Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Tatonya keren :alamak:

Makasih updatenya om
 
Secret and Desire
Chapter 13

The U
nexpected Tragedy

IJ.jpg





Satu hari sebelum masyarakat Jakarta merayakan hari jadi kotanya yang ke-488, Galih akan menginjakan usia ke-19. Usia yang bisa dibilang matang, karena biasanya manusia akan beranjak dari remaja menuju sebuah kedewasaan. Namun itu akan lebih keren apabila ia sudah tidak lagi menggenakan seragam putih abu-abu. Ya, sudah cukup kenyang Galih mendapat pertanyaan “loh kamu masih SMA toh?” atau cibiran “weh beri hormat pada kepala suku", dan segala ejekan yang sebenarnya tidak pernah ia pedulikan. Galih sudah berdamai dengan kenyataan itu dan terus berusaha agar tidak menjadikan hal itu sebagai beban kehidupan.

Galih sangat beruntung lahir dan dibesarkan ditengah keluarga yang terbuka dan beragam. Papanya Muslim sementara mama adalah Nasrani. Toleransi yang mereka ajarkan pada Galih akhirnya membuatnya menjadi pribadi yang selalu menghargai sesama. Galih tidak pernah membeda-bedakan orang lain, semua orang ia perlakukan sama. Bahkan asisten rumah tangga ia anggap sebagai teman serta supir keluarga yang selalu ia anggap seperti kakak. Tetapi gara-gara itu juga bang Roni; supir keluarga; kerap menonjok Galih karena sering melecetkan Vespa kesayangannya. Lazimnya, perlakuan semacam itu akan berbuah pemecatan. Sayangnya sebagai seorang ayah dan kepala rumah tangga, Rama juga memiliki sisi nyentrik dalam dirinya. Mendapati sang anak di pukul, bukannya memarahi sang supir, ia justru membiarkan Roni dan Galih berkelahi, seolah itu adalah hiburan disore hari.

Sejak berusia 10 tahun Galih tidak pernah lagi suka akan sebuah perayaan. Baginya sebuah perayaan terlebih perayaan ulang tahun merupakan hal yang konyol dan buang-buang waktu saja. Harus mengundang banyak orang yang membuat rumah menjadi sumpek atau harus mencicipi kue tart yang sama sekali tidak ia sukai

Meski lebih sering bersikap manis, tetapi Galih tetap saja seperti anak remaja pada umumnya yang sering membuat kedua orangtuanya pusing dan menggelengkan kepala. Membeli motor dan mobil yang tidak pernah sekalipun ia pakai, rasanya sudah tidak lagi membuat Rama dan Patricia mengelus dada. Pernah pada suatu saat, Galih memukul wajah seorang guru ketika ia masih di bangku SMP. Bahkan sang guru harus dirawat dirumah sakit lantaran kehilangan empat gigi depanya. Patricia dan Rama harus berurusan dengan pihak sekolah kala itu, dan mereka pasrah apabila anaknya dikeluarkan. Namun pada akhirnya kedua orang tuanya merasa bangga karena Galih melakukan itu karena ia membela salah satu teman perempuannya yang menjadi korban asusila si guru pedophile.

Walau terkadang sering bersikap nyeleneh dan kerap bertindak tanpa pikir panjang hingga membuat keonaran. Galih tidak segan membantu siapapun. Membantu supirnya yang telat membayar cicilan motor, membantu Asih yang membutuhkan uang untuk biaya sekolah adiknya. Bekerja sama dengan kakeknya membantu para warga tidak mampu khususnya wanita dan janda yang tinggal dibelakang komplek untuk bekerja di pabrik milik kakeknya. Lalu menggunakan uang tabungannya untuk memberangkatkan umroh guru ngajinya semasa kecil. Galih layaknya ‘hero’ bagi orang yang benar-benar mengenalnya. Tapi ia tidak ingin dianggap demikian, ia hanya ingin membantu. Itu saja.


~~~Secret and Desire~~~

“Bagaimana tadi ujian terakhirnya?” Patricia bertanya pada Galih yang asyik duduk menyaksikan film diruang keluarga lantai dua.

“Lancar, Alhamdullilah ... semua bisa teratasi kok. “

“Oh ya, lusa kan mama ke Singapura, papamu juga kayaknya bakal menyusul dari Semarang, tapi mama usahain deh kalau hari sabtu urusan kerjaan sudah beres, hari minggu pagi mama sudah di Jakarta..”

“Gak usah dipaksain maah... Nanti malah urusan kerjaan mama berantakan lagi”

“Tapi kan mama kepengen ngerayain hari ulang tahun kamu yang ke19..” Ujar Patricia terlihat murung “Tahun kemaren mama sama papa gak dirumah, bahkan baru bisa ngerayain ultah kamu dua bulan kemudian ... masa tahun ini kayak begitu juga”

“Sudah sih mah, yang terpenting buat Galih itu kesehatan mama sama papah, gak ada yang Galih ingin kan selain itu!!.”

“Makasih ya, kamu selalui bisa ngertiin mama sama papa.” Mucchhh.. Patricia mengecup pipi Galih cukup dalam dengan penuh rasa cinta.

“Sama-sama mah ... justru Galih yang ingin ngucapin banyak terimakasih sama mama dan papa, khususnya mama. ... mama sudah banyak ngajarin Galih banyak hal, mengubah Galih dari anak cengeng menjadi anak yang kuat, dari remaja yang lemah menjadi lelaki dewasa yang bertanggung jawab. Kalau bukan karena didikan papa dan mama selama ini mungkin saat ini Galih masih bandel.”

“Memangnya sebandel apa sih kamu? Berantem saja gak pernah, sekalinya mukulin orang ... eh guru kurus ceking yang kamu pukul sampai 4 giginya copot.”

“Ya jangan diinget yang bagian itu dong” Wajah Galih merah padam diingatkan kenakalan semasa SMP meski kenakalan itu akhirnya memberikan banyak pujian baginya.

“Gak nyangka ya sudah hampir setahu... hmmmm .... kamu inget gak saat itu? saat pertama kali kamu... hihihi”

“Bagaimana Galih bisa lupa .... seumur hidup Galih gak akan pernah lupa mah ...Makasih ya memberikan Galih ‘itu’”

Bagaimana Galih bisa lupa dengan sebuah hadiah yang berharga yang pernah diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Saat itu dua bulan sejak Galih berusia 18 tahun Patricia memberikan sebuah kado yang tidak akan pernah ia bayangkan. Kado berharga yang semestinya tidak diberikan oleh Patricia kepadanya.


~~~Secret and Desire~~~



Suatu malam 10 bulan yang lalu,


Sebuah pesta syukuran kecil baru saja diadakan untuk merayakan berulang tahunya Galih yang ke 18. Meski hanya di hadiri kakek nenek, dan beberapa sanak saudara namun pesta itu tetap meriah meski tidak bising. Hanya sebuah panjatan doa dan makan malam bersama, namun tetap memunculkan kehangatan keluarga yang sangat jarang didapatkan sehari-hari. Itulah alasan Patricia memaksa Galih merayakan hari kelahirannya meski sudah lewat 2 bulan. Hanya lewat momen seperti ini seluruh keluarga dapat berkumpul, bersilaturahmi dan tentu saja saling memaafkan dari salah yang mungkin saja terjadi.

Semua saudara yang hadir saat itu memberikan Galih beragam hadiah. Sebuah vinyl Queen langka dari papa, sebuah cincin warisan dari mbah Kusumo, dan beragam hadiah lain yang tentu tidak bisa dinilai dengan uang. Dari semua hadiah yang didapatkan Galih saat itu, tentu hadiah dari kakek Peter-lah yang paling ‘berlebihan’, Galih mendapat sebuah hadiah berupa tabungan senilai 1 milyar. Namun itu tidak sepenuhnya hadiah, karena ada tantangan dibaliknya. Galih boleh saja menghabiskan uang itu malam itu juga, tetapi oleh kakeknya Galih diberi tantangan agar menggunakannya untuk hal yang lebih bermanfaat dan berpahala.

Dari semua orang yang hadir hanya Patricia yang belum memberikan hadiah. Bukan karena lupa, melainkan hadiah yang akan diberikan oleh Patricia tidak bisa ia berikan secara langsung dhadapan banyak orang.

“Memang mama mau kasih apaan sih, sok misterius segala” Tanya Galih saat itu, cukup pensaran karena memang tidak biasanya Patricia tidak memberikan hadiah

“Nanti saja kalau semua orang sudah pulang” Bisik Patricia ditengah keramaian keluarga.

Malam harinya ketika suasana rumah begitu sepi. Semua sanak saudara sudah pulang. Bahkan Rama ikut mengantar paman Galih yang tinggal di Bogor. Entah apa yang ingin diberikan mamanya sampai harus menunggu semua orang pergi, sebegitu spesialnya-kah hadiah itu. Galih membatin.

“Galih inget apa yang mama ucapkan waktu mama pernah mergokin kamu onani dan waktu papah kamu marah besar gara2 kamu nonton video porno” Tanya Patricia sembari menuangkan anggur pada gelasnya sendiri.

Galih terdiam sejenak mengingat perkataan mamanya beberapa tahun yang lalu.” Ehhh... waktu itu mamah bilang, kalau Galih bisa menghindari itu semua mamah akan memberikan Galih sebuah hadiah saat Galih sudah 18 tahun....” Jelas Galih mencoba menerawang karena ia sendiri masih belum paham apa yang mamanya maksud kala itu.

So, kamu lakukan apa yang mama minta waktu itu?”

Galih mengangguk “Iya, sejak itu ... Galih gak pernah lagi nonton vidio porno bahkan Galih gak pernah lagi onani..”

“Mama percaya kamu jujur, itu kenapa mama akan memberikan hadiah ini.”

weit. what gift, you will give to me? “

“Me..”


Me?? M-maksud mama ...” raut wajah Galih berubah seketika mendengar ucapan mamanya saat itu.

“Ya, mama ingin ... sttt hughhh... mama ingin kita have sex!!”

”What, aro you crazy? Yo you...
kamu itu mama aku.. untuk apa mama kasih itu kepada Galih.. Aku gak bisa nerima itu. ini salah maah...”

Please Galih, M-mama tahu ini salah .. t-tapi mama sudah pikirin ini mateng2 ... mama mohon !!”

This is stupid, its crazy Galih mengumpat saat meninggalkan mamanya. Galih tidak mungkin menerima pemberian hadiah yang Patricia katakan ‘spesial’ selama ini. Akal sehatnya menolak seketika, ia tidak mungkin menyetubuhi Patricia. Meski darah yang mengalir dinadi mereka tidak sama, bukan berarti hal seperti itu lazim dilakukan.

Marah akan hal itu Galih pergi dari rumah. Dua minggu ia tidak pulang. Bahkan hingga akhirnya ia memutuskan pulang. Ia tak sedikitpun mau berbicara dengan Patricia meski kamar mereka boleh dibilang satu ruangan. Beruntung Rama jarang dirumah saat itu sehingga Patricia tak harus menjelaskan apa yang terjadi. Namun ia tidak bisa membiarkan semua ini terus berlangsung.

Ketika yakin Galih bisa diajak bicara, Patricia memberikan sebuah buku bersampul kulit sapi. Galih membuka buku itu yang dihalaman pertamanya tertulis sebuah kalimat 100 things to do before 50 . Betapa terkejutnya saat Galih membaca tulisan dihalaman selanjutnya yang berisi daftar keinginan Patricia sebelum ia berusia 50 tahun. Semakin terkejut ketika hampir sebagian daftar itu berhubungan dengan sex dan namanya berada pada urutan ke 67.

Yes, Galih i'm is a nympho, sex maniac. Sejak muda mama sudah mengidap kelainan seksual, dan mama tidak pernah puas dengan seks yang mama lakukan selama ini. Mama selalu ingin sebuah tantangan, mama ingin selalu melampaui batas. Dan ya, kesalahan mama adalah memasukan nama kamu dalam daftar itu.”

Patricia mengungkapkan hal yang selama ini menjadi rahasia besar dalam hidupnya.

“Jadi mama.... bener-bener ingin Galih .... untuk .... make love with you?”

Sebuah anggukan bernada memohon dilakukan oleh Patricia, bahkan ia tak kuasa menahan air matanya. Ia sadar yang ia inginkan itu salah, namun Patricia mungkin tidak akan tenang seumur hidupnya bila keinginan itu tidak terwujud.

“Kalau itu memang yang mama ingin kan, Galih mau.” Ujar Galih ikut meneteskan air mata lalu memeluk tubuh mamanya.

Kesediaan Galih memenuhi permintaan mamanya disambut dengan sebuah pelukan. Pelukan paling erat yang pernah mereka lakukan sebagai ibu dan anak. Patricia mulai mencium bibir Galih dan berusaha memagut dengan bibirnya. Meski ciuman bibir sudah menjadi tradisi dikeluarganya, namun ciuman ini terasa sedikit berbeda. Dengan bimbingan Patricia, Galih pun membalas ciuman mamanya. Ia memaut mengulum dan berakhir menggigit.

Selama ini Galih sering memeluk Patricia, memegang payudaranya, bahkan kerap tanpa sadar menempelkan kemaluannya di bokong Patricia ketika tidur. Namun semua itu ia anggap tak lain hanya pelukan penghantar hangat. Tetapi yang ia rasakan saat ini jelas berbeda. Ada sebuah hasrat yang menggebu, jantungnya berlari dan nafasnya mulai memburu. Darah kusumo yang mengalir ditubuhnya mulai memanas hingga seketika membakar logikanya.

Walau bagaimanapun yang saat ini ia jamah adalah istri dari papanya yang tak lain merupakan ibu Galih sendiri. Semua pergumulan dosa itu dilakukan diatas kasur tempat Rama beribadah diatas tubuh Patricia. Semua itu dilakukan ketika rumah benar-benar sepi, tanpa Rama ada disini. Namun semua itu seperti terlupakan begitu saja ketika remasan itu mulai sedikit mengilukan.

“Stttt... easy boy .... easyy booy... pelas-pelan saja ... mama akan ajarin kamu dari yang paling dasar.”

Secara perlahan Patricia mengajari anaknya. Dimulai dengan cara menelanjangi seorang wanita, membelai tubuh wanita, meremas payudara wanita, mencumbu titik sensitif wanita lalu beranjak pada cara memperlakukan kewanitaan secara layak. Sepanjang malam itu Galih diajarkan banyak hal, layaknya pendidikan kilat, Galih dipaksa mengerti tanpa harus memahami terlebih dahulu. Karena bagi Patricia pemahaman seks akan muncul beriringan dengan desah yang muncul.

Dirasa siap, Patricia meminta Galih menempelkan batang kemaluan anaknya itu. Batang yang ternyata sedikit lebih panjang dari milik suaminya namun tidak lebih tebal. Galih meringis saat batang kemaluan yang belum lama dewasa itu masuk pada mulut vagina Patricia yang berbulu. Merasakan setiap gerak otot vagina yang terus memijit seluruh permukaan penis.

“Acchhhhh...... jadi ini yang waktu itu mama bilang ... yang akan lebih enak dari onani”

“Betul sayang... kalau dulu kamu gak nurut perkataan mama dan terus beronani, mungkin kamu gak akan merasakan sensasi yang sama seperti sekarang.... ACHHHHHHH”

“Ya begitu sayaang... dorong pinggul kamu... masuki mama lebih dalam”

Perlahan namun pasti Galih memahami segala instruksi dari sang mama. Kecerdasan intelektual yang ia miliki sejak lahir, rupanya memudahkan ia menyesuaikan diri pada pengalaman pertama ini. Galih mulai berani menghentakkan tubuhnya meski di awal Galih terkejut karena mengira Patricia kesakitan.

Hampir sejam Patricia merasakan pompaan kontol anaknya yang membuatnya mendapat orgasme berkali-kali. Namun Galih nampak masih perkasa, gerakannya masih sama ketika pertama kali ia menghentak.. vagina serta kasur sudah basah oleh carian peluh dan mani yang keluar dari liang vagina, namun ia tak kunjung merasakan kedatangan banjir dari sang anak.

Merasa lemas dan pegal, Galih menghempaskan tubuh diatas tubuh kurus mamahnya, ia menhempaskan nafas di wajah mamahnya yang terus memberikan cumbuan yang menenangkan..

“Keturunan mbah Kusumo memang ..... achhhhh. .... kaya binatang semua ya?”

“Maksud mama?”

“Ya kayak papah kamu, papah kamu kalau main sama mamah juga begitu.. kalau gak ketiduran karena cape ya mama paksa keluar dengan kocokin keceng2 kontol papa kamu.”

“Mana Galih tahu..... ehhh ... sssttt.... maaah bentar yaah maah Galih kayaknya mau pipis deh....”

Fiinally, udah Galih pipis ajah di dalam memek mamah, mama sudah nunggu kan dari tadi...”

“Tapi maaah... Galih kepengen pipis... sudah gak tahaan... ssttssss....”

Patricia menahan tubuh Galih dengan sebuah pelukan yang erat. Patricia memeluk dengan kedua tangan dan kakinya melingkar tubuh Galih. Membuat pemuda berwajah feminim itu tak kuasa bergerak..

“Ayoo sayaang pipisin mamah...!!”

“Tapi maah... bener nihhh.... achhh sstttt.... aduuuhh... achhhhhh”

CUUURRRR





~~~Secret and Desire~~~



HAHAHAHAHAHA

Patricia dan Galih sama-sama tertawa mengingat kejadian yang mereka berdua alami malam itu. Kejadian pada malam 10 bulan yang lalu, pada malam yang telah mengubah cara pandang Galih pada wanita. Namun tentu saja akhir dari pelajaran pertama terkadang tidak mengenakan.

“Tahu kamu waktu itu mau kencing mana mama bolehinn..” AHAAHAHA Tawa Patricia kembali lepas teringat saat Galih mengencingi lubang vaginanya hingga membasahi seisi kasur.

“Salah mama sendiri kan, waktu itu kan Galih bilang mau pipis ehhh, mama malah memeluk tubuh aku, ... ya, mau gak mau galik kencing deh di memek mama... hihihi.... sampe- sampe kasur bau pesing....” Kelakar Galih berlanjut mencumbuh pipi Patricia. “Tapi setelah itu Galih makin jago kaaan??”

“Iya setelahnya sih kamu makin Jago dan mahir, jago berbagai gaya, jago beragam variasi. Tapi sejak itu juga kamu sering ml sama perempuan lain.” Kesal, Patricia membuang wajah cemberutnya.

Galih meraih wajah mamanya dan menarik kearahnya “ Jadi mama cemburu? Masa sama teman mamah sendiri cemburu sih? .... Lagian sama tante Juwita cuma sekali kok. cuma saat itu aja... gak pernah terulang lagi.”

Not her.. kalau Juwi sih mamah tahu .... tapi perempuan lain .... yang waktu itu kamu minta mama ajarin kamu anal sama deeptroth itu loh... who do you have fuck??”

Galih merangkul leher Patricia dan membelai lembut rambut brunettenya “ Kalau itu Galih gak sampai ml kok, Galih cuma ingin dia merasakan sensasi dari anal seks. Itupun, Galih cuma pakai dildo kok.”

“really?”

“Mama tahu kan Galih gak pandai berbohong?”

“Ya I know ... who is she?

“My english teacher, miss Anna..” Jawab lirih Galih mengakui..


“Oh yang teteknya gede itu?” Dengan tatapan sinis Patricia menatap Galih dan menduduki pahanya. “ Jadi sekarang kamu memang sukanya yang besar-besar ya, pantes mama sekarang gak pernah kamu sentuh, padahal 3 bulan kemarin papa kamu di Surabaya loh.”

“YEE... bukan itu alasanya kali mah... 3 bulan ini kan disekolah lagi padet banget jadi Galih gak ingin capek. Mamah sih enak, setiap kali orgasme bisa langsung fresh, nah kalau Galih. Mama tahu sendiri ... Galih itu tegangnya susah ... tapi sekalinya ereksi buat ejakulasinya juga lama... sekalinya keluar bisa sampai sejam lebih... ya terkuras dong tenaga Galih... bisa-bisa mama dapet surat panggilan sekolah gara-gara Galih sering ketiduran dikelas.” Terang Galih meremas kasar payudara datar mamanya.

“Becanda kok.... Galih boleh sama siapa saja, asalkan tanggung jawab, and be safe. Mama gak mau kamu kebablasan dan bikin kamu nyesel nantinya. Ya!!”

Belum terlalu malam untuk segera terlelap. Masih cukup banyak waktu untuk sekedar bersenang-senang. Mengisi kesunyian malam dengan sebuah desah dan rintihan. Patricia mengajak Galih berdansa setelah ia memutar sebuah lagu romantis. Saling berdendang menggerakan pinggul dan saling menatap penuh arti.

So....how about tonight?” Patricia mengajukan pertanyaan nakal kepada Galih yang berada didekapannya.

“Terserah mamah...”

“Oh ya mah, rumah kita kapan jadinya sih?”Lanjut Galih bertanya

“Kenapa kamu kepengen banget cepet pindah kesana ya?”

“Ya ... biar mama bisa sepuasnya berteriak dan gak perlu khawatir didengar tetangga kalau mama dan papa sedang bercumbu?”

“Bisa gak sih, sehari kamu itu gak ngeledek mamah...” Protes Patricia berimbuh sebuah cubitan diperut..

“ACHhhhh yaaah ... ampuunnn...”

“Ya sudah, tapi sampai mama keluar 3 kali saja ya, Gak mau ah sampai mama harus dapet 7 kali... besok Galih masih harus ke sekolah.”

Your exam is over, right? ... ngapain harus kesekolah lagi?”

“Ya kan masih ada banyak kegiatan.. “

“Ya udah deh... gih kamu duduk. Biar mama bikin kamu ngaceng dulu.. dasar kontol aneh. Susah banget sich dibikin tegang...”

“Namanya juga anugrah .... harus di syukuri dong...”

Sementara Patricia menuju kamar menghambil sebotol pelumas. Galih duduk diatas sofa dan membuka celana berikut celana dalamnya. Lalu Galih mengelus penisnya yang masih menekuk kebawah, sudah agak mengeras namum belum tegang betul. Butuh treatment agar membangkitkan Godzilla yang bersemayam itu.

“Oh ya mah, tadi pagi Galih bisa loh ngaceng dengan cepat.”

Patricia berjongkok dekat kaki anaknya sembari memegang sebuah botol pelumas yang biasa ia gunakan untuk foreplay.

“Tumben? Gara -gara lihat apa?”

“Payudara yang ngeluarin ASI..”

“Hmmmm ... siapa lagi ini?, kamu jangan nakal gitu achhh...”

“Gak nakal kok, wong Galih tadi cuma dimintain tolong buat mompain air susunya bu Hesti.”

“Hesti? G-guru di SMA kamu?”

Mengangguk Galih membenarkan.

“Astaga Tuhan.. kali ini mama gak mau ikut campur loh ya kalau kamu terlibat masalah disekolah. Mama mah masa bodo deh... ..”

“Tenang saja sih mah, Lagian cuma bantuin memerah ASI kok gak sampe yang bagaimana-gimana “

“Tapi kamu benerean langsung ngaceng? immediately horny?”

“No., Galih tetap lakuin terapi pernafasan yang mama ajarin kok. Jadi tetep bisa aku kontrol...”

“Syukur deh... ya sudah cepet senderan...”

Galih menyenderkan tubuhnya kesofa dan memejamkan matanya lalu membiarkan Patricia melakukan treatment yang dapat membangkitkan gairah anaknya dengan kilat. Hanya Patrcialah yang mengerti dimana letak titik rangsang disetiap tubuh Galih. Dan selama ini hanya melalui Patricia saja Galih benar-benar bisa ‘konak’ secara maksimal.

Patricia membaluri lengannya dengan cukup banyak cairan pelumas. Dengan segera tangan itu meremas kencang penis anaknnya itu dan lekas memberikan kocokan memutar. Perlahan namun pasti penis Galih membesar melebihi genggaman tangan Patricia.

“Achhhh... dingin maah... achhhh aw AWWWW AWWW...”

“Mahh maahh.... kok panaaas....”

“Panas kepriwe jan? “ Ujar Patricia memejamkan mata mengocok penis Galih dengan hikmat.

“MAH MAH SERIUSAN MAAH ..... ini kontol Galih panas banget tahuuu... MAAAHHH..... mama pakai apaaa sihh.. AWWW sakitt maah berhenti dulu ngocoknya” Galih merintih kesakitan, kocokan mamanya tiba-tiba berubah menyakitkan.

“YA Mamah pakai pelumas biasa, tadi mama ambil di meja belajar kamu tuuh...”

“YAHH MAAHHH YAAAHHH ACHHH MAA JANGAN DITARIKKK”

“Ehhhhhh ... Kok nempeeel....”

“Botol yang dimeja belajar aku? Itu mah isinya bukan pelumas maaah achwww .... itu CA Glue, lem super itu.... aduhhh kontol Galih PEDES BANGET nihh....”

Bukan pelumas yang ada didalam botol durex play melainkan Cyanoacrylates Adhesives bahan perekat yang mampu menempelkan semua benda dalam waktu singkat. Hanya dalam hitungan detik benda sekeras logam dapat menempel sempurna. Dan tentu saja kontak langsung dengan kulit akan menyebabkan efek terbakar, terlebih Patricia tadi menuangkan cukup banyak di telapak tangannya. Tentu saja kulit penis Galih terasa seperti terbakar dan melepuh. Bahkan kulit telapak tangan Patricia kian menempel dengan erat pada batang penis Galih.

Patricia berusaha menarik genggamannya, namun semakin ditarik Galih semakin menjerit karena kulitnya terasa ditarik, perih sudah pasti. Keduanya makin dibuat panik mana kala mereka menyadari tak ada siapa-siapa di rumah. Tak ada yang bisa mereka mintai tolong. Dan sangat tidak mungkin tengah malam menggedor rumah tetangga dan membiarkan mereka tahu rahasia yang hampir setahun ini mereka sembunyikan.

“Ya sudah deh maah... ke UGD saja dehh....!!!”

“Loh yoo ngawur kamu... ke UGD sama saja nyodorin kita jadi viral dong sayaang!!!.. gimana sih kamu ...!!”

“STTTT terus gimana nih maah,,,, kontol Galih makin panas niihh.... achhhhh ssttt awww ... mah jangan ditariiiikkkkk...!!!”

“Iya-iya... ihhh ... Kamu sih lem pakai dimasukin kedalam botol pelumas!!”

Dalam kepanikan Patricia mencoba tenang dan mencari solusi. Tiba-tiba ia teringat tak jauh dari rumahnya ada seorang temannya yang seorang dokter. Iapun meminta Galih menutupi dirinya dengan sarung dan perlahan turun ke bawah. Namun saat sampai ke garasi Patricia baru sadar ia menggenggam penis Galih dengan tangan kanan, rasanya tidak mungkin ia bisa mengendarai mobil dalam posisi ini. Ia pun meminta Galih yang menyetir, meski tahu anaknya itu tidak pernah lulus sekolah mengemudi, tapi paling tidak Galih pasti tahu dasar-dasar dalam berkendara.

“Dah kamu gak perlu takut, mobil mamah kan matik. Kamu cuma harus nginjek gas sama rem..”

“Tapi maah... nanti nabrak gimanaa?”

“Sudah gak ada pilihan lain...”

Sebelum naik mobil Patricia menelepon temannya dan memberitahukan ia ada keperluan urgent. Setelah bersusah payah naik kedalam mobil akhirnya Galih berhasil duduk dibangku kemudi. Ada sebuah anggapan kekuatan tersembunyi akan keluar pada situasi yang mendesak. Hal itu terbukti, meski tak pernah sekalipun lulus sekolah mengemudi akhirnya mobil mercedes itu perlahan keluar dari garasi rumah.

Meski awalnya sedikit oleng dan hampir menabrak tiang listrik, namun Galih mulai terbiasa mengendalikan mobil dengan kecepatan rendah. Meski penisnya masih terasa panas, ia berusaha fokus melihat jalan dan terus mengarahkan kemudi menuju klinik pribadi teman mamanya itu.

Butuh waktu hampir setengah jam hingga akhirnya mereka sampai. Lalu Patricia membantu Galih turun dari mobil, kemudian masuk kedalam klinik yang memang sengaja dibuka oleh temannya. Untung saja saat ini jam 1 malam. Sehingga tidak ada orang yang melihat.

“Ya ... Tuhan Jesus, Pat pat.. Lo ... itu ya ....ya ampuun.... ckckckc .... kenapa bisa begini siih.....?” Seorang dokter terkejut melihat kondisi Patricia dan Galih saat ini yang sangat menyedihkan.

“Sudah, deh kamu gak usah banyak tanya dulu... gimanapun caranya cepet lepasin ini” Rengek Patricia masih sedikit panik.

“Pat lo kan tahu gue dokter gigi... gue ... hahaha... mana pernah nanganin hal kayak gini..” Ungkap Grace sedikit menahan tawanya

“Ach mau dokter gigi kek mau dokter apaan.. pokoknya bantuinn....”

“Galih ... galih mamah kamu ngapain kamu sih sampe nempel begitu... hihi” Ujar dokter bermata sipit berkacamata itu.

Ya sudah gue minta tolong temenku yaah, dia perawat rumah sakit deket sini, semoga sih dia belum pulang....”

Dokter gigi itu pun menelepon salah satu teman perawatnya untuk datang ke kediamannya. Tak lama seorang wanita berpakaian putih masuk kedalam ruang praktek dimana tubuh Galih tertutup oleh selimut.

“ dokter Grace ada apaa ya saya disuruh buru-buru kesini?” Tanya seorang suster yang baru saja selesai piket malam.

“Aduh Amanda, gue juga susah jelasinnya ke kamu.... mending kamu lihat saja sendiri dehh..”

Dokter Grace membuka selimut yang menutupi kaki Galih dan seketika itu membuat perawat berjilbab itu terkejut melihat kondisi ini. Ia memang pernah membantu sorang tukang kayu yang datang ke UGD karena jemarinya saling menempel karena lem super. Tapi bukan menempel dipenis juga .

Perawat yang dipanggil Amanda oleh dokter Grace itu segera mengenakan sarung tangan. Ia memastikan seberapa jauh kulit telapak tangan Patricia menempel pada kulit penis Galih. Perawat itu tersenyum karena ia menilai belum terlalu parah tidak sampai menempel pada lapisan bawah kulit. Amanda menggunakan peralatan yang ada didalam klinik dokter Grace.


Amanda mencoba memanaskan penis dan tangan patrcia dengan infra merah. Berusaha memuaikan lem yang sudah mengering sempurna. Tak lama akhirnya tangan Patricia terlepas, semua tertawa lepas dan berbahagia, terkecuali Galih yang batang penisnya masih dalam keadaan setengah ereksi dan melepuh.


“Untuk sementara penisnya saya balut pakai perban yah mas. Hehe... untuk sementara kok paling dua atau tiga hari ...” Ujar Perawat bergigi kelinci itu sambil membalut penis Galih dengan telaten dan perlahan.


Tak sampai lima menit penis Galih terbungkus oleh kain kasa putih dan terlihat sedikit membengkak karena bahan kimia dari perekat itu sudah membuat kulitnya melepuh.


Haduh maah,,,,, kok apes banget sih”


Lengan Patricia tidak mengalami cedera berarti. Hanya residu dari adhesive menempel pada telapak tangannya. Dokter Grace membantu membersihkan lengan sahabat lamanya itu dengan antiseptik. Sambil terus bergeleng melihat tingkah pola temannya itu yang tak pernah berubah sejak mereka saling kenal selama 15 tahun


“Pat ... Pat... lo itu gak pernah berubah ya... loh itu sudah hampir 50 tahun loh ... tobat sih kenapa... sekarang anak suami lo sendiri lo embat.. sinting dasar loh” Lirih Grace mengumpat kepada Patricia.

“Berisik kamu ah, pakai ceramah segala, memang disini gereja. Memang aku gak tahu kamu juga belum berubah sejak dului. pakai nyuruh aku tobat...”

“NOO its diferent darlin, I have sex with only one guy. And you? gue yakin sudah hampir seratus cowok pernah ml sama looh...”

“Cerewet . dasar encih encih gak laku... weee”

Wanita berdarah Tionghoa itu sesekali melirik Galih yang penisnya sedang dirawat oleh suster Amanda. Ia segera menemukan jawaban kenapa sahabatnya itu sampai hati menyetubuhi Galih. Yes he have big penis, like his father, i think, gumam Grace.

"Kenapa lihatin anakku terus, yoi wanna try?"

"Kalau mamanya mengijinkan, kenapa tidak" Lirih Grace berkata sembari mengigit bibir bawahnya. "Lagi pula, kamu kan tetap harus bayar perawatan ini... Hihi"



BERSAMBUNG




 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd