Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .
Penggambaran si mawar rada lebay (Bikin setiap pria yg liat langsung napsu wkwkwk) tapi paling penuh misteri. Apalagi didepan ada clue klo si mawar mati. Entah klo sudah mati apakah bakal jadi setan atau malah hidup kembali karena bantuan pusakanya Roro Inten 🤔
Ditunggu ya. Mudah-mudahan terjawab semuanya...:halo:
 
Minggu sore itu cuaca nampak cerah berawan dengan sinar Sang Surya membias lembut ke pelosok mayapada.

Sinar hangatnya yang kini hanya meninggalkan seberkas cahaya lembayung sendu sampai pula ke Kota Banyumili tercinta terutama di sebuah pemukiman super elit di salah sudut Kota.

Sebuah hunian mewah dan eksklusif yang diperuntukkan hanya untuk para Sultan,Crazy Rich, Miliader, konglomerat dan sejenisnya.

Rumah - rumah besar nan megah bagaikan kastil para raja, ratu serta Kaisar Eropa jaman dulu berjejer rapi membuat orang sekaya Hotman Paris sekalipun musti berpikir tiga kali untuk membeli properti di sini.

Gerbang pemukiman super elit itu terlihat begitu megah dan mewah dengan sebaris nama yang tertera besar..."Villa Royal Milano Residence".

Begitu masuk para pengunjung langsung disuguhi jalan boulevard utama perumahan begitu mulus dan lebar yang bahkan cukup layak untuk menggelar balapan MotoGP ataupun F1 sekalipun. Itupun jika para penghuninya mau…!?

Semakin masuk ke dalam sampailah di salah satu rumah megah yang terbuat dari batu kapur oolitik. Sebuah bahan yang populer untuk bangunan karena ringan tapi sangat kuat.

Batuan ini juga mudah dikenali karena bentuknya yang bergelombang. Butiran kecil pada bahan ini disebut ooids.
Batu yang sama dipakai pula untuk membangun istana kediaman Ratu Elizabeth II dari Britania Raya, Buckingham Palace. Luar biasa..!!!



Buckingham Palace, Britain

Rumah yang lebih mirip istana itu terlihat sepi dan sunyi. Sepintas terlihat beberapa mobil terparkir di carport depan yang luasnya cukup untuk menampung selusinan mobil.
Sayup terdengar suara riuh dari halaman belakang rumah megah dan mewah itu

Byuuur….byurrr….!!!

"Hahaha... hihihi…..!!!"

"Ayo tangkap Kak Sofie….!!!...hahaha…!

Byuurr...cipaaakk…!!!

"Mawar !…watch out..!!!...I threw it back..
...take this....!!!

seru seorang wanita muda berambut pirang kecoklatan ke arah seorang gadis remaja tak jauh dari tempatnya berada.

Sebuah bola karet warna warni seketika melambung tinggi ke arah gadis remaja itu.
Dengan tangkas jemari tangan mungil nan putih mulus berbulu halus itu berhasil menangkap bola karet yang di arahkan kepadanya.

Plok...plok...plokk…!!

Suara tepuk tangan terdengar menggema memantul dari dinding rumah bak istana itu bersahutan seiring si gadis remaja berhasil menangkap bola itu.
Senyuman manisnya terlihat di wajah cantik tirusnya sambil tangannya melambai ke arah gadis remaja di depannya.

"Okey Mawar. That's all. We go up. I'm hungry !…" katanya lagi setengah berseru dengan logat kental khas bule.

Sejenak kemudian Mawar berenang ke pinggiran mengikuti si pirang.

"You're Great...dear.."
"Jarang lho yang mampu menangkap lemparanku...aku pikir kamu punya bakat di Polo Air lho…! kata wanita berambut pirang itu sambil tersenyum lebar.

"Ah Kak Sofie bercanda kali. Aku cuma beruntung aja tadi. Masak yang baru sekali main bisa jago banget kalahin atlet nasional...hihihi.." kata Mawar sambil tertawa renyah.

"Ah. it's been a long time, dear. Itu khan sudah lama sekali, sayang.
"..naik yuk.." ajak Sofie sambil beringsut ke tepian.

Keduanya lalu berbarengan naik dari tepian sebuah kolam renang yang lebar dan asri dengan airnya yang jernih kebiruan.
Tetes-tetes air kolam seketika turun dari tubuh sepasang wanita itu yang hanya mengenakan masing-masing sebuah bikini two piece menutupi aurat keduanya.


Mawar Sembilu, ( insert : Sofia Adriana with red color bikini)

Yang pertama sosok perempuan muda berusia 25 tahun. Bertubuh tinggi semampai berkulit putih kecoklatan berambut pirang sepunggung.
Raut muka cantik nan tirus serta mata coklatnya menandakan bahwa dia datang dari negeri yang jauh.
Tubuhnya yang indah dan tinggi hanya ditutupi dua helai kain nylon mungil berbentuk segitiga berwarna merah menyala yang masing-masing menutupi buah dadanya nan montok berikut pangkal pahanya yang membukit.
Sisanya topless memperlihatkan kulitnya yang mulus termasuk bongkahan pantatnya yang besar dan semok.

Sementara wanita yang satunya berusia jauh lebih muda sepantaran anak SMA.
Kalu yang tadi berambut pirang kecoklatan yang ini berambut hitam, lebat dan panjang. Tergerai indah, basah sampai ke pinggangnya yang kecil dan mungil.
Kain bikini yang ia pakai seolah hanya mampu menutupi dua organ vitalnya yang begitu menggoda.
Dua helai kain bikini warna putih yang ia kenakan seakan ngepres di tubuhnya. Tak kuasa untuk menutupi sepasang susunya yang mengkal bulat menggemaskan serta alat vital di selangkangannya yang ciut dan sempit.

Bokongnya memang tidak sebesar si rambut pirang namun terlihat begitu indah dilihat. Proporsional dengan postur tubuhnya yang tak seberapa tinggi.
Putih mulus dan bulat padat sebesar jeruk Bali yang uniknya seakan dapat bergetar naik turun bak sebuah mizan seiring langkahnya yang ringan.
Wajah polos khas teenager itu terlihat begitu manis dan memancarkan pesona yang tiada membosankan untuk dilihat.
Sorot mata bening dan jeli dengan bibir mungil kemerahan yang senantiasa tersenyum itu seolah menandaskan optimisme tinggi akan masa depan nan bahagia.

Mereka berjalan beriringan dengan sesekali tawa dan senyum terkembang di bibir keduanya.
Dengan kain piyama yang membungkus tubuh nan seksi itu...keduanya duduk di tepian kolam nan asri sambil menyeruput lemon squash dan roti selai bakar hangat.

"Thanks a lot Kak Sofie. Mawar senang sekali bisa datang sekaligus nyobain kolam renang pribadi punya kakak.
"It's a beautiful pool. So cozy…" kata Mawar sambil menarik nafas panjang.

Sofie tersenyum lalu ikut menghirup nafas panjang.

"Dari dulu aku memang ingin nunjukin ke kamu, Mawar. Cuma sayangnya kemarin-kemarin aku sibuk banget. "Jadi yah...now is the right time. I am happy if you like it " balas Sofie.

"Oya, lukisannya sudah kamu bawa sayang..? Aku pengin sekali melihat hasilnya " tanya Sofie kemudian.

"Sudah Kak…tuh di belakang.." tunjuk Mawar diikuti Sofie yang menoleh bersamaan.

Beberapa saat kemudian setelah selesai mengeringkan badan, Sofie mengamati lukisan yang telah dipesannya.

Sebuah lukisan pemandangan perbukitan dengan beberapa obyek menyerupai kastil atau benteng nampak terlihat di atas kertas kanvas tersebut.
Sesaat Sofie mengamati seksama lukisan tersebut sambil kemudian menggelengkan kepala.

"Its so nice, Mawar. So beautiful. Tsarevets Fortress, one of the iconic tourist spots in Bulgaria. Looking at the results of your painting as if carrying my soul across time and space. Looked at this….membuat seakan-akan aku tengah berada di sana saat ini.
"Thank you so much, honey. It's a great job.. "tutur Sofie sambil tersenyum lebar.

Mawarpun tampak sumringah dan berseri-seri mendengarnya.
Untuk sesaat dia hanya terdiam sebelum kemudian meluncur sebaris kalimat dari bibirnya bersamaan rasa haru menyeruak.

"Mawar tahu kok Kak. Kak Sofie begitu kangen...rindu akan kampung halaman. Juga Ayah Kak Sofie yang bertahun-tahun belum kembali untuk menjenguk Kakak.
"Mawar senang...Mawar bersyukur. Persembahan dari Mawar...berupa lukisan ini sedikit banyak mengobati kerinduan hati Kakak…" ujar Mawar dengan lirih.

Mendengar perkataan dari gadis remaja itu membuat Sofie terharu. Dipeluknya erat Mawar ke dadanya sambil mengusap lembut kepala gadis itu.

"Tentu...sayang...tentu.
"This gift of yours at the same time can be a solace in my heart.
"Mudah-mudahan
kelak aku bisa mempertemukan dirimu dengan ayahku.
"...if possible I will also take you to Bulgaria someday, dear.." kata Sofie sambil mengusap air matanya.

Mawar tampak tersenyum haru menatap Sofie yang masih mengamati lukisan Tsarevets Fortress itu penuh perasaan.
Sebentar lalu keduanya terlihat saling bercakap-cakap sambil menikmati keindahan luasnya langit Kota Banyumili yang kian sore.

Sekelompok Burung Kuntul Putih terlihat berbaris rapi di langit senja tuk kembali ke sarangnya masing-masing.

Waktupun terus berjalan hingga berangkat petang. Pelan tapi pasti langit mulai diselimuti remang gelap yang ditandai lampu - lampu jalan di hunian elit itu menyala secara otomatis. Keduanyapun masuk kembali ke dalam rumah.

"Waoooww...!! Besar kali rumah Kak Sofie. It's awesome..!
Seru Mawar dengan rambut ekor kudanya yang mengayun-ayun lembut seiring langkahnya. Sementara Sofie hanya tersenyum lebar.

Wajah cantiknya yang ke bule-bulean itu berseri-seri manakala melihat Mawar memutarkan badannya laksana gangsing dengan tangan terentang.

"Ini mah bukan rumah Kak. It is more like a castle.."kata Mawar sambil memutari seluk beluk ruangan di mana dirinya terlihat kecil di ujung ruang.
Langit-langit menjulang begitu tinggi dengan pilar kokoh di banyak sudut.

"Aku ndak kebayang kalu Kak Sofie sendirian tinggal di rumah sebesar ini…"katanya lagi.

Sofie hanya tersenyum mendengarnya.

"Rumah ini sebagian besar aku sendiri yang meng-createnya, Mawar.
"Sisanya baru dikerjakan designers...
...a little bit, dear ! Kata Sofie sambil menyipitkan jari telunjuk dan jempolnya.

"Ternyata Kak Sofie punya bakat arsitek juga..." balas Mawar sambil mengedipkan mata plus acungan jempol mungilnya ke arah Sofie.

Keduanya lalu masuk ke ruangan tengah yang besar dan megah bak nuansa Kastil Count Dracula di Transylvania.
Pandang mata Mawar menatap ke sebuah lukisan besar yang terpajang di dinding ruang tengah.

Lukisan seorang wanita cantik jelita mengenakan gaun mewah khas aristokrat memperlihatkan belahan bawah pahanya yang montok dan putih mulus.

Sosok itu tengah duduk di atas sofa kelabu memandang ke depan dengan bibir merahnya yang basah sedikit terbuka. Tampak begitu menggoda. Begitu hidup.

"Tak terasa sudah setahun lebih aku memajangnya di sini. Entah sudah berapa banyak yang memujinya. Your work is so amazing honey…"tutur Sofie tersenyum.

"Aku cuma membuatnya berdasarkan apa yang kulihat Kak. Kak Sofie yang menjadi modelnya. Aura kakaklah yang membuat lukisan ini terlihat sempurna.."ujar Mawar sambil mengamati lukisan yang ternyata adalah lukisan Sofia Adriana sang pemilik kastil.

"Di rumah kakak yang begitu luas dan megah ini, ada banyak space ruang yang bisa dipake..".
"...lukisan Tsarevets Fortress-nya mau di pasang di mana Kak..? tanya Mawar kemudian.

"Ehhmm...aku memang punya plan di beberapa tempat.
"Lukisan ini penting buatku. Berarti sekali...karena mengenangkan aku akan asal usulku yang mengalir darah The Bulgarian.
"Maybe you have an idea...honey
? Kata Sofie sambil memandang gadis remaja itu.

Mawar sejenak berpikir lalu sebentar kemudian mengerling ke arah Sofie sambil tersenyum lebar.

"Ini khan lukisan yang so touching banget buat kakak. Harusnya ditaruh di tempat yang bisa kakak lihat saban hari...every time.
"Every time you wake up... every time you dress up..".

"Ehmm, Aku pikir...there is no better place than all but...the bedroom. Kamar tidur kakak, menurutku tempat yang paling tepat buat lukisannya.
"Bagaimana menurut Kak Sofie ? kata Mawar setengah berseru.

Sofie sejenak terdiam lalu senyumnya terkembang di wajah cantik dan tirus itu.
"Ehmm, that's a very good idea, dear. I love it...Come on up to my room..! ajak Sofie.

Keduanya lalu menaiki tangga marmer menuju ke lantai atas.
Di kamar itu lagi-lagi Mawar dibuat terpukau oleh kemewahan yang terhampar di depan matanya.

Tampak lantai kamar yang berubin marmer dengan corak indah nan kemilau. Di atasnya sebagian ditutupi karpet tebal, eksotis dan mewah buatan Armenia.

Ranjang mewah dengan tiang tinggi di keempat sisinya berikut kelambu berbahan sutra seolah menyiratkan tempat peristirahatan sekaligus peraduan nan artistik bagi si pemilik monarki.

Sepanjang mata memandang hanya terlihat kemewahan berikut pernak perniknya di penjuru kamar yang luas itu.

Sesaat kemudian mata bening dan jeli berbulu lentik itu terlihat terpaku menatap suatu obyek tepat di depan ranjang mewah Sofie.
Alis matanya yang tebal melengkung indah terlihat bergerak-gerak lalu menyipit seiring fokus penglihatannya mengarah ke satu titik.
Bergegas Mawar berjalan pelan ke arah obyek yang begitu menarik perhatiannya.

Obyek yang ditujunya ternyata sebuah lukisan kanvas berukuran cukup besar menampakkan sosok serigala mengigit setangkai bunga mawar merah.

"Ini…??...hmmm…"gumam gadis itu memandang tak berkesip ke lukisan tersebut.

Dia yakin betul...dia tak memungkiri bahwa lukisan ini adalah hasil karyanya.
Untuk menyakinkan dirinya ujung matanya langsung berkelebat ke sudut kanan bawah.
Tampak samar terlihat coretan kecil namun masih bisa terbaca…"Mawar Sembilu, Oktober 20**.

"Kau mengaguminya Mawar..? How do you think…?

Mawar spontan menoleh ke arah Sofie sambil matanya menyorot tajam.
"Kak Sofie….lukisan ini..? ujar Mawar setengah bertanya yang langsung dibalas anggukan Sofia Adriana.

"That's right, dear.
"Lukisan ini memang karya kamu. Diberikan oleh pacar aku kepadaku beberapa waktu lalu sebagai hadiah. "Maybe for some people it looks strange..weird and a little scary
But not for me. This wolf and red rose painting is so beautiful, classic , so elegant…
" kata Sofie sembari ikut berdiri di samping Mawar.

Mawar nampak terdiam. Untuk sesaat pikirannya mengembara lalu melayang kala itu saat ia bertemu pemuda itu.

"Kak Sofie...apa pacar kakak yang bernama Freddy Umbara..? tanya Mawar lirih.

"You are right, dear. He is my boyfriend. Sepertinya kamu kenal cukup dekat ya dengan dia..? tanya Sofie.

Mawar hanya terdiam lalu menggeleng pelan.
"Aku kenal pacar kakak hanya sebatas sebagai pembeli dan penjual saja Kak. Tidak lebih...."jawab Mawar perlahan.

"Aku dan dia sudah menjalin relationship hampir setahun ini. Dan rencananya bila awal tahun depan papaku jadi datang...Freddy akan melamarku...ohh..I can't waiting for that…" kata Sofie sambil tersenyum memejamkan matanya.

Mawar lalu menoleh sambil memandang wanita cantik di sampingnya.

"Kak Sofie akan menikah dengan dia..??! tanya Mawar tampak kaget.

Sofie ganti memandang Mawar sambil tersenyum manis lalu mengangguk.
Sesaat kemudian Mawar hanya mendesah pelan lalu dari bibir mungil nan merah itu terdengar gumaman halus…

"Kak Sofie….

Mawar terlihat menunduk pelan seolah ada yang ia sesali dari perkataan Sofie barusan.

Entah mengapa ia punya firasat yang buruk tentang pemuda itu. Apa alasannya ia sendiri tak mengerti.

Beberapa saat kemudian keduanya dengan dibantu seorang pegawai memasang lukisan Tsarevets Fortress itu di dinding kamar ranjang Sofie menghadap timur.

"Bagus sekali ! Benar-benar ide kamu memang jempolan, sayang...it's look good" kata Sofie memandang puas.

Mawar hanya diam seperti ada yang ia pikirkan.

"Oya Mawar...aku ke bawah sebentar ya. Kamu tunggu di sini dulu.."ujar Sofie lalu bergegas turun bersama si pegawai.

Mawar memandang Sofie yang kemudian lenyap dari balik pintu.
Ia lalu mengitari seluk beluk kamar Sofie yang begitu besar dan megah.

Sungguh kamar yang membuat orang terkesima. Mawar lalu berhenti tepat di depan ranjang mewah Sofie.
Ia kemudian menoleh menatap kembali lukisan serigala mawar merah yang tepat berada di atasnya.

Lamat-lamat ia memandangi lukisan itu sambil jemari tangannya tiada sadar memegangi kalung liontin bermata batu kecubung berwarna hitam legam yang tergantung di dadanya.
Dipegangnya kalung itu sambil dirabanya pelan-pelan sambil sorot matanya menatap tajam sepasang mata serigala itu.
Terngiang ucapan adiknya Indah Seroja kala itu…

{ Ohh...itu gambar serigala kok. Buat design kaos ma logo anak-anak klub pecinta alam di sekolah. Sisanya beberapa sih cuma iseng aja.
Ndak tau juga nih. Beberapa hari ini aku seneng aja ngelukis serigala. Sampai2 kubelain nonton film dokumenter tentang serigala di Nat Geo Wild channel…"kata Mawar sambil merapikan alat tulisnya.
"Iya yah...elu khan sebenarnya paling takut ama Wolverine ya kak….seremmm…".
"Guuk!...Auuuu...auuuu.. hihihi...!!!"goda Indah kepada kakaknya sambil melompat ke arah kakaknya seraya melolong laiknya serigala.
"Iiih….udah ah…"kata Mawar sambil menahan senyum lalu keduanya tertawa bareng }


Beberapa menit telah berlalu Mawar masih tak bergeming dari tempatnya semula.

Keduanya saling beradu pandang seolah-olah terikat oleh satu simpul gaib yang mistis dan sulit dijelaskan.

Sepasang mata jeli nan bening itu tak berkedip dengan sorot mata kosong lebih dari 5 menit lamanya..!

Sementara detak jantung Mawar berdetak semakin cepat dan semakin keras...hingga akhirnya serigala di dalam lukisan itu mendadak hidup !

Kepalanya seketika keluar dari balik kertas kanvas menampakkan wujud kepala serigala hitam yang besar dan sangat menyeramkan sebatas leher dengan bulu-bulu lebat tajam menyemburat kian kemari.

Matanya yang merah menyala menyiratkan sinar bengis dengan sorot menggidikkan bagaikan kilat menyambar.

Mawar seolah tak bergeming menatap sosok mengerikan itu yang hanya berjarak sejengkal dari wajahnya.



Serigala dalam lukisan

Sejenak serigala menyeramkan itu menggoyangkan kepalanya yang bertelinga tegak dan runcing lalu mengendus-endus wajah mulus Mawar.

Sedetik kemudian mahluk berbulu itu mengeluarkan lolongan kuat dengan kepala terangkat. Disusul kemudian suara menyalak keras dari mulut penuh taring menakutkan itu.

Suara yang begitu dahsyat dan menggetarkan jiwa seakan-akan hendak merontokkan seisi rumah megah itu.

"AUUU...AUUUU…..HAUUUHHG..!!!!

Bruuukk…!!


Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menaiki tangga menuju kamar pribadi Sofie di mana Mawar berada.

"Mawar…! Mawar…! Oh my God..!!!
'Mawar…!!..wake up dear…!!!!...wake upp...!!!...What is wrong with you!!! Honeeey…!!!
Seru Sofie Adriana bergegas cepat meraih tubuh Mawar sambil memeluk tubuh yang nampak tergolek lemah di lantai.

Raut kecemasan terlihat begitu jelas di wajah cantik itu.
Tangannya beberapa kali menepuk ringan pipi Mawar lalu membelai wajah manis itu berharap datangnya keajaiban.
Hingga…

W*ekkk...w*ekk…!!
Mawar yang terbangun mendadak seperti akan muntah namun tidak keluar apa-apa dari mulutnya.
Wajahnya nampak pucat pasi dengan mata mengeluarkan air mata.

"Hah...hah...hahh…"
desah halus keluar dari bibir Mawar disertai nafasnya yang memburu.

Sofie yang berada di dekatnya segera mengambil segelas air putih lalu diberikannya kepada gadis itu.

Glek...glek..glek…!
Mawar menghirup air pemberian Sofie dengan begitu "liar dan buas" bagaikan musafir yang kehausan di padang pasir.
Air menetes-netes dari balik bibirnya yang tengah mencucup gelas dan botol mineral yang diberikan Sofie membuat wanita bule itu terheran-heran bercampur gembira.

Beberapa menit kemudian Mawar berangsur tenang kembali lalu memandang Sofie dengan tatapan nanar.

"Kak Sofie....! pekik Mawar lalu memeluk Sofie. Sesaat keduanya saling berpelukan erat.

"Kamu kenapa Mawar…?
"Aku tadi seperti mendengar suara keras dari atas disusul suara seperti benda jatuh. Buru-buru aku naik lalu kulihat kamu sudah tergeletak seperti pingsan...kamu sakit ?
"...biar Kakak antar ke klinik terdekat ya..? kata Sofie masih dengan rasa cemas.

Mawar sesaat terdiam lalu sambil mengambil nafas dalam gadis itu menggenggam erat tangan Sofie.

"Aku...aku sudah tidak apa-apa Kak. "Aku juga tidak mengerti Kak. Tadi setelah kakak turun, sebentar aku berkeliling ke ruangan kamar kakak. Terus aku lihat lukisan serigala punya kakak itu...tiba-tiba aku mendadak merasa pening"
"Pusing sekali kepalaku Kak. Tubuhku terasa lemah dan….aku tak ingat apa-apa lagi"
"Setelah sadar...yang pertama kurasakan lidah dan mulutku terasa begitu kering Kak. Tenggorokanku juga..rasanya begitu haus. Dan ternyata kakak sudah ada di dekatku.
"Terima kasih Kak.." kata Mawar lirih sambil memandang haru kepada perempuan bule itu.

Pelan-pelan Sofie menuntun Mawar ke atas ranjang.

Setelah merasa kuat...Mawar segera beranjak dari kamar Sofie yang kembali menuntunnya hingga ke lantai dasar meninggalkan lukisan Serigala Mawar Merah yang membisu di dinding kamar ranjang peraduan Sofia Adriana dalam keheningan seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Tak lama kemudian Mawar yang telah selesai berkemas bersiap memanggil taksi online untuk membawanya pulang kembali ke rumahnya.

"Mawar, aku masih cemas akan diri kamu. Untungnya kamu tidak bawa mobil sendiri.
"Gimana kalu aku antarkan pulang…? ujar Sofie kepada Mawar sesaat setelah keduanya sampai di pintu depan.

Mawar sejenak terdiam lalu menggeleng halus.

"Aku tidak mau merepotkan Kak Sofie. Toh sekarang sudah pake online segala. Semuanya serba gampang Kak.." kata Mawar sambil tersenyum.

"Ehmm...kalu aku maksa kamu karena aku pengin tahu rumahmu…how about it dear..?
"..can I..
? tanya Sofie lagi dengan muka memelas.

Mawar hanya tersenyum geli melihat mimik Sofie.

"Kalu itu alasannya beda lagi ceritanya Kak. Masak aku tega menolaknya…"sahut Mawar yang dibalas senyuman lebar wanita cantik peranakan Bulgaria itu.

Seiring suara pintu gerbang besar nan megah itu membuka secara otomatis, sebuah New Mini Countryman terbaru warna bicolor melesat cepat menembus remang gelap menjelang malam tiba.

Brumm…!


New Mini Countryman Bicolor

Tepat di Exit Gate perumahan mobil yang ditumpangi Sofie dan Mawar sempat berpapasan dengan sebuah sedan sport Mercedes Benz warna silver yang baru saja melewati pintu masuk.

Sedan Mercedes yang berlabel SL AMG itu lalu berhenti tepat di depan gerbang rumah Sofie.

Pengemudinya seorang cowok bertubuh tinggi tegap berambut gondrong ikal seleher tampak keluar dan berbincang sejenak dengan salah satu pegawai di rumah Sofie.

"Wah, Mas Freddy terlambat nih. Baru saja sekitar 5 menitan lalu..Non Sofie keluar pake mobil…" tutur si pelayan seorang wanita paruh baya.

"Dia bilang mau kemana Bi..? tanya si pengemudi Mercedes yang ternyata Freddy Umbara, kekasih Sofia Adriana.

"Waduh...ndak bilang tuh Mas. Cuma mau keluar saja katanya…"balas si bibi.

"Sendirian Bi…? tanya Freddy lagi.

"Ehmm...berdua bareng temannya Mas. Tapi saya ndak kenal sama orangnya…"sahut si bibi kemudian.

Freddy sejenak terdiam lalu dengan wajah datar ia bergegas masuk kembali ke dalam mobil.

"Ya sudah Bi. Nanti mungkin saya kembali lagi.." pungkas Freddy sebelum kemudian mobil sport Jerman itu menderu keras dan melesat keluar dari Villa Royal Milano Residence.

========

Mobil sport yang dikemudikan Freddy berjalan cepat menembus remang petang di tengah-tengah arus padat kendaraan.
Kesigapannya patut diacungi jempol melibas satu demi satu kendaraan yang berjalan pelan di depannya.

Sekian menit berlalu akhirnya sampailah Freddy di sebuah gedung perkantoran nan megah di pusat kota yang menjadi salah satu ikon utama di Banyumili.
Apa lagi kalau bukan Gedung Menara Rosetta.

(Hmmm....Untuk apa malam-malam begini Freddy menyambangi gedung ini..?)

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Sebagian lantai masih terlihat terang oleh lampu-lampu ruangan pertanda masih ada pegawai yang lembur. Sementara beberapa pantai yang lain terlihat gelap gulita menandakan para pegawainya sudah beranjak pulang.

Elevator itu bergerak cepat melewati lantai demi lantai.

Sebentar saja sudah sampai di lantai 19 yang merupakan sisi paling atas dari Menara Rosetta dengan elevasi mencapai 98 meter.

Dari lantai teratas ini bisa dilihat landscape keindahan Kota Banyumili dari berbagai sudut.
Di timur jauh terlihat samar berjejer Perbukitan Alastua membentang membentuk lengkung busur nan cantik. Sebaliknya di sisi barat Gunung Hanoman nampak menjulang tinggi perkasa tertutup awan.

Di ketinggian ini semburat sinar surya masih meninggalkan bekas redup berwarna jingga di balik gunung.

Freddy bergegas keluar begitu pintu lift yang tampak terbuka. Di samping pintu keluar terpampang sebuah tulisan neon berwarna merah mencolok "Private Only".

Langkahnya terlihat seperti terburu memasuki sebuah ruangan yang luas dan mewah menyerupai sebuah president suite hotel bintang lima.

Klek…!

Freddy kemudian menutup pintu lalu sorot matanya memandang ke sekitar area dalam ruangan yang terlihat lux dengan beragam perabot bernilai tinggi.

Sebuah akuarium besar nan cantik berisi ikan laut aneka rupa dan warna menghiasi sudut ruang menambah keelokannya.

Lamat-lamat terdengar suara musik instrumental mengalun pelan menambah kesan syahdu dan romantis serasi dengan lampu ruangan yang terpancar lembut cenderung remang.

Sesaat kemudian sorot mata tajam Freddy membentur satu sosok perempuan berambut panjang indah sepunggung berwarna pirang yang berdiri membelakanginya.

Sosok itu menghadap jendela besar dalam remang gelapnya malam memandang nun jauh di bawah sana melihat kilauan lampu-lampu kendaraan yang berseliweran kian kemari.

"Kau terlambat. Aku sudah menunggumu sejak tadi.."
terdengar suara merdu yang berasal dari sosok wanita berambut pirang itu.

Freddy lalu melangkah perlahan mendekati sosok wanita di depannya itu.

"Tadi aku ada sedikit urusan.
"Sekarang aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu Nyonya Tua...
"Kuharap kau menjawabnya dengan jujur. Aku tidak suka jawaban berbelit-belit.."ujar Freddy dengan nada dingin.

Sejenak suasana mendadak sunyi. Hanya terdengar suara musik jazz mengalun lembut.

"Kau ingin jawaban yang sebenarnya dariku…?
"Mengapa tak kau tanyakan langsung kepada ayahmu sendiri.
"Kau takut…Freddy Umbara..?! ujar si perempuan masih bernada lembut sambil membalikkan badan.

Asap putih beraroma terlihat mengepul perlahan dari bibir merahnya yang tengah mengisap Vape.
Aroma anggur nan menyegarkan menyeruak tajam memenuhi seisi ruangan selepas si wanita menghembuskan kembali grape ice liquid cigarette yang barusan dihirupnya.

Seraut wajah cantik nan jelita nampak memandang Freddy dengan sorot meremehkan sosok The Most Wanted Guy on Banyumili itu.

"Kau anggap aku ini siapa…."
"Aku... Noor Anggraeni...adik perempuan dari penguasa Banyumili, Suryo Adipati…"
"Masakah aku mau dikangkangi begitu saja oleh anak kemaren sore...heh...kau terlalu meremehkan aku….Freddy Umbara.." ujar si perempuan tak kalah dingin yang tak lain adalah Noor Anggraeni sambil tersenyum acuh.

"Aku tahu kau bersekongkol dengan ayah demi ambisinya mengawini perempuan itu…." kata Freddy dengan suara ditekan.

Noor yang semula berdiri di dekat jendela perlahan berjalan menuju sebuah sofa lalu duduk di atasnya dengan paha terlipat.
Posisi yang demikian ikonik melekat pada diri Catherine Tramell saat menjalani sesi interogasi oleh Detektif Nick Curran dalam Basic Instinct, 1992.



Catherine Tramell diperankan oleh Sharon Stone.

Posisi yang memperlihatkan belahan keindahan kaki dan paha Noor Anggraeni yang panjang, putih, padat dan begitu seksi menggoda.

Sesaat mata Freddy tak berkedip memandang tampilan indah dan merangsang di hadapannya.
Ditariknya nafasnya dalam-dalam mengatur detak nafsunya yang diam-diam mulai bergejolak. Sejenak kemudian ditatapnya kembali wanita cantik di depannya.

"Aku tidak paham maksudmu. Bukankah kau lebih baik menanyakannya sendiri kepada ayahmu. Kenapa aku malah kau bawa-bawa.
"Aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan niatan ayahmu mengawini perempuan bernama Rengganis itu…" kata Noor mulai ketus sambil masih asyik menghirup Vape di tangannya.

"Soal ayahku biarlah itu kuurus nanti. Kau tak perlu tahu. Sekarang gw cuma ingin mendengar langsung dari mulutmu mengenai yang sebenarnya tentang niatan ayah itu…" kata Freddy yang kini hanya berdiri beberapa langkah saja dari tempat duduk Noor.

("Hah, dasar bocah labil. Percuma aku membohongimu...sopir keling itu pasti yang mengatakannya padamu..)" kata Noor membatin dalam hati)
(Berkulit hitam legam).

Sebentar Noor Anggraeni mendesah lalu kembali menghirup Vape-nya dengan santai seolah menggoda kesabaran cowok di depannya ini.

Braaakk…!

Terdengar suara vas bunga berharga jutaan rupiah jatuh berkeping-keping bersama seruan Freddy yang mulai emosi.

"Nyonya tua, aku bukan ingin melihatmu melawak..!!
"Cepat katakan yang sebenarnya…! kata Freddy dengan suara bergetar menahan amarahnya yang kian meluap. Mulutnya nampak gemeretak dengan mata menyorot merah.

Noor Anggraeni tampak tenang saja lalu menatap Freddy dengan sorotan tajam serius.
Wajah yang sebenarnya begitu cantik dan memikat itu sekarang nampak mengeras tanpa ekspresi.
Angkuh seakan memancarkan aura ratu tiran yang kejam.
Sungguh sangat berbeda dari penampilan Noor Anggraeni biasanya. Orang lain yang melihatnya pasti sulit mempercayai apa yang terjadi pada diri Noor saat ini.

Tidak terkecuali Freddy Umbara yang sempat bergidik melihat Noor Anggraeni bisa bertampang "sadis" seperti ini.

"Kuberitahu sekarang kau bocah. "Ayahmu memang menginginkan si Rengganis. Mengapa dan untuk apa, ayahmu sendiri yang bisa menjawabnya.
"...mengenai aku, aku hanya kebetulan mengenalnya sebagai teman biasa. Tidak lebih…
"Jika kau mengganggapku berusaha menyakiti ibumu. Kau keliru besar cah Bagus.
"Kau pikir siapa yang telah menemani hari-harinya di kala bimbang...??
"...kau tahu siapa yang membasuh luka dan lara ibumu kala itu…? Aku... Noor Anggraeni…

"Aku telah menganggap ibumu bagaikan kakak kandungku sendiri"
"Kasih sayangku begitu tulus kepadanya bahkan lebih dari yang kau kira…".
"Hanya itu jawabanku. Jika kau masih tidak puas tanyakanlah sendiri kepada ayahmu. Itupun jika kau berani….heh.." kata Noor kemudian seraya mendengus pelan.

Wajah Noor Anggraeni yang semula tampak menegang dengan sorot mata mencorong tajam perlahan mengendur.
Sebaris senyuman nampak teruntai di bibir tipis dan merah itu.

Freddy terdiam lalu balik badan hendak berlalu.

"Aku pegang kata-katamu, Nyonya Tua.
"Jika terbukti yang kau katakan hari ini hanya bohong belaka, aku tidak akan segan-segan kepadamu meskipun kau adik dari ayahku sendiri…"
ujar Freddy setengah mengancam lalu bergegas meninggalkan Noor Anggraeni yang masih terpaku dalam kebimbangan.

"Sengaja aku tidak membeberkan alasan yang sebenarnya mengapa ayahnya ngotot ingin mengawini Roro Inten. Biarlah Kangmas Adipati yang menjelaskannya kepada anak itu…

"Oohh..Nyoto....kaulah harapanku. "...Kaulah impianku...cinta murniku.
"Peduli setan dengan ramalan Benowo. Cuma engkau yang kudambakan. Engkaulah pria yang kucari-cari selama ini.
"Aku...aku tak ingin melepaskanmu begitu saja.
"Aku ingin kau berada di sisiku menemaniku meskipun mungkin….ada hati yang terluka karenanya.
"Duh Gusti, hamba..hamba tak kuat lagi jika harus menanggung derita cinta terlalu lama....hik..hik..hikk.."

lirih suara Noor dari bibirnya bersamaan tetes demi tetes air mata bening itu bergulir lembut di atas pipi lembut Noor Anggraeni.

Tubuh Noor Anggraeni nampak lunglai di atas sofa nan lembut itu dengan sesekali bahunya bergerak-gerak menahan kepiluan hatinya.

Sesaat kemudian terdengar suara merdu Celine Dion mengalun lembut seolah ikut terbawa romantika para wanita pencari cinta.​

...🎶🎶🎶......
When I was young
I never needed anyone
And making love was just for fun

Those days are gone
Living alone
I think of all the friends I've known
When I dial the telephone
Nobody's home
......🎶🎶🎶.....
All by myself
Don't wanna be
All by myself
Anymore......



(Akankah Noor Anggraeni bisa meraih cinta sejatinya….???)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd