Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Romeo & Juliet [2019]

pukimaxi

Kakak Semprot
UG-FR
Daftar
10 Apr 2016
Post
174
Like diterima
392
Bimabet
Sekapur sirih, sampuasun untuk seluruh suhu di forum tercinta ini,.





Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk nubie bisa berpartisipasi di LKTCP tahun ini, ini adalah tulisan nubie yang kedua, tahun lalu nubie juga coba untuk ikut berpartisipasi, tapi akhirnya tidak selesai, dan malah diban oleh seorang suhu disini, karena dianggap tokohnya di bawah umur, semoga cerita yang kali ini tidak mengalami nasib yang sama dengan cerita yang sebelumnya, cerita nubie yang ini alurnya cukup lambat, alangkah baiknya jika para suhu benar-benar mengikuti alurnya, sehingga mendapatkan feelnya, akhir kata, nubie ucapkan selamat membaca


Romeo & Juliet


Untitled1.jpg




San Bartolomeo al Mare, Italia

“ah.. kedai pie Luca ternyata sudah buka kembali”
“Ah.. iya juga, padahal aku kira sejak kematian Giuseppe sebulan yang lalu, kita tidak akan pernah merasakan kelezatan shadone buatan kedai pie Luca lagi”
“Iya betul, kelezatan turun temurun yang sudah berjalan beberapa generasi... Eh tapi, siapa yang melanjutkan usahanya ya?”
“Hmm.. bukankah dua bulan yang lalu putra Giuseppe datang ya?”
“Hmm.. Giuseppe punya seorang putra? Bukankah dia tinggal seorang diri?”
“Iya, kamu ingat tidak, dulu waktu muda kan Giuseppe pernah menikah dengan salah seorang gadis, namun sayangnya gadis tersebut menghilang sejak dia hamil”
“Ah, iya aku ingat, gadis itu sejak menghilang, dan dia tidak pernah terlihat lagi kan?”
“Iya betul, gadis itu menghilang ketika hamil, dan tidak pernah terlihat lagi, namun dua bulan yang lalu datanglah seorang pemuda yang mengaku sebagai putra dari Giuseppe”
“Ah rumor itu, apa benar ya? Karena aku sendiri tidak pernah melihat sama sekali pemuda itu”
“Iya, rumornya, Giuseppe berhasil menemukan anaknya melalui media sosial, kemudian Giuseppe menghubungi dan meminta anaknya untuk pulang dan melanjutkan kedai pie yang sudah berjalan lebih dari tujuh generasi itu, mungkn sejak datang, putranya tersebut menjalani pelatihan di rumahnya hingga dia bisa melanjutkan tradisi tujuh generasi tersebut”
“Ah, tapi apa mungkin tradisi tujuh generasi bisa dilanjutkan hanya dengan pelatihan beberapa bulan saja?”
“satu bulan, tepatnya !!, karena, jika aku tidak salah ingat, maka pemuda tersebut datang ke kota kita baru dua bulan yang lalu, dan satu bulan yang lalu Giuseppe meninggal kan?”
“Ah iya, kamu benar, satu bulan saja, wow, apa dia bisa melanjutkan kelezatan tujuh generasi dengan belajar dalam waktu satu bulan saja?”
“Kalau begitu, daripada kita hanya menduga-duga, lebih baik kita coba saja langsung, bagaimana?”
“Ah, baiklah,kebetulan aku sudah lapar, mari kita coba langsung, semoga shadone buatan kedai pie Luca masih selezat seperti biasanya...”

“Krinciiing” Suara bel pintu di kedai pie Luca
Buon giorno, selamat datang di kedai pie Luca !!, perkenalkan nama saya Romeo”
Buon giorno, Romeo ya? Kami berdua adalah pelanggan lama kedai pie Luca ini”
“Ah, selamat datang kembali bibi-bibi, sekali lagi perkenalkan nama saya adalah Romeo, mendiang Giuseppe adalah ayah kandung saya”
“Oh, Romeo, kamu putra dari Giuseppe?”
“Benar sekali bibi, saya Romeo, adalah putra dari mendiang Giuseppe, namun saya baru kembali ke kota ini dua bulan yang lalu, sebelumnya sejak lahir hingga dua bulan yang lalu saya belum pernah datang ke kota ini”
“Ah kalau begitu selamat datang di kota kami Romeo, sekaligus kami juga ingin mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya ayah kamu Giuseppe, kami berdua, dan banyak penduduk di kota ini adalah pelanggan tetap di kedai pie Luca ini”
“Benar Romeo, kami sangat kehilangan ketika Giuseppe meninggal, bukan saja karena dia adalah orang yang sangat ramah dan menyenangkan, namun kami juga khawatir, jika kedai pie Luca yang sudah berjalan turun temurun ini tutup begitu saja tanpa penerus, untunglah, ternyata Giuseppe masih memiliki seorang putra yang bisa meneruskan tradisi ini”
“Terima kasih bibi-bibi, tetapi bibi-bibi belum mencoba pie buatan saya, tidaklah pantas buat saya mengaku sebagai penerus tradisi kedai pie Luca”
“Ah betul juga, kami lupa memesan, tolong dua buah shadonenya ya Romeo”
“Dua buah shadone ya bibi-bibi? Baiklah, sebelumnya maaf, bolehkah saya tahu nama dari bibi berdua?”
“Ah, maaf, kami sampai lupa memperkenalkan diri, saya Laura, teman Giuseppe ayahmu itu, sejak kecil”
“Kalau saya Rosa, saya juga teman Giuseppe sejak kecil”
“Baiklah, bibi Laura, bibi Rosa, dua buah shadone sudah siap, apakah bibi ingin makan disini atau dibawa pulang?”
“Romeo, jika kamu tidak keberatan, kami akan makan disini, dan kami juga ingin mendengarkan kisah kamu”
“Oh wow, tentu saya tidak keberatan untuk berbagi cerita tentang saya dengan bibi Laura dan bibi Rosa, apalagi saya sebagai pendatang baru di kota San Bartolomeo al Mare yang indah ini, belum memperkenalkan diri, cuma saya mohon maaf sebelumnya jika cerita saya panjang dan membosankan”
“Oh tidak, Romeo, kami tentu senang mendengar cerita dari putra teman kami”
“Baiklah bibi Laura, bibi Rosa, silahkan duduk”

kedai pie Luca adalah sebuah kedai yang menjual pie di kota kecil San Bartolomeo al Mare, sebuah kota kecil yang terletak di propinsi Imperia. kedai pie Luca ini awalnya didirikan oleh seorang yang bernama Luca, kemudian kedai pie Luca ini sudah melewati tujuh generasi, pie khas kedai pie Luca ini adalah shadone sebuah pie yang biasanya disajikan disaat paskah, pie ini penuh dengan isian daging, mulai dari salami, ham, pepperoni, telur, dan keju.

Giueseppe adalah generasi ketujuh dari kedai pie Luca ini, sewaktu muda, Giuseppe pernah menikah dengan seorang gadis bernama Stella, namun saay Stella hamil lima bulan, tiba-tiba Stella pergi meninggalkan Giuseppe dan kota San Bartolomeo al Mare, dan tidak pernah terlihat lagi.

Sepeninggalan Stella, Giuseppe menyBibikkan diri dengan kedai pie Luca, dia tidak pernah menikah lagi dengan gadis lain, hingga akhirnya Giuseppe meningal satu bulan yang lalu

“Iya, dari kecil saya hanya tinggal berdua dengan ibu saya di Parma, kami berdua juga memiliki sebuah café kecil disana”
“Oh, jadi sejak kecil pun Romeo sudah terbiasa dengan membuat pie juga?”
“Iya bibi, saya dengan ibu saya juga berusaha di bidang kuliner dengan membuka sebuah cafe kecil di Parma”
“Oh pantas saja, shadone buatanmu ini, tetap terjaga kelezatannya”
“Terima kasih bibi, tapi sayangnya hingga akhir hayatnya, ibu tidak pernah mau menceritakan alasannya mengapa beliau memutuskan meninggalkan ayah, dan kota San Bartolomeo al Mare ini, padahal saat itu beliau sedang hamil”
“Eh? Jadi ibu kamu juga sudah meninggal Romeo?”
“Enam bulan yang lalu bi, ibu saya meninggal, kemudian, disaat saya sedang galau dan bingung akan hidup saya, tiba-tiba tiga bulan yang lalu terdapat pesan dari nomor tidak dikenal yang masuk ke sosial media saya”
“Apakah itu Giuseppe?”
“Betul bibi, awalnya saya kira itu adalah penipu yang berniat untuk memanfaatkan keadaan psikologis saya yang sedang guncang, namun, beliau terus berusaha menghubungi saya, bukan cuma melalui media sosial, beliau juga menelpon saya, beliau menceritakan, tentang kedai pie Luca, dan kota San Bartolomeo al Mare ini, beliau juga bercerita bahwa beliau sedang berjuang melawan sakitnya, dan mungkin waktunya sudah tidak panjang lagi, dan beliau ingin mewariskan kedai pie Luca ini ke saya”
“Kemudian, apa kamu percaya dengan cerita itu Romeo?”
“Awalnya sulit bagi saya untuk mempercayai cerita dia bi, apalagi kejadiannya seperti sebuah novel, semua serba kebetulan, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, toh saya sudah nothing to lose juga, saya juga kehilangan arah, karena ibu saya yang selama ini mendampingi saya pun sudah meninggal, saya juga ingat, waktu saya kecil, ibu pernah bercerita tentang sebuah kedai pie di kota San Bartolomeo al Mare, maka akhirnya saya putuskan untuk coba saja datang ke San Bartolomeo al Mare ini”
“Oh, terus bagaimana saat pertama kali kalian bertemu? Kalian kan tidak pernah bertemu sebelumnya?”
“Betul bibi, kami hanya baru saling berkirim foto sebelumnya, tapi berdasarkan foto tersebut, memang kami tampak mirip”
“Betul Romeo, wajah kamu ini mengingatkan saya pada Giuseppe ketika muda, betul kan Rosa?”
“Iya betul, wajah kamu ini benar-benar mirip dengan wajah Giuseppe ketika muda, hahahah”
“Nah, betul bi, oleh sebab itu, ketika ayah menjemput saya di terminal bus untuk pertama kalinya, kami berdua langsung merasakan ikatan yang kuat tersebut, saya benar-benar merasakan bahagianya bertemu ayah yang tidak pernah saya kenal sebelumnya”
“Oh wow, pasti kalian bahagia sekali ya?”
“Iya bibi, kami tidak peduli dengan reaksi orang-orang disekitar kami, kami hanya berpelukan layaknya ayah-anak yang sudah lama terpisah”
“Hahahaha, terus, rumornya, Giuseppe melatih kamu secara intensif agar bisa melanjutkan kedai pie Luca ini ya?”
“Betul bibi Laura, setelah itu ayah segera mengajak saya ke rumah kami, disana ayah dan saya mengurung diri, terus berlatih agar ayah yakin bahwa kedai pie Luca ini bisa diteruskan oleh saya, ayah sadar bahwa waktu beliau di dunia ini tinggal sebentar, untung saja saya sejak kecil juga sudah terbiasa membuat pie dan keju bersama dengan ibu saya, sehingga pelatihan itupun bisa kami lalui bersama dengan baik, sayangnya baru satu bulan kami berlatih bersama, ayah pun meninggal”
“Oh Romeo, kami turut berduka cita... Waktu itu kami turut menghadiri upacara kremasi ayah kamu, dan maafkan kami, kami tidak sempat berjumpa dengan kamu di upacara tersebut”
“Terima kasih bibi, saya memang tidak hadir di upacara kremasi ayah saya bi, saya terlalu depresi karena hanya dalam rentang waktu kurang dari setengah tahun, ibu saya yang menemani saya sejak kecil, hingga saya berusia 24 tahum ini meninggal, kemudian, saat saya merasa mendapat harapan, karena saya bertemu dengan ayah saya yang belum pernah saya temui sebelumnya, hanya dalam waktu satu bulam, ayah saya pun meninggal, namun sebelum meninggal, pesan terakhir ayah saya adalah agar saya melanjutkan kedai pie Luca ini bi, oleh karena itu, saya tidak bisa terus menerus mengurung diri, satu bulan sudah waktu yang cukup, sekarang saatnya saya bangkit dan melanjutkan tradisi keluarga di kedai pie Luca ini bi !!”
“Ow Romeo, kami tidak tahu harus berkata apa lagi, di satu sisi, kami benar-benar turut berduka cita atas tragedi yang harus kamu lalui, hanya dalam waktu empat bulan, kamu harus kehilangan kedua orang tuamu, namun di sisi lain, kamu betul, kota kita San Bartolomeo al Mare ini tidak bisa kehilangan kedai pie selegendaris kedai pie Luca ini, kedai pie yang sudah terus menerus menemani kami di kota kita ini, oleh sebab itu, kami juga berbahagia ketika mengetahui bahwa kedai pie Luca ini kembali buka setelah satu bulan tutup, dan yang luar biasanya lagi, rasa shadonenya tetap luar biasa lezat seperti biasanya”
“Benar Romeo, kami turut berduka cita, dan ingat Romeo di San Bartolomeo al Mare ini, kita semua bersaudara, jika kamu membutuhkan bantuan apapun, jangan segan-segan untuk mengatakannya pada kami, terima kasih juga sudah tetap menjaga tradisi kedai pie Luca dengan baik”
“Terima kasih bibi atas tawarannya, saya sangat menghargainya, mohon bantuannya, karena saya adalah warga baru di San Bartolomoe al Mare ini”
“Tentu Romeo, bukan cuma saya dan bibi Rosa, saya yakin seluruh warga San Bartolomeo al Mare akan dengan senang hati membantumu Romeo, bagi kami anak Giuseppe adalah keluarga kami juga!”
“Terima kasih bibi Laura, bibi Rosa, sudah mau mendengarkan cerita saya, dan menyambut saya dengan hangat”
“Sama-sama Romeo, sekali lagi, selamat datang di San Bartolomeo al Mare, Semangat !!”
“Terima kasih Romeo sudah mau bercerita kepada kami, sekarang kami sudah selesai menyantap shadone kami, dan kamu sudah berhasil menjaga cita rasa lezatnya, berapa kami harus membayarnya?”
“Oh, sama-sama bibi, justru saya yang harus berterima kasih, karena bibi berdua berkenan mampir dan mencoba shadone buatan saya, untuk harganya, karena bibi berdua adalah tamu saya yang pertama, saya berikan cuma-cuma untuk bibi berdua”
“Oh, jangan Romeo, kamu sudah bercerita dan menghidangkan shadone selezat ini, sebaiknya kami membayarnya”
“Oh, tidak apa-apa bu, tolong bibi berdua sampaikan saja kepada pelanggan-pelanggan ayah yang lain bahwa kedai pie Luca sudah buka kembali, terima kasih bibi”
“Ok, baiklah Romeo, sekali lagi terima kasih, semoga sukses selalu, Tuhan memberkatimu”
“Terima kasih juga bibi”

“Krinciiing” Suara bel pintu di kedai pie Luca kembali berdenting ketika Laura dan Rosa meninggalkan kedai pie Luca

Kabar mengenai dibukanya kembalinya kedai pie Luca yang legendaris dengan cepat menyebar di kota sekecil San Bartolomeo al Mare, hampir seluruh penduduk kota San Bartolomeo al Mare mengenal kedai legendaris ini, mereka pun penasaran dengan dibuka kembalinya kedai pie itu, apalagi yang membuka kembali adalah seorang misterius, seorang putra dari pemilik sebelumnya yang tidak pernah tinggal di San Bartolomeo al Mare.

Romeo sendiri dalam waktu singkat juga menjadi sangat populer di San Bartolomeo al Mare, kepribadian Romeo yang hangat, ramah, dan terbuka, selain itu dia juga bisa mempertahankan kelezatan shadone dimana dia belajar dalam waktu yang sangat singkat, tentu sangat mengagumkan bagi warga San Bartolomeo al Mare, bukan itu saja, Romeo juga ternyata memiliki wajah dan perawakan yang sedap dipandang, dan juga statusnya yang masih seorang diri, alias belum memiliki pasangan, membuat Romeo digilai oleh wanita-wanita di San Bartolomeo al Mare.

Dalam waktu singkat, begitu banyak wanita-wanita muda di San Bartolomeo al Mare yang mencoba mendekati Romeo, namun tampaknya Romeo belum tertarik dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh wanita-wanita muda tersebut.

“Krinciiing” seperti biasa, suara bel pintu di kedai pie Luca kembali berbunyi


Buon giorno... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon giorno Romeo, saya pesan seperti biasanya ya !”
“Ah paman Tony, shadone satu porsi dan classic espressoya paman? Silahkan duduk sebentar ya paman, akan segera saya antarkan”
“Ok, terima kasih Romeo” seru Tony sambil mencari tempat duduk di kedai pie Luca tersebut

“Ah pagi Romeo, saya sudah selesai, berapa harga yang harus saya bayar?” Tanya salah seorang pengunjung yang hendak membayar setelah selesai menyelesaikan santapannya
“Pagi bibi Ludovica, satu shadone dan satu gelas cappuccino ya bi? Seperti biasa € 7.25 saja bi”
“Ini Romeo € 7.25, terima kasih ya”
“Sama-sama bi, terima kasih juga”
“Oh iya Romeo, bagaimana, apakah kamu sudah ada waktu untuk berkenalan dengan keponakan bibi?”
“Ah bibi, mohon maaf, saya belum ada satu bulan di San Bartolomeo al Mare ini bi, saya masih harus membiasakan diri dengan kesibukan saya disini, takutnya malah saya akan mengecewakan keponakan bibi Ludovica” tolak Romeo dengan halusnya
“Ah, bisa saja kau Romeo, baiklahm nanti jika kamu sudah lebih terbiasa dengan kota ini, bibi harap kamu bersedia untuk berkenalan dengan keponakan bibi ya, bibi yakin kalian berdua pasangan yang serasi”
“Baik bibi, pasti saya bersedia, saat saya sudah lebih bisa mengatur kehidupan saya di San Bartolomeo el Mare ini bi”
“Baik Romeo, terima kasih, salve”
“Terima kasih juga bi Ludovica, salve

Begitulah kehidupan Romeo sehari-hari, bukan saja wanita-wanita muda yang ingin berkenalan dengannya, namun terkadang ada juga orang tua yang ingin mengenalkan dengan putrinya, atau dengan keponakan mereka, namun Romeo terus menolak dengan halus semua tawaran tersebut.

Rabu jam 8:52 AM, di kedai pie Luca

“Krinciiing”

Buon giorno... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon giorno... oh hai, umm... kami ingin memesan tiga buah shadone, dan juga dua cappuccino dan satu espresso...”
“Oh hai, tiga buah shadone, dua cappuccino, dan satu espresso ya? Makan disini atau dibawa pulang nona-nona?”
“Makan disini”
“Ok, maaf, tampaknya saya baru pertama kali bertemu dengan nona bertiga, atas nama siapakah pesanan ini?”
“Oh saya Valentina, dan ini kedua teman saya, Juliet, dan Giulia”
“Baiklah, pesanan atas nama nona Valentina, nona Juliet, dan nona Giulia, silahkan nona sekalian duduk dulu, saya akan segera mengantarkannya”
“Baiklah, maaf dengan siapa saya berbicara?”
“Oh iya, perkenalan, nama saya Romeo, nona Valentina”
“Baiklah Romeo, terima kasih ya”

Ketiga gadis tersebut segera mencari tempat duduk untuk menikmati sarapan mereka, tidak lama kemudian, Romeo datang membawakan pesanan mereka

“Satu buah shadone dan espresso?”
“Saya....” Jawab Juliet dengan malu-malu
“Oh, baiklah, nona Juliet dengan satu buah shadone dan espresso, silahkan nona Juliet ”
“Terima kasih Romeo”

“Maka nona Valentina dan nono Giulia masing-masing shadone dan cappuccino
“Benar sekali Romeo yang tampan !!!” Seru Valentina yang memang sejak awal tampak lebih berani
“Ah terima kasih nona Valentina, selamat menikmati hidangannya, saya pamit melanjutkan pekerjaan saya, permisi” Jawab Romeo dengan tersenyum sopan

Mereka bertiga pun melanjutkan sarapan mereka, diselingin dengan obrolan-obrolan ringan sesama sahabat...

“Hai Juliet, tampaknya Romeo menyukaimu loh...”
“Iya, aku rasa juga begitu Juliet, dari tadi, aku perhatikan, dia berusaha mencuri pandang ke kamu beberapa kali”
“Ah kalian, jangan suka menggodaku begitu”
“Cieee.....”

****

“Krinciiing”

Buon giorno... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon giorno, Romeo !”

****

“Hai Romeo, kami sudah selesai menyantap hidangannya, rasa shadone nya masih sangat lezat seperti biasanya, berapa yang harus kami bayar?” Tanya Valentina, yang tampaknya memang menjadi juru bicara dari ketiga gadis tersebut
“Ah, terima kasih nona Valentina, karena hari ini saya baru pertama kali bertemu dengan nona bertiga, maka untuk hidangan ini, nona-nona tidak perlu membayarnya, ijinkan saya mentraktir nona bertiga”
“Ah, kau tidak bercanda kan Romeo?”
“Tidak nona Valentina, sarapan nona bertiga hari ini, saya yang membayarnya”
“Wah, kalau begitu, terima kasih ya Romeo, sudah tampan, pandai memasak, baik hati pula !! Terima kasih ya tampan !!”
“Sama-sama nona Valentina, suatu kebahagiaan bagi saya untuk dapat mentraktir nona bertiga”
“Oh iya, apa kamu mempunyai tissue Romeo?”
“Ah maaf nona, sebentar saya ambilkan”
“Oh sekalian juga dengan pulpennya ya Romeo !”
“Baiklah nona Valentina, sebentar ya”

Tidak lama kemudian Romeo kembali dengan tissue dan pulpen

“Nona Valentina, ini tissuenya, dan juga ini pulpennya”
Ah terima kasih Romeo”

Valentina pun mengeluarkan telepon selularnya, kemudian menuliskan sebaris nomor di tissue tersebut

“Nah Romeo, karena kamu sudah mentraktir kami hari ini, sebagai hadiahnya, ini saya berikan nomor telepon Juliet...” Seru Valentina sambil memberikan tissue yang sekarang sudah terdapat nomor telepon Juliet ke Romeo

“Hei Valentina, apa yang kau lakukan ??!” Seru Juliet, sambil berusaha merebut tissue tersebut dari tangan Valentina

“Cepat Romeo, kamu simpan baik-baik nomor Juliet ini, hahahaha” Valentina pun dengan sigap memberikan tissue tersebut ke tangan Romeo yang sedang tertegun
“Ayo Giulia, mari kita pulang, hahahaha” Ajak Valentina sambil menarik tangan Juliet

“Oya, mari kita pulang Juliet, hahahaha” Jawab Giulia sambil mendorong Juliet keluar dari kedai pie Luca

Romeo pun tersenyum simpul melihat tingkah laku ketiga gadis tersebut

“Juliet...” sebut Romeo dalam hatinya

Sore harinya, ketika Romeo sudah menutup kedai pienya, dengan berbekal nomor telepon yang diberikan oleh Valentina, Romeo pun mencoba menghubungi Juliet, melalui Whatsapp

Romeo, 6:24 PM : `Hai, ini Romeo, terima kasih atas kunjungan nona tadi pagi, jika nona berkenan, apakah nona memiliki masukan untuk kedai pie Luca?`

Juliet, 7:01 PM : 'Hai Romeo, terima kasih ya atas traktirannya tadi pagi, shadone dan espressonya masih luar biasa lezat seperti biasanya`
Juliet, 7:01 PM : `Sebelumnya maf Romeo, tapi dimanakah paman Giuseppe? Dan apa hubunganmu dengan paman Giuseppe?`

Romeo, 7:02 PM : `Oh, syukurlah jika nona menyukai shadone dan espresso kami, Giuseppe adalah ayah kandung saya, dan beliau baru saja meninggal sekitar 1.5 bulan yang lalu`

Juliet, 7:11 PM : `Turut berduka cita Romeo, maafkan saya tidak mengetahui kalau paman Giuseppe sudah meninggal dunia, semoga beliau diterima disisiNya, tapi mohon maaf Romeo, seingat saya paman Giuseppe bukannya hidup seorang diri dan tidak pernah menikah?`

Romeo, 7:11 PM : `Terima kasih nona Juliet, iya saya adalah anak kandung beliau, namun ibu saya pergi meninggalkan San Bartolomeo al Mare ini sejak saya masih di dalam kandungan, sehingga wajar jika banyak warga San Bartolomeo al Mare ini yang tidak mengenal saya, apalagi saya juga baru kembali ke San Bartolomeo al Mare ini sekitar 2.5 bulan yang lalu`

Juliet, 7:38 PM : `Oh begitu, lalu sekarang kamu tinggal dengan ibumu di San Bartolomeo al Mare ini?`

Romeo, 7:38 PM : `Tidak nona, saya di San Bartolomeo al Mare tinggal seorang diri, ibu saya juga baru meninggal, kurang dari satu tahun yang lalu`

Juliet, 7:43 PM : `Turut berduka cita juga untuk ibumu Romeo, mohon maaf sudah mengungkit kenangan kedua mendiang orang tuamu`

Romeo, 7:44 PM : `Terima kasih nona, tidak apa-apa kok nona, saya sekarang harus bangkit dari keterpurukan ini'

Romeo, 7:44 PM : `Oh iya nona, sebelumnya mohon maaf jika saya lancang, tapi karena saya merupakan warga baru di San Bartolomeo al Mare ini, bersediakah nona untuk menunjukkan dan mengantarkan saya ke tempat-tempat yang menarik disini?`

Juliet, 7:58 PM : `Kapan?`

Romeo, 7:58 PM : `Kebetulan di hari minggu kedai pie Luca tutup, jika nona ada waktu senggang, apakah nona berkenan menemani saya menjelajahi kota San Bartolomeo al Mare ini?`

Juliet, 8:08 PM : `Akan saya beri kabar di hari sabtu ya Romeo`

Romeo, 8:08 PM : `Baiklah nona, terima kasih`

Juliet, 8:10 PM : `Sama-sama Romeo, selamat malam`

Romeo, 8:10 PM : `Selamat malam nona`

Sabtu, jam 6:32 PM, melalui Whatsapp

Romeo, 6:32 PM : `Selamat sore, nona, apa kabar?`

Juliet, 7:15 PM : `Hai Romeo, selamat malam, aku baik-baik saja, apa kabar mu?`

Romeo, 7:15 PM : `Aku agak capai, hari ini kedai sangat ramai, tapi syukurlah, aku baik-baik saja`
Romeo, 7:15 PM : `Maaf nona, apakah nona untuk besok sudah bersedia menemani saya menjelajahi kota San Bartolomeo al Mare ini?`

Juliet, 7:33 PM : `Besok ya? Saya akan mengajak teman-teman saya untuk bersama-sama berkeliling San Bartolomeo al Mare, jika kamu tidak berkeberatan, kamu boleh bergabung dengan kami`

Romeo, 7:34 PM : `Dengan teman-teman nona? Apakah itu nona Valentina dan nona Giulia?`
Romeo, 7:34 PM : `Apa mereka tidak keberatan saya bergabung dengan kalian?`

Juliet, 7:47 PM : `Iya, Valentina, dan Giulia, kemarin saya sudah menanyakan kemungkinan ini dengan mereka, dan mereka tidak keberatan jika kamu ingin bergabung dengan kami, Romeo`

Romeo, 7:47 PM : `Baiklah kalau begitu, jam berapakah, dan dimanakah kita bisa bertemu besok nona?`

Juliet, 8:01 PM : `Bagaimana jika jam 11 siang, dan karena kamu warga baru di San Bartolomeo al Mare, bagaimana jika kita bertemu di depan kedai pie Luca?`

Romeo, 8:01 PM : `Jam 11 di depan kedai pie Luca, baiklah nona, terima kasih`

Juliet, 8:09 PM : `Sama-sama Romeo, sampai berjumpa besok !`

Romeo, 8:09 PM : `Sampai berjumpa besok nona !`

Minggu, jam 11:13 AM, di depan kedai pie Luca

“Hai Romeo !!, maaf terlambat” Teriak Valentina ketika melihat Romeo sudah berada di depan kedai pie Luca
“Selamat siang, nona Valentina, nona Julet, nona Giulia, tidak apa-apa nona, saya juga belum lama menunggu kok”
“Sekali lagi maaf terlambat, karena tadi ada yang begitu lama mematut dirinya di depan cermin, bukan begitu Giulia,hahahaha” tawa Valentina berderai menggoda Juliet

“hahahaha” Giulia pun ikut tertawa menggoda Juliet, sementara Juliet hanya terdiam membisu

“Baiklah Romeo, maaf karena keterlambatan kami, matahari sudah cukup terik, tapi kami hari ini berencana ke pantai Bassamera, apakah kamu sudah pernah berkunjung kesana?” Tanya Valentina
“Pantai Bassamera ya? Saya dengar itu pantai yang sangat indah, kebetulan saya belum pernah berkunjung kesana”
“Ya pantai Bassamera adalah pantai paling indah di San Bartolomeo al Mare, jika begitu, tanpa berlama-lama lagi, mari kita kesana bersama-sama” ajak Valentina ke teman-temannya

Sesampainya mereka di pantai Bassamera, mereka berempat segera mencari tempat duduk agar mereka bisa bersantai, tidak lama kemudian mereka pun menemukan tempat duduk.

“Giulia, mari kita pergi membeli minuman dulu” Ajak Valentina ke Giulia
“Ah iya, benar juga Valentina, aku memang sudah cukup haus, Juliet, Romeo, kalian ingin minum apa?”

“Oh, aku ikut saja dengan kalian” jawab Juliet
“Oh, tidak perlu Juliet, jika kalian ikut kami, nanti kita akan kehilangan tempat duduk ini !” tolak Valentina

“Romeo, tolong jagakan tempat duduk kita ya, kami akan membeli minum sebentar, kamu ingin minum apa Romeo?” tanya Juliet yang masih canggung

“Juliet !!! Begitu cara kamu memperlakukan Romeo? Meninggalkan dia seorang diri, menjagakan tempat duduk untuk kita ? Kamu harus menemani Romeo” sergah Valentina

“Ayo cepat Guilia, kita pergi beli minum”
“Betul Juliet, tidak sopan jika kamu meninggalkan Romeo seorang diri disini, cukup kami berdua yang pergi membeli minum” timpal Giulia

Juliet ingin menyanggahnya, tapi tampaknya memang kedua temannya sudah berniat untuk meninggalkannya berdua dengan Romeo

“Bye Juliet, dan selamat berK-E-N-C-A-N !!! hahahahaha” Valentina pun berlari menarik tangan Giulia meninggalkan Juliet berdua dengan Romeo

“Nona Jul...”
“Juliet !!” Juliet menimpali kata-kata Romeo sebelum Romeo menyelesaikan kalimatnya
“Eh ?” Romeo terkejut melihat perubahan Juliet yang cukup dratis, dari seorang gadis yang pemalu menjadi gadis yang tegas
“Romeo, kamu cukup memanggil saya dengan Juliet, tidak perlu dengan embel-embel nona”
“Ah... Baiklah non.. eh Juliet”
“Ya Juliet saja, itu terdengar lebih menyenangkan”
“Baiklah Juliet”
“Jadi Juliet, kedua temanmu non..”
“Valentina dan Giulia !!” kembali Juliet memotong Romeo
“Ah iya, kedua temanmu Valentina dan Giulia, mereka berdua begitu menyenangkan ya?”
“Iya, mereka berdua adalah sahabatku sejak kecil, kami bertiga tumbuh bersama di San Bartolomeo al Mare ini, hingga akhirnya kami berpisah saat kami lulus dari SMU”
“Wah, pasti menyenangkan ya, mempunyai sahabat yang selalu bersama sejak kecil hingga sekarang”
“Ya, kami bertiga tumbuh bersama sejak kecil, Valentina, sejak kecil memang yang paling banyak bicara, sedangkan Giulia, dia yang paling penurut diantara kami bertiga, dari TK hingga SMU kami selalu bersekolah di sekolah yang sama, dan kami bertiga juga memiliki satu kedai pie favorit yang sama, kedai pie Luca !!”
“Ah, terima kasih Juliet”
“Iya, kami sejak kecil sudah sering berkunjung dan menghabiskan waktu bersama di kedai pie Luca, bahkan paman Giuseppe pun sudah sangat hafal dengan pesanan kami”
“3 shadone, 1 espresso, dan 2 cappuccino kan?”
“Ah benar, cepat juga kamu menghafal pesanan kami, Romeo”
“Pesanan untuk bidadari pasti gampang bagi saya untuk menghafalnya”
“Ah, jangan mengejek Romeo”
“Oh, lalu kemudian, mengapa kalian berpisah setelah tamat SMU?”
“Ah itu karena walaupun bersahabat sejak kecil, namun pada saat hendak meneruskan ke universitas, kami memiliki mimpi yang berbeda-beda, jadi kami bersepakat untuk mengejar mimpi kami masing-masing, toh kami sepakat pada setiap liburan musim panas, kami masih bisa berkumpul kembali di kedai pie Luca di San Bartolomeo al Mare”
“Hahaha, lalu kemana kalian meneruskan kuliah kalian?”
“Valentina, dia selalu bercita-cita untuk merasakan hidup di ibukota, maka dia melanjutkan kuliahnya di Universitas Sapienza”
“Wow...”
“Giulia yang dari kecil memang sangat pandai menggambar, dan bercita-cita menjadi fashion designer sehingga dia melanjutkan ke IFDA di Milan”
“Saya sendiri, karena sejak kecil saya sangat menyukai shadone di kedai pie Luca, saya sempat berkeinginan untuk melanjutkan sekolah saya di ALMA, Parma”
“Wow... itu sekolah memasak terbaik di Italia kan?”
“Iya, sayangnya ayah saya tidak mengijinkan saya, beliau meminta saya untuk mengambil jurusan hukum”
“Oh, kenapa ayahmu tidak mengijinkan kamu melanjutkan ke ALMA?”
“Ayah beralasan, bahwa di San Bartolomeo al Mare sudah ada kedai pie Luca, sehingga jika ingin memakan makanan yang lezat, kami bisa tinggal mendatangi kedai pie Luca”
“Hahahaha, ayahmu sangat lucu ya, jika semua orang berpikir seperti ayahmu, maka hanya akan ada satu tempat makan di San Bartolomeo al Mare”
“Hahahaha... Ya begitulah...”
“Lalu, apakah kamu akhirnya mengambil jurusan hukum?”
“Iya, akhirnya saya mengambil jurusan hukum di Sant'Anna di kota Pisa”
“Wow, itu kan salah satu universitas terbaik di Italia !!! Ternyata kamu benar-benar luar biasa ya Juliet !!”
“Ah berhentilah menggodaku Romeo, sekarang giliranmu bercerita tentang siapa kamu?”

Kemudian Romeo pun bercerita mengenai dirinya yang merupakan anak tunggal dari Giuseppe, namun sejak dalam kandungan dirinya tidak pernah menginjakkan kaki di San Bartolomeo al Mare, hingga beberapa bulan yang lalu, Romeo bercerita bagaimana ibunya meninggalkan San Bartolomeo al Mare sejak Romeo sedang dalam kandungan, bagaimana Romeo dan ibunya menetap di Parma, dan membuka sebuah café kecil disana, hingga ibunya meninggal, dan tidak lama kemudian Romeo mendapat undangan dari ayahnya untuk kembali ke San Bartolomeo al Mare untuk melanjutkan usaha kedai pie Luca

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4.30 PM

“Aduuuh... memang ya, kalau manusia sedang jatuh cinta, ditinggal sahabatnya lama pun, dia tidak ingat, hahahaha” Tiba-tiba Valentina datang mengejutkan mereka
“Iya nih, memangnya kalian tidak haus ya? Kalian nih sudah bercerita selama hampir 5 jam loh, hahahaha” Timpal Giulia

“Eh? Tadi kami juga mencari kalian kok, tapi karena kalian menghilang, kami memutuskan untuk kembali ke meja ini, siapa tau kalian kembali, betul kan Romeo?” Juliet mencoba berbohong, sedangkan Romeo hanya tertawa kecil

“Aduh Juliet, kami ini temanmu sejak umur TIGA tahun loh, kamu pikir bisa membohongi kami? Hahahaha” Valentina pun dengan cepat membongkar alibi Juliet
“Iya, lagi pula kalian ini sudah seperti takdir loh, dari nama saja Romeo dan Juliet !!! Itu kan cerita yang sudah sangat melegenda di dunia, siapa yang menyangka ada kisah nyatanya disini” Giulia kembali menimpali


“Ih enak aja, Romeo dan Juliet kan akhirnya tidak bahagia, keduanya meninggal !! Lagiapula Giulia, kenapa kamu jadi ikut menggodaku?” Juliet menjawab serba salah
“Iya, iya kalau Romeo dan Juliet yang ini, aku doakan bahagia hingga kakek nenek hahahaha, ayo sekarang sudah hampir pukul 5 sore, sebaiknya kita pulang, sebelum ayahmu mencari kita Juliet” Ajak Valentina
“Hah? Sudah hampir jam 5? Baiklah, mari kita pulang !”
“Ya beginilah kalau orang sedang jatuh cinta, dunia milik berdua, waktu pun tidak terasa lagi”
“Ah, sudah, sudah, berhenti menggodaku, mari kita pulang”
“Baiklah Romeo, kamu bisa pulang sendiri kan ? Kami pulang dulu ya?”
“Baiklah Valentina, terima kasih ya Juliet, Valentina, dan Giulia”
“Hah ? Dalam waktu sekitar 5 jam sejak kita tinggalkan mereka berdua, kita kehilangan gelar nona di depan nama kita ya Giulia?”
“Ah maaf, nona Valentina, nona Giulia”
“Ahahahahaha, bercanda Romeo, lebih baik tanpa embel-embel nona, sehingga terdengar lebih akrab”
“Hahaha, baiklah Valentina”
“Ok, ciao Romeo”
“Ok, Sampai jumpa lagi Valentina, Giulia, dan Juliet, hati-hati di jalan”

“Sampai jumpa lagi Romeo !!!”

Sabtu, jam 4:53 PM, di kedai pie Luca

“Krinciiing”
Buon pomeriggio !! ... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon pomeriggio, Romeo !”
“Eh Juliet ? Ada apa?”
“Romeo, maaf apakah masih ada shadone? Entah mengapa aku tiba-tiba ingin memakan shadone dari kedai pie Luca ini”
“Wah, maaf Juliet, shadone hari ini sudah terjual habis”
“Sudah kuduga, karena shadone khas kedai pie Luca memang sangat lezat, tidak mungkin ada yang tersisa saat tutup”
“Mohon maaf Juliet, kalau saja aku tahu kamu hari ini menginginkan shadone aku pasti akan menyimpankan satu khusus untukmu”
“Hahaha, tidak apa-apa Romeo, aku bisa menunggu besok kan?”
“Tapi Juliet, besok hari minggu, kedai kami tidak buka di hari minggu”
“Ah iya, saya sampai lupa hari, baiklah, kalau begitu, aku akan datang kembali di hari senin”
“Atau begini saja Juliet, karena aku sudah mengecewakan kamu, bagaimana jika besok, kamu kubuatkan shadone khusus buat kamu?”
“Ah tidak usah repot-repot Romeo”
“Begini Juliet, besok, aku ajarkan satu bagian kecil dari resep rahasia shadone kami, di rumah kami, apakah kamu bersedia, besok belajar membuat shadone di rumah kami?”
“Romeo, dari kecil aku sangat suka dengan shadone kedai pie Luca, kamu juga sudah tahu kan, aku bahkan sempat bercita-cita meneruskan bersekolah di ALMA?! Tentu aku akan sangat bersedia jika kamu berkenan mengajarkan resep rahasia shadone kedai pie Luca !!Tapi apakah itu boleh Romeo?”
“Hahahaha, terima kasih Juliet, itu suatu kehormatan untuk aku untuk bisa mengajarkannya padamu, tapi ingat ya, besok bukan seluruh resep rahasia kami, dan mungkin satu bagian dari resep kami, hahahaha”
“Hahahah, baiklah Romeo, terima kasih atas tawarannya, besok di rumahmu ya?”
“Ya, besok aku tunggu di rumah ku, jam berapa kira-kira kamu akan datang Juliet?”
“Umm... Bagaimana jika jam 11?”
“Baik, jam 11 ya? Tapi jangan terlambat seperti waktu itu ya”
“Iya Romeo, besok jam 11 tepat, aku akan datang ke rumah mu, terima kasih Romeo”
“Terima kasih juga Juliet, sekarang ijinkan aku untuk mengantarmu pulang”
“Ok Romeo”

Karena kota San Bartolomeo al Mare merupakan kota kecil, maka mereka pun berjalan kaki sambil mengobrol

“Jadi besok, apa yang akan kamu ajarkan padaku Romeo?”
“Umm... Apa ya? Memangnya kamu ingin belajar yang mana Juliet?”
“Semuanya !! Hahahahaha”
“Hahahaha, semuanya ya? Harus pelan-pelan dulu Juliet”
“Ok, baiklah, kalau begitu bagian mana nya besok?”
“Bagaimana untuk besok, kamu aku ajarkan bagian adonan dari pienya dulu?”
“Wow, itu juga boleh Romeo, terima kasih ya”
“Sama-sama Juliet, memangnya, kalau kamu sendiri, masakan apa yang kamu paling ahli membuatnya?”
“Hahahah, kemampuan memasakku tidaklah bisa dibandingkan dengan kemampuanmu Romeo”
“Eh ? Kok begitu? Jangan merendah Juliet, kamu kan juga waktu itu bercita-cita melanjutkan sekolahmu di ALMA”
“Memang sih, tapi apalah aku ini, jika dibandingkan dengan seorang chef dari kedai pie Luca?”
“Hah? Aku bukan seorang chef Juliet !! Kamu kok sekarang malah jadi mengejek ku ? Hahahaha”
“Hahaha baiklah, aku paling suka memasak trofie al pesto”
“Wow, ok, kalau begitu, sebagai gantinya, besok kamu juga harus mengajariku bagaimana membuat trofie al pesto !!”
“Eh ? Hahahah, apakah cukup waktunya Romeo? Membuat shadone sendiri kan juga cukup lama, dan seperti biasa, jam 5 aku juga sudah harus pulang”
“Ah, benar juga”
“Bagaimana, jika besok, aku bawakan dulu trofie al pesto buatanku, dan jika kamu besok menyukainya, aku akan mengajarimu bagaimana cara membuatnya, setuju?”
“Baiklah, aku yakin, trofie al pesto buatanmu akan sangat lezat”
“Jangan terlalu yakin dulu Romeo, hahahaha”
“Juliet, kalau boleh tahu, apa pekerjaan ayahmu ya? Mengapa dia selalu meminta kamu pulang sebelum jam 5?”
“Oh, untuk itu, biarkan untuk sekarang menjadi rahasia dulu ya Romeo, nanti aku akan bercerita sedikit demi sedikit, apakah kamu keberatan?”
“Tentu tidak Juliet”
“Baiklah Romeo, terima kasih sudah menemaniku pulang, di depan itu sudah rumahku, dari sini, lebih baik aku berjalan sendiri”
“Eh? Mengapa Juliet?”
“Salah satunya, karena ayahku tidak suka aku memiliki teman dekat pria sebelum aku lulus kuliah!”
“Oh, kalau begitu baiklah Juliet, terima kasih ya”
“Terima kasih juga Romeo, hati-hati di jalan”
“Iya, sekarang kamu lanjutkan perjalanan pulangmu, aku tunggu disini dulu hingga kamu tiba di gerbang rumahmu”
“Hahaha, baiklah, terima kasih Romeo, aku pulang dulu ya, Buona sera !!”
Buona sera Juliet, besok jam 11 tepat di rumah ku ya”
“Jam 11 tepat !!”

Minggu, jam 10: 59AM, di rumah Romeo

“Ting tong...” Bel di rumah Romeo berbunyi

“Iya sebentar...” sahut Romeo

Romeo pun membukakan pintu


“Hosh...hosh...hosh...” Nafas Juliet terdengar memburu
“Terlambat 12 detik...” Romeo menyambut Juliet dengan dingin
“Iiih.. Kamu ini !!! Kamu tahu tidak, tadi aku berlari-lari kesini tahu !”
“Ya, tapi kamu tetap terlambat 12 detik...” Romeo terdengar tidak peduli bahwa Juliet sudah berlari agar tidak terlambat
“Eh.. tidak, aku tidak terlambat, tadi aku yakin tiba disini sebelum jam 11, kamu kan yang dengan sengaja lama membukakan pintu nya !!” Juliet masih membela diri
“Hahahahaha... iya iya, aku tahu, hahahah, kamu tampak begitu menggemaskan Juliet” Romeo pun tidak sanggup lagi menahan kepura-puraannya
“Ihh... Awas ya kamu Romeo, tadinya aku sudah membawakan trofie al pesto buatanku sendiri loh, kalau kamu begini, lebih baik aku pulang saja!” Juliet pun merajuk
“Eeeh... Jangan dong Juliet, iya, iya, maafkan aku, aku tadi bercanda kok, hahahaha”
“Awas ya kamu Romeo, hahahaha”
“Baiklah, benvenuto nona Juliet, di rumahku yang sederhana ini” Sambut Romeo dengan gaya seakan-akan menyambut seorang putri bangsawan...
“Waaaah.. rumahmu indah juga Romeo, begitu hangat dan nyaman ya disini” Juliet tampat terkagum dengan rumah Romeo, yang walaupun sederhana, namun bersih dan nyaman
“Apalah arti rumahku ini, jika dibandingkan dengan rumah nona Juliet” Romeo masih meneruskan dengan gaya berpura-puranya
“Iihh... kamu kenapa Romeo? Aku pulang loh, jika kamu begini !”
“Hahahahaha... baiklah Juliet, maaf maaf, selamat datang ya Juliet di rumahku ini”
“Terima kasih ya Romeo, sudah mengijinkan aku berkunjung”
“Kruyuuuk” Terdengar perut Romeo berkerucuk
“Ah, kamu sudah lapar Romeo?”
“Hahaha, iya nih, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu trofie al pesto buatanmu?”
“Ih, siapa bilang aku membawakan trofie al pesto ini untukmu?” Sekarang Juliet yang menggoda Romeo
“Ah, Juliet... kok kamu begitu ?”
“Hahahaha, baiklah, mari kita makan !!”

Lalu, mereka berduapun menyantap trofie al pesto buatan Juliet bersama-sama

“Juliet, ini benar-benar lezat”
“Ah, Romeo, jika kamu terus menggodaku, aku akan pulang setelah makan !!”
“Ah tidak Juliet, aku berkata apa adanya, trofie al pesto ini benar-benar lezat, aku sedang tidak menggodamu”
“Jadi kamu benar menyukainya Romeo?”
“Iya Juliet, maukah kamu mengajariku bagaimana membuat trofie al pesto selezat ini?”
“Wah, kalau kamu benar-benar ingin belajar membuat troefie al pesto dariku, kamu juga harus mengajariku membuat shadone khas kedai pie Luca !!”
“Ah, kalau itu, aku kan sudah berjanji, akan memberi tahu kamu semua rahasia mengapa shadone kami terkenal lintas generasi, Juliet”
“Baiklah kalau begitu, aku juga akan mengajarimu membuat trofie al pesto khas Juliet !!! hahahaha”
“Wah, aku tidak sabar untuk itu Juliet, hahaha, terima kasih ya!”
“Jadi sakarang kamu akan mulai mengajariku membuat shadone Romeo?”
“Ya, seperti janjiku kemarin, aku akan mengajarimu bertahap, dimulai hari, kita akan mulai belajar membuat adonan pie untuk shadone khas kedai pie Luca”
“Yaaah... kalau bertahap begitu, sampai kapan aku bisa mendapatkan rahasia lengkap shadone khas kedai pie Luca?”
“Hahahaha... sabar nona cantik, semua harus bertahap, lagi pula, jika aku ajarkan semuanya langsung, nanti kamu tidak mau lagi berkunjung ke rumah ku, hahaha”
“Ah...Baiklah Romeo, aku siap belajar !!”
“Nah begitu dong, murid yang baik!! Hahahaha”
“Hahahaha, eh Romeo, tapi apakah kamu tahu, minggu depan, aku sudah harus kembali ke Pisa?”
“Hah? Mengapa begitu cepat?”
“Ya memang, tiga bulan terasa begitu cepat ya Romeo?”

Suasana mendadak sempat hening, ketika mereka berdua menyadari bahwa minggu depan, mereka harus berpisah, walau untuk sementara

“Eh tapi Juliet, kamu masih akan kembali ke San Bartolomeo al Mare kan?”
“Mmh... Pasti dong, bulan desember, kampus ku libur satu bulan, aku pasti akan kembali ke San Bartolomeo al Mare, karena aku pasti rindu bertemu dengan dua sahabatku, Valentina, dan Giulia, aku juga pasti rindu dengan pantai Bassamera, dan yang pasti, aku akan merindukan.... Kedai pie Luca dan shadone nya !!!”
“Ooh... Jadi kamu tidak rindu aku?” pancing Romeo
“Tentu tidak !! Hahahaha”
“Hahahaha... Kamu ini !! Baiklah kalau begitu, mari kita mulai pelajaran pertama membuat adonan untuk pie shadone khas kedai pie Luca !!!”
“Siap pak guru !!! Silahkan bapak siapkan bahan-bahannya, biar aku yang mencuci piring kotor ini!! Hahahaha”
“Hahahah, baiklah nak, kamu cuci yang bersih ya, bapak akan mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat adonan pie dulu !!!”
“Hahahahah” Mereka berdua terus bercanda dan tertawa layaknya sepasang manusia yang sedang dimabuk asmara

Mereka berdua berada di dapur, Juliet sedang menguleni adonan pie tersebut, sedangkan Romeo berdiri di belakangnya, tangan Romeo tampak membantu tangan Juliet melumat adonan pie tersebut

“Iya begitu Juliet, kamu harus terus memijat, dan meremas adonan ini, hingga adonan ini tidak lagi lengket di tanganmu” Romeo membisikkan dengan lembut di telinga Juliet
“Apakah begini sudah benar Romeo?”
“Iya Juliet, terus kau pijat dan remas, sebentar lagi adonan ini akan siap”
“Umm... Baiklah”

Tiba-tiba...

“Kyaa !! ROMEO !!!” Juliet menjerit terkaget ketika tiba-tiba tangan Romeo meremas lembut payudara Juliet
“Lepaskan Romeo !!!”
“Juliet !! Aku sangat mencintaimu sejak aku pertama melihatmu di kedai pie Luca”
“Ah.. iya Romeo, aku juga, ta.. ta...tapi bukan begini Romeo”
“Kenapa Juliet?”
“I ini dosa Romeo, ayah pasti akan sangat marah juga jika dia mengetahui hal ini”
“Bagaimana ayahmu akan mengetahuinya Juliet?”
“Aah...i iya Romeo, ta tapi...”
“Cuup” Tiba-tiba Romeo mencium bibir Juliet
“Ehm...” Romeo melanjutkan dengan melakukan french kiss tanpa menghentikan remasan lembut di kedua payudara Juliet

Sesaat kemudia perlawanan Juliet tampak melemah, Juliet pun mulai membalas ciuman Romeo

“Ummm...”
“Juliet, aku sangat mencintaimu...”
“Oh Romeo...” Juliet pun membalas ucapan Romeo dengan pandangan mata sayu
“Juliet, maukah kamu melihat kamar ku?”

Juliet hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju

Di dalam kamar Romeo

“Juliet, selamat datang di kamarku..” Romeo mengatakannya dengan pandangan hangat penuh cinta
“Romeo..” Juliet menjawab dengan pandangan penuh cinta ke Romeo

Mereka pun segera melanjutkan cumbuan mereka, hingga mereka Romeo menindih Juliet di atas ranjang

Tidak ada kata yang terucap ketika Romeo menyingkap kaos putih yang dikenakan oleh Juliet, hanya pandangan saling cinta yang saling bertemu yang menunjukkan bahwa mereka melakukan ini atas nama cinta.

“Mmh...” Terdengar desahan lembut dari mulut Juliet, ketika Romeo mulai mencumbu payudara kanan Juliet mulai dari pangkal hingga ujung putingnya, disertai juga tangan Romeo yang dengan lembut terus meremas payudara sebelah kirinya

“Payudaramu indah sayang” Puji Romeo, payudara Juliet berukuran sedang, sehingga pas dalam genggaman tangan Romeo

Tangan Juliet akhirnya menahan tangan Romeo yang sekarang berusaha memasuki celana kulot 3/4nya. Romeo yang menyadari bahwa Juliet belum siap, tidak melanjutkan usahanya untuk memasuki celana Juliet, melainkan, sekarang tangan Romeo memilih untuk membelai lembut vagina Juliet dari luar.

“Mmh...” Kembali desahan Juliet terdengar, sekarang terdengar sedikit lebih keras, sementara Romeo terus mencumbu kedua payudara Juliet, dengan belaian di vagina Juliet yang juga tidak berhenti

Setelah puas dengan kedua payudara Juliet, dan juga merasakan bahwa celana Juliet sekarang sudah lembab, Romeo pun melanjutkan cumbuannya ke bawah, Romeo kemudian mengkangkangkan kedua kaki Juliet dengan celana kulot 3/4 yang masih dikenakan Juliet.

“Ah Romeo, apa yang kamu lakukan?” Tanya Juliet, ketika Romeo mulai mencumbu vagina Juliet dari luar celananya
“Sayang, aku lepas ya celana kamu, ini celana kamu sudah basah, nanti lengket sayang” Ijin Romeo

Juliet hanya menganggukkan kepalanya dengan sedikit ragu-ragu

Romeo pun melepaskan celana Juliet dengan lembut, namun kembali tangan Juliet mencegah ketika Romeo hendak melepaskan celana dalamnya, kembali tanpa paksaan Romeo pun melanjutkan foreplay ini, karena Juliet belum nyaman untuk melepaskan celana dalamnya, maka Romeo pun dengan lembut melanjutkan mencumbu vagina Juliet dari luar celana dalam hitamnya

“Aah... Romeo...”

Mendengar Juliet mendesah dan menyebut namanya, Romeo pun menyingkap celana dalamnya, dan untuk pertama kalinya, Romeo melihat vagina Juliet, Romeo pun mengecup lembut bibir vagina Juliet

“Sayang, aku lepas ya...” Kembali Romeo meminta ijin dengan lembutnya

Juliet masih ragu untuk melepaskan celana dalamnya sebagai pertahanan terakhirnya

Menyadari bahwa Juliet masih ragu, Romeo pun mengecup lembut dahi Juliet, sambil berbisik lembut

“Juliet, aku sayang kamu, percayalah, aku tadi juga sudah melihat sedikit” Romeo meyakinkan Juliet dengan disertai candaan untuk menenangkan hati Juliet yang sedang bimbang
“Dasar, kamu nakal sayang !!” Akhirnya Juliet pun sedikit tenang
“Dilepas saja ya sayang”

Akhirnya dengan perlahan, Juliet pun menanggalkan pertahanan terakhirnya

“Wow... indah sekali sayang” Romeo pun terpesona melihat keindahan vagina Juliet, terlihat masih sangat rapat, dengan bulu yang dicukur sangat rapi, hanya menyisakan sekitar 2 cm duatas di bagian atas vaginanya
“Ihh... aku malu sayang” Seru Juliet sambil menutup kedua pahanya

Kembali Romeo tersenyum, dan dengan lembut Romeo pun kembali memulai mencumbu kedua payudara Juliet, sedangkan tangannya mulai membelai lembut vagina Juliet, yang sekarang sudah terbuka bebas

Setelah Romeo merasakan vagina Juliet mulai basah, Romeo pun melanjutkan cumbuannya, dengan lembut Romeo mengkangkangkan kedua kaki Juliet.

Sekarang untuk pertama kalinya, Romeo dapat menikmati pemandangan indahnya vagina Juliet, tanpa halangan apapun, namun Romeo juga sadar, jika terus dipandangi, maka itu akan membuat Juliet tidak nyaman, maka tanpa berlama-lama, Romeo mulai mencumbu vagina Juliet

Kedua tangan Romeo tidak berhenti meremas lembut kedua payudara Juliet, disertai dengan pelintiran, dan cubitan kecil di kedua payudaranya, sedangkan lidahnya terus mencumbu vagina Juliet, mulai dari klitorisnya, lubang vaginanya, bahkan sesekali Romeo juga mencumbu anus Juliet yang tidak kalah bersih dan menggoda.

“Aah.. Romeo” Seru Juliet sambil mengangkat pinggulnya, tidak membutuhkan waktu lama bagi Juliet untuk mencapai orgasme pertamanya
“Sluruuup..” Romeo pun menghisap cairan cinta dari vagina Juliet
“Stop Romeo, cukup..”

Romeo pun segera menghentikan cumbuan di vagina Juliet, kemudian Romeo segera menanggalkan kaosnya, disusul dengan celana panjang dan celana dalamnya

“Sayang, tolong kamu pegang penis aku ya, kemudian kamu kocok secara perlahan” Sambil Romeo menggenggam tangan Juliet dengan lembut dan mengarahkan ke penisnya, terasa tangan Juliet sedikit bergetar
“Tolong kamu kocok ya Juliet” Romeo pun menggerakkan tangan Juliet naik turun
“Juliet, tolong pakai mulut kamu ya?” Pinta Romeo setelah beberapa lama Juliet mengocok penisnya

Juliet hanya menggelengkan kepalanya

“Baiklah kalau begitu” Romeo pun segera beranjak, dan mengubah posisi dirinya ke posisi siap melakukan penetrasi
“Pelan-pelan ya Romeo, aku belum pernah melakukan ini” Pinta Juliet, ketika menyadari, bahwa tidak lama lagi dia akan menyerahkan kesuciannya keseorang yang walau baru dikenal sekitar 2.5 bulan yang lalu, tapi sudah sangat dicintainya
“Jangan khawatir sayang, aku benar-benar sangat mencintaimu” Bisik Romeo dilanjutkan dengan kecupan lembut di dahi, ujung puncak hidung, dan diakhiri di bibir Juliet

Sayangnya, walaupun vagina Juliet sudah sangat basah, namun karena Juliet masih perawan, dan ukuran penis Romeo yang cukup besar, prosesi memasukan penis Romeo ke dalam vagina Juliet terus menerus gagal.

“Sayang, tolong kamu jilati dulu penisku ya, susah untuk masuknya karena penisku masih kering” Mohon Romeo sambil menyodorkan penisnya dimuka Juliet

Juliet yang juga sudah bernafsu untuk merasakan nikmatnya surga dunia pun, mulai menjulurkan lidahnya, dan memulai menyentuhkan ujung lidahnya ke ujung kepala penis Romeo

“Ah, iya begitu sayang, terus jilati, sehingga penisku cukup basah”

Juliet kemudian melanjutkan menjilat penis Romeo dengan lembut. Melihat Romeo menikmati jilatannya, Juliet pun memberanikan diri untuk mulai mengulum penis Romeo

“Ah sayang....Enaaaak...” Ceracau Romeo, ketika Juliet dengan lembut mulai mengulum penisnya

Mendengar ceracauan Romeo, Juliet pun mulai mencoba untuk mengulum lebih dalam lagi, dan mulai menggerakan kulumannya keluar masuk

“Iya sayang, begitu sayang...” Romeo pun semakin merasakan kenikmatan dari servis oral Juliet

Sekarang posisi Juliet sedang terlentang, dengan kaki mengkangkang, sementara Romeo berlutut di kepala Juliet, menikmati penisnya dioral oleh Juliet, tangan Romeo pun membelai lembut vagina Juliet

“Cukup sayang... Sekarang sudah basah” Senyum Romeo

Romeo pun kembali memposisikan penisnya di depan vagina Juliet

“Aku masukkan ya sayang”
“Pelan-pelan ya sayang” Sekarang suara Juliet terdengar lebih ceria, senyumnya pun menjadi senyum yang agak sedikit nakal

Kembali Romeo berusaha untuk memasukkan penisnya kedalam vagina Juliet, walaupun masih sulit, namun berkat air liur Juliet di penis Romeo, dan juga cairan cinta di vaginanya, akhirnya sedikit demi sedikit, penis Romeo berhasil membuka vagina perawan Juliet

“Aw..” jerit kecil Juliet ketika kepala penis berhasil membuka labia minoranya
“Sakit ya sayang?” Romeo pun menghentikan proses penetrasinya
“Tidak kok, hanya sedikit kaget”
“Aku lanjutkan ya?”
“Pelan-pelan ya”

Romeo pun melanjutkan proses penetrasinya, dengan lembut Romeo melakukan proses menarik sedikit, kemudian menusukkan lebih dalam lagi, selama proses penetrasi ini, Juliet hanya bisa menggigit bibir bawahnya, hingga akhirnya Romeo pun merasakan bahwa penisnya sudah bersentuhan dengan selaput data Juliet. Romeo pun kembali mengecup dahi Juliet.

“Sayang, tahan sedikit ya” bisik Romeo, kemudian Romeo pun mencium bibir Juliet
“Mmh..” Pekik Juliet tertahan, ketika akhirnya selaput daranya terenggut oleh penis Romeo

Romeo pun mendiamkan beberapa saat penisnya di dalam vagina Juliet yang baru saja direnggut kesuciannya, agar Juliet bisa beradaptasi terlebih dahulu, setelah Romeo melihat tubuh Juliet sudah tidak tegang lagi, Romeo pun memulai memompa penisnya dengan perlahan. Tidak ada kata yang terucap selama Romeo memompa vagina Juliet, yang ada hanyalah tatapan hangat saling cinta, yang kadang disertai kecupan lembut, baik di dahi, maupun di bibir.

Setelah sekitar 10 menit berada di posisi yang sama, Romeo pun mulai merasakan sedikit pegal, maka Romeo menarik penisnya keluar dari vagina Juliet

“Sayang, terima kasih ya...” Bisik Romeo, ketika melihat darah perawan menetes dari vagina Juliet

Juliet hanya membalas dengan senyuman, Romeo pun mengambil celana dalam Juliet yang tergeletak di dekatnya, dan menggunakannya untuk menyeka darah dari vagina Juliet. Mulanya Juliet yang masih belum begitu sadar, hanya terdiam, ketika Romeo menyeka dengan lembut, vaginanya dengan celana dalamnya

“Eh Romeo !!! kok celana dalam aku?” Jerit Juliet sambil beringsut ketika tersadar bahwa Romeo menyeka darahnya dengan celana dalamnya
“Hehehe, maaf sayang, nanti aku ganti ya, aku simpan celana dalam kamu ya, sebagai kenang-kenangan”
“Ihh. Kok kamu gitu? Nanti aku pulang bagaimana?”
“Kan kamu masih pakai celana sayang, gak terlihat kok”
“Ih, kamu jorok !!”

Romeo menjawabnya dengan kembali ciuman lembut

“Kita lanjutkan ya sayang?” Bisik Romeo
“Mmh,,,”
“Kamu mau coba diatas, sayang?”
“Eh? Bagaimana caranya sayang?”
“Tenang sayang, aku ajarkan juga” senyum Romeo

Romeo pun berbaring

“Nah sayang, kamu masukkan penis aku ke vagina kamu”
“Eh ? Bagaimana?”
“Begini sayang” Romeo pun mengarahkan Juliet agar segera menduduki penisnya
“Iya !! Nah, sekarang, kamu perlahan, masukkan”
“Mmh...” Juliet pun perlahan menurunkan pinggulnya, sambil memejamkan matanya, dan menggigit bibirnya
“Kalau masih sakit, pelan-pelan saja sayang”
“He eh”
“Ssshhtt” Desihan Juliet ketika akhirnya seluruh penis Romeo tenggelam di dalam vaginanya

Romeo pun segera menarik Juliet, dan kembali menciumnya

“Pelan-pelan saja sayang, jangan dipaksakan” Bisik Romeo, sambil membelai lembut kepala Juliet
“Kalau kamu sudah siap, kamu bisa mulai menggerakan pinggul kamu, boleh keatas-bawah, atau depan-belakang, atau berputar, yang manapun yang paling membuat kamu nyaman ya sayang”

Setelah beristirahat beberapa saat, Juliet pun mulai menggoyangkan pinggulnya

“Sssst... sakit...” Bisik lirih Juliet, ketika dia berusaha menggerakkan pinggulnya keatas-bawah
“Pelan-pelan sayang, kalau sakit, jangan keatas-bawah, coba, kamu kedepan-belakang, atau berputar”

Juliet pun menggerakan pinggulnya kedepan-belakang dengan canggung, sementara Romeo mencoba menambah rasangan pada Juliet dengan meremas lembut kedua payudaranya, dan juga memainkan putingnya

Setelah beberapa saat, Romeo pun bangkit, dan dengan perlahan, membaringkan kembali Juliet

“Eh? Eh?” Juliet terheran

Romeo hanya mencium bibir Juliet

Kemudian, kembali Romeo memompa Juliet, mulanya dengan perlahan, namun ketika Romeo mengetahui bahwa Juliet mulai menikmati sesi bercinta ini, Romeo pun meningkatkan tempo pompaannya

“Mmmh...” Juliet pun kembali melenguh
“Sayang, apakah kamu sedang subur?” Tanya Romeo ditengah pompaannya yang sudah semakin cepat
“Eh ?”
“Sayang, kapan kamu terakhir datang bulan?”
“Eh ? Mmh... baru dua hari yang lalu sayang, kenapa?”
“Oh baguslah, jika begitu, kamu sedang tidak subur”
“Eh ? Memang kenapa sayang?”
“Aku boleh keluarin di dalam ya?” Tampaknya Romeo sudah semakin mendekati orgasmenya
“Eh ? Nanti aku hamil sayang !!”
“Tidak sayang, kalau kamu baru selesei dua hari yang lalu, maka kamu sedang dalam masa tidak subur”
“Eh ?!”
“Aaaah.... Sayang, aku keluar !!” Pekik Romeo, ketika akhirnya mencapai orgasme
“Aaah...” Juliet pun juga mendapatkan orgasme kembali, ketika merasakan rahimnya disiram dengan cairan hangat

Di saat orgasme yang terjadi selama kurang lebih satu menit itu, mereka berdua hanya bercumbu dengan hangatnya

“Terima kasih ya sayang”
“Sama-sama sayang...”
“Aku benar-benar sayang kamu Juliet”
“Aku juga Romeo”
“Sayang mandi yuk” Ajak Romeo sambil mencabut penisnya dari vagina Juliet
“Mmh !”

Di dalam kamar mandi, mereka pun mandi berdua

“Ih, punya kamu kok berdiri lagi sayang?”
“Iya nih sayang, tadi sangat enak, aku jadi ingin lagi, boleh kah kita bercinta sekali lagi?”
“Mmh... aku harus pulang sayang, kalau tidak, nanti ayah akan marah”
“Mmh.. Baiklah sayang...” Romeo agak kecewa ketika Juliet tidak mengijinkannya untuk bercinta satu kali lagi
“Minggu depan, aku janji !!” Melihat Romeo yang kecewa, Juliet pun mencoba memberi sedikit penghiburan
“Minggu depan? Baiklah” Romeo pun sedikit terhibur dengan tawaran dari Juliet
“Tapi Juliet, bukankah kamu minggu depan sudah harus kembali ke Pisa?”
“Iya, aku hari minggu, minggu depan akan kembali ke Pisa, tapi hari sabtu aku kan masih disini Romeo!”
“Juliet, hari sabtu kan kedaiku masih buka, aku tidak mungkin mendadak menutup kedaiku satu hari, orang akan curiga dan bertanya, sedangkan kedaiku tutupnya sore, kamu sudah tidak diijinkan keluar oleh ayahmu saat sore hari kan?”
“Ah iya ya Romeo, bagaimana ya?”
“Begini saja Juliet, bagaimana jika sabtu malam, kamu bermalam disini?”
“Tidak mungkin Romeo, ayahku tidak akan mengijinkannya !”
“Begini Juliet, katakan pada ayahmu, jika kamu akan kembali ke Pisa hari sabtu sore atau malam”
“Tapi ayahku akan mengantarkan ku ke terminal bus Romeo”
“Iya, kamu tetap naik bus menuju Pisa, kemudian aku jemput kamu di Imperia Oneglia, kemudian kita diam-diam kembali ke San Bartolomeo al Mare, pada hari minggunya, aku akan kembali mengantarkanmu ke Pisa, bagaimana?”
“Hmm... Rencana yang menarik, beri aku waktu untuk memikirkan rencana ini ya Romeo”
“Baiklah sayang, semoga kamu setuju dengan rencana ini, sehingga minggu depan, kamu bisa bermalam disini”
“Cuuph”

Setelah mandi, mereka pun segera mengenakan pakaian mereka kembali

“Ah, celana dalamku sudah kotor, aku tidak bisa memakainya lagi !” Juliet merajuk ketika melihat celana dalamnya sudah ternoda oleh darah perawannya
“Sayang, ini tidak kotor, ini adalah kenang-kenangan darah kesucian kamu, aku simpan ya celana dalam kamu”
“Ih, dasar mesum, hahahaha”
“Hahahahaha”
“Juliet sayang, apa kamu pernah membaca novel ini?”
“Eh ? Fifty shades of grey? Novel apa ini sayang?”
“Aku pinjamkan padamu ya Juliet, kalau kamu tertarik, kita bisa mencobanya minggu depan” Senyum Romeo
“Eh? Apa ini? Baiklah, aku pinjam dulu ya Romeo”
“Sayang, aku pulang ya”
“Sebentar sayang, aku antarkan kamu”

Sepanjang jalan, mereka berdua kembali asik bercengkerama layaknya sepasang manusia yang sedang jatuh cinta

“Sayang, ini novel mengenai apa?”
“Kamu benar-benar tidak mengetahui fifty shades of grey sayang?”

Juliet menggelengkan kepalanya

“Kamu ini !! Benar-benar sibuk belajar ya selama di Pisa ? Hahahaha”
“Ah tidak juga kok sayang, tapi aku baru pertama kali mendengar tentang fisty shades of grey ini sayang”
“Ah.. ahahaha, kamu baca dahulu saja sayang”
“Iiih.. iya, aku akan membacanya, tapi tolong kamu ceritakan dulu, paling tidak sinopsisnya”
“Begini Juliet sayang, novel ini katanya adalah novel erotik untuk wanita”
“Hah? Erotik untuk wanita? Apakah ada novel yang seperti itu?”
“Iya sayang, yang aku dengar, banyak wanita yang membaca novel ini, dan kemudian menyukainya”
“Ih, dasar kamu ternyata mesum juga ya !!” Cubit Juliet
“Aaauuww.. Sakit sayang, hahahaha”
“Baiklah akan aku baca novel ini, tapi sayang, kalau ini novel untuk wanita, bagaimana kamu bisa memilikinya?”
“Aah... Ceritanya panjang sayang, hahahahaha”
“Dasar mesum !! Hahaha”
“Baiklah sayang, terima kasih ya sudah mengantarkan aku, sampai jumpa lagi”
“Sampai jumpa lagi sayang”

Kemudian mereka mengakhiri pertemuan itu ciuman yang lembut

Sabtu, jam 8:48 AM, di kedai pie Luca

Buon giorno... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon giorno... tampan !!”
“Oh hai, Valentina, Juliet, dan Giulia !”
“Romeo, Juliet bercerita padaku, katanya, minggu lalu dia berkunjung ke kedai pie Luca, namun shadonenya habis ya?”
“Ah benar Valentina, minggu lalu Juliet berkunjung sore hari, saat itu sayangnya shadone kami sudah habis”
“Beran-beraninya kamu Romeo, tidak menyisakan shadone untuk bidadariku ini” Valentina berpura-pura marah
“Iya, maaf Valentina, lain kali, hal itu tidak akan terjadi lagi”
“Hahahahahha, baiklah, tetapi, kalau sekarang masih ada kan Romeo?”
“Seperti biasa kan Valentina? Shadone tiga, Juliet espresso, sedangkan kamu dan Giulia masing-masing cappuccino?”
“Iya benar, tolong yang seperti biasa ya Romeo”
“Baiklah, silahkan duduk, akan saya antarkan pesanan kalian”
“Ok, terima kasih Romeo”

Tidak lama kemudian Romeo pun mengantarkan pesanan mereka

“Valentina, shadone dan cappuccino, Giulia, shadone dan cappuccino, Juliet, shadone dan espresso, selamat menikmati !
“Wah... Juliet disajikan yang terakhir loh! Hahaha” Goda Valentina
“Terima kasih Romeo !!” Juliet berusaha mengalihkan godaan Valentina
“Sama-sama Juliet... Selamat menikmati”

Setelah mereka bertiga menghabiskan hidangan mereka

“Hai Romeo, apakah kamu tahu, hari ini Juliet sudah akan kembali pergi ke Pisa loh !!” Tanya Valentina
“Eh? Benarkah itu?” Romeo berpura-pura terkejut
“Benar Romeo, hari ini kamu akan kembali ke Pisa kan Juliet ?”
“Benar Romeo, nanti sore, aku akan berangkat kembali ke Pisa, emnggunakan bus”
“Oh, tak terasa ya, waktu begitu cepat, kalau boleh tahu, jam berapa kamu akan pergi ke terminal bus?”
“Iya Romeo, ayahku mungkin akan mengantarkan aku ke terminal, sepertinya nanti sore aku akan menggunakan bus yang jam 5.30”
“Baiklah Juliet, hati-hati di jalan ya nanti”
“Ah Romeo, kamu kan sudah aku beri nomor telpon Juliet, jaman sekarang, jarak bukanlah menjadi suatu alasan lagi kan untuk tidak berhubungan? Hahahaha”
“Benar juga Valentina, terima kasih ya”
“Baiklah, kami ingin membayar makanan kami, berapa yang harus kami bayar Romeo?”
“Karena minggu lalu, aku sudah mengecewakan Juliet, dan juga hari ini Juliet sudah akan kembali ke Pisa, maka makanan kalian hari ini gratis, Valentina” senyum Romeo
“Ah, jangan begitu Romeo, kok tiap saat makanan kami, kamu gratiskan?” Valentina berusaha menolah tawaran dari Romeo
“Tidak apa-apa Valentina, anggap saja ini sebagai permintaan maaf aku dan juga sebagai tanda perpisahan dari saya”
“Baiklah kalau begitu, terima kasih ya Romeo !! Hahahaha !! Giulia, tampaknya kita harus terus bersama dengan Juliet jika ke kedai pie Luca, agar kita bisa terus mendapatkan gratis dari Romeo!!”
“Benar Valentina, aku curiga, setelah Juliet pulang kembali ke Pisa sore nanti, kita sudah tidak dapat lagi memperoleh gratis dari Romeo ! Hahahaha” Giulia pun menimpali
“Hahahaha, Valentina dan Giulia, bisa saja kalian” Romeo pun ikut tertawa bersama
“Ok Romeo, ciao”
Ciao, Valentina, Giulia, hati-hati nanti di jalan ya Juliet !”
“Iya Romeo, terima kasih, ciao”

Setelah mereka bertiga hilang dari pandangan, Romeo pun segera mengirimkan pesan Whatsapp

Romeo, 9:44 AM : `Sayang, apakah kita jadi menjalankan rencana kita nanti sore?`

Juliet, 10:01 AM : `Maaf sayang, baru balas, ini aku baru sampai rumah, iya dong, nanti sore kita jadi menjalankan rencana kita, kalau tidak, untuk apa aku kembali ke Pisa malam ini?`

Romeo, 10:02 AM : `Hahaha, baiklah, jam berapa kamu akan berangkat nanti sore sayang?`

Juliet, 10:02 AM : `Ayahku akan mengantarkan aku ke terminal nanti sore sekitar pukul 5.30`

Romeo, 10:02 AM : `Hmm.. Kalau begitu, segera setelah aku tutup kedaiku, aku akan segera berangkat menuju Imperia Oneglia`

Juliet, 10:03 AM : `Jam berapa kedaimu tutup sayang?`

Romeo, 10:03 AM : `Biasanya sekitar pukul 5 sore, kedaiku sudah tutup sayang, seharusnya masih sempat, San Bartolomeo al Mare ke Imperia Oneglia hanya sekitar 20 menit kan ? Aku akan menunggumu di terminal bis di Imperia Oneglia ya`

Juliet, 10:04 AM: `Baiklah kalo begitu, sampai ketemu nanti sore sayang`

Romeo, 10:04 AM : `Sampai ketemu nanti sore, ti amo`

Juliet, 10:04 AM : `Ti amo`

Sabtu, jam 6:09 PM, di terminal bus Imperia Oneglia

Begitu bus berhenti di terminal bus Imperia Oneglia, Juliet pun segera turun dari bus tersebut

“Romeeoo...!!!” Juliet pun segera berlari ke arah Romeo yang sudah menunggunya
“Julieet... !!!” Romeo pun segera menyambut Juliet yang berlari ke arahnya
“Hahahahah, kamu benar-benar melakukannya ya sayang ?”
“He eh, kamu sudah dari tadi ?”
“Belum begitu lama, lagi pula, aku sudah terbiasa menunggu kamu kan?”
“Hahahaha, tapi kamu suka kan?”
“Hahahah, iya, aku sayang kamu Juliet”
“Aku juga sayang kamu Romeo”
“Baiklah, karena kita sedang di Imperia Oneglia, bagaimana kalau kita makan malam terlebih dahulu disini, sebelum kita kembali ke San Bartolomeo al Mare?”
“Boleh, aku juga belum pernah makan disini, mau makan apa kita, Romeo?”
“Bagaimana kalau kita mencoba di Osteria Didu?”
“Mmh.. bukankah itu restoran yang direkomendasikan oleh michelin guide?”
“Sepertinya begitu, Juliet”
“Baiklah, mari kita kesana"

Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka berdua tiba di restorant Osteria Didu, setelah memesan makanan, mereka pun bercengkerama seperti biasa

“Juliet sayang, terima kasih ya, kamu sudah benar-benar menjalankan rencana kita”
“Sama-sama sayang, sejujurnya, aku tadi sempat ragu untuk menjalankan rencana kita ini”
“Oh terus?”
“Iya, tetapi, ketika di dalam bus tadi, aku melihat kamu, maka aku pun menjadi yakin untuk menjalankan rencana kita ini”
“Terima kasih sayang”
“Eh tapi, sayang, kamu janjikan, besok kamu akan mengantarkan aku ke Pisa?”
“Pasti sayang, besok aku akan mengantarmu”

Juliet pun tersernyum

“Romeo, apakah kamu tadi sudah menunggu lama?”
“Oh belum terlalu lama kok sayang, tadi kedai tutup sekitar pukul 5.15 sore, kemudian aku pulang dan menyetir kemari, aku mungkin baru tiba sekitar 15 menit yang lalu”
“Begitu ya? Baguslah kalau kamu belum menunggu lama, hahahaha”
“Hahaha, lagi pula, aku kan sudah terbiasa menunggu kamu”
“Iiih.. aku kan cuma pernah terlambat satu kali”
“Hahahaha. tapi Juliet sayang, bagaimana dengan ayahmu? Apa dia tau tentang rencana kita ini ?”
“Ayahku? Dia tentu tidak tahu, dan aku harap, dia tidak akan mengetahuinya selamanya”
“Hah? Kenapa sayang? Sebegitu menakutkannya kah ayahmu?”
“Hahahahaha.... Romeo sayang, kamu benar-benar pendatang baru ya di San Bartolomeo al Mare, sehingga benar-benar tidak mengenal siapa ayahku, hahahaha”
“Iya Juliet sayang, aku kan baru tiba di San Bartolomeo al Mare, kurang dari enam bulan, oleh karena itu, maukan kamu menceritakan, siapakah ayahmu yang luar biasa ini ?”
“Cerita tentang ayahku ya? Mmh... Nanti saja ya sayang, karena ceritanya bakal panjang, lebih baik kita mengobrol hal-hal yang lain”
“Baiklah kalau begitu, bagaimana dengan novel yang aku pinjamkan kemarin, apakah kamu sudah sempat membacanya?”
“Oh iya, novel itu ya? Fifty shades of grey? Aku sudah membacanya hingga selesai”
“Lalu, bagaimana menurutmu?”
“Menarik !!! Sangat menarik, tak heran banyak wanita yang menyukai novel itu”
“Hah? Menarik? Kamu suka sayang?”
“Iya, sangat menarik, aku suka kok sayang”
“Kalau begitu, apakah kamu juga tertarik untuk mencoba beberapa hal seperti di novel tersebut?”
“Mmh... Sejujurnya sayang, aku ragu, setengah hatiku penasaran ingin mencobanya, tetapi setengah hati ku yang lain takut untuk mencobanya”
“Mmh... Baiklah sayang, kalau kamu masih ragu, tidak apa-apa, kita tidak usah mencobanya” senyum Romeo
“Mmh... alau begitu, aku justru menjadi yakin untuk mencobanya Romeo sayang !!”
“Eh ? Yang benar?”
“Iya Romeo sayang, aku jadi yakin untuk mencobanya bersamamu”
“Kamu yakin sayang?”
“Iiihh... Harus berapa kali aku mengatakan kalau aku yakin ingin mencobanya sih?” Juliet pun mencubit lengan Romeo
“Aaauw... Baiklah sayang, kita coba bersama ya, hahahaha”

Setelah menyelesaikan makan malam berdua, mereka pun kembali ke San Bartolomeo al Mare, menggunakan mobil Romeo yang diparkir di terminal bus di Imperia Oneglia

Sabtu, jam 7:45 PM, di rumah Romeo

“Juliet sayang, akhirnya kita sampai juga di rumahku”
“Iya sayang, terima kasih ya, sudah membawaku kembali ke San Bartolomeo al Mare dengan selamat, hahahaha”
“Hahahaha”

Setelah Romeo memasukan mobilnya ke garasi, mereka berdua pun segera masuk ke ruang keluarga

“Juliet sayang, sekali lagi aku bertanya, apakah kamu benar-benar yakin mau mencoba seperti yang di novel fifty shades of gery ?”
“Ih.. Jika kamu bertanya sekali lagi, aku pulang ke rumah ku loh Romeo”
“Baiklah, baiklah, jika begitu, aku akan tunjukkan satu lagi rahasia dari kami, silahkan ikuti aku sayang”

Romeo pun membawa Julie ke lantai dua rumahnya, dan membukakn pintu ke suatu ruangan, yang ternyata di dalamnya, terdapat berbagai macam alat, seperti kuda-kudaan dari kayu, kemudian belenggu untuk mengikat tangan keatas, disertai dengan rantai untuk mengikat kaki, sehingga kedua kaki terbuka dengan lebar, terdapat juga ranjang, dengan borgol di keempat ujungnya, dan palang kayu menyerupai huruf X, didalam ruangan tersebut juga terdapat berbagai macam pecut, dildo berbagai ukuran, aki dan jepitan buaya, dan berbagai macam alam BDSM lainnya

“Selamat datang di ruang rahasia keluarga kami, Juliet”
“WOW !!! Ruang apa ini Romeo?”
“Disinilah, tempat kita akan mencoba beberapa hal seperti yang terdapat di novel itu sayang”
“Wow !!! Apakah kamu yang membuat ruangan ini, setelah paman Giuseppe meninggal ?”
“Tidak sayang, sebenarnya, ini adalah ruangan yang diwariskan secara turun temurun, sepertinya ruangan ini sudah ada, jauh sebelum ayah saya, atau bahkan kakek saya lahir”
“Wow, apakah paman Giuseppe juga menggunakan ruangan ini ?”
“Aku kurang begitu mengetahuinya Juliet sayang, karena aku hanya sempat tinggal dengan ayahku selama satu bulan, tapi memang ayah pernah bercerita tentang ruangan ini, dan dia mengaku bahwa dia juga menggunakan ruangan ini sesekali”
“Wow !!! Luar biasa ya, benar-benar seperti tokoh utama di fifty shades of grey, paman Giuseppe yang begitu baik dan ramah, ternyata juga menyukai hal-hal seperti ini”
“Apakah kamu sudah siap Juliet sayang”
“Mmh” Juliet pun menganggukan kepalanya

Romeo segera menyergap Juliet, berbeda dengan yang sebelumnya, sergapan Romeo yang kali ini begitu bernafsu dan kasar, remasan Romeo di kedua payudara Juliet pun tidak kalah kasarnya

“Mmh..” Awalnya Juliet kaget dengan serangan mendadak dari Romeo yang kasar tersebut, namun ternyata tidak butuh waktu lama untuk Juliet mulai menikmati variasi bercinta yang baru ini

Mereka berdua pun bercumbu dengan kasar dan panas selama beberapa saat

“Bagaimana sayang ?”
“Mmh.. Romeo sayang...”
“Ok, sekarang kamu lepaskan bajumu, sehingga kamu telanjang disini !!”

Juliet pun menuruti perintah Romeo

“Sekarang ikut aku !!” Romeo pun dengan kasar menarik tangan Juliet, hingga ke tengah ruangan, dimana di situ terdapat borgol yang dapat membelenggu tangan korbannya keatas, dan juga borgol di bawah yang akan membelenggu kedua kaki korbannya, sehingga posisi korban akan menyerupai huruh Y yang terbalik

Romeo pun dengan cepat memborgol kedua tangan dan kaki Juliet, kemudian setelah selesai membelenggu, Romeo pun berdiri agak menjauh, untuk menikmati keindahan tubuh Juliet

“Cuiit... cuit.. tubuhmu memang indah pelacur !!” Romeo tidak tahan untuk tidak berkomentar
“Eh ?” Juliet pun terkejut dengan perubahan sifat Romeo yang begitu cepat

Tubuh Juliet memang sangat sempurna, wajah cantik, dengan rambut hitam sebahu, kedua payudara yang berukuran sedang, dengan puting berwarna merah muda, perut yang rata, vagina yang masih sangat rapat, dan dihiasi rambut kemaluan sepanjang 2 cm diatas klitorisnya, kemudian kaki yang jenjang semuanya terbaluk kulit putih yang mulus tanpa cacat

Romeo pun kembali berjalan mendekat, kemudian dengan tiba-tiba digigitnya puting sebelah kiri Juliet

“Aaauuuw... sakit Romeo !!” jerit Juliet

Namun, Romeo tampat tidak peduli dengan jeritan Juliet, Romeo meneruskan menguyah puting sebelah kiri Julit dengan kasar, kemudian, tanpa peringatan apa pun, Romeo memasukan jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya ke vagina Juliet yang masih kering dan beru pernah satu kali dimasuki penis tersebut

“Aaaw...”

Romeo kemudian mengocok vagina Juliet dengan cepat, dan juga tidak menghentikan siksaan di puting payudara Juliet.

“Aaah.. aahh.. Romeo... !!” Ternyata tidak membutuhkan waktu lama untuk Juliet mencapai orgasme pertamanya, vaginanya berdenyut dengan sangat cepat dan erat, cairan vagina Juliet pun membanjir dengan sangat banyak

Juliet pun terkejut, bagaimana dirinya ternyata menikmati perlakuan kasar dari Romeo

“Dasar pelacur, baru begitu sudah orgasme !!!” Romeo pun beranjak ke seberang ruangan seraya membuka seluruh bajunya juga

Tidak lama kemudian, Romeo kembali dalam keadaan telanjang, dan membawa sebuah pecut

“Ah, apa itu Romeo ?”

Romeo tidak menjawab, dia hanya terus berjalan hingga kebelakang Juliet

“Pantat mu indah juga” Kata Romeo sambil mengeluskan pecutnya di pantat Juliet yang memang indah, walaupun tidak besar, namun bulat sempurna

Tiba-tiba...

“Ctar !!!” Romeo memecut pantat Juliet
“Aaauw”
“Ctaar”
“Ctaaar'
“Ctaarr”

Tiga kali Romeo memecut pantat dan punggung Juliet

“Sakiiit Romeo !!!”
“Ctaaaar”
“Ctaaaar”

Romeo kembali memecut pantat Juliet yang bergetar dengan indahnya

“Ctaaar” Pecutan yang ini menimbulkan bekas di pantat Juliet
“Aaaauw !!"
“Ctaaar” Paha bagian belakang Juliet juga menerima pecutan
“Ctaaar” Kembali punggung Juliet
“Ctaaaar” Pantat
“Ampun Romeo, sakit, sudah Romeo”
“Sakit ? Kamu bilang sakit? Tapi mengapa vaginamu begitu basah pelacur?”
“Ampun Romeo.. hiks...” Juliet pun mulai menangis

Romeo pun berjalan kedepan Juliet, dicoleknya vagina Juliet yang basah, dan ditunjukkannya cairan itu ke depan wajah Juliet

“Sakit ? Ini cairan apa pelacur ?! Dasar pelacur pembohong !”
“Ctaaar” Romeo memecut payudara kanan Juliet sekuat tenaga, meninggalkan bekas berupa garis merah
“AAAAUWWW”
“Ctaaar” Sekarang giliran payudara sebelah kirinya
“Aaargh.. sakit Romeo !!”
“Ctaaar” Perut rata Juliet pun tidak lepas dari pecutan Romeo
“Ampun Romeo, sudah Romeo” Pinta Juliet
“Sudah ? Baiklah, setelah ini !”
“CTAAAR” dengan sekuat tenaga Romeo mengarahkan pecutnya ke vagina Juliet yang terbuka
“AAARRRGGGGHHH” Tubuh Juliet mengejang, kemudian bergetar dengan hebatnya, diikuti dengan keluarnya air seni yang cukup banyak dari vagina Juliet

Setelah sekitar dua menit tubuh Juliet terkejang-kejang, akhirnya kepala Juliet pun tertunduk lemas

“Bagaimana pelacur ?!” Romeo pun menjambak rambut Juliet dan bertanya di muka Juliet
“Sa..sakit...tapi ternyata sangat nikmat” Juliet menjawab terbata-bata sambil tersenyum
“Bagus, kalau begitu, kita akan ke level berikutnya”

Romeo pun kembali pergi meninggalkan Juliet yang masih lemas, tidak lama kemudian Romeo kembali dengan membawa aki, yang tampak memiliki tiga ujung, dua buah ujungnya berupa jepitan buaya, dan satu ujung sisanya berupa dildo logam yang berukuran besar

“A..Apa itu sayang?”
“Kalau kamu tadi puas dengan pecutan, ini akan membawa kamu ke level berikutnya”

Romeo mendekati Juliet dengan membawa dua buah jepitan buaya, setelah itu Romeo mulai memilin kedua puting Julie

“Aah...” Juliet hanya melenguh kecil, menyadari apa yang akan diperbuat oleh Romeo
“Aaauuuww” Lenguhan Juliet berubah menjadi teriakan ketika Romeo menjepit puting sebelah kanannya
“Aaauuuw” kembali Juliet berteriak, kali ini giliran puting sebelah kirinya yang dijepit dengan jepitan buaya tersebut
“Sa..sakit...” Walau begitu, Juliet tampak sedikit tersenyum dan menikmatinya

Mengetahui bahwa Juliet juga menikmati hal tersebut, Romeo pun segera menyalakan aki yang menyalurkan listrik ke kedua penjempit buaya tersebut dengan remote yang dipegangnya

“Aarghhh” Juliet menjerit ketika merasakan sengatan listrik yang memasuki tubuhnya melalui kedua puting payudaranya
“Hahahaha, kamu menyukainya pelacur ?!”

Juliet hanya tersenyum

Kembali Romoe menyalakan aki tersebut, sekarang dengan tegangn yang ditingkatkan dari sebelumnya

Selama lima menit Romeo terus menerus mematikan dan menyalakan aki tersebut, membuat tubuh Juliet menegang dan melemas, setelah lima menit, Romeo pun berjongkok di depan vagina Juliet, dan menusukkan kedua jarinya ke dalam vagina Juliet yang sudah sangat becek

“Dasar pelacur, vagina kamu begitu basah, ternyata kamu sangat menyukainya ya?!”
“I..iya Romeo, sakit, tapi nikmat...” Senyum Juliet yang merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda dari BDSM yang diajarkan oleh kekasihnya ini
“Kalau begitu kamu rasakan ini !!!” Romeo pun dengan cepat memasukkan dildo logam tersebut kedalam vagina Juliet
“Aaarghhh” Walaupun vagina Juliet sudah sangat basah, namun vagina Juliet selama ini baru pernah dimasuki oleh penis Romeo, sedangkan dildo yang sekarang memasuki vaginanya berukuran begitu besar, dengan tonjolan-tonjolan disepanjang batangnya
“aah.. besar sekali.. sa..sakiiit” Rintih Juliet

Kemudian Romeo segera kembali menyalakan aki yang mengalirkan listrik, ujung dildo tersebut berupa karet, sehingga Romeo tidak merasakan sengatan listrik sama sekali, namun berbeda dengan Romeo, sekarang Juliet merasakan aliran listrik yang cukup besar malalui tiga titik sensitifnya, dua diujung putingnya, dan satu lagi di vaginanya

“Rasakan ini pelacur !!” Romeo pun memompa dildo tersebut dengan cepat dan kasar
“AARRRGH” Kali ini Romeo tidak memati-hidupkan aki tersebut, Romeo terus menghidupkan aliran listrik dari akinya, sembari memompa dildo di vagina Juliet
“Kamu suka kan pelacur ?!”Romeo terus memompa
“Aaarggg !!! Aaaa ku keluaaaaaaaaaaaaaaaar !!” Juliet tidak dapat berlama-lama, sensasi tersengat listrik di tiga titik sensitif, ditambah pompaan dildo besar di vaginanya, membuat Juliet dengan cepat mendapatkan orgasme keduanya di malam itu

Juliet pun kembali terkulai, dengan posisi tangan yang masih terbelenggu diatas kepalanya, dan kaki yang masih terpentang dengan lebarnya, kedua putingnya masih dijepit oleh jepitan buaya, sedangkan sebatang dildo yang berukuran besar masih bersemayam di vaginanya, dildo tersebut tanpak basah oleh cairan dari vagina Juliet

Mengetahui Juliet sudah mencapai orgasme keduanya, Romeo pun mematikan aliran listrik dari aki tersebut, dengan penis yang sudah tegang sempurna, Romeo berjalan kebelakang Juliet, diremasnya pantat Juliet yang membulat indah, kemudian, direkahkannya dua bongkahan pantat tersebut

“Mmh..” lenguh lirih Juliet, ketika dirasakan penih Romeo menempel di lubang anusnya
“Lubang yang ini juga harus ikut merasakan kenikmatan yang sama” Bisik Romeo di telinga Juliet
“Mmhh..” kembali Juliet hanya melenguh lemah, Juliet masih bingung dengan sensasi sakit tapi nikmat yang baru saja dirasakannya

Romeo pun berusaha keras untuk memasukkan penisnya kedalam anus Juliet, namun karena anus Juliet memang masih sangat sempit, upaya Romeo itu pun belum berhasil, maka Romeo pun kembali mengambil pecutnya, kemudian Romeo berlutut di depan pantat Juliet, kembali direkahkannya kedua bongkahan pantat Juliet, hingga lubang anus Juliet yang berkerut tersebut terlihat

“Aaaaaauuuww...” Kembali Juliet menjerit, kali ini karena Romeo menyodok lubang anusnya dengan ujung pecut tersebut

Kemudian dengan kasar Romeo menggerakkan ujung pecutnya keluar masuk lubang anus Juliet, setelah dirasa cukup, ditariknya ujung pecut tersebut dari lubang anus Juliet

“Sayang sekali, lubang anusmu harus diperawani oleh batang pecut”
“Mmh..”
“Sekarang, kamu rasakan ini !!” Romeo pun menusukkan penisnya ke lubang anus Juliet yang sekarang sudah agak terbuka
“Aarghh” Jerit Juliet, ketika akhirnya Romeo memasukkan penisnya ke lubang anusnya, anusnya yang baru saja diperawani oleh ujung pecut, sekarang harus membuka lebih lebar lagi untuk mengakomodasi penis Romeo yang lebih besar dari ujung pecut yang pertama kali memasuki lubang anusnya

Berbeda dengan ketika Romeo memperawani Juliet pertama kali, dimana Romeo memberi waktu untuk Juliet beradaptasi dengan penis di vaginanya, kali ini Romeo tidak memberikan waktu Juliet untuk beradaptasi dengan penis di anusnya, Romeo langsung memompa anus Juliet dengan cepat dan kasar

“Oooh.. Anusmu enak juga pelacur !!!” erang Romeo menikmati jepitan anus Juliet
“Aaauww” Juliet hanya bisa menjerit, merasakan lubang anusnya yang dipompa dengan kasar, dan Romeo juga menarik-narik kedua jepitan buaya yang masih tertancap di kedua putingnya
“Sempit... hangat.... bisa memijat juga!!! Aaah enak sekali anusmu” Romeo terus meracau

Pompaan Romeo pun semakin lama semakin cepat, hingga lama-lama

“Aku keluar pelacur !!!” Romeo pun menyodokkan penisnya sedalam mungkin
“AAARRGGHHHH” mereka berdua pun menjerit bersamaan, karena ketika Romeo mencapai orgasmenya, Romeo menyalakan listrik kembali

Aki tersebut tentu segera mengalirkan listrik ke kedua jepitan buaya yang masih menjepit puting Juliet, dan juga ke dildo yang masih tertancap di dalam vagina Juliet, dan bukan itu saja, aliran listrik tersebut juga mengalir ke Romeo. Sensasi orgasme dengan dialiri listrik merupakan suatu sensasi yang jauh melebihi kenikmatan orgasme biasa, hal inilah yang membuat baik Romeo dan Juliet terus bergetar selama beberapa menit

Setelah sensasi tersebut mereda, Romeo pun segera mematikan aki tersebut, dan mencabut penisnya dari anus Juliet, walaupun Romeo sendiri merasakan sangat lemas, namun Romeo melepaskan borgol yang membelenggu kedua tangan dan kaki Juliet, segera setelah dilepaskan borgol darinya, Juliet pun terjatuh lemas, begitu juga Romeo

Sambil berbaring lemas, sepasang kekasih tersebut saling memandang

“Hahaha... bagaimana Juliet sayang?”
“Hahaha... kamu ternyata gila ya Romeo?”
“Gila bagaimana?”
“Kamu benar-benar seperti tuan Grey, yang memiliki banyak kepribadian”
“Hahahaha, dan kamu seperti Anastasia, hahahah, tapi kamu apakah benar-benar menyukainya Juliet?”
“Iya Romeo, ini sensasi baru yang baru aku rasakan”
“Hahahaha, iya kan, sensasi yang kamu rasakan berbeda kan?”
“Iya... hahaha... apalagi yang terakhir tadi, orgasme disertai sengatan listrik... WOW... hahahaha”
“Hahahaha... baguslah kalau begitu, kita istirahat sebentar, setelah itu kita mandi ya sayang”
“Ya sayang... hahaha”

Mereka pun saling memandang dan tersenyum bahagia... Ternyata mereka berdua adalah pecinta BDSM

Setelah tenaga mereka sedikit pulih

“Juliet sayang, mandi yuk”
“Hmm”

Di dalam kamar mandi, ketika Romeo melihat bekas-bekas pecutan di pantat Juliet, penis Romeo pun menegang kembali

“iih... kok punya kamu sudah bangun lagi sih?” Goda Juliet
“Hahahaha... Bagaimana tidak terangsang, jika di depanku ada bidadari sedang mandi”
“Dasar mesum, hahahaha”
“Juliet sayang, apakah kamu sudah capai?”
“Lumayan sayang, tadi aku orgasme tiga kali, dan tiga-tiganya orgasme yang luar biasa”
“Oh begitu ya...” Romeo agak kecewa mendengar Juliet sudah capai
“Kenapa sayang?” Juliet pun bertanya, melihat raut kekecewaan di wajah Romeo
“Tidak apa-apa sayang”
“Kamu mau sekali lagi ya?”
“I iya sih, tapi kamu kan sudah capai”
“Oh, begitu? Satu kali lagi, aku rasa aku masih sanggup, apalagi besok pagi kita sudah harus pergi ke Pisa”
“Benarkah sayang, kamu tidak apa-apa, satu kali lagi?”
“Iya sayang, satu kali lagi ya, tapi aku ingin mencoba gaya yang lain lagi, hihihihi”
“Benarkah sayang??!!”
“Iyaaa sayang, kamu kok kalau bertanya selalu berkali-kali ya, hihihihihi”
“Julieet, aku benar-benar sayang kamu, cuph”
“Cuuph, aku juga Romeo”
“Yuk, cepat kita selesaikan mandi kita !!” Ujar Romeo bersemangat
“Dasar mesum, hahahaha”

Setelah mereka menyelesaikan mandi mereka

“Sekarang kita mau mencoba apa lagi Romeo sayang?”
“Kamu cepat berbaring telanjang disana pelacur !!”
“Ba baik tuan..” Juliet yang sudah memahami bahwa saat ini Romeo sedang memainkan peran sebagai seorang pria yang kasar pun, mengikuti permainan Romeo, dengan memanggil Romeo sebagai tuannay

Setelah Juliet berbaring di atas ranjang tersebut, Romeo pun segera mengikat kembali kedua tangan dan kaki Juliet, sehingga sekarang tubuh Juliet menyerupai huruf X, huruf X yang sangat indah. Selesai mengikat Juliet, Romeo meninggalkan Juliet sejenak, tidak lama kemudian Romeo membawa sebuah nampan besi, dengan isi yang Juliet tidak bisa lihat, karena posisi Juliet yang terikat, dan juga sebuah lilin merah besar yang menyala.

“Aaauww” Jerik Juliet, ketika tanpa aba-aba apapun, Romeo langsung memasukkan penisnya kedalam vaginanya yang masih kering

Kali ini Romeo tidak segera memompa dengan brutal, melainkan hanya mendiamkan saja penisnya, namun ditangan Romeo, Romeo memegang lilin merah besar yang menyala...

“Aah.. panas..” Juliet merintih kecil, ketika Romeo mulai meneteskan cairan lilin panas tersebut ke perut Juliet yang rata
“Aauuw...” Kembali Juliet melenguh, ketika tetesan lilin tersebut mengenai luka bekas pecutan sebelumnya
“Hahahaha, dasar pelacur, vaginamu memijat tanpa aku perlu pompa, hahaha” Romeo pun merasakan nikmatnya pijatan vagina Juliet tiap saat tubuh Juliet terkena cairan lilin panas tersebut
“Aauuuwww Auuuw” Lenguhan Juliet bertambah keras ketika lilin panas tersebut mengenai putingnya
“Hahaha... pijatan vaginamu tambah erat, kamu suka ya pelacur ?”
“I..iya tuan...”

Kemudian Romeo mulai memompa vagina Juliet dengan cepat

“Aaarggghhhh... Panaaaaas” Juliet pun menjerit ketika kali ini, bukan lagi carian lilin panas yang diteteskan, melainkan, bara lilin tersebut Romeo tempelkan ke puting sebelah kanannya, sehingga membakar puting Juliet yang masih terluka karena pecutan dan jepitan buaya sebelumnya
“Hahahahaha” Romeo hanya tertawa melihat reaksi Juliet

Tiba-tiba kembali Romeo menghentikan pompaan penis, kemudian Romeo mengambil sesuatu dari nampan besi, rupanya Romeo mengambil semacam jarum yang panjangnya sekitar 10 cm, dengan diameter sekitar 0.3 cm

“Ja...jangan Romeo” Pinta Juliet ketika Romeo mulai menempelkan ujung jarum tersebut ke putingnya
“Romeo sayang, yang ini aku tidak mau mencobanya” Juliet berusaha menghindari Romeo dengan menggerak-gerakkan tubuhnya
“Hahahaha, diam kamu pelacur !!” Romeo pun meremas dengan kasar payurdara kiri Juliet
“ARRGGGHHH !!!” Jerit Juliet, ketika akhirnya Romeo menusukkan jarum tersebut ke putingnya

Romeo terus menusukan jarum tersebut dari sebelah kanan puting kirinya, hingga menembus sebelah kiri di puting kiri Juliet

“AARRGHH.. sakit Romeo, cukuuup !!!”
“Hahahaha, dasar pelacur, vaginamu menjepit keras sekali, sekarang yang sebelah kanan ya?! Hahahaha”

Kemudian Romeo pun melakukan hal yang, kali ini di puting sebelah kanan Juliet

“AARRGGHHH...” Kembali tubuh juliet mengejang dan mengalami orgasme yang keempat kalinya, ketika Romeo selesai menusukan jarum tersebut di puting sebelah kanannya
“HAHAHAHAHA... nikmat sekali vaginamu pelacur !!!”
“Auw..auww.. sudah Romeo, kali ini aku tidak sanggup, tolong lepaskan jarum-jarum ini, putingku sakit sekali” Pinta Juliet, yang tampaknya kali ini benar-benar sudah mencapai batas ketahanan tubuhnya
“Lepaskan katamu ?! Dasar pelacur penipu, jelas-jelas vaginamu sangat menyukainya !!!”
“Tidak Romeo, kali ini, aku benar-benar sakit Romeo, aku mohon, hentikan Romeo, cukup, maafkan aku Romeo, aku tidak sanggup kali ini..hikss...” Juliet pun mulai menangis
“Oh begitu, lepaskan ya? Baiklah jika itu yang kamu mau !!”

Romeo kemudian kembali meraih sesuatu dari nampan besi

“Oh, ti.. tidak Romeo, apa yang kamu mau lakukan ?!” Juliet pun semakin panik ketika melihat Romeo ternyata mengambil sebilah pisau
“Melepaskan jarum ini dari dari putingmu, bukankah itu yang kamu mau, pelacur ?!” Tanpa melepaskan penisnya dari vagina Juliet, Romeo pun menarik puting kanan Juliet sehingga tertarik cukup panjang
“Kamu gila Romeo !!! Ja..jangan”
“Bukankah kamu yang tadi meminta untuk dilepaskan?” Tanya Romeo bersamaan dengan menempelkan pisaunya dipangkal puting Juliet
“AAARGGGGGGGGGGGGGHHHHH” Lengkingan Juliet terdengar membahana ketika dengan cepat Romeo memisahkan puting kanan Juliet dari payudaranya
“Hahahahahah... oh nikmat sekali jepitan vagina kamu hahahahaha!!!” Sementara Juliet merasakan sakit yang luar biasa, sebaliknya Romeo merasakan kenikmatan yang luar biasa karena vagina Juliet yang berkontraksi dengan luar biasanya
“Aaargh... saaaakiiiit... hosh...hosh... toloooong !!!” Juliet pun terus berusaha melepaskan diri
“Kamu tahu pelacur, bahwa puting ini rasanya juga begitu leazt loh?” Romeo yang sekarang memegang jarum dengan puting sebalah kanan Juliet ditusukannya menunjukkan jaum tersebut kedepan muka Juliet yang sekarang pucat
“Mmh.. nom nom nom” Romeo memakan puting sebalah kanan tersebut bagaikan orang memakan sate
“Hosh...hosh...hosh... kamu gila Romeo, sekarang lepaskan aku !!!” Jerik Juliet
“Lepaskan kamu? Maksudmu lepaskan puting sebelah kirimu ini? Nom..nom...nom” Kata Romeo sambil amsih menguyah puting sebelah kanan Juliet
“Ah.. ja...jangan... TOLOOOONG !!!! AAARGGGHHHH” Kembali lengkingan Juliet terdengar, ketika Romeo juga memotong puting sebelah kiri Juliet
“Sekarang mari kita coba yang sebelah kiri, hahahahaha” Romeo pun juga memakan puting sebelah kiri Juliet yang sudah terlepas dari payudaranya
“Hmm.. rasanya mirip, tapi yang sebelah kiri lebih asin... hahahaha”
“Ampun Romeo, ampuuun, tolong lepaskan aku,,,hikss.....”
“Juliet, aku pernah berjanji, bahwa aku akan memberi tahu kamu resep rahasia shadone dari kedai pie Luca kan?”
“Ampuun Romeo... sekarang tolong lepaskan aku.... sakiiiit... sekarang aku sudah cacat Romeo... hiksss”
“Kamu tahu, daging yang terbaik untuk membuat salami?”
“Ampuuuun Romeooo.. hikss.... aku sayang kamu Romeoo.. hikss....”
“Ssst.. jangan terus menangis Juliet, aku sedang akan memberikan kamu resep rahasia terbesar dari shadone kedai pie Luca yang sudah diwariskan turun temurun selama tujuh generasi”
“Hiks.. Romeo.... aku mencintai kamu Romeo... hikss...”
“Sst..ssst.. diam Juliet, karena aku tidak akan mengulang resep rahasia ini...”
“Hiks...”
“Bahan salami terbaik adalah, daging gadis muda, Juliet !!!” Dengan tenang Romeo mengatakan hal tersebut sambil menghunuskan pisaunya
“AAARRRGGGGGGGHHH !!!!”

Senin jam 8:02 AM, di kedai pie Luca

“Krinciiing”

Buon giorno... selamat datang di kedai pie Luca !!
Buon giorno Romeo”
“Pagi Valentina, ada apa, tidak biasanya kamu datang sepagi ini?”
“Romeo, apakah kamu tahu kabar Juliet, sejak hari sabtu malam Whatsapp dari kami tidak terkirim, telponnya pun tidak tersambung?”
“Hah? Ada apa dengan Juliet? Terakhir aku pun menghubunginya pun sabtu sore, setelah kedai saya tutup, Juliet memberi tahu saya bahwa dia sedang diantarkan oleh ayahnya ke terminal bus”
“Iya Romeo, ayahnya pun berusaha menghubunginya, namun sampai saat ini kami belum mendapat kabar apapun dari Juliet”
“Romeo, apakah kamu di hari minggu coba menghubungi Juliet?”
“Aku hari minggu kemarin sangat sibuk Giulia, karena kebetulan pemasok daging datang, sehingga aku harus mempersiapkan daging segar yang baru datang tersebut”
“Oh.. Dimana ya Juliet, tidak biasanya dia menghilang tanpa kabar seperti ini Romeo” Valentina pun tampak sangat panik
“Baiklah, begini saja Valentina, Giulia, kalian duduk lah terlebih dahulu, ceritakan padaku apa yang terjadi”
“Baiklah Romeo”

Tidak lama kemudian Romeo pun datang menghampiri mereka

“Valentina, Giulia, silahkan, sembari kalian bercerita padaku apa yang terjadi, ini seperti biasa cappuccino dan shadone, shadone ini istimewa, karena dagingnya baru kemarin, sehingga masih sangat segar...”
“Terima kasih Romeo..”
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wah ini sih sangat fresh meat secara literally . hmm daging seger
ngeri, sangar namun ada keindahan didalamnya.
Oh ya mumpung masih banyak waktu, kalau bisa penataan tulisannya diberi jarak
biar yang baca gak terlalu pusing, juri juga bisa ngasih nilai plus.

OTW selamat telah berhasil rilis..
:jempol:

Peeecuuutttt akuuu romeyooo!!! :kk:

Sampe ikut ngos"an baca doank padahal hehe .. naiss bgt adegannya om @pukimaxi

Gudfak Gudlak!!

Udah dibilangin kamu tuh baca Doraemon aja....
bandel... ngos ngosan kan
:wek:
 
:pandajahat:
Nah ini baru namanya FRESH MEAT
alias Daging segaaaar. :D

Gimana ga segar, lha wong daging nya baru aja dipotong.
:ngacir:
 
Tehnik penulisannya bisa mirip banget kayak novel novel Harlequin iya...saya suka. Beberapa kali coba nulis dengan tehnik kekgini ga pernah puguh😂...kereen suhu👍👍👍👍
 
Selamat rilis ya suhu...hore pertamax,😂

Terima kasih suhu, ini berkat pecutan #eh dari suhu juga yang memulai mengirim cerita

Minyak tanah..selamat om..ijin baca dulu

Terima kasih suhu, monggo dinikmati, semoga sesuai dengan selera suhu
Wuihhhhh calon kuat nih kayanya hehe... Izin ngelapak om..bacanya nanti hehe

Terima kasih suhu, amiiin, semoga setelah baca, masih bisa dianggap calon kuat

Asem ky filmnya jhony depp...
Daging nya buat d jual.....
Lanjut masih 2 korban lg nih....

Wah, film yang mana ya suhu? Nubie jarang nonton film, hehehehe, untuk saat ini sih gak lanjut dulu suhu, kan ini cerpan, bukan cerbung, terima kasih suhu

Selamat ceritanya dah rilis om @pukimaxi
Semoga menang om..

Terima kasih suhu, amiiin

Peeecuuutttt akuuu romeyooo!!! :kk:

Sampe ikut ngos"an baca doank padahal hehe .. naiss bgt adegannya om @pukimaxi

Gudfak Gudlak!!

Pecut aja nih suhu ? Gak mau diikat dan pakai lilin juga ?:p, terima kasih suhu

Yaaah syg skali ending nya beda ama legend.. tapi ini cerits yg mantaaap:mantap::mantap::mantap:

Iya maaf ya suhu, memang pingin bikin ending yang berbeda dengan cerita sebenarnya, terima kasih suhu

wah ini sih sangat fresh meat secara literally . hmm daging seger
ngeri, sangar namun ada keindahan didalamnya.
Oh ya mumpung masih banyak waktu, kalau bisa penataan tulisannya diberi jarak
biar yang baca gak terlalu pusing, juri juga bisa ngasih nilai plus.

OTW selamat telah berhasil rilis..
:jempol:

Iya suhu, nubie tulisnya pakai open office, awalnya waktu pertama dipost disini lebih berantakan lagi spasinya, butuh waktu 45menitan untuk edit itu doang, nanti kalau pas nubie ada waktu lagi, nubie perbaiki lagi, terima kasih suhu

:pandajahat:
Nah ini baru namanya FRESH MEAT
alias Daging segaaaar. :D

Gimana ga segar, lha wong daging nya baru aja dipotong.
:ngacir:

Hehehehe, iya suhu, terima kasih suhu

Tehnik penulisannya bisa mirip banget kayak novel novel Harlequin iya...saya suka. Beberapa kali coba nulis dengan tehnik kekgini ga pernah puguh😂...kereen suhu👍👍👍👍

Jujur nubie baru tau Harlequin tadi banget, ketika suhu menyebut namanya, nubie baru google, sepertinya belum layaklah nubie yang baru bikin 1 cerita disebut mirip dengan Harlequin, sekali lagi terima kasih suhu
 
Sadis menghidangkan daging segar dr manusia. Mirip Hannibal Lecter ni Romeo :beer::beer::beer:
 
Sereeemmmm.... 😱😱😱
 
Sadis menghidangkan daging segar dr manusia. Mirip Hannibal Lecter ni Romeo :beer::beer::beer:

Hehehe, terima kasih suhu

Romeo modern yang unik nih... :pandajahat: bikin laper aja bacanya :ngiler:

setting + pembawaan suasana Italianya dapet, brad :jempol: dialognya pas.

btw, jadi penasaran nih dengan kiprah si Giuseppe.. gimana dia ngejalanin resto-nya dulu. apakah seromantis Romeo? :pandajahat:
mungkin bisa ditanyakan ke bibi-bibi itu yaaa :pandajahat:

terima kasih suhu, yang jelas bibi-bibi tersebut masih hidup sampai tua... :)

Selamat Atas karyanya ya om @pukimaxi dalam LKTCP 2019



Semangat Berkarya :beer:

Terima kasih suhu

Sereeemmmm.... 😱😱😱

Jujur cerita ini, nubie dapet inspirasi dari suhu loh... Terima kasih suhu atas inspirasinya :beer:
 
Inspirasi? Okay you are welcome. Jadi pingin nyicipi shadone, tapi pakai ojol aja. Takut aku dijadiin bahan gituan. :p
 
Inspirasi? Okay you are welcome. Jadi pingin nyicipi shadone, tapi pakai ojol aja. Takut aku dijadiin bahan gituan. :p

Beneran, gara2 terkesima dengan cerita suhu, terus coba berpikir kalo suhu RoroLilith bakal bikin cerita yg gmn ya? Jadilah kisah ini, ini ide ketiga nubie sebenernya 2 cerita pertama malah gak jadi...heheheh ditunggu loh cerita suhu, kapan postnya suhu?
 
Bulan depan ya kak, beberapa bagian udah kuketik. Karena ada LKTCP, jadi aku membagi waktu nulis cerbung dan LKTCP. Awalnya mau nulis LKTCP dulu lalu cerbung. Dalam sehari, aku nyicil coba nulis bergantian tapi malah lebih banyak ke LKTCP. Ya udah kuputuskan cerbung dulu lalu LKTCP. Walaupun di cerbung rilisnya dikit, tapi setidaknya aku tidak membiarkannya jadi cerita yang macet. Hihihihi
 
Bimabet
Bulan depan ya kak, beberapa bagian udah kuketik. Karena ada LKTCP, jadi aku membagi waktu nulis cerbung dan LKTCP. Awalnya mau nulis LKTCP dulu lalu cerbung. Dalam sehari, aku nyicil coba nulis bergantian tapi malah lebih banyak ke LKTCP. Ya udah kuputuskan cerbung dulu lalu LKTCP. Walaupun di cerbung rilisnya dikit, tapi setidaknya aku tidak membiarkannya jadi cerita yang macet. Hihihihi

Waaah... mepet ya suhu? Tetap kunanti, dan terima kasih juga untuk release yg cerbungnya ya kak, SEMANGAT !!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd