Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
PART18. Sesi foto Kedua



==Kejadian saat LDR===​



Sudah hampir 3 minggu pacarku penelitian diluar kota. Dan kisah pacaran kami dibumbui dengan berantem-baikan-berantem lagi- baikan lagi. Aku memang yang ga biasa LDR jadi suka bad mood. Apalagi saat wa atau telpku lama dibalas, aku pasti uring-uringan.



Dan selama LDR, pacarku juga terasa berubah. Makin galak. Dia sering sekali marah kalau aku lagi manja-manjaan. Katanya dia sibuk. Dan sering sekali dia bilang aku mengganggunya. Yang lebih parah lagi, kalau aku sudah ngambek karena ga ditelpon seharian, dia malah marah balik katanya aku ga pengertian dia yang sibuk. Padahal kan hanya sekedar balas wa doang. Paling 5 menit disaat dia break, atau di jalan, atau lagi di toilte kan bisa balas. Ih sebel.



Mungkin karena aku disini ada main belakang dengan cowo lain, aku menggangap hal yang sama dengan Billy. Apalagi dia pernah cerita ada tetangga kostnya yang baru mojang bandung juga. Pasti cakep deh. Hiks. Makin galau.



Ditengah kegalauan, biasanya Ringgo yang menghiburku. Awalnya sih dia yang menghibur dengan ajak ke mall, makan, belanja dll, tapi akhirnya giliran aku yang "menghibur" dia. Aku selalu merasa terjebak kalau sudah berduaan dengannya. Tapi emang dasar anaknya playboy, banyak benar cewenya. Maka waktunya juga ga selalu ada buatku.



Seperti hari sabtu yang libur ini, saat aku bete dirumah sendirian dan pacarku ga bisa dihubungi padahal dia juga libur disana.



Tiba-tiba fotografer Delvin menelponku untuk mengajakku foto. Ya udahlah aku mau aja, daripada bete seharian dirumah di weekend ini. Lagipula aku baru belanja beberapa baju bagus dan mau difoto juga untuk pamer di sosmed. Walau aku tahu kalau nanti ujung-ujungnya aku pasti disuruh foto sexy juga. Biarlah, biarin deh Delvin bersenang-senang. Yang penting aku ga bete dirumah sendirian, dan plusnya aku bisa dapat banyak foto untuk update sosmedku. Aku memang rutin upload gambar di IG ku (yang lumayan banyak followernya). Dan aku mau ada beberapa stock foto sampai beberapa minggu kedepan. Biar follower juga nambah. Syukur-syukur ada yang endorse ya kan. Hehe.



Delvin kemudian menjemputku. Aku nurut aja dia bawa kemana untuk lokasi foto, tanpa bertanya. Dan akhirnya sampailah kami disebuah hotel. Aku ikuti dia ke sebuah kamar. Didalam sudah lengkap set pemotretan. Katanya memang tadi tempat ini pakai sama temannya fotografer lain untuk foto session juga. Kata Delvin setiap sabtu begini kalau komunitas fotografernya ga ada job foto, mereka akan foto model-model cantik buat koleksi foto mereka. Dan mereka patungan bayar sewa hotel. Jadi bisa gantian foto atau kadang bareng-bareng fotoin. Emang ga modal banget nih fotografer bandung, pikirku. Harusnya kan aku dibayar juga ya.



Ada 2 kamera diatas tripod, dan peralatan/properti kamera lainnya disekitar. Aku bawa 4 stelan baju untuk foto dengan konsep casual. Tapi Delvin bilang nanti dulu sesi fotonya. Sekarang wawancara dulu. Dia mau konsep baru katanya. Jadi konsep foto sekarang akan ada sesi video juga. Wah menarik juga nih, ga hanya foto, tapi juga video.



Jadi aku diwawancara gitu depan kamera. Aku duduk disofa didepan tempat tidur. Aku merasa seperti artis. Jadi ada 1 kamera yang standby untuk merekam video, 1 lagi dipegang Delvin buat foto.



"Ayo perkenalkan diri dulu. Kita latihan ya" Katanya dari balik kamera.

"Ok. Nama gue Marsha Alona. Umur 20 tahun. Tinggal di bandung......" Kataku. "Gimana Ok ga?"



Aku menunggu responnya dan ternyata membuatku makin percaya diri.

"OK banget. Lu emang bakat jadi model. Langsung take aja ya".

"Siapa takut" Jawabku senang. Kelemahanku adalah pujian.



Aku sudah standby mau diwawancara sama Delvin, sampai akhirnya dia bilang : "eh lu lepas baju dong."

"Ah kok gitu?" Tolakku.

"Halah, nanti juga pada akhirnya telanjang...kayak ga pernah aja..."

"Hahha..emang lu fotografer modus ya..." Kataku, tapi tak menolak.



Wah belum apa-apa aku sudah mau ditelanjangi. Aku sampai terlupa tujuanku kesini mau foto-foto casual buat sosmedku.



Aku lalu melepas baju dan celanaku, sehingga bulatan payudaraku yang tak bisa ditampung BRA merahku terpampang dihadapannya. BRA sexy yang membuatku merasa sexy dan percaya diri. Sekarang aku berdiri dengan CD sexy dan BRA yang nampak kekecilan. Delvin menelan ludah menatapku.



"Gini aja dulu ya" Tawarku.

"Ok gpp. Skrg kita mulai ya. Ayo perkenalkan diri lagi"



"Nama gue Marsha Alona. Umur 20 tahun. Tinggal di bandung"

Ada jeda sebentar.

"Lanjut perkenalan dirinya" Kata Delvin.

"Gue kuliah disalahsatu universitas swasta. Lagi sibuk-sibuknya kuliah dan tugas"



Setelah itu Delvin yang memancing pertanyaan. Awalnya aku ditanya-tanya yang umum terkait apa yang favorit dalam hidup, termasuk jenis film, makanan, fashion, tempat nonkrong dll. Tapi lama-lama pertanyaanya mulai menjurus. Fotografer ini memang fix fotografer mesum. Dan aku tak sadar masuk dalam perangkapnya.



"Sudah punya pacar belum?" Tanyanya

"Sudah dong"

"Sudah ngapain aja?"

"Hahaha...Ya sudah itulah"

"Itu apa?"

"Hmm... sudah NGENTOT" Aku sengaja menekankan kata NGENTOT, sambil memasang ekspresi genit dan nakal ke arah kamera.

"Cantik-cantik doyan ngentor ternyata"

"habis enak sih.." Kataku sambil memeletkan lidah.



Aku memang enjoy suasa pemotretan / pengambilan video ini. Mungkin karena sudah kenal baik sama delvin, jadi flownya mengalir saja tanpa aku harus jaim. Apalagi dia bisa membuat suasana nyaman, jadi aku ga grogi. Dan mungkin karena sisi eksibisionistku, aku senang tubuhku yang sexy dikagumi oleh cowo lain.



"Suka ngentot gaya apa?" Tany Delvin kemudian.

"Woman On Top. Jadi bisa pegang kendali. Hahahaha..." Walau sebenarnya doggy style yang favorit juga.



"Lepas perawan kapan?" Tanyanya lagi.

"Semester 2 kemarin"



"Jadi sudah berapa kontol yang masuk memek lu?"

"Haha..harus jawab nih?"

"Iyalah"

"Ada 4"

"Wah nakal ya."

"Haha..habis kejebak enak...."



Delvin tertawa pas aku bilang kejebak enak.

"Kontol siapa aja yang sudah rasakan jepitan memek sempit lu?" Tanyanya.

"Selain cowo gue, tetangga kost cowo gue, sama teman sekampus"

"Satu lagi siapa?"

"Ya elu lah bego. Lu udah ngetotin gue."

"Haha...Kirain lupa". Jawabnya

"Lu kali yang lupa, kebanyakan ngentotin modelnya" Cibirku.



Dia hanya tertawa sambil muji-muji katanya aku modelnya yang paling berkesan.



"Paling enak, ngentot sama siapa?" Kembali pertanyaanya.



Pertanyaan jebakan nih. Tapi akan membuat tersinggung yang dianggap ga enak. Maka dengan filosofis aku jawab: " Yang namanya ngentot yang semuanya enak lah. Apalagi kalau sampai orgasme"

"Emang sama pacar lu ga selalu orgasme?"

"Kadang-kadang sih, kalau dia lagi capek"

"Hmmmmm....."

"Mau nanya apa lagi?

"Apa fantasi sex lu?" Tanya lagi.



Aku cukup lama menjawab. Alasannya karena malu sih.



"Fantasi sex lu apa?" Tanyanya lagi.

"Ada beberapa sih....ini fantasi kan..."

"Iya, apa aja"

"Di gang bang sama cowo-cowo kekar dan hitam gitu" Kataku dan langsung menutup wajahku karena malu.



"Fantasi yang luar biasa. Beauty and the beast. Nakal lu ya...."

"Hihihi"

"Terus fantasi apa lagi?"

"Apa ya?"

"Cucklod gimana?"

"Hmmmmmm...... gimana ya, nampak seru nih. Suka bayangin juga. "

"Good. Hahahhaa...Nanti gw kasih video-video jepang. Banyak tuh contohnya dimana cewe dipake cowo lai dihadapan pasangannya" Katanya. Kulihat dia sesekali meraba kontolnya yang sudah tegang.



"Pernah anal?" Tanyanya

"Belum penah. Takut. Sakit"

"Kan belum dicoba sayang."

"Ga ah...takuttt..." Jawabku

"Ya harus dicoba" Desaknya.

"Emang memek gue kurang enak ya? Kurang sempit?"

"Hahaha.....Memek lu juara. Terbaik"

"Nah tuh kan"



Kami berdua tertawa.



"Suka minum peju ga?" Lanjutnya

"Ga selalu suka sih"

"Tapi pernah?"

"Pernah dong"

"Enak ga rasanya"

"Gurih-gurih asin gitu...."

"Emang binal kamu ya"

"Kan jawab jujur"



"Ok nanti lanjut wawancaranya. Kita foto dulu"



Kemudian kami sesi foto diruangan itu. Kamera video tetap ON. Aku merasa seperti seorang artis saja. Moodku sangat bagus saat itu. Dan Delvin tak berhenti memuji-muji membuatku semakin happy dan nyaman.



“Marscha, lu beneran berbakat lho jadi foto model… Diseriusin aja kedepannya. Lama-lama bisa jadi artis beneran lho. Bisa main film juga.” pujinya lagi, membuatku merasa bangga. Diapun lanjut mengambil fotoku.



"Apalagi body lu sexy benar, pasti banyak produser yang mau orbitin lu" Lanjutnya.



"Masa sih?" Jawabku tersipu malu.



"Iya..." Jawabnya "Malah ada cara cepat biar jadi artis papan atas"



"Apa itu?"

"Lu sogok produser dan sutradara"

"Hah? Pakai duit? Kayak korupsi pejabat aja"

"pakai memek lu lah...hahahhaa..."

"Hahahaha...tahi lu..."



Kemudian Delvin bilang artis-artis terkenal biasa begitu, menawarkan tubuhnya untuk dipake produser atau sutradara atau diorbitkan, dikasih main film. Dari situ bisa berkembang. Delvin malah bilang dia bisa bantu kenalkan ke beberapa sutradara teman dia. Tapi aku menolak. Belum kepikiran jadi artis. Kuliah dulu aja yang benar.



Acara pemotretannya tak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit. Foto-fotoku yang diambilnya terlihat bagus. Aku terlihat cantik sekali dan sexy. Aku makin percaya diri.



"Eh gue mau dong foto sama lu" Katanya

"Maksudnya?"

"Kita berdua foto"

"Lha siapa yang fotoin?"

"Ada teman gue...dan dia sudah ada disini dari tadi...bentar ya....."



Belum sempat aku menjawab, Delvin sudah berlari ke arah kamar mandi. Dia ketuk pintunya, lalu muncullah seorang cowo yang dari tadi ternyata di kamar mandi. Aku kaget dan berusaha menutupi tubuhku yang masih memakai BRA dan CD sexy.



Fotografer baru itu namanya Pandu. Dia tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat menatapku pertama kali, apalagi dengan kondisi sexy begini. Dan aku makin hari makin senang kalau ada cowo menatapku dengan penuh keinginan. Jadi aku mencoba rilex, aku turunkan tanganku yang tadi menutupi dada dan CD ku, walau itu sebenanya hal yang sia-sia karena tubuh sexyku pasti terlihat.



"Yuk bro, fotoin kita ya..." Kata Delvin.

"Siap" Katanya sambil melirik-lirik ke badanku.



“Eh tunggu dulu." Potongku. "Ingat ya, kalian harus janji kalau foto-foto yang diambil hanya untuk konsumsi pribadi, tidak boleh disebar,” tegasku.



"Dan hanya Delvin yang boleh pegang filenya." Lanjutku.



“Oke, setuju” jawab mereka serentak.



“Jangan setuju-setuju aja lu bedua, beneran lho…” desakku.



“Iya… aku janji kok gak bakal nyebarin foto-foto kamu,” balas Delvin. "Gue sudah bisa fotoin cewe cantik kayak lu aja sudah senang. Gue simpan di otak aja fotonya...hehhee.." Timpal Pandu.



"OK kalau gitu"



Aku lalu bediri ke tengah. Akupun juga sudah tidak sabar menanti arahan darinya, walau sedikit nervous. Akupun mulai difoto berdua dengan Delvin. Delvin sepertinya tidak perlu diarahkan gaya sama Pandu, karena dia sudah tahu foto apa yang mau diambil.



“Oke, siap… satu, dua, tiga! cakep.” Kudengar Pandu mengarahkan.

"Perfect. Sexy banget. fotogenic" Lanjut pandu sambil terus memujiku.



Sikap profesional Pandu, dan juga Support dari delvin sebagai pasangan fotoku, membuatku puas difoto konsep ini. Padahal keenakan nih Pandu, baru ketemu sudah langsung bisa lihat setengah dadaku, dan pantatku serta CD tipis sexy yang menutupi liang vaginaku.



“Kamu fotogenik banget… Udah sering ikut pemotretan ya?” Tanyanya sambil melihat hasil foto.



“Gak kok, baru kali kedua, yang pertama sama Delvin” Jawabku.



Kami berfoto dengan berbagai gaya dengan konsep "Sexy couple". Ada banyak adegan coule seperti Delvin yang merangkul pundakku, memangku tubuhku, aku digendong, tatap-tatapan sok romantis, bahkan tiduran sambil dipeluk fotografer yang merangkap model itu juga ada.



Bahkan foto sesi tidak hanya sampai pelukan. "Ini kan couple, coba Delvin cium dong bibirnya Marsha" Kata Pandu.



Tak sempat aku mengelak, Delvin langsung mencium bibirku. Aku juga terbawa suasana dan ikut membalas cumannya. Ada 20 foto adegan ciuman ini. Aku sudah mulai terbiasa dan menikmati sesi foto ini. Bahkan dengan nakal Delvin meremas pantatku saat adegan foto ciuman.



"Ok good...Next" Kata Pandu.



Aku ga paham mau gaya apalagi, sampai akhirnya Delvin meremas dadaku yang menonjol dihadapannya. Aku hanya meringis geli, membiarkannya bermain-main disana sambil beberapa kali aku dengar jepretan kamera. Wah sepertinya sebentar lagi pasti aku akan ditelanjangi nih.



Benar saja, Delvin perlahan menurunkan tali Braku. Saat bra terlepas, kedua bulatan indah dadaku seolah mau melompat keluar.



"Ajissss...bagus banget.." Kata pandu.

"Kualitas super nih.." Kata Delvin sambil meremas putingku.

"Awww.....nakal deh...." Desahku, tanpa berusaha menutupi putinku yang terxpose dengan nakalnya..

"Gemes" Kata Delvin, kembali kembali meremas dadaku.

"Bulat banget susumu itu, pentilnya pink, seperti menantang untuk diremes dan dikerjain.. Hahahahah.." Kata Pandu

"Yuk foto lagi dong" Kataku sedikit Nervous dipelototin begitu.

"Ok lanjut ikutin arahan gue ya" Kata pandu.



Aku berpose dengan hanya memakai CD dalam saja. Delvin disuruh berdiri dibelakangku, kadang dia menutupi kedua buah dadaku dengan tangannya, tapi kadang dilepas bebas. Ada sekitar 40 kali jepretan kamera.



"Tahan....ya...bagusss... sempurna toked lu..." Kata Pandu dibelakang lensa.



"Iyalah, toked ini kan aset terbaikku, ini dirawat khusus jadi pasti kenyal banget dan mulus.. hahaha..." Jawabku. Aku sudah sangat rilex, dan menikmati tubuhku diloihat oleh orang lain.



"Enak benar jadi pacar lu ya..bisa nyusu tiap hari....." Kata Pandu.

"Jadi fotografernya juga enak kok, bro. Ini toked sudah gue puas-puasin..." Kata Delvi dari belakang. Sambil berkata begitu Delvin menjulurkan kepalanya dan langsung melahap dadaku dan menyedot-nyedot putingku.



"Awwww.......nakal deh delvin...awwww...ssssss..aduh...." Desahku, atas serangan mendadaknya di titik paling sensitif tubuhku. .



Pandu tidak mendiamkan saat mulut delvin di payudaraku, dia bahkan menyemangati delvin.



"Hisap terus bro...biar pentilnya tambah tegang..biar makin bagus ditangkap kamera" Ujarnya.



Aku mencoba menahan desahanku, agar tak terkesan menikmati. Masih jaga gensi dengan cowo baru dikenal bernama Pandu. Walau raut wajah wanita yang lagi horny susah untuk ditutupi. Adegan foto sensual itu tak disia-siakan Pandu. Bahkan dia mulai merekam adegan kami dengan kamera 1 lagi yang standy by diatas tripod. Menyadari aku sedang direkam, aku malah makin horny. Aku merasa seperti bintang film porno. Penasaran dengan hasilnya nanti.



"Ouhhh.......ssshhhhhh...geli....." Akhirnya desahanku tak tertahan lagi, kedua putingku yang sudha mulai tegang itu dihisap, kuremas kepala Delvin.



Setelah puas mengambil foto Pandu kemudian memintaku melepaskan celana dalamku. Aku sudah menduga ini akan diminta. Dan aku tak menolak. Aku turuti.



“Ingat perjanjian ya...konsumsi pribadi… dan jangan sampai kesebar” ucapku mengingatkan. Delvin hanya menganguk sambil bersiap menyaksikan pemandangan yang dia nanti-nantikan.



"Ijin gue yang turunin CD lu ya, Sha" Pinta Pandu.



Tanpa menunggu persetujuanku dia lalu mendekat, berlutut tetap didepan memekku dan segera menurunkan celana dalamku hingga celana dalamku terjatuh di kakiku. Sekarang, tanpa pelindung apapun, kewanitaanku terpampang jelas dihadapan Pandu yang kini mengalihkan perhatiannya ke vaginaku.



Akhirnya kini aku telanjang bulat. Aku kini bugil di hadapan dua lelaki sekaligus! Aduh mama, anak gadismu sebinal ini. Dadaku berdebar kencang. Rasanya sungguh memalukan, tapi aku juga antusias.



"Gila Marsha lu sempurna banget.... sexy habissss...." Puji pandu.



Tentu saja! Aku paling menjaga dan merawat daerah kewanitaanku sebaik mungkin. Aku selalu teratur membersihkan vaginaku dan mencukur rambut kemaluanku.



Delvin sudah pernah melihatku tanpa busana, namun bagi Pandu tentunya ini pemandangan yang dia idam-idamkan bisa melihat aku yang polos tanpa pakaian sama sekali. Sampai akhirnya pandangan tajamnya ke memekku dihentikan oleh Delvin yang mengkeplak kepalanya.



"Hoiiii...lihatin memek mulu lu...kapan fotonya?"

"Hahaha...sorry bos.... mantap benar..." Jawabnya dan berdiri kembali menjauh untuk mengambil gambar.



"Sekarang konsep fotonya apa?" Tanya Delvin, yang ternyata juga sudah melepaskan bajunya. Kami berdua-sama telanjang, dan dia ternyata sudah horny juga, terlihat dari batangnya yang sudah tegang.



“Ya kalian mesra-mesraan seperti suami-istri gitu… kan katanya sudah pernah tidur telanjang berdua, praktekin aja. Nanti kalau ada yang perlu diarahkan bakal aku arahkan” terangnya.



"Tahu dari mana lu?" Tanyaku ke pandu sambil melirik Delvin. Delvin hanya cengengesan. Dasar cowo ember. ML bilang-bilang ke orang.



“Yuk Sha…” ajak Delvin semangat.



“Ih lu dasar ya..maunyaa..” Aku mencubit dada delvin.



Sesuai perintah Pandu, kamipun lanjut mesra-mesraan dengan kondisi sama-sama telanjang bulat.



Delvin kemudian mendekat dan memelukku. Kami difoto dengan konsep pelukan erat sepasang kekasih. "Lebih Intim" Perintah Pandu, kemudian Delvin mulai menciumi wajahku. Aku juga balas menciumnya. Beberapa saat kemudian aku berbaring diatas tempat tidur, Delvin naik ke atas tubuhku dan kembali memelukku. Tubuh telanjangku ditindih tubuh telanjang nya. Dia kembali menciumi wajah dan bibirku. Aku dapat meraskan penis tegangnya menempel di pahaku.



"Ganti posisi" Teriak Pandu.



Kami kemudian berbalik, sekarang aku yang diatas sedangkan delvin pasrah dibawah, aku yang diminta pandu mencium wajahnya, lehernya, turun ke dadanya, perut, sampai....... ke penisnya.



"Ayo pose oral Delvin Sha." Perintah Pandu

"Pura-pura dioral aja kan?"

"Terserah aja. Kalau ga mau oral, nanti gue ambil sudut yang pas biar seolah dioral"



Aku hanya memegang kontol Delvin, dan pura-pura memasukkan kemulutku. Keenakan nih orang kalau sampai langsung aku oral. Tahan dulu.



Pandu terus mengambil foto kami sambil terus memberikan arahan. Delvin keenakan, saat batangnya aku pegang dan sesekali elus didepan mulutku.

Tidak selalu foto candid, sesekali Pandu juga meminta kami menatap ke arah kamera. Aku sekarang posisi berlutut diatas lantai depan ranjang, dimana Delvin duduk diatas ranjang. Batangnya jadi kelihatan makin tegang. Sesekali Pandu minta agar wajahku di tutupi rambut agar tidak tampak wajah di kamera.



"Perpecto!!!!" Ujar pandu memuji.

"Kalian intim sekali"

"Good pic"

"Calon artis tenar nih Marscha"



Suasana yang begitu sensual seperti ini membuatku horni. Sudah hampir saja aku telan batang Delvin yang tegang ini. Untung saja Pandu meminta ubah posisi untuk sesi foto selanjutnya.



"Marscha, kamu nungging ya. Mau jepret bulatan indah pantat lu" Kata Pandu mulai memberikan arahannya.

Delvin membantuku bangkit untuk membiarkan aku merubah posisi menungging membelakangi kamera. Kedua tangan dan lututku kini menopang tubuhku. Bagian belakang tubuhku kini terlihat jelas.



Pasti Pandu menelan ludah dibelakang sana, bukan hanya menyaksikan bulatan indah pantatku, tapi juga vaginaku yang sekarang terpampang dengan jelas, seolah siap menyambut kedatangan batang-batang nakal. I fell sexy. Really sexy. Sudah hilang rasa maluku. Tidak ada sama sekali.



Kudengar mereka berbisik-bisik dibelakang sana, sambul tertawa-tawa pelan.



"Udah belum nih?" Tanyaku

"Dikit lagi. Bentar" Kata Pandu.



Setelah 20an jepretan, aku kemudian disuruh memutar tubuh, masih dengan posisi menungging, tapi sekarang menghadap kamera. Kukasih senyum terbaikku ke arah kamera.



"Toked lu gede banget ya sha, kayak tumpah gitu pas lu nungging...."

"Ga hanya lu yang bilang gitu..." Kataku sambil menjulurkan lidah.

"Hahaha.... ternyata ada banyak pria ya..."

"Gue salah satunya" Kata Delvin bangga, sambil meremas-remas kontolnya yang sudah tegang.


Kemudian pandu memberikan arahan lagi. Kali ini kembali foto berpasangan. Tapi kali ini ceritanya, aku di entotin dari belakang dengan posisi doggy style. Delvin langsung cepat mengambil posisi.



"OK aku mau. Tapi jangan coba-coba Delvin penetrasi ya. Gue langsung pulang!" Kataku, mencoba sedikit tegas. Aku melakukannya untuk menjaga gengsiku. Aku ga mau dicap cewe murahan sama Pandu, walau Delvin sudah ember pernah ngentotin aku.



"Siap.." Kata Pandu ke aku. Dia pasti takut juga aku langsung pulang.



Kemudian dia bilang ke delvin: "Sekarang lu dibelakang Marsha bro, pegang pantatnya, arahkan kontol lu ke bagian belakang tubuhnya. Kebawahan dikit, biar konti lu ga kelihatan kamera. Sudah tegang banget itu"


Aku menoleh ke belakang melihat bagaimana ekspresi fotografer yang sekarang jadi model syur itu. Kelihatan jelas kalau dia menahan nafsu seiring tangannya yang mencoba menggapai bongkah pantatku.



"OK bagus....Tahan...sip..OK...." demikian terakan Pandu, sambil menyuruh pose-pose kami berubah.

"Lebih maju Delvin...sambil remas tokednya"



Aku makin horny saja, apalagi saat gesekan penis Delvin di pangkal pahaku, serta remasan tangannya yang liar di bagian sensitif tubuhku semakin membuat aku terbuai.



"Jambak rambut Marscha pelan. Marscha lihat kamera seolah kesakitan" Katanya.

"Good. Cakep"

"Kepala Masrcha dibantal, Delvin seolah ngentotin dengan brutal"

"Bagus"

"Tampar pantat Marscha"

"Remas lagi toketnya.... pakai dua tangan..."

“Delvin pegang pinggul marsha, terus goyangin pinggulmu, gesekin kontimu di sela pahanya”

“Mantap! Marscha kayak dikentot beneran sama Delvin, hehe”



Begitulah arahan dari fotografer itu. Aku sudah sangat horny sekali, karena dadaku tak henti-hentinya diremas dan putingku dipelintir. juga saat pantatku dan pahaku digesek-gesek kontol Delvin. Dan pasti yang namanya cowo, Delvin juga merasakan hal yang sama. Kami berdua terbakar nafsu hingga kami berdua bermandikan keringat.



Tapi aku salut sama Delvin karena tidak langsung memperkosaku. Mungkin dia juga takut ancamanku tadi, takut aku langsung pulang. Padahal kan…….



"Marsha nungging posisi sempurna lagi, Delvin majuan..cium bibir Marscha" Kembali Pandu memberika instruksi, membuyarkan pikiranku sendiri.



Delvin lalu merapatkan tubuhnya ke tubuhku, agar dia bisa meraih bibirku. Kami berciuman, bahkan kali ini sangat panas sekali. fresch kiss. Saling membelit lidah. Tubuhku jadi harus menahan berat badan Delvin yang terdorong dari belakang. Dengan posisi seperti itu membuat penisnya itu jadi menempel dengan belahan pantatku. Bahkan sambil berciuman dengan nakal, digosok-gosokkan penisnya di anus dan juga bibir vaginaku.



"Shhhhh...shhhhh..." Desahku tertahan mulut Delvin.



Batanganya bergerilaya di labia mayoraku, naik turun dari atas ke bawah pinggiran vaginaku. Kontan birahiku sudah diawang-awang. Aku sudah pasrah saja kalau dia harus menyodokkan batangnya. Vaginaku sudah mengeluarkan cairan yang banyak.



Apalagi tangan kirinya bermain dengan nakal di putingku yang sebelah kiri. Lengkap sudah semua titik sensitifku dikerjai olehnya. Wanita manapun pasti sudah diposisi pasrah dengan kondisi saat ini. Rela untuk diperlakukan semaunya pria. Aku sudah tidak mendengar lagi apa arahan Pandu. Hanya konsentrasi dengan batang dibelakang sana sedang ngapain aja, secara tak sadar aku jga ikut menngesek-gesekkan vaginaku dibatangnya.



Delvin sepertinya sadar aku yang sudah horny, dia mengarahkan ujung batangnya mengedor-gedor liang vaginaku. Aku makin horni berat. Aku sudah benar-benar basah, sehingga batang itu lebih leluasa bermain di diujung lubang vaginaku. Tanganku sampai tidak sanggup menahan berat badanku.



"Ouhhhh...aduhh...shhhhhh..... delvin....." desahku, saat bibirku dilepas. Aku sudah tidak memperhatikan fotografer pandu lagi, yang ada konsentrasi dengan aksi delvin dibelakang sana. Karena saat ini, Delvin kurasakan sudah mengarahkan ujung palkonnya ke klitorisku, digesek-geseknya dengan lembut, disitu aku tak kuasa untuk tidak mendesah. Titik ternikmat tubuhku dirangsangnya sedemikian rupa.



"Ouhhhhh......yesssss...yesss......."



Makin kencang dia gesekkan, makin kencang aku mendesah. Tanganya tak tinggal diam, tetap intensif meraba putingku kiri dan kanan bergantian. Vaginaku makin gatal, ingin rasanya segera digaruk. Delvin makin kencang menggesek-gesekkannya, membuat libidoku sudah ga tertahankan lagi.



Hingga akhirnya aku menyerah total. tanganku meraba kebelakang, aku meraih kontolnya dengan tangan kananku dan segera aku arahkan ke liang vainaku. Aku dorong pantatku ke belakang, dan memajukan batangnya, hingga masuk kedalam kedalam liang pribadiku.



"Aaakkhh..Sodok aja Delv...gue horny banget....!" erangku lirih sambil mengepalkan tangan kiri erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku.



Akhirnya rasa horni mengalahkan rasa gengsiku, termasuk mau jaga image dihadapan Pandu. aku sendiri yang justru memintanya.



Delvin yang sudah horni juga, tanpa diminta langsung mengenjotku dari belakang. Awalnya pelan, lama-lama makin cepat. Aku ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.



"Anjis..ngentot beneran kalian...!" Kata Pandu.

"Sambil lanjut foto aja Ndu" Teriak Delvin.



"Sesi foto" berikutnya pun dimulai, kami difoto saat saling memacu tubuh kami dalam posisi doggy. Sambil menggenjotku, tangannya memijati payudaraku yang bergelayutan dengan lembut, kupegangi tangannya agar remasannya ke payudaraku tambah keras, tubuhku kugoyangkan berlawanan arah dengan sentakannya sehingga sodokan penisnya makin terasa.



"Beruntung banget lu, gimana rasanya bro?" Tanya Pandu

"Ga terkatakan bro...enak luar biasa...jepitan memeknya kencang sekali....kecanduan nih gue" Kata Delvin.



10 menit kemudian, kami berganti posisi, aku telentang di tengah ranjang membuka lebar kakiku sementara Delvin dalam posisi berlututnya diantara kedua pahaku. Sebelum kembali menyodokku, Pandu naik ketaas tempat tidur untuk mengabadikan gambar dengan kameranya. Vaginaku yang berlumuran cairan cinta dan payudaraku yang sudah basah oleh keringat tak luput dari jepretannya. Pandu menyuruh Delvin menggesekkan ujung palkonya ke vaginaku, agar gambar proses pencoblosan ini terlihat.



Aku yang sudah horny kembali menarik batang Delvin agar masuk kedalam vaginaku. BLESSS.... Batangnya dengan mudah masuk karena sudah sangat licin.



Sekarang Delvin yang memegang kendali. Disodok-sodoknya memekku, sambil sesekali menatap kamera. Kedua betisku dinaikkan ke pundaknya, tangannya turut aktif menjelajahi tubuhku. Yang kulakukan kini hanyalah mendesah, menggeleng-gelengkan kepala dan menggigit jari menikmati kepasrahan ini.



Kurasakan aku mau orgasme sebentar lagi. Aku memintanya menurunkan kedua betisku itu dan menciumku serta memainkan kedua dadaku, agar aku segera keluar orgasme. Sambil terus menyodokku, dia menciumiku di mulut, pipi, telinga, leher dan dadaku.



"Ahh-ahh.. Sha, gue mau keluar nih" Teriaknya.

"Sama...barengan ya......" desahku sambil mempererat pelukan ketika kurasakan perasan itu sudah mendekat.

"Iyah Sha, dikit!" jawabnya terengah-engah sambil mempercepat genjotannya.



Dan akhirnya yang aku tunggu-tunggu dan juga yang aku nikmati saat ngesex itu muncul, aku mengalami klimaks yang panjang. "AHHHHHHHHH...AHHHHH...AKU...KE...LUAR...AHHHHHHH", tanpa peduli keadaan aku menjerit panjang melepaskan segala perasaan yang ada dalam diriku.



“Delvin, tumpahin spermamu di toked Marscha…” Kudengar teriakan pandu yang ternyata masih asik mengabadikan gambar kami.



Aku terkejut mendengarnya, namun aku tidak menolaknya. Aku pasrah. Bersiap menjadikan dadaku sebagai nampan sperma lelaki ini.



“Marsha Lonteeeeeee….” Delvin melenguh kencang. Ditariknya batangnya dan diarahkan ke tokdeku.



Crrrooott… crrrroooottt…. crrrroooottt…. crrrroooottt….



Empat kali semprotan kencang menghujani kulit payudaraku, disusul semprotan-semprotan kecil. Cairan putih kental itu begitu banyak. Setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh payudaraku hingga basah mengkilap.



Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala penisnya di bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa spermanya kutelan saja. Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan.



“Waaahhh… gila… sexy banget foto ini....best.....” ujar Pandu, aku hanya balas tersenyum kepadanya. Akupun juga tidak mengira hal ini akan terjadi. Ngentot sambil dilihat orang lain, bahkan difoto dan divideokan pula lagi. Hal yang barusan terjadi sungguh gila. Aku benar-benar nekat melakukannya hingga sejauh ini.



Pandu tidak menyia-nyiakan pemandangan yang tersaji. Pemandangan yang tentunya begitu sayang dilewatkan untuk diabadikan. Dia memintaku menatap kamera untuk diambil fotoku.



"Kita lanjut 1 sesi lagi ya...."

"Hah masih ada nih?" Tanyaku.

"Kapan lagi bisa foto gadis tercantik yang pernah gue foto. hehehe.."

"OK, tapi istirahat dulu ya. Sekalian mau bersih-bersih nih. Semberangan semprotin peju di toked gue".



Aku lalu beranjak dari tempat tidur, meninggalkan Delvin yang langsung ngorok, aku menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Kebetulan ada bath up disana, jadi bisa sekalian berendam sebentar sambi mengumpulkan tenaga.



"Mau dibantuin bersihkan tokednya ga, Sha?" Tanya pandu dengan senyum nakal.



Aku hanya tersenyum, tak menjawab, melenggok dengan indah dengan tubuh telanjang dihadapan fotografer itui, lalu berjalan ke kamar mandi.
 
Msh menanti di grebek Billy pas ama Ringgo sih 🤣 pengen tau apa yg sebenarnya di rasakan saat itu.
 
mantap ceritanya ditunggu kelanjutnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd