Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Si Amoy Menuju Hypersex - Updated Aug 13

CHAPTER 3: Ami

"Si Dani kan alim anaknya," mulai Ami. "Jadi pacaran kami biasa aja, paling-paling dia jemput aku, trus kami makan atau nonton, trus pulang. Udah deh, gitu-gitu aja."

"Tapi aku udah tau rasanya seks itu gimana udah lama, waktu itu aku nggak sengaja sentuh-sentuh memek aku. Trus ya... aku kan penasaran, makanya aku coba colok-colok sendiri hehehe," sambungnya. Cerita ini membuat kami semua heboh, dari yang "Kamu tau ngga kalo colok sendiri dan berdarah itu ngga perawan lagi?" sampai "Enak ngga rasanya colmek? Capek ngga?" dan pertanyaan-pertanyaan absurd lainnya. Cukup lama dia dapat pertanyaan-pertanyaan geje begitu, sampai-sampai Grace harus menyela dan meneruskan Ami bercerita.

"Yaa gitu deh rasanya, udah lama aku tahu rasanya masturbasi, sejak kelas 1 SMA."

"Nah suatu hari aku beneran horny..." cerita Ami dengan nada yang lebih serius. "Dan si Dani mau dateng ke kost. Kalian tahu kan, rumah orang tuaku jauh, dan aku di sini kost..."

"Jadi waktu dia datang aku udah mancing-mancing, aku pakai kaos gombrong, nggak pake daleman.. Hehehe. Trus dia ngajakin keluar, akunya tahan-tahan. Alasan mandi dulu lah, dandan dulu lah, gitu-gitu. Tapi aku sengaja, waktu ngobrol sama dia aku ngangkang-ngangkang dikit, dan dia beneran lirik-lirik. Ahahaha. Lucu banget, mukanya jadi merah gitu. Trus aku liat selangkangannya udah nonjol..."

"Yaudah aku terusin, aku duduk mepet-mepet dia, trus minta cium... Kami biasa ciuman selintas-selintas aja sih, namanya juga baru 2 bulan pacaran waktu itu... Tapi kali itu aku sengaja pake lidah. Hehehe."

Kami mulai histeris, goda-goda Ami karena menurut kami dia berani sekali. Dia hanya membalas, "Ya aku kan penasaran gimana rasanya ML beneran, selama ini aku cuma ngebayangin sambil masturbasi sendiri..."

"Udah deh, lanjut nggak ceritanya?"

"Lanjut, lanjut..." serempak kami menjawab dan mendengarkan ceritanya lagi.

*******​
Dani diam saja. Dia kelihatan malu dan salah tingkah. Wajar saja, mengingat orang tuanya yang taat beragama, pastyi Dani belum pernah mengalami pacaran yang lebih intim.

"Kenapa, sayang?" godaku sambil mendesah pelan di lehernya. Dia tercekat. "Santai aja..." kataku sambil merebahkan dia di kasurku yang tanpa dipan. Dia menurut, kelihatan takut-takut, dan anehnya, membalas ciumanku dengan ciuman yang tak kalah panas. Lidahnya menjulur mencari lidahku, bibirnya merekah membuatku semakin ingin mengulumnya, dan aku mulai melepas kemeja casualnya.

"Mi..." desahnya sambil membelai pipiku.

"Ya sayang?" kataku sambil mengusap dadanya yang bidang. Beda betul dengan dadaku yang kenyal dan padat.


Aku mulai menjilat lehernya. Sapuan pertama dari lidahku membuatnya tercekat. Namun gerakan-gerakan selanjutnya membuatnya makin mendesah, dan dia memegang bahuku dengan kaku.

"Jangan pegang itu, sayang... Pegangnya yang ini aja..." kataku sambil mengarahkan tangannya menyentuh bukit kembarku dari balik kaos. Saat aku memasukkan tangannya, otomatis kaosku terangkat dan terlihatlah selangkanganku tanpa balutan celana dalam. Aku melihat pandangan matanya terbelalak melihat vaginaku. Apakah karena aku mencukur bulu kemaluanku, atau ini pertama kalinya dia lihat vagina, aku tidak tahu. Tapi begitu tangannya menyentuh putingku, dia memelintirnya seakan-akan semua itu terjadi secara otomatis.

"Ahh... Iya sayang, pelintir-pelintir disitu..." gumamku. Masturbasi memang menyenangkan, tapi disentuh oleh laki-laki rasanya jauuhhh lebih nikmat. Aku sendiri tidak menyangka. Rangsangan dari putingku nikmat sekali, dan tidak kusangka bakal senikmat ini. "Ouh... Sayang, iya, enak disitu..." erangku sambil menahan tangannya supaya tidak beranjak dari situ. Dia seperti tersihir dan makin berani, bukit kembarku diremasnya secara bergantian membuatku melenguh keenakan.

"Ah... sayang, kok enak... Tetekku diapain, sayang..." erangku tanpa henti menahan geli dan nikmat dari gunung kembarku yang pertama kalinya disentuh laki-laki. Jujur, kenikmatan ini lebih dari yang kubayangkan.

Aku mengubah posisi, dari di atasnya aku merebahkan diri di sampingnya sambil menarik tubuhnya menindihku. Astaga, wangi tubuhnya membuatku makin tidak tahan. Aku mengangkat kaosku dan menekan kepalanya ke bawah. Dia seakan-akan mengerti dan menurunkan kepalanya sejajar dengan buah dadaku yang ranum, tapi dia mendadak berhenti.

"Kenapa sayang?" tanyaku.

"Badanmu bangus banget Mi..." ujarnya terbata-bata. Heh. Baru tahu dia kalau tubuhku ideal? Tinggiku tidak seberapa dan juga tidak seseksi Grace, tapi aku yakin dengan keseksianku.

"Punyamu, sayang..." Kataku sambil merangkul lehernya dan menekannya ke arah payudaraku yang dari tadi ingin
merasakan bibirnya.

Sensasi waktu dia mengecup putingku luar biasa, aku mendesah tertahan sambil memejamkan mata erat-erat. Gila, ini kenikmatan ini luar biasa. Semakin dia mencium payudaraku, aku semakin dibuat menggelinjang. Tapi aneh, kenapa dia cuma cium-cium saja? "Jilat puting aku, sayang...." pintaku, dan tanpa disuruh dua kali dia menyapu putingku dengan lidah basahnya.

Ouh!! Sensasi ini jauh lebih nikmat dari kupelintir sendiri! Enak sekali. Aku arahkan tangannya ke payudaraku yang tidak dia jilati, dan dia dengan refleks meremas-remas gundukan kenyal itu sesuka hatinya. "Nah, uuhh, gitu dong..." kataku. Memekku mulai basah oleh lendir kenikmatan, namun dia tidak menyadarinya. Aku terpaksa meraih sebelah tangannya dan menuntunnya ke bawah.

"Sentuh-sentuh aku disini, sayang..." kataku. Dia seakan-akan enggan, namun akhirnya dia sapu juga belahanku dengan jarinya.

"Aaaaahhhh sayang..." desahku keenakan. Sumpah, dirangsang seperti ini membuatku mabuk kepayang, apalagi membayangkan bahwa laki-laki alim ini yang akan menikmati tubuhku. Aku makin terangsang. "Jangan berhenti sayang, jilati puting aku sambil gesek-gesek disitu..." pintaku, yang entah kenapa, dia turuti. Biasanya dia waktu aku minta cium saja bingung setengah mati, namun kali ini dia seperti dirasuki oleh nafsu, sehinggan dia seperti terlatih untuk menikmati tubuhku.

Cukup lama dia menjilati payudaraku dan putingku, sambil menggesek-gesek kemaluanku. Sepertinya dia tidak tahu harus apa lagi. Akhirnya aku melepas iklat pinggangnya, melepas kancing dan melonggarkan risletingnya, dan memasukkan tanganku ke dalam.

Terpeganglah kemaluannya yang sudah tegang. Aku mengurutnya pelan-pelan, dan jilatannya jadi tercampur dengan desahan-desahan nikmat. Aku mengurut batang keras itu dari pangkal hingga ke ujung, dan kulakukan berulang-ulang sampai dia melepaskan jilatannya dan mendesah-desah penuh kenikmatan.

""Masukin jarimu ke memek aku sayang..." ujarku, memecahkan konsentrasinya.

"Kamu serius, Mi?" tanyanya takut-takut. Ah Dani, lucu sekali kamu. Lugu dan culun. "Iya. Masukin sayang... Masukin pelan-pelan..." pintaku. Tanpa dikomando dia memasukkan satu jarinya memasuki liang senggamaku. Aku tidak tahu jari yang mana, yang jelas... "Aaagghhhh sayang, enak banget!!" jeritku tertahan sambil merasakan ada benda asing yang memasuki memekku. "Sakit, Mi? Aku berhenti ya?" katanya sambil bersiap-siap mencabut jarinya.

"Jangan!" tukasku sambil menahan pergelangan tangannya. "Main-mainin jarimu di dalam, sayang... Korek-korek, gerakin maju-mundur..." kataku memberikan instruksi.

Dia menurut. Baru saja dia mulai menggoyangkan jarinya, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. "AAh sayaangg enak banget..." erangku. "Jauh lebih enak daripada ngelakuin sendiri..." racauku sambil terus menikmati rangsangan dari jarinya. "Kamu sering masturbasi, Mi?" tanyanya sambil terus memainkan jarinya.

"Iya sayang, aku sering masturba... Ahhh... Iya, disituu..." gumamku sambil merasakan jari Dani menyentuh titik paling nikmat di dalam memekku. Birahiku memuncak. Aku menggerak-gerakkan pinggulku maju mundur, dan Dani seakan akan tersihir. Makin aku menggerakkan pinggul, makin liar dia memainkan satu jarinya hingga... Aku merasakan hal yang kuidam-idamkan. "Dan... Aku orgasme Dan... Lebih cepet sayang, gerakin jarimu lebih cepet... Ahh... AAhhh... Dan... Dani aku orgasmee!!!" racauku, merasakan cairan kenikmatanku menyembur membasahi memekku dan jarinya. Dia terlihat takjub sekali mencabut jarinya dan melihat cairan kental yang mengalir di sela-sela jarinya.

"Masukin punyamu sayang..."

"Ami... Aku..."

"Nggak apa-apa, sayang, please masukin... Aku baru haid, sekarang lagi aman," kataku meyakinkan. Dani semula ragu, dan aku tidak sabar. Aku bangun, melepas celananya dan melepas kaosku. Kami sama-sama telanjang bulat. Aku tertegun melihat kejantanannya. Panjang dan keras. Setidaknya, lebih besar dari kedua jariku ketika aku masturbasi. Sekilas aku membayangkan benda asing sebesar itu memasuki memekku, dan aku tidak sabar. Aku merebahkannya, duduk di atas selangkangannya, dan memegang barang yang dari tadi ingin kumasukkan ke vaginaku. Pelan-pelan aku menuntun memekku ke atasnya, dan menurunkannya dengan satu gerakan.

BLESS. "Aaahhh..." "Ahhh...." kami berdua ngerang dan mendesah, merasakan kami bersatu di bawah sana. Jelas ini pengalaman pertamanya, terlihat dari ekspresinya yang benar-benar lucu. Aku tersenyum simpul sambil merasakan dinding vaginaku berdenyut dimasuki benda sebesar itu. Aku menggerakkan pinggulku naik turun.

Jangan kalian tanya sensasinya seperti apa. Kami berdua tidak bisa memikirkan hal lain selain kenikmatan ini. Aku mulai menggoyangkan pinggulku dengan liar sambil memainkan rambutku di atasnya.

"Sayang... Ouh, kontolmu enak banget sayang..." racauku liar. Aku tidak peduli lagi kata-kataku terlalu frontal. Aku tidak peduli lagi Dani menganggap aku cewek liar. Aku merasakan kontolnya, dan memekku... Aku tidak tahan lagi. Aku meletakkan tanganku di antara kepalanya dan mulai menggerakkan pinggulku dengan makin liar.

Suara kemaluan kami beradu memenuhi kamar. Suara becek itu. Suara desahan nafas kami. Suara lenguhan dan erangan kami. Kami tidak peduli. Aku tidak peduli. Yang kurasakan hanya nikmat yang luar biasa, yang tidak pernah kurasakan ketika aku melakukannya sendiri. Aku menunggangi Dani dan memakai kontolnya sesukaku.

"Mi... Aku ngerasa mau kencing..." kata Dani. "Ah sayang, tahan sebentar..." pintaku sambil mendekap tubuhnya erat-erat, dan mulai menggoyangkan pantatku naik turun lebih liar. Lebih liar. Dan Lebih liar lagi. Aku rasa aku mendengarnya memanggil namaku berkali-kali, tapi aku tidak yakin karena aku juga merasakan vaginaku berkedut dengan keras, berkali-kali. Dia memeluk tubuhku kuat-kuat, mengeluarkan erangan panjang, dan... CROOOTTT CROOTTT... Aku merasakan vaginaku menghangat, rongganya dipenuhi oleh sperma pacarku yang keluar dengan sentakan-sentakan liarnya. Aku tidak peduli, karena aku juga orgasme. Tubuhku mengejang, merasakan otot-otot vaginaku berkontraksi, dan mengeluarkan cairan surgaku bercampur dengan spermanya di rahimku.

Aku menjatuhkan tubuhku, tertelungkup di atas tubuhnya. Kami beradu nafas. Aku lihat matanya, dan tampak olehku raut muka tidak percaya bercampur dengan raut muka nikmat yang luar bisa. Aku tersenyum menatapnya.

"Ya Allah Mi, kamu nakal banget..." katanya, ketika sudah berhasil mengumpulkan nafasnya.

Ah, Dani, alim sekali kamu, pikirku. Tunggu saja, hari-hari berikutnya kamu pasti makin bisa memuaskan aku di ranjang. "Suka?" pancingku.

"..."

"...iya Mi, aku suka..." gumamnya pelan sambil mendekap tubuhku mesra.

*******
"Ami juga gak kalah gila," kata Indah. "Itu sih sama aja kamu merkosa dia. Dani kan anak remaja mesjid, Mi. Mana tahu dia seks."

"Hehe. Iya. aku yang ngajari dia," kata Ami bangga. "Sekarang dia malah yang sering minta jatah sama aku," sambungnya.

"Ayo, tinggal Indah, Ayu, sama Amoy," kata Grace.

Kami bertiga saling pandang, kebingungan. Soalnya aku tahu, kami bertiga belum pernah merasakan seks langsung. Akhirnya kami bertiga bergantian bercerita, dari Indah yang hanya berani petting, Ayu yang baru sebatas pegangan tangan dan ciuman lembut (karena baru jadian), dan aku... Yah, Aku dan Jonathan baru menjelajahi bagian atas tubuh pasangan, dan itu pun aku malu sekali karena aku dia laki-laki pertama yang melihat payudaraku tanpa sehelai benang pun. Dari malam itu aku bertekad, aku akan merasakan seks dengan Jonathan secepatnya. Ya... Secepatnya. ...to be continued.

DAFTAR UPDATE

PROLOG: Thread Starting (TKP)
CHAPTER 1 (TKP)
CHAPTER 2 (TKP)
CHAPTER 3
Chapter 4 (TKP)
 
Terakhir diubah:
gile Ami ngasih yg enak2 ke remaja masjid nih, jadi ketagihan kan hahaha
nubi yang diceritain aja panas dingin suhu wakakaka
awalnya nubi ada rencana sepik2 temen si amoy, tapi daripada berabe mending ane fokus ke si amoy aja deh :D
 
nubi yang diceritain aja panas dingin suhu wakakaka
awalnya nubi ada rencana sepik2 temen si amoy, tapi daripada berabe mending ane fokus ke si amoy aja deh :D

kalo gitu umpan lambung ke ane aja, suhu hehehe..
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd