Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nafsu Hina yang Melilit

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
lama ga mampir di cerbung,, ini ada cerbung yangg menurutku lumayan bagus,, coba digarap lebih matang pasti lebih bagus,,, maaf ya mas bro pembaca bisa nya cuma bisa membaca sama menilai,, hehehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter V-Road to Somewhere


Bu stevi




POV BU STEVI
Lama sudah tubuhku tidak merasakan kenikmatan dari batang penis milik pria midun. Aku merindukan tubuhku untuk dijamahnya. Aku juga merindukan kecupan manis, gigitan kasar dan sebuan tangannya yang penuh nafsu di area sensitifku. Oleh karenanya aku menyusun rencan untuk berangkat ke suatu tempat agar dapat berduaan lebih leluasa bersama midun.

Aku melihat midun sedang asik menyuci mobil milikku yang ada di depan rumah. Setiap lekukan tubuh pria itu kunikmati. Ntah apa yang ada dipikiranku ketika melia penisnya yang tercetak di area depan celananya. Nafsuku mulai meningkat secara drastis. Aku teringat ketika ia memelukku mesra saat aku mengenakan handuk setelah mandi. Aku merasa martabatku sudah mulai terhempas. Kasta yang kumiliki tercabik-cabik oleh perbuatannya saat memperkosaku. Harga diriku yang selalu kujunjung tinggi telah jatuh tak berdaya. Kesucian cinta yang telah kujalani bersama mas alen telah hilang gara-gara perbuatan pria itu.

Hasratku di dadaku mulai memuncak. Sulit bagiku menutupinya. Aku segera pergi ke kamar mandi yang terletak di kamarku. Kusingkap dasterku dan segera kumainkan tanganku sambil membayangkan penis hitam lebam dengan dihiasi otot bak akar yang melilit batangnya melakukan penetrasi di area kewanitaanku. Aku membayangkan tangannya meremas kedua payudaraku penuh nafsu sambil berbisik lembut di telingaku “apakah kau merindukan penisku?”

“ia dun.. ia… ijinkan aku menikmati secuil nikmatnya kontol hitammu..”
Aku mulai mendesah hebat tak karuan.. pikiranku tidak bisa melepaskan bayangannya yang sedang menjamah seluruh area sensitifku. Terus kugesek-gesekan tanganku dia area vaginaku dengan kasar dan cepat. Sesekali satu jari kumasukan ke liang vaginaku namun aku tak merasa nikmat yang sesungguhnya. Kucoba lagi dengan dua jari memasuki vaginaku tapi aku merasa masih sedikit kurang puas. Kali ini kucoba ketiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis menyerbu liang vaginaku. Kali ini baru kurasakan kenikmatan yang hampir sama dengan penis hitam besarnya. Jika haru dibandingkan tentu aku lebih memilih penisnya ketimbang menggunakan jari mulusku karena sensasinya tentu berbeda.

Aku mulai berfantasi liar. Aku mulai ingin dikasari lagi olehnya.

“ayo dunn… pukul pipiku….. akhhhh ….“

Aku memejamkan mataku dengan kuat sambil merintis..

“ayo midun!!!!........ bukankah ini yang kamu inginkan. Menyakitiku hanya untuk kenikmatanmu ?!”

Aku terus membayangkan penis besarnya merobek area sensitifku secara terus menerus sambil sesekali menghisap dengan penuh semangat susuku… aku juga menginginkan agar mulutnya sesekali menggigit putingku dengan kasar.

“kecup susuku midunn!!!!!! Ayo lakukan…” ucapku dengan nada pelan sambil mendesah….

Kunaikan tempoku secepat yang kubisa. Dan akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan yang sudah lama tidak kurasakan.

“Akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!! Ahhhhhhhhh……!!”
Aku mengerang pelan. Nafasku mulai tidak beraturan. Tubuhku kejang-kejang. Aku terdiam sejenak sambil membayangkan midun memelukku mesra dan mengecup leherku.

Setelah terdiam kaku beberapa saat, aku keluar kamar dan mengecek apakah midun sudah selesai mencuci mobil. Ternyata ia sudah tidak mencuci mobil.

“Mungkin ia sedang beristirahat dikamarnya.” Ucapku dalam hati.

Aku merindukan wajahnya. Ia memang pria yang tidak ganteng, tidak memiliki kulit yang halus seperti suamiku bahkan telapak tangan midun sangat kasar. Berbanding jauh dengan tangan suamiku yang kini kurang kucintai.

--------------------------------------------------





Bu Stevi

Beberapa minggu berikutnya.

Jam 06:00 pagi Aku terbangun dari tidurku. Tiba-tiba wajah midun terpintas dipikiranku akan wajah midun. Aku merindukannya. Kakiku tiba-tiba mengomandoku untuk mencari midun di kamarnya. Ternyata midun sudah duduk dengan menyilangkan kaki di kasurnya dengan memegang secangkir kopi sachet.

“Eh nyonya.. pagi non” ucap midun lembut disertai senyuman.

“Pagi” balasku dengan bahagia sambil memberinya senyuman hangat.

“anu dun, besok sore kamu temanin saya ya. Saya mau pergi ke acara arisan ibu-ibu. ” ucapku berbohong padanya.

“baik bu.. alamatnya di mana bu?” tanyanya

“Itu di Villa Greenvile Diamond. 2 jam dari rumah.”

“besok saya arahin” tambahku.

“baik non” ucap midun sambil menyeruput kopi yang ada di tangannya

“oh ia, kamu ke pasar dan super market gih beli bahan pokok. Berat dan ringan untuk kebutuhan selama 3 hari.” ucapku sambil memberinya uang 5 juta.

“listnya mana non?”

Aku membuatkan berbagai list masakan, makanan dan kebutuhan pokok dan menyerahkannya. Setelah mendapat list tersebut midun pergi.


Aku segera balik ke kamarku dan mengunci pintu. Ntah kenapa aku sangat bahagia karena akan jalan bersama midun besok sore. Aku benar-benar girang dan bahagia.

Villa Greenvile Diamond merupakan villa yang jauh dari perumahan penduduk. Tempat tersebut sangat terkenal bagi di mata kaum elit seperti kami. Tempat tersebut sangat cocok bagi orang yang hanya menginginkan ketenangan dan pemandangan indah.

Aku menelpon petugas villa yang ada di sana dan meminta untuk mengosongkan tempat tersebut siang besok karena aku akan menginap di tempat itu dalam waktu beberapa hari. Aku juga meminta ketika kami sampai agar petugas villa mengempeskan ban mobil dan membuat mesin mobilku rusak sehingga aku cukup punya waktu berduaan bersama midun. Tidak lupa aku menelpon suamiku untuk memberitahunya bahwa aku akan mengunjungi temanku yang suaminya sedang berada di rumah sakit di singapura dan istrinya sangat kesepian. Aku juga memberitahunya bahwa aku mungkin pulang setelah tiga hari di sana karena tidak mungkin membiarkan sahabatku sendirian dalam masa-masa sulit. Sebagai tambahan, aku sudah membuat istri midun untuk tidak datang kerumahku selama satu minggu tanpa mengurangi gajihnya dan aku juga meminta midun untuk tidak menemui istrinya selama beberapa minggu. Sebagai kompensasi aku memberikannya insentif tambahan.

Rencana yang aku susun sudah cukup matang dan elegan. Kini aku mengeluarkan koper biru mudaku dari samping lemari dang mengisinya dengan pakaian-pakaian seksi. Mulai dari lingrie, daster, rok pendek, baju transparan, bra dengan nuansa mencolok, berbagai macam lipstik yang memikat kaum priapun kubawa, parfum wanita yang terkenalpun tak luput dari perhatianku.

“Mustahil midun tidak menyukai penampilan dan tubuh eloku” ucapku dalam hati
Aku harus membuatnya terpikat dan jatuh hati. Aku tidak mau tau. Aku rindu kontol hitam besar yang terbalut dengan urat.

To be continued
 
Bimabet
wohoo...akhirnya diupdate juga
moga midun mau menikmati nonanya lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd