PART 24 : Permainan Game Uno
Sebelum membaca cerita ini, ada baiknya baca dulu POV Billy.
Sore itu jam 3 kami mengerjakan tugas kelompok mata kuliah di kontrakan Rama, mahasiswa satu jurusanku. Anggota kelompok ada berlima selain aku & Sherry, ada Rama, Denny, ama Martin. Rama ini sudah dari dulu naksir aku. Sering ngajak jalan atau dugem, tapi tak pernah aku mau. Aku kurang suka dengan sifatnya yang cabul. Tatapan-tatapan nakalnya ke bagian-bagian tubuhku hampir tiap hari aku perhatikan.
Memang nasib dia lagi hoki aja, akhirnya bisa satu kelompok denganku, itupun karena aku & Sherry belum ada teman kelompok. Jadilah kami sepakat ngerjakan tugas kelompok ditempat Rama.
Rama ngontrak 1 rumah, dan sering dijadikan basecamp teman-teman se-gank mereka. Kontraknnya lumayan bagus, 2 lantai dengan 3 kamar tidur yang sering diinapi sama teman-teman.
Kerena memang tugasnya tidak sulit, tidak butuh waktu lama kami berhasil menyelesaikan. Sebenarnya jam 5 tadi tugas sudah selesai tinggal dirapiin doang sama Martin, tapi kami dilarang pulang sama Rama. Kami justru disuruh minum Chivas, katanya biar otak kembali adem abis ngerjain tugas. Ya udah aku minum dikit, Sherry juga. Sebenarnya bahaya juga ini, kami berdua bagai perawan disarang penyamun.
Pas ngobrol ngalor-ngidul gitu si Rama ngeluarin kartu UNO, ngajakin kita-kita semua main. Awalnya sih biasa, kita main UNO biasa, nah aku sama Sherry menang terus nih. Pas itu si Denny bilang "Gak seru nih kalau nggak ada taruhan".
"Ya udah mau taruhan apa?" Tanyaku.
"Ia, mau taruhan duit? Ga deh. Ga ada duit nih" Timpal Sherry.
"Samaku juga ga ada duit kok. Baru habis bengkel" Kata Martin.
Terjadilah perdebatan mau taruh apa, hingga akhirnya, Rama sang tuan rumah menawarakan: "Yang kalah kudu buka baju terus ngelakuin apa aja yang disuruh ama yang menang"
Taruhan maccam apa ini. Jelas-jelas aku tolak. Kesempatan emang nih cowo. Dasar modus. Emang kita cewe apaan.
“GAK MAUUU!!!” Aku langsung menjawab.
"Lha kan dari tadi kalian menang terus" Kata Denny.
"Iya betul. Kita ga jago main" Timpal Rama lagi.
Aku menggelengkan kepala dengan tegas. Sambil menatap Sherry meminta dukungan. Tapi malah temanku si bitchy tiba-tiba jawab : "Ya udah hayuk. Siapa takut" Katanya.
"Sherrrr...." Aku melotot kedia.
"Apa lu, takut? Cih" Katanya. "Kita menang dari tadi ini" Timpal Sherry.
Emang sedeng nih sahabatku yang satu ini. Setelah dipanas-panasin terus akhirnya aku ngalah juga. Ya udahlah akhirnya aku iyakan, karena aku kalah suara. 4-1. Apalagi Sherry meyakinan kalau kami berdua pasti menang.
Jadilah kami main UNO dengan taruhan yang aneh ini. Walau Sherry percaya diri bakalan menang, justru aku kebalikan. Aku malah takut. Taruhannya membahayakan. Kalau sampai kalah, bisa-bisanya nih cowo bertiga dapat pemandangan indah yang gratis.
“Yuk main..” Kata Sherry, justru dia yang semangat.
Rama lalu membuka box kartu Uno. Dia kocok kartu dan bagi masing-masing 7 kartu untuk kami berlima. Rama meletakkan sisa kartu di tengah meja, diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah. Saat permainan berlangsung, tumpukan ini akan digunakan oleh para pemain untuk mengambil kartu baru.
“Gue duluan ya” Kata Rama.
Dia ambil dan buka kartu teratas dari tumpukan kartu untuk memulai permainan. Kartu yang muncul ada 3 hijau. Dia tempatkan kartu teratas di samping tumpukan kartu dengan posisi terbuka. Kartu ini digunakan untuk mulai bermain dan seiring berjalannya permainan, kartu tersebut akan menjadi tumpukan “buangan”.
“Giliran gue ya” Kataku, yang berada disisi kiri Rama. Kebetulan aku ada kartu 3 kuning.
Aturannya memang begitu. Pemain di sisi kiri pengocok atau penyebar kartu harus mengeluarkan kartu dengan warna, nomor, kata, atau simbol yang sama dengan kartu yang terbuka di tengah meja. Nanti selanjutya yang sebelahkiriku kemudian melihat kartu-kartu yang ia miliki untuk mencari kartu yang bisa dikeluarkan.
“Sekarang gue” Kata Sherry yang ada dikiriku. Dia jatuhkan 8 berwarna kuning. Begitu seterusnya sampai kami berlima dapat giliran.
Permainan diawal cukup seru karena kartuku bagus-bagus. Kami sambil ketawa-ketawa, dan tak lupa cowo-cowo itu menuangkan minuman Chivas ke gelas-gelas kami cewe secara bergantian. Aku ikutan minum dikit-dikit, beda dengan Sherry yang main teguk-teguk aja.
Diawal-awal para cowo selalu kalah. Rama kalah pertama kali, dia langsung buka bajunya. Dipermainan kedua giliran Denny yang kalah, dia juga membuka bajunya dan memperlihatkan badan kurusnya. Kami semua happy, khususnya kami cewe berdua karena bisa kalahkan para cowo.
Hingga akhirnya.
“Anjissss…” Sherry menepok jidat saat membuka kartu UNO nya. Dia kalah. Kontan kontrakan itu jadi rame dengan siut-siut para cowo.
"Bukaa.. bukaa.. bukaa.. bukaa.." Para cowo berteriak dengan gembira.
“Eh ini seriusan buka baju?” Tanya Sherry
“Ya iyalah….” Kata Martin.
“Buka cepat….kita dari tadi kalah sudah pada buka baju” Kata Rama.
“Buruan..” Desak Denny.
“……….” Shery masih ragu.
“Ayo sportif dong, sher…Hehehe…” Kataku ikut ngomporin dia. Ntah kenapa muncul sifat isengku.
Walau sifatnya bithcy, Sherry masih bimbang.
“Apa gue bukain nih?” Desak Rama yang sudah ga sabar.
“Ehhhh..gue bisa buka sendiri. Diam aja lu lu pada” Kata Sherry.
Sherry lalu membuka kancing kemeja kampusnya satu persatu, lalu melepskan kemeja itu, sehingga payudaranya yang besar kita terpampang nyata. Bra merahnya yang kekecilan tidak sanggup menampung besar dada sahabatku yang sexy ini.
Para cowo tampak senang melihat pemandangan ini.
“Mata dijaga hoi…” Kata Sherry. “Yuk lanjut”
Para cowo saling berbisik-bisik merencanakan sesuatu. Mereka pasti ingin segera menelanjangi kami berdua. Aku harus hati-hati nih bermain.
Game kembali berlanjut. Sialnya Sherry kembali kalah.
“Anjisnya..kok gue kalah lagi sih” Katanya menggerutu.
Para cowo makin kegirangan, karena sebentar lagi akan melihat bagian bawah Sherry. Berbeda saat kalah diawal tadi, kali ini sherry langsung dengan sportif melaksanakan taruhan. Dia langsung melepas celananya. Nampaklah CD nya yang sexy berenda yang sewarna dengan BRA nya.
“Sexy banget lu sher..” Puji Denny.
“Diam lu, lanjut..” Timpal Sherry, wajahnya terlihat sewot.
Denny dane para cowo-cowo hanya tertawa kegirangan.
Kami lanjutkan permainan lagi.
Game selanjutnya Martin yang kalah. Dia buka baju. Sekarang semua cowo sudah telanjang dada. Ini cowo ga ada yang sixpack badannya. Pada kurus ceking. Aku ga selera melihatnya.
Permainan semakin seru saja. Para cowo sering sekali bisik-bisik bertiga. Mereka merencanakan sesuatu. Aku yakin mereka bekerjasama agar bisa menelanjangiku.
Hingga akhirnya yang aku takutkan sejak awalpun terjadi.
Aku kalah di game selanjutnya.
“OH NOOOO…..” Tiba-tiba aku teriak saat membuka kartu.
Suara cowo sangat senang sekali. Lebih riuh saat Sherry pertama dan kedua kali kalah tadi.
"Akhirnya Marsha kalah juga…hahahaa.." Rama berteriak dengan gembira.
“Yang ditunggu-tunggu” timpal temannya.
“Asik…” Timpal temannya yang 1 lagi.
Bangsat nih mereka.
“Aduh gimana ya?” Tanyaku ragu.
Aku memang kalah. Aku siap dapat hukuman. Tapi bingung mau buka yang mana dulu.
“Yang sportif dong, sha…Hahaha…” Sherry menirukan ucapanku ke dia tadi.
Aku melotot kearahnya yang cekikikan.
“Baiklah” Jawabku akhirnya.
Semua cowo menanti dengan tak sabaran. Cewe yang mereka idam-idamkan akan telanjang. Buka celana atau kaos dulu ya?
Tapi untung aku bijak. Yang aku buka adalah….BRA ku duluan.
Aku buka kaitan braku dari balik kaosku, lalu aku lepaskan BRA ku melewati leher kaos.
“Nih….” Aku lempar ke Rama.
Para cowo nampak kecewa tapi ga bisa berbuat apa-apa. Karena memang aturannya melepas 1 pakaian saja. Dan yang aku lakukan sudah benar. Hahaha. Mereka pasti berharap kaos atau celanaku yang dilepas.
“Ah curang lu “ Kata Sherry, sambil menatap tubuhnya yang hanya pakai CD dan BH.
“Lu yang begok..” Kataku memeletkan lidah.
Dibilang bego, Sherry langsung meremas dadaku.
“Awww….Sherryyy..NO…”
“Rasain lu”
Mata semua cowo melotot melihat Sherry meremas-remas dadaku. Mereka semua mupeng. Remasan Sherry, walaupun hanya sekejab, sukses membuatku merinding.
Jangan sampai deh aku horny.
Bahaya.
Aku tak menolak sodoran gelas berisi alkohol dari Rama untuk mengusir rasa yang baru muncul didada.
Permainan kami lanjutkan lagi. Semakin lama semakin seru saja. Karena aku dan Sherry mati-matian untuk menang, sementara para cowo sudah mulai curang dengan saling bekerjasama.
Sherry kalah digame selanjutnya. Dia buka BRA. Payudaranya yang gede dan indah menjadi pusat perhatian para cowo. Dia bahkan menggoyang-goyangkan dadanya ke arah cowo, membuat para cowo ingin berebutan meremasnya.
“Eh..diam ya…ga boleh pegang-pegang..” Kata Sherry.
Permainan berlanjut. Rama kalah selanjutnya, dia lalu buka celana. Walau masih pakai CD, tapi terlihat jelas tonjolan penisnya. Game selanjutnya Denny juga kalah, sama seperti Rama dia membuka celana juga. Kini dua orang cowo hanya bertelanjang dana dan pakai CD. Suasana ruangan itu makin mesum saja. Kontol kedua cowo sudah tegang terlihat. Mata mereka jelalatan melihat toket Sherry yang terbuka bebas. Dan juga penasaran melihat apa yang ada dibalik kaosku.
“Anjissssslah…” Teriakku.
Aku kalah di game kemudian. Semua cowo makin riuh bertepuk tangan.
“Buka…buka…bukaaaa…….”
Berhubung tidak mungkin menawar kekalahan ini, maka setelah berpikir keras aku melepas celanaku yang disambut tatapan nanar para cowo-cowo itu. Kalau aku buka kaosku, maka tentu mereka akan bisa melihat dadaku yang telanjang. Makanya aku buka celana, sehingga aku sekarang hanya pakai CD saja. Para cowo kaget dengan celana dalamku.
"Lu kekampuas pakai gituan, sha?” Ucap Rama.
Saat itu aku memang pakai G-String. Seluruh pantatku hampir terlihat semua, dan hanya secarik kecil menutupi vaginaku.
“He..eh…” Jawabku singkat.
“Lu pakai gituan mau siap-siap ngentot ya?” Timpal Temannya.
“Tapi kan cowo lu lagi diluar kota?” Timpal temannya lagi.
“Mau ngentot sama siapa lu?” Timpal Rama.
Aku hanya tersenyum simpul. “Udah lanjut ah…bawel lu semua…”
“Sha, nungging dulu hadap sini dong” Pinta Rama, yang ingin melihatku memamerkan pantat dan celah vaginaku.
“Berisik lu” Aku lempar kartu uno ke dia. Jelas aku tolak.
Mereka kecewa. Mereka hanya bisa menatap saja.
Aku tidak merasa risih dengan tatapan-tapan dan ucapan-ucapan cabul mereka.
"Jangan ngayal macem-macem lu ya….otak jangan ngeres." Jawabku pura-pura cuek.
Proses melepas celana ini membuat vaginaku berkedut karena ada 3 cowo yang melihat aksiku. "Ternyata seru juga diperhatikan dengan mupeng seperti ini hihihi..." Ucapku dalam hati. Sepertinya aku mulai suka memamerkan tubuhku. Mungkin karena pengaruh alkohol yang pelan-pelan mulai mempengaruhiku.
Permainan pun berlanjut. Dan semakin panas aja. Sherry kalah lagi. Mau tidak mau dia harus melepaskan pakaian terakhir yang ada ditubuhnya, yaitu CDnya. Dia pun melepas celana dalamnya. Bugil sudah sahabatku yang sexy ini dihadapan para cowo. Dapat dilihat vaginanya mengkilap karna mengeluarkan cairan tanda dia sudah horny.
"Wih udah horny aja lu hahaha." Denny meledek Shery. Muka Sherry memerah.
Game selanjutnya merupakan kesialan untukku. Aku kalah lagi. Ini berkat mereka bertiga yang memang bekerjasama ingin menelanjangiku.
Aku bingung harus melepas yang mana. Melepas baju maka payudaraku akan terlihat karena tadi BRA ku sudah dilepas. Kalau melepas yang bawah maka vaginaku akan terlihat. Para cowo mulai menyemangatiku agar cepat membuat keputusan.
“Ayo…buka…buka…buka…” Rama paling semangat diantara 2 temannya. Nampaknya dia yang paling menunggu aku sampai telanjang.
“Sabar dulu dong. Mikir dulu…keeenakan lu semua…” Kataku (mencoba) ketus.
Akhirnya dengan pertimbangan bahwa nanti aku akan tetap duduk selama permaian UNO ini, maka aku memutushkan melepaskan G-Stringku. Asumsiku, vaginaku walaupun sudah tanpa CD akan tetutupi karena aku duduk menyilangkan kaki.
Aku pun melepas CDku. Semua mata melotot melihat aku melapas penutup sexy itu. Semua mata bisa melihat vaginaku. Walau dengan butu-buru aku langsung duduk dengan posisi sempurna, untuk menutupi vaginaku. Aku sempat malu kalau sampai vaginaku ketahuan sudah mulai basah.
Tidak ada komentar dari para cowo. Mereka semua bengong. Mungkin karena kagum atau tidak menyangka cewe idola kampus saat ini memamerkan vaginanya ke mereka.
“Hoi….lanjut ga nih? Bengong aja..” Kataku, sambal melepar kartu-kartu uno ke mereka.
"Anjis…speechless gue sha” Ucap Rama.
"Apaan sih….kotor otak lu..” Balasku frontal.
"Indah banget tubuh lu sha." Ucap Rama lagi.
Ntah kenapa aku senang sekali dipuji begitu. Aku senang bisa memamerkan tubuhku. Aku memang punya bakat eksibisionist.
Permainan dilanjutkan. Kali ini kami “beruntung” karena yang kalah cowo. Martin lalu membuka celananya. Kini semua cowo hanya menyisakan CD yang terlihat penis mereka sudah mengeras. Ya wajarlah, ada 2 wanita cantik dan sexy sekarang didepan mereka dengan kondisi masing-masing.
Permainan kembali dimulai. Tapi aku ntah kenapa justru melirik tubuh cowo-cowo ini. Penis Denny dan Rama tercetak sangat jelas menandakan ukurannya yang besar. Terkadang aku melirik ke arah penis mereka dan membuat vaginaku terasa gatal dan mengeluarkan cairan.
"Duh masa sih aku horny..." Aku berucap dalam hati. Perasaan itu muncul disaat yang tidak tepat. Masa aku harus merelakan menghilangkan hornyku dengan disodok cowo-cowo ini.
Sambil bermain UNO, aku banyak mikirnya, sehingga tidak konsentrasi.
"Ya, si Marsha kalah! Buka, buka, buka!"
Lamunanku berhenti karena teriakan para cowo yang silih berganti.
APA?? Aku kalah.
Oh No.
Aku yang hanya pakai kaus ragu-ragu untuk melepaskanya, karena itu artinya aku akan bugil didepan cowo bertiga ini. Aku yang biasanya hanya bugil depan 1 cowo, kini harus didepan 3 orang sekaligus. Perasaan ragu muncul menghantui.
Melihatku diam, mereka makin semangat bersorak-sorak menuntut kekalahanku. Termasuk juga Sherry, bukannya belaian aku malah ikut juga mendukung aku telanjang biar sama dengan dirinya. Aku lalu meneguk gelas alkohol yang ada didekatku. Untuk mengusir grogiku.
“Nih tambah lagi, biar ga grogi…hehehe..” Kata Rama menuangkan alkohol itu digelas dan menyodorkannya ke mulutku.
Aku langsung teguk lagi. Merasa tenggoranku terbakar. Tapi dampaknya, aku akhirnya mulai mabuk. Kepalaku merasa ada sesuatu. Urat maluku mulai hilang.
"Buka nih?" tanyaku akhirnya. Keberanianku muncul.
BERSAMBUNG