Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .
"Hi, mawar...
"I am really sorry. Ketemuannya aku undur ya.
"Gimana kalu ganti hari Minggu depannya saja. Aku lagi urusan kerjaan ke luar kota.
"Maybe three to four dailies or until the weekend…
"I want to invite you to come to my house and have a meal together.
"I would be very happy if you could come.
"How about it, dear ?


Sebaris kalimat tertera di kolom WA message bergambar seorang wanita cantik berambut pirang kecoklatan berwajah bule.

Mawar sebentar terdiam sambil berpikir sesaat lalu sambil tersenyum sendiri jemari mungilnya menari lincah.

"Oya, boleh tuh Kak Sofie.
"Aku juga pengin tahu rumah kakak yang keren itu.
"Kalu begitu hari Minggu depan mawar
usahakan datang ya kak.
"Hopefully…
" balas mawar.

'Okey dear. I am waiting....
"Jangan lupa lukisan Tsarevets dibawa ya.
"Oya, One more mawar ...
"...don't forget to bring your swimsuit dear.
"Ok honey ?

Swimsuit
?
Mawar setengah bertanya membatin lalu tersenyum lagi sambil mengangkat bahunya sendiri.

"Okay Kak sofie…"

"Thk u dear. See u next week.
.🤗

"Sama-sama. See u Kak Sofie...😀🙏

Sebentar kemudian mawar merapikan rambutnya yang lebat indah tergerai sepinggang.

Dilihatnya lagi sebuah foto di image file miliknya.
Sebuah rumah besar laksana kastil bangsawan British terpampang megah di sebuah pinggir danau.

"Ehm baru tahu aku kalu ada rumah semegah ini di Banyumili…" katanya lirih.

Bibirnya yang mungil lalu menyeruput sedotan dari gelas berisi jus alpukat di hadapannya.

"Ibu...Bu Saidah, saya habis berapa bu?
"...Jus alpukat sama gorengan bakwan 2 biji....
tanyanya kepada ibu penjual di kantin sekolahnya siang itu.

"15 Rb Non…

"Ini Bu, kembaliannya buat ibu saja ya...mawar pergi dulu..."
kata mawar sambil menyodorkan uang 20 rb lalu bergegas pergi sambil melempar senyum ke ibu paruh baya itu.

Si ibu hanya menggelengkan kepala sambil menggumam pelan.

"Non Mawar...non Mawar...bocah kok apikane nemen...
"Mugi Gusti tansah maringi berkah lan keselametan kanggo awakmu yo cah ayu
…..dengan senyum tipis di wajahnya yang mulai berkerut.

(Bocah kok baik banget)
(Smoga Gusti senantiasa memberikan berkah dan keselamatan untukmu.red)

Ditatapnya sosok sang dara yang melangkah ringan dan lincah sampai sosoknya hilang di balik kerumunan siswa.

Sesampainya di kelas mawar membuka sebentar layar hapenya. Tampak terlihat gambar pemandangan dengan sebuah bangunan kastil dan benteng terkenal di Bulgaria. Tsarevets Fortress.



Tsarevets Fortress
=========

Malam Minggu kemeriahan terlihat di Mal Diamond Palace.

Banyaknya pengunjung yang datang di malam yang cerah penuh bintang itu seolah menggambarkan suasana yang tak kalah heboh di dalamnya.

Yah, malam final Miss Mawar 20**.

Hingar bingar musik dan sorak sorai penonton saling tindih menyemarakkan acara malam puncak Miss Mawar yang dihibur oleh kehadiran beberapa artis ibukota diantaranya yaitu Marion Jola dan Rizki Febian.

Duet keduanya yang melantunkan lagu "Tak Ingin Pisah Lagi" seolah membius ribuan penonton yang memadati atrium utama Mal Diamond Palace.​


……….🎶🎶🎶🎶
Sanggupkah kau dan aku memulai kembali
Merangkai hati yang hancur berkeping-keping
Sanggupkah kau berjanji tuk tetap disini
Menjaga hatiku
Bila kembali tak ingin pisah
Bila kembali tak ingin pisah
Bila kembali tak ingin pisah lagi
Tak ingin pisah lagi….🎶🎶

WAAA….!!!

TEPUK TANGAN YANG MERIAH UNTUK MARION JOLA DAN RIZKI FEBIAN…!!!!👏👏👏

WAAA...WUUU....YAA YAAA!!!


Suara MC menggelegar dari balik speaker raksasa seiring tuntas ke dua bintang idola remaja itu mendendangkan lagu.

...terima kasih…!
….terima kasih..!!!
..luar biasa…!!


Senyum salam sapa sumringah meluncur dari kedua bintang muda itu melihat antusiasme yang luar biasa dari para pengunjung yang hadir malam itu.

Beberapa saat kemudian…sang MC kembali beraksi.

"Sekarang tiba waktunya acara pengumuman malam final Miss Mawar 20**..
"Siapakah yang akan terpilih menjadi juara tahun ini…!!
"Siap kalian semuanya…!!!!
"Hello girls, tunjukkan pesonamu…!!!


Sebentar kemudian dari balik panggung megah dengan dekorasi yang sedemikian gebyar dan mewah muncullah satu demi satu para peserta kontes Miss Mawar.

Gadis - gadis cantik remaja berusia belasan dengan dandanan menonjol nan artistik melangkah penuh percaya diri ke atas panggung.

Dengan diiringi suara musik tecno yang mengalun seakan menggetarkan seisi mal serta senyum dan gerak langkah gemulai para kontestan menambah riuh suasana bersamaan sorak sorai para pengunjung.

Satu diantaranya terlihat menonjol dengan sosoknya yang tinggi semampai.
Rambut panjang yang tergerai indah dan senyuman cantiknya menambah pesona dirinya yang begitu menawan dengan busana ala Putri Disney berikut bling-bling di sekitar wajahnya.

Wajahnya yang begitu cantik dan tirus ditunjang postur bak model catwalk Giorgio Armani membuatnya terlihat menonjol di antara peserta lainnya.

Sebaris nama terlihat di dada kirinya yang menonjol... Indah Seroja.

Tepuk tangan kian membahana setelah semua kontestan sepenuhnya hadir di tengah panggung.

Ada sekitar 12 orang peserta yang berhasil sampai di babak final.

Setelah semua peserta hadir lengkap di atas panggung, sang MC kembali beraksi.

"Sekaranglah saat pengumuman juaranya...

"Juara harapan 3….adalah…
….
Juara harapan 2…

….

Menit demi menit berlalu...raut ketegangan nampak terlihat pada sebagian peserta yang berada di atas panggung.
Suara iringan musik menambah greng dan dag dig dug der jantung para kontestan termasuk para penonton yang harap-harap cemas akan jagoannya masing-masing.

Tidak terkecuali pada diri pemilik sepasang mata jeli nan bening tak jauh dari kerumunan penonton.

Seorang gadis remaja molek dan begitu manis dengan celana jeans ketat membungkus tubuhnya yang bertinggi sedang namun indah berisi.

Kedua tangannya yang putih mulus dan berbulu tipis itu sesekali meraba wajahnya yang sedikit tegang dengan bulu lentik dan sebaris alis tebal melengkung indah laksana bulan 🌙.

Di sisinya seorang wanita berusia 40an tahun yang terlihat begitu anggun nan jelita berdiri sambil menatap lurus ke arah panggung.

Wajah ayu nan teduh itu memancarkan aura adem dan percaya diri akan salah seorang putrinya yang juga berada di antara ke 12 kontestan tersebut.

Matanya yang besar dan bening itu seolah tak berkedip manakala sang pembawa acara sudah beranjak ke pengumuman pemenang pertama alias juara 1.

"Indah...
"mama yakin kamu juaranya.
"...Duh Gusti….."
tuturnya lirih mengharap.

Kehadiran kedua perempuan itu ternyata tak luput dari dua sepasang mata lelaki yang dengan tajam mengawasi mereka dengan seksama dan nyaris tak pernah berpaling dari awal.

"Yah, memang dia Om Fred….dia kakak mantan gw...Mawar Sembilu…"
kata salah seorang diantara mereka yang bertubuh jangkung dengan model rambut ala anak basket kepada co satunya yang berambut gondrong di sebelahnya.

Si pria berambut gondrong yang tak lain adalah Freddy Umbara, CEO Rose Merah Entertainment yang menggawangi acara ini diam tak menanggapi namun terus menerawangi sosok gadis remaja manis bernama Mawar Sembilu itu.

Kerumunan penonton membuatnya mudah untuk menikmati wajah dan lekuk tubuh si gadis yang berbalut kaos ketat memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang bulat menggemaskan.
Tengkuk putih mulus berbulu dengan rambut panjang indah tersanggul memperlihatkan leher yang menggoda membuat Freddy terpaksa menelan ludah.
Bongkahan pantat mungilnya nan bulat montok menungging indah sebesar jeruk Bali itu begitu memancing syahwatnya.

Sungguh gadis itu benar-benar membuatnya "gila".

"Van, bagaimana menurutmu gadis itu…?
tanya Freddy yang membuat Ivan spontan menoleh ke arahnya.

Ivan tahu betul siapa Freddy. The most famous boy on Banyumili yang digilai banyak cewek seolah memiliki perhatian khusus kepada seorang gadis SMA.

"Maksud Om…mawar ??

Freddy hanya mendengus…

"Dasar geblek...ya iyalah ! Masak emak lu..!
Ivan hanya tersenyum getir manakala Freddy menyemprotnya.

"Hehehe...maaf om….
"Ehmm...mawar memang manis banget. Beda sih karakter facenya dibanding adiknya.
'Mawar itu memang menggemaskan dan …. merangsang Om.
"Bodynya mungkin tidak tinggi. Tapi...padet, molek dan proporsional.
"Dia seperti punya sex appeal yang begitu merangsang...
"Teman2 aku dulu banyak kok yang nafsu ma dia…. Om..

Freddy hanya terdiam.

Ia sendiri tidak memungkiri apa yang dikatakan Ivan.
Gadis itu memiliki daya pikat seksualitas yang tidak biasa. Banyak gadis cantik dikenalnya. Bahkan banyak diantaranya sudah ia tiduri.
Namun tidak ada yang berdaya "bunuh" sebesar gadis itu bahkan termasuk Sofia Adriana. Pacarnya sendiri yang seorang bule tulen.

Gadis itu... Mawar Sembilu.

Freddy hanya menggumam sambil mengusap janggut tipisnya dari balik dagu kotaknya.

"Van, aku punya rencana terhadap gadis itu…" katanya kemudian.

"Ya om..?.. Jangan2 om mau dekati dia yah..? tanya Ivan ragu.

"Aku bukan cuma mau dekati dia. "Tapi....gw pengin ngerasain memeknya...Van...
"Gw nafsu banget ngentotin dia..
"Jujur aja, dia memang bikin gw gila, Van.
"Cuma lu yang tahu soal ini...
"Teman2 dekat gw yang lain gak ada yang tahu soal ini..
Hehhh…"
desah Freddy yang entah mengapa mendadak gelisah sekaligus terangsang membayangkan tubuh molek Mawar yang tengah berdiri tanpa busana.

Penisnya yang besar kontan menggeliat membuatnya sedikit meringis karena tertahan celananya.

Ivan tampak memandang Freddy seolah tak percaya atas apa yang didengarnya barusan.

"Dia bukan anak sembarangan Om. "Ortunya salah satu orang terpandang di Banyumili…." kata Ivan menegaskan yang membuat Freddy segera menoleh ke arahnya.

Pandangan tajam Freddy membuat Ivan kikuk dan serba salah.

"Memangnya kenapa...?
"Aku... Freddy Umbara, putra Sang Bupati Banyumili Suryo Adipati…!
Katanya dengan raut muka membesi.

Ivan kembali tersenyum getir sambil menjura.

"Emangnya siapa ortunya…? tanya Freddy tak sabar.

Ivan terdiam sesaat.

"Ayahnya….Sunyoto Pujo Satmoko Om. Ketua Asosiasi Pengusaha Swasta Banyumili…" jawab Ivan.

Sontak Freddy terkejut dengan menoleh ke arah Ivan lalu ganti memandang ke arah mawar berdiri.

Sorot matanya tampak menyipit dengan alis bergerak-gerak.

"Nyotooo….!!"
lirih suara dari bibir gelap Freddy mendengar nama yang terdengar barusan di telinganya.

Sekejap teringat perjumpaannya waktu itu dengan Nyoto untuk yang pertama kali. Harus ia akui, Nyoto sosok pria yang tidak gampang disepelekan.

….Yaa sekarang...ke pengumuman pemenang pertamaaaaa….!!!!

...Tepuk tangannya manaaa…broooo siiiis...!!!


Sang MC yang kembali berkoar-koar membuyarkan pikiran Freddy.

Riuh tepuk tangan para penonton bergemuruh mengguncang hall atrium utama Mal Diamond Palace yang kian sesak oleh pengunjung.

Deg...deg…deg…

degup dada semua peserta semakin kentara manakala Sang MC laki-laki yang berpenampilan alay nan lebay itu bertingkah bak kucing garong.

...pemenang pertama sekaligus menyandang predikat sebagai Miss Mawar 20** adalah….

Tet...tet...tet...
diringi suara bagaikan drum band, Sang MC setengah berlari mengitari panggung sambil melewati para kontestan.
Ditangannya terlihat ia membawa sebuket bunga mawar merah dan putih.



Buket mawar merah putih

Sekian detik ia terus mengelilingi seisi panggung dan….

Aaaaahh….!!!!

Sebentar kemudian terdengar pekik salah satu peserta yang kontan membuat semua mengarahkan pandangan ke asal suara.

...INDAH SEROJA…!!!!

Terdengar suara sang MC menimpali teriakan gembira dari bibir tipisnya yang merah dan merekah itu.

Yah…. Indah Seroja, pemenang Miss Mawar tahun ini.
Luar biasa.

Sorak sorai teriakan para penonton dan gemuruh tepuk tangan dari segenap hadirin maupun peserta seketika pecah bersamaan hujan selebrasi dari atas panggung berupa kertas warna-warni, pita aneka rupa dan balon berjatuhan ke bawah.

Tangis haru Indah terlihat saat menerima buket mawar merah dan putih dari Sang MC diringi suara Girlsband Cherrybelle terdengar menyanyikan lagu Brand New Day ke segenap penjuru mal yang megah itu.


Satu demi satu para kontestan lain menyalami Indah dengan peluk cium singgah silih berganti di pipinya yang basah oleh air mata kebahagiaan.

Sementara di bawah panggung, Mawar terlihat memeluk wanita anggun di sampingnya yang tak lain Ibundanya Roro Inten.
Mata Roro Inten dan Mawar tampak berkaca-kaca melihat ke atas panggung setelah Indah Seroja di tasbihkan terpilih menjadi Miss Mawar 20**.

Sungguh membanggakan tentunya bagi keluarga Sunyoto.

"Sayang ayahmu tidak turut serta hadir langsung di sini. Tentu ayahmu akan sangat bangga melihat keberhasilan Indah…" kata Roro Inten kepada Mawar.

Mawar hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya yang jeli.

"Yah Mama...
"..jaman internet kayak gini...siapa bilang…?
"Hihihi….nih papa lihat langsung kok dari hapeku.
"...khan ada video call...…"
kata Mawar riang seraya menyodorkan hapenya.

Terlihat di layar, Nyoto tampak tersenyum sambil bertepuk tangan.

"Syukurlah, Indah akhirnya juara.
"Aku sangat bangga sekali padanya…Nimas
" terdengar suara Nyoto dari balik layar.

"Puji syukur atas rahmatNya, ini juga berkat dirimu Mas.
"Semangat, support dan dorongan yang kau berikan membuat Indah mampu menampilkan yang terbaik dari dirinya…." balas Roro Inten.

Nyoto hanya tersenyum lebar sambil mengacungkan jempolnya.

"Indah kan memang paling dekat sama Papa.
"Ehmm sayang papa ndak bisa ikut…" rujuk mawar sambil mberengut cemberut manja ke arah ayahnya.

Nyoto kembali hanya tersenyum sambil tertawa.

"Iya iya. Papa yang salah.
"Sebagai permintaan maaf dari papa...kita rayakan keberhasilan Indah nanti setelah papa pulang ya.
"Gimana sayang…?
bujuk Nyoto.

Sesaat kemudian pipi cemberutnya mawar yang begitu manis menggemaskan langsung pudar.

"Okeyy...bosss...janji ya…?!
tantang Mawar sambil mengacungkan kelingkingnya.

Nyotopun tersenyum sambil mengarahkan pula jari kelingkingnya.
Sontak ketiganya tertawa lepas.

"Pinter anak mama.
"Yah dasar mama yang ndeso..." kata Ibundanya penuh senyum sambil membelai rambut panjang nan lebat putri sulungnya itu.

Mawar pun tersenyum manis lalu keduanya melihat Indah tengah mendapat ucapan selamat dari para juri termasuk tentunya...Siti Sundari.

"Luar biasa Indah.
"Sungguh ibu sangat bangga kepadamu.
"Tidak sia2 ibu menjagokanmu….
"Seluruh sekolah, teman-temanmu, guru-guru dan murid-murid Kusuma Bangsa juga pasti akan sangat bangga karena salah satu temannya meraih prestasi yang bukan main-main…"
kata Sundari dengan mata berbinar-binar seraya membelai lembut pipi halus nan putih Indah.

Cat Bling-bling diwajahnya terlihat memudar akibat sentuhan dan air matanya.
Wajah cantik Indah terlihat memerah karena rona bahagia yang masih memenuhi seluk beluk relung hatinya.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kepada ibu.
Tanpa bimbingan ibu, sungguh Indah takkan bisa hingga sejauh ini...
"Saya sangat senang sekali.."
kata Indah sambil sedikit terisak.

"Ini juga berkat ridlo Tuhan Yang Maha Pemurah akan kuasanya.
"Ayah dan ibumu juga pasti gembira menyambut keberhasilanmu…"
tutur Sundari sambil jemari tangan lembutnya membetulkan selempang penghargaan Miss Mawar yang sedikit melenceng di bahu seksi Indah.

Indah hanya mengangguk pelan sambil tersenyum manis kepada Sundari.

Suasana gembira kian menyeruak manakala Indah turun dari atas panggung yang tak ayal membuat awak suporter dari SMA Kusuma Bangsa langsung menyemut mengerubunginya.

Tak lama kemudian seorang pemuda menghampiri Indah.

Indah yang sadar kemudian hendak pergi tapi keburu tangannya dicekal oleh si pemuda.

"Indah... sebentar...sebentar.
"Jangan pergi dulu.
"Aku...aku datang cuma mau ngucapin selamat…atas keberhasilanmu.
"Aku…"

Indah langsung menarik tangannya lalu sambil berkata ketus ia memandang si pemuda dengan sorot muak.

"Aku tidak butuh ucapan terima kasihmu.
"Bagiku semua tinggal kenangan hanya masa lalu,..
"Sekarang aku sudah menatap masa depan baru bersama mereka yang menyayangiku dengan sungguh-sungguh "
ucapnya sambil mengerling sesaat kepada si pemuda lalu hendak berlalu.

Si pemuda berusaha mencegah namun tiba-tiba sesosok gadis lain menghalangi langkahnya.

Sosok gadis manis nan imut memandangnya tajam dan dingin.

"Biarkan dia Kak Mawar...bagiku dia bukan siapa-siapa lagi.
"Aku tak mengenalnya. Lebih baik kita pergi...yuk kak.."
kata Indah sambil menggaet lengan kakaknya.

Keduanya kemudian bergegas pergi meninggalkan si pemuda jangkung yang memandangi dengan syok dan kesedihan mendalam.
Sekilas terbit rasa penyesalan dalam hatinya akan peristiwa malam itu di rumahnya. Malam saat ia hendak memperkosa Indah.

Sebentar setelah kedua gadis itu lenyap tertelan kerumunan pengunjung, Ivan melangkah pelan lalu berdiri di pojokan lalu menunduk lesu sebelum kemudian sebuah tangan kekar berotot merangkul bahunya.

"Ivan….Ivan...sang playmaker
"Kasihan sekali dirimu Van. Menjadi pemain kunci di tim basket yang terkenal sekaligus banyak fans ternyata bukan jaminan gampang mendapatkan cinta sejati...hahaha…"
kata seorang pemuda lain berambut gondrong ikal seleher.

Ivan hanya mendengus lalu menepis tangan yang merangkulnya dengan kesal.

"Ivan...Van...bukankah elu cowok. "Masakah cowok gampang baperan. "Laki itu kudu jantan...berani...tangguh ....kalu perlu muka tembok…!
"Jadi co itu jangan cemen….cengeng. Ngerti….!!!..,.Hahahaha….
kekeh si pria disampingnya sambil mengenakan kacamata Ray-Ban miliknya ke tungkai hidungnya yang besar mancung.

"Om...tidak tahu perasaanku...jangan memaksaku Om…." keluh Ivan mulai emosi.

"Terus apa...mau mukul gw..gitu..?! Heh…!! Hahahaha….
"...ato mau bunuh diri…?
"...atau malah bikin diary di kamarmu sambil nonton drakor…?!...hahaha…
"Ivan...Ivan...kuajari supaya elu jadi co sejati.
"Sebagai co sah-sah saja mereka para ce nolak kita. Tapi ingat...
"...kita juga punya harga diri….punya martabat…!
"Kalu pepatah lama mengatakan...cinta ditolak dukun bertindak…
"Buat gw...lain cerita.....
'...cinta ditolak...kontol bertindak... paham…?!.....Hahaha…

Ivan terdiam sesaat lalu memandang Freddy yang menunjuk selangkangannya.

"Maksud Om...kita paksa dia…!

Freddy langsung mengangguk sambil meremas bahu Ivan.

"Cinta sejati....kasih sayang...hah…!!!
"….Bagiku semuanya...BULLSHIT..!!!
...kalu orang bule bilang pacaranlah...orang Arab ngomong ta'aruf lah...bla..bla...bla..
"....NON SENSE..!!!
"Ujung-ujungnya cuma satu….seks alias ngentot alias kenthu...TITIK !
"Paham…Van…!!

Ivan hanya terdiam lalu mengangguk pelan setengah menunduk.

"Satu yang penting... kalo dengan bujuk rayu sok alim-aliman kita gagal mendapatkan seks...hanya ada satu cara.
"...Yaitu kita pake dengan gaya matador…
"Sampai disini clear apa tambah mumet…!

Ivan hanya menggeleng pelan dengan raut putus asa.

"Matador itu menaklukkan banteng dengan gaya lembut...gentle di muka tapi sesungguhnya kejam dan sadis di belakangnya.
"Tapi yah...itu terserah elu. Gw kagak maksa…
"Okey Van…
"Selamat berkabung...hehehe...
Suara kekeh bernada menyindir dari bibir Freddy seraya berlagak hendak berpaling namun mendadak Ivan menggenggam lengannya.

"Sori Om Fred...gw akui.
"Gw memang lemah.
"...As cowok gw emang ndak setangguh Om. Tapi gw nggak mau direndahin ce gitu saja….
"...gw kagak sudi dikentuti ce kayak gw ini najis...
"...Gw..gw ikut om.." kata Ivan yakin dengan muka mengeras.

Freddy hanya diam lalu sebentar kemudian tawanya meledak keras hingga sebagian pengunjung menoleh ke arahnya.

"Elu itu ndak sendirian Van.
"Tahu lu, dulu gw pernah digituin pula ma ce...
"...duluuu banget waktu gw masih kuliah.
"....dan sakitnya tuh di sini...
"....di sini...ngerti lu..!!!
kata Freddy lalu menunjuk dada kirinya.

"Tapi itu cuma masa lalu...gw anggap itu reinkarnasi gw yang gagal.
"Sekarang elu udah janji ikut gw. Dan kayaknya nasib elu memang lagi mujur…
"Kita berdua sama-sama lagi demen banget ma kakak beradik itu...dan sepertinya aku punya rencana bagus buat mereka…"
kata Freddy lalu tersenyum penuh arti.

"Gimana Om..? tanya Ivan penuh ingin tahu.

"Elu pengin tahu...
"Ayo ikut gw.
"Kita sing song dulu di club favorit om. "Di sana...elu bisa lihat LC-LC cakep and seksi yang bisa elu pilih supaya sakit elu berkurang...
"Gw bayarin !...
"...kalu masih kurang...silakan jika elu mau ngentotin mereka semua.
"Ok Van..?!

Raut muka Ivan berubah sumringah lalu sambil setengah menjura ia ambil kunci mobil Mercedes yang diacungkan Freddy.

"Let's go Om...siapa takut !!

Mereka berdua lalu bergegas menembus remang gelap bersama-sama demi sebuah ambisi yang mungkin takkan kunjung datang….
....mungkin.
========

Siang itu hari Minggu pekan ke tiga di bulan November.

Sebuah resto outdoor bernuansa alam nan mewah yang berada di lereng barat Gunung Anoman.
Suasana resto yang perdu bernuansa pedesaan seakan memiliki daya tarik magis membuat para pengunjung betah bukan hanya menikmati aneka rupa hidangan bakaran yang menggugah selera melainkan juga meresapi nikmat anugrah Hyang Widhi Wasa melalui karunia alam ciptaannya yang mempesona.



Restoran Arum Sari - Gn.Anoman

Keramaian para pendatang yang hendak menikmati sajian khas nan berselera kian bertambah syahdu seiring lagu dan alunan musik gending tradisional sayup terdengar dari balik speaker yang terpasang di beberapa titik.

Suara gemericik air dari sejumlah kolam dan embung buatan maupun alami menambah semarak kedamaian di hati seakan-akan mengajak sukma terbang sesaat melayang ke masa lampau.

Sebuah saung berukuran cukup besar beratapkan helai dedaunan, ijuk serabut dan atap rumbia dengan tiang-tiang kayu jati nan kokoh asri terlihat di sisi area restoran menyerupai sebuah dataran tinggi.
Sedangkan sebuah curug buatan tak jauh dari saung itu menyuarakan alunan musik alam membalur kalbu.

Sebentar kemudian sayup suara riuh orang bercakap-cakap dengan diiringi sesekali suara tawa terdengar dari saung yang terlihat paling ideal posisinya dibanding saung lain yang puluhan jumlahnya.

"Ibu Siti,...
"Saya tidak mengira kalau Resto Arum Sari yang terpilih sebagai Restoran alam paling Instagramable versi netizen ini adalah milik anda.
"Sungguh indah penataannya...sungguh luar biasa.
"Hanya orang berjiwa seni tinggi mampu merancang semuanya ini.
"Kalu bukan anda pemiliknya, sy takkan percaya…"
tutur seorang pria gagah sambil sesekali pandangannya menyoroti ke sekelilingnya.

Sementara seorang wanita berparas ayu nan jelita di sisinya hanya menebarkan senyum manis di bibir tipis nan indah.
Sama dengan si lelaki. Ia juga memandang ke sekeliling lalu sesekali menarik nafas panjang.
Sungguh udara yang segar dan sejuk mengalir hingga ke dalam paru-parunya.

"Ah, Pak Nyoto terlalu berlebihan. "Semuanya itu berkat kerja keras seluruh karyawan dan para designer Pak Nyoto.
"..Apalah saya..?
"..Saya cuma tukang suruh saja… .."
balas perempuan cantik berusia 50an itu.

Siti Sundari lalu menghela nafas dengan muka berseri-seri.

"Ah...benar kok Bu.
"Apalagi lokasinya sungguh elok dan strategis.
"Di lereng Anoman menghadap timur sehingga bisa menikmati hangatnya matahari pagi…"
timpal wanita ayu di samping si lelaki yang bukan lain Roro Inten.

"Semuanya berawal dari imajinasi. "Tanpa imajinasi semuanya tidak akan tercipta..
'Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.
"Pengetahuan terbatas, sedangkan imajinasi seluas langit dan bumi….begitu kata Albert Einstein…"

kata seorang dara cantik bertubuh tinggi semampai tiba-tiba dengan lagak menggurui sambil tersenyum mengacungkan jari.

"Jawaban anda….benar !
timpal seorang dara lain yang manis imut dan berambut panjang bersanggul dengan mengacungkan dua jempol tangannya ke udara.

Sedetik kemudian tawapun pecah dari khalayak yang hadir.

"Apa-apaan sih kalian…?
kata Roro Inten sesaat kemudian sambil menahan senyum di bibirnya..

"Mawar khan cuma melanjutkan omongannya Indah mam...hihihi…" balas mawar sambil terkekeh.

Sementara Siti Sundari terlihat hanya tersenyum dan tersipu.

Ia merasa begitu tersanjung dan berbunga-bunga.
Namun jauh di lubuk dalam hatinya ia merasa iri dengan mereka. Begitu damai, begitu rukun begitu bahagia.

Sejenak ia seolah mengaca pada dirinya sendiri.
..ahhh...apalah artinya harta melimpah bila kebahagiaan yang hakiki itu ternyata begitu sederhananya.

Ia melihat kebahagiaan itu tergambar jelas dalam diri keluarga Nyoto dan Roro Inten.
Berdua mereka bersama ke dua putrinya tampak bercanda dengan riang gembira seolah tanpa beban tanpa derita.

Hah...sungguh membuatnya ingin seperti mereka. Namun…
...Apakah bisa…?
Apalagi dengan kondisi keluarganya sekarang serta usia yang tak lagi muda.

Lagi-lagi ia hanya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya cepat-cepat.
Roro Inten yang menyadari gesture Sundari lalu mengenggam lembut lengan Sundari.

"Ibu Siti tidak apa-apa Bu ? sepertinya ada yang dipikirkan…"
tanya Roro Inten memandang istri Bupati Suryo Adipati itu dengan seksama.

Sundari menunduk sesaat sambil balas mengamit tangan halus yang menggenggam lembut jemarinya itu.
"Ah, ndak ada apa-apa kok Jeng. Biasa, mungkin rada kecapekan...
"Maklum minggu ini banyak kegiatan yang saya ikuti…" tutur Sundari seolah menepis kekhawatiran wanita anggun di hadapannya ini.

"Syukurlah Bu.
"Ini semua memang ide dari anak-anak, pengin meluangkan waktu bersama papa mamanya.
"Apalagi Kangmas Nyoto telah berjanji mengajak kami sekeluarga plesiran setelah acara Miss Mawar kemaren…"

"Kebetulan di waktu yang sama panjenengan yang berniat bepergian juga mengajak kami untuk ikut serta. Apalagi tempat yang kita tuju...
....entah kebetulan apa tidak...plek sama persis.
"Jadi yah.....klop-lah…" kata Roro lagi sambil melihat sekeliling dengan senyum manis terkembang.

Sundari hanya memandangi Roro dengan pandangan mata haru penuh berjuta arti.

"Ibu Siti juga harus banyak istirahat. "Sebagai wanita yang aktif, panjenengan juga kudu meluangkan waktu buat rehat. Contohnya seperti sekarang…"
kata Roro lagi seolah mengakhiri.

Sejenak ia meremas-remas lembut lengan Siti Sundari seperti memijat.
Siti Sundari mengembangkan senyumnya yang lebar.

Entah apa karena kata-kata yang baru saja terucap dari wanita jelita ini atau memang perasaannya sendiri yang berubah enteng.
Satu yang pasti kebersamaannya di tengah keluarga kecil ini membangkitkan semangat dan gairah hidupnya kembali.

Sesaat kedua matanya yang semula sayu tampak berbinar dengan raut muka cerah.

"Oya Jeng. Coba panggil kedua putrimu.
"ada hal penting yang ingin aku sampaikan sehubungan dengan maksudku sebenarnya mengajak kalian semua ke tempat ini. Terutama bagi Indah…"
Kata Sundari penuh semangat.

Sesaat Roro terdiam lalu kemudian tersenyum sambil sedikit berseru memanggil kedua putrinya yang tengah bersama ayah mereka melihat kolam asri penuh koi di beranda depan.

Indah dan mawar kemudian duduk berhadapan dengan Sundari. Sedangkan kedua orangtuanya berada tepat di samping menemani.

"Saya pribadi sangat senang Indah akhirnya keluar sebagai pemenang Miss Mawar tahun ini.
"Sudah barang tentu peluang dan kesempatan akan terbuka lebar buat Indah khususnya di bidang entertainment.
"Apalagi Pak Ricki Usmail tertarik akan talenta Indah yang menurutnya sangat potensial.
"Beliau adalah seorang fotografer terkenal, musikus, pencipta lagu sekaligus produser musik.
"Itupun jika indah memang minat untuk menggelutinya...bukan begitu sayang..? tanyanya kepada Indah sambil memandang Indah penuh kasih.

Indah sesaat terdiam lalu mengangguk sambil tersenyum manis ke arah Sundari.

"Sudah tentu Bu, meski semuanya Indah kembalikan kepada papa dan mama...
"soalnya Indah juga masih ingin menyelesaikan sekolah dulu…" jawabnya dengan tegas.

Nyoto dan Roro saling berpandangan sambil tersenyum.

"Tentu...tentu sayang.
"Itu sudah keharusan.
"Sekolah adalah no 1.
"Untuk itulah ibu ingin memberikan kejutan untukmu.
"Taruhlah ini sebuah hadiah karena... sebenarnya ibu dulu...pernah ingin memiliki anak perempuan...seperti dirimu…" kata Sundari kali ini dengan lirih.

Sepasang matanya terlihat berkaca-kaca.

Roro hendak menghampiri namun dicegah Nyoto dengan halus sambil menggelengkan kepala perlahan.

Indah dan mawar nampak ikut hanyut dalam suasana syahdu yang mendadak muncul.
Mereka terdiam sambil memandang Sundari dengan tatapan haru.

Sejenak waktu seolah berhenti berputar sebelum kemudian Sundari melanjutkan kembali kata-katanya sambil mengusap kedua matanya.

"Pak Nyoto...Jeng Roro,
"ijinkan saya mengangkat Indah sebagai anak asuh saya.
"Katakanlah saya sebagai orang tua ketiga untuknya...
"....itupun jika anda berdua mengijinkan…"
kata Sundari sambil sedikit menunduk menjura.

Nyoto dan Roro terlihat terhenyak kaget hanya mampu diam.

Keduanya tidak percaya akan apa yang didengarnya barusan. Perasaan kaget bercampur gembira seolah saling mengaduk relung hati kedua suami istri itu.

Perasaan senang campur aduk karena ucapan itu keluar dari bibir seorang Sundari yang bukan wanita sembarangan.

Untuk sejenak baik Nyoto maupun Roro Inten terlihat mematung tak mampu mengatakan sepatah katapun.

Tak lama kemudian... Nyoto akhirnya membuka suara.

"Ini semua sungguh di luar pikiran kami berdua ibu Siti.
"Jujur , saya pribadi dan mungkin juga Nimas Roro merasa sangat tersanjung..jika...
"...jika memang demikian besar niat panjenengan untuk menjadi orang tua asuh bagi putri kami, Indah Seroja.

"Sebagai orang tua kandungnya , saya dan Nimas Roro hanya berusaha memberikan yang terbaik dari kami berdua demi masa depan dan kebahagiaan kedua putri kami.
"Selebihnya kami serahkan kepada Yang Maha Kuasa dan berharap yang terbaik akan rahmatNya khususnya bagi kedua putri kami ini.
"Maaf jika apa yang saya sampaikan tidak berkenan di hati Bu Siti.."
tutur Nyoto dengan lembut sambil balas menjura kepada Sundari.

Sundari yang melihatnya lalu tersenyum lebar.

"Ah...sungguh anda berdua patut menjadi orang tua teladan bagi banyak orang...saya semakin kagum kepada anda berdua…"

Nyoto dan Roro saling berpandangan sejenak lalu Roro tersenyum sambil meneruskan perkataan suaminya.

"Betul ibu...
"...jika memang benar adanya keinginan ibu Siti sedemikian besarnya kepada putri kami...
"...saya tidak berani menolak..bukan begitu Kangmas…? tanya Roro kepada suaminya.

Nyoto tersenyum sambil mengangguk perlahan.

"Apa yang dibilang Nimas Roro benar Bu Siti..tapi tentu semua berpulang kepada yang bersangkutan.
"...Dalam hal ini Indah, putri kami tercinta.
"Bagaimana Indah....? Kamu sudah mendengar semua yang dikatakan beliau.
"Apa pendapatmu sayang…?

Sejenak Indah hanya terdiam sambil menunduk.

Beberapa saat kemudian Indah menengadah memandang semua yang hadir di situ terutama kedua orangtuanya dan Siti Sundari.

"Indah banyak merepotkan papa dan mama.
"Jika hari ini Indah diberi kesempatan untuk membalas budi baik papa dan mama, Indah akan melakukannya..
"Indah bersedia menjadi anak asuh Ibu Siti Sundari... Indah tidak keberatan ibu Siti sebagai orang tua ke tiga bagi Indah..
"Indah…. menyayangi ibu…"
tutur Indah lalu spontan memeluk Siti Sundari.

Keduanya lalu hanyut dalam suasana hangat nan begitu mengharukan.

Nyoto dan Roro Inten tak tahan untuk saling berpegangan. Sedang Mawar yang biasanya terlihat tegar hanya diam namun beberapa bulir mutiara nan bening bercahaya terlihat bergulir pelan membasahi pipi lembutnya yang berbulu halus dan kian memerah karena perasaan haru terbesit kuat dalam lubuk hatinya.

Beberapa lama suasana menjadi hening. Kemudian terdengar suara Siti Sundari memecah keheningan.

"Ibu sangat bahagia sayang...
"ibu sudah lama memimpikan hal ini. Dan….sepertinya Tuhan Yang Maha Pengasih telah mengabulkan doaku…" kata Sundari sambil mengusap lembut rambut panjang Indah.

Keduanya lalu melepaskan pelukannya.

"Indah,
"Sebagaimana yang telah dibilang oleh orang tuamu...
"Sebagai orang tua asuh aku juga wajib untuk memberikan yang terbaik demi masa depan dan kebahagiaan putra-putrinya.
"Yang pertama,
"....aku berniat untuk memberikan bea siswa pendidikan kepadamu sayang….kuliah di luar negeri sebagaimana keinginanmu yang pernah kau katakan kepada ibu dahulu…
".... British.... Indah anakku…

Indah terhenyak lalu memandangi kedua ayah ibunya lalu kakaknya, Mawar.

Nyoto dan Roro Inten hanya tersenyum lalu mengangguk pelan. Demikian halnya dengan Mawar.

Indah hendak menyahut sebelum Sundari mengangkat tangannya.

"Eit...aku belum selesai bicara sayang. Bukan hanya dirimu... melainkan juga kakakmu,
"....Mawar juga akan mendapat bea siswa serupa untuk kuliah di luar negeri.
"Yah...kalian berdua….anak2ku…

Sejenak suasana kembali hening. Hembus angin nan sejuk semilir mendadak mengalun lembut seolah turut merestui janji Siti Sundari.

"Kak…! pekik gembira Indah lalu memeluk Mawar.

Kedua dara jelita kakak beradik yang sama2 mempesonanya itu saling berpelukan dalam suasana haru sekaligus gembira tiada terperi.

Nyoto dan Roro masih saling berpegangan sambil keduanya menatap kedua putri mereka penuh haru.
Roro tampak menitikkan air mata sedang Nyoto terlihat tenang namun tak urung kedua matanya terlihat sendu dan mulai berkaca-kaca.

Setelah kedua dara tersebut melepaskan pelukannya Siti Sundari lalu mengenggam erat tangan kedua gadis itu.

"Aku sudah tahu,
"Indah sangat menyukai bidang psikologi. Dan Universitas Cambridge adalah idamannya sejak dulu.
"...Bukan begitu sayang…?
Indah mengangguk sambil tersenyum manis.



University of Cambridge, British

Sebentar kemudian Sundari ganti menatap Mawar dengan lembut.

"Kalu Mawar, universitas mana yang kau sukai sayang...
"kudengar dari mamamu dan Indah, kau begitu berbakat pada seni rupa dan seni lukis….ehmmm.."
tanya Sundari lembut kepada gadis itu.

Mawar merenung sejenak lalu bibir imutnya yang basah dan berwarna pink itu tersungging senyuman yang begitu manis.

"University of The Arts London...adalah impian saya Bu Siti…."
jawab Mawar dengan mata berbinar.



University of The Arts London, British

Mendengar jawaban keduanya Siti Sundari menghela nafas lega. Perasaan puas seketika tersurat dari wajah cantik keibuan itu.

"Kalian berdua sudah menentukan pilihan sayang.
"Dan entah kebetulan apa tidak pilihan kalian sesuai dengan apa yang ada di pikiran ibu...
"Kebetulan dulu ibu pernah tinggal sekian waktu di Inggris.
"Pilihan kalian tidak keliru..."
"Namun sebelum kalian pergi,..
"Bolehkah aku meminta satu saja dari kalian berdua…?
tanya Sundari yang membuat Mawar dan Indah saling bertatapan sejenak.

"Tentu saja Bu.
"Apa saja yang ibu pinta, kami akan berusaha memenuhinya.."
Mendengar jawaban Mawar, Sundari hanya melempar senyuman.

"Sebagai ibu asuh sekaligus orang tua kalian yang ke 3….rasanya janggal dan aneh kalu kalian memanggilku Ibu Siti. 'Kalian memanggil ayah ibumu...papa dan mama....akupun juga.
"Aku ingin kalian memanggilku….bunda.
"Kalian tidak keberatan khan…?

Tidak butuh waktu lama , Mawar dan Indah kompak berseru…

.....Bunda !

Sundari tersenyum lebar lalu kontan memeluk kedua dara jelita itu.

Sungguh sebuah suasana yang tercipta begitu damai, begitu menyejukkan dan begitu penuh suka cita.

"Segala puji syukur atas berkatNya yang luar biasa.
"Hari ini aku sangat bahagia. Satu hal yang telah lama menghilang dari hidupku dan amat kurindukan …
"Sungguh terima kasihku yang tak terhingga kepada anda berdua Pak Nyoto...Jeng Roro….."
kata Sundari sambil menatap haru kedua suami istri itu.

Nyoto lantas menjura sambil melempar senyum.

"Kami berdua yang selayaknya berterima kasih kepada anda Bu Siti. "Sungguh impian kedua putri kami kelak akan terwujud berkat budi baik anda..."
kata Nyoto penuh harap.

"Semoga saja pak Nyoto.
"Semoga saja impian anak-anak kita akan menjadi kenyataan.
"Kita hanya berusaha dan berdoa. Tuhanlah yang menentukan segalanya…."
kata Sundari kemudian yang dibalas anggukan kepala Nyoto dan Roro Inten.

"Masih ada waktu 1 - 2 tahun di muka bagi Mawar dan Indah untuk bersiap diri.
"Semoga semuanya bisa berlangsung lancar.
"Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati…" kata Sundari yang di Amini oleh Nyoto dan Roro Inten.

Selang beberapa saat kemudian sejumlah pelayan tampak berjalan ke saung dimana mereka bersantai sambil membawa baki dan nampan berisi ikan bakaran berikut lauk pauk dan minuman segar pelepas dahaga.

Bau wangi bakaran lauk pauk yang kian semerbak menambah selera mereka berlima untuk segera menyantap hidangan yang telah tersaji.

"Oya...Pak Nyoto... Jeng Roro....
"Menurut Bu Frida, perwakilan dari Maybeliine, besok Indah diminta untuk bisa datang di Jakarta dengan kapasitasnya sebagai Miss Mawar.
"Apa anda sudah diberitahu sebelumnya…?
tanya Sundari kepada suami istri itu sambil tangannya mengambil nasi dan ikan di atas meja.

"Sudah Bu.
"Kami sudah menyiapkan keberangkatan Indah,
"tinggal besok Indah berangkat dengan kereta api langsung ke Gambir…" jawab Roro.

"Baiklah kali begitu.
"Nanti Indah tidak sendirian kok Jeng. "Ada panitia yang ikut menemani Indah…"

"Berapa hari kira2 Indah di sana Bu..? Tanya Roro sedikit khawatir.

Siti Sundari yang tahu gelagat hanya tersenyum lalu berkata sambil seolah memenangkan Roro.

"2 sampai maksimal 3 hari Jeng.
"Jeng Roro jangan terlalu khawatir. "Bukankah di jaman sekarang komunikasi sudah begitu canggih Jeng.
"Ndak kayak jaman kita remaja dulu.. dikit-dikit pake surat, wikipedia atau paling cepat pake telpon kabel. Itupun kalau tersedia…" kata Sundari seraya tersenyum.

"Ah….saya memang sedikit khawatir bu...cemas takut Indah kenapa-kenapa. 'Maklumlah Bu, sejak kecil sampai sekarang Indah selalu kami awasi. Baru kali ini saja Indah bepergian seorang diri ke luar kota sampai berhari-hari…" jawab Roro.

'Saya tidak bisa menemani karena juga harus ke luar kota acara Ibu-ibu PKK studi banding ke Trenggalek.
"Kangmas Nyoto jelas tidak bisa... "Mawar juga ada acara mewakili sekolah seminar di luar kota.." kata Roro lagi.

Sundari hanya tersenyum mendengar kegelisahan Roro Inten. Dalam hatinya ia begitu menyadari betapa sayangnya Roro Inten kepada kedua putrinya ini.

Sejenak kemudian kelimanya larut dalam menikmati sajian khas Resto Arum Sari.

Setelah acara makan bersama selesai. Siti Sundari bergegas pamit kepada Nyoto dan Roro Inten untuk segera pergi.

"Jeng Roro, sy ndak bisa ikut mengantarkan kalian semua ke Banyumili.
"Saya masih ada urusan lainnya ke selatan.
"Mudah mudahan semua diberikan keselamatan sampai di rumah ya Jeng…" kata Sundari kemudian.

"Sama-sama Bu Siti. Sy…

Belum sempat Roro menyelesaikan ucapannya terdengar suara dering hape miliknya di dalam tas.
Roro pun mengangkat hape nya sambil menyapa seseorang di sana.

"Ooo...gimana mbakyu Noor...?
"...Oya ya..sekarang saya masih ada acara piknik bareng suami dan anak-anak.
"...Mungkin baru Selasa lusa ya Mbakyu kita ketemuan.
"...Saya sendiri awal Minggu depan ada acara di luar kota soalnya. Begitu juga anak-anak.
"...Paling cuma suami saya yang di rumah...
"....ya ya mbakyu. Sy tunggu besok Selasa sore mbakyu..
"....ok..."


Mendengar pembicaraan Roro barusan membuat Sundari tampak fokus terdiam sambil mengerenyitkan dahi.
Sundari hendak bertanya namun keduluan Roro Inten.

"Tadi itu mbakyu Noor Anggraeni, Bu. 'Saya panggil ibu, dia-nya keberatan. "...Masih muda dan belum kawin kok dipanggil Bu katanya.
"...Ya sudah sy panggil saja Mbakyu…" kata Roro Inten sembari tersenyum.

Sementara Sundari seolah tidak mendengar ucapan Roro. Ada hal lain yang justru menarik perhatiannya.

"Maaf Jeng, jadi Noor sering telponan dengan jenengan ya..?
"Apa sering pula datang ke rumah juga Jeng Roro..? tanya Sundari penuh penasaran.

"Kalu WA-nan sih sering Bu. Sepertinya Mbak Noor itu kadung cocok sama saya.
"Beberapa kali sih ke rumah juga. "Namanya juga wanita Bu. Saling tukar informasi barang2 apa yang lagi update di online.
"Mbak Noor luar biasa koleksinya... macem-macem…" sahut Roro sambil tersenyum geli.

Sundari hanya diam lalu merenung sebentar.

"Pas dia ke rumah , ketemu dengan suamimu juga ndak Jeng…? tanya Sundari penuh selidik.

Roro yang masih lugu akan pertanyaan dari Sundari itu menjawab polos.

"Setahu saya malah tidak pernah itu Bu.
"Terakhir ketemu suami saya, ya waktu sama penjenengan dulu itu.
"Maklum Mas Nyoto sering ke luar kota Bu, bahkan kadang sampai berhari-hari.
"Kenapa Bu..? tanya Roro kemudian.

Sundari tidak langsung menjawab lalu mengangkat bahunya sambil menggeleng pelan.

"Ndak...ndak papa kok Jeng. Cuma ingin tahu saja.
"La itu mereka Jeng…" kata Sundari kemudian sambil menunjuk ke arah Nyoto bersama kedua putrinya tampak menghampiri.

Setelah berbasa-basi sejenak Siti Sundari kemudian masuk ke dalam mobil sedan BMW miliknya.

"O ya Jeng Roro...
"jika kalian mau datang ke Paseban Ageng....pintu rumah selalu terbuka untuk kalian semua...
"Mampirlah sekali waktu. Nanti kalian akan kuajak ke tempat-tempat istimewa dan bersejarah bekas Keraton Karang Taruna yang masih tersisa...
"Aku pamit dulu anak-anakku muaaachh…"
kata Sundari sambil menciumi pipi Mawar dan Indah lalu melambaikan tangannya seiring mobil mewah itu berjalan pelan menjauh.

"Kangmas...aku... bersyukur sekali hari ini Kangmas.
"Aku...bahagia sekali.
"Sungguh berlimpah karunia Gusti Kang Maha Agung kepada keluarga kita terutama anak-anak kita…" lirih suara Roro sambil mengamit tangan suaminya.

Nyoto hanya mengangguk sambil memandangi sedan yang dikendarai Siti Sundari sampai menghilang di balik gerbang exit Resto Alam Arum Sari.

Sejenak kemudian Nyoto menghela nafas lega sambil merangkul istri dan kedua putrinya.

Raut muka cerah dan sumringah terlihat di wajah tampan dan teduh itu.

"Ayo semuanya...kita pulang kembali ke istana Kebahagiaan…! seru Nyoto dengan hati penuh suka cita.

--------------------

Tak lama kemudian mobil Mitsubishi Pajero Sport Dakkar milik Nyoto melenggang keluar dari komplek resto yang masih ramai dengan pengunjung.

Sesaat langsung terdengar deru mesin dari moncong knalpotnya menggeram sangar melesatkan SUV gagah itu di tengah jalan raya menuju ke arah Kota Banyumili kurang lebih 1,5 jam perjalanan.

Setengah jam berlalu tak terasa sudah hampir separuh perjalanan. Waktupun sudah beranjak sore.
Alunan suara Alm. Broery Marantika melantunkan "angin malam" terdengar bening dan lembut dari ujung speaker Venom Diablo Series.
Nyoto dan Roro Inten sesekali berbincang ringan di tengah hilir mudik lalu lintas mobil, bus dan sesekali truk trailer membawa muatan penuh. Sementara kedua putrinya tampak terlelap dalam tidurnya.

"Kangmas, jadi besok ndak jadi pergi ke Solo…?

"Masih ada dokumen yang perlu dilengkapi di kantor notaris, Nimas. Paling besoknya aku berangkat…"

"Jujur, aku masih belum bisa lepas rasa bungahku hari ini kangmas.
"Bagiku, ini sebuah anugrah luar biasa bagi kedua putri kita.
".....serasa seperti mimpi….hah" desah Roro sambil tersenyum sendiri. (Bahagiaku.red)

Nyoto lalu memandang wanita ayu di sampingnya sambil sebelah tangannya meremas lembut jemari istrinya.

"Aku juga sangat bersyukur Nimas.
"Ibu Siti telah begitu baik kepada kedua anak kita. Padahal belum lama juga kita mengenal beliau.
"Sungguh berbeda dengan suaminya…" kata Nyoto.
Mendengar itu Roro spontan menoleh ke arah suaminya.

"Menurutmu apakah suaminya tahu perihal ini... Kangmas.." tanya Roro.
Nyoto terdiam sebentar.

"Bu Siti tipe wanita mandiri, kuat dan idealis. Berani memegang prinsip...juga sosok yang mengayomi.
"Soal itu aku tidak tahu persis Nimas. "Tidak enak pula kalu aku menanyakannya. Biarlah itu menjadi urusan pribadi beliau.
"Namun menurutku...tidak akan menjadi masalah.."
sahut Nyoto berusaha menyakinkan istrinya.

Roro sejenak menghela nafas.

"Kuharap demikian kangmas…" katanya pelan.

Sesaat terbayang pertama kali ia bersua dengan Sang Adipati waktu perjamuan malam itu.
Pertemuan kali kedua sewaktu malam penghargaan di Hotel Sheraton di mana ia terluka oleh cincin yang dikenakan oleh Sang Adipati.

Lagi-lagi Roro hanya menarik nafas perlahan lalu kembali menatap ke muka.

"Ini juga pasti sangat menggembirakan buat Mawar kangmas.
"Secara tidak langsung sebuah kado istimewa buat dirinya yang akan berulang tahun sebentar lagi.
"Bukan begitu Kangmas…? kata Roro sambil membetulkan sanggulnya.

"Begitu ya..aku malah lupa ulang tahun anakku sendiri…" kata Nyoto tersenyum geli.

"Ah.. Kangmas ini.
"....Mawar khan ultah ke 17 bsok Desember. Tinggal menghitung hari….kok.."
sahut Roro manja sambil menepuk lembut paha suaminya.

Nyoto tidak mengindahkannya bukan karena tepukan itu tidak terasa olehnya melainkan karena ucapan istrinya itu sontak mengingatkan dirinya akan sesuatu yang amat sangat penting dan hampir saja terlupa.

Sekejap Nyoto seperti tidak sadar sebelum suara klakson truk berbunyi nyaring begitu keras berkali-kali.

DIIIINNNNN…!!!!!

DIIIIINNNNNN...!!!!!!


"Kangmasss...awassss…!!!!" Pekik Roro Inten seraya spontan memegang bahu suaminya dengan keras takkala matanya menatap moncong truk yang begitu dekat di depannya.

CIIETT...WUUUSSHH…PRAKKK!!!

Aaakkkhh..!
terdengar pekik Roro Inten begitu Nyoto mendadak membanting setir ke samping

Sebuah truk trailer pengangkut kabel baja lewat hanya sekian centi di samping mobil Pajero yang ia tumpangi sambil mengeluarkan suara gemuruh.
Sebentar kemudian mobil Pajero itu terlihat sudah berada di pinggir jalan dalam posisi serong.
Kaca spion sebelah kanan mobil Pajero itu tampak sengklek.
(Rusak parah namun masih menggantung.red).

"Akhhh…!
keluh Nyoto sambil kepalanya terantuk di atas setir. Nafasnya terlihat memburu.

Roro yang tampak bingung atas apa yang barusan terjadi buru-buru memegang suaminya dengan raut muka khawatir.

"Kangmas...kenapa kangmas..?!
"Kau lelah ya.?!..hampir saja tadi…aku sempat kaget begitu truk itu lewat dekat sekali dengan kita.
"....dan...ooohh...spionnya kena Kangmas…!
kata Roro sambil menatap ke luar kaca.

"Papa...papa...tidak apa-apa..!? seru Indah.
Sementara Mawar juga ikut terbangun karena guncangan akibat reflek Nyoto menghindari tabrakan.

"Aku...tidak apa - apa sayang…" kata Nyoto lirih sambil mengatur nafasnya.

Wajahnya sesaat terlihat memucat lalu pandang matanya menatap istri dan kedua putrinya sambil berusaha tersenyum seolah ingin meredakan suasana mencekam yang baru saja terjadi.

Nyoto yang terbiasa tergembleng nampak terlihat cepat menguasai diri.

"Papa sempat ngeliat HP tadi sampai ndak tahu kalu ada truk di depan....
"Buru-buru papa mengelak tadi sampai hampir slip mobilnya...
".....Papa memang cerobo, sayang….
"...Maafkan papa ya sayang.... kalian sampai terbangun gara - gara Papa…" kata Nyoto dengan nafas mulai teratur.

"Mawar takut kalu papa kecapekan. "Kalu papa bener capek. Biar Mawar yang megang setirnya Pa.
"Toh setengah jam lagi sampe kok…" bujuk Mawar.

"Ndak usah Sayang. Papa masih bugar kok…." Kata Nyoto sambil meremas tangannya sendiri.

"Tapi Papa harus janji ndak akan teledor lagi..!!! kata Indah setengah berseru kepada ayahnya.

Nyoto sesaat tertegun mendengar permintaan putrinya itu.

"Papa janji sayang…!
sahut Nyoto dengan membelai lembut pipi mulus dan putih Indah.

Senyumnya kembali terlihat seolah menenangkan hati para wanita terkasih yang berada bersamanya saat itu.

Namun apakah refleks ragawinya mencerminkan suasana batin Nyoto yang sebenarnya…???

Selang sesaat kemudian ke empat roda yang terbungkus karet Bridgestone Dueler bergulir perlahan menyusuri jalan yang cukup lebar namun terlihat berliku itu.

Suasana kabin terasa hening. Roro Inten nampak setengah mengantuk sedang kedua putrinya terlihat bercakap-cakap ringan.

Bagaimana dengan Nyoto…?

Sungguh tak seorangpun di antara ketiga perempuan itu tahu isi hati sang lelaki yang sebenarnya begitu gundah dan risau.

"Aku...aku hampir melupakannya..
"...Duh Gusti….untung Roro mengingatkanku…
"Aku harus cepat bertindak bila tidak bahaya besar akan mengancam keluargaku…
"...aku sudah memutuskannya….aku tidak boleh membuang waktu....
"Yang sangat kukhawatirkan adalah keselamatan Nimas Roro dan kedua anakku…dari Demit Alas Tua itu….
"Langkahku berikutnya aku harus segera mencari ari2 bayi keturunan trah Keraton Karang Taruna itu….lalu menarik Cupu Manikmaya...
"Mawar Sembilu….Indah Seroja…..
" lirih suara Nyoto dalam hati.
"Anak2ku tersayang….papa tidak boleh merusak kebahagiaan kalian…merusak impian kalian….papa ingin melihat kalian bahagia….
"Aku harus segera…"


Sesaat ia memandang Mawar dari balik spion tengah mobilnya.
Mawar yang tahu ayahnya mengerling dari balik spion kontan melemparkan kecup mesra sambil mengedipkan matanya yang jeli dan lentik itu.

Siapapun pria yang mendapat salam yang begitu manis dari Mawar pastinya berbunga-bunga hatinya bahkan mungkin mimisan seperti Jin Kura-kura melihat Bulma yang tengah mandi.... ......namun berbeda dengan Nyoto.



Senyuman yang begitu manis dari putrinya justru membuat jantungnya mendadak berdegup kencang. Perasaannya yang semula mulai tenang seketika berkecamuk tak karuan membuatnya sangat tidak nyaman. Keringat dingin pun tiba-tiba muncul di sudut keningnya.
Tanpa sadar ia menekan gas dalam-dalam seolah berkejaran dengan sang waktu.

Sementara di kejauhan....mendung pekat nampak menggantung di atas langit Kota Banyumili diiringi suara Guntur seakan menyiratkan bahwa akan banyak aral melintang siap menghadang langkah Nyoto.

Hanya Sang Waktu yang bisa menguraikannya.
 
Terakhir diubah:
Ternyata karena nyoto kehilangan fokus buat menjaga keluarhanya malah akhirnya kecolongan 👍

Mudah2an sad ending :getok:

Biar Good endingnya ada di season 2, Tapi season 2 mending pake Judul baru & dg tokoh yg serupa :dance:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd