Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SANG TERAPIST

SANG TERAPIST




PART 6





POV RAGIL





Deru nafas memacu pompaan darah didalam tubuh, saman sekali tak menurunkan rasa Sesak dan Emosi yang ku rasakan saat itu. Entah apalagi alasan Nadia kekasih ku kini menghabiskan malam berfoya foya, lalu menerima asmara pria paruh baya kedua kalinya. Padahal, aku sudah melakukan semua hal terbaik maupun membuktikan membawa putranya keKota ini agar dekat Nadia dan meneruskan jenjang pendidikan lebih baik disini.

Sungguh tak ku duga kini ia kudapati disalahin satu bilik Toilet Lavartory, tengah asyik bersegama bersama Pria Paruh baya berkulit Gelap yang masih terlihat kekar dan cukup gagah. Rona merah wajah Nadia, terlihat seperti masih menikmati penis Pira itu yang masih menancap sempurna diantara Duduk Nadia diatas Paha kekar pria itu. Sisa belahan dari Pintu bilik toilet yang terbagi Dua akibat terjangan ku, dengan mudah Nadia singkirkan ke arah tempat ku berdiri.

Wajahnya Kaget melihat ku berhadapan dengannya, namun a ku terheran karna sama sekali tak ada usaha maupun niatan darinya untuk bangkit dari Pangkuan Pria itu.

"Ayang...... Kenapa kamu bisa disini.......??? " Sebuah pertanyaan yang konyol, tentunya membuat emosi ku semakin mendidih. Apalagi posisinya kini duduk diatas pangkuan pria tua dan penis Pria itu masih Tertancap sempurna diVaginanya.

Rasa Cemburu mulai hingga mengingat betapa mesranya mereka di lantai dansa tadi, hingga akhirnya sang pria yang sudah Horny menariknya keToilet ini untuk melayani Nafsunya.

Apakah lelaki itu tamu yang telah diMassage Nadia???

Mengapa ia bisa membawa Nadia ke tempat ini???

Apakah aku hanya salah satu 'pria mainan' Nadia seperti gossip beredar saat ini???


Tetapi..........

"TAK!!!!! " Ayunan tongkat kayu melayang tepat di pipi ku.....

"TAK!!! TAK!!! TAKK!!! " Kali ini dengan lebih cepat beberapa kalo memukul bagian pipi ku yang saat itu pandangan ku kearah Nadia dan Lelaki paruh baya itu memudar. Samar mulai terdengar suara tak Asing berkali kali berteriak memanggil ku, Namun entah mengapa sangat sulit aku berpaling ke arah sumber suara itu berada padahal tepat berada disamping ku.

"TAK!!! TAK!!!! Giiiiilll!!!! Ragiiiiilll........ !!!! " Samar terdengar suara seseorang tak asing memanggil ku sambil memukul pipi ku dengan Tingkat.

"Ini sih....... " Kata ku dalam hati, namun perasaan tak karuan ku semakin menjadi Setelah ku sadari adu pandang ku bersama Nadia semakin memanas dengan Nadia.

Bagaimana tidak, senyum naka Nadia mengebang satu tangannya bertumpu diPaha kekar berwarna gelap pria itu lalu Nadia mulai melakukan pinggulnya agar ia merasakan Penis Pira itu bergerak semakin dalam dan ia peras didalam Vaginanya!!!!!!!

Tapi lagi lagi......

"Giiillll!!!! Banguuun....... TAK!! TAK!!! TAK!!!! " Siall!!! Apakah ini??? Tapi mengapa begitu nyata?????? Apalagi melihat gerakan Pinggul kesayangan milik kekasih ku itu. Belum lagi Bibir Vagina Nadia terlihat menyedot nyedot seperti penuh sesak dan memberi sensasi kenikmatan bagi keduanya.

"Ragiiiillll bangunn naaakkk..... TAK!!! TAK!!! " Kali ini suara itu berusaha menyadarkan ku, tongkat kayu yang Ia pukullan kearah wajah ku, benar benar mulai menyadarkan ku dari Mimpi aneh saat ini ku rasakan. Tapi sangat membuat ku terangsang.

"Ragiiiil....... Giiiillll!!!! Dah mau Adzan Subuh!!!!! Banguuun........!!!! Kamu itu calon Imam Keluarga...... Kalau diIndo aja males.... Apalagi diluar negri sana..... Ayoo banguuin!!!! " Perlahan ku buka mata, dari mimpi aneh. Mimpi yang membuat ku Marah, Emosi, tapi sekaligus merangsang.

"Cepet bangun giiil.... Bangun..... Sholat subuh ke masjid sana......" Kata Nenek ku setelah mata senjanya menangkap ku mulai membuka Mata dari tidur ku.

"Semalem kamu pulang jam berapa?? " Tanya Nenek dari mamah, yang sejak ku Kuliah memang lebih nyaman tinggal bersamanya. Aku sendiri masih merenung sambil menatap langit langit kamar. Hampir tak percaya, mimpi tadi terasa begitu nyata.

"Giiillll!!! Nenek nanya..... Tadi pulang jam berapa???? Kamu kenapa melamun nak???" Kata Nenek sambil mengusap Kepala ku penuh kelembutan.

"Oh itu nek.... Anu.... Jam 10 malem...... " Kata ku lalu berbalik badan dan memeluknya yang duduk di samping ku djRanjang, badan ku sendiri masih terbaring di ranjang. Lega rasanya tadi itu rupanya hanya mimpi buruk ku semalam.

Hanya saja...... Mengapa terasa begitu nyata.......??

"Yuk Bangun cuu...... Kita ambil Wudhu terus Sholat Subuh...... " Ajak Nenek ku yang hampir berUsia 90 tahun kepada ku. Tak pernah ku Bantah ajakan maupun Perintahnya urusan ibadah, apalagi sekarang ku mulai nikmati kesuksesan karna selalu Patuh dan berbakti kepada Beliau.



****



Setelah menjadi cucu yang baik di hadapan nenek tercinta, Ragil langsung berpamitan dan menuju rumah yang sebenarnya ia persiapkan untuk Ia tempati bersama Nadia dan Putranya Rizal dimasa depan. Ragil sama sekali tak mau tau masa lalu Nadia, ia juga tak tau menau bahaya dari masa lalu masa lalu Nadia yang akan membuat hatinya terIris tak lama lagi. Terlebih trik dan intrik dari rekan kerja dan orang orang yang mengaku sebagai sahabat dan Teman dihadapan Nadia.


"Dede..... Aldi..... Dias.... Sarapan yang banyak..... Teteh sengaja lho masak banyak buat kalian sama Aa Ragil...... " Kata Nadia setelah setelah salah satu malam terbaiknya Ia lalui dengan Putranya yang Biasa Ia panggil Dede (Rijal)

"Muhun teh..... Ini juga udah kenyang..... Ga tau kalau siDias mah emang perut karet teeeh.... Hehehehe..... " Ujar Aldi yang biasa pendiam, menggoda sepupunya saat itu.

"Kalem makannya tp abis ya.... Hehehe.... " Goda Rijal kepada Dias mengikuti aldi.

"Ssstt... Mun makan.... Jangan sambil ngomong nanti keselek bro.... Nikmati... Ini Rezeki.... " Kata Dias terlihat sangat Khusyuk menikmati berbagai hidangan Sarapan yang disajikan Nadia, sedangkan sepasang kekasih itu menikmati suasana seolah mereka sudah menyatu menjadi Keluarga kecil dengan3 anak remaja saat itu.

"O ia Dede..... " Ujar Ragil kepada Rijal, terbawa Kekasihnya Nadia memanggil Nama Rijal dengan Nama kesayangan.

"Ini Kunci Garasi..... Ini kunci rumah..... Mamah udah pegang kunci juga, takut nanti Dede sama temen temen pulang duluan. " Kata Ragil menyerahkan 2 kunci Rumah itu kepada calon Putranya.

"Ia A..... Nanti Mamah sama Aa pulang jam brapa...?? " Tanya Ragil kepada mereka. Sebuah pertanyaan Simple namun sangat sulit di jawab mereka berdua. Aldi dan Rijal pun menangkap kejanggalan saat Nadia Dan Ragil saling bertatapan.

"Aa... Ituu... Oo... Iaa... Pokoknya mama fokus selsaiin pengunduran diri dari tempat kerja dulu. Pasti malem... Ia kan sayang..... " Kata Ragil yang sebenarnya sangat khawatir Rijal mencari tau profesi Ibunya.

"Ia de.... Pokoknya Do'ain mama ya, selsai mama ga kerja lagi baru mama mulai persiapan nikah sama A Ragil..... " Kata Nadia dengan wajah merona merah di hadapan Putranya.


Rijal yang polos dan Aldi tentu paham rasa kasmaran yang dirundung dia orang dewasa di hadapan mereka. Setelah selsai menikmati sarapan pagi, layaknya ketiga remaja Normal usia 16 tahun mereka berpamitan lalu berangkat keSekolah berjalan kaki. Karna memang tak jauh dari Rumah itu.


"Pokoknya lu ga akan nyesel punya babeh kayak A Ragil Jall!!!" Kata Dias alias Ucok merangkul Ragil.

"Tau dari mana??? " Kata Rijal tersenyum dalam hatinya, menang ia sangat berUntung mempunyai sosok Calon ayah Muda, gagah, tampan dan berwibawa.

"Tanya Aldi orang nya a Ragil gmana...... " Kata Dias.

"Lu pasti belum taukan kisah A ragil waktu muda, sebelum jadi pelaut.... " Kata Dias yang memang sebenarnya mengIdolakan Sosok Ragil yang sudah menganggap Ia sebagai adiknya sendiri.

"Ok bro, nanti lu cerita, sekarang kita ga boleh kecewain orang tua kita...." Kata Rijal yang sangat bersemangat memulai belajar di sekolah.



***



Tanpa mereka bertiga sadari, atas ajakan Ragil. Nadia pagi itu bersama Ragil membuntuti mengikuti mereka bertiga dari kendaraan Roda empat uang mereka tak ketahui. Moment Rijal ditemani Aldi dan Dias melangkah ke sekolah, moment senda gurau mereka menuju sekolah, sampai mereka bertiga menghilang dari pandangan mata Nadia dan Ragil memasuki sekolah. Sebuah kebanggan dan kebahagiaan yang tak dapat diukur oleh apapun.


"Sayaaang..... Aku takut....!! " Erat Nadia memeluk lengan Ragil sambil menangis haru menatap Putranya yang selama ini hampir ia telantarkan bersama Neneknya.

"Sayaaang jangan takut, ada aku selalu disamping kamu..... " Kata Ragil sambil mengusap air mata Nadia, tanpa curiga apa yang Nadia Takutkan saat itu. Hanya saja Nadia menganggukkan kepala lalu mencumbu kening ragil sangat dalam.


Salah satu kehebatan wanita Terpancar saat itu, agar tak membuat Ragil Risau, agar tak membuat Ragil tenang, walaupun sesungguhnya Nadia masih takut Ragil murka dengan apa yang Menekan Nadia selama ini tanpa sepengetahuan Ragil.

"Yuk kita belanja sayang, aku takut siang nanti Dede pulang kerumah duluan... " Kata Ragil menjalankan mobil perlahan setelah gerbang sekolah ditutup pagi itu.

"Ayang nanti siang emang mau kemana...?? " Tanya Nadia manja kepada kekasihnya.

"Hotel baru diSetiabudi dikelola salah satu teman lama ku yaang, ia dan rekan kerja meminta bantuan Management General Kitchen Operation. Hotel baru sii, tp ga tau bakal cepet atau lama aku disana." Kata Ragil menikmati moment kemesraan bersama Nadia dengan hal sederhana berdua.

"Jadi sekarang mending kita siapin sayur atau bahan makanan yang fresh buat dede, Aldi dan Dias..... " Kata Ragil sambil melajukan mobil kearah Tempat biasa Ragil membeli sayur dekat Komplek rumah.

"Eummpptt.... Stock makanan sama Mie kayaknya masih banyak kq yaaang di dapur.... Mang kita mau beli apa?? " Kata Nadia manja, cukup terasa bagi Ragil kini betapa lamanya Nadia jauh dan terpisah dari Rijal Putranya.

"Ya jangan mie dong sayaaaang..... " Kata Ragil mencubit manja Hidung Nadia.

"Kita beli secukupnya Ayam sama Sayuran buat makan siang yang simple buat mereka masak. Ga bagus sayang masa pertumbuhan anak kita udah terlalu sering makan mie." Kata Ragil kepada Nadia.


Mendengar perkataan Ragil, Nadia merasakan benar benar perhatian dan sayangnya Ragil kepada Putranya. Padahal baru beberapa hari bertemu. Lagi lagi rasa ketakutan Nadia akan Ragil berpaling semakin besar, kali ini tak Nadia Ungkapkan hanya saja Nadia semakin tenggelam membenamkan Wajahnya dilegan atas Ragil menyembunyikan tangisnya saat itu.



***



"Neeek!!! Meni sendiri atuh belanja teh!! Gmana kalau jatuh...... " Kata Seorang pedagang sayur, kepada nenek Renta berumur hampir mendekati 90 tahun saat itu.

"Doa keun Salamet, ieu sabaraha sadayana Jaang??? " Tanya nenek itu kepada Mang Jajang penjual sayur yang mengenal cukup dekat.

"Wios 25500 nek.... " Kata Mang jajang, lalu menyerahkan kembalian kepada nenek renta itu. Mang jajang teringat sosok Ibunya dulu, mang jajang juga bingung kemana Cucu sangat nenek yang biasa mengantarnya.

Dan Tiba tiba.....

Langkah tak stabil sang nenek ditambah buramnya penglihatan matanya, tak sengaja tersandung Batu cukup besar dihadapannya......

Sontak sebuah kalimat pamungkas terlontar dari sang nenek yang terlampau terkejut dan Sakit bersamaan di area kaki yang saat itu hanya mengenakan sendal.


"ANJING!!!!! " setengah menjerit sang nenek ucapkan saat merasakan Sakit dan Terkejut bersamaan diarae kakinya.


Tubuh sang nenek langsung semakin berat jatuh ke depan, matanya jelas melihat lantai Aspal serta batu krikil yang beberapa detik lagi akan telak nenek cumbui saat itu karna tangan Kanan memegang Tongkat kayu dan Tangan Kiri nya memegangi keresek berisi belanjaan dari mang jajang.tapi..........


"Neneeeekk!!!! " Jerit Nadia yang langsung sigap menjatuhkan Tubuh lebih rendah dibawah sang nenek karna tak sempat andai kedua tangannya menggapai apalagi menarik lengan nenek agar tak terjembab ke aspal berkerilil.

"BRUGGG!!!! " Tubuh dan wajah sang nenek terlindungi Tubuh Nadia saat itu. Sehingga Nadia benar benar menyelamatkan sang Nenek dari kecelakaan yang Fatal.


"Hatur nuhuun cuu....... Incu gpp??? Pasti punggung Incu sakit ya???? " Kata sang nenek sambil mengusap Punggung Nadia.

"Sakit dikit nek, tp nenek gpp??? " Tanya Nadia. Dibalas senyum oleh sang nenek, sangat senang diselamatkan wanita secantik Nadia. Apalagi merasakan sentuhan Lembut Nadia serasa mengobati kerinduan Sang nenek kepada cucu cucunya.

Terlebih lagi saat Nadia membetulkan Hijab yang sempat berantakan sang nenek, tertarik saat hendak terjatuh tadi. Merasakan lembutnya senguhan dan Perhatian Nadia, sang nenek semakin pemasaran siapa wanita cantik ini. Apa ia sudah menikah?? Atau ia belum punya pasangan?? Ah lebih baik nenek cari tau sendiri.......


"Cuu.... Boleh nenek minta tolong sekali lagi??? " Tanya nenek kepada Nadia

"Ia boleh nek.... Apa yang bisa Aku bantu??? " Tanya Nadia kepadanya

"Tuntun nenek pulang yuk, nenek takut nanti kesandung trus jatuh lagi..... " Pinta nenek kepadanya.

"Oo ia boleh nek..... Tapi..... " Kata Nadia sambil celingak celinguk mencari Ragil kekasihnya yang tak kunjung tiba memarkirkan mobil cukup jauh karna pagi itu cukup ramai.

"Udah neng, anterin aja dulu!!! Nanti kalau ada yang nyari biar Mamang kasih tau Neng nagnter nenek Diyah pulang!!! " Kata Mang jajang yang khawatir kalau nenek akan jatuh lagi.

"Ia atuh, makasi ya Mang....." Kata Nadia, yang panik kalau nenek itu terluka atau kembali limbung saat berjalan sambil segera menuntun sang nenek berjalan menyusuri Gang yang Asri area perumahan itu.



"Siapa nama mu cuu.... Nenek perasaan baru liat kamu disini....?? " Tanya nenek kepada Nadia.

"Nama saya Detty nek..... Saya emang baru pindah kesini sama Putra saya.... " Jawab Nadia tanpa sadar ungkapkan Identitas aslinya bersama Putranya kepada sang Nenek yang mengingatkan Nadia kepada Sosok Alm.Neneknya Dulu saat ia SMP.


Dalam hati sang nenek berkecil hati karna Ia tau Nadia memiliki putra atau anak, berarti ia telah bersuami. Tetapi sang Nenek tetap tenang, padahal dalam hatinya ingin sekali ia menjodohkan Nadia bersama salah satu Cucu kesayangannya saat itu.


"Mang jajang!!! Liat wanita berambut agak pirang ga tadi belanja sayur kesini??" Tanya ragil langganan mang Jajang saat itu, karna ia memang mengarahkan Nadia belanja di tukang sayur langganannya.

"Aduuh adeeen Ragil teh kamana wae atuh, tapi untung deeen untuuung!!!! " Kata mang jajang bersyukur.

"Untung gmana mang?? " Tanya ragil mengerutkan keningnya.

"Untung cewek den ragil tadi Nyelametin nenek den ragil. Tadi nenek Diyah jalan kesini belanja keMamang..... " Ragil langsung menepok Jidatnya sendiri, sudah ia wanti wanti nenek tersayang yang seperti Ibu kandung nya itu agar jangan berjalan sendiri.

"Nuhun Mang!!! Saya susul nenek dulu takut kenapa napa..... " Kata Ragil langsung berlari menyusul Kekasihnya yang tanpa sengaja sudah berkenalan dengan Neneknya.


***


Dari jerak cukup aman menyusuri gang dekat rumah, ragil menatap betapa lembutnya Nadia membukakan pagar rumahnya, tepatnya rumah Ragil tumbuh besar bersama neneknya yang lebih sering menghabiskan waktu bersamanya.

Posisi Ragil di keluarga besar nenek Diyah adalah Cucu kesekian dari 12 Putra Putri nenek Diya. History nenek Diyah adalah wanita kelahiran tahunn 1930 menikah di usia 16 tahun dengan almarhum suaminya, karna khawatir saat itu akan dibawa tentara Jepang pada massa penjajahan.

Ke 12 Putra putri sang nenek sudah hampir tersebar diseluruh penjuru Negri ini, sedangkan Cucu dan cicit sang nenek sudah hampir mencapai puluhan andai didata. Namun dari sekian banyak Putra putri yang sukses dari berbagai Karir dan Statusnya. Sang nenek lebih suka menghabiskan massa tuanya bersama keTiga Cucu dirumah sederhana nanti Asri. Salah satunya Adalah Ragil Prasetya.


"O ia cu.... Kamu ga buru burukan???? Nenek buatin teh dulu.... Duduk dulu disitu.... " Kaya nenek meminta Nadia Duduk di ruang tamu.

"Adu nek jangan, nenek duduk dulu.... Biar Nadia yang buatin minum buat nenek.... Ada yang sakit nek pas jatoh tadi....?" Tanya Nadia namun matanya melotot membelalak menatap Foto keluarga dan salah satu Foto cukup besar diBingkai sang nenek bersama seseorang yang sangat ia Cintai dan Ia Sayang saat itu.

"Minum nenek di meja makan cuu.... Kalau mau buat teh, ada dilemari.... " Kata nenek sambil duduk mengusap bagian kaki yang tersandung tadi.

"Ini nenek minumnya, Detty minum air putih aja gpp..... " Kata Nadia alias Detty sambil memandangi Foto Ragil bersama sang nenek lalu beberapa foto keluarga dan Cucu sang nenek.

"Itu cucu nenek cuu.... Ia baru pulang dari Amerika, tapi kasian.... Selalu patah hati..... Hehehehehehe...... " Kata nenek ke arah Foto Ragil yang berfoto dengan sahabatnya dari berbagai Negara.

"Kalau gitu...... Nenek....... " Sambil menatap Sang nenek tersenyum manis walaupun giginya tak utuh lagi.

"Assalammualaikum neeek!!!!! " Kata ragil seraya masuk lalu duduk berjongkok di samping Nadia.

"Nenek gpp??? Kang Ruslan kemana nek??? Untung ada Nadia nek..... Tadi Mang jajang cerita nenek ampir jatoh kesandung..... Duh sayaaang.... Memar ni kaki nenek.... Bentar aku ambil kompres dulu." Nyerocos mulut Ragil bagai senapan mesin memuntahkan seluruh perasaanya panik akan hal buruk menimpa neneknya tersayang tadi.


Senyum Sang nenek semakin mengembang, karna ia juga memang cukup bandel tapi bebas berada dirumah peninggalan Suaminya. Apalagi rumah itu menyimpan banyak kenangan Indah baginya, tak heran andai sang nenek hanya tersenyum. Hampir sama dengan sang nenek yang tersenyum, kali ini entah berapa kali lagi lagi Nadia jatuh cinta kepada ragil pagi itu.

Sampai tak terasa, perkenalan Nadia alias Detty sangat indah dengan salah satu anggota penting bagi kehidupan ragil. Setelah bertemu kang Ruslan yang baru saja pulang berolah raga, Ragil dan kekasihnya berpamitan.

Walau tak terungkap, tapi Sang Nenek dan Kang Ruslan sudah bisa menebak hubungan apa yang terjalin antara sepupu dan wanita Sexy berpinggul Indah pagi itu.


"Ya udah Gil, tenang aja..... Aku dines Sore kq, kalau nenek ada apa apa pasti ku temenin." Kata kakak sepupu ragil meyakinkan Ragil.

"Ia Kang, aya nanaon kabaran we, ke abi langsung balik ka Imah..... " Kalimat Khas Adik sepupu Ruslan baik ditelp saat ia berlayar maupun dirumah selalu sama. Ruslan tentunya paham sesayang apa Adiknya itu kepada sang nenek.



****



Kecupan hangat dikening Nadia yang diberikan Ragil sebagai pertanda betapa dalamnya rasa Cinta Ragil kepada Nadia. Namun seperti biasa Nadia dengan lihai menutupi ketakutan, resah dan perasaan bersalah kepada Calon Suaminya. Melangkahkan kaki ke tempat Nadia bekerja sehari hari, Nadia berusaha menyembunyikan sejuta perasaan yang sebenarnya tak ia inginkan untuk berada disana.

Berbohong Salah Jujur malah tambah salah......

Sebuah pepatah paling tepat menggambarkan apa yang harus ia ungkapkan kepada Ragil saat ini. Namun berbeda bagi para lelaki yang memandang Nadia berjalan tenang menuju Tempat Spa tempat ia bekerja, kulit hitam manis Eksotis, Pinggul yang Membuat sempurna, serta keAyuan khas Jawa Barat. Memancarkan AURA Sex cukup kuat yang terpancar dari Nadia, belum lagi Service Service Pro ala wanita Malam dan simpanan Boss boss besar. Sangat memumpuni Skill Nadia memanjakan setiap lelaki yang Jengah dengan rutinitas maupun tekanan di tempat kerja mereka.


"Naah ni Dia ada...... " Ujar Paijo saat melihat Nadia memasuki tempat Spa namun masih mengenakan pakaian santai tapi sopan.

"Kalau gitu.... Biar saya dulu yang diMassage sama Mbak Nadia!!!! " Seringai Ilman, yang memang pernah merasakan Skill serga Service terbaik Nadia.

"Waaah ga bisa gitu dong...... Tempo hari kan elu bro.... Skarang bagian gua nih..... " Ujar Paijo kepada Ilman sahabat kentalnya dalam urusan perlendiran.


Dalam hati Nadia andai tak mengingat utang serta janjinya kepada Rita, Ingin sekali menampar kedua Remaja yang hampir seumuran anaknya itu. Betapa tidak, beberapa hari yang lalu setelah diRangsang Ilman habis habisan. Akhirnya Nadia serta Vita harus mandi cukup awal karna mereka berdua berhasil merasakan Kehangatan Tubuh mereka berdua dipelukan remaja kemarin sore.


"Kak Icha aku salin dulu ya, kalau ada Tamu sorry aku pending dulu..." Ujar Nadia yang benar benar disergap perasaan tak rela dan bersalah andai harus dikerjai mereka berdua lagi.

"Ia dek..... Tenang aja, biar aku yang Handle..... " Ujar Icha yang merasakan gelagat Nadia sedang tak Mood melayani pijat kedua remaja di hadapannya.


Tanpa banyak berbasa basi Nadia langsung melangkah masuk kedalam ruangan, sampai akhirnya berjalan menaiki 2 lantai bangunan tiba di lantai 3 menaiki tangga. Dalam pikirannya saat ini hanya Rijal dan Ragil, entah harus bagaimana ia bisa keluar dari tempat kerjanya itu tanpa ada masalah di masa Depannya nanti.

Lebih dari 30 menit berlalu, setelah bertukar pesan dengan Ragil dan Putranya, tiba tiba suara Assistant Resepsionis menyampaikan Pesan kepada Nadia karna kali ini Icha yang berada dibawah meminta disambungkan kepada Nadia.


"Dek!!! Yakin nih job ga akan diambil??? " Tanya Icha

"Aku lagi ga mood deh kak, lagian mereka itu mesum bgt.... " Tolak Nadia secara halus.

"Mereka udah masukin DP 5 JT lho dek..... Trus ready diOuting Tempat.... " Goda Icha yang sebenarnya sudah mendapat Persenan Tips Cukup besar dari Ilman maupun Paijo andai bisa membujuk Nadia.

"Hmm, bentar..... Aku pikirin dulu ya kak, takutnya situasi ga aman... " Ujar Nadia, yang sebenarnya tergiur dengan Jumlah Komisi Pijat cukup besar di luar tempat ia Kerja saat ini.

"Ok deh kak, aku ambil.... Tp bilang sama mereka nanti aku salin disana...... " Ujar Nadia setelah melihat Bon yang telah diLunasi dan tergiur jumlah Komisi yang dijanjikan.

"Naah gitu dong say.... Kan lumayan buat modal nikah..... Hihihi.... " Ujar Icha, yang pada hal ia ada rencana sendiri agar bisa perlahan menjatuhkan Nadia di hadapan Ragil saat itu.

"Ya udah, aku siap siap bawa perlengkapan, dibawah nanti kita bagi Komisi dari mereka...... TUUUUUUTT!!!! " ujar Nadia yang langsung menutup sambungan Telfon saat itu.


Trik dan Intrik memerubah Orderan memang sudah jadi makanan sehari hari staff Spa, terlebih lagi sangat pemilik hanya mengandalkan pemasukan. Tanpa tau seluk beluk siapa tamu mereka, Icha sendiri memanfaatkan situasi dan informasi akan skill Nadia.

Hanya saja, dalam hati Icha masih mengganjal mengapa pada tamu sangat tergila gila dengan service Nadia.





POV RIJAL





Waaaahh..... Gini ya rasanya sekolah di kota..... Semua ga seburuk apa yang saya bayangin pagi tadi saat melangkah masuk ke sekolah ini. Setelah jam belajar berakhir, uang saku yang mama berikan lebih banyak dari biasanya. Ku gunakan bersama Aldi dan Diaz untuk menikmati Bakso bersama mereka Siang itu.


"Anjirt Madep kieu Mang Baso na!!!!! Apalagi dikasih pedes.... Polll Anjrit.... Nikmat.....!!! " Ujar Dias sambil mengelap keringat yang mengucur diDahinya.

"Jal!!! Ga doyan sayurnya bro??? Sini Buat gua aja.....!!!! " Ujar Dias setelah melihat tumpukan sayur yang sengaja ku pisahkan dimangkok. Sedangkan Aldi, tengah Asik menatap keSebrang jalan yang merupakan Hotel yang berada di samping Sekolah kami.

"Ambil aja Cok.... Gue emang ga doyan sayur!!! " Kata ku kepadanya sambil mendorong sedikit piring ku lebih dekat kepadanya. Akan tetapi........


Beberapa detik entah mengapa Aldi menatap ku seperti menatap Hantu saat itu, wajahnya memerah lalu menyuapkan sesendok Bakso namun secara perlahan kedalam mulutnya. Karna penasaran, ku fokuskan mata ku beberapa detik keSebrang jalan tepat ke arah Hotel yang Aldi tatap sedari tadi.


"Si Aldi kenapa yah?? Perasaan ku dia kq jadi aneh....?? " Kata ku berbicara pada diri ku sendiri.


Sekitar sepuluh detik kemudian, aku mencuri Pandang kearah Aldi yang dengan tegang perlahan mengintip keSebrang Jalan tepatnya sisi Kanan Hotel. Karna penasaran, dengan cepat ku arahkan Mata ku ke arah sama persis tempat Aldi memandang keSebrang jalan.


"MAMA!!!! Tapi masa iya sih!!!! " Pandangan ku terhalang lalu lalang kendaraan yang bergerak ke arah Utara kota ini. Belum lagi beberapa mobil terparkir, membuat pandangan ku terganggu.


Sampai akhrinya.....

Itu benar benar Mamah mengenakan mengenakan celana Jeans Selutut, serta Kaos ketat diPadu dengan jacket. Seorang remaja mengenakan celana Seragam hampir seumuran ku berada di sampingnya. Remaja itu mengantar mama sampai masuk kedalam Mobil yang ku pikir itu Taksi Online.

"Mama abis ngapain ya siang siang gini keluar lobby Hotel?? "

"Kq sama remaja?? Apa mama menjemputku pulang sekolah??? " Beberapa pertanyaan mulai hinggap didalam kepala ku. Sampai aku baru sadar, Aldi menyadari aku melihat apa yang ia lihat saat itu. Dari tatapan Aldi, aku hanya bisa membaca ia sangat bersimpati kepada ku.

"Jal!!! Itu Baksonya ga lu makan juga??? " Ujar Diaz yang mengagetkan kami berdua. Namun tak ku Gubris, sampai akhirnya aku melihat pemandangan yang membuat Hati ku benar benar gundah gulana.


Setelah mengantar dan berjalan santai memasuki mobil, bisa ku lihat cukup jelas pria itu beberapa detik membungkukkan tubuhnya cukup lama sampai setinggi kaca Mobil bagian penumpang.


"Apa yang mama lakukan???? Apa iya kalau itu saudara atau rekan mamah harus seIntens itu....!!!! " Pikir ku, karna selain mengobrol bisa jadi Mama berciuman dengannya saat itu. Karna ku yakin, hanya Supir yang bisa melihat jelas apa yang mereka lakukan disana.


Pikiran ku kembali terbawa mengingat memory beberapa kali kenakalan mama sewaktu masih di kampung. Namun kali ini, aku cukup terkejut dengan kenakalan mamah yang padahal bisa dibilang calon suami atau ayah tiri ku sudah mendekati sempurna.

Sampai akhirnya.....


"Bro..... Baksonya elu mau makan ga? Lu liat apaan si ampe serius gitu..... " Ujar Ucok mengagetkan ku, lalu matanya ikut menatap keSebrang, ke arah sebelah kanan yang ku Yakin Mamah berada didalam mobil yang terparkir di lobby Hotel tersebut.

"Ia ia... Nii lu makan aja Cok, gila pedes bgt, gua ga kuat..... " Kata ku sekenanya sambil menatap, pria itu tersenyum puas lalu melambaikan tangannya ke arah mobil itu.

Tak terbayangkan andai Diaz juga melihat apa yang ku lihat bersama Aldi saat ini, kalau pun aku bangkit berdiri dan menghampiri orangbyang ku kira mama. Aku yakin mama pasti menghindar atau bahkan malah aku tertabrak di jalan Satu arah di jam jam sibuk seperti saat ini.

Satu satunya cara menemukan kebenaran, adalah melihat langsung Pakaian yang Mama kenakan saat pulang kerja nanti.




POV RAGIL




Peraturan dan Privasi Tamu serta pada therapis, rupanya ketat juga ya!!! Padahal, sejak jam 11 gua dah coba booking calon Istri gue sendiri buat pijat siang ini. Tapi sengaja, minta bantuan temen buat booking supaya surprise buat Doi hehehhe.....


Namun hasilnya, sekarang udah jam 14.00 lebih ga ada tanda tanda juga kalau Nadia selsai dengan Tamu pertamanya. Mending ku cegat aja deh deket tempat Spa..... Siapa tau pas dia balik, bisa sekalian makan siang bareng diRoom.

Sampai sekitar 10 menit kemudian menunggu, hampir tanpa ku sadari dari sebuah taksi Online berjenis kendaraan City Car. Wanita pujaan hati ku turun dan memasuki tempat ia bekerja cukup cepat. Tanpa basa basi, aku segera menyusul karna sudah cukup lama ku menunggunya kembali saat ini.


"Siang Ragil!!! Haii..... Bisa pas banget dateng barengan!!! " Sapa Icha Resepsionis tempat Nadia bekerja.

"Ia cha... O ia, Nadia kemana cha??? " Tanya ku karna tak sabar bertemu calon Istri ku.

"Nah itu dia, tadi ada orderan dari Nyonya Liem..... Sekarang dia lagi makan siang dulu sama Istirahat. Kamu mau nunggu dulu Giiil??? " Ucap Icha menjelaskan panjang lebar, namun cukup jelas bisa ku lihat bayangan Tubuh Nadia dibalik Dinding meja Resepsionis.


"Ada apa ini??? Kenapa Icha ngumpetin Nadia dari aku??? Kenapa juga Nadia Ga mau nemuin aku??? " Beberapa pertanyaan mulai menghantui ku, namun segera ku kuasai diri agar Icha ga curiga aku tau Nadia bersembunyi dari ku.

"Gitu ya, ya udah deh aku nunggu diluar aja.... Sekalian nemuin temen lama. Kalau dah Ready tolong sampein aku tadi mau ngajak makan siang. " Kata ku sambil bersiap berlalu dari hadapannya.

"Ok giil tenang aja, kalau Doi ga mau.... Aku juga siap ka service kamu..... " duerrr!!!! Sebuah bisikan tawaran yang cukup menggiurkan. Tapi tidak untuk saat ini.

"Ok, gampang.... Aku ke depan dulu ya cha..... " Kata ku langsung melipir, karna sadar Mobil taksi yang mengantar Nadia Tadi masih terparkir dan supirnya tengah Asik ngopi diwarung tak jauh dari sana.


***



"Manteb bener tadi mang dapet muatan...... Saya susulin ehh lagi makan siang siDo'i mang..... Hehehehe...... " Sapa ku mencoba akrab dengan supir Taksi Online, yang tadi mengantar Nadia. Berharap dapat Informasi dari sang supir.

"Ya iya laah istirahat, kalau digeber nanti dianya keburu capek hehehehee....... " Ujar sang supir sambil bercanda, membuat penasaran.

"Iya juga si mang, pasti capek kalau dapet tamu ibu ibu ya... " Kata ku sambil menyodorkan rokok yang ku miliki, lalu disambut baik olehnya dengan menarik sebatang rokok yang ku tawarkan.

"Ibu ibu dari hongkong.... Orang dia tadi abis dianter tamunya bocah abg....... Hehehehehe........ " DUARRR!!!!! cukup Shock aku mendengar keterangan sang supir taksi online ini. Sambil gemetar dan menguasai diri, ku pesan segelas kopi sambil meneruskan mengobrol dan terus mengorek informasi darinya.





BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd