Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .

Part 21 : Lanjut dengan Penjahat Kampus



"Ahhhh...ahhhhh...ahhhhhhh......"

Demikian suaraku yang tak tertahan menahan gejolak kenikmatan.

"Yesss......ouwww.....ahhhhhhh......shshshshhs......."

Terakan-teriakanku membahana diruangan sempit sebuah sekertariat organisasi kepemudaan. Saat itu masih pagi, jam 8.30 pagi. Aku yang seharusnya kuliah les pertama terpaksa bolos karena tiba-tiba sebuah perintah yang dibarengi ancaman menelponku. Menyuruhku datang sepagi ini ke sekertariat ini.

Cowo yang memanggilku adalah Gilang, si preman kampus. Pagi ini dia katanya horny sekali, apalagi saat tadi malam aku menghindar saat dia suruh datang ke rumahnya.

"Hnnnggghhh.. Aahh! Aahh! Aawwwhhh.. Ughhhh...", rintihku, menjoba menahan teriakan.

Saat ini aku sudah tak pakai rok dan CD, begitupun dia. Kami berdua masih memakai baju, tapi dibawah sana sudah telanjang dengan batangnya yang tegang itu keluar masuk dengan bebas ke vaginaku yang sudah penuh cairan pelumas.

"Anjissss.....kecanduan memek lu ini gue, sha...enak benar..." Katanya sambil memompaku.

Gilang memompaku sambil aku digendong. Pantatku dinaik turunkannya sehingga batangnya masih terus keluar masuk di vaginaku. Aku harus berpegangan ke lehernya agar tidak jatuh. Dia cukup kuat menahan tubuhku. Baru kali ini aku ML dengan gaya di gendong begini. Ternyata nikmat sekali. Aku merasa liang vaginaku semakin dalam tersodok. Butuh keperkasan seorang pria untuk adegan ML dengan posisi seperti ini.

"Enak sayang?" Tanyanya dengan senyum kemenangan.

“Ah.... i..iyaaa....awwwww.....”. Aku jujur dengan yang aku rasakan. Walau tadi aku muak sekali saat diawal-awal aku diperdaya olehnya. Aku hanya terpaksa tadi melayaninya diawal, tapi sekarang suka sekali bersenggama sambil digendong begini.

"Makanya kalau gue panggil buat ngentot lu langsung nurut aja. Ga perlu diancam. Kan enak gini" Katanya.

"Iya...i..yaaa..... Aaawwwhh.. Hm-mh.... Nngghhh..", ujarku lirih sambil sedikit mengangguk.



30 menit sebelumnya.



Aku baru bangun tidur tadi ketika kudengar ada beberapa miscall dan beberapa WA masuk. Gilang mengancamku untuk datang ke sekre pagi ini. Aku sangat takut ancamannya. Walau sudah aku coba nego, agar nanti sore ketemu dia, tapi dia ga mau tahu. Aku sudah jelaskan kalau ada kuliah les pertama. Dia masa bodo.

Emang brengsek ini orang.

Aku dengan perasaan kesal akhirnya ke sekre ormas ini. Aku kesal karena tidak bisa menolak karena ancaman-ancamannya. Dan paling buat aku kesal, karena ternyata ini Ringgo yang komporin Gilang karena Ringgo sudah tidak aku kasih jatah lagi.

Dia tersenyum manis ambil mengelus batangnya didepan pintu sekre itu saat aku turun dari taxy. Dia langsung menyeretku kesalahsatu ruangan, yang kemudian aku tahu ruangan buat kepala ormas. Aku tidak ada pilihan kecuali meladeni nafsu bejatnya, sambil aku memikirkan gimana caranya lepas dari bajingan kampus itu. Aku ga mau selamanya diawah ancaman begini.

“Gue mau ada kelas lagi nih, jadi buruan aja kalau mau make meki gue. Anjis lu” Kataku marah kedia.

“Hehehe… lu makin marah makin cantik aja, sha”

“Diam lu” Kataku memalingkan muka.

Dia lalu meremas-remas dadaku. Sambil memuji-muji betapa kenyalnya benda favorit itu.



Kelamaan nih foreplay nya, aku mau buruan selesai. Maka langsung aja aku buka rokku, lalu aku turunkan CD ku hinggal telanjang bulat berdiri ditengah ruangan ini. Ini bentuk perlawananku kedia. Hemat waktu.

Gilang kaget melihatku yang langsung to the point. Tapi tak kuasa menyembunyikan kesenanganya.

“Sudah lu, pake aja ini meki gue. Habis itu gue mau cabut. Buruan” Kataku.
Aku langsung merangkak ke sofa ditengah ruangan itu, langsung menungging sempurna disana. Memamerkan pantatku yang sexy, dan juga liang vaginaku yang siap dientot.

“BURUAN!!”

Kulihat dia menelan ludah. Dengan buru-buru dibukanya celananya, hingga kontolnya yang sudah kerasa tersembul. Sebelum dia mendekat, aku basahi dulu vaginaku dengan ludahku, biar nanti tidak sakit kalau disodok dengan kasar.

“Lu emang entot-able ya sha. Suka gue….”

“Kalau ga terpaksa, gue mana mau. Tahi lu..” Kataku kasar.

“Halahh…paling lu nanti minta-minta dientot juga akhirnya…hahahhaa….”



Digesek-gesek penisnya di belahan pantatku sambil menampar-nampar bongkahan pantatku.

“Gilang…sakit…pake meki gue aja..buruan” Kataku

“Hahaha…sudah ga sabar dikontolin ya sha…”

“Ayo...masukin biar tuntas...mau kuliah lagi nih”

Aku mengggigit bibirku bersiap untuk sodokannya. Aku rasakan gilang menempelkan ujung penisnya di bibir vaginaku dan tangannya berpindah ke pinggulku.

Kurasakan vaginaku dibukanya. Kemudian dengan 1 sentakan...BLESS….clap clap clap... penisnya sudah memasuki lubang vaginaku.

“Awwwww….” Aku tak kuasa untuk tidak menjerit. Padahal aku sudah siap-siap sebelumnya.

Mendengar teriakanku Gilang merasa senang, dia semakin lama semakin mempercepat penetrasinya dengan tetap memegang pinggulku.

“Awww…pe…lan…pelan…” teriakku.

Tapi dia bodo amat, tetap menyiksaku dengan genjotan-genjotan kasarnya. Sampai akhirnya kenikmatan mulai menjalar diseluruh darahku. Perlahan aku sudah bisa menikmati benda tumpul itu merangsek masuk dengan bebas divahinaku.

“Mar…shaaa….” Dia hanya menyebut namaku sambil menikmati liang sempitku.

Tanpa sadar akupun mulai terbuai menikmati permainan ini, Mulutku mulai mengeluarkan desahan-desahan yang semenjak tadi kutahan. “Gi…lang….”



Aku yang ingin ini cepat selalu, juga mengimbangi gerakan maju mundurnya dengan menggoyangkan pantatku.

“Ohh…shaaaa…meki lu terbaik…sshhhhh…” Ucapnya.

“ohhh…oh terus lang...ohh...”

“Candu banget…”

“Shhhh….”

“Kalau gue sharing ke anak-anak ormas pasti happy mereka….” Katanya.

“Jangan dong…ahhh…masa gue digilir…ahhhh”Jawabku

“Biar mereka semangat…hahahaa….”

“Oh No….ssssshhhh”



Gilang kemudian memindahkan pegangan tangannya dari pinggulku dan sekarang menarik kedua tanganku. Sehingga posisi kami sekarang seperti standing doggy style dan dia sedikit mengurangi kecepatan penetrasinya karena posisi seperti ini memang lebih susah untuk melakukan penetrasi.

“Ahhhhh…ahhhhh…..ahhhhhhh….”

Hentakannya makin terasa dalam. Aku kembali mendesah-desah merasakan kenikmatan ini.

“Oh..lang…oh…..pelan-pelan………”. Hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi. Badanku seolah terkunci mati. Mau tak mau aku makin menikmati persetubuhan ini. Walau jaim, tapi aku tak bisa menutupi kenikmatan yang tiada tara.



Payudaraku yang terayun indah sampai menepuk-nepuk sandaran sofa. Kadang sakit, kadang geli. Kombinasi yang mantap.

Tak lama kemudian dia menarik rambutku (menjambakku) dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bertumpu di pundakku. Kasar sekali.

“Jangan kasar…rambutku…sakit….. “ Ujarku.

Dia tidak mendengarkan, makin saja menjambak dengan keras. Rasa sakit ini ternyata menjadi sesuatu bagiku. Dan tiba-tiba gelombang itupun muncul disaat aku dikasari.

Dan akhirnya aku mencapai orgasme pertamaku. Mekiku banjir luar biasa.



Tapi dia tak memberiku waktu untuk merasakan nikmatnya getaran demi getaran orgasmeku ini dan dia tetap menggenjotku dengan ritme yang sama.

“Hahaha…orgasme juga kan lu…”

“Ssshhhhhhhhh…..ssshhhhhh…..berhenti…bentar..”. Aku yang orgasme sampai mengalir deras cairan dari vaginaku tetap tak diberikan istirahat olehnya. Ia tetap sodok dengan brutal.

“Istirahat dulu gilang...kakiku lemes..oohh.. oohh...”

Gilang tumben mengerti, kalau aku sudah mulai tak kuat menahan tubuhku karena orgasme yang barusan kuraih langsung mengangkat tubuhku dengan cara memegang erat perutku dan membantingku ketas sofa.

Aku terengah-engah.

“Ohhhh..oohh..sssss….oohh...”

Aku yang masih merasakan gelombang orgasmeku yang sedari tadi belum putus masih mengejan di atas sofa dan meremasremas sofa itu. Akhirnya aku diberikan waktu istirahat oleh Gilang sekitar beberapa detik. Baik juga in orang, batinku.



Gilang ternyata mau istirahatkan kontolnya, dia tetap berdiri di hadapanku sambil tetap memperhatikanku mengejan disofa membuatku malu.

“HAhahaha…lu suka dikasari ya…sampai gelenjotan gini..” Katanya bangga.

Aku hanya diam. Aku juga bingung, kenapa bisa orgasme dasyat saat dikasari begini. Apakah aku ada kelainan?



Setelah orgasmeku mulai mereda, Gilang lalu memelukku dan mengangkatku. Aku akhirnya dikentot dengan gaya digendong. Sungguh pengalaman pertama bagiku. Sodokannya begitu dalam masuk.

Aku tak lama kemudian sudah merasakan keenakan. Sensasinya seru sekali. Antara keenakan, dan takut jatuh.

"Cowo lu si Billy yang cupu pasti ga kuat ngentotin lu dengan gaya digendong gini. Hanya cowo perkasa yang bisa" Katanya.

Uuhhh ... aku bergetar saat mendengar nama pacarku direndahkan. Sensasinya beda saat membayangkan aku pacar yang binal, yang rela dientot cowo lain demi kepuasan. Aku membaangkan oacarku hadi diruagan ini. Melihatku digenjot Giang dengan brutal.



Aku benar-benar melayang merasakan kenikmatan ini, kenimakatan sambil membayangkan adegan cuklod. Bahkan aku melumat bibirnya Gilang, kami saling bertukar air liur. Bahkan saat sodokannya makin kencang, hisapan lidahku semakin kuat. Lidahnya terus aku sedot semakin bernafsu. Aku semakin terbuai oleh genjotan cowo yang bukan pacarku ini.



Dan akhirnya .....

“Ah..... mas gilang....aku mau keluar aaahhhhhhhhhhhhh...... ” aku sudah tidak kuat. Akupun ikut menggoyangkan pantatku di tengah gendongannya yang semakin kuat.

"Ayo keluarin sayang...teriak yang kencang..." Katanya.

“AHHHHHHH....AHHHHHHHH.....A...KU....Keluar AHHHHHHHHH.........” Teriakku panjang sambil aku peluk kuat kepalanya.

Muncratlah cairan orgasmeku. Sangat banyak sekali keluar dari memekku. Kurasakan sampain menetes-netes kelantai.

“Hehehe....tadi aja lu terpaksa gue kerjain, sekarang keenakan karena muncrat.." ejeknya.

Aku tidak peduli. Aku bener-bener lemas, tak mampu bicara. Aku peluk tubuhnya dan masih posisi dalam gendongannya karena takut jatuh.

Sekarang diapun berjalan kearah tembok. Dia menekan punggungku ke tembok. Ternyata ini belum berakhir, dia mau menggenjotku dengan aku bersandar didinding. Walau aku sudah lemas, tapi percuma meminta preman ini istirahat karena batangnya masih tegang maksimal.

"Ahhhhh......" desahku pelan, tak bersuara saat dia mulai menyodokn kontolnya keluar masuk memekku, dengan bersender ke tembok, dia bisa mengeluar-masukkan kontolnya dengan lebih cepat.

"pelan-pelan mas...masih sakit nih....ahhhhh" Pintaku.

Tapi dia tidak peduli. Genjotan kontolnya malah semakin dipercepat sampai-sampai peraduan paha kami menimbulkan suara cukup keras. Dia memang senang menyiksaku.

"Nanti juga bakalan enak lagi. Tunggu aja sodokan-sodak mautku ini" Katanya.

"Cowo lu yang cupu ga akan bisa ML gaya begini. Yakin gue" Katanya.



Aku merinding saat dia menyebut kembali pacarku.

"Siapa yang lebih perkasa, gue apa cowo lu?" Tanyanya.

Aku hanya diam. "Jawab hoi....." Katanya sambil meremas kencang tokedku, sampai membuatku kesakitan.

"Iya...iya lu yang paling perkasa.... lepasin toked gue..sakit"

"Hehehe..makanya jawab" katanya.



Aku cuma bisa melenguh antara sakit dan rasa nikmat yang mulai menjalar. Dia tidak mengubah posisi ini, jujur aku salut dengan staminanya yang kuat. Keringat yang membasahi tubuh kami semakin bercampur, sehingga terasa tubuh kami saling lengket.

Kurasakan kocokannya makin kencang. Matanya makin melotot tajam menatap wajahku yang meringis. Sebentar lagi lelaki ini akan muncrat. Aku ingin mengingatkannya jangan sampai keluar didalam, tapi aku yakin preman kampus ini tidak akan peduli.

15 detik kemudian muncratlah pejunya dalam memekku sambil terus memompa memekku dari bawah.

"Aaaaaaarrrrgggghhh..! Fuck. Rasakan peju gue sha.......", teraiknya disertai semburan spermanya di dalam vaginaku, seketika membasahi dinding rahimku dengan cairan cintanya. Banyak sekali kurasakan memenuhi liang vaginaku.



Bersamaan dengan aku kembali mencapai orgasmeku. Klimaks yang sungguh dahsyat, hingga seluruh liang kewanitaanku terasa hangat bercampur pejunya.

"Haaaahhh.. Mmhh.. Aawhh.. Aawwhh.. Gilang.. Oughh.. Am..punnnnn..", desahku terbata-bata. Badanku gemetar. Setiap inci dari tubuhku serasa ingin meledak. Aku peluk tubuhnya erat takut aku terjatuh.

Benar-benar orgasme yang sangat panjang dan nikmat. Aku tidak bisa menggambarkan apa yang aku rasakan lewat kata-kata.

Gilang melepaskan pelukan sehingga aku melorot dan terduduk dilantai. Mataku terpejam.



AHHH.

Aku kaget saat dijambaknya, dia paksa aku membersihkan penisnya.

“Bersihkan!!”



Dengan kasar dia menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia meninggalkanku terbaring diatas lantai, selanjutnya aku tidak tahu apa-apa lagi karena sudah tidak sadarkan diri.



“Kasihan nih, anak orang lu buat lemas, Gilang” Kudengar sayup-sayup ada lelaki lain diruangan itu yang ngomong. Aku sudah lemas tidak sanggup memnuka mata.
 
ane udah full support disebelah suhu... bingung mana aja yg udah mana yg belum jd saya beli smua wkwkwkw semangat terus suhuuu.. marsha favorit saya banget bwt bacol
Sebelah tuh mana bang? Sama judulnya apa. Makasihhh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd