Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .
Hari itu seperti biasa menjelang istirahat siang keramaian sudah terlihat di lobi gedung perkantoran elit Menara Rosetta.

Perkantoran paling "wah" yang ada di Banyumili dimana membuat para investor dari luar daerah maupun internasional berbondong-bondong menyewa beberapa ruang bahkan lantai gedung Rosetta untuk menaikkan gengsinya.

Tak heran jika terlihat banner, spanduk reklame dan bersliweran karyawan dengan seragam beberapa perusahaan multinasional seperti HSBC, Standard Charter, Bank of Tokyo, Yang Ming Marine Transport dan lainnya.







Perusahaan nasional pun juga tidak mau ketinggalan seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Doutzen Party Planner & Event Organizer, Garuda Indonesia Tbk, The Body Shop Indonesia, perusahaan travel PT Panorama JTB Tours Indonesia, PT Kalbe Farma, Tbk dan beberapa lainnya.



Indocement

Menara Rosetta sebagai pusat perkantoran elite nyatanya juga ditasbihkan sebagai salah satu bangunan yang menjadi ikon Kota Banyumili selain Paseban Ageng Rumah dinas Bupati.

Hal ini sudah barang tentu menjadi salah satu daya tarik destinasi pengunjung dan wisatawan lokal serta daerah yang sayang untuk dilewatkan.

Maka tak mengherankan jika cukup sering ditemukan bus-bus wisata dan plat kendaraan luar daerah yang lalu lalang di jalanan kota.

Ini juga tidak lepas dari usaha pemkab setempat untuk memajukan roda perekonomian masyarakat khususnya di Banyumili.

----------------
Para karyawan dan tamu terlihat hilir mudik keluar dari lobi gedung.

Sebuah mobil sedan Honda Civic Turbo terbaru warna mutiara tampak terparkir di depan lobi gedung.



Honda Civic Turbo Prestige

Space parkiran yang sejatinya hanya diperuntukkan bagi para tamu istimewa.
Layanan eksklusif yang merupakan bagian dari salah satu bentuk apresiasi kepada para tamu kelas atas.

Sementara sebuah mobil city car keluaran lama nampak "tertatih" memasuki parkiran basemen yang menjorok "pengap dan gelap".
Meski terkesan terlihat "tidak adil" dan njomplang namun memang demikian adanya.

Tepat di depan sedan Civic tadi nampak terlihat mobil sport coupe 2 pintu silver metalik dengan logo Three points star yang merujuk pada merek mewah asal Stuttgart Jerman, Mercedes Benz.
Dibawah kap mesinnya tertera plat mobil yang terlihar mencolok. Sebaris angka dan huruf tertera jelas yang sekilas akan bisa dilafalkan dengan jelas... "FR 3 DY".

(Sepertinya tak asing lagi…??!)

Suara tawa terdengar renyah nan merdu dari balik pintu kaca crystal. Sementara di dindingnya tergantung lukisan kuas cukup besar yang lebih mirip sketsa bergenre abstrak menampakkan sosok pria berdiri sebatas pinggang.
Sorot matanya menatap intimidatif ke muka membuat setiap orang yang melihatnya merasa sungkan dan rendah diri.

"Pak Freddy bisa saja. Sy sulit menggambarkan diri sendiri. Sebagai seorang wanita karir dalam arti sudah bisa mencari nafkah untuk diri saya sendiri...sebagai perempuan sy juga ingin sekali-kali dimanjakan oleh pria. kurang lebih seperti itulah saya…"tutur seorang wanita cantik berkerudung gelap sambil tersenyum.

Kedua paha kakinya saling menopang dengan kedua tangannya di atas paha.

Freddy sesaat memandang tajam ke arah si wanita membuat si wanita yang semula terlihat tenang dan cool merasa risih dan berdebar akan tatapannya.



Frida Lidwina

"Hahaha...Bu Frida Lidwina memang pandai merendah. karena anda Maubeliin sebagai salah satu brand kosmetik dunia semakin diminati oleh masyarakat lokal khususnya di Banyumili"
"Sebagai Brand Promotion Manager anda pastinya di segani baik kawan maupun lawan..." kata Freddy yang duduk dengan paha terpentang lebar seolah menunjukkan dominasinya.

"Ah, buat saya tidak ada istilah lawan pak Freddy. 1000 teman kurang satu musuh terlalu banyak.
"Itu prinsip saya pak Freddy. Kalu bisa berkawan kenapa harus pula bermusuhan.
"Daripada mencari musuh lebih baik mencari banyak kawan…", tutur perempuan berusia sekitar 30 tahun bernama Frida itu.

Freddy tidak membalas lagi-lagi hanya tersenyum tipis nyaris tidak terlihat hanya memandang tajam dan lurus ke arah mata Frida.

"Dasar perempuan sok dan naif...akan kulihat sebentar lagi polahmu...hehehe.." batinnya dalam hati.

Entah apa yang direncanakan Freddy.

Suasana yang sejenak sepersekian detik itu membuat Frida yang sebenarnya sudah berpengalaman menghadapi banyak orang merasa canggung.

"Aku sudah berhadapan dengan banyak tipe laki laki. Tapi pria ini...sebenarnya tidak terlalu ganteng tapi matanya begitu tajam menusuk. Entah mengapa hatiku jadi deg2an ya..? katanya dalam hati.

Sementara sang pria lawan bicaranya yang adalah Freddy Umbara alias The One Man Show hanya tersenyum simpul.

Pertemuan yang terlihat biasa itu sejatinya layaknya adu strategi dan adu pengaruh antara kedua orang berbeda kelamin yang berusaha saling "menaklukkan".

Siapa menang siapa kalah…?

Pandang mata Freddy menatap tajam ke arah mata si wanita yang mulai terlihat kikuk berhadapan dengan pria gagah yang menganggap dirinya no 1 di Banyumili itu.
Sesekali ia mengusap dagu kokohnya yang berjenggot tipis.

Ia adalah sang aktor utama dan ia yakin ini adalah panggungnya.

Sorot matanya menelusuri wajah si wanita yang cantik terbalut hijab modis abu2 lalu turun ke dadanya yang menonjol besar. kemudian melebar ke pinggul dan bokongnya yang besar bulat terbungkus rok span ketat.

Kaki mulusnya nan putih tertutup sepatu high heels warna hitam berbahan beludru.

"Oya silakan dinikmati cemilannya Bu Frida.." kata Freddy seraya menyilakan tangan.

Frida yang sedari tadi merasa canggung akhirnya mendapat momen untuk rehat. Ia lalu mengambil secangkir black tea yang terhidang di meja.

Sementara Freddy "hanya" mengambil sebiji kacang garing lalu mengelupasnya tapi tidak segera ia makan.

Kedua tangannya yang masing-masing bersandar di arm rest sofa mahal itu tampak diam seolah tak bergerak.
Namun jika diperhatikan jari telunjuk dan jempolnya yang membawa sebutir kacang tadi mulai bergerak-gerak tanpa disadari oleh lawan bicaranya.

(Apa yang sedang dilakukan oleh Freddy. Hmmm…?)

Seiring gerakan jari Freddy yang perlahan memelintir kacang yang dipegangnya terlihat mulai ada yang berubah dari Frida.

Dia yang semula tenang nampak seperti gelisah.
Sesekali ia menarik nafas sambil beberapa kali menggoyang paha dan kaki yang saling menopang.

"Kenapa aku ini...hsssh...tubuhku merasa hangat dan...seperti ada sesuatu di memekku…"keluh Frida.

"Bagaimana Bu Frida...kacang garingnya...enak bukan..?" Tanya Freddy sambil tersenyum penuh arti.

"Hhssh…desah lirih keluar dari bibir merah Frida.
"I..iyaa... pak. kacang..kacangkuu...enaak..ssshh..aaahh…"jawab Frida sekenanya tanpa sadar.
"..kenapa aku ini…sshh..?" batin Frida.

Ia merasa ada sesuatu yang terjadi di bagian alat vitalnya terutama di kelentitnya!

Kelentitnya yang merupakan bagian tubuh perempuan yang paling peka dan sensitif akan rangsangan seolah dipelintir dan diusap-usap sama seperti saat pacarnya mencumbunya.
Perlahan tapi pasti ia merasa vaginanya mulai basah berlelehkan cairan seks-nya.

Its so weird…!

Freddy hanya tersenyum saja. Tangan kirinya mengusap dagunya sedangkan jemari kirinya terus memelintir sebutir kacang yang makin lama makin cepat dan keras..!
Dilihatnya muka Frida nampak bersemu merah padam dengan ekspresi seperti menahan sesuatu.

Sesekali ia menggigit bibirnya sendiri.

"Maa..maaf pak...sayaa...ke belakang sebentar…" kata Frida akhirnya sembari bergegas menuju toilet.

Sepeninggal Frida, Freddy tertawa ringan lalu mengangkat jari yang tengah memelintir 🥜 itu ke hadapan mukanya sendiri.

"Hahaha...
Frida...Frida, kau akan merasakan keajaiban pertama kali dalam hidupmu…"
kata Freddy kemudian sebelah tangannya mengangkat hapenya.

"Yah...halo..nanti gw ke sana. Setengah jam lagi..ya..ya.." katanya kepada lawan bicaranya sambil jemari tangannya masih asik memelintir kacang diselingi dengan gerakan memencet-mencet.

Bagaimana dengan keadaan Frida …?

Di dalam toilet perempuan Frida tampak bersandar di dinding dengan nafas memburu.
Dadanya yang membusung nampak naik turun. Kedua matanya terpejam sedang bibirnya setengah terpejam seperti meresapi nikmat yang tak terlukiskan bersumber dari liang kewanitaannya.

"Ooohhh... nikmaatt.. nikmaatnyaaa...itilkuu...kenapaaa..sshh...aaahh…"
desahnya lirih sambil sekarang tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri sedangkan tangan kanannya meraba dan menggesek selangkangannya.

Semakin lama rasa geli di alat vitalnya kian menjadi. Rasa nikmat yang ia rasakan menjalar ke hampir seluruh tubuhnya.
Tak tahan spontan ia merogoh buah dadanya dari balik hem blouse-nya lalu meremas puting susunya sendiri.

"Aaakh...aaakhh... nikmaatt...itil...itilkuu...kacangkuu….aahh.."
lirihnya kian keras sambil sekarang jemarinya yang lain menelusup dan menarik ke atas rok ketatnya lalu menggese-gesek vaginanya sendiri yang terbungkus celana dalam Marks & Spencer warna merah jambu.

Celana dalam itu tampak basah kuyup bagian tengahnya oleh cairan seks-nya yang terus saja mengalir tak terkontrol.

Sampai akhirnya…

"Huaaahh...aahh...gosok...gesek...teruss...memekkuuu... pelintir terusss.. kacangkuu...ooohhh...enaaakk... kelentitkuu... Nikmaaattt...aaahh..kelentit...kelentit...aaahh..." desahnya lalu melorotkan celana dalam nya sendiri lalu menggosok keras liang vaginanya yang telah merekah basah dan berjembut tipis itu.

Dengan atasan berpakaian lengkap plus hijabnya...namun memperlihatkan dua susunya yang putih montok dengan pentil mengacung kedua kakinya terpentang lebar sambil kedua tangannya meremas susu dan mengocok memeknya.

Paha dan bokongnya yang semok telanjang terus naik turun menggesek dinding kamar kecil yang terbuat dari marmer mahal dengan kedua kakinya terpentang masih terbalut high heels warna hitam di sepasang telapak kakinya.
Matanya terpejam-pejam sambil bibirnya mengerang-ngerang nikmat.

Tak lama kemudian gerakannya semakin tak beraturan…

"Aaahh...aahh...aahh..akku... ndak tahann..
akuuu..akkuu..aahh..ooohh..akuuu mauu dapeet...
mbentar...laggiihhh.. sedikiiit laggiiihh... sedikiiit...lagiihhh…


Sedetik kemudian…

PRAK…!!!
Suara kacang di tangan Freddy pecah berkeping-keping. Dan di waktu yang bersamaan...

CRET... !

DAPEET..!!...AKKHH..!!!!

CRECEEET…!!..AAAKKHH...!!!
DAPEET LAGIII….!!...ARRGG
LAGIIH…!!..


CREET…!...

AAAHH...Nikmaaat….!!!

OOOUUGGH..Ennaakk..!!!


Teriak histeris Frida Lidwina dengan sepasang matanya membelalak dan tangan menggenggam erat bibir wastafel membelakangi cermin.



Kamar Kecil Wanita Menara Rosetta - Frida

Pantat dan pinggul montoknya yang telanjang mengejat2 ke atas bersamaan semburat cairan mani klimaksnya muncrat dari lubang kencingnya.
Sepatu hak-nya terangkat-angkat seiring cairan surgawinya muncrat dengan begitu nikmatnya.

Sekali ..dua kali...tiga kali..

OOGGGHH..!! erangnya dengan tubuh menggeliat mengelejat saat mencapai puncak nikmatnya.

Di tempat lain yang tak jauh dari situ seseorang tampak tengah duduk tenang sambil sesekali mengusap rambutnya yang ikal gondrong.
Selarik senyum tersungging di bibir nan tebal dan menghitam itu takkala sudut matanya menatap kepingan kacang yang hancur di jemarinya.

"Ah...kau sampai juga Frida..hehehe.."
bibir tebal itu berucap lirih.

Sementara Frida tampak kelimpungan dan hampir kehilangan tenaga sebelum tangannya berhasil meraih bibir wastafel.

Terengah-engah ia berpegangan hampir terjatuh.
Sebentar didengarnya tapak kaki seseorang menuju ke toilet disertai suara percakapan beberapa wanita.

Ada yang datang…!

Ia bergegas masuk ke dalam kamar mandi masih dalam keadaan telanjang dari pinggang ke bawah.

"Iiih... apa ini...kok kayaknya ada yang pipis deh disini..!
Seru salah satu diantara mereka yang baru saja tiba.
"Iya ya...apa dia orang picek kali ndak mana kloset..mana wastafel..payah nijhh.. cepeten panggil OB .."sahut yang lain seraya mereka bergegas keluar kembali dari kamar kecil.

Selang kemudian sang OB perempuan datang lalu bergegas membersihkan lantai.
Sesekali si office girl mengendus pelan.
Anehnya tak tercium bau pesing barang sedikitpun seperti yang diberitakan oleh beberapa perempuan tadi. Sembari menggelengkan kepala dia terus saja mengepel lantai.

Nguiik…!!
Terdengar suara salah satu pintu kamar mandi terbuka lalu bergegas satu sosok wanita keluar dengan terburu-buru.

"Eh...hati2 Bu..! seru si gadis.
Namun si wanita tidak menggubrisnya dan segera berlalu meninggalkan si gadis petugas office girl yang terlihat sebal karena lantai tersebut tercecer lagi.

"Lama sekali Bu Frida, apa anda sakit perut ..? Kalu perlu sy ambilkan obat di lemari…" kata Freddy kemudian setelah Frida sampai kembali ke ruangan semula dengan hijabnya sedikit berantakan.

"Ti...tidak perlu pak..ehmm.. saya...hsssh…" Frida menghentikan ucapannya.

Ia menarik nafas mengatur aliran darah dan nafasnya yang masih belum 100% pulih karena orgasme yang sangat aneh ini.

"Baik Bu Frida sepertinya semua sudah clear. Mudah mudahan acara puncak malam pemilihan Miss Mawar tahun ini berlangsung lancar…"
kata Freddy sambil tersenyum geli melihat tingkah Frida yang "kacau balau".

"Iya pak...ehmm...sy...berharap demikian. Semoga...tahun ini pemenangnya lebih baik dari sebelumnya...karena kami...dari perwakilan Maubeliin serius untuk menjadikannya sebagai Brand ambasador yang baru…"kata Frida masih terlihat keteteran sambil mengambil tisu di atas meja lalu diusap-usapkan sejenak ke wajahnya yang basah berkeringat.

"Kalu begitu terima kasih bu Frida telah datang ke kantor saya…" tutup Freddy sambil menjulurkan tangan.

"Iyah...pak...sama2. Kalu begitu saya permisi dulu...hhhhsshhh..."
balas Frida lirih sambil menjabat tangan kekar Freddy.

Sebentar ia pun berlalu pergi dengan sedikit limbung.

Freddy memperhatikan kepergian Frida lagi-lagi dengan senyuman sambil menyilangkan kedua tangan di belakang kepalanya.

"Mawar Sembilu..."

"Sekarang giliranmu..."

"Ingin kulihat seberapa kuat keangkuhanmu di hadapan the spesialis one...
Freddy Umbara......hehehe.."
katanya pelan namun angkuh penuh percaya diri.

Ia pun bergegas mengambil kunci kontak remote Mercedes Benz SL miliknya dan beranjak pergi.


=========

"Kau betul2 gila Kangmas…kau mabuk..."
kata seorang wanita cantik bergaun ketat membungkus tubuhnya yang berpinggang ramping dengan bulatan menonjol indah masing-masing di bagian dada dan pantatnya.

Ia yang semula duduk tenang beranjak berdiri lalu berjalan menuju atas balkon rumah yang lebih mirip gedung atau istana itu.
Pandang matanya menatap jauh ke arah cakrawala berusaha mencerna kata-kata yang baru saja di dengarnya.

"Aku tidak gila Noor. Aku juga tidak mabuk. Kau percaya atau tidak memang itu kenyataannya.
"Sekarang aku hanya minta kau untuk membantuku mewujudkannya...
"kata seorang pria bertubuh tegap dengan nada keras.

"Puluhan tahun tumbuh bersama sedari kecil aku sudah paham watakmu mas.
"Sudah banyak kegilaan yang kau lakukan tapi aku tidak mau tahu karena itu urusanmu.
"Tapi kali ini kuanggap kau rada keterlaluan kangmas Adipati…"
"Tidakkah ada cara lain yang bisa ditempuh…?" sahut si wanita yang adalah Noor Anggraeni.

Sang pria yang tak lain adalah Bupati Suryo Adipati menatap tajam Noor lalu berkata seraya mendengus keras.

"Cara lain...batokmu kuwi..! Kowe khan wis kerungu dewe omongane Benowo. Hanya itu satu satunya jalan untuk memutuskan kutukan yang menimpa keluargaku turun temurun.." kata Adipati.

"Aku juga bagian dari keluargamu kangmas Adipati.." kata Noor lagi sedikit keras dan ketus.

"NAH..! Ngono yo mudeng. Nek ngono awakmu kudu bantu aku mendapatkan si titisan Sekar Mirah itu…"
"Eling o Yo cah ayu...umurku cuma tinggal dua purnama lagi. Dua purnama lagi!! Berarti tidak banyak waktuku untuk itu.."

"Merebut istri orang dari lelaki yang masih sah sebagai suaminya yang mana keduanya saling mencintai...
sungguh tidak terpuji kangmas. Aku...sulit untuk menyanggupinya kangmas..aku.." lirih ucapan Noor dari bibirnya yang merah.

"Halah...rak usah kakean cangkem. Kowe rak usah munafik Noor...rak usah sumuci suci....hehehe.
"Kowe jan jane podo wae. Kakean kenthu karo brondong...ben awet enom...!
"lha saiki piye karepmu....heh !!?! Kata Adipati dengan angker.

Sesaat Noor terkesiap mendengarnya. Ia menatap sendu ke arah Adipati.

"Aku bukannya sok suci kangmas. Kuakui aku memang melakukan itu semua tapi bukan dengan pria beristri kangmas...
"Lagipula aku sudah mengurangi kebiasaan itu dan lebih menerima keadaanku apa adanya…"

Tiba tiba sang Adipati mengangkat tangannya.

"Wong wedok memang naif...
"Gampang galau berpikiran cupet tur ruwet...
"Saiki aku butuh jawaban mu...
"Gelem opo ora nek awakmu bantu aku mendapatkan si Rengganis…??!!" Berkata Adipati dengan tegas sambil kedua tangannya yang kekar sedikit meremas bahu mungil Noor.

Noor tak segera menjawab. Digenggamnya erat tapak tangan kekar Adipati yang "mencengkram" bahu mungilnya.
Diangkatnya wajahnya menatap sendu raut muka Sang Adipati.

"...kangmas Adipati..
"Bagaimanapun kau adalah kangmasku...yang telah banyak membantuku...
"Aku Aku...juga tidak bisa melihatmu celaka...
"aku...meski dengan berat hati,..
"...Aku akan membantumu mendapatkan si Rengganis itu. Wanita yang menurutmu adalah titisan Sekar Mirah.
"Tapi pesanku, kuharap kau memperlakukan dan menyayangi dia dengan sepenuh hati…
....dan juga mbakyu Sundari..." kata Noor Anggraeni dengan lirih.

"Hahahaha....hahaha...
"Noor..noor....
"Arep mbantu kok yo kober-kobermen wenehi syarat prasyarat koyok undian berhadiah wae.
"Urip matimu kuwi neng tanganku... Noooorr... mudeng ora heh..!!!!

"Hahahaha.!!!
"Perkara Rengganis lan Sundari mau tak perlakuan koyok opo wae kuwi urusanku..ngerti ora..!!!
"Tugasmu cuma bantu kangmasmu ini mendapatkan targetnya alias si Roro Rengganis.
"Selebihnya bukan urusanmu.."kata Adipati sambil menatap tajam Noor.

Noor Anggraeni tak berani membalas pandangan Adipati.
Iapun kembali menunduk. Kali ini menatap ke arah luar jendela.

Sesaat kemudian terdengar bibirnya berucap lirih.

"Lalu apa yang bisa kulakukan kangmas…?" tanya Noor kemudian seraya memberanikan diri mendongak menatap wajah sang Adipati yang tinggi tegap.

Adipati menatap Noor sambil membelai wajahnya yang memang terlihat begitu muda dan cantik untuk perempuan yang telah berusia hampir setengah abad. Begitu bening bak wanita muda 25 tahunan.
Sungguh luar biasa.

"Kau cukup mendekati suaminya..rebut dia...rebut hatinya. Kalu perlu tiduri dia, kau kangkangi dia.
"Buat dia terbuai dengan bujuk rayumu. Jadikan dia budakmu seperti brondong-brondong itu.
"Sisanya biar urusanku...kau mengerti Noor ku sayang....??
berkata lirih dan pelan suara Adipati.

Sungguh bertolak-belakang dengan sebelumnya yang keras meledak-ledak.

"Ehmm...itu saja kangmas Adipati..? tanya Noor yang dijawab anggukkan kepala sang Adipati.

"Dia bukan pria sembarangan Kangmas...hati2lah kau dengannya.." kata Noor kemudian.

Sejenak Adipati terdiam lalu teringat kejadian tempo hari saat pertama kali berjumpa dengan Sunyoto.

Ia sendiri merasakan getaran yang bagaikan menyentuh sukmanya saat bersalaman dengan pria tersebut.

Pertama kali dalam hidupnya ia merasa "terintimidasi".

Tapi hanya sedetik suara tawanya lepas dan membahana bagaikan Rahwana yang bersiap mengobrak-abrik kahyangan.

"Hahahaha…..AKU..!!...Suryo Adipati keturunan Pangeran Ajibarang yang perkasa, penguasa agung Keraton Banyumili yang pilih tanding !!!
"Sunyoto itu bukan siapa-siapa. "Jangankan dia...Sri Rama sekalipun akan kuhadapi.
"Akan kubuat dia tunduk di hadapanku. "Kalu perlu, terpaksa nyawanya melayang..hahaha.." kata Adipati seraya mengepalkan tangan dengan mimik angker.

Sesaat Noor terhenyak dengan ucapan sang Adipati. Belum pernah ia melihat Adipati bertingkah "segila dan "sehisteris" ini.

Ia tak menyangka dalam sekian hari sekian Minggu telah terjadi ontran-ontran yang bikin gejolak dan geger seperti ini.

"Ini semua gara-gara engkau... Benowo.." kutuknya dalam hati dengan geram.

Ia merasa cemas akan keselamatan kakaknya. Anehnya, sempat terbersit sekelebat rasa yang sama kepada …..Sunyoto dan keluarganya.

Noor pun menghela nafas panjang dan berat sambil sorot matanya menatap langit biru yang berarak awan.

Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Ia yang selama ini jarang berdoa. Spontan mengangkat tangan seraya berkata lirih.
"Duh Gusti Agung….".

======

Setelah bertemu dengan Adipati, Noor tidak langsung menuju pulang melainkan menuju ke sebuah bangsal kecil paling ujung di sebelah barat dan masih satu komplek dengan rumah dinas Bupati.
Ia menghentikan langkahnya melihat sebuah mobil mewah BMW seri 7 terparkir di depannya.

"Mbakyu... Mbakyu Sundari...!
katanya berseru kemudian bergegas masuk ke dalam rumah itu.

Tak berapa lama Sundari muncul dari dalam sebuah kamar bersama seorang wanita muda yang tengah hamil tua.

"Jeng Noor tho...tumben mampir rene jeng..?
"Arep tilik si wiwik po..? kata Sundari sambil menggenggam erat tangan wanita hamil tersebut.
(1. ke sini, 2. mau jenguk.red)

"Iya mbakyu, kok dilalah ketemu njenengan di sini...
"Piye kandunganmu Wik..? Kata Noor kemudian bertanya kepada wanita hamil bernama wiwik tersebut.

"Puji syukur marang Gusti...
"Apik tur sehat Bulik.." kata Wiwik sumringah seraya tersenyum sendiri sambil memandang lekat ke arah Noor. (Tante.red).

"Kamu itu kok ketawa-tawa sendiri tho Wik. Memange aku dakocan pho…? sahut Noor sambil memandang wiwik penuh selidik.



Dakocan
(Original Jepang : Dakko-chan)


"Ngapunten Bulik.
"Sy bukannya menertawakan Bulik.
"Sy cuma geli...
'Lha wong Bulik ketok enom banget tur ayu...Orang pasti mengira kita berdua ini kakak adik bukannya Tante sama ponakan.
"Kalu boleh mungkin bisa berbagi resepnya Bulik..." sahut Wiwik kemudian sambil bertanya penuh harap.
(a. Maaf ; b. Terlihat Muda.red)

Wajah Noor bersemu merah begitu mendengarnya.

Di satu sisi hatinya berbunga-bunga namun di waktu yang sama merasa pilu hati mengingat apa yang telah ia lakukan selama ini untuk menjaga kemudaannya

"Ah...ndak ada yang istimewa kok Wik. Resepnya simpel saja.
Ndak usah kakean pikiran. Ndak usah mikir sing abot-abot...
"Ngikuti banyu mili wae.." kata Noor kemudian laiknya seorang filusuf.
(Air mengalir.red).

Wiwik tersenyum kemudian mengangguk pelan. Diusapnya perut buncitnya yang telah membesar.

"Perkiraan kapan lahirannya Wik..?" tanya Noor lagi.

"Kalu semuanya lancar dan sehat, paling cepat sebulan lagi Bulik.."kata Wiwik.

"Yah... semoga semuanya diberikan keselamatan ya wik.."timpal Sundari sambil mengusap perut Wiwik.

"Terima kasih doanya Bulik.
"Oya Bulik Noor sy buatin kopi pahitan njih…?

"Boleh Wik…"

Sebentar kemudian Wiwik berlalu untuk membuatkan kopi untuk Noor. Sekarang tinggal dua orang perempuan itu yang saling bercakap-cakap.

"Kasihan si wiwik, suaminya pesakitan di penjara sedang dia hamil tua. Sungguh keterlaluan si Buntoro itu. Sungguh memalukan keluarga Kangmas Adipati.."kata Noor dengan gemas.

"Buntoro tipikal pria yang serupa tapi tak sama dengan kangmas Adipati..dia tidak berpendidikan dan hidupnya amburadul.
"Sedari muda biasa dimanja dan berfoya foya sampai kangmas Adipati mengusirnya.
"Untung dia mau kubujuk supaya menerima istri Buntoro yang tengah hamil. Meski hanya bangsal sederhana tapi jauh lebih baik daripada hidup menggelandang.." timpal Sundari seraya menghela nafas.

"Aku sependapat denganmu mbakyu. Itung2 menyelamatkan muka keluarga kita. Bagaimanapun bayi si Wiwik juga adalah keturunan keraton Banyumili. "Omong-omong bagaimana nanti soal upacara ari2 bayi si Wiwik mbakyu..?
"apakah nanti akan dilangsungkan disini..? tanya Noor kemudian.

"Tentu saja…"
"Kenapa ? Kau takut si pencuri itu datang dan berbuat ulah lagi..? kata Sundari sambil menatap lekat Noor.

Noor mengangguk kecil.

"Tak usah khawatir. Lingkungan pengageng keraton dan sekitarnya sudah dijaga ketat oleh para petugas keamanan yang siaga 24 jam.
"Kalu itu masih kurang, Ki Ageng bisa kita minta bantuannya.
"Aku yakin kalu dia sudah turun tangan tak perlu ada yang kita cemaskan...." kata Sundari sembari mengamit lembut tangan Noor.

"...Benowo…"
lirih suara Noor manakala Sundari menyebut nama Ki Ageng.
Sesaat hatinya berdebar. Entah apa sebabnya.

Beberapa lama kemudian baik Sundari dan Noor berpamitan.

"Mbakyu mau kemana…? tanya Noor.

"Aku mau ketemu seseorang…"sahut Sundari.

"Ketemu siapa mbakyu..? tanyanya lagi.

"Ah, kamu ini mau tahu aja urusan orang.. aku mau ketemu Bu Roro Inten" jawab Sundari seraya berjalan ke arah mobil yang menantinya.

"Eh...sebentar...sebentar mbakyu.... "Apakah Bu Roro yang kau maksud itu…Roro Inten Ayu Dewi Rengganis...yang mendapat penghargaan tempo hari itu....!?" kata Noor dengan tergesa-gesa.

Sejenak Sundari berhenti dengan sedikit heran melihat Noor begitu antusias mendengar nama itu.

"Bolehkah aku ikut denganmu mbakyu?...
"Aku sudah lama ingin bertemu dengannya.
"Sungguh tak kuduga ternyata mbakyu sudah mengenalnya lebih dulu.
"Hmmm....boleh ya mbakyu.." kata Noor lagi sambil merengut manja penuh harap.

Sundari hanya tersenyum.

"Kowe iki wis umur tapi polahmu koyok cah ABG...jan nggilani.." sahut Sundari lagi sembari menahan tawa.

Noor tidak bergeming kali ini justru sambil memeluk pinggang sundari yang ramping.

"Yo wis...meluo aku. Tapi jogo tingkah karo ilatmu.
"Ojo ngisin-ngisinke aku ning ngarepane Bu Roro yo...
." kata Sundari menyerah pada akhirnya.
(Ya sudah, ikut aku. Tapi jaga tingkah dan lidahmu. Jangan memalukan aku di depan Bu Roro. Red).

Noor berbinar seketika sambil tersenyum lebar.

"Roro Inten Ayu Dewi Rengganis....
"Aku penasaran seperti apa perempuan yang telah membuat Kangmas Adipati tergila-gila.
"Aku mau tahu….bagaimana aslinya titisan Dewi Sekar Mirah itu sebenarnya…."batin Noor Anggraeni.

-----------
Siang pun terus bergulir beranjak sore manakala mobil mewah buatan Jerman itu melaju pelan keluar dari komplek gedung rumah dinas Bupati Banyumili yang perdu penuh ditumbuhi pepohonan besar berusia ratusan tahun.



Burung Sriti di Atas Atap Gedung

Sementara diatas gedung-gedung tua nan megah di komplek Paseban Ageng dibalik rimbun pepohonan rindang nan tinggi terlihat burung burung Sriti berkelebatan kian kemari seolah mengesankan dinamika dan situasi di masa depan yang penuh ketidakpastian dan terselubung misteri.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd