Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Galih ini :ngupil: tergolong spesies unik yaa, macam miss Anna tanpa busana tak ada reaksinya. kalau nggak mau di anggap gay atau nggak poten, rasanya ada semacam tombol khusus :bata: didalam tubuh Galih hanya untuk :konak:kebangkitan nya.​
 
mantap si galih,kuat banget nahan imron waktu di suguhi tubuh miss ana,
tak pikir tokoh tante petris adalah orang yang sombong,ternya eh ternyata,baik sekali dan suka menolong perjaka😆😆😆
btw,terasa cepet banget ya,baca episode yang ini,✌✌✌✌✌
 
Terima kasih hiburannya om marucil. Cerita yang menarik
 
Galih ini :ngupil: tergolong spesies unik yaa, macam miss Anna tanpa busana tak ada reaksinya. kalau nggak mau di anggap gay atau nggak poten, rasanya ada semacam tombol khusus :bata: didalam tubuh Galih hanya untuk :konak:kebangkitan nya.​
harus pake kunci om oyes biar Galih bisa
:konak: nah untuk dapet kuncinya tuh harus bertapa di 7 gunung, berendam di 7 mata air, dan tenggelam di 7 samudra. nah habis itu pasti dapet kuncinya


kalau gak kunci surga yah kunci neraka..
 
harus pake kunci om oyes biar Galih bisa
:konak: nah untuk dapet kuncinya tuh harus bertapa di 7 gunung, berendam di 7 mata air, dan tenggelam di 7 samudra. nah habis itu pasti dapet kuncinya


kalau gak kunci surga yah kunci neraka..
mungkin di sini lha:pantat: lubang kuncinya... macam Ergi nya om @AndreDiaz
:pandaketawa:

*bilangin:bisik: tante Ana ahhh...​
 
galih bisa nahan soalnya tiap hari liat mamanya yg super sexy nan menggoda..
btw makasihbom updateannya..
 
One Shot #3
Taxi Driver
"Ohhh Noni Bule"



“Anterin ke Dahlia Residence ya mas” Pinta seorang wanita yang dipanggil Tante oleh pemuda diluar tadi

“B-baik bu, tapi ambil jalan muter ya, soalnya jalan ke sana kayaknya agak macet kalau jam segini.” Terang sang supir sambil melihat jam tangannya yang menunjuk pukul 17.25

“Iya gak apa – apa kok.” Jawab wanita bertubuh semampai sambil meletakan tasnya, “ Oh ya mas, kalau misal nanti saya ketiduran tolong di bangunin yah” Pinta wanita tersebut dengan ramah

“Tenang saja bu.. K-kita jalan ya..”

Sang supir sempat terbata ketika mengetahui wanita yang dikiranya bule rupanya bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Namun bukan itu saja yang membuatnya terpana hingga mesin mobilnya mati karena salah menginjak kopling, tetapi karena wajah wanita yang duduk disisi kiri bangku belakang memang cantik adanya. Dengan dagu tegas, hidung mancung dan rambut kecoklatan yang tergerai dan sedikit basah.

Sekilas lelaki yang sibuk memutar tuas kemudi itu melirik wajah wanita yang tengah sibuk mengusap layar gadget-nya melalui spion tengah. Memang cantik batin sang supir. Tak lama wanita itu melakukan sebuah panggilan telepone hingga sang supir akhirnya mengetahui nama dari pemilik wajah ayu bak bidadari, Patricia. Sebuah nama yang cocok dengan perangainya yang anggun

Ingin rasanya si supir berkenalan dengan wanita itu, sekedar menanyakan kabar, sok kenal lah sekedar tanya nama atau apa tanya apa saja seperti yang sering ia tanyakan pada penumpangnya yang lain. Tapi lidah lelaki itu seperti kaku dan dan terbelit, tak tahu harus menanyakan apa. Belum lagi wanita seperti itu pasti dari kalangan atas – terlihat dari tas mewah yang di letakkan di samping tubuhnya dan wewangian harum dari parfum mahal – yang tak akan sudi bercengkrama dengan lelaki seperti dirinya.

“Mas Juki sudah lama jadi supir taxi?”

Dalam diamnya mencari kata kata yang pas untuk menyapa, lelaki itu terperanjat ketika penumpangnya justru yang memulai bertanya, “ Loh, D-dari mana ibu tahu nama saya?”

“Masnya bagaimana toh, lah itu kan ada tanda pengenal mase di dasboard.” Jelas Patricia menujuk tanda pengenal supir dengan bibirnya. Hal itu membuat lelaki bernama Juki itu seketika terlihat bodoh.

“Ohhh... iya ya. ... belum lama sih bu ... hampir setahun lah bu...”

“Sudah nikah?” Pertanyaan itu membuat Juki makin salah tingkah, tak pernah sekalipun penumpangnya menanyakan hal pribadi selama ia berprofesi sebagai supir taxi

“B-belum bu..”

“Ohh...”

“.....”

“.....”

Lelaki itu menceritakan bagaimana ia terdampar di kota ini, bagaimana ia berjuang untuk keluarganya di kampung dan bagaimana tentang kisah asmaranya. Namun, belum selesai Juki menceritakan tentang kisah cintanya – yang kandas lantaran tak dapat restu dari ibu kekasihnya hanya karena dia supir taxi – wanita ramah bernama Patricia itu sudah tertidur lelap. Lagi pula, siapa juga yang mau mendengarkan kisah cinta dari seorang supir taksi dengan tampang pas – pasan seperti Juki. Tetapi lelaki itu tak kesal sedikit pun, justru senang karena dia bisa membuktikan, bahwa tidak semua wanita cantik itu sombong, dan tidak semua orang dari kalangan atas tidak mau mendengar.

Meski sebelumnya berkata untuk mengambil jalan alternatif agar terhindar dari macet, lelaki yang belum genap setahun menjadi supir taxi pada Yelow Bird itu tetap saja salah salah dan terjebak kemacetan sore ini. Tapi semua itu tak mengapa, karena saat ini taxinya di tumpangi oleh salah satu bidadari yang kabur dari kahyangan dalam benaknya ia terkekeh bangga.

Hari masih belum terlalu gelap. Langit masih memancarkan semburat jingga yang membuat wajah wanita di belakang terlihat jauh lebih indah. Juki kembali melirik kaca spion tengahnya, memandangi wajah cantik yang tersandar pada kaca jendela belakang. Gila bener dah, mimpi apa gue semalem dapet penumpang kaya gini. Berkali – kali Juki bergumam, memuji kecantikan wanita yang bibirnya mulai terbuka, tanda sang wanita mulai pulas.

Kekaguman itu kian berubah menjadi khayalan mesum. Bahkan lelaki berkulit gelap itu mulai membayangkan bahwa dia merupakan pengemudi taksi palsu, dan wanita di belakngnya adalah calon korban yang akan dia garap di dalam mobil sembari jalan. Tetapi Juki mencoba membuang pikiran kotor itu kala ia kembali melihat wajah itu, wajah anggun penuh wibawa yang nampak begitu terhormat. Tidak mungkin ia menyamakan wanita dikursi belakangnya dengan wanita pinggir jalan yang rela membuka selangkangannya hanya dengan selembar 50 ribu.

“Cakep sih capek, tapi jangan lo samain kaya perek pinggir jalan enoh dong Juk...”

Juki kembali membuang pikiran bejatnya dengan seibuk menekan klakson agar mobil didepannya cepat jalan. Namun sekuat apapun imannya imronya tetap lemah, hingga kembali melirik lewat kaca tengah itu untuk kesekian kali. Dengkuran kecil yang keluar dari bibir seksi itu meyakinkan wanita berparas bule itu sudah lelap dalam tidurnya, membuat Juki semakin memberanikan diri menelisik lebih jauh. Anjing apaan tuuuhh..... buset dahhh... kaga salah lihat gue...

Kedua mata lelaki berperawakan kurus mulai terbelalak ketika ia melihat celana ketat yang dikenakan Patricia terlihat sobek dibagian selangkangan. Juki hampir tak percaya dengan apa yang ia lihat, namun ia semakin yakin bahwa yang ia lihat barusan itu nyata, bukan efek kabur karena kaca spion tengahnya yang mulai berjamur.

ntuuh beneran memek tuuhh, seriusan... gue gak salah lihat kan... ia bener sih”

Saat mobilnya kembali terhenti oleh antrian lampu merah, Juki mulai memberanikan diri untuk langsung melirik kebelakang. Membuktikan sendiri dengan mata bahwa bayangan putih ditengah celana hitam itu benar-benar bayang dari celah jurang surga dari seorang wanita.

Posisi duduk Patricia yang sedikit miring dan condong ke arah kursi pengemudi, membuat Juki dengan mudah mengamati. Meski ia tidak bisa melihat dengan jelas bentuk indah itu lebih jauh, karena kedua paha wanita itu masih mengapit. Ditambah langit yang mulai menghitam karena mentari sudah lenyap dalam peraduannya.

Kalau saja lelaki itu tak ingat dosa, mungkin saat ini tangannya sudah menyibak kedua kaki jenjang itu agar ia bisa melihat lebih jelas bentuk vagina yang masih terlihat samar. Namun ia berpikir dua kali, kalau ia sampai berani melakukan itu lalu wanita itu terbangun dan berteriak TOLOONG, pasti orang-orang yang lalu lalang di trotoar sana akan datang menggeruduk mobilnya dan memberikan bertubi-tubi bogem mentah.

Juki kembali membuang pikiran jahat itu, jauh-jauh ia merantau untuk menghidupi keluarganya, bukan pulang dengan membawa titel ‘supir taksi cabul’. Ia tidak membayangkan bagaimana reaksi orang kampungnya ketika mengetahui Juki yang merantau ke kota, malah menjadi penjahat kelamin dengan melecehkan penumpang wanitanya sendiri.

Tetapi semua itu buyar ketika Patricia bergerak dalam tidurnya dan membuat posisi duduknya semakin serampangan. Kedua kakinya membuka lebar memamerkan belahan vaginanya yang berbulu lebat. Meski tak dapat melihat jelas karena suasana kabin yang gelap, namun cahaya lampu dari depan sesekali memberikannya kesempatan untuk melihat gundukan daging yang lebar dan berbulu indah. Seketika membuat sang supir semakin kewalahan menghadapi situasi ini, batang kemaluannya yang tak seberapa besar itu semakin tegang membuat sesak celana kain yang ia kenakan.

Aduuhhhh sialaan... musti gimana ini gue ...mana duduknya makin serampangan lagi.. brengsek bikin makin mupeng ajaa ini ibu ibu bule...” gumam Juki lirih mencoba fokus menyetir sembari menggerakan tangkai di pangkal selangkanganya.

Juki mencoba menepuk kaki wanita itu, namun sang pemilik kaki jenjang itu tak kunjung tersadar dari tidurnya. Malahan posisi duduknya semakin turun hingga selangkangannya kini semakin dekat dengan jangkauan sentuh si Juki.

“Ya awooh... kok malah makin deket saja sih tuh meki.... mana kelihatannya merah legit gituh yaah ampuuuun.... ya awoooh... Juki harus gimana niih ya awoooh... masa Juki harus megang sih... Juki takut kali ... ntar kalau disangka mau ngelecehin bagaimana coba??... tapi Juki juga pengen megaaang, barang sebentaar ajaa... Gak apa apa kan ya awooh.. gak dosa kan kalau megangnya cuma bentar...”

Desakan hawa nafsu itu akhirnya melumpuhkan iman dan logika lelaki berusia 29 tahun itu. Tangan kiri lelaki itu mulai berani menyentuh dan menjamah pangkal paha yang menggelambir indah dibelakang sana. Sentuhan pertama itu tidak menimbulkan reaksi berarti dari sang wanita, membuat Juki semakin berani untuk menjelajah lebih dalam lagi. Namun keasyikan bermain dalam himpitan jurang kewanitaan itu terusik oleh suara klakson dari belakang. Terkejut, Juki segera membenarkan posisi duduk dan segera menginjak pedal gas.

Juki sadar betul yang barusan ia lakukan itu salah besar, bahkan ia sering mengutuk perbuatan pelecehan seperti ini. Tetapi lelaki itu justru mendapatkan sebuah sensasi dari tindak pelecehannya barusan. Sensasi yang memicu adrenalin yang tidak akan dia dapat dari pelacur yang selalu memenuhi hasrat birahinya secara monoton.

Tak lama taksi yang dikendarai Juki sampai pada sebuah gerbang besar bertuliskan ‘Dahlia Residence’. Namun lelaki itu tidak segera membelokkan mobilnya masuk ke dalam perumahan elit itu. Ia justru mencari jalan yang sepi dan menghentikan mobilnya di bawah pepohonan rindang. Ia segera turun dan beralih ke kursi belakang. Segera ia mengeluarkan batang kejantanannya yang sudah sejak tadi meronta-ronta.

Juki memposisikan tubuh penumpangnya yang masih tertidur pulas itu hingga ia dapat mengarahkan penisnya pada lubang hangat yang hanya bisa ia sentuh sedari tadi. Kini batangnya benar-benar dapat merasakan nikmatnya lubang kenikmatan wanita kelas atas berparas bule.

Setelah dirasa pas, lelaki itu mulai memompa tubuh semampai itu dengan gerakan pelan. Ia tak ingin wanita itu terbangun dan merusak semua kesempatan ini.

Achhh

Achhhh

“memek indo memang enaak ternyata” Racau Juki dalam setiap hentakan pinggulnya.

Kali ini Juki tak hanya merasakan nikmat dar memek wanita bule–walau terasa longgar tetapi tetap mampu memberikan cengkeraman pada penisnya yang berukuran standar– tetapi Juki juga merasakan lembut dan hangatnya payudara kecil nan sekal lantas meremasnya secara kasar. Lelaki itu mulai menyibak kaos putih yang terlihat lusuh itu, dan kembali mencengkeram dua buah gunungan lantas memilin puncaknya sembari terus mengobok vagina yang kian menggelitik batang kontolnya..

“rasain loo. Ini pembalasan terhadap bangsa lo yang dulu menjajah bangsa gue” canda Juki dalam konaknya mengobok dan menusuk vagina Patricia dengan kasar dan tak ada ampun.

Puas memainkan kedua payudara dari noni bule, Juki mulai beranikan diri menyentuh wajah cantik yang masih terlelap. Saking lelap dalam alam mimpi sampai mulutnya terbuka lebar, hal itu tak lantas membuat Juki geli ataupun jijik. Pemandangan seperti itu justru semakin membuat nafsu Juki semakin naik. Ia memasukan kedua jarinya dan mengobok mulut sang wanita.

Tusukan dua jari yang cukup dalam hingga menyentuh batang tenggorokan tak juga membangunkan Patricia, hanya sedikit membuat wanita itu terbatuk

“Aje gilee nihh bule, gue obok – obok mulutnya dia kaga banguun... gue sodok saja kali ya pakai kontol gue.”

Dicabutnya batang kemaluan sang supir dari liang senggama penumpang cantik berparas bule. Kemudian ia mengarahkan batang yang mengkilat oleh cairan kewanitaan kedalam mulut yang kian menganga. Dengan nafsu binatangnya ia menyodok penisnya kedalam mulut seperti ia menyodok memek penumpang cantiknya barusan.

“Bangsaaaaattt... mulutnye juga kaga kalaah nikmaat... anjiiiingg...”

Acchhh

Juki melihat secara jelas bagaimana penisnya keluar masuk dari bibir yang sensual itu. Bibir yang terbubuhi warna merah yang semakin membuatnya seksi. Juki terus memompa penisnya secara kasar dan brutal hingga bibir itu sedikit membuka dan mengeluarkan suara seksi yang membangkitkan gairah.

“Mas !! sudah nyampe bukanya saya dibangunin, eehhh ... malah bengong !!... “ Seru sang wanita menyodorkan sejumlah uang sesuai yang tertera pada layar argometer “ Ini ongkosnya, ambil saja kembaliannya.” Lanjut sang wanita seraya turun dari dalam taksi.

Hal itu membuat Juki tersadar dari lamunan joroknya tentang memperkosa seorang penumpang cantik berparas bule. Ia tidak pernah sampai menyentuh vagina itu, karena sang penumpang anggun bernama Patricia itu ikut terbangun oleh suara klakson di tengah kemacetan tadi. Meskipun begitu, Juki tetap beruntung karena sudah melihat bentuk nyata vagina dari noni bule yang meskipun terlihat lebar dan berbulu tetapi tetap indah dipandang.

Sambil memandang tubuh tinggi menjulang yang beranjak masuk kedalam rumah besar bergaya modern, Juki menuntaskan konaknya dengan mengocok penisnya hingga seluruh air maninya membanjiri celana dalam.

“Haahhh... Noni bule, achhhhh kalau suatu hari noni jadi penumpangku lagi, aku berjanji akan berani memperkosamu... achhhhh... achhhhhhhh achhhhhhhhh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd