Aku sungguh tidak mengerti dengan kelanjutan hubungan ku dengan Lili, kadang dia begitu manis dan pahit. Dalam bulan ini dia sudah 2 kali di antar jemput si Gorilla.
Siang itu aku di kontak melalui HT oleh kantor, aku di suruh ke kantor untuk mengajarkan sedikit soal aplikasi permintaan order material ke seorang karyawan baru. Seorang karyawan bagian administrasi masuk hari itu.
"ah paling karyawan yang baru itu jelek dan kampungan"Guram ku kesal
Setelah mengintruksikan Mandor aku segera bergegas ke kantor. Dengan raut kesal aku menuju ruangan yang di peruntukan untuk Admi itu, di lorong kantor aku bertemu dengan Ira, ia tersenyum melihat aku sedang kesal.
"Kenapa sih, kok cemberut"Kata Ira
"Tuh aku di suruh ngajarin anak baru"Jawabku
"Masak di suruh ngajarin cewek cantik kesal gitu"Ucapnya
"Cantik dari Hongkong"Ucapku
"Cantik dan montok banget loh"Bisik Ira padaku
Akhirnya aku sampai di pintu ruangan Admin, setelah mengetuk dan membuka pintu itu, aku terdiam bagai patung.
"engkau bagai air yang jernih di dalam berkas yang berdebu
zahirnya kotoran itu terlihat
kesucian terlindung jua
cinta bukan hanya di mata, cinta hadir di dalam jiwa"
Lantunan lagu itu mengiringi ke takjuban ku melihat sosok yang berdiri pas depanku itu.
"Woyyyy.. bengong ajeee"Tegur Kak Indri, dan membawaku kembali ke alam nyata
Kak Indri adalah KTU kantor tempat ku bekerja.
"Aku ngak mimpi ya?Ucapku dengan memasang wajah kebingungan.
"Kamu kenapa sih??"Tanya Kak Indri
"Ya aneh aja,masak ada bidadari di tengah hutan begini"Terangku, sambil memandang sosok yang berdiri di depanku.
"Kamuuuuuu yaaaaaa ihhhh, aku pikir ada apa ihhhh"Ucap Kak Indri kesal
"Tuh kenalin Admin baru buat gudang, tapi jangan berjabat tangan"Lanjut Kak Indri
"Kalau tidak berjabat tangan, ya tidak resmi dong kenalannya"Ucapku sambil tersenyum
"Merry"Ucapnya manis menerima uluran tanganku
"Zacccckkkyyyyy"Ucapku
"Mhmmmm... mhmmmmm.. mhmmm"Suara yang terdengar dari Mulut Kak Indri
"Sudah.. sudah.. lama amat sih jabatan tangannya"Lanjut Kak Indri
"Iya harus dong, biar meresap di jiwa"Terangku sambil mengedipkan mata ke Kak Indri
"Tak usah di hiraukan gombalan si Zacky ini"Kak Indri berkata pada Merry
"Aku tidak pernah gombal kok Mer, aku selalu jujur apa adanya padamu"Terangku sambil tersenyum lagi ke Kak Indri.
Hari itu aku habiskan untuk mengajari Merry aplikasi. Anaknya enak dan baik menurutku, yang paling membuatku terpukau adalah wajah dan senyum manisnya itu.
"Sepertinya aku jatuh cinta nih"Ucapku ke Kak Indri saat ambil absen pulang.
"Kamu itu ya.. Lili dan Ira mau kamu apakan? maruk banget sih jadi orang"Tanya Kak Indri kesal.
"Mereka semua temen kok, aku kan ngak pacaran sama mereka beeeekkkkkk"Jawabku girang
"Dasar anak muda, ngak bisa lihat cewek manis dikit aja.."Lanjut Kak Indri
"Bukan manis dikit Kakkkk.. Manis buangggeeettttt"Balasku sambil tertawa
"Kakak laporin Lili dan Ira loh ntar"Ancamnya
"Ngakkk takutttt tuhhhhh hahaha"Kataku sambil berlari.
Hari - hari selanjutnya aku lebih sering menghabiskan waktu ku di kantor ketimbang di lokasi, alasan mengajari Merry membuatku sering berada di ruangan Admin, Kak Indri dan Kak Wati sering mengejekku karena berusaha memodusi Merry.
"Udah ngak usah di tangapi si Zacky, ceweknya banyak"Ucap Kak Indri, saat aku duduk di samping meja Merry.
"Ngak kok Mer, aku masih jomblo kok"Terangku
"beeekkkkk jomblo dari Hongkong, tu si Lili sama Ira mau di apain, masak punya cewek 2 duanya satu kantor sih, mana mau lagi tuh si Lili sama Ira di madu, bego amat"Terang Kak Indri menyudutkan ku.
"Mereka itu cuma teman kok Ibu Boss yang cantik"Jawabku santai.
Hubunganku dengan Merry semakin hari semakin dekat, Merry pun tak canggung lagi aku antar dan jemput ke kantor. Lili di jemput dan di antar si Gorilla tidak membuatku kesal dan cemburu lagi, aku sudah tidak mau tahu lagi soal Lili, buatku Merry lah yang penting saat ini. Sempat beberapa kali Kak Wati bertanya padaku soal Lili, tapi aku selalu mengubah topik pembicaraan.
Di Perkebunan ini banyak sekali pekerjanya, wanita dan pria. Di bagian perawatan kebanyakan yang bekerja adalah wanita, baik yang tua maupun yang muda, yang penting punya tenaga dan mau bekerja keras. Salah satunya adalah bagian Pembersihan Piringan (Garuk Piringan). Rombongan bagian itu di pimpin oleh Buk Emi yang sekaligus Kontraktor pekerjaan itu. Buk Emi ini adalah seorang janda, suaminya sudah lama meninggal. Buk Emi selalu mendampingiku saat aku datang mengawasi langsung pekerjaan anak buahnya, dan selalu mengikuti ku saat masuk ke dalam lokasi untuk menjelaskan mana yang sudah di kerjakan dan yang belum di kerjakan. Buk Emi ini adalah pribadi yang baik, tapi agak sedikit genit menurutku. Ia sering bercanda mengarah ke urusan ranjang saat situasi sedang sepi.
"Kok belum kawin juga sih Pak, nanti berkarat loh kalau ngak di pakai"Ucapnya saat berada di tengah lokasi yang sepi
"Ah ngak kok Buk, masih seperti biasa"Jawabku santai
"Ibuk kali yang berkarat karena tidak di aliri pelumas hahaha"Timpa ku
"Kalau itu berkarat, kan masih ada ini"Jawabnya sambil menunjuk bibirnya
"Mana enak itu, enakan yang itulah"Lanjutku sambil menunjuk selangkangannya
"Sama enaknya kok Pak"Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ah Ibuk ada ada saja, saya ke kantor dulu"Ucapku sambil pergi meninggalkannya di tengah lokasi itu
Aku sudah sangat bernafsu sekali karena ulah Buk Emi tadi langsung memaju Motor Trail ku, tujuanku adalah mencari pelampiasan, ya aku langsung menuju ruangan Ira. Ruangan Ira terpisah dengan ruangan kantor lainnya, aku pun langsung masuk dan mengunci pintu ruangan itu, Ira tampak kaget saat aku datang dan langsung menyerbunya.
"ihhhh apa apan sih, ini kantor tauu"Ucap Ira, saat ku peluk dari belakang
Hari itu Ira mengunakan rok setinggi lutut dan kemeja. Aku terus mencoba memainkan payudara Ira dan menciumi lehernya.
"Duhhh.. kamu kenapa sih, datang - datang langsung main serobok aja?"Tanya Ira saat aku mulai melepaskan kancing kemejanya.
"Aku lagi nafsu banget nih, abis nonton bokep nih"Jawabku
"Jadi aku cuma tempat pelampiasan mu saja"Tanya Ira dengan mata berkaca.