Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mengejar Cita dan Cinta(jalan kedewasaan)

Status
Please reply by conversation.
wah next update 15k sepertinya iki

:khappy:
Absen siang..nunggu updetan..semangat hu ditunggu
makasih suhu semua untuk respon sop ilernya maaf tidak bisa di quote satu satu. mungkin ini akan menjadi yang paaling panjang sampai season satu ini. mohon bersabar yaa hehee. karna kesibukan di RL juga lagi banyak maklum anak kuliah.

saya sebagai TS mau tanya ke suhu nihh kira kira sampai season satu ini part mana yang paling berkesan??:bingung:
mungkin mayoritas saya tau part mana nih......:kacamata: hahaa

mohon bersabar sikit yaa. terimakasih salam sayang.

:fgenit:

Laurinda Agneta S.
 
Terakhir diubah:
Pada part 8 hu, pada bagian ini,

Dan sangsurya pun mulai turun dan menghilang melewati garis cakrawala. Aku yang terhipnotis oleh cantiknya pemandangan ini. mengigatkanku akan bali waktu aku masih sering menikmatinya bersama papi dan keluarga. Sungguh pemandangan yang indah. Kemudian devan kembali. Entah membawa apa sepertinya membawakanku minum.

Dia tidak mau menggangu moment yang kukmati ini dengan tidak bersuara dan hanya duduk di sebelahku. Tanpa sadar kepalaku bersandar di bahu kiri devan. Dia hanya diam saja kembali dia tau kalau ini adalah moment yang tidak mau dirusak olehnya.
Lalu air mataku menetes mengingat aku kangen sekali dengan papi. Dan tanpa sadar aku mulai bercerita bahwa aku merindukan keluargaku. Devan hanya diam dan sesekali megusap airmataku dengan jarinya. Tak terasa hari sudah malam aku dan devan entah sudah berapa jam duduk di sana. Kemudian aku mengajaknya pulang.

Disitu sangat menyentuh hu, keluarga adalah segalanya, dan aku dulu sering jauh dari keluarga sering kali liat sunset, walau tidak ada goyangan Agne, tp cerita dan pic nya saya suka hu @sukagoyang.
Ditunggu lanjutan Goyangan ceritamu lagi hu, ayo terus berkarya hu
 
Pada part 8 hu, pada bagian ini,

Dan sangsurya pun mulai turun dan menghilang melewati garis cakrawala. Aku yang terhipnotis oleh cantiknya pemandangan ini. mengigatkanku akan bali waktu aku masih sering menikmatinya bersama papi dan keluarga. Sungguh pemandangan yang indah. Kemudian devan kembali. Entah membawa apa sepertinya membawakanku minum.

Dia tidak mau menggangu moment yang kukmati ini dengan tidak bersuara dan hanya duduk di sebelahku. Tanpa sadar kepalaku bersandar di bahu kiri devan. Dia hanya diam saja kembali dia tau kalau ini adalah moment yang tidak mau dirusak olehnya.
Lalu air mataku menetes mengingat aku kangen sekali dengan papi. Dan tanpa sadar aku mulai bercerita bahwa aku merindukan keluargaku. Devan hanya diam dan sesekali megusap airmataku dengan jarinya. Tak terasa hari sudah malam aku dan devan entah sudah berapa jam duduk di sana. Kemudian aku mengajaknya pulang.

Disitu sangat menyentuh hu, keluarga adalah segalanya, dan aku dulu sering jauh dari keluarga sering kali liat sunset, walau tidak ada goyangan Agne, tp cerita dan pic nya saya suka hu @sukagoyang.
Ditunggu lanjutan Goyangan ceritamu lagi hu, ayo terus berkarya hu
aku jugaa suka part itu huu sunguh menyentuh......:kk:
 
12. Null




-PoV Devan





Sabtu pagi ini seperti biasa aku harus ke kampus. Pagi ini aku jalan seperti biasa tentu dengan menggunakan “Rojo” mobil nyaris kesayanganku. Ya seperti kalian tau di awal aku selalu memberi nama kendaran kendaraanku. Saat mau keluar gerbang aku memberi klakson kepada pak jono salah satu satpam kosan. karna ini sudah mau mendekati liburan aku berfikir apa kami pergi ke bali saja ya ketempat ayuu. Asik nih kalo sama anak kampus. Fikirku, karna ayu kan punya villa di bali. Nanti ahh aku omongin pas break kelas.

.

.

.

Akhirnya setelah pelajaran 4 sks yang cukup panjang kelaspun selesai. semua anak kelas keluar secara tertip. Sedangkan aku masih menunggu jalan aga kosong sebelum keluar. Kulihat ade yg sedang jalan menuju pintu keluar. Semenjak kejadian waktu itu aku dan dia masih sama. Aku masih takut untuk menyapanya. Padahal aku ingin menanyakan kabarnya

Oh iya mending aku wa ayu. Wa nomor yang mana ya?. Yaudah aku wa yang pribadi aja karna nomor yang untuk bekerja jarang dia buka. Siapa tau dia udh balikan




Ayuu!

lu udah balik ke indo




Sepertinya belum Di balas Mungkin dia lagi sibuk. Saat aku mau wa no satunya si cipuy dan yang lain ngajak turun. Jadi aku lupa untuk wa dia. Saat sampai danau ternyata di sana sudah ada gengnya mada walau aku tidak melihat fara. Kami lalu duduk di danau dan ku sampaikan ide ku

‘guys guys liburan semester balii yuu’ ajak ku pada mereka. ‘nginep di villanya ayuu yang di bali’ tambahku

‘wih boleh tuh lerr’ jawab riki cepat. ‘kok gua liat liat lu jadi makin akrab van sama ayuu..’ sahut bang ucok curiga

‘hahaa kaga bang, gua kan ada kerjaan di bali sekalian gua wa dia, terus dia nawarin klo mau nanti tinggal di tempatnya aja di bali’ terangku pada bang ucok

Mereka tidak tahu kalau aku dan ayu punya bisnis rahasia. Walau mungkin abang sudah tau. Tapi tetap merahasiakannya. Entah lah dia memang misterius. Dulu dia tau kalo aku adalah petinggi BG bahkan dia juga tau kalo pacaranya fanny juga punya masalalu yang kurang baik. Kemudian semua mulai membuka opini tentang saranku itu. Sampai aku lihat ternyata fara datang dari kejauhan



‘hay guys...’ sapanya yang duduk di sebelah mada. ‘ada apa kok rame’ tannya dia

Kemudian aku kembali menjelaskan. Sepertinya hampir semua yang di danau setuju. Karna masih satu bulan lagi maka aku suruh mereka menabung serta ngurus cuti bila ada yang perlu pengajuan cuti dengan prosedur yang panjang. Kami ngobrol cukup lama tidak terasa sudah harus masuk ke kelas berikutnya. Segera kami bersiap untuk naik ke atas.

Akhirnya kelas kami selesai semua. Dan sebelum pulang kami nongkrong sebentar di danau seperti biasa. Hari ini kami putuskan hanya nongkrong di danau saja karna sedang malas pergi. Kami ngobrol di temani segelas kopi sambil aku chat dengan pacarku. Kami si berencana bsk pergi entah pergi kemana aku belum memikirkannya. Kemana saja asal sama agne aku bahagia.

Tiba tiba ayu wa katanya dia mungkin sudah di bali dan bertanya kami mau pakek villa yang mana. Katanya dia punya dua villa di bali. Satu punya dia satu punya adeknya. Karna masih belum tau berapa jumlah yang ikut jadi kubilang nanti saja di info kembali. Saat jam menunjukan pukul 22.00 kami semua memutuskan pulang. Karna hari sudah malam.

Sampai kosan aku langsung rebahan karena agne sudah tidur jadi aku gabut sekali malam minggu gini. Karna aku binggung jadi aku putuskan untuk bermain dogta2 mungkin aku akan mendapat pencerahan. Saat baru mau memulai dogta tiba tiba hp ku berbunyi. Saat aku cek ternyata wa dari luna






Rumah aku kosong loh van

Ga mau mampir?





Shit!!. Melihat kode keras dari lu aku langsung balas bilang otw sambil siap siap cus untuk meluncur. Kali ini aku gunakan malaika saja biar cepat sampai. Tak lupa kubawa jaket Bikers Garage. Aku hanya menggunakan gear bag yang bisa digunakan riders untuk touring. Serta safety gear seperti helm, sepatu, dan sarung tangan. Setelah semua beser aku langsung bersiap berangkat.

‘pak karno tolong buka gerbang yaa..’ pintaku pada pak karno yang lagi main catur sama seseorang entah siapa.

‘oke mas depan..’

Ku jalanakan motorku dan aku pamit sama pak karno dengan agak teriak. Rumah lu dari kosan tidak terlalu lama kalau sudah malam paling dua puluh menit. Aku sempatkan mampir ke penjual martabak yang masih buka. Untuk kami makan kalau kami lapar malam ini. sambil menunggu martabaknya aku putuskan untuk ke mini market sekalian beli rokok Dan mengambil cash di atm.

‘mas rokoknya satu ya..’ pintaku dengan mas kasirnya. sambil mengeluarkan dompet untuk membayar

‘engga usah bayar mas, gpp...’ jawab mas mas kasir menolak uang yang ku berikan

‘Loh yang bener nih?’ tanyaku heran

‘iya bener gpp.’ Ucapnya. ‘respect Brotherhood mas’ tambahnya bangga saat aku menggambil rokok itu.

Aku hanya tersenyum dan menggucapkan terimakasih. Sepertinya dia adalah bagian dari asosiasiku dulu, yang menaungi BG. Untung aku pake jaket ini. mayan gratis rokok sebungkus saat kembali ternyata pesananku sudah siap. Aku bayar martabaknya lalu pergi melanjutkan perjalanan ke tempat lu.

Ga sampai sepuluh menit dari tukang martabak aku sudah tiba di komplek rumahnya lu. Rumah lu ini masih sekitaran barat ibu kota. ya kalau dari rumah mada, riki dan eve tidak terlalu jauh. Jarak tempuhnya sama kaya dari tukang martabak yang ku beli tadi. aku langsung menuju claster rumahnya. Seperti biasa saat masuk depan claster aku di tanya mau kemana oleh security komplek. Setelah bilang tujuan aku langsung di perbolehkan lewat. Sampai depan rumah lu kuparkirkan motorku dan mengetuk

‘tok tok tok’

‘ misi luuuuuuuu! ‘ aku mengetuk pintu rumah lu sambil memanggilnya

‘ masuk van ga dikunciii!!!!..’ teriak lu dari dalam

Lalu setelah mendengar perintah dari lu aku langsung masuk kerumahnya. Disana kulihat dia sendang asik membaca di ruang tengah. Seletah masuk aku kemudian melepas sepatu, sarung tangan dan juga helmku baru masuk ke ruang tengah. Saat aku datang dia kemudian menurunkan buku yang tadi dia baca.



‘lu, gua bawa martabak nihh..’ ucapku sambil menunjukan martabak yang aku bawa.

‘kamu repot repot van. sini aku taro belakang’ ucapnya mengambil martabaku dan pergi ke dapur.

‘nyokap bokap kemana lu!?’ tanyaku sedikit berteriak.

Aku lalu duduk dan melepas jaket serta tas yang aku bawa. Sambil menunggu lu kembali dari dapur. Aku membuka ig dan cek wa. Akhirnya lu kembali sambil membawa martabak yang aku beli serta minuman. Kami kemudian ngobrol, ternyata orang tua lu sedang pergi ke luar kota. Sepertinya ada keluarga yang meninggal. Aku hanya jawab sekenanya saja. Kami ngobrol tidak terasa sampai hampir menghabiskan minuman serta martabak yang aku beli.

Saat dia berdiri ingin ke belakang untuk mengisi kembali gelas yang hampir kosong. Ku tarik tangannya sebelum dia mengambil gelas. Dia kemudian jatuh di atasku. Kami sempat saling pandang sesaat lalu.

‘cup.’

‘cup..’

‘sllluuurrppp......sllluurrppp..’

‘echh..’


Kami saling berciuman dengan sangat panas. Kini dia duduk diatas panggkuanku sambil terus aku cium. Dibarengi dengan permainan lidah kami yang saling membelit di dalam mulut. Ciuman itu terjadi cukup lama sampai kini aku pindah ke lehernya kucium leher itu perlahan.

‘cup..’

‘enghhhk...’

‘acchh..’


Lu hanya melengkuh setiap kali aku menjilat dan mencium leher putih mulus itu. Tanganya merangkul tubuhku makin erat. Tangan ku mulai meremas remas dada lu yang bulat kenyal itu dari luar bajunya. Lu semakin terbawa suasana. Dia busungkan dadanya sambil aku meremas di sertai bibir kami terus berapangut.

‘acchhh..’

‘ammhhhhmmm..’

‘slluurrrppp....ssllluuurrrppp...’

‘eennggghhhkkkk..’


Lengkuh dan desah lu di sela permainan kami. Yang membuat napsuku mulai menjadi jadi. Saat aku mau membuka bajunya dia menahan tanganku. Lalu bangkit dan menariku ke kamarnya. Aku hanya mengikutinya pasrah. Dia dudukan aku ke ujung tempat tidurnya lalu dia buka bajuku sertan bajunya. Dia duduk diatasku dan kami kembali berciuman panas



‘cup...’

‘ssssllllluuurrrpppp......cup..sssllluuurrppp’

‘ammmhhhmm..’


Suara desah nikmat kami yang tertahan saat kedua bibir kami bertemu. Tanganku kembali mulai gemas meremas dan memaikan buah dada lu yang pas di genggaman tangan itu. Kuremas keduanya secara bersamaan sambil kuputar putar kecil puting payudaranya. Sekarang mulutku kini mulai menuju payudaranya lu yang seksi itu. Aku jilati perlahan payudara kirinya lalu berpindah ke payudara kanan.

‘aacchh...’

‘eenngghhkk..’

‘eeenaakk vaacchh..’


Lengkuh di selinggi memanggil namaku yang tidak selesai karna sudah tertutup oleh desahnya yang panjang itu. Setiap permainan bibirku di payudaranya membuat dia blingsatan bergoyang tidak karuan. Tanganku kini mencoba turun ke celananya. Dia yang paham tanpa perlu istruksi dariku mulai menganggkat pantanya agar aku mudah melepas celana itu. Kuturankan sampai lututnya. Kemudian tanganku mulai meraba vaginanya dari luar pantisnya

‘aacchhh...’

‘eenngghhkk..’

‘aaaccchhh...’


Seolah tidak mau kalah kini dia kecup leherku serta dia jilat, mencoba memberi perlawanan. Tanganya kini mulai turun ke bawah secara perlahan sambil meraba menuruni perutku lalu dia mulai mengelus dari luar celana. Sekarang kulepaskan mulutku dari payudara lu. Dia mendorong tubuhku untuk berbaring dan secara perlahan turun ke penisku. Sambil menggesekan payudanya ke kulit ku.



‘aku buka yaaa...’

‘give me a fucking surprise lu..’

Dia turunkan celana dalam ku dan mulai memegang penisku lalu di kocok perlahan dengan tatapan binal yang menggoda. Di balik wajah innocentnya itu yang membuat aku gemas bukan kepalang. Sekarang dia mulai memasukan penisku kedalam mulutnya yang kecil itu. Dia masukan hampir semua penisku. Saat mau dia keluarkan dia seruput kuat kuat seperti menyeruput mie. Aku hanya bisa merinding ke enakan.

‘acchh..’

‘aahhh..’

‘slluuurrpp....ssllluuurrpp..’

‘cuupp...’

‘sslluuurrppp..cupp..ssllluuurrrppp’

‘aagggkkhhh...aaggkkkhhh..’


Sungguh nikmat permaian lu di bawah sana. Kadang dia keluar masukan penisku dengan kecepatan cepat sampai mentok yang membut suaranya seperti tersedak. Lu nampak juga semakin terbawa suasana. Tanggnya kini mulai mengocok sendiri vaginanya.

‘ammmhhhmm..’

‘aahh..lu..’


Tidak lama setalah dia mainkan vaginanya sekarang dia lepas celana dalamnya dan mulai jongkok tepat di atas penisku

‘eengghhkk....’

‘fuck..vaaannn..’

‘aahh..’


Desah kami berdua saat dia mencoba memasukan penisku ke vaginanya yang berbentuk estetis dengan bulu bulu yang di cukur halus.

‘eennnggghhkkk..hhhaahh..’

‘eengghhhkk..aacchh’


Lengkuhan lu seolah makin kecang saat penisku mulai masuk ke vaginanya walau hanya setengah. Dia mengambil nafas panjang lalu diamkan sebentar penisku. Aku bisa meresakannya vagina lu memijat mijat penisku. Walau setengah

‘haaahhhh vaann gede bgt siii..’

‘hehehee, punya kamu yang rapet bgt tau..’
jawabku pada lu sambil mencoba duduk dan menciumnya

‘cup..’

‘ssrruuulllppp....ssrruuullllpppp..’


Kembali aku cium dan mainkan lidahku di dalam mulut lu. menjaga agar dia tetap panas. Sambil aku pegang pingganya dan membatu dia menaik turunkan pingganya di penisku.

‘ahhmmm..’

‘aacchh...’

‘eengghhkkkk....masuukkkk vaannn’


Teriaknya sambil melengkuh saat semua penisku masuk dalam vaginanya. Kembali ku diamkan sebentar. Memberi lu nafas supaya vaginanya bisa sedikit terbiasa oleh penisku.

‘gimana sayang udh..?’ tanyaku pada lu sambil mengelap keringgat yang ada di wajahnya.

‘hhaahhh...hhhaaahhh..’

‘udah van tapi pelan pelan yaa..
’ ucapnya dengan nafas yang terengah engah dan suara yang sayu.

Aku hanya mengguk saja untuk menggiyakan. Aku di dorong olehnya agar kembali berbaring. Perlahan dia maju mundurkan pinggulnya. Membuat sensai seperti penisku di ulek oleh vaginanya yang rapet itu.

‘aacchhh..’

‘plok..plok...plok..’

‘aahhh...lu..’


Desah kami kembali terdengar. Lalu lu menambah tempo menjadi sedang dengan variasi gerakan dia naik turunkan pinggulnya. Aku hanya bisa pasrah ke enakan membiarkan lu bergoyang liar di atas badanku. Sungguh sisi gelap yang luar biasa.

‘aacchhh..’

‘aaahhh...fucck..’

‘plookk..plokk...plookk...’

‘ennaakkk vaaacchhh..penuaahh..’


Desah di tambah rancuan lu yang makin menjadi saat goyangannya makin cepat di bawah sana. Aku hanya merem merasakan sensai lu yang luar biasa itu. Tapi saat kurasakan lu sudah sangat tinggi dan hampir sampai. Kuangkat dia dari badanku lalu ku baringkan.

‘vaannn...! hhaaahhh hhaah.’

Hentak lu yang tidak ku perdulikan. Hehee biarin ketang dia. Kini mulutku turun ke bawah sana. Dan mulai menjilati setiap inci dari vagina lu. Serta langsung ku masukan kedua jari ku kedalam Vagina yang berbau wangi ini. aku tanpa ragu menyantapnya. Aku gigit, cium lalu kujilati vagina itu sambil tanganku mengocoknya dengan kecepatan sedang

‘aacchh..vaann..’

‘ssllluurrrppp...ssllluurrrppp..’

‘aacchh..’

‘eenngghhhkkk..’


Sepertinya lu sudah menujukan tanda tanda sampai lalu aku makin percepat permainan dibawah sini. Aku kocok sangat cepat jariku di bawah sini. Lu kembudian melipatkan kedua kakinya ke belakang kepalaku lalu diatahan kepalaku dengan kedua tangannya.



‘eenggghhhkkkk......’

‘creekk...creekk...creeekk..’

‘eennggghhhhkkk......fuuuucckkk..’

‘eenngghhhkkkkk.....ooooooaaaacchhhhhhhhhh!..’


Lengkuh dan desah panjangg dari lu. Disertai dongakan kepala serta dorongan pada kepalaku yang menjadi pertanda bahwa lu sudah orgasme untuk yang pertama. Badan lu tiba tiba bergetar serta lemas seketika. Seakan tidak memberikan lu nafas, ku balikan badanya lu. Aku kocok sebenar penisku dan ku arahkan kembali untuk masuk kedalam vaginanya. Tanpa perlu usaha keras penisku sudah masuk kedalam sana.

‘aahhh..’

Desahku pelan saat penisku masuk kembali ke vagina lu. Aku diamkan sebentar di dalam sana.

‘next round oke lu?’ tanyaku padanya dari belakang

Sepertinya dia sudah sangat terhanyut oleh orgasmenya tadi membuat dia tidak menjawab pertanyaanku. Aku mulai gerakan penisku dalam vagina lu secara perlahan. Sambil aku mencium leher putih mulus milik lu. Walau badanya tidak bergerak tapi vagina lu tetap memijat penisku dengan kencang dan nikmat.

‘aahhh..’

‘aacchh..’


Desah ku yang sungguh menikmati vaginanya lu. sekarang kutambah kocokanku menjadi sedang. Lu sepertinya sudah sedikit punya tenaga untuk bangkit. Kini dia mencoba menopang badanya dengan kedua tangan. Sekarang suara desah lu kembali terdengar

‘aacchh..’

‘aahh..’

‘vaannn..’

‘cup’

‘plookk...plookkk....ploook.....’


Kini aku kembali mencium punggunya dan juga ku remas remas payudaranya dari belakang. Dengan tetap menjaga tempo kecepatan sodokanku. Karna aku tidak mau terlalu cepat mengkahiri ini semua.

‘aacchh..’

‘aacchh..’

‘eenggghhkk....’

‘plokk..plokk...plokk...’

‘aaahhh..’


Lengkuhan lu kini mulai kembali terdengar beserta desahnya yang cukup keras. Menikmati permainanku yang dari tadi sudah sangat panas. Dia kemudian memberikan perlawanan dengan menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan kekiri seirama dengan permainanku di vaginanya.

‘aacchh..’

‘aahh..’

‘eeenggghhhkkk....’

‘plook...plokk..plookk...’


Peraduan kulitku dengan lu kembali terjadi sekarang semuanya makin cepat. Dan makin panas. Kami mulai memainkan simfoni antara desahan, lengkuhan, serta suara kulit kami yang saling beradu. Seolah tidak perduli bila tetangga lu mendengar karna kenikmatan kami sungguh sudah pada puncaknya.

‘aacchhh...’

‘ffucckk...aaacchhh...’

‘eengghhhkkkk...aacchh..’

‘plook..plokk...plookk..ploookk..’

‘aaahhh..’


Setelah lumayan lama kami berada di posisi ini aku mulai merasakan ada sesuatu yang sudah akan keluar dari dalam penisku. Sekarang aku makin percepat kocokanku pada vaginanya.

‘aahh..lu gua mau samppee’

‘aacchh..samaa..’

‘plookk...plokk..ploookk..’

‘bareengg yaa....’

‘iyaa..aacchh...’


Sepertinya permainan kami sudah mau mencapai anti klimaks kini ku percepat kocokanku dalam vaginanya seraya aku menampar pantat lu dari belakang. Dan lu juga sepertinya ingin sampai untuk kedua kalinya.

‘plaak...’

‘aaccchhh...’

‘eegghhhkkk....’

‘luu....guaa sammhhhcchhpeee..’

‘aaaacchhh aakuuucchh juggaaacchhh..’

‘plook..plok..plokk.plook..plokk..’

‘Oaaacchhhhhhhhhhhhkkkgghhhkk!..’

‘CROT...CROT...CROT...CROT...CROT..’


Beberapa tembakan di dalam vagina lu menjadi tanda berkahirnya permainan kami di ronde pertama ini. kami kembali terkapar. Kini badanku menindih lu yang terkapar tengkurap di bawahku.

‘haahhh..hhhaahh..hhaahh.’ suara nafas kami yang teredegar dengan jelas.

Dengan sisa tenagaku aku gulingkan badanku dari tubuh lu untuk berbaring di kasur. kulihat lu masih terpejam menikmati orgasme ke duanya.

‘makasih yaa vaann’ ucapnya dengan mata masih tertutup. ‘udah lama ya kita ga gini..’ tambahnya sambil berusaha tidur dalam pelukanku.

‘iya udh lama bgt. Kalau ga salah semester lalu deh terakhir lu..’ jawabku padanya. Sambil mengelus elus punggung lu. Lalu kami tertidur. Tidak ada lagi ronde berikutnya karna mungkin kami sama sama letih beraktifitas. Aku juga mau menjaga tenagaku untuk besok dengan agne. Malam ini di tutup dengan cuddling sweetheart’s cradel.

Pagi harinya aku terbangun oleh bunyi hpku. Dengan mata yang aga berat aku coba bangun untuk mengangkat menelephoneku. Tanpa melihat namanya aku langsung mengagkat telephone itu dan ternyata itu adalah pacarku

‘haloo..’ suaraku serak serak seksi ciri khas orang bangun tidur

‘kita jadi jalan ga pagi ini kalo engga aku mau nyuci nih..’ suara agne dari kejauhan.

Yang langsung menyadarkan aku dari rasa kantuk. Seketika aku mencari cari dimana jam. Ternyata ini masih jam 06.30 pagi

‘iya..iyaa..jaddiii..ini aku otw...’ jawabku cepat seperti orang panik.

Aku langsung segera menutup telephone dari agne. Lalu aku tarik nafas sebentar dan melihat sekeliling ternyata lu sudah tidak ada di kamar. Aku kemudian menggunakan kembali bajuku yang sudah di susun rapih oleh lu, Di ujung tempat tidur. Setelah rapih aku keluar dari kamar ternyata lu sepertinya sedang ada di kamar mandi.

TOK..TOK..TOK

‘Luuu... aku pamit yaa..’ ucapku dari balik pintu kamar mandi



Lu lalu keluar dari dalam kamar mandi sambil sikat gigi dan masih menggunakan baju untuk workout. Aku langsung menghampirinya untuk mengecup keningnya lalu berpamitan. Sebenarnya lu menyuruhku untuk sarapan tapi aku bilang nanti saja aku sudah ada janji dengan seseorang. Jawabku pada lu. Karna rule fckboy nomor satu, dilarang membahas wanita lain di rumah seorang wanita. Apa lagi wanitanya habis berhubungan sex dengan kita.

Kunyalakan motorku lalu bergegas ngebut ke kosan agne. Kosan agne dari rumah lu tidak terlalu jauh ya sama lah jaraknya kaya ke kosanku. Untuk jalanan minggu pagi sangat sepi jadi aku bisa memaksimalkan kecepatan motorku. Sampai kosan agne masih sebelum jam 07.00. aku kemudian telephone dia mengabarkan bahwa aku sudah di depan. Saat setelah menelephone kulihat ada chat dari luna




Van aku lupa bilang
Akan ada takdir besar
Yang membawa kesedihan
Kamu harus hati hati ya....!


Iyaa luu makasih udah ingetin yaa

Aku akan hati hati




Lu dengan segala ramalanya. Bukan prediksinya karna tidak semua yang di katakan lu menjadi kenyataan walau 75% benar. Mungkin bila yang bilang bukan lu tapi akang aku pasti lebih percaya. Tapi aku akan berhati hati karna hari ini aku juga mau jalan dengan agne. Oh iya aku jalan kemana yaa. Yasudah ke tempat itu saja. Lagi pula aku sedang menggunakan jaket BG. Akhirnya setelah menunggu tidak terlalu lama agne keluar dari gerbang kosan.

‘aku kira kita mau pake mobil..’ tanya agne sambil menghampiriku

‘hehee kita pake motor lah sekali kali’

‘yah yaudah aku ambil jaket yaa. Masa aku pake baju lengan pendek’ jawab agne yang ingin kembali ke kosan

‘ga usah kamu pake jaket aku aja’ ucapku cepat. ‘akukan pake kemeja falnel, entar kelamaan keburu panas’ tambahku

‘yaudah, oke..’

Akhirnya aku berikan dia jaketku. Awalnya dia bertanya kenapa ada gambarnya di belakang. Aku bilang saja hiasan biar keren. Pas dia kenakan sungguh pas. Senada dengan baju hitam garis garis dan celana jeansnya. Memang pacarku satu ini sungguh wow sekali.



Aku ambil helm yang ada di bagasi motor lalu aku berikan ke agne. Setelah semua ready aku ajak dia berkeliling ibukota. Minggu pagi adalah waktu yang tepat untuk menikmati sejuk dan nyamannya ibukota. Aku berjalan dari barat ibukota menuju ke utara ibu kota. Lalu berputar melewati kota tua jakarta ke arah monumen nasional lalu kembali ke ke barat.

Aku lajukan motorku dengan kecepatan sedang. Karna biar mendapat suasana romantisnya dengan agne. Sepanjang jalan agne memeluku dengan erat. Tentu banyak obrolan yang di penuhi canda tawa, kadang juga tidak terdengar karna terbawa oleh angin. Aku juga dari kosan hingga sekarang kurang lebih pukul 09.30 belum bertanya apa agne sudah makan.

‘yangg kamu udah makan?’ tanya ku pada agne saat lampu merah

‘belum aku kira kamu mau beli sarapan entar’ jawabnya dari belakang

‘yaudah sarapan di cafe temen aku ya’ ajaku

‘yaudah terserah kamu aja..’

Langsung aku jalankan motorku ke daerah cigedug. Cigedug ini adalah daerah perbatasan antara ibu kota dan daerah tanggung. Wilayah yang tidak di akui oleh keduanya. Tempat itu juga merupakan rumah orang tuaku serta sekertariat BG. Aku punya banyak pengalaman di sana.

Dari tempat aku bertanya makan. sampai ke cafe yang aku maksud tidak begitu jauh paling 15-30 menit. Ku jalankan motorku dengan kecepatan sedang. Setelah perjalanan 20 menit aku sudah masuk wilayah cigedug di jalan ke cafe itu ada beberapa “bikers” yang melawati kami dengan membuyikan klakson. Lalu aku balas klakson mereka dengan membuyikan klason motorku juga. Terlihatlah sebuah tanda tempat yang aku kunjungi, lalu aku memberi sen kanan tanda ingin berbelok ke kanan. kini sampailah aku ke sebuah tempat yang bernama RileY’s Garage.



Saat aku sampai tempat ini masih tidak terlalu ramai hanya ada beberapa motor dengan lambang BG. Di sebelahnya ada distro yang tentunya ada lambang BG. Yap kami sampai ke sekertariat BG. Bisa dibilang markas atau kantor. Terserah kalian mau menyebutnya apa. Kemudian aku ajak agne masuk kedalam, saat aku membukakan pintu kusuruh agne masuk lebih dahulu. Di dalam ada beberapa member BG yang sedang makan. mereka ada yang memandang kami sinis saat aku masuk ke dalam. aku tidak mengenal mereka mungkin member baru entah.

‘selamat datang di RYG!..’ sapa suara laki laki yang sedang membersikan meja tanpa melihat ku dan agne

‘pagi mas Buyung...’ sapaku pada laki laki tadi

Kemudian laki laki itu seperti terdiam sesaat dari pekerjaannya dan menlirik kepada kami. Saat dia melihatku, aku lambaikan kecil kepadanya. dia nampak kaget melihatku

‘van....asataga!!, anjingg gua kira siapa.. pantes kenal suaranya!.’ jawabnya kaget.’tumben lu kemari minggu pagi abis SunMori yaa?’ tambahnya lalu bersalaman sambil sedikit memeluku

‘iyeee hehe. Eh kenalin yung agne..’ ucapku mengenalkan agne pada buyung.

‘oh, punten teh buyungg..’ ucapnya lembut sambil menjulurkan tangan dengan membungkuk sedikit. ‘agne...’ jawab agne yang menjabat tangan buyung.

‘pada kemana kok sepi?..’ tanyaku pada buyung

‘semalem mah rame van. Mungkin masih pada sunmori kali..’ terang buyung padaku. ‘ini mau makan ceritanya...?’ tanya buyung setelah selesai menerangkan

‘iya dong masa mau cukur rambut. Cah yono bisa aje..’ balasku sama buyung. ‘ di atas boleh kan?’ tanyaku lagi sama buyung.

‘ye tentu boleh atuhh...sok manga ke atas...’ jawab buyung mempersilakan. ‘tapi lantai tiga yaa van, lantai dua belom boleh buka..haha...’

‘yaudah gua ke atas..’ jawabku meninggalakan buyung.

‘siap!,.. nanti di susul sama anak buah aing, sekalian bawa menu..’ ucapnya melanjutkan pekerjaannya tadi

Aku hanya mengiyakannya lalu berjalan mengandeng agne ke atas melewati para member BG yang saat aku lewat mereka memberi salam dengan anggukan kepala ada juga yang malah menunduk. Tidak seperti di awal yang menatap agne dan aku yang baru masuk seolah memiliki kekuasaan di sini.

Aku lalu naik tangga menuju lantai tiga. Saat lewat lantai dua semua lampu masih gelap. Agne lalu bertanya itu tempat apa. Aku jawab saja itu adalah club. Ya tempat ini bukan hanya restoran serta coffie shop tapi juga club di lantai dua. Yang beroperasi 24 jam untuk resto and coffie shop. Sedangkan club hanya buka di atas jam 22.00 tentu semua yang di jual legal.

Sedangkan di lantai tiga adalah tempat private party. Biasanya tempat ini harus di book terlebih dahulu untuk acara 10-40 orang dengan ada meja billiard, panggung show mini tentu dengan beberapa alat musik di sana ada keybord, gitar, drum. Suasana yang minimalis dengan cat putih di penjuru ruangan dan lampu lampu yang bisa di atur sesuai susana yang di inginkan. Kami kemudian duduk di salah satu meja. Tidak lama di belakang kami anak buah buyung datang menanyakan pesanan.

Kami lalu memilih dan langsung memesan makan yang di tawarkan karna mungkin kami sama sama masih belum sarapan kali yaa. Sambil menunggu kami mulai kembali mengobrol. Dia bertanya padaku kemarin malam kemana?. Aku hanya bilang setelah balik kampus aku Cuma di kosan main dogta. Kalau aku bilang main ke rumah Lu bisa modar dong aku. jangan!. Tapi dia tiba tiba melihat ke arah keybord yang ada di ujung ruangan.

‘kenapa ?..kamu bisa mainnya..’ tanyaku padanya saat tau dia melihat ke arah panggung.

‘haha engga terlalu bisaa...’ jawabnya panik

‘ihh yaudah coba mainin satu lagu buat aku,..’ pintaku padanya sambil tanganku di satukan kedepan wajahku sambil memohon. ‘pleaseeeee...!’

‘ga ahh ga mauuu...’ jawabnya sambil melipat tagan membuang muka.

‘ye kan ga ada orang ayoookkk....’ pintaku sedikit merengek.. ‘ satu lagu aja....’

Mungkin karna tidak tega denganku dia akhirnya mengiyakan dengan berat hati. Walau hanya satu lagu. Kini dia sudah berada didepan keyboard itu. Dia bertanya pada ku lagu apa. Aku hanya menjawab lagu apa saja. Kemudian dia mulai memainkanya.

‘suara piano mulai terdengar’ aku mulai bertepuk tangan menyemangatinya

Kemudian suara agne mulai bernyanyi

‘Set the tone, when it's just me
And you alone, and we're lonely
In the room, breathin' slowly
Oh, you know me, yeah
Meditate, you can take me
To a place where we can be
All alone, I let you hold me
'Cause you know me, me yeah

Aku mulai mendengar dengan menutup mata menghayati tiap lirik yang di nyanyikan oleh agne. Ternyata agne membawakan lagu Comfortable dari H.E.R

Lay your head on my pillow, say, ooh-ooh, oh
Touching's makin' me feel a way, ooh-ooh
When I get around you, I lose it
Lose it

Cause I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you
I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you
You make me

Saat aku mendengarkan reef dari lagu ini aku mengerti apa pesan yang iya coba sampaikan padaku. Aku hanya tersenyum. Sungguh lirik yang menyampaikan perasaan hatinya

Wanna get (wanna get), wanna go deep (go)
Into me (into me), let you in me
Inside (inside), you deserve it
On my mind, my mind, yeah, oh

Lay your head on my pillow, say, ooh-ooh (touchin')
The way you're touchin', know it's okay with you-ooh
When I get around you, I lose it
Lose it

Cause I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you
I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you (you make me), ooh
You make me

Di tengah lagu pelayan datang aku hanya memberikan isyarat agar menaruh makananya. Setelah makanan itu di taruh aku suruh dia pergi. Kembali aku menghayati lagu ini sambil bertepuk tangan mengikuti irama yang di mainkan jari jemari agne pada keybord itu.

Baby
Lay your head on my pillow, say, ooh-ooh
Way you're touchin' my body, say, ooh-ooh
I ain't lovin' nobody but you-ooh
You-ooh, yeah

Cause I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you
I feel so comfortable with you
You make me comfortable with you, ooh

You make me
You make me, baby
You make me
You make me
You make me, yeah, yeah
You make me
You make me
You make me (you)’



Tepuk tangan keras ku padanya saat dia selesai memaikan lagu itu. Dia hanya berbalik dan melipatkan kakinya di kursi seoalah sedang melakukan sila dan menunduk tanda mengucapkan terimakasih sambil tersenyum.





-PoV Agneta.

Aku hanya tersenyum kearah pacarku Devan. aku hari ini sedang di ajak jalan olehnya ke sebuah cafe yang katanya milik temannya. Iya ini adalah rutinitas hari mingguku bersama devan selain mencuci dan nyicil skripsi atau mungkin mengerjakan deadline dari bu sandara. Mungkin kalian sudah tau aku sudah satu bulan ini jadian dengan devan. Bayak yang sudah aku lalui dengannya. Aku tadi habis menyanyikan lagu terbaru dari H.E.R yang berjudul Comfertable. Semoga perasanku saat ini yang sangat nyaman dengannya bisa mewakili ungkapan cintaku untuknya

‘bagus bangett....yangg..’ ucap devan yang menyambutku saat datang ke meja makan kami.

‘cup..’

‘..hehehee, gombal kamu..’ tawaku setelah devan mencium bibirku lembut namun sangat romantis.

Lalu akhirnya kami makan hidangan yang aku pesan dengannya. Aku fikir hari ini aku akan seperti minggu minggu kemarin. Pergi keresto, cafe atau bahkan bioskop tapi tidak hari ini aku di ajak devan berkeliling naik motornya devan. untuk mengelilingi setengah ibu kota dan makan di sini. Laki laki yang penuh kejutan jadi makin sayang aku dengannya, hehee.

Setelah beres makan devan pergi sebentar katanya mau bertemu dengan temannya. Ya sudah aku hanya mengiyakan saja. Aku menunggunya sambil main hp seperti biasa. Untuk buka Ig cek Wasapp dan kadang membaca materi untuk UAS karna sebentar lagi aku uas, dan juga magangku di kantor devan sebentar lagi selesai.

‘yuk...’ ajak devan setelah kembali.

‘kemana?..’ tanyaku

‘ikut aja, kita jalan jalan..’ jawabnya. ‘aku akan mengenalkan mu pada duniaku selain di kampus dan kantor..’ tambah devan mengandeng tangganku

Aku hanya mengikuti devan dari belakang sambil membawa jaketnya di pergelangan tanganku. Saat melewati kasir atau siapa itu yang bernama buyung aku hanya mengangguk kecil sambil tersenyum. Aku binggung kenapa kami tidak di beri bil. Mungkin devan sudah bayar dulan kali yaa. Yasudah nanti aku tanya saja. Saat di bawah kulihat ramai sekali pria dan wanita yang mengenakan jaket dengan berbagai logo di punggunnya.

Sebagian mirip seperti punya devan namun berwarna hitam dan ada juga yang berwarna merah bisanya yang mengenakannya wanita. Aku juga melihat beberapa orang yang kami temui saat datang tadi. karna aku bingung dengan ini semua aku hanya menempel kepada devan.

‘kenapa kamu binggung?’ tanya devan padaku.

‘iya..’ jawabku cepat

‘hehee santai aja si,’ jawabnya sambil mencium tanganku yang dia pegang. ‘yaudah mar gas keburu panas!..’ teriak devan pada salah seorang pria yang mengenakan jaket dengan logo sama persis dengan devan.

Lalu orang itu memberikan komando kepada yang lain dan sepertinya langsung di ikuti oleh yang lainya. Mereka semua mulai naik kemotor mereka yang terparkir di depan ruko tiga lantai ini. ada yang berboncengan ada juga yang sendiri tak jarang wanita juga ada yang sendiri. Motor mereka kulihat berfariasi ada yang naik motor besar sampai yang metik. Lalu aku dan devan segera bergegas ke motornya devan yang sudah terparkir.



Devan biasa menyebut motornya dengan sebutan Malaika dan mobilnya Rojo. Katanya devan mereka itu sama seperti kita sama sama punya nyawa dan kadang juga suka ngambek. Jadi harus di beri nama biar enak klo di panggil. Aku hanya tertawa saat devan menjelaskan hal itu padaku.

Setelah aku mengenakan jaket dan helm aku naik ke motor devan. Lalu mulailah perjalan kami. Beberapa jalan duluan di pimpin oleh temannya devan yang dia panggil barusan. Lalu kami mengikuti di tengah. Yang ikut kurang lebih ada 20 motor kami berjalan beriringan dua baris mulai dari motor metik di depan sampai motor besar di belakang. Sampai di jalan saja aku masih belum di beri tau kemana tujuan kami.

Di jalan semua berbaris sangat rapih aku yang berada di tengah seperti merasa bisa melihat ular yang bergerak mengikuti kepalanya. Kami selalu lewat jalur kanan dan mobil mobil serta pengendara lain minggir memberikan jalan kepada kami. Kecepatan mereka semua sepertinya seolah sama. Tapi saat lampu merah maka berhenti semua dan keluar dari barisan. Saat hijau semua jalan namun tetap kembali seperti pada saat posisi awal dengan teman devan yang memimpin di depan.

Aku baru kali ini melakukannya pengalaman yang menarik untuku. Aku jadi gembira, aku hanya memeluk devan makin erat. Tiba tiba aku seperti lewat sebuah gapura perbatasan antar provinsi. Aku mulai bertanya tanya devan sebenarnya mau mengajak aku kemana. Ternyata setelah perjalanan kurang lebih dua jam aku mulai tau tujuan kami kemana. Ternyata kami ke puncak bocor jabar.

‘van jadi kita ke puncak...?’ tanyaku padanya

‘iyaa hahaaa. Kamu belum pernah kan kesini naik motor..’ jawabnya.

Aku tidak menjaawabnya namun hanya memluknya erat sambil mencium punggungnya. Sungguh pengalaman baru untuku. Walau pantat ini terasa sangat panas, serta pegal. Kami naik keatas masih dengan posisi yang sama dan tetap rapih. Rombongan kami melewati kendaraan dengan rapih dan teratur. Semua menyalip dari kanan. namun aku terkadang suka takut saat berpapasan dengan mobil dari arah yang berlawanan.

‘devaaan!’ teriaku spontan sambil memeluknya serta merapatkan kakiku saat menyalip di atara dua mobil yang berjalan beda arah

Devan hanya fokus untuk menyetir seperti tidak memperdulikanku. Lalu kami akhirnya sampai di atas setelah melewati kebun teh serta masjid iconic di tempat ini. kami sampai di sebuah warung yang mungkin berada di hampir puncak. Aku lalu turun dari motor devan. Saat turun aku tidak dapat merasakan pantat ku senidiri. Cuaca disini begitu dingin padahal kami kemari siang hari. Tapi juga terasa panas oleh sinar matahari. Perpaduan suasana yang sangat jarang.

‘gimana seru gaa...’ tanyanya padaku setelah membantuku melepas helm yang aku pakai

‘seru iya seruuu...aku mau jantungan tau tadi...’ jawabku sambil mencubit kecil devan.

‘awwww sakit ne astaga, pacarku killer banget..hahaa..’ ucap devan saat aku mencubitnya. ‘yaudah ayu masuk..’ ajak devan untuk aku masuk kedalam.

Lalu aku dan devan masuk ke warung itu devan mengajaku untuk duduk bersama temanya yang memimpin perjalanan tadi. saat aku duduk devan kemudian mengenalkanku pada temannya.

‘eh kenalin ini pacar gua agne..’ ucap depan mengenalkanku.

‘berndat...’ sapanya padaku. ‘agne..’ jawabku cepat menjambut salamnya

‘ape?, Berndat? sok sok tai!..’ ucap devan memotong. ‘ jangan mau! Boong dia, namanya tuh ngamar yang, udah jangan lama lama’ tambah devan sambil melepas jabatan tanganku dengan temannya

‘hah ngamar!?..’ tanyaku memastikan yang di iringi senyum malu dari berndat, serta tawa dari teman temannya

‘iya jadi nama pangilanya itu ngamar’ terang devan. ‘yang penting kamu ati ati dia itu penjahat kelamin...hahaa’ tambah devan kepadaku.

Ooohhh..hahaaa.’ ucapku cepat di iringi tawaku.

Lalu mulai lah kami mengobrol yang lebih banyak di dominasi devan aku hanya mendengarkan saja kadang ikut nimbrung bila memang pas topiknya denganku atau membahas soal devan. Ya seperti saat bersama teman kampusnya pasti devan di bilang adalah fuckboy atau semacamnya. Aku hanya merespon tertawa kadang kadang. Tapi ada satu kesamaan di saat membahas soal Alexandria devan langsung berubah. Seperti panik, binggung, dan takut.

Sepertinya mereka dulu hubunganya cukup dekat. Kadang aku cemburu si mendengarnya karna aku tau andria itu cantik. Insting perempuan. tapi tidak pernah kutanyakan sama devan sebenarnya dia punya hubungan apa dengan andria yang sering di sapanya ade itu. Mungkin nanti saat waktunya pas. Setelah ngobrol dan istirahat beberapa menit devan mengajaku untuk pergi entah kemana lagi.

‘eh bentar ya guys..’ pamitnya sama teman temannya.

‘mau kemana?’ tanyaku padanya saat aku berada di depan motornya

‘sedikit jalan jalan’. Jawabnya. ‘ga pake jaket gapapa?’ tanyaku cepat

‘engga usah kita mau sedikit naik gunung entar’ tambahnya

‘yaudah..tapi pake helm?’ tanyaku lagi.

‘iya dongg sayang demi keselamatan.’

Kami lalu pergi dari warung itu. pertama devan turun kearah masjid yang kami lewati. Lalu dia berbelok ke salah satu jalan perkampungan saat seperti ini aku berasa di bali karna rumahku ada di cintamani. Dekat dengan gunung jadi aku sering ke tempat seperti ini. saat sampai ke jalan setapak yang tidak bisa di lalui motor lagi devan menyuruku turun untuk jalan ke puncak.

‘ini motor kamu gapapa di tinggal..’ tanyaku

‘aku tinggal sama konci koncinya juga ga ada yang ngambil ne..’ jawabnya sombong.

‘ohh...’ jawabku datar sambil terus jalan ke puncak.

Sebelum jalan devan mengambil satu botol air minum yang tadi dia bawa dari warung. Kami kemudian berjalan di jalan yang aga terjal. Untung hari ini aku pakai sepatukets bukan highheels atau semacamnya. Kalau tidak sayang heels ku. Akhirnya aku sampai juga ke atas dan aku lihat pemandangan yang sangat indah.



Pepohonan di selingingi rumah rumah dan juga kebun teh. Bahkan aku bisa melihat pegunungan pengunungan yang begitu memanjakan mata. Aku hanya terpesona melihat pemandangan ini.’karunia tuhan mana lagi yang kau dustakan wahai manusia’, ucapku dalam hati. lalu devan memeluku dari belakang. Aku hanya memegang tangannya pada perutku.

‘cup..’ ciumannya pada pipiku.

‘kamu tuh ya paling bisa membuat aku terkesan, tau taunya tempat kaya gini’ jawabku padanya

Dia hanya tertawa. Kemudian pelukanya mulai nakal meremas payudaraku dari belakang. Sambil mulutnya menciumin leherku hingga ke kupingku.

‘aacchh...vaann’

‘nanti ada yang liaatt..acch..’
ucapku sambil tanganku memegang kepala devan yang sedang asik menciumi dan dia jilati leherku.

‘engga kamu tenang aja. Jarang orang ke sini’ jawabnya di selala permainan mulutnya di leherku

‘acch..’

‘cup..’

‘sllluurrpp...cup..slluurrrppp..’


Kecupanya pada bibirku saat wajahku menengok ke arahnya. Kecupan yang begitu panas. Di selala udara yang dingin di atas puncak gunung ini. saat kecupanya terlepas devan mengajaku untuk agak turun kebawah ke arah hutan yang ada di depanku. lalu kami kembali berciuman sambil aku bersandar pada sebuah pohon besar.

‘ammhhhmmm..’

‘acchh..’


Desahku pelan saat bibirnya sudah tidak lagi di mulutku. Kini tangannya mulai membuka celanaku dan meraba masuk dalam vaginaku.

‘acchh..’

‘mmhhmmmm’


Desahku yang mulai tidak terkontrol yang di dekap oleh tanganya devan. Saat dia mulai memainkan jarinya pada klitorisku serta memasukannya juga pada vaginaku. Aku hanya memberi perlawanan dengan membuka celanyanya sambil mengeluarkan penisnya dari dalam celana sambil mengocoknya. Ternyata penis devan sudah tegang walau belum maksimal. Mungkin efek cuaca dingin kali ya. Saat vaginaku sudah terasa basah devan membalikan badanku.

‘langsung ya sayang’ tanya devan.

‘iyaa....’ jawabku

Aku langsung melakukan posisi nungging sambil berpegangan pada pohon di depanku.

‘cuh..’ suara devan yang sepertinya memberikan air liurnya ke penisnya untuk membuatnya licin.

‘enghkmmm..’

‘aachh..’


Suara lengkuh yang kutahan serta desahku saat penis itu mencoba masuk ke vaginaku yang sudah basah. Setelah beberapa kali mencoba penis itu akhirnya masuk walau tidak sampai setengah. Dia diamkan sebentar penis itu. Lalu setelah vaginaku terbiasa. Dia mulai menggerakan penisnya perlahan dalam vaginaku.

‘plokk....plok....plok......’

‘aammmhhmm.’

‘PLAK..’


Tamaparan devan pada pantat ku yang membuat sekujur tubuhku merinding ke enakan. Tidak membutuhkan waktu lama kini dia menambah kecepaatannya menjadi sedang sambil dia berusaha mendorong penisnya agar masuk sepenuhnya ke dalam vaginaku. Yang sepertinya membuahkan hasil. Penisnya masuk secara perlahan dalam vaginaku. Sekarang sudah hampir semua penisnya masuk dalam sini.

‘ammhhhmm...’

‘aaahhh..’

‘PLAK....PLAK..’

‘plok..plok...plok...plok....’


Permaian kami semakin cepat karna devan makin menambah kecepatannya. Sekarang tamparan pada pantatku dia lakukan lebih dari sekali se irama dengan pergerakan pinggulya. Aku juga yang mendapat rangsangan seperti itu langsung menggerakan pinggulku mengikuti taparan serta sodokanya di vaginaku

‘aaccmmmhhhhmm’

‘plok..plok..plok..plok........’

‘aacchhh....iya udh mau sampeeecchh...’

‘barengg yanggchh..’


Desah aku yang di ikut oleh devan saat kurasakan vaginaku sudah tidak mampu bertahan lagi. Rasa takut ada yang melihat serta enak di vaginaku. Membuat sensasi lebih dari pada sex biasanya. Entah seolah ada sebuah dorongan kenikmatan lain. Di tambah udara dingin di sini.

‘aacchh....’

‘aacchh...’

‘Pllokk..plokk..pllookk..plookk..’

‘aahhh..’

‘Aaaaccmmmmmhhhmmmmm...’

‘CROT...CROT...CROT....’


Tubuhku mengejang di sertai desahan pajang yang di tahan oleh devan dengan tangannya. Serta semburan beberapa calon insiyur perkebunan, pertanian, perternakan dan kehutanan di dalam vaginaku. Dengkulku langsung lemas seketika. Aku makin kuat berpengagan pada pohon didpanku. Devan biarkan sebentar penisnya di dalam vaginaku. Lalu saat kurasakan penisnya mengecil di dalam sini. Dia lalu mengeluarkannya.

Aku yang sudah bisa mengendalikan diriku lalu mencoba bangkit untuk membenarkan celanaku lagi. Sungguh quickie di outdoor yang luar biasa. Setelah selesai mengenakan kembali celanaku. Aku merangkul devan lalu aku cium dia.

‘cup..’

‘sensai gila banget yangg.....’ jawabku antusias sambil masih merangkul devan. ‘kamu sering kaya gini?’ tanyaku.

‘heeheee..’ dia hanya tertawa lalu menciumku

‘cup..’

‘sini duduk aku ceritain sedikit masa laluku’ jawab devan.

Aku kemudian di ajakanya untuk dudu di salah satu batu besar di dekat hutan itu. Kemudian dia memberikan aku air yang tadi dia bawa. Dan mulailah dia bercerita tentang sekidikit kehidupanya pada masa lalu. Dia menceritakan cafe RYG tadi sebenarnya tempat apa dan siapa seberanya berndat. Apa kalian penasaran? Nanti ya biar devan ceritakan sendiri pada kalian hihiiihii.

Setelah cerita devan selesai dan tenaga kami sudah terkumpul kami memutuskan kembali ke warung tadi. sampai di warung teryata teman teman devan sedang menikmati makan siang. Lalu berndat mengajak kami untuk bergabung makan. kemudian kami ikut mengantri makan. dengan sistem makannya adalah prasmanan. Devan menyuruhku untuk mengambil pertama disusul olehnya. Selesai mengambil aku mencari meja untuk makan. belum selesai aku melihat.

‘teh teh sama aa van sini aja..’ ucap salah seorang memberikan menjanya pada aku dan devan.

‘ehh!..., makasih ya’ ucapku duduk di tempat yang dia berikan lalu di susul devan. Karna tempat yang kami duduki tadi di pakai oleh seseorang.

Dua orang tadi yang memberikan kami tempat sekarang berpindah ke depan untuk melanjutkan makanya. Sebelum makan aku juga berbasa basi sama orang di kanan dan kiriku. Setelah selesai makan devan pergi untuk ngerokok di depan bersama teman temannya. Sambil sepertinya ngobrol asik sekali. Sedangkan aku hanya tetap di meja sesekali mengobrol dengan teman teman devan yang tidak ikut merokok. mayoritas adalah wanita. Walau ada juga wanita yang ikut merokok di depan.



Setelah beberapa lama devan selesai merekok dia kembali dan ikut nimbrung di sebelahku dengan nafas sedikit bau alkohol. Sepertinya di depan tadi mereka minum minuman keras sambil merokok. aku hanya maklum karna devan sudah menceritakanya tadi. aku berbisik apa dia masih bisa membawa motor nanti karna aku tidak mau membahayakan orang lain. dia hanya menjawab ‘bisa tenang aja kamu’. Lalu setelah jam menunjukan pukul 15.00. Berndat mengintruksikan untuk pripare pulang karna hari sudah sore agar kami sampai cafe pas saat makan malam.

Perjalan dari sini ke cigedug sama seperti saat kami berangkat rombongan berbaris rapi. Kini devan berada di belakang. Namun sebelum berangkat dia menggunakan walkitalki. Perjalanan pulang kali ini terasa aga lebih lama dari berangkat mungkin karna berndat berjalan sedikit lebih pelan dan banyak yang melakukan pengisian bahan bakar saat perjalan pulang. Ternyata benar kami sampai cafe pas jam 18.00 tepat saat makan malam.

Saat tiba di cafe, buyung sudah menyambut kami dengan meyiapkan prasmanan. Entah siapa yang sudah memesannya. Lalu kami kembali rehat dan makan. selalu saat jalan sama devan pasti akan ada momen dimana aku harus makan. bisa bisa aku gemuk nih kalau jadian terus ama dia hahaa. Nanti aku akan mulai workout ahh. Beres makan dan mengobrol aku mengajak devan untuk pulang.

Aku lalu berpamiatan dengan berndat. Serta yang lainya hanya dengan sedikit berteriak. Dan merapatkan kedua telapak tangan di depan wajah sambil menunduk sedikit. Mereka hanya membalas sama sama dengan berteriak. Ada juga yang hanya melambai dan mengucapkan hati hati. Lalu kami pulang ke kosan ku. Sampai kosanku jam 21.00 aku langsung mengembalikan jaketnya serta helm tak lupa memberi ucapan terimakasih. Serta ciuman perpisahan. Devan kemudian pergi dengan motornya. Sungguh hari yang menyenangkan aku banyak bertemu orang orang baru dengan banyak warna dalam hidup mereka serta aku juga bisa merasakan pengalaman baru yang tidak pernah aku rasakan. Walau pantat dan pinggangku sakit tapi hari ini tetap sangat seru.

‘thanks ya vannn udah menghilakan kekosangan di hatiku hihiii,...love you! Gnight sayang...’ doaku padanya saat aku sedang ingin memejamkan mata.

.

.

.

.

-PoV Devan

Pagi ini aku bagun agak kesiangan. Mungkin karna aku kemarin kurang tidur lalu habis pergi ke pucak juga. sudah lama aku tidak naik motor kesana. Yang membuat spesial adalah kali ini aku mengajak agne. Yang tidak sengaja aku kenalkan pada teman temanku. Karna kemarin aku bertemur ngamar berndat sialan itu. Jadi aku di todong suruh ikut mereka kepuncak. Walau pada akhirnya agne juga suka pergi kesana bersamaku.

Tapi sebagai pajak jadianku aku ditodong lagi untuk menberi mereka makan malam di RYG. Begitulah ngamar yang hobi menodong teman temannya. Aku juga menceritakan sedikit masa laluku pada agne walau hanya yang sisi yang baiknya saja dari BG tidak untuk sisi buruknya. Itu akan kuceritakan nanti pada kalian bila ada waktu luang oke. Dan bila kalian menginginkannya tentu.

Aku bersiap untuk ke kantor. Karna aku aga telat jadi aku tidak bisa bareng agne ke kantor. Saat semua sudah beres aku kemudian ke bawah. Hari ini aku tetap putuskan menggunakan mobil karna pasti pulangnya aku akan jalan dengan agne atau hanya sekedar mengantarnya pulang ke kosan. saat baru keluar dari daerah kosan jalanan sudah sangat macet jadi aku putuskan untuk lewat jalan lain namun sama.

‘Tinnnn........Tinnnnnn........Tinnnnn’

‘kenapa macet banget ya?’



Ucapku yang sengaja lewat jalan ini untuk menghindari macet. Jalan ini juga yang biasa kalau mau ke kampus sama ke apart ade. Tumben biasanya kalo macet begini pasti terjadi seusatu. Tapi kenapa ya?. Aku hanya terus berjalan seperti yang lain dan mulai terlihat penyebab dari semua kemacetan ini. sepertinya baru ada kecelekaan karna banyak warga yang berkerumun. Budaya negeri ini bila ada kebakaran atau kecelakan warga pasti berkerumun. Entah untuk apa maksudnya. Padahal malah tambah macet. Kuturunkan kaca sebelah kananku. Dan bertanya ada apa ini.



‘mas kenapa?’ tanyaku kepada warga yang sedang mengatur lalu lintas

‘kecelakan stopjek mas lagi bawa penumpang cewek lagi!’ terangnya heboh ‘mana ambulancenya belom sampe mas’ tambahnya

Wah sepertinya parah karna motor korban terlempar. karna ada bekas serpihan kendaraan di jalan. Aku melaju pelan untuk melihat separah apa korban itu. Karna mau bagaimana aku tetap masih warga negara ini. yang hausakan kekepoan. Saat kuliat korban sekilas.

‘DEK.....’

‘Apa dia ?. ga ga mungkin!’

tolaku saat melihat korban sekilas, namun rasa penasaran di dadaku ini sungguh besar ku pinggirkan mobilku kesebelah kanan jalan, lalu turun untuk melihat apa benar yang aku lihat. Dengan jantung yang terus berdegup pikiran yang terus mencoba untuk menolak. Aku mencoba membuka jalan untuk melihat apa benar dugaanku tadi. Siapa wanita itu. Setiap langkah aku mendekat setiap itu pula jantungku makin berdetak. Omongan warga yang aku lewati tidak aku dengarkan. Saat melihat korban dengan banyak darah.

‘Shit....DEEE!!.....’ aku kehabisan kata kata sekujurtubuhku langsung lemas seketika. Benar wanitaa yang kulihat adalah ade aku langsung berteriak dan menghampirinya

‘mas kenal wanita ini?..’ tanya warga

‘ INI TEMAN SAYA PAK TOLONG MASUKIN KE MOBIL SAYA PAK!!’ aku berteriak supaya ade dimasukan ke dalam mobilku

‘devaannn....’ suara sayu memanggilku ade masih sadar saat di bopong oleh ku dan seorang bapak yang membantuku.

‘hp dan barang mba ini kemana yaa?’ tanyaku pada warga lain di sekitar tempat kejadian.

Tidak lama seorang ibu memberikan barang barang ade padaku. Badan ade kini di penuhi luka dan kelapanya berdarah mungkin dia mengalami beberapa patah tulang aku hanya berharap ia tidak sampai mendapat luka dalam yang parah.

‘vaan......’ ucap ade sayu sambil melihatku.

‘iya dee...udh kamu diem aja dulu yaa..’ kulihat dia sambil bersiap untuk berangkat dari tkp ke rumah sakit. Ku jalankan perlahan karna aku hanya sendiri. Ade terbaring di kursi belakang. Kini kulihat dia sudah pingsan sepertinya dia trauma. Kujalankan dengan agak cepat mobilku menuju rumah sakit terdekat.

Di jalan menuju rumah sakit keringat ku bercucuran padahal di mobil sudah ku nyalakan ac. Kaki dan tangan ku tidak berhenti bergetar panik. Aku sesekali menegok kebelakang melihat ade yang terkapar dengan darah pada kepalanya. Aku meunju rumah sakit terdekat yang dulu juga merawat ade. Kuturnkan kaca mobi seblah kanan dan kiri sambil aku bunyikan klakson unuk meminta jalan kepada pengendara lain.

TINNNN....TINNNN...TIIIINNNNNNN

‘MISI WOI ANJINGGGG, GUA BAWA KORBAN LAKALANTAS....!’

‘MISI...MISI....GUA BAWA KORBAN KECELAKAN..’

‘WOI ANGKOT BANGSAT JANGAN NGETEM SEMBARANGAN TAI..’

‘MINGGIR BABI...’

Hampir semua yang ku ucapkan adalah umpatan pada pengguna jalan. Mungkin mereka semua akan yumpain aku. tidak perduli yang penting ade selamat dulu. Aku hanya berfokus untuk menyetir sambil bicara sendiri

‘All will be fine! Deeee..’

Ucapku seolah menguatkan ade namun pada kenyataannya aku hanya menguatkan diriku sendiri. Saat sampai rumah sakit aku segera pergi ke ugd rumah sakit ini. sampai sana aku langsung berterik kepada satpam yang berjaga di depan untuk membantuku mengangkat ade. Mereka kemudian menurunkan ade dan langsung di bawa untuk mereka beri penaganan. Aku kemudian pergi ketempat parkir untuk memarkirkan mobilku.

Sampai parkiran aku tidak langsung turun melainkan mencoba melihat hp ade. Teryata masih menyala walau masih terkunci. Aku hanya berharap kunci layarnya masih sama seperti yang dulu. Ternyata masih sama. Walau ada beberapa bagian yang tidak bisa di tekan. Aku langsung mencari nomor ibu. Lalu langsung menghubunginya.

‘haloo asalammualaiku bu..’ ucapku pada ibunya ade saat telephone itu tersambung.

‘walaikumsalam...siapa ini yaa? Kenapa pakai telephone anak saya..’ tanya ibu

‘bu ini devan...’

‘iya devan kenapaa? Ada apa sama ade..’

‘ibu, ade kecelakan tadi devan ketemu di jalan, devan juga belum tau bagaimana kecelakannya tapi ade sekarang udah devan bawa ke rumah sakit. Sekarang lagi di rawat di UGD bu’ terangku pada ibu secara perlahan takut ibu mlah panik. ‘ibu tenang saja engga usah panik insyaallah ade baik baik aja sama devan bu..’

‘astagfirullah ade!...’suara ibu kaget lalu dia diam sebentar. ‘yaudah ibu nanti sore ke ibu kota ya devan. Makasih banget yaa!, ibu nitip kamu jagain ade dulu’

Aku hanya mengiyakan ibu lalu ku tutup telephonenya kemudian aku wa teman temanya ade pertama aku wa dado lalu ci kara. Tidak lama mereka menggubungiku. Karna ci kara kerja dia bilang mami yang akan kesana dulu. Lalu dado akan segera menyusul ke sini. Tapii aku suruh dado menghubungi eriko karna aku tidak mau berurusan dengannya.

Saat sedang mengecek hpnya ade aku lihat ada beberapa chat dari riko yang belum dia baca. Sepertinya dia sedang berkelahi. Mungkin soal yang kemarin, aku tidak mau begitu ikut campur. Setelah selesai aku bawa hp ade serta tas dan dompetnya aku taruh di bawah jok belakang. Lalu aku menyusul ade ke ugd.

Saat aku sampai ternyata dokter masih belum selesai melakuan penangan pada ade. Aku hanya bisa berjalan bolak balik koridor menunggu dengan panik. Lalu tidak lama maminya kara datang. Dengan wajah aga panik bercampur duka.



‘devann...!’ sapa mami padaku sambil berjalan sedikit berlari.

‘mami...’ aku langsung memeluk mami dengan reflek karna aku sangat cemas sekarang ini.’iya udah ade akan baik baik saja..’ ucap mami menenangkan ku.

Sepertinya dia tau betul bagaimana kondisiku saat ini. lalu saat aku sudah tenang mami bertanya gimana kondisi ade. Aku hanya menjawab bahwa ade sedang di lakukan penaganan oleh dokter. Saat ada mami kara aku mulai tenang. Jadi sedikit bisa berfikir positif.

Aku kemudian mulai menggubungi teman temanku membari kabar lewat group wasapp bahwa ade kecelakan. Aku juga menelephone mba rina bilang bahwa aku ijin sedang di rumah sakit menolong temanku yang sedang kecelakan. Tak lupa aku wa personal ibu vivian.

lalu aku wa agne memberi kabar bahwa aku di rumah sakit. Setelah wa dia langsung menelephoneku. Saat aku angkat dia bertanya panik kepadaku kenapa aku bisa di rumah sakit. Aku bilang yang sejujurnya bahwa aku tadi bertemu ade yang sedang mengalami kecelakan. Lalu setelah ange selesai telephone abang menghubungiku. Aku hanya mejelasakan menurut apa yang aku tau. Saat fokus ngobrol dengan abang tidak sadar dado sudah datang.

Dado juga bertanya bagaimana keadaan ade padaku dan mami. Kembali aku jawab sepengentahuanku. Aku juga bertanya pada dado apa riko sudah di beri kabar. Dia bilang Hpnya riko tidak bisa di hubungi namun dia sudah meninggalkan pesan wa. Ternyata kata dokter ade sudah selesai di beri penaganan pertama. Dia sepertinya mengalami beberapa patah tulang serta cedera kepala yang parah. Namun masih membutuhkan beberapa hasil lab untuk melihat kondisi pastinya.

Mami bertanya apa ade bisa di temui. Dokter bilang sudah boleh tapi jangan berisik. Aku lalu pamit pada mami dan dado untuk mengurus administrasi kamar rawat inap agar ade bisa segera di pindahkan. Segera aku urus administrasi di kasir. Aku memsan kamar kelas satu untuk ade. karna dia biasa menggunakan kamar kelas satu. Aku harus deposit untuk sepuluh hari pertama. Segera aku bayar dan kuselsaikan walau biaya yang kubayar tidak sedikit.

Beres administrasi aku kembali ke igd untuk bertemu mami dan dado. Kulihat ade mendapat banyak infus yang terpasang dan juga gips pada lehernya sungguh kondisi yang sangat membuatku sedih. Selama aku kenal dan dekat denganya baru kali ini aku melihat kondisinya yang begitu parah.



Akhirnya setelah menunggu kondisi ade sedikit stabil barulah dia di pindahkan ke kamarnya. Setelah proses pemindahanya selesai aku permisi sebentar untuk mengambil makanan yang aku beli lewat stopfood untuk makan siang aku, dado dan juga mami. Karna sudah jam makan siang. Tidak lama kembali abang telephone katanya ingin mampir. Aku kemudian bilang bahwa ade sudah di pindahkan ke kamar. Aku juga mengabari ibu bahwa ade sudah dipindahkan ke kamar.

Setelah kami makan mami pergi sebentar bersama dado katanya mau pulang dulu adenya kara tidak bawa kunci. Jadi tinggal aku dan ade di kamar. aku duduk di sebelahnya, aku hanya tersenyum tapi air mataku tidak bisa tertahan saat aku elus kepalanya. Tidak bisa di pungkiri aku masih punya perasaan sama wanita ini. ku angkat tangannya lalu aku cium

CUP

‘ade kamu harus kuat ya, banyak orang yang sayang sama kamu!’ ucapku dengan airmata yang menetes di pipi. ‘banyak yang nunggu kamu de...., ada kara, mami, dado, temen temen kampus kamu, riko, molly, samaa ibu de...’

‘pokoknya kamu harus kuat yaaa......’ ku genggam erat sekali tangannya. Sambil air mataku tetap menetes

‘i miss you de........’ ucapku lembut padanya lalu tersenyum.

Mungkin bila dia sadar aku tidak bisa mengatakan itu. Aku hanya bengong sesaat terbawa suasana sambil menatap ade. Sampai hp ku berbunyi ternyata abang sudah di lobi. Karna ade sendiri kusuruh dia langsung naik ke kamar ini. saat dia sampai aku tentu berjabat tangan.

‘ini gimana kejadiannya van..?’ setelah melihat kondisi ade

‘jadi gua lewat lokasi dia udah tergeletak bersimbah darah bang...’

Terangku pada abang yang mulai bertanya mengenai detail kejadian sepenuhnya mulai dari lokasi serta kondisi stopjeknya. Dan apa sudah ada tindakan dari polsek terdekat. Lalu abang juga meminta hasil lab. Karna dia bisa membaca hasil lab. Untuk sedikit diagnosa singkat. Aku bilang saja kodisi ade belum begitu stabil jadi nanti setelah aga stabil baru di bawa ke lab.

Abang tiba tiba mengigatkan sesuatu padaku

‘van inget ga kata kang wisesa. Kalo ade belom bisa kontrol kemampuanya dia bisa pergi sebelum umur 25’

‘iya gua masih inget itu bang, tapikan masa iyaaa...’ aku jawab ragu

Kemudian aku kembali berfikir apa benar itu yaa. Tapi kayanya ade udah ga sesering dulu deh. Aku hanya mengalihkan bahwa umur, cinta, rezeki ada pada tuhan. Lalu tidak lama mami dan dado kembali. Lalu mereka ngobrol dengan abang sampai sekitar jam 15.00. abang kemudian pamit untuk pergi katanya ada dinas yang harus dia jalankan.

Aku ijin sama mami untuk mengantar abang sekalian merokok. Ternyata dado ingin ikut denganku. Setelah mengantar abang ke mobil aku dan dado ikut sampai depan rumah sakit karna aku berencana untuk merokok di salah satu warkop di depan. Saat abang meninggalkan kami, aku dan dado langsung masuk ke warkop itu. Aku pesan kopi panas serta dado memesan es capucino saset. Aku lalu bertanya sama dado kenapa tadi dia lama banget sama mami pulangnya. Dia menjelaskan yang aku tangepin biasa.

Saat aku ingin bertanya kabar riko ternyata hp ade yang dari tadi aku bawa berbunyi. Kulihat itu dari riko. Ku suruh dado mengangkatnya dan bilang bahwa ade di rawat. Kemudian hp ku berbunyi saat ku lihat ternyata kara. dia sudah sampai di depan. Aku hanya bilang padanya bahwa aku ada diwarkop depan. Yang menunggu ade adalah mami di atas. tidak ada angin tidak ada hujan ci kara datang nyamperin kami ke warkop lalu bertanya.

‘ada masalah apa antara lu, ade sama riko pas pemamkaman a ma gua!?’ tanya tegas padaku. ‘heee!’.responku yang sontak langsung berdiri karna kaget.



‘hah emang ade belum cerita ke kalian....’ jawabku cepat

‘belom...’ jawab mereka berdua berbaregan. ‘semenjak di rumah duka ade jadi sering menyendiri, sering menghindar dari riko tapi ga pernah mau cerita ke kita, setiap aga di paksa dia marah..’ terang ci kara

‘jadi gini....’ kemudian aku jelaskan semua kejadian dirumah duka yang aku tau mulai dari awal kau lihat ade dan eriko berkelahi sampai aku tinggalkan dia dengan dado. Semua aku jelasakan dari tamparan hingga tangis ade. ‘ tapi gua taunya udah sampai pas tinggalin dia sama dado aja. setelah itu gua ga tau bagaimana kabar ade, atau hungunnya sama riko ci sumpah!..’ terangku meyakinkan.

Ci kara kemudian terduduk di sampingku diam sejenak. Sementara dado seperti menahan emosinya. Karna tau apa yang di perbuat riko pada ade. Aku juga bingung harus berbuat apa. Kami diam sejenak beberapa saat sampai ci kara mengajak kami ke kamarnya ade. Saat perjalanan ke kamarnya ade bertanya riko datang jam berapa nanti. Dado hanya menjawab secepatnya setelah dia pulang kerja.

Ci kara sampai kamar ade langsung menangis melihat kondisi ade sambil memeluk mami. Sementara aku dan dado hanya duduk di ranjang kosong sebelah ranjang ade. Karna ini kelas satu jadi terdapat dua ranjang. Lama kelamaan kara mulai dapat mengontrol emosinya setelah lumayan lama menangis. Kami hanya sibuk dengan urusan masing masing. Mami yang sedang menenangkan kara sementara aku dan dado sibuk main hp.

‘mi devan mau ngerokok dulu ya..’ ijinku pada mami untuk merokok ke smoking room

Namun saat aku mau membuka pintu ternyata riko sudah membuka lebih dahulu. Kami berdua berpapasan lalu dia menarik bajuku dan mendorongku ke tembok. mami, dado dan kara langsung kaget melihat hal itu.

‘Ngapain lu disini? Anjing...’ tanyanya penuh emosi. ‘lu yang udah bikin andria kaya gini...?’ tambahnya padaku.

Aku hanya tersenyum kepadanya. dado yang melihat riko sudah emosi langsung dengan cepat memisahkan aku dan riko.

‘lepasin ko anjingg!!...’ teriaknya melerai kami. ‘lu kalo ga devan yang nolong, ga tau ka ade udah jadi apa sekarang!!...’ tambahnya yang berhasil memisahkan aku dan riko

‘udah do lu ga sudah ikut capur...!!’ teriak riko penuh emosi. Aku hanya tersenyum sambil merapihkan bajuku yang kusut karna ulah riko tadi.

‘lu ga usah belain temen brengsek lu ini do!..’ ucap riko pada bado dengan tanganya seakan siap memberikan bogem metah.

‘EH ANJING SADAR LU BANGSAT...LU UDAH BERANI NAMPAR KA ADE, MASIH BILANG DEVAN BRENGSEK!..’ murka dado pada riko. ‘GBLOK...!’ tambahnya sambil menujuk riko.

‘UDAH UDAHHH................!!!!’ teriak kara di sebalah ade. ‘ mending lu orang dua. Do, van cabut dari sini.’ Tambahnya menyuruh kami pergi.

Ternyata terikan kara dan dado tadi membuat para security mendatangi kamar kami. Mami langsung berbicara pada security tersebut bilang bahwa hanya kesalahan pahaman saya semua bisa di atasi. Lalu security meninggalkan kami dengan jaminan dari mami bahwa semua akan baik baik saja.

‘lu denger kata kara kan? Mending lu cabut sekarang gih..’ pintah riko sambil menunjuk pintu yang ada di belakangnya.

‘oke gua cabut. Tapi lu inget satu hal, Pacarlu hutang nyawa sama Gua!!..’ bentak ku pada riko. Lalu aku pamit ke mami dan kara. aku pergi melewati riko. Di ikuti bado di belakangku.

Riko tidak menjawab atau bicara satu katapun saat kami kembali berpapasan dan saling tatap tajam. Saat bertemu dengan security aku hanya mengangguk pelan saja. Lalu turun untuk pergi ke smoking room seperti rencana awal yang disusul dado. Mengenakan jaketnya. Saat sampai bawah aku belikan dia minum terlebih dahulu di coffieshop yang ada di lobi. Baru kami pergi ke smoking room. Bahkan sampai smoking room saja wajah bado tidak berubah masih tetap marah. Baru kali ini aku melihatnya semarah ini

‘udah do udah, sabar aja..’ ucapku coba menenangkanya

‘anjing.. ga bisa tenang gua’ jawabnya. ‘anjing!. coba lu dulu ga bego van, sekarang bukan si bngst itu yang jadi pacarnya ka ade tapi lu’ ucapnya padaku

‘mungkin do mungkin..’ senyumku sinis sambil menjawab pertanyaan dado.

.

.

.

.

.

-PoV Alexandria



‘Devan...’ kupanggil dia dengan sisa kesadaranku

.

.

Aku membuka mata perlahan seoalah bertanya aku dimana?. Binggung bukankah aku harusnya tidak dapat merasakan tubuhku karna kejadian pagi ini. namun bagaimana bisa aku merasakan kembali semuanya. Lalu aku coba bangkit untuk berdiri aku lihat ke sekeliling hanya ada tempat yang semunya adalah hitam dan kosong.

‘apa aku di surga?’ tanyaku.



Saat kembali memandang ke depan aku melihat pantulan diriku. Kenapa bajuku berubah? Kenapa aku mengenakan baju ini. semua tanya yang ada di otakku bermunculan mencari penjelasanan yang paling masuk akal untuk semua ini. apakah ini mimpiku, ataukah ini adalah alam lain. Apakah aku sudah meninggal?.

‘Miaw....Miaw...’ tiba tiba dibelakang ada suara kucing. Aku langsung menengok ke belakang kulihat ada bayangan kucing yang sangat aku kenal.

‘Molly..?..Moll itu kamu...’ teriakku pada kucing itu.

Namun kucing itu berlalu pergi. Aku kemudian mengikutinya saat aku berlari dengan kencang dia juga mepercepat larinya seolah dia tidak mau tertankap olehku. Dia lalu melewati cahaya aku pun terus mengejarnya mengikuti menuju cahaya itu sampai pada sebuah padang bunga yang waktu itu.

Padang bunga yang sama dengan pemandangan yang sama pula serta sesosok laki laki yang sama pula. kulihat molly berjalan menuju sosok laki laki itu. Aku sempat berhenti sesaat. Lalu aku berjalan perlahan menuju laki laki itu. Saat aku memegang pundaknya. Kali ini dia tidak menghilang.

‘permisi bapak saya dimana..’ tanyaku pada bapak tadi.

Bapak itu kemudian berbalik kearahku. Betapa kagetnya aku sampai aku mundur satu langkah ke belakang. Kulihat dia pria tinggi, berbadan besar namun tidak gemuk dengan kulit sawo matang.berbaju putih Berkepala plontos yang memakai iket Makota wangsa. Pria itu adalah kang wisesa.

‘akang ade dimana?..’ tanyaku pada kang wisesa

‘aku bukan wisesa temanmu anaku,..’ jawabnya dengan nada penuh wibawa. ‘kami adalah pendamping kamu anaku. Kami hanya menyerupai temanmu serta kucing peliharanmu.’ Tambahnya

‘lalu kenapa aku di sini bukankah aku mengalami kecelakaan, apa aku sudah meninggal?’ tanyaku penuh ke binggungan.

‘itu adalah keputusanmu untuk kembali ataukah pergi...’ jawabnya singkat

‘lalu kenapa aku di bawa kemari?’ tanyaku pada mereka

Lalau mereka menjelasakan aku ada di dimensi antara kematian dan kehidupan. Alam yang banyak disebut nirwana atau banyak versi lainnya yang berkembang di masyarakat luas. Alam diamana manusia yang melakukan rogo sukma. Alam mereka yang mengalami mati suri. Alam dari Sadulur Papat Lima Pancar . serta versi versi lain dari alam ini.

Mereka lalu menujukan bagaimana jasadku yang dibawa oleh devan ke rumah sakit. Bagaimana usaha kerasanya dia menolongku. Bagaimana para sahabatku, mami, ibu yang di beritahu oleh devan mengenai keadaanku. Saat mereka menujukan eksperisi ibu aku langsung menitikan air mata.

‘ibu ade disini, ade enggapapa buuuu....’ teriaku sambil menitihkan airmata.

‘maaf anaku, tapi suaramu tidak bisa di dengar oleh mereka’

Kembali mereka menujukan saat aku sudah dipindahkan ke kamar. bagaimana devan menguatkanku. Aku bisa mendengar semua perkataanya serta apa yang ia lakukan dengan membelai rambutku secara perlahan lalu mencium tanganku sambil mengucapkan kata kata seolah aku bisa mendengarnya. Lalu terakhir dia bilang

‘i miss you de!..’

Ucapnya lembut dengan air mata di pipinya serta senyum yang sungguh indah. Aku juga melihat abang ucok datang menanyakan kondisiku serta mengigatkan mengenai pesan kang wisesa pada devan. Langsung aku bertanya pada mereka

‘apa karna pesan itu kalian meminjam wujud akang wisesa?’

Tanyaku pada mereka yang tidak di jawab melaikan mereka mempercepat penglihatanku. Sekarang aku melihat ci kara. Sahabatku yang menangis tanpahenti. Aku ikut menitikan airmataku. Tidak berselang lama eriko datang. Dia marah melihat devan ada disana. Dia menyalahkan devan atas apa yang menimpaku. Mereka bertengkar. bertengkar hebat riko kini memojokan devan ke tembok. mami, kara ikut kaget melihat perbuatan eriko.

Dado yang coba memisahkan devan dan riko malah sekarang menjadi terpacing emosi. Mereka sekarang berdebat cukup keras. Sampai akhirnya ci kara menyuruh dado dan devan untuk pergi dari kamar. keributan itu membuat kegaduhan di rumah sakit sampai kamar yang aku tempati di datengi oleh security rumah sakit. Sebelum devan pergi dia berbicara pada riko dengan nada tinggi seolah membentak riko.

‘Tapi lu inget satu hal, Pacarlu hutang nyawa sama Gua!!..’

Setelah itu devan pergi dan kulihat eriko mendekatiku dan langsung menangis. Meminta maaf padaku. Karna kesalahnya kemarin yang menamparku. Kara dan mami hanya melihat riko yang sedang menangis. Tanpa berbicara satu katapun. Lalu mereka menghentikan penglihatanku.

‘kenapa kalian menunjukan itu. Dan kenapa pula kalian meminjam wujud temanku’ tanyaku lagi pada mereka. ‘apa karna pesan dari kang wisesa?’ tambahku.

‘itu adalah pesan yang di sampaikan oleh semesta lewat wisesa anaku’ jawab mereka. ‘namun apakah kamu mau sudah melakukan isi dari pesan itu?.’ Tambah mereka

Aku hanya terdiam mendengarkan apa yang mereka ucapkan.

‘kamu sendiri yang bisa memilih garis takdir mana yang ingin kamu ambil, garis takdir yang dibuat oleh sang pencipta’ ucap mereka. ‘semua keputusan yang akan kamu ambil harus melihat kembali pada titik awal ini semua bermula’

‘karna apa yang kamu pilih anaku akan menentukan banyak hal di masa depan’ ucap mereka lagi

.

.

.




Note Penulis: untuk part ini dimohon, diminta , di anjurkan, di wajibkan mendengar lagu dari: mia & sebastian’s theme - la la land piano solo(lebih di anjurkan) atau orkestra. Bisa mendegarkan yang versi full 4 menit atau yang hanya 1 menit semua akan membuat efek lebih menyayat hati.





‘suara piano mulai tedengar..’​

Antara kedua dimensi. Sang putri dan ksatria!. Melantunkan melodi menuh kesedihan, kehampaan, kemarahan, kekosongan.

Ksatria menyandarkan dirinya ke tembok sambil menghisap kuat rokoknya. Seraya berfikir apa mungkin yang dikatakan sang peramal dan peri bulan adalah sebuah pesan dari sang pencipta. Apakah benar umur putri akan sampai pada akhirnya?. Dia juga memikirkan perkataan sahabat mengenai jalan takdir yang dulu dia tinggalkan.

Sementara sang putri mulai mimikirkan perkataan dari tujuh malaikat yang selama ini melindungi dirinya. Apa pesan yang coba mereka sampaikan kepada sang putri mengenai kembali pada titik awal. Apakah jalan takdir yang dia pilih bukanlah jalan takdir yang terbaik untuk dirinya.

Suara piano tadi mulai memaikan lagu yang seoalah dapat memutar waktu. Kedua dimensi menghayutkan putri dan ksatria kembali pada titik semua bermula

Mereka berdua mulai sama sama mencoba berfikir akan segala kemungkinan yang terjadi bila mereka memilih jalan takdir berbeda. seolah sang putri dan ksatria dapat merasakan kembali pada semua ingatan mereka seakan mereka ikut hanyut kembali ke masa itu. Masa semua bermula. Masa kekosongan. Awal mula semua ini.





END chapter 1

13. 1 of 545 days
 
Terakhir diubah:
yeeeeyyyyyyyy finally akhirnya selesai jugaa walau tidak sampai 15k kwkw. degan berakhirnya Null maka berkahirnya Chapter pembuka dari kehidupan devan, andria, agneta, rose, lilith, sara, eve, luna, vira dan yang lainya

chapter 2 akan ada kejutan alur cerita dari penulis sedikit perubahan karna alur bsk adalah flashback. namun tidak merubah keseruan Alur cerita. semoga hahaa

dan untuk funfact aja ya. itu andria di kehidupan nyata memang benar punya 7 guardian angel. heheee:kacamata:

semoga semua terhibur salam sayang

SuGoy
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd