Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

bener bener bikin penasaran......... semangat suhu
 
BAB V Rejeki (4)



“Maa…Andi pulang…”, teriak Andi memasuki rumah. “Eh..ada Pak Yansen..permisi Pak, kok sendirian, mama Andi kemana Pak?” tanya Andi kepada Pak Yansen yang heran ada Pak Yansen ada diruang tamu rumahnya sendrian. “Ehh….hmmm…itu Andi, tadi mama lagi masuk ke dalam, sepertinya lagi cek adikmu..hehehe”, jawab asal-asalan Pak Yansen yang panik sedang asik-asiknya terganggu karena kedatangan Andi.

“Ehh…Anak mama sudah pulang?, ayuk ganti baju terus makan siang, mama siapin ya…”, tiba-tiba terdengar suara Risa menyambut kedatangan Andi. Kali ini penampilan Risa sudah berpakaian lengkap dan seakan tidak terjadi apa-apa. Andi pun menuruti perintah ibunya. Dia pun bergegas menuju kamarnya untuk berganti baju seragamanya diikuti Risa yang menuju dapur untuk menyiapkan makan siang bagi anaknya. “Pak Yansen, saya izin kedapur dulu ya, siapin makan siang buat Andi, silahkan diminum dulu saja pak kopi nya”, suara Risa yang memecah kekikukan antara Risa dan Pak Yansen, yang mungkin tidak menimbulkan kecurigaan Andi terhadap mereka. Sembari menyantap makan siang nya, Andi dan Risa mengobrol tentang bagaimana Andi di sekolah hari ini dan tiba pada pertanyaan Andi, “Tumben mah, ada Pak Yansen siang-siang?”, Anisa yang mendengar pertanyaan Andi dengan gugup menjawab, “I..iyaaaa…tadi ketemu diluar pas hujan, jadinya mama kasihan, trus mama suruh masuk aja ke rumah sembari nunggu hujan reda, lagian kasihan sudah tua takut sakit, mana tadi mama liat baju nya sudah basah, jadinya mama buatkan minuman hangat dan kasih baju kering”. “Iya mah, betul itu, kasihan juga kalau sampai sakit…mama baik deh”, puji Andi kepada ibu nya. “Dah jangan kebanyakan ngomong, cepetan makan biar mama bisa cuci piringnya, habis ini kamu mau ngapain?”, tanya Risa kepada anaknya. “Ah…palingan dikamar mah, main game…tadi dipinjamin game baru sama temen sekolah”, jawab Andi sambil menikmati makan siangnya. “Ya udah, tapi jangan lupa istirahat ya, biar gak kecapean malamnya belajar, inget yang utama itu pelajaran sekolah, awas aja kalau nilai-nilainya jelek”, Risa menasehati anaknya. “Siaaapppp….komandan”, jawab Andi dengan senyum lebarnya.

Serrrr….Serrrrr……. bunyi kran air, Risa sedang mencuci piring bekas pakai makan siang anaknya Andi, setelah makan Andi berpamitan kepada ibunya untuk naik keatas masuk kekamarnya untuk bermain game. “Auchhhhhh…..”, suara Risa kaget karena ada yang memeluknya dari belakang. “Apa-apan si Pak, bikin kaget aja, lepasin Pak, lagi ada Andi dikamarnya….saya gak mau…”, nada Risa yang pelan tapi agak membentak dan mata yang melotot berusaha memarahi Pak Yansen yang ternyata memeluknya dari belakang. “Aduh Bu…nanggung yang tadi, saya belum keluar, ngeliat Ibu dari belakang buat punya saya tegang….bentar ya Bu”, pinta Pak Yansen dengan memelasnya. Sebenarnya Pak Yansen yang sudah sangat bernafsu tidak ingin kehilangan momen seperti tadi saat Andi belum pulang sekolah, dan melihat Andi masuk kekamarnya, dia pun berpikir ada kesempatan berdua dengan Risa. “Pak..tolong….”, pinta Risa dengan melas, tapi permintaan Risa tidak digrubis oleh Pak Yansen, dia tetap saja memeluk Risa dari belakang dengan sesekali menempelkan penisnya yang sudah tegang dibalik sarungnya kepantat Risa. Pak Yansen yang menyadari kalau Risa hanya melawan melalui kata-kata tetapi tubuhnya sebenarnya masih ingin melanjutkan kegiatan tadi, Risa seakan menikmati setiap perlakuan gesekan-gesekan penis Pak Yansen pada pantat Risa. Mengetahui hal tersebut, Pak Yansen pun mulai aktif untuk merabai payudara Risa dari balik kaosnya. “Ahhhh…ahhhh…”, suara desah Risa perlahan terdengar, desahan tersebut pun ditambah dengan goyanan erotis pinggulnya yang membuat Pak Yansen makin bersemangat menekan nekan penisnya makin dalam ke pantat Risa yang bahenol. Tak hanya merabai payudara Risa, Pak Yansen pun makin berani untuk menciumin tengkuk dan leher Risa. Risa yang mendapat serangan demi serangan nafsu pun hanya mampu mendesah pelan sembari sesekali menggigit bibirnya menahan kenimkatan rangsangan yang diberikan Pak Yansen olehnya. “Sluruuuppppp….slurrrrpppppppppp…..”, bunyi adu bibir antara Risa dan Pak Yansen, yang dengan lebih beraninya Pak Yansen memegangi kepala Risa untuk menoleh kesamping agar Pak Yansen dapat mencium bibirnya yang oleh Risa bibir Pak Yansen pun disambutnya dengan penuh nafsu.

Mereka pun melepaskan ciumannya tersebut, sembari saling mengatur nafas. Melihat muka Risa yang sudah memerah menahan nafsu. Pak Yansen pun menarik Risa kembali keruang tamu lalu dengan tergesa dia melorotkan sarung yang dikenakannya. Risa yang kaget karena kenekatan Pak Yansen pun berpikir supaya tidak terganggu Andi. Risa pun meminta izin untuk melihat kondisi Andi kepada Pak Yansen. Pak Yansen yang ingin menuntaskan hajatnya pun mengiyakan permintaan Risa agar hajatnya yang sudah diujung ini tidak ada yang mengganggu kesenangannya. Risa pun lalu mengintip Andi didalam kamarnya. Risa pun membuka pelan pintu kamar Andi dengan pelannya, diintipnya Andi ternyata sedang terlelap diatas kasurnya dan TV kamarnya menyala dan menampilkan video game yang sedang dimainkannya, sepertinya Andi terlalu lelah disekolah, sehingga saat bermain game dia ketiduran. Risa yang mengetahui keadaan Andi pun lega dan segera menuju kebawah menemui Pak Yansen, toh dia pikir pak Yansen, dikocok sebentar juga sudah keluar seperti biasanya.

Risa pun mengampiri Pak Yansen yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan penis tegaknya tanpa ditutupi sarung terlebih dahulu. “Aman Pak..hihihi, Andi tidur…”, ujar Risa pelan. Tanpa Risa ketahui sebenarnya Pak Yansen sudah mengamati kondisi rumah Risa dan mengamati setiap ruangan dirumah tersebut saat Risa tadi sedang menemani Andi makan didapur. Mendapati angin segar kalau kondisi rumah aman dari Risa kalau Andi tidur, Pak Yansen pun bergegas berdiri dan menarik Risa kedalam kamardidepan ruang keluarga, dimana ada Anisa sedang tidur, karena kamar tersebut diperuntukan untuk tamu dan tempat Anisa jika tidur siang karena jika ada apa-apa lebih cepat terjangkau Risa daripada harus kelantai 2.

“Pak…kok Risa ditarik si…trus kok ke kamar pak?”, tanya Risa heran kepada Pak Yansen. “Iya bu..ini biar aman…siapa tau Andi nanti bangun, kan gak enak Bu, kaya tadi nanggung..hehehehe”, cengengesan Pak Yansen dengan akal bulusnya. Begitu masuk kamar, langsung dikuncinya itu kamar oleh Pak Yansen, dan menempatkan Risa pada kasur. Pak Yansen yang sudah bernafsu, langsung saja memeluk Risa, didekapnya erat, bibir mereka pun beradu kembali dengan nafsunya, saking gemasnya, bibir indah Risa digigit-gigit pelan oleh Pak Yansen, dan sesekali, lidah mereka pun saling berbelit. Risa yang ingin segera menyudahi kegiatan mesum ini pun langsung menuju sarung Pak Yansen, digenggam lalu dikocok pelan penis tua tersebut yang membuat si empunya penis belingsatan. Takut jebol terlebih dahulu, Pak Yansen pun berinisatif aktif untuk merabai payudara Risa. Tidak sampai disitu, dengan gigihnya, Pak Yansen menaikan ujung kaos Risa ingin melepas kaosnya. “Kok pakai dilepas Pak ?”, tanya Risa yang melepas pagutan bibirnya dari Pak Yansen agar dapat bertanya. “Ahhh…Ahhh…heheheh, biar enak Bu, saya pengen nyusu kaya tadi lagi, hehehe”, cengegesan Pak Yansen yang sembari menahan nafsunya. Risa yang diam hanya pasrah saat Pak Yansen meloloskan kaosnya, kini terpampanglah payudara Risa yang hanya menggunakan bra yang sulit menutupi besarnya payudara Risa. Dengan gemas, Pak Yansen membenamkan wajahnya dipayudara Risa sambil menghirup aroma payudara Risa, dirasa puas dia pun berupaya meraih pengait bra dan berusaha melepaskannya. Setelah terlepas, dikulumnya pentil Risa yang menggoda, diremas remas payudara satunya, dijilatinya aerola putting Risa dengan rakusnya. Risa yang mendapat perlakuan tersebut, hanya bisa mendesah, digigit bibirnya menikmati setiap tindakan Pak Yansen pada payudaranya.

Pak Yansen yang merasa diatas angin pun, dengan sigap merebahkan badan Risa sehingga kini Risa ditindih oleh Pak Yansen. Pak Yansen pun memulai lagi kegiatannya, menciumi setiap jengkal tubuh Risa, mulai dari bibir, leher, payudara kanan dan kiri, turun ke bawah lagi, ke pusar Risa, dimain-mainkannya hingga membuat Risa kegelian, lalu turun kebawah lagi. Sampai lah bibir Pak Yansen pada resleting celana hotpants Risa, dengan cepat, dibukanya reseleting dan ditariknya celana berserta celana dalamnya tersebut hingga lolos dari tubuh Risa lalu dibuangnya menjauh. Risa yang sekarang sudah bugil, merasa malu dan ditutupi daerah kemaluannya. Disingkapnya tangan Risa oleh Pak Yansen yang menutupi vaginannya, dibuka lebar, lalu dijilatinya vagina Risa. Risa yang mendapat rangsangan tersebut pun mendesah desah. “Ahhh…Ah…….Paaaa……Paaakkkkk…..eee…..eee…..eeenaaaakkk PPPaaakkk”, racau Risa disela aktivitas Pak Yansen yang sembari tangannya menjambaki dan memegangi rambut dan kepala Pak Yansen yang seakan menyuruh Pak Yansen untuk terus melanjutkan aktivitasnya. Tidak hanya menjilati, Pak Yansen juga mencucukan jarinya ke dalam vagina Risa yang makin membuat Risa belingsatan dan membuat vagina Risa makin basah. Kocokan jari Pak Yansen dalam vagian Risa makin cepat, tidak cukup 1 jari, 2 jari Pak Yansen pun dimasukan. Selang 10 menitan Pak Yansen menjilati dan mengocok vagina Risa dengan jarinya membuat Risa makin tidak tahan. “AAAAAAAAA….AAAAAAAHHHHHH………Paaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkk…….RRRiiiisssssaaa sammmpaaiii….”, lenguh Risa mencapai orgasmenya sembari menaikan tubuhnya sehingga terlihat membusungkan payudaranya keatas, dan jari-jarinya yang meremasi sprei. Mengetahui Risa sudah mencapai orgasmenya, Pak Yansen pun menghentikan aktivitasnya dan memberikan waktu Risa untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya. Ketika dirasa Risa sudah mulai tenang, Pak Yansen pun membuka baju dan sarungnya, dan meminta oral service kepada Risa. Risa yang megetahui keinginan Pak Yansen pun langsung memegang penis Pak Yansen dan memasukannya kedalam mulutnya.

Cukup lama Risa melakukan oral service kepada Pak Yansen, tapi tidak ada tanda-tanda Pak Yansen akan ngecrot. “Ibu pegel bu?”, tanya Pak Yansen yang mengetahui kuluman Risa sudah mulai melemah. Mengetahui hal tersebut, Pak Yansen pun merebahkan Risa kekasur. “Pak…Bapak mau apa?”, tanya Risa yang tidak ingin lebih jauh. “Saya boleh gesek-gesek aja kan Bu ke vagina Ibu?” pinta Pak Yansen memelelas. “Gesek-gesek aja ya Pak, jangan dimasukin loh…” ujar Risa. “Iya Ibu cantik….”, puji Pak Yansen. “uhhhh….dah tua gombal muluuuuu…”, jawab Risa yang dalam hati senang dipuji.

Risa pun rebahan dan lalu membuka kedua pahanya. Pak Yansen yang tau posisi tersebut pun langsung menindih Risa dan menempatkan penisnya diatas vagina Risa. Pak Yansen pun memulai menggoyang-goyangkan pinggulnya, menggesek-geseknya penisnya divagina Risa, sambil tangannya meremasi payudara Risa dan bibir mereka pun saling berpagutan beradu lidah. Benar-benar kontras, kakek tua hitam lusuh sedang menindih wanita cantik istri orang. Tanpa sadar Risa pun terbawa suasana permainan Pak Yansen, dirangkulkannya kedua kakinya dipinggang Pak Yansen dan kedua tangannya di pantat Pak Yansen seakan meremas-remas dan menekan-nekan agar lebih keras dan lebih dalam untuk menggesek-gesek vaginanya yang mulai basah lagi.

Risa yang sudah sangat bernafsu, membuat cairan vagiannya keluar, semakin membuat licin gesekan-gesekan penis Pak Yansen pada vagina Risa ditambah Risa yang memegangi pantat Pak Yansen agar lebih terasa gesekan membuat perlahan-lahan kepala penis Pak Yansen, tidak sengaja terselip bahkan terkadang sedikit masuk kedalam vagina Risa. Risa yang tidak sadar karena terbawa permainan terus saja ingin lanjut mendapatkan orgasme keduanya. Pak Yansen yang mengetahui Risa sudah sangat bernafsu berpikir, “mungkin ini rejeki saya, hehehehe…lanjutin ahhh…”. Dengan sekali tusuk, bleesssssss…masuklah penis Pak Yansen ke vagina Risa yang sudah basah, dan posisi Risa yang memudahkan penis tersebut masuk ke vaginanya. “AAAHHHH…….Paaakkkkk…..Kokkkk Massssuuuuukkkkk, kaaaannn janjiinnyaaa enggakkkk…”, desah Risa antara sedang menikmati tapi pikirannya masih belum sepenuhnya menginginkannya. “Maaaaffff…Bu…habbbiisss liccciinnnn, laggiaaan Ibuuu tangannnyaa nakall, neekkeen-neekkeen pantaaat saayaa, jadiii massuukk Buu…”, racau Pak Yansen, yang menikmati hangatnya vagina Risa.

Pak Yansen pun memompa vagina Risa, terkadang cepat, terkadang pelan. Puas dengan posisi misionaris, Pak Yansen pun mengangkat Risa tanpa melepas penisnya dari vagina Risa. Risa yang sudah dirasuki nafsu pun, bergerak-gerak dipangkuan Pak Yansen. Pak Yansen yang dihadapkan pada payudara Risa pun dengan rakusnya menjilati, meremas, dan mengulum payudara Risa. Pak Yansen pun rebahan, dan masih pada posisi yang sama dengan Risa diatas, Risa bergerak-gerak menaikin penis Pak Yansen, digoyang-goyangkannya pantatnya. Sungguh erotis pemandangan Pak Yansen dilihatnya Risa begitu nafsu, payudaranya bergoyang-goyang seirama dengan goyangan pinggul Risa mengocok penis Pak Yansen dalam vaginanya dengan tangan memegang rambutnya dan diletakan dibelakang kepalanya, benar-benar bidadari pikir Pak Yansen.

“AAahhh….HHAAAAA….AHHHHH…………….sampaiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Pakkkkk………”, racau Risa lagi menandakan orgasme keduanya yang kemudian rubuh di dada Pak Yansen. Pak Yansen yang juga sebentar lagi mendapatkan klimaks pun menurunkan tubuh Risa agar telentang dan dengan sigap naik ke dada Risa dan menjepitkan penisnya diantara kedua payudara Risa, tekan payudara kiri dan kana Risa dan dimaju mundurkan pinggulnya. Risa yan cukup kelelahan hanya bisa pasrah dengan kelakuan Pak Yansen. Tidak lama Pak Yansen pun orgasme mengeluarkan spermanya yang cukup banyak di payudara Risa yang ngecrot sampai ke dagu.

“Ha..Ha..Ah..Ah….”, suara nafas dari kedua manusia yang sedang melepas dahaga nafsunya. Pak Yansen pun bangun dan melap ceceran sperma pada tubuh Risa dengan bajunya. “Kuat juga Pak, padahal kupikir bakalan cepet kaya biasanya, hahahaha”, ucap Risa membuyarkan keheningan. “Iya bu, tadi nahan-nahan, habis kapan lagi bisa kaya gini, mau nikmati waktu selagi bisa..hehehe”, jawab Pak Yansen cengengesan. “Y owes, dah kejadian, rahasia kita ya Pak, hehehe..” ucap Risa lagi. “Siapp Ibuuu Canntikkkkk seperti Bidadari…”, goda Pak Yansen. “uhhhh….gombal, wonk dah tua dan punya anak juga dibilang cantik seperti Bidadari, lagian itunya diri lagi hahaha…”, jawab canda Risa ke Pak Yansen. “Hahahaha…..kalau sama ibu cantik seperti bidadari si, sekali lagi masih kuaattt donnkkk…hahahaha”, sombong Pak Yansen. “Yeee…enak aja, dah sore, nanti keburu Andi bangun, dah sana pakai baju, trus pulang, saya mau bersih-bersih, bentar lagi suami saya juga pulang.”, jawab Risa. “Hehehehe…siappp Buu”, ucap Pak Yansen yang diikuti memakai baju dan sarungnya lagi dan diikuti Risa yang mengenakan kembali bajunya sembari memperhatikan Anisa yang daritadi tidur.

Mereka bedua pun keluar kamar, Risa pun bergegas kelantai atas untuk mengecek kembali Andi yang ternyata masih tertidur dan Pak Yansen yang sedang berganti baju dikamar mandi belakang, karena baju dan sarung yang digunakannya adalah milik suami Risa yang sudah tidak terpakai. Setelah itu Risa pun mengantar Pak Yansen kedepan, saat diruang tamu, Pak Yansen dengan sigap, menarik Risa dalam pelukannya, lalu mencium bibir Risa kembali dengan rakusnya, sembari tangannya meremas-remas payudara Risa dan tangan satunya lagi meremasi pantat Risa. 5 menitan mereka dalam posisis tersebut, hingga akhirnya Risa menyudahinya. “Sudah ya Pak…besok-besok lagi juga masih bisa kok, rumah Risa belum pindah..hihihihi…”, ucar Risa dengan candanya. “Betul ya Bu..hehehe, besok-besok bisa donk, kalau gitu saya pulang dulu ya Bu..”, jawab Pak Yansen penuh semangat. “Iyaaaaa….Pakkk, dah sana pulang”, suruh Risa. Lalu Pak Yansen pun pamitan kepada Risa, dan Risa melanjutkan aktivitasnya membereskan rumah biar tidak membuat curiga keluarganya.



Bersambung……….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd