Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
PART 24 : Permainan Game Uno

Sebelum membaca cerita ini, ada baiknya baca dulu POV Billy.



Sore itu jam 3 kami mengerjakan tugas kelompok mata kuliah di kontrakan Rama, mahasiswa satu jurusanku. Anggota kelompok ada berlima selain aku & Sherry, ada Rama, Denny, ama Martin. Rama ini sudah dari dulu naksir aku. Sering ngajak jalan atau dugem, tapi tak pernah aku mau. Aku kurang suka dengan sifatnya yang cabul. Tatapan-tatapan nakalnya ke bagian-bagian tubuhku hampir tiap hari aku perhatikan.

Memang nasib dia lagi hoki aja, akhirnya bisa satu kelompok denganku, itupun karena aku & Sherry belum ada teman kelompok. Jadilah kami sepakat ngerjakan tugas kelompok ditempat Rama.

Rama ngontrak 1 rumah, dan sering dijadikan basecamp teman-teman se-gank mereka. Kontraknnya lumayan bagus, 2 lantai dengan 3 kamar tidur yang sering diinapi sama teman-teman.

Kerena memang tugasnya tidak sulit, tidak butuh waktu lama kami berhasil menyelesaikan. Sebenarnya jam 5 tadi tugas sudah selesai tinggal dirapiin doang sama Martin, tapi kami dilarang pulang sama Rama. Kami justru disuruh minum Chivas, katanya biar otak kembali adem abis ngerjain tugas. Ya udah aku minum dikit, Sherry juga. Sebenarnya bahaya juga ini, kami berdua bagai perawan disarang penyamun.

Pas ngobrol ngalor-ngidul gitu si Rama ngeluarin kartu UNO, ngajakin kita-kita semua main. Awalnya sih biasa, kita main UNO biasa, nah aku sama Sherry menang terus nih. Pas itu si Denny bilang "Gak seru nih kalau nggak ada taruhan".

"Ya udah mau taruhan apa?" Tanyaku.

"Ia, mau taruhan duit? Ga deh. Ga ada duit nih" Timpal Sherry.

"Samaku juga ga ada duit kok. Baru habis bengkel" Kata Martin.

Terjadilah perdebatan mau taruh apa, hingga akhirnya, Rama sang tuan rumah menawarakan: "Yang kalah kudu buka baju terus ngelakuin apa aja yang disuruh ama yang menang"

Taruhan maccam apa ini. Jelas-jelas aku tolak. Kesempatan emang nih cowo. Dasar modus. Emang kita cewe apaan.


“GAK MAUUU!!!” Aku langsung menjawab.

"Lha kan dari tadi kalian menang terus" Kata Denny.

"Iya betul. Kita ga jago main" Timpal Rama lagi.



Aku menggelengkan kepala dengan tegas. Sambil menatap Sherry meminta dukungan. Tapi malah temanku si bitchy tiba-tiba jawab : "Ya udah hayuk. Siapa takut" Katanya.

"Sherrrr...." Aku melotot kedia.

"Apa lu, takut? Cih" Katanya. "Kita menang dari tadi ini" Timpal Sherry.



Emang sedeng nih sahabatku yang satu ini. Setelah dipanas-panasin terus akhirnya aku ngalah juga. Ya udahlah akhirnya aku iyakan, karena aku kalah suara. 4-1. Apalagi Sherry meyakinan kalau kami berdua pasti menang.



Jadilah kami main UNO dengan taruhan yang aneh ini. Walau Sherry percaya diri bakalan menang, justru aku kebalikan. Aku malah takut. Taruhannya membahayakan. Kalau sampai kalah, bisa-bisanya nih cowo bertiga dapat pemandangan indah yang gratis.



“Yuk main..” Kata Sherry, justru dia yang semangat.



Rama lalu membuka box kartu Uno. Dia kocok kartu dan bagi masing-masing 7 kartu untuk kami berlima. Rama meletakkan sisa kartu di tengah meja, diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah. Saat permainan berlangsung, tumpukan ini akan digunakan oleh para pemain untuk mengambil kartu baru.

“Gue duluan ya” Kata Rama.

Dia ambil dan buka kartu teratas dari tumpukan kartu untuk memulai permainan. Kartu yang muncul ada 3 hijau. Dia tempatkan kartu teratas di samping tumpukan kartu dengan posisi terbuka. Kartu ini digunakan untuk mulai bermain dan seiring berjalannya permainan, kartu tersebut akan menjadi tumpukan “buangan”.


“Giliran gue ya” Kataku, yang berada disisi kiri Rama. Kebetulan aku ada kartu 3 kuning.

Aturannya memang begitu. Pemain di sisi kiri pengocok atau penyebar kartu harus mengeluarkan kartu dengan warna, nomor, kata, atau simbol yang sama dengan kartu yang terbuka di tengah meja. Nanti selanjutya yang sebelahkiriku kemudian melihat kartu-kartu yang ia miliki untuk mencari kartu yang bisa dikeluarkan.


“Sekarang gue” Kata Sherry yang ada dikiriku. Dia jatuhkan 8 berwarna kuning. Begitu seterusnya sampai kami berlima dapat giliran.

Permainan diawal cukup seru karena kartuku bagus-bagus. Kami sambil ketawa-ketawa, dan tak lupa cowo-cowo itu menuangkan minuman Chivas ke gelas-gelas kami cewe secara bergantian. Aku ikutan minum dikit-dikit, beda dengan Sherry yang main teguk-teguk aja.

Diawal-awal para cowo selalu kalah. Rama kalah pertama kali, dia langsung buka bajunya. Dipermainan kedua giliran Denny yang kalah, dia juga membuka bajunya dan memperlihatkan badan kurusnya. Kami semua happy, khususnya kami cewe berdua karena bisa kalahkan para cowo.



Hingga akhirnya.



“Anjissss…” Sherry menepok jidat saat membuka kartu UNO nya. Dia kalah. Kontan kontrakan itu jadi rame dengan siut-siut para cowo.

"Bukaa.. bukaa.. bukaa.. bukaa.." Para cowo berteriak dengan gembira.

“Eh ini seriusan buka baju?” Tanya Sherry

“Ya iyalah….” Kata Martin.

“Buka cepat….kita dari tadi kalah sudah pada buka baju” Kata Rama.

“Buruan..” Desak Denny.

“……….” Shery masih ragu.

“Ayo sportif dong, sher…Hehehe…” Kataku ikut ngomporin dia. Ntah kenapa muncul sifat isengku.



Walau sifatnya bithcy, Sherry masih bimbang.

“Apa gue bukain nih?” Desak Rama yang sudah ga sabar.

“Ehhhh..gue bisa buka sendiri. Diam aja lu lu pada” Kata Sherry.



Sherry lalu membuka kancing kemeja kampusnya satu persatu, lalu melepskan kemeja itu, sehingga payudaranya yang besar kita terpampang nyata. Bra merahnya yang kekecilan tidak sanggup menampung besar dada sahabatku yang sexy ini.


Para cowo tampak senang melihat pemandangan ini.

“Mata dijaga hoi…” Kata Sherry. “Yuk lanjut”


Para cowo saling berbisik-bisik merencanakan sesuatu. Mereka pasti ingin segera menelanjangi kami berdua. Aku harus hati-hati nih bermain.



Game kembali berlanjut. Sialnya Sherry kembali kalah.

“Anjisnya..kok gue kalah lagi sih” Katanya menggerutu.



Para cowo makin kegirangan, karena sebentar lagi akan melihat bagian bawah Sherry. Berbeda saat kalah diawal tadi, kali ini sherry langsung dengan sportif melaksanakan taruhan. Dia langsung melepas celananya. Nampaklah CD nya yang sexy berenda yang sewarna dengan BRA nya.

“Sexy banget lu sher..” Puji Denny.

“Diam lu, lanjut..” Timpal Sherry, wajahnya terlihat sewot.



Denny dane para cowo-cowo hanya tertawa kegirangan.



Kami lanjutkan permainan lagi.

Game selanjutnya Martin yang kalah. Dia buka baju. Sekarang semua cowo sudah telanjang dada. Ini cowo ga ada yang sixpack badannya. Pada kurus ceking. Aku ga selera melihatnya.



Permainan semakin seru saja. Para cowo sering sekali bisik-bisik bertiga. Mereka merencanakan sesuatu. Aku yakin mereka bekerjasama agar bisa menelanjangiku.



Hingga akhirnya yang aku takutkan sejak awalpun terjadi.

Aku kalah di game selanjutnya.

“OH NOOOO…..” Tiba-tiba aku teriak saat membuka kartu.



Suara cowo sangat senang sekali. Lebih riuh saat Sherry pertama dan kedua kali kalah tadi.



"Akhirnya Marsha kalah juga…hahahaa.." Rama berteriak dengan gembira.

“Yang ditunggu-tunggu” timpal temannya.

“Asik…” Timpal temannya yang 1 lagi.

Bangsat nih mereka.



“Aduh gimana ya?” Tanyaku ragu.

Aku memang kalah. Aku siap dapat hukuman. Tapi bingung mau buka yang mana dulu.



“Yang sportif dong, sha…Hahaha…” Sherry menirukan ucapanku ke dia tadi.



Aku melotot kearahnya yang cekikikan.

“Baiklah” Jawabku akhirnya.



Semua cowo menanti dengan tak sabaran. Cewe yang mereka idam-idamkan akan telanjang. Buka celana atau kaos dulu ya?

Tapi untung aku bijak. Yang aku buka adalah….BRA ku duluan.



Aku buka kaitan braku dari balik kaosku, lalu aku lepaskan BRA ku melewati leher kaos.

“Nih….” Aku lempar ke Rama.



Para cowo nampak kecewa tapi ga bisa berbuat apa-apa. Karena memang aturannya melepas 1 pakaian saja. Dan yang aku lakukan sudah benar. Hahaha. Mereka pasti berharap kaos atau celanaku yang dilepas.



“Ah curang lu “ Kata Sherry, sambil menatap tubuhnya yang hanya pakai CD dan BH.

“Lu yang begok..” Kataku memeletkan lidah.



Dibilang bego, Sherry langsung meremas dadaku.

“Awww….Sherryyy..NO…”

“Rasain lu”



Mata semua cowo melotot melihat Sherry meremas-remas dadaku. Mereka semua mupeng. Remasan Sherry, walaupun hanya sekejab, sukses membuatku merinding.

Jangan sampai deh aku horny.

Bahaya.



Aku tak menolak sodoran gelas berisi alkohol dari Rama untuk mengusir rasa yang baru muncul didada.



Permainan kami lanjutkan lagi. Semakin lama semakin seru saja. Karena aku dan Sherry mati-matian untuk menang, sementara para cowo sudah mulai curang dengan saling bekerjasama.



Sherry kalah digame selanjutnya. Dia buka BRA. Payudaranya yang gede dan indah menjadi pusat perhatian para cowo. Dia bahkan menggoyang-goyangkan dadanya ke arah cowo, membuat para cowo ingin berebutan meremasnya.



“Eh..diam ya…ga boleh pegang-pegang..” Kata Sherry.



Permainan berlanjut. Rama kalah selanjutnya, dia lalu buka celana. Walau masih pakai CD, tapi terlihat jelas tonjolan penisnya. Game selanjutnya Denny juga kalah, sama seperti Rama dia membuka celana juga. Kini dua orang cowo hanya bertelanjang dana dan pakai CD. Suasana ruangan itu makin mesum saja. Kontol kedua cowo sudah tegang terlihat. Mata mereka jelalatan melihat toket Sherry yang terbuka bebas. Dan juga penasaran melihat apa yang ada dibalik kaosku.



“Anjissssslah…” Teriakku.



Aku kalah di game kemudian. Semua cowo makin riuh bertepuk tangan.

“Buka…buka…bukaaaa…….”



Berhubung tidak mungkin menawar kekalahan ini, maka setelah berpikir keras aku melepas celanaku yang disambut tatapan nanar para cowo-cowo itu. Kalau aku buka kaosku, maka tentu mereka akan bisa melihat dadaku yang telanjang. Makanya aku buka celana, sehingga aku sekarang hanya pakai CD saja. Para cowo kaget dengan celana dalamku.

"Lu kekampuas pakai gituan, sha?” Ucap Rama.

Saat itu aku memang pakai G-String. Seluruh pantatku hampir terlihat semua, dan hanya secarik kecil menutupi vaginaku.



“He..eh…” Jawabku singkat.

“Lu pakai gituan mau siap-siap ngentot ya?” Timpal Temannya.

“Tapi kan cowo lu lagi diluar kota?” Timpal temannya lagi.

“Mau ngentot sama siapa lu?” Timpal Rama.



Aku hanya tersenyum simpul. “Udah lanjut ah…bawel lu semua…”



“Sha, nungging dulu hadap sini dong” Pinta Rama, yang ingin melihatku memamerkan pantat dan celah vaginaku.

“Berisik lu” Aku lempar kartu uno ke dia. Jelas aku tolak.



Mereka kecewa. Mereka hanya bisa menatap saja.



Aku tidak merasa risih dengan tatapan-tapan dan ucapan-ucapan cabul mereka.



"Jangan ngayal macem-macem lu ya….otak jangan ngeres." Jawabku pura-pura cuek.



Proses melepas celana ini membuat vaginaku berkedut karena ada 3 cowo yang melihat aksiku. "Ternyata seru juga diperhatikan dengan mupeng seperti ini hihihi..." Ucapku dalam hati. Sepertinya aku mulai suka memamerkan tubuhku. Mungkin karena pengaruh alkohol yang pelan-pelan mulai mempengaruhiku.



Permainan pun berlanjut. Dan semakin panas aja. Sherry kalah lagi. Mau tidak mau dia harus melepaskan pakaian terakhir yang ada ditubuhnya, yaitu CDnya. Dia pun melepas celana dalamnya. Bugil sudah sahabatku yang sexy ini dihadapan para cowo. Dapat dilihat vaginanya mengkilap karna mengeluarkan cairan tanda dia sudah horny.

"Wih udah horny aja lu hahaha." Denny meledek Shery. Muka Sherry memerah.



Game selanjutnya merupakan kesialan untukku. Aku kalah lagi. Ini berkat mereka bertiga yang memang bekerjasama ingin menelanjangiku.



Aku bingung harus melepas yang mana. Melepas baju maka payudaraku akan terlihat karena tadi BRA ku sudah dilepas. Kalau melepas yang bawah maka vaginaku akan terlihat. Para cowo mulai menyemangatiku agar cepat membuat keputusan.

“Ayo…buka…buka…buka…” Rama paling semangat diantara 2 temannya. Nampaknya dia yang paling menunggu aku sampai telanjang.



“Sabar dulu dong. Mikir dulu…keeenakan lu semua…” Kataku (mencoba) ketus.



Akhirnya dengan pertimbangan bahwa nanti aku akan tetap duduk selama permaian UNO ini, maka aku memutushkan melepaskan G-Stringku. Asumsiku, vaginaku walaupun sudah tanpa CD akan tetutupi karena aku duduk menyilangkan kaki.



Aku pun melepas CDku. Semua mata melotot melihat aku melapas penutup sexy itu. Semua mata bisa melihat vaginaku. Walau dengan butu-buru aku langsung duduk dengan posisi sempurna, untuk menutupi vaginaku. Aku sempat malu kalau sampai vaginaku ketahuan sudah mulai basah.



Tidak ada komentar dari para cowo. Mereka semua bengong. Mungkin karena kagum atau tidak menyangka cewe idola kampus saat ini memamerkan vaginanya ke mereka.



“Hoi….lanjut ga nih? Bengong aja..” Kataku, sambal melepar kartu-kartu uno ke mereka.

"Anjis…speechless gue sha” Ucap Rama.

"Apaan sih….kotor otak lu..” Balasku frontal.

"Indah banget tubuh lu sha." Ucap Rama lagi.



Ntah kenapa aku senang sekali dipuji begitu. Aku senang bisa memamerkan tubuhku. Aku memang punya bakat eksibisionist.



Permainan dilanjutkan. Kali ini kami “beruntung” karena yang kalah cowo. Martin lalu membuka celananya. Kini semua cowo hanya menyisakan CD yang terlihat penis mereka sudah mengeras. Ya wajarlah, ada 2 wanita cantik dan sexy sekarang didepan mereka dengan kondisi masing-masing.



Permainan kembali dimulai. Tapi aku ntah kenapa justru melirik tubuh cowo-cowo ini. Penis Denny dan Rama tercetak sangat jelas menandakan ukurannya yang besar. Terkadang aku melirik ke arah penis mereka dan membuat vaginaku terasa gatal dan mengeluarkan cairan.

"Duh masa sih aku horny..." Aku berucap dalam hati. Perasaan itu muncul disaat yang tidak tepat. Masa aku harus merelakan menghilangkan hornyku dengan disodok cowo-cowo ini.


Sambil bermain UNO, aku banyak mikirnya, sehingga tidak konsentrasi.



"Ya, si Marsha kalah! Buka, buka, buka!"


Lamunanku berhenti karena teriakan para cowo yang silih berganti.

APA?? Aku kalah.

Oh No.

Aku yang hanya pakai kaus ragu-ragu untuk melepaskanya, karena itu artinya aku akan bugil didepan cowo bertiga ini. Aku yang biasanya hanya bugil depan 1 cowo, kini harus didepan 3 orang sekaligus. Perasaan ragu muncul menghantui.

Melihatku diam, mereka makin semangat bersorak-sorak menuntut kekalahanku. Termasuk juga Sherry, bukannya belaian aku malah ikut juga mendukung aku telanjang biar sama dengan dirinya. Aku lalu meneguk gelas alkohol yang ada didekatku. Untuk mengusir grogiku.

“Nih tambah lagi, biar ga grogi…hehehe..” Kata Rama menuangkan alkohol itu digelas dan menyodorkannya ke mulutku.

Aku langsung teguk lagi. Merasa tenggoranku terbakar. Tapi dampaknya, aku akhirnya mulai mabuk. Kepalaku merasa ada sesuatu. Urat maluku mulai hilang.

"Buka nih?" tanyaku akhirnya. Keberanianku muncul.


BERSAMBUNG
 
PART 24 B : Permainan Game Uno (Part 2)

"Ya, si Marsha kalah! Buka, buka, buka!"

Lamunanku berhenti karena teriakan para cowo yang silih berganti.

APA?? Aku kalah.

Oh No.



Aku yang hanya pakai kaus ragu-ragu untuk melepaskanya, karena itu artinya aku akan bugil didepan cowo bertiga ini. Aku yang biasanya hanya bugil depan 1 cowo, kini harus didepan 3 orang sekaligus. Perasaan ragu muncul menghantui.

Melihatku diam, mereka makin semangat bersorak-sorak menuntut kekalahanku. Termasuk juga Sherry, bukannya belaian aku malah ikut juga mendukung aku telanjang biar sama dengan dirinya. Aku lalu meneguk gelas alkohol yang ada didekatku. Untuk mengusir grogiku.

“Nih tambah lagi, biar ga grogi…hehehe..” Kata Rama menuangkan alkohol itu digelas dan menyodorkannya ke mulutku.

Aku langsung teguk lagi. Merasa tenggoranku terbakar. Tapi dampaknya, aku akhirnya mulai mabuk. Kepalaku merasa ada sesuatu. Urat maluku mulai hilang.


"Buka nih?" tanyaku akhirnya. Keberanianku muncul.

Maka tanpa menunggu lama, aku lalu berdiri.

Posisiku berdiri, didepan para cowo itu sehingga gundukan vaginaku terpampang di hadapan para cowok ini. Aku sudah siap melepas kaosku, tapi berhenti sejenak karena Rama langsung memutar musik nge-beat.

"Pakai musik lah, sambil nari, biar sexy" Katanya mupeng.

Aku hanya menjulurkan lidahku, tapi ntah setan apa yang merasukiku aku menuruti permintaan cabul itu. Aku mulai menari dengan amat hot diiringi lagu itu, aku membayangkan lagi dugem saja, sambil meliuk-liaukan tubuhku berputar dihadapan para cowo. Vaginaku menjadi santapan mata mereka, karena dari tadi mati-matian aku tutupi saat bermain UNO.

“Gila sexy banget lu sha….” Puji Rama.

Semua cowo mengikuti irama beat lagu itu dengan menggeleng-gelangkan kepala, sambil mata mereka tak lepas dari setiap inchi tubuhku yang terbuka.

Aku horny sekali melalukan kebinalanku ini. Aku bahkan sampai mengusap-usap vaginaku, bahkan sampai mendesah-desah. “Ahhhhh…ahhhh…ahhhhh….”

Aku tak sadar kalau dari tadi Sherry merekam aksiku ini. Menyadari aku direkam, aku makin horny saat. Seolah aku adalah bintang film bokep. Aku bahkan mengarahkan vaginaku ke kamera Sherry yang disambut Sherry dengan humping, seolah aku ingin menyetubuhi kamera itu.

Aku sudah panas sekali, maka sambil bergoyang erotis, aku pun mengangkat kausku sedikit demi sedikit hingga akhirnya terlepas. Sukses sudah kini aku telanjang dihadapan para cowok2 ini. Dadaku yang dari tadi dambaan para cowo untuk dilihat, akhirnya terbuka bebas dengan puting menantang untuk dikulum. Tubuh mulusku yang sempurna langsung mendapat teriakan keras dan tepuk tangan dari semuanya.

Kini aku telanjang bulat didepan 3 orang cowo yang mupeng.

Sherry lalu meletakkan kameranya, menandakan permainan UNO akan segera mulai. Rama merapikan kartu-kartu uno. Mereka dengan semangat memulai permaian lagi. Aku ga bisa pikir panjang nanti kalau kalah mau buka apa lagi, karena sudah telanjang. Sambil main semua cowo menggodaku.

Rama : “Sha, body lu sudah jadi gini pasti turut peran cowo lu ya..”

Denny: “Pasti. Toket gede gini pasti sering dimainkan…hahaha..”

Martin :“Ya iyalah bro, punya cewe cantik begini, pasti sering dipake”

Rama : “Anjay, enak banget cowonya”

Denny: “Mau dong jadi cowonya Marsha…hahaha..”

Aku : “Berisik lu…..Diam..”

Sambil main, obrolan-obrolan cabul bergantian ditujukan ke kami berdua. Mereka semua bergantian mengomentarin dadaku yang besar dan mulus, putingku yang pink, pahaku yang putih mulus tanpa noda, pantatku yang sekal sampai mengomentarin vaginaku yang terlihat sempit dan menggoda menurut mereka. Pujian mereka membuatku bangga. Dan aku menyukainya.

Rama: “Kalau punya pacar seperti Marsha, pasti tiap hari gue doggy. Ga tahan sama panttanya”
Denny: “Pantatnya justru semok gitu karena sering di doggy. Iya kan, sha?”

Aku: Berisik lu semua. Cepat dong….”


Tapi pujian-pujian mereka membuatku kadang suka ga enak karena mereka membanding-bandingkan tubuhku dengan Sherry. Aku perempuan, tahu gimana rasanya dibanding-bandingkan begini.

Permainan tetap berlanjut. Aku sudah mulai mabuk karena disodorin terus minuman sama mereka. Aku mainnya jadi lambat dan ga konsentrasi.

=

Mungkin karena ga konsen main karena banyak pikiran, dironde selanjutnya aku kalah lagi. Para cowo bertepuk tangan gembira. Ntah apalagi yang mereka harapkan dari aku, karena aku sudah bugil. Ga mungkin melepaskan apa-apa lagi.


"Yaaa, kalah lagi! Ayo, sekarang Marsha kudu ngelakuin apa yang gw suruh" kata si Rama kepadaku.


"Ih, mau disuruh apa, udah bugil gini" Jawabku.


Rama tersenyum, lalu dia berdiri dan membuka celananya sehingga penisnya langsung mengacung tegak.


"Lo kudu nyepongin kontie gw" Katanya


“Hah? Serius lo?” Kataku kaget.

“Iya dong. Yang kalah kan harus nurut” Katanya sambil menyorongkan batangnya makin dekat ke wajahku.

Aku jelas saja menolak. Ini kan sudah diluar kesepakatan taruhan dari awal. Tapi Rama makin mendesak.

“Ah ga komit nih Marsha..” Kata Martin, sambil menyorakiku.

“Kan tadi perjanjiannya kalau kalauh boleh melakukan apa yang diminta pemenang” Timpal Rama.

Semua cowo diruangan itu secara bergantian mendesakku. Aku meminta pembelaan Shery yang saat itu sibuk megang kamera dan mengarahkannya ke aku, dia malah cekikikan saja. Bukannya membelaku sebagai sahabat. Dasar.

Mungkin dia sebel dari tadi dibanding-bandingkan tubuhnya dengan tubuhku, jadi dia mau balas dendam.

Aku akhirnya mengagukkan kepala tanda setuju.

Semua cowo diruangan itu suit-suitan senang. Padahal hanya Rama yang bakal aku sepong, yang 2 lagi malah ikutan gembira. Mungkin karena ini pengalaman pertama buat mereka melihat cewe oral cowo depan mereka.

"Oke, tapi nyepong aja ya". Kataku

"Iye, tapi lo ke sininya sambil ngerangkak, jadi kayak anjing gitu" Kata Rama.

Rama lalu duduk dengan mengangkangkan pahanya sehingga kontolnya makin kelihatan tegak sempurna. Dia kasih kode ke aku untuk mendekat.

"Ih, ada-ada aja deh" Jawabku, tapi aku menurut saja bersiap menjadi anjing. Pengaruh alkohol fix sudah merasukiku.

"Eh, emang anjing ada yang bisa ngomong?" Kata Rama

"Guk!" Kataku menirukan anjing. Ntah kenapa libidoku mulai naik.

"Nah, gitu dong, baru bener"

Aku merasakan sensasi baru dijadikan seperti anjing. Aku pun merangkak ke arah Rama yang berdiri dengan penis tegak teracung itu. Aku tersenyum dan menatap Rama menggoda.

"Guk! Guk!" Aku menggonggong manja saat berada di dekat penis Rama.

"Good girl, now sit, sit" Kata Rama



Aku langsung duduk seperti seekor anjing dengan menjulurkan lidahku.



"Good girl, now do you want this? Do you want this?". Rama menampar-namparkan penisnya ke wajahku,

"Okay, you can have it". Rama langsung menjejalkan penisnya dengan kasar ke mulutku, . membuatku kesulitan mengatur napas. Aku langsung membuka mulut lebar-lebar mencari udara, tapi dampaknya semakin dalam batangnya merangsek masuk ke mlutku. Rama tidak memberikanku untuk istirahat menyesuaikan diri dulu. Begitu sudah masuk semua, langsung memegang kepalaku dengan keras, dan menggerakkan maju mundur.



"Cieee, yang udah nyepong nih yeee..." kata Sherry.



Aku makin nafsu saja merasakan aku dilihatin beberapa orang saat nyepong kontol Rama. Batang Rama aku layani masuk-keluar-masuk di mulutku.



Aku tidak memperdulikan Sherry. Yang kudengar dia sedikit teriak: "Ngapain lo, Den?"



Sepertinya sahabatku lagi dikerjain cowo-cowo lain yang tidak dapat kesempatan dariku.



"Sher, pengen dong" Sebuah suara lelaki.



"Yeee, lo menangin lah baru bisa minta" Kata Sherry ketus.



"Aduh, gak tahan gw, sepongin kek"



"Gak, yang menang kan Rama, yang kalah Marsha, ogah banget gw nyepongin" Sherry protes.



"Ya udah, tit-fuck deh, please, ya" Bujuk lelaki itu.



"Aaaah, gangguin aja lo, Den, ya udah sini" Akhirnya kudengar Sherry ngomong. Emang bithcy sahabatku ini. Tadi nolak-nolak, sekarang mau.



"Asyeeek, makasih, Sherry"



"Pegang deh kameranya, lo shot gw dari atas ye" Suara Sherry.



Aku hanya mendengar obrolan itu, tanpa bisa melihat karena Rama sangat kasar memegang kepalaku agar kontolnya tidak lepas. Rama terus-terusan mendesah keenakan karena seponganku.



"Shaaa…..sepongan lu…sudah..lama gue impikan……" Desah Rama pelan, memutar-mutar kontolnya di dalam mulutku.



Aku terdorong untuk memuaskan Rama. Aku melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya, sambil aku mulai melancarkan teknik oralku. Aku jilati kepala kontolnya, sambil aku remas dragon ballnya. Lalu perlahan aku masukkan mulai dari kepala, leher sampai pangkal batangnya. Disaat yang bersamaan, aku remas pelan pahanya.



Aku makin semangat mengoral, karena disebelahku kudengar Sherry lagi dikerjain kedua lelaki itu. Walau tanpa melihat, dari obrolan mereka aku tahu Kalau Denny lagi jepit toked Sherry pakai kontolnya, sedangkan Martin kontolnya dikocokin. Wah, bitcy sekali sahabatku ini main sama 2 cowo. Pasti dia sudah horny juga karena telanjang sepanjang permainan.



Setelah beberapa lama kusepong, kontol rama mulai bergetar, sepertinya mau keluar. Aku makin gencar memaju-mundurkan kepalaku mengemut benda itu. Ntah kenapa aku sudah siap meminum spermanya. Padahal dengan pacarku saja, aku tidak selalu mau dia ngrcrot dimulut. Benar-benar aku binal dengan kondisi saat ini,dimana mengoral batang cowo sambil ada orang lain yang lihatin.



“Shaaa…..dikit..lagi….cepat…..” Teriak Rama. Pinggulnya bergerak maju-mundur seolah ngentotin mulutku. Tak lama kemudian muncratlah cairan kental itu di dalam mulutku yang langsung kusedot hingga tuntas. Spermanya lumayan banyak. Ada 4 kali semprotan kencang kurasakan ditenggoroanku, sisanya semprotan-semprotan kecil.



Kulirikan mataku ke atas melihatnya merintih sambil mendongak ke atas, tangannya mengucek-ucek rambutku.



“Anjisss…ohhhh…puas gue…..ahhh…..” Kata Rama terengah-engah.



Pasti puas sekali teman kuliahku ini akhirnya bisa merasakan nikmatnya mulutku. Cukup kali ini aja deh, besok-besok ga mau lagi aku.



Aku mencoba mencari keberadaan sahabatku. Disebelahku kulihat Sherry juga sudah belepotan sperma di dada dan mukanya. Sepertinya kedua cowo yang mengerjainya tadi sudah keluar juga lebih dulu. Kasihan Sherry, aku yang kalah, malah dia juga dapat hukuman.



Sherry buru-buru kekamar mandi. Dia mau bersihkan tubuh dan wajahnya. Aku yang tadi mau kekamar mandi juga untuk bersihkan mulut, ditahan sama Martin. “Udah..sini aja sama kita…”



“Ehhh…bentar…” Kataku.



Aku ga sangka kalau tiba-tiba berdiri dihimpit sama Martin dan Deny. Mereka berdua meraba-raba tubuhku. Martin meraba toketku yang kanan, sedangkan Denny meraba toketku yang kiri.



“Ohhhh…” aku mendesah saat kedua payudaraku yang sensitif diraba oleh mereka bedua. Kedua cowo itu pasti sejak tadi sudah penasaran dengan tubuhku yang hanya bisa mereka lihat saja sejak tadi. Makanya sekarang mereka puaskan melalu tangan-tangan jahil mereka. Kedua dadaku secara bersamaan diremas mereka berdua.



“Ahhhhhh…..ahhhhh….”



Aku tak kuasa menolak, bahkan saat Martin yang ada dibelakangku mencium bibirku aku ikut membalasnya. Aku yang sudah horny sejak mengoral Rama tadi hanya bisa pasrah dan cenderung ingin lebih jauh lagi. Bibir Martin yang panas, beradu dengan bibirku.



Sementara temannya yang satu lagi tidak diam saja. Denny sudah menjilati leherku, lalu jilatannya beralih kepayudaraku. Diciumnya dadaku yang sudah tegang itu secara bergantian, yang kiri dan kanan. Aku makin gila saja dirangsang begitu. Aku sudah diambang hornyku.



Aku hanya bisa pasrah saja. Sebentar lagi aku akan disodok oleh mereka ini secara bergantian. Membayangkannya membuatku bergidik, karena sejujurnya aku belum pernah main dengan lebih dari 1 cowo. Akan jadi pengalaman pertama.



“Ahhhh….” Desahanku tertahan mulut Martin, karena sat itu ada sebuah tangan meraba bibir vaginaku.



Aku tidak tahu tangan siapa itu, jarinya membelai lembut diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. Aku sudah sangat ingin disodok saat ini. Aku sudah tidak peduli lagi.



“Ahhhhh…ahhhhhh…..”



Desahanku dihentikan lagi oleh Martin, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya.



Bibir vaginaku dimainkan dengan nikmat, sambil bibirku dicium dengan rakus, sambil putingku dijilati, membuat aku melambung tinggi. Aku sudah sangat ingin sekali dithreesome saat ini.



Menerima rangsangan bertubi-tubi dari kedua teman kuliahku ini akhirnya membuatku segera mencapai klimaks. “Mmpphh..mmppphhhhh…”desahan klimaksku. Aku mencapai orgasme hanya dengan posisi berdiri tanpa intercourse seperti ini.



“AHHHHHH…….AHHHHHHH…..” aku melepaskan bibir Martin, sambil melespakan juga perasaan itu dengan berteriak kencang. Kurasakan cairan kenikmatanku mengalir membasahi pahaku. Aku jatuh terduduk dilantai.



Setelah gelombang birahi mulai mereda, aku membuka mata dan melihat sahabatku Sherry tersenyum dengan binal. Dia mendekat sambil berbisik: “Binal banget lu ya, Sha…Baru ditinggal bentar aja sudah asik-asik sama cowo. Ga hanya satu, malah dua sekaligus. Lu mau digangbang ya??? Pecun lu….Haha” dia meledekku.



Dengan sisa-sisa orgasme aku bilang: “Lu bukannya selamatin gue dari cowo-cowo bejat ini, malah nonton aja. Sebel gue..”



“Halah..lu doyan kok dari tadi gue perhatiin…hahaha…”

Aku menepuk paha sahabtku itu.



“Kalian mau threesome Marsha ga?” Tanya Sherry ke kedua cowo yang ternyata dari tadi masih berdiri mupeng menatapku. “NIh sikat aja, anaknya pengen disosok kok. Memeknya sudah gatal. Biar pengalaman pertama ngesex sama 2 cowo.,..hahahaha…”



Kedua cowo itu sudah siap mengangkatku, sebelum aku dengan tegas menolak.



“EH BERHENTI!!!” Ucapku.

“Lanjuta main Uno lagi dong. Kan harus dapat hukuman dulu”



Kedua cowo itu berhenti. Mereka kelihatan kecewa. Mereka masih mau menjarahku. Aku menatap Sherry meminta dukungan.

“Eh iya, keenakan lu semua…kan Marsha belum kalah, masa lu berdua hukum sekarang”



Kedua cowo itu akhirnya mundur.

“Ya udah ah lanjut..”Kata Martin Kesal.

“Gue mau kalahin lu Sha, pengen rasain jepitan toket lu ini” Kata Deny sambil berusaha meraba dadaku, yang langsung aku tepis tangannya.




BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd