnya..
dia membuka kaosnya.. lalu merenggangkan paha Fany.

Ujung kejantanannya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala.
Lalu ia menggosok-gosokkan pelan di bibir kewanitaan istrinya.

Wanita cantik tersebut mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya.
Lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin dikemaluannya yang belum begitu siap dan basah.
pelan-pelan lelehan cairan membasahi dinding kemaluannya.

Alvin mulai menggoyang dan naik-turun.. Fanny memeluk bagian pinggul suaminya.. pahanya dibuka lebar.
Tidak lama kemudian..
Belum lama Alvin mengayuh perahu birahinya.. ujung penisnya sudah meminta untuk tuntas.

“Ooh oh oh..!!” Sedikit menjerit kecil.. crett.. crett.. lalu memuncratkan cairan ke dalam kewanitaan istrinya.
Dengan nafas tersengal..
Pria tersebut mencabut kejantanannya lalu berbaring di samping Fany. Fany hanya bisa terdiam.

Alvin langsung bangun sejurus kemudian.. masuk kamar mandi mencuci batang kemaluannya..
pakai celananya dan bajunya.
Fany juga bangun dan mengambil handuknya.. masuk lagi ke kamar mandi..

“Gue jalan dulu yah..” Ujar Alvin.. ”Nanti malam ada acara mancing sama si Tono..” sambungnya.
Fany tidak menjawab..
Langsung masuk kamar mandi dan mencuci gua-nya yang masih gatal sebenarnya.

Tapi sudahlah.. memang Alvin bukan seperti Alvin beberapa tahun lalu..
Yang ngga bisa lihat Fany lagi masak di dapur langsung mendekat dan menempelkan kejantanannya di pantat..
sambil meremas payudaranya Fany.

Alvin kini masuk ke fase-fase yang sudah mulai kurang bisa menikmati seks secara bersama.
Kehidupan seks mereka 3 tahun terakhir ini memang menurun.

Alvin juga lebih sering kumpul dengan teman-temannya.. mancing hobinya dan juga main burung.
Tapi memang begitulah keadaannya.

Sedangkan birahi Fany masuk suka membara..
Usia 37 tahun termasuk usia di mana wanita sedang ganas dan butuh dibelai.
Untuk selingkuh tidak pernah terpikir di kepalanya, sama siapa..?

Trus kalau ketauan bagaimana..?? Masa’ gue cari brondong..??
Seks harus pakai suka dan nyaman
.. itu prinsipnya Fany..!

Mencari selingkuhan paling malas.. dan tidak pernah terpikir. Dia takut akibat dari perselingkuhan..
Banyak bapak-bapak atau anak muda yang sering belanja di tokonya suka mencari perhatian dia sebenarnya.

Maklum.. kadang di toko dia suka pakai baju yang ketat..
atau juga model U Can See dengan celana pendek atau celana selutut.
Sepintas memang sangat menggoda iman pria.

Wajahnya yang cantik khas oriental.. kulit yang putih..
Dada yang penuh.. serta perut yang masih rata.. wajarlah jika banyak pria yang tergoda.

Tapi standar pria Fany tidak sembarang. Harus putih.. tinggi, dan ganteng.
Karena bercinta harus pakai hati. Dia harus suka dan menikmati.

Sedangkan yang datang menggoda rata-rata bapak bapak yang standar.. meski berduit.
Atau anak muda yang konyol. Fany ogah dengan yang demikian..
Ditambah dia juga tidak ada niat untuk berselingkuh.

Akhirnya.. sebagai pelampiasan dia membeli alat getar di toko online.
Pakai dildo dia masih takut. Takut rusak vaginanya juga dimasukin dildo yang besar dan kaku.

Meski rasanya masih hambar tanpa adanya pria yang mengisap buah dadanya..
tapi getaran dari vibrate yang dibelinya cukup bisa menghantarnya ke orgasme.

Lumayan bisa ‘O’ daripada selingkuh.. mending jika bisa muasin.. demikian kata hati Fany..

Meski tinggal di rumah setiap hari.. tapi Fany jarang sekali naik ke lantai 2.
Rumah besarnya mereka yang terdiri dari 2 lantai dan dikelilingi pagar tinggi di sekeliling rumah..
memiliki halaman depan yang lumayan luas, garasinya bisa menampung 2 mobil.

Hari ini tiba-tiba Fany naik ke atas dan melihat jemuran serta balkon di atas dibagian samping.
Dia kaget melihat perubahan besar di atas.

Atapnya yang bolong sudah diganti dengan atap transparan buat jemuran.
Terus biasanya banyak barang-barang berantakan di atas.. kini sudah hilang.
Dus-dus bekas barang elektronik juga sudah tidak ada.

Semua tertata rapi.. dan juga tali-tali jemuran sudah hilang..
dan diganti dengan aluminium retractable yang pernah dibeli tapi belum dipasang-pasang.

“Siapa yang rapiin, Mbak..?” Tanya Fany ke Mbak Ratmi.
“Ale, Bu..”
“Ale..? Rajin amat..?”

Dia mengedarkan pandangannya ke balkon depan.
Ada pot bunga dari keramik bekas berjejer di atas dan ditanami bunga yang segar.

“Ini bunga siapa yang tanam..?”
“Ale juga, Bu..”
“Bunga dari mana..?”
“Yang di halaman depan yang mau layu pada dipindahin ke atas Bu..” jawab Ratmi lagi..

Ale sendiri berusia 28 tahun.. setelah sempat luntang-lantung pindah-pindah kerja.
Kemudian dia diajak kerja oleh Koh Alvin. Nama aslinya Ruslan Abdul Pettu.

Postur badannya lebih mirip petinju sebenarnya. Kulit hitam dengan tinggi 168 cm.
Badannya kekar berisi.. tangannya kasar seperti kebanyakan orang jalanan yang bisa bekerja keras.

Mukanya pun jika orang baru kenal pasti agak seram melihatnya.
Alvi pertamakali melihatnya di tempat cucian mobil.. di mana Alvin jika memancing.

Mobilnya suka dititip sekalian dicuci di situ, dan di antara para pekerja di sana.
Dia kagum dengan kesigapan kerjanya Ale.

Makanya saat cuci mobil tersebut mau ditutup oleh pemiliknya..
Alvin lalu menawarkan Ale untuk kerja dengan dirinya.
Dia percaya tenaga cekatan Ale akan sangat berguna baginya.

Di saat yang bersamaan orang kerja di toko bangunan malah pada mundur.
Akhirnya Ale ditugaskan di sana oleh Alvin. Awalnya Fany keberatan.

Dia takut pelanggannya kabur lihat tampang Ale yang seram mirip debt collector tersebut.
Tapi Alvin meyakinkannya. “Lu lihat aja dulu beberapa hari gimana kerjaannya..
Kalo memang ngga bagus tinggal lu pecatlah..” ujar Alvin ketika itu.

Dan kekawatiran Fany tidak terbukti.
Malah Ale yang baru kinerjanya jauh lebih cepat dan cekatan dan cepat menguasai medan.

Tidak hanya itu.. dia juga rajin beres-beres dan membersihkan area toko dan gudang.
Fany dan Alvin jadi suka lihat kinerja anak buahnya ini..

Dan juga tidak hitung-hitungan sama kerjaan.. hidupnya dia sepertinya hanya untuk kerja.
Karena hal inilah mereka memberikan izin buat Ale untuk ikut tinggal bersama mereka.

Ale kemudian pindah dari petakan sederhananya ke rumah Koh Alvin bosssnya dia.
Kamar belakang itu meski buat pembantu.. jauh lebih bagus dibanding kamar petakannya.
Ada AC juga.. kamar mandinya pas di samping kamarnya.

Dia menaruh tas kecil berisi sedikit bajunya dan celananya.
Ada lemari kecil dan kursi serta meja di samping kasurnya yang tanpa dipan.

Mbak Ratmi lalu memberi 2 seprai dan sarung bantal.
“Ini nanti buat seprai dan gantinya.. jangan jorok yah..”
Demikian pesan wanita paruh baya yang sudah lama juga kerja sama keluarga Koh Alvin.

"Makanan ada di meja belakang dekat kompor..” ujar Mbak Ratmi lagi..
”Nanti pagi, sama malam makanan kamu dipisahin ditaruh dekat kompor yah..”
“Makasih banyak, Mbak..”

Ale tau diri, disuruh tinggal gratis dan makan gratis.. sepulang dari toko dia sibuk di rumah beres-beres.
Mulai dari cabut rumput, menyapu halaman depan.. beresin loteng atas, sampai pasang keran atau selang yang rusak.

Mobil majikannya juga tidak luput dari kreasinya. Setiap hari jika bukan malam.. pagi hari langsung dia cuci.
“Ale, lu jangan tiap hari cuci mobil gue.. 2-3 hari sekali atau kalau kotor aja..” kata Koh Alvin..
”Tipis nanti platnya..” sambungnya sambil bercanda.

Yang jelas Alvin dan Fany banyak terbantu oleh hadirnya Ale.
Karena itu saat Ale merapikan taman depan yang selama ini dibiarin begitu saja.. mereka sangat senang.
Bahkan mereka berdua ikut untuk hunting tanaman murah untuk ditanam di depan.

Keluarga Alvin dan Fany yang pada datang sampai kaget.
Biasanya depan rumah gersang, perlengkapan bengkel main ditaruh begitu saja, kini sudah jadi taman yang apik.

Burung-burung peliharaan Alvin juga digantung rapi berjejer.. dan garasi yang jorok juga kini sudah lebih bersih dan rapi.
-----ooOoo-----

“Lu ngaceng yah..?”
Terdengar suara Pak Wandi. Fany sedang di gudang kering di belakang toko displaynya.

Di balik dindingnya memang sudah gudang..
yang ada kursi plastik tempat mereka duduk saat istirahat atau lagi senggang.

Meski terhalang tembok dan harus keluar dari pintu depan..
tapi ventilasi dinding belakang langsung ke bagian gudang..
Sehingga pembicaraan mereka terdengar oleh Fany yang di gudang display depan.

Dia yang sedang memegang kaleng lem Aibon.. terdiam sebentar.
Dan jadi ingin tau apa isi percakapan anak buahnya dia.

“Dih.. iya ngaceng bego..” timpal si Kebot.
“Nggalah..” tangkis Ale.

“Mulut luh ngga, celana lu bejendol..” kata Wandi lagi.
“Hahahahahah..!!” Ketawa mereka.

“Lu lihat si cici yang tadi yah..? Mulus beud yah pahanya..? Lama berdiri sambil pilih-pilih pipa..
Pantas aja lu ngaceng.. hahahaha..” timpal Kebot lagi.

Fany ingat.. tadi ada pembeli yang masih muda berkulit putih..
Datang dan langsung memilih pipa paralon di rak pipa.. dan Ale kebetulan yang melayaninya.

Pakaian gadis tersebut memang sangat mini.. dengan rok pendek di atas lutut dan kaos ketat.
Jadi wajar jadi pembicaraan dan perhatian pekerjanya.

“Aah.. lu kayak ngga ngaceng aja..!” Balas si Ale
“Gue ngaceng di rumah juga ada lawan. Ale.. lu yang kasian..” timpal Kebot.

”Iya ngga Beh..?” Cari dukungan buat ngebuli Ale..
“Iye bener..!” Ketawa si pak Tua. Fany geleng-geleng kepala.

“Ah, si Ale ama Ci Fany juga ngaceng dia ngelihatnya..” ujar si Pak Wandi lagi.
Fany kaget dengar namanya disebut.. terkesiap.. bingung antara marah atau bagaimana.

Tapi dia diam dan tidak beranjak..
Malah ingin dengar lagi apa banyolan mereka apalagi namanya dia ikut disebut.

Suara ketawa mereka berderai kembali.
“Nggalah.. dia boss kita.. masa’ ngaceng..?” Ujar Ale.
“Aah.. boss sih boss.. tapi perempuan cantik mah tetap aja kali bikin lu ngaceng..!” Kejar si kebot.

“Iya.. kemarin gue lihat dia ngaceng pas Ci Fany pake tanktop ama celana pendek..”
Ujar Wandi pelan tapi tetap aja terdengar oleh Fany. Langsung disambung oleh tawa mereka.
“Ah sudah.. beta cabut dulu. Parah babe omongannya ini.. kacau, tak jelas..!” Ujar Ale menjauh sambil tertawa.

Fany segera berjalan ke depan begitu mereka bubar.. dia kaget dan berdebar-debar hatinya.
Ternyata jika kita diomongin orang seperti ini yah..?

Dia ingat memang kemarin dia menggunakan baju yang ketat model tanktop biasa yang bertali lebar.
Hanya saja celana pendek yang dia pakai agak pendek..
sehingga pahanya terlihat lebih ke atas dibanding celana yang biasa selutut yang dia biasa pakai.

Tapi iya sih.. yang pada datang aja kadang suka jelajatan..
Atau pas dia ke pasar dengan baju yang agak ketat mata-mata lelaki pada suka melototinya..
Apalagi yang kerja sama dia yang tiap hari lihat.

Biar ajalah.. pikir Fany. Toh mereka beraninya di belakang..
Tidak berani bicara langsung atau kurang ajar secara terbuka kepadanya. Mereka masih menghormatinya.

“Ale..!!” Teriak Fany.. “Cat dulux putih dong yang 25 liter..”
“Siap Ci Boss..!!”
Ale segera muncul menenteng cat dulux dari belakang sesuai yang diminta.

“Berapa nih, Ci..?” Tanya yang mau beli.
“1,2 juta boss..” jawab Ale, karena Fany lagi hitung-hitung di kalkulator besar di etalase..
“Bisa kurang ngga..?”
“Tanya Boss deh..” jawab Ale.

“Kurang 20 ribu deh buat langganan..” ucap Fany.
“Oke sip..!”
“Taruh di bagasi yah..” perintahnya ke Ale.

Ale mengangkat cat-nya lalu menaruh di bagasi mobil pembeli tersebut
Sejenak Fany teringat pembicaraan mereka tadi.. dia diam-diam meperhatikan celana Ale.

Memang agak menggelembung sedikit, ditambah lagi dengan celana Ale yang robek-robek tidak beraturan..
sehingga gembulannya terlihat jika diperhatikan dengan saksama.

Dada Fany jadi berdesir dan geli sendiri, membayangkan ular hitam di balik celana Ale.
Hih.. serem.. batinnya dia. Maklum.. dia tidak suka dengan pria yang berkulit gelap.
Nonton bokep yang interacial aja dia tidak suka.

Makanya terbayang gembulan Ale yang hitam membuat dia bergidik dan geli sendiri.
Kulitnya saja hitam isinya pasti lebih hitam lagi.. pikir Fany.
-----ooOoo-----

Suatu pagi beberapa hari kemudian..
Sebelum berangkat ke toko Fany berjalan ke belakang lalu mengetok kamarnya Ale.
“Ale..”
“Siap Ci Boss..!”

Ale yang baru selesai mandi dan hanya pakai celana pendek..
segera menyambar handuk untuk menutupi badannya.. kemudian membuka pintu kamarnya.

Fany menyodorkan kantong plastik kresek.
“Tuh.. ada sikat gigi, odol, sabu cair, shampoo, ama baju dan celana pendek lu..
biar ada baju ganti lu kalo kerja. Jangan pake celana robek itu lagi..”

“Makasih banyak Ci Boss..” Ale setengah menunduk berterimakasih. Ale senang dan girang sekali..
Memang kesibukannya hampir tiap hari masuk kerja.. karena Pak Wandi selalu libur hari Senin..

Kebot hari Rabu. Dia sendiri yang masuk setiap hari.. membuat dia sulit cari waktu ke pasar beli celana atau kaos.
Sudah punya rencana gajian mau beli.. tapi Ci Boss keburu beliin dia beberapa pasang.

Pagi itu dia langsung pakai baju baru dan celana barunya.
Dan setiba di toko.. Fany tersenyum melihatnya. Agak mendingan.. bathin Fany.

“Boss.. Pak Joni katanya belum ada untuk bayar..” laporan Pak Wandi.
“Belum ada..? Sudah mau 8 bulan juga belum ada sama sekali..?”

“Iya Boss. Malah tadi ngindar dia pas saya datang, stafnya dia juga malah bentak-bentak saya.."
“Iih.. gimana sih. Dia yang ngutang, kok malah galakan dia..?” Keluh Ci Fany.

“Ale. Lu coba ke sana gih.. ke Angkasa Estate. Tagih uangnya Boss.
Sudah mau 70 juta dan mau 5 bulan belum bayar juga..” usul Pak Wandi.
“Iya saya terserah Ci Boss.. jika diperintah saya jalan..” ujar Ale.

Fany terdiam sejenak.. tapi kemudian membenarkan juga usulan Pak Wandi.
“Tampang lu kan seram.. pasti keder mereka..” ceplos Wandi.
“Weits.. jangan sembarang bicara Beh..” sahut Ale lagi sambil nyengir.

"Iya Ale.. coba lu ke sana gih. Tanya kapan dia mau bayar.. tapi jangan pakai kekerasan yah..” wanti-wanti Fany.
“Siap Bu Boss..!”
“Ayo Pak Wandi kita berangkat..” ajaknya Ale.

Beberapa jam berselang.. Ale muncul dengan Pak Wandi sambil tertawa-tawa.
“Ci Boss, ini dia bayar cash 20 juta dulu, bulan depan sisanya dia lunasin..”
Kata Pak Wandi sambil menyerahkan amplop yang isinya lumayan tebal

Fanny bingung dan kaget melihatnya. “Diapain ama lu. Le..?” Tanya dia penuh selidik.
“Tidak Ci Boss, saya elus-elus sedikit saja..” Senyum Ale.

Wandi tertawa lepas.. “Elus apaan lu..!? Staf yang bentak gue tadi aja sampe mau terkencing-kencing lihat muka lu..!”
“Ya sudah, yang penting dia sudah bayar.. makasih yah Pak Wandi.. Ale makasih banyak..”
“Iya Ci Boss..!” Sahut mereka.

Ngga lama, Fanny ke belakang.. ngasih uang 200 ribu ke Pak Wandy.. ongkos cape yang tadi kata Fanny..
“Mana si Ale..?” Tanya Fany.
”Lagi di gudang semen belakang..”
“Suruh ke depan nanti dia..”

Tidak lama Ale muncul di etalase depan.
“Ci Boss panggil saya..?”
“Iya.. ini ongkos yang tadi..” Fanny menyodorkan uang 300 ribu buat Ale.

Ale segera menolak. “Kenapa?? Ngga butuh duit, lu..?” Tanya Fany bingung.
Ale diam sejenak lalu menjawab.. “Tugas saya itu bantu Ci Boss dan koh Boss di sini.

Masalah tadi sudah jadi tugas saya bantu Ci Boss..” jawabnya polos.
“Iya. Ini uang terimakasih dari gue..” ujar Fany lagi.

“Ngga Ci Boss. Saya dikasih kerjaan, tempat tinggal yang sangat layak.
Gaji dan makan yang cukup sudah sangat pantas buat saya..” tolak Ale dengan halus.

Alasan Ale membuat Fany tercenung sesaat

“Saya mungkin di jalan jika tidak ditampung sama Ci Boss dan Koh Boss..”
Fany terenyuh mendengarnya.. dia terharu melihat tulusnya Ale.

“Yah sudah.. gini.. jangan lu tolak lagi, gue transfer ke rekening adik lu yah..? Ini bukan imbalan atau apa..
tapi gue senang berkat bantuan lu.. utang orang yang sudah mau setahun sudah dibayarkan meski baru setengah.
Sudah jangan lu tolak..!” Ujar Fany menemukan jalan keluar.

“Siap Ci Boss. Makaseh banyak..” ucap lirih Ale.
Fany hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Suatu malam menjelang tidur.. tiba-tiba Fany teringat tadi di kantongnya ada uang 500 ribu..
yang belum sempat dia ambil.. tapi sudah ditaruh di ember cucian.

Dia naik lihat kantong laundry di depan kamar sudah diangkat ke atas.
Untuk cuci dan setrika serta beres-beres memang jadi tanggungjawab Mbak Tumini..

Pembantu satu lagi yang pulang pergi kerjaannya.
Masuk jam 9 pagi dan jam 3 sore dia pulang begitu beres kerjaannya.
Jadi malam biasanya baju sudah dinaikkan ke atas sama Mbak Ratmi.. supaya besok pagi dicuci sama Tumini.

Dia lihat celananya sudah di atas.. dirogohnya kantong celana dia yang dipakai hari ini.
Uangnya masih ada di situ. Lega hati Fany..

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------
 
-------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------

Cerita 082 – “Bener Gak, Sih..!?”

[Part 2] – “Celana Dalem..?”

Tapi ada yang aneh..
celana dalamnya yang harusnya ada dengan beha di situ, tapi tidak ada.
Dia lalu bongkar-bongkar tumpukan pakaian kotor..
yang hanya ada 3 orang di situ pakainannya, tapi tetap tidak ada.

Biarlah.. kata Fany dalam hati. Besok nanti gue tanya Ratmi atau Tumini.
Besoknya sebelum dia berangkat kerja.. dia naik ke atas dan bertanya ke Tumini.

“Mbak, celana dalam gue ke mana yang kotor kemarin..?”
“Ada nih, Ci..” ujar Tumini.

Benar ada. Celana putih dan beha yang warnanya senada ada semua di ember yang habis digiling.
Lho..? Kok ada, tadi malam ke mana celana dalamnya..?? Tanya Fany dalam hati.

Fany segera beranjak dan jalan ke toko, mobilnya sudah kinclong.. sepertinya habis dicuci oleh si Ale.
Malamnya setiba di rumah.. sebelum tidur, dia kepikiran masalah celana dalamnya.

Lalu ia naik lagi ke atas.. dan masih bertanya tanya dalam hati..
Ke mana celana dalamnya dia yang kemarin, hilang malamnya lalu paginya ada lagi.

Kembali dia lihat CD warna coklatnya hilang.. Hadeuh.. bingung Fany jadinya.
Meski bertanya-tanya.. tanya tapi Fany menyimpannya dalam hati saja.

Besok paginya kembali dia naik ke atas.. mengecek di tempat cucian.
Celana dalam coklatnya sudah ada lagi. Dia seperti tersihir jadinya.

Apa salah mata gue kali, yah..?? Dia bertanya tanya dalam hati.

Hal yang sama diulang lagi besoknya. Kali ini dia cek malam harinya.
Benar celana dalam hitamnya sudah hilang.
Diambil kamera ponselnya dan memotret ember cucianya.. lalu dia turun lagi ke kamarnya.

Besok pagi-pagi sekali.. dia naik dan memastikan hal yang sama.
Dan benar.. celana dalam hitamnya sudah ada di sana.
Dipotret lagi.. dan dicek kedua foto yang berbeda itu.

Benar sekali.. pikir dia. Pasti ada yang mengambil malamnya, lalu pagi-pagi mengembalikannya.
Tapi siapa..? Mbak ratmi ngga mungkin. Buat apa dia melakukan itu..?

Kecurigaan Fany tersisa ke satu orang. Siapa lagi kalau bukan Ale. Tapi buat apa..??
Fany jadi takut..
Karena ingat cerita bahwa bisa jadi dia diguna-guna nanti lewat media celana dalam tersebut.

Fany bergidik dibuatnya. Dia ingin segera melabrak Ale, tapi takut tidak ada bukti.
Nanti malah dia yang malu sendiri.


Dia lalu menyusun strategi untuk menangkap basah pelakunya.
Dia tau Ale jam 5.30 sudah bangun dan mulai beres-beres rumah.. sebelum jam 8 pagi dia jalan ke toko.

Dia biasa duluan jalan untuk buka toko dan siapin semuanya..
Jadi jam 9 saat Fany ke toko semua sudah rapi dan terbuka.

Pulangnya juga demikian.. jam 5 sore toko tutup, Ale yang menutup dan memasukkan semua barang.
Mengunci pagar depan dan jam setengah 6 dia jalan balik dengan menggunakan mobil pickup toko.
Malam di rumah.. jam 21.00. Suaminya belum pulang, dia tadi wa bilang mau mincing.

Bodoh amatlah.. pikir Fany.. mancing sampai pagi juga terserah.

Fany naik ke atas ke tempat cuciannya. Dan benar..!!
Celana dalam yang dia pakai tadi sudah tidak ada di tempat.

Dia lalu turun ke bawah, rumah sudah sepi. Thomas sudah tidur di kamarnya di atas.
Mbak Ratmi juga jam 7 sudah menghilang ke kamarnya.

Dia lantas masuk ke kamar belakang.. tempat Ale tidur diketok duakali.
“Ale..!” Panggilnya agak kencang.
“Iya Ci Boss..!” Suara Ale menyahut dari dalam. Mukanya muncul pas pintu kamar dibuka.

“Gue boleh masuk ke kamar lu..?” Tanya Fany sambil melihat muka Ale.
“Buat apa yah Ci Boss..?” Agak gugup wajah Ale bingung.

“Mau lihat-lihat aja kondisi kamar lu.. Boleh khan..?” Desak Fanny.
“Si..silakan Ci Boss..” Ale mempersilakan.

Fany masuk dan sejenak memperhatikan kamarnya sekelling, rapi sih.
Ale Nampak sedikit gugup ada bossnya di kamar.

“Sekarang buka lemari lu..!!” Perintah majikannya.
Dengan tangan sedikit gemetar Ale membuka lemari bajunya.

Wanita berparas cantik itu membongkar baju-bajunya Ale..
sampai celana dan celana dalam yang agak bulukan dibongkar olehnya.. sementara Ale hanya diam saja.

“Tutup lagi..!!” Perintah Fanny setelah tidak menemukan apa yang dia cari.
Ale diam aja. Tidak berani bertanya apa maksud majikannya. Meski dalam hati dia sudah menduga.

Fany mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Dia tiba-tiba curiga dengan kasur pegawainya itu. Dia angkat bantalnya Ale.

Dan ternyata benar..!!
Celana dalam putih yang dia pakai tadi ada di atas kasur Ale dan disimpan di bawah bantal.

Ale seketika pucat dan pasi mukanya. Dia langsung tertunduk malu dan takut.
“Apa maksudnya ini, Ale..!?” Meninggi suara majikannya.

“M-maaf Ci Boss..” Gugup dan gagap suara Ale.
“Lu gila yah..? Apa maksudnya lu simpan celana dalam gue..?” Emosi Fany semakin meninggi.

“M-maaf Ci boss..” Mau nangis rasanya Ale.
Malu dan gugup bercampur aduk.. ketauan dia suka mengambil celana dalam majikannya.

“Iya.. gue tanya apa maksudnya..?” Desak Fany.
Ale hanya diam, gugup dan menundukkan kepalanya.

“Apa coba..?”
“Maaf Ci Bos..”
“Bukan maaf yang gue perlu sekarang. Penjelasan lu yang gue mau..!!”

“Maaf sekali lagi Ci Boss..” suara Ale seperti mau nangis.
“Tolong jangan pecat saya. Saya ngaku salah Ci Boss..”
Pucat, takut, rasa bersalah semua bercampur jadi satu di dada dan pikiran Ale.

Dia bingung dan tidak menyangka akan tertangkap basah seperti ini.
Bayang-bayang akan diusir dan dipecat sudah muncul di benaknya. Dia ketakutan sekali..

Fany meski marah dan kesal.. tapi masih bisa me-rem sedikit emosinya.
Meski dia merasa seperti dilecehkan dengan cara Ale..
yang notabene dia percaya dan terlihat tulus selama ini membantunya..

Setelah diam berapa lama dan Ale tetap meminta maaf dan tertunduk. Fany akhirnya bicara baik-baik.
“Gue ngga akan pecat lu atau usir lu.. tapi lu jujur ama gue, buat apa celana gue lu ambil..?”
“Maaf Ci Boss..”
"Iya udah. Sekarang coba cerita jujur ama gua..”

Di pikiran Fany dia takut dibuat black magic oleh Ale.
Sejenak Ale diam guna mengumpulkan keberanian untuk bicara.

“S-saya pakai buat fantasi coli saya, Ci Boss..” lepas Ale. Fany terkejut dan kaget luar biasa.
"Buat Coli..?” Fany seperti tidak percaya apa yang dia dengar.

“Buat coli..?” Pastiin Fany lagi.
“I-iya Ci Bos, saya minta maaf. Saya minta maaf sekali..”
Sesal Ale sambil tetap menunduk.. tanpa berani menatap wajah majikannya.
Dia makin takut kalau Fany ngadu ke Ko Alvin.

Kalau Cuma diusir atau dipecat mungkin dia bisa cari kerjaan lain tapi malunya ini.
Fany hanya menghela nafas, dia sedikit lega dengan pengakuan Ale.. meski tetap dia merasa janggal.

“Kamu apain memang..?” Kejar Fany lagi. Diam Ale lagi.
“Ale. Kamu apain..!?” Tegas Fany lagi.

“Saya sambil coli, lalu celananya Ci Boss saya cium-cium..”
Fany merasa konyol sekali mendengarnya. "Astaga Ale..”

Fany lalu keluar dari kamarnya Ale. ”Sekarang kamu balikin ke atas celana dalam saya..” suruh Fany.
“Iya Ci Boss..” sambungnya lagi.
“Saya benar-benar menyesal.. minta ampun sama Ci Boss, saya ..”

Masih menunduk dan hampir mau menangis Ale memohon.
“Sudah.. taruh di atas di cucian..!” Perintah Fany sambil dia berlalu.

Fany sambil berlalu ke kamarnya.. dia tidak habis pikir.. ternyata Ale punya semacam kelainan seperti itu..
Menggunakan celana dalam untuk beronani..!? Dia syok dan bingung.

Fany lalu membuka ponsel dan googling di internet untuk searching dengan masalah ini.
Ternyata namanya fetish atau beronani dengan media celana dalam wanita bagi pria bukanlah hal menakutkan.

Lagipula hanya celana dia bukan celana mbak Ratmi..
Jika celana semua wanita yang dia ambil mungkin itu penyakit.

Jika hanya celana dia.. mungkin buat dia fantasi..
karena dia memiliki obyek bayangan untuk membantu dia mencapai orgasme secara swalayan.

Lagipula Fany berpikir duakali untuk memecat orang seperti Ale..
bukan hanya di toko, di rumah pun semua mulai tergantung dengan dia.
Dan itu dia lakukan tanpa pamrih kalau dia pecat Ale, apa dia bisa dapat karyawan serajin Ale lagi.

Seketika dia ingat, dia takut jangan sampai Ale kalut lalu pergi diam-diam nih.
Segera Fany balik ke kamar Ale..
“Ale..”
“Iya Ci Boss..” Ale dengan cepat membuka pintu kamar.

“Gue mo bicara sebentar, boleh..?” Suara Fany sudah rendah.
“Iya Ci Boss..” Ale masih agak gugup.
“Lu janji jangan ulangi lagi yah..”
“Iya.. siap Ci Boss. Saya minta maaf.. maaf sekali lagi..”
Katanya sambil menunduk tanpa berani menatap wajah Fany.

“Istirahatlah. Besok kerja khan lu. Ingat.. jangan diulang lagi..” Fany berlalu dan kembali ke kamar.
Ale langsung plong dan lega.. karena dia takut sekali sampai gemetar tangannya.

Di kamarnya dia.. Fany bertanya-tanya. Emang semenarik apa dan bagaimana rasanya..
beronani sambil mencium celananya yang habis dipakai olehnya..?

Jika celana dalam Dinar Candy yang selebritis itu mungkin bisa kali..
Celana dalam dia yang bukan siapa-siapa kok malah dipakai buat colli..?

Seketika dia ingat akan cerita mereka di gudang beberapa waktu lalu..
Bahwa Ale suka ngaceng jika lihat dia pakai baju seksi.

Apakah ini yang dibilang Pak Wandi..? Kalau Ale suka ngaceng..??
Lalu celana dalam dia dibuat onani..??
-----ooOoo-----

Hari-hari berjalan seperti biasa.
Ale juga bekerja seperti biasa.. malah tambah rajin. Cuma berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Dia terlihat menjaga jarak dengan Fany.. dia jarang muncul ke depan laporan atau membantu melayani..
meski hanya hal-hal kecil yang bisa Fany handel sendiri.

Dia juga menghindar untuk bicara secara langsung.
Jika ada orderan apa, yang muncul si Kebot atau pak Wadi.. meski yang menyiapkan itu tetap saja Ale.

Namun hal-hal yang jadi rutinitas tetap dikerjakan oleh Ale, termasuk kerjaan di rumah.
Fany juga sempat mengecek celana dalamnya, sudah tidak pernah hilang lagi.

Tapi jujur.. Fany malah merasa aneh dengan kondisi seperti ini.
Biasa Ale sering laporan setiap ada apa, kini bukan dia yang laporan.

Dia merasa jadi bersalah karena agak keras bicara waktu itu ke Ale. Padahal kan Ale sudah minta maaf.
Fany takut jika Ale mundur atau cari kerjaan lain.

Tapi untuk bicara dengan Ale lagi dia juga bingung harus bilang apa.. dia juga sedikit syok waktu itu.
Namun di sisi lain.. ada rasa bangga di hati Fany.

Meski hanya Ale yang notebene orang kerja dia yang melakukan itu..
Tapi apa iya dia sedemikian menarik.. sampai dijadikan bahan colian..??

Iiihh.. Fany merasa aneh dengan perasaan yang tiba-tiba muncul seperti itu.
Dia sempat mengecek lagi celana dalamnya, masih ada di cucian..

Kok Ale ngga berani yah..?? Apa dia takut kehilangan pekerjaan mungkin.
Ah aneh deh..
Fany kok jadi merasa lain.

Justru dia jadi membayangkan gimana caranya Ale onani dengan CD-nya..?
Trus.. apa dia ngga engap dengan baunya..??

Dia memang akui, Ale disenangi banyak costumernya dia, karena rajin dan sangat membantu mereka
Fany merasa jadi bersalah. Dia tiba-tiba rindu dengan Ale yang dulu suka melucu dengan logatnya.

Suka menyamperin etalase dan bantu dia melayani pembeli, meski sebenarnya Fany juga bisa.
Dia seakan tidak tega majikannya berdiri dari kursi kasir hanya untuk menimbang paku.. atau mengambil cat..
selama dia masih ada di situ.

Pagi hari.. karena ada roti di kulkas.. Fany menyuruh Mbak Ratmi memanaskan dan membuat roti bakar.
Saat ke meja makan, dia lihat roti bakar lumayan banyak, dia sisihin dua tangkap untuk Ale..
Dia ke dapur belakang tempat piring yang Ale pakai untuk sarapan..

Pas dia angkat wajahnya.. dilihatnya Ale lewat pintu kaca baru saja keluar dari kamar mandi..
hanya menggunakan handuk.

Yang membuat Fany kaget ialah tonjolan di selangkangan Ale yang hanya dilapisi handuk..
Apalagi pas dia menjemur kain lap di atas bangku di depan kamar mandi.

Dia berdiri menyamping dan terlihat jelas tonjolannya.. terbayang gedenya barang yang tersembunyi..
Dada Fany bergetar seketika..
Apalagi Ale berbalik jalan ke arah pintu sebelum masuk ke kamarnya.. tonjolan itu Nampak sekali.

Greng.. Langsung panas badan Fany melihatnya.. dia segera masuk ke kamarnya.
Entah kenapa tiba-tiba dia merasa vaginanya basah..!!

Sialan.. kenapa yah gue ini.
Kok semakin gue menghindar dan tidak memikirkan itu.. malah rasa itu muncul terus yah..?


Sasarannya juga ialah sosok yang tidak pernah dia pikirkan selama ini.
Kesel hatinya memikirkan ini.. tapi justru birahinya semakin naik ke kepalanya.
-----ooOoo-----

Suatu saat Fany melihat Ale sedang bekerja. Fanny sejenak melihat tonjolan di selangkangan Ale.
Entah kenapa dia jadi penasaran.. apalagi semenjak kejadian pagi hari dia lihat Ale keluar dari kamar mandi.
Dadanya berdesir dan tengkuknya jadi dingin sembriwing membayangkannya.

Ale sendiri justru ketakutan melihat majikannya..
Dia masih malu sekali dengan kejadian ketangkapnya dia memakai celana dalam untuk coli.

Dia merasa seperti ditampar bolak balik..
Malu sekali sudah jahat kepada majikannya yang menurutnya sangat baik sama dia.

Fany ingin bicara agar Ale biasa saja seperti dulu lagi..
Tapi dia segan dan bingung mengungkapkannya. Apa nanti pikiran pekerjanya ini..??

Sebaliknya.. Ale ingin meminta maaf lagi..
Karena menurut dia apa yang dia lakukan waktu itu sangat jahat.. dan dia berterimakasih tidak dipecat.

Sesekali Ale mencuri pandang ke majikannya.
Fany Meski usianya sudah 37 tahun.. tapi penampilan dan kemulusan kulitnya tetap terjaga.

Apalagi memakai baju ketat seperti ini.. dadanya membusung sangat pas dengan ketatnya kaosnya.
Haish.. Ale berusaha membuang jauh-jauh pikiran kotornya.

Sejenak hilang pikirannya.. tapi darah dan signal keburu terkirim ke urat bawahnya.
Kejantanannya sedikit naik dan menggembung..

Celakanya ini diperhatikan oleh Fany yang diam-diam melirik.
Syurr..!! Dada Fany berdesir.. kalo burung hitam gede begini gimana bentuknya yah..?

Fokus.. fokus..!!
Teriak hati kecilnya..
Selera lu tinggi.. selera lu yang memang sudah lu setting seperti itu.. ngapain lu turunkan..?
Ama pembantu lu juga
.

Tapi semakin dia usik.. rasa lain yang penasaran ingin mencoba dan melihat setidaknya..
malah semakin merasuk ke kepalanya. Cobain dulu rasanya. Jangan bilang tidak kalau belum tau rasanya.
Toh yang putih juga ngga mampu buat lu puas..!


Fany sebenarnya berharap agar Alvin bisa mengerti kondisinya, bagaimanapun dia butuh dibelai dan disayang.

Dulu Alvin masih mau membantu jika dia belum klimaks..
entah itu pakai tangan atau sekedar sambil mengisap buah dada Fany..
sambil Fany memainkan kelentitnya hanya untuk agar dia bisa orgasme.

Sekarang Alvin hanya jika dia mau.. itu pun sebulan bisa dihitung dengan jari.
Bahkan sudah selama ini dia tidak sedikitpun menyentuh istrinya.

Sedangkan Fany..
belakangan ini justru merasa hormon-hormonnya makin berkembang dan meminta pelampiasan.

Usia 37 tahun, masih cantik dan langsing..
kulitnya putih mulus, dengan buah dada yang besar berukuran 34 B..

Apalagi jika memakai push up bra..
membuat dadanya menonjol dan sering jadi pusat perhatian para mata nakal pria.

Alvin hanya sibuk dengan bengkel, hobi mancing dengan teman-temannya..
dan mengurus burung kesayangnya yang banyak digantung di depan rumah.

Burungnya sendiri malah tidak pernah masuk ke sarangnya.
Mungkin sarang yang lain.. pikir Fany.

Fany memilih untuk tidak memikirkan masalah itu.
Dia lebih memilih untuk fokus dengan kerjaannya di toko..
Dan mulai timbul bibit-bibit aneh di kepalanya.

Karena hal yang dulu tidak pernah.. bahkan jauh untuk dipikirkan.
Kini malah sering muncul berseliweran di kepalanya.

Ngapain mikir yang ribet-ribet..
sedangkan di dekatnya ada yang jelas mudah ditangkap, dan kesempatan terbuka.

Tapi khan dia bukan tipe lu, Fany. Isi otak kanannya mempengaruhi lagi.
Udah gitu dia babu lu. Apa kata dunia jika orang tau..??

Hmmmm.. tapi lu lihat benjolan di selangkangannya.. otot dan kerja keras dia selama ini.

Ngga ada capeknya.. pasti punya dia hitam gede.. perkasa dan tahan lama.
Lagian lu kan belum nyoba yang segede paralon gitu..??

Aih.. sialan.
Dua kata dan pikiran itu selalu muncul saling mempengaruhi.

Sedangkan rasa ingin dibelai dan hangatnya vaginanya Fany jika sedang bergairah..
Selalu buat dia bingung sendiri. Entah kenapa gairahnya dia sekarang malah semakin meningkat.
Bodoh ah.. pikirnya lagi.

Fany sengaja memanggil Ale untuk bantuin dia di depan.. selain dia juga repot jika lagi banyak orderan..
Ale sangat cekatan dan banyak costumer yang suka dengan gerak cepatnya.
Logat Ambonnya, serta diminta tolong apa aja, Ale turun tangan.

Sedangkan Pak Wandi dan Kebot senang-senang aja di belakang..
bisa ngopi, ngerokok dan lihat-lihat bokep di hape mereka.

Fany kadang merasa ser ser an dadanya saat lihat lengan kokohnya Ale.. kadang dia suka curi-curi pandang..
rambut cepaknya Ale dan badannya yang kekar.. membuat dia mirip aparat atau body builder.
Meski tidak pernah fitness.. tapi kerjaan dia stiap hari otomatis membentuk badannya lebih kokoh lagi

Dan semejak dibeliin obat roll on, bau sengitnya juga sudah hilang.
Bahkan pagi-pagi habis mandi.. bau sabunnya tercium dan tidak apek lagi dibanding awal-awal dia datang.

Ale sendiri.. meski suka menundukkan kepala dan masih malu terhadap majikannya..
tapi sempat juga dia curi-curi pandang ke Fany.
Apalagi hari ini Fany hanya memakai baju U can see dengan dengan tali besar.

Tapi ketatnya baju dan pundak serta ketiak mulusnya terlihat jelas.
Apalagi saat Ale mendekat meminta bon atau memberi uang pembayaran ke meja kasir.. di mana Fany duduk.

Fany sendiri menyadari jika Ale suka curi pandang meski malu-malu.. dia tau dan bisa dilihat dari ekor matanya.
Bahkan dengan sengaja dia mengangkat tangannya pura-pura mengikat rambunya..
saat Ale sedang memandangnya, sambil dadanya dibusungkan..

Rasain lu.. biar sange lu mandanginnya..! Pikir Fany..
Dan tanpa dia sadari, dia menikmati momen-momen itu.

Malah seperti sengaja dibiarkan. Kadang dia sengaja menunggingkan pantatnya agar dilihat oleh Ale..
Pantatnya yang terbungkus celana pendek atau celana bermuda yang ketat.

Ale yang kemudian tidak tahan.. saat makan siang dia pun pergi ke WC di belakang..
Dengan alasan mau buang air..
Tapi dengan gerak cepat dia menuntaskan cairan tempurnya dengan metode 5-1.

5 jari dan satu batang.
-----ooOoo-----

Hari-hari berlalu.. Fany pun terkesan seperti sengaja..
Pagi hari saat Ale sedang bersih bersih depan rumah atau di garasi..
dia lalu kadang keluar sebentar hanya dengan daster tidurnya yang seksi..

Meski masih pakai beha dan celana dalam..
tapi lekukan tubuh Fany dan mulusnya betis serta lengannya terlihat jelas..!

Dia tau Ale menatapnya sembunyi-sembunyi. Tapi dia senang dan menikmatinya.
Bahkan pagi ini.. Dia tau Ale akan ambil sarapannya sebelum berangkat ke toko.

Fany sengaja dengan tanktop setali.. duduk di meja makan.
Karena dia tau Ale akan masuk lewat pintu belakang ke dekat kompor.. untuk mengambil sarapannya.
Dan kepuasan di senyumannya melihat Ale yang jadi kikuk dan malu melihatnya.

Meski demikian.. Ale tetap sangat menghormatinya.. tidak pernah dia terlihat lepas kontrol, bercanda..
atau melewati batas kesopanan selama ini..

Mungkin bagi dia bisa menikmati diam-diam..
dengan melihat pemandangan indah seperti sudah lebih dari cukup.. Ale tau diri..

Malamnya.. saat Fany keluar kamar, dia lihat kue blackforest masih tersisa sedikit.
Pasti Thomas sudah ngga mau makan lagi, Alvin apalagi..

Dia lalu menyisihkan dari tempatnya, pindahin ke piring, lalu diantarnya ke kamar Ale..
“Ale..” panggilnya.
“Siap Ci Boss..”

Ale bangun dan kaget lihat majikannya berdiri di depan pintu kamar, dengan tanktop setali dan celana pendek.
Lampu di depan kamar yang agak buram membuat pancaran sinar ke badan majikannya terlihat kontras.

“Nih, lu abisin aja..!” Sambil senyum. Ale yang kaget langsung menerimanya.
“Makasih Ci Boss..” katanya sambil menunduk.
“Makan.. trus istirahat lah lu..”
“Makasih ci boss..”

Fany berlalu.. tapi dia senang melihat tatapan Ale yang hampir tersetrum melihat penampilan dia malam itu.
Fany berdebar-debar dadanya.. Kok gue jadi kayak eksebionis begini yah..? Pikir Fanny.

Kemaluannya mendadak gatal.. hangat dan berair.
Dia ngga tahan.. segera ke lemari dekat kamar mandi.. merogoh vibrator mungil yang biasa dia pakai.

Lalu sambil mengunci pintu.. dia berbaring telanjang.. dan mulai menggetarkan alat itu ke kelentitnya.
“Oh oh ah oh..!!” Fany menjerit kecil saat orgasmenya tiba.. Dia puas.. meski masih menyisakan kegersangan sedikit.

Ale sendiri bingung dibuatnya.. majikannya dulu habis-habisan memarahinya..
saat tau dia mengambil celana dalamnya.. tapi kok sekarang malah makin baik dan ramah.

Bahkan seperti cuek dan biasa saja saat memakai baju-baju pribadi yang sedikit terbuka..
Baik di toko.. apalagi di rumah. Pusing nih kepala gue.. pikir Ale.. burungnya bangun minta dielus jadinya.
-----ooOoo-----

Setelah reda sedikit beberapa hari.. kini birahi Fany kembali bergejolak.
Alvin seperti biasa..
jika di rumah bicara hanya tanya progres toko, laporan bengkel dan cek kondisi keuangan.

Basa-basi sedikit tentang anak-asuh-nya Thomas.. lalu tidur.
Jika dia melek maka kolam pemancingan tempatnya.

Dada Fany bergejolak.. dia bingung bagaimana ini..
Memulainya dia gengsi, tidak dimulai vaginanya gatal.

Sensasi mencoba yang lain.. dan benar-benar beda dari apa yang pernah dia rasakan..
kini muncul dan mulai menggodanya.

Dia sendiri belum siap jika harus bergumul atau bercinta dengan pria yang bukan tipenya.
Tapi sensasi merasakan kejantanannya yang besar, hitam, dan kekar membuatnya jadi ingin tau.

Apa benar mereka kuat dan besar..? Apa iya yang di balik handuk itu besar isinya..???

Teng tong ting tang.. Jam 8 malam lewat. Semua sudah masuk di tempat tidur.
Dia tau.. jika memancing.. Alvin paling cepat jam 12 malam baru pulang..

Fany galau.. dia mondar mandir di depan kamar, lalu ke belakang ke arah dapur.
Dia tau Ale ada di dalam kamarnya.. dan pasti belum tidur..
karena tadi jam 7 lewat masih mencuci kandang burung Alvin.

Jadi pasti dia baru selesai makan malam dan mandi. Nah..!?

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------
 
Iyo mangcek... masih jalan itu di cerbung, kopi susunyo... semalem jg baru ado apdet lagi 🤣

Payu lenggangkelah kudai pagi2 ini
 
Iyo mangcek... masih jalan itu di cerbung, kopi susunyo... semalem jg baru ado apdet lagi 🤣

Payu lenggangkelah kudai pagi2 ini
=)) Haaaaaaaaaaaaaa..
Iyolah men cag itu nian..
Pantes be tobok cuman sempat saving 4 Part bae..
Part2 awal bae ruponyo.
Dapet dari manonyo be la dag tau lagi..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd