Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PETUALANGAN (BER)CINTA SISKA [LESBIAN UNIVERSE]

6. BIRAHI PAGI HARI

POV SISKA

Setelah lelah nya pergerumulan ku dengan Bunda Inne semalam, aku terbangun di pagi hari nya. Aku melihat Bunda Inne masih tertidur disamping ku dengan lelap. Ku lihat jam masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi dan suasana masih agak sedikit gelap atau mungkin memang cuaca nya yang agak mendung di pagi hari ini.

Aku mengecek handphone sebentar, disaat aku sedang mengecek handphone. Bunda Inne pun bangun, dan memeluk ku dari samping

"Kamu libur kan Sis?"

"Libur kok Bun"

"Yaudah santai aja, temenin Bunda dulu"

Pinta Bunda Inne dengan memeluk ku dan mengecup pipi kiri ku. Pelukan nya makin membuat pagi ini sangatlah hangat. Payudara nya menempel di lengan ku, bibir nya asik mengecup pipi kiri ku. Tangan kanan nya meraba raba kedua payudara ku dan tak berselang lama kami berdua berciuman bibir dengan sangat mesra. Sedang asyik kami berdua berciuman, tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu kamar Bunda Inne dan seperti ada seseorang yang ingin masuk kedalam.

Dan tak lama benar saja, pintu kamar pun terbuka dan tiba-tiba masuk seorang perempuan dan ternyata itu adalah Tina. Sontok aku menghentikan ciuman bibir ku dengan Bunda Inne, melihat ekspresi ku. Bunda Inne melihat ke arah Tina yang tiba-tiba masuk membawa nampan yang berisi segelas susu dan juga roti serta seperti ada selai coklat.

Dengan nada berbisik kepada Bunda Inne aku bertanya kepada dia.

"Bun, ada Tina.. gapapa ini Bun?" tanya ku pelan ke Bunda Inne

Namun dengan santai nya, Bunda Inne menjawab pertanyaan ku dengan ekspresi yang biasa saja.

"Gapapa kok, udah kamu gak usah khawatir. Tina juga paham kok" jawab Bunda Inne dengan santai dan dikuti dengan anggukan kepala Tina yang mengisyaratkan bahwa semua yang terjadi ini sangatlah lumrah.

Dan yang semakin membuat aku kaget, Tina masuk dengan pakaian mini seperti lingerie yang tipis warna hitam dengan motif seperti maid/pembantu kerajaan gitu. Memecahkan tatapan ku kepada Tina, Bunda Inne mengajak aku sarapan dahulu.

"Yuuuk Sis, kita sarapan dulu" ajak Bunda Inne. Sedangkan aku dan Bunda Inne masih telanjang dan tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh kita berdua.

Tina pun datang menghampiri dan membawakan nampan itu kepada kita berdua yang berada di kasur. Aku lihat disitu hanya ada segelas susu dan juga dua potong roti. Aku pun bingung, kenapa hanya ada dua roti namun untuk minum nya hanya segelas susu. Bunda Inne pun melihat ekspresi wajah ku yang bingung.

"Udah itu kedua roti dan segelas susu nya untuk kamu Siska buat sarapan" sahut Bunda Inne.

"Lalu Bunda sarapan apa?" tanya ku kebingungan.

"Oh, bunda sarapan ini"

Jawab Bunda Inne lalu menarik tangan Tina dan mengarahkan Tina berada disamping Bunda Inne. Aku pun masih bingung dengan pernyataan Bunda Inne, namun aku sembari memakan roti dan meminum segelas susu tersebut. Dan tak lama kemudian, aku sangat kaget dengan melihat apa yang terjadi di depan ku.

"Tina, mana sarapan untuk ku" tanya Bunda Inne kepada Tina.

"Ini nyonya"

Tina menjawab dengan tangan kanan nya menurunkan lingerie hitam nya itu dan terpampang jelas kedua payudara Tina yang masih ranum dengan puting berwarna pink yang sudah mengeras. Lalu tangan nya satu lagi mengambil sebuah selai coklat, dan mengoleskan selai coklat itu ke kedua puting payudara nya.

"Ini sarapan Nyonya sudah siap" jawab Tina yang langsung menyodorkan kedua payudara nya yang sudah terbalut selai coklat itu. Setelah payudara Tina sudah mendekat, langsung saja lidah Bunda Inne melahap habis kedua payudara Tina yang ranum itu. Di jilati nya secara perlahan selai coklat yang berada di payudara Tina.

Terlihat Tina merasakan sensasi nikmat yang luar biasa dari majikan nya. Puting Tina yang ranum itu dijilat habis oleh Bunda Tinna, dengan sedikit bernafsu. Lidah Bunda Inne bergantian menjilati setiap jengkal kedua payudara Tina secara bergantian. Tina hanya bisa menahan dan kedua tangan nya mencengkeram erat kepala majikan nya dan terus mendekap kedalam payudara nya.

Puas menyantap sajian sarapan yang disajikan oleh Tina, Bunda Inne pun beranjak ke arah ujung ranjang. Kedua kaki nya diangkat ke atas dan kini belahan vagina nya terpampang jelas.

"Ayo Tina, sekarang gilaran kamu yang sarapan" suruh Bunda Inne kepada Tina.

Mengerti maksud dari majikan nya, Tina pun berjongkok menghadap vagina majikan nya. Tanpa aba-aba Tina langsung menjilati lubang vagina majikan nya. Tangan kanan Bunda Inne meremas remas payudara nya sendiri dan tangan kiri nya menekan nekan kepala Tina yang berada di selangkangan nya.

Dengan penuh nafsu Tina melahap dan menjilati vagina Bunda Inne. Aku hanya bisa terdiam menyaksikan aksi pembantu dan majikan nya yang saling beradu nafsu ini. Setelah ku menghabiskan sarapan ku, aku beranjak duduk disamping Bunda Inne. Dan kini sambil menikmati jilatan Tina di vagina nya, Bunda Inne langsung mencium bibir ku dan juga meremas remas payudara ku.

Lumayan cukup lama kami bertiga melakukan ini semua. Sampai pada akhirnya, Bunda Inne merasakan sensasi klimaks. Cairan vagina nya keluar menyembur mulut Tina yang masih menjilati vagina Bunda Inne. Tubuh Bunda Inne lalu terkulai lemas di atas ranjang.

"Tina, kamu masih mau sarapan?" tanya Bunda Inne dengan nafas yang agak tersengal-sengal.

"Masih Nyonya" jawab Tina singkat.

Dengan sisa tenaga yang ada, Bunda Inne mencoba membuka lebar kedua paha ku. Lalu Tina disuruh pindah jongkok menghadap vagina ku.

"Ini kalau kamu mau sarapan lagi" tawar Bunda Inne kepada Tina dengan memperlihatkan vagina ku ke arah Tina. Lalu dengan sopan Tina berkata kepada ku.

"Mba Siska, boleh aku menikmati sarapan ku selanjutnya?"

Tanpa berkata-kata, aku hanya menganggukan kepala ku dan lalu Tina mendekat wajah nya ke arah vagina ku yang sudah terbuka. Lalu lidah Tina mulai menyentuh lembut Vagina ku. Lidah Tina sangat terasa lembut, berbeda dengan sentuhan lidah Bunda Inne. Aku bisa merasakan sensasi yang sangat lembut saat lidah Tina menjilati vagina ku.

Mungkin juga karena vagina ku sudah sedikit basah setelah melihat aksi mereka berdua tadi, dengan lembut dan penuh rangsangan Tina menjilati vagina ku. Sesekali di cium nya pangkal dalam paha ku, dan ia jilat sampai kembali ke tengah lubang vagina ku. Sambil terus menjilati vagina ku dan tangan kanan nya memainkan klitoris ku.

Aku benar bener merasakan geteran birahi yang sangat luar biasa, Tina benar benar mencumbu ku dengan lembut. Pantas saja Bunda Inne sangat menikmati sentuhan Tina, karena memang benar sentuhan dan cumbuan Tina sangatlah lembut ku rasakan.

Tak perlu butuh waktu lama, kini aku mulai merasakan akan ada cairan yang keluar dari dalam vagina ku. Benar saja tak lama kemudian vagina ku mengeluarkan cairan tersebut dan aku kembali mendapatkan squirting oleh cumbuan Tina.

Cairan itu menyembur ke wajah Tina, dan membasahi wajah nya. Badan ku terkulai lemas dan samar-samar aku melihat Tina sudah berdiri sambil membersihkan wajah nya dan menjilati sisa cairan vagina ku yang masih tersisa di tangan nya.

Setelah itu, kami bertiga saling bergantian berciuman dengan sangat mesra dan percumbuan kami pagi ini selesai. Merasa tugas nya juga sudah selsai, Tina kembali keluar membawa nampan yang tadi ia bawa. Aku pun juga beranjak ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badan ku. Bunda Inne masih terlihat sangat kelelahan dan ia pun melanjutkan istirhat nya.
 
7. HUJAN DI HARI SABTU

POV SISKA

Setelah selsai mandi, aku melihat Bunda Inne masih terlelap. Aku pun beranjak keluar dari Kamar Bunda Inne berniat pergi kembali ke kamar kost ku. Setelah turun ke lantai satu, aku melihat Tina yang sedang merapihkan beberapa barang. Sama seperti tadi, pakaian nya masih menggunakan lingerie berwarna hitam. Ku perhatikan baik-baik dan melihat bahwa lekuk tubuh Tina sangatlah menarik dan juga sangat indah untuk seumuran dirinya yang masih muda.

Sadar akan kehadiran ku yang sedang menatap dirinya, Tina pun menyapa ku dengan senyum ramah.

"Eh Mba Siska, pagi mba"

"Iya pagi juga Tina"

"Mau kemana mba?"

"Balik ke kamar kost"

"Gak disini dulu aja mba? Libur kan?"

Tanya Tina, lalu ia berhenti dari kegiatan bersih-bersih nya. Dan duduk di sofa, karena lingerie nya yang sangat pendek. Belahan paha nya terlihat mulus dan bersih. Seraya seperti usia nya yang masih muda. Melihat itu aku juga duduk di sofa tersebut berhadapan dengan dirinya.

"Mba udah dari semalam?"

"Iya nih udah dari semalam aku"

"Maaf ya mba, jadi Mba Siska nih yang nemenin Bunda Inne"

"Gapapa kok Tin, tenang aja"

"Mba Siska nyaman kan tadi?"

"Nyaman apa ya Tin?"

"Itu saat aku menyantap sarapan Mba Siska"

"Nyaman kok Tin, lembut lidah dan jemari mu"

"Duuh Mba Siska, aku jadi malu"

Jawab Tina dengan wajah yang sedikit memerah. Karena jam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh, dan aku juga ingin melanjutkan beberapa pekerjaan ku yang masih tersisa. Aku pamit kembali ke kamar kost dan meninggalkan Tina yang kembali bersih-bersih.

Saat melewati beberapa kamar kost menuju kamar kost ku. Aku bertemu dengan Mba Rima yang sedang duduk di halaman dan memanggil diri ku.

"Mba Siska" teriak Mba Rima yang sedang duduk di taman.

"Eh iya Mba Rima" sapa ku dan menghampiri diri nya.

"Kemana aja? Aku kok gak liat kamu keluar dari kamar?"

"Aku abis dari rumah Bunda Inne"

"Ngapain Mba Siska?" tanya Mba Rima dengan sedikit penasaran.

"Iya aku abis dari Bunda Inne, abis ngasih obat pusing ke Bunda Inne" jawab ku singkat, terlihat Mba Rima semakin bingung dengan jawaban ku.

"Obat pusing? Emang nya Bunda Inne lagi sakit kah?"

"Ya gitu lah Mba, aku nya abis ngasih Obat buat Bunda Inne"

"Obat sakit kepala?"

"Hehe obat yang sama kayak Ci Mia kasih ke Mba Rima"

Jawab ku singkat dan terlihat wajah Mba Rima seketika berubah agak kaget.

"Eeh? Mba Siska tau soal masalah obat itu?" tanya Mba Rima dengan wajah nya yang sedikit tegas mengarah pada ku.

"Iya gapapa kok Mba Rima, aku paham dengan obat yang dimaksud Ci Mia kemarin"

"Kok Mba Siska tau sih?"

"Aduuh Mba Rima, kita kan sudah sama-sama dewasa. Aku juga paham lah"

"Tapi gimana Mba Siska bisa tau?"

"Mangka nya Mba Rima, besok-besok jangan terlalu berisik. Kan jadi tau tetangga"

Sontak Mba Rima kaget dengan jawaban yang aku berikan, wajah nya kini terlihat memerah tanda malu atas pertanyaan yang aku ucapkan.

"Tenang Mba Rima, aman kok. Rahasia negara terjamin" ucap ku menenangkan Mba Rima.

"Oh ya syukurlah kalau begitu Mba Siska, ya kita tau sama tau aja ya Mba"

"Iya Mba Rima, aku paham kok. Mangka nya tadi aku juga memberikan obat ke Bunda Inne"

"Waduuh, penghuni baru udah bisa ngasih obat ke si bos langsung ya"

"Hehe kan kita harus bisa saling bantu membantu Mba Rima"

"Hehe benar juga sih Mba, boleh lah nanti kalau aku butuh obat. Mungkin Mba Siska bisa bantuin ngasih obat juga"

"Aah Mba Rima ini bisa aja"

Kami berdua pun tertawa dengan apa yang kami bicarakan ini. Setelah itu, aku pun pamit masuk kedalam kamar kost ku dan meninggalkan Mba Rima yang masih duduk di bangku taman.

Setelah sampai kamar kost, aku membuka handphone ku. Terlihat ada beberapa pesan notif dari atasan ku yang sudah menerima email yang sudah aku kirimkan semalam.

Aku berbaring di ranjang ku dan membalas Beberapa chat yang masuk dari tadi malam. Tubuhku masih agak sedikit lelah karena cumbuan semalam dan tadi pagi. Terdengar juga tidak lama kemudian dari luar suara hujan yang mengguyur sabtu siang ini.

Karena masih terasa lelah dan sedikit ngantuk karena suasana yang mendukung. Aku pun mulai merasakan ngantuk dan akhirnya tertidur pulas.

Entah berapa jam aku tertidur pulas, aku pun terbangun karena tersadar seperti ada suara yang mengetuk pintu kamar kost ku. Dengan wajah yang masih muka bantal, dengan sedikit tenaga aku beranjak dari ranjang dan menuju pintu. Ku buka pintu kamar ku, dan dari balik pintu ada seorang wanita berumur empat pulahan Dangan wajah cantik putih bersih keturunan Chinese yang sedang berdiri.

Benar sekali, wanita itu adalah Ci Mia. Ci Mia lah yang datang mengetuk pintu kamar ku, aku melihat Ci Mia hanya mengunakan daster hitam berbahan satin.

"Maaf Mba Siska, saya ganggu" ucap Ci Mia setelah aku membuka pintu.

"Oh iya gapapa Ci, silahkan masuk Ci. Maaf kalau agak berantakan" sambut ku dengan mempersilahkan Ci Mia masuk.

"Oh Ndak perlu repot-repot mba, saya hanya mau minta tolong Mba Siska aja"

"Minta tolong apa ya mba?"

"Lampu kamar saya tadi tiba-tiba putus, saya sudah punya lampu yang baru tapi mau ganti bohlam nya gak ada yang bantu"

"Memang nya bantu gimana ya mba?"

"Ini Mba, jadi nanti saya naik ke kursi buat ganti lampu. Nah saya mau minta tolong Mba Siska untuk bantu saya pegangin meja nya dan arahkan lampu senter nya ke colokan lampu"

"Oh begitu ya mba, baik kalau gitu sebentar saya ambil jaket dulu"

"Iya mba saya tunggu disini saja"

Aku pun menggambil jaket ku karena diluar juga cukup dingin dikarenakan masih hujan. Suasana sekitar juga sudah mulai gelap karena ku lihat sudah hampir mau jam enam sore. Setelah keluar dan mengunci pintu kamar kost ku, aku dan Ci Mia segera pergi menuju kamar Ci Mia yang berada di lantai dua kost-kostan ini.

Sesampainya di kamar Ci Mia, aku melihat memang benar didalam sini sangat gelap. Aku mencoba menyenteri Ci Mia untuk menaruh kursi tepat di bawah lampu yang ingin di ganti. Ci Mia pun beranjak naik untuk mengganti lampu yang putus itu dengan yang baru. Dari bawah aku membantu memegang kursi tersebut dan juga mengarahkan senter ke arah Ci Mia.

"Udah nih Mba Siska, sudah saya ganti lampu nya. Tolong nyalakan tombol lampu nya mba"

"Baik Ci"

Jawab ku singkat dan segera aku menyalakan tombol lampu tersebut. Dan akhirnya lampu tersebut menyela kembali dan menerangi seisi kamar Ci Mia. Aku segera beranjak kembali membantu memegang kursi tersebut agar Ci Mia bisa segera turun.

Disaat Ci Mia ingin turun, aku baru melihat bahwa paha Ci Mia sangat lah mulus dan tanpa sengaja aku melihat bahwa Ci Mia seperti nya tidak memakai celana dalam. Terlihat samar samar belahan vagina nya yang terhimpit kedua paha nya.

"Terimakasih ya Mba Siska sudah mau bantu saya"

"Sama-sama Ci, saya izin pamit kembali ke kamar ya"

"Oh ya, sebentar Mba"

Henti Ci Mia dan segera ia menghampiri diri ku. Dan tiba-tiba

"Muuuuaacch"

Ci Mia mencium bibir ku. Dan aku hanya bisa terdiam kaget dengan perlakuan Ci Mia. Badan ku benar-benar mematung dengan ulah Ci Mia. Mendapatkan respon yang pasif karena aku hanya terdiam. Ci Mia lalu melanjutkan dengan menurunkan resleting jaket yang aku pakai.

Terbuka lah jaket ku, dan terpampang jelas tubuhku yang hanya terlapisi tanktop putih tanpa bra yang sedikit menerawangkan kedua puting ku yang terpancar sinar lampu kamar Ci Mia.
 
Kodenya obat pusing ya.. Hmm.. Tiap hari banyak yang pusing di kosan.. Semangat suhu lanjut terus update kosannya.. Btw ngga ada karakter anaknya bunda inne kah di sini?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd