Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Memperkosa Ibuku Yang Pengertian 90% Nyata

“Nak ibu malu, balikin cepat.” Kata Ibu sambil berusaha meraih celananya, tentu aku pun
segera memindahkannya sedikit jauh dan menyuruh ibu mengambil sendiri jika mau.
Merasa ibu sudah tidak melawan alu aku pun menyelimutinya dengan selimut yang
sedang ku pakai sambil menjawab, “Biar ibu ga malu dilihat aku mending kita selimutan aja.”
Tanpa menunggu lama aku pun kembali merapatkan kontolku di pahanya dan kembali
menggesek batang kontolku, kali ini aku benar benar menikmatinya, terasa sekali kulit paha
terawat ibu yang sangat mulus dan lembut, “Oohh enak banget buu..” Ucapku sambil nekat
masukkan tanganku ke dalam bajunya dan meremas toket besarnya.
“Eh jangan.. koq jadi gini sih.”Ibu pun protes dan berusaha menarik tanganku keluar dari
dalam bajunya.
“Tanggung bu lagi enak, nanti juga aku keluarin bu.” Jawabku sambil meremasnya lebih
kuat lagi.
Terlihat ekspresi sedih dari wajahnya, sebenarnya aku tidak tega melihatnya namun
kontolku berkata lain, birahi pun semakin menguasaiku sehingga nekat ku gesek kontolku
semakin cepat dan kuat. Lalu setelah sekian lama hanya menggesekan kontol, aku pun kembali
teringat tentang memek ibu dan kini aku pun mengusapnya.
“Heii!! Jangan sampai gitu ya! Ibu serius ini ga suka.” Sahut Beliau sambil menepis
tanganku.
“sekali aja bu, cuma elus doang.” Balasku sambil memaksanya menyentuh memek ibu,
tentu ibu melawannya dengan berkali kali menepis tanganku dan mencubitnya.
Meski pada akhirnya ibu pun menyerah dan membiarkan aku menyentuh liang
kelahiranku.
“Sshh aahh.. lembut banget bu..” Ucapku sambil menikmati belahan memek ibu dan
sesekali memasukan ke dalamnya.
“Ah.. ibu ga mau nak.. sudah lepaskan..” Kemudian tangisnya semakin pecah dan
wajahnya melihat ke arah lain karena enggan melihatku.
Namun aku yang sudah kesetanan sudah tidak peduli lagi dan terus mengusap belahan
memek halus tanpa bulu, putih dan lembut, sesekali pun ku mainkan kliorisnya, sama sekali tidak
ada perlawanan dari ibu.
Setelah sekian lama ku usap belahan memek itu, semakin lama aku merasa sangat
terangsang sehingga nekat memasukan jariku ke dalamnya.
Ibu pun langsung mencengkram pergelangan tanganku, menahannya agar tidak masuk
semakin jauh.
“Jangan nak, please.” Pintanya sambil menggelengkan kepala dan sesugukan menahan
tangisnya sekalipun air mata sudah pecah di pipinya.
“Ayo lah bu, sekali aja.. aku udah ga tahan banget.” Pinta ku sambil menggoyangkan
tanganku berusaha lepas dari cengkraman ibuku.
“engga nak, ibu ga mau, ingat kita masih ibu dan anak.”
“Ya terus kenapa? Memang apa salahnya anak pegang lubang kelahirannya sendiri.”
Tanpa sengaja aku pun berucap kasar pada ibu sampai membuatnya tersinggung

Ibu pun semakin menangis dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, merasa
tanganku bebas aku pun langsung menyentuh kembali memek ibu dan kini sambil memasukan
jari tengahnya. “Anget banget bu.. licin dan basah..” Sahutku menikmati liang kelahiranku.
Ibu tidak menjawab dan terus menangis saja menutup wajahnya dengan kedua
tangannya..
Baru saja mengocok beberapa detik aku sudah tidak tahan lagi dan langsung mengocok
memek ibu yang terasa semakin basah saja dengan semakin cepat dan terus makin cepat hingga
cairannya keluar dan membasahi selimut.
Lama kelamaan aku pun tidak kuat menahan nafsu sehingga ku tarik selimut ini dan
reflek ibu mencoba meraihnya kembali, “Kamu mau ngapain nak? Ga cukup bikin ibumu menderita?”
beliau pun langsung menutup kemaluannya yang tidak tehalang apapun dengan kedua tangannya,
lalu tangannya menjulur berusaha menggapai selimut yang sengaja ku jauhkan, “Nak siniin
selimutnya, ibu gak bisa seperti ini.” Pintanya dengan ekspresi panik.
Bukannya menjawab permintaannya, aku justru langsung menimpa tubuhnya dan
memaksa melebarkan kedua kaki beliau, “Engga!! Ibu ga suka kaya gini!! Lepasin!! Awas!! Sana!!”
Berkali kali ibu mencoba mendorongku sekuat tenaga, walaupun begitu tenaga ibu tidak cukup
kuat untuk menyingkirkan tubuh berotot ku di atas tubuhnya.
“Ga apa apa bu sekali aja.” Pintaku sambil mencoba melebarkan kedua kaki ibu. Tentu
saja ibu menahannya sekuat tenaga.
“Ga mau nak, ini dosa besar, lagi pula kamu udah janji sama ibu, masa kamu tega gituin ibu
ibumu yang melahirkanmu?” Kemudian air mata ibu pun mengalir semakin deras di matanya.
Tentu saja dalam hati ini kecil ini aku merasa iba dan kasihan dengan ibu, namun kontol
besar ini terus memaksaku untuk memasukan ke lubang dimana aku dilahirkan.
Ketika kontolku mulai menyentuh liang memek basah ibu, reflek ibu langsung memberontak dan
memukul diriku untuk menjauhinya.
dengan dorongan sedikit kepala sampai leher kontolku sudah masuk lebih dalam, jelas membuat birahi ku
semakin memuncak, apalagi memek ibu sangat terasa lembut, basah, dan terasa sangat menjepit.
Berkali kali ibu memukul dan berusaha mendorongku namun tetap menahan teriakannya
karena takut kedengaran orang dan mengakibatkan kekacauan.
“sudah nak, ibu ga mau! Lepasin!” Perintahnya dengan wajah memerah dan tubuh
gementar.
“Aahh sebentar bu.. tunggu sampai aku puas.” Balasku sambil berusaha memasukan
diatas kepala leher kontolku. Tentu aku kesulitan karena ibu selalu menahan tubuhku.
Setelah lelah menahan tubuh kekarku, akhirnya lama kelamaan ibu pun pasrah dan sudah
meletakan kedua tangannya disamping tubuhnya, melihat ibu sudah pasrah dan tidak ada lagi
halangan, lalu dengan cepat ku gerakan pinggul ini dan memasukan lebih dalam ke memek ibu
“Aahh enak buu..” Ucapku sambil merem melek keenakan ketika kudorong kontol ini
semakin masuk ke dalam memek ibu.
Tidak ada yang ibu ucapkan kecuali menangis sambil memalingkan kepalanya, dari
matanya pun terus mengalir air mata yang tak kunjung henti.
“ohh enak banget buu.. aahh aahh.. enak banget memek ibuu..” Sementara aku malah
mendesah keenakan menikmati memek yang begitu lembut dan halus.

Pasti di dalam hati ibu saat ini ingin sekali teriak sambil memintaku untuk menjauhinya,
namun tentu saja hal itu akan membuat para penumpang berdatangan ke arah kami dan akan
membuat situasi penerbangan menjadi kacau hingga bisa membuatku dipenjara karenanya.
Akhirnya setelah sekian lama mendorong dan maju mundur, kontolku pun mentok di
dalam memek ibu, bisa kurasakan lembut dan hangatnya dinding memek dan rahim ibu yang
terasa kedutan seolah sedang memijat batang kontolku, “Jadi seperti ini rasanya jadi ayah,
beruntungnya bisa mendapatkan memek seenak ini.” Pikirku dalam hati.
Untuk beberapa saat ku nikmati jepitan memek ibu dan dinding memeknya yang kedutan,
rasa hangatnya pun benar benar menenangkanku. Aku kagum pada ibu, biarpun sudah beranak
dan pastinya sering digenjot namun memeknya masih terasa sangat nikmat, padahal aku hanya
mendiamkan saja.
Setelah memeknya berhenti kedutan aku pun mulai menggoyangkan pinggulku ke kiri dan
kanan, mencoba memainkan dinding memek ibu.
“Sshh.. jangan dimainkan, sudah cepat selesaikan saja.” Perintah ibu yang dengan nada
suara kesal.
Namun aku hanya cengengesan sambil membalas, “Hehehe ya maaf bu soalnya enak
banget, sempurna.”
Setelah puas aku pun mulai menggenjotnya naik turun, tentu saja kulakukan dengan
kecepatan pelan agar tidak terdengar penumpang lainnya.
plok.. plok.. plok.. dengan sangat hati hati ku genjot memek ibuku sendiri, lalu ku buka mata
dan memperhatikan wajah ibu, memang ibu sudah tidak menangis lagi, tapi di pipinya jelas
terlihat garis air mata, kini beliau hanya terdiam pasrah sambil terus memalingkan wajahnya.
Entah setan apa yang merasukiku, aku justru keenakan ketika menggenjot ibu sambil
melihat wajahnya yang cemberut dan menahan kesal sambil melihat ke arah lain.
Makin lama ku menggenjot ibu semakin cepat dan semakin kuat pula sampai terdengar
suara plok.. plok.. plok.. yang sangat jelas.
Ibu pun menegurku, “Pelan pelan, jangan sampai ganggu orang.”
“Ahh tanggung ibu sayang, pasti mereka juga pada pake headset”
Jawabku yang sedang keenakan sambil menggenjot memeknya lebih cepat lagi, ku usap juga bekas
air mata di pipinya dan ku kecup pula pipi ibu berkali kali sambil mengusap kepalanya dengan
maksud menenangkannya.
Namun semakin lama ku kecup dan cium pipi ibu, entah kenapa aku tiba tiba penasaran
dengan rasa bibirnya, ku raih dagu ibu hingga wajahnya mengarah ke arahku dan dengan nekat ku
dekatkan wajahku hingga kini bibirku menempel dengan bibirnya, mulanya aku hanya
mengecupnya saja, kemudian kucium sedikit lama, sampai aku pun tidak tahan lagi dan mulai
menjilati bibir ibu, terasa sangat enak melebihi mantan mantan pacarku sebelumnya.
Dengan lembut ketekan rahang ibu saat mulutnya terbuka dengan cepat ku masukan
lidahku ke dalam mulutnya dan mulai menari di dalamnya, ku jilati bagian bibir, gigi, dinding
mulut, dan terakhir menari di bagian lidahnya. sluurpp.. sluurpp.. sluurpp..
Tanpa sadar genjotanku pun semakin cepat lagi, dan kedua tanganku sudah masuk ke
dalam baju ibu dan masuk ke dalam BH nya untuk meremas kedua toketnya bersamaan sambil
memainkan dan memilin putingnya......

bersambuuuungg....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd