Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
Selamat menikmati. Semoga berkenan. Mohon maaf menunggu. Diterima kritik dan sarannya.


Besok langsung update PART 8.

Ijin besok ane update ya hu. Terkendala nih.

SS nya manteb Hu.. trus juga alurnya dari godaan trus lanjut ke SS alus banget. Kalo boleh sih ntar pas marcha sama cowo laen bikin sehalus mungkin, jangan langsung pacarnya maksa-maksa gitu, kita maen halus aja bang.. haha.. :teman:

siap bang.niatnya memang begitu. semoga ga jenuh.

Keren, andai bini gw kaya gini

jangan dicoba2 hu. bisa kecanduan nanti.

Gmn ya 😑, boleh kasih masukan ga om ts

PM aja kalau sungkan.
 
wah sayang sekali harus besok, padahal berharap ada kejutan ditengah malem ini😭
 
Perkenalkan Namaku Marcha Alona. Aku asli bandung. Usiaku baru menginjak 20 tahun dan menjadi mahasiswi semester 2 akhir di sebuah PTS di bandung. Aku termasuk cewek yang cukup terkenal di kampus (bukannya GR). Aku bersyukur memiliki wajah yang cantik dengan wajah yang putih mulus. Badanku cukup tinggi 165 cm dan berat 49 kg. Tapi aku memiliki tubuh yang sexy, setidaknya demikianlah pengakuan teman-teman cowoku. Banyak yang mengagumi keindahan dadaku yang berukuran 34 B, apalagi kalo aku pake baju yang kekecilan, pasti mengundang orang untuk melihatnya. Selain itu aku punya pantat yang sekal, ditambah lagi dengan kulitku yang putih halus, rambut panjang terurai dan senyum yang manis membuat banyak cowo-cowo ingin memacari aku. Bukannya narsis, tapi demikianlah testimoni dari cowo-cowo yang pernah PDKT.

Aku sudah 3x pacaran. Pertama kali sejak kelas 3 SMP, pacar kedua saat kelas 2 SMA tapi ga bertahan lama, sampai terakhir yang ketiga saat kelas 3 SMA dan putus karena mantanku kuliah ke singapore. Dari mantan-mantanku ini aku dapat pengalaman sex pemula. Apalagi pacarku yang terakhir, dengannya aku merasakan nikmatnya petting, walau tidak sampai ML karena aku sangat takut melepas keperawanku saat itu.

Banyak yang coba menaklukan hatiku saat pertama kali duduk dibangku kuliah, tapi hatiku akhirnya berlabuh ke pacarku sekarang, Billy. Aku tertarik padanya karena dia sangat pintar. Dia asisten dosen mata kuliah kalkulus dimana aku bego urusan hitung-hitungan. Jadi aku sering belajar dengannya, apalagi kalkulus 4 SKS, kalau bisa A sangat lumayan mendongkrak IPK. Awalnya hanya asistensi kuliah, kemudian belajar berdua diperpus, lalu sesekali jalan berdua (nonton, makan, ke mall), akhirnya dia menembakku disaat yang tepat tanpa bisa aku tolak. Kami akhirnya pacaran. Pacaran layaknya anak muda jaman sekarang pacaran.

Aku yang sudah lama tidak dapat sentuhan lelaki setelah putus saat SMA, akhirnya menemukan kenikmatan sex lagi. Baru sebulan pacaran dia sudah berhasil menelanjangiku di kostnya, kami petting dengan sangat liar, dia sangat berpengalaman meng-explore titik-tik sensitifku. Aku bahkan sudah merasakan batangnya dibibirku, saat kali ketiga pacaran dikostnya. Dia sunguh pintar sekali merayu, padahal aku biasanya sangat jijik untuk oralsex.

Yang aku senangi dari pacarku ini adalah dia sangat tahu bagaimana memanjakan dadaku yang sensitif ini. Bisa dipastikan saat mampir dikostnya dia pasti nyusu. Karena rutin petting dikostnya yang sepi dan bebas, tak menunggu lama sekitar 3 bulan saat kami resmi pecaran, akhirnya dia berhasil mengambil keperawanku. Aku tidak menyesal karena sayang sekali dengan pacarku, apalagi momennya saat itu sangat romantis, sehingga aku rela memersembahkan mahkotaku ke pacaraku.

Sejak itu, kami sering melakukan hubungan sex, terutama di kostnya. Bisa dibilang nafsu sexku sangat tinggi. Baru ciuman saja, aku sudah bisa horny. Makanya aku tidak malu-malu minta ML ke pacarku ini.

Pengalaman ML ku yang pertama aku ceritakan ke sahabatku Sherry. Sherry orangnya sangat baik, tidak pelit dan perhatian sama teman. Kami sangat dekat sekali dan sudah bersahabat sejak awal masuk kuliah, sudah seperti sister, makanya terbuka urusan sex.

“Kemana saja lu baru ngesex umur segini?” Itu tanggapannya, kemudian kami ketawa kencang.

Sahabatku Sherry ini memang sangat bitchy. Sudah sering gonta-ganti pacar, dan bisa dipastikan semua pacarnya sudah merasakan tubuhnya. Dia selalu cerita pengalaman sexnya denganku, dan hal itu yang awalnya membuatku penasaran rasanya ML. Sherry sudah kenal sex sejak SMA, dan sex jadi kebutuhannya dan pelariannya sekarang. Wajahnya yang cantik memudahkanya untuk mencari cowo menyalurkan nikmat duniawi. Bahkan aku dengar dia suka menggoda dosen untuk dapat nilai bagus.

Dari Sherry aku banyak terinspirasi, terutama dari gaya berpakain yang sexy namun tak terkesan murahan, cara merawat tubuh, terutama payudara dan miss-V, termasuk cara menyenangkan cowo. Sherry seperti guru sex bagiku, walau banyak ide-ide gilanya yang ga masuk akal menurutku seperti ML bertiga (threesome), ML ditempat terbuka, termasuk menggoda orang-orang dari kelas rendah seperti penjaga kostnya, satpam kampus, tukang antar makan, dll. Dia bilang rasakan sensasinya. Aku hanya jawab : “GILA LU!” Tapi kepikiran juga. Hehe.

Dengan Sherry aku jadi sering nonton video bokep karena koleksinya banyak. Aku sering main kekostnya bahkan menginap, dan aktifitas nonton bokep jadi salahsatu agenda. Genre film bokep favorit Sherry adalah interasial, dimana gadis muda kulit putih di gangbang cowo-cowo jelek kulit hitam. Lama-lama aku jadi suka genre bokep begitu. Makanya kadang kala saat ML dengan pacarku aku sering membayangkan kalau aku digenjot orang kulit hitam, penis besar mengobrak-abrik vaginaku yang sempit. Bahkan akhir-akhir ini Sherry sering share via WA bokep cuckold. Dimana cewe ML dengan cowo lain, tapi pacarnya melihat adegan itu.

Jiwa mudaku yang haus akan explorasi lama-lama terasuki dengan pengaruh Sherry. Apalagi pacarku kalau ML sering monoton (walau aku menikmati karena durasinya lama). Memang aku selalu mendapatkan orgasme saat ML dengan pacarku, tapi ada perasaan penasaran ingin push the limit. Tapi keinginan ini hanya aku pendam. Dan diam-diam aku bayangkan saat ML dengan pacarku. Bisa dibilang Sherrylah yang merubahku. Walau Sherry sering menggodaku untuk selingkuh dan mencoba batang lain yang bervariasi, tapi aku ga mau. Takut pacarku tahu dan aku diputuskan. Satu-satunya batang lain yang masuk ke vaginaku selain batang pacarku adalah dildo. Ya dildo, alat bantu sex dari sahabatku.

Dengan Sherry aku akhirnya pertama kali bisa lihat dan pegang dildo. Dikamarnya Sherry punya setidaknya 3 dildo, ada yang getar ada yang biasa. 1 dildo ukurannya sangat kecil dan bisa getar. Bisa dimasukkan ke dalam vagina dan ditutup dengan CD. Saat nonton bokep berdua, tak jarang tanpa malu-malu Sherry memainkan dildo divaginanya. Aku bisa melihat bagaimana dia tereggah-engah mengejar kenikmatan dunia. Aku yang masih malu tidak seberani dia masturbasi didepan orang lain. Akhirnya order gojek dengan cepat kekost pacarku dan ML dengan liar.

Pernah suatu hari aku sendiri dikost Sherry, menunggunya dia yang lagi jalan sama selingkuhanya (iya selingkuhan, karena pacarnya Sherry kerja diluar kota). Karena bosan aku iseng-iseng buka komputernya dan akhirnya nonton video bokep. Bokep cuckold yang kebetulan memang ada di laptop Sherry.

Saat itulah pertama kali aku pakai dildo Sherry. Aku ambil dildo itu dari box dari tempat persembunyiannya. Sebagai pemula aku pilih dildo yang ukuran kecil. Aku telanjangi tubuhku dan duduk dikursi didepan meja laptop. Benar-benar nikmat sekali saat dildo itu menerobos vaginaku, apalagi karena aku yang mengatur tempo, jadi bisa susukanya memamasukkan dan mengeluarkan. “Maafkan aku, billy. Aku selingkuh dengan dildo”.

Sambil menghayati film cukclod, aku bayangkan kalau sekarang vaginaku digenjot oleh Pak Abdul, penjaga kost Sherry, sambil dilihat oleh pacarku. Benar-benar gila fantasiku. Terpengaruh rasukan sahabatku. Tapi itu sukses membuku orgasme sangat hebat. Aku bayangkan Pak Abdul masuk kekamar Sherry dengan kunci cadangan yang dia punya untuk membereskan kamar Sherry tapi malah melihatku telajang bulat dikamar. Pak Abdul lalu mendekatiku yang diam, mencium bibirku, meraba dada dan vaginaku, lalu menarikku keatas tempat tidur, membuka celananya sehingga memamerkan batangnya yang besar, kemudian aku dibuat posisi seperti anjing kawin, dia dengan brutal men-doggy ku dari belakang. Nikmat sekali membayangkannya.

Setelah orgasme pertama kali dengan dildo, aku cerita dengan Sherry. Dia dengan senang hati menghadiahkan dildo baru dengan caption: welcome to the club, bitch. Sejak itu aku akrab dengan dildo, tanpa sepengtahuan pacarku. Dildo jadi sahabat keduaku setelah Sherry, saat pacarku sibuk dengan aktivitasnya.

BERSAMBUNG?


NB:

Dear Para Suhu, ini adalah cerita "Perubahan Pacarku Yang Cantik" dengan POV Marscha. Tapi ane ga janji ini akan menjadi cerita bersambung. Ini iseng-iseng saja membuat TS baru saat yang lama lagi dilock moderator (sudah japri, tinggal nunggu dibuka). Ane mau fokus Tamatin dulu cerita "Perubahan Pacarku Yang Cantik". Berhubung jg ane tidak begitu paham buat cerita POV cewe. Kecuali ada yang kolaborasi, boleh aja.

=====

Cerita selanjutnya di page 9, 16, 21,
Ditunggu cerita selanjutnya.
 

Part 8 Namaku Marscha​




Pagi ini 10 menit sebelum jam pelajaran pertama aku sudah duduk manis di kelas, aku ambil tempat duduk tepat disudut kelas yang paling belakang dekat tembok. Aku sengaja ambil posisi ini karena males dengan dosen yang mengajar. Dosen bandot yang suka curi-curi melihat kebawah meja para mahasiswi yang lagi pakai rok.

Apalagi saat ini aku lagi nekat tidak pakai BRA dan CD ke kampus atas permintaan pacarku. Pacarku mau minta jatah sore ini sehabis kuliah, maka dia memintaku untuk tak pakai dalaman dan minta cerita kedia pengaamanku ini. Pacarku memang pernah jujur bilang kalau dia sangat horny membayangkan saat ada cowo yang nafsu menatap tubuhku. Awalnya aku risih, tapi lama-lama coba ikut enjoy dengan fantasi cowoku ini. Dia malah pernah ML denganku dengan sangat liar, saat sebelumnya aku ngobrol berdua tanpa bra dan CD didepan kamar kostnya dengan Johan, tetangga kostnya. Dan sepertinya ini yang mau diulnginya sore ini. Aduh aku merinding membayangkannya.

Tepat 1 menit sebelum mulai pelajaran, muncullah seorang cowo yang sudah "melewati batas" pertemanan dengannya dan dia langsung duduk disebelahku dengan cengengesan.



"Aku duduk sebalah kamu ya cantik. Aduh wangi banget sih" Godanya. Dia tak lain dan tak bukan adalah Ringgo. Aku tak ada pilihan, membiarkan dia saja.



"Sakit ga sih?" Tanyanya berbisik

"Sakit apa?"

"Bidadari kayak kamu jatuh ke bumi, sakit ga?"


Dasar Gombal.

Disaat yang bersamaan dosen pun masuk dan mulai memutar slide presentasi mata kuliah. Dengan rajin aku mencatat hal-hal penting, sedangkan cowo yang diselahku dengan rajin menatapku. Ga mencatat sama sekali. Dasar.

30 menit berlalu kulihat dia menguap ngantuk. Ini cowo ya, ga niat kuliah. Tapi celakanya untuk mengilangkan kantuknya, dia mulai nekat menurukan tangannya kebawah dan tiba-tiba kurasakan tangan Ringgo menjalar dipahaku. Segera aku pukul. Aku kasih tatapan marah. Dia hanya cengengesan seperti biasa. Dasar.

Tapi emang dasar playboy, baru 3 menit dia sudah kembali meraba-raba pahaku. Kembali aku larang, dia berhenti. Tapi 3 menit kemudian begitu terus sampai akhirnya aku biarkan. Biarkan ajalah dia sejenak bermain merasakan kemulusan pahaku.

Merasa mendapat angin, Ringgo mulai berani, tanganya makin lama makin naik keatas. Bahkan lebih nekat lagi, rok ku yang 10 CM diatas lutut dia tarik keatas bersamaan dengan elusannya.

"Ringgo lu jangan nakal ya..." Bentakku pelan.

"SIAPA ITU YANG RIBUT" Tiba-tiba suara dosen galak itu dengan lantang, sambil matanya menatap seisi kelas.

Kelas hening. Dosen itu kembali menjelaskan pelajaran.

"Lu diam aja. Enjoy....." Bisik Ringgo. Tangannya yang tadi diam sebentar, kini makin berani lagi mengelus-elus pahaku.

Jujur, aku merinding. Aku menuduk, tangan kiriku memegang keningku sedangkan tangan kanan pura-pura mencatat. Aku sudah mulai tak konsen memperhatikan pelajaran.

"Lu ga pakai dalamen ya?" Tiba-tiba ringgo berbisik pelan ditelingaku.

"Husss...diam"

"Nekad juga lu" Katanya makin merapatkan tubuhnya.

"Cowoku yang suruh" Jawabku jujur.

"Gila Marsha, pacar penurut amat lu ya..." katanya, kembali meraba pahaku, secara perlahan naik keatas, sampai ke ujung pangkal pahaku.

"Jangan ribut" Terdengar kembali suara dosen yang mulai marah.

Aku kaget, pura-pura memperhatikan dosen itu, tapi jantungku berdegup kencang. Ringgo juga menatap dosen didedepan, tapi tangannya menggelitik bibir vaginaku. Aku mencoba menahandesahanku.

"Kita lanjut ya pelajarannya, tapi jangan ada lagi yang ribut" Kata dosen itu.

Aku mencoba konsentrasi ke pelajaran, tapi akhirnya gagal total. Ada jari-ada tangan di vaginaku, ya tangan nakal itu lagi menari-nari di liang vaginaku. Aku semakin mendesah pelan, sambil menggigit bibir.

Kali tangan ringgo berusaha masuk ke dalam liang vaginaku. Ku tahan tangannya dengan tangan kananku. Ini sudah kelewatan.

Kudengar bisikan setan disebelahku,

"Udah nikmatin aja lu sudah horny" bisik ringgo ditelingaku mempengaruhiku.

Aku pun yang sudah birahi tinggi akhirnya terpengaruh juga. Ku longgarkan peganganku ditangannya.. Kurasakan jarinya memainkan vaginaku perlahan2 mulai kurasakan 1 jarinya menusuk masuk ke vaginaku kugigit bibir bawahku, kurasakan kocokan jarinya di vaginaku semakin cepat. Aku menggigit bibir. Pandanganku masih ke arah dosen didepan yang sedang mengajar, walau ga jelas apa yang diomongin.

"Buka pahanya sayang...." Bisiknya.

Aku yang sudah pasrah sama birahi, lalu kubentangkan kakiku lebar-lebar. Dengan demikian jemari nikmat itu semakin mudah mengobok-obok memekku yang sudah banjir bandang.

“Aaaaah… Ringgooooooo…” aku mengerang perlahan takut suaraku terdengar dikelas. Ringgo makin intens, jemarinya menginvasi makin dalam vaginaku hingga akhirnya jemarinya menyentuh itilku. Setiap kali itilku tersentuh, rasanya seperti ada setruman listrik menggelitik sekujur tubuhku. Harus kuakui si fuckboy ini sangat mahir fingeering, kalah sama pacarku.

"Auhhhhh....Ringgo...ahhhhhh...." Aku menatap wajahnya, menunjukkan expresi yang sudah sangat horny karena sebentar lagi akan O.

Aku pun semakin mendesah, aku menikmati kocokan tangannya, semakin basah saja vaginaku, kurasakan tubuhku akan mengejang ku tutup saja bibirku akhirnya aku mendesah hebat aku pun mengalami orgasme. Aku sampai menutup mulutku agar tidak menjerit. Bisa bahaya.

Terasa banyak cairan yang keluar dari vaginaku, aku jadi takut akan membasahi rok ku, ku lihat Ringgo mencabut tangannya lalu menjilati jarinya

"Pakai jari aja lu sudah keluar gini, gmn kalau pakai kontol gue?"

"Diam lu" Kataku tersipu malu.


Untung saat itu kuliah tepat selesai. Jadi aku buru-buru keluar ruangan untuk bersiin memekku. Tapi Ringgo justru menyeretku dengan paksa bukan ke kamar mandi yang ada dilantai kelasku, melainkan naik 1 lantai yaitu ke Kamar mandi yang satu lantai dengan ruangan dosen. Toilet yang jarang didatangi mahasiswa karena Mahasiswa males berpapasan dengan dosen.

Dia mendorongku ke salahsatu toilet (yang memang bisa buat dosen cowo maupun cewe). Aku tak ada pilihan, dan takut ada yang melihat kami berduaan didepan toilet ini, bisa mengundang kecurigaan. Aku melihat kiri kanan sebentar sebelum akhirnya masuk. Dia menyusul, lalu mengunci pintu toilet itu dan langsung mendesakku sampai ke ujung tembok toilet.

Dia meraba dadaku, meremas-remasnya dengan cepat.

"Eh lu ngapaian???"

"Udah lu diam aja" Kataya mencoba mencium bibirku tapi aku tolak.

"Kita kan mau masuk les kedua ringgo"

"Gila..gw horny banget lihat lu orgasme tadi"

Dia dengan cepat membuka gespernya lalu menurunkan celana jins beserta CD nya. Aku tertegun menatap kontolnya yang sudah ngaceng itu.

"Gantian lu puasin gw juga. Jangan egois dong" Paksanya.

Dengan terpaksa karena dia dorong keras pundakku kebawah hingga akhirnya aku berlutut dengan kepalaku tepat didepan batangnya. Aku akhirnya pasrah, biar ini cepat berlalu karena hanya 15 menit istirahat sebelum masuk les kedua. Kalau telat ga akan dikasih masuk.

“Diisep donk, say…buruan” kata Ringgo tiba-tiba sambil mengelus kepalaku.

Perlahan kugenggam kontol besar itu. Lalu kujilat batang kontolnya dari bawah ke atas. Tapi dia rupanya belum puas kalau belum kukulum. Dia minta aku memasukkan kontolnya ke mulutku. Meski agak jijik, kumasukkan batang gede itu ke mulutku yang lebar. Kuisap, kepalaku naik turun dengan sendirinya.

"Ah..akhirnya bisa juga kontol gw rasakan bibir Si cantik Marsha...." Katanya puas, sambil meremas rambutku.

Kulihat jam tangku sudah 7 menit sejak keluar kelas sampai ke toilet ini. berarti harus cepat-cepat nih aku keluarin spermanya, belum lagi aku harus cuci memekku yang basah tadi.

Aku mencoba mengeluarkan semua kemampuan terbaikku oral sex. Penisnya yang sedang berada di mulutku ini dengan sepenuh hati aku manjakan. Aku memang sangat suka mengulum penis, pacarku paling senang jika penisnya aku mainkan dengan mulutku. Semua teknik oral seks yang kumiliki aku curahkan untuk memuaskan penis ini. Kontol Ringgo nampaknya juga senang akan hal ini. Mulutku makin penuh dengan penisnya yang semakin keras menjulang.

"Gila sedotan lu mantap benar...pengalaman lu ya...." Katanya.

Dia sampai merem melek akibat perbuatanku itu. Mulutku makin cepat mengocok penisnya naik turun. Hisapan dan sedotanmu juga makin kuat.

“Iyaaaah… terus, sayang… isep yang kenceng…. Ooohhh…jago banget kamu” Ringgo benar-benar keenakan. Melihat kondisinya seperti itu, aku semakin bersemangat memberikan kenikmatan padanya.

"Uuughhh.. Marsha, enak banggettt.. Ughhh.. Gw mau keluarr.. Ughhh.."

Aku pun makin cepat menaikturunkan mulutku di penisnya. Tanganku membantu mengocok penisnya, sembari tanganku yang lain memijat-mijat buah zakarnya. Sedotan di mulutku makin menguat membuat pipiku makin mengempot. Aku yang memberikan oral seks ini juga menjadi bergairah. Kurasakan vaginaku mulai basah lagi.

"Ughhh.. Marscha.. Ughhh.." Dengan kencang dipegangnya kepalaku. Aku tidak bisa bergerak sama sekali. Oh tidakkkk..sebentar lagi dia akan menyemprotkan spermanya di mulutku.

Aku coba berontak tapi dia pegang kencang kepalaku. Sekarang dia yang dorong batanganya keluar masuk dimulutku dengan cepat. Hingga akhirnya...crotttt....crottttt....crotttt...

"AHHHHHH.....AKU KELUAR......." kurasakan beberapa semprotan keluar dari penisnya tanpa bisa aku tolak. Mulutku penuh dengan caoran spermanya. Untung mengurangi rasa jijik kelamaan didalam mulutku maka dengan sedikit terpaksa aku menghisap-hisap penisnya dan mencoba menelannya sebisa mungkin.

"HUekkkkk....gila lu ya keluarin dimulut" Protesku, sambil membuang sisa spermanya yang masih ada dimulutku.

Dia hanya senyum puas. "Makasih ya sha, gue puas banget. Enak banget sepongan lu"

"Bete gue, lu main semprot aja. Bau nih mulut gue.." Rengekku.

Aku lalu mengambil selang air yang ada dikamar mandir itu, dengan cuek aja mengangkat rokku ke pinggang lalu jongkok seperti orang mau pipis. Aku bersihkan memekkku dihadapannya. Dia hanya melotot menyaksikan vaginaku yang gundul yang aku basah-basahin didepan dia.

"Hoiiii....mata dijaga..." Ledekku, saat dengan nafsu dia menatap.

"Memek lu tembem banget. Masih kelihatan sempit gitu. Kapan bisa gue cobain?"

"In your dream. Ga akan" Tegasku.

"Ayolah. Sesekali cobain ringo junior ini" Katanya mengibaskan kontolnya, yang sepertinya sudah mulai naik lagi.

Wah harus cepat-cepat ini aku bersihan memekku, bisa bahaya aku diperkosa di kamar mandi ini.

"Ngapain sih buru-buru? Kita cabut aja yuk Sha" Bujuknya.

"Biar kontol lu minta dipuasin lagi? Kataku.

"Hehehe....ya sama-sama puaslah,"

"NO. Bye...." Kataku, lalu membuka pintu kamar mandi.

===​


Sungguh pengalaman yang sangat gila barusan dengan Ringgo. Dia sudah menang banyak tuh. Sebelumnya sudah bisa remas bahkan jilad tokedku, tadi malah sudah berani sampai kobel-kobel vaginaku. Bahkan puncaknya dia keenakan karena akhirnya berhasil rasakan oral sex ku.

Ada perasaaan bersalah terhadap pacarku karena aku sudah sejauh ini dengan cowo lain. Untuk mengurangi rasa bersalahku, aku berjanji akan memuaskannya nanti saat berdua di kost.

"Muka lu merah amat? Sakit lu?" Kata Sherry saat ku duduk disebelahnya untuk mulai perkuliahan baru. Aku tepat sampai di kelas 1 menit sebelum dosen killer itu mengajar.

"Ga. Ga papa kok" Jawabku setengah berbisik.

"Dan lu bau banget. Nafas lu ga segar. Lu abis nyepong kontol?"


DHEG!

"Ga..*** kok. Aneh-aneh deh lu" Jawabku.

Dia hanya tersenyum menggoda seperti biasa, sambil memberikan permen ke aku. Ini benaran Sherry tahu atau hanya menduga2 dengan pikiran kotornya ya? Segera aku ambil permen itu, aku telan untuk mengurangi rasa di mulutku. Aku lalu konsentrasi mendengarkan dosenku.

80 menit kemudian, saat pelajaran selesai, aku membuka HP ku untuk mengabari kalau aku akan ke kost pacarku. Ternyata sudah ada wa darinya 30 menit yang lalu.

"Sayang, aku mendadak pulkam nih. Bokap sakit. Lusa kita ketemu ya. love you"

Begitu wa pacarku yang menandakan bahwa hal-hal enak yang harusnya aku rasakan sore ini terpakasa ditunda. Bete, iya. Tapi bukan sekali ini saja batal janji kencan kami. Kesibukannya dikampus sudah cukup sering membuat janji ngedate kami bubar jalan.

Aku balas wa nya : " OK sayang. Take care. Kabari kalau sudah sampai"

Aku perhatikan sekitar kelas mencari Ringgo, mau ajak dia jalan aja buang suntuk, tapi ternyata dia ga masuk setelah insiden toilet tadi. Ya sudah, artinya dia tidak beruntung, karena tidak ada yang bisa menduga apa yang akan terjadi kalau kami berduaan lagi. Apalagi setelah sudah sejauh ini "melewati batas".


"Sher, kemana lu habis ini? Gue ga kemana2 nih" Tanyaku ke sahabatku yang sudah siap-siap cabut.

"Yuk ikut aja nongkorong di mall sama Wulan"

"Ngapain buat nonkrong doang jauh-jauh ke mall, cafe depan kampus aja" kataku

"Ya sekalian jual diri aja sama om-om disana. Lumayan buat beli tas model terbaru. Yuk"

"Hahahhaa...Dasar sedeng emang nih anak" Kataku menjawab candaannya sambil mengikutinya keluar kelas.

Disana teman kami Wulandari sudah menunggu. Wulan teman segank kami walau beda jurusan. Anaknya rada pendiam, terlihat polos, bodinya tinggi (168 cm) dan ukuran dada 34C (aku tahu karena pernah beli bra bareng di mall). Banyak juga kakak tingkat yang incar dia, tapi dia masih memilh jomblo. Selain kulitnya yang putih mulus, yang membutanya incaran para cowo adalah wajahnya yang manis nan ayu khas orang jawa. Dia memang asli Jogja. Di bandung ngekost.

"Si Wulan aja kita jual. Kan masih perawan tuh. Pasti mahal tuh" Kata Sherry.

"Hahaha...geblek" Kataku

"Apa sih?' Tanya Wulan

"Lu mau dijual Sherry ke om-om, buat beli tas branded yang lagi hits itu" kataku.

Wulan bukannya marah, malah tersipu malu begitu. Ini anak polos apa bego sih.

"Kalau Wulan ga mau, lu aja kita jual, Sha. Walau sudah jebol perawannya, tapi masih fresh karena hanya dimasukin 1 kontol doang" Kata Sherry dengan vulgar.

"Anjis lu...mulut dijaga hoi" Kataku memukul lengan Sherry. wulan hanya tertawa-tawa sambil menutup mulutnya.

Kami bertigapun pergi ke parkiran menuju mobil Sherry. Disana kami disambut senyuman nyengir seorang lelaki setengah baya.

"Wah..wahhh...para bidadari cantik mau kemana nih?" Tanya Pak Solihin, satpam yang tugasnya jagain parkiran kampus.

"Mau ke mall jual diri pak...." Kata Sherry, yang membuat aku & Wulan pandang-pandangan. Rada ga lucu becandaan Sherry ini saat ada orang lain diluar gank kami.

"Waduh....." Kata Pak Solihin kaget, kemudian nyengir-nyengir mesum.

"Makasih ya Pak Solih sudah diamankan mobil Sherry... Bapak baik deh..." Kata Sherry.

"Aman Non...selama Non Shery baik ke kita-kita yang satpam sini, parkiran pasti aman" Katanya memandang penuh arti.

Sherry hanya membalasnya dengan memberi kiss bye dengan bibirnya. Benar-benar menggoda nih sahabatku. Gilanya berani sama orang-orang kasar seperti ini. Pak Solihin menatap kepergian kami dengan matanya yang melotot tajam.








Part 8b : Sore Yang Tak Terlupakan​



Sore itu sehabis kuliah aku mampir ke kost pacarku naik ojek. Diperjalanan hujan tiba-tiba turun dengan deras sehingga membasahi bajuku. Kurapatkan badanku ke tukang ojek itu untuk menghindari basah. Dadaku menempel dengan ketat dipuggungnya. Biarin ajalah dia dapat bonus ini sesekali. Sesampainya di gerbang kost, aku lari-lari ke kamar pacarku. Celakanya aku ga bawa kunci karena ganti tas. Jadilah aku berdiri kedingan dengan rambut basah di depan kamar pacarku. Aku video call pacarku, ternyata dia lagi bimbingan. Sial.

Teman-teman kost pacarku lalu lalang didepanku. Aku hanya membalas senyuman mereka karena mereka tahu aku sering main kesini. Celakanya, karena basah, baju putih yang aku kenakan sampai menjadi kain semi transparan. Pantas teman-teman pacarku ini curi-curi pandang ke gundukan dadaku. Aku coba selfie di kamera HP, memang jelas terlihat bra hitam yang aku kenakan dengan putingku samar-samar terlihat.

Awalnya risih, tapi lama-lama aku enjoy saja saat ada temannya pacarku ajak ngobrol basa-basi sambil sesekali menatap ke balik baju basahku. Ada perasaan bangga saat cowo ini mengagumi tubuhku. Aku malah sedikit horny. Aku wa pacarku dengan sedikit nakal.

“Dingin nih. Mau dihangatkan” Godaku.

“Apa lu senyum-senyum sendiri?” sebuah suara menyapaku. Ternyata itu Johan, teman kost pacarku. Aku cukup mengenalnya. Kami ngobrol 5 menit sebelum dia menawarkan masuk kekamarnya, katanya kasihan aku berdiri basah dan kediinginan didepan sini. Aku menurut saja. Lagian Ga enak sama anak2 kost lain.

Johan baik banget, dia menawarkan handuk bersih untuk melap rambut dan bajuku yang basah. Aku menerima dengan senang hati karena memang sudah kedinginan. Aku dipersilahkan duduk diatas tempat tidurnya. Untuk ukuran cowo, kamar Johan ini tergolong bersih dan wangi. Pasti cewe-cewenya betah disini.

Johan lalu menghidupakn TV, kemudian dia menawarkan minuman yang katanya bisa menghangatkan tubuh. Dan akhirnya aku tahu itu alkohol. Walau pahit, aku minum sedikit demi sedikit karena memang membuat tubuhku hangat. Kami ngobrol dengan santai sambil nonton TV. Setiap berbicara menghadapku, Johan selalu curi-curi kearah dadaku. Dasar cowo!

Aku sudah setahun kenal Johan karena dia tetangga kost pacarku. Kami cukup akrab, karena sesekali makan bareng Billy juga. Makanya aku tahu dia ini rada mesum, suka curi-curi pandang ke arah badanku. Terkadang dia suka masuk ke kamar Billy saat aku disana.

Bahkan dia pernah masuk ke kamar Billy saat aku masih tidur terlelap sehabis bercinta, dan membangukanku. Saat itu Billy ga ada, dia mau minjam mobil tadinya, jadilah kami berdua ngobrol dengan kikuknya. Karena aku dibalik selimut, yang dia tahu pasti telanjang karena pakaian berserakan di lantai.

“Tambah minum lagi Sha, makin deras ini hujannya” Kata Johan menuangkan kembali minuman. Aku minum sedikit demi sedikit. Rasa hangat melewati tenggorokanku. Badanku juga ikut hangat, walau kepalaku mulai rada berat.

Tak berapa lama Johan menawarkan kemejanya untukku. Sebuah kemeja putih lengan panjang. Dia minta aku ganti baju karena takut nanti masuk angin. Johan memang baik banget. Mana mungkin aku menolak tawaran ini. Tapi yang aku bingung aku harus ganti baju dimana, karena Johan tidak punya kamar mandi didalam. Mau ganti baju dikamar mandi luar aku malas.

“Ya sudah ganti baju disini saja” Kata Johan mulai spik.

“Ah malu kan ada mas Johan. Keluar dulu dong”

“Apa malu. Toh dari tadi aku sudah lihat badan kamu. Bahkan bisa lihat bra hitam kamu itu...hehehe..”

“Ihhhh...Mas Johan...malu tahu”

“Anggap saja aku cowomu. Kan biasa juga bugil depan dia. Hehehe..”

“Apaan sih.....” Jawabku.

“Lagian punya badan bagus begitu kok malu sih.....sudah cantik...sexy pula. Maulah aku jadi yang kedua. Hahaha....”

Aku hanya menjulurkan lidah. Tapi Johan ini tipikal cowo yang bisa buat nyaman cewe dengan candaaan dan pujian (atau mungkin rayuan). Dia katanya bermimpi punya pacar seperti aku. Buaya. Mungkin karena pengaruh alkohol, atau memang karena senang tubuhku dipuji. Atau mungkin ingin eksibisonit, aku meladeni permintaan Johan.

“Ya sudah balik badan dulu. Aku mau ganti baju” Kataku, yang akhirnya dituruti Johan. Aku lalu buka kancing atas bajuku dengan tetap menatapnya yang membelakangiku. Aku buka semua kancing dengan cepat, tapi pas aku buka buka kancing terakhir dan menurunkan kemejaku, Johan sudah balik badan dan tertawa cengengesan menatapku. Johan bisa melihat tubuhku yang hanya tertutub bra hitam. Aku terkejut tapi tidak menutup dadaku, aku hanya melempar baju basahku ke mukanya. “Dasar Mesum”. Aku senang menggodanya.

“Gila sexy banget badan lu. Gue suka.” Katanya sambil menuangkan minuman dan menyerahkan ke aku. Aku langsung minum setengah gelas karena untuk menghilangkan grogi. Johan mengajakku ngobrol terus, sambil aku lupa hanya pakai bra saja didepan dia. Urat maluku sudah hilang.

Aku jadi ingat beberapa hari lalu sehabis bercinta dengan pacaraku, aku ngobrol dengan Johan didepan kamar pacarku. Saat itu aku tidak pakai bra dan CD karena buru-buru buka pintu yang diketok Johan. Kami ngobrol cukup lama. Dan bisa aku pastikan dia sangat bernafsu melihat tubuhku saat itu. Matanya liar curi-curi pandang ke paha dan dadaku saat itu. Sama seperti saat ini, matanya tanpa malu-malu sering melotot ke arah dadaku.

“Hoiii...matanya dijaga” Kataku, sambil menyilangkan tangan didepan dadaku. Dia hanya cengengesan.

“Gila ya, ga kebayangan gw punya pacar kayak lu. Bisa dikamar saja seharian...hahhaa” Katanya.

“Apa memang dikamar?” Kataku sok polos

“Yang ngentotlah. Haahahaa...”

“Hoiiii jaga bahasanya dong...hahaha” aku ikut tertawa.

“Body bagus begini, apalagi kamu cantik banget...”

“Pasti tiap lu main ke kost2an ini, selalu dipake pacarmu kan?” Tanyanya. Aku hanya memeletkan lidah saja sambil tersenyum. Karena aku ga marah malah enjoy dengan sikap Johan, dia malah makin berani bertanya.

“Lu suka gaya apa kalau ML?”

“Ade deh”

“Lu suka oral cowok lu ga?

“Mau tahu saja”

“Kalau ML lu pasti ribut ya desahannya”

“Sok tahu..”


Demikianlah pertanyaan-pertanyaan cabul dari Johan.

“Bra-nya ga dilepas aja itu? Kan basah juga. Nanti tokednya masuk angin lho” Kata Johan dengan senyum licik. Dia sudah mulai berani, sampai sudha melewati batas kecabulan. Aku yang merasa tertantang, malah ikutan menggodanya (dan aku yakin ini karena pengaruh minuman).

“Bukain dong. Susah tahu, kaitannya dibelakang” Kataku dengan suara menggoda sexy.

Johan kaget sebentar, lalu dengan cepat menuju belakangku, kemudian tangannya mencari kaitan bra ku.”Ini mah gampang bukanya, satu tangan juga bisa” Katanya.

Memang benar, Johan ini ahli sekali, tak perlu lama hanya dengan 2 tangan dia bisa buka kaitan bra ku. Aku menahan bra hitamku agar tidak jatuh, tapi sekarang Johan bisa melihat punggungku yang sudah telanjang.

“Pengalaman banget lu ya bukain bra cewe. Hahaha.....” Kami berdua tertawa bersama.

“Namanya juga pernah punya mantan-mantan pacar. Latihannya disana”

“wow...sudah pengalaman rupanya...”

“memang lu belum pengalaman???” Pancingnya.

Aku hanya menjulurkan lidah. Posisi BRA aku tahan dengan tanganku, tapi sudah 80% dadaku terekpose, hanya putingnya saja tertutub.

Kami lanjut ngobrol. Obrolan mulai panas karena Johan mulai cerita pengaaman sexnya, sambil dia tanya-tanya pengalaman sexku. Sambil cerita dia terus menuangkan minuman dan aku teguk habis untuk mengusir rasa maluku.

Aku sebenarnya malu banget ini pamerin toket didepan cowo lain selain selain pacarku. Tapi ada perasaan tertantang saja.

“Lu seminggu berapa kali ML sama Billy?”

“Hahahaha.... mau tahu saja....”

“Gw bisa tahu lu berapa kali seminggu dipake cowo lu dari melihat langsung toket lu”

“Ah modus lu...”

“Ya.*** percaya.. Ayo sini lihatin toket lu”

“Ogah ah. Males” Aku julurkan lidahku, menolaknya.

Tapi memang dasar ini cowo jam terbang tinggi, disamping juga aku mulai typsi, aku ladenin saja obrolannya yang menjurus.

"Ayolah Marscha, beneran bisa gw tebak berapa seringnya lu ML. Lagian ga ada ruginya lu kasi liat gue toket lo yang sexy itu. Anggap saja gw cowo lu. Kan sudah sering pamer toket ke dia" Bujuk Johan, sambil jarinya mulai mendekat membuka braku yang aku pegang didepan dada.

“Ih lu modus amat sih..." rengekku manja, tapi tidak menahan lagi gerakan jarinya untuk menarik bra. Aku penasaran juga pengen tau tanggapan Johan tentang toketku. Aku memang sedikit narsis.

Melihat tidak ada penolakan tegas dari aku, dengan gerakan tiba-tiba, Johan menarik BRAku. Langsung saja bulatan daging putihku terpampang dihadapannya yang melongo.

"Indah sekali...toket kulitas super..." suara Johan agak bergetar demi melihat pemandangan yang kelihatan betul-betul menggugah birahinya.

Aku hanya diam dengan perasaan senang, ada cowo lain mengagumi tubuhku. Sudah lama pacarku tak memuji tubuhnya seperti ini. Tanpa sadar jari telunjuknya bergerak menyentuh dadaku paling atas, lalu jarinya menyusuri ke belahan payudaraku Aku kaget kaget dan menggelinjang sambil menepis tangan Johan, saat dia menyentuh putingku.

"Aihhh..... Usil amat sih pegang-pegang. Katanya cuman liat doang" Protesku sambil cemberut. Aku tepis tangannya.

"Sorry.. sorry Sha. Bener-bener itu reflek. Habis indah banget" melas Johan.

"Udah puas kan ngeliatnya?" tanyaku sambil berusaha menutup lagi bagian dadaku dengan tangnku.

"Eh? Tadi sih belum bisa gw tebak. Bentar amat. Buka lagi dong, cantik. " Kata Johan.

"Ayolah Sha, buka lagi. Pelit amat sih. Biar gw bisa menebak." mohon Johan lebih lanjut.

Aku sebenarnya sudah setengah sadar kalau ini adalah modus dia. Tapi tak berusaha menolak saat tanganya melepaskan tanganku yang menutupi toketku, sehingga sekarang kedua gunung indahku kembali terpampang dihdapannya.

“Benar-benar indah. Kelihatan kalau toket ini tiap hari dimainin cowo lu kan” Tebak Johan. Dia lalu mendaratkan kedua telapak tanganya ke dada kiri dan kananku. Kemudian diremas dengan sedikit keras.

“Ehh...ehh lu apa?”

“Penasaran sama kekenyalannya. Benar-benar toket kualitas super ini” Pujinya.

Sekarang jari-jarinya dengan nakal memelintir kedua putingku. Aku belingsatan. Nikmat sekali.

"Aahhhh....Johann.. Lu nakal amat sih...." rengekku, tapi membiarkan puting pink ku diinavasi oleh tangannya. Benar-benar mahir dia mempermainkannya.

"Anjis gelo.... ga nyangka kenyal banget toket lu. Bulat dan ranum banget" puji Johan sambil memelototi toketku yang hanya berjarak kurang dr 30cm dari mukanya.

"He-eh..." senyum bangga sekaligus malu. Aku menyerah, saat tangan kanan Johan bergerak menyentuh dan membelai kulit toketku yang mulus.

"Aihhh... ngapain sihhh??!!" jeritku tersentak kaget karena tidak menduga kedua putingku secara bersamaan dipencet olehnya.

"Gemesin banget puting lu.. gue belai bentarr ya..." jawab Johan agak tersengal karena nafsu birahinya mulai menguasai. Johan meremas-remas dan bahkan memilin-milin putingku yang sensitif. Anjis, lihai banget mainin toketku. Aku mau tak mau menikmati juga.

Tanpa bisa ditahan, bibirku mengeluarkan rintihan dan desahan kenikmatan. "Shhhhh.. mppphhhh.. nakal amat sih tangan lo han...." desahku lirih. "Kalo udah megang, udahan ya" pintaku masih mencoba menjaga gengsi. Aku memejamkan mata.

Aku tak sadar kalau Johan sudah mendorongku sehingga aku telentang diatas tempat tidur, tangan tangannya meremas dada kiriku, sedangkan tangan kirinya memilin-milin putingku. Sungguh kombinasi yang enak. Dada memang titik sensitifku. Aku mengigt bibir agar tidak mendesah. Tapi akhirnya tak kuat juga.

"AHHHHHHHHhh.......OUHHHHHH......"

Desahanku tak tertahan, aku buka mata dan aku lihat mulutnya dengan rakus menyaplok putingku yang kiri dengan nafsu. Seperti bayi Johan mengemut dan menyedot-nyedot kuat-kuat putingku yang berwarna pink itu, sedangkankan tangan satunya meremas-remas yang kanan. Bergiliran. Aku tidak bisa lagi menahan erangan kenikmatannya.

"Ngahhhh.... mmmpphhhffffff... shhhhhh.." desahku tidak beraturan. Aku kembali memejamkan mata, antara malu dan setengah sadar.

Dia lihat sekali memainkan aset terbaikku itu. Bahkan sesekali gigitannya cukup kasar di putingku, membuatku menjerit karena sakit dan nikmat bersamaan. Aku melayang. Saking nikmatnya, Aku ga sadar sejak kapan bagian bawahku sudah telanjang bulat, sehingga belahan vaginaku terpampang jelas. Kurasakan sudah basah dibawah dengan permainan lidah Johan di dadaku.

Aku membuka mata kaget dan memekik kecil ketika merasakan ada benda asing yang menerobos masuk liangku. "Aiiihhh.... mau ngapain lo Johan...JANGAN". Aku berteriak saat menyadari Johan sudah telanjang, batangnya sudah mengcung tegang, sedangkan jarinya bermain-main dibibir vaginaku.

Aku sekuat tenaga mendorongnya, tapi tenagaku kalah. “Sudah nikmattin saja, lu juga horny kan??”

Aku hanya bisa meremas bahu Johan ketika Johan tetap memaksa untuk mengocok memekku dengan jari tengahnya, bahkan klitorisku dirangsangnya membuatku bergetar hebat. "Ahh.. ahh...Johan.. sudah dong...ahhh.." kataku terbata-bata karena bingung dan gengsi.

"Ayolah sha, ga usah munafik lagi. memek lu banjir gini" tukas Johan penuh nafsu sambil tetap mengocok memekku yang sudah basah. Aku tidak bisa berkata-kata lagi karena memang benar memekku sudah gatal minta digaruk dan digesek.

Otakku berkata tidak, tapi tubuhku menikmatinya. Aku hanya bisa pasrah sambil menggigit bibirku sendiri menahan desahan yang lebih keras lagi muncul, mataku nanar menatap Johan yang asyik mengocok memekku.

Jari tengahnya keluar masuk dengan intens di memekku yang sudah basah. Dikombinasikan dengan jilatan dikedua dadaku secera bergantian. Saat-saat seperti ini, aku pasti akan orgasme dengan cepat. Tanpa sadar aku lebarkan kedua pahaku makin lebar, sehingga jari Johan lebih leluasa untuk bergerilya disana. Sebentar lagi aku akan muncrat.

Tiba-tiba Johan menghentikan kocokannya dan berdiri. Aku yang hampir sampai di orgasme pertamaku, jadi agak gelagapan "Eh.. oh.. kok berhenti?" tanyaku tanpa sadar. Aku sudah tidak bisa menutupi kepura-puraanku.

"Lu pasti ga akan puas cuman jari gue doang mainin memek lu" kata Johan dengan nafas memburu.

"Ayo berdiri, menghadap jendela" perintah Johan sambil menarik tanganku agar berdiri dari atas tempat tidur. Seperti kerbau dicucuk hidungnya, aku menurut saja. Nalarku sudah hilang, padahal sebentar lagi aku akan dilecehkan.

Johan membuka sedikit horden jendela nako hitam kamarnya. "Lu lihatin keluar ya, jangan sampai ada yang lewat depan kamar kost" Katanya.

Dia lalu mendorong dengan paksa punggungku, dan membungkukkan badanku hinga pantatku ditunggingkan kearahnya. Siap untuk penetrasi dari belakang.

"Pantat lo memang mantap sha". Puji Johan. Dengan gemes dia remas bongkahan pantatku.

Tiba-tiba satu kesadaran menyentak otakku. "Eh, kita ga bisa lakuin ini. Pacarku nanti tahu bisa bahaya......." kataku sambil berusaha berdiri tegak dan berbalik tapi terhenti karena Johan mendekapku dari belakang.

"Tenang aja. Billy ga akan tahu. Makanya lu lihatin dari jendela" bisik Johan sambil menciumi leherku dan meremas-remas kedua belah toketnya. Dirangsangku kembali tubuhku, membuatku menyerah pada birahi. Bahkan dia menekan-nekankan pinggulnya ke pantatku, sehingga aku rasakan penisnya yang sudah berada dibelahan pantatku. Aku merinding.

"Tapi...tapi...ini salah, han...." Aku coba berbicara, tapi tak menolak dengan tegas.

"Ngentot itu emang salah. Dosa. Lu juga berdosa sering ngentot. kita ini orang-orang berdosa semua" Kata Johan.

"Tapi..... Ouhhhhh..hhhhhh " kalimatku terputus karena kaget ada benda besar yang menerobos masuk tubuhku. Setengah kontol Johan berhasil menerobos masuk jepitan bibir memekku yang basah merekah. Johan mulai memaju-mundurkan pinggulnya, mengocokkan kontolnya yang tegang keras di dalam liangku.

"Ahhhahhhh..ahh.. han.. brenti.. brenti dulu....aaahh.. kita ga bisa.. oohh.. pacarku.. hmmmppff..hhhh...." kata-kataku terbata-bata karena sudah diburu oleh nafsu birahi.

Johan membenamkan dalam-dalam kontolnya, kemudian menghentikan goyangannya. Lalu berbisik di telingaku.

"Nikmati aja Sha... Memek lu ga bisa berbohong....sudah banjir gini..... Lu fokus lihatin jendela, jangan sampai cowo lu lewat......."

Aku sudah sadar kalau mustahil Johan membatalkana niatnya. Cowok mana sih yang bakal membatalkan acara ngentotnya kalau kontol sudah di dalam memek. Apalagi jelas-jelas memekku sudah basah kuyup tanda birahi yang minta dipuaskan.

Walau ada perasaan bersalah, tapi saat ini inilah keputusan terbaik yang bisa aku ambil. "Ya udah, buruan tapi ya. Jangan lama mainnya" Kataku, aku lalu merengangkan kedua pahaku, dan makin menunggingkan pantatku ke Johan, berharap dia segera menuntaskan ini.

"Haha...nyerah juga si montok ini...." Kudengar Johan tertawa penuh kemenangan.

Tanpa menunggu lama Johan kembali menggempur memekku yang sudah basah dan licin itu dari belakang. Dengan lancar penisnya meluncur ke dalam vaginaku, aku mendesis dan meremas gorden jendela saat dia hentakkan pinggulnya hingga seluruh penisnya masuk.

"Uuhh.. Ngghh..!" desisku saat penis yang keras itu masuk sempurna ke kemaluanku. Nikmat sekali memang bercinta seperti ini, ini yang membuatku selalu takluk dengan pacarku Billy.

"Ouhhhh....Akhirnya bisa juga gue ngentotin Marscha, si idola kampus....."

Beruntung sekali dia. Ini adalah penis kedua yang masuk ke vaginaku selama ini, karena aku memang tidak pernah berselingkuh dengan laki laki lain. Sebenarnya ukuran penisnya boleh dibilang sama dengan punya pacarku, tapi karena bentuknya berbeda, maka aku merasakan sensasi yang berbeda antara Johan dan pacarku.

"Gila memek lo sempit banget, padahal sudah basah begini...Kontol gue kaya diremes-remes.. " Ujar Johan penuh nafsu sambil menghentak-hentakan pinggulnya sampai membentur pantatku berulang-ulang.

"Ya udah buruan....cepat.....Auhhhh....yesss......aaahhhhhhh......" Desahku. Johan menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan kamar ini. Sebisa mungkin aku menjaga suaraku agar tidak terlalu keras.

"Auhhhhh....." Aku menggigit bibir. Sodokan batangnya makin keras sampai kepala penis itu terkadang menyodok-nyodok rahimku. Keringat pun bercucuran pada tubuhku, padahal kamar ini ber-AC.

Sesekali aku melihat keluar dari jendela, takut ada yang lewat. Jendala kaca nako Johan ini berwarna hitam, tidak kelihatan dari luar apa yang terjadi dikamar karena diluar lebih terang. Tapi Posisi kamar Johan ini dekat tangga, banyak orang lalu lalang, berbeda dengan kamar cowoku yang ada disudut.

"Auhhhh...pelan...pelan...sodoknya...." Ujarku Ke johan. Karena semakin dia sodok kencang, aku semakin tak kuat menahan teriakanku.

Walaupun aku berusaha agar tidak terlalu gaduh mengingat hari masih terang dan banyak orang lalu lalang, namun sesekali aku tak kuasa menahan jeritan kecil kalau hentakannya kencang atau mengenai G-spot ku. Memang tidak nyaman melakukannya pada saat dan tempat seperti ini, tapi kalau sudah kebelet ya apa boleh buat, lagipula ada ntah kenapa sensasi tersendiri juga bermain dalam keadaan tidak safe seperti ini. Jujur aku menikmatinya.

ML dengan cowoku sudah biasa, tapi ML dengan perasaan takut-takut begini dengan cowo lain denga situasi yang ga aman ternyata luar biasa juga. Karena itu badai orgamesku datang dengan cepat.

Aku yang tidak kuat lagi menahan gempuran birahi akhirnya menyerah pada kenikmatan kontol Johan.

"AHHHHHHHHHHH....... HHHaahhh... hhaaahhh... auuhhhhhh... mhhhhhhhhh..."

Eranganku terdengar di sepenjuru kamar, Johan sampai menutup mulutku yang terbuka lebar dengan tangannya . Tak lama kemudian, rasa gatal di sekujur memeknya tidak tertahankan lagi dan meledak menjadi orgasme pertamaku hari ini.

"HOUUUHHHHH.... hooohhh... hahhhhh... hahhhh.." lenguhku tak tetahan. Badanku mengejang menahan gejolak orgasme yang memabukkan. "hah. hah... huuhhh.." Aku mencoba menata nafasnya memburu sementara Johan masih mengocok kontolnya dari belakang. "Johan berhenti dulu..gue lemes" pintaku masih tersengal-sengal.

Johan cukup pengertian, dia balikkan badanku sehingga menempel didinding dengan posisi berdiri. Dia lalu turun kebawah.

"Gila banjir banget memek lu ini. Makin nafsu aja" Katanya, seraya menempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku.

"Sluurp.. Sshhrrp" Tanpa merasa jijik dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku hanya bisa pasrah walau masih lemas. Hanya bisa mendesis dan meremas rambutnya sebagai respons atas tindakannya. Vaginaku dihisapinya selama 3 menitan.

Kemudian dia berdiri dengan penis yang masih tegang maksimal, minta untuk dituntaskan. Aku perhatikan penisnya sama panjangnya dengan penis dari pacarku, tapi diameternya lebih besar. Pantes tadi aku merakan vaginaku lebih penuh.

"Ayo sha, lanjutin lagi. Keburu cowo lu balik" Katanya.

"Kaki gue lemas nih. Ditempat tidur aja ya."

"Bahaya nanti, harus sambil lihat jendela. takut ada yang datang"

Akhirnya aku pasrah saat dia kembali membalikkan tubuhku seperti posisi semula. Bahkan aku menggengam penisnya, dan kuarahkan ke lubangku, setelah rasanya pas kutekan badanku ke belakang sehingga penis dia tertancap pada vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

"Enak banget memek lu sha....Bisa kecanduan gue ini..." Katanya sambil menggoyangkan batangnya.

"Beruntung banget yang cowo lu bisa ngentotin lu tiap hari....." Dia terus menggenjotku dari belakang sambil ngoceh tida henti. Dan aku rasa itu pengakuan jujur darinya. Kalau pacarku saja kecanduan jepitan memekkku, Johan juga pasti begitu. Dan aku yakin semua cowo juga begitu. Rasa percaya diri dan penuh kemenangan mengelora di dadaku. Memekku bisa jadi senjata untuk menaklukan para pria-pria.

"Lu pecah perawan sama si Billy ya?" Tanyanya. Aku hanya menggukkan kepala, tak bisa menjawab karena kenikmatan sudha menjalar diekujur tubuhku.

"Terus lu sudah pernah ML sama siapa aja?"

Aku hanya diam saja. Sehingga dia menghentikan genjotannya.

"Kok berhenti sih? Lanjutin dong. Buruan" Desakku.

"Makanya kalau ditanya dijawab dong"

"Iya....iya..."

"Iya apa?"

"Iya gue hanya ML sama cowo gue. Dan lu cowo kedua"

"Hahahhaa...beruntung banget gue ya... rasakan nih" Katanya sambil menghentakkan batangnya tiba-tiba, membuatku menjerit. "Auhhhhh...."

Disaat yang bersamaan aku lihat ada yang lewat cowo didepan kamar Johan. Aku intip sebentar, dan ga kenal itu siapa. Cowo itu berhenti sejenak. aku kaget, meminta Johan behenti menggenjotku. Tapi Johan maalah makin kencang menusuk-nusuk vaginaku. Aku sampai menutup mulut agar suaraku tak keluar.

Untung cowo itu langsung pergi.

"Ohhh....sssss.......anjissss......." Desah tak jelas Johan dibelakang sana menikmati kehalangan liang vaginaku.

Johan sepertinya sudah mau keluar. Dia menggenjot dengan kecepatan tinggi,sesekali tangannya menampar pantatku dan meninggalkan bercak merah di kulitnya yang putih.

Sambil menggenjotku, tangannya memijati payudaraku yang bergelayutan dengan lembut, kupegangi tangannya agar remasannya ke payudaraku tambah keras, tubuhku kugoyangkan berlawanan arah dengan sentakannya sehingga sodokan penisnya makin terasa.

Johan sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi. Dia melenguh kencang tanda-tanda mau keluar. "Ghuuee... mau keluar ya Sha.." dengus Johan terputus-putus.

"Dikit lagi.. han... dikit lagi.. ahhh.... kocok cepatan.. kocok cepetan.. nggaahh.." rengekku, karena aku juga sudah mau keluar. Aku sampai lupa bilang dia jangan keluarin didalam. Bisa hamil aku.

Genjotannya semakin mambawaku ke puncak birahi. Bahkan aku mengambil alih permainan dengan menggoyangkan pinggulku kekontol Johan, hingga akupun tak dapat menahan erangan panjang yang bersamaan dengan mengejangnya tubuhku.

Beberapa detik kemudian lenguhan orgasme Aku yang terdengar. "AHHHHHHH..... uuugggghhhhh... Aku kheluarrr..." erangku kelonjotan selama beberapa waktu.

Johan mengambil alih kembali, dia yang menggejot dengan kecepatan tinggi, tak sampai satu menit dia pun mulai menyusul, penisnya yang terasa makin besar dan berdenyut-denyut menggesek makin cepat pada vaginaku yang sudah licin oleh cairan orgasme. tangannya meremas erat-erat pinggulku, dan menampar-namparnya dengan kasar.

Aku sudah kehabisan tenaga, bahkan hanya untuk memintanya jangan crot didalam memekku. Tapi untung dia pengertian, itu yang membuatku lega. Dia mendengus-dengus berkelojotan lalu tangannya menarik rambutku sambil mencabut penisnya.

"Aduh-duh, sakit.. Mau ngapain sih?" rintihku.

"Buka mulut lu...Daripada lu hamil" Katanya.

Dia tarik rambutku hingga aku berlutut dan disuruhnya aku membuka mulut. Di depan wajahku dia kocok penisnya, dia mulai merem-melek dan menggumam tak jelas dan beberapa detik kemudian langsung menyemburkan lahar putih. Semprotan itu membasahi wajahku , sebagian masuk ke mulutku, sebagian lainnya meleleh di pinggir bibirku

"Gila, banyak amat sih, Harus make up lagi deh!" kataku dalam hati, menyadari hampir seluruh bagian wajahku, termasuk mata dan alisku kena semprotan spermanya.

Dia bahkan memaksaku untuk membersihkan penisnya, mau tak mau aku menjilati penisnya melakukan cleaning service.

Setelah menuntaskan hasrat, Johan melepaskanku dan mundur terhuyung-huyung sampai tubuhnya jatuh diatas kasur. Matanya terpejam menikmati momen menggairahkan yang baru saja lewat. Dengan sisa-sisa tenaga aku menyeret tubuhku ikut berbaring diselahnya. Kami berdua ngos-ngosan terjadi pergulatan seru barusan. Aku mengatur kembali nafasku yang putus-putus sambil melap sperma yang masih belepotan di sekitar mulut, kemudian ikut memejamkan mata.

Semenit berlalu, ketika Johan akhirnya bangkit dan melumat bibirku. Aku membuka mata.

"Gila.. lo memang sexy banget. Gue betul-betul puas. Lain kali kita harus ngentot lagi ya Sha" kata Johan.

"Ini yang petama dan terakhir deh. Ga lagi. " kataku pendek sambil tersenyum.

"Yah kok gitu"

"Lu sudah keenakan gue kasih sekali". Jawabku. "Dan ingat ini rahasia kita. Lu jangan ember".

"Ya udah, minimal ijinin gue mengabadikan tubuh indah lo sebagai bahan coli gue" Katanya sambil mengambil HP. Dia lalu menfoto tubuh bugilku. Aku yang tadinya menolak, akhirnya pasrah aja setelah Johan bilang tidak ikut menfoto wajahku, hanya setengah badan, dan beberapa foto toketku dari berbagai angle, dan juga close up mekiku.

"Keren banget foto ini. Bakalan coli terus gue" Katanya

"Awas Jangan kesebar ya"

"Iyalah. Lagian juga ga ada muka lo"

"Kirimin ke gw dong"

"Mau?"

"Iya. Belum pernah foto bugil gue"

Kemudian Johan mengirimkan foto-foto itu ke HP ku. Aku lalu tertidur kelelahan. Benar-benar sore yang tak terlupakan, saat ada batang kedua yang sudah masuk ke vaginaku.






Benarkah itu yang terakhir kali aku ML dengan Johan?





Ternyata bukan.


BERSAMBUNG
 
Thx updatenya.... gw baca sambil pup nih

*setelah baca*
akhirnya terjawab sudah teka teki siapa batang kedua yang masuk...hohoho ciamik SSInya....

aku kira dia cowo culun biasa, ternyata jam terbangnya tinggi...
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Mantap suhu.. lanjutkeun petualangan marsha
Thx
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd