------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Cerita 088 – “Salahkah Aku..?”
Veronica
Dulu terpikir.. uang pensiunan pegawai negeri sudah cukup..
untuk menjadi jaminan sumber biaya untuk membiayai keluargaku.
Namun krisis berkepanjangan di negeri ini.. ditambah harga kebutuhan hidup yang terus meningkat..
Membuat dana pensiunan bulanan makin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
Membiayai biaya sekolah anak-anakku dan gaya hidup mereka yang makin tinggi.
Belum lagi Parni istriku yang tercinta mengidap penyakit berat.
Harta yang tersisa pun aku jual untuk menutup semua biaya pengobatan..
walaupun akhirnya Parni meninggal 5 tahun yang lalu..
Dan sejak 5 tahun itulah.. saya harus memutar otak.
Beruntung.. di usiaku yang sudah lewat setengah abad ini, gelar S-2 sempat aku kenyam.
Hingga aku masih dianggap pantas untuk mengajar di sebuah Universitas Swasta di Jakarta.
Berbeda memang.. anak-anak dari kaum borjuis ini membuat rasanya diri ini malu. merasa gagal sebagai orang tua.
Rasanya tuntutan kedua anakku Mardi dan Mira tidaklah berlebihan.. HandPhone berwarna atau pun sepeda motor.
Itu masih jauh di bawah standard para Mahasiswaku..
Ya.. bagaimanapun aku mulai bersyukur.. bersyukur anak-anakku masih mau menganggap aku sebagai ayah.
Dan mau menerima keadaan ekonomi yang meski tidak berlebih.
Namun untuk sekedar biaya makan dan sekolah bukanlah masalah..
Selama 5 tahun ini juga aku berusaha menjadi dosen idealis.. dosen yang baik dan objektif pada murid-muridku.
Berusaha sedikit tegas.. dan memang itu yang aku pikir harus aku lakukan.
Sayang rasanya membiarkan mereka membuang uang orangtuanya untuk sekedar bermain di dalam kelas.
Aku gak mau seperti Pak Irham.. atau Pak Bambang.. yang dikenal sebagai dosen ‘baik’ di kampus ini.
Sayang rasanya mereka tidak mendapat sesuatu di dalam kelas..
Namun kejadian berikut ini.. membuat hidupku berubah, mungkin..
Waktu itu aku mengajar pelajaran Bank dan Lembaga Keuangan.. salahsatu mata kuliah yang paling aku kuasai.
Kelas yang kuajar itu bisa dibilang kelas buangan. Karena memang hal yang biasa..
kalau daftar kelas dan dosen yang mengajar itu sudah bocor sebelum pengisian Jadwal mahasiswa..
Jadilah kelasku salahsatu kelas yang paling dihindari. Yang payahnya lagi anak-anak ini seperti tidak mau Belajar.
Aku berusaha bersabar.. hingga pada akhirnya saat membacakan nilai UTS.. 3 minggu sebelum UAS..
murid-murid mulai menyambangi meja kerja-ku di ruang dosen.
Ya.. seolah aku yang menentukan nilai. Aku yang sengaja membuat nilai mereka Jatuh..
Hal itu sudah biasa terjadi 5 tahun belakang ini. Namun entah satu orang ini..
Seorang mahasiswi membuatku jatuh dalam perangkapnya.
Aku bahkan terkadang berpikir.. apa aku pantas masih menjadi seorang dosen..??
Sore itu.. seorang Mahasiswi murid kelasku.. usianya sekitar 21-an.. di atas rata-rata usia mahasiswa di kelasku.
Memang salahsatu mahasiswa bermasalah dengan nilainya.. orangnya cantik. Cantik sekali, memang.
Rasanya dia pun terlihat berbeda memiliki keistimewaan tertentu yang membuat seorang lelaki..
bahkan untuk yang seusiaku ini masih menaruh minat padanya..
Tubuhnya sintal proposional.. memang lebih tinggi dariku yang hanya 164 cm ini.
Sore itu sekitar pukul 5 sore, suasana ruang dosen sudah sangat sepi.
Apalagi hari Jum’at.. hanya sedikit dosen yang mengajar hingga sepetang ini pada hari itu.
Aku baru saja duduk di kursiku setelah mengambil air putih dari dispenser di sudut ruangan,.
Saat itulah Veronica.. nama Mahasiswi itu datang menghampiriku.
Perlahan dia melangkah masuk.. dengan senyuman lembut.. rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir.
Celana panjang jins berwarna hitam ketat memperlihatkan pahanya yang berisi.. bokongnya yang padat..
Balutan kaus kuningnya.. berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung.
Bahkan BH yang dikenakannya pun adalah Bra yang mengait di leher.
Hingga aku dapat dengan jelas melihat warna Bra-nya. Talinya berwarna merah..
Sedangkan Cup-nya sendiri berwarna Hitam.
Kutaksir ukurannya 36 B.. terlihat dari balik kausnya yang berbahan tipis itu..
Entah apa maksudnya.. aku tak berusaha menerka. Mungkin hanya berusaha memberikan sogokan..
Seperti beberapa mahasiswa lain yang datang beberapa hari ke belakang..
Aku pun berusaha memasang tampang cuek.. meski iman ini mulai terguncang..
”Pak Agus..!” Suara lembut itu memanggil..
”Ya..” Kataku menjawab.. masih berusaha memberikan ekspresi datar..
”Saya Veronica, murid BLK bapak..” Ia memperkenalkan diri.. ”Boleh saya duduk..? “
”Oh ya silakan.. Veronica dari kelas G..??” Aku pura-pura bertanya..
Meski sebagai lelaki.. tidak mungkin aku tak mengingat mahasiswi secantik Veronica.
”Iya pak.. saya mau minta bantuan pak..” tampaknya dia sudah biasa berbuat seperti ini.
Hingga tak malu-malu lagi untuk mengajukan permintaan yang sebenarnya memalukan itu..
”Oh.. memang apa yang bisa saya bantu..?”
Aku pura-pura bertanya.. meski sudah bisa menerka keinginan-nya..
”Nilai saya Pak.. Cuma 24.. Saya mau lulus pak..” dia meminta lagi tanpa rasa malu
Wajahnya pun terlihat cuek.. seolah tak bersalah..
”Wah, jauh ya.. gimana mungkin kamu mengulang semester depan..”
Ya memang itu yang bisa kulakukan. Nilai itu terlalu jauh.. dan tampaknya sulit..
untuk dia bisa mengejar nilai di UAS.. meski bukan hal yang tidak mungkin..
” Yah bapak.. masa' gak bisaaa..!?” Vero berkata Manja.. tubuhnya dibusungkan seolah sengaja..
mendorong dadanya lebih maju.. menempel di meja kerjaku.. menapak di atas kaca bening di atas meja.
Dadanya terkesan lebih besar. Namun tak hanya itu.. belahan dadanya yang rendah..
membuat payudaranya sedikit terangkat keluar.. belahan-nya menantang dalam jarak yang begitu dekat.
Syurr..!! Seketika 'darah tua' ini mendidih.. entah apa.. aku berusaha menerka maksud dari murid cantikku ini..
”Bapak, tolongin saya ya pak..?” Suaranya sengaja dibuat demikian manja.. manja membuat hati ini sedikit luluh.
Aku seorang manusia.. seorang lelaki.. normal..!! ”Eh, ehmmm..“ kerongkonganku serasa tiba-tiba gatal.
”Mungkin kamu bisa, bisa kerjakan makalah bab 14-18.. saya akan maksimalkan nilai tugasmu..”
Aku berusaha untuk tidak menatap ke belahan dadanya itu..
Aku yakin seyakin-yakinnya.. Vero bukan tak tau aku mengintip. Tapi dia seolah cuek-cuek saja.
Bahkan kesan yang diberikannya semakin disengaja.
Seraya berdiri.. ”Bapak, bapak bisa kan bikin cepet selesai..?” Dia berdiri menantang di hadapanku.
Tatapannya begitu menggoda.. ”Ayolah Pak..!” Katanya lagi sambil membuka jepitan rambutnya.
Rambut panjangnya terurai indah.. menambah kecantikan gadis muda ini,.
Deg-deg-deg-deg..!! Jantungku berdegup kencang.. ”Eh.. apa maks..maksud kamu..?”
Aku tau.. aku tau maksudnya.
Aku bukan orang bodoh.. tapi aku bukan orang yang ingin mengambil kesempatan.
Aku tau.. di lingkungan kampus ini sudah biasa mahasiswi yang bisa dibilang (maaf) Jablay..
Dan bukan tak mungkin Veronica ini pun salahsatu bagian komunitas tersebut..
”Saya cuma mau lulus pak..” Dia menjawab santai.. lalu duduk di atas mejaku.
Saat berdiri tadi dia sempat berbalik.. tubuhnya indah sempurna.. matanya indah..
Bokong membulatnya pun demikan menggoda.
Glekk..! Aku meneguk ludah dalam deru jantung dan desir darah yang membara..
”Bapak, bapak tau kan.. bapak tau kan musti bagaimana untuk membantu saya..!?”
Manja dia berkata.. tubuhnya menunduk.. memelukku dari belakang.. menyela lewat bahu.
Tangannya menempel di dadaku.. bersilang.. kepalanya direbahkan di bahuku, mesra.
Aku dapat merasakan embusan nafas.. tatapan matanya yang seolah menelanjangiku itu.
Mata bergelayut manja memandangku. Tiba-tiba Veronica menciumku..! Memelukku lebih erat..
Mencium pipi kiriku hangat.
Aku bahkan merasakan ciuman yang berbeda dari ciuman anak-anak-ku setiap ulangtahunku.
Bukan ciuman kasih sayang.. tapi sebuah ciuman berbeda.
Mencium pipiku yang mulai berkerut dengan hangat.. sentuhan lidahnya sesekali menyentuh kulit pipiku.
Seketika 'darah tua' ini tambah berdesir.. makin menyerah akan kekalutan dosa birahi anak didikku.
”Vero yakin, Bapak pasti bisa bantu Vero..!” Dia melepas pelukan dan menghentikan ciumannya.
Tuhan.. kupikir hanya ini saatnya bila aku ingin mengakhiri semua ini.. mengakhiri dosa anak didikku.
Vero melangkah perlahan.. mendorong bangkuku menjauh dari meja kerjaku.
Dia berdiri di hadapanku sekarang. Mulut orang tua ini tak sanggup berkata apa-apa lagi.
Di depan kedua mataku.. Vero menarik kausnya.. meloloskan kaus kuning tipisnya..
Sekaligus menarik jepitan rambutnya.
Rambut panjang coklatnya terurai.. menambah kesan kecantikan sensual gadis itu.
Tubuhnya yang putih indah itu tak berbalut lagi dengan kaus tipis itu..
Payudaranya yang masih terlindung oleh Bra-nya yang mungkin hanya menutupi bagian putingnya saja.
Ya.. Cup-nya kecil sekali. Tak sepadan dengan dadanya yang padat berisi itu..
Vero.. menatapku.. dengan tatapan manja Khasnya. Menunduklah gadis itu..
Membuat payudaranya itu kian menantangku.. menantang birahiku yang terus memuncak.
Memancing birahi seorang lelaki tua.. jemari lentiknya bergerak ke perut.. seolah sengaja..
Belaiannya seolah penari erotis yang begitu memamerkan perut ratanya yang putih rata itu..
Rambutnya yang panjang terurai makin menggoda.. menutup sebagian wajahnya..
memberikan kesan misterius yang merangsang..
Jemari lentik itu menekan kancing celana jins ketatnya..
Lalu.. sreettt.. menarik keluar kancing celana itu keluar dari tempatnya..
Belum lagi aku menghela nafas.. Vero kembali membuatku harus menahan nafas lebih lama..
Jemari lentik berbalut kutek merah muda itu menempel di kancing ritsletingnya..
Sempat Vero menatapku.. tersenyum. Jemari lentik itu bekerja.. menarik turun ritsletingnya..
Huftt..!! Aku menarik nafas panjang-panjang.. mata tua ini mengintip..
Mencoba mencari tau indahnya dunia remaja.
Celana dalam hitamlah yang bisa kulihat. Aku menarik mataku dari daerah selangkangan itu..
Menatap mahasiswiku yang hanya tersenyum-senyum saja.. dengan tatapan mata yang menggoda..
Srettt..!! Celana itu meluncur turun. Aku tak lagi harus mencuri-curi pandang.
Celana dalan hitam model string itu kini sudah menantangku.
Celana Jins ketat itu terus diturunkan oleh Mahasiswiku itu.
Meluncur turun melewati bokongnya yang padat berisi itu.. melewati pahanya yang begitu putih mulus menggoda..
lututnya yang indah.. turun lagi melewati betis Vero..
Oh tuhan.. tubuh itu seolah menari indah sekali.. hingga celana jins itu tertahan di kakinya.
Vero meloloskan celana jinsnya dari kaki sebelah kiri dahulu.. berganti kaki kanan..
Hingga Jins itu terlepas dari tubuh indahnya.. sebelum dia menaruh kaus dan celana jinsnya di atas meja kerjaku..
Mahasiswiku itu berdiri menantang di hadapanku.. sinar matahari senja yang menyelinap dari balik meja kerjaku..
membuat keindahan di hadapanku ini makin mempesona..
Sinar mentari yang hangat itu tersenyum mesra memantulkan keindahan tubuh mahasiswiku..
Berdiri mematung.. tangannya berpindah ke belakang.. menarik lepas kait branya..
sebelum dia meloloskan Branya itu lewat lehernya..
dadanya kian menantang.. bulat dan cukup besar.. tidak turun sedikitpun.
Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Putingnya yang tidak terlalu besar itu..
berwarna merah kecoklatan.. mengacung tegak yang membuat kesan sensual kian bertambah..
Mahasiswiku berdiri nyaris bugil di hadapan-ku..
Tuhan.. aku menarik nafas panjang.. jantungku berdegup kencang..
Sementara Veronica melangkah mendekatiku.. ”Bapak,. Bapak bisa kan bantuin Vero..?”
Dia mendekat.. ”Vero bakal nyenegin Bapak dech..” Rayunya
Jantung tua ini makin, payah.. apalagi saat Vero tanpa tedeng aling.. lagi duduk di pangkuanku.
Bokongnya mendarat di paha kananku.. padat dan berisi.. sesuai dengan yang terlihat.
Kedua tangannya langsung memelukku melewati leherku.. mesra bergelayut.
Payudara indahnya itu menempel di dadaku.. membuatku yakin..
dia pasti dapat merasakan degup jantungku yang begitu kuat berdebar.
Degup jantung yang makin menderu.. saat payudara itu bertempel di dadaku yang masih terbalut kemeja tua ini..
Vero tersenyum, mungkin dia dapat merasakan jantungku yang berdebar keras..
”Bapak, relaks ya.. Vero yakin pasti bisa nyenengin bapak, koq..!” Dia tersenyum..
Tangannya menempel di wajahku.. halus lembut. Sesaat kemudian bibir mungil itu kembali menempel.
Bukan lagi di pipiku yang berkerut.. tapi di bibir tua berkarat ini..
Menyentuh hangat di bibirku.. lidahnya mulai berusaha menyelinap masuk dalam bibirku.
Ughhh..!! Persetan dengan semua ideologi.. objektivitas dan Sumpah Dosen.
Aku tak bahagia dengan itu semua..!! Kini yang terpikir hanya keindahan tubuh Mahasiswiku ini..
Aku tak lagi dapat menutup mulutku rapat.. aku membiarkan lidah mudanya itu berpagutan dengan lidah tuaku.
Ya-ya.. dia seolah tak sedikitpun jijik pada orang tua sepertiku.
Aku pun tak lagi merasa malu.. berhubungan dengan Gadis yang seumuran dengan putriku..!!
Birahiku mengalahkan akal-sehat-ku.. Kami berciuman mesra.
Hidung kami sempat beberapakali terantuk.. aku sudah tua untuk melawani frenchkissnya ini.
Sedotan dibalas sedotan.. kami berciuman dahsyat..
hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat..!
Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu.. liur kami sudah saling tertukar.
Penisku pun sudah makin sest (mengeleluarkan tetes lendeir) di bawah sana..
Apalagi kala Vero menarik tanganku untuk mengapai dadanya.. seolah menginginkanku meremas payudaranya..
Jemari orang tua ini menyisir payudara kencang itu.. jemariku terasa bergetar saat menyentuh kulit halusnya.
Aku mengganti jari-jariku dengan telapak tangan tua ini.. menyentuh permukaan payudara itu..
Sedikit memberanikan diri menggoyang dan meremas payudara itu..
"Ahhhsshh..!!" Pemiliknya sedikit mendesah di antara ciuman kami..
Kukumpulkan segenap keberanianku.. kumainkan payudara yang menggantung itu.
Meremasnya dengan sisa tenaga tua yang ada.. meremas payudara itu..
Menekannya ataupun menarik-narik puting payudara itu.. putingnya sesekali kuremas..
Kupelintir puting itu. Ahhh.. tiba-tiba saja aku teringat dengan istriku Parni dahulu..
”Ougghhh..!!” Vero mendesah nikmat.. membuatku makin PD untuk mengerjai mahasiswiku itu.
Ya.. aku makin terbakar birahi.. tak lagi kupedulikan status 'Dosen'ku.
Kupeluk tubuh indah itu. Kudekatkan lagi tubuh tua ini dengan tubuh indahnya,. memeluk mesra mahasiswiku..
Sambil berciuman.. sambil memainkan puting payudara indahnya itu..!
Tanganku yang memeluknya itu mulai berani lebih dalam lagi..
Kini menyelinap di antara celana dalamnya.. meremas bongkahan pantat itu..
”Aww.. Bapak bandel ya..!?” Vero menghentikan ciumannya.. tersenyumlah dia..
Ya.. Vero malah berdiri di hadapanku sekarang..
”Turunin pak, celana dalamnya..” rengeknya manja.. Aku tersenyum menatap wajah cantik mahasiswiku itu.
Ya.. aku tak lagi ragu untuk melakukannya. Kujulurkan kedua tanganku..
Srett..!! Kutarik karet celana dalam itu.. sebelum menariknya turun.
Gundukan bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah aroma..
Aroma khas wangi yang 'mematikan'..! ”Hehehe, gitu donk pak..”
Vero kembali melompat dalam pelukanku.. kini dia malah posisi mengangkang di hadapanku..
”Pak, Turn me On lagi donk..!” Pintanya. Aku pun tak menolak.. melakukannya..
”Vero, Vero.. sini sama bapak ya..” aku memeluknya sekarang. Kujulurkan bibirku menciumnya.
Dari kening turun ke bawah. Teringat titik sensitif istriku dahulu.. tepat di balik telinganya.
Kugayut telinga itu.. kuisap-isap teliganya.. sesekali lidah ini kusisipkan di lubang telinga itu..
”Ahhh, ahhh pak.. enaaaak..!!” Desahan manja melucur dari telingannya.
Tangan Vero pun tak lagi diam.. membuka kancing per kancing kemejaku itu..
Perlahan tapi pasti kancing kemejaku terbuka semua..
Sementara aku masih sibuk merangsang titik sensitifnya.. yang ternyata sama dengan istriku itu.
Tubuhnya bergerak-gerak manja.. sambil tangannya berpacu di balik kaus dalamku..
merajahi dadaku yang juga mulai berkeriput dimakan usia
Jemari lentiknya bermain. Ya.. dia mencoba merangsang diriku lebih lagi..
Putingku dijelajahinya dengan tangannya yang halus itu menjepit payudaraku.
Sakit tapi ya nikmat sekali.. aku tak menyangkal kenikmatan yang diberikan mahasiswiku itu..
Aku pun mendesir hebat saat Vero dengan begitu bernafsunya berkata..
”Sekarang giliran Vero ya pak..” pinta si cantik itu.. ”Vero yang bakal puasin Bapak..“ bisiknya kenes.
Turunlah dia sambil tangannya menyibak kemeja dan kaus dalamku.
Tubuh tua yang sedikit buncit ini terpampang di hadapan Mahasiswi yang begitu cantik..
Dan kontras dengan tua bangka seperti diriku..
Lidahnya merangsang puting tuaku itu.. menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya..
membuat si tua ini mendesah kenikmatan.. nikmat sekali dia mengerayangi puting kananku..
Tak lama berganti ke kiri.. tubuh tua ini bergetar.. "Errgghhh.. oohhh.."
”Enak pak,.??” Tanyanya tersenyum manja menatapku.. Aku membalas dengan senyuman..
Kembali Vero menarik tanganku.. ditaruhnya di selangkangan.. agak ragu aku saat itu..
”Ayo pak.. Vero pengen..!” Dia meminta.. Perlahan jempolku pun kugerakkan.. menempel di Clitorisnya.
Sedangkan jemari telunjukku itu kugerakkan di depan bibir vaginanya.
”Owhh,, pak, Enak.. ahhh..” ia mendesah nikmat. Terasa vaginanya sudah mulai membasah.
Slepp.. srepp..!! Kugerakan jemariku makin cepat naik turun di permukaan bibir vaginanya..
Vero mendesisi.. sembari tak henti menjilati puting payudaraku.. tangan kirinya masih bergelayut memelukku..
sementara tangan kanannya digunakan merangsang permukaan dadaku..
Kurasakan permukaan vaginanya bertambah basah. Tanganku pun mencuri kesempatan..
Menjamahi payudara kencangnya itu. Ya.. makin lama kami makin terpacu birahi.. terpacu dosa kenikmatan.
Entah berpura-pura atau tidak.. tapi gerakan tubuh Vero menggambarkan seolah Vero ikut menikmati ini.. semua.
”Pak.. gak tahan.. jangan di depan ajah.. ahhh, Pak masukin..!!” Pinta Vero.
Kuturuti kemauan anak didikku itu. Slepp..!! Telunjukku ini kugunakan untuk melakukan penetrasi dalam vaginanya.
Ughh..!! Terasa sempit liang kemaluannya..
Sedikit basah dengan cairan cintanya yang mulai berproduksi dalam rahim muda gadis itu..
Clepp..!! Telunjuk itu kugunakan mendesak lebih dalam.
Kutatap wajah mahasiswiku.. wajahnya tampak kesakitan.. namun mulutnya berkata lain..
”Terus pak.. awwww..!! Ohh.. enak pak..!!” Dia terus menceracau. Creppp..!!
Akhirnya telunjukku mentok juga. Sesaat kudiamkan. Vero tampak menarik nafas panjang..
Sebelum akhirnya kugerakkan telunjukku naik turun dalam kemaluannya itu..
”Owwww.. ahhh pakk..!! Aaww..!!” Dia menceracau.. berusaha memagut bibirku. Kusodorkan saja bibir tua ini,.
Kami berciuman mesra.. sementara tanganku terus keluar masuk menjelajahi kemaluannya..
Jemari Vero seolah ingin membalas kenikmatan yang kuberikan di kemaluannya.
Diraihnya kancing celanaku.. srett.. dipelorotkannya..
Clapp..!! Sementara dengan jemari lentiknya dikeluarkan penisku yang sudah menegang itu..
”Ich.. keras juga ya pak, awww..!!” Dia berkata di sela desahannya..
Aku makin liar. Rasanya mendengar gadis secantik itu mendesah dalam pelukanku.. makin membuat ku bergairah..
Clebb-clepp-crepp-crepp-crebb.. Makin kupacu jemariku keluar masuk dalam vaginanya..
Sementara Vero membalas dengan sentuhan tangannya yang membelai kemaluanku..
Membelai sambil mengocok kemaluanku.. jemari tangan yang halus.. begitu nyaman menggengam kemaluanku..
Desah nikmat kami di antara ciuman Frenchkiss.. nikmat menggema di Kantor dosen yang kosong itu.
Beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu.. hingga akhirnya tubuh Vero menggelinjang hebat.
Ia menggelinjang panjang.. disertai desahan dahsyat tubuhnya mengeras.. giginya menggelayut.
Veronica.. mahasiswiku terhantam gelombang orgasme dahsyat.. membuatnya tak karuan mendesah..!!
Aku merasakan vaginanya yang seolah menarik jemariku.. menyedot hebat sebelum cairan vaginanya merembes keluar.
”Awhhhhh.. Oughhh..!!” Dia memelukku mesra saat Orgasmenya itu tiba.. nafasnya tersengal sengal..
sebelum dia merambat turun.
Penisku masih tegar berdiri saat itu. Dia melangkah mengambil air minum di meja.. lalu menenggaknya..
”Bapak, dasar.. hebat banget..!” Celetuknya manja. Aku kembali hanya tersenyum membalas.
”Sini Vero bales..!” Dia kembali mendekatiku.. berjongkok di hadapanku..
lalu meraih penisku di tangannya.. meremasnya mesra.. sebelum dibukanya bibir mungil miliknya.
Clrupp.. slrupp..! Penisku dijilatnya. Ughhhh..!! Seketika tubuh tuaku mendesir nikmat.
Merasakan basuhan hangat lidah Vero yang menari di batang penisku.
”OWhh..!!!” Geli nikmat yang dahsyat.. berlanjut kebuah Zakar-ku.
Agak susah.. membuatnya harus melepas celana panjangku turun.
Kini.. jadilah kami berdua.. Dosen dan Mahasiswinya saling bertelanjang..
Tak lagi sempat berpikir.. seketika buah Zakarku telah 'disantapnya'.. mengisap dan menyedotnya dahsyat.
Menggelitik buah zakarku itu hingga basah.. bijinya ditarik-tarik.. memberikan kenikmatan.
Seolah tidak jijik dengan penis si tua bangka ini.. bahkan memberikan kenikmatan yang dahsyat sekali..
Tangannya yang satu lagi terus mengocok penisku.. belum lagi sedotan dahsyat pada buah zakarku.
Bulu kemaluanku yang sudah mulai beruban.. sesekali rontok tertarik tangannya.
Namun tak seberapa dibanding kenikmatan yang diberikan gadis muda ini..
”Ahhh.. ahhh.. ahhh..!!” Aku terus mendesah kenikmatan..
Sesaat kemudian penisku malah sudah berada dalam mulut hangatnya.
Mulut hangatnya yang bermain membalur penis tua itu dengan lidahnya.. menyedot penisku itu.
”Aghhh..!!” Sontak tak dapat kutahan.. aku mengelinjang nikmat..
Slrupp..!! Kepala penisku diisapnya.. sementara tangannya tak henti mengocok batang kemaluanku.
Aku tak tahan lagi.. kutarik lepas kepala mahasiswi ku itu.. kucium bibir mungilnya,.
Lantas kudorong dia ke atas meja kerjaku.. tanganku mencoba merangsang bibir vaginanya yang mulai basah..
”Oughh, pak..!” Vero mendesah. Kulepas ciumanku.. kupindahkan ke payudaranya yang menantang itu..
Tanganku kini kugunakan untuk merangsang clitoris Veronica. Pemiliknya hanya dapat melenguh-lenguh.
Seakan melampiskan kenikmatan atas rangsangan yang kuberikan.
Jemariku sesekali kusisispkn lagi dalam vaginanya.. sementara terus kuciumi juga payudara mahasiswiku itu.
Nyumm.. nyumm.. nyumm.. clrupp.. slrupp..! Kukunyah puting payudaranya itu.
Kujilati seluruh bagian dari payudaranya yang putih indah menggoda itu,.
”Unghhh.. pakk.. ahhhh ahhh.. ouwhhh..!!” Pemiliknya terus melenguh nikmat.. menambah naik birahiku..
Pinggulnya bergoyang erotis.. menikmati rangsangan dari orang tua ini.
Apalagi kini vagina itu kian basah oleh cairan cintanya.
Aku dapat merasakan kehangatan dan remasan otot-otot vaginanya.. meremas telunjukku di dalam sana..
Jemai Vero terus mencoba merangsangku.. terkadang tangannya membelai dadaku..
memberikan sentuhan pada puting susuku.. ataupun dia mencari telingaku untuk diisapnya.
Mungkin dia ingin kami sama-sama naik..
Hmm.. apa dia sudah sering seperti ini dengan dosen-dosen lain..?
Ataukah dia tak merasa Jijik brcinta dengan orang yang mungkin sudah lebih berumur dari orangtuanya itu..?
Hai.. enyahlah pikran semacam itu..!! Tak peduli lagi dengan itu semua..!
Yang terpenting aku dapat menikmati daging hangat ini sekarang..!! Batinku membulatkan tekad.
Tangan Vero mencabut jemariku yang berada dalam vaginanya..
Slapp..!! Ditariknya penisku yang sudah mengeras itu untuk merangsang vaginanya.
Sleck.. sleckk.. sleck.. digesek-gesekkannya-lah kepala penisku itu di bibir vaginanya yang telah basah.
"Nghhhh.. ohhh..!!" Dia melenguh hebat menkmati ransangan yang diberikannya oleh permainannya sendiri itu..
” Oughh.. pak..enyakk..!!” Vero terus melenguh.. peluh sudah mulai membanjiri wajah cantiknya itu..
Jemarinya terus membimbing penis tuaku itu untuk bermain di mulut vaginanya.
Nyutt.. nyutt.. nyutt.. nyutt..!! Penisku seakan berdenyut nikmat..
Ya.. setiapkali penis ini menyentuh bagian vaginanya yang basah dan tertekan-tekan nikmat.
Seolah ada yang ingin keluar.. meski aku tau masih jauh buatku untuk menembakkan spermaku ini..
Tak terduga apa yang terjadi selanjutnya. Srebbb.. blesssppp..!!
Justru Vero sendiri-lah yang menekankan penisku masuk dalam vaginanya..
Arghhh..!! Keset sekali saat dibimbingnya penisku masuk dalam vaginanya.
Sementara dia terus meriung-riung tiap centimeter penisku merangsek masuk liang nikmatnya.
”Awwwh.. pak.. ahhhh.. ahhh..!!” Erangnya seiring melesaknya batang penisku di liang vaginanya.
Aku pun tak uasa mendesah.. ”Ahhh, Veroo..”
Pertamakalinya aku menyebut nama muridku itu dalam persetubuhan ini,.
Betis Vero terus mendorong pinggulku.. dikaitkannya kedua kakinya kuat-kuat pada pinggulku..
demi untuk mendorong penisku masuk lebih dalam di ruang hangat liang vaginanya.
Aku tak mencegah. Aku keenakan..! Ughhhh.. betapa nikmatnya kurasa saat itu.
Aku sangat menikmati remasan otot-otot vagina muda dari mahasiswi tercantik di kelasku itu.
Vero sendiri hanya merem melek saja.. menikmati tiap detik penisku masuk lebih dalam.
Ahh.. Sempat mentok beberapakali. Namun aku menarik pinggulku lagi.. mencai ruang.
Agar dapat menekan penisku masuk lebih dalam pada liang vaginanya..
”Ahhh, pak.. dalem banget.. awwhhh..!!” Rintih Vero, saat penisku akhirnya tertanam semua dalam vaginanya.
Ohh..!! Sempit sekali. Kesat.. namun vagina itu terus berdenyut-denyut ritmis..
Seolah memijati dan meremas serta melumat batang penisku yang berada di dalam sana,.
Aku hanya tersenyum saja mendengar perkataan anak didikku itu.
Entah sudah berapa tahun sejak aku menikmati vagina seorang wanita.
Namun aku yakin.. ini adalah vagina ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.
Lupakan kegilaan seorang PNS dahulu.. hanya pelacur-pelacur kelas bawah yang pernah kunikmati dahulu.
Itupun sebelum menikahi istriku yang tercinta.
Sejak kematiannya.. tak pernah aku sekalipun bercinta dengan wanita.. aku setia menjaga cintaku, hingga hari ini..
Seluruh birahi yang terpendam selama 5 tahun ini kutumpahkan pada diri anak didikku ini.
'Kugenggam' pinggangnya sebagai tumpuan.. lalu crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb..!!
Kugoyangkan penisku keluar masuk di dalam liang vaginanya dengan kecepatan yang terus meningkat.
Payudara indahnya itu terpental ke sana ke mari.. ya bergoyang memutar.. hingga menambah kecantikan muridku itu.
Ahh..!! Sungguh dia memiliki pesona sendiri di mata lelaki.
Splakk..splakk..splokk..splokk..splokk..spokk..splakk..splakk..splakk..!!
Bunyi tabrakan bokongnya dengan selangkanganku menimbulkan bunyi yang cukup nyaring..
Tapi kami tak peduli lagi. Kami terus berciuman untuk mengurangi gaung suara desahan kami.
Lidah kami berpagutan.. sementara di bawah sana vaginanya terus meremas penisku.. meremasnya nikmat sekali..
”Uhhh, owghhh.. ahhhh.. owghhh..!!” Vero terus mendesah.
Mulutnya seolah tak pernah berhenti mendesah. Merangsang darah tua ini untuk terus terbakar oleh suasana.
Ya.. aku tak lagi berpikir.. selain memuaskan birahiku ini sekarang..
Dahsyatnya lagi.. tiap sodokan sekuat tenagaku.. aku merasakan sensasi lain dari vaginanya.
Selain lolongan panjang Vero.. seolah ada cairan yang terdrong keluar dari dalam vaginanya..
Sesekali meloncat ke luar.. hingga 'memercik' dan melelh ke buah zakarku.
Jemari Vero pun digunakan olehnya untuk membuka vaginanya.. entah mengapa dia lakukan itu.
Namun posenya itu membuat dia lebih merangsang saja..
Sementara tangannya yang satunya lagi terus merangkul.. memelukku.
Kutarik tangan kananku dari punggulnya.. kuremas payudara Vero..
yang membuat pemiliknya kembali melenguh erotis..
Lenguhan yang membuatku kian bernafsu untuk mengocok vagina gadis ini makin liar..
Srettt.. Srettt.. Plak.. Plak..!! Bunyi-bunyian yang sering terdengar karena benturan tubuh kami.
Belum lagi cairan vagina Vero.. yang terkadang merembes keluar.. melumasi penisku.
Hal inilah yang memungkinkanku untuk menyetubuhinya lebih cepat lagi..
Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-clebb..!!
”Awwhh, pak.. Ahhhh.. aahhh..!!” Vero tiba-tiba mencakarku.. tubuhnya mengejang hebat.
Apalagi tangannya yang mencengkram tanganku.. mencengkamnya hebat.
Membuat tanganku sedikit terluka karena tergores kuku-kuku jarinya yang panjang..
Yang lebih dahsyat lagi.. adalah vaginanya yang seolah 'menjus' penisku di dalam sana..!!
Himpitan.. remasan dan 'pelintiran' otot vaginanya seolah melumat batang penisku.
Srrrr.. srrrr.. srrr..!! Kurasakan semburan hangat cairan vagina Vero yang menyentuh kepala penisku.
Terus terasa membasahi batangnya hingga merembes keluar..
Beberapa detik Vero menutup mata dengan tubuh yang bergetar..
”Hahhh.. ahhh.. hahhh..” dia mendesah dengan nafas yang memburu.
”Enak pak..!” Vero tersenyum genit.. ”Lagi donk pak.. hehehe..” katanya di sela desah nafasnya.
Sebenarnya tak perlu komando darinya..
Begitu punggungnya yang sempat terangkat saat organsme tadi turun ke bawah .. Clebb.. Jlebb..!!
Langsung kuhantamkan lagi penisku keluar masuk dalam vaginanya.
"Nghhh.. aahhh.. ouwghh.. ouwghh..!!" Desahan Vero kembali membahana..
Terus kugali.. kugasak liang vaginanya itu beberapa menit. Tak secepat tadi memang.
Namun masih dapat kuakali dengan penetrasi pendek.
Ya.. caranya.. hanya kepala penis dan sebagian kecil penisku yang masuk.. menusuk belahan vagina.
Yup. Ternyata.. itu cukup membuat Vero blingsatan.. dan berusaha menggoyangkan pinggulnya.
Ia menginginkan penetrasi yang lebih dalam di liang nikmatnya..!!
”Ahhhh.. ahhhh.. bapak.. jahat ahhh..!!” Rengeknya. Namun aku tak peduli.
Aku berpikir unuk mendapatkan kepuasan maksimal darinya.. aku gak mau buru-buru keluar..
Kuciumi lagi puting payudaranya yang besar itu.. kuremas dengan tanganku..
Kutarik-tariklah puting payudaranya yang sudah mengeras itu.. kujilati.. kuisapi.. sesekali mengunyahnya.
Bukan rahasia umum.. kalau sebenarnya wanita lebih menyukai payudara bagian bawahnya untuk dijilati.
Aku tau itu dari almarhumah istriku. Maka kugerakkan lidahku menjilati payudara bagian bawah Veronica.
Sontak Veronica langsung menggelinjang nikmat.. begitu lidahku ini menjelajah payudara bagian bawahnya.
Kuciumi payudara putihnya yang sekal. Uhhmm.. bagian bawahnya begitu merangsang,
Bulat sempurna.. sementara aku masih melakukan penetrasi di bibir liang vaginanya..
”Ughhh, pak..ahh..” Veronica terus melenguh.. melenguh keenakan.. wajahnya kian merangsang.
Apalagi melihat matanya yang merem melek itu.
Sementara dari bibir mungilnya suara lolongan desahan nikmat terus saja keluar.. "Ouwghh.. Ohhhh..!!"
Setelah kurasakan sedikit sudah tenang.. jleghh..!! Kusodokkan penisku dalam-dalam pada vaginanya.
Kali ini dengan seluruh tenaga yang ada di tubuh orang tua ini. "Ngghhhh.. ouwghhhh.. Pakkhh..!!"
Vero langsung melolong dahsyat. Vaginanya kembali mengejang.
Lelehan cairan cintanya kembali menerpa penisku.. tubuhnya bergetar.. meski tak sehebat tadi.
Namun aku tau dengan pasti.. mahasiswiku in kembali mencapai puncak kenikmatannya..
Sayang beribu sayang.. dasar tubuh ini sudah tua.. aku tak sanggup bertahan lebih lama lagi.
Remasan yang seolah memijat batang penisku di dalam vaginanya.. membuat penis ini seketika meledak.
"Errghhhh..!!" Crrttt.. crttt.. crttt.. crrttt..!! Melelehlah sperma orang tua ini dalam vagina Vero..
Banyak sekali.. tabungan 5 tahun..
Vero tampak kaget.. ketika merasakan cairan sperma yang meloncat dalam leher vaginanya.
Aku pun sungguh tak menduganya. Kami hanya tertegun saja. Aku hanya diam.
Entah apa yang ada dalam benakku saat itu.. perasan bersalah atau apalah..
Kudiamkan saja penisku dalam vaginanya hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya.
Sementara Vero hanya diam.. menatap langit-langit ruang dosen.. entah memikirkan apa.
Rambutnya sudah tak karuan.. demikian juga dengan keaadan ruang kerjaku.. berantakan tak karuan..
Aku tertegun saja.. kembali duduk di kursiku.. tanpa busana.
Langit senja berganti dengan langit malam.. sebuah petir menyambar membelah heningnya suasana.
Kami masih diam beberapa menit.. hingga Vero kembali berbicara..
”Bapak, bisa bantuin Vero kan..?” Dia bertanya.. Aku diam saja.. memikirkan cara untuk membantunya.
Namun pikiran jahat dari mana yang muncul.. berusaha aku untuk menepis semua kebusukan pikiran ini.
Dia seusia anakku.. aku tak mau anakku seperti ini. Ctrashh..!! Sebuah petir kembali menyambar.
Lalu diiringi derasnya hujan. Hal yang langka di awal musim kemarau ini..
”Kalo segini sich belum cukup..!” Aku bahkan tak percaya kalimat ini meluncur dari mulutku.
Vero sampai tertegun mendengarnya..
Aku berdiri mendekatinya. Kuraih dagu 'muridku'.. kucium bibir mungilnya itu.
Vero mendorongku. Seolah tak ingin lagi dia dicium olehku.
”Bapak mau apa..!?” Vero bertanya.. nadanya ketakutan..
”Bapak Cuma mau lagi..!“ Kudorong dia ke meja kerjaku.. kali ini menungging.
Dia berontak menghindari sergapanku.. namun ternyata aku masih bisa menggungulinya dengan tubuh tua ini..
Penisku kembali mengencang. Kudorong paksa penisku kembali menyeruak liang vaginanya..
Slebbb..!! ”Oughhh.. ahhhh..!!” Pemiliknya menjerit tertahan.. menahan sakit.. mungkin.
Wajahnya seolah marah menatapku.. namun aku tak peduli.
Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb-crebb..!! Aku terus memacu penisku dalam vaginanya.
Vaginanya pun masih memijiti seperti tadi. Bukti dia tak 100% menolak aku menyetubuhinya..
Aku terus mengerjainya dari belakang. Kedua tangannya kutarik ke belakang..
mencegah dia berontak atau memukulku, itu membuat dia tak dapat bersandar pada meja kerjaku,
"Ouhhh.. ahh aahh.. ahh.." Vero tetap mendesah hebat seperti tadi.. rambutnya terurai tak beraturan..
Di depan meja-ku adalah meja Bu Ratih.. di belakangnya ada kaca berukuran besar.
Wajah Vero terpantul di sana.. matanya seolah marah padaku.
Aku tak peduli.. aku hanya ingin menikmati Mahasiswi cantikku ini lebih lama..
Aku yang salah.. atau dia yang salah..!? Salahkah aku sebagai seorang dosen..!? (. ) ( .)
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------