Part 7 (Latihan)
Pakaian tante yanti hari ini
POV Linawati
4 hari setelah acara kremasi papa mama dan kepulanganku dari RS, hari ini kami baru kembali ke ruko setelah sebelumnya kami menginap di rumah tante yanti. Kami menginap agar ruko bisa diperbaiki, kami memanggil tukang untuk memperbaiki beberapa bagian ruko yang rusak seperti jendela, pintu, rolling door depan dan juga dilakukan pengecatan ulang di beberapa bagian tembok.
Renovasi ini ditanggung biayanya oleh tante yanti, selain itu dia juga sudah memesan perabotan baru serta peralatan rumah tangga baru untuk kami.
Kami menginap juga untuk memulihkan perasaan traumaku akibat kejadian kerusuhan tersebut. Syukurlah sekarang perasaanku sudah biasa2 saja.
“Hmmm enaknya bau cat baru, seperti rumah baru ni” ucap tanteku.
“Iya, kami sangat berterima kasih banget dibantu sampe kayak gini…” ucapku sambil nangis terharu dan memeluk tante.
Ciciku juga ikut pelukan sambil menangis.
“Iya, tante juga seneng udah bisa bantuin kalian, mama kalian dulu juga baek banget ama tante kok.” ucap tante
Tok2
“Permisi, kita dari toko perabotan. Mau antar barang !”.
“Yuk, kita kedepan. Perabotan pesanan kita sudah datang.” ucap tante.
“Masuk pak, silahkan”. Tante mempersilahkan kurir2 itu masuk. Setelah selesai menaruh semua perabotan pesanan di lantai 1, tante menandatangani tanda terimanya dan kurir2 itupun langsung pergi.
“Wah kayaknya kita mesti gotongan nih bawa sebagian naik ke lantai 2” senyum tante.
Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu ruko kembali.
“Permisi ci yanti, ci yoan, nci lina.” sapa rahmat bersama dodi.
“Ya bang. Ada apa ? Blum seminggu kok dah balik lagi ? Saya blum bisa bayar gaji kalian sekarang.” ucap ci yoan.
“Begini ci, kita bukan mau minta gaji. Kita2 udah dapet kerjaan baru jadi kita gak bakal minta lagi. Kita sekarang mau sukarela bantu2 aja kok. Angkat2 perabotan atau ngepel nyapu gitu sampe beres” senyum rahmat dan dodi.
“Oo gitu, masak sih kalian begitu. Gak percaya gw !” bentak ciciku tidak percaya.
“Bener kok non, kita melakukan ini anggap bersyukur karna kita udah dapet nafkah baru lagi. Kita gak minta apa2 non. Bener sueerr ! ucap dodi sambil menunjukkan jari V.
“Sshhtt… yoan. Gak papa kali kalo mereka mo bantuin sampe kelar, lumayan bantu2 angkat sapu ngepel kita tinggal duduk” ucap tante.
“Hmm ya udah, kalian angkat ranjang ini ke lantai 2, sekalian pasang2in ya ! Dan jangan minta yang enggak2 lagi sama saya !” printah dan bentak ci yoan.
“Hah? Minta yang enggak2? Apa maksud ci yoan?” tanyaku dalam hati.
“Oke nci, pokoke nanti trima beres ! Gratis ! Hehehe” ucap rahmat sambil tertawa.
“Ci apa maksudnya minta yang enggak2?” tanyaku kepada ci yoan.
“Oohh enggak ada apa2, biasa mereka kemaren2 minta duit lebih cici gak kasih” jelas ci yoan.
“Eh yoan, lina. Tante mo kasi liat sesuatu nih” ucap tante sambil mengeluarkan sesuatu dari tas.
“Hah pistol tan ? Itu beneran ?” tanyaku.
“Iya beneran lin, ini tante baru beli buat jaga2. Tante kan cewek sekaligus pengusaha harus jaga2 buat diri sendiri” ucap tante.
Di belakang tanteku kulihat 2 orang mantan karyawan kami sedang bisik2, mereka seperti sambil mengawasi kami. Tapi kubiarkan saja.
“Pelurunya ada tan ?” tanya ci yoan.
“Komplit yo, cuma tante belum belajar cara pakenya. Kalo udah bisa pengen tante tembak t*t*t2 pemerkosa lina hahaha” canda tante sambil menutup satu mata dan mengarahkan pistolnya kedepan.
“Ati2 tante, gak perlu sampe bgitu kok. Lina udah iklas atas apa yang menimpa lina kemaren” ucapku.
“Hihi kamu enak ya waktu diperkosa kemaren ?” canda tanteku.
“Emmm iya tan ada enjoynya, tapi lina anggap itu pengalaman yang baru aja bukan musibah. Aku ambil sisi positipnya aja” ucapku
“Hmm ya udah tapi tante kalo ketemu mereka tetep bakal tante tembak karena udah hamilin lina hihihi” tawa tanteku.
“Aku gak bakal hamil kok tan, tenang aja. Lupain ya, lina udah gak kenapa2” mohonku kepada tante.
“Kita pesen makanan yuk ! Suruh si dodi bli makanan di restoran depan” ajak ciciku.
“Oke yo, DOD ! Cepet bli chinese food buat kita bertiga, ini uangnya sekalian kalian bertiga beli makanan juga!” printah tanteku.
“Baik non, trima kasih” lalu dodi langsung pergi membeli makanan.
Setelah makan siang kami pun lanjut mengobrol lagi dan topik pembicaraan mulai mengarah ke arah seks.
“Lin, kemaren waktu kamu diperkosa, yang paling enak yang waktu kapan ?” tanya tante.
“Ihh tante tanya hal tabu” jawabku.
“Gak usah malu lin kalo ama tante mah. Cici aja sharing kok kalo ada masalah seks. Kita sama2 cewek” ucap tante.
Hah ? Cici lagi hmmm… tapi aku berusaha melupakan.
“Mmm waktu aku lagi kyk nunggang kuda tan. Woman on top, itu rasanya nancep sampe mentok, nikmatnya sampe aku ngejerit kenceng. Apalagi waktu p*junya pada keluar didalem, enak anget perutnya” jelasku sambil mukaku agak merah.
“Oo jadi kamu suka yang panjang2 sampe mentok kedalem ya hihihi. Kita coba praktekin sekarang yuk, tante jg pengen ajarin kalian sepong t*t*t cowo, supaya kalo kalian mau diperkosa bisa bikin t*t*tnya mereka muncrat sampe lemes dan kalo udah lemes kita bs lawan balik atau kabur. Mumpung ada 2 cowok pr*bumi disini ni hahaha” tawa tanteku.
Aku dan ciciku pun agak heran, ternyata tante cewe bandel juga ya.
“Ayo kita berdiri, Rahmat ! Dodi ! Kesini !” teriak tanteku.
“Ya ada apa ci?” tanya rahmat.
“Kalian buka baju dan lepas daleman semua trus duduk di sofa !”perintah tante.
“Hah? Yang bener ci ??” tanya rahmat heran.
“Iya beneran !!” tegas tante.
“Eehh sofanya baru gpp non ?” tanya dodi.
“Udah cepeetttt !” printah tanteku.
Lalu mereka berdua langsung membuka semua pakaian mereka hingga bugil dan duduk bersebelahan sambil bersandar di sofa.
“Yoan, sini. Tante ajarin cara ciuman mulut yang bener” lalu tante memegang leher dan kepala belakang ci yoan lalu mencium mulut ci yoan dengan mesra.
Cup cup slurp cup, “emmm….” desah tante.
“Wah liat amoy saling ciuman, duh bikin h*rny aja nih” seru dodi sambil p*nisnya mulai tegak.
“Emm emm cup… tante…” Ci yoan sambil terbelalak, pipinya merah malu.
“Muaaahhh… gitu yoan, gitu lin. Ngerti gak ? Tante bukan lesbi ya hahaha” kata tante selepas mencium ci yoan.
“Emm iya tan” jawabku dan gairahku mulai sedikit naik.
Ci yoan melap mulutnya, pipinya masih merah malu.
“Sekarang giliran kalian berdua diperkosa, cowo2 pr*bumi spt kalian harus dibalas dan diberi pelajaran karena kemaren2 udah brani perkosa amoy2 kyk kita !” tegas tante.
“Asik ci… anu… maksudnya… ampun ci, kami gak ada sangkut pautnya sama kejadian kemaren.” ucap rahmat.
“Yoan, lina. Liat ni cara tante nyiksa.” ucap tante.
Tante mendekati dodi, mulai mencium mulut dodi dengan mesra sambil memegang p*nis dodi.
“Slurp…cup…slurp…slurp” bunyi kecipak peraduan mulut antara tante dan dodi. Tante sambil memeluk dari belakang kepala dodi.
“Mmmm terus ci… mmm…cup…slurp” desah dodi sambil memegang dan mengelus pantat tante.
“Clup… Muah… udah. Sekarang giliran p*nis lo gw santap.” ucap tante sambil turun ke lantai berlutut depan paha dodi.
Lalu tante mulai menjilati dan mengemut biji p*nis dodi lalu menjilati sampai ke puncak batang penis berkali2, lalu mulai memasukkan batang p*nisnya ke dalam mulut tante.
“Clop…mmm… mmm…mmm…” desah tante sambil memaju mundurkan p*nis tsb, sesekali menghisap dengan kuat sampai wajah dodi menghadap keatas sambil meringis keenakan.
“Shhhhhh…. Hmmmm terus ci yanti… terus…. Hmmmm…. Aaahhhh” ekspresi nikmat dodi sambil memegangi kepala dan mengacak2 rambut tante.
Cukup lama tante dan dodi melakukannya dan tak lama dodi mengerang hendak keluar tapi tante langsung mencabut mulutnya dari p*nis dodi.
Plop… “aaahhh… slurp… udah dulu…, jangan keenakan lo dod. Lo harus rasain rasanya diperkosa”. ucap tante sambil menyeka mulut dengan tangannya.
“Aahhh sadis banget lo ci… sshhh” keluh dodi yang belum klimaks keluar.
“Yoan, sekarang giliran kamu. Garap si rahmat” printah tante kepada ci yoan.
“Eehhh… iya tan…” ucap ciciku.
Ci yoan mendekat ke rahmat kemudian mulai mencium bibir rahmat dengan intim seperti yang tadi dilakukan oleh tanteku kepada ci yoan.
“Cup… cup… slurp… cup…” bunyi cipokannya rahmat.
“Mmm slurp… cup… nikmat bibir… cup non yoan… hmm manis bener ui… cup” desah rahmat sambil tangan kanan memegang payudara dan tangan kiri memegang paha ci yoan.
Semakin naik gairahku menyaksikan tante dan ciciku melecehkan rahmat dan dodi, aku mulai memegang payudara sebelah kiriku dan tangan kananku mulai menyusup masuk kedalam celana dalamku, menggesek2 v*ginaku.
“Shhh.. mmm.. euhh… shhh” desahku sambil merem.
Ceplok ! Ci yoan melepas ciumannya dan mulai turun berlutut dan mulai mengarahkan mulutnya melahap p*nis rahmat.
“Slop…slurp…mmm… emmmm…” desah ci yoan sambil maju mundur menghisap p*nis rahmat dan rahmat sambil memegang kepala ci yoan.
“Isep yang kuat yoan” perintah tanteku.
“Slurput… nyot… slurp…” bunyi ci yoan menghisap kuat p*nis rahmat.
“Trussss ciiii…. Trusssss…. Dikit lagi…. Shhh…” desah rahmat.
Aku yang menyaksikannya merasa semakin panas bergairah.
“Stop yoan, cabut ! Jangan sampe dia keenakan keluar !” printah tante.
“Heh rahmat ! Jangan coba2 keluar ya ! Atau gw tembak biji lo !” ancam tante sambil menodongkan pistol ke arah leher rahmat.
“Iya ci… iya… ampun” lirih rahmat.
Plop ! Ci yoan mencabut dan menyeka mulutnya dengan tisu lalu mundur.
“Ciii aku udah gak tahaaannnn…” aku langsung maju menurunkan dan melepas celana dalamku lalu mulai menaiki paha rahmat. Rok pendekku kunaikkan lalu p*nis rahmat mulai kupegang dan kumasukkan kedalam v*ginaku.
“Bang… s*erma lo harus masuk ke badan gw. Gw lg pengen hamil nih… sshhh euuhhh…” desahku bersamaan p*nis itu masuk kedalam miss v ku.
“Eehh lina ! Jangan…” perintah tanteku tapi dia tidak berusaha menghentikanku.
“Tenang ci, klo mau hamil sama saya mah gampang… eeuuuhhh…” desah rahmat ketika p*nisnya masuk ke miss v ku.
“Lin…” ucap ci yoan dengan suara agak lemah.
Aku bergoyang naik turun sambil tanganku mengibaskan rambutku, lalu tanganku menyentuh dada rahmat dan mulai merabanya. Rahmat pun menyentuh dan meraba serta meremas kedua payudaraku dengan kedua tangannya.
“Ahhh… sshhffff… euhhhh…nikmat…aahh…” desahku.
Gerakan naik turunku semakin cepat dan tangan rahmat mulai memegang pantatku supaya posisiku tidak menggeser. Aku memegang senderan sofa samping kepala rahmat.
“Sshhh… aaahhh bang… aku… mau keluar… shhh aahhh…” aku mempercepat genjotannku.
“Gw jg mau… keluar nih ci… ayo bareng…” desah rahmat sambil tangannya masih memegang dan meraba pantatku.
“Ssshhh AAAHHhh… gw kluar nci…” triak rahmat.
“….Aaaarrgggg aaahhhh….” desahku.
“Hamiilllll lo ci !….aaahhhh…” desah rahmat.
Crrt… crot… crrt… suara cairan orgasme yang disemprotkan dari miss v ku.
“Glup… gluk… glup… gluk…” suara cairan sp*rma rahmat terpompa masuk rahimku.
“Aaahhh… puas aku ci… lebih puas ama lo dari pada ama cici lo…” lemas rahmat.
Aku tidak sengaja lagi2 mendengar hal itu tapi aku tidak mempedulikannya dan aku langsung pindah menaiki paha dodi untuk menghisap t*t*t dodi untuk mengambil sp*rmanya dengan jepitan miss v ku.
“Ayo mas dod, tancep langsung mumpung lo masih ngaceng.” Sambil kuarahkan p*nisnya masuk ke miss v ku. Langsung kunaikturunkan, kugigit bibir bagian bawahku sambil menahan desahanku, aku hanya ingin sp*rma dodi membuahiku.
“Ampun… non… aahhh….. ampun…” seru dodi.
“Cepetan dod… euuhhhh… keluar…!” printahku.
“Iya nooonnn… saya keluar aaahhh… sekarang ! Aaahhh…” teriak dodi.
“Glup… glup… glup…” rahimku terisi penuh sperma.
“Gw juga keluar dod… aaahhh…” desahku.
Crrt… crrt… crrt…
Aku tetap orgasme walaupun tidak semaksimal tadi.
Plop ! Aku bangkit berdiri dan p*nis dodi lepas dari miss v ku, cairan sperma dan cairan hasil orgasmeku keluar turun mengaliri paha dan betisku. Aku memang merasa lemas tapi tidak sampai drop pingsan seperti waktu aku diperkosa oleh nanang waktu itu.
“Lin… kamu…” ucap ci yoan pelan.
“Yuk lin pakai celana dalam kamu” kata tante sambil menyerahkan celana dalamku kepadaku.
Setelah itu tante menyuruh kedua mantan karyawanku untuk segera berpakaian dan pergi dari sini. Aku bersama ci yoan ke kamar mandi untuk sama2 membersihkan sisa2 persetubuhan tadi.
“Lin, maapin cici ya. Kamu udah tau…” lirih ci yoan.
“Iya ci aku paham, cici jg bisa liat aku gak bisa tahan juga…” lirihku.
Lalu kami sama2 berpelukan.
Out of POV Lina.
—————-
POV Yanti
“Ci kita ada info tentang grombolan yang memperkosa lina, kalo cici mau tau saya kasi info tempatnya.” ucap rahmat.
“O ya? Lo pada tau darimana ? Jangan2 lo bagian dari komplotan mereka ya ?” tanyaku.
“Enggak ci, kita ada maksud baik karna kami sering mampir di kota D, jadi kami kurang lebih paham situasi.” ucap rahmat.
“Kita kasi tau tempatnya si nanang, dia ada di klinik obat kuat Singa di jalan *blablabla* nomor sekian, Kota D. Dia biasa standby disana ci, bareng anak buahnya”. jelas dodi.
“Bener info yang kalian berikan? Kalo gitu ini ada sdikit uang buat kalian.” sambil kuberi masing2 100 ribu.
“Makasih ci, kalo mau kesana tunggu kabar dari kita ya ci. Kemungkinan kita kabarin besok malem.” ucap rahmat.
“Ya udah ini nomor telepon saya, saya tunggu telepon kalian besok malam, sekarang kalian lekas pergi dari sini. Udah sore” perintahku.
“Baik ci” ucap dodi.
Lalu mereka pergi.
Out of POV Yanti.
———————-
POV Narator
“Mat ! Lo yakin tantenya mereka itu bakal masuk jebakan kita ?” tanya dodi.
“Pasti dod, malam ini gw mo lakukan sesuatu yang bisa memantik kemarahan tantenya supaya jamin masuk jebakan kita” ucap rahmat.
“Ya deh gw yakin kalo gitu hahaha” tawa dodi
“Gila itu tante2, kita sampe balik diperkosa sama amoy2. Bener2 tau rasa nanti tuh tante kalo dah masuk perangkap bakal kayak tikus, cit cit nangis gak bisa keluar lagi hahaha” tawa dodi.
“Kalo dia dah ketangkep, bakal jadi budak s*ks nanang dan kawan2 selamanya. Hahaha” tawa rahmat sambil mereka jalan pulang mempersiapkan sesuatu…
Bersambung