Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
Wow akhirnya Gilang muncullll!
Ga sabar sama part main games yang kemoceng dimasukin pantat Hu :D
 
Hu jangan lupa part fotografer hu
Next part. Tunggu aja weekend ini pasti tayang. Pantau terus.

Wow akhirnya Gilang muncullll!
Ga sabar sama part main games yang kemoceng dimasukin pantat Hu :D
Siap hu. Salahsatu part yang paling ane suka.

Ga sabar gilang anal marsha nih hehehe...semangat suhu..
Kasihan Marsha kalau di anal terus. Marsha anak baek. Cuman dipancing jadi binal

Kira kira bakal ada scene eksib lagi gak yaa
Panas dingin bacanya waktu marsha explore sisi eksib nya šŸ˜
Ayo bantuin nulis dong. Ane ga ad a inspirasi buat eksib2 begini.
 

PART 16 : Photoshoot



Hari ini hari sabtu. Aku janjian dengan Delvin sang fotografer yang ketemu di diskotik tempo dulu, dia ajak aku sesi foto.
Masih ingat kan?
Itu tuh fotografer yang foto aku di tempat dugem bareng adelia pas peryaan ulangtahunku.

Berhubung sabtu ini aku ga ada jadwal pacaran karena pacarku lembur tadi malam begadang finishing skripsinya, makanya akhirnya aku iyakan ajakan fotografer itu. Daripada aku bete dirumah sendirian dihari libur ini.

Sebenarnya fotografer itu sudah sering ajak sesi foto, tapi aku tolak dengan halus karena ga sempat. Tapi berhubung aku lagi ga ada kerjaan sabtu ini, dan juga karena rumahku ga ada orang, maka aku iyakan ajakan Delvin. Itu juga mendadak tadi pagi-pagi sekali aku wa dia. Sebenarnya delvin ada sesi foto dengan model lain katanya, tapi dia batalkan. Lebih menarik foto aku katanya.
Baiklah.
Aku tersanjung.

ā€œYankk...... fotografer yang di diskotik kemarin ajak aku foto session. Katanya dia butuh model. Boleh ga yank?ā€ aku wa pacarku untuk ngabarin dia.

ā€œAku sesekali ingin foto. Lumayan buat ganti profile di IG juga. Gratis ini ada fotografer profesionalā€ Lanjutku

ā€œYa sudah boleh saja. Asal kamu senang saja yankā€ Dibalas pacarku.

ā€œMakasih sayank. Aku wa Delvin ya. Katanya mau jemput. Kamu ga usah repot antar aku. Nanti aku kabari ya. Muachhā€

Fotografer itu janji bakalan datang jam 9.30. Ya udah aku siap-siap dulu mau mandi dan dandan. Tak lupa aku masak sarapan mie ramen untuk sarapan Delvin dirumahku, karena tadi katanya dia belum sempat sarapan. Setelah selesai masak mie dan masak nasi, aku langsung mandi.

Sekitar 15 menit mandi, aku dengar suara bel dirumahku. Wah sudah sampai fotografernya. Ya udah aku buru-buru selesaikan mandiku. Dengan pakai handuk, aku keluar dari kamar mandi bukain pintu depan. Aku mempersilahkan fotografer itu masuk.

"Eh Mas Delvin sudah sampe"

"Lho kamu baru mandi? Kirain sudah siap-siap" Katanya nanar menatap tubuhku yang basah. Aku berdiri dihadapannya hanya dengan balutan handuk menutupi setengah pahaku. Setengah dadaku yang bulat kencang mengongol diatas handuk karena handuk ini memang kekecilan.

"Baru mandi nih. Sarapan dulu ya mas, sambil Marscha siap-siap" Ujarku mengajaknya ke dapur. Aku berjalan didepannya. Aku ga tahu matanya kearah mana.

Crek..crek..crek..

Kudengar suara dibelakang pas aku baru sampai di meja makan. Aku lihat ternyata fotografer itu sedang menfotoku dari belakang.

"Ih Mas delvin, apaan sih foto-foto. Marscha pakai baju dulu dong"

"Hehehe..Sorry.... Jarang-jarang nih foto cewe cakep sehabis mandi. Pakai handuk doang"

"Ih ada-ada aja deh"

"Lu sexy banget lagi Sha...foto lagi ya.." Katanya.

Aku hanya cuek. Jujur dalam hati senang sekali dipuji sexy begitu. Hihihi. Jadi aku biarkan saja dia foto hidden begitu sambil aku mempersiapkan makanan buat dia.

"Tuh makan dulu, Marscha mau ganti baju di kamar"

"Ikut dong. Sambil gue foto-foto atuhlah"

"Enak aja. Makan gih" Kataku sambil memeletkan lidah.

Apa aku foto-foto sambil bugil ya didepan fotografer mesum ini? Hihihi.... Ah ga ah. Harus jaim dong. Maka aku sedikit berlari menuju kamarku. Aku tutup pintunya (walau ga aku kunci) sambil mulai dengan aktifitasku dikamar : ganti baju dan dandan.


====



Tepat Jam 11.00, aku siap-siap berangkat dengan fotografer itu. Tak lupa aku wa pacarku.
ā€œYank...baru kelar sarapan ini dirumah. Kita jalan yaā€
ā€œBelum dikabari kemana. Katanya rahasiaā€
ā€œAku kabari nanti yaā€

Ga ada balasan dari pacarku, pasti dia masih tidur karena kecapean begadang.

Sekitar 45 menit sampailah kami disebuah apartemen di utara kota bandung. Fotografer itu mengajakku naik ke lantai 19. Apartemen yang lumayan bagus, dengan view kota bandung. Kata Delvin ini apartemen milik temannya. Terlihat unitnya nyaman sekali. Kamar studio, yang sepertinya 2 bedroom dijadikan 1, jadi sangat luas jadinya.

Fotografer itu mempersilahkan aku duduk,dia mengambilkan aku minum. Sambil dia mensetting unit apartemen ini jadi studio mini foto, aku juga merapikan dandananku.

Delvin menyiapkan peralatan fotonya lengkap, termasuk kamera besar, aksesoris dan lighting besar, yang diarahkan ke tempat tidur. Sekilas seperti mau syuting film JAV. Aku hanya bawa 2 set baju saja. Baju casual tanktop dan mini jeans, sama 1 lagi long dress dengan belahan punggung terlihat. Selebihnya Delvin katanya sudah siapkan kostum juga. Terlihat dari 1 koper besar yang dia bawa.

Tak lupa aku wa pacarku untuk mengabari.
ā€œYank ini fotonya di apartemen. Kostumnya sudah disiapkanā€.
ā€œKamu sudah bangun?ā€

Belum ada balasan.

"Kita mulai pemanasan dulu yuk Sha" Kata Delvin.

Akupun bertanya ke Fotografer itu apa yang aku harus lakukan karena jujur biarpun aku dulu sering difoto, tapi untuk foto kali ini ada perasaan grogi karena kesannya foto profesional. Fotografer itu yang menangkap kebingunganku segera menjawab kalau dibuat santai aja. Mempersilahkan aku berdiri didepan kamera.

ā€œRilex aja. OKā€¦ siap ya Sha. 1ā€¦ 2... 3ā€¦.ā€ Terdengar bunyi jepret yang bersamaan dengan kilatan cahaya lampu.

Aku hanya tersenyum ke arah kamera. Aku masih memakai kemeja putih ketat yang tadi aku bawa dari rumah. Itu memang permintaan Delvin. Dibawahnya aku pakai rok mini warna merah.

ā€œOK, sekali lagi. 1ā€¦ 2ā€¦ 3ā€¦. Cakep amat senyumannya!ā€

Selama 5 menit berbagai pose diarahkan Delvin. Makin lama aku makin percaya diri karena dia puji, katanya aku bakat jadi model profesional. Memang setelah aku lihat-lihat hasil fotonya memang bagus sekali. Aku puas sih. Lumayanlah buat upload sosmed nanti.

ā€œSekarang coba buka satu kancing baju lu dong ,ā€ kata fotografer itu.

"Apa?" Tanyaku. Ga salah dengar nih.

"Iya bukan kancing baju lu satu, kalau ga keberatan. Kita foto konsep sexy nih. Ok kan?"

"Oh gitu. Bentar dulu deh, aku tanya pacarku dulu. Takutnya ga dibolehin" Jawabku.

Aku lalu wa pacarku itu.

ā€œYank kalau foto sexy begitu bisa ga?ā€
"Fotografernya konsepnya begitu katanya"

Belum dijawab.

Ini pacarku apa kebo sih. Jam segini belum bangun juga.

"Gimana? Yuk buruan. Sudah gede ini masa ijin-ijin ke pacar sih. hehehe..." Kata Delvin.

Aku coba telpon pacarku sampai 2x tapi ga diangkat.

ā€œYank...ā€ Aku wa dia.

ā€œYa sudah dehā€ Akhirnya itu aku bilang.

Ditengah kebimbangan, kudengar Delvin sudah siap dengan kameranya lagi.

"Kalau sudah siap kabari ya" Kata Delvin. Dia menfotoku yang lagi pegang HP. Dari caranya yang sabar, dan juga pujian-pujian, dan karena kualitas hasilnya bagus. Aku akhirnya menuruti semua arahan pose yang dia minta.

"Buka kancing atasnya say.." Katanya lagi

Akhirnya aku pun membuka 1 kancing bajuku, sehingga dadaku mulai terbuka dengan lebih jelas. Aku mengenakan bra berwarna pink, yang menutupi payudara 36C ku yang ranum menggoda. Fotografer makin bersemangat memainkan kameranya. Berbagai pose dia minta untuk dilakukan lagi.

Kelihatan sekali dadaku terexpose, padahal baru belahannya saja yang kelihatan. Dan aku suka dengan foto itu. Maka tak menolak lagi ketika fotografer itu minta buka kancing kedua. Aku sudah ikut flow serunya sesi foto model ini. Aku merasa sexy sexy sekali.

Sekitar 30 kali jepret, Delvin mulai menaikkan tempo lagi. Dengan bujuk rayu dia memintaku untuk membuka semua kancing kemeja yang tersisa. Aku sempat ragu, tapi segera aku tepis. Sehingga sekarang aku berdiri dengan semua kancing bajuku sudah lepas sehingga BRA-ku sudah terexpose bebas. Untung aku pakai BRA sexy favoritku, sehingga aku makin percaya diri. Apalagi saat kulihat Delvin sangat kagum.

"Benar-benar sexy lu, sha...Cocok foto model profesional" Katanya. Aku senang dipuji.

Aku difoto sekitar 20 kali dengan posisi berdiri, kemudian dia menyuruhku berpose dipinggir jendela apartemen itu. Dia mulai mengarahkan gayaku. Lebih banyak yang mengexpose kemontokkan dadaku.

"Sha, buka rok lu dong, Kita foto siluet membelakangi jendela. Pasti keren"

Sudah kepalang tanggung pamer BRA, sekalian aja pamer CD ku yang warnanya matching sama BRA ku, pikirku. Kemudian aku segera melepaskan rokku. kini aku hanya mengenakan bra dan cd saja didepan Fotografer itu. Benar-benar pemandangan yang bisa membuat mata lelaki manapun melotot, termasuk si fotografer ini. Fotografer itu memuji tubuhku yang menurutnya tubuh tersexy yang pernah dia foto.

"Sempurna body lu sha"

"Sexy ya?" Tanyaku memastikan.

"Sexy habis"

"Hihihi...makasih" Jawabku senang sekali.

Aku mulai bergaya lagi dan Fotografer itu mengambil beberapa pose siluet didepan jendela apartemen itu. Melihat aku yang sudah terbiasa lagi, Delvin menyuruhku pindah ke atas tempat tidur. Aku difoto diatas tempat tidur. Beberapa jepretan disana, lalu pindah ke atas sofa yang ada disana.

Tak berasa 20 menit sudah aku bergaya depan kamera. Udara AC membuat aku kedinginan karena hanya pakai CD dan BRA saja. Aku meminta untuk break sejenak. Fotografer itu dengan sigap ke kamar mandi lalu membawakanku sebuah baju mandi mirip kimono.

"Aku buatin teh hangat ya sebelum kita lanjut" Katanya.

Aku suka dengan sikap dan responnya. Sangat memperlakukan wanita dengan baik. Dia malah mematikan AC sebentar biar aku tidak kedinginan. Aku lalu dikasih kameranya untuk aku melihat hasilnya.

Aku sangat puas dengan hasil fotonya. Sudah seperti foto di majalah playboy. Dia benar-benar bisa mengexpose dada dan pantatku. Karena itu foto yang paling banyak.

"Minum dulu" Kata Delvin mendekat.

Aku meminum teh yang dia kasih dengan harapan tubuhku menjadi hangat lagi. Fotografer itu mendekat kearahku, sambil menyentuh pundakku dia ikut denganku melihat hasilnya di kamera yang masih aku pegang. Dia duduk disebelahku diatas tempat tidur otomatis tubuh kami berdekatan karena membahas hasil foto.

"Senang hasilnya?" Tanyanya

"Senang banget. Lu jago ya fotonya"

"Siapa dulu dong. hehehe....."

"Ntar filenya gw minta ya. ā€œ

ā€œPastilah. Ini dokumentasi pribadi juga. Ga akan disebar. Tenang aja"

Aku senang dengarnya. Artinya privacy terjaga. Kemudian aku kasih kamera kedia, dan dia melihat lagi foto-foto dari awal, sambil aku menikmati teh hangat. "Sempurna. Benar-benar sempurna body lu sha. ,ā€ puji Delvin. ā€œLu bakat jadi model majalah dewasaā€¦ perfecto"

"Emang apa yang lu suka dari body gw?" Tanyaku penasaran

"Hehe,.....yang pasti toked lu lah. Gila gede banget dan kencang"

"Makasih" Kataku tersenyum manis. Senang dipuji.

"Cowo lu puas bangetlah ya. Bisa nyusu terus"

"Hahahaha...dasar mesum lu" Aku cubit pinggangnya.

Kemudian Delvin mengajakku foto sesi 2. Kali ini dia yang sediakan kostumnya katanya. Konsep sexy adult gitu. Aku penasaran seperti apa maksudnya. Kemudian dia membongkar koper yang tadi dia bawa, lalu menyuruhku memakai sebuah lingerie hitam.

"Serius nih pakai lingerie?" Tanyaku heran

"Iya dong. Pasti bagus deh di lu"

"Aduh gimana ya?" Kataku ragu karena selama ini hanya pakai lingerie depan cowoku.

"Sudahlah. Kan ga bugil juga. Masih ada penutup. Lagian juga tadi sudah gue lihatin lu pakai CD dan BH doang".

Hahaha...Iya juga sih. Asal ga disuruh foto telanjang aja. Ini masih pakai lingerie, masih ketutup toked dan memekku. Lagian ada perasaan penasaran dalam diriku seperti apa sih fotoku pakai pakain sexy begini. Karena kalau aku lagi pakai lingerie didepan pacarku, dia selalu muji-muji setinggi langit. Katanya sexy banget.

"Sana ganti baju...pasti bagus deh di lu..." Katanya.

"Ya udah deh. Tapi sebentar aja ya..." Kataku.

Aku akhirnya kekamar mandi untuk ganti baju. Aku lepas bra dan CDku, ternyata CD ku sedikit lembab. Aku ternyata basah juga tadi difoto barusan. Ternyata ada sisi eksibisionist juga nih dalam diriku. Aku merinding saat meraba bibir vaginaku yang lembab itu.

Aku langsung buru-buru pakai Lingerie itu, takut makin horny. Bahannya sangat lembut, kayaknya mahal nih. sangat sexy, bentuknya yang ngepas banget di badan ku seolah memeluk tubuh sehingga memperlihatkan lekukan-lekukan di dada dan pinggul. Siapapun lelaki pasti tergoda melihat wanita memakai lingerie ini.

Lingerie ini membuat toketku makin menonjol indah karena tidak pakai bra lagi didalam, sedangkan belahannya cukup rendah, sehingga memamerkan kalung berbentuk hati pemberian pacarku yang aku pakai. Dibawahnya, vaginaku tercetak dengan ketat sekali. CD g-stringnyapun hanya tali dengan kain sedikit saja yang menutupi kemaluanku. Dan aku bisa lihat bulu-bulu vaginaku keluar sedikit karena tipisnya.

Begitu aku keluar dari toilet, mata fotografer itu kayak melotot tajam.

"Hoi..mata hoiiii..." Ujarku menyadarkannya.

"Gila. Seksi banget lu Sha. Anjissss.... sempurna.ā€ Katanya

"Hehehe....makasih.." Jawabku. Aku makin pede jadinya.

"Yuk mulai.....Lu pose baring diatas tempat tidur dong"

Aku mengikutinya. Aku lalu telentang diatas tempat tidur. Dia kemudian mengarahkan 2 lampu ke tubuhku. Pahaku yang putih mulus tanpa noda itu terpampang dengan jelas. Delvin merapikan rambutku.

Kemudian foto-foto pun dimulai. 10 jepretan awal aku masih agak kaku, tapi selebihnya sudah mulai relax. Itu berkat kemahiran Delvin membuat rasa nyaman dan percaya diriku meningkat. Apalagi dia membantu atur poseku, tentunya sambil meraba-raba sedikit, merasakan kehalusan kulit mulusku.

"Coba tatapan tajam dengan dengan bibir sedikit terbuka. Nah gitu. Sexy abis" ketika Fotografer itu mengarahkan gayaku. Aku juga sudah mulai terbiasa, pose-pose sexy ini sangat bisa aku hayati.

Delvinberdiri mengangkang di atas tubuh telentangku dan memotret terus dari atas.

"Coba pegang dadanya Sha, sambil menatap tajam kesini" Aku menurut saja perintahnya.

ā€œBuka kakinya Shaā€ perintahnya lagi, sambil dia melangkah mundur. Aku menurut, merenggangkan kedua pahaku, selangkangaku terbuka di depan pandangan Delvin. Dia pasti bisa melihat bulu-bulu halus itu. Oh aku merinding membayangkannya. Apalagi saat dia jongkok dan mengarahkan kameranya ke arah kemaluanku.

ā€œLebarin lagi,ā€ suruhnya sambil memegang dan merentangkan pahaku lebih lanjut. Nafasku sedikit mendesah ketika selangkanganku yang basah di balik lingerie dipotreti dari dekat. Aku malah horny ketika difoto dalam posisi tak senonoh. Aduh Marscha, batinku.

Ckrek ckrek ckrek, kudengar beberapa kali suara jepretan kamera. Dan aku bisa lihat sesekali Delvin membenarkan posisi penisnya di dalam celananya. Hihi. Dia ternyata horny juga.

Kami berpindah tempat dari atas ranjang, ke sofa yang ada disana, kemudian pindah keatas lantai, pindah lagi sambil bersandar di atas kursi depan meja di apartemen itu. Beberapa kali aku difoto dari arah samping yang aku yakin membuat tokedku makin kelihatan besar ditangkap kamera. Dan semakin lama entah kenapa aku merasa badanku semakin panas walaupun AC nya sudah 18 derajat.

Dia udah mulai berani megang dan coba menggerakan badanku. Mulai dari wajah, tangan, bahu, bahkan sampai pinggul. Dan aku nurut aja, seperti menikmati sesi ini.

Kemudian Delvin menyuruhku untuk pose berdiri lagi karena dia mau coba ambil foto dari belakang. Dia mau foto bagian belakang tubuhku, khususnya pantatku yang bulat sekal. Beberapa jepretan aku disuruh menungging diatas tempat tidur. Dia lama sekali foto dengan pose itu, sambil mulai ngomong-ngomong yang menyerempet.

"Pantat lu sexy banget ya sha...keseringan dinaikin pacar lu ya"

"Hahaha...dasar mesum lu...."

"Tapi benar kan?"

"Iya sih...hihihi...."

"Pasti lu suka di-doggy dari belakang ya?"

"Ih kok tahu?"

"Iyalah. Semua cowo pasti mau doggy style lu , sambil pegangin dan tampar bokong lu yang sekal ini" Katanya meremas pantatku.

Kontan aku mendesah pelan. Berani sekali fotografer ini meraba bokongku.

"Pantat lu nunggingin dikit ya, lebarin pahanya..." Katanya mengarahkan gaya. Dia masih pegang pantatku, bahkan saat tanganya melebarkan pahaku, tangannya berada di ujung pangkal pahaku, sedikit lagi ke bibir vaginaku. Aku merinding dibuatnya.

"Kita mulai lagi ya" Katanya, aku merasa kecewa karena masih berharap tanganya menjamah bagian bawah tubuhku.

Aku difoto dengan menungging, mulai dari 2 tanganku menopang tubuhku, sampai kepalaku bersandar dibantal sehingga pantatku makin menungging. Aku benar-benar merasa sexy. Sepertinya bagian bawahku kembali lembab lagi.

Dia juga memfotoku dari arah depan dengan posisi masih tetap menungging, sehingga belahan payudaraku kelihatan dengan jelas.

"Ayo sekarang lebih hot ya,ā€ pinta si fotografer sambil kembali menfotoku.

Aku makin hot saja bergaya. Sesi ini banyak melibatkan dadaku karena dia lebih banyak mengarahkanku untuk menghadap kamera, jadi dia mengambil banyak bagian payudaraku. Dengan menunduk begini, sebagian besar dadaku serasa tumpah. Putingku mengintip malu-malu dari lingerie-ku. Kalung pemberian pacarku tergantung disela-sela putingku yang pink merekah.

ā€œSekarang lu duduk diatas ranjang, belakangi kamera ya" Katanya.

Aku menurut.

"Sorry ya Sha, kita foto lebih sexy lagi" Bujuknya

"Ok No problem. Mau pose gimana nih?ā€ Tanyaku penasaran.

"Please, turunin lingerie lu yang bagian atas ya. Gue mau foto punggung luā€ Katanya yang membuatku caget.

"Hah? Tapi toked gue kelihatan dong."

"Kan ga kelihatan dari sini. Gw foto dari belakang gituā€ Katanya kembali meyakinkanku

".....ā€ Aku diam.

"Ini kesannya lu jadi topless gitu. Pasti keren banget. Cobain deh 1 foto dulu, kalau ga suka ga, ga usah kita lanjutā€

"Gitu ya?" Tanyaku, masih sedikit ragu.

"Iya. Lagian body lu juga sexy amat. Sempurna. Pasti bagus difotoā€ bujuknya

"OK deh"

Akhirnya aku ikuti saran dia. Namanya wanita, lemah sama pujian. Dan senang sekali kalau bagian tubuhnya dikagumi begini. Toh juga tadi sudah hampir semua bulatan payudaraku terlihat. Aku lalu turunkan lingerie itu, sehingga dadaku bebas sekarang tanpa penghalang apapun. Aku langsung pegang kedua dadaku, biar tidak jadi santapan gratis fotografer ini.

"Punggung lu mulus amat. Kita mulai ya"

Delvin pun melanjutkan foto-foto dari belakang sambil tetap mengarahkan untuk berpose seperti yang dia mau. Bukan hanya duduk diatas ranjang, bahkan aku juga disuruh tiduran dan berdiri. Aku masih memegang erat kedua dadaku biar tidak terlihat, walau dari belakang.

"Sempurna banget nih......Lu harus bangga sama body lu, sha" Ujarnya.

Dan berlanjut kembali sentuhannya, walau masih dengan alasan mengarahkan posisiku. Aku selalu merinding setiap dia raba badanku. Bahkan pas posisi berdiri, dia memegang lagi pinggul dan pahaku dari belakang agar aku semakin mengangkang. Aku makin terangsang. Apalagi mendekap payudara seperti ini justru membuatku makin horny, karena putingku tergesek-gesek tangan sendiri.

"Gila, sexy banget foto lu diambil dari belakang gini, Sha" Pujinya berulang kali.

Lama-kelamaan aku mulai nyaman dengan kondisi ini. Tanganku yang tadi mendekap dada sekarang sudah aku lepas karena beberapa pose aku tidak bebas. Dia masih foto dari belakang, tapi kadang aku diminta memutar tubuh miring untuk menampakkan wajahku diambil kamera.

Dengan pose ini sebenernya kalo dari samping dadaku bisa terlihat dengan jelas dibeberapa posisi.

Tiap jepretan dia selalu memuji.
"Cakep"
"Gila sexy benget"
"Mulus"
"Sempurna"
"Lu cocok jadi model FHM deh"
"Cowo lu pasti nafsu terus ya lihat body lu..."

Hal itu membuatku makin percaya diri. Sebagian besar dadaku sendiri udah jadi santapan Delvin. Aku sudah enjoy dan nggak terlalu perduli juga pada akhirnya. Mungkin karena pada dasarnya aku suka kalau orang suka lihat tubuhku.

Bahkan saat diminta untuk memutar ke depan, yang mana akan memperlihatakan payudaraku secara langsung dihadapannya, aku tak menolak sama sekali. Perlahan aku balikkan badanku menghadapnya. Payudaraku yang sejak tadi membuatnya penasaran akhirnya terlihat. Mata Delvin melotot saat melihat kedua payudaraku yang bulat kencang terpapar indah didepanya. Kedua putingku yang berwarna pink seolah seperti kelopak bunga yag siap dipetik.

ā€œWah... indah banget toked lu Sha. Sempurna.....ā€ pujinya.

Aku hanya tersenyum saja dipuji begitu. Rasa grogiku sudah hilang. Malah aku sekarang sudah sangat horny sekali berduaan dengan lawan jenis dengan hampir bugil. Apalagi dari tadi badanku dipegang-pegang.

"Putingnya pink. Nampak segar menantang untuk dikulum." Katanya

"Hahaha.....emang fotografer mesum lu ya....."

"Pasti cowo lu suka ngeyot ya..."

"Hihihi....iya...dia doyan nyusu...buat merindingsedotannya.."

"Pantes gede gitu, ternyata sering dimainin cowonya rupanya. Beruntung banget cowo lu"

"Iya dong......" Kataku sambil meremas dadaku, yang membuatku makin horny.

"Marscha, gue selalu penasaran sama rasanya toket lu, mantep banget" ucapnya.

"Ya udah sini pegang, biar ga penasaran" Akhirnya itu keluar dari mulutku, karena sudah dimesumin dari tadi.

"Eh bisa?"

"Anggap aja sebagai ganti hornornya lu sudah capek foto gue"

"Asikkkkā€¦" Katanya, lalu meletakkan kameranya. Dia lalu mendekat, aku sedikit nervous juga. tangannya dengan gemetar langsung meremas dada kiriku.

"Auw...." Desahku pelan, bagai tersengat listrik.

Bahkan tangan kirinya ikutan menggapai dada kananku. "Oh yesss......" desahku lagi. Jadilah kedua payudaraku diremas-remas fotografer itu. Beruntung sekali dia.

"Kenyal banget toked lu. Toked kulitas premium nih." Katanya.

"Udah hilang penasarannya?" Tanyaku.

"Belum nih...bentar ya..."

"Ya udah jangan lama-lama" Kataku.

Aku masih mencoba menahan gengsiku. Walau aku sangat menikmatinya tangannya bermain disana. Bahkan aku berharap dia berbuat lebih. Berharap dia mengexplore putingkuā€¦bahkan dengan mulutnya.

"Ijin gue fotoin ya..." Katanya tiba-tiba.

AH KENTANG!!!! Batinku. Padahal aku sangat menikmati diraba barusan.

Dia kemudian menyuruhku kembali berpose di atas sofa. Dengan semangat sang fotografer menyuruh berbagai gaya yang tak lepas dari pameran buah dadaku yang berkualitas ini. Aku memperhatikan adanya tonjolan yang makin lama makin besar di selangkangan fotografer itu. Aku pensaran seperti apa bentuknya.

"Remas toked lu"

Dia menyuruhku meremas pelan dadaku sambil meminta ekspresi mulut mendesah. Aku melakukannya. Aku merasakan payudaraku makin lama makin tegang karena aku teransang. Dia lalu mendekat ke arahku. Sambil merapikan rambutku dia berbisik pelan ke telingaku: "Kamu seksi banget deh. Idola semua cowo didunia lu ini.ā€

Tak lupa dia meremas dadaku yang kanan, dan meraba lembut putingnya.

"Nakal deh, modus pegang-pegang gitu" Kataku, tapi tak menepis tanganya, bahkan berharap dia lebih berani dari sekedar meremas dadaku.

"Ayo sekarang nungging di sofa,ā€ pinta si fotografer sambil kembali ke belakang kamera. Aku membelakangi kamera dan kemudian menunggingkan badanku ke arahnya dengan berpegangan pada sandaran sofa.

ā€œSeperti ini?ā€ tanyaku.

ā€œYah, begitu, sexy banget deh badan lu, perfect...ā€ ujarnya, sambil memfoto pose itu beberapa kali. Aku sudah benar-benar merasakan jadi wanita yang bitchy. Dia ambil beberapa pose, sambil sesekali merapikan batangnya dibalik celananya.

Aku penasaran dengan hasilnya, maka aku minta berhenti sejenak dan coba minta ditunjukkan Delvin hasil fotonya. Delvin menyerahkan kamera agar aku bisa melihat sendiri hasil jepretannya. Kami duduk bersebelahan. Difoto itu terlihat dadaku yang ranum makin sexy terlihat karena aku menungging. Aku suka sekali foto ini. Mungkin akan aku cetak untuk koleksi sendiri.

Aku melirik ke arahnya yang terkagum-kagum disebelahku. Dia tersenyum, sambil tangannya merengkuh dadaku. Aku diam saja. Diremasnya kedua buah dadaku dan juga dipelintir puting susuku yang sudah tegak ini. Aku merinding.

Kini aku seperti cewek yang benar-benar haus sentuhan. Tubuhku sudah panas karena libido yang bergejolak. Aku asik melihat beberapa foto terakhir, sedangkan dia asik memainkan dadaku.

"Tokedku kok dimainin terus sih?" Tanyaku manja.

"Habis gemesin banget nih. Suka. Bisa bawa pulang ga nih?"

Aku hanya tertawa, sambil meringis nikmat. Darahku seperti mengalir kencang saat payudara, yang merupakan titik sensitifku diraba begini. Mahir sekali tanganya memainkan dadaku, dada yang seharusnya hanya milik pacarku seorang. Aku hanya bisa mengeliat-liat sambil tetap melihat foto-foto jepretannya dikamarea yang aku pegang. Dia juga ikut melihat hasil foto, sambil tetap meremas dadaku. Bahkan sekarang kedua tangannya memilitir putingku. Aku sebenarnya sudah ga konsentrasi melihat foto-foto.

Pas ada 1 foto, dia suruh berhenti. "Bentar coba lihat foto sebelumnya"

Dia lalu ambil kamera dari tanganku dan zoom sebuah foto pas aku lagi nungging berpose merangkak membelakanginya. Ketika berposisi itulah Delvin memperhatikan... ada yang basah diselangkanganku karena memang lingerie bagian bawah tidak full menutup pantatku, hanya tali dengan kain sedikit saja yang menutupi kemaluanku sehingga memang terlihat ada basah disana. Apalagi pas di zoom begini.

"Lu basah juga ya?"

Aku hanya nyengir lebar. Memang benar aku tadi sudah terangsang saat difoto nungging, dan sekarang makin becek saja saat berdekatan dengannya dan dadaku dimainkan sedemikina rupa.

"Sekarang masih basah ga, sha?" Tanyanya.

Aku sempat bingung menjawab pertanyaan maccam apa ini. Hingga akhirnya yang keluar dari mulutku adalah : "Cek aja sendiri" Kataku menutup muka, karena malu.

Malu tapi horny, dan ingin dia berbuat lebih jauh.

Kurasakan Delvin langsung meraba pahaku, naik keatas lalu membuka dari samping kain penutup kemaluanku sehingga jelas terpampang vaginaku. Aku mengintip kebawah, banyak bercak cairan menandakan aku horny.

"Lu horny ya, cantik?" Tanya Delvin, pelan ditelingaku sambil menghembuskan nafasnya. aku makin merinding.

Ada jari-jari tangan di vaginaku, ya tangan nakal itu lagi menari-nari di bibir vaginaku. Aku semakin mendesah pelan, sambil menggigit bibir.

Kali tangan fotografer berusaha masuk ke dalam liang vaginaku. Ku tahan tangannya. Tapi dia berbisik

"Udah nikmatin aja lu sudah horny" bisiknya ditelingaku mempengaruhiku.

Aku pun yang sudah birahi tinggi akhirnya terpengaruh juga. Kulonggarkan peganganku ditangannya. Kurasakan jarinya memainkan vaginaku perlahan-lahan, kurasakan 1 jarinya menusuk masuk ke vaginaku kugigit bibir bawahku, sungguh nikmat saat tangannya bermain di klitorisku. ā€œAuhhhhā€¦.ā€ Desahku tertahan saat kurasakan kocokan jarinya di vaginaku semakin cepat. Aku masih menutup wajahku dengan tangan karena malu.

"Buka pahanya sayang...." Bisiknya.

Aku yang sudah pasrah sama birahi, lalu kubentangkan kakiku lebar-lebar. Dengan demikian jemari nikmat itu semakin mudah mengobok-obok memekku yang sudah banjir bandang. Sungguh nikmat sekali. Aku tak sadar kalau sedang diperdaya oleh fotografer ini. Aku terbuai tak bisa menahan libido yang dia timbulkan. Memekku sudah gatal ingin digaruk.

Kemudian Delvin menarik lepas tangannya daru vaginaku, lalu menuntunku ke tempat tidur, aku lalu ditelantangkan disana. Posisiku yang telentang dengan dada terbuka dan vagina yang sudah basah pasti memancing setiap lelaki normal untuk segera menerkam. Aku baru sadar kalau dia sudah menurunkan celana dan celana dalamnya. Kontolnya berukuran sedang, namun kelihatan berdiri dengan kokohnya, sudah terhunus.

Aku pasrah saat dia melepaskan lingerie itu sehingga aku benar-benar telanjang sekarang dihadapannya. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan modelnya ini. Nafas laki-laki itu demikian memburu.

"Aku foto memek lu ya. Indah banget" Katanya langsung mengambil kamera.

Aku mencoba menutup memekku karena sumpah malu sekali dijepret begitu. Tapi Delvin segera menepis tanganku setelah beberapa kali jepretan. Kini benar-benar dia bisa melihat Vaginaku yang basah dengan jarak sangat dekat dan diabadikan dengan kameranya. Aku hanya menutup mata. Memekku sudah sangat gatal sekali untuk disodok, tapi aku gengsi untuk minta.

"Ohhhhhhh.....shittttt.......auuuuuuu....." Aku menjerit tiba-tiba.

Delvin memajukan wajahnya dan mulai menjilat liangku. Bahkan dia langsung merangsang maksimal dengan jarinya dimasukkan kedalam lubang kemaluanku, mengorek-ngorek lendirku. Ahhh sungguh nikmat sekali rasanya, seperti melayang tinggi. Lidahnya menyapu bersih setiap cairan yang keluar dari lubangku. Tusukan jarinya seakan membuat otot-otot vaginaku berdenyut. Aku hampir orgasme, aku menjerit-jerit seperti ayam mau disembelih. Tapi sialnya, justru Delvin menghentikan oral sex nya disaat aku diambang orgasme.

"Eh lanjutin dong...tanggung tahu...jahat amat" Kataku kesal.

"Wajah lu sudah merah tuh. Horny banget ya sayang." Katanya.

"Iya..."

ā€œJadi gimana nih kelanjutannya. Lu pasti ga puas hanya oral sajaā€ Delvin menggodaku dengan gesekin penisnya ke vaginaku yang basah. Aku hanya diam saja sambil menggigit bibirnya. Walau sudah terangsang, aku masih tetap jaga image untuk tidak minta duluan.

Dia ambil kamera yang tadi diletakkan disebelahku. Dia ambil fotoku yang lagi horny berat. Penisnya sudah tepat diatas vaginaku yang sudah dikangkankan dengan lebar, sedangkan tanganya meremas dadaku. Aku makin horni.

Delvin terus menggodaku, ā€œMau nggakā€¦ kalo mau minta dongā€. Delvin mau membuatku yang minta dicoblos sendiri. Sentuhan ujung penis Delvin di bibir vaginaku membuatnya mengeliat.

Gesekan-gesekan Delvin diluar dinding vaginanya membuatku akhirnya ā€œluluhā€, aku udah ga peduli lagi sama image, toh sudah sampai telanjang bulat begini. Selama dia ga ember aja ngomong ke orang-orang. Aku sudah ingin dimasukin.

ā€œAyo masukin dong. Gue sudah ga tahanā€ Kataku akhirnya.

ā€œMasukin apa sayang?ā€ Delvin masih tetap menggoda.

ā€œMasukin kontal kamu sayang ke memek Marscha. Cepat. Pleaseā€ Pintaku memelas.

Delvin tertawa penuh kemenangan. Dan perlahan tapi pasti, Fotografer itu mulai mendorong pantatnya maju, membuat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku secara perlahan-lahan. Karena memekku yang sudah basah, dia dengan mudah memasukan kontolnya. Itupu aku masih merasa sedikit kesakitan sehingga tak kuasa menjerit saat batangnya masuk hampir seluruhnya ke vaginaku.

ā€œAHHHHHHHHā€¦..ā€

Memekku mulai terasa penuh oleh batangnya. Batangnya yang sudah masuk ditarik dan didorong kembeli secara perlahan. Proses pencoblosan itu dijepret dia, untuk kenang-kenangan pernah ngentotin model cantik. Dasar fotografer, masih sempat-sempatnya ambil foto, bukannya langsung genjot aku aja dengan kencang.

"Gila...enak banget memek lu......." Katanya saat batangnya itu mentok dirahimku.

Dia langsung menggenjot tubuhku, menggerakan penisnya keluar masuk vaginaku dengan posisi misionaris. Kakiku melingkari di pinggangnya, berharap jangan dilepas.

"Plok...plok..plok" suara yg keluar dari pertemuan kelamin kami.

"Ah...ah...ah...ā€ Aku merasakan enak luar biasa di memekku.

Dia terus saja menggenjotku dan membuat napasnya memburu. Aku memeluknya seolah ia adalah pacarku. Padahal pacar asliku saat ini sedang tidur di kostnya. Salah sendiri punya pacar cantik dan horny-an dianggurin di weekend seperti ini.

ā€œAh..Delvin....e..nakk...tee..***usss...sayang....ahhhā€ desahku yang menikmati sodokan kontolnya.

ā€œIya sayang..aku entot kamuā€¦..beruntung banget aku iniā€¦Marshaaaaaā€¦ā€¦.ā€ Katanya.

Ia semakin kuat menggenjot memekku tanpa ampun, sehingga membuatku semakin mengerang merasakan kenikmatan ini. Tapi tiba-tiba dia berhenti, dan menarik keluar batangnya, yang membuatku kesal.

"Aduh kenapa lagi sih????" Kataku marah.

"Sorry. enak banget memek lu. Gue ga mau cepat keluar" Katanya.

"Nanti lanjut lagi ronde kedua...yang penting puasin gue dulu"

Aku lalu bangkit, dan mendorongnya hingga telentang diatas tempat tidur. Aku merangkak ketasnya, lalu meraih batang yang sudah dipenuhi lendir-lendirku itu, langsung aku tekan memekku masuk semua batangnya.

"Shhhhhhhh......" Desahku.

Kini posisiku di atas, aku yang memegang kendali dan menggerakan pinggulku naik turun. Aku melihat wajahnya sangat menikmati setiap goyanganku. Tangannya langsung kembali meremas payudaraku. Goyanganku pada kontolnya kadang ku selingi dengan gerakan memutar, kadang akupun hanya memaju mundurkan pinggangku. Hingga akhirnya aku tak tahan untuk tidak melumat bibirnya. Aku menjatuhkan tubuhku di atas badan fotografer itu, sehingga payudara semakin merapat dengan dadanya.

Dia kembali berinisiatif menggenjot tubuhku dari bawah, Ia mulai menyodok-nyodok lubang memekku dengan cepat. Sungguh benar-benar terasa sangat nikmat. Terkadang tangannyapun meremas-remas atau menampar bongkahan pantatku dengan gemas.

Hingga akhirnya aku merasakan akan meraih orgasme untuk yang pertama. "Mau ke....lu...arrrhhhh....ahhhhhhh..." Desahku.

"Sama nih sayang..barengan yaaaa......" Sahut Delvin.

Dia akan keluar juga. Aku semakin mempercepat goyanganku, hal yang sama dia juga makin cepat kocokan pada kemaluanku. Kami melakukan kerjasama yang baik. Sampai menimbulkan bunyi plok.. plok.. plok.. yang sexy terdengar. Seiring dengan jari-jari tangan satunya yang meraba-raba putingku, aku menggelinjang. Ya, ya... begitu... sedikit lagi. Aku mau....

"AAAAAAHHHHHHHH.......AHHHHHHHHHā€¦ā€¦KEā€¦..LUā€¦.ARRRRRā€¦ā€¦AHHHHHHHā€¦.." Aku berteriak kencang.

Tubuhku terangkat, meliuk liar menahan rasa itu meledak. Cairan bening yang mengalir deras membasahi penisnya mengalir ke perut dan pahanya. Aku merasakan orgasme luar biasa. Kedua buah dadaku mengacung tegak, sementara kepala mendongak ke belakang, mata membelalak dan mulut terbuka.

Sementara Delvin melesakkan penisnya dalam-dalam ke memekku, rupanya dia gak bisa tahan lama, dia berkata kalau mau keluar. Diitengah nikmatnya orgasme aku masih sempat ngomong agar dia jangan keluarin maninya didalam. Dia menggoyang dengan cepat dan akhirnya menarik keluar kontolnya, dan mengeluarkan cairannya menembak pantatku.

ā€œAahh.......hhhhhhhhā€ Dia melenguh panjang. Ada sekitar 5 kali semprotan hangat kurasakan di pantatku, bahkan tembakan terakhir tepat menggelitik anusku.

Aku ambruk diatas tubuhnya. Nafasku ngos-ngosan.

Niat fotoshoot, berakhir dengan persetubuhan.

Kami terdiam selama 5 menit menikmati sisa orgasme dengan posais aku masih diatasnya. Aku bisa mendengar detak jantungnya.

"Enak banget memek lu Sha, gue bakalan kecanduan nihā€ Katanya memuji, sambil mengelus memekku.

"Tega lu mas menodai modelmu..ā€ Kataku sambil menepis tangannya.

Dia hanya tertawa terbahak-bahak. Tubuhku didorong kesamping, sehingga aku masih posisi telungkup. Aku memejamkan mata sejenak. Sedangkan dia bangun. Aku dengar dia mengambil kameranya dan suara jepretan beberapa kali. Sepertinya dia menfoto pantatku yang berlumuran spermanya. Aku biarkan saja dia asik dengan kameranya yang mengabadikan tubuhku. Bahkan ketika badanku dibalikkan untuk difoto bugil, aku hanya diam. Aku memejamkan mata karena ngantuk.

===



Aku merasa baru sebentar tidur, ketika aku dibangunkan oleh Delvin.

"Bangun yuk. Balik. Yang punya apartemen mau datang nih" Katanya. "Masa lu nanti dilihatin bugil begini"

Aku langsung bangun. Segera kekamar mandi. Katanya yang punya apartemen sudah diparkiran mau naik ke atas. Wah bahaya. Aku ga sempat mandi, hanya membasuh memek dan pantatku yang bekas dipejuin Delvin. Aku memakai baju yang tadi, sedangkan Delvin sudah siap membawa peralatannya. Delvin lalu mengantarku balik. Aku lihat sudah Jam 15.00 kurang.

Pas dijalan aku wa pacarku. Aku merasa bersalah padanya karena sudah membiarkan ada batang lain yang masuk ke vaginaku. Tapi apalah daya, aku hanya gadis muda yang gampang horny karena sudah pernah ML, apalagi siapa yang bisa tahan dengan godaan2 dan SSI fotografer tadi. Bukan salahku juga. Ini salah hormon.

ā€œBaru kelar ini fotonyaā€
ā€œAku langsung balik yaā€.
ā€œCapek.
ā€œKamu juga pasti masih boboā€

WA nya ga deliver. Aku sedikit lega, setidaknya bukan pacarku yang cari aku diluant. Ini justru aku yag ngabarin duluan, jadi aku sedikit tenang.

Pas dijalan aku bilang ke Delvin jangan ember kalau kami sudah pernah ML. Jangan sampai orang lain tahu. Aku tegaskan kedia kalau tadi itu aku Khilaf dan ga akan terulang lagi.

ā€œKhilaf, tapi lu merem melek keenakan kokā€ Katanya.

Aku tertawa terbahak-bahak sambil mencubit lengannya.



Tapi apakah benar ini yang terakhir kali si fotografer ini menikmati tubuhku???



BERSAMBUNG
 
Semoga puas dengan PART 16 diatas. Kalau rame, bakalan ane update dalam 2-3 hari ini kelanjutannya.

Seperti kata suhu @thanosduh Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS. Sempat ada yang lapor kale cerita ane dicopy di web lain. Capek-capek nulis, ini ada orang yang tinggal copy paste tanpa ini.



Btw yang paham tentang onl*fan*, boleh dong PM ane. Mau nanya-nanya nit. Maklum newbie.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd