-----------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
Cerita 089 – Antara Fitrah dan Kesetiaan
[Part 2] – Friksi..
Dengan nafas yang masih memburu, aku berkata.. ”Taukah Indah..? Bahwa Akang sudah jatuh cinta ke Indah..
sejak pertamakali melihat Indah menertawakan kelakuan Akang di halte bis 4 bulan yang lalu.
Oleh sebab itu akang selalu ingin bertemu dengan Indah..”
“Indah juga suka ke Akang.. dan Indah tau bahwa Akang suka ke Indah.. tapi Indah takut..
Takut Akang akan kecewa.. Indah tidak pantas dicintai oleh Akang..”
Setelah berkata demikian.. Indah menangis tersedu-sedu seperti ingin menumpahkan segala beban yang dideritanya.
Aku terkejut dengan perkataannya dan berkata dengan suara bergetar.
“Apanya yang tidak pantas.. atau karena Akang hanya seorang supir.. sehingga Indah merasa tidak pantas..?”
Indah terkejut mendengar ucapanku.. kemudian memelukku serta merebahkan kepalanya di dadaku sambil berkata..
”Bukan.. Bukan.. itu.. Ohhh.. kenapa jadi begini..?”
Terlihat Indah sangat bingung dan kembali menangis bahkan lebih tersedu-sedu.
Aku semakin heran dan bingung, sambil mengelus-elus jilbabnya aku berkata dengan lembut.
“Kalau gitu.. apa dong..?”
Sambil terus membelai-belai kepalanya yang terhalang jilbab agar dia merasa aman dan nyaman.
Lama Indah tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya sesenggukan di dadaku.
Tak lama kemudian dengan suara bergetar dia berkata..
“Indah suka ke Akang.. Indah juga ingin selalu bertemu dengan Akang..
dan Indah merasa aman dan nyaman berdekatan dengan Akang, tapi..”
“Tapi apa ‘Ndah..?” Tanyaku memaksa.
“Saya mohon, Akang jangan memaksa.. yang penting Akang sudah tau..
Indah suka ke Akang dan selalu merindukan Akang..” katanya lagi sambil menyusupkan kepalanya di dadaku.
Aku tidak mau memaksanya lebih lanjut..
Yang penting saat ini aku sudah tau bahwa Indah ternyata suka padaku dan selalu merindukanku.
Dan hal itu merupakan jawaban yang cukup membahagiakan bagi diriku. Maka aku memeluknya semakin erat.
Lambat laun gairahku dan gairahnya mulai bangkit melawan hawa dingin yang kembali menyerang kami.
Aku mulai mencium kepalanya, bergeser ke kening, Indah memejamkan matanya dan napasnya semakin memburu.
Kuciumi matanya yang kiri dan kanan dan nampaknya Indah menikmati apa yang kulakukan.
Kugeser lagi bibirku hingga mencium pipinya yang kiri dan kanan..
hingga akhirnya mulut Indah terbuka sambil memejamkan mata.
Kusambut bibir indah yang terbuka itu dan langsung kuisap dan kujulurkan lidahku..
untuk menjilati bibir dan bagian dalam mulut.
Di luar dugaanku.. Indah menyambut ciumanku kali ini dengan hangat dan lebih bergairah..
Dengan napas terengah-engah penuh gairah.
Bibir Indah balas mengisap dan menjilat bibirku, kedua tangannya merayap membelai punggung dan dadaku.
Kembali badanku melayang diombang-ambing oleh kenikmatan percumbuan ini.
Secara perlahan.. sambil berciuman dengan penuh gairah..
tangan kananku menarik ritsleting jaket yang menutupi dadanya.. tangannya menahan dengan ragu tanganku.
Namun tidak ada penolakan yang berarti ketika tanganku terus bergerak menarik ritsleting hingga ke bawah.
Tanganku mulai merayap mengusap kulit perut yang halus dan ramping..
terus bergerak ke atas hingga mengusap dan membelai bagian dadanya yang tak tertutup BH.
“Uhhh.. euh..” Indah melenguh di sela-sela ciumanku.. merasakan nikmat..
ketika dia rasakan telapak tanganku meremas buah dadanya dengan penuh gairah dari balik BH-nya.
Lenguhan itu membuat gairahku semakin terpompa, kembali kuremas buah dada itu.
“Uuh.. oohhh..” kembali dia mengeluh.
Rasa dingin sudah tak kurasakan lagi tergantikan oleh hawa panas yang keluar dari dalam tubuh kami.
Tanganku merayap ke punggung dan menarik pengait BH hingga terlepas.. kemudian menarik BH itu ke atas..
hingga buah dadanya putih, mulus dan montok terpampang jelas di depan mataku.
Mataku nanar memandang keindahan itu dan napasku semakin sesak dihimpit oleh gairah yang semakin menggebu..
--------oOo--------
Tangan kananku meremas-remas buah dada indah itu dengan penuh nafsu..
”Uhhh.. Ohhh..” kembali Indah melenguh nikmat sambil mendongakkan kepala.
Mulutku turun ke bawah menyusuri dagu.. kemudian leher yang masih tertutup jilbab..
Lalu ke dadanya yang putih mulus, kukecup, kuisap dan kujilat permukaan dada itu.. kembali Indah melenguh..
”Ouh.. Kang.. ouh..”
Bibirku semakin mengulas lembut menuju buah dada yang montok sekal menggemaskan.
Indah semakin mengerang nikmat..
Hingga akhirnya bibirku mengisap dan menjilat-jilat puting susunya yang menonjol keras.
Tubuh Indah semakin bergetar dan erangan nikmatnya semakin nyaring..
ketika lidahku menjilati dan memilin puting susu yang semakin keras menjulang.
Sambil lidahku mempermainkan puting susunya..
kedua tanganku berusaha mencopot rok basah yang masih dikenakan Indah.
Kembali tangan Indah menahan ragu.. tapi nampaknya gairah nafsu sudah membakar Indah..
sehingga tangan itu membiarkan ketika tanganku mulai menarik rok panjang tersebut..
Bahkan pantatnya diangkat turut membantu agar rok tersebut dapat lepas dengan mudah dari tubuhnya.
Kembali tanganku merasakan permukaan paha yang sangat lembut dan halus.
Kemudian kubelai kemulusan paha Indah yang kiri dan kanan secara bergantian.
Terasa olehku gairah Indah semakin meninggi.. dan dirinya semakin merasa melayang dibuai nikmat.
Tiba-tiba badannya bergetar keras.. dan dari mulutnya keluar erangan nikmat yang cukup panjang..
ketika tanganku menggesek-gesek vaginanya dari balik CD yang ia kenakan.
“Euuuhhhhh.. euhhhhhhhh.. Auhhh.. auh..”
Permukaan CD itu semakin basah oleh cairan gairah yang keluar dari vaginanya..
Ketika tanganku berusaha menarik CD yang ia kenakan.. kali ini tidak ada lagi penolakan..
bahkan tangannya membantu melepaskan CD tersebut.
Tangan kananku langsung aktif membelai dan menekan-nekan vagina Indah yang semakin basah.
Dan erangan nikmat semakin nyaring terdengar dan tak putus-putus.
Hingga akhirnya badannya melonjak-lonjak keras.. disertai dengan teriakan-teriakan nikmat..
ketika jari tengahku mengocok-ngocok liang vagina yang licin namun sempit..
memijit dan mengurut-ngurut jari tengahku yang berada di dalam liang vaginanya.
Jari tengahku semakin semangat mengocok..
memutar dan mengait-ngait seluruh ruangan di liang vagina yang dapat dicapai oleh jariku..
Mata Indah semakin mendelik dan napasnya semakin terengah-engah seperti kehabisan napas..
disertai dengan teriakan-teriakan nikmat yang tiada henti. “Auh.. Kang.. auh.. euhhh.. auww.. oohhhh..!”
Tanganku semakin lincah mengeksploitasi setiap relung vagina Indah..
sedangkan bibirku semakin bernafsu mengisap.. menjilat serta memilin-milin puting susu yang luar biasa indahnya.
Tubuh Indah semakin berkelojotan menahan nikmat yang kuberikan..
hingga akhirnya kelojotan itu semakin keras dan semakin keras diakhiri dengan teriakan panjang tercekik..
”Aaaaaakkkhhhhhhhssss..!” Badannya melenting kaku, kepala terdongak dan mata terbeliak.
Lalu terjadi perut dan pantatnya berkedut-kedut keras, serta jari tengahku seperti dipijit..
diremas dan diisap-isap dengan sangat keras.
Setelah itu badannya terhempas lemah di sandaran jok belakang mobil..
dengan napas yang tersengal-sengal dan mata yang terpejam..
serta bibir yang menampakkan seulas senyum rasa puas yang teramat sangat.
Plepp..! Kucabut jariku tengahku dari liang vaginanya yang semakin banjir kurasakan.
Tanpa keraguan sedikit pun.. kujilati jariku yang basah oleh lendir kenikmatan dari vagina Indah.
Indah memandang apa yang kulakukan. Dengan lemah tangannya menarik jari tengah yang sedang kujilati..
lalu dia menjilati dan mengisap jari tengahku.. seperti orang yang makan permen lolipop dengan nikmatnya..
dengan napas yang masih terengah-engah kecapaian..
Cukup lama Indah mengisap dan menjilati jari tanganku.. hingga perlahan-lahan gairahnya bangkit kembali.
Hal ini terasa dengan napasnya yang kembali memburu dan Indah mulai menjilati dada dan puting susuku.
Aku melayang diperlakukan seperti itu.. kemudian tangannya berusaha membuka celana panjangku.
Segera kubantu melepaskan celana panjang sekaligus dengan CD yang kukenakan.
"Ahhh..!" Indah seperti terpana memandang penisku yang menjulang tegang dan keras.
Kakinya melangkahi pinggulku.. sambil mencium bibirku dengan sangat bergairah..
Tangannya memegang penisku dan mengarahkan kepala penisku tepat di mulut liang vagina yang licin dan basah.
Slepp.. Blesssepp..! Perlahan-lahan penisku menyeruak masuk.. menembus liang vaginanya.
Prosesinya sangat perlahan.. karena sangat sempit walau pun sangat basah dan licin..
Seeerrrr..! Rasa nikmat menjalar dengan cepat ke seluruh peredaran darahku membuat mataku terbeliak menahan nikmat.
Slebbb..!! Indah semakin menekan pantatnya dalam-dalam hingga seluruh batang penisku terbenam..
mendesak masuk ditelan oleh vaginanya yang sempit menjepit dan mengisap-isap penisku.
“Uhhhh..” aku mengeluh nikmat. Vagina Indah terus-menerus memijit dan mengisap penisku..
Dan itu mendatangkan nikmat yang tiada henti.. sehingga aku terus menerus mengerang nikmat.
Gerakan Indah makin lama semakin cepat dan vaginanya pun semakin keras mengisap-isap penisku.
Kepala Indah terdongak ke belakang sambil mengerang nikmat..
kedua tangannya merengkuh bahuku dan gerakannya semakin liar tak terkendali.
Akhirnya badannya melenting kaku.. dan mulutnya melepaskan teriakan panjang melepas nikmat..
“Aaaaakkkkkkkhhhhss..!!” Kemudian tubuhnya ambruk menindih dada dan bahuku.
Sedangkan penisku merasa nikmat yang teramat sangat karena vagina Indah memijit.. meremas..
Dan mengisap dengan keras pada saat dia mencapai puncak.
Aku merasa orgasmeku akan datang.. oleh sebab itu kubaringkan dia di jok mobil..
Kemudian kubuka paha dan kuangkat betisnya.. kuselipkan kepala penisku di lepitan basah nan hangat vaginanya.
Plupp..! Dan.. Blessskk..! Kembali penisku menerobos liang vagina yang makin basah dan licin.
Erghhh.. Nikmatnya..! Tapi anehnya tetap sempit.. menjepit nikmat batang penisku.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb..!!
Aku mulai mengocok penisku keluar-masuk liang vaginanya.
Gairah Indah bangkit kembali dan mengimbangi gerakanku..
sehingga rasa nikmat semakin cepat menjalar di sekujur tubuhku.
Gerakan tubuhku semakin menghentak-hentak keras tak terkendali..
disambut dengan hentakan yang tak kalah kerasnya dari tubuh Indah..
Hingga akhirnya.. aku merasa ada gelombang yang sangat besar..
mengalir dari pangkal penisku dan badanku melenting kaku.
“Oughhh..!” Aku menjerit melepas nikmat dan Cretttt.. Cretttt .. Cretttt..!
Sperma kentalku terpancar dengan keras di dalam vagina Indah.
Dan seperti terpicu oleh semprotan spermaku.. tubuh Indah pun kembali melenting sambil menjerit melepas nikmat.
Dan terjadi pada tubuh Indah.. sehingga vaginanya kembali meremas..
memijit dan mengisap-isap penisku dengan kerasnya.
Aku merasa seolah-olah vaginanya menyedot habis seluruh cadangan sperma yang ada di penisku.
Hingga akhirnya aku ambruk menindih tubuh Indah yang basah oleh keringat.
Aku bangkit dari atas tubuh Indah dan menyandar pada sandaran jok.. sambil mengatur napas yang terengah-engah.
Selama beberapa menit kami terdiam menikmati sisa-sisa nikmat yang masih terasa..
dan memulihkan napas yang secara perlahan-laha mulai teratur kembali.
Walau pun di luar hujan masih sangat lebat..
Namun saat itu kami sudah tidak merasa dingin lagi, bahkan kami merasa kegerahan.
Setelah kesadaran kami pulih, tiba-tiba Indah menjerit tertahan..
sambil menutup buah dadanya dengan jaket yang masih dikenakannya.
“Aahhh..!!” Dan tangannya yang lain berusaha menutup vaginanya serta merapatkan kaki.
“Ada apa sayang..?” Tanyaku heran.
Indah tidak menjawab..
hanya dengan tergesa-gesa ia mengenakan CD dan rok panjang yang masih basah oleh air hujan.
“Ohhh.. seharusnya hal ini tidak boleh terjadi.. maafkan aku.. maafkan aku..”
Terus menangis sesenggukan.. aku bingung dengan apa yang dipikirkannya dan tak sanggup berkata-kata..
Kemudian aku berusaha membelainya dia bergeser menjauh sambil tetap sesenggukan..
Akhirnya kudiamkan dirinya melepaskan tangis.. sedangkan aku berdiam diri melamun bingung.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke tempat kerjanya.. karena waktu telah menunjukkan jam 13.30.
Sepanjang perjalananan pulang kami lebih sering membisu dan terasa sangat kaku.
Hingga sampai di tempat kerjanya.. Indah lebih sering diam membisu..
dengan wajah yang menampakkan setumpuk kegundahan.
-----ooOoo-----
Beberapa hari setelah kejadian mengesankan di Tangkuban Perahu, Indah seperti yang menghindar dariku.
Berkali-kali kujemput, tidak pernah mau menemuiku.
Hal itu membuatku gelisah tak menentu. aku menjadi kelimpungan dibuatnya.
Di kantor aku menjadi mudah marah..
Hampir semua anak buahku kumarahi jika mereka berbuat kesalahan walau pun kesalahan yang sepele.
Perubahan sikapku ini membuat aneh anak buahku, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Kegelisahanku demikian memuncak.. sehingga kuputuskan untuk mendatangi rumahnya.
Dan aku mulai mencari informasi di mana alamat rumahnya pada teman sepekerjaannya.
Namun baru saja aku bertanya pada teman sepekerjaannya..
Indah datang menemuiku dan berkata.. “Kang.. kita harus bicara..!”
“Kapan..?” Tanyaku pula.
“Nanti, setelah pulang kerja..” jawabnya pula.
Masa penantian yang hanya 1 jam saja.. terasa bagaikan bertahun-tahun..
sehingga akhirnya masa penantian itu pun berakhir. Indah keluar menghampiriku..
“Yuk, Kang..” katanya.
“Mau ke mana kita..?” Tanyaku.
“Ke mana aja, yang penting kita bisa ngobrol..” sahutnya pula.
“Bagaimana kalo kita ke ‘Tea House’ Dago..?” Usulku.
“Terserah Akang..” jawabnya lagi.
Akhirnya aku membawanya ke Tea House.. yaitu suatu tempat makan atau minum di daerah Dago Utara..
dengan suasana yang sangat nyaman dan indah.
Setelah tiba, kami masuk ke saung-saung yang tersedia dan memesan manakan dan minuman ringan.
“Kenapa sich..? Indah susah ditemui akhir-akhir ini. Lagi ngambek yah.. ke Akang..?” Tanyaku memecah kebisuan.
“Maafkan Indah, Kang..! Akang tidak salah.. Indah sengaja menjauhi Akang..
karena Indah takut terlalu dalam mencintai Akang..” jawabnya dengan nada perlahan penuh kesedihan.
“Mengapa Indah takut mencintai Akang..? Bukankah Indah juga tau.. bahwa Akang sangat mencintai Indah..?
Bahkan Akang merasa sangat bahagia kalau tau Indah begitu dalam mencintai diri Akang..”
jawabku sambil tersenyum dan meraih pundaknya dan mendekapnya.
Indah membiarkan tubuhnya direngkuh olehku dan meletakkan kepalanya di dadaku..
melepaskan kerinduan yang selama ini dia rasakan.
Kemudian berkata.. “Tapi.. tetap saja Indah merasa takut. Karena semakin lama, Indah makin mencintai Akang..
Dan ini sebenarnya tidak boleh..” Katanya pelan
“Udahlah.. nggak perlu takut.. bukankah Indah pernah bilang, kita jalani aja hubungan seperti ini..
Akang tidak akan mendatangi rumah Indah dan bertanya tentang pribadi Indah, kalau Indah tidak mengizinkan..
Percayalah ‘Ndah..! Akang cukup bahagia dengan keadaan seperti ini, walau pun terasa janggal.
Akang akan menunggu keikhlasan Indah untuk hal-hal yang lebih lanjut..”
Kata-kataku meluncur menenangkan dirinya sambil mengecup keningnya dengan penuh rasa cinta.
Cinta..? Ya.. aku merasa bahwa aku sangat mencintainya.. dan aku akan melakukan apa saja untuk kebahagiaannya.
Walau pun aku belum tau siapa dia sebenarnya.
Selanjutnya, obrolan diisi dengan curahan rasa cinta masing-masing diselingi kecupan mesra.
Aku benar-benar merasa bahagia saat itu, demikian juga nampaknya dengan Indah.
Wajahnya bersinar semakin cantik dan anggun, dia selalu tersenyum manis setiapkali bicara..
Dan bibirnya begitu menggoda setiapkali dia bicara.. sehingga berkali-kali kukecup bibirnya dengan gemas.
Dan nampaknya Indah begitu bangga dan bahagia menerima perlakuanku tersebut.
Tak terasa waktu telah memasuki waktu maghrib, maka kami segera pulang.
Dan seperti biasa aku mengantarnya sampai depan gang rumahnya.
Selanjutnya hari-hariku kembali ceria dan tidak ngambek-ngambek lagi di kantor.
Perubahan ini tentu saja menggembirakan anak buahku.. sehingga semangat kerja mereka muncul kembali.
-----ooOoo-----
Dua minggu setelah peristiwa di Tangkuban Perahu, aku mengajaknya jalan-jalan pada hari di mana dia OFF.
Saat itu aku mengajaknya menikmati keindahan situ Cileunca di daerah Pangalengan – Bandung Selatan.
Kami ketemuan di depan tempat dia kerja.
Sebelum menemuinya aku ke kantor terlebih dahulu dan mendelegasikan semua pekerjaan kepada anak buahku.
Kemudian aku menjemputnya sekitar jam 09.30 dengan menggunakan sepeda motor inventaris kantor.
Sepanjang perjalanan.. dia mendekapku dengan mesra dari belakang..
Desiran darahku membuat perasaanku melayang..
ketika kurasakan punggungku dihimpit oleh payudaranya yang montok.
Kurasakan perjalanan Bandung – Pangalengan demikian singkat, karena tanpa terasa kami sudah tiba di Situ Cileunca.
Kami menikmati keindahan alam situ Cileunca sambil bergandengan tangan dengan mesra..
Bagaikan pasangan suami istri yang sedang dalam masa bulan madu.
Naik perahu, jalan-jalan di antara kebun teh dan bercanda tawa selama menikmati keindahan alam ini.
Mendekati tengah hari aku mengajak Indah ke villa milikku yang berada di daerah tersebut.
Kusebutkan bahwa aku udah janjian untuk mengunjungi teman di daerah tersebut.
Indah mengikuti saja ke mana aku ajak..
Karena dia benar-benar menikmati dan merasa bahagia dengan kebersamaannya denganku saat itu.
----------ooOoo----------
Ketika tiba di depan gerbang villa.. aku langsung menghubungi penjaga villa dan kubisikkan..
agar ia bersandiwara seolah-olah aku adalah teman dari si pemilik villa.
Kemidian kuberikan sejumlah uang untuk menyiapkan makanan dan minuman.
Penjaga villaku cepat tanggap akan situasi yang kuinginkan. Dia berkata padaku di hadapan Indah.
“Wah..! Sayang Pak Agus..! Pak Dedi pergi ke Majalaya dan pulangnya besok..
tapi beliau berpesan bahwa kalo Pak Agus datang disuruh istirahat aja dulu..”
“Wah..! Gimana nich ‘Ndah..? Temanku pergi, tapi kita istirahat aja dulu yach..?” Kataku pada Indah.
Indah hanya mengangguk setuju. Kami pun masuk ke villa tersebut diantar oleh penjaga villa tersebut.
Dan tak lama kemudian istri penjaga villa menyuguhkan makanan dan minuman yang masih hangat.
Kemudian mempersilakan kami menikmati hidangan tersebut..
sementara mereka kembali ke rumahnya meninggalkan kami berdua.
Tapi sebelum meninggalkan kami, penjaga villa tersebut berkata..
“Kalo perlu apa-apa, hubungi mamang aja ke rumah, Mamang pamit dulu..”
“Terimakasih, Mang..” kataku.
Sepeninggal mereka, Kami pun menikmati hidangan tersebut dengan lahap.
Dan dilanjutkan dengan obrolan-obrolan ringan tentang komentar kami akan keindahan alam di sekitar situ cileunca.
Dan juga tentang nikmatnya masakan khas daerah tersebut yang baru saja kami nikmati.
Setelah dirasakan cukup rileks.. kami menuju balkon yang terletak di lantai 2 dan memiliki view Situ Cileunca dari kejauhan..
sehingga terlihat keindahan situ cileunca yang dikelilingi oleh perkebunan dan gunung-gunung.
Kami duduk berdampingan di kursi panjang, tangan kananku memeluk pundaknya, sedangkan kepalanya disandarkan ke pundakku.
“’Ndah..! Betapa bahagianya Akang saat ini.. apakah Indah merasakan hal yang sama seperti Akang..?”
Tanyaku sambil mengecup keningnya
“Kebahagiaan Indah, sukar diucapkan dengan kata-kata.. Pokoknya mah banget..”
Jawab Indah sambil wajahnya menoleh terhadapku.
Bibirnya mencari bibirku dan memberikan ciuman yang hangat penuh rasa cinta padaku.
Aku membalas ciumannya, dengan mengisap dan mengecup bibir tipisnya yang menggemaskan.
Cukup lama bibir kami saling mengecup dan mengisap..
sampai akhirnya Indah berusaha melepaskan ciuman tersebut karena kehabisan napas.
Tanpa kami sadari napas kami sudah tersengal-sengal dipacu oleh nafsu birahi yang mulai merasuki diri kami.
Sehingga tak lama kemudian kami berciuman kembali..
Namun kali ini.. ciuman yang terjadi adalah ciuman yang sudah dirasuki oleh nafsu birahi..
Sehingga terasa begitu panas bergelora dengan napas yang terengah-engah.
Rangsangan yang kurasakan semakin tinggi dan kubisikkan padanya. “Ke kamar Yuk..”
Indah menatapku penuh harap dan mengangguk lemah. Aku berdiri dan menuntunnya untuk menuju kamar.
Sesampainya di kamar, aku mengajaknya duduk di pinggir tempat tidur..
Kemudian kembali berciuman..
Dan ciuman kali ini jauh lebih bergelora dibandingkan dengan yang tadi kami lakukan.
Sambil berciuman dan mempermainkan lidah..
tangan kananku mulai meremas payudaranya yang montok dari balik bajunya.
Ciumannya terlepas.. terdengar erangan nikmat dari bibirnya dengan mata yang terpejam rapat.. “Euhhh.. Uuhhhh..”
Erangan yang keluar dari bibirnya yang tipis memberikan rangsangan yang semakin tinggi bagiku.
Napasku semakin menggebu demikian juga dengan napasnya..
Helaan napas kami bagaikan sedang berpacu, saling menghela dengan terengah-engah.
Tubuh kami terasa panas, mengalahkan hawa dingin pegunungan daerah Pangalengan.
Jilbab yang dikenakannya kusut masai.. maka secara perlahan kulepas jilbab tersebut.
Indah hanya diam saat jilbabnya terlepas dan kulemparkan ke bawah tempat tidur..
Lalu kuciumi lehernya yang jenjang dan menggairahkan.
Indah menggelinjang dan terdongak.. sehingga lehernya semakin terbuka dan kuisap-isap penuh nafsu.
Mata Indah terpejam menikmati rangsangan yang kuberikan.
Secara perlahan, aku mulai berusaha melepaskan gaun yang dikenakannya.
Indah membantu melepaskan gaun tersebut terlepas dari tubuhnya.
Mataku berbinar dan terpana menatap tubuh mulus nan halus dari bagian atas tubuh Indah yang terbuka..
Dan hanya secarik BH krem yang menutupi payudaranya yang montok.
Cup.. cup..!! Kuciumi dan kujilati perut Indah yang rata dan halus bagai porselen.
Setiap kukecup dan kujilati permukaan perut Indah.. terlihat otot-otot perutnya tergetar..
seolah teraliri oleh arus nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Indah pun semakin mengerang nikmat sambil menggeliat. “Uhhh.. ouuhhhh.. Kang.. Kang.. ouhhh..”
Erangan nikmat itu semakin merangsang diriku..
dan tanganku berusaha melepaskan BH krem yang menghalangi keindahan payudaranya.
Begitu terlepas.. Kedua tanganku langsung meremas-remas payudara yang montok itu.
Indah semakin menggelinjang nikmat dan mengerang semakin keras.. “Ouh.. Kang.. Ouh.. Kang..”
Kepalanya terdongak dengan mata terpejam dan tubuh yang melenting..
serta kedua tangan yang bergerak ke sana-ke mari mencari pegangan..
Hingga akhirnya meremas sprei dengan sangat kuat hingga urat-uratnya menonjol.
Lidahku terus mengulas permukaan perutnya yang halus bak pualam..
sementara Indah terus menerus mengerang dan meregang dan napas yang tersengal-sengal.
Dengan penuh nafsu lidahku merayap ke atas, ke arah buah dadanya yang montok, Indah semakin mengerang.
“Ouhh..” tubuhnya semakin menggeliat, puting susunya menonjol keras dan runcing.
Jari-jari tangan kananku memilin-milin puting susu sebelah kiri...
Tubuh Indah semakin bergetar dengan erangan yang semakin bergemuruh. “Euhhh.. Ouh.. kang.. kang..”
Lidahku mengisap dan mengecup permukaan payudara di sekitar puting susu yang semakin menonjol..
Geliat tubuh Indah semakin keras.. menggeliat dengan erangan nikmat yang tak terputus-putus..
disertai deru napas yang semakin tersengal.
Hingga akhirnya lidah dan bibirku mulai mengecup dan mengisap puting susu yang semakin menonjol.
Tubuh Indah semakin melenting dan cengkraman jari-jari tangannya pada sprei semakin kuat..
menahan rasa nikmat yang tak terperi.. kepalanya terdongak semakin dalam.
“Auh.. Ahhh.. Kang..” erang dan rintihan nikmat Indah kian ramai tanpa disadarinya.
Napasku semakin terengah-engah terdorong oleh nafsu yang semakin menggebu.
Kedua tanganku mulai melolosi rok panjang dan CD yang dikenakannya.
Pantat Indah terangkat.. memudahkan tanganku melepaskan sisa pakaian yang menempel pada tubuhnya.
Napasku semakin tersengal-sengal dengan pandangan mata yang semakin nanar..
Terpukau oleh kemulusan dan keindahan tubuh bugil Indah yang semakin memompa gairahku
“Ohhh..” mulutku berguman kagum akan keindahan ini.
Tanpa ragu wajahku langsung mengarah ke selangkangan Indah. Kemudian dengan penuh nafsu..
aku menjilati dan mengecup vagina Indah yang ditutupi oleh jembut yang halus dan menggairahkan.
Tubuh Indah bergetar keras seperti teraliri listrik ribuan volt dengan tubuh yang melenting kaku dan jeritan keras..
“Akkkkhhhs..!!” Begitu lidahku menyusuri lipatan vaginanya yang basah dan harum menggairahkan.
Setiap lidahku menyusuri lipatan vagina dan berhenti di klitoris yang menonjol keras..
tubuh Indah bergetar dan mengeliat serta mengerang cukup keras.. "Ngggg..ahhhh kaaang..!"
CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------