Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RS The Submissive

Moga mood nya om suhu trus terbangun... Memang ga mudah suhu menghasilkan sebuah karya...

Semoga suhu selalu sehat... Dan selalu smangat....
 
Semangat terus suhu, tetaplah berkarya :semangat:
 
Semangat hu update nya. Bagus bener nih ceritanya
 
Agar saya tidak punya hutang pada suhu semua yang menunggu. Saya akan akhiri cerita "RS The Submissive" segera. Petualangan RS sebenarnya cukup banyak dan panjang. Tapi saya takut, ceritanya terbengkalai berbulan-bulan seperti yang sudah terjadi. Jika ada kesempatan saya akan lanjutkan cerita RS sampai habis.😁

Final Part-1

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ini bisa terjadi. Saat aku berusaha menurunkan pandangan dengan menengguk minuman yang disajikan Bu Rita, terdengar suara aneh.
Suara dua mulut yang saling beradu, napas yang terengah-engah, dan sesekali terdengar suara desah kecil.
Kucoba menjernihkan bayang-bayang blur di hadapanku, dua wanita sedang bercumbu.

Aku terperanga melihat Bu Santi dengan begitu lahapnya melumat bibir Bu Rita. Kehadiranku rupanya masih disadari oleh mereka. Bu Santi menghentikan aksinya, lalu Bu Rita segera melepas hijab yang ia kenakan.

"Van, kamu cek pintu-pintu sama jendela, kunci aja, biar gak ada yang ganggu kita!" perintah Bu Rita. Aku hanya mengangguk. Lalu beranjak dari kursi.

"Tenang Van, kamu juga bakal ikutan kok," celetuk Bu Santi.

Aku melangkah menjauhi mereka. Seperti yang diminta Bu Rita, aku meneliti pintu-pintu dan jendela mana yang masih terbuka. Setelah semua sudah kupastikan aman, aku kembali lagi ke ruang tamu di mana dua wanita sedang beradu gairah.

Kali ini aku diperlihatkan tontonan yang tak biasa. Bu Rita sudah melepas semua yang menempel di tubuhnya. Badan yang sangat mulus membuatku tertegun melihatnya. Tubuh Bu Rita agak berisi atau biasa disebut semok. Berbeda dengan Bu Santi yang kini sedang melahap kedua dada Bu Rita.

Pandanganku beralih ke bagian bawah tubuh Bu Rita, dengan sedikit merubah posisi, aku bisa melihat liang surgawi milik Bu Rita yang begitu bersih tanpa bulu sedikitpun.

"Eh Revan, ngapain ngintip-ngintip!" sanggah Bu Rita.
Bu Santi tertawa.

"Kamu mau lihat ini Van?" tanya Bu Santi sembari mengelus-elus vagina Bu Rita.

Tanpa kusadari, aku mengangguk dengan perlahan. Keduanya pun menertawakanku.

"Aduh Revan udah gak tahan ya?" tanya Bu Santi lagi.

"Sabar dong Van, nanti kamu dapat jatah juga. Habis aku yang nyervis Bu Rita, giliran kamu deh."

Bu Santi melepas bra hitam miliknya. Ia berdiri lalu meloloskan celananya. Ia menatapku saat hendak mencopot CD hitam yang masih menempel di badannya.

"Kangen ini ya Van?" tanya Bu Santi. Tangannya mengelus-elus vagina dari luar CD.

"Udah Bu Santi, jangan digodain terus. Nanti kalo Revan gak sabar bisa habis kita bedua," ucap Bu Rita diakhiri tawa kecil darinya.

"Waktu kita masih banyak kok Van. Anak aku lagi sama Bi Juedah ikut jalan-jalan bareng sekolahnya. Jadi yang sabar ya Van!" kata Bu Rita lagi.

"Kalo kamu gak sabaran, kamu boleh kok masukin kontol kamu ke memek aku," ucap Bu Santi. Ia langsung melrpas CDnya.

"Ih Bu Santi jangan gitu dong! Ibu kan udah pernah rasain punyanya Revan."

Deg. Ucapan Bu Rita tadi, cukup memberiku penerangan. Jadi Bu Santi menceritakan apa yang terjadi pada malam aku menggarapnya.

"Gapapa dong, Bu. Aku jadi hidangan pembuka buat Revan. Lagian memekku udah terbiasa sama kontol Revan, walau cuma sekali," ucap Bu Santi.

"Ya udah deh kalo gitu." Bu Rita mengalah.
"Nih terusin dulu dong Bu!" pinta Bu Rita sambil menunjuk Vaginanya.

..... Bersambung dulu.
 
Gpp kentang, yg penting update terus 😆
 
Semoga berlanjut lagi klo bisa sich yang rada panjang dikit.wkwkwk ngarep
 
Bimabet
"Kalo kamu gak sabaran, kamu boleh kok masukin kontol kamu ke memek aku," ucap Bu Santi. Ia langsung melrpas CDnya.

"Ih Bu Santi jangan gitu dong! Ibu kan udah pernah rasain punyanya Revan."

Deg. Ucapan Bu Rita tadi, cukup memberiku penerangan. Jadi Bu Santi menceritakan apa yang terjadi pada malam aku menggarapnya.

"Gapapa dong, Bu. Aku jadi hidangan pembuka buat Revan. Lagian memekku udah terbiasa sama kontol Revan, walau cuma sekali," ucap Bu Santi.

"Ya udah deh kalo gitu." Bu Rita mengalah.
"Nih terusin dulu dong Bu!" pinta Bu Rita sambil menunjuk Vaginanya.

Final Part-2
Bu Santi merayap ke atas sofa. Dengan cekatan ia merenggangkan kedua paha Bu Rita. Kulihat lidahnya mulai menjilati vagina Bu Rita. Posisinya yang menungging, mempertontonkan bongkahan pantat nam sexy miliknya. Aku menengguk ludah begitu melihat vagina Bu Santi.

Lenguhan Bu Rita cukup keras. Ia tak henti-hentinya mendesah saat menerima serangan dari lidah Bu Santi. Tubuh putih mulusnya mulai bercucur keringat.

Wajah Bu Rita yang begitu alim kini berubah menjadi muka wanita yang haus akan hasrat birahi. Pinggul Bu Rita bergersk sedikit demi sedikit. Sesekali tubuhnya gemetar.

"Aduh Bu Santi enak banget, terusin Bu!"

"Iya Bu Rita, aku bikin kamu keluar ya."

Bu Rita hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya. Tontonan ini jelas membuat penisku mulai bereaksi. Aku mencoba menahan napsu yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Gerah sekali rasanya.

Aku duduk sembari melihat aksi Bu Santi memuaskan Bu Rita. Kutengguk lagi es sirup yang masih terasa dingin.

"PERCUMA," batinku.

Aku pun membuka baju yang kukenakan. Mengetahui aku sudah mulai terangsang. Bu Santi menggoyang-goyangkan pantatnya.

Sementara Bu Rita mendongak ke atas menerima jari jemari Bu Santi yang menusuk-nusuk vaginanya.
Tangan lain Bu Santi meremas payudara Bu Rita.

"Aduh Bu ... enak banget ini. Aku mau kontol Bu!"

"Gak ada kontol di sini bu. Ada juga masih di dalem, tuh punya Revan."

Bu Rita sontak melirik ke arahku. Ia tersenyum. Matanya sayu seakan menyuruhku untuk membuka celana.

"Van, yang gercep dong! Buruan buka!" perintah Bu Santi.

Tanpa basa-basi, aku membuka celanaku. Saat hanya tersisa cdku saja. Aku ragu untuk langsung membukanya.

Bu Santi mendekatiku. Ia menarik tanganku ke arah Bu Rita. Lalu ia menurunkan cd yang menempel ditubuhku.

"Wow!" ucap Bu Rita.

"Panjang ya Bu. Padahal belum on penuh tuh," kata Bu Santi.

"Siapa dulu nih?" tanya Bu Santi.

"Bu Santi dulu deh, aku belum pernah pegang kontol lain selain punya suami."

Apa? Bu Rita belum pernah? Dilihat dari tingkah dan juga desahannya yang keras tadi, dia belum pernah pegang penis orang lain. Jadi, selama ini mereka berdua affair tanpa ada lawan jenis. Berarti mereka lesbian.

"Yaudah bu, aku duluan ya," kata Bu Santi.

"Eh gini aja Bu. Ibu terusin jilatin memek aku, nah si Revan sodok Ibu dari belakang."

"Boleh juga tuh Bu."
"Ayo Van, kamu masukin dari belakang!"


Sebelum aku melangkah ke belakang Bu Santi. Tanganku ditahan oleh Bu Rita.

"Aku mau nyicipin boleh?" tanya Bu Rita.

"Kok labil Bu Rita. Tadi katanya aku duluan."

"Enggak Bu Santi, emang Ibu duluan yang disodok memeknya. Aku mau bantu neganggin aja."

"Oh ok deh."


Capek gan. Bersambung ya, ane nguli dulu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd