Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
Bimabet
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
yang sama fotografer seinget ane ada adegan double penet ya hu, yang pacarnya marsha lihat di forum semprot pas magang, ini masih ada lagi pov nya hu ?
Ga ada hu. Berhenti di imajinasi fotografernya aja. Terimakasih karena masih ingat ceritanya. Haha

Terima kasih suhu buat updatenya
Ngikutin cerita ini dari thread yang sebelumnya dan entah kenapa menurut gw berasa real banget ceritanya kayak suhu lagi bales dendam 🤣
Gitu ya.
 
@lampetgadong123 suhu sesekali utamain viewers dimari dunk
Jgn yg disebelah mulu yg dikasi enak
Disebelah udh update berkali kali
Masa di sini kagak dapat update
😝😝😝
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
cerita pemerkosaan Gilang sudah ane baca di karyaK hu. Nanti apa bedanya cerita yg gratis disini sama di KaryaK yang berbayar?
 
PART 20. Pemerkosaan Oleh Preman Kampus (Extended)

Malam ini aku diajak (sebenarnya dipaksa) oleh Ringgo untuk menemaninya menghadiri ulangtahun ormas kepemudaan yang dia jadi anggotanya. Sebenarnya feelingku sudah ga enak, karena aku kurang suka dengan anak-anak muda rada preman ini. Apalagi acaranya di salahsatu diskotik pula dan aku ga bisa bawa teman-teman wanitaku. Tapi Ringgo bilang cuman bentar doang disana, menghargai ketua ormas kepemudaan itu. Maka terpaksa aku ikut, karena janjinya paling 30 menit langsung balik.



Mereka sudah memesan table di VIP, dilantai mezzanin yang pas di depan panggung. Jadi bisa melihat DJ dan orang-rang yang lagi joged dibawah sana. Aku digandeng Ringgo masuk, melewati lorong manusia yang berjoget sambil terkadang melihatku dan terkadang juga sedikit mencolek badanku yang melewatinya.



Malam itu memang aku pakai pakaian cukup sexy, itu juga karena desakan Ringgo. Aku pakai drees hitam ketat, dengan belahan dada rendah sehingga setengah tokedku nyembul dibaliknya. Rokku juga sangat mini, tak sampai setengah pahaku terlindungi. Kalau aku duduk, pasti CD ku kelihatan.



"Kita beneran bentar ya, go. Gue besok kuliah pagi nih" Kataku.

"Iya tenang aja" Katanya



Kemudian aku dikenalkan dengan temannya satu persatu. Ada sekitar 10 pria dan 3 wanita disana, aku ga hapal semua namanya. Tapi ada satu orang yang sepertinya bos disitu. Namanya Gilang. Aku risih melihatnya yang menatap tubuhku seolah ingin memakanku.



Di lantai VIP ini hampir semua orang berjoget ria diatas kursi dan didepan yang ada semacam panggung kecil. Aku hanya duduk saja. Sambil tersenyum ke setiap orang yang mengajakku dance. Kulihat Ringgo duduk bersebelahan dengan bos mereka. Berbicara sambil berbisik-bisik. Sekali mereka tertawa sambil melihatku.



Suara musik makin kencang. Bau alkohol menyerbak diruangan ini, begitupun asap rokok. Aku harus keramas nih besok karena pasti rambutku bakalan bau asap rokok.



"Minum nih..." Botol alkohol sudah ada di depan mulutku lalu mulutku dipaksa Ringgo menelan minuman itu. Aku tak bisa menolak. Cukup banyak yg kutelan. Hingga kepalaku pusing.



"Hahhaha...enjoy this night babe...." Katanya, kemudian kembali memasukkan botol itu kemulutku.



Aku dibuat mabuk. Teman-teman Ringgo tertawa melihatku tak kuasa menolak diberikan minuman keras oleh mereka. Perlahan badanku mulai bereaksi seiring dengan masuknya pengaruh alkohol kealiran darahku. Aku ga tahu apa yang dimasukkan kedalam alkohol tadi, karena efek mabuknya beda.



Ringgo mulai memancingku untuk bergoyang bersamanya. Aku tak kuasa menolak, karena badanku memang ingin bergoyang setelah minum banyak alkohol. Aku diajak bergoyang kesana kemari.



"Lu sexy banget malam ini" Katanya.



Ringgo mulai menyentuh daerah-daerah yang sensitif ditubuhku dengan gaya playboy yang elegan. Aku menikmati bergoyang sambil dipeluknya dari belakang. Tanganya meraba pantatku dan pahaku, disertai rayuan mulut manisnya yang benar-benar memabukkan telingaku.



"Kamu paling cantik dan sexy disini"



Mendengar aku dibilang sexy, aku langsung menggoyang tubuhku sepanas yang aku bisa, aku menjadi begitu lepas untuk bergoyang bersamanya. Ditambah pengaruh alkohol yang membangkitkan sisi sexualitasku secara tak sadar juga ikut mendorong sisi liar ku keluar.



Semua pria disekitarku memperhatikanku dengan wajah 'mupeng', khususnya Gilang. Sekilas aku lihat dia meraba celananya tadi.



Ringgo yang sudah terangsang lalu membalikan badanku lalu melumat bibirku didepan teman-temannya, dan merabai toketku. Aku setengah sadar berusaha menolak, karena walau dipengaruhi alkohol, masih ada sedikit rasa malu saat tokedku diraba-raba didepan orang-orang begini.



Penolakanku membuat Ringgo makin beringas saja. Hilang sudah sikap gentlenya. Dengan paksa dia turunkan gaunku sehingga tokedku yang sebelah kanan terlihat. Dia langsung remas dan pilin putingnya, membuat penolakanku tak berarti.



"Ohhh...ssssss....yess......." Desahku.



Aku rasakan badanku semakin panas. Gairahku semakin mudah terpancing. Dadaku diremas-remas Ringgo terus. Bahkan Vaginaku digesek-gesek dengan jari dari luar celana dalamku. Aku memejamkan mataku yg berat pengaruh alkohol. Aku kehilangan kesadaran.



Pandangnku gelap. Kurasakan hening. Aku pingsan. Dalam keheningan kurasakan aku digotong kesuatu tempat. Habis itu aku tak ingat lagi. Aku tertidur.

Gelap.

Tak berapa lama tertidur, kurasakan ada yang meraba-raba badanku. Aku masih berat membuka mata. Aduh siapa sih ini yang gangguin tidur. Tapi aku tak bisa tidur lagi karena kurasakan geli divaginaku. Geli sekali. Aku belum membuka mata.

Lalu aku terbangun ketika aku merasakan sodokan pada vaginaku. Ternyata sebuah penis sudah keluar masuk kedalam vaginaku. Ringgo nakal sekali, menyodoku dengan kondisi tidak sadar begini. Lelaki itu sudah berada diatas tubuhku memasukan penisnya kedalam vaginaku dan mulai memompanya. Aku tak kuasa menolak, selain aku merasakan enak ada yang ngentotin memekku, juga karena badanku masih sangat lemas.

Aku perhatikan sekitar, aku berada disatu ruangan yang aku tidak tahu dimana, terbaring diatas sofa dengan tubuh telanjang bulat.

Kepalaku masih berat. Samar-samar penglihataku mulai terlihat. Aku menatap sosok lelaki yang berada diatasku.

"Enak sekali memekmu...akhirnya kesampaian juga ngentotin Marscha si bintang kampus"


DHEG.

Itu ternyata bukan Ringgo.

Hah??? Ringgo kemana?

AKU PANIK.

Panik sepanik-paniknya.



Jadi siapa yang mengentotin aku sekarang?



Aku shock dan coba bangkit. Tapi tenagaku masih lemas. Aku buka mataku lebih lebar untuk melhat siapa yang ada diatas tubuhku. Memang benar itu bukan Ringgo, melainkan temannya yang tadi di diskotik. Aku mendorong sekuat tenaga badannya, tapi tubuhku kalah kuat.



"LEPASIN. Lepasin aku gak mau" Ujarku.



"Nikmati aja" katanya sambil menusukan penisnya dalam-dalam. Aku merasakan vaginaku sudah basah, entah apakah aku tadi sudah orgasme. Mataku makin masih terasa berat, tapi kesadaranku sudah mulai pulih. Aku sungguh ga rela ada lelaki lain didepanku.



"GA MAU...PLEASE....LEPAS" Kataku mencoba mendorong tubuh besarnya yang sekarang mendekapku erat.



"Memek lu ga bisa bohong. Nih sudah banjir. Diam aja, telentang manis" Katanya mengintimidasiku. Sorot matanya tajam, terkesan arogan. Aku ngeri juga.



Melihat aku berhenti melawan, lelaki itu lalu kembali menerobos vaginaku. Tubuhku terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimku. Lalu dia kembali menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi liang vaginaku.



"Ouhhh sakit......" Desahku. Aku baru menyadari kalau batangnya lumayan besar, lebih besar dari punya Ringgo. Berurat hitam. Aku sampai menahan nafas setiap kali dia menggenjotku.



"Memek lu sempit banget....kontol gue kayak disedot...beruntung banget gue" Katanya.



"Sakiit.. mas.. engh.. ampun" ucapku mengiba. Penisnya besar.



"Memang benar kata Ringgo, memek lu enak banget. Setia kawan benar dia, mau kasih tubuh lu untuk gue nikmati" Katanya.



Tanganku mencengkram erat tubuh laki itu dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya, perlahan tetes air mata mengalir disudut mataku yang terpejam. Aku kecewa sekali dengan Ringgo yang seenaknya memberikan tubuhku ke lelaki lain. Padahal dia selama ini sudah aku kasih enak.



"Ohh..Marscha.. nikmat sekali.. dari dulu gue sudah pengen ngentotin lu..."



"Ahhh...ahhh..ahhh.." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku menggigit bibir menahan desahan, mataku terpejam tak sanggup melihat wajahnya yang tersenyum puas karena sudah sukses membuatku horny juga.



"Nama Gue Gilang. Satu kampus sama lu juga. Lu sudah jadi pembicaraan sekampus sejak awal masuk kuliah. Karena lu emang cantik. Apalagi lu suka pakai pakain sexy ke kampus, gue suka horny. Beruntung Ringgo bisa memperdaya lu"



Gilang terus mengocok vaginaku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dihatiku terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.



"Akhh.. Mas.. Aduuh.. ohh.." lama Gilang memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuhnya aku kemudian menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme.



Untuk beberapa saat dia menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku benar-benar menikmati orgasme yang pertama ini, mataku terpejam sambil kulingkarkan kedua kakiku ke pinggangnya.



Tak berapa lama kemudian dia mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku.



"Nungging!"



Aku menolak perintahnya, karena aku masih lemas. Justru dia yang bergerak menyamping dan membalikan tubuhku dengan kasar, kali ini aku pasrah dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Pantatku ditariknya, sehingga aku menungging dengan posisi sempurna.



PLAK!!!!



"Awww...sakitttt..... " Teriakku, saat pantatku ditampar keras.

"Pantat lu sexy benar...." PLAK!!! Kembali dia menampar, membuat perih disana.



Kemudian dengan kasar dia melebarkan kakiku untuk memudahkan penetrasi. Agak sulit penisnya memasuki vaginaku walau tadi sudah masuk. Selain ukuran batangnya yang cukup besar, juga karena rasa sakit yg aku rasakan dipantatku.



Dia mulai lagi menekan penisnya kevaginaku dengan kasar. Blesss!



“Oooohhhhh… oooooo..pelan-pelan....…” rintihku



Aku mendongak, mataku terpejam merasakan penis Gilang terus memasuki lebih dalam ke vaginaku. Aku merintih keenakan bercampur sedikit rasa sakit. Dengan cepat dia lalu men-doggyku. Cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya senjata cowo itu .



“Ohh…. Marscha… Nikmat sekali… Ohh….'



Tapi permainan Gilang ini cukup kasar. Belum pernah aku ML dikasari seperti ini. Sambil menyodokku tangannya sesekali menampar pantatku. Sampai merah pantatku



Plakkk...!! Palakkk..!! Plaakkk...!!



"Awwwwww....."



Badanku kini mandi keringat karena persetubuhan ini, sofa dibawah kami juga basah karena keringat. Aku merasakan kenikmatan kembali. Enak sekali saat memekku dihujam-hujam brutal seperti ini.



Dia bergerak sambil kedua tangannya meremas payudaraku dari belakang dan menggenjotkan pantatnya menghantam liang vaginaku.



Plakk.. Plakkk..



Tamparannya di pantatku malah membuatku makin terangsang nikmat. Gesekan demi gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginaku, tanganku mencengkram erat sofa.



Tangannya bergantian antara menampar pantatku dan meremas tetekku yang bergoyang-goyang karena sodokannya. Tokedku diremasnya dengan kencang.



"Enak ga kontol gue?"



Aku diam saja. Sampai akhirnya dia jambak rambutku.



"Enak ga?". PLAK! tamparan keras kurasakan kembali di bongkahan pantatku.



"Iyaaa....iyaaa...enak...."

"Hahaa..berarti bisa gue kentotin lu kapan pun?"

"Iyaa..bisa....." Kataku pasrah



Dia kembali menyodok. Tangan kiri dan kanannya bergantian menampar pantatku sambil tetap menjambak rambutku dari belakang.



"Memek lu enak....Lu gue jadiin lonte gue nih...." Katanya



Dia makin kuat memompa penisnya di vaginaku. Pantatku juga kini sudah memerah karena tamparan yang terus menerus. Aku merasakan akan orgasme lagi.

"Ohh.. Ahhh...Ohhh.. cepat.... auuuuhhh.." Desahku.



Bahkan aku mendesah makin binal saja seperti lonte : "Enak....oohh.. teruusss.. entotin memekkuuuhh.. Ohhh..cepat......."



Aku sudah tak malu lagi dalam desahanku. Sisi binalku sudah benar-benar menguasai tubuhku. Nafsuku sudah mengalahkan akalku sepenuhnya. Aku tak sadar kalau ini adalah pemerkosaan.



Gilang masih terus memompa penisnya keluar masuk vaginaku yang sudah sangat basah. Aku salut dengan staminanya yang kuat, kalau pacarku pasti sudah ngecrot sejak 5 menit lalu.



OH teringat pacarku langsung muncul perasaan bersalah. Tapi aku ga bisa melawan perasaan gatal di memekku, sehingga aku kembali pasrah disodok-sodok.



"Iyaa....terussss.....terusss....sodok yang dalem.....awwwww......" tak sadar aku dengan desahanku.



Gilang kemudian berpindah berbaring di lantai.



"Naik, Sha...kentotin kontolku"



Tanpa pikir panjang aku memosisikan diriku berada di atas penisnya. Aku turunkan tubuhku hingga penis Gilang kembali penuh kurasakan mengisi vaginaku yang masih terasa sesak ini. Tak berlama-lama aku segera menggoyang tubuhku. Aku menggoyangkan pinggulku dengan liar diatas penisnya, aku makin terangsang melihat ekspresi kenikmatan di wajahnya, oarng yang dari duku sudah kesemsem denganku.



Tangan Gilang menggerayangi payudaraku yang bergoyang indah didepan dia dengan variasi remasan lembut dan makin lama makin kasar. Putingku dipelintir dan kadang ditarik ke depan.



"Ooh.. Aahhhh... Ohhh..."



Baru saja aku menikmati enaknya dadaku diremas, tiba tiba.... PLAK! PLAK!



"Awwwww...sakitttt.... " teriakku. Ternyata dadaku ditampar oleh tangan Gilang.



Tapi kenikmatan di vaginaku membuatku tak begitu merasakan sakitnya. Gilang memang niat menyiksaku, dia makin sering menampar dadaku.



Plak.. Plakk.. Plakkk.



"Ooohhh... Aahhhh.. oooooohhh.." Aku gerakan pantatku makin liar, kedepan belakang dan memutar-mutar.



"Aaahhkk..Ahhhhhh...kkkkkkk......shiyyyyy.....!" jeritku



Kuremas kencang dadanya dan menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku.



"Plakk.. Plakk.." Gilang menampar dan meremas tetekku sekencang-kencangnya. Membuatku makin menggelinjang menikmati orgasmeku. Badanku ambruk di dadanya.



Gilang masih memompa penisnya dari bawah. Penisnya masih terasa keras mengisi vaginaku. Lubang vaginaku yang sempit ini terasa penuh sesak. Pompaannya membuat dinding-dinding vaginaku bergesekan dengan batang penisnya.



aku bisa merasakan spermanya sudah perlahan meleleh keluar dari penisnya.



Dengan sekali hentakan pinggulku naik turun di penisnya, akhirnya Gilang orgasme juga, semprotan demi semprotan sperma keluar dari penisnya. Dia berhenti mengenyot putingku dan mulai mendesah dan mengerang. Penisnya sampe menyemprotkan spermanya hingga 8x dan penisnya langsung menciut mengecil dan spermanya tumpah semua keluar dari vaginaku karena penisnya yang mengecil.



SHIT.



Aku langsung tertidur tak sadarkan diri.



====



Aku terbangun karena seseorang menampar-nampar pipiku pelan.

"Bangun yuk....biar kuantar pulang"

Aku perlahan terbangun.

Ternyata itu Ringgo. Aku menyadari diriku yang telanjang dengan merah-merah diseluruh tubuhku akibat "siksaan" gilang.

Aku menatapnya marah. Ingin memukul wajahnya, tapi aku lemas.


Dia memapahku berdiri, mengambil semua baju dan underwareku yang berserakan lalu membantu memakainnya.





=====



Pulang diantar Ringgo



Pulangnya aku diam saja di mobil sama Ringgo. Aku kesal sekali, senaknya dia oper-oper tubuhku aku. Emang aku cewe apaaan. Dasar pria ga tahu diuntung, sudah aku kasih gratis tubuhku malah seenaknya dikasih ke orang lain. Brengsek. Aku ga mau lagi kasih jatah ke ringgo. Cukup.


Tapi harus akui cara kasar Gilang mengexplore tubuhku ada sensasinya. Sangat beda dengan gaya ML ku selama ini. Ternyata ini rasanya "disakiti" saat bercinta, sama seperti film-film bokep yang biasa aku nonton bareng Sherry.


“Ini nomor gue. Kalau gue panggil lu harus datang. Awas kalau berani nolak!”

Sebuah Whatsup masuk ke nomorku.
 
Oke, artinya yg Billy liat itu hasil dlm kondisi Marsha ga bs nolak ajakan Hilang walaupun dia ada acara sm Billy
 
Marsha ini dikampus bandung daerah mana kang? Kali aja kenal. xixixix
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd