Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [REAL STORY] Maya, Bu Guru Alim yang Binal [Update 19 Agustus 2022]

Bimabet
Bersambung...
*ane sengaja update lebih singkat dari kemaren, kesel aja sama yang comment 'kentang', 'tomat', atau apalah. Ane bisa ekse Bu Maya juga perlu proses. So, suhu-suhu juga silahkan nikmati aja setiap detail prosesnya, toh cuma tinggal baca aja dan akan crot pada waktunya wkwkwk

Menurut ane, lebih gampang SSI via chat daripada SSI langsung, termasuk SSI ke Bu Maya. Apalagi kalau sengaja nyari mangsa dari datting apps, spesialisai ane tuh wkwkwkwk...
Menurut suhu-suhu di sini, lebih gampang SSI langsung apa via chat? Lantas gimana tipsnya?
Terima kasih Tips Ringan nya Hu..
Mencerahkan bgt, tau tapi kadang gak update karena kurang contohnya.
Disini akhirnya mulai ketemu titik terang, semoga bisa lanjut terus ya Hu, terutama ngasih tips&trik nya.

Kali aja bs mengikuti jejak
 
Masi nungguin Bu Maya, dengan segala pengalaman barunya selingkuh hahahaha
 
Update spesial Idul Fitri, sekaligus sebagai ucapan permintaan maaf ane kalau banyak salah sama pembaca tulisan ane...

Aku sangat menikmati moment ini, di mana aku bisa melihat dan menggerayangi tubuh indah Bu Maya. Aku telah puas mencium bibir, mencium leher serta mencium dada Bu Maya. Tetapi aku sengaja tidak menyentuh puting Bu Maya terlebih dahulu, karena bagian ini adalah menu utama area atas. Aku hanya sesekali meremas disela aku mengusap bagian tubuh lainnya. Desahan Bu Maya yang terdengar seksi, mengiringi aksiku ini. Sampai pada akhirnya aku melumat puting Bu Maya, desahannya semakin keras namun ditahan. Belum lagi, aku cukup pandai ketika menghisap sambil memainkan lidah bagian puting Bu Maya. "Aaahh, masss...", terdengan suara dari mulut Bu Maya. Tangan Bu Maya sambil meremas kepala dan rambutku. Pinggul Bu Maya sesekali terangkat, mungkin sebuah reflek yang menandakan beliau semakin terangsang dan ingin segera disentuh bagian memeknya. Namun aku masih cukup sabar dan menikmati moment ini dengan memberikan treatment pada dada dan puting Bu Maya.

Aku berganti menghisap dan menjilati dari puting kiri ke puting kanan Bu Maya. Tanganku juga aktif meremas dada Bu Maya. Sesekali aku mencium bibir Bu Maya. Ketika Bu Maya mulai menikmati ciumanku, aku berpindah lagi ke bagian dada. Aku melakukannya beberapa kali untuk menggoda Bu Maya. Hal yang tidak aku duga adalah, Bu Maya mulai meraba memeknya sendiri. Seperti dugaanku sebelumnya, Bu Maya sudah sangat terangsang dan menginginkan treatment pada memeknya. Namun karena aku tidak kunjung turun ke bagian bawah, Bu Maya (mungkin) secara tidak sadar mulai meraba memeknya sendiri.

Sejenak aku menghentikan aktifitasku, memandang wajah Bu Maya dan mengatakan, "Bu Maya cantik...". Bu Maya hanya tersenyum, kemudian sedikit bangkit dan menarik kaosku untuk dilepas. Karena Bu Maya dalam posisi setengah berbaring, beliau agak kesulitan melepaskan kaosku. Aku pun berinisiatif melanjutkan melepaskan kaosku sendiri. Ketika aku mengangkat tangan untuk melepaskan kaos, Bu Maya mulai melepas kancing celana jeans dan membuka resleting celanaku. Setelah aku melepaskan kaos, aku berbaring dan membiarkan Bu Maya melepaskan celana jeans sekaligus celana dalam yang aku pakai. Setelah itu, Bu Maya mengecup kontolku yang sudah sangat tegang, dilanjutkan dengan menindihku dan kembali berciuman denganku. Cukup lama kami berciuman, Bu Maya lantas menggeser badannya ke samping dan mulai meraba dan mengocok kontolku. Sensasi yang luar biasa menurutku ketika Bu Maya menyentuh, mengelus, memegang dan mengocok kontolku.

Bu Maya juga memberikan treatment yang sama seperti apa yang aku lakukan pada beliau. Telingaku dikecup dan dijilat, begitupun leher dan dadaku, dengan tetap mengocok kontolku. Setelah itu, kontolku pun tidak luput dari sasaran Bu Maya. Sensasi geli dan basah aku alami ketika Bu Maya menjilati dan mengulum kontolku. Aku merasa kalau Bu Maya ini belum jago dalam memberikan service BJ. Biji kontolku juga tidak mendapatkan sentuhan, hanya berfokus pada batang kontolku. Mungkin karena aktifitas seksual bersama suaminya yang kurang, pengalaman dan skillnya pun masih terbatas. Meskipun begitu, aku tetap menikmatinya.

Bu Maya cukup aktif. Terbukti beliau juga memintaku untuk duduk di ujung ranjang, kemudian beliau duduk dilantai dan kembali mengulum kontolku. Sebetulnya dalam hal ini, akulah yang lebih pasif. Dalam artian tidak meminta Bu Maya untuk melakukan banyak hal, karena aku masih segan dan disamping itu masih ada perasaan was-was. Ada Satria yang tengah bermain sendirian, dan hari yang mulai sore. Di samping itu ada kejadian menarik ketika Bu Maya mengulum kontolku. Beliau tiba-tiba berhenti dan memandangku, kemudian mengatakan, "aku belum shalat Ashar...". Aku bingung mau menjawab apa, karena posisinya sedang melakukan hal seperti ini, dan beliau masih sempat-sempatnya mengingat shalat. Aku tidak menjawab apapun, namun setelah itu meminta Bu Maya berdiri sambil nungging dengan tangannya bersandar di ranjang. Aku mulai memainkan dan menggesek-gesek kontolku di memek Bu Maya dari posisi belakang. Terdengar suara desahan Bu Maya ketika aku melakukannya. Setelah itu, tidak menunggu lama, aku langsung menancapkan kontolku ke dalam memek Bu Maya. Setelah itu aku menggoyangnya dengan pelan namun pasti. Setiap tusukan kontolku ke dalam memek Bu Maya, aku usahakan supaya mentok, sehingga terdengar bunyi 'plok plok' ketika pinggulku bertabrakan dengan pantat empuk Bu Maya. Mulai dari ritme sedang, pelan, dan kencang. Aktifitas kami terlihat jelas di cermin lemari yang ada pada kamar tersebut, dan itu semakin menambah gairah kami.

Setelah cukup puas, aku meminta Bu Maya untuk berbaring, namun masih tetap pada posisi yang sama. Aku berdiri, kemudian mengangkat kaki Bu Maya ke atas bahuku. Aku kembali melakukan penetrasi, dan mencium bibir Bu Maya. Tangan Bu Maya memegang kedua pipiku, dan nafasnya nampak tidak beraturan. Dalam posisi ini, kontolku menancap lebih pasti ke dalam memek Bu Maya. Wajah Bu Maya semakin memerah ketika kami melakukan hubungan seks dalam posisi ini. Rasanya akupun sudah tidak tahan untuk segera mengakhiri permainan ini. Aku sempat bertanya kepada Bu Maya dengan tetap sambil menggenjot pelan, "keluarin di mana, Bu?". "Terserah kamu, Mas...", jawab Bu Maya. "Di dalam, boleh?", tanyaku kembali. Padahal aku tidak ada niat sedikitpun untuk mengeluarkan spermaku di dalam memek Bu Maya, terlalu beresiko. Bu Maya kembali mengiyakan pertanyaanku tanpa ragu. Aku menggenjot Bu Maya kembali dengan ritme tinggi, seperti mesin diesel yang baru saja dinyalakan, bergetar dan menyala dengan semakin kencang.

Pada akhirnya, aku tidak tahan lagi dan segera mengeluarkan spermaku di perut Bu Maya. Aku masih berpikir jernih untuk tidak mengeluarkan spermaku di dalam memek Bu Maya karena risikonya yang terlalu besar. Seperti rudal milik Rusia yang memiliki daya jangkau yang jauh, sepermaku jatuh bukan hanya di perut Bu Maya, melainkan sampai ke dada, leher, wajah, rambut dan bibir dari Bu Maya. Ketika spermaku keluar, aku sembari mengocok kontolku sendiri. Setelah tuntas, aku bergeser menaiki ranjang dan memainkan kontolku ke bibir Bu Maya. Aku juga menepuk-nepuk wajah Bu Maya menggunakan kontolku, tanpa ada penolakan sedikitpun dari Bu Maya. Bahkan Bu Maya juga sempat mengambil alih kontolku, dengan memegang, mengocok dan mengulumnya untuk membersihkan sisa sperma di kontolku.

Pada moment ini, sebetulnya masih ada lanjutannya. Di lain hari, aku juga masih sempat bercinta beberapa kali dengan Bu Maya. Kalau antusiasme suhu-suhu di sini masih tinggi, nanti cerita akan dilanjutkan setelah lebaran. Pada akhirnya, aku cukupkan dulu cerita di akhir bulan suci ramadhan ini. Terima kasih telah membersamai dan membaca kisahku bersama dengan Bu Maya.

Metamorfosis aka Dewa Betting mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriyah. Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Suhu master..
Jika saya bergejolak tak sabar menunggu Part 9, Part 10, dan part selanjutnya.
Gak sabar juga sama Tips lanjutan nya..

Sehat selalu..
 
Wah... ane juga ada nih hu.. temen guru.. biasanya sering posting video lagi tiktok an di kantor... trus dari status2nya sih kyke ada masalah ma suaminya.... moga aja bisa ane dapetin... wkwkwk
 
Setelah Bu Maya selesai membersihkan sisa sperma di kontolku, aku bangkit untuk mengambil tissue di meja rias. Aku memberikan tissue kepada Bu Maya yang kemudian digunakan untuk membersihkan sperma di perut dan dada Bu Maya. Sedangkan aku sendiri membersihkan sperma di wajah dan leher Bu Maya. Setelah selesai, aku membuang tissue kotor di tong sampah yang dilapisi plastik kresek berwarna hitam. Aku mencium kening, pipi, dan bibir kemudian berbaring sambil memeluk Bu Maya. Bu Maya bergeser menghadapku dan membalas pelukanku. Bu Maya menatapku sambil tersenyum, manis sekali. Karena Bu Maya belum mendapatkan orgasmenya, aku berinisiatif untuk 'menyentuhnya' lagi. Aku mengusap-usap lengan Bu Maya, bergeser ke punggung, dan leher. Kemudian sambil berciuman, aku mulai memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Pantat Bu Maya bergerak-gerak naik turun, bergeser ke kanan dan kiri, nampak menikmati perlakuan dariku.

Kontolku yang tadinya terkulai lemas, sekarang berangsur bangkit. Tetapi belum cukup energiku untuk memompa memek indah Bu Maya menggunakan kontolku. Aku pun tetap memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Sesekali aku mencium dan menjilati leher Bu Maya. Sesekali juga aku menghisap dan menjilati puting Bu Maya. Wajah sayu Bu Maya dengan mata terpejam, mulut terbuka dengan sedikit desahan, menjadi pemangan indah bagiku saat itu. Tidak terasa, Bu Maya meraih kontolku. Tidak dikocok, hanya dipegang dan diremas. Namun hal ini menimbulkan sensasi nikmat bagiku, terasa bagiakan ada aliran listrik yang mengaliri kenikmatanku. Cukup lama Bu Maya menggenggam kontolku, dan hanya sesekali mengocok kontolku, itu pun sangat pelan.

Karena birahiku mulai naik, aku bangkit bertumpu pada lututku kemudian mengarahkan kontolku ke wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya kembali menggenggam kontolku, mengelap cairan yang sedikit keluar dari lubang kontolku menggunakan ibu jarinya, dan kemudian langsung melahap kontolku. Ketika mendapatkan service blowjob, aku selalu menyukai moment pertama kali kontol masuk ke dalam mulut, karena lebih geli dan lebih nikmat, meskipun setelahnya juga ada kenikmatan tersendiri. Sembari menikmati service dari Bu Maya, aku pun melanjutkan memainkan memek beliau. Aku mengusap-usap bagian luar memek Bu Maya, sesekali aku juga memasukkan 2 jariku ke dalam memeknya. Bu Maya selalu berhenti mengulum kontolku ketika mendapatkan sensasi tertentu atas sentuhan pada memeknya.

Karena mungkin Bu Maya sudah sangat terangsang, tidak lama setelahnya, tubuh beliau kejang seketika. Tangannya menggenggam erat lenganku, mulutnya mengangga dengan posisi kontolku masih di dalamnya, juga disertai lengkuhan yang tertahan. Aku tetap melanjutkan aktifitasku memainkan memek Bu Maya, namun satu tangan beliau mulai menahan tanganku. Aku paham, Bu Maya pasti merasakan sensasi geli dan ngilu, namun seolah aku ingin tetap memainkan memek beliau dan berharap beliau mendapatkan squirt. Tetapi sebetulnya, aku sendiri tidak paham bagaimana bisa dan bagaimana caranya agar seorang wanita bisa mendapatkan squirt. Karena sepertinya Bu Maya betul-betul ingin aku berhenti memainkan memeknya, maka aku pun menghentikannya. Aku mengeluarkan kontolku dari mulut Bu Maya, dan setelah itu aku duduk. Aku memandangi Bu Maya yang terkulai lemas dan dengan mata terpejam. Terlihat nafas Bu Maya masih terengah-engah belum stabil. Aku berinisiatif mencium kening beliau serta mengusap pipinya. Seketika mata Bu Maya terbuka, kemudian nenatapku dengan penuh arti. Dengan tubuh yang nasih lemas, Bu Maya meraih kontolku dan mengusap-usapnya. Karena sudah tanggung, aku bangkit dan berpindah posisi untuk mengangkangi wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya membuka mulutnya dan aku langsung memasukkan kontolku ke dalamnya. Aku mengocok kontolku di dalam mulut Bu Maya, disertai sensasi hangat di pantatku karena menempel pada payudara kenyal milik beliau.

Susah payah aku bertempur di dalam posisi ini, karena sesekali kontolku mengenai gigi Bu Maya, dan ini sedikit membuat aku merasa kesakitan. Meski begitu, aku tetap melanjutkan aktifitasku di posisi ini. Aku menikmati wajah Bu Maya yang terhimpit 2 pahaku sembari melahap kontolku. Cukup lama aku mengocok mulut Bu Maya, dengan sesekali aku menyodok dalam sampai ke tenggorokannya. Bu Maya sampai tersedak, namun tidak sedikitpun melakukan protes kepadaku. Sampai pada akhirnya, aku aku tidak tahan untuk memuntahkan spermaku. Aku mengeluarkannya sedikit di mulut Bu Maya, kemudian aku mengeluarkan kontolku dari mulut beliau, sehingga ada sebagian spermaku yang menyembur di wajahnya.

Singkat cerita, aku dan Bu Maya sama-sama membersihkan diri dari sperma yang tercecer. Setelah itu, aku mengenakan semua pakaianku, dan Bu Maya terpaksa mandi lagi (mandi junub). Ketika keluar kamar, Satria terlihat sedang tertidur di kasur lantai yang terletak persis di depan tv dengan posisi tengkurap. Aku berinisiatif menggendong Satria dan memindahkannya ke kasur di dalam kamar, tepat di mana baru saja ibunya bercinta yang bukan dengan ayahnya. Setelah itu, aku berpamitan dengan Bu Maya dan aku pulang ke rumah dinas yang aku tempati. Sebelum pulang, aku menyempatkan untuk memuji Bu Maya dan mencium keningnya. Ketika aku telah menaiki sepeda motor yang aku pakai, terlihat wajab Bu Maya yang sumringah, melempar senyum kepadaku. Aku pun akhirnya pulang.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd