Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RS The Submissive

Dan bu rita sebenar nya juga udah sering di setubuhi sm laki2 lain tanpa spengetahuan pak luraaah
 
FINAL PART-3

Bu Rita perlahan meraih penisku. Dengan lembut ia mengelus-elus kemaluanku yang masih belum tegang sepenuhnya. Pelan tapi pasti, sentuhan jemari lentik Bu Rita membuatku ereksi semakin bertambah.

Sementara itu Bu Santi sedang asyik melahap vagina Bu Rita. Matanya memandangiku, sesekali ia melempar senyum manja.

Saat aku dan Bu Santi saling memandang. Tidak kuketahui, penisku terasa basah. Sontak aku memeriksanya. Bu Santi pun terkejut melihat penisku kini berada di dalam mulut Bu Rita.

"Bu Rita! Kok diemutin, kan itu punyaku," kata Bu Santi.

Dengan napas yang terpotong-potong serta masih lahap mengulum penis. Bu Rita mencoba mambalas keluhan Bu Santi.

"Gak jadi ah bu. Aku duluan aja yang dientotin pake kontolnya Revan," kata Bu Rita.

"Loh kok gitu. Katanya Ibu menu utamanya."

"Iya, aku yang menu utama. Ibu pencuci mulut," balas Bu Rita. Ia nampak bernapsu sekali melahap penisku.

"Ya udah deh. Eh tapi Ibu lagi nyuci mulut tuh."

Bu Rita tertawa, "Bisa aja Bu Santi nih."

"Ayok Van!" ajak Bu Rita.

"Kamu duduk di sini! Aku yang di atas kamu. Biar aku yang goyangin."

Bu Rita bangkit, lalu menyuruhku duduk. Ia pun langsung duduk di pangkuanku.

"Duh Bu Rita, udah napsu banget ya."

Bu Rita hanya tertawa.

"Jarang-jarang Bu, dapet kontol berondong."

Bu Santi pun ikut tertawa.

"Iya ya Bu. Mana panjang lagi."

Heran jelas heran, dan kadang aku bertanya apa ini benar-benar hal yang nyata? Aku yang sudah merasakan kenikmatan vagina Bu Santi pun, masih berpikir itu hanya hal yang tidak sengaja terjadi.

Tapi kali ini aku akan merasakan liang surgawi milik Bu Rita, sang istri kepala desa.

Penisku dipegang oleh Bu Rita. Aku tak melihat jelas bagian bawah. Karena yang terpampang di hadapanku kini dua buah dada yang sangat kenyal.

"Emutin aja Van!" pinta Bu Rita.

"Aku ngapain nih Bu?" tanya Bu Santi.

"Entar dulu dong Bu. Aku mau rasain kontol Revan sendirian," ucap Bu Rita.

"Dih Ibu Rita kok serakah."

Obrolan mereka begitu santai namun memperlihatkan sisi kebinalan dua wanita ini.
Saat penisku menyentuh bibir vagina Bu Rita, terasa hangat dan agak basah. Aku pun bereaksi, dengan memegang pantat Bu Rita.

"Sabar dong Van!" kata Bu Rita. Ia masih menggesek-gesekan penisku di bibir vaginanya.

"Ohhhhh !!!!" lenguhnya saat kepala penisku menerobos masuk.

Jepitan vagina Bu Rita sangat kencang. Sontak aku menekan pantatnya ke bawah.

"Ahhhhh, Revan! Bangsat kamu ya!"

"Dih Ibu, ngomongnya," celetuk Bu Santi.

"Udah mirip pelacur aja Bu Rita nih," tambahnya.

Masih dengan terengah-engah. Bu Rita melahap bibirku. Posisiku masih diam, aku merasakan vagina Bu Rita yang mencengkram penisku.

"Ludahin aku Van!" pinta Bu Rita. Aku terkejut lalu menengok ke arah Bu Santi duduk.

Ia tersenyum, "Turutin aja Van."

Mulut Bu Rita terbuka, ia benar-benar sudah siap menerima ludahku. Karena tak begitu tega, aku menciumnya, lalu membuang ludah saat ia membalas ciumanku.

"Mmmm ... Ahhh!!"

Bu Rita pun mulai menggoyangkan pinggulnya.

"Anjing! Anjing! Anjing!"

Aku masih belum terbiasa dengan ucapan Bu Rita, selalu terkejut mendengarnya.

"Santai aja Van! Bu Rita emang suka ngomong kotor."

Aku mengalihkan fokus pada dada Bu Rita. Kuremas dua buah yang menggantung di hadapanku ini.
Sementara Bu Rita asyik menggoyang kan pantatnya.

"Ahh ... Ahh ... Ahh ... Ouh ... Revan! Kontolmu panjang, mentok banget."

Aku tak menghiraukan apa yang keluar dari mulut Bu Rita. Pikiranku kini tak beralih dari nikmatnya yang terjadi saat ini. Aku mengemut puting Bu Rita.

"Terus Van! Emutin terus. Ouhhhhh!!!"

Bu Rita mempercepat goyangannya. Keringat bercucuran dari tubuh kami. Kulihat Bu Santi meremas-remas payudaranya sendiri.

"Ooooohh ... Ohhh ... Oooohh ... Ohhh."

"Aku mau sampe Van."

Bu Rita semakin cepat menggerakan pinggulnya. Suara yang tercipta dari peraduan pantatnya dan pahaku cukup terdengar jelas.

"Ohhh Van. Ohhh Revan. Aku keluar Van!!!"

"Ahhhhhhhhhhh, ahhh... Ahh."

Terasa cairan hangat membasahi tempat peraduan dua kelamin. Vagina Bu Rita berkedut, ia merebahkan tubuh ke dadaku.

"Jangan dicabut dulu Van! Masih enak," pintanya.

"Ayok Bu Santi. Bawain barangnya, kita ke kamar aja!"

"Van, gendong aku ke kamar atas!"
"Inget jangan dicabut dulu!"

Sementara Bu Santi sedang mempersiapkan barang-barang tadi. Aku menggendong Bu Rita.
Berjalan sambil menggedongnya membuatku terangsang lagi.

"Masih keras Van. Nanti kamu entotin aku di kamar aja ya."

Aku mengangguk.

Bersambung.
 
Bimabet
anjiirrrr...mantap banget hu...
wajib pantau ne trid
lancroot kan hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd