------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
Cerita 084 – Office Boy yang Beruntung
[Part 3] – Dilemma Nikmat..
"Ccckkk, cckkkk.. yahuud banget badannya si nyonya.. bagi-bagi dong rejekinya, Sal.."
Fuad menegur Faisal yang masih memeluk tubuh Vonny dengan kedua lengannya.
"Iya.. ngeliatin lu ngentot gitu bikin gue jadi ngebet.. nyonya amoy gini montok perlu di-service kita sekaligus kan..?"
Ujar Rizak menimpali konconya.
Vetapa terkejutnya Vonny mendengar suara dua lelaki asing.. apalagi ketika ia menengadah sedikit..
dan melihat dua lelaki bertubuh kasar hitam telah telanjang di depan sofa dengan penis mengacung tegak.
"Sal, tolongin dong..! Ayo keluar semua, atau saya panggilin polisi. Kalian kan harus pasang carport..
bukannya masuk ke rumah. Sal, bilangin mereka ntar dilapor suami saya supaya kalian nggak dibayar.."
Vonny sangat panik.. berusaha mencari dasternya yang terletak acak-acakan di sofa tempat pergulatan mereka sebelumnya.
Namun tentu saja daster itu pun tak akan mampu menutupi tubuh montoknya.
"Ssst.. jangan takut, bu, mereka nggak akan nyakitin ibu. Mereka cuma mau ngajak senang-senang, dijamin puas bu.
Tadi kan permainan kita baru mulai.. tanggung bener bu. Kita rame-rame aja yuk..!?”
Faisal kini telah duduk di sofa.. berusaha menenangkan Vonny yang gemetaran bersembunyi di belakang tubuhnya.
Dasternya dilekatkan di hadapan tubuhnya.
"Iyalah, bu.. udah kepalang basah mandi aja sekalian. Tadi kan ibu baru setengah dipuasin Faisal.
Bagus banget gambar-gambarnya, bu.. udah kami masukkan ke hape-nya Faisal, lumayan jadi obat tidur.."
Rizak membantu menimpali Faisal, padahal itu hanya gertak sambal.. karena mereka tidak merekam..
atau mengambil foto.. namun tentu saja ucapan Rizak itu membuat hati Vonny ciut merasa terancam.
Tak dibayangkan betapa malunya jika semua perselingkuhannya dengan Faisal tersebar.
"Kan ibu udah biasa ngewe ama Faisal.. ntar jadi ketagihan kalo maen bertigaan. Ngikut aja permainan kita bertiga, bu.
Ntar kita bikinin karport paling bagus dan paling kuat. Kita janji nih, betul nggak, Zak..?"
Fuad menambahkan lagi sambil menyeringai penuh arti bergantian ke arah Rizak dan juga Faisal.
Vonny hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya penuh keraguan..
pikirannya amat mumet untuk mencari jalan keluar dari dilema yang dihadapinya.
Sendirian tentu saja ia tak akan mampu melawan tenaga tiga lelaki dan kelihatannya memang semua telah diatur..
Serta direncanakan oleh Faisal.. bahkan kemungkinan besar juga oleh suaminya..
yang telah beberapakali mengusulkannya 'duo & trio'.
Jantungnya berdegup makin cepat dan tubuhnya semakin bergetar menggigil..
kedua daun telinga dan pipinya terasa memanas dan tampak merona memerah.
Yang tak diduganya sama sekali dirasakannya celah kewanitaannya juga semakin terasa panas dan membasah.
Apakah itu akibat meningkatnya rasa takut atau karena terangsang atau campuran dari keduanya.
Bahkan kini disadarinya bahwa ada cairan lendir yang agak kental mengalir ke bawah sepanjang pahanya..
-cairan itu pun menambah rasa aneh semacam nyaman dan bahkan gatal.
Semuanya itu agaknya terungkap di ekspresi wajah Vonny yang terlihat ayu keragu-raguan..
sehingga kedua pejantan yang berada di situ semakin berani mendekati sofa.
"Ayolah, bu, saya bantuin supaya nggak menggigil kaya kedinginan gitu. Sini rebahan supaya kami bisa bantu pijitin.
Sebentar lagi ibu jadi tenang dan puas ngerasain servis barengan." ujar Rizak yang bersama dengan Fuad..
telah berada di kiri kanan Vonny dan merebahkannya perlahan-lahan di sofa.
Keduanya masih merasakan betapa Vonny berusaha melawan dan menentang..
namun hanya dalam waktu satu menit istri yang molek montok itu telah ditelentangkan.
Faisal kini berada di belakang kepala Vonny sambil memegang kedua pergelangannya..
Fuad menciumi bibir Vonny dengan rakusnya, sambil meremas-remas bukit kembar dadanya.
Rizak mengusap-usap betis paha kiri Vonny.. sedangkan jari-jari kaki kanan Vonny dilahap masuk ke mulutnya..
kemudian celah-celah jarinya dijilati penuh nafsu.
Serangan bertubi-tubi itu tentu saja semakin membakar hasrat kewanitaan Vonny..
yang sejak semalam telah menantikan kepuasan yang tak diterimanya dari Lukman..
Sedangkan kepuasan yang diberikan Faisal beberapa saat itu masih jauh dari tuntas..
Dan masih mendambakan kelanjutannya. Kini dialaminya keroyokan..
Yang sama sekali tak diduga akan dialami sedemikian cepat.
Kesadarannya untuk menolak sudah terlalu dipengaruhi dan ditumbangkan oleh Faisal..
sebagai perintis jalan dari multiple swinger ini.
Vonny hanya dapat mendengus dan melenguh ketika hormon birahi kini mengalahkan akal sehatnya.
"Ooooooooohh, pak.. saya mau diapain lagi..? Bang Faisal, toloooong! Aaaaaiiiihh, geli.. mmmmmpppppfhhh..”
Vonny berusaha meronta lemah melepaskan kedua pergelangan tangannya yang dicekal dan ditekan ke sofa oleh Faisal.
Kakinya yang jenjang berusaha menendang menghentak karena sangat kegelian diusap pahanya..
juga terutama kulit peka diantara celah jari-jari kakinya digelitik tak hentinya oleh lidah Rizak.
Geliatan dan rontaan binal Vonny bagaikan cacing masuk abu panas, semakin memacu kegemasan kedua pejantan.
Mereka terus-menerus menjelajahi setiap sentimeter badan mulus montok putih itu..
buah dada dengan puting tinggi mencuat, pinggang dan perut datar dengan cekungan pusar..
Paha betis mulus bagaikan padi Cianjur.. -semuanya kini tak hanya putih namun mulai penuh bercak remasan..
Kecupan, cupangan dan gigitan. Posisi mereka telah berganti kembali..
Sementara Faisal tetap memegangi kedua pergelangan Vonny di atas kepalanya..
maka mulut Fuad merajalela di ketiak licin, diciumi dan dijilat-jilat amat rakus.
Setelah itu kedua puting Vonny menjadi sasaran: dimasukkan ke dalam mulutnya dan digigit-gigit gemas.
Kedua paha mulus Vonny kini telah menjepit kepala Rizak yang tenggelam di selangkangannya..
usaha sebelumnya untuk menutup merapatkan selangkangannya hanya sia-sia..
karena kedua tangan Rizak terlalu kuat dan menekan paha itu ke samping.
Setelah mulut Rizak melekat di bukit Venus berbulu halus itu maka tangannya berganti kegiatan..
dan mulai meremas-remas bongkahan pantat yang padat.
Karena kedua pahanya telah dilepaskan dan tak lagi ditekan ke samping oleh tangan Rizak..
maka kini Vonny sanggup menjepit sekuatnya karena menahan geli gelitikan lidah kasar masuk celah vaginanya.
"Oooooohhh.. ampun.. geli..!! Lepasin.. ooooooaaaauuuw.. bang Faisal, tolongin..
Saya udah nggak kuat, nggak tahan gelinya.." Vonny menjerit-jerit.
"Hmm.. nyonya amoy bodinya mulus amat. Enak nggak dikerubutin, neng..?
Sekarang abang pengen diserpis nyepong kaya si Faisal tadi, nih nyobain gimana rasanya barang abang."
Fuad yang selama ini menggarap bagian atas tubuh Vonny..
menyodorkan penisnya ke arah mulut Vonny yang terbuka lebar.
Vonny berusaha mengelak dan menoleh ke samping.. namun kalah cepat..
dan kepala jamur yang disunat milik Fuad menerobos masuk ke dalam mulutnya membuat Vonny batuk tersedak.
"Hhhhuuueek.. mmmmpppfffh.." berulang-ulang Vonny berusaha untuk menahan rasa ingin muntah..
karena berbeda dengan Faisal yang masih agak halus memaksanya.. maka Fuad amat kasar memasukkan tongkolnya.
Rupanya memang Fuad mempunyai sifat agak sadis.
"Tenang, bu, rileks.. nikmati aja, kita nggak mau nyakitin, cuma mau pelesiran.." bisik Faisal di telinga Vonny..
berusaha menghibur nyonya majikannya yang kini dijadikan mangsa oleh kedua sopir perusahaan yang perkasa.
Kedua pergelangan tangan Vonny tetap dicekal Faisal dengan erat di atas kepala dan ditekan ke sofa..
sehingga tak ada kemungkinan untuk melawan.
Menghadapi tenaga ketiga lelaki kesurupan itu.. Vonny akhirnya menyadari tak akan mungkin untuk menang.
Apalagi lidah Rizak semakin dalam menyelinap di celah memeknya.
Karena itu Vonny tak lagi berusaha mati-matian melawan naluri kewanitaan yang mengharapkan..
dilanjutkannya kenikmatan yang telah dimulai oleh Faisal namun masih belum tuntas.
Vonny berusaha mengendalikan nafasnya dan menyesuaikan diri dengan gerakan maju-mundur penis Fuad di mulutnya.
Usahanya itu memang sebagian berhasil dengan bertambahnya ludah di mulutnya..
sehingga kejantananan Fuad pun semakin licin.. namun karena rudal daging itu semakin memanjang dan melebar..
maka sendi rahang Vonny terasa pegal karena dipaksa membuka semaksimal mungkin.
Pegal di sendi rahangnya terlupakan sementara oleh Vonny karena kegiatan Rizak di selangkangannya.
"Slurrrrrp.. weleh-weleh, becek amat memeknya, bu.. yihuuu, keluar banyak madu amoy, sepet asem tapi ada manisnya juga.
Sluuurrrp.. sluuuurrp.. katanya bagus buat nambah syahwat lelaki ya..”
Rizak sangat getol dan asyik menjilati bagian dalam dinding vagina Vonny..
sambil mengendus aroma khas cairan kemaluan wanita yang sedang mabuk birahi.
Jilatan Rizak merantau pula ke arah lipatan atas bibir kemaluan Vonny..
untuk mencari kelentit yang semakin menegang pula bagaikan penis kecil.
"Eeeeesssshh.. udah, geli.. geli, bang, saya nyerah.. ooooooh.." Hanya beberapa detik Vonny sempat mengeluh..
mendesah karena mulutnya segera disumpal kembali oleh penis Fuad.
Pahanya semakin tak karuan membuka menutup.. melurus dan menekuk.. menghentak..
dan berusaha menendang ke sana-sini menahan kegelian tak terkira.
Bahkan pantatnya yang montok pun berusaha menggeser ke kiri ke kanan..
menahan rasa panas, gatal dan geli tak terkira di selangkangannya.
Gerakan pantat Vonny ditafsirkan sebagai berhasilnya rangsangan di memeknya..
dan hal ini justru membuat Rizak bersemangat menghisap, menjilat dan menggigit sang kelentit.
Semua geliatan dan geseran pinggul Vonny ke arah manapun hanya sia-sia saja..
karena bibir Rizak yang tebal dower itu bagaikan magnet kini melekat di klitoris yang makin merah dan peka.
Jilatan dan gewelan Rizak mengapungkan Vonny semakin tinggi.. semakin meningkat..
dan mendekati puncak birahi sang tubuh dewasanya yang penuh hormon kewanitaannya.. sehingga cepat tercapai..!
"Auuww.. oooohhh.. ampuun, geli.. oooohhh.. Iiyaaa.. terus.. geli, bang, saya keluar mau pipis lagi, aaaaaahhhhh..!!"
Vonny mengejang bagaikan penderita penyakit ayan.. ketika arus badai gelombang orgasme menerpa.
Menghempaskannya ke pantai kepuasan.. disertai pinggulnya melengkung ke atas..
sementara mulut Rizak tetap melekat di bukit Venusnya. Hanya jari-jari kaki Vonny yang menekuk kaku ke dalam..
masih melekat dengan sofa dan dengan bagian bawah tubuhnya mengapung.
Maka mudahlah kini Rizak meremas bongkahan pantat Vonny..
serta diletakkannya kedua lutut Vonny yang menekuk itu di atas pundaknya.
Penuh kepuasan Rizak menatap celah kewanitaan Vonny yang setengah terbuka serta basah mengkilat..
oleh cairan pelumas tercampur liurnya, dengan dinding menggetar dan berdenyut-denyut secara ritmis.
Penisnya telah menegang penuh bagaikan pentungan kasti kini dipegangnya dengan tangan kanan..
lalu diletakkan di tengah lembah surgawi Vonny.. sedangkan telunjuk, jari tengah serta ibu jarinya..
menguakkan bibir kemaluan Vonny ke samping.. perlahan tapi pasti Rizak mulai menekan dan mendorong masuk.
Slebbb.. "Auuuuuww.. pelan-pelan, bang, masuknya. Nyeri, bang, jangan kasar-kasar.. ooooohhh.."
Di saat bersamaan Fuad dengan sadis menyodok kerongkongan Vonny.
"Busyet, sempit amat sih nih memek amoy. Udah dilumasin tetep aja peret, uuuuhh.. enaknya, bu."
Rizak menekan mendorong sambil sedikit memutar ganti arah..
sehingga akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluannya di lorong surgawi Vonny.
Hampir seluruhnya batang rudal itu masuk ke dalam vagina Vonny.. ketika dirasakannya telah menyentuh mulut rahim.
Setelah itu mulailah Rizak dengan penuh semangat memompa mangsanya tanpa memperdulikan rintihan sakit Vonny.
"Enak tenan euy, wuiiih.. bisa abis tenaga duluan nih sebelum pasang karport. Tapi ibu sekarang diserpis dulu ya..
nggak apa lah saya dua kali kerja bakti, uuuuuuuh.. sempitnya nih lobang, bisa ngurut dan mijit lagi.
Iyah, terus gitu, bu, pijitin barang saya biar keluar sarinya.."
Rizak berceloteh ketika memompa maju-mundur selama setengah jam dan Vonny terlihat semakin lemas.
“Gantian dong, Zak.. jangan elu aja, gue sekarang mau ngejos juga.." demikian gerutu Fuad..
melihat adegan persetubuhan Vonny dan Rizak.. sedangkan kemaluannya sudah begitu membesar memanjang..
sehingga hanya sepertiga sanggup disepong oleh Vonny yang agaknya telah benar-benar menyerah.
"Oke-oke.. iya deh nyonya amoy muda ini gue kasih jus asli simpenan pelir pusaka.. biar seger lagi..
dan lamaan ngelayanin kita semua..” Rizak mencabut penisnya tiba-tiba dari vagina Vonny..
sehingga berbunyi plop dan kini merebahkan dirinya untuk langsung minta disepong oleh Vonny.
Vonny yang telah mulai lemas karena telah duakali orgasme itu merasakan tubuhnya diangkat oleh Faisal dan Fuad.
Kemudian disuruh berlutut dalam posisi nungging menyepong Rizak yang terlentang.
"Ayu, bu, nyang bener ya nyepongnya. Tadi kelihatan ibu pinter banget ngelonin barangnya Faisal..
sekarang giliran saya dong. Kocok pelan-pelan, turun naik, sambil dikulum dijilat. Iya begitu.. terus, bu..
Oooohhh enaknya.. sini saya bantuin pegangin kepala ibu, jadi lebih lancar keluar masuknya.
Iya manteb, bu, bentar lagi nyampe nih." Rizak memegangi kepala Vonny yang diturun-naikkan..
sambil dicekal rambutnya agar waktu ejakulasi Vonny tak dapat mengelak harus minum mani kentalnya.
Percuma saja Vonny meronta dan penis Rizak tetap menancap di mulutnya.
"Auughhh.. sssshhhhh.. eeeergghh.." Vonny kembali harus mengadaptasi mulut dan kerongkongannya..
karena kembali dipaksa untuk mengulum menghisap penis berikutnya.
Meskipun penis Rizak kecilan dibandingkan dengan milik Fuad..
namun tetap saja menyesakkan sekali di mulut Vonny yang mungil..
Apalagi Rizak selalu menekan kepalanya ke tengah selangkangannya.
Sementara itu Fuad berdiri di belakang tubuh Vonny..
sambil mengusap mengelus-elus bongkahan pantat bahenol..
Kemudian mengarahkan kejantanannya ke lubang vagina yang tampak mengkilat memerah.
Karena ukuran penis Fuad lebih besar daripada milik Rizak.. maka walaupun masih licin..
dilumasi cairan kewanitaan dan ludah namun Fuad harus sedikit memaksakan kepala jamurnya menyelip..
di antara bibir vagina.. selain itu harus dibantu kedua tangan Fuad yang merenggangkan bongkahan pantat Vonny.
Slebbb..!!! Penisnya yang amat besar berurat-urat dan agak bengkok ke atas itu menyelinap.
"Ooohhh.. memang laen bener ya memek gedongan dibanding perek murahan..
Mesti ganti lagi persneling supaya masuk. Iya enak, bu, sempitnya..."
Fuad menggeram dan mendorong pinggulnya ke depan.. sehingga akhirnya kepala penisnya terbenam di lembah surgawi,
setelah itu Fuad memakai taktik dorong tarik dorong tarik.. sehingga pada suatu saat rahim Vonny dapat dibenturnya.
Setelah itu tanpa memperdulikan permohonan Vonny yang sambil tersedak-sedak oleh penis Rizak..
memohon tak terlalu kasar, karena setiap benturan di rahimnya terasa sangat ngilu.
"Hehehe.. mulai keenakan ya, bu..? Ngilu tapi enak kan dijedug-jedug ama daging lumpang Madura campuran Arab..?
Kapan lagi ibu ngalamin serpis sekaligus tanpa bayar..”
Fuad memegang pinggul lipat paha Vonny.. lalu ditariknya mendadak berbarengan.. dengan gerakan sendiri ke depan..
sehingga rahim Vonny terhunjam dengan sangat kasar, menyebabkannya melenguh merintih sakit kengiluan.
Pinggang, pinggul dan bongkahan pantat Vonny yang bohay..
sekarang penuh bercak merah karena remasan tangan Faisal, Rizak dan Fuad.
Badannya mengkilat mandi peluhnya sendiri yang tercampur pula keringat kedua lelaki yang sedang menggarapnya.
Tenaganya semakin lama semakin terkuras melayani kedua lelaki kasar itu..
Sementara itu Faisal telah bersiap pula ikut bertarung di arena sofa itu.
Namun pada saat ini kedua sopir direksi yang sedang asyik itu tak mau memberikannya kesempatan:
mereka ingin menghabiskan dahulu pergumulan mereka..
dengan menyumbangkan benih kelaki-lakian yang semakin mendidih akan keluar dari biji-biji pelir mereka.
Sambil memberikan tanda, kedua lelaki pejantan itu meningkatkan kecepatan sanggama mereka:
Rizak memaksa kepala Vonny naik turun di batangnya yang sedang dikulum.. sehingga terdengar bunyi kecipak..
Sedangkan Fuad menggenjot vagina Vonny dari belakang.. Clebb-crebb-crebb-crebb-crebb-crebb..
Sehingga pantatnya beradu dengan paha berbulunya dan berbunyi khas pula. Plok-plok-plok-plok..!!
Sekitar sepuluh menit mereka berdua mendengus-dengus bagaikan kuda berpacu..
dan berakhir dengan suara jantan menggeram bersama.
"Duuh, enak tenan. Iya, bu, sekarang udah banjir. Telan, hirup, bu.. aaahhhhh.."
Jari-jari Rizak mencekal rambut Vonny dan menekan kepalanya ke bawah sangat kuat..
sehingga untuk beberapa saat Vonny gelagapan. Untunglah Vonny memang sering berenang..
dan terutama pandai menyelam .. sehingga menahan nafas selama dua menit bukanlah hal terlalu sulit.
Ccccroott.. crooot..!! Rizak menyemburkan air mani hangatnya ke dalam kerongkongan Vonny..
yang mau tak mau harus ditelannya.. terasa sangat kental dan sepat agak asin.
Karena banyaknya sperma Rizak maka terlihat ada beberapa tetes keluar dari sudut mulut Vonny.
Pada saat bersamaan Fuad menghantam rahim Vonny sedemikian kasar dan buas..
menyebabkannya memekik dan menggeliat karena bagaimanapun mulut rahim sangat peka dipenuhi jutaan ujung syaraf.
"Ahhhhhhhhh..!! Aaauuuuuuuuwww.. pelan-pelan dong, pak.. jangan kasar begitu.. ngilu kan, auuuuuw..!!"
Vonny menggelepar-gelepar dan meliukkan tubuhnya yang tetap dipegang dengan ketat oleh Fuad.
Geliatan tubuh Vonny bahkan semakin menambah semangatnya untuk memompa maju-mundur..
karena vagina sempit itu dirasakannya seolah mengkerut memijit-mijit penisnya, entah karena ingin melawan atau menolak.
Tak pernah dibayangkan dan diimpikan Fuad bahwa ia akan sempat menikmati tubuh seorang amoy..
sekaligus seorang nyonya kelas atas dan istri pemimpin perusahaan tempat kerjanya.
Faisal yang selama ini menyaksikan dari samping.. merasakan si ujangnya mulai kembali bangun dan mengeras..
menyaksikan nyonya cantik istri majikannya di kantor dikerjain oleh dua orang lelaki kasar.
Pikiran mesumnya kini telah mengusainya sedemikian rupa..
sehingga telah dibayangkannya sesuatu hal yang selama ini pun tak pernah dilakukan..
walaupun ia telah beberapakali swinger dengan Vonny.
"Ayo kita gantian lagi main barengan.. gue belom ngerasain gimana memek nyonya gedongan, akur kan semua..?"
Tanya Rizak yang menarik penisnya dari mulut Vonny.. namun tetap merebahkan diri dan memberikan tanda..
bahwa si nyonya dapat menungganginya dalam posisi woman on top yang rupanya memang sangat disenanginya.
Fuad agak menggerutu.. karena sebenarnya belum puas memompa Vonny dari belakang.
Namun setelah dilihatnya wajah yang kuyu kelelahan dan mulut mungil yang merekah..
maka timbullah keinginannya untuk banjir di dalam rongga mulut Vonny..
seperti yang beberapa menit lalu dilakukan oleh temannya, Rizak.
Oleh karena itu Fuad dan Faisal membantu mengangkat tubuh Vonny.. dan perlahan-lahan diletakkan di atas tubuh Rizak..
yang terlentang dengan kemaluan mengacung ke atas bagaikan tugu Monas.
Vonny yang sudah lemas itu tak sanggup melawan.. dan membiarkan tubuhnya dipermainkan.. diangkat..
lalu perlahan namun pasti diturunkan ke bawah dengan vaginanya ditancapkan di penis Rizak yang tegak.
Blees.. blessepp.. senti demi senti Vonny merasakan vaginanya dibelah dari bawah oleh pentungan daging Rizak.
Walaupun telah cukup licin dengan lendir madunya.. serta banyaknya ludah Faisal tadi..
namun tetap dirasakannya celah kewanitaannya kini penuh sesak.
Vonny memejamkan mata dan mengharapkan bahwa semuanya hanya mimpi belaka..
namun di balik itu ada pula kepuasan karena hasrat libidonya semalam tak dipenuhi oleh Lukman.
Setelah itu maka dirinya pun seolah digoda oleh Faisal yang hanya memuaskannya dengan rangsangan oral..
namun kini digarap tiga lelaki sekaligus.
Tak hanya puas dengan menancapkan lembing dagingnya dari bawah..
Rizak kini bergantian meremas kedua buah dada Vonny yang menggantung di depan matanya..
sekaligus digigit putingnya dengan gemas, lalu dikenyotnya sekuat tenaga bagaikan bayi ingin memaksakan ingin menyusu.
"Aauuuww.. sakit. Jangan, pak, sakit.. ngilu.. jangan digigit lagi, aaaah.. aaaauww..!!"
Vonny hanya dapat mengeluh mendesah.. namun beberapa detik kemudian mulutnya yang terbuka lebar..
telah dijejali oleh penis Fuad yang menyodok kasar menyentuh langit-langitnya.
"Iya, gitu pinter. Ayo disepong, dijilat, dikulum yang lama.. ntar diminum nih air mazi buatan arab..
pasti ketagihan sama sari korma.. oooooohh.. enaknya..! Iya terus, amoy cantik.."
Fuad merem melek merasakan barangnya bagaikan memasuki sarung beledu hangat dan lembab.
"Oorrrgh.. gghhhhhkkk.. sssshhhhhh.." hanya itu yang keluar dari tenggorokan Vonny.
Mendadak terasa Vonny ada dua tangan mengusap-usap kulit pinggulnya.
Usapan itu kini tercampur dengan remasan lembut..
kemudian tangan itu mencekal kedua bongkahan pantat dan dipaksa merekah ke samping.
Secara naluriah Vonny menyadari apa yang mungkin akan dialami berikutnya dan ..
siapa lagi kalau bukan Faisal yang tengah mempermainkan pantatnya dan apa niatnya..?
Oooh.. pasti dia ingin... tak mau.. aku tak mau.
Lukman.. suaminya, saja tak pernah diizinkannya untuk nyeleweng ke arah situ.
Vonny kini panik dan berusaha berontak melepaskan diri.
Selama ini Vonny belum rela 'kegadisannya' yang terakhir itu direnggut oleh suaminya sendiri..
selalu ia menolak dengan seribu satu alasan. Vonny selalu menjanjikan Lukman suaminya..
bahwa ia baru akan bersedia mempersembahkan keperawanan pantatnya jika mereka telah menikah cukup lama.
Ia selalu berhasil menunda desakan suaminya.. dan Vonny merasa sangat bangga..
karena masih ada ‘mahkota keduanya’.. yang belum pernah direnggut oleh suaminya.
Namun saat ini.. dalam cengkeraman tiga lelaki.. ia akan kehilangan mahkota keduanya itu.
Dan yang akan merenggutnya bukan Lukman suaminya.. tapi si office-boy yang selama ini telah swinger beberapakali.
"Uuuugggh.. aauauuuuwwww.. sialan kamu, Sal.. sakit..!! Tolong.. ampuni aku.. aaaahh..!!"
Lolongan memilukan Vonny memenuhi ruangan.. saat Faisal sambil tersenyum sadis mulai menekan penisnya..
kini ke tengah lubang anus Vonny.. yang masih mengkerut menolak sekuatnya kepala penis Faisal.
Vonny berusaha bangun dari posisinya.. namun segera dipeluk sekuat tenaga oleh Rizak yang berada di bawah..
sehingga kini ia hanya berusaha mencakar sejadinya ke arah belakang.
Namun Faisal bertekad untuk memasuki lubang kecil yang sejak lama dipikirkannya..
mungkin memang belum pernah ditembus oleh Lukman.
Faisal meludahi kepala penisnya beberapakali..
kemudian dicobanya kembali menjebol lubang paling intim nyonya majikannya.
Beberapakali gagal.. meleset ke samping.. namun setelah Rizak membantunya dari bawah..
dengan mengalihkan pelukan dari pinggang ramping ke bongkahan pantat wanita mangsanya.
Dengan bantuan kedua tangan Rizak yang biasa kerja sambilan itu..
maka lingkar otot pelindung anus Vonny perlahan-lahan terpengkang ke samping..
hingga akibatnya terlihat anus merah itu agak membuka. percuma saja Vonny bertahan mati-matian..
Nah.. kesempatan ini tak disia-siakan Faisal.. slepp.. kepala penisnya menyelinap melewati otot lingkar.
Bleeess..!!! "Aaaaaaahhh.. aduuh..!! S-sakit, ampuun.. oooooh, saya tak kuat.. oooohhhh.. kasihani saya..!
Uuuuuuuuhh.. sakit, bang, ampuun.. udaah..”
Akhirnya Vonny hanya dapat merintih dan terisak-isak..
menyerahkan dirinya penuh kepasrahan dalam permainan ketiga lelaki.
Penuh penyesalan di benaknya mengingat bahwa betapa sering suaminya Lukman mengajak..
untuk mencari variasi ketika ML - antara lain juga ke lubang alternatif itu. Betapa bodohnya ia selalu menolak..
Namun kini semuanya ibarat nasi telah menjadi bubur..
keperawanan kedua dan terakhir itu telah direnggut dan dinikmati sepenuhnya oleh si office-boy.
Ketiga lelaki pegawai suaminya kini menggarap tubuhnya habis-habisan..
dan mereka tak hanya mencari kenikmatan mereka sendiri namun memaksanya untuk mengalami orgasme berkali-kali.
Bagaikan sedang berlomba berpacuan di arena.. Faisal - Fuad dan Rizak memasuki ketiga lubang di tubuh Vonny..
Menyeretnya ke gelombang tsunami yang semalam tak diberikan oleh suaminya sendiri.
Dan mulailah ketiganya menggarapnya habis-habisan.. sampai akhirnya.. "Aaaaaah..!! Iya.. terus.. ssssshhhhhh..
Masukin ke dalam.. oooohh.. aaaauuuw..!! Sakiit.. oooohhh.. sakiit enak..”
Vonny melihat jutaan bintang di depan matanya.. wajahnya menengadah mencerminkan rasa sakit dan nikmat tak terkira.
Lubang hidungnya kembang kempis.. mulutnya yang mungil membuka..
Dari tenggorokannya terdengar rintihan amat memilukan.
Rintihan mana juga terselang-seling desahan seorang wanita dewasa yang menyerah pasrah..
di dalam badai kenikmatan, di dalam badai mana akhirnya Vonny menangis terisak-isak di pelukan tiga lelaki.
Dia menjerit.. meratap memohon permainan dihentikan.. sekaligus ingin terus 'diperkosa' dan disodomi.
Ketiga lelaki itu saling berpandangan penuh kepuasan dan menghantamkan-menghujamkan senjata masing-masing..
sebelum hampir bersamaan..
mereka menyemburkan lahar mereka ke tubuh Vonny yang demikian basah kuyup tercampur keringat mereka.
Pada saat di mana mata Vonny telah terbalik ke atas.. tubuhnya lemas lunglai..
Benar-benar tak sanggup lagi menerima kemesraan ganas ketiga pejantan dan.. pingsan.
Faisal menggendong tubuh Vonny yang padat bahenol itu.. diletakkannya hati-hati di ranjang kamar tidur mewah..
Ditutupnya dengan selimut, dinyalakannya AC sebelum ditutupnya pintu.
-----ooOoo-----
Ketika Lukman pulang.. ditemukannya istrinya masih tertidur lelap dalam keadaan telanjang di ranjang.
Lukman melepaskan bajunya sendiri.. sehingga ia pun bugil.. dipeluknya istrinya penuh kemesraan.
Vonny hanya melenguh, menangis tersedu-sedu dan memeluk Lukman erat-erat.
Ketika akhirnya Vonny bangun maka Lukman mengajaknya untuk mandi bersama di bath-tub.
Dalam genangan air hangat itu Lukman tak banyak bertanya.. namun mengajak istrinya untuk ML dan ..
Ternyata Vonny sama sekali telah berubah.. transformasi menjadi istri binal karena ia melayani Lukman penuh gairah.
Bahkan seolah-olah peristiwa perkosaan gangbang sebelum itu tak pernah terjadi.
Setelah itu kehidupan pernikahan pasangan muda ini sama sekali tak terpengaruh negatif.
Vonny pun di mana ada kesempatan tak segan-segan melayani.. bukan hanya Lukman. Tapi juga si ketiga pejantan.
(. ) ( .)
---------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------
Catatan tambahan: bagi pembaca yang menggemari cerita ini
dan ingin menikmatinya disertai dengan gambar lebih ‘panas’,
silakan menulis dan kontak dengan pengarang: elzhakhar@h*tmail.com.
Anda akan menerima cerita sama..
namun dengan gambar tambahan yang dijamin memuaskan selera para mupengers.
End of Cerita 084..
Sampai jumpa di Lain Cerita.. Adios..