Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------

Cerita 087 – Sekretaris ‘Sangat’ Pribadi


[Part 4] – Kangen Entot..!!

Sudah seminggu lebih sejak persetubuhanku yang pertama dengan Evi di Bandung berlalu.
Namun rasanya masih membekas.. makanya timbullah keinginan untuk mengulangnya.

Di tengah aku lagi mengenang persetubuhan saat itu.. tiba-tiba HPku berdering.
Ketika aku angkat ternyata dari Evi. “Halo Vi, tumben nih malam-malam telepon..?” Sapaku.

“Halo Bang.. belum tidur..?” Balas Evi.
“Gak tau malam ini aku gak bisa tidur..!”
Jawabku dengan sedikit kaget.. karena kok tiba-tiba Evi menyebutku dengan sebutan ‘Abang’.

“Sama Bang. Evi juga gak bisa tidur. Evi teringat kejadian saat kita di Bandung minggu lalu..” sambung Evi..
“Rasanya kontol Abang masih mengganjal di memek Evi. Memek Evi jadi gatal..
Jadi pingin digaruk lagi sama kontol Abang yang gede itu..” katanya blak-blakan.

Wuihhh..!! Ternyata.. apa yang aku rasakan dirasakan juga oleh Evi.
Sejak memeknya merasakan nikmatnya sodokan kontolku saat itu..
kini memeknya terasa gatal ingin digaruk lagi dengan kontolku.

“Hmm.. abang juga lagi mengenang nikmatnya empotan memek Evi saat menjepit kontol Abang..” kataku.
“Rasanya abang pingin ngentoti Evi lagi..” sambungku.
“Ah Abang bisa aja. Memek Evi jadi basah nih Bang..” kata Evi.

Lalu sejenak kami saling terdiam di telepon. Tak lama kemudian Evi memecah kebisuan tersebut.
“Emm.. Bang.. besok malam mau gak ke rumah Evi..? Evi ingin dientot lagi sama Abang..” ajak Evi vulgar.

Jiahhh..!! Aku sangat senang mendengar ajakan Evi tersebut. Kali ini Evi mengajakku untuk ngentot di rumahnya.

“Bang.. kebetulan besok kan hari Sabtu. Kita libur kerja. Pagi-pagi aku akan mengantar anakku ke neneknya..
aku akan minta pembantuku untuk menemaninya.. jadi malamnya kita punya banyak waktu.
Kita bisa emhh.. anu.. sepuasnya..” papar Evi.

Hehehe.. memeknya yang sudah seminggu lebih tidak dientot.. rasanya sudah amat gatal pingin digaruk sama kontol.
Mungkin itu yang membuat dirinya tanpa malu-malu memintaku untuk ngentoti dirinya.. di rumahnya..!!
Batinku.

“Oke.. besok malam aku pasti datang. Sekarang kita istirahat agar besok stamina kita jadi fresh..” kataku.
“Baik Bang.. met bobok. Jangan lupa besok malam ke rumah Evi..!” Jawab Evi kemudian dimatikannya teleponnya.

Sebelum tidur pasti si Evi membayangkan nikmatnya ngentot dengan diriku sepuasnya di rumahnya. Hehehe..

Sesuai permintaan Evi, Sabtu malam aku datang ke rumah Evi dengan menggunakan Taksi.
Begitu masuk ke ruang tamu, aku langsung mencium mulut Evi dengan rakus dan ganas.
Dan sebentar saja kami sudah telanjang.

Di sofa, aku berlutut menghadap memek Evi dan Evipun lalu merenggangkan kakinya..
untuk memudahkanku menjilati memeknya. Kelentit Evi tak luput dari jilatan lidahku.

Lama juga aku mengerjai memek Evi dengan lidahku. Evi sangat suka saat memeknya aku jilati.
Tak lupa aku menyedot-nyedot kelentit Evi.. sehingga akibatnya sebentar saja memek Evi sudah cukup basah.

Kemudian Aku berdiri dan kini giliran Evi yang berlutut menghadap kontolku yang dia rindukan.
Evi mengulum dan mengisap batang kontolku. Sekitar 10 menit kemudian aku memegang bahu Evi..
Kuajak untuk segera memulai persetubuhan ini.

Evi mendorong tubuhku.. sehingga kini aku terduduk di sofa. Batang kontolku tegak berdiri.
Lalu ia mengangkangkan kakinya sambil menghadap ke arahku..

Ctap..!! Tangan kirinya memegangi batang kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memeknya.
Setelah kepala kontolku dirasanya tepat menempel di atas celah memeknya yang sudah sangat basah dan licin..
Evi lantas menurunkan pantatnya perlahan-lahan.

Sleeeeep.. Bleeeeeesssss.. Batang kontolku masuk lubang memek Evi.
“Ahhhh.. sssss.. mmmmm.. aaaahhh.. aaabbbaannnggg.. mmmm.. aaaahhh..!” Desah Evi..

Seiring batang kontolku yang terus menerjang masuk lubang memeknya menggesek-gesek dinding lubang memeknya..
Hingga akhirnya batang kontolku amblas seluruhnya di dalam lubang memeknya.

Evi mendekapku erat-erat sambil melumat bibirku dengan ganas. Memeknya berkedut-kedut.
Itulah empotan memek Evi yang sungguh sangat nikmat rasanya.. dan selalu kurindukan.

Rupanya Evi sangat menyukai ngentot dengan gaya seperti ini.
Karena kontolku dapat masuk sedalam-dalamnya di lubang memeknya..

Dan dia dapat mengontrol dan mengambil kendali.. sehingga dia dapat mengarahkan kontolku..
ke arah mana menggesek bagian-bagian sensitif di lubang memeknya.

Sementara aku pun dapat meremas dan mengisap teteknya. Tanganku juga dapat meremas-remas pantatnya.
Dan dalam posisi tersebut, tanganku juga dapat dengan mudah menggesek-gesek kelentitnya.
Semua itu semakin menambah kenikmatan bagi Evi dan aku tentu saja.. hehehe..

Gerakankan pantat Evi semakin tidak beraturan.. ke depan.. ke belakang, ke kiri dan ke kanan.
Terkadang Evi mengangkat pantatnya lalu menekan ke bawah kuat-kuat.
Semua gerakan tersebut menimbulkan rasa yang sangat nikmat.

Aku mengimbangi gerakan Evi dengan mengisap-isap kedua tetek Evi secara bergantian.
Tangankupun tidak tinggak diam, menggesek-gesek kelentit Evi sambil melumat bibirnya.

“Ahhh.. eeerrghh.. mmmm.. bang.. isap tetek Evi bang.. gigit-gigit putingnya bang.. oohhh.. ssssshhh..
Mmmmmm.. aahh.. eeerrrgh.. aaahhh.. ssshhhhh..!” Evi mengerang merasakan kenimatan..
sambil bergerak naik turun di atas pangkuanku.. dengan batang kontolku yang mengisi penuh lubang memeknya.

Kontolku yang besar dan panjang selalu membuat memek Evi pingin terus merasakan sodokan-sodokan nikmat kontolku.
Membuat memek Evi senantiasa merindukan batang kontolku walaupun baru seminggu lebih aku entoti memeknya.

Gerakan pantat Evi semakin tak karuan. Akibat isapan dan jilatan mulut dan lidahku di kedua tetek Evi..
secara bergantian serta gesekan antara kelentit dengan bulu jembutku membuat membuat pertahanan Evi bobol.

“Ohhh.. sssssshhhhhh.. nnniikkkmmaaattt.. bbaangg.. Evviii.. sammmpaaiii.. uuuuhhhh.. Eviiiiiii.. kkkeellluuuaarr.. bbbaannnngg..
Ooohhh.. aaahhhh..!” Evi menjerit sambil menghentakan pantatnya kuat-kuat ke bawah..
sehingga batang kontolku terbenam dalam-dalam di dalam lubang memeknya hingga menyentuh pangkal rahimnya.

Seeeerrrr.. seeerrr.. seerr.. cairan kenikmatan Evi menyembur membasahi batang kontolku yang berada di dalam memeknya.
Tubuh Evi menggelepar dan mengejang menahan nikmat yang luar biasa saat dia mencapai klimak.

Lubang memek Evi berkedut-kedut dengan kuatnya.
Batang kontolku serasa diremas dan diisap-isap di dalam lubang memek Evi.
Bukan main nikmatnya merasakan empotan memek Evi tersebut.

Setelah memberikan waktu istirahat sebentar buat Evi menikmati orgasmenya..
Aku minta Evi untuk mencabut kontolku dari dalam memeknya.

“Vi, aku pingin ngentoti kamu dari belakang..” ajakku. Tanpa banyak bicara, Evipun kemudian menunggingkan pantatnya..
sambil tangannya berpegangan sandaran sofa dan akupun segera menyusulnya.

Aku peluk Evi dari belakang sambil memciumi punggungnya, kedua tanganku meremas-remas kedua teteknya.
Dari punggung.. ciumanku pindah ke leher Evi.
Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Evi..
sehingga kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Dari belakang terlihat belahan memek Evi mengkilat basah oleh cairan yang terus keluar dari memeknya..
akibat rangsangan nafsu birahinya. Evi menggoyang-goyangkan pantatnya..
saat aku mengusap-usap permukaan bibir memeknya menggosok-gosok kelentitnya.

“Buruan Baaaaaang.. sodok memek Eviiiii.. Baaaaaangggg.. Evi dah gak tahan..
pingin disodok lagi sama kontol Abang yang gede.. sssshhhh.. aaahhhhh..!” Rengek Evi memintaku..
untuk segera menyodokkan kontolku ke dalam lubang memeknyai yang sudah sangat becek tersebut.

Aku mendekatkan kepala kontolku yang masih tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek Evi.
Perlahan-lahan kepala kontolku menguak bibir memek Evi.
Di saat bibir memek itu sudah terkuak, lalu kepala kontolku kusodokkan ke dalam lubang memek Evi.

Jlebb..! Evi yang sudah seminggu gak dientot.. menggoyang-goyangkan pantatnya..
begitu merasakan batang kontolku menyeruak masuk lubang memeknya.
Secara perlahan-lahan batang kontolku melesak masuk ke dalam lubang memek Evi.

Rongga memek Evi berkedut-kedut akibat merasakan kenimatan tersebut.
Kemudian mulai kuayunkan pantatku maju mundur.. sehingga kontolku keluar masuk lubang memek Evi.

Gerakan maju mundur pantatku kadang perlahan, kadang cepat. Sesekali aku mendiamkan seluruh batang kontolku..
di dalam lubang memek Evi sambil menikmati nikmatnya empotan di dalam lubang memek Evi.
Kemudian aku enjot lagi kontolku perlahan-lahan lalu semakin cepat.

Enjotan kontolku yang berirama di dalam lubang memek Evi itu membuatkan nafas Evi terengah-engah.
Aku terus mengayun pantatku maju mundur dengan mantap.. sehingga kontolku terus keluar masuk..
menyodok lubang memek Evi. Evi merasakan kenikmatan yang tak terkira.

“Oohhhh.. aaabbbanngg.. Evvviiiii.. dah tak tahan..!” Evi mengerang merasakan kenikmatan enjotan batang kontolku..
membuat rongga memeknya seolah-olah menggenggam erat batang kontolku dan meremas-remas batang kontolku.

Aku menghentikan enjotan kontolku di dalam memek Evi untuk menikmati empotan memek Evi tersebut.
Aku merunduk menjilat-jilat tengkuk Evi. Evi menggeliat kegelian.

CROK..CROK..CROK..CROK.. terdengar bunyi yang timbul saat aku mengenjotkan batang kontolku..
di dalam liang nikmat memek Evi yang makin becek dan licin.

“Ahhh.. ohhh.. aaaabbbbaangggg.. nnnniiiikkkmaattnya.. eeerrghhh..!” Evi mengerang.
“Abanggg.. oohhh.. enjot yang kuuuaatttt.. baaaaang.. goyang baaaaang.. ssssshhhh.. ohhhh..
Evvviiiii.. keeeellluuuuaaaarr.. laggggiiiii.. ahhhh..!” Jerit Evi sambil terkejat-kehat tubuhnya.

Tubuhnya mengejang sambil menekan kuat-kuat pantatnya..
hingga pangkal kontolku menempel di antara bongkahan pantatnya yang bahenol.

Seeeerrrr.. seeerrr.. seerr.. cairan hangat menyembur dari dalam memek Evi.
Evi kembali mencapai puncak kenikmatannya. Kedutan memeknya semakin kuat meremas-remas batang kontolku.

Aku diamkan sebentar kontolku yang amblas seluruhnya di dalam lubang memek Evi..
sambil menikmati nikmatnya empotan memek Evi.

Setelah itu menyadari bahwa ejakulasiku juga hampir sampai.
Aku langsung mempercepat enjotan kontolku di dalam memek Evi.

Seakan tau bahwa aku akan segera mencapai ejakulasiku.. Evi menggoyang-goyangkan pinggang dan pantatnya..
mengikuti enjotan kontolku. "Oohhh.. sssshhhhh.. aaahhh.. Viiiiiii.. abbaaaanggg.. gaakk tttaaahhannnn Viiiiiiiiiiii..
Abbaaaanggg.. keeeellluuuuaaaarr.. ahhhh..!!” Aku melenguh..

Jleghh,,!! Dengan kuat aku hentakkan pantatku hingga pangkal kontolku membentur pantat bahenol Evi.
Croott.. crot.. croot.. crooot..!! Pejuhku menyemprot di dalam rongga memek Evi.

Seketika rongga memek Evi dipenuhi oleh pejuhku yang hangat.
Semburan pejuhku yang hangat dan pekat itulah yang Evi rindukan siang dan malam selama ini.

“Evi suka semprotan pejuh Abang di dalam memek Evi. Apalagi barusan kita keluar bersamaan.. nikmat banget Bang..!”
Ujar Evi saat istirahat melepas lelah setelah persetubuhan kami.

Evi bangun dan berjalan ke dapur mengambil air minum untuk kami berdua.

Saat Evi melangkah menuju dapur, cairan pejuhku yang sudah bercampur dengan dengan cairan orgasme Evi..
mengalir keluar dari dalam memek Evi, meleleh ke pahanya.

Evi menoleh dan melihat ke arahku yang tersenyum melihat cairan tersebut keluar membasahi pahanya.
Kami duduk di sofa sambil minum air dingin yang diambil oleh Evi barusan.

“Bang kita lanjutin di kamar Evi aja, yuk..?”
Ajak Evi sambil menarik tanganku kemudian membimbingku menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya, Evi menarik tubuhku hingga tubuhku dan tubuh Evi rebah di atas ranjang.
Di atas ranjang, kami berpelukan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing.

"Hebat kamu Bang.. belum-belum Evi udah keluar duakali. Hmm.. kayaknya Evi malam ini akan puas banget..
bisa ngentot dengan abang sampai pagi..!” Kata Evi.

"Sini aku bikin bangun kontol Abang yang masih lemes..!” Lanjut Evi sambil tangannya mengelus-elus kontolku.
"Tenang saja Vi.. kalau Evi yang bangunin sebentar lagi kontolku juga akan bangun dan keras seperti tadi, tapi ..!” Aku tersenyum.

Darahku berdesir ketika mataku menatap tetek montok Evi dengan putingnya yang merah kecoklatan.
Entah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali tiba-tiba bibirku sudah dalam lumatan bibir Evi.

Nafsu birahi Evi semakin tak terkendali saat tanganku mulai meremasan lembut kedua tetek Evi..
dan gelitikan lidah nakalku pada puting tetek Evi membuat tubuh Evi menggeliat erotis disertai erangan manja Evi.

Evi tak menyangka kali ini ketika aku menyurukkan wajahku di selangkangan Evi dan mencumbui bibir memeknya.
“Baaaaang.. sssshhh.. ohhhh.. ammpuunn.. nikmaaaatnyaa..!” desah Evi merasakan nikmat..
atas cumbuan lidahku pada kelentit Evi membuatku makin semangat.

Menghadapi seranganku pada memek Evi membuat Evi mengerang, merintih bahkan menjerit setengah histeris.
Untung saj suara hujan yang lebat ditimpa bunyi guruh meredam suara Evi.

Luluh lantak tubuh Evi akibat aksiku tersebut. Tapi buat Evi adalah sebuah sensasi seksual yang sangat luar biasa.
“Bang.. jujur sama Evi, ya..? Setelah ngentot dengan Evi waktu itu, abang sudah ngentot dengan siapa lagi..?”
Tanya Evi datar namun penuh hati-hati.

“Oh itu.. jujur.. setelah ngentot dengan kamu waktu itu.. sampai sekarang aku belum pernah sekalipun ngentot..
dengan perempuan lain. Justru aku ingin mengulangi lagi ngentot dengan kamu..”

Jawabku sambil tersipu saat mengakui bahwa aku ingin ngentoti dirinya.
“Mmmmm.. kaciaaan.. Abang tentunya kangen pingin ngentoti Evi ya..!?”
Bisik Evi sambil mendaratkan kecupan di bibirku.. tubuh Evi bergerak menindih tubuhku.

Tubuh Evi kurengkuh dan tubuh kami menempel ketat.
Kemudian dengan telaten tanganku yang nakal menggerayangi setiap inchi tubuh Evi.

Jilatan dan kecupanku merambah setiap bagian tubuh Evi yang sensitif.
Tubuh Evi menggeliat erotis kadang menggelepar liar. Rintihan Evi mulai terdengar.

“Ayo.. Baaaaanngg.. ssssshhhhh.. Evi udah gak tahaaaan..!” Bisik Evi lembut setelah dirinya nggak tahan lagi..
merasakan kuluman dan jilatanku pada kelentitku.

”Cepat masukin kontolnya Bang! Buruan entoti Evi.. Evi udah nggak tahan lagi pingin dientot..!”
Hehehe.. rupanya Evi sudah tak bisa tahan lagi ingin segera kuentot lagi.

Aku mulai menindih tubuh Evi. Perlahan aku mendorong pantatku.. clebb..
hingga kepala kontolku perlahan mulai membelah celah di antara bibir memek Evi
Kemudian dengan perlahan masuk ke dalam liang memeknya.

“Aoooouuuhhh.. Baaaannnggg.. sssshhhhhhh.. aahhh..!” Suara Evi terdengar bergetar.
Mata Evi meredup sayu menatap wajahku..
manakala liang memeknya untuk kesekiankalinya ditembus batang kontol milikku.

Kali ini aku menekan kontolku pelan sekali memasuki liang memek Evi..
sehingga hal tersebut memberikan sensasi yang sungguh nikmaaaaat bagi Evi..
akibat lamanya gesekan batang kontolku pada dinding-dinding liang memeknya.

Kedua kaki Evi yang melingkari pinggangku seakan mengejang tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa.
“Enaaak Viiiii..!?” Bisikku lembut..
sambil tersenyum manis ketika liang memek Evi sudah tak ada tempat lagi bagi batang kontolku.

Evi menjawab dengan mengangkat alis matanya. Bibirnya kembali menyambar bibirku.
Dengan penuh nafsu dilumatnya mulutku. Dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa.

Permainan semakin panas dan semakin liar.
Tanpa kendali kembali tubuh Evi dihentak hentak olehku dengan garangnya.

Jeritan dan rintihan Evi silih berganti dengan dengus nafas birahiku yang mendengus buas.
“Ahhkkk.. bbaaaaang.. aammppuuunn.. ooowww.. ssshhh.. niiikmaaat.. banggeet ssiih..!”

Rengek Evi dengan suara memelas namun goyangan pinggulnya dengan gemulai..
masih dengan sengit mengimbangi enjotan batang kontolku di liang memeknya.

CROK.. CROK.. CROK.. CROK.. bunyi decak di selangkangan Evi kembali terdengar.
Sensasi malam itu sungguh luar biasa kami rasakan.

“Baaanggg.. aahh.. Evi hampiir.. nyampaiiii.. sssshhh..!” Desis Evi dengan suara bergetar.
Matanya ‘garang’ menatapku.. mengerikan. Tapi aku sangat menyukai ekspresi tersebut.

“Ayoooo.. Viiiiiiii.. keluarkan bareng Abang.. ooouuuuhhhh..!” Erangku.
Tubuh Evi terguncang guncang hebat.. akibat hentakan tubuhku saat kontolku menghajar liang memeknya..
pada detik-detik menjelang puncak kenikmatan kami berdua.

"Ngghh.. keluarin aja Baaaaang.. keluarin pejuh Abang di dalam memek Evi.. memek Evi siap menampung..
Evi udah nggak tahan Baaaaang.. tusuk yang kuat.. mmhh.. uuuuuuh.. sodok yang kuat Baaang..
Masukin yang dalam kontolnya.. mmmhhhhh.. adduuh Baaang.. Eviiiii.. keellluuaaar lagi.. aaaagghhh..!!" Teriak Evi.

Mulutnya menganga lebar tanpa suara, tangannya mencengkeram erat seprei..
Yang kini sudah tidak beraturan keadaannya. Tubuh Evi mengejang.

Seeeerrrr.. seeerrr.. seerr.. pada saat itu cairan orgasme Evipun menyembur dahsyat.
"Viiiiiii.. mmmmhhhhhh.. ssssshhhh.. aaahhh.. aduuh.. Abang keluaarr.. aagghh..!!" akupun berteriak.

Croott.. crot.. croot.. crooot..! Semburan dahsyat pejuhku memenuhi rongga memek Evi..
menyertai kenikmatan orgasmeku.
Entah berapa lama suasana hening hanya suara nafas kami terengah engah yang terdengar.

Hingga hampir tengah malam aku dan Evi saling bergumul malam itu..
hingga akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme masing2.

Tampak Evi tergolek kelelahan di sampingku, dia tersenyum penuh kepuasan.
Sementara itu pejuhku tampak mulai menetes dari celah memek Evi.
Akupun terbaring lemas, kontolku tampak mulai lemas.

Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku lalu bangkit lalu mengambil sekaleng soft drink..
menyantap sebungkus roti yang ada di kulkas.. untuk mengembalikan tenagaku yang telah terkuras akibat ngentoti Evi.

Setelah itu aku kembali ke kamar Evi.
Aku membaringkan tubuhku di samping tubuh Evi yang tampak sudah tertidur pulas.
Sebentar kemudian akupun tertidur sambil memeluk tubuh Evi.
------ooOoo------

Pagi itu aku terbangun.. sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh.
Ternyata Evi sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum kontolku.

"Aduh.. Evi.. pagi-pagi udah sarapan pisang..!” candaku sambil tertawa.
"Hmm.. sorry ya Bang.. Evi tadi bangun duluan terus Evi nggak tahan liat kontol Abang. Evi langsung ngebayangin..
kayaknya enak banget kalau pagi-pagi gini dientot lagi sama Abang.. nggak apa-apa khan Bang..?"

Kulihat kontolku sudah berdiri tegak akibat ulah Evi. Tampaknya Evi sudah sangat bernafsu.
Nafasnya memburu tak teratur.. dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

"Abang sayang.. Evi pengen ngerasain kontol abang lagi yaa.. sebelum abang pulang..
Jadi sekarang Evi pengen dientot lagi sama abang.. mau khan..?" Pinta Evi.

"Masukin aja Vi.. Aku juga suka ngentoti Evi..
Pokoknya pagi ini aku mau ngentot sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi.. Evi mau khan..?" Ajakku.
"Hhhhmmmmm.. dengan senang hati.. bang sayang.. ssssshhhhh.. oohhhhh..!” sambut Evi

Ah.. kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Evi.
Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit.
Karena tampaknya Evi tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme.
Lagipula semalam aku sudah duakali orgasme.. aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang
. Batinku.

Kubiarkan Evi menaiki diriku dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya.. sehingga kontolku meluncur keluar-masuk memeknya.

Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Evi.. sehingga membuatnya makin terangsang.
Benar saja.. tidak sampai lima menit Evi mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat..

Ia mengalami orgasmenya yang pertama pagi ini. "Aahh.. Baaaang.. Eviiiiii.. keluuuaaaarrar.. mmhh.. adduuuuhh..
Aaaaaaaghh.. !!!" Evi menjerit. Seeeerrrr.. seeerrr.. seerr.. memeknya menyemburkan cairan orgasmenya yang pertama.

Liang memeknya berkedut-kedut dengan kuat. Sungguh nikmat empotan memek Evi tersebut.
Empotan memek itulah yang bikin aku ketagihan untuk selalu ngentoti memek Evi yang legit dan nikmat.

Aku tidak memberi Evi kesempatan beristirahat.
Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Evi dan membuka pahanya.

Tanpa basa-basi aku langsung menancapkan kontolku ke dalam memeknya.
Dan kali ini aku menusukkan kontolku dengan kuat dan cepat.

Benar saja.. Evi tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini.
Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

"Adduhh.. Baaaaaaang.. Evi keluuuuaaaauar.. laaaggii.. aahhhh..!!"
Kurasakan badan Evi mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang ke-2 di pagi ini.

Seeeerrrr.. seeerrr.. seerr.. memek Evi kembali menyemburkan cairan orgasme yang ke-2.
Sementara itu kontolku masih keras dan besar kudiamkan sejenak di dalam memeknya.

Sambil menikmati empotan memek Evi saat mencapai orgasmenya tersebut.
Kemudian tanpa memberinya kesempatan istirahat bagi Evi..
aku kembali memompa kontolku dengan kuat dan ganas di liang memek Evi.

Evi yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya..
tubuhnya kembali tergetar dan terangsang akibat enjotan kontolku di liang memeknya.

"Ohhh.. Baaaaang nakal.. Evi bisa keluar lagi nih.. aduuhh.. mmmhhh.. aahhhh.. mmmhhh..
Baaaaaang.. Evi mau keluar lagii.. aduuhh.. aahhhh.. dorong yang keras Bang.. iya.. tusuk yang dalam..”

“Ahhh.. iya gitu..!! Terus terus.. jangan berhenti.. aahhhh.. enak sekali Bang.. Mmmhhh.. Baaaang..
Evi keeeluuuaaar.. laaagiii.. aahhhh..!!!" Evi mendapatkan orgasmenya yang ke-3.

Kembali aku tidak memberi kesempatan Evi istirahat.. kali ini kuangkat kedua kakinya..
dan pantatnya kuganjal dengan bantal..
Sehingga kontolku masuk semakin dalam hingga menyentuh dasar memeknya.

Kutusukkan kontolku ke dalam memek Evi berulang-ulang dengan cepat dan kuat.
Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya..
kembali tubuh Evi bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke-4.

"Aahh.. Baaaaaang.. uuuggghhh.. masukin yang dalam Bang.. masukin sampai mentok.. aahhhh..
Eenak banget.. aahhhh.. gimana nih.. Evi bisa keluar lagi.. mmmhhh.. aahhhh.. aduuuuuuhh..
Evi keeeluuuaaar.. lagi Baaaaang.. aahhhh..!” Racaunya menjemput orgasme.

Kali ini tubuh Evi menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan.
Matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa.

Begitu selesai orgasme yang ke-5, kembali aku meneruskan tusukan kontolku.
Kali ini Evi mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.

"Udah dong Bang.. Evi capek banget.. memek Evi mulai perih Bang, jangan cepet-cepet dong.. Sakit.
Uuudah Bang... Evi istirahat dulu.. sebentar aja.. nanti kita lanjutin lagi.. Kasih kesempatan Evi istirahat dulu Bang..”
katanya sambil mencoba menahanku.

Tapi aku tidak peduli.. tetapi gerakanku kuperlambat..
supaya Evi tidak merasa sakit saat aku menusukkan kontolku ke dalam memeknya.

Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat..
ketika melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Evi.

Setelah beberapa saat.. tampaknya Evi mulai kehilangan rasa sakitnya..
kemudian berubah menjadi rasa nikmat kembali.. dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Evi yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur..
dan kaki kiriku kuletakkan di atas paha kanannya. Kelihatannya Evi menikmati sekali posisi ini.

Dia mulai bergairah lagi.. gerakan pinggulnya mengganas kembali.
Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang ke-6.

"Aahhhh.. ohhh.. Baaaaaang.. Abang pinter banget sih.. aaahhh.. tusuk memek Evi yang kuat Bang..
Oohhhhh.. Evi keeeluuaauar laaagiii.. aahhhh.. !!!" Teriakan Evi kali begitu keras dan panjang.

Jlegh..!! Aku menekan kontolku dalam-dalam di memek Evi sambil menunggunya kembali siap.
"Udah Bang.. Evi udah capek.. Evi nggak kuat lagi Bang.. udah ya Bang.. memek Evi udah ngilu sekali..
Please.. Evi udah nggak sanggup lagi..!” Pinta Evi.

"Ssssshhhh.. hhhmmm.. Abang masih pengen terus ngentoti Evi.. khan sebentar lagi pulang..
Abang mau menikmati tubuh Evi hari ini sepuas-puasnya..!” Kataku sambil memulai lagi tusukan kontolku.

"Ayo dong Bang.. udah dulu.. kapan-kapan kita khan bisa ngentot lagi.. Evi janji deh..
tapi sekarang udah dulu Evi capek banget.. tenaga Evi udah abis..!”
Rengek Evi agar aku membiarkan dirinya istirahat barang sejenak.

"Tanggung.. Viii.. ini terakhir Evi.. Abang juga udah mau keluar kok.. boleh yaa..!” Rayuku sambil mengecup bibir Evi.
Evi terdiam dan berusaha menikmati permainan kontolku yang terus mengganas nyaris tanpa henti.

Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga.
Kontolku terasa membesar dan memenuhi memek Evi.

Tampaknya Evi juga merasakan hal yang sama..
ia pun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang ke-7.

"Aahhhh.. Baaaaaaaang.. keluarin pejuhnya sekarang Bang.. tusuk memek Evi yang kuat.. Sssssshhhhh..
Oohhh.. Baaaaang.. Evi mau keeeluuuaaar sekarang.. ohhhh..!!" erang Evi

"Ohhhh Viiiiii.. Ayo kita barengan.. ssshhh.. aahhhh.. Abang keeeluuuaaarrr.. Viiiiiiii.. ssssshhhhh.. aaaaagggghh..!!!"
Croott.. crot.. croot.. crooot..! Aku menyemprotkan pejuhku yang pertama pagi ini di dalam memek Evi.

Sementara tubuh Evi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang ke-8.
"Aahhhh.. mmhhhh.. Evi juga keluar Baaang.. adduhh maakk.. enak bangeett.. argghh..!”
Teriak Evi keras sekali mengiringi orgasmenya yang ke-8 sepanjang pagi ini.

Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas.
Kukecup bibir Evi dan perlahan-lahan kulepaskan kontolku dari dalam memeknya.

Kulihat memek Evi sudah sangat merah.. Evi sendiri masih memejamkan matanya seperti kehabisan energi.
Tampak pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasme Evi meleleh keluar dari dalam memek Evi..

Akibat rongga memeknya tidak dapat menampung lagi..
cairan orgasmenya yang berkali-kali keluar dan juga semburan pejuhku barusan.

“Terimakasih ya abang sayaang.. Abang emang benar-benar hebat. Evi sangat-sangat puas..”
Puji Evi sambil menciumku kemudian turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.
Sementara aku masih menikmati sisa-sisa kenikmatan ngentoti memek Evi.

Sebentar kemudian Evi keluar dari kamar mandi dengan berbalut baju tidur yang seksi.
Melihat Evi telah selesai membersihkan dirinya, akupun bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri.

“Kalau selesai mandinya, Evi tunggu di ruang makan Bang. Kita sarapan dulu sebelum Abang pulang..!!”
Teriak Evi sambil berlalu dari kamar menuju dapur.. menyiapkan sarapan buat dirinya dan aku.

Akhirnya sehabis sarapan aku minta izin pulang. Sebelum pulang Evi memintaku untuk sering ngentotin dirinya.

Akupun berjanji akan ngentoti Evi kapanpun dia ingin.
Karena sejujurnya.. aku ketagihan dengan empotan memek Evi yang luar biasanya itu. Auhhh..!! (. ) ( .)
-----------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
Suatu kehormatan bagi aku, ceritaku bisa jadi ref bagi suhu @Pecah Utak.
Thanks suhu sudah berkenan menampilkan cerita Evi.
Memang si Evi luar biasa...
:mantap:
 

------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 088 – “Salahkah Aku..?”

Veronica

Dulu terpikir..
uang pensiunan pegawai negeri sudah cukup..
untuk menjadi jaminan sumber biaya untuk membiayai keluargaku.

Namun krisis berkepanjangan di negeri ini.. ditambah harga kebutuhan hidup yang terus meningkat..
Membuat dana pensiunan bulanan makin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini.

Membiayai biaya sekolah anak-anakku dan gaya hidup mereka yang makin tinggi.
Belum lagi Parni istriku yang tercinta mengidap penyakit berat.

Harta yang tersisa pun aku jual untuk menutup semua biaya pengobatan..
walaupun akhirnya Parni meninggal 5 tahun yang lalu..

Dan sejak 5 tahun itulah.. saya harus memutar otak.
Beruntung.. di usiaku yang sudah lewat setengah abad ini, gelar S-2 sempat aku kenyam.
Hingga aku masih dianggap pantas untuk mengajar di sebuah Universitas Swasta di Jakarta.

Berbeda memang.. anak-anak dari kaum borjuis ini membuat rasanya diri ini malu. merasa gagal sebagai orang tua.
Rasanya tuntutan kedua anakku Mardi dan Mira tidaklah berlebihan.. HandPhone berwarna atau pun sepeda motor.
Itu masih jauh di bawah standard para Mahasiswaku..

Ya.. bagaimanapun aku mulai bersyukur.. bersyukur anak-anakku masih mau menganggap aku sebagai ayah.
Dan mau menerima keadaan ekonomi yang meski tidak berlebih.
Namun untuk sekedar biaya makan dan sekolah bukanlah masalah..

Selama 5 tahun ini juga aku berusaha menjadi dosen idealis.. dosen yang baik dan objektif pada murid-muridku.
Berusaha sedikit tegas.. dan memang itu yang aku pikir harus aku lakukan.
Sayang rasanya membiarkan mereka membuang uang orangtuanya untuk sekedar bermain di dalam kelas.

Aku gak mau seperti Pak Irham.. atau Pak Bambang.. yang dikenal sebagai dosen ‘baik’ di kampus ini.
Sayang rasanya mereka tidak mendapat sesuatu di dalam kelas..
Namun kejadian berikut ini.. membuat hidupku berubah, mungkin..

Waktu itu aku mengajar pelajaran Bank dan Lembaga Keuangan.. salahsatu mata kuliah yang paling aku kuasai.
Kelas yang kuajar itu bisa dibilang kelas buangan. Karena memang hal yang biasa..
kalau daftar kelas dan dosen yang mengajar itu sudah bocor sebelum pengisian Jadwal mahasiswa..

Jadilah kelasku salahsatu kelas yang paling dihindari. Yang payahnya lagi anak-anak ini seperti tidak mau Belajar.
Aku berusaha bersabar.. hingga pada akhirnya saat membacakan nilai UTS.. 3 minggu sebelum UAS..
murid-murid mulai menyambangi meja kerja-ku di ruang dosen.

Ya.. seolah aku yang menentukan nilai. Aku yang sengaja membuat nilai mereka Jatuh..
Hal itu sudah biasa terjadi 5 tahun belakang ini. Namun entah satu orang ini..

Seorang mahasiswi membuatku jatuh dalam perangkapnya.
Aku bahkan terkadang berpikir.. apa aku pantas masih menjadi seorang dosen..??

Sore itu.. seorang Mahasiswi murid kelasku.. usianya sekitar 21-an.. di atas rata-rata usia mahasiswa di kelasku.
Memang salahsatu mahasiswa bermasalah dengan nilainya.. orangnya cantik. Cantik sekali, memang.

Rasanya dia pun terlihat berbeda memiliki keistimewaan tertentu yang membuat seorang lelaki..
bahkan untuk yang seusiaku ini masih menaruh minat padanya..
Tubuhnya sintal proposional.. memang lebih tinggi dariku yang hanya 164 cm ini.

Sore itu sekitar pukul 5 sore, suasana ruang dosen sudah sangat sepi.
Apalagi hari Jum’at.. hanya sedikit dosen yang mengajar hingga sepetang ini pada hari itu.

Aku baru saja duduk di kursiku setelah mengambil air putih dari dispenser di sudut ruangan,.
Saat itulah Veronica.. nama Mahasiswi itu datang menghampiriku.

Perlahan dia melangkah masuk.. dengan senyuman lembut.. rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir.
Celana panjang jins berwarna hitam ketat memperlihatkan pahanya yang berisi.. bokongnya yang padat..

Balutan kaus kuningnya.. berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung.
Bahkan BH yang dikenakannya pun adalah Bra yang mengait di leher.

Hingga aku dapat dengan jelas melihat warna Bra-nya. Talinya berwarna merah..
Sedangkan Cup-nya sendiri berwarna Hitam.
Kutaksir ukurannya 36 B.. terlihat dari balik kausnya yang berbahan tipis itu..

Entah apa maksudnya.. aku tak berusaha menerka. Mungkin hanya berusaha memberikan sogokan..
Seperti beberapa mahasiswa lain yang datang beberapa hari ke belakang..
Aku pun berusaha memasang tampang cuek.. meski iman ini mulai terguncang..

”Pak Agus..!” Suara lembut itu memanggil..
”Ya..” Kataku menjawab.. masih berusaha memberikan ekspresi datar..

”Saya Veronica, murid BLK bapak..” Ia memperkenalkan diri.. ”Boleh saya duduk..? “
”Oh ya silakan.. Veronica dari kelas G..??” Aku pura-pura bertanya..
Meski sebagai lelaki.. tidak mungkin aku tak mengingat mahasiswi secantik Veronica.

”Iya pak.. saya mau minta bantuan pak..” tampaknya dia sudah biasa berbuat seperti ini.
Hingga tak malu-malu lagi untuk mengajukan permintaan yang sebenarnya memalukan itu..

”Oh.. memang apa yang bisa saya bantu..?”
Aku pura-pura bertanya.. meski sudah bisa menerka keinginan-nya..

”Nilai saya Pak.. Cuma 24.. Saya mau lulus pak..” dia meminta lagi tanpa rasa malu
Wajahnya pun terlihat cuek.. seolah tak bersalah..

”Wah, jauh ya.. gimana mungkin kamu mengulang semester depan..”
Ya memang itu yang bisa kulakukan. Nilai itu terlalu jauh.. dan tampaknya sulit..
untuk dia bisa mengejar nilai di UAS.. meski bukan hal yang tidak mungkin..

” Yah bapak.. masa' gak bisaaa..!?” Vero berkata Manja.. tubuhnya dibusungkan seolah sengaja..
mendorong dadanya lebih maju.. menempel di meja kerjaku.. menapak di atas kaca bening di atas meja.

Dadanya terkesan lebih besar. Namun tak hanya itu.. belahan dadanya yang rendah..
membuat payudaranya sedikit terangkat keluar.. belahan-nya menantang dalam jarak yang begitu dekat.
Syurr..!! Seketika 'darah tua' ini mendidih.. entah apa.. aku berusaha menerka maksud dari murid cantikku ini..

”Bapak, tolongin saya ya pak..?” Suaranya sengaja dibuat demikian manja.. manja membuat hati ini sedikit luluh.
Aku seorang manusia.. seorang lelaki.. normal..!! ”Eh, ehmmm..“ kerongkonganku serasa tiba-tiba gatal.

”Mungkin kamu bisa, bisa kerjakan makalah bab 14-18.. saya akan maksimalkan nilai tugasmu..”
Aku berusaha untuk tidak menatap ke belahan dadanya itu..

Aku yakin seyakin-yakinnya.. Vero bukan tak tau aku mengintip. Tapi dia seolah cuek-cuek saja.
Bahkan kesan yang diberikannya semakin disengaja.

Seraya berdiri.. ”Bapak, bapak bisa kan bikin cepet selesai..?” Dia berdiri menantang di hadapanku.

Tatapannya begitu menggoda.. ”Ayolah Pak..!” Katanya lagi sambil membuka jepitan rambutnya.
Rambut panjangnya terurai indah.. menambah kecantikan gadis muda ini,.

Deg-deg-deg-deg..!! Jantungku berdegup kencang.. ”Eh.. apa maks..maksud kamu..?”
Aku tau.. aku tau maksudnya.
Aku bukan orang bodoh.. tapi aku bukan orang yang ingin mengambil kesempatan.

Aku tau.. di lingkungan kampus ini sudah biasa mahasiswi yang bisa dibilang (maaf) Jablay..
Dan bukan tak mungkin Veronica ini pun salahsatu bagian komunitas tersebut..

”Saya cuma mau lulus pak..” Dia menjawab santai.. lalu duduk di atas mejaku.
Saat berdiri tadi dia sempat berbalik.. tubuhnya indah sempurna.. matanya indah..

Bokong membulatnya pun demikan menggoda.
Glekk..! Aku meneguk ludah dalam deru jantung dan desir darah yang membara..

”Bapak, bapak tau kan.. bapak tau kan musti bagaimana untuk membantu saya..!?”
Manja dia berkata.. tubuhnya menunduk.. memelukku dari belakang.. menyela lewat bahu.
Tangannya menempel di dadaku.. bersilang.. kepalanya direbahkan di bahuku, mesra.

Aku dapat merasakan embusan nafas.. tatapan matanya yang seolah menelanjangiku itu.
Mata bergelayut manja memandangku. Tiba-tiba Veronica menciumku..! Memelukku lebih erat..
Mencium pipi kiriku hangat.

Aku bahkan merasakan ciuman yang berbeda dari ciuman anak-anak-ku setiap ulangtahunku.
Bukan ciuman kasih sayang.. tapi sebuah ciuman berbeda.

Mencium pipiku yang mulai berkerut dengan hangat.. sentuhan lidahnya sesekali menyentuh kulit pipiku.
Seketika 'darah tua' ini tambah berdesir.. makin menyerah akan kekalutan dosa birahi anak didikku.

”Vero yakin, Bapak pasti bisa bantu Vero..!” Dia melepas pelukan dan menghentikan ciumannya.
Tuhan.. kupikir hanya ini saatnya bila aku ingin mengakhiri semua ini.. mengakhiri dosa anak didikku.

Vero melangkah perlahan.. mendorong bangkuku menjauh dari meja kerjaku.
Dia berdiri di hadapanku sekarang. Mulut orang tua ini tak sanggup berkata apa-apa lagi.

Di depan kedua mataku.. Vero menarik kausnya.. meloloskan kaus kuning tipisnya..
Sekaligus menarik jepitan rambutnya.
Rambut panjang coklatnya terurai.. menambah kesan kecantikan sensual gadis itu.

Tubuhnya yang putih indah itu tak berbalut lagi dengan kaus tipis itu..
Payudaranya yang masih terlindung oleh Bra-nya yang mungkin hanya menutupi bagian putingnya saja.
Ya.. Cup-nya kecil sekali. Tak sepadan dengan dadanya yang padat berisi itu..

Vero.. menatapku.. dengan tatapan manja Khasnya. Menunduklah gadis itu..
Membuat payudaranya itu kian menantangku.. menantang birahiku yang terus memuncak.

Memancing birahi seorang lelaki tua.. jemari lentiknya bergerak ke perut.. seolah sengaja..
Belaiannya seolah penari erotis yang begitu memamerkan perut ratanya yang putih rata itu..

Rambutnya yang panjang terurai makin menggoda.. menutup sebagian wajahnya..
memberikan kesan misterius yang merangsang..

Jemari lentik itu menekan kancing celana jins ketatnya..
Lalu.. sreettt.. menarik keluar kancing celana itu keluar dari tempatnya..

Belum lagi aku menghela nafas.. Vero kembali membuatku harus menahan nafas lebih lama..
Jemari lentik berbalut kutek merah muda itu menempel di kancing ritsletingnya..

Sempat Vero menatapku.. tersenyum. Jemari lentik itu bekerja.. menarik turun ritsletingnya..
Huftt..!! Aku menarik nafas panjang-panjang.. mata tua ini mengintip..
Mencoba mencari tau indahnya dunia remaja.

Celana dalam hitamlah yang bisa kulihat. Aku menarik mataku dari daerah selangkangan itu..
Menatap mahasiswiku yang hanya tersenyum-senyum saja.. dengan tatapan mata yang menggoda..

Srettt..!! Celana itu meluncur turun. Aku tak lagi harus mencuri-curi pandang.
Celana dalan hitam model string itu kini sudah menantangku.

Celana Jins ketat itu terus diturunkan oleh Mahasiswiku itu.
Meluncur turun melewati bokongnya yang padat berisi itu.. melewati pahanya yang begitu putih mulus menggoda..
lututnya yang indah.. turun lagi melewati betis Vero..

Oh tuhan.. tubuh itu seolah menari indah sekali.. hingga celana jins itu tertahan di kakinya.
Vero meloloskan celana jinsnya dari kaki sebelah kiri dahulu.. berganti kaki kanan..
Hingga Jins itu terlepas dari tubuh indahnya.. sebelum dia menaruh kaus dan celana jinsnya di atas meja kerjaku..

Mahasiswiku itu berdiri menantang di hadapanku.. sinar matahari senja yang menyelinap dari balik meja kerjaku..
membuat keindahan di hadapanku ini makin mempesona..
Sinar mentari yang hangat itu tersenyum mesra memantulkan keindahan tubuh mahasiswiku..

Berdiri mematung.. tangannya berpindah ke belakang.. menarik lepas kait branya..
sebelum dia meloloskan Branya itu lewat lehernya..
dadanya kian menantang.. bulat dan cukup besar.. tidak turun sedikitpun.

Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Putingnya yang tidak terlalu besar itu..
berwarna merah kecoklatan.. mengacung tegak yang membuat kesan sensual kian bertambah..
Mahasiswiku berdiri nyaris bugil di hadapan-ku..

Tuhan.. aku menarik nafas panjang.. jantungku berdegup kencang..
Sementara Veronica melangkah mendekatiku.. ”Bapak,. Bapak bisa kan bantuin Vero..?”

Dia mendekat.. ”Vero bakal nyenegin Bapak dech..” Rayunya
Jantung tua ini makin, payah.. apalagi saat Vero tanpa tedeng aling.. lagi duduk di pangkuanku.

Bokongnya mendarat di paha kananku.. padat dan berisi.. sesuai dengan yang terlihat.
Kedua tangannya langsung memelukku melewati leherku.. mesra bergelayut.

Payudara indahnya itu menempel di dadaku.. membuatku yakin..
dia pasti dapat merasakan degup jantungku yang begitu kuat berdebar.
Degup jantung yang makin menderu.. saat payudara itu bertempel di dadaku yang masih terbalut kemeja tua ini..

Vero tersenyum, mungkin dia dapat merasakan jantungku yang berdebar keras..
”Bapak, relaks ya.. Vero yakin pasti bisa nyenengin bapak, koq..!” Dia tersenyum..

Tangannya menempel di wajahku.. halus lembut. Sesaat kemudian bibir mungil itu kembali menempel.
Bukan lagi di pipiku yang berkerut.. tapi di bibir tua berkarat ini..

Menyentuh hangat di bibirku.. lidahnya mulai berusaha menyelinap masuk dalam bibirku.
Ughhh..!! Persetan dengan semua ideologi.. objektivitas dan Sumpah Dosen.
Aku tak bahagia dengan itu semua..!! Kini yang terpikir hanya keindahan tubuh Mahasiswiku ini..

Aku tak lagi dapat menutup mulutku rapat.. aku membiarkan lidah mudanya itu berpagutan dengan lidah tuaku.
Ya-ya.. dia seolah tak sedikitpun jijik pada orang tua sepertiku.

Aku pun tak lagi merasa malu.. berhubungan dengan Gadis yang seumuran dengan putriku..!!
Birahiku mengalahkan akal-sehat-ku.. Kami berciuman mesra.

Hidung kami sempat beberapakali terantuk.. aku sudah tua untuk melawani frenchkissnya ini.
Sedotan dibalas sedotan.. kami berciuman dahsyat..
hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat..!

Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu.. liur kami sudah saling tertukar.
Penisku pun sudah makin sest (mengeleluarkan tetes lendeir) di bawah sana..

Apalagi kala Vero menarik tanganku untuk mengapai dadanya.. seolah menginginkanku meremas payudaranya..
Jemari orang tua ini menyisir payudara kencang itu.. jemariku terasa bergetar saat menyentuh kulit halusnya.

Aku mengganti jari-jariku dengan telapak tangan tua ini.. menyentuh permukaan payudara itu..
Sedikit memberanikan diri menggoyang dan meremas payudara itu..
"Ahhhsshh..!!" Pemiliknya sedikit mendesah di antara ciuman kami..

Kukumpulkan segenap keberanianku.. kumainkan payudara yang menggantung itu.
Meremasnya dengan sisa tenaga tua yang ada.. meremas payudara itu..

Menekannya ataupun menarik-narik puting payudara itu.. putingnya sesekali kuremas..
Kupelintir puting itu. Ahhh.. tiba-tiba saja aku teringat dengan istriku Parni dahulu..

”Ougghhh..!!” Vero mendesah nikmat.. membuatku makin PD untuk mengerjai mahasiswiku itu.
Ya.. aku makin terbakar birahi.. tak lagi kupedulikan status 'Dosen'ku.

Kupeluk tubuh indah itu. Kudekatkan lagi tubuh tua ini dengan tubuh indahnya,. memeluk mesra mahasiswiku..
Sambil berciuman.. sambil memainkan puting payudara indahnya itu..!

Tanganku yang memeluknya itu mulai berani lebih dalam lagi..
Kini menyelinap di antara celana dalamnya.. meremas bongkahan pantat itu..

”Aww.. Bapak bandel ya..!?” Vero menghentikan ciumannya.. tersenyumlah dia..
Ya.. Vero malah berdiri di hadapanku sekarang..

”Turunin pak, celana dalamnya..” rengeknya manja.. Aku tersenyum menatap wajah cantik mahasiswiku itu.
Ya.. aku tak lagi ragu untuk melakukannya. Kujulurkan kedua tanganku..
Srett..!! Kutarik karet celana dalam itu.. sebelum menariknya turun.

Gundukan bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah aroma..
Aroma khas wangi yang 'mematikan'..! ”Hehehe, gitu donk pak..”

Vero kembali melompat dalam pelukanku.. kini dia malah posisi mengangkang di hadapanku..
”Pak, Turn me On lagi donk..!” Pintanya. Aku pun tak menolak.. melakukannya..

”Vero, Vero.. sini sama bapak ya..” aku memeluknya sekarang. Kujulurkan bibirku menciumnya.
Dari kening turun ke bawah. Teringat titik sensitif istriku dahulu.. tepat di balik telinganya.

Kugayut telinga itu.. kuisap-isap teliganya.. sesekali lidah ini kusisipkan di lubang telinga itu..
”Ahhh, ahhh pak.. enaaaak..!!” Desahan manja melucur dari telingannya.

Tangan Vero pun tak lagi diam.. membuka kancing per kancing kemejaku itu..
Perlahan tapi pasti kancing kemejaku terbuka semua..
Sementara aku masih sibuk merangsang titik sensitifnya.. yang ternyata sama dengan istriku itu.

Tubuhnya bergerak-gerak manja.. sambil tangannya berpacu di balik kaus dalamku..
merajahi dadaku yang juga mulai berkeriput dimakan usia

Jemari lentiknya bermain. Ya.. dia mencoba merangsang diriku lebih lagi..
Putingku dijelajahinya dengan tangannya yang halus itu menjepit payudaraku.
Sakit tapi ya nikmat sekali.. aku tak menyangkal kenikmatan yang diberikan mahasiswiku itu..

Aku pun mendesir hebat saat Vero dengan begitu bernafsunya berkata..
”Sekarang giliran Vero ya pak..” pinta si cantik itu.. ”Vero yang bakal puasin Bapak..“ bisiknya kenes.

Turunlah dia sambil tangannya menyibak kemeja dan kaus dalamku.
Tubuh tua yang sedikit buncit ini terpampang di hadapan Mahasiswi yang begitu cantik..
Dan kontras dengan tua bangka seperti diriku..

Lidahnya merangsang puting tuaku itu.. menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya..
membuat si tua ini mendesah kenikmatan.. nikmat sekali dia mengerayangi puting kananku..
Tak lama berganti ke kiri.. tubuh tua ini bergetar.. "Errgghhh.. oohhh.."

”Enak pak,.??” Tanyanya tersenyum manja menatapku.. Aku membalas dengan senyuman..
Kembali Vero menarik tanganku.. ditaruhnya di selangkangan.. agak ragu aku saat itu..

”Ayo pak.. Vero pengen..!” Dia meminta.. Perlahan jempolku pun kugerakkan.. menempel di Clitorisnya.
Sedangkan jemari telunjukku itu kugerakkan di depan bibir vaginanya.

”Owhh,, pak, Enak.. ahhh..” ia mendesah nikmat. Terasa vaginanya sudah mulai membasah.
Slepp.. srepp..!! Kugerakan jemariku makin cepat naik turun di permukaan bibir vaginanya..

Vero mendesisi.. sembari tak henti menjilati puting payudaraku.. tangan kirinya masih bergelayut memelukku..
sementara tangan kanannya digunakan merangsang permukaan dadaku..

Kurasakan permukaan vaginanya bertambah basah. Tanganku pun mencuri kesempatan..
Menjamahi payudara kencangnya itu. Ya.. makin lama kami makin terpacu birahi.. terpacu dosa kenikmatan.

Entah berpura-pura atau tidak.. tapi gerakan tubuh Vero menggambarkan seolah Vero ikut menikmati ini.. semua.
”Pak.. gak tahan.. jangan di depan ajah.. ahhh, Pak masukin..!!” Pinta Vero.

Kuturuti kemauan anak didikku itu. Slepp..!! Telunjukku ini kugunakan untuk melakukan penetrasi dalam vaginanya.
Ughh..!! Terasa sempit liang kemaluannya..
Sedikit basah dengan cairan cintanya yang mulai berproduksi dalam rahim muda gadis itu..

Clepp..!! Telunjuk itu kugunakan mendesak lebih dalam.
Kutatap wajah mahasiswiku.. wajahnya tampak kesakitan.. namun mulutnya berkata lain..

”Terus pak.. awwww..!! Ohh.. enak pak..!!” Dia terus menceracau. Creppp..!!
Akhirnya telunjukku mentok juga. Sesaat kudiamkan. Vero tampak menarik nafas panjang..
Sebelum akhirnya kugerakkan telunjukku naik turun dalam kemaluannya itu..

”Owwww.. ahhh pakk..!! Aaww..!!” Dia menceracau.. berusaha memagut bibirku. Kusodorkan saja bibir tua ini,.
Kami berciuman mesra.. sementara tanganku terus keluar masuk menjelajahi kemaluannya..

Jemari Vero seolah ingin membalas kenikmatan yang kuberikan di kemaluannya.
Diraihnya kancing celanaku.. srett.. dipelorotkannya..

Clapp..!! Sementara dengan jemari lentiknya dikeluarkan penisku yang sudah menegang itu..
”Ich.. keras juga ya pak, awww..!!” Dia berkata di sela desahannya..

Aku makin liar. Rasanya mendengar gadis secantik itu mendesah dalam pelukanku.. makin membuat ku bergairah..
Clebb-clepp-crepp-crepp-crebb.. Makin kupacu jemariku keluar masuk dalam vaginanya..

Sementara Vero membalas dengan sentuhan tangannya yang membelai kemaluanku..
Membelai sambil mengocok kemaluanku.. jemari tangan yang halus.. begitu nyaman menggengam kemaluanku..

Desah nikmat kami di antara ciuman Frenchkiss.. nikmat menggema di Kantor dosen yang kosong itu.
Beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu.. hingga akhirnya tubuh Vero menggelinjang hebat.

Ia menggelinjang panjang.. disertai desahan dahsyat tubuhnya mengeras.. giginya menggelayut.
Veronica.. mahasiswiku terhantam gelombang orgasme dahsyat.. membuatnya tak karuan mendesah..!!

Aku merasakan vaginanya yang seolah menarik jemariku.. menyedot hebat sebelum cairan vaginanya merembes keluar.
”Awhhhhh.. Oughhh..!!” Dia memelukku mesra saat Orgasmenya itu tiba.. nafasnya tersengal sengal..
sebelum dia merambat turun.

Penisku masih tegar berdiri saat itu. Dia melangkah mengambil air minum di meja.. lalu menenggaknya..
”Bapak, dasar.. hebat banget..!” Celetuknya manja. Aku kembali hanya tersenyum membalas.

”Sini Vero bales..!” Dia kembali mendekatiku.. berjongkok di hadapanku..
lalu meraih penisku di tangannya.. meremasnya mesra.. sebelum dibukanya bibir mungil miliknya.

Clrupp.. slrupp..! Penisku dijilatnya. Ughhhh..!! Seketika tubuh tuaku mendesir nikmat.
Merasakan basuhan hangat lidah Vero yang menari di batang penisku.

”OWhh..!!!” Geli nikmat yang dahsyat.. berlanjut kebuah Zakar-ku.
Agak susah.. membuatnya harus melepas celana panjangku turun.
Kini.. jadilah kami berdua.. Dosen dan Mahasiswinya saling bertelanjang..

Tak lagi sempat berpikir.. seketika buah Zakarku telah 'disantapnya'.. mengisap dan menyedotnya dahsyat.
Menggelitik buah zakarku itu hingga basah.. bijinya ditarik-tarik.. memberikan kenikmatan.
Seolah tidak jijik dengan penis si tua bangka ini.. bahkan memberikan kenikmatan yang dahsyat sekali..

Tangannya yang satu lagi terus mengocok penisku.. belum lagi sedotan dahsyat pada buah zakarku.
Bulu kemaluanku yang sudah mulai beruban.. sesekali rontok tertarik tangannya.

Namun tak seberapa dibanding kenikmatan yang diberikan gadis muda ini..
”Ahhh.. ahhh.. ahhh..!!” Aku terus mendesah kenikmatan..

Sesaat kemudian penisku malah sudah berada dalam mulut hangatnya.
Mulut hangatnya yang bermain membalur penis tua itu dengan lidahnya.. menyedot penisku itu.
”Aghhh..!!” Sontak tak dapat kutahan.. aku mengelinjang nikmat..

Slrupp..!! Kepala penisku diisapnya.. sementara tangannya tak henti mengocok batang kemaluanku.
Aku tak tahan lagi.. kutarik lepas kepala mahasiswi ku itu.. kucium bibir mungilnya,.

Lantas kudorong dia ke atas meja kerjaku.. tanganku mencoba merangsang bibir vaginanya yang mulai basah..
”Oughh, pak..!” Vero mendesah. Kulepas ciumanku.. kupindahkan ke payudaranya yang menantang itu..

Tanganku kini kugunakan untuk merangsang clitoris Veronica. Pemiliknya hanya dapat melenguh-lenguh.
Seakan melampiskan kenikmatan atas rangsangan yang kuberikan.

Jemariku sesekali kusisispkn lagi dalam vaginanya.. sementara terus kuciumi juga payudara mahasiswiku itu.
Nyumm.. nyumm.. nyumm.. clrupp.. slrupp..! Kukunyah puting payudaranya itu.
Kujilati seluruh bagian dari payudaranya yang putih indah menggoda itu,.

”Unghhh.. pakk.. ahhhh ahhh.. ouwhhh..!!” Pemiliknya terus melenguh nikmat.. menambah naik birahiku..
Pinggulnya bergoyang erotis.. menikmati rangsangan dari orang tua ini.

Apalagi kini vagina itu kian basah oleh cairan cintanya.
Aku dapat merasakan kehangatan dan remasan otot-otot vaginanya.. meremas telunjukku di dalam sana..

Jemai Vero terus mencoba merangsangku.. terkadang tangannya membelai dadaku..
memberikan sentuhan pada puting susuku.. ataupun dia mencari telingaku untuk diisapnya.
Mungkin dia ingin kami sama-sama naik..

Hmm.. apa dia sudah sering seperti ini dengan dosen-dosen lain..?
Ataukah dia tak merasa Jijik brcinta dengan orang yang mungkin sudah lebih berumur dari orangtuanya itu..?

Hai.. enyahlah pikran semacam itu..!! Tak peduli lagi dengan itu semua..!
Yang terpenting aku dapat menikmati daging hangat ini sekarang..!!
Batinku membulatkan tekad.

Tangan Vero mencabut jemariku yang berada dalam vaginanya..
Slapp..!! Ditariknya penisku yang sudah mengeras itu untuk merangsang vaginanya.

Sleck.. sleckk.. sleck.. digesek-gesekkannya-lah kepala penisku itu di bibir vaginanya yang telah basah.
"Nghhhh.. ohhh..!!" Dia melenguh hebat menkmati ransangan yang diberikannya oleh permainannya sendiri itu..

” Oughh.. pak..enyakk..!!” Vero terus melenguh.. peluh sudah mulai membanjiri wajah cantiknya itu..
Jemarinya terus membimbing penis tuaku itu untuk bermain di mulut vaginanya.

Nyutt.. nyutt.. nyutt.. nyutt..!! Penisku seakan berdenyut nikmat..
Ya.. setiapkali penis ini menyentuh bagian vaginanya yang basah dan tertekan-tekan nikmat.
Seolah ada yang ingin keluar.. meski aku tau masih jauh buatku untuk menembakkan spermaku ini..

Tak terduga apa yang terjadi selanjutnya. Srebbb.. blesssppp..!!
Justru Vero sendiri-lah yang menekankan penisku masuk dalam vaginanya..

Arghhh..!! Keset sekali saat dibimbingnya penisku masuk dalam vaginanya.
Sementara dia terus meriung-riung tiap centimeter penisku merangsek masuk liang nikmatnya.

”Awwwh.. pak.. ahhhh.. ahhh..!!” Erangnya seiring melesaknya batang penisku di liang vaginanya.
Aku pun tak uasa mendesah.. ”Ahhh, Veroo..”
Pertamakalinya aku menyebut nama muridku itu dalam persetubuhan ini,.

Betis Vero terus mendorong pinggulku.. dikaitkannya kedua kakinya kuat-kuat pada pinggulku..
demi untuk mendorong penisku masuk lebih dalam di ruang hangat liang vaginanya.

Aku tak mencegah. Aku keenakan..! Ughhhh.. betapa nikmatnya kurasa saat itu.
Aku sangat menikmati remasan otot-otot vagina muda dari mahasiswi tercantik di kelasku itu.

Vero sendiri hanya merem melek saja.. menikmati tiap detik penisku masuk lebih dalam.
Ahh.. Sempat mentok beberapakali. Namun aku menarik pinggulku lagi.. mencai ruang.
Agar dapat menekan penisku masuk lebih dalam pada liang vaginanya..

”Ahhh, pak.. dalem banget.. awwhhh..!!” Rintih Vero, saat penisku akhirnya tertanam semua dalam vaginanya.
Ohh..!! Sempit sekali. Kesat.. namun vagina itu terus berdenyut-denyut ritmis..

Seolah memijati dan meremas serta melumat batang penisku yang berada di dalam sana,.
Aku hanya tersenyum saja mendengar perkataan anak didikku itu.

Entah sudah berapa tahun sejak aku menikmati vagina seorang wanita.
Namun aku yakin.. ini adalah vagina ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.

Lupakan kegilaan seorang PNS dahulu.. hanya pelacur-pelacur kelas bawah yang pernah kunikmati dahulu.
Itupun sebelum menikahi istriku yang tercinta.
Sejak kematiannya.. tak pernah aku sekalipun bercinta dengan wanita.. aku setia menjaga cintaku, hingga hari ini..

Seluruh birahi yang terpendam selama 5 tahun ini kutumpahkan pada diri anak didikku ini.
'Kugenggam' pinggangnya sebagai tumpuan.. lalu crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb..!!

Kugoyangkan penisku keluar masuk di dalam liang vaginanya dengan kecepatan yang terus meningkat.
Payudara indahnya itu terpental ke sana ke mari.. ya bergoyang memutar.. hingga menambah kecantikan muridku itu.
Ahh..!! Sungguh dia memiliki pesona sendiri di mata lelaki.

Splakk..splakk..splokk..splokk..splokk..spokk..splakk..splakk..splakk..!!
Bunyi tabrakan bokongnya dengan selangkanganku menimbulkan bunyi yang cukup nyaring..

Tapi kami tak peduli lagi. Kami terus berciuman untuk mengurangi gaung suara desahan kami.
Lidah kami berpagutan.. sementara di bawah sana vaginanya terus meremas penisku.. meremasnya nikmat sekali..

”Uhhh, owghhh.. ahhhh.. owghhh..!!” Vero terus mendesah.
Mulutnya seolah tak pernah berhenti mendesah. Merangsang darah tua ini untuk terus terbakar oleh suasana.
Ya.. aku tak lagi berpikir.. selain memuaskan birahiku ini sekarang..

Dahsyatnya lagi.. tiap sodokan sekuat tenagaku.. aku merasakan sensasi lain dari vaginanya.
Selain lolongan panjang Vero.. seolah ada cairan yang terdrong keluar dari dalam vaginanya..
Sesekali meloncat ke luar.. hingga 'memercik' dan melelh ke buah zakarku.

Jemari Vero pun digunakan olehnya untuk membuka vaginanya.. entah mengapa dia lakukan itu.
Namun posenya itu membuat dia lebih merangsang saja..
Sementara tangannya yang satunya lagi terus merangkul.. memelukku.

Kutarik tangan kananku dari punggulnya.. kuremas payudara Vero..
yang membuat pemiliknya kembali melenguh erotis..
Lenguhan yang membuatku kian bernafsu untuk mengocok vagina gadis ini makin liar..

Srettt.. Srettt.. Plak.. Plak..!! Bunyi-bunyian yang sering terdengar karena benturan tubuh kami.
Belum lagi cairan vagina Vero.. yang terkadang merembes keluar.. melumasi penisku.

Hal inilah yang memungkinkanku untuk menyetubuhinya lebih cepat lagi..
Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-clebb..!!

”Awwhh, pak.. Ahhhh.. aahhh..!!” Vero tiba-tiba mencakarku.. tubuhnya mengejang hebat.
Apalagi tangannya yang mencengkram tanganku.. mencengkamnya hebat.
Membuat tanganku sedikit terluka karena tergores kuku-kuku jarinya yang panjang..

Yang lebih dahsyat lagi.. adalah vaginanya yang seolah 'menjus' penisku di dalam sana..!!
Himpitan.. remasan dan 'pelintiran' otot vaginanya seolah melumat batang penisku.

Srrrr.. srrrr.. srrr..!! Kurasakan semburan hangat cairan vagina Vero yang menyentuh kepala penisku.
Terus terasa membasahi batangnya hingga merembes keluar..

Beberapa detik Vero menutup mata dengan tubuh yang bergetar..
”Hahhh.. ahhh.. hahhh..” dia mendesah dengan nafas yang memburu.

”Enak pak..!” Vero tersenyum genit.. ”Lagi donk pak.. hehehe..” katanya di sela desah nafasnya.
Sebenarnya tak perlu komando darinya..

Begitu punggungnya yang sempat terangkat saat organsme tadi turun ke bawah .. Clebb.. Jlebb..!!
Langsung kuhantamkan lagi penisku keluar masuk dalam vaginanya.

"Nghhh.. aahhh.. ouwghh.. ouwghh..!!" Desahan Vero kembali membahana..
Terus kugali.. kugasak liang vaginanya itu beberapa menit. Tak secepat tadi memang.

Namun masih dapat kuakali dengan penetrasi pendek.
Ya.. caranya.. hanya kepala penis dan sebagian kecil penisku yang masuk.. menusuk belahan vagina.

Yup. Ternyata.. itu cukup membuat Vero blingsatan.. dan berusaha menggoyangkan pinggulnya.
Ia menginginkan penetrasi yang lebih dalam di liang nikmatnya..!!

”Ahhhh.. ahhhh.. bapak.. jahat ahhh..!!” Rengeknya. Namun aku tak peduli.
Aku berpikir unuk mendapatkan kepuasan maksimal darinya.. aku gak mau buru-buru keluar..

Kuciumi lagi puting payudaranya yang besar itu.. kuremas dengan tanganku..
Kutarik-tariklah puting payudaranya yang sudah mengeras itu.. kujilati.. kuisapi.. sesekali mengunyahnya.

Bukan rahasia umum.. kalau sebenarnya wanita lebih menyukai payudara bagian bawahnya untuk dijilati.
Aku tau itu dari almarhumah istriku. Maka kugerakkan lidahku menjilati payudara bagian bawah Veronica.

Sontak Veronica langsung menggelinjang nikmat.. begitu lidahku ini menjelajah payudara bagian bawahnya.
Kuciumi payudara putihnya yang sekal. Uhhmm.. bagian bawahnya begitu merangsang,
Bulat sempurna.. sementara aku masih melakukan penetrasi di bibir liang vaginanya..

”Ughhh, pak..ahh..” Veronica terus melenguh.. melenguh keenakan.. wajahnya kian merangsang.
Apalagi melihat matanya yang merem melek itu.
Sementara dari bibir mungilnya suara lolongan desahan nikmat terus saja keluar.. "Ouwghh.. Ohhhh..!!"

Setelah kurasakan sedikit sudah tenang.. jleghh..!! Kusodokkan penisku dalam-dalam pada vaginanya.
Kali ini dengan seluruh tenaga yang ada di tubuh orang tua ini. "Ngghhhh.. ouwghhhh.. Pakkhh..!!"

Vero langsung melolong dahsyat. Vaginanya kembali mengejang.
Lelehan cairan cintanya kembali menerpa penisku.. tubuhnya bergetar.. meski tak sehebat tadi.
Namun aku tau dengan pasti.. mahasiswiku in kembali mencapai puncak kenikmatannya..

Sayang beribu sayang.. dasar tubuh ini sudah tua.. aku tak sanggup bertahan lebih lama lagi.
Remasan yang seolah memijat batang penisku di dalam vaginanya.. membuat penis ini seketika meledak.

"Errghhhh..!!" Crrttt.. crttt.. crttt.. crrttt..!! Melelehlah sperma orang tua ini dalam vagina Vero..
Banyak sekali.. tabungan 5 tahun..
Vero tampak kaget.. ketika merasakan cairan sperma yang meloncat dalam leher vaginanya.

Aku pun sungguh tak menduganya. Kami hanya tertegun saja. Aku hanya diam.
Entah apa yang ada dalam benakku saat itu.. perasan bersalah atau apalah..

Kudiamkan saja penisku dalam vaginanya hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya.
Sementara Vero hanya diam.. menatap langit-langit ruang dosen.. entah memikirkan apa.

Rambutnya sudah tak karuan.. demikian juga dengan keaadan ruang kerjaku.. berantakan tak karuan..
Aku tertegun saja.. kembali duduk di kursiku.. tanpa busana.

Langit senja berganti dengan langit malam.. sebuah petir menyambar membelah heningnya suasana.
Kami masih diam beberapa menit.. hingga Vero kembali berbicara..

”Bapak, bisa bantuin Vero kan..?” Dia bertanya.. Aku diam saja.. memikirkan cara untuk membantunya.
Namun pikiran jahat dari mana yang muncul.. berusaha aku untuk menepis semua kebusukan pikiran ini.

Dia seusia anakku.. aku tak mau anakku seperti ini. Ctrashh..!! Sebuah petir kembali menyambar.
Lalu diiringi derasnya hujan. Hal yang langka di awal musim kemarau ini..

”Kalo segini sich belum cukup..!” Aku bahkan tak percaya kalimat ini meluncur dari mulutku.
Vero sampai tertegun mendengarnya..

Aku berdiri mendekatinya. Kuraih dagu 'muridku'.. kucium bibir mungilnya itu.
Vero mendorongku. Seolah tak ingin lagi dia dicium olehku.

”Bapak mau apa..!?” Vero bertanya.. nadanya ketakutan..
”Bapak Cuma mau lagi..!“ Kudorong dia ke meja kerjaku.. kali ini menungging.

Dia berontak menghindari sergapanku.. namun ternyata aku masih bisa menggungulinya dengan tubuh tua ini..
Penisku kembali mengencang. Kudorong paksa penisku kembali menyeruak liang vaginanya..

Slebbb..!! ”Oughhh.. ahhhh..!!” Pemiliknya menjerit tertahan.. menahan sakit.. mungkin.
Wajahnya seolah marah menatapku.. namun aku tak peduli.

Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-crebb..!! Aku terus memacu penisku dalam vaginanya.
Vaginanya pun masih memijiti seperti tadi. Bukti dia tak 100% menolak aku menyetubuhinya..

Aku terus mengerjainya dari belakang. Kedua tangannya kutarik ke belakang..
mencegah dia berontak atau memukulku, itu membuat dia tak dapat bersandar pada meja kerjaku,

"Ouhhh.. ahh aahh.. ahh.." Vero tetap mendesah hebat seperti tadi.. rambutnya terurai tak beraturan..
Di depan meja-ku adalah meja Bu Ratih.. di belakangnya ada kaca berukuran besar.

Wajah Vero terpantul di sana.. matanya seolah marah padaku.
Aku tak peduli.. aku hanya ingin menikmati Mahasiswi cantikku ini lebih lama..

Aku yang salah.. atau dia yang salah..!? Salahkah aku sebagai seorang dosen..!? (. ) ( .)
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
Suatu kehormatan bagi aku, ceritaku bisa jadi ref bagi suhu @Pecah Utak.
Thanks suhu sudah berkenan menampilkan cerita Evi.
Memang si Evi luar biasa...
:mantap:
:ampun:Aisshhh.. Siapppp.. masama Suhu @denjo
Salam kenal dari Nubi, Suhu..! Nubi juga merasa terhormat bisa berkenalan dengan Author Cerita.
Nubi juga mohon mangap bila tanpa seizinnya telah membagikan cerita Suhu di mari.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd