Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .



Gedung Kantor PT. Mawar Seroja Utama

Gedung kantor PT. Mawar Seroja Utama tampak berdiri kokoh di salah sudut Kota Banyumili.
Berlantai 4 dengan design bergaya arsitektur minimalis namun terlihat advance dan modern layaknya gedung perkantoran kekinian.
Tidak terlampau mewah dan terlihat kecil bila dibandingkan Menara Rosetta di pusat kota yang menjulang setinggi 19 lantai.

Ada kurang lebih 50-an orang yang menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah di perusahaan milik Nyoto tersebut.
Itu baru yang bekerja seharian di dalam sebagai staf kantor belum termasuk karyawan lapangan yang jumlahnyapun cukup lumayan.

Hebatnya lagi di saat banyak perusahaan lain kelimpungan menghadapi serangkaian unjuk rasa ataupun protes dari para pekerja khususnya soal aturan tentang status karyawan kontrak, outsourcing dan serba-serbinya suasana di perusahaan Nyoto justru sangat kondusif dan baik-baik saja. Realita ini tentu bisa ditelisik lebih jauh.

Pasalnya PT. Mawar Seroja Utama telah memberlakukan aturan yang jelas.
Aturan bahwasanya siapapun karyawan baru yang telah melewati masa OJT (On the Job Training) selama kurang lebih 3 bulan akan langsung diangkat karyawan permanen alias karyawan tetap.

Yang berikutnya soal urusan perut dan dapur ngebul.

Nyoto sebagai owner juga memperhatikan hal vital ini yaitu dengan memberikan THP dan salary yang sangat baik dan memuaskan. Kesemuanya ini adalah sekelumit beragam faktor penyebab yang membuat para karyawan betah berlama-lama untuk "mengabdikan" diri di PT. Mawar Seroja Utama.
(Ngebul : mengepul)

Namun dari semua faktor normatif tersebut ada hal paling krusial dimana para karyawan betul-betul merasa kerasan serta loyal di perusahaan yang telah berdiri lebih dari 15 tahun ini.
Apalagi kalu bukan suasana dan lingkungan tempat kerja yang menyenangkan, guyub dan nyaman.

Kesemuanya itu bukan di dapat dengan tiba-tiba melainkan berkat campur tangan dan perhatian luar biasa dari sang pemilik perusahaan yang bukan lain Drs. R. Sunyoto Pujo Satmoko.

Sebagai owner, Nyoto tidak hanya bertindak selaku pimpinan pucuk manajerial semata namun juga seorang leader sekaligus "orang tua" bagi segenap karyawan PT. Mawar Seroja Utama.
Mungkin terdengar klise dan absurd di jaman sekarang namun begitulah sosok karakter sejati seorang Sunyoto. Karakteristik seorang "Bos" yang bukan melulu minta dilayani melainkan juga "melayani".

Karakter kuat ini terbangun juga berkat peran serta dan pengaruh dari seseoran yang istimewa bagi pria tersebut.

Nyoto yang sejak muda berwatak dan berkepribadian keras kepala, mau menang sendiri bahkan cenderung egois kian berubah oleh kehadiran sosok wanita yang setia menemaninya.
Sosok yang telah setia mendampingi dalam mengarungi bahtera kehidupannya selama hampir 20 tahun baik dalam suka maupun duka.
Sosok yang merubah Nyoto menjadi pribadi yang lebih lembut, perhatian, penyayang dan peduli.
Yah betul, dialah sosok sang istri tercinta. Roro Inten Ayu Dewi Rengganis.

Nyoto, yang kini berusia 46 tahun adalah sosok panutan bagi segenap karyawannya.
Bukan hanya teladan yang baik dalam perannya sebagai seorang ayah dan pimpinan namun di sisi lain sebagai idola atau role model para wanita akan sosok pria idaman, pria yang ideal.
Tidaklah mengherankan jika dibilang hampir semua karyawan perempuan mengidolakan dirinya.

Tidak terkecuali bagi sosok karyawan wanita yang satu ini.


Hani Fahira

Hani Fahira adalah sosok perempuan muda masa kini. Muda, cantik, cerdas, supel dan energik.
Oleh karena kelebihan yang dimilikinya tersebut dia terpilih menjadi karyawan wanita yang paling dekat dengan Nyoto saat berada di kantor.

Hal ini bukan tanpa alasan. Job desknya sehari-hari sebagai sekretaris pribadi direktur membuatnya selalu berhubungan intens dengan sang idola.
Tak mengherankan jika ia kerap menjadi bahan pergunjingan terutama di kalangan karyawan wanita yang sejujurnya iri perihal kedekatannya dengan si bos.

Hani Fahira hampir tidak pernah meladeni kasak kusuk yang makin beredar panas itu karena ia sendiri tidak ambil peduli.

Namun sesungguhnya di dalam hatinya,perempuan yang kesehariannya senantiasa berkerudung ini diam-diam menaruh perhatian khusus kepada Sang Direktur.
Usia yang terpaut cukup jauh tidak membuatnya minder.

Ia justru melihat satu sisi kelebihan lain yang luar biasa pada diri Nyoto sebagai seorang pria yang pastinya tidak diketahui oleh sesama rekan-rekannya di kantor.
Kelebihan yang menambah pesona pada diri pria tersebut.
Kelebihan yang membuatnya kian bergejolak menahan luapan hasrat emosi jiwa dalam dirinya sebagai seorang perempuan.

Ikhwal apakah itu…?

Ia teringat betul waktu ikut menemani Nyoto tugas ke luar kota beberapa waktu lalu.
Sebagaimana jobnya sebagai sekretaris direktur Hani pun ikut menemani kemanapun sang pimpinan melawat.

Hari itu mereka selesai bertemu dengan klien penting di sebuah hotel. Seorang pengusaha kaya daerah yang hendak membangun sebuah sebuah pusat swalayan, hiburan sekaligus pujasera terpadu di Kota Malang.

Nama Nyoto yang telah kondang membawa bendera PT. Mawar Seroja Utama terpilih sebagai kontraktor utama proyek ini.

Tak lama satu jam kemudian sang klien kakap yang bernama Pak Suharso ini mendadak muncul kembali di lobby hotel dimana Nyoto dan Hani menginap.

"Eh Pak Harso, pripun pak..?
"Ada yang ketinggalan njih…? tanya Hani begitu bertemu si pengusaha di lobby.
(Bagaimana?.red)

"Maaf, Mbak Hani...
"Saya lupa ada yang hendak saya bicarakan dengan pak Nyoto. Penting sekali. Baru inget saya tadi waktu sudah keluar hotel.
"Saya bisa minta tolong dipanggilkan Mbak…? Sy telpon kok ndak diangkat…" pinta Pak Suharso.

Hani terdiam sesaat lalu senyuman pun terkembang di wajah cantiknya.

"Baik pak har, kalu memang urgent sekali silahkan bapak menunggu di sini. Sy segera naik mengabari beliau.." tutur Hani dengan ramah.

"Terima kasih Mbak…"
balas Suharso lalu kemudian duduk di salah satu sofa yang telah tersedia.

Sementara Hani sudah naik ke lantai 3 tempat di mana ia menginap bersama Nyoto.
Nyoto telah memesan dua kamar berhadapan untuk dirinya dan sang sekretaris.

Gaun ketat warna gelap berikut kerudungnya yang dibarengi blazer warna cerah membuat penampilannya kian menarik dan terlihat berkelas.
Langkah kakinya terus mengayun bersamaan pantatnya yang bulat dan besar bergoyang lembut.
Sementara kelebat gaun panjangnya yang agak membelah di bagian sisi bawah memperlihatkan sedikit betis dan telapak kakinya yang putih mulus.

Selang beberapa saat sepasang tapak kaki mungil itu berhenti tepat di depan pintu kamar Nyoto.

Sejenak Hani merasa ragu dan sungkan.
Hatinya diam-diam berdebar-debar. Entah apa sebabnya. Yang pasti baru sekali ini ia memasuki "kamar pribadi" seorang lelaki. Lelaki yang kebetulan adalah bos-nya.

Ia mengetuk perlahan pintu kamar Nyoto. Sekali dua kali....tidak ada reaksi.
...Tiga kali...kali ini rada keras.
Namun masih tidak ada balasan. Hani terpekur sejenak.

Debar jantungnya kian menguat. Kalu tidak mengingat betapa pentingnya pesan yang akan dia sampaikan ia lebih memilih pergi secepatnya dari tempat itu.

Hani yang hendak beringsut pergi melihat bahwa pintu kamar itu tidak sepenuhnya tertutup.
Entah apa karena Nyoto yang kurang rapat menutup pintu atau mungkin ada petugas office boy yang tengah membersihkan kamar.

Hani pun memutuskan memberanikan diri untuk masuk. Toh ia tidak bermaksud buruk.

Sejenak gadis itu menarik nafas menguatkan dirinya.

Hani perlahan masuk. Selangkah demi selangkah kaki halus nan putih itu menapak di lantai karpet meninggalkan jejak yang membekas dalam.

"Ehmm...tak ada orang. Kemana beliau ya ? batin Hani.
Hani lalu membulatkan tekad terus masuk kian dalam sampai ke ruang tidur.
Lagi-lagi ia tidak melihat Nyoto di sana.

"Kemana yah pak Nyoto..? Aduuh...sudah hampir 15 menit lagi…" keluh Hani.

Ia merasa serba salah. Mau lanjut ia merasa rikuh karena ruangan ini sudah masuk area private dari bos-nya.
Jika tidak, ia takut akan membawa efek yang tidak baik terutama bagi bos-nya dan juga dirinya sendiri.

Hani lantas meneguhkan diri masuk kian dalam sampai mendekati kamar mandi.
Pintu kamar mandinyapun terlihat terbuka.

"Apa pula ini, pintu kamar mandi bahkan terbuka...kalu ada yang berniat jahat pasti barang-barang penting pak Nyoto bisa lenyap di gondol maling.." begitu batin si Hani sambil melihat laptop, cincin, hape dan beberapa barang penting milik Nyoto tergeletak begitu saja.

Hani hanya menghembuskan nafas lalu ia hendak berbalik badan sebelum langkahnya sontak berhenti.

Sedetik kemudian mata yang bening dan indah itu melebar hampir membelalak.

Jantungnya berdetak keras dengan mulut terbuka.
Hani terpaku mematung seperti terkena magnet manakala sepasang matanya menatap ke muka.

Tepat di depan matanya dari balik kamar mandi yang tidak sepenuhnya tertutup kelambu, Hani melihat pria yang tengah dicarinya berdiri tegap menghadap cermin.
Yah, sosok bos-nya yang bukan lain Nyoto adanya tengah berdiri dalam keadaan tanpa pakaian dengan hanya sehelai handuk di lehernya sambil terlihat mengeringkan rambutnya yang setengah basah.

Jantung Hani seolah berhenti berdetak.

Hani yang kesehariannya adalah wanita yang terlihat alim untuk kali pertama dalam hidupnya melihat langsung sosok pria pria dewasa tanpa mengenakan busana alias telanjang bulat.

Tubuh Nyoto yang setinggi 180 cm terlihat begitu gagah dan macho dengan masa otot menggumpal dahsyat di lengan, bahu dan paha.
Bahu yang tegap, dada bidang dengan bokong padat dan mantap atletis membuatnya terlihat sempurna bak mannequin hidup.


Mannequin

Nyoto masih sibuk mengelap rambutnya yang basah sambil sesekali menunduk tanpa menyadari kehadiran sang sekretaris tak jauh dari tempatnya berdiri.
Tertutup sedikit kelambu ruang kamar mandi membuat sepasang mata indah Hani Fahira leluasa menikmati keindahan lekuk tubuh macho Sunyoto Pujo Satmoko.

"Upsss..ehmmm…!!

Mulut Hani yang merah dan indah bentuknya itu seketika terkatup tertutup oleh kedua belah tangannya manakala pandang matanya spontan turun ke bawah pinggang si lelaki.
Nyaris saja ia memekik saat matanya yang melotot membentur sesuatu benda di pangkal paha Nyoto.

Benda itu...tidak asing bagi Hani. Benda yang sering ia lihat juga saat tantenya tengah memandikan ponakan cowoknya yang masih balita.
Sesuatu yang ia kenal sebagai penis alias kemaluan pria.
Akan tetapi yang satu ini sangat amat berbeda dibanding penis mungil ponakannya.

Benda itu menggantung besar, panjang dan gemuk.
Terlihat terkulai menjuntai dari ujung selangkangan Nyoto sampai menyentuh paha.
Begitu besar begitu kekar dan berotot dengan ujung kepala penisnya membonggol besar bagai Jamur Matsutake.


Jamur matsutake, jenis termahal di Jepang sebab hanya dapat dipanen saat musim gugur

Sungguh serasi dengan paha dan kaki Nyoto yang kekar berisi serta bokong yang pejal keras.
Suatu kombinasi yang membuat jantung gadis berusia 25 tahun semakin berdegup keras.

Dan kini entah mengapa tiba-tiba bagian selangkangannya terutama pada rongga alat vitalnya di dalam vaginanya terasa berdenyut tak terkendali.
Lalu basah, melembab dengan puting susu miliknya mengeras di pucuk dari sepasang buah dadanya yang membusung besar.

"Oohh…Gusti...
"I..ituu...Kon...toool…"
desis Hani dari bibir merahnya menyebut nama "latin" dari batang kemaluan Nyoto.
Sementara mulutnya masih terkatup oleh kedua belah tangannya.

Sementara Nyoto yang tengah sibuk mengusap kepalanya mendadak menghentikan usapan rambutnya lalu memegang bibir wastafel dengan kedua telapak kekarnya.

"Noor Anggraeni…ssshhh...aaahhh..."

Nama adik dari Sang Bupati Banyumili itu terdengar lirih keluar bibir gelap Nyoto.
Bersamaan itu batang penis Nyoto yang semula terkulai seketika menegang...mengeras lalu membesar ke ukuran "aslinya".
Bagai pegas penis itu terangkat secepat kilat dan mengacung dahsyat tegak ngaceng maksimal sampai nyaris menyentuh perutnya !

Batang pejal yang mengeras luar biasa itu tampak terus mengangguk-angguk dengan kepala penisnya yang membulat besar berwarna merah gelap pertanda darah telah memenuhi sekujur urat di batang kejantanan Nyoto.
Urat-urat yang menyelubungi batang penis Nyoto tampak jelas terlihat oleh Hani.
Begitu terlihat mengakar dan menonjol keras.

"Hah...hah…"
desah lirih terus keluar dari bibir Nyoto masih sambil tertunduk dengan penis besarnya yang mengangguk-angguk dahsyat.

"Aaah…!

Terdengar suara pekik wanita yang disusul suara seperti benturan dan sontak membuat Nyoto memalingkan wajahnya.
Buru-buru ia melilitkan handuk ke pinggangnya lalu bergegas keluar dari kamar mandi.

Sejenak ia menoleh ke sana kemari namun tidak ada seorangpun di situ.
Nyoto mendesah perlahan.

"Aku tadi sepertinya mendengar suara pekik wanita. Tapi...kenapa tidak ada orang.
"Pintu kamar juga tertutup.
"Hmm….apa aku salah dengar ya..
"Bila Petugas hotel rasanya tidak mungkin. mereka tidak akan berani masuk jika tanpa ijin tamu.
"Kalu Hani...hmmm...dia apalagi.
"Hah…"
Nyoto sesaat terpekur lalu bergegas kembali ke kamar mandi untuk meneruskan ajang bersih-bersih yang sempat tertunda.
Nyoto kurang memperhatikan bahwa kursi tempatnya duduk telah bergeser dari posisinya semula.

Sementara Nyoto melanjutkan aktifitasnya kembali, Hani yang barusan saja tiba di dalam kamarnya tampak bersandar di dinding dengan dada naik turun dan mata mengerjap-ngerjap sesekali terpejam erat.

Tubuhnya terasa lemas dengan nafas memburu.
"Ssshhh....haahh...duh Gusti.
"Hamba...hamba sudah lancang melihatnya...
"...ampuni Hani Gusti….ooohhh….
lirih suara itu keluar dari bibirnya.

Sementara di satu sisi lain gairahnyapun semakin kuat setelah menyaksikan pemandangan langka dan luar biasa yang baru saja dialaminya.

Tubuhnya mendadak menggigil dengan rasa gatal yang makin menusuk di pangkal pahanya.

"Oohh...kenapa aku ini….kenapa...
oohhh..***tal sekali...di memekkuuu...
oohh...kontoool...kontoolnya begitu besar...dan keraassnyaaa…
"Oohhh....Pak Nyoto...kontolmuuuu….
"...kontolmu pakkk...
kontol…hhhhhaahh….
"...muatkah kontol sebesar itu di memekkuu nantiii...ssshhh... aaahhh..."


Erang Hani semakin kuat sambil tak tahan kedua tangannya meremasi payudaranya sendiri sedang yang satunya menggeseki pangkal pahanya dari balik rok ketatnya.

Lendir cinta Hani yang berwarna bening dan lengket itu terus mengalir tak tertahankan dari liang perawannya seiring gairah yang membumbung tinggi hingga ke ubun-ubun.

Gesekan dan remasan itu makin keras dan intens hingga akhirnya…

"AAAKHH... KELUAAAR….!!!
CREET…. CREEET...oouugghh...
creeet…kellluaar...!!!! .... CREET….lagihhh….aaakhhhh…!!!


Lolong pilu keluar dari bibir nan merah itu manakala Hani sampai di puncak kenikmatan.

Tubuhnya yang masih terbalut lengkap hijab, blouse kemeja kerja plus gaun lebarnya sontak menggeletar dan menggeliat keras berulangkali saat pengeluaran mani dari lubang kencingnya keluar beruntun dan begitu memabukkan.

"Hahhh...hahhh...haahhh…"

Sesaat kemudian Hani terkulai di atas kasurnya dengan wajah berkeringat dan bagian pangkal pahanya terlihat basah kuyup.
Ia lalu terdiam lalu dengan pandangan nanar menatap ke arah cermin yang kebetulan berhadapan dengan tempat tidurnya.

Hijab dan pakaian yang dikenakannya tampak acak-acakan seiring suara lirih dari bibirnya.
"Oooh... Pak Nyotoo….…
...Hani....hahhh...
diringi kedua matanya yang berbulu lentik itu kemudian terpejam dengan perasaan lega dan puas.

===========

Siang itu di kantor PT. Mawar Seroja Utama kesibukan tampak terlihat di beberapa ruangan karyawan termasuk di ruang akunting.
Sejumlah karyawan akunting yang mayoritas wanita tampak diam dan hening seolah larut dalam kerjaannya masing-masing.

Tampak dua perempuan muda tengah duduk bersisian menghadap ke layar komputer yang masih menyala.

Ruangan kantor yang relatif sejuk karena hembus AC yang di set medium tidak menyurutkan suasana hangat yang tercipta di ruangan bagian akunting PT. Mawar Seroja Utama.

Hangat bukan karena para staf barusan meneguk secangkir kopi atau bahkan wiski melainkan kasak kusuk bahkan gosip yang umum di dunia perkantoran.

"Eh, lihat tuh si Hani barusan datang.." lirih salah satu dari mereka yang bernama Ratu.

Temannya yang satu kontan menoleh. Sebentar kemudian seorang gadis cantik berkerudung gelap bergaun ketat warna merah bata memasuki ruangan.
Gaun ketat warna merah itu seakan hendak memperlihatkan lekuk tubuhnya yang tercetak begitu indah dan montok berisi.

Buah dada menonjol aduhai dengan pinggang ramping serta bagian bokong dan pinggulnya nan membulat besar menambah pesona keseksian pada diri Hani yang entah mengapa hampir seminggu ini selalu berpakaian serba ketat.

Riasan wajahnya yang dulunya biasa saja juga ikut berubah menjadi makin berwarna dan mencolok.

Tak mengherankan jika para karyawan sontak berspekulasi tentang Hani Fahira yang sering ikut bersama sang pria idaman kantor. Nyoto sang direktur.

Hani lalu mengambil sesuatu di ruangan admin dan akunting tersebut sambil merebahkan pantatnya yang bahenol di satu sudut kursi.
Sebentar kemudian telpon berdering di meja Ratu.

"Han... Hani….
"Kamu dipanggil bapak tuh. Segera diminta naik…" kata Ratu dengan nada terdengar ketus.

"Oya...mbak…...
"sahut Hani mendongak lalu merapikan diri kemudian bergegas keluar ruangan diikuti oleh pandang mata sinis dari sejumlah karyawan termasuk Ratu, Hani pun menghilang dari balik pintu sebelum kemudian masuk sebentar ke toilet.

"Sialannnn…si Hani…" rutuk si Ratu.

Temannya yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum lalu menjawil lengannya.

"Halah...rat. Nyantai saja. Ndak usah dipikirin.
"Mentang2 dia sekretaris lalu dengan gampang dapetin perhatian Pak Bos...
"jangan mimpi di siang hari.." kata Nova rekan sebelahnya seakan mendinginkan suasana.

"Maksudmu Va..? tanya Ratu tidak mengerti.

"Hani si anak kemaren sore itu ndak bakal bisa merebut hatinya Pak Bos…" kata Nova dengan yakin.

Ratu Melissa yang sebenarnya juga tak kalah cantik dan seksi hanya mengerenyitkan dahi masih tak paham maksud perkataan Nova.

"Maksudku...beliau itukan sudah memiliki istri seorang bidadari. Lantas apa kelebihan si Hani dibanding istri beliau..
"Jangankan cuma si Hani. Tapi semua perempuan yang menaruh hati kepada beliau sebaiknya batalkan niat.
"Cepetan cari gantinya. "Percuma...percuma kalian bersaing dengan Bu Roro Inten...muka lu jauuuhh…"
kata Nova setengah meledek sambik terkekeh geli.

Ratu yang paham maksud perkataan Nova hanya melepas nafas panjang lalu menyandarkan punggungnya dengan menggangguk lirih.

"Bener juga omongan lu , Va…" kata Ratu lagi sambil pikirannya menerawang sesaat di kala itu.

Acara liburan piknik bersama seluruh karyawan PT Mawar Seroja Utama. untuk pertama kalinya istri sang direktur diperkenalkan pada publik.
Sungguh pesona kecantikan dan keanggunan yang terpancar begitu kuat dari diri Roro Inten telah menghipnotis seluruh anggota karyawan yang hadir saat itu.
Mengundang decak kekaguman yang hampir tak terkatakan dari seluruh karyawan baik pria maupun wanita.

Sebentar kemudian Ratupun hanya mengeluarkan suara lirih dengan raut muka kecewa.

"Yah sudahlah,..." sahut si Ratu menutup pembicaraan sambil kemudian menyeruput secangkir teh lalu berjalan menuju pastry diikuti senyuman geli dari bibir Nova sambil menggelengkan kepalanya.

Lalu bagaimana dengan Hani..? Apakah dia seperti yang di duga oleh Nova dan Ratu…?

15 menit sebelum kedatangan Hani.

Nyoto tampak terduduk di kursinya sambil kepalanya bertopang pada kedua lengannya yang bersedekap di atas meja.
Keningnya terantuk dengan kedua mata terpejam. Lamat-lamat terdengar suara nafasnya terdengar halus.
Apakah dia tertidur…?
Apakah dia sedang bermimpi…?

Nyoto tengah berjalan di sebuah tepi pantai yang begitu luas membentang.
Dihadapannya debur ombak saling bersusulan dari batas cakrawala sejauh mata memandang.

Suara gemuruh sambung menyambung menjadi satu menciptakan paduan suara bak orkestra dari alam nirwana.
Mengalun lembut dan syahdu membelai sisi hati mengusik ketenangan nurani.

Nyoto terus melangkah tanpa memperdulikan kecipak air laut yang membasahi tepian kakinya hingga sebetis.
Tak lama kemudian ia melihat sesosok perempuan tengah berdiri memandang cakrawala.

Rambutnya yang panjang sepunggung tersibak kian kemari tertiup angin laut yang berhembus cukup kencang.

Gaun panjang tipis semata kaki yang dikenakannya samar memperlihatkan lekuk tubuhnya yang begitu indah menerawang.

Sejenak si perempuan terdiam sebelum kemudian berpaling ketika menyadari ada sosok pria yang tengah mendekatinya.
Senyumnya terkembang begitu manis manakala si lelaki sudah berada dekat tak jauh darinya.

"Mas Nyoto...kau sudah datang. Aku telah lama menantikanmu kangmas…" terdengar lembut nan merdu dari bibir tipis dan merah itu.
Kedua mata indahnya tampak berbinar menatap Nyoto.

Si perempuan berambut panjang itupun melangkah ke arah Nyoto hingga hanya berjarak sejengkal saja.
Matanya yang jeli tampak bercahaya sesaat ia membelai lembut pipi yang berahang kokoh itu.
Tekstur wajah yang kian menambah kejantanan sosok Nyoto dengan tubuh tinggi tegapnya.

Senyumannya masih merekah manakala Nyoto menunduk sambil memandang dirinya tajam.
Pandangan yang membuatnya terus terbayang akan sosok pria tersebut.

"Kangmas….aku rindu padamu kangmas…
"Aku...akuuu...ingin bercumbu denganmu kangmasss…
"...Saat ini juga kangmas…
"Oohhh...kangmas Nyoto….cintaku…
"Akuuu….milikmu kangmass..
"Sentuhlah aku... kangmass…
"Peluklah akuu…
"Dekaplah aku dalam hangat cintaku kangmasss…
"Marilah kita arungi samudra kenikmatan bersama-sama kangmass…
"Akuuu…


Sruupp...ehhhemmmm….

Sruuup... ehhmmm…

Belum sempat bibir cantik itu berkata-kata lagi Nyoto mendadak langsung merengkuh tubuh ramping dan indah itu sambil mencium bibirnya penuh gairah.
Keduanya saling melumat bibir dengan penuh nafsu tak tertahankan.

Nyoto yang bertubuh tinggi mendekap sosok ramping dan berisi yang hanya setinggi lehernya itu dalam dekapannya.

Erangan dan rintihan si wanita semakin nyata terdengar manakala jemari tangan Nyoto mulai meraba-raba tubuhnya dengan sesekali meremasi bagian ang menonjol indah dari sosok cantik di pelukannya.

Tak lama tangan Nyoto menarik gaun tipis ke atas lalu meremas keras pantat bulat nan putih itu bersamaan pekik manja keluar dr bibir si wanita.

"Auughh... kangmass….!
"Remasss...terusss...
yang keraasss...kangmasss...
"...telanjangi akuuu...cumbulah akuuu sepuasmuu... kangmasss...ooohhh


Seiring remasan jemari kekar Nyoto di belahan bokong indahnya yang mulus si wanita mulai membalas dengan meraba selangkangan si lelaki yang tampak menyembul besar.

"Ssshhh….hahhh…"
Nyoto pun mendesah sesaat jemari lentik nan halus itu mengenggam lembut batang penisnya dari balik celana kainnya yang tipis.

Keduanya mulai saling meremas bagian vital masing-masing dengan bibir dan lidah saling melumat saling berbelit diiringi cipak suara mulut beradu disertai air liur perlahan tampak di sudut keduanya.

Intensitas rangsangan semakin keras manakala si wanita berinisiatif membuka bagian atas tubuhnya hingga terbuka seutuhnya tanpa sehelai benangpun.
Memperlihatkan lekuk dan tubuh yang begitu indah menggoda Nyoto.

Nyotopun langsung menubruk lalu kemudian menindih tubuh bugil itu lalu melepaskan celananya sendiri.

Batang kemaluannya yang telah mengeras maksimal dan mengacung gagah membuat si wanita mendesah kuat lalu membuka paha indahnya lebar-lebar.

"Aaahh...kangmass..***gah nian batang linggamu…
"Liangku sudahhh siaaap...menampung kejantananmu kangmas…
"Lakukanlah kangmasss...aku tak tahan lagiiii…
"Masukan batang kontolmuu ke dalam lubang tempikkuu...kangmass…
"Tundukan aku dengan pelimuu kangmasss…
"Taklukan aku dengan semburan manimuu di dalam rahimkuuuu…
"Buat akuuu….
"Aaaakkkhhh….!!!!


tanpa mendengarkan ucapan si wanita...Nyoto yang seakan kalap langsung meremas dan digenggamnya kuat kedua paha padat dan putih mulus itu.
Dipentangkannya lebar-lebar ke kedua sisinya lalu ditindihnya tubuh telanjang nan molek dengan segenap berat badannya yang kekar berisi.

Batang kontol besar dan begitu kaku milik Nyoto sudah menempel bibir vagina si wanita yang telah merekah demikian basah...lalu..terdengar suara Nyoto yang berat dan memburu menahan gejolak birahi yang menggunung.

"Kukawini kau sekarang sayangkuuu…!!!!

"Kujebol tempikmuuu... NOOOR ANGGRAENI….!!!!!!


Nyoto kemudian mengayunkan pinggulnya sepenuh tenaga.

Dan….

"AAAKKKHH…!!!

Tiba-tiba terdengar suara cukup keras dari balik ruangan pribadi Nyoto.

Suara yang kontan membuat seorang wanita cantik berhijab dan bergaun warna merah yang ketat membungkus tubuh sintal itu bergegas masuk ke dalam ruangan.

"Maaf Pak...pak nyotoo…!
"Bapak tidak apa-apa…?!
tanyanya dengan rasa khawatirnya melihat Nyoto yang terpekur di kursi mejanya sambil meremas kepalanya.

"Pakk..pak nyotooo…"
tanyanya lagi sambil memegang lembut bahu Nyoto.

"Paaakk....Aaakkhh!!

Jerit tertahan keluar dari mulut Hani ketika Nyoto mendadak memegang tangannya erat lalu sambil berdiri meremas bahu mungil Hani.

Duk…!!

"AKKHH...Pakk…!!
Kembali Hani memekik kecil ketika tubuhnya yang hanya sebahu Nyoto terdesak tubuh kekar sang bos sampai terhimpit di dinding almari.

Dengus nafas hangat Nyoto yang memburu sampai di wajah mulus Hani.

Matanya terpejam erat tak berani menatap mata sang bos yang amat begitu dekat di rona pipinya.
Hanya suara erang lirih dari bibir merah nan mungil sebelum kemudian Nyoto mencium dan melumat bibirnya penuh nafsu.

"Ehmmmmmmm…..ehmmm..ehmmm sruup...sruupp...ehmmm...ooohhhh... paaaakkk….

Desah tertahan Hani saat Nyoto terus menciumi mulut dan wajahnya yang bening dengan bibir serta lidahnya yang hangat dan basah.
Hani yang terdesak akhirnya hanyut dalam cumbuan pria itu.

Bibir mungilnya saling melumat dengan bibir kasar Nyoto dengan sesekali lidah basah keduanya saling membelit dan menghisap satu sama lain.
Mata Hani terpejam-pejam meresapi cumbuan si lelaki yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Tangan Nyoto yang kokoh kemudian memeluk erat tubuh sintal dan pinggang ramping Hani lalu meremasi bongkahan pantat montoknya yang menonjol indah dari balik gaun ketat yang dikenakannya.

"Ooohhh...ssshhh..aaahhh...pakkk...paak...aaahhhh….!!!

Erangan Hani semakin keras manakala tangan Nyoto bukan hanya bergerilya di bokong padatnya tapi mulai menyusuri tonjolan buah dadanya yang membulat indah.

Sementara Hani yang "hendak" menolak akhirnya luruh dalam arus birahi yang disuntikkan oleh Nyoto.

Perlahan tapi pasti birahi bangkit kian meninggi seiring rangsangan yang ia terima di bagian paling intim yaitu bibir, buah dada, bokong dan pangkal pahanya.

"Ooohh...!! ooohhh...!! pakkk...nyotooo…!
teerusss...teruusss...aakhhh…!!


Hani terus mengerang sambil menggeliat mengelejat dalam pelukan Nyoto yang kian buas menciumi dan meremasi hampir sekujur tubuhnya.

"Oohhh...pakkk...!!!
pekik Hani kembali keluar kali ini akibat tonjolan besar di selangkangan Nyoto mengenai paha padatnya yang kainnya mulai awut-awutan tertarik ke sana kemari.

Sekejap pikiran Hani melayang waktu itu saat melihat kemaluan pria ini untuk pertama kalinya.
Kemaluan Nyoto yang begitu besar, panjang dan kekar keras berotot.
Sungguh sebuah kemaluan pria yang begitu gagah dan indah dipandang mata.
Melecut rangsang gairahnya sebagai seorang wanita.

Hani melebarkan pahanya mengangkang sampai gaun panjangnya nan ketat terangkat memperlihatkan sepasang betis yang putih mulus dan indah berisi.

Nyoto terus menarik-narik kain ketat di pinggul semok Hani ke atas yang dibarengi gelinjang si gadis seolah memudahkan si lelaki melangsungkan aksinya. Semakin intens pula ciuman dan remasan Nyoto di kedua bongkah susu dan bokong bulatnya.

Hani pun yang semakin hanyut terbawa gairah seks menggebu-gebu seakan tanpa sadar lalu menggesek-gesekkan pangkal pahanya yang ciut ke selangkangan Nyoto yang menyembul besar akibat desakan penisnya yang tengah berontak.

"Ooooh...pakkk... pakk nyotooo…!!
Haniii...Hanii...mauuu...kontool…!
"Akuuu... pengiiinnn... kontoool bapakkk…!
"Ooohhhh….!!!!

Erang Hani terdengar memelas meratap sambil terus mendesakan pangkal pahanya ke selangkangan Nyoto.
Seolah memberi kode bagi Nyoto untuk bertindak lebih jauh.

Nyoto mendengus keras dengan sepasang memerah dan bibir bergetar menahan sesuatu yang hendak meledak di dalam tubuhnya.
Tangan kekar itu langsung bergerak cepat menakup tepi bulatan pinggul montok Hani melalui pinggir cawet celana dalamnya yang tercetak samar lalu diremasnya seperti hendak dirobeknya paksa.
Sreet….breett….

"Aakhhhh….!! Hani Fahira seketika memekik.

Tangan kekar Nyoto bergerak cepat tanpa ragu hingga terkoyaklah gaun ketat yang membungkus pinggul besar dan pantat bahenol Hani Fahira sang sekretaris.



Celana dalam minim menyerupai thong warna hitam yang dikenakan Hani terlihat membungkus ketat bukit kemaluannya di balik pangkal pahanya yang mengangkang terjepit paha kekar sang bos.

Nafas Nyoto mendengus menatap ke bawah selangkangan si gadis.

Paha indah nan padat putih mulus begitu merangsang ditambah gundukan di pangkal pahanya kian membuat Nyoto bernafsu.

Tangannya yang semula kuat memeluk pinggang Hani lalu meremas bokong bulat dan kencang si gadis dan sekali lagi….

Breett….

"Yahhhh….!!!"
…….
"Ehmmmm…ehmmmm…srupppp…"


Pekik tertahan Hani keluar dari bibir tipis merahnya yang langsung disambar bibir tebal dan kasar Nyoto.

Keduanya saling lumat saling membelit lidah bertukar ludah mengeluarkan birahi yang makin tak terkendali termasuk sang perawan, Hani Fahira.

Celana dalam Hani yang robek ngelesot jatuh di ujung kakinya disusul Nyoto yang buru-buru menurunkan celana dalamnya.

"Akhhhh….!!!"
Terdengar pekik jerit Hani saat melihat s3suatu di pangkal selangkangan sang bos.

Yah, batang penis yang telah menghantuinya siang malam semenjak kejadian saat itu kini terpampang jelas di depan matanya.

Mata bening dan lentik gadis itu membelalak serta bibirnya terbuka melihat kegagahan penis pria yang ia kagumi ini.

Batang pria ini begitu massif, kekar, panjang dan keras mengacung.

Tegak ngaceng sebesar mentimun hanya sekian cm saja dari bibir kemaluannya yang rapat berjembut dan mulai basah karena rangsangan.

"Oohhh…ooohhh…pak…pak Nyotooo…KONTOL…oohhhh…KONTOLMUUUHH….yahhhh…!!!!

Hani tiba-tiba merintih saat Nyoto langsung menggesekkan batang kemaluannya. Menyentuh-nyentuhkan kepala penisnya yang bulat besar bak jamur raksasa ke celah sempit vagina sang perawan Hani.

"Yahhhh…yahhhhhh….terussss….terussss pakkkk….gesekkk…gsekkkk memek Hani pake KONTOL…KONTOL bapak yang besaaarrr….akkkhhhh….oookkkhhh…."

Hani yang perawan betul-betul terlena merasakan nikmatnya dicumbu oleh seorang lelaki. Terlebih oleh pria yang ia sangat kagumi ini, Sunyoto Pujo Satmoko.

Tubuh setengah bugilnya yang seksi dan putih mulus menggeletar sedemikian rupa dengan paha padatnya terkangkang. Tanpa ia sadari Hani pun balas mendorongkan pantatnya ke depan menyentuh-nyentuhkan celah kenikmatannya ke ujung besar kepala penis Nyoto.

"Ssshhhh....yahhhhh...." Hani betul-betul merasakan nikmatnya saling menggesekkan kemaluan

Nyoto terus mendesak pangkal paha si gadis dengan batang zakarnya yang perkasa. Terus menekan, menggesek celah sempit liang kemaluan sang perawan.

Ujung gundul kepala penisnya yang membonggol besar dan keras cekatan menyibak belukar jembut di bibir kemaluan gadis cantik itu. Membuat celah sempit vaginanya yang semula begitu rapat perlahan membuka dengan sendirinya dan mengeluarkan lendir pelumas siap untuk melakukan persetubuhan.

Sungguh kuatnya pesona seksual seorang Nyoto tak terbantahkan lagi.

"Sshhhh…aaahhhh…. oookkkhhh…..pakkkkk…!!"

Hani terus mengerang dan merintih saat Nyoto ganti menciumi batang lehernya yang kini tersibak. Hijab di kepalanya sudah tak karuan lalu terlepas begitu saja memperlihatkan rambut indahnya yang tergerai.

Dukkk….

"Yahhhh….!!!

Pekik Hani kembali muncul saat Nyoto menekan tubuh padatnya ke bibir meja lalu mengangkat pantatnya ke atas meja itu.

"Hooohh….hahhh….!

Nyoto mendengus sambil menatap jalang ke arah sang sekretaris.

Hani pun balas menatap dengan tatapan sayu penuh birahi.

Ia tahu sedetik lagi keperawanannya akan lepas dijebol oleh keperkasaan sang pria gagah ini.

Ia tak bisa menolak dan mengenyahkan itu. Ia yang mau…ia ingin…ia pasrah memberikan mahkota kegadisannya kepada Nyoto.

Hani menggigit bibirnya sendiri dengan mata merem melek melihat bagaimana kepala penis yang membonggol besar itu telah mulai memasuki liang cintanya.

Sungguh rasa geli geli nikmat yang baru pertama kali ia terima di kemaluannya ini membuatnya sadar mengapa kakaknya yang barusan bercerai cepat-cepat segera menikah lagi.

Ternyata begini rasanya bersenggama…padahal ini baru mulai masuk.

"Ooohhh….Pak Nyotooo…lakukanlah Pak...."
......
"Entoot akuuu…entoott memekkuu pake kontol besar kamu…"
......
"... perawan Hani buat bapakkk..."
....
"....senggamai aku…setubuhi aku…kontoli akuuuhhh sampai klimaks…"
......
"...Hani...hani rela mengandung benihmu Pakkk Nyotooo....aaahhhh…"
.batin si gadis sambil memejamkan matanya.

Seiring rasa nikmat itu kian merasuk raga dan batinnya, Hani mengerang panjang bercampur takut dan birahi memuncak karena perihnya saat keperawanannya akan di robek pria pujaan ini.

Gadis cantik yang dikungkung birahi dan perasaan cintanya terhadap Nyoto ini sepertinya sungguh-sungguh total memasrahkan diri kepada sang bos.

Hani pun melebarkan paha mulusnya. Mengangkang sedemikian rupa seakan rela menyerahkan keperawanannya dengan memberi jalan Nyoto menjebol kegadisannya.

Tepat sedetik sebelum Nyoto mengayunkan pinggulnya untuk melesakkan batang kontolnya ke dalam tubuh indah sang sekretaris mendadak suara geledek menggelegar seolah tepat di atas gedung PT. Mawar Seroja Utama.

Suara halilintar itu kontan mengagetkan seluruh karyawan yang ada.

"Akhh…!!
Terdengar pekik Ratu dan Nova nyaris bersamaan saat suara yang memekakkan telinga ikut menggetarkan dinding ruangan di mana mereka berada.

"Aaahh…
"Oh My God... kayaknya ada yang kesambar petir deh...di dekat sini...amit-amit…"
sahut Nova sembari kedua tangannya meremas keras jantungnya.

Sementara sejumlah karyawan lain pun juga celingak-celinguk menatap ke sekeliling.
Rintik hujan pun terlihat semakin deras menerpa jendela di susul kemudian suara guntur meski tidak sekeras tadi.

Lalu bagaimana dengan keadaan Nyoto dan Hani…?

Nyoto tampak berdiri sambil kedua tangannya terpaku di atas meja yang kini berantakan.
Kemejanya yang dedel duwel tak beraturan dengan rambut acak-acakan membuatnya terlihat seperti habis berlaga Smack Down.
Namun dengan siapa…?
....ato mungkin lebih tepatnya lagi dengan apa….?!
(Berantakan.red)

Sementara Hani yang berada tak jauh darinya tampak syok dengan muka terlihat kuyu.
Kedua matanya nampak sembab dengan gaun dan hijabnya terlihat kusut masai.
Nafas Nyoto yang masih memburu terdengar jelas bersamaan muka terangkat lalu memandang sang sekretaris dengan pandangan nanar.

"Hani...kau cepat pergi dari sini…
"Cepaaat…! ....jangan kembali…!!!
Desis Nyoto namun terdengar jelas seperti menyayat tajam bak sembilu di relung hati si gadis.

Hani pun sesaat terdiam kemudian setengah berlari keluar ruangan sambil menahan tangis meninggalkan Nyoto yang seperti orang ling-lung.

Tak lama setelah kepergian Hani, Nyoto kembali mendengus keras sambil meremas pahanya sendiri lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Nyoto langsung membuka celananya sendiri lalu mengambil selarik sabun cair di pinggir bak air.

"Hah….hahh...hemmmm...ahhh...ahhh…

Terdengar erang Nyoto manakala tangan kekarnya membetot batang penisnyai yang begitu tegang memerah sangat karena terdesak aliran darah di sekujur batangnya.
Ia pun lalu mengocok kemaluannya sendiri makin lama makin cepat...makin keras.
Desakan birahi yang luar biasa itu seolah membuatnya lupa diri akan jati dirinya yang sebenarnya.

Tak lama kemudian terdengar erang kenikmatan dari bibirnya bersamaan cairan maninya yang putih kental muncrat dengan dahsyatnya dari lubang kepundan kontolnya hingga mengenai dinding kamar mandi.

"AAAHHH…. KELUAAAR….!!!

CROOT... CROOOOT... CROOT…. CROOT….!


Bokong kekarnya mengejat2 saat proses puncak ejakulasi nikmat itu berlangsung sampai membuat sekujur tubuhnya merinding.
Sebentar kemudian Nyoto terkulai lemas di kloset kamar mandi sambil terengah-engah.

"Hahh...kenapa aku ini…??...
"...ahhh…Hahhh...aku.....
"....perempuan itu…."
desis dari bibir Nyoto sambil kedua matanya terpejam erat.

Peristiwa sore itu hanya diketahui oleh Nyoto dan juga Hani tanpa seorangpun tahu.
Namun yang pasti sehari pasca kejadian itu Hani mendadak mengundurkan diri alias resign dari kantor PT. Mawar Seroja Utama.

Sesuatu yang mengherankan sekaligus memunculkan tanda tanya bagi karyawan lainnya.
Sedangkan Nyoto yang mengetahuinya kontan ikut terkaget dan langsung menelpon Hani keesokan harinya.

"Hani...kenapa kamu resign...kantor masih membutuhkan kamu.
"Bapak mohon...kamu renungkan kembali keputusanmu untuk keluar dari sini.
"Kalu ada masalah atau apapun yang mengganjal silakan sharing ke bapak. Bapak akan senang hati mendengarkannya…" kata Nyoto pagi itu setengah mendesak begitu tahu berita pengunduran diri Hani.

Cukup lama Hani tidak menjawab. Sesaat kemudian terdengar suaranya yang lirih seperti menahan tangis.

"Ma..af..maafkan saya pak Nyoto. "Saya...saya..sudah bulat niat saya untuk resign.
"Bukan karena ada masalah di kantor ataupun yang lain.
"Saya mundur karena...karena saya ingin menenangkan diri saya...saya...ahh...maafkan saya..
"Saya...ucapkan terima kasih atas...atas semua perhatian bapak selama ini….terima kasih…"

Tut….!
Sambungan telepon pun terputus.

Nyoto sedikit terhenyak lalu merebahkan diri di kursinya sambil tangannya bertopang dada di atas arm rest.
Nyoto tampak terdiam sesaat lalu menggelengkan kepalanya perlahan.

"Hani..Hani...kenapa kamu…??
"Hah...sudahlah kalu itu memang keinginannya…."
desah Nyoto lalu membuka beberapa dokumen di tas kerjanya.

Sebentar lalu diambilnya hape yang tergeletak di samping lalu ditatapnya layar hapenya yang menyala terang.

Tampak seraut wajah wanita cantik jelita bak ABG dan berambut pirang sepunggung tengah tersenyum sumringah menampakkan sedikit lesung pipinya yang imut.

Beberapa foto lain juga menampakkan wanita muda itu tengah mejeng di depan sebuah Toyota Alphard warna putih.
Nyoto terus mengutak-atik layar hapenya dengan tatapan nanar.
Sebaris kalimat terpampang di sudut atas aplikasi Instagram yang barusan dibukanya.

noor_anggraeni.ikuti...klik!
==========

Malam itu Roro Inten terlihat bersama suaminya tengah bercengkrama di atas dipan tempat tidurnya yang berdesain klasik namun terlihat mewah.

Keduanya asik saling menghangatkan satu sama lain. Saling meraba saling menciumi dengan penuh kasih namun tanpa gejolak nafsu berlebihan.

Nyoto mengenakan celana kain panjang bertelanjang dada sementara Roro Inten seperti biasa "berhias" laksana Dewi kahyangan.
Kali ini ia mengenakan selarik gaun tidur tipis berenda menutupi tubuh moleknya dengan rambutnya tergerai lebat hingga ke pantatnya yang membulat besar dan indah.

Minggu ini adalah fase menstruasi bagi Roro Inten dimana menurut kaidah yang berlaku terlarang untuk melakukan hubungan seksual suami-istri.

"Kangmass…"
desah Roro manja kepada suaminya yang asyik membelai rambut panjangnya.

"Ada apa Nimas...sayang…?
balas Nyoto lembut.
Sesaat keduanya saling berpandangan mesra memijarkan api asmara yang murni penuh kasih sayang.

"Aku...aku mau bilang sesuatu kepadamu Kangmas…"

Nyoto memandang Roro lalu tersenyum sambil jemari tangannya membelai lembut pipi putih dan halus itu.

"Apa yang ingin kau katakan Nimas…"

"Ah...aku...aku sebenarnya malu mengatakannya kangmas. Tapi...aku tak tahan untuk memendamnya lama-lama…"
Sesaat Roro terdiam tidak melanjutkan perkataannya.

Nyoto memandang lekat wajah istrinya seolah menanti kalimat berikutnya dari bibir merah nan indah itu.

"Akhir-akhir ini aku...aku selalu bermimpi kangmass…" kata Roro melanjutkan.

Di tengah remang lampu kamar tidur yang temaram itu seakan ikut menutupi rona merah yang mendadak muncul di pipi ranum Roro Inten.
Sementara Nyoto hanya tertawa kecil mendengar perkataan istrinya itu.

"Lalu kenapa dengan itu Nimas..? bukankah setiap orang juga pasti mengalaminya…

"Tapi….mimpiku ini tidak biasanya kangmas…"

Sejenak Nyoto terdiam lalu memandang lekat mata istrinya seolah ingin meraba maksud hati Roro yang masih mengundang tanya.

"Mimpi apa sayang…katakanlah..."Kata Nyoto kali ini terdengar seakan tak sabar.

Roro mendesah lirih sebelum kemudian melanjutkan kata-katanya.

"Aku...mimpi bercinta denganmu kangmas. Tidak hanya sekali melainkan hampir setiap malam.
"Sepanjang hidupku terutama setelah kita menikah....
"Aku...aku baru kali ini bermimpi seperti ini kamgmas. Dan aku sangat menikmatinya.
"Aku...aku merasa puas sekali kangmas. Bagaimana menurutmu kangmass…???
tanya Roro sambil menatap lembut suaminya.
Tangannya yang halus mulus ikut membelai lembut dada bidang dan kekar Nyoto yang sedikit berbulu itu.

Nyoto yang semula tampak acuh langsung beringsut duduk bersandar di atas dipan pembaringannya.

"Mimpi bercinta..?!
"Bagaimana maksudmu Nimas….? tanya Nyoto sambil memandang lekat wajah istrinya.

Raut mukanya tampak serius menanti jawaban dari bibir Roro. Sungguh berbeda dari sebelumnya yang nampak rileks.

Roro yang menyadari perubahan suaminya sesaat seperti ragu.

Namun berhubung sudah terlanjur terucap maka mengalirlah ikhwal "mimpi indah" itu kepada sang suami tercinta yang mendengarkannya dengan seksama.

Nyoto terus mendengarkan kalimat demi kalimat yang runtut mengalir dari bibir Roro.
Tanpa diketahui oleh Roro, Nyoto merasakan jantungnya berdebar dan berdetak keras.
Pandang matanya menatap tajam ke arah istrinya yang masih menceritakan ihwal mengenai mimpi "aneh" itu dengan kepala tersandar di dada bidang Nyoto.

Seiring kalimat demi kalimat meluncur dari bibir istrinya sebuah perasaan aneh tiba-tiba menggelayuti benaknya membuatnya terasa tidak nyaman.
Sekali-kali ia menggerakkan badannya seperti gelisah yang mana ia sendiri tak memahaminya.

"Sudah berapa lama kau bermimpi seperti itu Nimas...lalu..
"Lalu apakah kau merasakan sesuatu di rongga tempikmu...sesuatu seperti...seperti saat kita berhubungan…?

Roro membisu sesaat mencoba menelaah pertanyaan itu sembari mencari jawabannya.

"Kalu yang kangmas maksud adalah...penetrasi, aku rasa tidak…" jawab istrinya seraya menggeleng pelan.

Setelah mendengarkan jawaban itu Nyoto terlihat menghembuskan nafas yang begitu dalam.

"Hmmm...aku rasa itu sebuah mimpi yang biasa saja Nimas.
"Bukankah saat itu aku tengah tidak berada di rumah…
"Mungkin saja mimpi itu datang karena rasa kangenmu.
"Aku pikir itu sesuatu yang wajar...bukan begitu Nimas…" kata Nyoto dengan suara tertahan seperti ada yang masih mengganjal di pikirannya.

Nyoto berusaha terlihat tenang namun sebenarnya hatinya diselimuti kegalauan dan…..kecurigaan kepada istrinya ini.

Roro tampak mengangguk pelan sebelum tangannya yang lembut dan halus membelai wajah keras suaminya.

"Aku...aku ingin kau selalu di sisiku kangmas. Jangan tinggalkan aku sendirian kangmas….ehhmmm…"
erang manja Roro sambil kepalanya bergelayut mesra di dada suaminya lalu memejamkan mata indahnya.

Tak lama kemudian terdengar erang halus Roro Inten yang terlelap dalam dekapan suaminya.
Nyoto yang masih "galau" dengan apa yang barusan didengarnya terlihat gelisah membuatnya tak nyaman di atas ranjang.

Sesaat ia menaruh lembut kepala istrinya di atas bantal empuk itu.

Ia lalu berjalan pelan menuju serambi kamar pribadinya yang tembus ke luar sambil menatap langit malam nan pekat tanpa bintang.
Ia lalu duduk terpekur di satu sofa sambil mengingat mengenai sesuatu yang pernah didengarnya dahulu sewaktu ia berguru dan mengembara bersama adik angkatnya.

("Ada beberapa ilmu pengasihan tingkat tinggi yang menjadi incaran orang sejak dahulu. Mereka berusaha mendapatkan ilmu itu karena sangat manjur untuk memikat orang yang diincarnya. Orang menyebutnya ilmu Sigaring Nyowo atau belahan hati.
Memikat dengan cara menyusupkan pengaruh pengasihan melalui laku ritual mimpi sampai membuat orang yang dituju tergila-gila dan takluk akan kemauannya…" tutur lelaki tua berjenggot dan berkumis putih sambil menatap kedua anak muda di hadapannya.
Sosok yang begitu tenang memancarkan wibawa kuat dengan rambut panjang memutih sampai menjela punggung terikat sehelai kain batik.
Salah satu dari kedua pria muda itu kemudian bertanya.
"Lalu...adakah ilmu pengasihan lain yang sekiranya berbahaya juga...Mbah Kakung..?
Pria tua ini memandang ke arah muridnya itu lalu mengangguk pelan.
"Sebenarnya semua ilmu pengasihan itu berbahaya...Nyoto. Berbahaya karena tidak mendasarkan cinta melalui proses alamiah selaku kawula Gusti yang dibekali akal budi dan hati nurani.
Cinta seyogyanya datang dari kesucian hati dan kerelaan jiwa. Bukan atas dasar paksaan. Jika itu nekad dilakukan maka akan sia2 adanya. Di awal saja kepuasan itu datang tapi pastilah kesengsaraan yang akan diterimanya kelak.
Ngunduh wohing pakarti berarti memetik buah akibat perbuatan. Perbuatan baik maupun buruk semua akan mendapat balasannya.
Camkan itu pada dirimu, Ngger...cucuku Nyoto termasuk kau Leman…." kata pria itu sambil mengusap janggutnya.
Leman yang duduk bersila di sebelah Nyoto lalu berganti bertanya kepada pria sepuh itu.
"Lalu adakah cara kita mengetahui dan menangkal seseorang yang terkena pengaruh pelet pengasihan Sigaring Nyowo itu Mbah…?
Nyoto sesaat memandang ke arah Leman lalu kembali menatap ke arah eyang gurunya.
Simbah Kakung terdiam sesaat lalu sebaris kalimat pendek keluar dari bibir penuh kerut yang tertutup kumis dan janggut putih itu.
"Ada…")


Nyoto menarik nafas panjang lalu kembali menatap langit di serambi luar kamarnya.

"Aku akan segera tahu apakah mimpi yang dialami Nimas Roro itu sekedar mimpi basah biasa atau karena ada ulah manusia jahanam yang pengin ngrusak pager ayu milikku...…."
kata Nyoto sambil mengepalkan kedua tangannya erat.
(mengambil istri orang.red)

Matanya mencorong dan menatap tajam ke arah langit malam yang membentang.
Nafasnya yang mulai tak beraturan seolah melukiskan kegelisahan dan kekalutan hatinya yang biasanya terlihat tenang.

Nyoto tidak menyadari bahwa apa yang tengah dikhawatirkannya akan istrinya juga terjadi kepada dirinya sendiri.

Betul memang kata orang bahwa sepandai-pandainya seorang tabib atau sejenius-jeniusnya seorang dokter, ia akan sulit bahkan takkan mampu mengobati diri sendiri.

Malampun terus merambat naik hingga mulai melewati waktu tengah malam.
Waktu yang dianggap sebagian orang dipercaya merupakan puncak aktifitas dunia paralel manusia alias…..alam gaib.

Sementara itu pada waktu yang sama di Paseban Ageng Banyumili, rumah dinas Bupati Suryo Adipati.

Suasana hening terasa melingkupi seluruh penjuru Paseban Ageng yang begitu luas.

Hanya sesekali terdengar suara kodok ngorek dan jangkrik genggong saling bersahutan melantunkan orkestra midnight yang syahdu.

Beberapa petugas jaga tampak terlihat di dalam gardu pos yang menyala terang.
Entah tertidur entah terjaga namun yang pasti aktifitas terlihat di sebuah paviliun kecil dekat rumah peristirahatan Sang Adipati.

Sepasang mata itu menatap tajam ke muka. Seutas senyum tersungging di bibir yang tebal menghitam.
Sesekali jemari tangannya yang kekar mengusap dagunya yang kukuh dan lonjong.

"Ehmmm... Noor...nooor…
terdengar pelan suara serak itu meluncur dari bibirnya yang sepertinya sudah tak asing lagi.

'Kau rupanya memang sudah tergila-gila dengan Sunyoto...."
"Hmmm....bagiku tidak masalah.
"Aku ora peduli...
"Justru semakin baik.
"Makin cepat makin sempurna rencanaku mendapatkan si Rengganis…."
Kata pria tersebut lirih sambil matanya menatap sosok perempuan yang tengah berada agak jauh di atas pembaringan dengan dupa dan nampan berisi aneka rupa kembang setaman menebarkan aroma wangi kuat semerbak ke seluruh penjuru kamar.

Sosok perempuan itu terduduk bersimpuh di kasur pembaringan nan mahal itu sambil menggeliat-geliat dan menggelinjang.

Tubuhnya yang hanya bertutupkan sehelai kain tipis tembus pandang memperlihatkan lekuk tubuh yang begitu indah menggoda.
Tanpa daleman hingga menampilkan aura seksualitas terpancar dahsyat dari sepasang buah dada yang membusung besar dengan pentilnya mengacung kaku.

Paha montoknya yang putih mulus terlipat sesekali merenggang memperlihatkan bukit kemaluannya yang besar dan berjembut rapi.

Bokong indahnya yang bulat besar nan mulus mengejang manakala kedua jemari tangannya sendiri meraba ke seluruh lekuk tubuh telanjang di balik kain transparan itu.

Wajah jelita dan hanya diterangi lampu minyak sederhana itu memperlihatkan raut muka wanita yang begitu terangsang hebat akan gelombang syahwat menghanyutkan.

Keringat yang kian membasahi kulit putih dan mulus tanpa noda itu membuat kain tipis tercetak melekat kuat memperlihatkan pemandangan yang begitu memabukkan.

Sementara suara erang dan desah terus keluar dari bibir merah dan merekah basah si perempuan takkala jemari tangannya mulai meremasi susunya yang mengkal sebesar melon sedang tangan yang lain menusuk-nusuk dan menggesek pangkal pahanya.

"Ooohhhh….aaahhh...!! "Nyooottooo...aaahhh…!!!
...cntakuuu….! "Nyotoooo...oooohhh….nikmaaat...nikmaat sekaliih nyotooo….!!!
"Terussss….gumuli akuuhhh…!!!
"Senggamaiiii...akuuu…!!!
"Entttooot akuuu….!!!...ahhhh
"Kawiniiii akuu...dengan kontol besarmuuu...!!!....aaahhh…!!!
"Kenthuuu... tempikkuuu.... nyotooo…!!!
"Ooohhh...kenthuuu...!!!!..
"Oohhh….kenthuuu akuuu….!!!!
"....Nyotooo...aahhh...sshhhh...ehhmmm….Aaahhh….

Suara erang si wanita makin keras seiring remasan dan kobelan di kedua organ intimnya.

Kepalanya ikut bergoyang dengan muka menengadah sembari kedua matanya yang berbulu lentik mengerjap-ngerjap.

Rambut pirangnya yang panjang indah ikut tersibak seolah memantulkan cahaya lampu minyak yang bersinar temaram.

Tak lama kemudian suara pekik tertahan disusul lolongan kenikmatan spontan keluar dari bibir manis itu.

"AAAKKHH…. KELLUAAARR….!!!!
CREEET…!!!!
AAAKKHHH…. Nyotoooo….
Creeet...creeet... CRECEET... Oooghhh…!!
Creeet….KELUAAR lagiih…!!...Ooohh…!!
Laggiiihh….CRECEET...aakhhhh…..!!! Nyotoooo...!!!


Tubuh molek dan nyaris telanjang itu sontak mengejang kuat.
Paha, pinggul dan bokong bulat nan indah itu mengejat-ngejat ke atas manakala si wanita telah tiba di puncak kenikmatannya.
Air maninya muncrat begitu deras dari lubang kencingnya. Berkali-kali sampai bermeter-meter.

Sungguh luar biasa desakan syahwatnya yang sempat tersumpal dan sekarang terlampiaskan.

Ooohhhh…ssshhhh…..aaahhhh…
Suara erangan dan rintihan terdengar lirih manakala si wanita usai lega mengeluarkan lahar nikmatnya.

Tubuh itu terlihat menggigil dengan muka tertunduk tertutup rambut pirangnya menjela punggung dengan nafas memburu.

Sementara di tempat lain tepatnya di serambi luar kamar pribadi Nyoto.

Nyoto tampak terkulai layaknya tidur di atas kursi kursi berbalut sofa dengan paha terkangkang lebar.
Mata terpejam dengan nafas sedikit cepat memburu.

Celana panjang tipis berbahan kain yang menyerupai piyama berwarna polos putih itu tampak kusut dan setengah tertarik ke bawah paha sekilas memperlihatkan batang penisnya yang membonggol besar tanpa cawet.
Memang sudah kebiasaan Nyoto tidur tanpa cawet hanya beralaskan celana kain nan tipis saja

Sepintas tidak ada yang aneh namun jika diperhatikan celana kain yang dikenakannya terlihat basah kuyup terutama di area pangkal pahanya hingga paha.
Basah bukan karena terkena air hujan melainkan...basah oleh sesuatu yang kental dan lengket.

Bau semerbak yang ikut terbawa angin menebarkan aroma yang khas....aroma pejuh...!

Kembali ke dalam Paseban Ageng.

Tanpa si wanita menyadarinya sosok pria yang sejak tadi mengamati dari kejauhan hanya melempar senyuman tipis lalu kemudian bergegas pergi sambil memasukkan kembali kunci duplikat kamar yang ia bawa.

Pria itu tidak langsung kembali ke kamar peristirahatannya melainkan sedikit berbelok arah lalu masuk ke dalam ruang basement rahasia tepat di bawah kamar tidurnya.

Ruang gelap dan sedikit lembab itu sesaat terang benderang oleh lampu minyak yang baru saja dinyalakan.

Sesaat si pria bersimpuh tepat di sebuah altar batu dimana sebuah peti kayu dengan hiasan dan ukiran terpatri di atasnya.
Sejenak ia memejamkan mata lalu mulutnya komat-kamit.

Dibukanya peti itu kemudian tangan kanannya merogoh ke dalam.
Pendar cahaya kemerahan seketika menyeruak menimpali cahaya lampu minyak yang berpusat pada rangka sebuah keris berlekuk tujuh dan kini sudah tergenggam erat di tangannya.



Keris Pulung Geni

Keris berlekuk tujuh itu memancarkan sinar merah yang menakjubkan sekaligus menebarkan aura angker di sekelilingnya.

Sorot mata pria itu menatap tajam batang keris yang telah dihunusnya.

Pamor yang terpancar dari senjata utama para ksatria tanah Jawa itu perlahan meredup seiring suara lirih keluar dari bibir hitamnya.

"Rawe-rawe rantas malang-malang putung….
"Dengan pusaka Keris Pulung Geni di tanganku...
"Sopo wae sing arep ngalangi karepe Suryo Adipati ngawini si Rengganis bakalan tak tumpas modar soko kadonyan….!!
 
Terakhir diubah:
Maacih updatenya mbah @SembilanBenua
Biar Nyoto ga takluk sama Noor, Apakah Nyoto bakal nekat memutilasi Titit kesayangannya biar ga ngaceng lagi :pandaketawa:


Ga sabar nunggu update selanjutnya.

Sepertinya roro inten & mawar bakal segera jatuh disaat nyoto lengah dg masalah diselangkangannya :pandatakut:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd