Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

Bimabet
Woooww makasih banyak hu atas update perihal ewean bu risa.. Nikmat rasanya hu.. šŸ˜…šŸ˜…šŸ˜…
 
BAB VI Nakal



Hari-hari Risa pun berjalan seperti biasa, setelah mendapatkan kenikmatan dari dua kakek beruntung. Pak Yansen yang pertama membobol vagina Risa diikuti dengan Pak Yansen, orang kedua yang berhasil melesakan penisnya ke dalam liang vagina Risa. Karena ingin saling menjaga rahasia, mereka pun sekarang tidak terang-terangan satu sama lain untuk sekedar mampir di siang hari seperti awal perjumpaan dengan Risa. Mereka mempunyai rencana masing-masing, saling mengerti membagi waktu agar saling tidak mengetahui aksi masing-masing kapan saling menyetubuhi Risa.

Pak Yansen yang terkadang suka datang saat pagi menjelang siang agar tidak diganggu anaknya Risa karena Andi sekolah sampai siang, beberapa hari sekali datang hanya untuk menuntaskan birahinya. Kamar depan rumah Risa tak ayal sering menjadi tempat perpagutan mereka.

Pak Maman, terkadang mengakali agar dapat mengulangi persetubuhan dengan Risa dengan caranya. Dia selalu menawarkan tumpangan antar jemput jika Risa ingin pergi ke pasar. Jika sudah selesai dari pasar, Pak Maman dengan lihai dan rayuannya selalu menggoda Risa yang membuat Risa terkadang luluh. Sejenak Pak Maman selalu mengajak Risa untuk mampir ke kosan nya atau ke tempat sepi seperti rumah kosong atau gubuk-gubuk di tengah kebun kosong yang jarang dilewati orang, dimana tempat Pak Maman selalu beristirahat jika kecapaian mengayuh sepeda. Risa benar-benar merasakan sensasi tersendiri karena dapat bersetubuh diluar kamar.

Hari libur long weekend pun tibaā€¦.

ā€œMahā€¦kita liburan yukk keluar kota, kan sudah lama kita sekeluarga gak jalan-jalan, kita nginep aja di hotel atau cottage gituā€¦ā€, ajak Anton suaminya Risa. ā€œYukkk Pahā€¦dah lama ni Mama gak liburan, bosen dirumah terusā€¦ā€, jawaban Risa yang penuh senyum terlihat dari wajahnya. ā€œOke deh Mahā€¦sebentar ya Papa akan cari hotel nya ya.ā€, jawab Anton yang dengan sigap langsung menghubungi beberapa hotel untuk mendapatkan penginapan dari tempat liburan yang mereka akan tuju.

Setelah mendapatkan kamar hotel dan packing, mereka sekeluarga pun pergi ke tempat liburan yang dituju. Setelah beberapa jam perjalanan mereka sampai juga. Hari itu benar-benar quality time Risa dan keluarga, mereka pun jalan-jalan, bermain dan keliling-keliling kota untuk kulineran. Hari kedua pun mereka bermain-main dan jalan-jalan didekat area hotel saja.

ā€œPahā€¦Mama pegel-pegel ni, Papa juga gak?ā€, tanya Risa yang siang hari setelah jalan-jalan langung rebahan di kasur hotel. ā€œlumayan si Ma, tapi nanti saja ah setelah sampai Rumah, lagian besok pagi-pagi juga nyetir lagi pulang kerumahā€, jawab Anton. ā€œYo wes Pah, tolong cariin tukang pijat donk Pah, siapa tau adaā€, pinta Risa yang langsung diiyakan oleh Anton. Anton pun mencari-cari informasi tukang pijat, setelah tanya-tanya akhirnya dia pun dapat dan meminta agar langsung menuju hotel tempat Anton menginap.

Tokkā€¦tokā€¦, pintu kamar hotel diketuk dari luar, Anton pun dengan sigap langsung menuju pintu untuk membukaan pintu, tapi alangkah kagetnya dia ternyata yang datang adalah seorang kakek-kakek tua. Kakek tua tersebut adalah tukang pijat yang dipesan oleh Anton. Ternyata Anton mendapatkan tukang pijat tersebut dari security hotel yang dimintai tolong menghubungi tukang pijat tapi dia tidak menginfokan kalau yang pijat adalah istrinya.

Karena sudah kepalang tanggung datang dan Risa yang kecapean, akhirnya Anton mempersilahkan kakek tua tersebut untuk memijat istrinya. Risa yang dikira akan dipijat oleh seorang wanita pun, hanya mengenakan BH dan celana dalam yang dibalut dengan kimono, agar memudahkan nanti saat proses pemijatan.

ā€œMah ini yang pijat mahā€¦ā€, ujar Risa yang agak sedikit kaget juga ternyata yang pijat dia adalah seorang kakek-kakek tua. Setelah mendapat penjelasan dari Anton, akhirnya Risa pun mau tak mau tidak ada pilihan, dan langsung rebahan tengkurap di kasur yang dialasi handuk agar minyaknya tidak menetesi kasur.

ā€œBuā€¦bapak mulai ya, dari kaki duluā€, ujar Tukang Pijat tersebut yang mulai mengolesi minyak ke kaki Risa dan mulai memijatnya. ā€œSilahkan Pakā€¦ā€, jawab Risa. Risa pun terasa sangat menikmati pijatan kakek tersebut karena tidak terlalu keras dan tidak juga terlalu lembut, jadi pas untuk Risa.

Baru sekitar 5 menit memijat, Andi merengek kepada Anton untuk diijinkan berenang di kolam renang hotel. Karena takut tidak ada yang mengawasi Andi bermain, mau tidak mau Anton dengan berat hati mengikuti Andi untuk menemaninya berenang.

ā€œPahā€¦bisa sekalian ajak Anisa gak? Takut kalau Mama lagi pijat, nanti rewel, malah ganggu Mama, tolong ya Pahhā€¦ā€, ujar Risa. ā€œOke deh Mahā€¦.ā€, jawab Anton dengan berat.

Sekarang hanya tinggal Risa dan kakek tua pemijat tersebut didalam kamarā€¦.

Kakek tua tersebut dengan telaten memijat Risa, walaupun dibenaknya sekarang bagaimana tidak karuan. Dihadapannya ada seorang Ibu cantik yang sedang tengkurep hanya dengan menggunakan kimono tidur saja.

Pijatan pun berlanjut dari kaki makin keatas. ā€œMaaf Buā€¦kimononya saya gulung sedikit agak keatas ya Buā€¦ā€, ujar Kakek tua tersebut dengan suara parau menahan nafsu. ā€œSilahkan Pakā€¦ā€, jawab Risa dengan santai. Pijatan-pijatan di kaki Risa pun berlanjut, pijatan mulai mengarah ke arah paha Risa dan perlahan makin keatas. Risa yang mendapat perlakuan seperti itu pun mulai tidak sadar, dia mulai menggigit bibirnya menahan setiap pijatan di pahanya yang terkadang mengenai pangkal pantatnya, dan terkadang dengan kelihaian pijatannya, jempol kakek pijat tersebut sedikit ke arah dalam mengenai vagina Risa. Risa yang diperlakukan seperti itu, perlahan menaikan naikan pantatnya menahan sensasi di ujung vaginanya. ā€œAAAAhhhhhhhhhhā€¦ā€¦ā€, desah pelan yang tidak sengaja Risa keluarkan yang walaupun pelan terdengar oleh kakek tua tersebut.

ā€œIbu, maaf saya sudah untuk bagian kakinya, untuk badannya bagaimana ya Bu?ā€, tanya kakek tua tersebut sopan. Risa yang mengerti, lalu melepaskan kimono yang dikenakannya, sehingga kini Risa hanya mengenakan celana dalam dan BH saja. ā€œwess ayo Pak pijat, sudah jangan dilihatin aja terusā€¦.ā€, goda Risa. ā€œBaaaā€¦..Baaaaā€¦ikkk Bbuuuā€¦ā€, dengan gagap kakek tua itu menjawaab, karena baru kali ini dia melihat tubuh seksi wanita yang kalah jauh dari tubuh istrinya.

Kakek tua tersebut pun mulai memijat pundak Risa dan turun ke punggung Risa. Risa yang sekali lagi mengerti kesusahan tukang pijat tersebut lalu berinisiatif untuk membuka kaitan BH nya agar memudahkan kakek tersebut melakukan pijatan. Kakek tua tersebut pun berusaha untuk profesional dalam memijat Risa tapi apa daya jika disuguhkan wanita cantik didepannya dengan kulit yang mulus serta kondisi yang mendukung, yaitu hanya berduaan saja didalam kamar hotel.

Dari atas punggung, terkadang kakek tua itu memijat bagian samping punggung yang tak diayal tangganya menyenggol dada besar Risa dari samping. Setiap sentuhan membuat Risa sedikit menaikan pantatnya dan desahan kecil menahan birahi.

ā€œBu, bagian belakangnya sudah, yang depan apa mau dipijat juga?ā€, tanya kakek tua pemijat. ā€œBoleh Pakā€¦..ā€, jawab Risa. Sebelum memutar Risa pun mengaitkan BH nya terlebih dahulu agar tidak lepas saat membalikan badannya.

ā€œwooooā€¦mantapppā€¦ā€, batin kakek tua tersebut. Risa yang malu dengan keadaanya karena ada yang melihat hanya menggunakan BH dan celana dalam saja, apalagi ditatapi dengan tatapan nafsu dari tukang pijat. ā€œSudah Pak..ayoo pijat, ngeliatin apa hayoooā€¦ā€, ujar Risa yang menyadarkan lamunan kakek tua tersebut. ā€œiiyyyaaaaā€¦bu, maaffā€¦ā€, jawab gugup sang kakek.

Pijatan pun diulang mulai dari kaki bawah, hingga makin lambat naik ke bagian atas. Tangan kanan dan tangan kiri sang kakek menempel di paha kanan dan kiri Risa, dan mulai mengurut ke bagian dalam pangkal paha, hingga terkang menyenggol bibir vagina Risa yang membuat Risa meremas sprei dan mengangkat angkat pantatnya sembari menggigit bibirnya. Semua itu diulang hingga beberapa saat. Kemudian pijatan dilajutkan kebagian tangan Risa dan kemudian leher. Saat ke bagian leher dan kepala, kakek tersebut duduk dibelakang Risa dan dengan sengaja agak menempelkan badannya ke Risa. Risa yang sedan merasakan pijatan tidak terlalu memperhatikan kerapatan badannya dengan badan sang kakek. Dan dari posisinya sang kakek dengan mudah bisa melihat belahan payudara Risa dari atas yang bergoyang-goyang seirama gerakan pijatan di leher dan kepala Risa.

Sebenarnya pijatan sang kakek sudah selesai di sesi leher dan kepalaā€¦tetapiā€¦

Risa pun diminta rebahan lagi oleh sang kakek dan sang kakek memposisikan dirinya ada diantara kedua paha Risa. Kali ini kakek memijat kembali paha dalam Risa dengan alasan masih ada urat yang kusut, akal-akalan sang kakek. Pijatan dilakukan berulang dan kali ini dengan sengaja jempolnya agak masuk ke dalam ujung celana dalam Risa dan menekan bibir vagina Risa, yang membuat Risa makin mengejang-ngejang keenakan, dan terlihat celana dalam tersebut basah. Pijatan pun terus berlanjut hingga membuat Risa hampir orgasme, sang kakek pun dengan cepat menghentikan pijatannya, dilakukan seperti itu hingga beberapa kali yang membuat Risa lebih horny lagi.

ā€œPijatan saya enak kan Buā€¦heheheā€, ujar sang kakek yang mengetaui Risa yang menahan nafsunya yang beberapa kali gagal mencapai orgasmenya. ā€œMari Bu, saya lanjutin ya bu pijatannyaā€¦.ā€, sang kakek pun melanjutkan pembicarannya.

Kali ini sang kakek masih berada di antara paha Risa dan salah satu kaki Risa dinaikan ke pundak sang kakek. Dengan posisi ini, sang kakek memijat-mijat paha Risa yang sebenarnya sejak dari tadi bukan pijatan yang dilakukan tetapi belaian-belaian. Posisi tersebut makin merapatkan tubuh sang kakek dengan Risa, dan dengan posisi ini juga terlihat seperti gaya bersetubuh, dengan sang kakek agak sedikit memaju mundurkan pinggangnya, yang menyebabkan gesekan-gesekan dengan vagina Risa, apalagi sang kakek memijatnya juga sampai pangkal paha Risa sehingga terkadang menyetuh bibir vagina Risa.

ā€œBu saya pijat perutnya yaā€¦ā€, ujar sang kakek yang memecahkan keheningan ruangan yang ada hanya suara nafas Risa yang memburu. ā€œIyaaaā€¦.iyaaaā€¦Pakā€¦ā€, jawab Risa yang sudah lemas.

Masih diposisi yang sama sang kakek pun memijat perut Risa, mulai dari ujung celana dalam hingga keperut atas. Akibat pijatannya, sedikit memperlihatkan bulu kemaluan Risa yang terlihat dan didorong tangannya ke atas sampai pada ujung BH, dilakukannya berulang hal tersebut, yang membuat Celana dalam Risa agak melorot ke bawah yang makin memperlihatkan vaginanya dan mendorong ke atas BH Risa yang makin memperlihatkan payudaranya.

ā€œIbuā€¦ini sekalian saya buka saja ya, mengganggu pijatan sayaā€, pinta sang kakek yang tanpa menunggu persetujuan Risa langsung saja menarik celana dalam Risa kebawah hingga terlepas. Risa yang meresapi setiap pijatan hanya bisa mendesah dan mengangkat angkat pantatnya akibat rangsangan sang kakek.

Mengetahui Risa yang sudah sangat bernafsu, sang kakek pun dengan iseng mulai memasukan satu jarinya ke dalam vagina Risa.

ā€œPaaakkkkkā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€, erangan Risa memanggil sang kakek yang sudah tak perduli hanya ingin terpuaskan. Melihat Risa yang tidak melawan, semakin membuat sang kakek bersemangat mengocok vagina Risa dengan jarinya, sembari tangan satunya menggesek gesek clitoris Risa.

ā€œAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€, hanya itu yang keluar dari mulut Risa yang tidak lama kemudian mendapatkan orgasmenya sembari pantatnya terdorong keatas menikmati orgasme yang sudah tertahan dari tadi.

Risa yang masih terbaring menikmati orgasme sembari memejamkan matanya, merasakan ada benda tumpul yang digesek-gesekan ke vagina nya lagi.

ā€œBleesssssā€¦ā€¦ā€, hanya itu yang terdengar. Ya itu suara penis tua sang kakek yang sudah tidak tahan melihat komelekan tubuh dan kecantikan Risa yang dengan mudah masuk ke vagina Risa akibat cairan kewanitan Risa yang sudah melumasi vaginanya.

ā€œPakkkkā€¦.Pakā€¦ā€¦jangan Pakā€¦ā€, kata Risa yang berusaha melepaskan tubuhnya dari sang kakek. Tapi walaupun sudah tua, tenaga sang kakek cukup kuat sehingga Risa hanya bisa pasrah walaupun sudah memberikan perlawanan.

Risa yang awalnya agak melawan, kini menikmati setiap sodokan penis sang kakek. Dibekap nya kepala sang kakek untuk dapat dipagut bibirnya. Mereka pun berciuman, saling berpagut bermain lidah dan saling menggigit bibir. Setelah puas gaya misionaris, sang kakek pun meminta gantian, dia yang rebahan dan Risa diatas sang kakek. Risa yang nanggung pun mengikuti kemauan sang kakek.

Risa pun memasukan penis sang kakek ke dalam vaginanya, setelah masuk, digoyang-goyangkannya pinggul Risa. Sang kakek pun sangat menikmati momen ini, didepannya sang wanita cantik sedang bergoyang-goyang menikmati penisnya untuk mendapatkan orgasme. Gemas dengan payudara Risa yang bergoyang goyang dan masih terbungkus BH, sang kakek pun menaikan badannya lalu memeluk Risa, diajak ciuman Risa sembari tangannya membuka kaitan BH Risa. Kini tertampang lah payudar besar Risa yang sungguh menggoda. Sang kakek pun meminta Risa untuk berhenti sejenak lalu dengan rakusnya mengemut payudara Risa dan menijalti puting dan payudara Risa serta dengan gemas meremas-remas payudara Risa.

Setelah puas, kemudian Risa didirikan oleh sang kakek, diajaknya Risa ke arah meja rias di kamar itu, Risa diminta memegang meja dengan kedua tanggannya dan menungging lalu satu kakinya dinaikan ke atas kursi rias. Dengan posisi seperti itu sang kakek ingin menyetubuhi Risa dari belakang. Terasa sangat nikmat posisi tersebut, membuat sang penis makin melesak masuk ke dalam vagina Risa sembari sang kakek dapat dengan mudahnya meremas remas payudara Risa. Risa hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya dan menyambut setiap hujaman penis sang kakek pada vaginanya.

10 menitan dalam posisi tersebut, langsung ditariknya lagi Risa dengan posisi telentang di kasur. Dengan gaya misionaris lagi. Tempo goyangan pinggul sang kakek berirama dengan cepat menandakan dia ingin mendapatkan orgasme, tapi tiba-tiba, ā€œPakkkkkkkkkkkkkkkā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€, sembari dibekapnya kembali kepala sang kakek untuk dilumat bibirnya sembari kaki nya dikaitkan di pinggang sang kakek agar makin berasa hujaman penis sang kakek dan sang kakek pun yang juga ingin segera mencapai orgasmenya membalas setiap lumatan bibir Risa sembari terus memompa vagina Risa dan meremas remas payudara Risa. ā€œAAAAAHHHHHHā€¦ā€¦IIIIBuuuuuuuā€, lenguh sang kakek menandakan orgasme nya di dalam vagina Risa.

Ruangan yang sunyi itu sekarang hanya terdengar suara nafas dari kedua insan yang berbeda umur dan jenis kelamin tersebut.

Memang semenjak Risa sering berhubungan dengan Pak Maman dan Pak Yansen, dia jadi sering meminum pil KB supaya lebih aman dalam berhubungan, dan berjaga-jaga jika kelepasan didalam seperti kejadian dengan sang kakek pijat ini.

Setelah tenang, mereka berdua pun lalu bersih-bersih dan segera berpakaian kembali.

ā€œMamaā€¦..Mamaā€¦ā€, suara anak kecil didepan pintu sembari mengetok-ngetok pintu. Risa yang menyadari kedatangan keluarganya pun dengan bergesa-gesa merapikan kasur dan berpenampilan senatural mungkin dan begitu juga dengan sang kakek.

ā€œEhhhhhā€¦ā€¦.anak Mama.., gimana berenangnya?ā€, tanya Risa agat tidak dicurigai. ā€œAsyik Maā€¦ā€, jawab Andi yang langsung menuju kamar mandi untuk beberes

ā€œSudah selesai Mah pijatnya?ā€, tanya Anton was-was karena meninggalkan istrinya pijat dengan kakek tua sembari menuju kasur untuk meletakan Anisa yang terlelap karena tidur. ā€œSudah Pahā€¦ini baru selesaiā€¦ā€, jawab Risa tersenyum. ā€œIni pak bayarannya, terima kasih ya Pak, jagnan kapok pijat saya Pak, nanti kalau kesini lagi saya pakai jasa bapak dehā€¦ā€, ujar Risa yang sembari memberikan uang untuk jasa pijat. ā€œSiappp Buuuuā€¦ā€, jawab cepat sang kakek dengan girang sembari berlalu ke arah pintu keluar yang diantar oleh Risa.

Di depan pintu kamar tanpa sepengetahuan suaminya Risa , sang kakek dengan genitnya masih menggoda Risa dan meminta nomor HP Risa, siapa tau kalau kesini lagi dapat memijat Risa. Risa pun dengan tidak merasa curiga memberikan no HP nya, karena mungkin saja kalau kesini dia akan membutuhkan jasa pijat sang kakek.

Sisa malam liburan keluarga Anton pun, diwarnai dengan makan malam di restoran hotel dan kemudiann tidur terlelap, karena besok pagi mereka harus sudah kembali pulang ke rumah.



Bersambungā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦
 
BAB VI Nakal



Hari-hari Risa pun berjalan seperti biasa, setelah mendapatkan kenikmatan dari dua kakek beruntung. Pak Yansen yang pertama membobol vagina Risa diikuti dengan Pak Yansen, orang kedua yang berhasil melesakan penisnya ke dalam liang vagina Risa. Karena ingin saling menjaga rahasia, mereka pun sekarang tidak terang-terangan satu sama lain untuk sekedar mampir di siang hari seperti awal perjumpaan dengan Risa. Mereka mempunyai rencana masing-masing, saling mengerti membagi waktu agar saling tidak mengetahui aksi masing-masing kapan saling menyetubuhi Risa.

Pak Yansen yang terkadang suka datang saat pagi menjelang siang agar tidak diganggu anaknya Risa karena Andi sekolah sampai siang, beberapa hari sekali datang hanya untuk menuntaskan birahinya. Kamar depan rumah Risa tak ayal sering menjadi tempat perpagutan mereka.

Pak Maman, terkadang mengakali agar dapat mengulangi persetubuhan dengan Risa dengan caranya. Dia selalu menawarkan tumpangan antar jemput jika Risa ingin pergi ke pasar. Jika sudah selesai dari pasar, Pak Maman dengan lihai dan rayuannya selalu menggoda Risa yang membuat Risa terkadang luluh. Sejenak Pak Maman selalu mengajak Risa untuk mampir ke kosan nya atau ke tempat sepi seperti rumah kosong atau gubuk-gubuk di tengah kebun kosong yang jarang dilewati orang, dimana tempat Pak Maman selalu beristirahat jika kecapaian mengayuh sepeda. Risa benar-benar merasakan sensasi tersendiri karena dapat bersetubuh diluar kamar.

Hari libur long weekend pun tibaā€¦.

ā€œMahā€¦kita liburan yukk keluar kota, kan sudah lama kita sekeluarga gak jalan-jalan, kita nginep aja di hotel atau cottage gituā€¦ā€, ajak Anton suaminya Risa. ā€œYukkk Pahā€¦dah lama ni Mama gak liburan, bosen dirumah terusā€¦ā€, jawaban Risa yang penuh senyum terlihat dari wajahnya. ā€œOke deh Mahā€¦sebentar ya Papa akan cari hotel nya ya.ā€, jawab Anton yang dengan sigap langsung menghubungi beberapa hotel untuk mendapatkan penginapan dari tempat liburan yang mereka akan tuju.

Setelah mendapatkan kamar hotel dan packing, mereka sekeluarga pun pergi ke tempat liburan yang dituju. Setelah beberapa jam perjalanan mereka sampai juga. Hari itu benar-benar quality time Risa dan keluarga, mereka pun jalan-jalan, bermain dan keliling-keliling kota untuk kulineran. Hari kedua pun mereka bermain-main dan jalan-jalan didekat area hotel saja.

ā€œPahā€¦Mama pegel-pegel ni, Papa juga gak?ā€, tanya Risa yang siang hari setelah jalan-jalan langung rebahan di kasur hotel. ā€œlumayan si Ma, tapi nanti saja ah setelah sampai Rumah, lagian besok pagi-pagi juga nyetir lagi pulang kerumahā€, jawab Anton. ā€œYo wes Pah, tolong cariin tukang pijat donk Pah, siapa tau adaā€, pinta Risa yang langsung diiyakan oleh Anton. Anton pun mencari-cari informasi tukang pijat, setelah tanya-tanya akhirnya dia pun dapat dan meminta agar langsung menuju hotel tempat Anton menginap.

Tokkā€¦tokā€¦, pintu kamar hotel diketuk dari luar, Anton pun dengan sigap langsung menuju pintu untuk membukaan pintu, tapi alangkah kagetnya dia ternyata yang datang adalah seorang kakek-kakek tua. Kakek tua tersebut adalah tukang pijat yang dipesan oleh Anton. Ternyata Anton mendapatkan tukang pijat tersebut dari security hotel yang dimintai tolong menghubungi tukang pijat tapi dia tidak menginfokan kalau yang pijat adalah istrinya.

Karena sudah kepalang tanggung datang dan Risa yang kecapean, akhirnya Anton mempersilahkan kakek tua tersebut untuk memijat istrinya. Risa yang dikira akan dipijat oleh seorang wanita pun, hanya mengenakan BH dan celana dalam yang dibalut dengan kimono, agar memudahkan nanti saat proses pemijatan.

ā€œMah ini yang pijat mahā€¦ā€, ujar Risa yang agak sedikit kaget juga ternyata yang pijat dia adalah seorang kakek-kakek tua. Setelah mendapat penjelasan dari Anton, akhirnya Risa pun mau tak mau tidak ada pilihan, dan langsung rebahan tengkurap di kasur yang dialasi handuk agar minyaknya tidak menetesi kasur.

ā€œBuā€¦bapak mulai ya, dari kaki duluā€, ujar Tukang Pijat tersebut yang mulai mengolesi minyak ke kaki Risa dan mulai memijatnya. ā€œSilahkan Pakā€¦ā€, jawab Risa. Risa pun terasa sangat menikmati pijatan kakek tersebut karena tidak terlalu keras dan tidak juga terlalu lembut, jadi pas untuk Risa.

Baru sekitar 5 menit memijat, Andi merengek kepada Anton untuk diijinkan berenang di kolam renang hotel. Karena takut tidak ada yang mengawasi Andi bermain, mau tidak mau Anton dengan berat hati mengikuti Andi untuk menemaninya berenang.

ā€œPahā€¦bisa sekalian ajak Anisa gak? Takut kalau Mama lagi pijat, nanti rewel, malah ganggu Mama, tolong ya Pahhā€¦ā€, ujar Risa. ā€œOke deh Mahā€¦.ā€, jawab Anton dengan berat.

Sekarang hanya tinggal Risa dan kakek tua pemijat tersebut didalam kamarā€¦.

Kakek tua tersebut dengan telaten memijat Risa, walaupun dibenaknya sekarang bagaimana tidak karuan. Dihadapannya ada seorang Ibu cantik yang sedang tengkurep hanya dengan menggunakan kimono tidur saja.

Pijatan pun berlanjut dari kaki makin keatas. ā€œMaaf Buā€¦kimononya saya gulung sedikit agak keatas ya Buā€¦ā€, ujar Kakek tua tersebut dengan suara parau menahan nafsu. ā€œSilahkan Pakā€¦ā€, jawab Risa dengan santai. Pijatan-pijatan di kaki Risa pun berlanjut, pijatan mulai mengarah ke arah paha Risa dan perlahan makin keatas. Risa yang mendapat perlakuan seperti itu pun mulai tidak sadar, dia mulai menggigit bibirnya menahan setiap pijatan di pahanya yang terkadang mengenai pangkal pantatnya, dan terkadang dengan kelihaian pijatannya, jempol kakek pijat tersebut sedikit ke arah dalam mengenai vagina Risa. Risa yang diperlakukan seperti itu, perlahan menaikan naikan pantatnya menahan sensasi di ujung vaginanya. ā€œAAAAhhhhhhhhhhā€¦ā€¦ā€, desah pelan yang tidak sengaja Risa keluarkan yang walaupun pelan terdengar oleh kakek tua tersebut.

ā€œIbu, maaf saya sudah untuk bagian kakinya, untuk badannya bagaimana ya Bu?ā€, tanya kakek tua tersebut sopan. Risa yang mengerti, lalu melepaskan kimono yang dikenakannya, sehingga kini Risa hanya mengenakan celana dalam dan BH saja. ā€œwess ayo Pak pijat, sudah jangan dilihatin aja terusā€¦.ā€, goda Risa. ā€œBaaaā€¦..Baaaaā€¦ikkk Bbuuuā€¦ā€, dengan gagap kakek tua itu menjawaab, karena baru kali ini dia melihat tubuh seksi wanita yang kalah jauh dari tubuh istrinya.

Kakek tua tersebut pun mulai memijat pundak Risa dan turun ke punggung Risa. Risa yang sekali lagi mengerti kesusahan tukang pijat tersebut lalu berinisiatif untuk membuka kaitan BH nya agar memudahkan kakek tersebut melakukan pijatan. Kakek tua tersebut pun berusaha untuk profesional dalam memijat Risa tapi apa daya jika disuguhkan wanita cantik didepannya dengan kulit yang mulus serta kondisi yang mendukung, yaitu hanya berduaan saja didalam kamar hotel.

Dari atas punggung, terkadang kakek tua itu memijat bagian samping punggung yang tak diayal tangganya menyenggol dada besar Risa dari samping. Setiap sentuhan membuat Risa sedikit menaikan pantatnya dan desahan kecil menahan birahi.

ā€œBu, bagian belakangnya sudah, yang depan apa mau dipijat juga?ā€, tanya kakek tua pemijat. ā€œBoleh Pakā€¦..ā€, jawab Risa. Sebelum memutar Risa pun mengaitkan BH nya terlebih dahulu agar tidak lepas saat membalikan badannya.

ā€œwooooā€¦mantapppā€¦ā€, batin kakek tua tersebut. Risa yang malu dengan keadaanya karena ada yang melihat hanya menggunakan BH dan celana dalam saja, apalagi ditatapi dengan tatapan nafsu dari tukang pijat. ā€œSudah Pak..ayoo pijat, ngeliatin apa hayoooā€¦ā€, ujar Risa yang menyadarkan lamunan kakek tua tersebut. ā€œiiyyyaaaaā€¦bu, maaffā€¦ā€, jawab gugup sang kakek.

Pijatan pun diulang mulai dari kaki bawah, hingga makin lambat naik ke bagian atas. Tangan kanan dan tangan kiri sang kakek menempel di paha kanan dan kiri Risa, dan mulai mengurut ke bagian dalam pangkal paha, hingga terkang menyenggol bibir vagina Risa yang membuat Risa meremas sprei dan mengangkat angkat pantatnya sembari menggigit bibirnya. Semua itu diulang hingga beberapa saat. Kemudian pijatan dilajutkan kebagian tangan Risa dan kemudian leher. Saat ke bagian leher dan kepala, kakek tersebut duduk dibelakang Risa dan dengan sengaja agak menempelkan badannya ke Risa. Risa yang sedan merasakan pijatan tidak terlalu memperhatikan kerapatan badannya dengan badan sang kakek. Dan dari posisinya sang kakek dengan mudah bisa melihat belahan payudara Risa dari atas yang bergoyang-goyang seirama gerakan pijatan di leher dan kepala Risa.

Sebenarnya pijatan sang kakek sudah selesai di sesi leher dan kepalaā€¦tetapiā€¦

Risa pun diminta rebahan lagi oleh sang kakek dan sang kakek memposisikan dirinya ada diantara kedua paha Risa. Kali ini kakek memijat kembali paha dalam Risa dengan alasan masih ada urat yang kusut, akal-akalan sang kakek. Pijatan dilakukan berulang dan kali ini dengan sengaja jempolnya agak masuk ke dalam ujung celana dalam Risa dan menekan bibir vagina Risa, yang membuat Risa makin mengejang-ngejang keenakan, dan terlihat celana dalam tersebut basah. Pijatan pun terus berlanjut hingga membuat Risa hampir orgasme, sang kakek pun dengan cepat menghentikan pijatannya, dilakukan seperti itu hingga beberapa kali yang membuat Risa lebih horny lagi.

ā€œPijatan saya enak kan Buā€¦heheheā€, ujar sang kakek yang mengetaui Risa yang menahan nafsunya yang beberapa kali gagal mencapai orgasmenya. ā€œMari Bu, saya lanjutin ya bu pijatannyaā€¦.ā€, sang kakek pun melanjutkan pembicarannya.

Kali ini sang kakek masih berada di antara paha Risa dan salah satu kaki Risa dinaikan ke pundak sang kakek. Dengan posisi ini, sang kakek memijat-mijat paha Risa yang sebenarnya sejak dari tadi bukan pijatan yang dilakukan tetapi belaian-belaian. Posisi tersebut makin merapatkan tubuh sang kakek dengan Risa, dan dengan posisi ini juga terlihat seperti gaya bersetubuh, dengan sang kakek agak sedikit memaju mundurkan pinggangnya, yang menyebabkan gesekan-gesekan dengan vagina Risa, apalagi sang kakek memijatnya juga sampai pangkal paha Risa sehingga terkadang menyetuh bibir vagina Risa.

ā€œBu saya pijat perutnya yaā€¦ā€, ujar sang kakek yang memecahkan keheningan ruangan yang ada hanya suara nafas Risa yang memburu. ā€œIyaaaā€¦.iyaaaā€¦Pakā€¦ā€, jawab Risa yang sudah lemas.

Masih diposisi yang sama sang kakek pun memijat perut Risa, mulai dari ujung celana dalam hingga keperut atas. Akibat pijatannya, sedikit memperlihatkan bulu kemaluan Risa yang terlihat dan didorong tangannya ke atas sampai pada ujung BH, dilakukannya berulang hal tersebut, yang membuat Celana dalam Risa agak melorot ke bawah yang makin memperlihatkan vaginanya dan mendorong ke atas BH Risa yang makin memperlihatkan payudaranya.

ā€œIbuā€¦ini sekalian saya buka saja ya, mengganggu pijatan sayaā€, pinta sang kakek yang tanpa menunggu persetujuan Risa langsung saja menarik celana dalam Risa kebawah hingga terlepas. Risa yang meresapi setiap pijatan hanya bisa mendesah dan mengangkat angkat pantatnya akibat rangsangan sang kakek.

Mengetahui Risa yang sudah sangat bernafsu, sang kakek pun dengan iseng mulai memasukan satu jarinya ke dalam vagina Risa.

ā€œPaaakkkkkā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€, erangan Risa memanggil sang kakek yang sudah tak perduli hanya ingin terpuaskan. Melihat Risa yang tidak melawan, semakin membuat sang kakek bersemangat mengocok vagina Risa dengan jarinya, sembari tangan satunya menggesek gesek clitoris Risa.

ā€œAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€, hanya itu yang keluar dari mulut Risa yang tidak lama kemudian mendapatkan orgasmenya sembari pantatnya terdorong keatas menikmati orgasme yang sudah tertahan dari tadi.

Risa yang masih terbaring menikmati orgasme sembari memejamkan matanya, merasakan ada benda tumpul yang digesek-gesekan ke vagina nya lagi.

ā€œBleesssssā€¦ā€¦ā€, hanya itu yang terdengar. Ya itu suara penis tua sang kakek yang sudah tidak tahan melihat komelekan tubuh dan kecantikan Risa yang dengan mudah masuk ke vagina Risa akibat cairan kewanitan Risa yang sudah melumasi vaginanya.

ā€œPakkkkā€¦.Pakā€¦ā€¦jangan Pakā€¦ā€, kata Risa yang berusaha melepaskan tubuhnya dari sang kakek. Tapi walaupun sudah tua, tenaga sang kakek cukup kuat sehingga Risa hanya bisa pasrah walaupun sudah memberikan perlawanan.

Risa yang awalnya agak melawan, kini menikmati setiap sodokan penis sang kakek. Dibekap nya kepala sang kakek untuk dapat dipagut bibirnya. Mereka pun berciuman, saling berpagut bermain lidah dan saling menggigit bibir. Setelah puas gaya misionaris, sang kakek pun meminta gantian, dia yang rebahan dan Risa diatas sang kakek. Risa yang nanggung pun mengikuti kemauan sang kakek.

Risa pun memasukan penis sang kakek ke dalam vaginanya, setelah masuk, digoyang-goyangkannya pinggul Risa. Sang kakek pun sangat menikmati momen ini, didepannya sang wanita cantik sedang bergoyang-goyang menikmati penisnya untuk mendapatkan orgasme. Gemas dengan payudara Risa yang bergoyang goyang dan masih terbungkus BH, sang kakek pun menaikan badannya lalu memeluk Risa, diajak ciuman Risa sembari tangannya membuka kaitan BH Risa. Kini tertampang lah payudar besar Risa yang sungguh menggoda. Sang kakek pun meminta Risa untuk berhenti sejenak lalu dengan rakusnya mengemut payudara Risa dan menijalti puting dan payudara Risa serta dengan gemas meremas-remas payudara Risa.

Setelah puas, kemudian Risa didirikan oleh sang kakek, diajaknya Risa ke arah meja rias di kamar itu, Risa diminta memegang meja dengan kedua tanggannya dan menungging lalu satu kakinya dinaikan ke atas kursi rias. Dengan posisi seperti itu sang kakek ingin menyetubuhi Risa dari belakang. Terasa sangat nikmat posisi tersebut, membuat sang penis makin melesak masuk ke dalam vagina Risa sembari sang kakek dapat dengan mudahnya meremas remas payudara Risa. Risa hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya dan menyambut setiap hujaman penis sang kakek pada vaginanya.

10 menitan dalam posisi tersebut, langsung ditariknya lagi Risa dengan posisi telentang di kasur. Dengan gaya misionaris lagi. Tempo goyangan pinggul sang kakek berirama dengan cepat menandakan dia ingin mendapatkan orgasme, tapi tiba-tiba, ā€œPakkkkkkkkkkkkkkkā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€, sembari dibekapnya kembali kepala sang kakek untuk dilumat bibirnya sembari kaki nya dikaitkan di pinggang sang kakek agar makin berasa hujaman penis sang kakek dan sang kakek pun yang juga ingin segera mencapai orgasmenya membalas setiap lumatan bibir Risa sembari terus memompa vagina Risa dan meremas remas payudara Risa. ā€œAAAAAHHHHHHā€¦ā€¦IIIIBuuuuuuuā€, lenguh sang kakek menandakan orgasme nya di dalam vagina Risa.

Ruangan yang sunyi itu sekarang hanya terdengar suara nafas dari kedua insan yang berbeda umur dan jenis kelamin tersebut.

Memang semenjak Risa sering berhubungan dengan Pak Maman dan Pak Yansen, dia jadi sering meminum pil KB supaya lebih aman dalam berhubungan, dan berjaga-jaga jika kelepasan didalam seperti kejadian dengan sang kakek pijat ini.

Setelah tenang, mereka berdua pun lalu bersih-bersih dan segera berpakaian kembali.

ā€œMamaā€¦..Mamaā€¦ā€, suara anak kecil didepan pintu sembari mengetok-ngetok pintu. Risa yang menyadari kedatangan keluarganya pun dengan bergesa-gesa merapikan kasur dan berpenampilan senatural mungkin dan begitu juga dengan sang kakek.

ā€œEhhhhhā€¦ā€¦.anak Mama.., gimana berenangnya?ā€, tanya Risa agat tidak dicurigai. ā€œAsyik Maā€¦ā€, jawab Andi yang langsung menuju kamar mandi untuk beberes

ā€œSudah selesai Mah pijatnya?ā€, tanya Anton was-was karena meninggalkan istrinya pijat dengan kakek tua sembari menuju kasur untuk meletakan Anisa yang terlelap karena tidur. ā€œSudah Pahā€¦ini baru selesaiā€¦ā€, jawab Risa tersenyum. ā€œIni pak bayarannya, terima kasih ya Pak, jagnan kapok pijat saya Pak, nanti kalau kesini lagi saya pakai jasa bapak dehā€¦ā€, ujar Risa yang sembari memberikan uang untuk jasa pijat. ā€œSiappp Buuuuā€¦ā€, jawab cepat sang kakek dengan girang sembari berlalu ke arah pintu keluar yang diantar oleh Risa.

Di depan pintu kamar tanpa sepengetahuan suaminya Risa , sang kakek dengan genitnya masih menggoda Risa dan meminta nomor HP Risa, siapa tau kalau kesini lagi dapat memijat Risa. Risa pun dengan tidak merasa curiga memberikan no HP nya, karena mungkin saja kalau kesini dia akan membutuhkan jasa pijat sang kakek.

Sisa malam liburan keluarga Anton pun, diwarnai dengan makan malam di restoran hotel dan kemudiann tidur terlelap, karena besok pagi mereka harus sudah kembali pulang ke rumah.



Bersambungā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦
Mantap ganšŸ‘šŸ‘šŸ‘šŸ‘šŸ‘
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd