Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

BAB V Rejeki (5)



Siang hari panas terik, dikediaman keluarga Anton yang sepi, seperti biasa siang itu penghuni rumah hanya Risa dan bayinya, Anisa. Risa sedang santai karena pekerjaan rumahnya sudah selesai, disela waktu santainya Risa pun tak ayal bermain main dengan Anisa. Ditengah asyiknya menemani bermain Anisa, Risa dikejutkan dengan bunyi pagar rumahnya yang berbunyi. Risa pun dengan cepat menuju pagar rumahnya menemui pengunjung yang datang kerumahnya.

“Owalah, Pak Yansen toh yang datang, saya kira siapa..”, sapa manis Risa kepada orang yang berdiri didepan pagar rumahnya yang tak bukan adalah Pak Yansen. “Hehehe, iya bu, ini saya, kebetulan aja lewat jadi mampir..”, alasan Pak Yansen dari balik pagar yang setelah kejadian kemarin, diotak nya masih saja terbayang pikiran kotor dan tubuh Risa yang dia idam-idamkan dari dulu. “Ayo..masuk dulu Pak, minum-minum nyantai dulu..”, ajak Risa kepada Pak Yansen sembari membukakan pintu gerbang rumahnya. Setelah mempersilahkan masuk, mereka berdua masuk kedalam rumah. Risa menyuruh Pak Yansen untuk bersantai di sofa depan TV supaya sembari dapat membantu menjaga Anisa sembari Risa membuatkan minuman dingin untuk Pak Yansen karena hari begitu terik hari ini.

“Ini minumnya Pak, silahkan diminum”, ucap Risa yang datang membawakan minuman dingin sembari meletakannya diatas meja. Risa tersenyum melihat bagaimana Pak Yansen, menimang-nimang Anisa seakan Anisa adalah anaknya sendiri, Risa pun duduk disamping Pak Yansen. “Sini Pak, Anisa biar saya pegang, kasihan bapak, habis jalan siang-siang, tapi kok tumben hari ini gak bawa odong-odong Pak?, tanya Risa yang sembari menerima Anisa untuk dipegangnya supaya tidak mengganggu Pak Yansen. “Iya tadi habis dari bengkel bu, tadi ada masalah sama odong-odongnya, jadi hari ini saya tidak narik dulu.”, jawab Pak Yansen. “Pak Maman kok, gak pernah keliatan lagi pak?”, tanya Risa lagi membuka obrolan. “Oh…si Maman lagi pulang kampung bu, lagi bantu-bantu saudaranya yang sedang panen, katanya lumayan penghasilannya.”, jawab Pak Yansen. “Ow..gitu, pantes lagi gak pernah keliatan.”, jawab singkat Risa.

Memang otak Pak Yansen yang sudah kotor, jangankan melihat Risa, membayangkan kejadian Pak Yansen yang sudah berhasil meniduri Risa pun, membuat penisnya sudah membengkak dibalik celana yang dikenakannya. Melihat Anisa yang sedang asyik main sendiri dengan mainannya dan Risa yang sedang menonton TV disampingnya membuat Pak Yansen berpikir ada kesempatan lagi dengan Risa.

Pak Yansen pun makin merapatkan duduknya kearah Risa. Risa yang sedang fokus tidak tersadar kalau Pak Yansen bergerak perlahan merapatkan duduknya dan tangan Pak Yansen yang satu sudah diletakan di pundak Risa. Ditariknya Risa makin merapat sehingga terlihat Pak Yansen memeluk Risa dari samping. Tidak tinggal diam begitu saja, tangan Pak Yansen yang berada dipundak, ditaruhnya dikepala Risa dan mengarahkan kepala Risa untuk jatuh dibahu Pak Yansen.

“Coba tiap hari bisa begini ya bu..hehehe”, canda Pak Yansen membisikan candaannya ditelinga Risa. Risa yang mendengar itu tersenyum dan membalasnya,”Nah udah dapat yang kemarin itu tuh..masih pengin lebih toh Pak, masa dan nidurin saya, pengennya jadi istri si Pak..”, sembari berucap seperti itu, Risa mencubit hidung Pak Yansen dengan manjanya. “Yak an siapa tau Bu, berkhayal dulu aja punya istri kaya Ibu, tiap hari mah, saya entotin terus deh Bu, hahaha…”, ucap Pak Yansen. “Husshhh…ngentot mulu pikirannya ya, hahaha”, jawab Risa. “Nah bener Bu, siapa juga yang gak pengen punya istri yang cantik, sexy, putih bersih, kaya Ibu..”, rayu Pak Yansen kepada Risa. “Huuu..dah tua gombal muluuu….hueeee”, balas Risa ke Pak Yansen sembari memeletkan lidahnya yang membuat Pak Yansen bergetar gemasnya.

Dengan gemasnya Pak Yansen meraih dagu Risa, kemudian dihadapkan wajah Risa kehadapadan wajahnya. Sudah bertatap muka, Risa yang mengerti keadaan seakan menggoda dengan menutup matanya, perasaan romantis yang dirasakannya sekarang seperti pertama kalinya Risa merasakan dengan suaminya sendiri. “Sruppp…srupppp…sruppppp…”, bunyi kecupan, kuluman bibir antara Risa dengan Pak Yansen. Sudah tidak tahannya mereka lalu beradu lidah, saling berciuman mesra, dan saling menggigit bibir. Ciuman panas itu berlanjut hingga tidak terasa air liur keduanya menetes membasahi dagu mereka.

Tidak sampai hanya ciuman, Pak Yansen dengan inisatif, meraba-raba paha Risa dan naik keatas mendarat dikedua payudara Risa yang besar. Dengan cepat Pak Yansen menarik kaos Risa keatas sehingga terlihatlah kedua payudara besar Risa yang masih tertutup BH. Ditariknya kedua cup BH Risa kebawah. Dengan kondisi BH yang seperti itu semakin membuat payudara Risa semakin tegak, karena ditopang bagian bawahnya. Dengan rakus Pak Yansen menghisap puting payudara Risa, dimain-mainkannya puting kiri dan kanan, terkadang dihisap hisapnya dengan kuat seakan akan tidak ingin melepaskannya. “Plopppp….Pooohhh..”, mungkin seperti itu yang terdengar saat Pak Yansen melepaskan kulumannya pada payudara RIsa.

Setelah puas bermain dengan payudara Risa, Pak Yansen pun turun kebawah ingin melorotkan celana pendek yang dikenakan Risa agar lebih leluasa mengobok-obok vagina Risa. Risa yang tersadar lalu mencegah Pak Yansen, karena dia ingat, bahwa tak aman karena ada CCTV.

“Pak Yansen, mau coba tempat lain gak?”, ajak Risa kepada Pak Yansen. “Kita ke kamar mandi yuk?”, ajak Risa lagi yang belum sempat Pak Yansen menjawab, Risa sudah berdiri dan melangkahkan kaki kearah kamar mandi tapi sebelumnya dia melirik ke arah Anisa yang ternyata aman karena Anisa sedang asyik bermain sendiri.

Clekrek….pintu kamar mandi terkunci. Pak Yansen tidak mau menyia-nyiakan waktu. Baju Risa yang sudah keangkat keatas pun diloloskannya lalu dilepaskannya celana pendek beserta celana dalam yang dikenakan Risa. Setelah Risa berdiri bugil dihadapannya, Pak Yansen pun dengan terburu-buru melepas kaos beserta celana lusuhnya.

Sekarang mereka berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat. Risa pun menggoda Pak Yansen dengan menyiramkan air ditubuhnya lalu menumpahkan sabun kebadannya sehingga terlihat licin mengkilap dan dipenuhi busa. Pak Yansen yang terpana pun hanya mematung dengan penisnya yang berdiri tegak. Risa pun mendekati Pak Yansen, lalu mulai meliuk liukan tubuhnya kebadan Pak Yansen. Payudara Risa yang besar yang licin oleh sabun, digesek-gesekannya ke punggung Pak Yansen dan memutar ke dada Pak Yansen lalu turun ke bawah hingga sampai ke penis Pak Yansen. Dengan cekatan, Risa pun menghisap hisap penis Pak Yansen hingga kedua bola kecil dibawah penis Pak Yansen tak luput dari jilatan dan hisapannya. Tidak cukup sampai disitu, Risa pun menjepitkan penis Pak Yansen ditengah tengah payudaranya. Merasa jika akan dilanjutkan, maka akan membuat penis muncrat, Pak Yansen pun meringis memberhentikan jepitan payudara Risa pada penisnya yang dirasakan begitu nikmat.

Pak Yansen pun, mengangkat Risa untuk berdiri, ternyata Pak Yansen ingin bergantian melakukan servise oral kepada Risa. Diangkatnya satu kaki Risa dan diletakan dikloset, dan Pak Yansen lalu jongkok dan dengan rakusnya melahap vagina Risa, dijilati vaginanya, lalu dengan diawali 1 jari dicolok colokannya ke lubang vagina Risa, yang membuat Risa kelojotan hingga mendesah dan mencapai orgasme pertamanya.

Pak Yansen yang sudah tidak tahan pun langsung membalikan tubuh Risa, sehingga kini Risa menungging menghadap dan bertumpu pada dinding kamar mandi. Dengan nafsunya, Pak Yansen memasukan penisnya ke vagina Risa yang karena sudah banjir oleh cairan orgasme pertamanya sehingga mudah untuk dimasukan. Disodoknya dari belakang, pinggul Pak Yansen pun ditarik mundur lalu maju menghujami vagina Risa dengan sodokan-sodokan penisnya yang diimbangi dengan goyangan pinggul Risa yang menyambut penis Pak Yansen keluar masuk.

Tangan Pak Yansen pun tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudara Risa lalu diremas remasnya dengan gemasnya karena sodokan-sodokan penis Pak Yansen, membuat kedua payudara Risa bergoyang goyang. Dirasa cukup dengan gaya dari belakang, Pak Yansen pun berhenti dan duduk di kloset, Risa yang mengerti, lalu naik ke pangkuan Pak Yansen. Risa gantian yang bergoyang naik turun ingin mendapatkan kepuasan yang sebentar lagi akan diraihnya. “AHHHHHH……….”, Risa mencapai orgasme keduanya, tubuhnya bergetar merasakan sisa-sisa orgasme yang melandanya.

Risa yang sudah kelelahan, lalu direbahkannya dilantai kamar mandi oleh Pak Yansen, dan dengan cepat dimasukannya penis Pak Yansen ke vagina Risa lalu ditindihnya tubuh Risa. Pak Yansen yang memang juga sudah sebentar lagi mendapatkan orgasme pun, menggenjot vagina Risa dengan liarnya. Tangan kirinya digunakan untuk bantalan kepala Risa dan tangan kanannya digunakan untuk meremas remas payudara Risa sembari kedua bibir mereka berpagutan dengan liarnya. Kedua paha Risa pun dikaitkan menjepit pinggul Pak Yansen agar tidak terlepas dan menekan agar lebih dalam.

Gesekan gesekan penis Pak Yansen pada dinding vagina Risa sangat dinikmati oleh Risa. “AHH…AHH…Pakkk…terusss Pakkkk…AHHHHHHHHH….RIIISAAA KEELLUUUAARRRRR…..”,erangan kenikmatan Risa yang mencapai orgasme ketiganya. Erangan tersebut tepat ditelinga Pak Yansen, yang membuatnya mendidih semakin memacu penisnya keluar masuk vagina Risa. Karena tau dirinya akan orgasme, Pak Yansen dengan buru-buru mencabut penisnya dan diarahkan ke mulut Risa, lalu menyuruh Risa untuk mengoral penisnya. Risa yang mengerti lalu mengoral penis Pak Yansen, dan tidak lama menyemprotlah sperma Pak Yansen dalam mulut Risa. Pak Yansen, tetap menahan penisnya sehingga tidak ayal, mau tidak mau Risa menelan sperma Pak Yansen.

Suasana pun hening, yang terdengar hanya suara nafas kedua insan yang sudah selesai berpacu birahi…….



Bersambung……….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd